PUSAT SUMBER BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL
Makalah Ini di Susun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Individu
Mata Kuliah: Manajemen Pusat Sumber Belajar
Oleh
Icha Suryana
1532900090
Dosen Pengampu:
Dafit Satria, M. Pd.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Pusat Sumber Belajar................................................................5
B. Tujuan Pengembangan Sumber Belajar......................................................6
C. Manfaat Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran..............................7
D. Jenis-jenis Sumber Belajar...........................................................................8
E. Bentuk-Bentuk Sumber Belajar...................................................................9
F. Pengertian Pengembangan Sistem Instruksional......................................10
G. Fungsi Pengembangan Sistem Instruksional............................................11
H. Prinsip Dasar Pengembangan Sistem Instruksional................................12
I. Tingkatan Pengembangan Sistem Instruksional.......................................13
J. Model-Model Pengembangan Sistem Instruksional..................................15
PENUTUP.............................................................................................................16
Kesimpulan........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran pada dasarnya sudah berjalan dengan baik, namun
masih ada beberapa hal yang dirasa kurang. Diantaranya sumber belajar yang
dimiliki siswa, hanya terpaku pada perpustakaan saja. Maka dari itu dibuatlah
pusat sumber belajar (learning resources center), suatu perkembangan baru dari
perpustakaan. Ia lebih lengkap dibanding dengan perpustakaan, sebab tidak hanya
terdiri dari kumpulan buku atau media cetak lainnya, tetapi mempunyai koleksi
khusus lainnya
Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu
bentuk pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka
pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih
serasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan
efisiensi proses pembelajaran. Namun demikian, pendekatan yang sistematis
dalam kegiatan instruksional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, dan
dengan sebutan yang berbeda-beda pula. Sebutan itu di antaranya adalah:
pengembangan instruksional, desain instruksional, pengembangan sistem
instruksional, pengembangan program instruksional, pengembangan produk
instruksional, pengembangan organisasi, dan pengembangan kemampuan
mengajar.
Tetapi istilah populer yang lazim digunakan adalah “pengembangan
instruksional (pembelajaran), yang merupakan padanan dari istilah “instructional
development”. Istilah yang disebutkan terakhir ini adalah merupakan istilah resmi
yang dibakukan oleh organisasi profesi AECT (Association for Educational
Communication and Technology) di Amerika Serikat.
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Pusat Sumber Belajar ?
2. Apa Tujuan Pengembangan Sumber Belajar ?
3. Apa Manfaat Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran ?
4. Apa Saja Jenis-Jenis Sumber Belajar ?
5. Apa Saja Bentuk-Bentuk Sumber Belajar ?
6. Apa Pengertian Pengembangan Sistem Instruksional ?
7. Apa Saja Fungsi Pengembangan Sistem Instruksional ?
8. Apa Prinsip Dasar Pengembangan Sistem Instruksional ?
9. Apa Saja Tingkatan Pengembangan Sistem Instruksional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pusat Sumber Belajar
2. Untuk mengetahui Tujuan Pengembangan Sumber Belajar
3. Untuk mengetahui Manfaat Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran
4. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Sumber Belajar
5. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Sumber Belajar
6. Untuk mengetahui Pengembangan Sistem Instruksional
7. Untuk mengetahui Fungsi Pengembangan Sistem Instruksional
8. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Pengembangan Sistem Instruksional
9. Untuk mengetahui Tingkatan Pengembangan Sistem Instruksional
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pusat Sumber Belajar
Perlu dipahami bahwa pengertian pusat sumber belajar jauh lebih luas dari
pada perpustakaan yang berupa kumpulan media cetak saja. Pusat sumber belajar
juga bukan semata-mata suatu tempat atau gudang tempat menyimpan berbagai
macam peralatan dan bahan pengajar. Pusat sumber belajar adalah suatu
departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan
melalui produksi bahan media (seperti slide, OHP, filmstrip, film 16 mm,
videotape, dan lainnya) dan pemberian pelayanan penunjang (seperti sirkulasi
peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan katalog dan
pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada perpustakaan) (Tucker,
1979)
Pusat sumber belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan di dalam
meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses belajar mengajar. Pada dasarnya
misi yang terutama dari pusat belajar adalah pengembangan system instruksional
yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
kegiatan belajar mengajar. Segala fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan pusat
sumber belajar adalah untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan misi tersebut.
Sumber belajar, menurut Elly, adalah data, orang dan/sesuatu yang
memungkinkan siswa melakukan belajar. sumber belajar meliputi semua sumber
yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang memungkinkan dapat
digunakan secara terpisah atau kombinasi yang oleh siswa biasanya digunakan
secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar (Prastowo,
2018).
Sedangkan pusat sumber belajar merupakan bentuk bangunan mulai dari
yang sederhana sampai yang rumit dan lengkap, yang dirancang dan diatur secara
khusus dengan tujuan menyimpan, merawat, mengembangkan, dan
memanfaatkan koleksi sumber belajar dalam berbagai bentuknya baik secara
individual maupun kelompok. PSB di pandang sebagai suatu kegiatan yang
terorganisasi, terdiri dari direktur PSB, staf, peralatan dan bahan-bahan
5
pembelajaran yang ditempatkan dalam suatu lokasi yang mempunyai fasilitas
khusus untuk perencanaan, pembuatan, penyajian, pengembangan dan pelayanan
(Mudhoffir, 1990). Jadi, PSB merupakan wahana yang memberikan fasilitas pada
proses pembelajaran,di mana berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, di
kelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kegiatan pembelajaran.
B. Tujuan Pengembangan Sumber Belajar
Secara umum, pengembangan sumber belajar adalah meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar siswa secara individual dan keseluruhan dengan
menggunakan aneka sumber belajar. secara khusus, pengembangan sumber
belajar bertujuan untuk:
1. Memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar sesuai dengan gaya belajarnya
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih sumber belajar
sesuai dengan karakteristiknya
3. Memberikan kemampuan kepada siswa belajar dengan menggunakan
berbagai sumber
4. Mengatasi masalah individual siswa dalam belajar
5. Memotivasi siswa belajar sepanjang hyat
6. Memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan berbagai model
pembelajaran
7. Membantu siswa mengatasi masalah-masalah dalam pengembangan
system pembelajaran
8. Mendorong penggunaan pendekatan pembelajaran yang baru, kreatif, dan
inovatif
9. Mendorong terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan
10. Menyinergikan penggunaan semua sumber belajar sehingga tujuan belajar
tercapai secara efektif dan efisien. (Sipetu, 2014)
Mulyasa menambahkan bahwa sumber belajar yang perlu dikembangkan di
sekolah antara lain, laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan serta
6
tenaga pengelola yang professional. Sumber belajar tersebut prlu di dayagunakan
seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan sebaik-baiknya. dalam hal ini,
kreativitas guru dan siswa perlu senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan
mengembangkan alat-alat pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi
peningkatan kualitas pembelajaran. Kreativitas tersebut diperlukan bukan semata-
mata karena keterbatasan pemerintah, tetapi adalah kewajiban yang harus melekat
pada setiap guru untuk berkreasi dan berimprovisasi, berinisiatif dan inovatif.
(Prastowo, 2018)
Selanjutnya, dalam pengembangan sumber belajar, guru disamping harus
mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif
mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih
konkret. untuk kepentingan tersebut, perlu senantiasa diupayakan peningkatan
pengetahuan gurudan di dorong tersebut untuk menjadi guru yang kreatif dan
professional, terutama dalam pengadaan serta pendayagunaan fasilitas dan sumber
belajar secara luas, untuk mengembangkan kmampuan siswa secara optimal.
C. Manfaat Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran
Menurut (Prastowo, 2018) Keberadaan sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran memiliki manfaat, antara lain memfasilitasi siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran, dan menunjang pembelajaran mandiri bagi siswa. Selain
itu, Sumber belajar juga memiliki setidak-tidaknya enam manfaat yaitu:
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada siswa,
misalnya karyawisata ke objek seperti masjid, makam dan museum
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin di adakan, dikunjungi atau
dilihat, secara langsung dan konkret misalnya denah, sketsa, foto, film dan
majalah
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam
kelas
4. dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru
5. dapat membantu memecahkan masalah pendidikan. baik dalam bidang
makro, maupun mikro
7
6. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
Misalnya buku teks, buku bacaan, dan film yang mengandung daya
penalaran sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir, menganalisis,
dan berkembang lebih lanjut.
Sementara itu, dilihat dari aspek bahan ajar, Sadjati dalam belawati, dkk. bahkan
menyebutkan ada dua klasifikasi utama fungsi sumber belajar dalam proses
pembelajaran. yaitu menurut pihak yang memanfaatkan sumber belajar dan
menurut strategi pembelajaran yang digunakan.
D. Jenis-jenis Sumber Belajar
Sumber belajar pada hakikatnya, menurut Mudhofir dalam Munadi, bahwa
komponen system pembelajaran yang meliputi pesan, orang, bahan,alat, tekhnik,
dan lingkungan yang dalam hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik. dengan demikian, sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada di
luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.
dari penjelasan tersebut dapat di indikasikan bahwa jenis sumber belajar sangat
banyak. namun secara umum dapat disebutkan bahwa menurut tipe dan asal-
usulnya, seperti disebutkan warsita (Prastowo, 2018), bahwa jenis sumber belajar
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Learning Resources By Design (Sumber Belajar Yang Dirancang)
Sumber belajar yang dirancang adalah sumber belajar yang secara sengaja
direncanakan dan dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,
contohnya: LKS, modul, petunjuk praktikum, transparannsi, film,
ensiklopedia, brosur, strips, slide dan video.
2. Learning Resources By Utilization (Sumber Belajar Yang
Dimanfaatkan)
Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar, contohnya:
surat kabar, siaran televise, pasar, museum, kebun binatang, masjid dan
lain sebagainya.
8
Dari beberapa jenis sumber belajar tersebut, ada stidak-tidaknya delapan kriteria
yang harus di pertimbangkan oleh seorang guru, yaitu :
1. ekonomis atau biaya. seperti OHP beserta paransinya, LCD proyektor
dengan laptop/PC
2. Teknisi (tenaga) yaitu guru atau pihak lain yang mengoperasikan suatu alat
tertentu yang dijadikan sumber belajar
3. Sisi kepraktisan dan kesederhanaan, yaitu mudah di jangkau, mudah
dilaksanakan dan tidak begitu sulit dicari
4. bersifat fleksibel, maksudnya suatu yang dimanfaatkan sebagai sumber
belajar yang bersifat kaku atau paten, tatapi harus mudah dikembangkan
5. relevan dengan tujuan pembelajaran dan dan komponen-komponen
pembelajaran lainnya
6. Dapat membantu pencapaian efisiensi pembelajaran dan kemmudahan
pencapaian tujuan pembelajaran
7. sesua dengan interaksi dan strategi pembelajaran yang telah dirancang atau
sedang dilaksanakn
E. Bentuk-Bentuk Sumber Belajar
Sumber belajar dapat berasal dari berbagai bentuk, seperti orang yang dapat
menjadi sumber belajar yaitu ketika staf pengajar tersebut menyediakan diri
mereka sebagai manusia sumber yang dapat tersedia setiap saat sehingga dapat
memecahkan berbagai kesulitan peserta didik secara individual. hal ini juga
berlaku pada tempat tertentu bisa dijadikan tempat belajar contohnya laboratorium
yang dapat digunakan setiap saat seperti yang di uraikan sebelumnya. berikut ini
komponen-komponen sumber belajar dan faktot-faktor yang berpengaruh pada
sumber belajar.
1. komponen-komponen Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki empat komponen terdiri dari tujuan, misi atau
fingsi sumber belajar, bentuk, format atau keadaan fisik sumber belajar,
pesan yang dibawa olehsumber bbelajar, tingkat kesulitan atau
kompleksitas pemakaian sumber belajar.
9
2. Faktor-faktor yag berpengaruh kepada Sumber Belajar
Ada setidaknya empat factor yang memengaruhi sumber belajar yang perlu
diketahui untuk memahami karakteristiknya sumber belajar agar
pemanfaatannya dalam kegiatan pembelajaran bisa oktimal. factor-faktor
tersebut antara lain perkembangan teknologi, nilai-nilai budaya setempat,
keadaan ekonomi pada umumnya, dan keadaan pemakai.
F. Pengertian Pengembangan Sistem Instruksional
Ada banyak pengertian pengembangan sistem intruksional yang dapat kita
jumpai dalam berbagai kepustakaan, yang rumusannya saling berbeda. Untuk
memperoleh pengertian yang komprehensif, berikut ini diberikan beberapa
konsepsi dasar yakni:
Sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan
metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan
dalam keadaan yang sebenarnya (Banathy, 1968). Hal ini menunjukkan bahwa
materi pembelajaran yang akan guru sampaikan kepada warga belajar harus
materi yang telah teruji validitas dan reliabelnya. Materi pembelajaran yang valid
dan reliabel akan sangat mendukung pencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Di samping itu, walaupun materi pembelajaran sudah valid dan
reliabel, tetapi kalau cara penyampainnya kurang baik, besar kemungkinan tujuan
tidak akan tercapai. Oleh karena itu, diperlukan cara penyampaian atau cara
pembelajarannya, yaitu metode yang telah teruji pula, yang memungkinkan dapat
digunakan dengan baik pada pelaksanaan pembelajaran.
Adapun yang dimaksud dengan disain instruksional adalah keseluruhan
proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar
dan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam kegiatan ini
termasuk pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi,
dan kegiatan evaluasi hasil belajar. Hal ini menggambarkan adanya pengkajian
kebutuahan diperlukan warga belajar. Apabila telah ditemukan kebutuhan siswa
lalu dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran. Untuk pencapai tujuan
pembelajaran diperlukan teknik-teknik pembelajaran untuk mengkaji, menelaah,
10
dan bahkan menerapkan materi pembelajaran agar mencapi tujuan yang telah
dirumuskan.Dalam kegiatan ini perencanaan pembelajaran (disain instruksional)
mencakup penyusunan bahan ajar (paket pembelajaran),ada langkah-langkah
Pengajaran yang disebut kegiatan mengajar, bahkan ada uji coba untuk
mencari perbaikan-perbaikan (revisi), dan diakhiri dengan kegiatan penilaian
(evaluasi). Pengembangan pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis
dalam desain, produksi, evaluasi, dan pemanfaatan sistem pembelajaran yang
lengkap termasuk komponen-komponennya dan contoh manajemen
penggunaannya.
Dari beberapa konsepsi dasar tentang pengembangan sistem instruksional,
maka dapat ditarik kesimpulan. Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu
pola atau rencana yang sistematis dalam menilai, mendeskripsikan,
mengidentifikasi, mengembangkan serta menggunakan komponen-komponen
sistem pembelajaran (peserta didik, tujuan, materi, media, metode, dan evaluasi)
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
G. Fungsi Pengembangan Sistem Instruksional
Teknologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu
meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisa masalah
serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan
masalah dalam situasi dimana belajar itu bertujuan dan terkontrol (AECT, 1977)
Komponen sistem instruksional terdiri dari pesan, orang, bahan, alat, teknik
dan lingkungan. Tiap unsur tersebut merupakan sumber belajar bagi siswa.
Komponen sistem instruksional atau sumber belajar tersebut dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Komponen sistem instruksional tersebut sudah dirancang
sedemikian rupa oleh fungsi pengembangan instruksional sesuai dengan fungsinya
dalam merancang, melaksanakan dan menilai. Unsur-unsur fungsi pengembangan
instruksional tersebut adalah riset, teori, desain, produksi, evaluasi, seleksi,
logistik, pemanfaatan dan penyebaran.
Fungsi pengembangan instruksional sebelumnya telah diarahkan dan
dikoordinasikan oleh fungsi pengelolaan instruksional yang terdiri dari
11
pengelolaan organisasi dan pengelolaan personalia. Fungsi pengelolaan
instruksional bertujuan mengawasi salah satu atau lebih fungsi pengembangan
atau fungsi pengelolaan lainnya untuk menjamin pengoperasian yang efektif.
(Harjanto, 2012).
Fungsi ini menolong Jurusan atau Departemen dan Staf tenaga pengajar
secara individual di dalam membuat desain dan pemilihan options untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses belajar dan mengajar, hal ini
meliputi
1. Perencanaan kurikulum
2. Identifikasi pilihan program instruksional
3. Seleksi peralatan dan bahan
4. Perkiraan biaya
5. Penataran tentang pengembangan sistem instruksional bagi staf pengajar
6. Perencanaan program
7. Prosedur evaluasi
H. Prinsip Dasar Pengembangan Sistem Instruksional
Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, pengembangan sistem
instruksional tentunya mempunyai prinsip dasar yang sama dengan teknologi
pendidikan, yakni: berfokus pada siswa, menggunakan pendekatan sistem, dan
berupaya memaksimalkan penggunaan berbagai sumber belajar. (Harjanto, 2012)
1. Berfokus pada siswa
Prinsip ini memandang bahwa, dalam rangka penerapan pengembangan
sistem instruksional, siswa adalah sentral kegiatan pembelajaran. Prinsip
ini juga memandang bahwa dalam setiap proses pembelajaran, siswa
hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif. Tetapi hal
ini bukan berarti bahwa guru adalah pihak yang pasif. Keduanya harus
bertindak aktif.
2. Pendekatan sistem
Prinsip ini memandang bahwa masalah belajar adalah suatu sistem.
Maksudnya, penanganan terhadap satu komponen pembelajaran dalam
12
rangka pelaksanaan pengembangan sistem instruksional harus pula
mempertimbangkan integrasi komponen yang lain sehingga diperoleh efek
yang sinergistik untuk memecahkan masalah-masalah belajar.
3. Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal
Prinsip ini memandang bahwa semua komponen sumber belajar baik
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar harus dimanfaatkan secara
luas dan maksimal dalam rangka memecahkan masalah-masalah belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
I. Tingkatan Pengembangan Sistem Instruksional
Beberapa tingkatan pengembangan system instruksianal dapat kita lihat
sebagai berikut (Suparman, Desain Instruksional, 2004):
1. Tingkatan Sistem
Pengembangan system instruksional tingkatan system ini dimaksudkan
untuk menghasilkan system pembelajaran yang besar. Kegiatan biasanya
berangkat dari nol, yakni tidak adanya system tersebut sampai dengan
dihasilkannya suatu system. Kegiatan ini didahului dengan kegiatan awal
yang mendalam dan menyeluruh, yang meliputi: analisis
kebutuhan,analisiss system ,serta analisi tugas.
Kegiatan ini tidak hanya berbicara masalah pembelajaran saja tetapi
juga masalah pendidikan secara keseluruhan. Masalah yang mendorong
dilakukannya kegiatan ini bukan hanya sekedar masalah
pembelajaran,melainkan keseluruhan system pendidikan dan latihan yang
dihadapi oleh lembaga yang bersangkutan. Sedangkan system
pendidikan/latihan yang menyeluruh itu meliputi masukan mentah
(siswa/peserta).
Jumlah dan kualifikasinya; masukan instrumental
(kurikulum/program, fasilitas, dana, dan lainnya); proses/pelaksanaan
kegiatan pendidikan/latihan itu sendiri ; serta hasil itu yang sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan. Oleh karena itu kegiatan ini melibatkan banyak
13
orang terdiri dari ahli teknologi pembelajaran, ahli bidang studi, guru, dan
sebagainya.
2. Tingkatan Kelas
Pengembangan system instruksianal tingkat kelas ini pada hakikatnya
adalah merupakan penjabaran lebih lanjut dari pengembangan ystem
instruksianal tingkatan system untuk dilaksanakan dalam tingkatan kelas.
Dengan kata lain, pengembangan system instruksianal tingkatan kelas ini
adalah identik dengan penyusunan persiapan mengajar oleh guru untuk
satu atau lebih system tertentu. Kegiatan awalnya sangat sederhana,
biasanya berupa penilaian tingkat kemampuan awal siswa. Pada
pengembangan system instruksianal tingkatan kelas ini diasumsikan
bahwa kurikulum/program pembelajaran, fasilitas, siswa/peserta latihan,
pengajar, dan sebagainya.
3. Tingkatan Produk
Tujuan pengembangan system instruksianal tingkatan produk ini adalah
untuk memproduksi satu atau lebih produk pembelajaran tertentu. Oleh
karena itu, kegiatan ini didahului dengan mengkaji masalah-masalah
pembelajaran yang ada untuk mengetahui masukan yang diperlukan. Hasil
kegiatan ini berupa paket pembelajaran seperti modul, media audiovisual,
dan lain-lain bahan belajar yang bentuknya disesuaikan dengan
karakteristiknya.
4. Tingkatan Organisasi
Pengembangan system instruksianal ting Kegiatan ini diawali dengan
bertolak dari analisis pekerjaan, atau analisis isi ajaran. Analisis ini akan
menghasilkan emat kemungkinan, yakni kat organisasi ini dimaksudkan
tidak hanya untuk meningkatkan pembelajaran,tetapi juga memodifikasi
atau mengubah organisasi dan personil suatu lembaga atau organisasi ke
situasi yang baru agar efektivitas dan efisiensi organisasi tersebut
meningkat.
14
J. Model-Model Pengembangan Sistem Instruksional
1. Model KEMP, terdiri dari 8 langkah (Suparman, Desain Instruksional,
2004):
a. Menentukan tujuan instruksional umum, yaitu tujuan yang ingin dicapai
dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.
b. Membuat analisis tentang karakteristik siswa.
c. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur
d. Menentukan materi atau bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
instruksional khusus.
e. Menetapkan penjajagan awal.
f. Menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai ystemv umum untuk
pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
instruksional khusus adalah efesien, keefektifan, ekonomis, kepraktisan.
g. Mengkoordinasi sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya,
fasilitas, peralatan, waktu dan tenaga.
h. Mengadakan evaluasi.
2. Model H. Banathy,terdiri dari 6 langkah (Banathy, 1968) :
a. Merumuskan tujuan (formulate ystemves).
b. Mengembangkan tes (develop test).
c. Menganalisis kegiatan belajar (analyze learning task).
d. Mendesain ystem instruksional (design system).
e. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil.
f. Mengadakan perbaikan (change to improve).
15
PENUTUP
Kesimpulan
Pusat sumber belajar merupakan bentuk bangunan mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit dan lengkap, yang dirancang dan diatur secara
khusus dengan tujuan menyimpan, merawat, mengembangkan, dan
memenfaatkan koleksi sumber belajar dalam berbagai bentuknya baik secara
indibvidual maupun kelompok
Sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan
metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan
dalam keadaan yang sebenarnya.
Fungsi sumber belajar dalam pembelajaran yang ada pada saat ini antara
lain:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
3. memberikan dasar yang lebih ilmiah dalam pembelajaran. Hal ini dapat
dilakukan dengan perencanaan pembelajaran yang sistematis
4. penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran dapat menembus batas
geografis.
Secara umum pusat sumber belajar bertujuan meningkatkan efektivitas dan
efesiensi kegiatan dan proses pembelajaran melalui pengembangan system
intruksional. Sedangkan tujuan khusus dari pusat sumber belajar itu sendiri antara
lain menyediakan berbagai pilihan komunikasi untuk menyokong kelas
tradisivnal.
16
DAFTAR PUSTAKA
AECT. (1977). Materi Dasar Pendidikan Program Akta V.
Banathy. (1968). Instruction System. Belmond: Fearon.
Harjanto. (2012). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Prastowo, A. (2018). Pusat Sumber Belajar, Teori dan Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah. Depok: Pranadamedia Group.
Sipetu, B. (2014). Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Suparman, M. A. (2004). Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Tucker. (1979). Organisational and Management of Educational Technology.
17