Download - E bulletin ppsu taiwan ed 3
Edisi November 2015
E-Bulletin
PPSU TAIWAN Persatuan Pelajar Sumatera Utara
We Welcome You !!!!
DAFTAR ISI
BERBAGI TULISAN
Si Toba dan si Bali Garam dan R80 Langkah kecil...
PPSU TAIWAN
We Welcome you…. Jonathan Parapak…. Hari Besar Bulan ini...?
TAHUKAH KAMU?
Kekayaan Alam Indonesia
E-BULLETIN NOVEMBER 2015
E-BULLETIN NOVEMBER 2015
Visi
Mewujudkan Keadilan Sosial Melalui Peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) Bagi Seluruh Rakyat Sumatera Utara
Misi
1. Mewujudkan 15000 doktor (S3) tahun 2040 di Sumatera
Utara; 2. Merangkul dan memfasilitasi putra/i Sumatera Utara meraih
beasiswa S1/S2/S3 ke Taiwan tanpa dibatasi oleh suku, ras, aga-
ma, dan golongan; 3. Memediasi universitas-universitas di Taiwan untuk berkun-
jung atau melakukan perekrutan langsung atau kerjasama dengan
Profil PPSU Taiwan
Sejarah
Persatuan Pelajar Sumatera Utara (PPSU) di Taiwan berdiri atas
prakarsa dari Mula Sigiro, seorang tokoh pemuda Sumatera Utara
yang juga sebagai inisiator, pendiri dan presiden Gerakan
Mewujudkan 15000 DOKTOR (S3/Ph.D) Tahun 2040 di Sumatera
Utara, GERAKAN ini didirikan Mula tanggal 17 Agustus 2013 di
https://ppsutaiwan.wordpress.com/
Profil PPSU Taiwan
Tujuan
1. Menjalin dan mempererat persaudaraan, persatuan, dan kesatuan seluruh pelajar Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara di Taiwan pada berbagai kegiatan akademik, sosial, dan budaya sehingga menjadi komunitas kepemilikan bersama bagi Pelajar dari Sumatera Utara di Taiwan;
2. Menjadi wadah yang membimbing dan mengarahkan pela-jar dari Sumatera Utara dalam mempersiapkan berkas pen-daftaran beasiswa ke universitas di Taiwan dan memotori penggalangan dana untuk anak-anak yang kurang mampu secara finansial;
3. Mewujudkan komunitas ilmiah yang profesional, cerdas, dan modern di lingkungan pelajar Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara di Taiwan melalui tercapainya prestasi akade-mik yang baik dan unggul sehingga bermanfaat untuk kepentingan dan kemajuan bangsa;
4. Berperan aktif sebagai duta bangsa untuk meningkatkan citra dan nama baik Sumatera Utara di lingkungan masyarakat internasional melalui prestasi dan kegiatan ilmiah, sosial, dan budaya;
5. Meningkatkan hubungan kerjasama dan kemitraan yang baik dengan organisasi dan komunitas pelajar Indonesia lainnya, baik yang berada di Taiwan maupun di luar Taiwan, pelajar dan masyarakat Taiwan pada khususnya, serta pelajar dan masyarakat internasional lainnya pada umumnya.
https://ppsutaiwan.wordpress.com/
Jumlah Anggota PPSU: ± 141 orang
Pengurus Lama
Pengurus Baru
Apriska Dewi Sipayung,
Nancy Batubara,
Indra lasmana tarigan,
Elisabet,
Meiva
NCU
Agustina Simarmata,
Rachmad Anres
Dongoran, Novaria
Panjaitan,Dohar Manalu
Yunita Butar-Butar,
Elisa sipayung,
Santa lucia,
Nurul Fadilah,
Jonathan
Ropendi Pardede Yohanes Sibagariang,
Harrys Samosir,
Vanna Chrismass
Silalahi, Dora Detrina
Hutagalung
TCU
NCTU CTUST NCHU
New Member
Mandroy
Pangaribuan
Reynalda Sagala
Lely Ophine,
Fransiska Romana
Simbolon,
Nelly Pasaribu
Ganda Christian
Panggabean,
Fidelis Halawa,
Chatryn Simorangkir
Noto Gultom
Gracia Saragih
Jovan sitinjak, erlin
lumbanraja, sartika
tampubolon, carolina
nainggolan, elfi laila,
iwan sianturi, suarman
halawa, jaya madina
Nadoli Ndraha.
Robert Manulang,
Julia Veranita
Sembiring, Irma suryani
gultom,
TMU KMU CCU
NTUST NCYU NTOU
New Member
Jonathan Parapak, Pemula konsep telematika di Indonesia, CEO Indosat dan rektor Universitas Pelita Harapan. Saya memilih judul diatas, diinspirasi oleh dua peristiwa. Tangggal 17 Agustus 2015,
saya sebagai Rektor UPH (Universitas Pelita Harapan) bertindak sebagai pembina upacara,
membacakan sambutan tertulis Menteri Ristek & Dikti dimana ada ajakan: “ayo kerja, ayo ker-
ja, ayo kerja “ yang dikutip dari sajak W.S. Rendra dan juga merupakan pernyataan Presiden
Jokowi sendiri untuk mendorong semua komponen bangsa bekerja untuk membangun negeri.
Dua hari yang lalu saya di Medan sebagai Presiden dari Yayasan Pendidikan Pelita
Harapan mengikuti UPH Festival di Medan , acara unik oleh UPH untuk menyambut maha-
siswa baru dengan memberi semangat dan motivasi tinggi untuk mengembangkan kreativitas
dan daya innovasi yang hanya mungkin dalam budaya semarak belajar bukan ketakutan dan
kekuatiran. Yayasan Pelita Harapan terpanggil untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendidikan holistis berkualitas tinggi. Kini Yayasan Pelita Harapan sedang mengelola 3
universitas, 5 sekolah internasional dan 45 sekolah nasional berkualitas diseluruh nusantara, di
Nias, Toraja, Ambon, Kupang, Papua dan di Jakarta.
Saya sangat bersemangat ikut serta dalam pelayanan ini oleh karena saya yakini bahwa
masa depan suatu bangsa, kemajuan dan kesejahteraan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh
kualitas pendidikan yang dinikmati oleh anak anak bangsa itu. Saya acungkan jempol mimpi
untuk menghasilkan 15.000 PhD untuk membangun Sumatera Utara. Ini adalah satu visi yang
mulia dan harus kita dukung. Saya hanya ingin menambahkan dan mendoakan kiranya para
doktor itu tidak hanya tinggi ilmu, tetapi beriman yang kuat dan berkarakter mulia, dengan in-
tegritas yang tidak diragukan.
Dari pengalaman saya pribadi, kesempatan belajar diluar negeri merupakan kesempatan
emas untuk menuntut ilmu, mengembangkan wawasan, mencari pengalaman, dan memupuk
rasa kebangsaan dari sudut pandang global, yang mendorong kita untuk mengabdi dan berbuat
sesuatu bagi bangsa dan negara.
AYO, AYO, AYO, BERSIAP MEMBANGUN NEGERI !!!
Saya sebagai orang desa dari Toraja, oleh kasih karunia Tuhan belajar di Australia me-
lalui beasiswa Colombo Plan. Selain menyelesaikan pendidikan sampai pasca sarjana, saya
belajar banyak mengenai kehidupan masyarakat moderen, mendalami pertumbuhan kehidupan
spiritual dan belajar berinteraksi dengan masyarakat internasional. Sebelum pulang ke Indonesia
saya bekerja hampir 2 tahun untuk memantapkan ilmu telekomunikasi yang saya pelajari, se-
hingga kembali ke Indonesia dengan kesiapan untuk mengabdi dan membangun negeri.Saya
kembali ke Indonesia tahun 1969, pada saat Indonesia baru saja mengalami krisis yang sangat
berat sesudah peristiwa G30S. Pada saat itu system telekomunikasi Indonesia sangat ketingga-
lan, layanan sangat buruk, dan upaya modernisasi baru di mulai. Tahun 1969 saya bergabung
dengan Indosat dan terlibat dalam phase awal pemamfaatan satelit untuk meningkatkan kualitas
layanan telekomunikasi untuk Indonesia.
Banyak pengalaman berharga saya lalui antara lain yang pertama memimpin siaran lang-
sung TV dari luar negeri ( Asian Games) Bangkok, proyek stasiun bumi untuk wilayah Pacific
Ocean, digitalisasi sentral telekomunikasi internasional, pembangunan sistem komunikasi kabel
laut Asean dan Sistem Kabel Laut Indonesia, Singapura, Medan, Timur Tengah dan Eropa. Tu-
han izinkan saya ikut serta dalam modernisasi telekomunikasi Indonesia, dan berperan di dunia
internasional, baik di International Telecommunications Union (Persatuan Telekomunikasi
dunia), maupun di International Satellite Organization (Intelsat) yang mengatur persatelitan
dunia waktu itu, bahkan sempat menjadi Ketua Dewan Gubernur Intelsat 1989 sd 1990. Tuhan
juga izinkan saya terpilih sebagai Presiden Direktur Indosat selama 11 tahun, dan menyaksikan
Indosat sebagai salah satu BUMN terbaik waktu itu. Dengan pengalaman yang saya gambarkan
ini, pemerintah mengundang saya mengabdi sebagai Sekretari Jenderal departemen Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi selama hampir 9 tahun. Selama di pemerintahan saya terlibat dalam
program deregulasi telekomunikasi yang memungkinkan perusahan swasta ikut berperan dalam
membangun telekomunikasi, memulai layanan telekomunikasi seluler, memulai layanan internet
dll. Deregulasi dan partisipasi swasta telah mempercepat pembangunan telekomunikasi yang
sangat dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kini saya mengabdi dan melayani didunia pendidikan sebagai Rektor Universitas Pelita Hara-
pan.
Saya ceritera yang diatas sebagai suatu kasus yang melukiskan bagaimana Tuhan mem-
persiapkan kita untuk tugas dan kesempatan pengabdian dan pelayanan bagi bangsa dan negara.
Kita semasa muda harus membekali diri untuk tugas panggilan bangsa dan negara. Kini Indone-
sia sudahjauh lebih maju. Dalam merayakan HUT kemerdekaan RI yang ke 70, kita syukuri
perkembangan demokrasi di bidang politik; kemajuan ekonomi dengan income per capita diatas
$4000; pendidikan semakin baik dan merata; layanan kesehatan semakin baik. Namun demikian
saat ini Indonesia masih terus menghadapi tantangan yang sangat berat. Indonesia masih masuk
Negara terkorup didunia; kemiskinan masih menjadi masalah besar; system politik kita masih
menghadapi banyak masalah; pendidikan kita ketinggalan dan bahkan cenderung semakin seku-
ler; layanan kesehatan masih jauh dari memuaskan khususnya didaerah pedesaan; daya saing
kita masih rendah.
AYO, AYO, AYO, BERSIAP MEMBANGUN NEGERI !!!
Oleh karena itu, kita perlu akselerasi dalam berbagai bidang, utamanya dalam penyiapan
SDM yang kompeten, berdaya saing tinggi, berkarakter mulia dengan integritas tinggi. Akhir
tahun ini Indonesia akan memasuki era MEA, terbuka untuk perdagangan bebas dan kesempatan
kerja yang luas. Oleh karena itu upaya khusus harus kita lakukan untuk meningkatkan pendidi-
kan kita, mempersiapakan generasi muda siapun tuk akselerasi pembangunan bangsa dan nega-
ra, negeri yang kitacintai. Ayo, Ayo, Ayo bersiap untuk membangunn negeri.!!!
Jakarta Agustus 2015
Jonathan Parapak
AYO, AYO, AYO, BERSIAP MEMBANGUN NEGERI !!!
E-BULLETIN NOVEMBER 2015
Your business tag line here.
Selain peringatan Hari Pahlawan, bulan November juga terdapat beberapa tanggal
penting yang diperingati sebagai hari besar nasional. Beberapa diantaranya adalah:
5 November: Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
10 November: Hari Pahlawan
10 November: Hari Ganefo
12 November: Hari Ayah Nasional
12 November: Hari Kesehatan Nasional
14 November: Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
14 November: Hari Diabetes Sedunia
21 November: Hari Pohon
22 November: Hari Perhubungan Darat
25 November: Hari Guru
28 November: Hari Menanam Pohon Indonesia
29 November: Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
Teman – Teman PPSU mari menghayati lagi semangat per-
juangan para pahlawan, melalui Puisi chairil Anwar yang du-
lu kita hafal di sekolah
Sumber: http://www.negeripesona.com
Ada yang ingatkah hari besar kita dibulan
November??
DIPONEGORO
Puisi Perjuangan Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Karya : Chairil Anwar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara
merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang
tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat
muda
[1] http://orb.web.id/puisi-diponegoro.html#sthash.6rGux49e.dpuf [2] http://www.kompasiana.com
Si Toba dan si Bali
Menjadi seorang warga Negara
Indonesia merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi ku karena Indonesia terkenal dengan kekayaan
alamnya yang indah, lautnya yang biru, makanan yang enak, dan tentu orangnya yang ramah kepada setiap
turis yang berwisata ke Negara yang dikenal unity diversity. Saat ini, saya merupakan seorang mahasiswa
yang sedang belajar di sebuah Negara yang terkenal dengan sebutan Negara
Formosa. Sudah lebih dari 1 semester saya menikmati indahnya hidup
di Negara ini. Kita tahu bahwa pulau ini mempunyai panjang 394 kilo-
meter (245 mil) dan lebar 144 kilometer (89 mil) tetapi pulau ini
mempunyai kemajuan yang begitu luar biasa mulai dari transportasi,
aman, bersih, dan rapi sehingga membuat saya terkejut dan seperti mim-
pi. Ya maklumlah saya hanyalah manusia biasa yang berasal dari sebuah
kampung di Sumatera Utara yang belum pernah menyentuh ataupun
melihat langsung sebuah kemajuan yang terkadang aku merasa kolot be-
rada disini. Tapi dibanding dengan Negara tercinta yaitu Indonesia,
Negara ku tetaplah home sweet home bagiku.
Di Formosa, saya selalu berusaha agar saya di kenal sebagai Indonesian dengan cara aku
menggunakan pakaian traditional seperti baju ulos, batik, dan mengajarkan mereka beberapa bahasa Indone-
sia. Ini membuat ku merasa bangga karena dapat memperkenalkan Negara ku kepada orang lain. Setiap aku
bertemu mahasiswa internasional, maupun mahasiswa local mereka selalu berkata Indonesia merupakan se-
buah Negara yang begitu indah. Kita garis bawahi, Negara yang indah. Kenapa indah? Ya, karena mereka
hanya melihat dari satu sudut pandang yaitu alamnya. Saya tidak tahu mereka hanya mau menyenangkan hati
saya atau tidak tapi aku sudah merasa senang. Dan mereka hanya tahu Indonesia itu hanyalah Bali. Dalam
benak saya, Yes mereka tahu Bali. Mereka mengatakan bahwa Bali
merupakan sebuah pulau yang begitu indah dan lautnya sangat baik un-
tuk berselancar. Dan satu lagi tiket ke Bali itu sangat murah. Makanya
beberapa teman mahasiswa internasional ataupun local sangat senang
berlibur ke Bali. Setiap mereka menjelaskan tentang Bali, aku mencoba
merespon mereka tentang Bali. Aku berusaha untuk menjelaskan kepa-
da mereka tentang Bali dan untungnya aku tahu tentang Bali bukan aku
pernah ke Bali tetapi aku pernah membaca artikel tentang Bali. Setelah
itu, aku berusaha untuk memperkenalkan sebuah danau yang begitu in-
dah yang tak kalah jauh dengan Bali yaitu Danau TOBA. Setiap aku
bertanya kepada teman-teman disini, Sudah pernahkah kamu ke Danau TOBA atau pernah dengar Danau
TOBA? Dan mereka selalu menjawab NO. Ketika mereka mengatakan NO, disitu juga saya langsung
berkesempatan untuk membuat mereka tahu dan ingin pergi ke Danau TOBA. Tetapi dalam benak, saya me-
rasa sedih karena tak satupun mengetahui sebuah keindahan di kampung ku.
[Danau Toba]
[Bali]
Si Toba dan si Bali
Lanjutan….
Kita tahu bahwa Danau TOBA, adalah sebuah danau vulkanik dengan
ukuran panjang 100kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak
di Provinsi Sumatera Utara,Indonesia (wikipedia.com) dan merupakan
sebuah pulau terbesar di Asia Tenggara. Selain itu Danau TOBA juga
mempunyai tempat-tempat indah dan bersejarah yang dapat di kunjungi.
Namun kini, Danau TOBAkurang terkenal dan diminati seperti dulu
lagi. Sebenarnya apa penyebabnya sehingga kurang diminati? Seperti
dalam sebuah situs (danautobaindah.blogspot..com) yang saya baca, ada
beberapa poin sehingga Danau TOBA menjadi kurang dinikmati, yaitu :
Kerusakan alam yang semakin parah.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah.
Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
Kurangnya sebuah keramahan masyarakat yang ada disekitar Danau TO-
BA terhadap tourist yang berkunjung.
Kurangnya promosi pemerintah tentang informasi akan keindahan Danau TOBA.
Selain itu saya juga menambahi dalam bidang pendidikan. Saya melihat
kurangnya sebuah perhatian di bidang pendidikan terhadap pelajar
ataupun masyarakat yang ada di sekitaran Danau Toba. Seperti bahasa
inggris. Ya, bahasa inggris adalah salah satu alat untuk dapat mempro-
mosikan indahnya Danau TOBA kepada tourist. Namun, alat ini kurang
memadai sehingga Guide untuk tourist di Danau Toba berasal dari Kota
seperti medan. Hmm… iya, Jika saya bandingkan terhadap Bali, sangat
jauh sekali bedanya. Apakah harus orang Bali yang turun tangan untuk
mengurus si Toba?? Mungkin, pertanyaan ini bisa kita jawab dalam hati
kita masing-masing. Dan disini saya mengajak teman-teman yang
khusunya berasal dari Sumatra Utara baik yang sedang merantau di luar
pulau Sumatera ataupun di Luar negeri, Jangan lupa untuk pulang dan dapat membenahi kampung kita yang
di Sumatra Utara khususnya untuk si TOBA karena aku baca sebuah artikel dari rri.co.id mencatat bahwa
5-10 Tahun lagi si TOBA akan dibanjiri Turis Asing. MARI BANGGA MENJADI INDONESIA
Taiwan, September 17th, 2015
Andi Pangihutan Napitupulu
Ironi Impor Garam dan Pesawat R80
Siapa saja pasti akan mengernyitkan jidat ketika mendengar isu impor garam yang belakangan kembali
mencuat. Pemerintah melalui menteri perdagangan misalnya memberikan izin atas impor garam sebanyak 2,2
juta ton pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 impor garam mencapai 405 ribu ton, imbuh Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti (www.gatra.com). Sungguh ini negeri aneh bin ajaib. Negara dengan luas wila-
yah dimana 2/3 wilayahnya merupakan lautan harus mengimpor garam. Garam yang diimpor untuk kebutuhan
dalam negeri memang merupakan garam untuk kebutuhan industri. Alasan utamanya adalah karena kita masih
mengalami kesulitan untuk memproduksi garam jenis tersebut. Sebagai informasi, garam yang dibutuhkan un-
tuk kebutuhan industri adalah garam dengan kandungan NaCL 98%, dan bukan hanya itu, garam kebutuhan
industri tersebut harus memperhatikan kandungan seperti Kalsium dan Magnesium. Benang kusut industri
garam memang tidak hanya bermuara pada ketidakmampuan kita dalam memproduksi jenis garam kebutuhan
industri. Persoalan lahan dan iklim panas yang kurang panjang juga menjadi bagian didalamnya. Namun yang
menjadi pertanyaan setelah berulang kali ganti pemerintahan, dan berulang kali punya pengalaman defisit sup-
ply garam rasanya tidak ada perbaikan dan perubahan yang signifikan dalam mengatasi persoalan garam di
negeri ini.
Bikin Pesawat Saja Mampu
Ironi impor garam ini terjadi di saat Indonesia sedikit bisa membusungkan dada karena akan lahirnya
pesawat baru besutan BJ. Habibie. Pesawat yang diberi nama R80 ini digadang-gadang akan lebih ekonomis
dari generasi sebelumnya N250. Pesawat terbang dengan turboprop (baling-baling) ini akan menghemat bahan
bakar sebesar 15% - 20%, dan lebih ditujukan sebagai moda penghubung antar pulau di Indonesia. Ilham
Habibie sebagai bagian dari project R80 mengakui kalau pesawat ini dirancang oleh 6 (enam) teknisi yang
semuanya asli orang Indonesia. Bahkan Ilham menambahkan kalau kita tidak kekurangan teknisi di industri
pesawat terbang, ada sejumlah orang Indonesia yang belasan tahun bekerja di industri pesawat terbang sekelas
Boeing dan Air Bus.
Lantas penulis teringat juga akan sebuah tayangan televisi swasta nasional yang pernah menghadrikan bintang
tamu orang-orang yang berhasil sebagai ilmuwan di negeri orang. Dia adalah Nelson Tansu dan Basuki Pri-
yanto. Nelson Tansu misalnya, seseorang yang pernah, meraih gelar doktor termuda ini (usia 25 tahun) sudah
mematenkan 14 temuan ilmiahnya. Professor di Universitas Lehigh Amerika Serikat ini telah mengharumkan
nama Indonesia dikancah internasional pada bidang fisika. Sementara Basuki Priyanto warga asli Indonesia
yang punya keahlian di bidang jaringan telekomunikasi kini menetap di Swedia.
Dia telah mematenkan 23 temuan ilmiahnya, dan sangat pantas ketika saat ini da diganjar sebagai pim-
pinan sebuah riset dibidang jaringan telekomunikasi di Swedia. Selain kedua orang tersebut masih banyak lagi
orang-orang Indonesia yang punya segudang keahlian mumpuni yang telah diakui oleh dunia Internasioanal,
sebut saja BJ. Habibie, Yohanes Surya dan penemu jaringan 4G LTE Khoirul Anwar.
Negara Salah Urus
Ketika membandingkan kedua hal diatas, mengenai impor garam dan pesawat R80, lantas kita bertanya
apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan Indonesia. Kita punya orang-orang yang menguasai teknologi sam-
pai level tertinggi namun disaat yang bersamaan kita gagal untuk bisa berswasembada hanya untuk urusan
garam. Kita punya sumber daya yang melimpah, mulai dari ketersediaan SDM apalagi SDA.
Jelas kita masih sangat minim dalam hal memanajemen apa yang kita punya. Pemerintah tidak punya
politic will yang kuat dalam memajukan negeri ini. Kita masih tersandera misalnya dengan urusan perut partai
masing-masing. Terlalu banyak mengurusi urusan “tetek bengek” yang seharusnya tidak perlu. Inilah jadinya
kalau partai bukan representasi konstituennya. Belum lagi pertikaian diantara institusi penegak hukum yang
membuat bangsa ini sangat lelah. Wajar saja ada ratusan orang-orang Indonesia dengan kapabilitas tinggi
memilih tidak kembali ke Indonesia karena pemerintah masih sibuk dengan urusan politik dalam negerinya.
Manusia sebagai mahluk rasional tentu akan memilih tempat yang paling aman bagi dirinya. Aman
bagi perekonomiannya, aman bagi karirnya aman bagi semua mimpi-mimpinya. Dan negeri ini belum sanggup
menyemai harapan mereka, jangan harapkan negeri ini akan maju. Karena orang-orang terbaik yang dimiliki
negeri ini justru mengabdi kepada negara lain.
Sebenarnya persoalan impor garam hanyalah sebuah fenomena gunung es dari persoalan di negeri ini. Ada
banyak persoalan yang menyandera negeri ini bukan karena kita kurang kemampuan dalam menyelesaikann-
ya, tapi kita kurang punya tekad untuk bisa berdiri sejajar
dengan bangsa lain. Kita kekurangan pemimpin-pemimpin di daerah dan nasional yang benar-benar
punya hati untuk mengabdi pada bangsanya sendiri. Musuh terbesar kita masih diri kita sendiri. Memang men-
gutuk tidak pernah menyelsaikan masalah, semoga masih ada orang-orang yang terpanggil untuk membangun
bangsa yang besar ini.
Candra Haris Tua Lubis
Alumi Faklutas Ekonomi Universitas Sumatera
Sedang study S-2 di National Dong Hwa University Taiwan
Anggota Turun Tangan Medan
Langkah kecil, menghapus contoh kecil
Indonesia. Sambil menghela nafas saya mengucapkannya. Kita sama-sama tahu, kalau Indonesia ini
sarang korupsi. Mungkin anda sudah bosan mendengarnya, ya memang. Korupsi ini memang sudah
mengakar, dan sudah berdiam didalam sel-sel tubuh kita. Yang saya maksud dengan korupsi disini bukannya
soal uang, tapi juga soal waktu dan tenaga. Kebiasaan-kebiasaan tersebut bahkan sudah kita kenal mulai dari
kita menginjak bangku sekolah dasar.
Saya masih ingat saat saya kelas satu SD, saat sebelum hari guru, wali kelas saya merayu murid-
muridnya dengan terang-terangan supaya memberikan hadiah kepadanya saat hari guru, baik itu bentuk
hadiah dan uang. Saya tak lah anak orang kaya, kalau bahasa medannya, kerja bapak awak mocok-mocoknya.
Peras keringat baru dapat duit. Selepas pulang sekolah, saya sampaikanlah ke bapak saya yang dibilang wali
kelas saya tadi. “Pak, kata ibuk guru, karena bentar lagi hari guru, jadi gurunya dikasi hadiah..” lalu bapak
saya jawab “Oh iyalah, nanti malam bapak kasi”. Malamnya, saya menerima Rp 500,- dari bapak saya. Dulu
Rp 500,- itu setara Rp 5000 - Rp 10000 lah. Saya tau jumlah itu sedikit, jadi di amplop tempat duitnya, saya
tidak kasih nama, biarpun kecil-kecil saya ada rasa malu juga. Terus saat hari guru tiba saya kasi la itu amplop
ke guru saya. Hari itu aman. Esoknya setelah hari guru, ibu itu datang seperti biasa ke kelas, lalu langsung me-
nanyakan ke kami: “Ini amplop punya siapa?” Dalam hati saya sudah merasa itu punya saya, jantung sudah
degdeg-an. Semua diam. Lalu ibu tersebut bilang, “kalau mau kasi ke guru itu harus niat ya, jangan seperti ini,
Cuma Rp500,- ini uang jajan kalian, menghina guru namanya itu, kalau mau kasi minimal Rp 5000”. Dulu kare-
na masih kecil, saya hanya bisa merasa malu saja, masih polos. Tapi sekarang kalau diingat-ingat, sakit
rasanya. Hal itu berlanjut sampai sekarang, dimana setiap akhir semester banyak diantara kita yang kasi uang
ke guru. Atau sehabis sidang skripsi, kita kasi hadiah ke dosen entah itu baju, dasi, pulpen, uang, d.l.l. sebagai
bentuk terima kasih.
Contoh diatas adalah contoh yang sangat kecil diantara banyaknya kasus lainnya. Untuk mengatasinya
tidak gampang dan butuh proses, hal ini memang sangat butuh proses. Apa sebab? Karena bangsa kita ini se-
dang dalam masa-masa transisi dari generasi lama ke generasi baru. Di pemerintahan yang sekarang ini mulai
terlihat perbaikan-perbaikan yang nyata yang bias kita lihat jika kamu rajin mencarinya di internet.
Apa peran kita? Menjawab hal ini tidaklah susah, kamu-kamu haruslah lakukan dan berikan yang ter-
baik di posisimu sekarang sebagai pelajar. Dan setelah itu berjuang bersama-sama untuk menjadi pemimpin
di Indonesia terutama di pemerintahan. Jawaban yang sederhana namun rasa-rasanya sukar dilaksanakan.
Sudah dua tahun PPSU berjalan, founding father (Bang Mula Sigiro) organisasi inipun sudah sekitar 8
bulan meninggalkan Taiwan dan bergabung ke salah satu universitas swasta di Medan. Namun, beliau tetap
meluangkan waktunya untuk membimbing calon-calon mahasiswa untuk datang dan melamar walau tak
seaktif dulu. Untuk mewujudkan yang 40 ribu itu, Bang Mula sendirian tidaklah cukup, kita semua yang ada di
Taiwan harus ikut berjuang dalam mengajak teman-teman kita yang dari Indonesia untuk datang lebih ban-
yak lagi. Ini mungkin langkah kecil, langkah kecil untuk menghapus contoh kecil, supaya tak ada lagi murid
yang memberikan Rp 500,- kepada gurunya. "Mungkin bisa Rp 5000, Rp 10000, atau Rp 50000.
Jiro Situmorang
BENTONITE
Indonesia sebagai negeri yang kaya akan tambang dan mineral merupakan potensi bagi kita untuk berperan
serta menggali potensi ini. Dari data yang ada [indonesiabentonite], endapan bentonit tersebar di P.Jawa,
P.Sumatera, sebagian P.Kalimantan dan P.Sulawesi dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton.
Potensi ini belum dikelola secara maksimal sehingga kebutuhan bentonit nasional hingga saat ini masih
defisit +/- 20%. Potensi Bentonit di Jawa Timur ada dibeberapa Kabupaten yaitu Kabupaten Blitar, Kab Bo-
jonegoro, Kab Malang, Kabupaten Ngawi : produksi pertahun 756 ton, deposit 1 400 000M3 , Kabupaten
Pacitan: produksi pertahun 1 080 ton
Berdasarkan sifat kimianya, bentonit dibedakan menjadi dua, yaitu sodium (Na) dan Calsium (Ca) bentonit.
Pemakai utama Na-bentonit adalah untuk lumpur bor dalam kegiatan pemboran. Sementa- ra Ca-bentonit
dipakai sebagai penyerap (penjernih) di industri minyak goreng. Salah satu indikator kenaikan produksi Ca-
bentonit dapat dtunjukkan oleh produksi minyak goreng. Hampir di atas 70 % dari total konsumsi digunakan
dalam industri ini. Untuk Na-bentonit jumlah pemakaian banyak tergantung kepada eksplorasi minyak bumi
dan gas.
[Bali]
Kekayaan Alam Indonesia
BENTONITE
Penggunaan
Na-bentonit (sodium bentonit)
1) Sebagai lumpur bor
Fungsi utama Na-bentonit sebagai lumpur bor adalah :
menaikkan daya suspensi air pembilas;
pendingin dan pelumas mata bor;
menahan kotoran bor tidak mengendap walaupun kegiatan pemboran sedang dihentikan;
sebagai penahan stang/tali bor yang makin berat dengan bertambahnya kedalaman atau panjang stang bor
yang digunakan;
menahan tekanan air, gas atau minyak yang keluar dari batuan yang ditembus dan mencegah peresapan
kembali, serta penguat lapisan atau penahan pada dinding lubang bor dan mencegah terkadinya urug.
Bentonit untuk pemboran minyak dan gas bumi harus memiliki sifat mengembang sesuai standar API yang
biasa disebut RP 29, RP 13B, atau dari OCMA.
2) Pengecoran Logam
Bentonit yang dipakai pada industri pengecoran logam besi atau bukan besi adalah bentonit alam dan sintetis
yang berfungsi sebagai bahan pengikat dalam alat cetak.
Dalam dunia perdagangan, bentonit alam disebut juga bentonit Wyoming, sedangkan bentonit sintetis dise-
butbrekbond 2 (Inggris) dan berkonit (Italia). Sifat daya tahan terhadap panas dari kedua jenis bentonit terse-
but tidak sebaik lempung tahan api yang berupa butiran seperti kuarsa, zircon, kromit dan lain-lain.
Jumlah bentonit yang dipakai untuk pengecoran logam antara 4 – 6 % dari berat alat cetak. Pengecoran pada
suhu dan tekanan tinggi diperlukan pengikatan yang lebih sempurna dengan pemakaian bentonit antara 8 –
10 % dari jumlah berat alat cetak. Apabila alat cetak mengalami keausan atau rusak, pembaharuan cukup
dengan menambahkan bentonit 0,1 – 1 % dari jumlah berat alat cetak.
Persyaratan bentonit untuk pembuatan alat cetak pengecoran logam (besi baja) biasanya mengacu kepada
syarat standar Steel Founder’s Society of America (SFSA). Syarat tersebut didasarkan pada kandungan uap
air, konsentrasi CaO, derajat pH dan batas cair. Nilai batas cair bagi lempung bentonit atau jenis lempung
lain harus lebih besar dari 600o C.
3) Pembutan pelet konsentrat besi dan logam Lain
Pemanfaatan bentonit dalam proses pembuatan pelet konsentrat bijih besi dianggap cukup mahal. Selain itu,
apabila dipakai campuran bentonit sekitar 1 % dapat terjadi kontaminasi, kadar besi turun 0,6 % dan silika
naik 0,5 %. Untuk itu, perlu ditambahkan batu gamping dan kokas. Batu gamping (kapur tohor=CaO) atau
kapur padam (Ca(OH)2) berfungsi menurunkan suhu pembakaran dan mencegah terjadinya retak-retak, se-
mentara kokas berfungsi untuk mengikat kelebihan silikat dan terbentuknya silikon karbid yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok, pemoles atau ampelas.
BENTONITE
4) Teknik sipil
Pemakaian bentonit dalam teknik sipil masih terbatas pada pembangunan konstruksi beton, seperti jembatan,
bendungan dan bangunan yang berhubungan langsung dengan air tanah dan air laut. Sifat bentonit yang di-
manfaatkan adalah sifat tiksotropinya.
Tujuan pemakaian Na-bentonit adalah untuk menunjang kekuatan dinding diafragma dan tembok/fondasi
yang masuk ke dalam tanah. Selain sebagai penyelubung, juga berfungsi sebagai penahan atau pengisi
lubang, celah dan pori-pori batuan atau formasi di sekitar dinding atau tembok/fondasi. Bentonit yang
digunakan 3 – 10 %.
5) Bahan pencuci atau pemutih
Pemakaian Na-bentonit sebagai bahan pemutih dan pencuci termasuk mahal, tetapi memberikan hasil yang
baik dan banyak dilakukan. Atas pertimbangan biaya, fungsi bentonit banyak digantikan oleh lempung asam
aktif atau fuller’s earth.
6) Penggunaan lainnya
Penggunaan Na-bentonit di bidang pertanian dan peternakan (sebagai katalis), pembuatan cat dan lain-lain
dipandang sangat mahal. Sebagai subtitusi Na-bentonit dipakai lempung asam, fuller’s earth, pirofilit, atau
talk yang lebih mudah diperoleh dan dari sisi harga lebih murah. Walaupun demikian, penggunaan bentonit
untuk tujuan tersebut masih dilakukan oleh industri atau pengusaha tertentu.
Dalam industri pakan ternak (terutama unggas) bentonit berfungsi sebagai pengikat dengan pembuatan sama
seperti pembuatan pelet konsentrat bijih besi dan ogam lain), yaitu 1-2 % dari berat pakan yang diolah.
Sumber: http://lib.kemenperin.go.id , http://indonesiabentonite.blogspot.tw/
Kekayaan Alam Indonesia
ASPAL BUTON
Potensi yang dimiliki Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, salah satu yang telah dikenal luas adalah kandungan
aspal alamnya, atau yang lebih dikenal dengan istilah aspal buton/ asbuton. Ditinjau dari proses pemben-
tukannya, aspal diklasifikasikan menjadi aspal minyak dan aspal alam. Aspal minyak adalah aspal yang
banyak kita kenal selama ini. Aspal jenis ini berasal dari residu destilasi minyak bumi. Sementara aspal alam
terbentuk dari lapisan minyak bumi yang terperangkap dalam lapisan bumi. Lama kelamaan lapisan minyak
tersebut naik dan bercampur dengan tanah dan batuan. Berbeda dengan aspal minyak yang membutuhkan
eksplorasi hingga kedalaman ribuan meter, aspal jenis ini tidak memerlukan eksplorasi yang sangat dalam
karena biasanya sudah dapat ditemui di kedalaman 1,5 meter, bahkan di permukaan bumi. Asbuton adalah
salah satu contoh dari aspal alam.
Asbuton ditemukan oleh geolog asal Belanda WH Hetzel Asbuton pada tahun 1924, dan digunakan
pertama kali dalam pengaspalan jalan dua tahun kemudian. Diperkirakan total kandungan aspal alam di Pu-
lau Buton tidak kurang dari 750 Juta Ton. Ini berarti 80% cadangan aspal alam di dunia terdapat di pulau
ini, sisanya berada di Trinidad Tobago, Meksiko, dan Kanada. Sayangnya, meski stok aspal melimpah, ham-
pir semua pekerjaan konstruksi jalan menggunakan aspal minyak impor dari negara tetangga. Jika kebutuhan
aspal sebesar 2 Juta Ton per tahun, maka dibutuhkan Rp. 18 Triliun untuk mengimpor aspal minyak.
Bandingkan jika menggunakan asbuton, hanya diperlukan biaya Rp.8,7 Triliun. Artinya dapat dilakukan
penghematan sebesar Rp.9,3 Triliun per tahun selama masa layan minimal 350 tahun!
ASPAL BUTON
Pemanfaatan asbuton untuk proyek-proyek jalan di Indonesia sebenarnya sudah mulai menemui titik terang
pada tahun 1970, yaitu pada ruas Cimahi – Padalarang sepanjang 3 Km. Puncaknya di era 1980an, produksi
aspal buton mencapai masa keemasannya dengan jumlah produksi 300 ribu ton per tahun. Hal tersebut dapat
dicapai tentunya karena dukungan Pemerintah yang saat itu mengeluarkan kebijakan untuk memanfaatkan
aspal buton untuk proyek-proyek Bina Marga. Namun, seiring berjalannya waktu dukungan yang diberikan
pun kian luntur. Saat ini hampir semua proyek jalan menggunakan aspal minyak impor.
Belakangan, Pemerintah kembali mencoba merajut benang kusut pengelolaan dan pemanfaatan asbuton
dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 35 Tahun 2006 tentang Peningkatan Pem-
anfaatan Aspal Buton untuk Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan. Dalam permen ini disebutkan bahwa
setiap tahun Direktur Jenderal Bina Marga menetapkan ruas-ruas Jalan Nasional yang menggunakan asbuton
dalam penanganannya. Disebutkan pula bahwa Pemerintah pusat menyediakan bantuan stimulan bahan as-
buton bagi daerah yang mengusulkan pemanfaatannya. Hanya saja dalam pelaksanaan di lapangan, volume
penggunaannya sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan volume proyek jalan secara keseluruhan. Proyek
-proyek yang tidak masuk kategori wajib asbuton lebih memilih menggunakan aspal minyak impor dengan
berbagai alasan, seperti: kualitas yang lebih baik, harga dan ongkos pelaksanaan lebih murah, serta kemu-
dahan pelaksanaan. Di level daerah juga demikian, hanya Pemerintah Kabupaten Buton yang menerapkan
kebijakan 100% asbuton untuk setiap proyek jalan
Sepertinya diperlukan kebijakan yang lebih tegas dan jelas untuk memanfaatkan dan mengembangkan po-
tensi SDA yang sangat menjanjikan ini. Harus ada target volume yang signifikan terhadap jumlah proyek
secara keseluruhan. Target ini diupayakan meningkat setiap tahunnya seiring dengan usaha-usaha perbaikan
dalam teknik penggunaan asbuton. Memang harus diakui, penelitian tentang asbuton yang selama ini banyak
dilakukan belum mampu memberi solusi terbaik, namun jika harus menunggu lebih lama lagi bisa-bisa po-
tensi asbuton tidak pernah dapat kita nikmati. Harapan yang sangat besar kita gantungkan kepada pemerinta-
han saat ini, semoga dapat melakukan terobosan dalam mengoptimalkan pemanfaatan aspal buton. Tidak
hanya untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga menjadikan negara kita sebagai salah satu produsen aspal
alam terbesar di dunia.
Sumber : http://www.kompasiana.com
Kekayaan Alam Indonesia
E-BULLETIN NOVEMBER 2015