Seminar Internasional
Riksa Bahasa XIIProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
Alamat Penyunting dan Tata Usaha:Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Gedung Pascasarjana
Lt. 6 Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154,Telp. 022 70767904. Homepage: http://riksabahasa.event.upi.edu/
Pos-el: [email protected]
Peranan Bahasa Indonesiasebagai Literasi Peradaban
ii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Seminar Internasional Riksa Bahasa XIIProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia3 November 2018
Diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI bekerja sama denganPerkumpulan Pengajar Bahasa Indonesia. Seminar Internasional ini merupakan agendarutin Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Berisi tulisan yang diangkat dari hasilpenelitian di bidang bahasa, sastra, tradisi, dan pembelajarannya. Artikel yang dimuattelah direview oleh pakar di bidangnya.
Penanggung jawab : Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSPs Universitas Pendidikan Indonesia
Ketua Pelaksana : Tiya Antoni, S.Pd.Pimpinan Redaksi : Desma Yuliadi Saputra, S.Pd.Penyunting Utama : Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
Dr. Vismaia S. Damayanti, M.Pd.Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.Dr. Suci Sundusiah, M.Pd.
Penyunting Pelaksana : Tomi Wahyu Septarianto, M.Pd.Haerul, M.Pd.Saidiman, M.Pd.
Tim Kurator : Cut Nabilla Kesha, S.Pd.Khalidatun Nuzula, S.Pd.Mita Domi Fella Henanggil, S.Pd.Trisnawati, S.Pd.Muhamad Zainal Arifin, S.Pd.
Pelaksana Tata Usaha : Hendriyana
Alamat Penyunting dan Tata Usaha:Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Gedung Pascasarjana
Lt. 6 Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154,Telp. 022 70767904. Homepage: http://riksabahasa.event.upi.edu/
Pos-el: [email protected]
iiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri-nya, masyarakat, bangsa dan negara (Ayat 1 Pasal 1 UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun2003). Konsep pendidikan yang dianut dalam penyelenggaraan pendidikan di Indo-nesia tersebut menyiratkan berbagai persiapan, baik dari warga, masyarakat, maupunpemerintah. Persiapan yang paling mendasar dari semua lapisan tersebut adalahpersiapan kesadaran dan kepahaman terhadap konsep pendidikan tersebut. Keduabentuk persiapan tersebut diperlukan agar dalam pencapaiannya terjadi sinergi dariberbagai aktivitas dari semua pihak.
Saat ini pendidikan di Indonesia diwarnai dengan kondisi yang memprihatinkanuntuk menghadapi era revolusi industri 4.0. menurut berbagai sumber ada tiga halyang harus ditingkatkan dari sebuah bangsa agar dapat menghadapi era tersebut,yakni karakter, kompetensi, dan literasi. Karakter terkait dengan sikap dan perilakusuatu bangsa yang harus mengarah bagi kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan.Kompetensi mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komuni-katif, dan kolaboratif. Literasi bangsa pun harus terus dipacu untuk meningkatkankemampuan membaca, kepahaman budaya, teknologi, dan keuangan.
Seminar Internasional Riksa Bahasa XII merupakan wahana untuk membincangkanpemecahan masalah yang tepat menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui duniapendidikan bahasa Indonesia, baik dari sisi bahasa, sastra, maupun budaya yangmenjadi khazanah bangsa Indonesia. Sejumlah makalah telah disajikan pada acaratersebut dan berlangsung menarik dari setiap pembentangannya. Untuk mendapatkaninformasi yang jelas dari setiap makalah yang dibentangkan, panitia Riksa BahasaXII menyiapkan prosidingnya. Semoga prosiding ini bermanfaat dan kami mohonmaaf atas segala kekurangannya.
Bandung, 3 November 2018
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sambutan Ketua Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
iv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
vSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Prakata PanitiaSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
Kita yang telah terbiasa berproses dalam segala kebaikan, senantiasa setiapperjalanannya berharap mendapat hidayah dan anugerah dari Tuhan penciptaalam dan segala isinya—segala ilmu pengetahuan. Kita bersyukur, langkah
demi langkah perjalanan dalam pelaksanaan Seminar Internasional Riksa BahasaXII telah sampai pada sesuatu yang kita harapkan. Untuk kali pertamanya, tulisan-tulisan yang diterima oleh panitia Riksa Bahasa XII dapat diterbitkan secara daringdan cetak dengan ber-ISSN dan terindeks ke dalam google scholar, serta dapatdiakses secara bebas melalui portal Open Journal System (OJS). Semoga langkahini menjadi sebuah terobosan yang dapat dilanjutkan pada kegiatan selanjutnya.
Seminar Internasional dengan tema Peranan Bahasa Indonesia sebagai LiterasiPeradaban, diharapkan dapat menjadi sebuah wahana di bidang ilmu pendidikan—bagi para akademisi dan praktisi kebahasaan, kesusastaan, dan pembelajarannya.Selain itu, pertemuan mahasiswa lintas kampus menjadi sebuah momentum yangbegitu membahagiakan bagi kita semua. Terlebih, Seminar Internasional Riksa BahasaXII diselenggarakan atas kerja sama Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Perkumpulan Pengajar Bahasa Indo-nesia (PPBI). Dengan demikian, segala problematika pendidikan yang awalnya sulitdiakses karena jarak dapat diolah menjadi sebuah forum ilmiah dalam kegiatan ini.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para pembicarakunci, pemakalah, peserta, panitia, dan pihak-pihak yang telah ikut berkontribusidalam kegiatan ini. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelaksanaan RiksaBahasa XII. Semoga dapat menjadi perbaikan dan pelajaran bagi kita sebagaipenyelenggara. Selamat menikmati prosiding Riksa Bahasa XII, semoga bermanfaat.
Bandung, 3 November 2018
Panitia Riksa Bahasa XII
vi Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
viiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Daftar IsiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
3 November 2018
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDIPRAKATA PANITIA RIKSA BAHASA XIIDAFTAR ISI
MAKALAH PEMBICARA KUNCI
PERSEPSI PELAJAR TERHADAP TINGKAH LAKU PENGAJARAN GURUBAHASA MELAYU SEKOLAH MENENGAH DI NEGARA BRUNEIDARUSSALAMDr. Haji Mohd Ali bin Haji Radin
REPRESENTASI BUDAYA DALAM CERITA PENDEK INDONESIADavid John Rawson, B.A (Hons.), MPS.
KATEGORI BAHASA
PEMBINGKAIAN PRABOWO DAN JOKOWI DI INSTAGRAMMOJOKDOTCO SEBUAH ANALISIS WACANA MULTIMODALApri Pendri dan Vismaia S. Damayanti
PANTUN DALAM KESENIAN TUNDANG MAYANG PADA MASYARAKATMELAYU PONTIANAK (KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK)Ari Kurnianingsih dan Yunus Abidin
1
29
47
55
iiiv
vii
viii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
GERAKAN LITERASI MEDIA DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMINI-MALISIR PENYEBARAN HOAKS MELALUI MEDIA SOSIALAri Rizki Nugraha dan Andoyo Sastromiharjo
PRINSIP KESOPANAN BAHASA DALAM NOVEL KUSUT KARYA ISMETFANANY (TINJAUAN PRAGMATIK)Aruna Laila
UNGKAPAN EMOSI NEGATIF MASYARAKAT MULTIETNIS PANDA-LUNGAN JEMBERAstri Widyaruli Anggraeni, Trisna Andarwulan dan Ruaidah
KAJIAN LINGUISTIK VERBA SERIAL DALAM BAHASA MINANGKABAUAyu Fircha Irdina
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA MESIR PROGRAMKNB DAN DARMASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANGBella Wahyu Wijayanti dan Robiatul Adawiyah 99
KETERAMPILAN LITERASI MEDIA SOSIAL UNTUK MENANAMKANNILAI KEBHINEKAANCecep Dudung Julianto
KLASIFIKASI GAYA WICARA MAHASISWA DALAM PRESPEKTIFMARTIN JOOS (SEBUAH KAJIAN AWAL)Daman Huri dan Sri Wiyanti
INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA TALAUDPADATUTURAN ANAKDestrianika Binoto
TREN BAHASA ANAK JAKARTA SELATANDina Purnama Sari
PERSPEKTIF IDEOLOGIS PADA TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAMFRAGMEN TANYA JAWAB KENDURI CINTA EMHA AINUN NAJIB DANSUDJIWO TEJODwi Sastra Nurrokhma
63
73
83
93
99
109
119
127
137
147
ixSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
VARIASI FONEM SILABI AKHIR KATEGORI NOMINA PADA BAHASAKERINCI DI KECAMATAN HAMPARAN RAWANG KOTA SUNGAIPENUHEsy Solvera, Wahya, dan Wagiati
LEKSIKON BERHUMA DALAM PIKUKUH SLAM SUNDA WIWITAN PADAMASYARAKAT BADUY (KAJIAN LEKSIKOLOGI)Gadis Saktika, Sri Wiyanti, dan Mahmud Fasya
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA MULTIBAHASAWANMAHASISWA DARMASISWA UNIKOMJuanda
IMPLIKATUR PERTUTURAN ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA(SEBUAH STUDI DESKRIPTIF ANALITIS DI SEBUAH PERGURUANTINGGI DI KARAWANG)Kelik Wachyudi, Liza Zakiyah, dan Zakir Hussain
POLA PEMBENTUK KONSTRUKSI VERBA SERIAL BAHASA MADURADAN STRUKTUR KONSTITUEN (KAJIAN TIPOLOGI BAHASA DANSTRUKTUR KONSTITUEN TEORI X-BAR)Khothibhatul Ummah
KESANTUNAN BERBAHASA TOKOH POLITIK INDONESIA DI RUANGPUBLIKMahmudah Nursolihah dan Andoyo Sastromiharjo
MAKIAN PADA KOMENTAR POSTINGAN POLITIK DI INSTAGRAMDETIKCOMMelda Fauzia Damaiyanti
WACANA HUMOR SATIRIS DALAM SASTRASIBER DI AKUN INSTAGRAMTAHILALATSMaulidah Fittaurina dan Machridatul Ijlisa
DAMPAK LITERASI INFORMASI DALAM MEDIA TELEVISI TERHADAPPEMARTABATAN BAHASA INDONESIA PADA KALANGAN REMAJADI KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN CIMAHIMimin Sahmini
155
163
169
175
183
195
203
211
221
x Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KONSTRUKSI VERBA SERIAL TIPE GERAKAN PADA BAHASA ISOLATIF:DALAM BAHASA SIKKA DAN MANGGARAIMonika Herliana
MODEL PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL MELALUI PEN-DEKATAN LEA BERBASIS POLA ASUH KELUARGA DALAM PENUNTAS-AN TUNAAKSARA MASYARAKAT MISKIN PERDESAANMuhamad Zainal Arifin dan Vismaia S. Damaianti
PARTISIPASI AKADEMISI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BAHASAINDONESIAMuhammad Ridlo dan R. Ockti Karleni
REPRESENTASI BUDAYA DALAM TUTURAN GURU: WACANA FUNG-SIONAL SISTEMIKNi Wayan Eminda Sari dan Dawud
NASIHAT GURINDAM DUA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI DALAMMENYIKAPI PENYEBARAN HOAXNurfadilah
EKOLOGI BAHASA DAERAH BACANPipit Aprilia Susanti
KONSTRUKSI BAHASA SARKASME DALAM PERGAULAN KAWULAMUDA BANDUNGRidzky Firmansyah Fahmi, Burhan Sidiq, dan Iin Tjarsinah
KEBIJAKAN BAHASA NASIONAL VERSUS SIKAP BAHASA ASING DIMEDAN, SUMATERA UTARASafinatul Hasanah Harahap
PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI BAHASA JURNALISTIKSofiatin
ANALISIS NILAI BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERI-BAHASA MASYARAKAT MANGGARAI (GO’ET): KAJIAN ANTROPO-LINGUISTIKStefania Helmon
231
239
251
259
267
279
283
297
305
313
xiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
REPRESENTASI UJARAN KEBENCIAN DALAM MEDIA SOSIAL TWITTERSuriadi dan Dadang S. Anshori
HUMOR ISLAMI PADA WHATSAPP: TELAAH WACANA KRITISSusilo Mansurudin
KALIMAT PROMOTIF ANAK DI ERA DIGITALWevi Lutfitasari
PERAN ANTROPOLINGUISTIK MENGURAI TRADISI MANGUPA ADATANGKOLAYusni Khairul Amri
KATEGORI SASTRA
EKSISTENSI BAHASA MELAYU SAMBAS DALAM BUDAYA MAKANBESAPRAH MASYARAKAT MELAYU SAMBASAlif Alfi Syahrin dan Tresna Dwi Nurida
DOKUMENTASI FOLKLOR LISAN: CERITA RAKYAT GRESIK SEBAGAIMEDIA KARAKTER ANAK 6-12 TAHUNAmalia Juningsih
STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA PERNIKAHAN ADAT SASAK SORONGSERAH AJI KRAME DI LOMBOKAnita Listiawati
NILAI FEMINISME TOKOH IREWA DALAM NOVEL ISINGA KARYADOROTHEA ROSA HERLIANYArief Kurniatama, Suyitno, dan St. Y. Slamet
EKSPRESI MORAL REMAJA DALAM NOVEL DILAN 1990 KARYA PIDIBAIQArrie Widhayani, Sarwiji Suwandi, dan Retno Winarni
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM HIKAYAT PRANG SABI KARYATEUNGKU CHIEK PANTE KULUAsriani
325
331
341
353
367
377
387
395
403
415
xii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
FENOMENA MANTRA TOLAK HUJAN DALAM MASYARAKAT PAKIS-JAJAR, KABUPATEN MALANGAsyifa Alifia dan Alfi Cahya Firdauzi
UPAYA REVITALISASI KESENIAN BELUK SEBAGAI BAHAN AJARCERITA RAKYAT UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATASBangbang Muhammad Rizki dan Sumiyadi
NILAI-NILAI BUDAYA TRADISI UPACARA ADAT MERLAWUH DIGUNUNG SUSURU DESA KERTABUMICep Anggi Ferdiansyah dan Yulianeta
EKSISTENSI HADIH MAJA DI KALANGAN MAHASISWA ACEHCut Nabilla Kesha dan Andoyo Sastromiharjo
“JOKO TINGKIR”: ANALISIS NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYATKABUPATEN SRAGENDewi Frisay Latukau dan Yulianeta
NOVEL KOMIK (NOMIK) SEBAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARANCERITA RAKYAT DARI HASIL ALIH WAHANA PANTUN SUNDADini Ocktarina F. dan Nuny Sulistiany Idris
PENGKAJIAN SASTRA DIDAKTIS NOVEL BIDADARI BERMATA BENINGKARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZYErlinda Nofasari, Sumiyadi, dan Ninit Alfianika
MAKNA UNGKAPAN SYUKUR, PERMOHONAN, DAN HARAPAN DALAMMANTRA UPACARA NGUNGGAHKE SUWUNAN: KAJIAN ANTROPO-LINGUISTIKEtheldredha Tiara Wuryaningtyas
REPRESENTASI IDEOLOGI FEMINISME DALAM MEDIA ONLINETIRTO.IDFadli Zakaria dan Yulianeta
KAJIAN FOLKLOR CERITA WANDIUDIU PADA MASYARAKAT BUTONDAN UPAYA PELESTARIANYAFalmawati dan Yeti Mulyati
423
433
441
449
455
463
471
481
491
497
xiiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KAJIAN STRUKTUR MITOS DALAM CERITA PANTUN CIUNG WANARAVERSI C.M. PLEYTEFerina Meliasanti
REFLEKSI KONFLIK BATIN PADA TOKOH DALAM NOVEL GADIS KECILDI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMAGusnetti dan Rio Rinaldi
FENOMENA KELISANAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA DAN SUMBERPEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH DASARHasanatul Fitri dan Sonny Affandi
ALIH WAHANA PUISI TAK SEPADAN KARYA CHAIRIL ANWAR KEBENTUK MUSIKALISASIIndra Irawan dan Sumiyadi
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SYAIR NYANYIANONANG-ONANG PADA PERTUNJUKAN GORDANG SAMBILANIrena Andina Putri Nst dan Tedi Permadi
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL KARYA ASMA NADIA DANIMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHJepri Arizal
PENGGUNAAN BAHASA SUNDA DAN JAWA DI KECAMATAN PUSAKA-NAGARA KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT: STUDIGEOGRAFI DIALEKKartika Nurul Fajrina, Sugeng Riyanto, dan Wahya
ANALISIS PERBANDINGAN TERHADAP FAKTA CERITA ANTARA NOVELSANG PEREMPUAN KEUMALA DENGAN BIOGRAFI MALAHAYATISRIKANDI DARI ACEHLinda dan Sumiyadi
MAKNA MANTRA KESENIAN JATHILAN PADA MASYARAKAT YOGYA-KARTA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIKLukas Budi Husada
PERJUANGAN MERAIH PENDIDIKAN PADA KARAKTER TOKOH DALAMNOVEL MA YAN DAN LASKAR PELANGIMiftakhul Huda, Budi Prasetyo Wibowo, dan Hendi Kurniawan
505
517
533
545
553
563
573
579
589
597
xiv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KONSEP KESETIAAN PEREMPUAN (MUSLIHAT PENOLAKAN PINANGANDALAM SYAIR KHADAMUDDIN AISYAH SULAIMAN)Musliha dan Tedi Permadi
PENGUKUHAN MITOS HARIN BOTAN DALAM CERPEN JEMMY PIRANMusriani
KONSEP PERJUANGAN DALAM HIKAYAT PRANG SABI KARYATEUNGKU CHIK PANTE KULUMutia Agustisa dan Yulianeta
AKTOR-AKTOR LISAN DI KEDAI KOPI (ANALISIS PERUBAHAN REALITASMATERIAL SASTRA LISAN DI TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU)Nanda Darius
TRANSFORMASI MASYARAKAT RIAU DALAM BUDAYA MENJAGALINGKUNGAN DI NOVEL LUKA PEREMPUAN ASAP KARYA NAFI’AH ALMA’RABNoni Andriyani
APRESIASI ROYONG PENGANTAR TIDUR DENGAN PENDEKATANEKOKRITIK GREG GARRARDNur Zaim Mono
MOTIF CERITA PADA SERI CERITA RAKYAT KARYA MURTI BUNANTASERTA KEMUNGKINAN PENGARUHNYA PADA PERKEMBANGANIMAJINASI DAN INTELEKTUAL ANAKOlivia Maulani Choerunnisa dan Yunus Abidin
ANALISIS STRUKTUR PUISI SEDU KARYA FAJAR MARTAPetrinto Shebsono dan Fajar Marta
REPRESENTASI KEKERASAN FISIK DAN SIMBOLIK TERHADAP PEREM-PUAN DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAKRatu Bulkis Ramli
RETORIK LOKALITAS MINANGKABAU DALAM NOVEL-NOVELROMANTISISME PENGARANG ETNIS MINANGKABAU: PERSPEKTIFSTILISTIK-ANTROPOLINGUISTIKRio Rinaldi dan Witri Annisa
605
615
625
631
641
649
659
669
677
691
xvSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
MIMPI GIGI COPOT MASYARAKAT LUMAJANG SEBAGAI FENOMENAKEBENARAN DALAM KAJIAN PRIMBON JAWA DAN TEORI MIMPISIGMUND FREUDRobiatul Adawiyah dan Bella Wahyu Wijayanti
ANALISIS PENOKOHAN TOKOH UTAMA NOVEL “BUNDA, KISAH CINTADUA KODI” KARYA ASMA NADIA KE FILM (KAJIAN ALIH WAHANA)S. Nailul Muna A. dan Yulianeta
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DIKABUPATEN BANYUASINSanti Nurrahmawati
FUNGSI TRADISI UPACARA ADAT BAKAWUA DALAM MENINGKATKANMODAL SOSIOKULTURAL DAN RANCANGAN MODEL REVITALISASITRADISI LISAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TEKS ESKPLANASISonny Affandi dan E. Kosasih
FOLKLOR TENGGER: LITERASI HARMONI BUDAYA, INSTRUMENPENDIDIKAN, KONSERVASI, DAN KEWIRAUSAHAANSony Sukmawan dan Rahmi Febriani
FUNGSI DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT DI KABUPATENKUANTAN SINGINGISri Antoni dan Sumiyadi
IDEOLOGI GENDER: REFLEKSI PERJUANGAN PEREMPUAN KARO DANJAWA DALAM DOMINASI LAKI-LAKISri Ulina B.G., Erlinda Nofasari, dan Fheti Wulandari Lubis
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SASTRA LISAN ADAPAPPASENGSyahru Ramadan, Sumarlin Rengko, dan E. Kosasih
FILOSOFI LANGGAM KATO CERMIN BUDAYA AKADEMIK MAHASISWADALAM BERKOMUNIKASISyofiani dan Romi Isnanda
701
713
721
727
739
751
759
769
779
xvi Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYAANDREA HIRATA SERTA IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJARSASTRA DI SMATanita Liasna
REPRESENTASI NILAI-NILAI BUDAYA NTT DALAM NOVEL ANAK MATADI TANAH MELUS KARYA OKKY MADASARITanzilia Nur Fajriati dan Yunus Abidin
ANALISIS PROSES KREATIF PENYAIR INDONESIA DAN PEMANFAAT-ANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISITedy Heriyadi, Sumiyadi, dan Tedi Permadi
PERTUNJUKAN KRINOK SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TRADISI LISANTiya Antoni dan Tedi Permadi
MANISFESTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUKU CERITAANAK KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) “LILI & LYLIU”Tomi Wahyu Septarianto
MAKNA SIMBOL TUMBUHAN PADA PEMASANGAN TARUB DALAMUPACARA PERNIKAHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIANEKOLINGUISTIKWuri Wuryandari
NILAI BUDAYA SIRI’ DAN STRUKTURAL DALAM PERNIKAHAN ADATSUKU BUGIS SOPPENG SULAWESI SELATANYusni Anisa
KATEGORI BIPA
INVITATION CARD SEBAGAI MEDIA KETERAMPILAN BERBICARADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASINGAsih Riyanti
RELEVANSI WUJUD KOHESI DAN KOHERENSI SEBAGAI BAHAN AJARMENULIS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)Basuki Rachmat Sinaga, Andayani, dan Sahid Teguh Widodo
789
857
845
865
799
809
829
821
837
xviiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
875 BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA: ANALISISPEMBELAJARAN BIPA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAMKONTEKS KECAKAPAN HIDUPLin sihong dan Vismaia S. Damayanti
ANALISIS KESALAHAN AFIKSASI PADA KARANGAN ARGUMENTASISISWA BIPA TINGKAT MENENGAHMurni Maulina
ANALISIS BENTUK KEBUTUHAN AWAL PEMBELAJAR BIPA JERMANDI GOETHE-INSTITUT INDONESIANellita Sipinte dan Andoyo Sastromiharjo
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULISBAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING MELALUI APLIKASIBERBASIS ANDROIDTiryadi Rizki dan Tria Meditanala
IMPLEMENTASI LOKALITAS INDONESIA DALAM BAHAN AJAR BIPATINGKAT DASARTri Hastuti dan E. Kosasih
KATEGORI PEMBELAJARAN
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUIMODEL GUIDED DISCOVERYAmmy Amalia Septyani dan Vismaia S. Damaianti
PENERAPAN MEDIA SLIDE SHOW DALAM PEMBELAJARAN MENULISAnwar Hadi Adistia
INSTRUMEN EVALUASI KETERAMPILAN GURU MEMBERIKAN MOTI-VASI MENYIMAK DAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIABaharman, Haerul, Syihabuddin, dan Vismaia S. Damayanti
MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING(CORE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISIDeden Much. Darmadi dan Kosasih
881
889
895
901
907
915
921
931
xviii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
941 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL ASSURE UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA TULIS ILMIAHDesma Yuliadi Saputra dan Dadang Ansori
PENGEMBANGAN MEDIA VLOG (VIDEO BLOG) SEBAGAI MEDIAALTERNATIF UNTUK MELATIH PROSES BERPIKIR KRITIS SISWADALAM MATERI LAPORAN PERJALANANDevina Alianto
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA BERBANTUAN MODELPEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMANElkartina. S dan Isah Cahyani
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU BAHASA INDONESIATERHADAP PENULISAN SOAL HOTS MELALUI PELATIHAN PENYU-SUNAN SOAL HOTS BERBASIS PENGODEAN TERHADAP TAKSONOMIKARTHWOHLEuis Erinawati
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI KRITIS UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAHDASARFauziah Aulia Rahman dan Isah Cahyani
REKAYASA KREATIF-KRITIS-EDUKATIF PENULISAN CERITA RAKYATINDONESIA UNTUK ANAK USIA SDGivari Jokowali dan Imro’atul Mufiddah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENG-GUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AUTOMOUS LEARNER (PenelitianTindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung)Hendi Supriyadi
KEMAMPUAN MEMBACA KREATIF TEKS MULTIMODALSISWA SEKOLAHMENENGAH KEJURUANHidaina Farhani dan Yeti Mulyati
IMPLEMENTASI BAHAN AJAR KETERBACAAN BERORIENTASI DIRECTINSTRUCTION BERMETODE TPS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGANHOTS MAHASISWAIdhoofiyatul Fatin dan Sofi Yunianti
951
961
969
979
985
995
1001
1011
xixSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1023 PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS KEARIFANLOKAL DALAM MENULIS TEKS EKSPOSISIIlma Oksalia dan Isah Cahyani
MODEL BRAINWRITING BERBANTUAN MEDIA KOMIK TANPA TEKSDALAM PEMBEAJARAN MENULIS KREATIF CERITA FANTASI SISWAKELAS VII SMP NEGERI 2 PARONGPONG KABUPATEN BANDUNGBARAT TAHUN AJARAN 2018/2019Irawati
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUANMENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS XI SMAJuniar Ivana Barus
INTEGRASI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA MENGASAH KETERAM-PILAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMBACA INTENSIFJuniyarti dan Yeti Mulyati
PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL5M BERBASIS KEARIFAN LOKALKhalidatun Nuzula dan Andoyo Sastromiharjo
PEMBELAJARAN DEBAT MELALUI NEURO- LINGUISTIC PROGRAMMINGKusmadi Sitohang dan E. Kosasih
PEMANFAATAN PUISI SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAHASA INDO-NESIA UNTUK PEMBINAAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA PADAPESERTA DIDIK DI SMP TAMAN SISWA BAHJAMBI KABUPATENSIMALUNGUNLili Tansliova dan Netti Marini
SASTRA DIDAKTIS DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRALina Sundana, Andoyo Sastromiharjo, dan Sumiyadi
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI METODE SUGGESTOPEDIA DALAMPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DAN CERPENMahardika Sakti dan Yulianeta
ALAT EVALUASI AFEKTIF BERMUATAN KESANTUNAN BERBAHASADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIAMaulida Azkiya Rahmawati dan Nuny Sulistiany Idris
1033
1043
1051
1061
1071
1077
1085
1095
1105
xx Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1111 TERAPI KODE UNTUK ANAK DISLEKSIA STUDI KASUS KESULITANMEMBACA PADA ANAK KELAS 1,SD EDU GLOBAL SCHOOL Maulinnisaa Tiur R. N. dan Nuny Sulistiany Idris
KEMAMPUAN ANALOGI UNTUK MENULIS KREATIF CERITA FIKSI MENGGUNAKAN MODEL TREFFINGERMega Riyawati dan Yunus Abidin
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA MENGGUNAKAN MODEL SINEKTIKMita Domi Fella Henanggil dan Yeti Mulyati
PENERAPAN METODE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS HOTSNinit Alfianika, Erlinda Nofasari, dan Silvia Marni
PEMANFAATAN BAHAN AJAR BERBASIS APLIKASI DIGITALDALAM PEMBELAJARAN LITERASINurhaidah dan E. Kosasih
PEMBELAJARAN BERBICARA NEGOSIATIF: PERENCANAAN MODEL MULTIMODAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA REMAJA AUTIS Nurhasanah Widianingsih dan Vismaia S. Damaianti
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT APLIKASI PADA ANDROID BER-JUDUL NEMO BERTEMA KEARIFAN LOKAL KOTA SURABAYA UNTUK MAHASISWA PROGRAM DHARMASISWA LEVEL PEMULA (A1) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA TAHUN 2018Pheni Cahya Kartika dan Insani Wahyu Mubarok
TEKNIK ROLE PLAYING DENGAN PENGUATAN EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN DEBAT (STUDI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI KELAS X MAN PURWAKARTA)Puji Suci Lestari, Andoyo Sastromiharjo, dan Nuny S.I.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISIRama Fitriaty Mursalin dan Isah Cahyani
1117
1127
1135
1147
1153
1163
1171
1179
xxiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1191 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH LING-KUNGAN BERBANTUAN MEDIA GAWAI DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASIRatmiati dan Isah Cahyani
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN MELALUIMODEL QUANTUM NOTE-TAKERRetno Puji Lestari dan Vismaia S. Damayanti
EVALUASI PEMBELAJARAN: PERENCANAAN PENGEMBANGAN ALATEVALUASI MEMBACA BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS(HOTS) DENGAN KONTEKS KECAKAPAN HIDUPRia Nopita dan Vismaia S. Damaianti
VALIDITAS PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKSCERITA PENDEK BERBASIS TEKNIK CRITICAL INCIDENTRiska Novia Matalata dan Isah Cahyani
PEMBELAJARAN MENULIS JURNALISTIK MELALUI AKTIVITAS INKUIRIBERBASIS WEB 2.0Riskha Arfiyanti
INDIKATOR TES MENYIMAK BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUPRisky Rhamadiyanti Kurniawan, Vismaia S. Damaianti, danYunus Abidin
ALAT UKUR KEMAMPUAN EFEKTIF MEMBACA BERBASIS MOBILELEARNINGRisya Faisal dan Yunus Abidin
METODE PETA PIKIRAN BERBASIS SKEMA INFORMASI UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS PADA SISWABERKESULITAN MEMBACA PEMAHAMANRizki Akbar Mustopa dan Vismaia S. Damaianti
STRATEGI GURU BAHASA INDONESIA DALAM MEMBUAT SOAL HOTSPADA PEMBELAJARAN ABAD KE-21Saidiman, Rina Heryani, dan Syamsul Bahri
1207
1197
1215
1223
1235
1245
1253
1263
xxii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1267 METODE MEMBACA TERBIMBING (GUIDED READING)UNTUK PENING-KATAN MINAT BACA BAGI PEMBACA PEMULASaskya Veronika Cleopatra, Isah Cahyani, dan Yeti Mulyati
LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULISSeptiana Mauludin dan Isah Cahyani
MENUMBUHKAN LITERASI KRITIS DI KALANGAN MAHASISWA(LITERASI DALAM PERKULIAHAN PENGAJARAN KETERAMPILANMEMBACA)Suci Dwinitia
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASIMELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE BERBASIS MEDIA AUDIOVISUAL DI SMASuci Rizkiana dan Menik Widiyati
PERANCANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK-KOLABORATIFMENULIS PUISI DI SMASuci Sundusiah, Ah. Rofiuddin, Heri Suwignyo,dan Imam Agus Basuki
PEMBELAJARAN MENULIS KRITIS: ANALISIS STRATEGI PEMBELAJAR-AN MENULIS KRITIS DENGAN ANALOGI KARAKTERISTIK BUNGAMATAHARITanti Hartanti dan Vismaia S. Damaianti
MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIKDALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA FANTASITrisnawati dan E. Kosasih
LITERASI SAINS DALAM 32 CERITA PENDEK PADA FESTIVAL LOMBASENI SISWA NASIONALUswatun Hasanah dan Yeti Mulyati
RANCANGAN PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING,ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) BERBASIS KECERDASANANALOGI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS OPINIVita Marlina dan Nuny Sulistiany
1283
1273
1295
1305
1315
1327
1339
1347
xxiiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1357 BUDAYA LITERASI DENGAN STRATEGI CALLA DAN E-LIBRARY DITANAH OMBAKWitri Annisa
PENGGAMBARAN MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PENOKOHAN NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Yudha Patria Yustianto dan Tedi Permadi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 17 SINGKAWANG Zulfahita, Lili Yanti, dan Mardian
KEPRAKTISAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN MENG-GUNAKAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS II SDLilik Binti Mirnawati, Fajar Setiawan, dan Aswin Rosadi
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLOSE READINGM. Hasan Nurdin dan Yunus Abidin
1365
1373
1381
1387
xxiv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
463Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
PENDAHULUANKesusastraan rakyat ialah sastra yang hidup di tengah-tengah rakyat. Biasanyadisampaikan secara turun-temurun secara lisan, dari tuturan ibu pada anaknya, dariseorang juru cerita kepada penduduk sekitar (Fang, 2011, hlm. 1). Kebudayaanyang peneliti soroti adalah pantun Sunda, yang peneliti sebut papantunan dalampenelitian ini. Pantun Sunda atau papantunan merupakan sebuah kesenian dari JawaBarat. Isi dari papantunan yaitu rangkaian kisah yang dituturkan dengan bantuanalat musik kecapi. Tentunya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda sebagaibahasa daerah masyarakat Jawa Barat.
Kebudayaan yang merupakan salah satu kekayaan bangsa dengan mudahditelantarkan begitu saja. Tidak ada rasa takut kehilangan kekayaan itu sama sekali.
NOVEL KOMIK (NOMIK) SEBAGAI BAHAN AJARPEMBELAJARAN CERITA RAKYAT DARI HASIL ALIH
WAHANA PANTUN SUNDA
Dini Ocktarina F.1 dan Nuny Sulistiany Idris2
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, [email protected] 1, [email protected] 2
AbstrakMakalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan siswa akan bahan ajarbermutu mengenai cerita rakyat daerah yang diambil dari pantun Sunda ataupapantunan, tentunya sesuai dengan usia mereka. Kemonotonan cerita rakyatyang diperkenalkan guru membuat siswa tidak memiliki keragaman cerita rakyat.Padahal, di Jawa Barat saja terdapat banyak sekali cerita rakyat, salah satunya ter-dapat pada pantun Sunda atau papantunan. Metode yang digunakan adalah deskriptifdan studi kepustakaan guna menggali fenomena-fenomena yang terjadi. Dari peneliti-an awal yang dilakukan peneliti, ditemukan data bahwa hanya 27,53% siswa yangmengetahui cerita pantun Sunda. Bukan hanya teksnya yang berbahasa Sunda,tapi bentuknya yang sepenuhnya teks membuat siswa bosan. Sebanyak 68,11%siswa justru lebih suka melihat gambar dibanding tulisan. Novel komik dirasa cocokuntuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami cerita rakyat daerah Sunda. Se-lain menonjolkan keseimbangan antara gambar dan tulisan, novel komik juga akanmenumbuhkan minat baca siswa terhadap pantun Sunda. Selain itu, siswa kelasVII SMP pun dapat mulai membiasakan diri untuk membaca buku yang seluruhnyamerupakan teks, tanpa memaksa mereka karena masih ada unsur gambar dalamkomik pada buku tersebut. Pada penelitian ini, novel komik dijadikan sebagai alatpenyampaian sastra klasik daerah Sunda dan alih wahana menjadi caranya.
Kata kunci: novel komik, alih wahana, pantun Sunda.
464 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Perkembangan masyarakat telah mengubah hubungan sastra dengan kehidupan(Sumardjo dan Saini, 1988, hlm. 15). Kehidupan bersastra semakin ditinggalkanoleh masyarakat. Walaupun sastra dan kebudayaan itu sudah tidak lagi sejaya dulu,tapi tetap saja hal itu merupakan warisan dari generasi terdahulu yang harus kitajaga dan kita pelihara. Kebudayaan yang peneliti soroti adalah pantun Sunda, yangpeneliti sebut papantunan dalam penelitian ini. Pantun Sunda atau papantunan me-rupakan sebuah kesenian dari Jawa Barat. Isi dari papantunan yaitu rangkaian kisahyang dituturkan dengan bantuan alat musik kecapi. Tentunya, bahasa yang digunakanadalah bahasa Sunda sebagai bahasa daerah masyarakat Jawa Barat.
Sebagai bangsa yang kaya dengan berbagai kebudayaan, setiap sekolah di setiapdaerah di Indonesia mengajarkan muatan lokal yang berisi tentang pengenalan danpendalaman warisan-warisan budaya daerah setempat. Setiap siswa di setiap sekolahdi Indonesia mempelajari adat istiadat, bahasa, dan juga kesusastraan rakyat yangtumbuh dan mengakar di daerah tempat tinggalnya. Salah satunya adalah dalampelajaran bahasa Indonesia di kelas VII SMP, pembelajaran tentang sastra daerahtertuang dalam KD 3. 12 kurikulum 2013. Pada kompetensi tersebut, siswa dimintauntuk menelaah struktur dan kebahasaan fabel/ legenda daerah setempat yang dibacamaupun di dengar. Jelas, bahwa materi kesusastraan yang dimaksud adalah tentangsastra daerah.
Sayangnya, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa keanekaragaman karyasastra klasik daerah hanya sebatas sejarah saja, tidak banyak siswa yang tahu tetangcerita Mundinglaya Dikusumah, Nyai Sumur Bandung, Kembang Panyarikan, danlain sebagainya. Pengetahuan siswa tentang sastra klasik daerah Sunda hanya sebataskisah Sangkuriang dan Lutung Kasarung. Ternyata benar pendapat Ajip Rosidi yangmengatakan bahwa penulisan kembali karya-karya klasik daerah amat diperlukanguna mengenalkan karya tersebut kepada generasi selanjutnya sehingga seluruhanak bangsa dapat mengenal kekayaan sastra di Indonesia (1983, hlm. 128-129).Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kekayaan sastra klasikdaerah, salah satunya yang paling dirasa paling dianjurkan adalah penulisan kembalimenggunakan bahasa Indonesia, atau dengan kata lain mengubah karya tersebutyang berbahasa daerah menjadi bahasa Indonesia. Bentuknya pun bermacam-macam, ada yang beralih ke novel, film, dan lain sebagainya. Sedangkan bentukyang dipilih peneliti adalah nomik atau gabungan antara novel dengan komik.
Penulis atau lebih tepat disebut pengalih wahana memiliki peranan yang sangatpenting. Yang perlu diperhatikan adalah untuk menjaga keaslian dari ide cerita.Proses alih wahana janganlah sampai mengubah cerita aslinya. Seperti dalam pene-litian Guy, dkk. (2018) bahwa keputusan kreatif penulis dapat (setidaknya sebagian)dipulihkan, dievaluasi, dan dipertanggungjawabkan untuk memahami makna karyasastra tertentu. Lebih jauh lagi, pembuatan novel komik sebagai bahan pembelajaransiswa ternyata memiliki dampak yang amat baik. Hal ini dibuktikan dari penelitianyang dilakukan oleh Humphrey (2014), hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa
465Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
perkembangan baru telah menunjukkan kembali warisan panjang komik pendidikanyang selama beberapa dekade telah menunjukkan berbagai cara di mana komikdapat digunakan untuk pendidikan, pengajaran, dan penelitian.
Untuk itulah, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyiasati masalah kurangnyapengetahuan siswa tentang keberagaman karya sastra klasik daerah. Hal yangdilakukan peneliti yaitu dengan menggali cerita rakyat dari pantun Sunda dan mengalihwahanakannya menjadi sebuah novel komik berbahasa Indonesia. Tidak ada maksuduntuk mengganti bahasa papantunan yang asli ke dalam bahasa Indonesia. Semuayang peneliti lakukan dalam penelitian ini sekedar untuk memudahkan siswa yangtidak mengerti bahasa Sunda untuk bisa mengetahui cerita dari isi papantunan.Dengan begitu, pembaca pun tentunya akan merasa penasaran dengan cerita lainnyadari teks papantunan yang berbeda. Hal ini diharapkan bisa menjadi cikal bakal darikesenian papantunan kembali menjadi hiburan dan sarana pelestarian budaya Sunda.
METODOLOGI PENELITIANMetodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif danstudi kepustakaan. Sukmadinata (2012, hlm. 72) menyebutkan bahwa penelitiandeskriptif mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,dan perbedaan antara satu fenomena dengan fenomena lain. Tujuannya adalahuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiahataupun rekayasa manusia. Sedangkan dalam dunia pendidikan, penelitian deskriptifini bisa menggambarkan fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, maupunkurikulumnya.
Ratna (2013, hlm. 53) menegaskan bahwa metode deskriptif analisis dilakukandengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.Singkatnya, deskriptif analisis adalah menguraikan. Untuk menggambarkan fenomenayang terjadi saat ini, peneliti menggali data melalui angket dan studi literatur. Angkettersebut peneliti bagikan ke beberapa SMP di Kota Bandung. Hasil dari angket danstudi pustaka itulah yang pada akhirnya dideskripsikan dalam penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASANPengetahuan siswa terhadap karya sastra klasik daerah, khususnya daerah Sundasangatlah minim. Hal tersebut peneliti dapatkan dari penganalisisan angket yangdibagikan ke beberapa SMP di Kota Bandung. Angket yang peneliti maksud berisikantentang pertanyaan-pertanyaan seputar judul-judul cerita rakyat yang diketahui siswa,pengetahuan siswa mengenai kesenian papantunan yang berasal dari Jawa Baratdan memuat cerita rakyat, serta bentuk buku yang diminati oleh siswa. Peneliti me-nyayangkan karena kurang beragamnya cerita rakyat yang diketahui siswa, padahalmateri pelajaran bahasa Indonesia di kelas mempelajari tentang cerita rakyat tersebut.
Dari hasil angket yang peneliti bagikan, ditemukan data bahwa hanya 27,53%siswa yang mengetahui kesenian papantunan, sedangkan sisanya sama sekali tidak
466 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
pernah mendengar ada kesenian itu di tanah Sunda. Padahal, kesenian papantunansendiri adalah kesenian khas dari Jawa Barat yang isinya berupa penceritaan ceritarakyat. Seperti yang dikemukakan oleh Sumardjo (2013, hlm. 22-23) bahwa sejakawal kemunculannya, pantun memang menjadi pertunjukan teater tutur di JawaBarat. Di sebut teater tutur karena pertunjukannya hanya dilakukan oleh seorangpencerita, yang dikenal dengan sebutan juru pantun. Pencerita atau juru pantuntersebut mengisahkan sebuah lakon dalam satu malam. Pentunjukan pantun memangselalu dilakukan pada malam hari yakni diluar waktu kegiatan manusia sehari-hari.Biasanya memang dipertunjukan menuju tengah malam, sampai menjelang waktusubuh. Waktu tersebutlah yang disebut sebagai “waktu kudus”.
Mungkin karena lebih banyak siswa yang tidak mengenal kesenian papantunansehingga mereka tidak memiliki keanekaragaman cerita rakyat. Padahal, dalamkesenian papantunan, para penonton akan disuguhi dengan pertunjukkan yang unik,yang tidak main-main, dan sarat akan makna. Para penonton akan mendengar ceritadari juru pantun. Kiprah pantun Sunda memang tidak akan pernah bisa dilepaskandari juru pantun dan juga kecapinya. Dalam pertunjukannya, juru cerita itu mencipta-kan kembali setiap kali teks itu dibawakan (Teeuw, 2003, hlm. 33-34). Juru pantuntersebut tentunya bercerita dan menyampaikan makna-makna yang tersirat dalamceritanya. Hal itu sejalan dengan pendapat Suryani yang mengatakan bahwa wacanayang berupa teks klasik tersebut mengemban fungsi tertentu, yaitu membayangkanpikiran dan membentuk norma yang berlaku, baik pada masa karya sastra itu dicipta-kan maupun bagi generasi mendatang (Suryani, 2012, hlm. 4).
Pada saat juru pantun mengisahkan sebuah kisah atau sebuah lakon, ia tidaksendiri. Ia selalu ditemani oleh kecapinya. Jadi, selain juru pantun itu bercerita, iapun sekaligus sambil bermain kecapi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),kecapi merupakan alat musik petik tradisional yang berdawai (bersenar) tiga, lima,enam, dan sebagainya, tidak bergaris nada, dan dimainkan dengan jari. Kecapi punmemiliki ragam jenis, yang biasa dipakai oleh juru pantun adalah kecapi indungatau kecapi prahu (kecapi perahu dalam bahasa Indonesia).
Sebagai kesenian klasik yang berasal dari tanah Sunda, tidak mengherankankalau isi dari cerita papantunan itu berbahasa Sunda. Alasan itulah yang membuatsiswa tidak tertarik untuk menonton atau mendengarnya. Dalam angket yang penelitibagikan, para siswa menjawab bahwa mereka lebih senang membaca atau menontonpertunjukan yang berbahasa Indonesia. Walaupun tinggal di bumi Sunda, bahasapertama yang mereka pelajari adalah bahasa Indonesia sehingga mereka amat kesulit-an dalam berbahasa Sunda yang seharusnya menjadi bahasa ibu mereka. Jangankanuntuk mengerti dan memahami maksud dari isi papantunan itu, untuk mengerti artinyapun mereka tidak mampu. Hal itulah yang menjadi sentilan bagi peneliti untuk membuatcerita papantunan bukan hanya sebagai kesenian belaka, tetapi juga menjadi bahanbacaan yang menarik bagi siswa. Dengan begitu, pengetahuan siswa mengenai ceritarakyat Jawa Barat akan semakin bertambah. Bukan hanya bagi siswa, tapi juga bagi
467Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
guru bahasa Indonesia yang mengajarkan materi cerita rakyat. Bila guru mengetahuiberagam cerita rakyat, akan banyak pula cerita rakyat yang diketahui oleh siswa.
Cara yang peneliti lakukan untuk mengenalkan keanekaragaman cerita rakyatSunda adalah dengan mengalihwahanakan cerita pantun Sunda atau papantunansehingga bisa dikenal oleh siswa. Alih wahana sendiri mencakup kegiatan penerjemah-an, penyaduran, dan pemindahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain(Damono, 2018, hlm. 9). Dari pengertian tersebut, jelas bahwa alih wahana mencakuppenerjemahan. Proses pertama yang dilakukan adalah menerjemahkan cerita papan-tunan dari bahasa Sunda menjadi bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar isi daricerita papantunan itu dapat dimengerti oleh seluruh siswa, bukan hanya siswa yangmengerti bahasa Sunda saja.
Proses yang kedua adalah penyaduran. Dalam KBBI, penyaduran adalah prosesmenyadur atau menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besarcerita. Berarti, dalam proses alaih wahana, diperbolehkan menyingkat atau memotongasal tidak merusak garis besar cerita. Dalam bukunya, Jandt mewanti-wanti bagipenulisan kembali cerita budaya untuk hati-hati dalam menulis. Ia mengatakan bahwamenulis cerita tentang budaya harus benar. Sebab bila hasil tulisannya buruk, pembacahanya melihat potongan-potongan, tetapi yidak dapat membuat mereka pahamkeseluruhan isinya (Jandt, 2004, hlm. 331).
Setelah melalui tahap penyaduran, proses yang terakhir dalam alih wahana adalahpemindahan. Sesuai dengan namanya, wahana itu sendiri berarti kendaraan, jadialih wahana adalah proses pengalihan dari satu jenis kendaraan ke jenis kendaraanlain. Sebagai kendaraan, karya seni merupakan alat yang bisa mengalihkan sesuatudari satu tempat ke tempat lainnya. Wahana diartikan juga sebagai media yangdigunakan untuk mengungkapkan, mencapai, atau memamerkan gagasan maupunperasaan. Intinya, istilah alih wahana bisa berarti pemindahan dan pengubahan(Damono, 2018, hlm. 9).
Alih wahana tentu menghasilkan produk baru yang berbeda dari produk sebelum-nya. Hal ini memang merupakan dampak dari tiga proses yaitu penerjemahan, pe-nyaduran, dan pemindahan. Peneliti sendiri mengalihwahanakan kesenian papantunanmenjadi novel komik. Novel komik (Nomik) adalah gabungan antara novel dankomik. Tujuan peneliti membuat novel komik karena siswa kelas VII SMP lebihbanyak yang menyukai gambar dibanding tulisan. Dari angket, diperoleh 68,11%siswa menyukai gambar. Hal ini mungkin merupakan kebiasaan yang dibawa olehsiswa dari SD. Tapi, peneliti pun ingin membiasakan siswa SMP untuk mulai membacabuku yang keseluruhannya berupa teks. Tujuan untuk membiasakan tanpa memaksaitu dapat dipenuhi dengan memberikan novel komik sebagai bahan bacaan siswa.Novel komik itu nantinya akan disusun selang-seling, bab 1 berisi teks sepenuhnya,bab 2 komik, bab 3 teks, dan seterusnya.
Sumardjo & Saini (1988, hlm. 29) menyatakan bahwa novel adalah ceritaberbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Luas yang dimaksud berarti cerita dengan
468 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
alur yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana ceritayang beragam, latar cerita pun beragam. Tapi tidak harus semuanya berukuranluas, boleh salah satunya saja. Stanton (2012, hlm. 90) pun mengatakan bahwanovel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit,hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwarumit yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih detail.
Jurnal Worcester membedakan antara kartun dan komik. Kartun biasanyadisediakan untuk gambar-gambar panel tunggal, sementara komik menunjukkanpengisahan multi-panel (Worcester, 2016). Maka, dalam pembuatan komik, perludiperhatikan bahwa dalam satu lembar terdapat beberapa panel. Novel dan komikbisa digunakan untuk media pembelajaran dan memiliki peluang yang baik untukdisatukan menjadi Nomik atau novel komik. Artinya, porsi teks dan gambar seimbang.Bila ada orang yang merasa bosan membaca teks, ia akan kembali terhibur saatmembaca di bagian komik. Begitu pula sebaliknya, orang yang merasa imajinasinyaterbatas ketika disajikan gambar, akan kembali menikmati bacaannya saat disuguhkanteks tanpa gambar. Kedua jenis bacaan tersebut memang bisa saling berkolaborasiuntuk tetap merangkai kejadian dari awal hingga akhir cerita.
Jadi, novel komik dirasa cocok untuk mengenalkan cerita papantunan kepadasiswa SMP. Selain bentuknya yang menarik karena siswa dapat membaca novel dankomik dalam satu genggaman, cerita klasik daerah Sunda dalam papantunan yangsarat akan nilai-nilai pun akan siswa dapatkan. Lebih jauh dari itu, pantun Sundaatau papantunan yang merupakan kekayaan budaya Sunda pun dapat terus diapresiasi.Dengan membaca novel komik yang merupakan hasil dari alih wahana, siswa bukanhanya mengetahui dan memahami keanekaragaman cerita rakyat, tapi juga ikutandil dalam pelestarian kesenian papantunan.
SIMPULANPengetahuan tentang kekayaan sastra klasik daerah Sunda amatlah penting. Selainuntuk menambah pengetahuan siswa, karya sastra klasik pun mengandung banyaknilai positif yang bisa dicontoh oleh siswa. Pemahaman tentang pentingnya sastraklasik daerah, salah satunya adalah papantunan membuat tradisi papantunan itusendiri bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk terus dilestarikan. Novelkomik, sebagai hasil dari alih wahana pantun Sunda atau papantunan bisa menjadisalah satu cara untuk mengenalkan dan turut melestarikan kesenian papantunan.Dengan kemasan yang menarik sesuai dengan kebutuhan dan kegemaran siswa,novel komik dirancang agar cerita klasik dapat dipahami oleh siswa pada zaman ini.
Sebagai anak yang baru terlepas dari masa-masa SD, siswa kelas VII SMP lebihmenunjukkan kegemaran terhadap gambar dibanding tulisan. Kalaupun banyak pulayang menyukai novel, mereka tetap lebih menyukai bacaan yang ada gambarnya,mungkin sebatas ilustrasi dalam novel tersebut. Tapi, sebagian lainnya masih memilihkomik sebagai bahan bacaan mereka yang dirasa amat menyenangkan karena penuh
469Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
dengan gambar. Dengan novel komik, siswa kelas VII SMP akan belajar untuk mem-baca buku yang keseluruhannya berupa teks seperti pada novel, tapi juga tidakmembuat mereka kaget karena masih ada komik dalam buku yang mereka baca.Buku itulah yang pada akhirnya disebut Nomik dan diharapkan dapat menjadi bahanbacaan yang menarik bagi siswa, terlebih dengan mengusung tema cerita rakyat.
Nomik menjadi salah satu alat untuk pengenalan cerita papantunan dan alihwahana merupakan caranya. Terlebih lagi materi tentang cerita rakyat daerah dipelajarioleh siswa SMP. Alangkah baiknya bila generasi muda seperti siswa SMP mengenaldan pada akhirnya ikut melestarikan sastra klasik daerah seperti cerita papantunan.Kehadiran novel komik diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari kebutuhan siswaakan materi cerita rakyat yang dikemas secara lebih menarik dengan menggabungkanantara teks dan gambar.
DAFTAR PUSTAKADamono, S. D. (2018). Alih Wahana. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Fang, L. Y. (2011). Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.Guy, J. M., dkk.. (2018). Literary stylistics, authorial intention and the scientific
study of literature: A critical overview. Language and Literature, vol. 27, 3: pp.196-217., First Published August 7, 2018. Diakses dari http://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0963947018788518
Humphrey, A. (2014). Beyond Graphic Novels: Illustrated Scholarly Discourse andThe History of Educational Comics. Media International Australia, vol. 151, 1:pp. 73-80., First Published May 1, 2014. Diakses dari http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1329878X1415100110
Jandt, F. E. (2004). An introduction to intercultural communication; Identities in aglobal community. California: Sage Publications, Inc.
kbbi.kemdikbud.go.idRatna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.Rosidi, A. (1983). Pembinaan minat baca, bahasa, dan sastra. Surabaya: PT. Bina Ilmu.Stanton, R. (2012). Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.Sumardjo, J & Saini K. M. (1988). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.Sumardjo, J. (2013). Simbol-Simbol Mitos Pantun Sunda. Bandung: Kelir.Suryani, E. (2012). Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia.Teeuw, A. (2003). Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.Worcester, K. (2016). Comics, comics studies, and political science. International Poli-
tical Science Review, vol. 38, 5: pp. 690-700., First Published October 27, 2016.Diakses dari http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0192512116667631
470 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa