Download - DAFTAR ARTIKEL - UNNES
DAFTAR ARTIKEL
Pendampingan Belajar Dari Rumah Pada Anak Sekolah Untuk
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Selama Pandemi Covid-19 Di
Kabupaten Banyumas .................................................................................... 1
Pendampingan Belajar Siswa Selama Pandemi Covid-19 Melalui Kegiatan
Bimbingan Belajar Di Desa Pandansari Kabupaten Banyumas ..................... 8
Pemberdayaan Masyarakat Desa Jingkang Pada Masa Pandemi Covid-19
Melalui Kegiatan Pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran Terong Dan Cabai
Menggunakan Media Pollybag ....................................................................... 15
Resiliensi Masyarakat: Gerakan Relawan Satgas COVID-19 Di Desa
Kalisube, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas ............................... 23
Pelatihan Budidaya Tanaman Sistem Hidroponik Solusi Bercocok Tanam Di
Lahan Sempit ................................................................................................. 32
Meningkatkan Kreativitas Ibu-Ibu Pkk Desa Paningkaban Melalui Pelatihan
Pembuatan Kain Shibori ................................................................................. 36
Tingkat Kesadaran Masyarakat Terhadap Penggunaan Masker Dalam
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di Wilayah Kecamatan Tambak
......................................................................................................................... 42
OPMAS (Operasi Penertiban Pemakaian Masker): Membangkitkan
Kesadaran Dan Ketaatan Warga Mengenai Wajibnya Penggunaan Masker
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Sidabowa ........................................ 51
1
PENDAMPINGAN BELAJAR DARI RUMAH PADA ANAK SEKOLAH UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN SELAMA PANDEMI COVID-19 DI
KABUPATEN BANYUMAS
Oleh
Rumiati1, Rizky Anggria Apriyanto2, Intan Dwi Sasongko3, Kelpin Setiadi4, Nurlita
Yuliana5, Putri Khoirin Nashiroh6.
1Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang. 2Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
3Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Semarang. 4Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
5Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. 6Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Email: [email protected]
Abstract:
The Covid-19 pandemic has become a form of concern for people in various parts of the
world since the end of 2019. The Covid-19 pandemic has affected the sustainability of human
life from various sectors, such as health, economy, social, including in the education sector.
To prevent the spread of the covid-19 virus from spreading, the government has implemented
online learning. However, in practice online learning runs less optimally and experiences
various obstacles. To overcome this, learning assistance from home for school children is
carried out by Semarang State University students as a form of community service. Home
learning assistance activities are carried out as a form of caring and real contribution of
students in an effort to overcome problems that arise in the community during the Covid-19
pandemic. The purpose of learning assistance activities is to help children who experience
learning difficulties when undergoing online learning. The method of implementing activities
is descriptive qualitative. The data analysis technique is descriptive narrative. The results of
the activity show that student learning outcomes and motivation have experienced good
development.
Keywords: Covid-19, learning assistance, online learning.
Abstrak:
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu bentuk kekhawatiran masyarakat di berbagai belahan
dunia semenjak akhir tahun 2019 lalu. Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi
keberlangsungan kehidupan manusia dari berbagai sektor, seperti kesehatan, ekonomi, sosial,
termasuk juga dalam sektor pendidikan. Untuk mencegah meluasnya penyebaran virus covid-
19, pemerintah telah menerapkan pembelajaran secara online. Namun, dalam prakteknya
pembelajaran online berjalan kurang maksimal dan mengalami berbagai kendala. Untuk
mengatasi hal tersebut, kegiatan pendampingan belajar dari rumah bagi anak sekolah
dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai bentuk pengabdian kepada
2
masyarakat. Kegiatan pendampingan belajar dari rumah dilakukan sebagai bentuk rasa peduli
dan kontribusi nyata mahasiswa dalam upaya mengatasi masalah yang timbul di masyarakat
selama pandemi Covid-19. Tujuan dari kegiatan pendampingan belajar adalah untuk
membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar ketika menjalani pembelajaran
secara online. Metode pelaksanaan kegiatan secara deskriptif kualitatif. Teknik analisa data
secara naratif deskriptif. Hasil kegiatan menunjukkan hasil dan motivasi belajar siswa
mengalami perkembangan yang baik.
Kata kunci: Covid-19, pendampingan belajar, pembelajaran online.
PENDAHULUAN
Merebaknya wabah Virus
Corona (Covid-19) berdampak besar
terhadap keresahan masyarakat, orang tua,
lansia, serta anak-anak di berbagai belahan
dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO,
corona virus merupakan keluarga besar
virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah, seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah
jenis baru yang belum diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Covid-19
adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan.
Virus baru dan penyakit yang
disebabkannya ini tidak dikenal sebelum
mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok
bulan Desember 2019. Covid-19 ini
sekarang menjadi sebuah pandemi yang
terjadi di banyak negara di seluruh dunia.
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi
keberlangsungan kehidupan manusia dari
berbagai sektor, seperti kesehatan,
ekonomi, sosial, termasuk juga dalam
sektor pendidikan. Di sektor pendidikan,
telah terjadi beberapa perubahan dalam hal
sistem penyelenggaraan selama masa
pandemi Covid-19 ini.
Untuk mencegah terjadinya
penyebaran virus covid-19 di lingkungan
pendidikan, pemerintah memberlakukan
pembelajaran secara online. Hal ini
berdasarkan Surat Edaran Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang
Pembelajaran secara Daring dan Bekerja
dari Rumah dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Covid-19.
Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran. Penelitian yang dikakukan
oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan
bahwa penggunaan internet dan teknologi
multimedia mampu merombak cara
penyampaian pengetahuan dan dapat
menjadi alternatif pembelajaran yang
dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran daring adalah
pembelajaran yang mampu
mempertemukan siswa dengan guru untuk
melaksanakan interaksi pembelajaran
dengan bantuan internet (Kuntarto, E.
(2017). Pada tataran pelaksanaanya
pembelajaran daring memerlukan
dukungan perangkat-perangkat mobile
seperti smarphone atau telepon adroid,
laptop, komputer, tablet, dan iphone yang
dapat dipergunakan untuk mengakses
informasi kapan saja dan dimana saja (Ali
sadikin, 2020)
Pelaksanaan sekolah online
(pembelajaran jarak jauh) tentunya
memiliki banyak kendala yang dialami
oleh guru, siswa, maupun orang tua.
Lokasi siswa dan guru yang terpisah saat
melaksanakan menyebabkan guru tidak
3
dapat mengawasi secara langsung kegiatan
siswa selama proses pembelajaran. Tidak
ada jaminan bahwa siswa sunguh-sungguh
dalam mendengarkan ulasan dari guru.
Szpunar, Moulton, & Schacter, (2013)
melaporkan dalam penelitiannya bahwa
siswa menghayal lebih sering pada
pembelajaran daring dibandingkan ketika
pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu,
disarankan pembelajaran daring sebaiknya
diselenggarakan dalam waktu tidak lama
mengingat siswa sulit mempertahankan
konsentrasinya apabila perkuliahan daring
dilaksanakan lebih dari satu jam (Khan,
2012).
Hasil penelitian melaporkan
bahwa tidak sedikit siswa yang kesulitan
dalam memahami materi perkuliahan yang
diberikan secara daring. Bahan ajar biasa
disampaikan dalam bentuk bacaan yang
tidak mudah dipahami secara menyeluruh
oleh siswa (Sadikin, A., & Hakim, N.,
2019). Mereka berasumsi bahwa materi
dan tugas tidak cukup karena perlu
penjelasan secara langsung. Selain itu,
lemah sinyal internet dan mahalnya biaya
kuota menjadi tantangan tersendiri
pembelajaran daring. (Ali Sadikin, 2020)
Selama menjalani pembelajaran jarak
jauh, banyak siswa mengalami kesulitan
ketika melakukan pembelajaran secara
online. Diantaranya yaitu ketidakpunyaan
teknologi (HP) sebagai akses komunikasi
utama saat sekolah online, akses internet
yang kurang memadai, rasa malas yang
semakin meningkat, dan pemahaman
materi yang kurang maksimal.
Akibat akses internet yang mengalami
gangguan, maka proses pembelajaran pun
menjadi terganggu, sehingga pemahaman
siswa terhadap materi pun mengalami
kesulitan. Jika siswa ketika belajar secara
tatap muka masih saja terdapat siswa yang
belum paham, apalagi jika belajar yang
dilakukan secara online.
Untuk mengatasi hal tersebut, bisa
dilakukan kegiatan pendampingan belajar
yang merupakan bagian dari bentuk
pengabdian kepada masyarakat.
Pengabdian kepada masyarakat
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
membantu masyarakat tertentu dalam
beberapa aktivitas tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun (Riduwan,
2016).
Sebagai salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat,
Universitas Negeri Semarang
menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata
edisi khusus, yaitu Kuliah Kerja Nyata
Universitas Negeri Semarang Bersama
Melawan Covid-19 (KKN UNNES BMC-
19) tahun 2020. Kegiatan tersebut didasari
oleh Surat Edaran Rektor UNNES Nomor
B/1738/UN37/TU/2020 tentang
Perpanjangan Layanan Akademik dan
Umum Masa Kewaspadaan dan
Pencegahan Penyebaran Infeksi Covid-19.
Diharapkan dengan adanya KKN BMC19
ini, mahasiswa mampu membantu dan
berpartisipasi dalam lingkungan
masyarakat sekitar selama masa pandemi
Covid-19.
Salah satu program kerja yang
dilakukan dalam KKN BMC yaitu
pendampingan belajar dari rumah bagi
anak sekolah. Program kerja tersebut
termasuk dalam salah satu dari tiga
program kerja individu wajib. Kegiatan
pendampingan belajar melalui bimbingan
belajar merupakan proses pemberian
bantuan atau pertolongan dalam
menentukan pilihan, penyesuaian serta
pemecahan masalah belajar yang berkaitan
dengan perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari pengalaman, latihan maupun
rangsangan (Rosaria, et al., 2017).
Pendampingan belajar dari rumah bagi
anak sekolah bertujuan untuk membantu
anak-anak yang mengalami kesulitan
belajar agar bisa memahami materi yang
diberikan oleh guru secara online,
sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan selama pandemi Covid-19.
4
METODE
Pengabdian kepada masyarakat
dilakukan di domisili masing-masing
mahasiswa. Program kerja pendampingan
belajar dari rumah pada anak sekolah
berlangsung di Kabupaten Banyumas yang
dilaksanakan selama Bulan Juli sampai
Agustus 2020.
Tabel 1. Domisili Mahasiswa Kecamatan Desa
Somagede Ds. Sokawera
Tambak
Ds. Buniayu
Ds. Purwodadi
Ds. Pesantren
Gumelar Ds. Samudra Kulon
Kegiatan pendampingan belajar dari
rumah pada anak sekolah dilakukan secara
luring. Luring menurut KKBI
Kemendikbud adalah akronim dari luar
jaringan. Luring diartikan sebagai terputus
dari jejaring komputer. Misalnya belajar
melalui buku pegangan siswa atau
pertemuan langsung. Adapun jenis
kegiatan Luring yakni menonton TVRI
sebagai pembelajaran, siswa
mengumpulkan karyanya berupa
dokumen, karena kegiatan luring tidak
menggunakan jaringan internet dan
komputer, melainkan media lainnya.
Sistem pembelajaran Luring
merupakan sistem pembelajaran yang
memerlukan tatap muka. Pembelajaran
daring membutuhkan suasana di rumah
yang mendukung untuk belajar, juga harus
memiliki koneksi internet yang memadai.
Namun siswa harus belajar efektif
dilakukan dengan cara video call,
berdiskusi, tanya jawab dengan chatting,
namun tetap harus bersosialisasi dengan
orang lain, termasuk anggota keluarga di
rumah serta teman-teman di luar sesi video
call untuk mengasah kemampuan
bersosialisasi. (Andasia Malyana , 2020 )
Kegiatan pendampingan belajar
dilakukan secara luring atau tatap muka
secara langsung dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan. Anak-
anak yang akan mengikuti program
bimbingan belajar maksimal 5 anak serta
diwajibkan untuk memakai masker,
menerapkan jaga jarak, serta cuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan
berlangsung. Fasilitas yang digunakan
unuk menunjang keterlaksanaan
pendampingan belajar yaitu tempat belajar
(rumah mahasiswa), meja belajar, papan
tulis, alat tulis, modul atau buku pelajaran,
laptop, LKS, dan alat peraga pembelajaran.
Pendampingan belajar dari
rumah dilakukan dengan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, bermain peran, dan
lain sebagainya. Media pembelajaran
visual, audio, audio visual, dalam bentuk
gambar-gambar, lagu, video atau animasi
pembelajaran juga digunakan dalam
kegiatan ini. Dengan adanya media
pembelajaran tersebut siswa akan lebih
mudah memahami materi pembelajaran
karena diberikan contoh konkretnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini berupa
pendampingan siswa melalui kegiatan
bimbingan belajar yang dilaksanakan di
rumah masing-masing mahasiswa.
Pendampingan belajar dari rumah bagi
anak sekolah dilakukan secara luring.
Kegiatan dilakukan mulai dari periode
KKN BMC-19 UNNES dilaksanakan.
Untuk jenjang siswa yang mengikuti
pendampingan belajar dari rumah
beragam, mulai dari siswa sekolah dasar
sampai siswa menengah. Siswa tetap
mengikuti protokol kesehatan dengan cara
diwajibkan untuk memakai masker selama
pendampingan belajar berlangsung dan
cuci tangan sebelum dan sesudah
mengikuti kegiatan.
5
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan
Pendampingan Belajar
Kecamatan Desa Tanggal
Somagede Sokawera Mulai 20 Juli –
21 Agustus
2020, Setiap
Hari Senin-
Sabtu.
Tambak
Buniayu Mulai 17 Juli
2020, Setia
Hari Jumat-
Minggu.
Pesantren Mulai 13 Juli 2020
Purwodadi Mulai 20 Juli 2020
Gumelar Samudra Kulon
Mulai 16 Juli 2020
Pendampingan belajar secara
luring dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Dalam tahap pendahuluan,
mahasiswa memberikan pengantar dan
pengarahan kepada anak-anak. Mahasiswa
menentukan topik dan hasil belajar yang
diharapkan. Apabila anak-anak ada tugas
dari sekolah yang belum dikerjakan, maka
topik pembelajarannya adalah
membimbing dalam mengerjakan tugas
sekolah tersebut. Jika tidak ada tugas
sekolah, maka mahasiswa yang
menentukan topik pembelajaran sesuai
dengan modul pembelajaran dari sekolah.
Gambar 1. Pelaksanaan Pendampingan Belajar
Pada kegiatan inti, mahasiswa
membimbing anak dalam mengerjakan
tugas sekolah atau memberikan materi
pelajaran sesuai dengan topik
pembelajaran yang diharapkan. Pemberian
materi dilakukan dengan berbagai metode,
seperti ceramah, tanya jawab, pemberian
soal atau permasalahan, diskusi, dan
bermain peran. Materi yang diberikan
berpedoman pada modul pembelajaran
yang dipakai sekolah dari masing-masing
anak, yaitu buku tema. Media
pembelajaran juga digunakan oleh
mahasiswa berupa gambar dan video
pembelajaran yang ditayangkan melalui
laptop. Dengan adanya media
pembelajaran, anak-anak akan lebih bisa
untuk memahami materi pembelajaran.
Dalam kegiatan penutup, mahasiswa
memberikan review materi pelajaran.
Anak-anak dan mahasiswa menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dilakukan.
Pemberian motivasi untuk tetap semangat
belajar dan selalu menjaga kesehatan
selama pandemi dilakukan di setiap akhir
kegiatan.
Gambar 2. Pelaksanaan Pembelajaran
dengan memperhatikan protokol
kesehatan Kegiatan pendampingan belajar ini
memberikan banyak manfaat, seperti
pemahaman konsep yang belum dipahami
saat daring, ilmu pengetahuan dan
wawasan tambahan, keterampilan,
kepribadian, serta pengalaman bagi anak-
anak peserta bimbingan belajar.
Sedangkan untuk mahasiswa, kegiatan ini
6
sebagain sarana pengembangan dan
penambahan pengalaman dalam mengajar
siswa
Gambar 3. Grafik Persentase Respon
Siswa dan Orang Tua
Kegiatan pendampingan belajar ini
juga mendapat respon baik dari peserta
maupun orang tua peserta. Orang tua
peserta merasa terbantu dan membawa
kebermanfaatan akan adanya kegiatan ini.
Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan
pendampingan belajar peserta rajin
mengikuti kegiatan sesuai jadwal, dan
tepat waktu
Gambar 4. Respon Kesan dan Pesan dari
Perwakilan Siswa
Respon positif datang dari siswa,
dengan menuliskan pesan dan kesan, siswa
menyampaikan pendapat mereka
mengenai kegiatan pendampingan belajar
yang telah dilaksanakan. Siswa
mengucapkan terimakasih kepada
Mahasiswa yang telah mendampingi
mereka belajar. Mereka merasa senang
bisa belajar dengan teman-temannya.
KESIMPULAN
Bimbingan dan pendampingan
belajar bagi anak di masa pandemi ini
sangat membantu untuk siswa, terutama
bimbingan secara luring. Bimbingan
secara luring membantu siswa dalam
memahami konsep dan materi yang
mereka belum dapat pahami saat daring
dengan guru.
Pelaksanaan pendampingan
belajar di Desa Sokawera, Desa Purwodadi,
Desa Buniayu, Desa Pesantren, dan Desa
Samudra Kulon mendapat respon baik dari
peserta dan orang tua peserta bimbingan.
Selain itu, kegiatan pendampingan belajar
ini juga dapat menambah pengalaman
mahasiswa dalam menghadapi anak-anak
serta dalam menyesuaikan metode
pembelajaran yang sesuai bagi setiap anak
atau kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online].
Tersedia di
https://www.google.com/url?sa=t
&source=web&rct=j&url=https:/
/kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dari
ng&ved=2ahUKEwi_06jqybbrA
hVoH7cAHb0FD0MQFjACegQI
AhAC&usg=AOvVaw22itlNKpt
pOFRFbon3RmYe. Diakses 25
Agustus 2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online].
Tersedia di
https://www.google.com/url?sa=t
&source=web&rct=j&url=https:/
/kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lurin
g&ved=2ahUKEwjHmJOIyrbrA
hV863MBHT7BD_UQFjADegQ
IAhAC&usg=AOvVaw088bz5z5
iUl6dQbN2ASDLg. Diakses 25
Agustus 2020.
KEMENDIKBUD. 2020. Surat Edaran
Kemendikbud Nomor Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang
Pembelajaran secara Daring dan
Bekerja dari Rumah dalam
7
Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19. [Online]. Tersedia di
www.kemdikbud.go.id. Diakses
26 Agustus 2020.
Malyana Andasia. 2020. Pembelajaran
Daring Dan Luring Dengan
Metode Bimbingan
Berkelanjutan Pada Guru Sekolah
Dasar Di Teluk Betung Utara
Bandar Lampung. Jurnal
Jurnal.Stkippgribl.Ac.Id/Index.P
hp/Pedagogia | E-Issn 2715-6125
| P-Issn 2715-613367
Riduwan, a. 2016. “Pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
oleh perguruan tinggi”.
researchgate. dikutip dari
http://www.researchgate.net/publ
ication/3137
7846_pelaksanaan_kegiatan_pen
gabdiankep
ada_masyarakat_oleh_perguruan
tinggi. Diakses tanggal 17
Agustus 2020
Rosaria, D., Novika, H. (2017). Bimbingan
Belajar Bahasa Inggris Bagi Anak
Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)
Di Desa Semangat Dalam Rt.31
handil Bhakti. Jurnal Al-Ikhlas.
ISSN : 2461-0992 Volume 2
Nomor 2.
Sadikin Ali. 2020. Pembelajaran Daring di
Tengah Wabah Covid-19 (Online
Learning in the Middle of the
Covid-19 Pandemic). Jambi.
Jurnal BIODIK: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi Vol. 06, No.
02 (2020),
UNNES. Surat Edaran Rektor UNNES
Nomor B/1738/UN37/TU/2020
tentang Perpanjangan Layanan
Akademik dan Umum Masa
Kewaspadaan dan Pencegahan
Penyebaran Infeksi Covid-19.
[Online]. Tersedia di
https://pgsd.unnes.ac.id. Diakses
26 Agustus 2020.
WHO. [Online]. Tersedia di
https://www.who.int/indonesia/n
ews/novel-coronavirus/qa-for-
public#:~:text=Apa%20itu%20C
OVID-
19%3F,%2C%20Tiongkok%2C
%20bulan%20Desember%20201
9. Diakses 25 Agustus 2020.
8
PENDAMPINGAN BELAJAR SISWA SELAMA PANDEMI COVID-19 MELALUI
KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR DI DESA PANDANSARI KABUPATEN
BANYUMAS
Yuti Munica1, Fanda Nur Utami2, Oktavia Kartika Saputri3, Munir Al Fadhil4,
Yanu Arif Maulana5, Putri Khoirin Nashiroh6
1Pendidikan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan
2Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni,
3Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
4Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan
5 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi
6Fakultas Teknik
Email : [email protected]
Abstrak
Ditengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19, kita harus tetap
semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada
yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi
covid-19. Konsep sekolah di rumah tidak pernah menjadi arus utama dalam
wacana pendidikan nasional. Dengan adanya penyebaran virus covid-19
dunia Pendidikan untuk sementara ini dilakukan dengan berbasis pada
penggunaan teknologi yaitu melalui media online atau secara daring.
Metode pembelajaran sperti ini mulai diterapkan dari mulai Pendidikan
tinggi sampai pada tingkat sekolah dasar. Banyak sekali keterbatasan serta
kekurangan penggunaan sekolah secara daring ini. Guna mengurangi
keterbatasan dan kekurangan sistem daring ini maka dilakukan
pendampingan belajar untuk para siswa khususnya yang duduk di bangku
sekolah dasar. Untuk itu dilaksanakan kegiatan pendampingan yang
dilaksanakan 5 kali dalam seminggu dengan menggunakan prosedur
protocol kesehatan dengan membatasi para siswa yang ikut pendampingan
9
belajar, wajib menggunakan masker sebelum memulai pendampingan
beljar siswa wajib mencuci tangan, dan siswa wajib menjaga jarak antara
satu dengan yang lain. Kegiatan pendampingan ini menggunakan tahapan
yaitu (1) Pemberian motivasi, (2) ceramah atau penjelasan materi, (3) tanya
jawab, (4) kuis atau cerdas cermat, (5) pemberian reward (berupa pujian
secara lisan atau penghargaan dalam bentuk barang. Dengan adanya
kegiatan pendampingan belajar para siswa menjadi terbantu dalam
memahami materi yang diajarkan dari sekolah ini sekaligus membantu para
orang tua siswa dalam mengawasi kegiatan belajar anaknya. Siswa
merespon positif dengan kegiatan ini para siswa cenderung aktif dan dapat
engikuti kegiatan belajar secara kondusif dan dapat cepat memahami
materi yang disampaikan siswa sangat bersemangat dalam kegiatan ini.
Penerapan sekolah secara daring mengalami banyak kendali dari mulai
sarana prasana fasilitas serta dari siswa nya sendiri yang merasa kurang
dapat memahami dan mengikuti untuk membantu mengatasi hal itu
dilkasanakan program pendampingan belajar yang bertujuan untuk
membantu para siswa dan para orang tua siswa.
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar
(KBM) tahun ajaran baru 2020-2021 di
sekolah yang ada di Kabupaten
Banyumas dilaksanakan secara daring
mulai tanggal 13 Juli 2020 yang
bertujuan untuk mengantisipasi
penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19). Hal ini mengacu pada surat
edaran Gubernur Jateng nomor
420/0005956 tertanggal 15 Maret 2020
tentang Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19)
sehingga mobilitas warga sekolah
mulai dari PAUD hingga SMP yang
dibawah kewenangan Pemkab
dikurangi dengan cara mengganti
sistem pembelajaran yang awalnya
tatap muka menjadi sistem daring
Dengan demikian, Sekitar 7,5 juta
mahasiswa dan hampir 45 juta pelajar
sekolah dasar dan menengah “dipaksa”
melakukan pembelajaran dari rumah
dikarenakan kampus dan sekolah
ditutup untuk sementara. (Oktavian
Riskey dan Aldya Riantina Fitra, 2020 :
16).
10
Jika melihat pemaparan mengenai
pandemi covid-19 terhadap proses
pembelajaran bagi guru dan siswa
tersebut, terdapat banyak
permasalahan serta kondisi yang
memaksakan guru, peserta didik, dan
orang tua untuk melakukan
pembelajaran daring. (Mastura, M., &
Santaria, R. (2020:289-295).
Sistem pembelajaran yang
dialihkan di rumah masing-masing
tentu menimbulkan sisi positif dan
negatif. Sisi positifnya adalah kegiatan
belajar mengajar bisa dilakukan kapan
saja sesuai persetujuan antara guru
dan siswa dan tentunya bisa mencegah
atau memutus penyebaran Covid-19.
Sedangkan sisi negatifnya yaitu
kegiatan belajar mengajar menjadi
kurang efektif karena pembelajaran
hanya dilakukan dengan cara satu arah
menggunakan teknologi. Hal ini
menyebabkan siswa kesulitan untuk
melakukan konsultasi jika siswa
membutuhkan penjelasan dan
pemahaman yang lebih mendalam. Sisi
negatif lain dari belajar dari rumah yaitu
siswa kehilangan motivasi belajar dan
lebih sering bermain gadget
dikarenakan anak-anak cenderung
lebih mudah bosan.
Upaya yang dilakukan untuk
mecegah atau meminimalisir dampak
negatif belajar dari rumah, maka
diadakan pendampingan belajar
sebagai wujud pengabdian masyarakat
pada bidang pendidikan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pendampingan adalah proses, cara,
perbuatan mendampingi atau
mendampingkan (KBBI, 2016).
Pendampingan atau mentoring
biasanya melibatkan bimbingan dari
seorang individu yang lebih
berpengalaman atau senior,
menimbulkan berbagai hubungan
pendampingan jangka panjang antara
mentee dan mentor, mentor akan
diharapkan untuk mengetahui jawaban
atas tugas yang dilakukan oleh mentee
(Margetty Herwin, 2016).
METODE PENELITIAN
Pendampingan belajar melalui
kegiatan bimbingan belajar
dilaksanakan di rumah tentor atau
pendamping, yaitu di RT 5 RW 3 Desa
Pandansari Kecamatan Ajibarang
Kabupaten Banyumas. Peserta
bimbingan belajar terdiri dari 11 siswa
Paud/TK dan 4 siswa SD. Dikarenakan
antusiasme yang sangat tinggi dan
pelaksanan bimbingan belajar juga
harus mematuhi protokol kesehatan
maka dari itu peserta wajib memekai
masker dan jaga jarak selama kegiatan
bimbingan belajar. Peserta mengikuti
11
kegiatan bimbingan belajar atas dasar
himbauan dari orang tua dan minat
pribadi.
Kegiatan bimbingan belajar
dilaksanakan 5 kali dalam seminggu
kecuali hari Jum’at dan Minggu yang
dimulai pada tanggal 9 Juli sampai 20
Agustus 2020. Pelaksanaannya dibagi
menjadi 2 sesi yaitu sesi pertama pada
pukul 10.00 untuk siswa SD dan sesi
kedua pada pukul 14.00 untuk siswa
PAUD/TK. Fasilitas yang digunakan
untuk menunjang kegiatan bimbingan
belajar yaitu kursi, meja, papan tulis
sederhana, alat tulis, dan reward
(berupa makanan ringan).
Kegiatan bimbingan belajar
dilakukan melalui 5 tahapan yaitu: (1)
Pemberian motivasi, (2) ceramah atau
penjelasan materi, (3) tanya jawab, (4)
kuis atau cerdas cermat, (5) pemberian
reward (berupa pujian secara lisan atau
penghargaan dalam bentuk barang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari 15 peserta bimbingan belajar dan
orang tua sebagai responden
menyatakan bahwa pendampingan
belajar dirumah sangat bermanfaat dan
perlu dilaksanakan, selama proses
pembelajaran sekolah masih dilakukan
secara daring atau virtual demi
tercapainya perkembagan belajar
mereka selama masa pandemi covid-
19 ini berlangsung. Karena di masa
sekarang yang seperti ini dengan
adanya pendampingan belajar dirumah
siswa akan merasa lebih senang dan
termotivasi untuk mempelajari materi
yang diberikan oleh guru.
Gambar 1.1 Dokumentasi kegiatan
bimbingan belajar
Selain itu, pendampingan belajar
ini memeberikan efek yang positif bagi
tiap siswa karena jam bermain mereka
menjadi berkurang dan mereka
cenderung lebih ingin mengikuti
pendampingan belajar tersebut. Siswa
Sekolah Dasar yang mana mereka
perlu pengarahan dan pengajaran
secara khusus untuk memahami materi
yang disampakan oleh guru melalui
grup Whatsapp perlu adanya
bimbingan dari orang tua karena
ditakutkan mereka membuka konten –
konten terlarang yang seharusnya
belum boleh mereka lihat. Maka dari itu
dengan adanya pendampingan belajar
ini diharapkan siswa mampu
mengembangkan potensi dirinya
12
secara optimal seperti layaknya mereka
mengikuti kegiatan belajar di sekolah
seperti biasanya.
Gambar 1.2 Hasil Respon dari orang
tua dan peserta terhadap manfaat
pendampingan belajar.
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.3 dan 1.4 Respons
peserta bimbingan belajar terhadap
manfaat pendampingan belajar.
Dalam pendampingan belajar
metode yang dilakukan tidak hanya
penyampaian materi saja dengan
metode ceramah, Pemberian motivasi
kepada siswa di era pendemi Covid-19
seperti ini juga penting karena dapat
mendorong semangat belajar siswa.
Setelah materi pelajaran selesai
dijelaskan atau saat penjelasan materi
juga diselingi dengan tanya jawab.
Melalui tanya jawab diharapkan siswa
mampu memperluas dan
memperdalam pelajaran tersebut.
Metode atau tahapan selanjutnya yang
dilakukan adalah diadakannya kuis
atau cerdas cermat yang diharapkan
dapat melatih siswa untuk berpikir
cepat, menumbuhkan kembangkan
13
sikap percaya diri siswa dan melatih
siswa berkompetisi secara sehat.
Pemberian reward (berupa pujian
secara lisan atau penghargaan dalam
bentuk barang setelah mampu
menjawab pertanyaan atau
menjelaskan dapat mendorong
semangat belajar. Berdasarkan
respons dari siswa tahapan atau
metode pendampingan belajar ini
dirasa bermanfaat dan efektif
diterapkan saat era pandemic Covid-19
ini.
KESIMPULAN
Adanya pandemic covid-19 ini
sangat berdampak pada berbagai sisi
kehidupan termasuk berdampak pada
dunia Pendidikan. Di masa pandemik
covid-19 segala kegiatan Pendidikan
dilaksanakan secara daring dengan
menggunakan kemajuan teknologi
yang kian maju, kegiatan pembelajaran
seperti ini akan memberikan dampak
pada siswa baik positif maupun
negative. Guna menunjang serta
memfasilitasi kegiatan belajar untuk
anak-anak TK dan SD maka
dilaksanakan pendampingan belajar
sebagai bentuk pengabdian
masyarakat. Pendampingan belajar
direspon posirif oleh anak-anak serta
orang tua mereka, dengan adanya
kegiatan ini orang tua menjadi terbantu
dalam mengawasi anak mereka belajar
serta untuk anak-anak menjadi lebih
bersemangat untuk belajar karena
pembelajaran dilaksanakan secara
tatap muka dan anak-anak bertemu
dengan teman-teman nya sehingga
merasa senang. Pembelajaran tatap
muka dirasa efektif jika dibandingkan
dengan pembelajaran daring. Anak-
anak lebig dapat memahami materi
yang disampaikan serta dapat lebih
aktif anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( KBBI ). Kementerian
Pendidikan Dan Budaya.
Margetty Herwin. (2016). Perbedaan
Coaching, Training, Mentoring,
Consulting, dan Counselling.
Retrieved from
http://www.bernas.id/amp/17735-
perbedaan-coaching-training-
mentoring-consulting-dan-
counselling.html
Oktavian Riskey, Aldya Riantina Fitra.
(2020). Efektivitas Pembelajaran
Daring Terintegrasi di Era
Pandemi. Jurnal Ilmu dan
Pengetahuan. 2(2), hlm.16
Mastura, M., & Santaria, R. (2020).
Dampak Pandemi Covid-19
terhadap Proses Pengajaran Bagi
14
Guru dan Siswa. Jurnal Studi Guru
Dan Pembelajaran, 3(2), 289-295.
15
Pemberdayaan Masyarakat Desa Jingkang Pada Masa Pandemi Covid-19 Melalui
Kegiatan Pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran Terong dan Cabai Menggunakan
Media Pollybag
April Griya Mutiara, Ayu Putri Rizqi Rahmadhani, Deni Triyanti, Dila Indah Tawakhalni,
Noviatul Khasanah, Putri Khoirin Nashiroh
Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas
Bahasa dan Seni, Fakultas Ilmu Sosial
Abstrak
[email protected], [email protected],
[email protected], [email protected],
Tanaman famili Solanaceae diantaranya terung, tomat, dan cabai merupakan jenis
komoditas sayuran yang banyak digemari untuk dikonsumsi sehari-hari dan memiliki nilai
ekonomi tinggi. Sayuran ini jugaa mudah untuk dibudidayakan oleh masyarakat sehingga
dapat secara langsung diolah oleh masyaakat menjadi makanan dan sebagainya. Sayuran
terong dan cabai ini merupakan tumbuhan berdaya guna sebagai bahan makanan, sayuran,
dan obat kontrasepsi oral keluarga berencana (KB). Sementara itu prospek pengembangan
usaha tenaman terong dinilai tinggi, karena selain mempinyai gizi tinggi, juga mempunyai
nilai yang ekonomi tinggi.
Sayuran terong dan cabai memiliki banyak manfaat serta mengandung vitamin C yang
dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Dimana manfaat ini tentu saja sangat sesuai dengan
kebutuhan di tengah Pandemi COVID-19 dalam meningkatkan sistem imun tubuh. Salah
satu keunggulan budidaya tanaman sayuuran terong dan cabai bisa dilakukan dengan
menggunakan pollybag yang memiliki keunggulan tidak memakan lahan yang luas, selain
itu pollybag sangat baik untuk drainase, aerasi sehingga tanaman dapat tumbuh subur
seperti dilahan. Penentuan ukuran pollybag yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam penggunaan media dan
nutrisi. Pengenalan budidaya sayuran terong dan cabai melalui pelatihan budidaya ini
untuk edukasi dan meningkatkan ketahanan pangan terhadap masyarakat di Desa Jingkang
ditengah Pandemi Covid-19.
Kata Kunci : Sayur terong dan cabai, Budidaya Tanaman secara Pollybag, Pandemi Covid-
19
PENDAHULUAN
Desa Jingkang merupakan desa
yang terletak di ujung selatan kecamatan
Ajibarang, berbatasan dengan desa
Kalitapen Kecamatan Purwojati dan
bersebelahan dengan desa Sawangan.
Desa Jingkang memiliki dataran sedang
yang sedikit berbukit yang diapit oleh
dua gunung. Sebelah barat gunung Putri,
sebelah timur gunung Kendali Pulosari,
gunung Gripis, dan gunung Garung.
Ketinggian wilayah desa Jingkang lebih
rendah bila dibandingkan dengan
kecamatan Ajibarang yang berjarak
sekitar 10 KM di sebelah ujung selatan
kecamatan Ajibarang.
16
Mata pecaharian mayoritas
penduduknya yang Pra KS adalah rata-
rata petani dan penyadap gula kelapa.
Dilihat dari segi potensi sumber daya
alam menurut informasi dari kalangan
ahli geologi dan masyarakat Desa
Jingkang memiliki areal yang
diperkirakan terdapat kandungan batu-
batu berharga atau batu permata dan oleh
penduduk selalu dijaga kelestariannya.
Dilihat dari sumber daya manusia
di Desa Jingkang berdasarkan observasi
kepada warga masyarakat yang
dilaksanakan ketika menjelang pelaksaan
KKN dapat disimpulkan bahwa
masyarakat mempunyai potensi untuk
mengembangkan budidaya tanaman
sayuran meskipun dalam skala kecil.
Beberapa jenis sayuran yang mudah
dibudidayakan adalah tanaman terong
dan cabai. Sayuran ini termasuk tanaman
yang tahan terhadap air hujan, dan dapat
dipanen sepanjang tahun karena tidak
bergantung pada musim. Masa panen pun
terbilang cukup singkat karena dapat
dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan
sejak bibit ditanam. Periode panen bisa
berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih.
1. Terong
Terung (Solanum melongena)
merupakan tanaman semusim sampai
setahun atau tahunan, termasuk dalam
famili Solanaceae. Tinggi tanaman
terung berkisar antara 60–240 cm.
Batangnya berair, berbulu dan ada
yang berduri. Tanaman terung
berbentuk semak atau perdu, dengan
tunas yang tumbuh terus dari ketiak
daun sehingga tanaman terlihat tegak
atau menyebar merunduk.
Persyaratan Tumbuh
Terung dapat ditanam di dataran
rendah sampai dataran tinggi. Tanah
yang cocok untuk pertanaman terung
adalah tanah yang subur, tidak
tergenang air, dengan pH 5-6, dan
drainase yang lancar. Tanah berpasir
atau lempung berpasir merupakan
jenis tanah yang cocok untuk terung.
Apabila akar tergenang, tanaman
terung akan terhambat
pertumbuhannya, juga mudah
terserang penyakit layu bakteri
(Ralstonia solanacearum) dan layu
yang disebabkan oleh jamur
Verticillium spp.
Waktu tanam yang baik yaitu pada
awal musim kemarau (bulan
Maret/April) atau pada awal musim
penghujan (bulan Oktober/Nopember).
Terong terdiri dari 5 jenis, yaitu :
- Terong Kopek. Buahnya bulat
panjang, dengan ujung tumpul
berwarna ungu dan hijau keputih-
putihan.
- Terong Carigi. Buahnya bulat
panjang dengan ujung runcing dan
berbentuk lurus atau bengkok
berwarna ungu.
- Terong Bogor / Terong Kelapa.
Buahnya bulat besar berwarna
putih atau hijau keputih–putihan,
rasanya renyah dan agak getir.
- Terong Gelatik / Terong Lalab.
Buahnya seperti terung Bogor
tetapi agak kecil. Berwarna hijau
dan putih keungu-unguan.
17
- Terong Acar. keunggulan varietas
ini adalah sangat tahan terhadap
penyakit layu bakteri. Buahnya
bulat panjang kecil dan tersusun
dalam tandan. Warna buah ungu
tua. Cocok untuk diawetkan dalam
bentuk acar/pickles.
2. Cabai
Cabai merah (Capsicum annuum)
termasuk famili Solanaceae dan
merupakan salah satu komoditas
sayuran yang memiliki banyak
manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan
mempunyai prospek pasar yang
menarik. Buah cabai selain dapat
dikonsumsi segar untuk campuran
bumbu masak juga dapat diawetkan
misalnya dalam bentuk acar, saus,
tepung cabai dan buah kering.
Persyaratan Tumbuh
Cabai merah cocok dibudidayakan,
baik di dataran rendah maupun dataran
tinggi, pada lahan sawah atau tegalan
dengan ketinggian 0–1000 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertanaman
cabai adalah yang berstruktur remah
atau gembur, subur, kaya akan bahan
organik, pH tanah antara 6-7.
Kandungan air tanah juga perlu
diperhatikan. Hal tersebut
berhubungan dengan tempat tumbuh
tanaman cabai (sawah atau
tegalan).Tanaman cabai yang
dibudidayakan di sawah sebaiknya
ditanam pada akhir musim hujan,
sedangkan di tegalan ditanam pada
musim hujan. Dengan pemilihan
musim tanam yang tepat, diharapkan
pada saat pertumbuhan tanaman,
kandungan air sawah tidak berlebihan
dan di tanah tegalan masih cukup air
untuk pertumbuhan cabai.
METODE
Hasil pertanian desa Jingkang,
kecamatan Ajibarang didominasi oleh
padi, jagung, dan umbi-umbian.
Berdasarkan hal tersebut, pelatihan ini
dilaksanakan untuk menambah inovasi
pemasokan sayuran agar budidaya
tanaman yang dilakukan oleh masyarakat
desa Jingkang bervariatif, bukan hanya
sebatas padi, jagung, dan umbi-umbian.
Selain itu, pelatihan budidaya tanaman ini
bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat desa Jingkang
terutama anggota ibu PKK RT 05 RW
01. Metode yang digunakan yaitu secara
langsung berupa metode ceramah dan
diskusi.
Tahapan-tahapan dari kegiatan
pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran
Terong dan cabai ini, yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Berkoordinasi dengan Ketua RT
perihal persiapan lahan yang akan
18
digunakan pada hari pelaksanaan
pelatihan.
b. Berkoordinasi dengan pihak PPL
Pertanian Kecamatan Ajibarang
terkait materi dan bahan
pelatihan, dimana pembicara pada
acara tersebut adalah dari
lembaga PPL Pertanian.
c. Menyiapkan alat dan bahan yaitu:
1) Bibit Terong dan cabai, 2)
Tanah, 3) Pupuk, 4) Sekam, 5)
Lahan Kosong, 6) Plastik
Pollybag, 7) Peralatan yang
digunakan untuk memindahkan
tanah.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penyampaian Materi
Penyampaian materi
merupakan tahap awal
sebelum dilaksankannya
praktik pelatihan yang
disampaikan oleh Pak
Arismanto, S.Tp selaku pihak
PPL Pertanian. Pada sesi
tersebut peserta pelatihan
mendapatkan materi dalam
bentuk hardfile yang berisikan
materi-materi Budidaya
Tanaman yang dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab.
b. Praktik Pelaksanaan
Pada tahap ini hal-hal yang
dilakukan adalah :
1) Pencampuran Tanah
dengan pupuk dan arang
sekam,
2) Memasukan Tanah yang
sudah dicampurkan ke
dalam plastik pollybag,
3) Memindahkan bibit ke
Pollybag yang sudah siap.
Cara penanaman sayuran terong
dan cabai yaitu dengan tahapan :
Persemaian: 1) Persemaian dibuat dalam
bedengan/ rak yang diberi naungan
plastik trasparan. 2) Buat campuran
media semai 2 ember tanah + 1 ember
pupuk kandang dan 150 gr SP36 (atau 80
gr NPK) dihaluskan, lalu tambah
karbofuran 75 gr, lalu diayak. Dari 90%-
nya bisa dijadikan 300-400 polybag. 3)
Benih ditanam dalam polybag/ plastik
semai ukuran 4x6 cm, dibuat lubang
semai 0.5 cm dan ditutup tanah halus atau
abu. 4)Bibit dapat dipindah ke lapang
setelah 17- 21 hari.
Syarat lokasi persemaian :
1) Tempat Bersih
2) Tersedia Sumber Air
3) Mudah Dalam Pengawasan
Cara menanam benih dalam media :
1) Media tanah tidak perlu diisikan
sampai penuh, cukup ¾ bagian dari
polybag
- Masukkan benih kedalam pollybag
- Gunakan benda yang runcing,
jangan menggunakan jari tangan
untuk melubangi
2) Jaga selalu kelembaban tanah, jika
perlu siram setiap pagi dan sore hari.
3) Seleksi bibit yang sehat dan kuat, agar
mendapat hasil yang maksimal di
lapangan.
- Seleksi bibit yang seukuran dan
sehat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di tengah pandemi Covid-19
seperti sekarang ini, orang-orang lebih
menghabiskan banyak waktu di rumah.
Situasi pandemi mengharuskan
masyarakat menjalankan seluruh
aktivitasnya seperti bekerja, belajar,
beribadah, dan berolahraga dari rumah.
Dengan Situasi ini, mendorong
19
masyarakat untuk menemukan kegiatan
positif untuk memenuhi kebutuhannya
dan mengisi waktu luang, di antaranya
adalah berkebun. Berkebun sayur
menggunakan media transplantasi
polybag menjadi alternatif bagi
masyarakat di wilayah RT 05 RW 01
Desa Jingkang Kecamatan Ajibarang,
Kabupaten Banyumas. Transplantasi
Pollybag merupakan kegiatan menanam
di tempat lain kemudian memindahkan
tanaman tersebut ke dalam pollybag yang
sudah berisi tanah dan pupuk sebagai
media tanam.
Menurut Wira (2000) bahan-bahan
untuk media tanam dapat dibuat dari
bahan tunggal ataupun kombinasi dari
beberapa bahan, asalkan tetap berfungsi
sebagai media tumbuh yang baik. Selain
komposisi media tanam, volume media
juga merupakan faktor penentu
keberhasilan usaha pertanian. Menurut
Muliawati (2001), penggunaan tanah
lebih efisien dapat dilakukan dengan
mengurangi volume media yang diisikan
ke dalam polybag. Volume media yang
baik untuk budidaya tanaman adalah
volume media yang mampu menunjang
pertumbuhan dan perkembangan akar
serta mencukupi kebutuhan tanaman akar
air dan unsur hara. Manipulasi volume
media yang tepat adalah dengan membuat
komposisi media yang dapat
mempertahankan kelembaban tanah
dalam waktu relative lebih lama dan
mampu meyediakan unsur hara bagi
tanaman.
Keuntungan dalam penggunaan
polybag antara lain perawatan lebih
mudah, pengontrolan / pengawasan pada
tanaman dapat lebih jelas dan mudah jika
untuk memelihara tanaman agar
terlindung dari serangan hama atau
penyakit, kekurangan zat hara, polybag
mampu di tambahkan bahan organic atau
pupuk kandang sesuai takaran,
menghemat ruang dan tempat untuk
penanaman, komposisi tanam dapat
mudah diatur, nutrisi yang diberikan
dapat langsung diserap oleh akar
tanaman, serta tanaman dapat di
budidayakan sampai tidak mengenal
musim. Pemilihan polybag sebagai
wadah tanam untuk budidaya dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dimilikinya
seperti, harga murah, tahan karat, tahan
lama, ringan bentuk seragam, dan tidak
cepat kotor. Selain itu sangat bagus untuk
drainase, aeresi sehingga tanaman dapat
tumbuh subur seperti dilahan. Penentuan
ukuran Polybag yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi
dalam penggunaan media dan nutrisi.
Langkah-langkah Budidaya Tanaman
1. Benih
Kebutuhan benih untuk satu hektar
sekitar 150–500 g biji dengan daya
kecambah 75%. Biji tumbuh kurang
lebih 10 hari setelah disemai. Benih
yang baik diperoleh dari buah yang
warna kulit buahnya sudah
menguning minimum 75% terutama
pada jenis terung besar dan dipanen
dengan memotong tangkai buahnya.
Untuk menghindari kerusakan dahan,
sebaiknya pemotongan tidak
dilakukan dengan tangan (tanpa
pisau).
2. Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam
dalam air hangat (50 OC) selama 1
jam. Benih disebar secara merata
pada bedengan persemaian dengan
media berupa campuran tanah dan
pupuk kandang/kompos (1:1),
kemudian ditutup dengan daun pisang
selama 2-3 hari. Bedengan
20
persemaian diberi naungan/atap dari
screen/kasa/plastik transparan
kemudian persemaian ditutup dengan
screen untuk menghindari serangan
OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit
dipindahkan ke bumbunan daun
pisang/pot plastik dengan media yang
sama (tanah dan pupuk kandang
steril). Penyiraman dilakukan setiap
hari. Bibit siap ditanam di lapangan
setelah berumur 4-5 minggu atau
sudah mempunyai 4-5 daun.
3. Pengolahan Tanah
Tanah yang akan ditanami dicangkul
2–3 kali dengan kedalaman 20–30
cm. Kemudian dibuat bedengan
dengan lebar 120–140 cm dan
panjang disesuaikan kondisi lahan. Di
antara bedengan dibuat parit dengan
kedalaman 20-30 cm. Pupuk kandang
kompos yang sudah matang diberikan
0,5-1 kg per lubang sebelum tanam.
4. Penanaman
Jarak tanam dalam barisan 50–70
(tergantung varietas) dan jarak antar
barisan 80–90 cm, dan pada tiap
bedengan terdapat dua baris tanaman.
Bibit yang telah berumur satu
setengah bulan atau daunnya telah
tumbuh 4 helai dapat dipindahkan ke
lapangan yang telah dipersiapkan.
5. Pemupukan dan Pemeliharaan
Pupuk buatan diberikan setelah
tanaman berumur 1-2 minggu setelah
tanam. Pupuk N diberikan 30 kg/ha.
Pupuk campuran dapat pula diberikan
dalam bentuk ZA dan ZK dengan
perbandingan 1:1 sebanyak 10
g/tanaman di sekeliling tanaman
dengan jarak 5 cm dari pangkal
batang.
Pemupukan berikutnya diberikan saat
tanaman berumur 2,5-3 bulan. Pupuk
yang dibutuhkan untuk luasan satu
hektar yaitu ZA 150 kg dan ZK 150
kg. Pada tanah liat berlempung dosis
pupuk NPK (12:24:12) yang
digunakan 500 kg/ha.
6. Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama penting yang menyerang
tanaman terung antara lain kutu daun
(Myzus persicae), kutu kebul
(Bemisia tabaci), pengorok daun
(Liriomyza sp.), dan oteng–oteng
(Epilachna sp.). Pengendalian dapat
dilakukan dengan menggunakan
perangkap kuning sebanyak 40
buah/ha. Kalau harus menggunakan
insektisida gunakan insektisida yang
aman dan selektif seperti insektisida
nabati, biologi atau insektisida
piretroid sintetik.
7. Panen dan Pascapanen
Panen pertama dapat dilakukan
setelah tanaman berumur empat
bulan. Pertanaman yang baik dapat
menghasilkan 10–30 ton buah terung
per hektar. Panen dilakukan
menggunakan pisau sekali atau dua
kali seminggu. Buah terung yang
layak dikonsumsi adalah buah yang
padat dan permukaan kulitnya
mengkilat.
Buah terung tidak dapat disimpan
lama sehingga harus dipasarkan
segera setelah tanam. Sortasi
dilakukan berdasarkan ukuran dan
warna. Penanganan selama
pengemasan harus dilakukan secara
berhati-hati untuk mecegah kerusakan
kulit.
Kegiatan Pelatihan Budidaya Sayur
Terong dan Cabai
Pelatihan budidaya sayur terong dan cabe
dilakukan di Desa Jingkang RT 05 RW
21
01 pada hari Senin, 27 Juli 2020. Adanya
situasi dan kondisi pandemi Covid-19,
maka pelatihan budidaya tanaman ini
dilakukan dengan peserta terbatas yaitu
maksimal lima orang. Dalam kegiatan
pelatihan ini dilakukan dengan tetap
menjalankan protokol kesehatan yang ada
seperti memakai masker.
Gambar 1. Penyediaan Tanah
Gambar 2. Persemaian Bibit
Gambar 3. Pembakaran Sekam
Gambar 3. Pemindahan Tanaman
Gambar 4. Pemindahan Tanaman
Gambar 5. Pemberia Bibit Tanaman
Kepada Warga
Gambar 6. Pemantauan Tanaman Ke
Rumah Warga
22
SIMPULAN
Dari hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan, maka dapat ditarik
simpulan bahwa kegiatan ini dapat
menambah pengetahuan warga tentang
budidaya tanaman terutama sayur terong
dan cabai. Salah satu penggunaan media
yang dapat digunakan dalam budidaya
tanaman adalah penggunaan polybag.
Keuntungan dalam penggunaan polybag
antara lain perawatan lebih mudah,
pengontrolan / pengawasan pada tanaman
dapat lebih jelas dan mudah jika untuk
memelihara tanaman agar terlindung dari
serangan hama atau penyakit, kekurangan
zat hara, polybag mampu di tambahkan
bahan organic atau pupuk kandang sesuai
takaran, menghemat ruang dan tempat
untuk penanaman, komposisi tanam dapat
mudah diatur, nutrisi yang diberikan
dapat langsung diserap oleh akar
tanaman, serta tanaman dapat di
budidayakan sampai tidak mengenal
musim. Budidaya tanaman menggunakan
pollybag memiliki 7 langkah yaitu benih,
persemaian, pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan dan
pemeliharaan, panen dan pascapanen,
pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT).
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Candara dan Wuryanto. 2020.
Pemberdayaan Petani melalui
Budidaya Tanaman Sayuran
dengan Sistim Polybag pada
Lahan Pekarangan di Desa
Taman Baru Kecamatan Sekotong
Kabupaten Lombok Barat. Jurnal
Abdi Mas TPB. Vol: 2, No. 2 Hal.
10-15
Bobihoe, Julistia dan Syafri Edi. 2010.
Budidaya Tanaman Sayuran.
Jambi: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP)
Jambi.
Pasir,Supriyanto.2014. Penyuluhan
Penanaman Sayuran Dengan Media
Pollybag. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan Vol. 3 hal.159-163
Sapta, Kurnia. 2019. Budidaya Sayuran
Buah Terong, Cabai Merah,
Cabai Rawit, Tomat, Emes, Paria,
Kacang Panjang, Mentimun.
Dinas Tanaman Pangkata
Pengantar Dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat
23
Resiliensi Masyarakat: Gerakan Relawan Satgas COVID-19 di Desa Kalisube, Kecamatan Banyumas, Kabupaten
Banyumas
Oleh
Diah Tri Murniati1, Dwi Putra Oktavani2, Arif Nur Hidayat3, Nisa Nur Hasna4 dan
Putri Khoirin Nashiroh5
1Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang
2Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Semarang
3Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Semarang
4Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
5Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
Abstrak Pelajaran penting yang dapat dipetik dari pandemi COVID-19 adalah munculnya aksi solidaritas sosial yang menguatkan modal sosial di masyarakat. Modal sosial tersebut terlihat pada keragaman bentuk aksi solidaritas yang tercetus dalam rangka penanganan dampak COVID-19. Penelitian ini membahas mengenai Resiliensi Masyarakat: Gerakan Relawan Satgas COVID-19 di Desa Kalisube, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatoris. Peneliti yang tergabung dalam tim KKN BMC Kecamatan Banyumas ikut terjun langsung ke lapangan dan mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh Satgas COVID-19 Desa Kalisube. Sedangkan metode penulisan yang kami gunakan untuk menulis karya ilmiah ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang kami dapatkan dilapangan dan berbagai tambahan literasi yang berasal dari berbagai macam sumber diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa gerakana resiliensi masyarakat (tim KKN BMC dan Satgas COVID-19) berupa sosialisasi jogo tonggo, penyaluran berbagai macam bantuan, operasi masker, sosialisasi dan pembagian masker, kerja bakti dalam rangka PHBS, pemantauan pemudik yang sedang karantina mandiri. Kata kunci: ketahanan, komunitas, relawan, gerakan covid-19
Abstract
An important lesson that can be learned from the COVID-19 pandemic is the emergence of social solidarity actions that strengthen social capital in society. Social capital can be seen in the diversity of forms of solidarity actions that have been triggered in the context of handling the impact of COVID-19. This research discusses Community Resilience: Volunteer Movement for the COVID-19 Task Force in Kalisube Village, Banyumas District, Banyumas Regency. The method used in this research is participatory observation. Researchers who are members of the KKN BMC Banyumas Subdistrict team go directly to the field and participate in every activity carried out by the Kalisube Village COVID-19 Task Force. While the writing method that we use to write scientific papers is to use qualitative descriptive methods. The data that we obtained in the field and various additional literacy from various sources were processed descriptively. The results of the study explained that the community resilience movement (the KKN BMC team and the COVID-19 Task Force) were in the form of socialization of jogo tonggo, distribution of various kinds of aid, mask surgery, socialization and distribution of masks, community service in the context of PHBS, monitoring of travelers who were in independent quarantine. Keywords: community resilience, volunteer, movement, COVID-19
24
PENDAHULUAN
Tahun 2020 merupakan tahun yang
begitu penuh cobaan bagi umat manusia.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika
tahun 2020 akan selalu dikenang bagi siapa
saja yang melewati. Barawal dari beberapa
berita yang menghebohkan dunia pada akhir
2019 kemarin, bahwa terdapat virus misterius
menyerupai SARS telah muncul di Wuhan, ibu
kota Provinsi Hubei, salah satu provinsi di
Tiongkok. Dengan waktu yang cepat virus
tersebut menyebar di kota-kota lain di
Tiongkok sana dan bahkan hampir di seluruh
dunia tak terkecuali di Indonesia. Indonesia
sendiri yang awalnya merasa terbebas dari
COVID-19, juga tidak dapat membentengi diri
dari virus tersebut. Akhirnya karena terlalu
jumawa, pemerintah cenderung kebingungan
dalam masa awal penanganan wabah ini
(Purwanto, 2020).
Dalam konteks Indonesia,
Penanganan pandemi COVID-19 pada tahap
awal menunjukkan ketidakseriusan, sehingga
tidak ada sistem antisipasi yang memadai
ketika wabah belum menyebar. Ini
ditunjukkan adanya pengabaian para pejabat
pemerintah terhadap ancaman wabah dan
tidak adanya guidance nasional untuk
mengelola situasi pandemi. Hal ini diperparah
dengan pernyataan-pernyataan anti-science
yang ditunjukkan pengambil kebijakan.
Absennya sistem antisipasi dan respons awal
memadai berakibat pada krisis tata kelola,
yang ditunjukkan dengan, antara lain;
koordinasi vertikal dan horisontal yang lemah,
fragmentasi kebijakan, kesimpangsiuran
informasi, dan indikasi keraguan publik atas
kapasitas negara mengelola krisis (Mas'udi &
Winanti, 2020).
Padahal peristiwa bencana selalu
berpotensi besar mengancam pemenuhan
hak-hak dasar manusia, baik hak-hak
ekonomi, sosial, budaya, sipil maupun politik.
Oleh sebab itu, setiap orang berhak dan wajib
untuk turut serta dalam penanganan bencana,
tanpa dibatasi oleh status kewarganegaraan,
suku, agama, ras, dan sebagainya. Ini
meupakan berangkat dari suatu keyakinan
bahwa hidup manusia pada hakekatnya sangat
berharga dan karena itu semua potensi harus
dikerahkan demi mencegah atau meringankan
penderitaan manusia yang terkena bencana
(Deklarasi umum PBB tentang HAM) dalam
(Laudjeng & Abdullah, 2012)
Filosofi atau keyakinan dasar akan
martabat manusia dan kehidupannya, itulah
yang nantinya menjadi suatu landasan dan
kesepakatan internasional mengenai
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Tanggung jawab negara terhadap
perlindungan dan keselamatan rakyatnya
adalah salah satu konsep universal sistem
politik dan hukum. Filsuf Yunani Kuno,
Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) dalam
mahakarya klasiknya, De Lagibus (Tentang
Hukum), meletakkan diktum dasar politik
hukum negara yang sangat terkenal bahwa
“Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi”
(Solus populi suprema lex est) (Laudjeng &
Abdullah, 2012).
Dengan kata lain, pengertian
penanganan bencana sebagian dari kewajiban
negara terhadap rakyatnya akan muncul dari
keyakinan bahwa hidup manusia hakekatnya
adalah berharga. Berarti bahwa
tanggungjawab atau kewajiban negara
menyelenggarakan penanggulangan suatu
bencana, pada dasarnya, adalah pemenuhan
tanggungjawab dan kewajiban negara
melindungi, menghargai, dan memenuhi hak
asasi manusia. Prinsip inilah yang menjadi
salah satu pijakan tindakan kemanusiaan
(Pujiono ed, 2005; ICSR, 2001) .
Pada praktek bencana COVID-19 telah
melahirkan dampak sosial-ekonomi yang
sangat masif secara global. Berbagai laporan
yang menunjukkan bahwa pandemi ini telah
menghadirkan dampak sosial ekonomi yang
sangat besar bukan hanya dari aspek
penyakitnya, tetapi juga kebijakan yang
semestinya ditargetkan untuk mencegah
penyebarannya. Kebijakan pembatasan sosial
(social distancing dan physical distancing)
dilanjut dengan PSBB misalnya, telah
membawa implikasi melemahnya sektor
informal yang aktivitas ekonominya tidak
dimungkinkan untuk segera beradaptasi
25
dengan kebijakan penanganan COVID-19
(Mas'udi & Winanti, 2020). Maka dari tu perlu
skema mujarab untuk setidaknya mengurangi
dampak bencana COVID-19 ini, dengan salah
satunya adalah solidaritas masyarakat berupa
gotong royong.
Relawan Satgas COVID-19: Tanggung
jawab bersama.
Salah satu modal sosial yang dimiliki
oleh masyarakat Indonesia adalah semangat
gotong royong (Effendy, 2013). Gotong royong
yang dilakukan masyarakat Indonesia pada
kehidupan sehari-hari, maupun pada masa
bencana. Tak terbilang kisah tentang
semangat masyarakat Indonesia untuk saling
membantu, meringankan beban orang lain.
Bahkan pada kondisi bencana, di saat mereka
sendiri harus bersabar dan berjibaku dengan
bencana yang dihadapinya, tetap saja kisah
kepahlawanan orang-orang yang berusaha
menolong orang lain itu hadir.
Keyakinan bahwa “dengan menolong
sesama, maka Penguasa Langit dan Bumi akan
menurunkan petolongan terbaiknya” telah
mendorong jiwa kesukarelawanan
termanifestasi dalam aksi nyata. Sukarelawan
adalah sebuah panggilan jiwa untuk berbagi.
Ia tak bisa dipaksakan, dan juga tidak bersifat
genetik/keturunan. Jiwa kesukarelawanan
dapat ditumbuhkan melalui proses
penyadaran dan pembiasaan. Meskipun juga
bukan bersifat keturunan, namun keluarga
yang terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan
sosial dan membantu orang lain dapat
menjadi sarana untuk menanamkan dan
mengasah jiwa-jiwa sukarelawan (Supriyati,
2020).
Resiliensi dan penguatan modal sosial
dalam solidaritas masyarakat.
Resiliensi masyarakat merupakan
kemampuan masyarakat untuk menggunakan
sumber daya yang ada (ekonomi, jaringan,
transportasi, makanan, dan lain-lain) agar
dapat bertahan dan terlepas dari kondisi krisis
ekonomi, sosial, lingkungan, dan sebagainya
(Bosher dan Chmutina, 2017) dalam (Mas'udi
& Winanti, 2020).
Salah satu bentuk resiliensi yang
muncul di tengah-tengah masyarakat adalah
gerakan literasi digital terkait COVID-19. Hal
ini setidaknya berakar pada sifat pandemi
COVID-19 dan konteks kekinian masyarakat.
Berbeda dengan krisis sebelumnya yang
terjadi, misalnya gempa, banjir atau krisis
ekonomi, maka pandemi COVID-19 menuntut
orang untuk tidak berkumpul. Sifat krisis
seperti ini memaksa masyarakat untuk
menggunakan media digital sebagai sarana
komunikasi yang efektif. Selain itu,
perkembangan masyarakat saat ini yang
bertranfomasi dari masyarakat tradisional
menuju masyarakat digital menjadi
akselerator bagi pemanfaatan media digital
dalam melakukan edukasi publik mengenai
penanganan pandemi COVID-19.
Pelajaran penting lainnya yang dapat
kita dipetik dari pandemi COVID-19 adalah
munculnya aksi solidaritas sosial yang
menguatkan modal sosial di masyarakat.
Modal sosial semakin tumbuh dan menguat
seiring dengan kebutuhan-kebutuhan bersama
yang muncul. Modal sosial memiliki elemen
yang mampu mendorong munculnya perilaku
inovatif dan produktif. Perilaku tersebut
terlihat pada keragaman bentuk aksi
solidaritas yang tercetus dalam rangka
penanganan dampak COVID-19.
Aksi solidaritas ditujukan kepada
kelompok rentan yang nantinya dianggap
lebih membutuhkan. Kelompok rentan
didefinisikan secara beragam, yaitu: kelompok
miskin, kelompok yang kehilangan mata
pencaharian akibat COVID-19, pekerja
informal, dan sebagainya. Bisa jadi, kelompok
tersebut mengalami beban ganda, misalnya
orang miskin yang dalam keadaan biasa sudah
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, dan kondisi bertambah sulit saat
COVID-19 melanda (Mas'udi & Winanti,
2020).
Secara umum, aksi solidaritas sosial
tanggap COVID-19 menurut (Adams, 2008)
dalam (Mas'udi & Winanti, 2020) dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu aksi
karikatif (charity) dan pemberdayaan
(empowerment). Aksi Charity pada dasarnya
26
merupakan kegiatan membagikan uang atau
barang kepada sekelompok orang yang
membutuhkan yang bersifat amal. Aksi ini
umumnya bersifat spontan dan berlandaskan
empati terhadap sesama yang membutuhkan.
Aksi ini dapat dilakukan oleh individu dengan
berbagai latar belakang sosial maupun kolektif
dengan mengandalkan jejaring sosial (social
network). Sedangkan aksi pemberdayaan
betujuan untuk beyond charity, berupaya
untuk memberikan kekuatan kepada
masyarakat untuk dapat menggunakan
sumber daya mereka guna memenui
kebutuhan sendiri.
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi partisipatoris.
Peneliti yang tergabung dalam tim KKN BMC
Kecamatan Banyumas ikut terjun langsung ke
lapangan dan mengikuti setiap kegiatan yang
dilakukan oleh Satgas COVID-19 Desa
Kalisube. Tim KKN BMC mulai mengikuti
kegiatan ini sejak tanggal 9 Juli 2020 dan
berakhir pada 22 Agustus 2020 bersamaan
dengan selesainya waktu KKN BMC 2020.
Metode penulisan yang kami gunakan
untuk menulis karya ilmiah ini adalah
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Data yang kami dapatkan dilapangan dan
berbagai tambahan literasi yang berasal dari
berbagai macam sumber diolah secara
deskriptif.
HASIL & PEMBAHASAN
Resiliensi masyarakat merupakan
kemampuan masyarakat untuk menggunakan
sumber daya yang ada (ekonomi, jaringan,
transportasi, makanan, dan lain-lain) agar
dapat bertahan dan terlepas dari kondisi krisis
ekonomi, sosial, lingkungan, dan sebagainya
(termasuk didalamnya kondisi pandemi saat
ini) (Bosher dan Chmutina, 2017) dalam
(Mas'udi & Winanti, 2020).
Maka dari itu berikut ini adalah
beberapa kegiatan resiliensi masyarakat
(berdasarkan kemampuan yang ada) oleh tim
gabungan Satgas COVID-19 Desa Kalisube dan
tim KKN BMC Unnes selama 45 hari dari
tanggal 9 Juli-22 Agustus 2020.
Operasi Masker Non Yustisi
Salah satu bentuk kegiatan Satgas
COVID-19 yaitu melakukan kampanye
gerakan menggunakan masker bagi
masyarakat. Gerakan ini dimotori oleh Satgas
COVID-19 dan tim KKN Unnes di Desa
Kalisube melalui kegiatan Operasi Masker.
Operasi masker ini dilakukan untuk
pendisiplinan warga agar tertib dalam
protokol kesehatan dan juga karena semakin
tingginya angka penularan COVID-19 di
Kabupaten Banyumas dalam sepekan terakhir
ini.
Berdasarkan data dari laman
(http://coviD19.banyumaskab.go.id) jumlah
total orang yang positif COVID-19 per tanggal
26 agustus 2020 adalah 304 orang.
Sedangkan total orang positif COVID-19 di
Kecamatan Banyumas adalah 8 orang. Maka
dari itu operasi masker diberi payung hukum
oleh pemerintah Kabupaten Banyumas
melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) dengan diberlakukannya Perda Nomor 2
Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit di Kabupaten
Banyumas, khususnya yang berkaitan dengan
pasal tentang penggunaan masker (CNN
Indonesia, 2020).
Selain dilakukan oleh satuan
pengamanan, operasi masker juga gencar
dilakukan oleh desa masing-masing, salah
satu contohnya yang lakukan di Desa Kalisube
merupakan Operasi Masker Non Yustisi.
Operasi Masker Non Yustisi adalah operasi
masker yang dilakukan tanpa adanya
penindakan hukum melainkan hanya
dilakukan pencatatan.
Gambar 1. Kegiatan Operasi Masker Non
Yustisi di Desa Kalisube
27
Adapun warga yang terjaring tidak
memakai masker, akan diberhentikan,
diminta mengisi surat pernyataan berisi
identitas diri, dan dilakukan pembinaan oleh
Satgas COVID-19 Desa Kalisube agar tidak
mengulangi kesalahannya. Operasi dilakukan
pada hari Kamis, 30 Juli 2020 pada pukul
08.00-10.00 di salah satu jalan di RT 04/04
Desa Kalisube. Berikut ini merupakan data
yang kami peroleh pada kegiatan Operasi
Masker Non Yustisi yang merupakan
pelanggar yang tidak menggunakan masker.
Tabel 1. Pelanggar Operasi Masker Non Yustisi
di Desa Kalisube
Sosialisasi Pemakaian dan Pembagian
Masker
Menindaklanjuti upaya pencegaraan
virus corona melalui Satgas Covid-19 bersama
KKN BMC UNNES 2020 kami melakukan
kegiatan Sosialisasi Pemakaian dan
Pembagian Masker. Pembagian Masker kami
lakukan pada tanggal Kamis, 20 Agustus
2020. Gerakan ini tidak hanya sebatas
pembagian masker saja tetapi juga edukasi
bagaimana menggunakan masker dengan
benar serta pemberitahuan tentang peraturan
pengunaan masker yang baik dan benar.
Informasi yang terdapat saat ini
mengindikasikan bahwa dua cara utama
transmisi virus COVID-19 adalah percikan
(droplet) saluran pernapasan dan kontak.
Percikan saluran pernapasan dihasilkan saat
seseorang batuk atau bersin. Setiap orang
yang berada dalam kontak erat (dalam radius
1 m) dengan orang yang menunjukkan gejala-
gejala gangguan pernapasan (batuk, bersin)
berisiko terpapar percikan saluran pernapasan
yang kemungkinan dapat menyebabkan
infeksi (infeksius). Percikan juga dapat jatuh
ke permukaan benda di mana virus tetap aktif;
oleh karena itu, lingkungan sekitar terdekat
dari orang yang terinfeksi dapat menjadi
sumber penularan melalui penularan kontak
(Prasetyo, 2020).
Program tersebut kami lakukan pada
20 Agustus 2020 pada pukul 08.00 - 09.30
dengan titik pembagian masker yang kami
lakukan terletak sepanjang jalan desa yang
terletak di RT 001/ RW 001 Desa Kalisube.
Penggunaan masker adalah salah satu langkah
efektif untuk meminimalkan penyebaran
penyakit saluran pernapasan tertentu yang
diakibatkan oleh virus, termasuk COVID-19.
Gambar 2. Sosialisasi pemakian serta
pembagian masker gratis.
Namun, penggunaan masker saja
tidak cukup memberikan tingkat perlindungan
yang memadai dan harus dilakukan juga
No Nama Alamat Suhu
1. Daman RT 002/ 006
Desa Binangun
36,1o C
2. Suroso RT 003/ 004
Desa Kalisube
37,8o C
3. Sawin RT 001/ 003
Desa Dawuhan
36,7o C
4. Suratmo RT 002/ 001
Desa Pakunden
36,7o C
5. Tugio RT 001/ 002
Desa Kalisube
37,1o C
6. Solihin RT 002/ 005
Desa Binangun
38,1o C
7. Arya RT 002/ 005
Desa Binangun
36,3o C
8. Raswan RT 003/ 001
Desa Sokawera
36,1o C
9. Hartoyo RT 003/ 001
Desa Kalisube
35,9o C
10. Sandiwirya RT 003/ 005
Desa Sokawera
36,1o C
11. Ratna RT 002/ 003
Desa Kalisube
36,7o C
12. Rahayu RT 002/ 001
Desa Binangun
36,3o C
13. Murniati RT 001/ 002
Desa Kalisube
37,1o C
14. Nur
Fitriana
RT 004/ 004
Desa Papringan
36,1o C
28
langkah-langkah lain. Salah satunya adalah
untuk tidak berkerumun sehingga nantinya
dapat memperbesar penyebaran virus corona,
sehingga saat kami menyusuri jalan dan
terdapat warga yang berkerumun maka kita
akan ingatkan dan tegur dengan halus akan
pentingnya protokol kesehatan.
Pemantauan Pemudik yang Melakukan
Karantina Mandiri
Upaya surveilans/pengawasan bagi
pemudik merupakan pemantauan yang
berlangsung secara berkelanjutan terhadap
kelompok berisiko. Sedangkan karantina
merupakan pembatasan seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu wilayah
termasuk wilayah yang diduga terinfeksi
penyakit dan/atau terkontaminasi untuk
mencegah kemungkinan penyebaran penyakit
atau kontaminasi.
Kegiatan surveilans merupakan
bagian tidak terpisahkan dari karantina,
selama masa karantina, surveilans dilakukan
untuk memantau perubahan kondisi
seseorang atau sekelompok orang. Ringkasan
upaya karantina dijelaskan pada tabel berikut:
Camat dan Kades
Sumber lain
Dilakukan oleh Dilakukan Monitoring Dinas oleh Dinas
dan Kesehatan Kesehatan Evaluasi setempa setempa
Tabel 2. Pedoman pencegahan dan
pengendalian COVID-19
Penanganan karantina mandiri di
Desa Kalisube dilakukan dengan bekarja sama
dengan satgas Covid-19 ditingkat RT untuk
mengawasi masyarakat yang melakukan
karantina mandiri, hal ini juga merupakan
salah satu program dari pemerintah provinsi
Jawa Tengah yaitu “Jogo Tonggo”.
Pengecekan rutin masayarakat yang
melakukan karantina mendiri dilakukan
seminggu sekali dengan mengecek suhu
tubuh, serta melakukan sosialisasi kepada
orang yang melakukan karantina mandiri
serta warga sekitar tentang pentingnya
mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan
pengecekan masyarakat yang melakukan
karantina mandiri dilakukan oleh Bu Bidan
Desa Kalisube (ibu Titin Kurniasih), serta
dibantu oleh satgas covid-19,
Tabel 3. Pemudik yang melakukan karantina
mandiri selama KKN BMC berlangsung
Bentuk Karantina
Karantina Rumah (Isolasi
Diri)
Karantina Rumah Saki
Status OTG, ODP, PDP Gejala Ringan
PDP Gejala Berat
Tempat*
Rumah sendiri/fasilitas sendir
Rumah Sakit
Pengawasa n
Dokter, perawat dan/atau tenaga kesehatan lain
Dapat dibantu oleh Bhabinkabtib nas, Babinsa dan/atau Relawan
Dokter,pera wat dan/atau tenaga kesehatan lain
Pembiayaa
n
Mandiri Pihak lain
yang bisa membantu (filantropi)
Pemerinta h: BNPB, Gubernur, Bupati, Walikota,
29
Gambar 3. Kunjungan ke rumah pemudik
yang sedang melakukan karantina mandiri
Kerja Bakti dalam rangka PHBS
Semakin meningkat dan meluasnya wabah
Covid-19, membuat banyak lembaga
masyarakat yang mengkampanyekan pola
hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan
pengenalan betapa pentingnya kebersihan
lingkungan kepada masyarakat, dengan
adanya kampanye ini diharapkan akan
menekan persebaran wabah COVID-19 serta
juga menumbuhkan kepekaan terhadap
lingkungan.
Melihat kondisi yang terdapat
dimasyarakat mengenai pandemi covid-19 ini
salah satu program pengabdian masyarakat
yang ada di Universitas Negeri Semarang
berupa KKN Bersama Melawan Covid-19
(BMC) yang bekerjasama dengan satgas
COVID-19 Desa Kalisube, harus menjadi
pionir dalam menggalakkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kebersihan
dan kesehatan lingkungan. Melalui kegiatan
kerja bakti yang dilaksanakan di desa Kalisube
tersebut diharapkan membantu masyarakat
dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan.
sekitar RT 03 RW 04 serta anak-anak TPQ
masjid Al-Ikhlas.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Minggu, 26 Juli 2020. Yang dilakukan di
lingkungan RT 03 RW 04, serta masjid Al-
Ikhsan. Warga sangat antusias dalam
melakukan kegiatan ini karena merekamulai
sadar tentang kebersihan lingkungan tempat
tinggalnya. Kegiatan ini juga dibantu dengan
kehadiran anak-anak TPQ masjid Al-Ikhlas
demi terwujudnya lingkungan yang bersih.
Dengan lingkungan yang bersih maka
kesehatan masyarakat akan terjamin. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Erwin
(2012) yang menuliskan bahwa lingkungan
yang sehat dan bersih sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan
efisiensi kerja dan belajar.
Sosialisasi Jogo Tonggo
Jogo Tonggo merupakan salah satu
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah dalam menangani masa
pandemi COVID-19. Menurut Pak Ganjar
Pranowo selaku gubernur Jawa Tengah yang
dilansir dari laman detik.com, beliau
menyampaikan bahwa gerakan jogo tonggo
merupakan gerakan saling menjaga antar
tetangga.
Apa yang mesti kita jaga? Jaga
kesehatan tetangga dengan tidak keluar
rumah, dengan menggunakan masker, dengan
menjaga jarak. Kita juga jaga perekonomian
tetangga dengan membeli produk-produk
mereka.
Gambar. 4 kerja bakti dalam rangka PHBS
Kegiatan satgas COVID-19 Desa
Kalisube dan tim KKN BMC Unnes berupa
kegiatan Kampanye Kebersihan Lingkungan
Melalui Program Kerja Bakti dilaksanakan di
RT 03 RW 04 Desa Kalisube, Kecamatan
Banyumas, yang diikuti juga oleh masyarakat
Pastinya program ini tidak berhasil
jika tidak ada pendekatan yang khusus kepada
warga. Maka dari itu Puskesmas Banyumas
menggandeng tim KKN BMC untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi
kepada satgas COVID-19 terdapat seluruh
desa dengan lingkup Kecamatan Banyumas.
Kegiatan sosialisasi Jogo Tonggo
dilaksanakan pada Kamis, 23 Juli 2020 di
Aula Desa Kalisube. Pada sosialisasi tersebut
setiap desa mengirimkan perwakilannya
untuk mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini
30
bekerja sama dengan Puskesmas kecamatan
Banyumas.
Gambar 5. kegiatan sosialisasi jogo tonggo
Penyaluran bantuan bagi warga
terdampak COVID-19
Salah satu program pemerintah dalam
masa pandemi ini salah satunya mengucurkan
dana bagi warga yang perekonomiannya
terdampak COVID-19. Bantuan khusus yang
diterima masyarakat Desa Kalisube terdapat
bebrapa tipe bantuan. tetapi dari tim Satgas
dan KKN BMC membantu dalam tiga jenis
bantuan sosial.
Bantuan yang pertama adalah BPNT
(bantuan Pangan Non Tunai) Kemensos yang
terdapat sebanyak 120 orang penerima
bantuan. Bantuan yang kedua adalah BST
(Bantuan Sosial Tunai) Kemensos terdapat
180 orang penerima bantuan. Bantuan yang
ketiga adalah BLT DD (Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa) dengan jumlah penerima
bantuan sebanyak 150 orang.
Gambar 6. Penyaluran BPNT Kemensos
Gambar 7. Penyaluran BLT DD dan BST
Kemensos
SIMPULAN
Gerakana resiliensi masyarakat yang
dapat kami (tim KKN BMC dan Satgas
COVID-19) lakukan adalah sosialisasi jogo
tonggo, penyaluran berbagai macam bantuan,
operasi masker, sosialisasi dan pembagian
masker, kerja bakti dalam rangka PHBS,
pemantauan pemudik yang sedang karantina
mandiri. Semoga kedepannya dengan adanya
kegiatan satgas tersebut warga Desa Kalisube
dapat disiplin menerapkan protokol kesehatan
sehingga nantinya akan terhindar dari
penyebaran Virus COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. 2020. “Tak Pakai Masker,
Warga Banyumas Didenda Rp7.000”. Dipublish pada tanggal 08 Mei 2020 Pukul 15.23 WIB. Diakses pada tanggal Diakses pada tanggal 27 Agustus 2020. https://www.cnnindonesia.com/nasio nal/20200508150633-12-501324/tak- pakai-masker-warga-banyumas- didenda-rp7000
Data Satgas covid-19. Daftar Orang Dalam
Pantauan (ODP) COVID-19 Kabupaten Banyumas Tahun 2020 (Per 9 Juli 2020)
Erwin,S,K. 2012. Konsep, Proses, dan Aplikasi
Dalam Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: FIK UNY
Fathiyah Isbaniah, dkk. 2020. Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, REVISI KE-4. Kementerian Kesehatan RIDirektorat Jenderal
31
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Kustiningsih, N., & Nurhadi. (2020).
Penguatan Modal Sosial dalam Mitigasi COVID-19. In W. Mas'udi, & P. S. Winanti, Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal (pp. 179-193). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Laudjeng, H., & Abdullah, S. (2012). Mengapa
Negara Wajib Mengurusi Bencana? (Tinjauan Hukum & Hak Asasi). Dalam S. Ishak, L. Ni'am, & eds, Merancang-Bangun Sistem Keselamatan Rakyat: Pengalaman Kelola Bencana di Lima Kabupaten (hal. 1-11). Sleman: InsistPress.
Mas'udi, W., & Winanti, P. S. (2020). Dari
Krisis Kesehatan ke Krisis Tata Kelola. In W. Mas'udi, & P. S. Winanti, Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal (pp. 3-18). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prasetyo, Eko. 2020. “Sosialisasi Pentingnya
Penggunaan Masker dan Pembagian
Masker oleh BPSDMD NTB”. Dipublish pada tanggal 12 Mei 2020. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2020. https://bpsdmd.ntbprov.go.id/sosialis asi-pentingya-penggunaan-masker- pembagian-masker-oleh-bpsdmd-ntb/
Purwanto, E. A. (2020). Tata Kelola
Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Puthut. (2020). Corona, Desa, dan Negara:
Bagaimana Desa Menyelamatkan Indonesia di Era Pandemi COVID-19. Yogyakarta: Buku Mojok.
Supriyati. (2020). Gerak RelawanCOVID-19:
Tanggung Jawab Sosial Individu dan Masyarakat. Dalam W. Mas'udi, & P. S. Winanti, Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal (hal. 194-213). Yogyakarta: Gadjah Mada University.
32
PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN SISTEM HIDROPONIK
SOLUSI BERCOCOK TANAM DI LAHAN SEMPIT
Asih Susiyanti1, Fajar Yulianto2, Monica Silvina Saputri3, Rastya Sekar4,
Selline Agustin5, Putri Khoirin Nashiroh6
Universitas Negeri Semarang Email: [email protected] 1, [email protected], [email protected] 3,
[email protected] 4, [email protected] 5, [email protected] 6
Abstrak Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis barang bekas serta dapat berguna untuk menambah
wawasan warga mengenai cara bercocok tanam dengan menggunakan sistem hidroponik yang baik dan benar, membantu perekonomian warga, serta membantu mengatasi masalah sampah di lingkungan. Seringkai warga memiliki keterbatasan lahan (lahan sempit) untuk budidaya karena kepadatan penduduknya cukup tinggi. Lahan sempit seringkali menjadi keterbatasan untuk orang-orang yang ingin bercocok tanam. Sehingga dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik. Pelatihan ini dilakukan dengan melakukan penyampaian materi, praktik langsung dan melakukan pendampingan. Alat dan bahan yang digunakan dalam teknik ini juga bisa berasal dari barang bekas. Dengan demikian, selain bermanfaat dalam aspek ekonomi, budi daya tanaman menggunakan teknik hidroponik juga berguna untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
Kata Kunci: Hidroponik, Lahan Sempit, Barang Bekas.
1. Pendahuluan
Desa Petir merupakan salah satu desa yang terletak
di wilayah Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
Desa Petir terletak di sebelah timur Kecamatan
Sokaraja dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Purbalingga, sekaligus menjadi salah satu pintu gerbang
untuk memasuki Kabupaten Banyumas. Akses jalan
menuju Kabupaten Purbalingga melalui desa Petir yakni
dihubungkan dengan Jembatan Linggamas. Secara geografis, Desa Petir diapit oleh Desa Pajerukan di sebelah
selatan, Desa Kalicupak Kidul di sebelah utara, Desa
Sokaraja Wetan di sebelah barat, dan Desa Kedungbenda
(Kabupaten Purbalingga) di sebelah timur. Desa Petir
memiliki 17 RT dan 4 RW. Salah satu RT di Desa Petir
yaitu RT 05 RW 01.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas (2018) dua lapangan pekerjaan yang paling
banyak dimiliki oleh masyarakat Desa Petir adalah di
bidang perdagangan dan pertanian. Sebanyak setengah dari
total usia kerja di Desa Petir bergantung pada kedua bidang
tersebut. Pandemi yang sedang terjadi menyebabkan
perubahan di banyak sektor pekerjaan, termasuk
perdagangan dan pertanian. Sudah menjadi rahasia umum bahwa adanya pandemi dapat membuat profit beberapa
jenis usaha perdagangan menurun. Ditambah dengan fakta
bahwa sawah-sawah di Desa Petir memiliki masalah pada
sistem pengairan, masa-masa ini jelas sangat berat bagi
perekonomian kurang lebih separuh populasi Desa Petir.
Di masa pandemi ini, orang-orang
berusahamemperbaiki pola hidup sehat, salah satunya dengan
mengonsumsi makanan sehat. Dengan masyarakat bermata
pencaharian di sektor perdagangan sebanyak 774 orang dan
pertanian sebanyak 507 orang, usaha hidroponik di Desa
Petir dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mendukung perekonomian selama pandemi belum berakhir. Usaha
hidroponik bukan hanya cocok karena latar belakang
masyarakatnya, tetapi juga faktor luas lahannya. Desa Petir
memiliki luas wilayah yang cenderung lebih sempit juka
dibandingkan dengan desa-desa lain di Kecamatan
Kalibagor, yaitu 155,93 Ha. Dengan kepadatan penduduk
yang cukup tinggi yaitu 2.505,13 jiwa/km2, maka lahan yang
tersisa merupakan lahan sempit.
Hidroponik atau hydroponics berasal dari bahasa
Latin (Greek), hydro yang berarti air dan phonos yang
berarti kerja, jadi arti dari hidroponik adalah air yang
bekerja. Hidroponik adalah teknik penanaman dengan media tanam nontanah (Istiqomah, 2007). Hidroponik
merupakan cara bercocok tanam menggunakan air sebagai
media nutrisi untuk tanaman (Rakhman et al, 2015).
Hidroponik ini mudah, terkendali dan dapat dilakukan di
media tanpa tanah manapun, bahkan di dalam rumah,
sehingga sangat cocok untuk dijadikan alternatif dalam
bercocok tanam di daerah-daerah yang berlahan sempit,
seperti daerah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan
(Rakhman et al, 2015).
Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik bila ditekuni dapat menjadi bisnis yang menjanjikan, sehingga
33
dapat membantu perekonomian warga. Selain itu,
hidroponik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan
sampah plastik ataupun barang-barang bekas lainnya,
seperti styrofoam bekas tempat makanan dan botol plastik bekas minuman. Berdasarkan hal tersebut, pelatihan ini
dapat berguna untuk menambah wawasan warga mengenai
cara bercocok tanam dengan menggunakan sistem
hidroponik yang baik dan benar, membantu perekonomian
warga, serta membantu mengatasi masalah sampah di lingkungan.
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada hari
Minggu, 16 Agustus 2020 di Desa Petir RT 05 RW 01,
Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pelatihan
diikuti oleh enam peserta yang merupakan warga sekitar
dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Metode
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan
melakukan penyampaian materi, praktik langsung, dan
melakukan pendampingan.
1.1. Penyampaian Materi
Penyampaian materi dilakukan menggunakan metode ceramah, yaitu memberi pengetahuan dan informasi
tentang bercocok tanam dengan sistem hidroponik baik dari
segi penjelasan umum, macam-macam teknik hidroponik,
manfaat, dan keuntungan. Ceramah dilakukan dengan
dibantu media power point yang berisi materi pelatihan.
1.2. Praktik Kegiatan
Praktik kegiatan bercocok tanam dengan
hidroponik dilakukan dengan memanfaatkan
limbah/sampah rumah tangga. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktik ini yaitu benih tanaman (pakcoy
dan pagoda), baik biji dan tanaman berusia 1 minggu dan 1
bulan, netpot gelas plastik bekas air mineral, botol air
mineral bekas 1,5 L, styrofoam makanan, kain flanel bekas
untuk sumbu, dan pupuk AB mix.
1.3. Pendampingan
Pendampingan dilaksanakan selama 1 minggu pertama dari praktik membuat hidroponik. Kegiatan ini
dilakukan untuk memantau perkembangan tanaman dan
mengetahui apabila terdapat kendala atau terjadi masalah
dalam penanaman menggunakan hidroponik.
2. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pelaksanaan pelatihan budi daya
tanaman sistem hidroponik dilaksanakan pada hari Minggu,
16 Agustus 2020 di Desa Petir RT 05 RW 01, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pelatihan
ini dihadiri oleh enam peserta. Pembatasan jumlah peserta
dilakukan karena sedang masa pandemi sehingga
menghindari kerumunan warga. Para peserta mengikuti
pelatihan ini dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan.
Sistem hidroponik dipilih karena memiliki kelebihan antara lain penggunaan lahan lebih efisien, tanaman
berproduksi tanpa menggunakan tanah, tidak ada risiko
untuk penanaman terus-menerus sepanjang tahun,
kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih
bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, periode
tanam lebih pendek, serta pengendalian hama dan penyakit
lebih mudah. Selain itu, adapun kekurangannya, antara lain
membutuhkan modal yang besar, pada “Close System”
(nutrisi disirkulasi), jika ada tanaman yang terserang
patogen maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut dan pada kultur
substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil
daripada media tanah, sedangkan pada kultur air volume air
dan jumlah nutrisi sangat terbatas sehingga akan
menyebabkan pelayuan tanaman yang cepat dan stres yang
serius (Rosliani dan Sumarni, 2005).
Tahap pelaksanaan pelatihan ini dibagi menjadi 2
sesi, yaitu sosialisasi penyampaian materi dan paktik
bercocok tanam. Pada sesi sosialisasi penyampaian materi,
arga dijelaskan mengenai materi tentang hidroponik. Materi
yang disampaikan yaitu terkait pengertian hidroponik,
macam-macam teknik hidroponik beserta kekurangan dan kelebihan masing-masing, manfaat dan keuntungan
hidroponik, cara membuat nutrisi hidroponik, dan
perawatan tanaman hidroponik. Sistem hidroponik dipilih
karena system tersebut merupakan solusi bagi masyarakat
untuk membudidayakan sayur dan buah di lahan sempit
atau bahkan di dalam ruangan dan tidak memerlukan tanah
sama sekali sebagai media tanam (Amri et al., 2017).
Pada sesi sosialisasi juga dijelaskan mengenai empat metode sistem hidroponik, yaitu sistem wicks
(sistem sumbu), EBB & Flow system, sistem NFT (Nutrient
Film Technique), dan sistem aeropinik. Sistem wicks
(sistem sumbu) merupakan salah satu sistem hidroponik
yang paling sederhana dan biasanya digunakan oleh
kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif karena tidak
ada bagian-bagian yang bergerak (Dewanti et al., 2017).
Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu dari kain flanel. Sistem
kedua yaitu Ebb & Flow system yang merupakan teknik
hidroponik dengan cara membanjiri sementara wadah
pertumbuhan dengan nutrisi sampai air batas tertentu,
kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam
penampungan (Delya et al., 2017). Selanjutnya yaitu sistem
NFT. Sistem ini banyak diadopsi oleh perkebunan
hidroponik skala bisnis. Sistem NFT secara terus-menerus
mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa
menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir
ke dalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya
(Ahmad et al., 2016). Terakhir, sistem aeroponik
merupakan sistem hidroponik yang paling canggih dan
mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat
dalam pertumbuhan dalam berkebun hidroponik. Hal ini
dimungkinkan karena larutan nutrisi ini diberikan atau
disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga
akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang
banyak mengandung oksigen.
Pada sesi praktik, peserta diajarkan tentang cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik dengan
memanfaatkan sampah rumah tangga. Media tanam yang
digunakan dalam pelatihan ini yaitu rockwool. Rockwool
dipilih karena menurut penelitihan Syawaludin dan
Harahap (2016), rockwool merupakan media tanam dalam
penelitian hidroponik sistem sumbu yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi
34
tanaman. Selain itu, rockwool memiliki kelebihan, yaitu
tidak mengandung patogen penyebab penyakit, mampu menampung air hingga 14 kali kapasitas lapang tanah, dapat
meminimalkan penggunaan disinfektan, dapat
mengoptimalkan peran pupuk, dapat menunjang
pertumbuhan tanaman karena rongganya dapat dengan
mudah dilewati akar, dan dapat digunakan berulang
(Marlina et al., 2015).
Gambar 1. Pendampingan Pelatihan Budidaya tanaman
hidroponik
Pada proses pelatihan ini, warga mempraktikkan satu metode yang paling sederhana dan mudah untuk
pemula, yaitu sistem wick (metode sumbu). Sebelum
menanam, warga diajarkan cara membuat nurisi AB mix
yang berguna sebagai makanan tanaman. Setelah itu, warga
diajarkan cara penyemaian benih menggunakan media
rockwool dan dilanjutkan cara penanaman, teknik
pemindahan bibit hasil semai ke dalam media hidroponik
styrofoam yang berisi nutrisi dan perawatan. Wadah yang
digunakan pada pelatihan ini yaitu styrofoam makanan untuk tempat nutrisi dan gelas bekas air mineral yang
berperan seperti halnya netpot. Selain menggunakan
styrofoam dan gelas bekas air mineral, bisa juga
menggunakan barang bekas lainnya seperti botol plastik
bekas, kaleng bekas, styrofoam buah bekas, dan wadah lain.
Styrofoam media hidroponik dilubangi untuk tempat netpot
gelas plastik bekas. Tujuan menggunakan barang bekas
yakni agar sampah plastik yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dapat didaur ulang untuk hal yang
lebih bermanfaat. Sampah plastik yang dibuang dengan
sembarangan dapat berdampak buruk bagi lingkungan seperti penyumbatan drainase dan sungai yang dapat
menyebabkan banjir. Pelatihan ini mengajarkan pentingnya
mendaur ulang sampah plastik guna mengurangi
pencemaran lingkungan.
Proses pendampingan dilakukan pada satu minggu pertama. Proses pendampingan dilakukan untuk memantau
perkembangan tanaman. Pada saat pendampingan belum
dijumpai masalah. Pada hari kedua, benih sudah
berkecambah. Pada saat proses pendampingan, peserta juga
diimbau untuk meletakkan tanaman di tempat yang beratap
dan cukup sinar matahari.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menambah
wawasan warga sekitar tentang budi daya tanaman di lahan
sempit melalui sistem hidroponik dan memanfaatkan
sampah plastik bekas untuk mengurangi masalah sampah
yang ada di lingkungan. Para peserta merespon sangat baik
akan kegiatan pelatihan ini. Mereka sangat terbantu akan kegiatan ini dikarenakan banyak yang belum tahu tentang
hidroponik dan tekniknya. Selain itu para peserta
menginginkan kegiatan ini dilakukan untuk warga-warga
lain yang belum mengikuti.
Gambar 2. Hasil Tanaman Hidroponik Setelah Beberapa Hari
1. Kesimpulan
Teknik hidroponik merupakan solusi bercocok tanam di lahan yang sempit karena tidak membutuhkan
tanah sebagai media tanam. Jika ditekuni, budi daya
tanaman dengan sistem hidroponik dapat menjadi bisnis
yang menjanjikan, sehingga dapat membantu
perekonomian warga. Alat dan bahan yang digunakan
dalam teknik ini juga bisa berasal dari barang bekas.
Dengan demikian, selain bermanfaat dalam aspek ekonomi,
budi daya tanaman menggunakan teknik hidroponik juga
berguna untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
Dua alasan tersebut mendorong mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 untuk mengadakan pelatihan budi daya
tanaman menggunakan teknik hidroponik di lingkungan
Desa Petir RT 05 RW 01, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten
Banyumas. Adanya pandemi menyebabkan pelatihan
ditujukan hanya kepada enam peserta yang merupakan ibu
rumah tangga.
Harapannya, peserta pelatihan dapat terus
menjalankan program ini dengan selalu menjaga budi daya
tanaman menggunakan teknik hidroponik. Selanjutnya,
pengetahuan mengenai teknik ini seyogianya dapat
dibagikan ke warga lain untuk turut mempraktikkannya.
Dengan begitu, ketahanan ekonomi dan kelestarian
lingkungan di Desa Petir RT 05 RW 01, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas akan meningkat..
Referensi
Ahmad, A.M., Binaraesa, N. N. P. C., Sutan, S. M. 2016. Nilai EC (Electro
Conductivity) berdasarkan Umur Tanaman Selada Daun Hijau
(Lactuca Sativa L.) dengan Sistem Hidroponik NFT (Nutrient
Film Technique). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. 4(1):65-74.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. 2015. Kecamatan Kalibagor
Dalam Angka 2018. Banyumas: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Banyumas.
Amri, Iqbal, A.M. Alimin. 2017. Ibm Bercocok Tanam Secara Hidroponik
Warga RT 05 RW 03 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan
35
Makassar. Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat (SNP2M) 2017. Hal 479-482.
Delya, B., Lanya, B., Tusi, A., Zulkarnain, I. 2014 Rancang Bangun
Sistem Hidroponik Pasang Surut Otomatis untuk Budidaya
Tanaman Cabai. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 3(3): 202-
212. Dewanti, P., Kamalia, S., Soedrajad, R. 2017. Teknologi Hidroponik
Sistem Sumbu pada Produksi Selada Lollo Rossa (Lactuca
Sativa L.) dengan Penambahan CaCl2 sebagai Nutrisi
Hidroponik. Jurnal Agroteknologi. 11(4), 96-104.
Istiqomah, S. 2007. Menanam Hidroponik. Azka Press.
https://books.google.co.id/books?id=XrkcH3yiQS8C&pg=PA
1&dq=hidroponik+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiZ05
DI1YTsAhXx63MBHaDABeUQ6AEwAHoECAAQAg#v=o
nepage&q=hidroponik%20adalah&f=false. Diakses pada
tanggal 25 September 2020 pukul 23.00.
Marlina, I., Triyono, S., & Tusi, A. 2015. Pengaruh Media Tanam Granul
dari Tanah Liat Terhadap Pertumbuhan Sayuran Hidroponik
Sistem Sumbu. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 2(4), 143-
150
Rakhman, A., Lanya, B., Rosadi, R. A. B., & Kadir, M. Z. 2015.
Pertumbuhan Tanaman Sawi Menggunakan Sistem Hidroponik
dan Akuaponik. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 4(4): 245-
254.
Rosliani, R., dan Sumarni, N. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan
Sistem Hidroponik. Monografi (27): ISBN: 979-8403-36-2.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Syawaluddin, W, & Harahap, I.S. 2016. Pengaruh Perbandingan Jenis
Larutan Hidroponik Dan Mediatanam Terhadap Pertumbuhan
serta Hasil Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Drif
Irrigation System. Journal Agrohita 1(1):38-53.
36
MENINGKATKAN KREATIVITAS IBU-IBU PKK DESA PANINGKABAN MELALUI
PELATIHAN PEMBUATAN KAIN SHIBORI
Nurul Hanifah1, Elok Dinda Pratiwi2, Mia Arifah3, Sekar Arum Wulansari4, Putri Khoirin
Nashiroh5 1Fakultas Ilmu Pendidikan, 2Fakultas Bahasa dan Seni, 3Fakultas Teknik, 4Fakultas
Ekonomi,5Fakultas Teknik
E-mail : [email protected]
Abstract
Shibori cloth training is carried out in order to increase creativity and improve the economy of
Paningkaban Village, which is mostly farming. The method used in this research is the
observation of PKK women in Paningkaban Village by organizing training which is carried out
by means of workshops where participants observe what the speakers say and practice it
directly. The writing method that we use is a qualitative descriptive method. The result of this
training was that the participants felt happy and helped because the participants were able to
add skills apart from farming and had an interest in opening up business opportunities by
producing shibori cloth for market.
Keywords: Dyeing Tie, Shibori Fabric, Creativity.
Abstrak
Pelatihan kain shibori dilaksanakan guna untuk menambah kreatifitas dan meningkatkan
perekonomian Desa Paningkaban yang mayoritas bertani. Metode yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah observasi pada ibu-ibu PKK Desa Paningkaban dengan menyelenggaran
pelatihan yang dilaksanakan dengan cara workshop dimana peserta mengamati apa yang
disampaikan oleh pembicara dan mempraktekannya secara langsung. Metode penulisan yang
kami gunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari pelatihan ini peserta merasa senang
dan terbantu karena peserta dapat menambah keterampilan selain bertani dan memiliki minat
untuk membuka peluang usaha dengan memproduksi kain shibori untuk di pasarkan.
Kata Kunci : Ikat Celup, Kain Shibori, Kreativitas.
PENDAHULUAN
Upaya untuk meningkatkan kreatifitas
pada setiap individu dapat dilakukan dengan
berbagai cara, di era pandemi seperti
sekarang ini nampaknya setiap individu
selalu ingin mencoba hal-hal baru seperti
fenomena yang sekarang sedang terjadi yaitu
dimana pembuatan kain dengan motif “Tie
Dye” sedang diminati oleh kalangan muda
mudi, namun sebernarnya dalam pembuatan
kain Tie Dye ini tidak hanya dapat dilakukan
oleh muda mudi saja, Ibu-ibu pun sangat
bisa melakukannya, Kain Tie Dye atau Ikat
Celup sama saja dengan Shibori yaitu teknik
kerajinan konvensional dalam pencelupan
kain yang berasal dari jepang (Singer &
Spyrou, 2000). Pembuatan motif pada kain
sebenarnya membutuhkan kreatifitas yang
tinggi supaya terlihat menarik, Maharani dan
37
Martono mempublikasikan karya kriya
tekstil dengan teknik arashi shibori untuk
scarf dengan kain sutera dan memiliki nilai
estetik. Shibori adalah salah satu teknik
dalam desain tekstil rekalatar. Shibori
merupakan sebutan seni Jepang dalam
memanipulasi kain untuk menciptakan pola
melalui metode pewarnaan celup yang sudah
ada sejak abad ke-8. Teknik shibori
menghasilkan motif dua dimensi. Meskipun
kata shibori digunakan untuk tekstil yang
diwarnai secara celup rintang, tetapi akar
kata kerja tersebut menekankan pada
tindakan yang dilakukan proses manipulasi
kain (Kautsar: 2017; Wada: 2002, h. 8).
Teknik Shibori memberikan variasi dan
inovasi baru dalam produk, terlebih lagi
teknik Shibori memiliki beberapa teknik.
Teknik dasar shibori yaitu arashi shibori,
kumo shibori, dan itajime shibori.
Perkembangan teknik Shibori juga
memasuki industri fashion di Indonesia,
dengan peminat yang banyak.
Metode dalam pembuatan kain
shibori lebih menyenangkan dan tekniknya
pun sangat mudah serta memiliki waktu
produksi yang dibutuhkan singkat (cepat).
Oleh karena itu nampaknya pembuatan kain
shibori ini sangat menarik untuk Ibu-ibu
PKK guna meningkatkan kreatifitas mereka.
Pelatihan ini dilaksanakan di Desa
Paningkaban dan diikuti oleh 10 Peserta.
Desa Paningkaban merupakan salah satu
desa di Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas mata pencaharian utama di desa
Panikaban adalah Petani, sehingga ketika
menunggu masa panen tiba masyarakat tidak
memiliki kegiatan lain dikarenakan kurang
memiliki ketrampilan dalam bidang lain,
oleh karena itu nampaknya pelatihan ini
sangat cocok dilaksanakan di Desa
Paningkaban untuk memberikan ketrampilan
kepada masyarakat desa tersebut dan dapat
meningkatkan perekonomian agar tidak
hanya mengandalkan dari hasil bertani saja.
Dengan demikian pelatihan kain shibori ini
akan memiliki keungulan untuk menjadi
teknik tersendiri yang menyenangkan.
Proses mewarnai kain juga seperti dengan
mencelupkan saja sehingga sangat
sederhana. Proses ini akan menjadi sangat
menarik juga dikarenakan peserta pelatihan
akan dapat melakukannya sendiri sesuai
eksperimen yang diinginkannya.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan meningkatkan
kreatifitas Ibu-ibu PKK Desa Paningkaban
melalui pelatihan pembuatan kain shibori ini
dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu :
a) Tahap Awal
Tahap awal yang dilakukan,yaitu :
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk
mengetahui dan memahami
baik teori maupun praktek
pelatihan. Studi digunakan
untuk menyusun materi yang
akan disampaikan dalam
pelatihan.
Koordinasi Mitra
Mitra yang bekerja sama adalah
Pengurus PKK RW 02 Desa
Paningkaban, koordinasi
dilakukan untuk mengetahui
38
jumlah peserta, menentukan
kebutuhan pelatihan, dan
menentukan teknis pelatihan.
b) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan
kegiatan, seperti :
Uji Coba Teknis
Uji coba teknis dialkukan dengan
mencoba membuat kain dengan
teknik Shibori yang nantinya
dijadikan contoh dalam pelatihan.
Persiapan Pelatihan
Persiapan Materi
Materi disiapkan untuk
disampaikan pada proses
pelatihan, meliputi pengetahuan
mengenai teknik Shibori, alat dan
bahan yang dibutuhkan, teknik
pembuatan kain Shibori, dan
produk luaran dari kain Shibori.
Persiapan Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk
pelatihan antara lain ember celup,
karet gelang atau tali rafia untuk
mengikat kain, sendok untuk
mencampur pewarna.
Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan ialah jenis
katun primisima atau katun prima
dengan ukuran 100 x 50 cm,
pewarna kain Shibori, air hangat.
c) Pelaksanaan
Pelatihan kain Shibori dilaksanakan
pada hari Sabtu, 25 Juli 2020
bertempat dirumah ibu Sairah selaku
Ketua Pengurus PKK RW. Pelatihan
diikuti oleh 10 ibu-ibu anggota PKK
RW. Pada tahap pelaksanaan kami
membuat susunan acara seperti
pembukaan, sambutan, pemberian
teori pelatihan kain Shibori, tutorial
macam ikatan , praktek pembuatan
kain Shibori, dan dokumentasi
kegiatan. Kegiatan pembukaan
dibuka dengan berdo’a bersama,
kemudian dilanjutkan dengan
sambutan dari Ibu Kepala Desa yang
hadir. Pemberian teori pelatihan
dilakukan untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman
mengenai pelatihan yang akan
dilakukan. Pelatihan dilakukan
dengan memberikan pengetahuan,
kemudian praktik bersama mulai dari
mengikat kain, pewarnaan kain,
sampai pada proses penjemuran, dan
menghasilkan produk.
d) Evaluasi Produk
Evaluasi produk dilakukan secara
bersama secara lisan dengan
berdiskusi mengenai produk yang
39
dihasilkan dari pelatihan kain Shibori
yang sudah dilaksanakan. Evaluasi
dilakukan untuk memperbaiki
produk yang dihasilkan selanjutnya,
dan menciptakan komunikasi dua
arah antara pelatih dengan peserta
pelatihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pelatihan kain shibori
dilaksanakan dengan pola workshop dan
diikuti oleh 10 peserta dengan hasil sebagai
berikut :
1. Penyampaian Teori Pelatihan Kain
Shibori
Dalam penyampaian teori pelatihan ini
peserta mendengarkan dengan seksama
penjelasan dari pemateri mengenai
macam-macam ikatan yang selanjutnya
peserta mempraktekannya secara
langsung dengan kain yang telah
disediakan.
Gambar 1. Penyampaian Teori
Gambar 2. Praktek macam-macam
ikatan oleh peserta.
2. Pewarnaan Kain Ikatan
Setelah peserta membuatan motif
ikatan pada kain, maka tahapan
selanjutnyadadalahpewarnaan.Dimana
lam tahap ini kain yang telah dibentuk/
diikat sesuai dengan model yang
dikehendaki dicelupkan ke dalam air
yang sudah diberikan pewarna setelah
dicelupkan kain diangkat lalu dijemur
sampai kering.
Gambar 3. Proses Pewarnaan Kain
40
Gambar 4. Proses Penjemuran Kain
Gambar 5. Hasil Kain Shibori
Setelah melaksanakan proses demikian
maka peserta telah berhasil membuat kain
shibori dengan kreatifitas masing-masing.
Karena ini merupakan kali pertama peserta
membuat kain shibori maka motif yang
dihasilkan belum terlalu rapih sehingga
masih perlu banyak berlatih dan mencoba
namun respon peserta untuk mengikuti
kegiatan ini sangat bagus dimana mereka
merasa tertarik untuk memperdalam
ketrampilan kain shibori karena cukup
menjanjikan sebagai peluang usaha di era
pandemi seperti sekarang ini.
Gambar 4. Respon Peserta Pelatihan Kain
Shibori.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah mengikuti pelatihan kain
shibori ini peserta mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan baru yang
dapat dijadikan sebagai peluang usaha bagi
Ibu-ibu PKK Desa Paningkaban. Peserta
dapat membuat kain shibori dengan
kreatifitas masing-masing. Karena ini
merupakan pertama kali peserta membuat
kain shibori maka motif yang dihasilkan
belum terlalu sempurna sehingga masih
perlu banyak berlatih dan mencoba karena
mereka merasa kegiatan ini mampu
menjanjikan sebagai peluang usaha.
2. Saran
Saran dalam kegiatan ini adalah
pengabdian dapat dilakukan secara
berkelanjutan untuk teknik-teknik Shibori
yang lain, teknik pewarnaan juga dapat
dilakukan dengan variasi yang lebih banyak,
serta media dapat menggunakan jenis kain
41
yang berbeda, serta produk yang dibuat juga
lebih beragam. Adanya pendampingan akan
meningkatkan minat dan kesiapan peserta
untuk mewujudkan usaha baru dengan
menggunakan teknik yang telah dilatihkan
agar kualitas kain yang dihasilkan lebih
bagus dan dapat laku dijual di pasaran.
Daftar Pustaka
Dharsono.(2007). Budaya Nusantara.
Bandung : Penerbit Rekayasa Sains.
Fintinline, 2018, 6 Teknik Dasar
Shbori yang Mudah untuk Anda
Ikuti, https://fitinline.com/article/read/6-
teknik-dasar-shibori-yang-mudah-
untuk-anda-ikuti/ diakses pada tanggal 1
September 2020.
Kautsar, Dinda Siti. 2017. Eksplorasi
Shibori pada Pakaian Ready To Wear.
E-proceeding of Art & Design, Vol.4
N0.3.
Salsabila, A. (2017). Pemanfaatan Teknik
Lipat Ikat Celup untuk Menghasilkan
Tekstur pada Kain Busana. Bandung:
Universitas Telkom.
Singer, M., & Spyrou, M. (2000). Textile
Arts: Multicultural Traditions. United
States of America : Davis Publication,
Inc.
Suantara, Dermawanti, Endah Oktaviano,
dan Yusniar Siregar. 2018. Eksplorasi
teknik shibori dalam pengembangan
desain motif tradisisonal Indonesia pada
permukaan kain sandang. Arena Tekstil.
Vol.32 No.2, 2017 : 67-76.
42
TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN MASKER
DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI WILAYAH
KECAMATAN TAMBAK
1Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
[email protected], [email protected], [email protected]
[email protected] [email protected]
Abstrak Di awal tahun 2020 dunia di hebohkan dengan adanya wabah pandemi Covid-19. WHO
merupakan badan kesehatan tingkat dunia sudah menyatakan pada tanggal 31 Januari 2020
bahwa pandemi ini merupakan Health Emergenc. Dengan adanya pandemi ini semua aktivitas
yang melibatkan orang banyak di alihkan dari rumah dalam waktu yang belum dapat di
tentukan. Banyak sektor yang mengalami dampak adanya wabah ini, antara lain di sektor
pendidikan, ekonomi, pariwisata, dan banyak lainnya. Untuk mencegah perluasan wabah ini,
Bupati Banyumas mengeluarkan kebijakan untuk selalu diadakannya operasi gabungan di
seluruh wilayah kabupaten Banyumas, terutama pada jalan kabupaten. Berdasarkan Surat
Bupati Banyumas tanggal 28 Juli 2020 Nomor 440/3392 Tahun 2020 Tentang Perpanjangan
Ketiga Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
wilayah Kabupaten Banyumas, pihak KORAMIL 12 Tambak, petugas Kecamatan Tambak,
POLSEK Tambak, dan mahasiswa melaksanakan operasi masker yang lebih intensif.
Tujuannya adalah untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah Coronavirus.
Metode pelaksanaan kegiatan yaitu secara kualitatif dengan pengambilan data secara langsung
dan dilakukan analisa. Hasil kegiatan menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan
melindungi diri dengan menggunakan APD (masker) di era kenormalan baru sudah lebih dari
75%, namun presentase pelanggar terbanyak pada usia dewasa kemudian di susul usia remaja.
Kata Kunci : Covid-19, surat edaran, penggunaan masker, kesadaran masyarakat
Abstract
At the beginning of 2020 the world was shocked by the Covid-19 pandemic outbreak. WHO, a world-
class health agency, declared on January 31, 2020 that this pandemic was a Health Emergenc. With
this pandemic, all activities involving large numbers of people are diverted from their homes in an
undetermined time. Many sectors have been affected by this outbreak, including in the education,
economy, tourism, and many others. To prevent the expansion of this outbreak, the Banyumas Regent
issued a policy to always hold joint operations throughout the Banyumas district, especially on district
roads. Based on the Banyumas Regent's Letter dated July 28, 2020 Number 440/3392 of 2020
concerning the Third Extension of Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Non-Natural Disaster
Emergency Response Status in the Banyumas Regency area, KORAMIL 12 Tambak, Tambak District
officers, Tambak Police, and students carry out more intensive mask surgery. The aim is to assist the
government in overcoming the Coronavirus problem. The method of implementing the activity is
qualitative by direct data collection and analysis. The results of the activity show that the level of
public awareness of protecting themselves by using PPE (masks) in the new normal era is more than
75%, but the percentage of most offenders is in adulthood then in adolescence.
Keywords: Covid-19, circular letter, use of masks, citizen's awareness
Dewi Risma Winari, Septiana Dewi Rahayu1, Intan Dwi Oktarina2, Najib Sani Hikmawan , Angga Wisnu Mardika , Putri Khoirin Nashiroh
3Akuntansi, Fakultas Ekonomi
2Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Kreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan
43
Pendahuluan
Akhir tahun 2019 tepatnya pada
bulan Desember, dunia dihebohkan dengan
adanya virus yang berasal dari Wuhan,
China. Sumber mengenai virus ini masih
belum dapat di ketahui secara pasti, namun
warga di dunia mengkaitkan virus ini
dengan pasar ikan tradisional yang terdapat
di Wuhan, Provinsi Hubei setelah banyak
video yang beredar di media sosial
mengenai tidak lazimnya barang yang di
jual di pasar tersebut. Pada tanggal 18
sampai 29 Desember 2019, tercatat bahwa
terdapat lima pasien yang di rawat dengan
Acute Respiratory Distress Syndrome atau
ARDS, dimana kondisi ini merupakan
gangguan pernapasan berat yang
disebabkan oleh penumpukan cairan di
alveoli dengan gejala utamanya adalah
sesak nafas (alodokter.com). Tidak sampai
satu bulan, Virus ini menyebar ke beberapa
negara yang serumpun dengan China,
seperti Thailand, Korea Selatan dan
Jepang.
Coronavirus merupakan Virus
RNA straintunggal positif, berkapsul dan
tidak bersegmen. Coronavirus tergolong
ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae,
struktur coronavirus membentuk struktur
seperti kubus dengan protein S berlokasi di
permukaan virus. Protein S atau spike
protein merupakan salah satu protein
antigen utama virus dan merupakan
struktur utama untuk penulisan gen.
Protein S ini berperan dalam penempelan
dan masuknya virus kedalam sel host
(interaksi protein S dengan reseptornya di
sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus
bersifat sensitif terhadap panas dan secara
efektif dapat nonaktif pada disinfektan
yang mengandung Cl, pelarut lipid selama
30 menit dengan suhu 560C, alkohol, dan
bahan lainnya. (Wang,2020;
Korsman,2012)
Sampel yang diteliti menunjukkan
etimologi coronavirus baru. Awalnya,
penyakit ini dinamakan sementara sebagai
2019 novel coronavirus (2019-nCoV),
kemudian WHO mengumumkan nama
baru pada 11 Februari 2020 yaitu
Coronavirus Disease (COVID-19) yang
disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2).
44
Gambar 1. Alur waktu kejadian virus Corona
Virus ini dapat ditularkan dari
manusia ke manusia dan telah menyebar
secara luas di China dan lebih dari 190
negara dan teritori lainnya. (Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. Vol.7, No. 1).
Masuknya Covid-19 ke Indonesia pertama
kali di umumkan pada tanggal 2 Maret
2020 dengan jumlah kasus sebanyak dua,
kasus tersebut dikonfirmasikan berasal dari
Bekasi. Sehari setelah di umumkannya
pasien Covid-19 di Indonesia, WHO
melaporkan terdapat 90.870 kasus
konfirmasi di 72 negara dengan jumlah
pasien meninggal sebanyak 3.112 jiwa
dengan presentase sebanyak 3,4%.
(kemkes.go.id).
Saat ini berdasarkan data dari
covid19.who.int per 27 Agustus 2020
terdapat 24.021.218 kasus terkonfirmasi
positif Covid-19 dengan jumlah kematian
821.462 jiwa. Hal ini tentu saja sangat
memprihatinkan mengingat banyaknya
pasien yang positif Covid-19 tanpa gejala.
Bahkan baru-baru ini tiga warga positif
Covid-19 di Banyumas meninggal
mengalami gejala Happy Hipoxia. Gejala
ini baru ditemukan di beberapa pasien
Covid-19. Pasien ini hanya memiliki kadar
oksigen kurang dari 50% setelah diperiksa
dengan alat pulse oxymeter, padahal dalam
keadaan normal kadar okisgen dalam darah
adalah 95%-100%
(www.regional.kompas.com). Gejala ini
sering kali menipu karena pasien dapat
beraktivitas seperti biasa padahal kadar
oksigen dalam darah sangat rendah dan
nyawa pasien pun terancam apabila tidak
segera ditangani. Dikarenakan belum
45
adanya vaksin atau obat untuk mencegah
virus ini maka pemerintah di dunia gencar
dan menghimbau warganya untuk menjaga
imunitas serta menetapkan kebijakan yang
berbeda di setiap negara.
Khusus di Indonesia, pemerintah
telah mengeluarkan status darurat bencana
dan mensosialisasikan gerakan Social
Distancing, yaitu menghimbau kepada
seluruh masyarakat untuk mengurangi
aktivitas yang melibatkan banyak orang
agar dapat memutus mata rantai
penyebaran Covid-19. Kebijakan lain yang
dikeluarkan oleh pemerintah adalah
memberlakukan sekolah dan bekerja dari
rumah. Selain itu juga di berlakukannya
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
untuk semua wilayah di Indonesia
berdasarkan tingkat keparahan wabah di
tiap wilayah yang diatur melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
dan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor
11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
ditandatangani Presiden Jokowi pada
tanggal 31 Maret 2020. Pemberlakukan
PSBB berdampak pada pertumbuhan
perekonomian bangsa yang diproyeksikan
melemah secara signifikan pada 2,1 persen
(paling optimis) hingga minus 3,5 persen
pada tahun 2020 (cnnindonesia.com).
Dampak lainnya yaitu sejumlah
perusahaan melakukan PHK Kepada
karyawannya karena terkendala
pembiayaan sehingga angka pengangguran
di Indonesia semakin meningkat.
Perekonomian negara yang
mengalami defisit, sehingga presiden
memberlakukan kebijakan baru. Pada akhir
Mei, Juru Bicara Pemerintah terkait
Penanganan Covid-19 dalam Konferensi
Pers mengumumkan “The New Normal”
atau perubahan budaya dengan bertindak
produktif seperti hari biasanya, namun
tetap memastikan aman dari penularan
virus corona dengan menerapakan protokol
kesehatan yang berlaku. Beliau juga
menambahkan bahwa new normal ini
bukan sebuah euphoria akan kebebasan
dengan mengabaikan protokol kesehatan
dan tidak mengindahkan kebiasaan baru
yang harus dijalankan di masa transisi ini.
Pemberlakukan new normal ini untuk
mengatasi krisis dari berbagai aspek salah
satunya krisis ekonomi selama pandemik
yang menyebabkan lemahnya
perekonomian masyarakat.
Kementerian kesehatan telah
mengeluarkan berbagai protokol kesehatan
di transportasi maupun tempat
umum. Selain itu pemerintah di setiap
kabupaten/kota juga dapat mengeluarkan
kebijakan yang sesuai dengan kondisi
wilayahnya. Salah satunya Bupati
Banyumas, Bapak Husein. Beliau
mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit di Kabupaten
Banyumas (cnnindonesia.com). Khusus
wilayah Kecamatan Tambak sendiri, rutin
dilaksanakan operasi masker yang terdiri
dari petugas Kecamatan Tambak, POLSEK
Tambak, KORAMIL 12 Tambak, dan
mahasiswa. Upaya ini intensif dilakukan
setiap hari sejak bulan Maret sampai Juli,
dan untuk bulan Agustus diberlakukan
secara zigzag dengan tempat pelaksanaan
secara acak di area pasar, perempatan
jalan, dll yang rawan sebagai cluster baru
penyebaran Covid-19.
46
Metode Penelitian
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan operasi masker sudah
dilaksanakan sejak pertengahan bulan
Maret 2020, dan sampai sekarang masih
dilaksanakan. Untuk bulan Maret sampai
Juli kegiatan dilaksanakan setiap hari,
namun untuk bulan Agustus dan september
kegiatan dilaksanakan secara selang seling.
Tempat pelaksanaan yaitu di
perempatan jalan kabupaten, pasar
tradisional, masjid (saat Idul Adha), dan
kantor Balai Desa.
Sistematika dari kegiatan Operasi
Masker yang dilakukan oleh petugas
Kecamatan Tambak, POLSEK Tambak,
KORAMIL 12 Tambak dan Mahasiswa
adalah :
1. Pelanggar yang tidak memakai
masker di berhentikan oleh petugas
2. Petugas menanyai alasan terkait
tidak memakai masker, apapun
bentuk alasannya petugas akan
memberikan edukasi terkait
pemakaian masker
3. Petugas memberikan masker dan
memberikan perintah untuk
langsung mengenakannya
4. Sanksi yang di dapatkan pelanggar
adalah penandatangan surat
pernyataan yang isinya adalah tidak
akan mengulangi pelanggaran yang
sama di kemudian hari
Pendekatan
Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif, oleh karenanya
penelitian ini mengumpulkan fakta-fakta
dilapangan serta mengidentifikasi data
yang membahas permasalahan tentang
kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan masker dalam upaya
pencegahan penyebaran Covid-19.
Objek
Objek penelitian ini adalah
masyarakat yang melanggar tidak memakai
masker pada saat kegiatan operasi masker
yang diadakan secara intensif di
Kecamatan Tambak dan sekitarnya.
Jenis dan Sumber data
Penelitian ini menggunakan jenis
data kuantitatif yang merupakan data yang
berbentuk angka yang dapat di olah untuk
menghasilkan sebuah keputusan. Data
yang dipakai tersebut yaitu masyarakat
yang melanggar tidak memakai masker
pada saat operasi masker dilaksanakan di
Kecamatan Tambak dari berbagai desa.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan cara
mengumpulkan, menyusun, mengolah dan
menganalisis data agar dapat memberikan
gambaran mengenai keadaan tertentu
dengan pemikiran objektif dan diuraikan
secara deskriptif serta menarik kesimpulan
untuk menjawab masalah yang ada.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah penderita positif covid-19
dari hari ke hari semakin bertambah
banyak, dapat di lihat di situs untuk akses
informasi mengenai Covid-19 disebutkan
penambahan dalam kurun waktu 24 jam
dapat lebih dari empat ribu pasien. Hal ini
tentunya sangat memprihatinkan, karena
apabila penambahan terus terjadi dengan
jumlah yang banyak maka semua bidang
akan sedikit terganggu terutama di bidang
47
ekonomi. Pemerintah pusat ataupun daerah
mencoba untuk memerangi pandemic ini
dengan melakukan swab tes secara masal
di tempat-tempat umum. terdapat pasien
yang dinyatakan positif Covid-19 namun
tanpa ada gejala atau lebih dikenal dengan
istilah OTG (orang tanpa gejala), dan
banyak pula yang terpapar dengan gejala
tertentu.
Bagi penderita, gejala utama yang
dapat ditemukan yaitu demam, batuk
kering, dan sesak atau sulit bernafas.
Namun saat ini gejalanya sangat beragam
bahkan banyak kasus positif Covid-19
tanpa gejala. Baru-baru ini tiga pasien
positif Covid-19 di Banyumas meninggal
dengan gejala Happy Hypoxia yaitu
rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Selain mengadakan swab tes masal,
tiap daerah Kabupaten/kota mengeluarkan
kebijakan masing-masing. Untuk wilayah
Kabupaten Banyumas, Bupati Banyumas
menghimbau untuk seluruh warga yang
berada di wilayah Kabupaten Banyumas
untuk mengenakan masker ketika
bepergian, sehingga di keluarkannya surat
edaran tentang Perpanjangan Ketiga Status
Tanggap Darurat Bencana Non Alam Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan pemerintah
daerah bekerjasama dengan KORAMIL,
Polsek di masing-masing kecamatan untuk
melakukan kegiatan razia masker secara
intensif.
Dari operasi masker yang sudah
dilaksanakan sejak Bulan Maret, data yang
digunakan sebagai acuan adalah bulan Juli
2020. Dengan pelaksanaan setiap hari
sejak pukul 10.00 sd 12.00 WIB yang
bertempat di jalan-jalan desa dan pasar
tradisional.
Gambar 2 Kegiatan Operasi Masker
Tabel 1 Data jumlah pengendara bermotor yang tidak memakai Masker
Tanggal Jumlah
pelanggar Tanggal
Jumlah
pelanggar Tanggal
Jumlah
pelanggar
02-Jul-20 31 12-Jul-20 17 22-Jul-20 11
03-Jul-20 14 13-Jul-20 16 23-Jul-20 20
04-Jul-20 16 14-Jul-20 22 24-Jul-20 15
05-Jul-20 9 15-Jul-20 13 25-Jul-20 18
06-Jul-20 31 16-Jul-20 20 26-Jul-20 15
07-Jul-20 31 17-Jul-20 16 27-Jul-20 14
08-Jul-20 17 18-Jul-20 22 28-Jul-20 18
09-Jul-20 21 19-Jul-20 20 29-Jul-20 15
10-Jul-20 26 20-Jul-20 10 30-Jul-20 14
11-Jul-20 16 21-Jul-20 11 31-Jul-20 15
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa terdapat sebanyak 534 pelanggar dalam satu bulan,
dengan rata-rata sebesar 17,8. Operasi masker dilakukan berdasarkan Surat Bupati Banyumas tanggal
28 Juli 2020 Nomor 440/3392 Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Ketiga Status Tanggap Darurat
Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di wilayah Kabupaten Banyumas.
48
Diagram Pelanggar Berdasarkan Usia 6%
1%
24%
ANAK
REMAJA
69% DEWASA
TUA
Gambar 3
Dalam diagram, dapat dilihat bahwa pelanggar terbanyak berasal dari wilayah Kecamatan
Tambak dengan presentase sebesar 61%. Dan paling sedikit berasal dari luar Kabupaten Banyumas.
Selain pelanggar berasal dari wilayah Kabupaten Banyumas, juga terdapat pelanggar berasal dari
Wonosobo, Banjarnegara, Bantang, Bandung, Magelang, dll. Para pelanggar ini adalah para
pengendara sepeda motor yang melewati wilayah Kabupaten Banyumas yang tanpa mengenakan
masker. Dikarenakan setiap wilayah memiliki kebijakan yang berbeda-beda, sehingga bagi pengendara
yang berasal dari luar dan dalam wilayah Kabupaten Banyumas yang melanggar Perda No.2 tahun
2020 diberikan edukasi mengenai pentingnya pemakaian masker di kenormalan baru ini untuk
mencegah kelonjakan pasien positif Covid-19 khususnya di wilayah Kabupaten Banyumas.
Gambar 4
1% 0% Jumlah Pelanggar
1% 0% 0% 0%
2% 11% 6%
3%
61% 7%
1%
7%
Wonosobo Banjarnegara Batang Bandung Magelang Purbalingga Rowokele Kuwarasan Kebumen Buayan Ayah Kemranjen
49
Gambar 5
Dalam penjelasan sebelumnya bahwa
pelanggar terbanyak adalah berasal dari
Kecamatan Tambak, dalam satu kecamatan
terdapat beberapa desa. Menurut data Satgas
Covid-19 Kecamatan Tambak tercatat dalam
satu bulan pelanggar terbanya berasal dari
Kelurahan Watuagung dengan presentase 33%
atau lima kali lipat dari kelurahan lain. Usia
anak-anak dan tua sangatlah rentan dalam
penularan virus ini, namun dalam diagram di
paparkan bahwa untuk pelanggar terbanyak
adalah usia dewasa. Beragam alasan
dilontarkan oleh para pelanggar, misalkan lupa
mengenakan, terburu-buru, sesak nafas, dan
ada juga yang beralasan bepergian jauh. Untuk
pengguna mobil yang tidak menggunakan
masker ketika di dalam mobil di berhentikan
oleh petugas kemudian tetap diberikan arahan
dan edukasinya. Tidak jarang juga Aparat
nasional melanggar himbauan Bupati
Banyumas ini.
Hal yang mendasari adanya Perda ini
adalah agar semua warga saling menjaga dari
dropet yang dikeluarkan oleh mulut supaya
tidak menular ke orang lain. Ukuran partikel
yang sangat kecil megakibatkan partikel tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Sehingga
salah satu cara saling melindungi dari paparan
Covid-19 adalah dengan mengenakan Makser.
Namun menggunakan masker saja tidak cukup
untuk memberikan perlindungan yang
memadai, dan harus dilakukan langkah lain
untuk menjaga diri dari penyebaran Virus
Corona.
Simpulan
Covid-19 adalah penyakit baru
yang telah menjadi pandemi. Penyakit ini
harus diwaspadai karena penularan yang
relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas
yang tidak dapat diabaikan, dan belum
adanya terapi definitif. Kesadaran
masyarakat akan melindungi diri dengan
menggunakan APD (masker) sudah lebih
dari 75%. Dengan adanya Perda No. 2
Tahun 2020 diharapkan tingkat
kedisiplinan warga dan kesadaran akan
bahaya Covid-19 meningkat.
Menurut data operasi masker
tercatat bahwa pelanggar terbanyak berasal
dari Desa Watuagung dengan presentase
33% atau lima kali lipat dari Desa lain.
Balita dan lansia merupakan kelompok
dengan usia yang rentan terpapar Covid-
19, akan tetapi bukan berarti untuk usia
yang tidak masuk dalam kelompok rentan
Diagram Pelanggar di Kec. Tambak Plangkapan
2% Gumelar kidul
Gumelar lor 4%
Karang Petir 6%
Pesantren 6%
6% Karang Pucung
6%
Prembun 4%
Buniayu 11% Watuagung
33%
Gebangsari 6%
Kamulyan
2%
Purwodadi
14%
Karang Petir
Karang Pucung
Watuagung
Purwodadi
Kamulyan
Gebangsari
Buniayu
Prembun
Pesantren
Plangkapan
Gumelar lor
50
bebas untuk tidak menggunakan masker
karena Covid-19 tidak memandang usia
dalam penularannya. Akan tetapi hal ini
dianggap sepele, terbukti berdasarkan data
yang ada pelanggar terbanyak adalah usia
dewasa yang tidak masuk kelompok
rentan. Beragam alasan dilontarkan oleh
pelanggar, diantaranya adalah dengan
alasan lupa, sesak nafas saat menggunakan
masker, dan ada juga yang beralasan tidak
memakai masker karena tidak bepergian
jauh. Untuk pengendara mobil yang tidak
mengenakan masker tetap diberhentikan
oleh petugas, kemudian diberi arahan serta
edukasi. Tidak jarang apparat nasional juga
melanggar himbauan Bupati Banyumas ini.
Referensi
https://regional.kompas.com diakse di
https://regional.kompas.com/read/20 20/08/19/10404791/warganya-
meninggal-karena-covid-19-alami-
happy-hypoxia-bupati- banyumas?page=all pada 25
September 2020 pukul 23.59
Korsman, S.N.J., van Zyl, G.U., Nutt, L.,
Andersson, M.I, Presier, W. 2012.
Virology. Chins : Churchill
Livingston Elsevier
Muhyiddin. 2020. The Indinesian Journal of
Development Planning. Covid-19,
New Normal dan Perencanaan
Pembangunan di Indonesia. Volume IV No.2. Diakses pada 18 Agustus 2020
(https://journal.bappenas.go.id/index.
php/jpp/article/view/118/89)
Nawas, M. Arifin. Yunus, Faisal. 2020.
MAJALAH RESMI
PERHIMPUNAN DOKTER
PARU INDONESIA. JURNAL
RESPIROLOGI INDONESIA.
Vol. 40, No. 2. Hal 120. Diakses pada 22 Agustus 2020
Susilo, Adityo.dkk. 2020. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia. Coronavirus
Disease 2019 : Tinjauan Literasi
Terkini. Vol. 7, No. 1. Diakses pada
22 Agustus 2020
Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. 2020. A
Handbook of 2019-nCoV
Pneumonia Control and
Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China
WHO. 2020. Anjuran mengenai penggunaan
masker dalam konteks COVID-19,
panduan Interim 5 Juni 2020. Diakses pada 16 Agustus 2020
www.cnnindonesia.com diakses di
https://www.cnnindonesia.com/ekon
omi/20200914125344-532-
546210/nasib-ekonomi-dki-jakarta- di-tangan-psbb pada tanggal 18
September 2020 pukul 23.14
51
OPMAS (Operasi Penertiban Pemakaian Masker): Membangkitkan Kesadaran
dan Ketaatan Warga Mengenai Wajibnya Penggunaan Masker
pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Sidabowa
Aina Rihhadatul’aisy Abiyyah1, Fatma Arliana Putri2, Hanum Resta Jati3,
Mayfita Arif Nur Rahmawati4, Putri Khoirin Nashiroh5
1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 3Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 4Fakultas
Bahasa dan Seni, 5Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
ABSTRAK
This article will discuss the other side of the Covid-19 pandemic mitigation period,
namely the formation of social awareness of each individual as a member of society.
In addition, this article also discusses the obedience of citizens to the rules. In its
implementation, OPMAS has an impact on the formation of mutual awareness and the
obedience of the Banyumas Regency community, especially in Sidabowa Village.
This research was conducted qualitatively with an exploratory study approach. Data
obtained by using two research tools, namely: observation and analysis obtained from
tracing (documentation) to explore more deeply the phenomena that occur. Direct
observations were made in the community of Sidabowa Village during the pandemic.
The results showed that OPMAS during the Covid-19 pandemic encouraged the
formation of joint awareness and obedience of the Sidabowa Village community to use
masks. Community obedience is driven by; the choice to obey because of the threat
of a pandemic, community togetherness at the RT and RW levels, in addition to the
existence of legal regulations that contain sanctions. This study also found the
importance of using masks and raising awareness of citizens to adhere to health
protocols to face the spread of Covid-19.
Keywords: Covid-19, pandemic, awareness, obedience, OPMAS, residents.
ABSTRAK
Artikel ini akan membahas tentang sisi lain pada masa mitigasi pandemi Covid-
19, yakni terbentuknya kesadaran sosial masing-masing individu sebagai warga
masyarakat. Selain itu, artikel ini juga mendiskusikan tentang ketaatan warga
masyarakat terhadap aturan. Dalam pelaksanaannya, OPMAS berdampak pada
terbentuknya kesadaran bersama, ketaatan masyarakat Kabupaten Banyumas
khususnya di Desa Sidabowa. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan
pendekatan studi eksploratif. Data didapat dengan menggunakan dua alat penelitian,
yakni: observasi dan analisis yang diperoleh dari penelusuran (dokumentasi) untuk
menelusuri lebih dalam dari fenomena yang terjadi. Observasi secara langsung
dilakukan pada lingkungan warga masyarakat Desa Sidabowa di masa pandemi. Hasil
52
penelitian, menunjukan OPMAS dalam masa pandemi Covid-19 mendorong terbentuknya
kesadaran bersama dan ketaatan warga masyarakat Desa Sidabowa untuk menggunakan
masker. Ketaatan masyarakat didorong oleh; pilihan taat karena ancaman pandemi,
kebersamaan masyarakat pada tingkat RT dan RW, selain adanya aturan hukum yang
mengandung sanksi. Penelitian ini juga menemukan tentang pentingnya penggunaan masker
dan membangkitkan kesadaran warga untuk taat pada protokol kesehatan menghadapi
penyebaran Covid-19.
Kata kunci: Covid-19, pandemi, kesadaran, ketaatan, OPMAS, warga.
Pendahuluan
Kuliah Kerja Nyata UNNES
Bersama Melawan Covid-19 atau yang
dikenal dengan KKN BMC UNNES
2020 merupakan KKN UNNES yang
dilaksanakan dalam rangka
pencegahan penyebaran Covid-19 dan
berlokasi di daerah domisili asal
mahasiswa yang tersebar di seluruh
Indonesia. Wujud dukungan UNNES
dalam usaha mencegah penyebaran
Covid-19. Kegiatan KKN BMC UNNES
2020 ini dilaksanakan berlandaskan
surat edaran rektor terkait yang
menyatakan bahwa KKN dilaksanakan
di masa pandemi Covid-19 mengikuti
juknis yang diterbitkan setelahnya.
KKN BMC UNNES 2020 di bidang
kesehatan salah satunya dilaksanakan
di Desa Sidabowa, Kecamatan
Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah.
Covid-19 adalah jenis baru dari
coronavirus (SARS-CoV-2). Virus ini
pertama kali merebak di Wuhan,
Tiongkok pada akhir Desember 2019
sehingga dinamakan Covid-19 atau
Coronavirus Disease 19. Virus ini
hanya bisa memperbanyak diri melalui
sel host-nya sehingga dapat dikatakan
bahwa Covid-19 tidak dapat hidup
tanpa sel host-nya. Infeksi Covid-19
dapat menimbulkan gejala ringan
seperti batuk, demam, dan kesulitan
bernapas (Yuliana, 2020). Pada gejala
berat perburukan secara cepat dan
progresif dapat terjadi seperti ARDS,
syok septik, ataupun disfungsi sistem
koagulasi dalam beberapa hari. Namun
banyak kasus positif terdeteksi pada
orang-orang tanpa gejala (Yuliana,
2020).
Selain itu, sebagaimana telah
diketahui masker berfungsi sebagai
pelindung pernafasan dari debu atau
partikel yang lebih besar untuk masuk
ke organ dalam manusia. Salah satu
cara memutus rantai penyebaran
Covid-19 yang dapat dilakukan adalah
dengan senantiasa menggunakan
masker untuk menutupi hidung dan
mulut guna melindungi diri dari orang
lain (Pratiwi, 2020).
Desa Sidabowa berada di
bagian tengah Kabupaten Banyumas.
Desa Sidabowa sebagian besar
memiliki topografi wilayah berupa
dataran rendah bergelombang dan
perbukitan tak teratur di bagian utara
sebagai depresi Serayu. Di bagian
selatan terdapat rangkaian perbukitan
antiklin Ajibarang memanjang dari
barat ke timur. Ketinggian wilayah Desa
Sidabowa antara 40-300 meter di atas
permukaan air laut (Mdpl) dengan titik
tertingginya berada di Bukit Payung
(312 Mdpl di perbatasan Desa
Karangendep dengan Kecamatan
Rawalo. Desa Sidabowa yang beriklim
tropis dengan dua musim dalam satu
53
tahunnya yaitu musim kemarau dan
penghujan, dengan suhu udara pada
siang hari berkisar antara 25 - 32
derajat Celcius. Desa Sidabowa
merupakan salah satu desa yang
berada di wilayah Kecamatan Patikraja
Kabupaten Banyumas terdiri dari 9
Rukun Warga (RW), dengan jumlah
penduduk 51.122 jiwa.
Dilansir dari situs resmi
Banyumas siaga Covid-19, Desa
Sidabowa merupakan suatu desa di
Kecamatan Patikraja yang per 26
Agustus 2020 masih merupakan zona
merah rawan Covid-19 dengan satu
kasus positif yang dirawat (dilansir dari
http://covid19.banyumaskab.go.id/).
Tidak menutup fakta juga bahwa
sebelumnya juga terjadi beberapa
kasus positif yang telah sembuh. Oleh
karenanya berdasarkan yang tertuang
dalam Surat Keputusan (SK) Bupati
Nomor 440/212/Tahun 2020 tentang
Peran Serta Aktif Masyarakat dalam
Penanggulangan Penyebarluasan
Corona, penggunaan masker
diwajibkan kepada seluruh lapisan
masyarakat Jawa Tengah khususnya
warga Desa Sidabowa Kecamatan
Patikraja. Sebagaimana SK tersebut
Perangkat Desa Sidabowa
melaksanakan kegiatan OPMAS atau
Operasi Penertiban Masker Khusus di
beberapa titik bersama Babinsa dan
Polri guna memberikan himbauan dan
peringatan kepada masyarakat yang
melintas mengenai pentingnya
mematuhi protokol kesehatan yang
salah satunya adalah pemakaian
masker di luar rumah.
Metode Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan
eksploratif. Data diakses
menggunakan dua alat penelitian,
yakni: observasi dan analisis yang
diperoleh dari penelusuran
(dokumentasi) untuk menelusuri lebih
dalam dari fenomena yang terjadi pada
masa pandemi, dan saat gerakan
OPMAS ditetapkan sebagai mitigasi
bencana mencegah penyebaran
Covid-19 di Kabupaten Banyumas.
Observasi dilakukan terhadap
beberapa warga masyarakat Desa
Sidabowa yang memiliki latar belakang
pekerjaan, pendidikan, dan tempat
tinggal yang berbeda secara langsung
pada kegiatan OPMAS di lingkungan
warga masyarakat Desa Sidabowa di
masa pandemi Covid-19.
Pelaksanaan kegiatan Operasi
Penertiban Pemakaian Masker Khusus
di Desa Sidabowa, Kecamatan
Patikraja, Kabupaten Banyumas
dilaksanakan setiap hari Jumat selama
tiga kali berturut-turut dalam jangka
seminggu sekali dengan durasi waktu
selama 1 - 1,5 jam saja. Kegiatan ini
berlangsung selama dua bulan dari Juli
hingga Agustus 2020. Kegiatan ini
sendiri tidak hanya dilaksanakan pada
satu tempat yang sama setiap
minggunya, namun dilaksanakan di
tempat yang berbeda pada tiap
minggunya sehingga kegiatan ini
dilaksanakan secara merata dan
tersebar di beberapa tempat Desa
Sidabowa, walaupun tidak
mencangkup di semua tempat.
Kegiatan ini dipimpin oleh perwakilan
perangkat Desa Sidabowa yang terdiri
atas : Babinsa, Polisi, dan beberapa
Aparat Desa.
Metode yang digunakan dalam
operasi penertiban masker ini yaitu
dengan cara memberhentikan warga
54
yang rentang umurnya 17 tahun ke atas
apabila warga tersebut terlihat tidak
menggunakan masker apapun.
Selanjutnya, setelah tiap warga yang
tidak menggunakan masker tersebut
diberhentikan secara baik-baik di jalan,
mereka diharuskan mengisi surat
peringatan yang berisi identitas mereka
yang berguna apabila mereka telah
mendapatkan surat peringatan tersebut
sebanyak dua kali maka akan diberikan
sanksi berupa denda sejumlah uang
oleh aparat desa setempat. Metode
tersebut dipercaya dapat membuat
efek rasa jera pada warga yang tidak
disiplin dalam penggunaan masker
karena timbul rasa malu saat
diberhentikan oleh para petugas
tersebut. Selain pemberian surat
peringatan pada warga yang tidak
memakai masker, aparat desa dan
peserta KKN BMC juga mengedukasi
warga tersebut terkait pentingnya
penggunaan masker pada pandemi
Covid-19 saat ini. Setelah diberikan
surat peringatan dan juga diedukasi,
masing-masing warga akan diberi
masker oleh aparat desa. Diharapkan
dengan diberinya masker tersebut
warga dapat menjadi lebih disiplin
dalam menggunakan maskernya.
Metode ini memiliki beberapa faktor
pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kegiatannya, di antaranya
sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Tersedianya pihak penyelenggara
yang kompeten, mulai dari
Babinsa (Bintara Pembina Desa)
yang merupakan pelaksana dari
Koramil, Polisi, dan aparat Desa
Sidabowa,
b. Dukungan Pemerintah Desa dan
pengelola setempat yang
mengizinkan penyelenggaraan
kegiatan Operasi Masker ini,
c. Dukungan dana dan pendukung
lainnya dari Pemerintah
Kabupaten Banyumas yang
diturunkan melalui Pemerintah
Desa Sidabowa,
d. Antusiasme warga setempat yang
dapat ikut melaksanakan kegiatan
ini dengan secara terbuka dan
juga patuh.
2. Faktor Penghambat
a. Macetnya jalanan yang
digunakan untuk menjadi tempat
pelaksanaan Operasi Masker,
sehingga terkadang masih saja
warga yang tidak mengindahkan
anjuran social distancing karena
macetnya jalanan tersebut,
b. Daya tangkap yang bervariasi,
beberapa warga merespon
kegiatan ini berbeda-beda. Ada
yang patuh dan mengikuti arahan
dari aparat, ada juga yang tidak
mau diberhentikan dengan alasan
tidak menggunakan masker
karena jarak pergi yang dekat
atau tidak terlalu jauh.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan Operasi Penertiban
Pemakaian Masker merupakan
kegiatan percepatan penanganan
bencana pandemi Covid-19 berbasis
masyarakat yang ditetapkan di
Kabupaten Banyumas. Konsep
kegiatan OPMAS ini dilaksanakan pada
tingkat Rukun Warga (RW) yang
berbeda-beda di setiap minggunya dan
melibatkan warga masyarakat secara
langsung untuk saling menjaga dan
mencegah tertular dari virus Covid-19.
Melalui Satuan Tugas (Satgas) Desa
Sidabowa akan terlapor kondisi,
55
kegiatan sehari-hari anggota
masyarakat dalam lingkungannya.
Sejak dilaksanakannya Operasi
Penertiban Pemakaian Masker,
masyarakat merespon positif kegiatan
OPMAS ini sebagai salah satu upaya
dalam pencegahan penyebaran Covid-
19 beserta dampaknya. Berdasarkan
hasil observasi secara langsung
beberapa wilayah di Kabupaten
Banyumas sudah mulai menggerakan
masyarakat untuk ikut serta mengambil
bagian di dalam upaya menekan
penyebaran Covid-19.
Peningkatan kasus pasien yang
terkena Covid-19 menunjukan
kurangnya kesadaran dan ketaatan
masyarakat untuk mematuhi protokol
kesehatan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Antisipasi dan kesiapan
warga masyarakat menghadapi
pandemi yang sangat minim dan
ketidaksiapan masyarakat terhadap
aturan, menjadi salah satu pemicunya.
Ketaatan masyarakat dalam masa
pandem Covid-19 terhadap protokol
kesehatan yang telah ditetapkan
pemerintah selama awal masa
pandemi dapat luntur atau menurun
oleh beberapa hal, misalnya desakan
untuk mencukupi kebutuhan dasar
hidup mereka.
Selain dilakukannya kegiatan
OPMAS oleh Satuan Tugas (Satgas)
Desa Sidabowa, masyarakat sekitar
ikut andil mengambil langkah-langkah
preventif, misalnya melakukan
pembatasan wilayah teritorial mereka
dengan pengadaan portal-portal jalan,
pemeriksaan dan pendataan tamu atau
orang asing yang masuk ke lingkungan
masyarakat, dan juga pemberlakuan
jam malam.
Gerakan kegiatan ini membuat
masyarakat untuk lebih serius dalam
memahami dan sadar akan pentingnya
pembatasan sosial untuk memutus
rantai penularan Covid-19. Ketaatan
setiap individu warga masyarakat untuk
menggunakan masker dipengaruhi dan
didorong oleh beberapa hal yang
menjadi alasan, yaitu; 1) pilihan antara
tidak peduli atau menyelamatkan diri
dengan taat pada protokol kesehatan
dan juga social distancing; 2) adanya
sanksi-sanksi hukum yang
mengancam; 3) menjaga hubungan
sosial di lingkungan masyarakat.
Ketaatan warga untuk
menggunakan masker didorong oleh
pilihan tindakan tidak peduli atau
menyelamatkan diri dari penyebaran
Covid-19 dengan menjaga jarak satu
sama lain. Kesadaran setiap individu
dipengaruhi oleh pengetahuannya.
Akibatnya, gerakan Operasi Penertiban
Pemakaian Masker berkontribusi
terhadap laju informasi dan edukasi
yang sebelumnya belum dapat
diperoleh masyarakat dengan baik.
Kesadaran warga masyarakat
Desa Sidabowa juga didorong oleh
adanya sanksi-sanksi yang
mengancam. Pada langkah awal,
pendisiplinan warga masyarakat agar
taat pada protokol kesehatan hanya
berupa himbauan dan anjuran yang
dilanjutkan dengan peringatan. Setiap
warga masyarakat akan taat jika
penegakan aturan hukum dilaksanakan
56
secara serius oleh aparat penegak
hukum.
Ketaatan warga masyarakat
Desa Sidabowa juga didorong oleh
keinginan masyarakat untuk menjaga
hubungan sosial di lingkungan
masyarakat. Kebersamaan warga
masyarakat dalam menghadapi masa
pandemi saat ini memperlihatkan
adanya kesadaran diri setiap warga
untuk ikut terlibat dalam segala urusan
yang menyangkut diri dan lingkungan
mereka.
Hubungan yang dibentuk di
tingkat masyarakat terjalin secara baik
karena adanya rasa saling percaya
yang menumbuhkan sikap jujur dalam
masyarakat yang mendorong mereka
untuk saling terbuka antara satu dan
yang lainnya. Kepercayaan
masyarakat terbangun dari hubungan
sosial di dalamnya. OPMAS yang
mengoptimalkan pelibatan masyarakat
secara langsung efektif karena ada
kepercayaan yang merekat kerjasama
dalam kelompok masyarakat sehingga
terwujud kerjasama yang efektif.
Pandemi Covid-19
mengharuskan warga sadar dan taat
pada kebijakan pemerintah untuk
mencegah penyebaran virus semakin
meluas, seperti diwajibkan untuk
menggunakan masker. Pada langkah
awal masa pandemi, kesadaran
masyarakat akan bahaya penularan
Covid-19 masih sangat rendah yang
dipicu oleh pengetahuan yang terbatas.
Setelah banyaknya korban yang
terkena virus tersebut dan meninggal,
masyarakat akhirnya menyadari
tentang bahaya pandemi, walaupun
angka penderita telah mengalami
peningkatan signifikan dari hari ke hari.
Operasi Penertiban Pemakaian
Masker di Desa Sidabowa
menggerakan masyarakat yang
berdampak pada tumbuhnya
kesadaran yang ketaatan masing-
masing individu mengingat pentingnya
menggunakan masker. OPMAS ini
cukup efektif karena dalam
pelaksanaannya didorong oleh modal
sosial yang kuat dalam masyarakat.
Semua itu tidak lain disebabkan oleh
cepatnya daya informasi dan edukasi di
masyarakat mengenai pentingnya
penggunaan masker di masa pandemi
seperti sekarang ini. Sehingga pada
perkembangannya dapat
membangkitkan kesadaran dan
ketaatan warga secara kolektif pada
masa pandemi Covid-19 di Desa
Sidabowa.
Kesimpulan
Kesimpulan dalam pengabdian kepada
masyarakat tentang kegiatan OPMAS
kepada masyarakat Desa Sidabowa
diketahui berjalan dengan lancar dalam
proses pelaksanaannya, kegiatan ini
dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam
sebulan. Kegiatan ini efektif dilakukan
karena diketahui data masyarakat yang
menerima surat peringatan dari hari
pertama hingga hari terakhir terhitung
menurun. Hal tersebut berarti bahwa
masyarakat Desa Sidabowa semakin
disiplin dalam menggunakan masker.
Daftar Pustaka
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/k
ampanye-pengunaan-masker-
gencar-dilakukan-di-
banyumas/ (diakses pada 19
Agustus 2020 14.07 WIB).
57
http://covid19.banyumaskab.go.id/
(diakses pada 26 Agustus
2020 21.45 WIB).
Pratiwi, A. D. (2020). Gambaran
Penggunaan Masker di Masa
Pandemi Covid-19 Pada
Masyarakat di Kabupaten
Muna. Prosiding Nasional
Covid-19, 52-57.
Surat Edaran Rektor UNNES Nomor
B/1738/UN37/TU/2020
tentang Perpanjangan
Layanan Akademik dan Umum
Masa Kewaspadaan dan
Pencegahan Penyebaran
Infeksi Covid-19.
Surat Edaran Rektor UNNES Nomor
B/1413/UN37/2020 tentang
Kewaspadaan dan
Pencegahan Penyebaran
Infeksi Covid 19 Bidang
Akademik dan Layanan Umum
di Lingkungan Universitas
Negeri Semarang.
Yuliana, Y. (2020). Corona virus
diseases (Covid-19): Sebuah
tinjauan literatur. Wellness
And Healthy Magazine, 2(1),
187-192.