DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP PERMINTAAN PARIWISATA CURUK
BENOWO
Disusun oleh :
Atika Dzulkijiana 12020110110009
Martha Caesaratih 12020110110011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata pada dasarnya , mampu menjadi peran dalam pembangunan ekonomi
di Indonesia. Hal ini terkait dengan potensi keragaman nuansa alam dan budaya yang
kita miliki. Hal tersebut menjadi upaya untuk mengoptimalkan industri pariwisata serta
dalam rangka peningkatan pembangunan berkelanjutan.
Perkembangan kunjungan wisatawan asing di Indonesia selama periode 1990–
1996 rata-rata tumbuh sebesar 17,7%. Pada tahun 1990 mencapai 2,178 juta wisatawan
asing dengan perolehan devisa US$ 2,105 milyar, sedangkan pada tahun 1996 meningkat
lebih dari dua kali lipat menjadi 5,19 juta wisatawan asing dengan perolehan devisa yang
meningkat tiga kali lipat yakni sebesar US$ 6,307 milyar. Namun seiring dengan krisis
ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sektor
pariwisata mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan arus kunjungan
wisatawan juga diikuti oleh melemahnya kegiatan pariwisata. Tahun 1999 adanya
perbaikan kinerja pariwisata Indonesia dengan pertumbuhan yang kembali positip
walaupun masih relatif kecil yaitu 2,6% dengan 4,73 juta kunjungan wisatawan asing
dengan perolehan devisa sebesar US$ 4,71 milyar.
Gunn (1988) mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang harus
dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand side) dan sisi pasokan (supply side),
lebih lanjut Gunn mengemukakan bahwa keberhasilan dalam pengembangan pariwisata
di suatu daerah sangat tergantung kepada kemampuan perencana dalam
mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara berimbang ke dalam sebuah rencana
pengembangan pariwisata. Untuk mencapai keberhasilan target pariwisata suatu daerah
maka diperlukan ada usaha-usaha yang dilakukan dengan mengatur sistem pariwisata
yang memadai berupa promosi dan infrastruktur serta pengembangan potensi-potensi
pariwisata.
Pariwisata juga akan memberikan dampak sosial bagi masyarakat. Dampak sosial
tersebut diharapkan memberikan output yang baik/positif. Untuk memperoleh dampak
yang baik tersebut, pariwisata salah satunya harus mampu menjadi perangkat dalam
peningkatan suatu kesejahteraan. Peningkatan kesejahteraan pun akan tercipta melalui
mekanisme untuk membangun dan mengembangkan pariwisata sebagai basis sumber
pendapatan masyarakat.
Namun dalam pengembangan pariwisata tidak bisa memisahkan aspek satu dengan aspek
yang lainnya, karena karakteristik dari dunia pariwisata adalah adanya saling keterkaitan
beberapa aspek agar suatu pariwisata maju. Kegiatan pariwisata juga tidak dapat
dipisahkan dengan masalah pergerakan manusia.
Pesatnya pertumbuhan pariwisata telah menarik perhatian sejumlah besar daerah provinsi
maupun kabupaten di indonesia yang mencoba untuk menangkap porsi yang lebih besar
dari kegiatan ekonomi ini.mereka berlomba – lomba membangun infrastruktur
transportasi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah
wisatawan. Perjalanan wisata sebagai bentuk kegiatan pariwisata tersebut tentu
membutuhkan sarana dan prasarana infrastruktur. Infrastruktur meliputi akses jalan atau
transportasi yang lancar, akomodasi, atraksi atau obyek wisata, kebersihan dan kesehatan,
dan lain-lain. Ketersediaan infrastruktur akan memudahkan pengunjung untuk menuju
lokasi wisata. Jika sarana dan prasarana infratruktur buruk maka akan berdampak pada
sedikitnya jumlah pengunjung ke suatu lokasi wisata, dan apabila sarana dan prasarana
infrastruktur baik akan meningkatkan jumlah pengunjung ke suatu lokasi wisata.
Oleh karena itu, dalam karya tulis ini kita akan membahas masalah pengembangan
pariwisata di Indonesia dengan sistem dan infrastruktur transportasi sebagai komponen
pengembangannya.
Permasalahan
Provinsi jawa tengah berusaha untuk memaksimalkan potensi alam daerah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata,terutama memaksimalkan
tempat-tempat wisata yang kurang dikembangkan ataupun yang sama sekali belum
dimanfatakan potensinya.salah satu tempat yang belum dikembangkan potensinya adalah
Curug Benowo di desa kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Salah satu tantangan yang utama dalam studi dampak infrastruktur transportasi adalah
perbaikan infrastruktur untuk mendukung potensi tempat pariwisata seperti kamar
mandi ,jalan menuju tempat wisata ,fasilitas pendukung ,dll .
pengelolaan tempat wisata yang kurang efektif .
keamanan yang kurang pada tempat wisata .
tempat wisata yang sulit untuk di kunjungi karena jauh dari jalan utama .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata
Menurut Undang – Undang pariwisata No. 9 tahun 1990 mengenai
kepariwisataan Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan
atau sebagian kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata. dengan merujuk pada
pengertian yang terkandung pada UU No.9 Bab 1 Pasal 1 tersebut, maka pariwisata
sendiri adalah sebuah kata kerja aktif dimana unsur – unsur didalamnya terdiri dari :
1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan
perseorangan ataupun perkelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu
tempat yang dituju atau tempat wisata.
2. Dilakukan dengan sukarela maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan
yang datang ke tempat wisata.
3. Bersifat sementara maksudnya wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung
tanpa menjadi penduduk daerah tersebut. Kalaupun menetap hanya beberapa hari
atau satu minggu saja.
4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek.
pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun
1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
a. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan
fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan
tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata
petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri
dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,
tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987)
Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu
pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja
dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Saya setuju dengan pendapat ini, namun ada beberapa di tambah yakni
menyangkut waktu yang dibutuhkan dan tujuan pariwisata itu sandiri berdasarkan
IUTO waktu yang ditetapkan untuk kegiatan yang bisa disebut pariwisata setidaknya
adalah 24 jam, dan tujuammya adalah untuk mengisi waktu senggang, bisnis,
keluarga, perutusan, dan pertemuan-pertemuan.
Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen
Femderverkehrslehre
Menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang
berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut
tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi
keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.
Saya setuju dengan pendapat ini, karena pada dasarnya pariwisata itu motif
kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai,
studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan olahraga. Selain itu semua
kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya baik secara fisik maupun
psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama.
Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.).
Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu
sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk
sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa
yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
Menurut saya walaupun Definisi yang dikemukakan oleh Prof Salah Wahab
kalimatnya terkesan berbelit-belit namun isinya sudah mengacu pada pengertian
pariwisata itu sendiri. Karena memang pariwisata itu dilakukan secara sadar dalam
mendapatkan pelayanan berbeda dari biasanya baik diluar negeri maupun didalam
negeri guna mencari kepuasan.
B. Pengertian Wisatawan
Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954)
Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alas an yang sah
kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-
lamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama.
Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan
yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang
dating berdasarakan motivasi Mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur,
untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga,
peurtusan, dan pertemuan-pertemuan.
Sedangkan ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di
Negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan
karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa
disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.
C. Pengertian Kepariwisataan.
Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata.
Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat sapta
pesona pariwisata, yaitu :
1. AMAN
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman,
tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari :
a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan,
penodongan, penipuan dan lain sebagainya.
b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya.
c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang
baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift, alat
perlengkapan rekreasi atau olah raga.
d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan
tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat dan lain
sebagainya.
Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk milik
(barang) wisatawan.
2. TERTIB
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap
orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi
dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan
masyarakat, misalnya :
a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada
waktunya.
b. Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau
membeli sesuatu yang diperlukan.
c. Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapih.
d. Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat.
e. Informasi yang benar dan tidak membingungkan.
3. BERSIH
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan
suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan
akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat
seperti :
a. Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat umum,
seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buangair
kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain
sebagainya.
b. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat.
c. Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih seperti sendok, piring,
tempat tidur, alat olah raga dan lain sebagainya.
d. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau tidak
sedap dan lain sebagainya
4. SEJUK
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk,
nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar
ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan
kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah
kita semua :
a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijaun yang
telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah.
b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori agar masyarakat
setempat melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara kebersihan,
menanam berbagai tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan
maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan penanaman
poho/tanaman rindang di sepanjang jalan di lingkungan masing-masing di
halaman sekolah dan lain sebagainya.
c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan.
d. Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan tempat lainnya dengan
aneka tanaman penghias atau penyejuk.
e. Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat membuat lingkungan
hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.
5. INDAH
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap
dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata
warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras,
sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.
Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari
lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya
manusia.
Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat
dinikmati oleh umat manusia.
6. RAMAH TAMAH
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.
Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita
ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah,
merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu
menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah
ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara
terus.
7. KENANGAN
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan
seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat
berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak
menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan
wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah
yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan
dengan antara lain :
a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat dan
ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya
bangunan serta dekorasinya.
b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari,
seni suara dan berbagai macam upacara.
c. Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian
yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu daya tarik yang
kuat dan dapat dijadikan jati diri (identitas daerah).
d. Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah bermutu
tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti
tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu
tempat atau daerah atau Negara.
D. Infrastruktur dalam Pariwisata
Tersedianya sarana infrastruktur yang memadai seperti : sarana angkutan
(laut, darat dan udara), jalan raya, jembatan dan pos serta telekomunikasi yang baik,
maka arus wisatawan ke daerah-daerah tujuan wisata dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Hal ini akan mempengaruhi kecenderungan arus wisatawan tersebut menjadi
stabil dan menuju pada peningkatan. Dampak positif lain yang dapat dicapai adalah
terbukanya daerah-daerah wisata yang terisolir serta mobilitas penduduk ikut
meningkat.
BAB III
METODE PENELITIA
Hipotesa
Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah, maupun tujuan dalam penelitian
ini maka dapat diajukan beberapa hipotesa, yaitu:
1. Obyek wisata alam di Kabupaten Semarang
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa
data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait dan metode survei dengan penelitian
yang menitikberatkan pada survei instansional yang didukung dengan observasi
lapangan untuk mengetahui potensi internal dan eksternal, penekan analisisnya
menggunakan data sekunder, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Semarang. Adapun hal yang
menjadi dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah :
1. Daerah penelitian ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata alam yang
berpotensi untuk dikembangkan.
2. Daerah penelitian ini memiliki kondisi Topografi yang bergunung, alami dan
atraktif yang menarik dan berhawa sejuk.
3. Kedudukan obyek wisata alam dan kemajuan pembangunan pariwisata di
Kabupaten Semarang akan dapat berfungsi sebagai pendorong bagi pembangunan
wilayah di Kabupaten Semarang.
b. Teknik pengumpulan data
Jika pengumpulan data sekunder dirasa masih kurang dan belum mencukupi
maka dilakukan pengumpulan data primer dengan cara terjun langsung ke lapangan
dengan melakukan observasi untuk mendukung atau melengkapi data yang ada.
Seperti sarana dan prasarana menuju lokasi obyek, fasilitas pendukung obyek dan
kondisi obyek. Adapun macam-macam data yang dikumpulkan adalah sebagai
berikut:
1. kondisi fisik dan daerah penelitian yang meliputi letak dan luas, batas diperoleh
dari Pemerintah Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
2. Infrastruktur, meliputi jaringan listrik, sarana air bersih, transportasi dan
komunikasi, pelayanan sosial ekonomi yang diperoleh dari data primer melalui
kuesioner pengunjung.
c. Teknik Pengolahan dan Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
sekunder dengan teknik skoring. Skoring digunakan untuk menentukan klasifikasi
tingkat potensi obyek wisata yang dimulai dengan tahapan:
1. Pemilihan indikator dan variable penelitian
indikator dan variable penelitian berdasarkan kriteria penilaian potensi obyek dan
daya tarik wisata yang ada pada RIPPDA Kabupaten Semarang yang dikombinasikan
dengan alat ukur sendiri, dan menyesuakain kondisi kepariwisatan daerah.
2. Skoring
3. Klasifikasi masing-masing obyek Klasifikasi dilakukan dengan cara mengurangi
jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan dibagi tiga sehingga akan
diperoleh interval. Selanjutnya jumlah klas yang diinginkan yaitu 3 (tiga)
klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Pengklasifikasian dilakukan berdasar skor
variabel penelitian dan skor masing-masing obyek wisata, yaitu antara lain :
K = a – b
u
Variabel Penelitian dan Skor Potensi Obyek Wisata (Potensi Eksternal)
Potensi ekstenal Variabel Kriteria Skor
1. Aksesbilitas a. Waktu tempuh
terhadap ibu
kota kabupaten
-Waktu tempuh antar
obyek dengan ibukota
kabupaten antara >60
menit
- waktu tempuh antar
obyek dengan ibukota
kabupaten antara 30-60
menit
- waktu tempuh antar
obyek dengan ibukota
kabupaten < 30 menit
1
2
3
b. Ketersediann
angkutan umum untuk
menuju lokasi obyek
wisata
- Tidak tersedia angkutan
umum untuk menuju
lokasi obyek
- Tersedianya angkutan
umum menuju lokasi
obyek, tidak reguler
- Tersedianya angkutan
umum menuju
lokasi obyek, bersifat
reguler
1
2
3
c. Prasarana menuju
obyak wisata sarana
- tidak tersedia prasarana
jalan menuju lokasi obyek
- Tersedia prasarana jalan
menuju lokasi obyek,
kondisi kurang baik
- tersedia jalan menuju
1
23
lokasi obyek, kondisi baik
(aspal)
2. Fasilitas penunjang
obyek
d. ketersediaan
fasilitas pemenuhan
kebutuhan fisik/dasar
dilokasi obyek wisata:
1. makan/minum
2. penginapan
3. bangunan untuk
menikmati obyek
- tidak tersedia
- tersedia 1-2 jenis
fasilitas
- tersedia lebih dari 2 jenis
fasilitas
1
2
3
e. Ketersediaan
fasilitas pemenuhan
kebutuhan sosial
wisatawan dilokasi
obyek:
1. taman terbuka
2. fasilitas seni dan
budaya
- tidak tersedia
- tersedia hanya 1- 2 jenis
fasilitas
- tersedia lebih dari 2 jenis
fasilitas
1
2
3
3.Fasilitas
pelengkap
f. Ketersediaan
fasilitas pelengkap
yang terdiri dari:
1. tempat parkir
2. toilet
3. pusat informasi
4.soufenir shop
- tidak tersedia
- Tersedia 1-2 fasilitas
- Tersedia 3-4 jenis fasilitas
1
2
3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Menurut data kuesioner dan pengumpulan data obyek wisata curug Benowo yang
diperoleh dari Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, peneliti
dapat mengetahui kondisi fisik dan daerah penelitian yang meliputi letak dan luas serata
batas.
a. Letak
Obyek wisata curug Benowo terletak di Desa Kalisidi Kecamtan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang. Luas Desa Kalisidi sekitar 795,5 Ha, yang terdiri dari sawah
1/2 irigasi sebesar 52,5 Ha, sawah tadah hujan sebesar 141,3 Ha, tanah tegalan
sebesar 175,7 Ha, pemukiman penduduk sebesar 90 Ha, perkebunan swasta sebesar
310 Ha, dan bengkok dan kas desa sebesar 45,8 Ha.
b. Batas
Batas Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sebelah selatan
adalah Gunung Ungaran, sebelah Timur adalah Desa Keji, sebelah Barat adalah
Kabupaten Kendal, dan sebelah Utara adalah Kota Semarang.
c. Infrastruktur
Jaringan listrik di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
sudah cukup memadai sampai ke wilayah terpencil. Sarana air bersih di Desa
tersebut sudah mencukupi kebutuhan penduduk di Desa Kalisidi. Sementara untuk
fasilitas-fasilitas yang ada di obyek wisata curug Benowo belum cukup memadai
misalnya, aksesbilitas untuk menuju ke curug benowo sendiri masih berupa jalan
setapak dan hutan lebat.
Kendala yang dihadapi oleh Desa Kalisidi diantaranya adalah
1. Belum baiknya infrastruktur jalan dan jembatan
2. Saluran irigasi pertanian belum baik
3. Terbatasnya fasilitas publik
4. Belum adanya jalan usaha tani/ produksi
5. Terbatasnya pendampingan usaha peternakan berbasis masyarakat
6. Kebutuhan permodalan dengan skema bunga ringan
7. Belum terjalinnya kemitraan dengan swasta dan pemerintah
Infrastruktur yang terdapat di wilayah Desa Kalisidi Kecamtan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang selama ini belum menunjang karena fasilitas yang ada di lokasi
obyek wisata curug Benowo belum tersedia seperti ketersediaan angkutan umum,
prasarana jalan menuju obyek wisata yang masih belum memadai untuk
pengembangan pariwisata di curug Benowo, sementara untuk jalan menuju ke curug
benowo hanya ada jalan setapak yang sangat berbahaya ,pengunjung harus berjalan
hati-hati untuk dapat menuju curug benowo, karena lokasi yang berbahaya dan
memerlukan pengamanan yang ketat. Akses untuk menuju lokasi sangat mengerikan
karena jalan sempit dan tidak ada pagar, dikelilingi jurang dan sungai. Jika hujan
lebat,maka jalan akan licin dan rawan untuk tertimpa pohon atau terjatuh ke jurang
atau sungai. Untuk transportasi juga hanya mengantar sampai ujung desa,dari ujung
desa ke lokasi curug tidak ada angkutan umum. Karena dari pemerintah setempat
tidak menyediakan angkutan umum untuk ke lokasi obyek wisata. Banyak
pengunjung menggunakan kendaraan pribadi diantaranya motor pribadi dan ojek
menuju lokasi . Kemudian komunikasi juga sulit karena sinyal tidak menjangkau
secara lancar.