1
DRAFT SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM
SEKSI 7.16
MATERIAL RINGAN MORTAR-BUSA
SKh-1.7.16.1 UMUM
1) Uraian
a) Material ringan mortar-busa adalah material menyerupai beton yang terdiri
dari campuran material pasir, semen, air dan cairan busa (foam agent), dan
berfungsi sebagai bahan pengganti timbunan tanah dengan densitas kering 7-
8 kN/m3, dan kuat tekan bebas minimal 800 kPa. Material ini dapat digunakan
sebagai timbunan untuk konstruksi jalan yang dimaksudkan untuk
mengurangi beban timbunan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana.
b) Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan untuk material ringan mortar-busa
merupakan Seksi tambahan dari Spesifikasi Umum Divisi 7.
c) Lingkup pekerjaan dalam spesifikasi ini meliputi penyiapan bahan, pengujian,
persiapan dan pelaksanaan pekerjaan, dan tindakan lain untuk
mempertahankan agar kualitas material ringan mortar-busa tetap terjaga mutu
yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan dan standar yang dinyatakan
dalam Spesifikasi ini.
2) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI 03-2816-2014 : Metode uji bahan organik dalam
agregat halus untuk beton (ASTM
C40/C40M-11, IDT)
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran
beton
2
SNI 03-4141-2015 : Metode uji gumpalan lempung dan
butiran mudah pecah dalam agregat
(ASTM C 142-04, IDT)
SNI 03-6819-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk
campuran perkerasan beraspal
SNI 03-6414-2000 : Spesifikasi timbangan yang digunakan
pada pengujian bahan
SNI 15-2049-2015 : Semen Portland
SNI 1970:2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
SNI 3423: 2008 : Cara uji analisis ukuran butir tanah
SNI 3638:2012 : Metode pengujian kuat tekan bebas
tanah kohesif
SNI 4810: 2013 : Tata cara pembuatan dan perawatan
spesimen uji beton di lapangan (ASTM
C31-10, IDT)
SNI 7974:2013 : Spesifikasi air pencampur yang
digunakan dalam produksi beton
semen hidraulis (ASTM C1602-06,
IDT)
SNI ASTM C117:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari
saringan 75 µm (No. 200) dalam
agregat mineral dengan pencucian
ASTM:
ASTM C1611 : Standard test method for slump flow of self-consolidating
concrete
3) Istilah dan Definisi
a) Cairan busa (foam agent) adalah suatu bahan yang terbentuk dengan
menjebak banyak sekali gelembung gas dalam benda cair atau padat, utamanya
3
berjenis bahan baku aktif permukaan dan protein nabati, berbentuk cairan yang
dicampur dengan air dan diaduk dengan alat pembangkit busa (foam
generator) sampai menghasilkan busa.
b) Densitas kering adalah perbandingan berat terhadap volume campuran
mortar-busa dalam keadaan kering oven.
c) Faktor air semen (f.a.s) adalah rasio antara berat air bebas dan berat semen
dalam campuran material ringan.
d) Kuat tekan mortar busa yang disyaratkan (fc) adalah kuat tekan minimum
yang harus dicapai dengan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran
diameter minimum 100 mm, dengan tinggi 200 mm.
e) Mortar busa adalah bahan gabungan yang terdiri dari campuran antara cairan
busa (foam agent), semen, pasir dan air.
f) Uji tekan bebas / Unconfined Compression Test (UCS) adalah besarnya
tegangan maksimum pada waktu pengujian sampai contoh benda uji
mengalami keruntuhan
SKh-1.7.16.2 PERSYARATAN
1) Bahan
Material ringan mortar-busa harus berupa campuran cairan busa, semen, pasir dan
air dengan komposisi tertentu sehingga memenuhi spesifikasi teknis sebagai
pengganti tanah timbunan.
a) Semen yang digunakan harus sesuai SNI 15-2049-2004, SNI 15-7064-2004
dan SNI 15-0302-2004
b) Agregat halus yaitu pasir yang digunakan harus memenuhi spesifikasi Tabel
1 dan Gambar 1. Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur, tanah liat
dan material-material gembur/mudah hancur (clay lumps and friable
particles) lebih dari 4% (SNI 03-6819-2002). Agregat pasir harus bebas dari
arang, benda-benda dari kayu serta kotoran-kotoran lainnya yang tidak
dikehendaki.
4
Tabel 1 – Gradasi agregat pasir alam berdasarkan ukuran saringan
No Ukuran Saringan % Berat Lolos Saringan
Inci / No mm Minimum Maksimum
1 1/2” 12,7 100 100
2 3/8” 9,51 98 100
3 1/4” 6,35 96 100
4 4 4,76 96 100
5 8 2,36 80 100
6 16 1,19 50 85
7 30 0,595 25 60
8 50 0,297 11 33
9 100 0,149 4 15
10 200 0,075 0 3
Gambar 1 – Grafik gradasi agregat pasir untuk mortar-busa
5
c) Cairan busa (foam agent), yang digunakan harus dapat menghasilkan
gelembung dengan nilai berat isi sebesar 0,075 – 0,085 t/m3 bila bercampur
dengan air menggunakan alat pembangkit busa (foam generator). Cairan busa
ini akan menghasilkan material ringan mortar-busa bila dicampur dengan
pasir, semen dan air sesuai komposisi desain campuran.
d) Air untuk mencampur material ringan mortar-busa harus sesuai spesifikasi
SNI 03-6861-2002.
2) Peralatan
Hal umum yang perlu diperhatikan untuk peralatan pemasangan material
ringan mortar-busa adalah sebagai berikut:
a) Material ringan mortar-busa harus dipasang menggunakan alat yang
disetujui Direksi Pekerjaan yaitu dengan menggunakan alat pembangkit
busa (foam generator) dan kompresor, alat pencampur (mixer) dan
penghamparan.
b) Alat pembangkit busa, yaitu peralatan pembuat busa terdiri dari alat
pembangkit busa dan kompresor. Alat pembangkit busa yang digunakan
dengan kapasitas minimum 0,2 MPa dan kapasitas kompresor yang
digunakan minimum 0,6 MPa.
c) Alat pencampur dan penghamparan, pekerjaan pengadukan material ringan
mortar-busa harus diaduk di suatu central mixing plant (stationary mixer)
tipe wet-mix yang dilengkapi alat penimbang, alat pengontrol kelembaban
dan kadar air pasir serta alat pengontrol lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai dengan spesifikasi SNI 03-4433-1997.
d) Jika menggunakan alat terpisah yaitu mesin pengaduk dapat menggunakan
jenis truck mixer, transit mixer atau concrete mixer. Mesin pengaduk harus
memiliki poros yang berputar (bukan drum pengaduknya yang berputar),
dengan kecepatan putaran maksimum 60 rpm.
e) Timbangan, untuk setiap kotak penimbangan dari jenis jarum tanpa pegas
harus memiliki ketelitian 0,5% sampai dengan 1% dari beban maksimum
yang diperlukan. Bila digunakan timbangan dengan jenis piringan pembaca
6
tanpa pegas, ujung dari penunjuk tersebut harus diletakan sedekat mungkin
dengan permukaan piringan dan haris dari jenis yang bebas dari kesalahan
parallax yang berlebihan. Timbangan harus memenuhi persyaratan
timbangan agregat. Skala pembacaan minimum tidak boleh lebih dari 1kg,
pembacaan piringan timbangan harus memiliki kapasitas yang tidak lebih
besar dari dua kali berat bahan yang akan ditimbang dan harus dibaca
sampai 1 kg terdekat. Untuk percobaaan pencampuran (job mix trial),
penakaran menggunakan timbangan dengan kapasitas 2 kg atau 10 kg
dengan ketelitian 0,1 gr.
f) Untuk mengukur cairan busa menggunakan gelas ukur dengan kapasitas 10
cc, 20 cc atau 500 cc.
g) Timbangan harus dikalibarasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h) Alat penakar (penimbang dan pengkur) harus mempunyai ketetapan
penakaran dengan batas-batas toleransi sesuai dengan SNI 03-6414-2002,
yaitu:
i. Alat penakar semen, harus ditimbang dengan alat penimbang tersendiri
dalam mixing plant tersebut, baik dalam pengiriman semen berbentuk
curah maupun dalam kantong-kantong. Alat penimbang ini harus
menimbang dengan ketepatan ± 2% berat dari jumlah semen yang akan
dipergunakan.
ii. Alat penakar pasir, Dalam penakaran pasir harus mengoreksi berat tiap-
tiap fraksi pasir sesuai dengan besarnya kandungan air atau kelembaban
dalam pasir. Kandungan air atau kelembaban dalam pasir harus diukur
setiap hari, atau bilamana ada perubahan cuaca yang dipandang perlu.
Ketepatan penakaran tiap-tiap fraksi pasir dalam batas-batas toleransi ±
4% berat total pasir dan untuk seluruh pasir harus dalam batas-batas
toleransi ± 2% dari jumlah total adukan.
iii. Alat penakar air untuk adukan, harus ditakar dengan cara ditimbang
atau dengan cara volume. Banyaknya air yang dimasukkan pada waktu
pengadukan harus sudah diperhitungkan. Penakaran air ini harus
7
mempunyai ketepatan ± 2% dari jumlah total yang dipergunakan dalam
pengadukan.
iv. Alat penakar busa, busa harus ditambahkan bersamaan dengan air untuk
adukan dan banyaknya diukur dengan sistem pengukur otomatis yang
bisa menjamin dosis yang tepat seperti yang direncanakan.
i) Tangki air, harus memiliki kapasitas yang cukup memadai dan laik pakai
serta harus dilengkapi dengan batang semprot dan alat pengendali pasokan
dan semprotan.
j) Peralatan angkut, jika proses pencampuran menggunakan central mixing
plant (stationary mixer) tipe wet-mix maka alat pengangkut dapat
menggunakan truck mixer atau transit mixer.
k) Pompa beton, mesin pompa dapat digunakan untuk memompa campuran
material ringan basah ke titik penghamparan apabila tidak bisa dijangkau
oleh truck mixer tersebut.
l) Peralatan perata, alat perata digunakan untuk meratakan permukaan
timbunan jalan menggunakan material ringan setelah penghamparan selesai.
m) Peralatan untuk pengujian uji tekan bebas menggunakan alat uji CBR.
n) Peralatan untuk pengujian kekentalan campuran menggunakan karucut
abram.
o) Peralatan penunjuang terdiri atas cawan, stopwatch, sendor mortar, pisau,
papan plastik/kaca dengan ukuran 400 x 400 cm atau lebih, penggaris,
cetakan silinder (mould) diameter 100 mm tinggi 200 mm.
SKh-1.7.16.3 PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN MORTAR BUSA
1) Persiapan
a) Sebelum memulai percobaan campuran material ringan mortar-busa untuk
mendapatkan komposisi yang optimal untuk mendapatkan nilai persyaratan
flow, densitas dan kuat tekan bebas. Penyedia Jasa harus menyampaikan
rincian lengkap tentang bahan, peralatan, urutan dan metode kerja yang
diusulkan untuk pembuatan material ringan mortar-busa kepada Direksi
Pekerjaan
8
b) Penyedia Jasa harus melakukan percobaan campuran berdasarkan komposisi
terhadap bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan nilai persyaratan
flow, densitas dan kuat tekan bebas.
c) Apabila terjadi perubahan metode dan usulan campuran komposisi bahan
yang akan digunakan maka penyedia jasa harus tetap melakukan pengujian
sesuai prosedur butir (a dan (b.
a) Pasir
1) Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya
segregasi dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak
terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan
bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter.
2) Tumpukan pasir harus dilindungi dari hujan untuk mencegah pengurangan
mutu bahan yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan
bahan.
3) Bila lokasi penumpukan pasir tidak memungkinkan karena keterbatasan
area, maka harus dilengkapi bangunan pencegah atau dinding penyekat
agar pasir hasil pengujian tidak tercampur dengan material lain, baik di
tempat penumpukan maupun di tempat penimbangan.
b) Air
Air harus ditampung dalam tangki air yang tertutup untuk mencegah
tekontaminsi karena kotoran, cuaca dan lain-lain.
c) Bahan baku cairan busa/foam agent
Bahan baku cairan busa harus disimpan dalam tempatnya dan selalu dalam
keadaan tertutup agar tidak terjadi pengurangan mutu busa itu sendiri
d) Semen
1) Semen di simpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat
2) Semen ditumpuk dengan jarak minimum setinggi 30 cm dari lantai
ruangan, tidak menempel/melekat pada dinding ruangan dan maksimum
setinggi 8 zak semen.
9
3) Tumpukan zak semen disusun dengan menghindari sirkulasi udara dan
mudah untuk diperiksa.
4) Semen dari berbagai jenis merek harus disimpan secara terpisah sehingga
tidak mungkin tertukar dengan jenis merek lain.
5) Semen yang baru datang tidak langsung digunakan tapi penggunaannya
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
6) Apabila mutu semen diragukan atau telah disimpan lebih dari 2 bulan
maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen
tersebut memenuhi syarat.
7) Pada penggunaan semen curah, suhu semen harus kurang dari 70oC.
8) Semen produksi pabrik dalam kemasan yang telah diketahui beratnya tidak
perlu ditimbang ulang dan semua semen curah harus diukur dalam berat.
Dalam melaksanakan pemasangan material ringan mortar-busa harus diperhatikan
hal-hal berikut:
A. Semua material bahan yang akan digunakan dilengkapi data pengujian
bahan dari laboratorium.
B. Rancangan campuran rencana yang akan digunakan dipersiapkan sebelum
pekerjaan timbunan material ringan mortar-busa untuk konstruksi jalan
dimulai
C. Rencana pelaksanaan pencampuran atau pelaksanaan timbunan material
ringan mortar-busa untuk konstruksi jalan telah dipersiapkan minimal 24
jam sebelum pelaksanaan.
1. Pemasangan bekisting :
a) Bekisting dibuat dari papan yang kokoh sehingga tidak mudah berubah
tempat, miring atau melengkung bila penghamparan telah dimulai atau
terinjak
b) Bekisting dibuat sesuai volume mortar-busa yang dihasilkan.
c) Papan bekisting harus dipasang tegak dan lurus sesuai dengan dimensi yang
direncanakan.
10
d) Tinggi bekisting harus dipasang secara rapi berdasarkan bentuk timbunan
ringan yang akan dihampar.
e) Tinggi bekisting dipasang melebihi tinggi mortar-busa yang akan dituang.
f) Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan
harus rapat sehingga tidak terjadi kebocoran.
g) Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan mortar-busa.
h) Bekisting tidak boleh dibuka dari saat material ringan mortar-busa
dihampar sampai 3 hari atau dengan pengecekan UCS.
i) Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk menghindari kerusakan pada
material ringan. Area “sarang tawon” (keropos-keropos, honey comb)
setelah bekisting dibuka, maka harus dibongkar dan diganti dengan
campuran material mortar-busa yang baru.
2. Pemasangan anyaman baja (wire mesh):
a) Anyaman baja ditempatkan diatas lantai kerja, dan selanjutnya anyaman
baja ditempatkan minimum 1 m diatas lapisan material ringan mortar-busa
terpasang.
b) Diameter anyaman baja minimal yang digunakan M-8 cm,
c) Lebar dan panjang anyaman baja harus diatur sedemikian rupa sehingga
pada saat dipasang, anyaman baja tersebut diletakkan di atas lapisan
masing-masing dan tidak bergeser sesuai gambar rencana.
d) Untuk mencegah anyaman bergeser maka lembar anyaman yang
berdampingan harus di ikat kuat.
3. Penghamparan:
a) Penghamparan harus dilakukan pada saat cuaca yang cerah, karena air
hujan yang masuk pada adukan material ringan akan menyebabkan
material ringan tidak mengeras dengan sempurna atau tidak homogen.
b) Tata cara pencampuran sesuai dengan tata cara pengadukan dan
penghamparan beton, sesuai SNI 03-3976-1995. Pada mortar-busa tidak
dilakukan proses pemadatan karena sifat dari mortar-busa yang memadat
11
sendiri dan tidak diperkenankan menggunakan vibrator karena akan
menyebabkan busa tidak akan mengembang.
c) Tinggi jatuh penghamparan maksimum 50 cm.
d) Mortar-busa dihampar dengan menuangkan mortar-busa dari alat
pengangkut sesuai dengan batas bekisting.
e) Mortar-busa harus dihampar per lapisan dengan takaran yang cukup untuk
menghampar seluruh lebar mortar-busa yang bekerjanya sedemikian rupa
sehingga tidak akan timbul segregasi atau pemisahan material-material
pembentuk mortar-busa sendiri.
f) Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan harus diatur
pada kemiringan yang betul sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
gambar rencana.
4. Ketebalan dan kerataan
Ketebalan satu lapisan material ringan mortar-busa sesuai dengan perencanaan
teknis timbunan jalan. Penghamparan material ringan mortar-busa adalah
bertahap sampai ketebalan perencanaan terpenuhi, satu kali penghamparan
material ringan mortar-busa adalah 30 – 100 cm.
Kerataan material ringan mortar-busa:
a) Permukaan mortar busa setelah dihampar
I. Kerataan melintang
Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakan
tegak lurus sumbu jalan tidak boleh melampaui 10 mm.
II. Kerataan memanjang
Bilamana diukur dengan mistar lurus atau mistar lurus berjalan
(rolling) sepanjang 3 m yang diletakan sejajar dengan sumbu jalan
tidak boleh melampuai 10 mm.
b) Permukaan material ringan harus diukur setelah mengeras
I. Kerataan melintang
Bilaman diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakan
tegak lurus sumbu jalan tidak boleh melampui 6 mm.
II. Kerataan memanjang
12
Setiap ketidakrataan bila diukur dengan mistar lurus atau mistar
lurus berjalan (rolling) sepanjang 3 m yang diletakan sejajar dengan
sumbu jalan tidak boleh melampaui 6 mm.
SKh-1.7.16.4 PELAKSANAAN
1. Pemasangan
a) Persiapan
1) Peralatan sebagaimana pada ketentuan SKh-1.7.16.4 disiapkan dan diperiksa
dalam kondisi baik.
2) Bahan-bahan untuk material ringan dengan mortar-busa sebagaimana tertera
pada ketentuan SKh-1.7.16.4 yang telah memenuhi persyaratan disediakan di
lapangan.
3) Pengaturan lalu lintas dilakukan untuk melindungi kerusakan permukaan
terhadap lalu lintas umum dan proyek dengan pemasangan rambu lalu lintas
dan penghalang
b) Persiapan lantai kerja
1) Penyiapan kondisi lapangan yaitu meliputi kebersihan lahan dan semua
kerusakan termasuk ketidakrataan telah diperbaiki. Lantai kerja atau lean
mixed concrete telah siap, semua peralatan dan operator sudah siap dan laik
kerja.
2) Lahan yang akan dihampar harus ditutup agar tidak terkena sinar matahari,
hujan atau angin secara langsung
c) Pemasangan anyaman baja
1) Pemasangan anyaman baja sesuai dengan ketentuan SKh-13.7.16.4
2) Pekerjaan anyaman baja dilakukan sebelum penghamparan mortar-busa.
3) Anyaman baja ditempatkan di atas lapis penghamparan material ringan mortar-
busa minimum 1 m.
4) Mortar-busa kemudian dihampar di atas anyaman baja tersebut, pemasangan
tersebut dilakukan sampai lapisan mortar-busa rencana tercapai.
d) Pembuatan material ringan mortar-busa
13
1) Pencampuran material ringan mortar-busa dapat di lakukan di batching plant
atau di lapangan dengan concrete mixer.
2) Pengangkutan material ringan yang dicampur di batching plant, ke lokasi
penghamparan harus menggunakan antara lain tipping trucks, truck mixer,
transit mixers, sesuai dengan pertimbangan ekonomis dan jumlah material
ringan yang diangkut. Pengangkutan harus dapat menjaga mortar material
ringan tetap homogen, tidak segregasi dan tidak menyebabkan perubahan
konsistensi material ringan.
3) Pencampuran cairan busa dan air. Untuk membuat busa dilakukan
pencampuran cairan busa dan air dengan menggunakan foam generator dan
compressor. Proses pembentukan busa sebagai berikut :
a) Takar busa (foam) dan air dengan perbandingan volume 1:20 sampai
dengan 1:30, pengukuran dilakukan dengan menggunakan gelas ukur.
b) Hubungkan compressor dengan pembangkit busa.
c) Campurkan cairan busa dan air di dalam ember, lalu masukkan ke
pembangkit busa.
d) Pastikan campuran cairan busa (foam agent) dan air tercampur secara
homogen.
e) Timbang hasil campuran berupa cairan busa dengan dimasukkan ke dalam
bejana, dengan nilai target standar (0,075s.d.0,085) t/m3.
f) Bila busa tidak sesuai yang ditargetkan, periksa tekanan air dan udara pada
unit pembangkit busa (foam generator)
4) Pencampuran material (semen, pasir, dan air), Campuran material terdiri dari
semen, pasir dan air. Semua material dicampur menggunakan mixer, dengan
variasi komposisi material sesuai dengan rancangan campuran. Hal ini
dimaksudkan agar bisa diperoleh spesifikasi material ringan yang dikehendaki.
Campuran tersebut harus diperiksa terhadap gumpalan yang terjadi.
a) Agregat pasir lolos saringan No.10 dan tertahan saringan No.200, periksa
gradasi pasir, dan kadar air.
b) Periksa air yang digunakan pada kondisi standar sesuai SNI 03-6861-2002.
14
c) Semen yang digunakan harus sesuai dengan pasal 1.7.16.4.
d) Tentukan komposisi awal yang ditargetkan untuk material campuran
agregat (pasir), air dan semen, harus sesuai dengan rancangan campuran
yang telah didapatkan pada kegiatan persiapan pencampuran, campuran
sebagai berikut:
e) Rasio campuran agregat pasir dan semen sebesar 1:1, air sebanyak 45 - 50
% dari berat semen.
f) Masukkan agregat pasir kedalam mixer
g) Masukan air kedalam mixer
h) Masukan semen ke dalam mixer
i) Masukan busa hasil campuran cairan busa dan air ke dalam mixer
j) Aduk material dalam mixer pastikan semua campuran tercampur
homogen.
2. Pengujian
Untuk mendapatkan material ringan mortar busa yang sesuai dengan spesifikasi
harus dilakukan pengujian, antara lain:
a) Densitas basah, pengujian densitas basah dilakukan dengan cara menimbang
benda uji hasil campuran material ringan mortar busa yang diambil dari mixer
b) Pengujian uji tekan bebas (UCS), persiapkan cetakan (mould) sesuai dengan
SKh-1.7.16.4
c) Masukan campuran material ringan mortar busa
d) Beri label pada setiap benda uji
e) Buka benda uji di dalam cetakan setelah benda uji 1, 3, 7 dan 14 hari
f) Timbang benda uji dan hitung densitas kering
g) Lakukan pengujian dengan waktu yang telah ditentukan 1,3,7, dan 14 hari
h) Apabila kuat tekan tidak sesuai dengan spesifikasi dapat diatasi dengan
menambah jumlah semen.
i) Jika tidak memenuhi spesifikasi pada salah satu persyaratan yang telah
ditentukan, maka dilakukan penyesuaian dengan cara melakukan percobaan
kembali pada komposisi campuran, hingga memenuhi spesifikasi.
15
3. Hambatan
a) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pencampuran material
ringan mortar busa. Pelaksanaan yang baik memerlukan pembersihan hambatan
yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau objek alam atau perlapisan yang
dapat menghalangi penghamparan material ringan mortar busa.
b) Jika pada saat pelaksanaan terjadi pergantian material, agar dilaporkan ke
Direksi Pekerjaan untuk dilakukan pengujian material dan komposisi campuran.
c) Jika ditemukan hambatan adanya retakan secara visual, maka dilakukan
perbaikan dengan menggunakan epoxy atau sealant.
d) Jika ditemukan hambatan material ringan mortar-busa terhampar tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis kekuatan uji tekan bebas 800 kPa, densitas kering 7-8
kN/m3 maka material ringan mortar-busa tersebut harus dibongkar pada lapisan
yang tidak masuk spesifikasi tersebut.
SKh-1.7.16.4 PENGENDALIAN MUTU
1). Bahan
a) Pasir
1) Bahan harus disimpan sedemikian sehingga mencegah terjadinya segregasi
dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar
air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi
sampai maksimum 5 meter.
2) Tumpukan pasir harus dilindungi dari hujan untuk mencegah pengurangan
mutu bahan yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan
bahan.
3) Bila lokasi penumpukan pasir tidak memungkinkan karena keterbatasan area,
maka harus dilengkapi bangunan pencegah atau dinding penyekat agar pasir
hasil pengujian tidak tercampur dengan material lain, baik di tempat
penumpukan maupun di tempat penimbangan.
b) Air
16
Air harus ditampung dalam tangki air yang tertutup untuk mencegah
terkontaminsi karena kotoran, cuaca dan lain-lain.
c) Bahan baku cairan busa
Bahan baku cairan busa harus disimpan dalam tempatnya dan selalu dalam
keadaan tertutup, tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 susun, agar tidak terjadi
pengurangan mutu busa itu sendiri.
d) Semen
Sesuai dengan Spesifikasi Umum (2010) Revisi 3 Seksi 7.1 Beton
1) Semen di simpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat
2) Semen ditumpuk dengan jarak minimum setinggi 30 cm dari lantai ruangan,
tidak menempel/melekat pada dinding ruangan dan maksimum setinggi 8
zak semen.
3) Tumpukan zak semen disusun seperti pada gambar dengan menghindari
sirkulasi udara dan mudah untuk diperiksa.
4) Semen dari berbagai jenis merek harus disimpan secara terpisah sehingga
tidak mungkin tertukar dengan jenis merek lain.
5) Semen yang baru datang tidak langsung digunakan tapi penggunaannya
harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
6) Apabila mutu semen diragukan atau telah disimpan lebih dari 2 bulan maka
sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut
memenuhi syarat.
7) Pada penggunaan semen curah, suhu semen harus kurang dari 70oC.
8) Semen produksi pabrik dalam kemasan yang telah diketahui beratnya tidak
perlu ditimbang ulang dan semua semen curah harus diukur dalam berat
2). Perawatan:
a) Perawatan harus sesuai dengan SNI 4810:2013
b) Perawatan mortar-busa menggunakan terpal atau plastik tebal agar terlindung
dari sinar matahari, hujan atau angin secara langsung sehingga tidak terjadi
penguapan yang berlebihan untuk menghindari keretakan
3). Pengambilan contoh, pengujian, dan penerimaan
17
a) Material ringan harus diambil contohnya dan diuji untuk memastikan
kesesuaiannya dengan spesifikasi ini.
b) Sebelum dilakukan penghamparan harus dilakukan pengujian kekentalan
dengan menggunakan ring flow harus memenuhi kekentalan 18±2 cm dan
density basah
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan sebanyak 4 contoh benda uji silinder, untuk
dilakukan pengujian densitas dan kuat tekan bebas pada umur 1,3,7, dan 14
hari untuk setiap 110 m3, sebelum dilaksanakan pekerjaan.
d) Selama pelaksanaan konstruksi, harus dilakukan pengambilan benda uji
untuk dilakukan pengujian densitas dan uji tekan bebas pada umur 1,3,7 dan
14 hari. Contoh yang diserahkan untuk pengujian harus mewakili lapisan
material ringan terhampar. Contoh tersebut tidak boleh digunakan sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Contoh diterima setelah dilakukan verifikasi
terhadap densitas dan kuatr tekan bebas sesuai dengan spesifikasi teknis.
e) Jika terdapat contoh benda uji yang tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, harus ditolak dan dua contoh benda uji tambahan harus diambil
secara acak. Jika salah satu dari dua contoh tambahan ternyata tidak
memenuhi spesifikasi, seluruh material ringan terhampar yang diwakili oleh
kedua contoh tersebut harus ditolak.
f) Penyedia Jasa harus menunjukkan sumber bahan yang diusulkan sebelum
pengiriman kelapangan. Penyedia Jasa juga harus menyimpan sertifikat
pembelian dari pemasok untuk verifikasi jenis dan karakteristik fisik dari
material yang akan digunakan.
4). Pengiriman dan Penyimpanan
a) Penamaan, pengiriman, dan penyimpanan material cairan busa harus
dilengkapi Label produk harus dengan jelas memperlihatkan nama pabrik
atau pemasok, nama jenis produk. Setiap dokumen pengiriman harus
mencantumkan pernyataan bahwa bahan yang dikirimkan telah sesuai dengan
Sertifikat Pabrik. Bahan baku busa harus disimpan dalam tempatnya dan
18
selalu dalam keadaan tertutup agar tidak terjadi pengurangan mutu busa itu
sendiri.
b) Bahan pasir harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya
segregasi dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak
terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan
bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter. Tumpukan pasir harus
dilindungi dari hujan untuk mencegah pengurangan mutu bahan yang
dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan bahan. Bila lokasi
penumpukan pasir tidak memungkinkan karena keterbatasan area, maka
harus dilengkapi bangunan pencegah atau dinding penyekat agar pasir hasil
pengujian tidak tercampur dengan material lain, baik di tempat penumpukan
maupun di tempat penimbangan
c) Semen di simpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat. Semen ditumpuk
dengan jarak minimum setinggi 30 cm dari lantai ruangan, tidak
menempel/melekat pada dinding ruangan dan maksimum setinggi 8 zak
semen. Tumpukan zak semen disusun seperti pada gambar dengan
menghindari sirkulasi udara dan mudah untuk diperiksa. Semen dari berbagai
jenis merek harus disimpan secara terpisah sehingga tidak mungkin tertukar
dengan jenis merek lain. Semen yang baru datang tidak langsung digunakan
tapi penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengirimannya. Apabila
mutu semen diragukan atau telah disimpan lebih dari 2 bulan maka sebelum
digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut memenuhi
syarat. Pada penggunaan semen curah, suhu semen harus kurang dari 70oC.
Semen produksi pabrik dalam kemasan yang telah diketahui beratnya tidak
perlu ditimbang ulang dan semua semen curah harus diukur dalam berat.
SKh-1.7.16.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran
a) Pengukuran hasil pekerjaan material ringan mortar-busa dilakukan
berdasarkan jumlah meter kubir terhampar sesuai dengan yang ditunjukan
pada gambar kerja atau yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Tidak ada
19
pengurangan yang akan dilakukan untuk voume yang ditempati oleh pipa
dengan garis tengah kurang dari 200 mm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti “water stop”.
b) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan
mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah
selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada
Seksi lain dalam spesifikasi ini.
c) Pengukuran Untuk Pekerjaan Timbunan Ringan Mortar Busa Yang
Diperbaiki:
i. Apabila pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.4.3) e) di atas,
kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus sejumlah yang
harus dibayar jika pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambahan, juga tidak untuk
tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya
yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk
pekerjaan timbunan ringan mortar busa.
2) Pembayaran
Pembayaran pekerjaan material ringan mortar busa berdasarkan Harga Satuan
Kontrak dalam satuan meter kubik. Harga mata pembayaran ini merupakan
kompensasi penuh untuk semua biaya meliputi bahan, pengujian, penghamparan
material ringan mortar-busa, tenaga kerja, peralatan yang diperlukan dan lazim
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan
Pengukuran
SKh-1.7.16 (1) Material ringan mortar-busa UCS 800 KPa Meter Kubik
SKh-1.7.16 (2) Material ringan mortar-busa UCS 2000 KPa Meter Kubik