Disampaikan dalam Kongres Bahasa Indonesia XI
Jakarta, 30 Oktober 2018
1
PELIBATAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGEMBANGAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
Amich Alhumami, Ph.D. Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas
1
BAHASA DAN IDENTITAS BANGSA
2
1
Slide - 3
Bahasa Indonesia dan Kemajemukan bangsa
Indonesia adalah negara-bangsa bercorak MAJEMUK
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”
Sumpah Pemuda telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
menyatukan kemajemukan dalam masyarakat Indonesia
Relasi Bahasa dan Budaya “Bahasa Menunjukkan Peradaban Bangsa”
Bahasa memiliki peran penting dalam menentukan tingkat peradaban suatu bangsa
Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi (pergaulan), administrasi pemerintahan, kegiatan keagamaan, perdagangan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4 Referensi: Hasan Alwi, 2004: 201-212
Relasi bahasa dan budaya: Bahasa wujud karakter dan jatidiri bangsa
Sifat atau tabiat seseorang dapat diukur melalui budi bahasa, perangai, dan tutur katanya.
Mutu penggunaan bahasa oleh masyarakat penutur, baik lisan maupun tertulis, dapat menjadi ukuran kemajuan peradaban.
Bahasa dan Budaya
Dalam pembangunan kebudayaan, Bahasa dan Sastra
Indonesia memiliki peran penting dalam upaya Penguatan Karakter
dan Jatidiri Bangsa
Bahasa Daerah vs Bahasa Asing
Pelestarian Bahasa Daerah
Bahasa daerah menghadapi ancaman kepunahan, terjadi
karena beberapa sebab:
Tren zaman; migrasi dan urbaniasi; serta penikahan antar
suku/etnik (kawin campur)
Di banyak wilayah, upaya pengembangan bahasa daerah tidak berjalan efektif, bahkan cenderung
gagal; SDM minim; manajemen pengembangan kurang optimal.
Penutur bahasa lokal kurang terlindungi;
Penggunaan Bahasa Asing
Posisi kosa kata bahasa Indonesia terancam oleh beragam penyerapan
bahasa asing (Inggris).
Ruang publik (media promosi) telah dihegemoni oleh bahasa asing
(Inggris) yang seringkali bermasalah.
5
AMANAT PENGEMBANGAN, PEMBINAAN,
DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
6
2
Kedudukan Bahasa Indonesia
7
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara dikembangkan sesuai dinamika peradaban bangsa
(UU No. 24/2009)
Fungsi
Bahasa
Resmi
Negara
Fungsi
Bahasa
Nasional
Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa (1)
8
Pengembangan Bahasa
Indonesia
Penelitian Kebahasaan
Pengayaan Kosakata
Pembaku-an dan
Kodifikasi Kaidah Bahasa
Penyusun-an Bahan
Ajar
Penyusun-an Alat Uji Kemahiran Berbahasa
Penerje-mahan
Publikasi Hasil
Pengem-bangan
Pengembangan Bahasa Indonesia
Memantapkan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara
Meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional
Pemerintah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sesuai dengan perkembangan zaman.
(UU No. 24/2009)
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa (2)
9
Pembinaan Bahasa
Indonesia
Pendidikan
Pelatihan
Pemasyara-katan
Bahasa Indonesia
Penetapan dan
penerapan standar
kemahiran berbahasa Indonesia
Penciptaan suasana kondusif
untuk berbahasa Indonesia
Pembinaan Bahasa Indonesia
Meningkatkan sikap positif agar masyarakat memiliki kesadaran, kebanggan, dan kesetiaan terhadap norma berbahasa Indonesia
Meningkatkan kedisiplinan dan keteladanan dalam penggunaan Bahasa Indonesia
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam penggunaan Bahasa Indonesia
Menciptakan suasana kondusif untuk Pembinaan Bahasa Indonesia
Meningkatkan mutu penggunaan Bahasa Indonesia
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa (3)
10
Pelindungan Bahasa Indonesia
Mempertahankan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara
Pelindungan Bahasa
Indonesia
Pendidikan
Pengem-bangan
Pembinaan
Penelitian Kebahasaan
Pendoku-mentasian
Publikasi
Pihak mana saja yang terlibat dalam upaya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa?
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Sastra (1)
11
Pengembangan Sastra
Indonesia
Penelitian Kesastraan
Peningkatan jumlah dan mutu karya
sastra Indonesia
Kodifikasi sastra
Indonesia
Penyusun-an Bahan
Ajar
Penerje-mahan
Pengalih-wahanaan
Publikasi Hasil
Pengem-bangan
Pengembangan Sastra Indonesia
Memantapkan kedudukannya sebagai kekayaan budaya bangsa dan sebagai pengungkapan budaya daerah dalam bingkai keIndonesiaan
Meningkatkan fungsinya sebagai peneguh jati diri bangsa dan solidaritas kemanusiaan
Meningkatkan posisi sastra Indonesia sebagai bagian dari sastra dunia
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Sastra (2)
12
Pembinaan Sastra Indonesia
Pendidikan Sastra
Pelatihan Sastra
Fasilitasi perkem-bangan
komunitas sastra
Fasilitasi penyajian
karya sastra
Penciptaan suasana kondusif
untuk bersastra
Pembinaan Sastra Indonesia
Meningkatkan sikap apresiatif masyarakat terhadap Sastra Indonesia
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam karya Sastra Indonesia
Menciptakan suasana yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan Sastra Indonesia
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Sastra (3)
13
Pelindungan Sastra Indonesia
Mempertahankan fungsi Sastra Indonesia sebagai sarana: • Pengenalan, penumbuhan, penghayatan,
dan pengamalan nilai-nilai kemanusiaan • Penyadaran dan penumbuhan sikap serta
penghalusan perasaan dan budi pekerti • Peneguhan jati diri bangsa dan
penumbuhan solidaritas kemanusiaan • Pengungkapan wawasan keIndonesiaan
Pelindungan Sastra Indonesia
Pendidikan
Pendataan dan
Pendaftaran
Pendoku-mentasian
Peningkatan Apresiasi
Publikasi
Pihak mana saja yang terlibat dalam upaya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sastra?
REGENERASI AHLI BAHASA
14
3
Slide - 15
Regenerasi Ahli Bahasa (1)
Indonesia dikenal memiliki ahli bahasa bereputasi internasional (e.g. Amran Halim, Anton M. Moeliono, JS Badudu, Harimurti Kridalaksana, Lukman Ali)
Selain berperan dalam pegembangan bahasa, mereka juga turut memperkuat diplomasi budaya Indonesia di tingkat dunia.
Di wilayah Asia Tenggara, mereka menjadi rujukan akademis para peneliti dan pengkaji masalah kebahasaan. Khususnya bagi Malaysia, tokoh-tokoh tersebut dianggap sebagai ‘guru’ sekaligus rujukan dalam perencanaan, pembinaan, dan pengembangan bahasa.
Prof. Dr. Amran Halim
Prof. Dr. Anton M. Moeliono Prof. Dr. H, JS Badudu
Drs. Lukman Ali
Prof. Dr. Harimurti Kridalaksana
Slide - 16
Regenerasi Ahli Bahasa (2)
Para ahli bahasa di Malaysia, seperti Abdullah Hasan, Datim Azizah Mokhzani, Asmah Haji Omar, selalu menjadikan Anton M. Moeliono sebagai rujukan dalam merespon segala persoalan kebahasaan di Malaysia.
“Pak Anton bercakap, selalunya ada falsafah ilmunya. Inilah perkara yang sebenarnya bagi pensyarah muda sangat memberi kesan. Apabila kita bercakap apa falsafah kamu, apa yang mendasari ilmu kamu, maka jadilah begini…termasuklah perancangan bahasa” (Abdullah Hasan)
“ Saya mendapat kesan yang amat mendalam daripada Profesor Anton Moeliono, bukan kerana rigidnya, tetapi dari segi mentalnya, dari segi pemikirannya. Dia boleh berbincang, yang begitu meyakinkan. Dan dia tahu apa yang disebut itu seolah-olah itu kebenarannya, tak dapat disalahkan lagi. Very dominant character. Sampai sekarang saya kagum. Dan saya teringat cara dia berbincang-bincang” (Datim Azizah Mokhzani)
Anton M. Moeliono
Slide - 17
Regenerasi Ahli Bahasa (3)
Fenomena ketokohan (nama besar) ahli bahasa di masa lalu perlu menjadi perhatian para peneliti, khususnya yang bertugas di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Bagaimana kondisinya saat ini?
Berapa banyak ahli bahasa yang menjadi rujukan para peneliti bahasa di luar Indonesia?
Transimisi dan alih generasi ahli bahasa penting dilakukan dalam konteks menjaga standar kualitas pengembangan bahasa.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu merumuskan formula dan strategi kaderisasi.
Para peneliti memiliki peran penting dalam proses transimisi dan alih generasi ahli bahasa.
Slide - 18
Regenerasi Ahli Bahasa (4)
Bahasa Indonesia menjadi objek kajian oleh para sarjana asing. Sebagian dari mereka bahkan menyumbang banyak tulisan terkait persoalan bahasa Indonesia.
André Möller (Oct 14, 1982, Germany)
Slide - 19
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (1)
Bahasa Indonesia penting diajarkan di lingkungan perguruan tinggi, dengan beberapa tujuan:
Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mahasiswa terampil dalam menulis berdasarkan kaidah bahasa yang benar.
Perkembangan terkini, beberapa fakultas di perguruan tinggi negeri dan swasta di beberapa sudah menghapus mata kuliah Bahasa Indonesia.
Slide - 20
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (2)
Contoh kasus: ITB
Di ITB, mata kuliah Bahasa Indonesia sudah dihapus.
Mata kuliah yang masih terkait, dan mengkaji persoalan seputar bahasa Indonesia adalah Mata Kuliah Pemahaman Teks Akademik
Memiliki kompetensi utama yakni menguasai penulisan karya tulis ilmiah yang terstandardisasi, terutama terkait penulisan dan ejaan baku sesuai EYD.
Saat ini (Kurikulum 2013-2018), mata kuliah tersebut berganti menjadi Penulisan Teks Akademik (Academic Writing), dimana kompetensinya berubah menjadi,
“Mahasiswa mampu menghasilkan esei ilmiah dalam bahasa Inggris yang benar dengan baik dengan menggunakan berbagai jenis paragraf yang terdiri dari kalimat-kalimat yang padu dan runtun (2000 kata) serta sistematika gagasan yang jelas.”
Keterampilan Abad XXI
KUALITAS KARAKTER (kemampuan
beradaptasi pada lingkungan yang
dinamis)
LITERASI DASAR (kemampuan menerapkan
keterampilan dasar)
KOMPETENSI
(kemampuan memecahkan
masalah kompleks)
21
• Ketaqwaan • Integritas • Rasa ingin tahu • Inisiatif • Kegigihan • Kemampuan adaptasi • Kepemimpinan • Kesadaran sosial dan
budaya
• Berpikir kritis • Kreativitas • Komunikasi • Kolaborasi
• Literasi baca tulis • Literasi berhitung • Literasi sains • Literasi finansial
• Literasi teknologi informasi dan komunikasi
• Literasi budaya dan kewarganegaraan
PELESTARIAN BAHASA
DAERAH
22
4
Slide - 23
Pelestarian Bahasa Daerah (1)
Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan ‘bahasa daerah’
Definisi: bahasa yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di daerah di berbagai wilayah Indonesia (Kagami, 2010)
Umumnya berasal dari bahasa asli suatu suku bangsa yang dominan di daerah setempat (e.g. Bahasa Jawa, Bahasa Sunda)
Bahasa daerah menghadapi ancaman kepunahan, yang ditengarai terjadi karena beberapa sebab:
Tren zaman (dipengaruhi oleh media massa);
Mobilisasi penduduk besar-besaran: migrasi dan urbaniasi (dipengaruhi faktor ekonomi)
Penikahan antar suku/etnik (mengakibatkan keterputusan generasi yang menguasai bahasa lokal)
Slide - 24
Pelestarian Bahasa Daerah (2)
Penutur bahasa-bahasa yang ada di Indonesia Timur (Komunitas penutur bahasa Kui-Alor dan bahasa Sumbawa) menghadapi serangkaian tantangan (Shiohara, 2010)
Di kedua daerah tersebut upaya pengembangan bahasa daerah tidak berjalan efektif, bahkan cenderung gagal.
Pelaksanaan otonomi daerah (desentralisasi) berperan dalam proses pelestarian bahasa daerah.
Studi Kasus: Komunitas bahasa Sunda dan bahasa Bali merupakan salah satu unsur pembentuk struktur pemerintahan di level provinsi, sehingga diposisikan secara jelas. Sedangkan penutur bahasa Kui dan bahasa Sumbawa terletak jauh dari pusat pemerintahan dan pemerintah daerah setempat tidak memposisikan bahasa mereka secara jelas.
Bahasa Kui Bahasa Sumbawa
Berdasarkan data Summer Institute of Linguistics (SIL) Internasional 2009, Jumlah penutur bahasa Kui-Alor sekitar 4.242 orang.
Pada 1989, jumlah penutur bahasa Sumbawa adalah 300.000 orang (Data SIL Internasional 2009)
Slide - 25
Pelestarian Bahasa Daerah (3)
Slide - 26
Pelestarian Bahasa Daerah (4)
Beragam langkah telah dilakukan demi menjaga kelestarian bahasa daerah. Hanya saja, perlu ada sinergi dan komitmen dalam menjaga gerakan tersebut tetap berlangsung.
Kebijakan penyampaian informasi 3 bahasa di ruang publik (bandara, dll)
Penggunaan bahasa daerah di TV lokal
Cth: JTV/PT. Jawa Pos Media Televisi, dengan tayangan Pojok Kampung (menggunakan Bahasa Suroboyo sebagai bahasa pengantar)
Slide - 27
Bahasa Asing dan Kosmopolitanisme (3) Salah satu langkah menjaga kedudukan bahasa
Indonesia agar tidak tergerus oleh dominasi bahasa asing adalah kembali kepada regulasi (UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara).
Bahkan Presiden diharuskan menggunakan bahasa Indonesia dalam forum-forum internasional (penguatan jati diri bangsa dan mengenalkan bahasa Indonesia kepada dunia)
Presiden Xi Jinping (juga presiden Tiongkok sebelumnya), selalu berpidato dalam bahasa mereka, bukan bahasa Inggris.
Presiden Hu Jintao berpidato di Yale, 2007 Presiden Xi Jinping berpidato dalam WEF 2017
Slide - 28
Bahasa Asing dan Kosmopolitanisme (4)
Salah satu tugas - fungsi Badan Bahasa (Kemdikbud) adalah menginternasionalisasikan bahasa Indonesia.
Diimplementasikan melalui program ‘Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan’
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Program BIPA memiliki nilai penting, selain sebagai media menginternasionalisasikan bahasa Indonesia, juga sebagai bentuk pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan.
Badan Bahasa perlu memperkuat kampanye penggunaan bahasa Indonesia bagi penutur asing sesuai standar bahasa yang baik dan benar.
Perkuatan program BIPA—penyediaan guru Bahasa Indonesia bagi penutur asing di luar negeri—harus juga diimbangi dengan penyediaan dan penyiapan guru-guru atau pengajar bahasa Indonesia di tanah air.
Kualitas dan kapasitas pengajar bahasa Indonesia harus terus ditingkatkan.
ANALISA PEMANGKU KEPENTINGAN
29
5
Kewenangan Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra
• Pemerintah melaksanakan: (a) penyusunan kebijakan nasional dan (b) pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra Indonesia; serta (c) fasilitasi pengembangan, pembinaan dan pelindungan bahasa dan sastra daerah
• Penyusunan kebijakan nasional dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
(PP No. 57/2014)
UNIVERSITAS,
LEMBAGA
PENDIDIKAN,
SEKOLAH
KOMUNITAS ORMAS PEMDA SWASTA
Pihak yang
terlibat
30
Pemetaan Pemangku Kepentingan Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra
Balai / Kantor BAHASA
SEKOLAH Program
pembinaan bahasa dan
sastra
ORMAS perjuangan
aspirasi masyarakat
Lembaga Pendidikan
program pembinaan bahasa
dan sastra
SWASTA BIPA
UNIVERSITAS badan publik,
UKBI, BIPA
NGO BIPA
KOMUNITAS Pengumpul kosakata , nara sumber, duta bahasa
PEMDA dokumen kebijakan
Tokoh masyarakat pejuang bahasa dan sastra
PERPUSTAKAAN Pembaca
Siswa, mahasiswa
BADAN BAHASA
PUSAT
peneliti jurnal
31
Kategori para pihak
1. Kategori 1 : memiliki program pengembangan/perlindungan/pembinaan, menjadi kelompok sasaran, melahirkan dokumen kebijakan
2. Kategori 2: memiliki program pengembangan/perlindungan/pembinaan, menjadi kelompok sasaran, tidak melahirkan kebijakan
3. Kategori 3: memiliki program pengembangan/perlindungan/ pembinaan, tidak menjadi kelompok sasaran, tidak melahirkan kebijakan
4. Kategori 4: tidak memiliki program, menjadi kelompok sasaran
32
Pemetaan Peran Pemangku Kepentingan
33
PARA PIHAK KONTRIBUSI/PERAN SUMBER DAYA
UNIVERSITAS / LEMBAGA PENDIDIKAN
•KELOMPOK SASARAN •BADAN PUBLIK •UKBI •BIPA
•MAHASISWA •MAHASISWA ASING •DOSEN •PENELITIAN •PENELITI
KOMUNITAS MASYARAKAT/SEKAA/
•PENGUMPUL KOSA KATA •BAHASA PUNAH DAN HAMPIR PUNAH •NARA SUMBER BAHASA DAN SASTRA •PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA •PROGRAM DUTA BAHASA
•PROGRAM •KELOMPOK KERJA •PENGHUBUNG
SWASTA •KELOMPOK SASARAN •PELAKSANA PROGRAM UKBI •BIPA
•PERUSAHAAN •MODAL •TENAGA KERJA ASING
ORGANISASI MASYARAKAT •PERJUANGKAN ASPIRASI MASYARAKAT •KONTROL SOSIAL TERHADAP MASALAH •MENGANGKAT ISU SOSIAL DALAM BAHASA DAN SASTRA
•ORGANISASI •KONTROL SOSIAL
TOKOH MASYARAKAT •SEBAGAI PENYAMPAI ASPIRASI MASYARAKAT •PEJUANG BAHASA DAN SASTRA •PENGGERAK
•PENGARUH DI MASYARAKAT •DIPERCAYA
PEMERINTAH DAERAH •PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN •DOKUMEN KEBIJAKAN •ASET BARANG DAN JASA
•LEMBAGA PENELITIAN/PENDIDIKAN •PERAN DAN KEWENANGAN
• Memiliki tingkat kepentingan rendah, namun pengaruhnya kuat terhadap program
• Perlu dijaga tingkat kepuasan terhadap program
KONSULTASI, DAN INFORMASI
• Memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang tinggi
• Perlu dijalin kerjasama yang baik dengan kelompok ini
KOLABORASI, KOORDINASI, dan BERBAGI PERAN
• Memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang rendah
• Memerlukan upaya penanganan minimal
MONITOR
• Memiliki tingkat kepentingan tinggi tapi kurang memiliki pengaruh
• Perlu intervensi afirmasi agar kepentingannya tidak menjadi korban dari program
KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI
Analisis dan Strategi Pelibatan Pemangku Kepentingan
34
TINGKAT PENGARUH Rendah Tinggi
Rendah
Tinggi TINGKAT K
EPE
NTINGAN
*Diadopsi dari Keystone (2009)
A B C D
TERIMA KASIH
35