HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN FREKUENSI
PEMBELIAN MAKANAN JUNK FOOD Studi Kasus Pada Pengunjung Plaza Ambarrukmo Yogyakarta
oleh :
Pandu Prasetyo
NIM : 042214031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
i
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN FREKUENSI
PEMBELIAN MAKANAN JUNK FOOD Studi Kasus Pada Pengunjung Plaza Ambarrukmo Yogyakarta
oleh :
Pandu Prasetyo
NIM : 042214031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
HidupLah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya,
Hidup di Tepi Jalan dan Dilempari Orang Dengan Batu,
Tetapi di Balas Dengan Buah..
(Abu Bakar Sibli)
Aku Ramah Bukan Berarti Takut
Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk
Karya ini kupersembahkan untuk :
Yesus Kristus penerang jalan dan
penyelamatku
Bunda Maria yang menyertaiku
Bapak dan Mamah yang tercinta
Adekku yang tersayang
MyLuvly si jegeg
v
vi
ABSTRAK
Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan Frekuensi Pembelian Junk Food
Studi pada Pengunjung Remaja Plaza Ambarrukmo Yogyakarta
Pandu Prasetyo
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Tingkat perilaku
hidup sehat remaja pengunjung plaza ambarrukmo, 2). hubungan antara perilaku
hidup sehat dengan frekuensi pembelian makanan junk food.
Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada pengunjung remaja
Plaza Ambarrukmo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah
pengunjung remaja Plaza Ambarrukmo Yogyakarta yang mengkonsumsi makanan
junk food Yogyakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah Convenience Sampling. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah, analisis persentase, korelasi
berganda, korelasi pearson product moment, Uji F dan Uji t.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1). Remaja
pengunjung plaza ambarrukmo memiliki tingkat perilaku hidup sehat yang tinggi
2). Variabel perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan memiliki kecenderungan hubungan yang negatif terhadap
frekuensi pembelian junk food.
Kata kunci : perilaku hidup sehat, frekuensi pembelian, junk food.
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di Surga
atas segala berkat, kasih serta anugrahNya yang senantiasa penulis rasakan dari awal
sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan
Frekuensi Pembelian Junk Food: Studi Kasus Pada Pengunjung Remaja Plaza
Ambarrukmo Yogyakarta”. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, koreksi, pengetahuan, motivasi dan saran dalam penulisan
skripsi ini.
4. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, koreksi, motivasi dan saran dalam
penulisan skripsi ini.
x
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang
sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.
6. Bapak dan Mamah terimakasih atas doa yang tak pernah henti dan cinta kasih yang
telah kalian ajarkan kepada aku hingga dapat aku terapkan saat ini.
7. Adek putri yang selalu berharap aku cepat lulus agar dapat meringankan beban Bapak
8. Eyang Notodihardjo yang telah memberikan kasih sayang dan semangat.
9. si jegeg ngontel, makasih telah mengisi hatiku dan menjadikan aku orang yang bisa
tersenyum terus, I WiLL do AnYtHiNg FoR Love!!!!!!!!!!!!
10. Sahabat-sahabat De Britto lulusan ’04, mari kita berjuang bersama demi merah-putih,
salam VOX POPULI VOX DEI..
11. Sahabat-sahabat BOXER, salam BOX!
12. Keluarga cemara yang telah memberikan banyak arti kehidupan , ciayooo semangat !
13. D’Cakep kontrakan (brorduz,si blaw,loren,helmi,vQcina,billy): ayo cah do LULUs,
ora mung tungkrang-tungkrung ae
14. Mas Kiat Sugiharjo, selaku Direktur PT. Surya Agung Tour, trimakasih untuk
pengalaman kerja yang telah diberikan
15. Teman-teman Manajemen A ’04 seperjuangan
16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, makasih buat
dukungan, doa, dan kerjasamanya selama ini.
xi
Penulis percaya bahwa kasih dan kemurahan Allah selalu menyertai dan
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Yogyakarta, 2009
Penulis
Pandu Prasetyo
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………... v
ABSTRAK ……………………………………………………………………… vi
ABSTRACT ……………………………………………………………………. vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah …………………………………………….............. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 4
C. Batasan Masalah …………………………………………………………….. 4
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian …………………………………………………………… 5
F. Sistematika Penulisan ………………………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Perilaku Konsumen……………………………………………….. 8
B Proses Pembelian……………………………………………………………… 12
C. Pengambilan Keputusan Pembelian ………………………………………….. 14
xiii
D. Perilaku Hidup Sehat …………………………………………………………. 18
E. Bahan Makanan Penyusun Junk Food ……………………………………….. 25
F. Hubungan Makanan dan Kolesterol ………………………………………….. 28
G. Kerangka Pemikiran …………………………………………………………. 29
H. Hipotesis Penelitian …………………………………………………………… 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ………………………………………………………………. 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………….. 31
C. Subyek dan Objek Penelitian ………………………………………………... 31
D. Variabel Penelitian …………………………………………………………... 32
E. Data yang Diperlukan ……………………………………………………….. 35
F. Populasi dan Sampel ………………………………………………………… 36
G. Pengujian Instrumen ………………………………………………………….. 37
H. Teknik Analisis Data ………………………………………………………… 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Plaza Ambarrukmo ………………………………………. 51
B. Tenant Yang Menempati Plaza Ambarrukmo ……………………………….. 53
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Instrumen …………………………………………………………. 78
B. Analisis Data ………………………………………………………………… 85
1. Karakteristik Responden ………………………………………………….. 85
xiv
2. Analisis Masalah Pertama ………………………………………………… 89
C. Pengujian Hipotesis …………………………………………………………… 95
1. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam
Goreng Fried Chicken …………………………………………………….. 95
2. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Mie
Instant ……………………………………………………………………… 104
3. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Jenis
Pizza ……………………………………………………………………… 113
4. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam
Goreng Fried Chicken dan Mie Instant ………………………………….. 121
5. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam
Goreng Fried Chicken, Mie Instant dan Hamburger ……………………. 129
6. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam
Goreng Fried Chicken, Mie Instant, Hamburger dan Pizza …………….. 137
D. Pembahasan ………………………………………………………………… 146
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 151
B. Saran ……………………………………………………………………….. 152
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………..... 153
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan merupakan salah satu cara penting yang
mengakibatkan konsumen memiliki perbedaan dalam hal perilaku
konsumen. Pengetahuan dan hasil belajar dapat didefinisikan sebagai
informasi yang disimpan dalam ingatan. (Engel et.,al 1994). Informasi
yang masuk dan disimpan menjadi sebuah pengetahuan dapat diterima dari
berbagai masukan.
Pada umumnya masyarakat yang berpendidikan tinggi adalah
sekelompok masyarakat yang memiliki input atau masukan yang lebih
dalam artian bahwa mereka selalu mendapat informasi yang lebih bisa
melalui media cetak ataupun elektronik sehingga mereka memiliki
pengetahuan lebih banyak. Oleh karena itu seharusnya memiliki indikasi
makin sadar akan pentingnya hidup sehat, oleh karenanya mereka akan
lebih memilih produk yang bertanggung jawab terutama dari segi
kesehatan. Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan yaitu hal-hal
yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga tindakan-
tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih
makanan, sanitasi dan sebagainya.
2
Perubahan selera masyarakat yang didorong oleh perubahan pola
hidup sehat merupakan peluang, dimana era modern ini mendorong
masyarakat untuk hidup praktis sehingga banyak sekali produsen-produsen
junk food yang berkaliber multinasional berlomba-lomba melakukan
investasi karena melihat satu celah dimana masyarakat Indonesia mulai
menuju masyarakat yang instant, keadaan ini dibarengi dengan perubahan
gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota besar,
bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat yang dapat
menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan tersebut
merupakan jenis-jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara
potensial mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori jika tidak
dikonsumsi secara rasional. Berbagai makanan yang tergolong junk food
tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink,
pizza, hotdog, donat, dan lain-lain.
Perubahan gaya hidup dalam hal ini adalah pola makan junk food
membawa dampak yang besar dan merugikan bagi anak-anak maupun
remaja di Indonesia, bisa dikatakan bahwa masyarakat dituntut untuk bisa
menyelami budaya ini, keadaan ini diperkuat dengan iklan – iklan junk
food di televisi ditayangkan dengan penuh sejuta kelezatan alhasil banyak
sekali anak-anak di Indonesia terpengaruh dengan iklan ini dan pada
akhirnya lidah – lidah mereka menjadi cinta makanan “barat” dan lambat
laun lidah mereka menjadi terbiasa oleh cita rasa junk food. Sungguh
keadaan yang tidak bisa dibayangkan apabila semua anak atau remaja
3
mengadopsi budaya ini, banyak aspek kehidupan yang akan menghilang,
mereka menjadi seseorang yang tidak cinta akan masakan orangtuanya
sendiri sekaligus mereka menuntut agar orangtuanya dapat membelikan
makanan – makanan itu, apabila semuanya itu sudah mengendap dalam
diri mereka berarti akan ada satu sikap penyingkiran terhadap makanan –
makanan Indonesia seperti : gudeg, ketoprak, tiwul, dll tergantikan oleh
junk food.
Produsen junk food dihadapkan pada dua belah pihak yang saling
bertentangan. Disatu pihak produk junk food yang selalu mengutamakan
kebersihan dipandang oleh sebagian masyarakat sebagai produk sehat.
Namun disisi lain produk junk food memiliki kandungan kolesterol cukup
tinggi oleh sebagian orang diyakini memiliki dampak kurang baik
terhadap kesehatan karena kolesterol dapat memicu timbulnya penyakit
jantung koroner. Dengan adanya dua pandangan yang berbeda dalam
memandang produk junk food sebagai makanan sehat sekaligus makanan
yang kurang baik bagi kesehatan menimbulkan suatu kekuatan sekaligus
kelemahan produk-produk junk food.
Berangkat dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang analisis perilaku konsumen terhadap
keputusan pembelian. Dari gamabarn tersebut, maka penulis mengambil
judul “Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan Frekuensi Pembelian
Produk Junk Food, studi kasus pada pengunjung Plaza Ambarrukmo”
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah,
1. Seberapa tinggi perilaku hidup sehat pengunjung Plaza Ambarrukmo?
2. Apakah perilaku hidup sehat memiliki hubungan secara simultan dan
parsial terhadap frekuensi pembelian produk junk food?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti ini tidak terlampau luas penulis memberikan
batasan-batasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan di Plaza Ambarrukmo.
2. Penelitian ini ditujukan kepada remaja yang pernah membeli dan
mengkonsumsi produk junk food .
3. Produk makanan junk food yang diteliti dalam penelitian ini adalah
ayam goreng fried chicken, mie instan, pizza, hamburger, dan hotdog
4. Perilaku hidup sehat dalam penelitian ini mengacu pada perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan, termasuk juga tindakan-tindakan untuk memilih makanan
dan minuman, pencegahan sakit dan penyakit dan perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan.
5
D. Tujuan Penelitian
Penelitian kali ini memiliki beberapa tujuan yaitu, untuk mengetahui tingkat
perilaku hidup sehat pengunjung remaja plaza ambarukmo dan hubungan
antara perilaku hidup sehat dengan frekuensi pembelian produk makanan
junk food.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kali ini adalah:
1. Bagi produsen Junk Food khususnya, dengan penelitian kali ini
mereka bisa melihat bagaimana realita tentang perilaku hidup sehat
konsumen junk food dan hubungannya terhadap frekuensi pembelian
junk food.
2. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi kesempatan bagi penulis
untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa kuliah
serta menambah wawasan penulis.
3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini akan mampu menjelaskan lebih
banyak mengenai tingkat perilaku hidup sehat dari konsumen junk
food.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi tambahan referensi pada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi
penelitian selanjutnya.
6
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, landasan teori,
metode penelitian, gambaran umum perusahaan, analisis data dan
pembahasan, serta kesimpulan dan saran
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab landasan teori akan dijelaskan mengenai teori-teori yang
berkaitan dengan permasalahan-permasalahan dan konsep yang
mendasari perumusan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab metode penelitian akan dijelaskan mengenai jenis
penelitian, waktu penelitian,waktu oenelitian, lokasi penelitian,
subjek dan objek penelitian, sumber data, metode pengumpulan
data, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, teknik
pengujian kuisioner, dan metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab gambaran umum perusahaan akan dikemukakan
mengenai sejarah dan perkembangan Ambarukmo Plaza di
Yogyakarta.
7
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab analisis data akan dijelaskan analisis data dan
pembahasannya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab kesimpulan dan saran akan diuraikan mengenai
kesimpulan dari analisis data yang ada serta saran yang dapat
diberikan oleh penulis kepada perusahaan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Konsumen
Keberhasilan pemasaran tidak akan lepas dari mampu atau tidaknya
sebuah perusahaan mengenali segala sesuatu yang berkaitan dengan
kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen. Berkaitan dengan hal
tersebut maka perusahaan harus mampu menjaga serta memelihara hubungan
dengan konsumen yang telah ada dan harus berusaha memperoleh konsumen
baru. Dalam upaya menjaga hubungan dengan konsumen tersebut maka
perusahaan atau produsen perlu memahami perilaku konsumen.
Engel, James F.(1994) dalam bukunya consumer behavior
mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
tersebut. Sedangkan Schiiffman, Leon G (2000) dalam bukunya consumer
behavior mengemukakan bahwa consumer behavior is defined as the
behavior that consumer display in searching for, purchasing, using,
evaluating and disposing of products and service that they expect will satisfy
their needs. Consumer behavior focuses on how individuals make decisions to
spend their available resources (time, money, effort) on consumption related
items. That includes what they buy, why the buy it, when they buy it, where
9
they buy it, how often they use it, how they evaluate it after the purchase and
the impact of such evaluations on future purchases, and how they dispose of
it.
Perilaku konsumen timbul oleh adanya beberapa bentuk interaksi
antara faktor-faktor lingkungan disatu pihak dan individu dipihak lain. Ada
beberapa teori tentang perilaku konsumen yaitu :
1. Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik
seperti Adam Smith. Adam Smith mengembangkan doktrin suatu
pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas prinsip bahwa manusia
dalam segala tindakannya didorong atas kepentingannya sendiri.
Sedangkan Jeremy Bentham memandang bahwa manusia sebagai
makhluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung rugi
yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan dilakukannya.
Pandangan keduanya ini yang pada akhir abad 19 ditetapkan pada teori
perilaku konsumen.
Berbeda dengan para ahli ekonomi klasik diatas, ahli ekonomi Neo
klasik sedikit menyempurnakan teori diatas yaitu dengan “teori kepuasan
marginal” dalam teori tersebut setiap konsumen akan berusaha
mendapatkan kepuasan maksimal, dan akan meneruskan pembelian pada
10
sebuah produk untuk jangka waktu yang lama bila ia mendapatkan
kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya.
2. Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang
selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori ini, yang secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
A. Teori belajar
Dikembangkan oleh ahli-ahli psikologi seperti Ivan Pavlov, ada
empat komponen pokok teori belajar yaitu:
a. Drive (dorongan) adalah: rangsangan kuat dalam diri
sesorang yang memaksa untuk bertindak
b. Clue (petunjuk) adalah : Rangsangan yang lebih lemah yang
akan menentukan kapan, dimana dan bagaimana tanggapan
subyek.
c. Response (tanggapan) adalah: merupakan reaksi seseorang
terhadap kombinasi petunjuk.
d. Reinforcement (penguatan) adalah: terjadi bila perilaku
individu terbukti dapat memperoleh kepuasan.
11
B. Teori Psikhoanalistis
Menurut Freud perilaku manusia dipegaruhi oleh adanya
keinginan yang terpaksa dengan adanya motif yang
tersembunyi. Perilaku manusia selalu merupakan hasil
kerjasama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian
manusia, yaitu:
a. Id yaitu: aspek biologis dan merupakan aspek yang penting
dalam kehidupan manusia
b. Ego yaitu: aspek psikologis dari kepribadian dan timbul
karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara
baik dengan dunia kenyataan.
c. Super ego yaitu: Merupakan aspek sosiologis dari
kepribadian. Aspek ini dapat dianggap sebagai aspek moral
dari kepribadian.
3. Teori Sosiologis
Pada teori sosiologis lebih dititik berakan kepada hubungan dan
pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku
mereka, lebih mengutamakan perilaku kelompok dan bukan perilaku
individu
12
4. Teori Anthropologis
Yang ditekankan pada teori ini adalah perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat, tetapi kelompok yang dimaksudkan dalam teori
ini bukannya kelompok kecil seperti keluarga, melainkan kelompok
besar atau kelompok yang memiliki ruang lingkup lebih luas.
B. Proses Pembelian
Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat dan
pengaruh lingkungan. Niat pada umumnya dirujuk sebagai pembelian yang
terencana sepenuhnya. Namun selain dengan niat beberapa pembelian
didorong oleh sesuatu pembelian berdasarkan impuls yang terjadi ketika
konsumen mengalami desakan tiba-tiba, yang biasanya kuat dan menetap
unuk membeli sesuatu dengan segera. Impuls untuk membeli ini kompleks
secara hedonik dan mungkin akan merangsang konflik emosional. Juga,
pembelian berdasarkan impuls cenderung terjadi dengan perhatian yang
berkurang pada akibatnya. (Engel, et.al 1995)
Rook dalam penelitiannya seperti yang dikutip oleh Engel
mengemukakan bahwa pembelian berdasarkan impuls mungkin memiliki satu
atau lebih karakteristik ini:
1. Spontanitas
2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas.
3.Kegairahan dan stimulasi
13
4.Ketidakperdulian akan akibat.
Pengaruh situasi bisa dibagi menurut beberapa situasi, yaitu:
1. Situasi komunikasi yang dapat didefinisikan sebagai latar dimana
konsumen dihadapkan pada komunikasi pribadi atau non pribadi.
Komunikasi pribadi dapat meliputi percakapan yang mungkin dilakukan
oleh konsumen dengan orang lain. Sedangkan komunikasi non pribadi
adalah sebuah komunikasi yang melibatkan stimulus yang luas
cakupannya seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi
konsumen.
2. Situasi pembelian lebih mengacu pada alasan dimana konsumen
memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat biasa ditemui
selama pembelian
3. Siuasi pemakaian yang mengacu pada alasan dimana konsumsi terjadi.
Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya
sama.
Tahap – tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian, sebagai berikut:
a. Kebutuhan yang dirasakan
b. Keputusan sebelum membeli
c. Keputusan untuk membeli
d. Perilaku untuk membeli
e. Perasaan setelah membeli.
14
C. Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Amirulah (2002:61), pengambilan keputusan dapat diartikan
sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternative sesuai
dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan
yang dianggap paling menguntungkan. Proses pemilihan dan penilaian itu
biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi
tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternative tersebut dan
mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Langkah terakhir dari proses
situ merupakan sistem evaluasi untuk menentukan efektifitas dari keputusan
yang telah diambil.
1. Tingkatan pengambilan keputusan konsumen
Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen berada dalam
tingkatan yang sama. Jika semua keputusan pembelian memerlukan usaha
yang lebih luas, kemudian konsumen mengambil keputusan itu walaupun
dengan proses yang cukup melelahkan, maka keputusan harus tetap diambil.
Sebaliknya, ada sebagian konsumen yang begitu mudah mengambil
keputusan. Kondisi ini terjadi karena konsumen sudah menganggap bahwa
proses itu merupakan proses yang berulang-ulang atau sudah biasa.
15
Berdasarkan pola hubungan antara jenis usaha (masalah) yang paling
tinggi dan usaha yang paling rendah, maka kita dapat membedakan tiga
tingkatan pengambilan keputusan konsumen:
a. extensive problem solving. Pada tingkat ini konsumen sangat
membutuhkan banyak informasi untuk lebih meyakinkan putusan
yang diambilnya. Konsumen dalam hal ini telah memiliki kriteria-
kriteria khusus terhadap barang yang akan dipilihnya. Pengambilan
keputusan extensive juga melibatkan keputusan multi pilihan dan
upaya kognitif serta perilaku yang cukup besar. Akhirnya,
pengambilan keputusan ini cenderung membutuhkan waktu yang
cukup lama.
b. limited problem solving. Pada tingkat ini konsumen tidak begitu
banyak memerlukan informasi, akan tetapi konsumen tetap perlu
mencari-cari informasi untuk lebih memberikan keyakinannya.
Biasannya konsumen yang berada pada tingkat ini selalu
membandingkan merek atau barang dengan menggali terus
informasi-informasi. Disini lebih sedikit alternatif yang
dipertimbangkan dan demikian pula dengan proses integrasi yang
dibutuhkan. Pilihan yang melibatkan pengambilan keputusan
terbatas biasanya cukup cepat, dengan tingkat upaya kognitif dan
perilaku yang sedang.
16
c. Routinized response behavior. Karena konsumen telah memiliki
banyak pengalaman membeli, maka informasi biasanya tidak
diperlukan lagi. Informasi yang dicari hanyalah untuk
membandingkan saja, walaupun keputusan itu sudah terpikirkan oleh
mereka. Dibandingkan dengan tingkat yang lain, perilaku pilihan
rutin membutuhkan sangat sedikit kapasitas kognitif atau kontrol
sadar. Pada dasarnya, rencana keputusan yang telah dipelajari
konsumen diaktifkan kembali dari ingatan dan dilakukan secara
otomatis untuk menghasilkan perilaku konsumen.
2. Komponen dan Proses Keputusan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku (keputusan membeli)
konsumen. Faktor-faktor itu dapat berasal dari luar diri konsumen (external
influence) dan juga berasal dari dalam diri konsumen (psychological
influence). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka
komponen utama yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen dapat
digolongkan menjadi tiga macam:
a. Komponen input. Komponen ini dapat juga disebut sebagai pengaruh
eksternal, yang dapat diklasifikasikan dalam dua sumber, yaitu:
usaha – usaha pemasaran (produk, harga, promosi, distribusi) dan
17
lingkungan sosial-budaya (keluarga, sumber informal, klas sosial,
budaya dan sub-budaya).
b. Komponen Proses. Komponen ini sudah mengarah pada pengambilan
keputusan konsumen. Selain dipengaruhi oleh external influence,
komponen ini juga melibatkan faktor-faktor seperti: motivasi,
persepsi, belajar, kepribadian dan sikap. Dalam proses pengambilan
keputusan, faktor-faktor itu mengarah pada upaya penemuan
masalah, pencarian informasi, evaluasi, pemilihan.
c. Komponen Output. Bagian output dari pengambilan keputusan
konsumen mengarah pada dua bentuk kegiatan dan sikap, yaitu
perilaku membeli dan evaluasi pasca pembelian. Hasil akhir dari dua
kegiatan itu adalah meningkatkan kepuasan lewat barang yang dibeli
oleh konsumen.
Herbert A. Simon mengajukan model yang bermanfaat sebagai dasar dalam
proses pengambilan keputusan. Model tersebut memuat tiga tahap pokok,
yaitu sebagai berikut:
a. Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan
keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan
arah tindakan yang dapat mengidentifikasi masalah.
b. Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis
arah tindakan yang mungkin. Kegiatan ini meliputi proses-proses
18
untuk memahami masalah, menghasilkan pemecahan, dan menguji
kelayakan pemecahan tersebut.
c. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang
ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
D. Perilaku Perkembangan Psikologis Remaja
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kecenderungan perilaku
konsumtif remaja, antara lain karakteristik masa remaja yang merupakan masa
transisi dari masa kanak – kanak ke masa dewasa. Pada masa peralihan ini, status
individu tidaklah jelas karena remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan
orang dewasa. Kebutuhan untuk memiliki dan menemukan identitas pribadi yang
khas menjadi sangat penting dan diwujudkan melalui proses identifikasi dengan
teman sebaya atau tokoh idola tertentu. Kondisi inilah yang menyebabkan remaja
mudah terpengaruh oleh teman sebayanya dalam mengkonsumsi suatu produk
dan meniru mode terbaru yang ditawarkan pada berbagai media massa. Remaja
membeli dan mencoba produk – produk baru berkaitan dengan usahanya untuk
mengekspresikan identitas serta usaha untuk memperoleh penerimaan dan
pengakuan sosial dari teman sebayanya (Santrock, 1995: 44).
E. Perilaku Hidup Sehat
Pada awal abad ke 20 Winslow membuat batasan mengenai kesehatan
masyarakat yaitu ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
19
meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat
untuk: perbaikan lingkungan sanitasi, pemberantasan penyakit menular,
pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan
medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan. Pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya.
Bentuk kesadaran akan hidup sehat biasanya dimulai dari perubahan perilaku
kesehatan. Dimana perilaku kesehatan dibentuk oleh suatu proses pendidikan
kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo bahwa
pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka
menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan
berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran
dari pendidikan kesehatan.
Seperti yang diungkapkan Skinner seorang ahli perilaku dikatakan bahwa
perilaku adalah hasil hubungan antara stimulus (rangsangan) dan response
(tanggapan). Secara lebih operasional dapat diartikan bahwa perilaku adalah suatu
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek
tersebut. Sedangkan perilaku kesehatan yaitu Respon tersebut terbentuk dua
macam yaitu: (Notoatmodjo, 1997)
1. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain
20
2. Bentuk aktif adalah apabila perilaku tersebut dapat dengan jelas dilakukan
observasi secara langsung.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Respon tersebut dapat bersifat pasif maupun aktif, sedangkan kriteria
orang memiliki perilaku hidup sehat adalah seberapa jauh sesorang menerapkan
empat unsur pokok dari stimulus kesehatan di praktekkan dalam kehidupan sehari
– hari.
Ada empat unsur pokok dari stimulus perilaku kesehatan, yaitu:
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit
atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif
(tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit tersebut.
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,
olah raga, mandi dua kali sehari, menggosok gigi dan lain-lain.
b. Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah
respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai
kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, adanya
21
sumber air sehat, cukup kualitas maupun kuantitas, harus ada tempat
pembuangan kotoran sampah dan air limbah yang baik, harus dapat
mencegah perkembangbiakan vaktor penyakit seperti: nyamuk, lalat,
tikus dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan
penyakit kepada orang lain.
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking
behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,
misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari
pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri,
dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan
tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha
pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya
melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka
pemulihan kesehatannya).
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang
terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern
maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas
pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang
22
terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas,
petugas dan obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan
Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour) yakni respons seseorang
terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini
meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta
unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan,
dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.
Makanan higienis, yaitu makanan yang tidak mengandung kuman penyakit
dan tidak boleh bersifat meracuni tubuh serta lezat rasanya, Syarat-syarat itu
adalah sebagai berikut :
a. Harus cukup mengandung kalori
b. Protein yang dikonsumsi harus mengandung kesepuluh asam
amino utama, yaitu lipsin, triptopan, histidin, penilalanin,
leusin, isoleusin, threonin, metionin, valin, dan arginin.
c. Harus cukup mengandung vitamin
d. Harus cukup mengandung garam mineral dan air
e. Perbandingan yang baik antara sumber karbohidrat, protein dan
lemak.
Selain syarat-syarat diatas, agar memberikan kesehatan bagi tubuh, sebaiknya
juga harus :
23
a. Mudah dicerna oleh alat pencernaan
b. Bersih, tidak mengandung bibit penyakit, karena hal ini tentu
akan membahayakan kesehatan tubuh serta tidak bersifat racun
bagi tubuh.
c. Jumlah yang cukup dan tidak berlebihan
d. Tidak terlalu panas pada saat disantap. Makanan yang terlalu
panas disajikan mungkin sekali dapat merusak gigi dan
mengunyah pun tidak dapat sempurna.
e. Bentuknya menarik dan rasanya enak
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behaviour)
adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan
manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu
sendiri.
Perilaku ini antara lain mencakup :
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen
manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
Kualitas yang baik untuk air rumah tangga harus memenuhi 3 syarat,
yaitu:
1. Syarat fisik, yaitu air harus jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak berwarna
24
2. Syarat kimiawi, yaitu air tidak mengandung zat racun (toksin),
tidak mengandung mineral-mineral, dan zat organik yang lebih
tinggi dari jumlah yang ditentukan. Misalnya zat besi (Fe) tidak
boleh lebih dari 0,10 mg per liter, sulfat tidak boleh lebih dari
250,00 mg per liter, timah hitam tidak boleh lebih dari 0,05 mg per
liter, zat organk tidak boleh lebih dari 10,00 mg per liter. pH
(keasaman) antara 6-8. kesadahan antara 5-10 derajat jerman (1
derajat jerman = 10 mg CaCo per liter)
3. Syarat bakteriologis, yaitu air tidak boleh mengandung kuman
penyakit menular, antara lain Cholera dan Paracholera Eltor,
Typhus abdominalis dan Parathypus A, B dan C, Dysenteria
bacillaris dan Dysenteria amoebica, Hepatitis infectiosa,
Poliomyelitis anterior acuta, dan cacing. Untuk kepentingan air
minum hendaknya air dimasak sampai mendidih agar semua
bakteri parasit mati.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut
segi - segi higienis, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah
cair. Termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah
yang sehat serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik. Untuk
tempat sampah di tiap rumah tangga isinya cukup 1 meter kubik.
Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok
25
dapur, karena akan merupakan gudang makanan bagi tikus sehingga
rumah banyak tikusnya.
Tempat sampah sebaiknya:
1. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah
rusak
2. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau
hewan lainnya seperti tikus, kucing, ayam dan sebagainya
3. Ditempatkan di luar rumah. Jika pengumpulannya dilakukan
oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian
rupa sehingga karyawan pengumpul sampah mudah
mengambilnya
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,
pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
e. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk
(vektor) dan sebagainya.
E. Bahan Makanan Penyusun Junk Food
Junk food adalah kata lain untuk makan yang jumlah kandungan
nutrisinya terbatas. Umumnya, yang termasuk dalam golongan junk food adalah
makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi
kandungan gizinya sedikit. Yang paling mudah masuk dalam jenis ini adalah
keripik kentang (kentang russet) yang mengandung garam, permen, semua
26
makanan pencuci mulut yang manis, makanan fast food yang digoreng, dan
minuman bersoda atau minuman berkarbonasi. Biasanya makanan yang punya
label junk food ini kandungan protein, vitamin atau mineralnya sangat sedikit.
Padahal, semua itu sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh.
Makanan yang dikategorikan junk food biasanya juga mengandung
banyak sodium, saturated fat, dan kolestrol. Bila dalam tubuh jumlah ini
banyak, maka akan menimbulkan banyak penyakit, mulai dari penyakit ringan
sampai penyakit berat macamdarah tinggi, stroke, jantung, dan kanker.
Sodium
Sodium adalah bagian dari garam yang banyak ditemukan pada makanan
dan minuman kemasan. Banyak makanan kemasan atau kalengan itu berkadar
sodium tinggi. Sodium banyak terdapat pada french fries (apalagi bila ditambah
shakers), ayam goreng, burger, cheese burger, bologna, pizza, segala jenis snack
keripik kentang dan mi instan.
Tidak hanya makanan dan minuman, sayuran yang dikemas dan dijual
dalam kaleng banyak yang mengandung zat ini. Keju pun tak bebas dari bahan
sodium ini. Begitu pun beberapa penyedap, seperti soy sauce (biasanya
disediakan di resto jepang atau asia timur), garlic salt, dan onion salt. Hal serupa
juga terjadi jika menyantap bakso atau mie ayam di pinggir jalan, garam meja
yang disediakan pun mengandung sodium.
27
Yang harus diperhatikan adalah kadar sodium yang dikonsumsi jumlahnya
tidak boleh berlebihan. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman
jumlahnya tidak dari 3300 miligram. Ini sama dengan 1 3/5 sendok teh, sodium
yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menungkatkan tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi inilah yang mempengaruhi munculnya gangguan ginjal,
penyakit jantung, dan stroke.
Natrium
Satu hari rata-rata masukan natrium dalam tubuh sebaiknya kurang dari 200
mg. Kelebihan natrium dapat menyebabkan antara lain penurunan fungsi otot
jantung. Mengapa begitu? Karena kelebihan natrium mengakbiatkan
kekurangan kalium. Nah, sungguh sangat disayangkan kandungan natrium junk
food kita amat tinggi. Masih dari sumber yang sama, dikentahui bahwa seporsi
fried chicken mengandung di atas 1500 mg natrium. Ini belum termasuk
tambahan natrium jika ayam tadi disantap dengan kentang goreng.
Saturated fat
Bahan lain yang biasanya banyak terdapat dalam junk food adalah saturated
fat. Saturated fat berbahaya untuk tubuh, karena merangsang hati memproduksi
banyak kolesterol. Di samping itu, jumlah saturated fat yang tinggi akan
menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Lemak dari
28
daging, susu, dan produk-produk susu merupakan sumber utama dari saturated
fat ini.
Dari berbagai literatur banyak mengatakan bahwa batas maksimal
mengkonsumsi jenis makanan junk food seperti ayam goreng fried chicken,
kentang russet, burger, dan pizza adalah seminggu sekali dikarenakan banyak
zat yang berbahaya bila dikonsumsi berlebih.
F. Hubungan Makanan dan Kolesterol
Menurut Dr. Jonathan Kuntaraf (1985:34), kolesterol ialah zat kimia
yang tergolong dalam kelompok compound organik yang dikenal lipid. Lipid
tersebut meliputi lemak, waxes, phospholipids, cerebosides, kolesterol, dan
sterol yang lain. Semuanya ialah zat yang menyerupai lemak yang tidak dapat
larut dalam air, tetapi lebih kurang larut dalam ether dan solvant organik
lainnya, kolesterol terdapat pada semua sel binatang, dengan demikian terdapat
pada semua makanan yang berasal dari binatang termasuk daging ayam, ikan,
cream, mentega dan telur. Daftar kadar kolesterol dalam makanan-makanan
tersebut dapat kita lihat dalam daftar di bawah ini:
BAHAN MAKANAN KOLESTEROL Mg.per 100gr
Mentega 280
Keju 120
Cream 70
Telur 625
29
1. Perilaku seseorang terhadap makanan sehat
2. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit
3. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Ikan 60
Es krim 60
Hati sapi 260
Margarin 70
Daging 100
Susu sapi 11
Ayam, Itik 80
G. Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis penelitian
Maka berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini
penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara yang
berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya penelitian, adalah:
PERILAKU HIDUP SEHAT
FREKUENSI
PEMBELIAN
30
1. H01: Perilaku hidup sehat tidak memiliki hubungan terhadap
frekuensi pembelian produk junk food.
HA1: Perilaku hidup sehat memiliki hubungan terhadap frekuensi
pembelian produk junk food.
2. H01: Perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap
sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan dan perilaku terhadap lingkungan kesehatan tidak
memiliki hubungan secara parsial terhadap frekuensi
pembelian produk junk food.
HA1: Perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap
sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan dan perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan secara parsial terhadap frekuensi
pembelian produk junk food
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada pengunjung remaja
Plaza Ambarrukmo yang mengkonsumsi junk food, dengan demikian kesimpulan
yang bisa diambil hanya berlaku bagi Plaza Ambarrukmo.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian : Penelitian ini dilakukan di Plaza Ambarrukmo
Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2009
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian : Subjek penelitian ini adalah pengunjung remaja Plaza
Ambarrukmo yang pernah mengkonumsi junk food.
2. Objek penelitian : Objek penelitian merupakan hal-hal yang ingin diteliti
dari suatu penelitian. Objek penelitian dalam kasus ini
adalah hubungan perilaku hidup sehat dan frekuensi
pembelian produk junk food.
32
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek
penelitian atau faktor – faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
diteliti. Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini maka variabel
penelitian ini adalah :
Variabel Dependen : Frekuensi Pembelian
Arti : Frekuensi pembelian adalah banyaknya pembelian
yang dilakukan atau tingginya intensitas pembelian
oleh konsumen dalam periode tertentu.
Pengukuran : Jumlah Konsumsi
Indikator – indikator yang terdapat dalam jumlah
konsumsi, yaitu:
1.Jumlah kali rata-rata konsumen membeli dan
makan produk junk food.
2.Nilai rupiah rata-rata konsumsi makanan junk
food dalam sekali makan.
Dalam penelitian ini ada satu variabel independen, yaitu :
Variabel Independen : Perilaku Hidup Sehat
Arti : Perilaku hidup sehat adalah suatu respon terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
33
sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Respon tersebut dapat bersifat pasif
maupun aktif.
Aspek : a). Perilaku terhadap makanan dan minuman
Indikator-indikator yang terdapat dalam perilaku
terhadap makanan, yaitu :
1. Gizi yang seimbang dalam mengkonsumsi
makanan.
2. Minum air putih minimal 8 gelas per hari.
3. Kebiasaan minum minuman keras.
4. Kebiasaan merokok.
b). Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Indikator-indikator yang terdapat dalam perilaku
sakit dan penyakit, yaitu :
1. Melakukan pencegahan penyakit.
2. Pencarian pengobatan (health seeking), jika
terjangkit penyakit.
3. Tindakan check-up kesehatan.
4. Istirahat yang cukup (tidur malam minimal 8 jam)
5. Olahraga teratur.
34
c). Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Indikator-indikator yang terdapat dalam perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Mengikuti perkembangan informasi kesehatan,
melalui: koran, tabloid, televisi, dan internet.
2. Pencarian informasi tentang fasilitas dan pelayanan
terbaik yang diberikan oleh rumah sakit.
d). Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Indikator-indikator yang terdapat dalam perilaku
terhadap lingkungan kesehatan, yaitu :
1. Penggunaan air bersih sangat penting untuk
kepentingan kesehatan
2. Pembuangan sampah dan limbah pada tempatnya.
3. Kebersihan tempat tinggal.
4. Sinar matahari yang cukup dan sirkulasi udara.
Cara ukur : menggunakan skala ordinal. Skala ordinal tidak hanya
mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan
perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga
mengurutkannya ke dalam beberapa cara (Uma sekaran,
2006:17). Dengan banyaknya variabel untuk kategori
35
yang digunakan berdasarkan beberapa pilihan, maka
digunakanlah skala ordinal. Pilihan – pilihan tersebut
kemudian diurutkan dan diberi nomor 1 sampai dengan
5, yaitu:
1).Jawaban Sangat tinggi diberi skor 5
2).Jawaban Tinggi diberi skor 4
3).Jawaban Netral diberi skor 3
4).Jawaban Rendah diberi skor 2
5).Jawaban Sangat rendah diberi skor 1
E. Data yang diperlukan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari responden melalui
wawancara, observasi, pengisian kuesioner mengenai variabel-variabel
penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai tingkat
perilaku hidup sehat konsumen dan tingkat rutinitas pengunjung ambarukmo
Plaza dalam mengkonsumsi produk junk food.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi atau data
yang ada pada perusahaan, antara lain: sejarah perusahaan, tujuan perusahaan,
lokasi perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
36
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah daerah generalisasi yang dikenai kesimpulan, populasi
merupakan sejumlah individu yang setidaknya mempunyai ciri atau sifat yang
sama. (Hadi, 2000:220). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi, adalah :
semua orang pengunjung Plaza Ambarrukmo. Jadi populasi dalam penelitian
adalah tidak terbatas.
Sampel adalah bagian dari populasi yang jumlahnya sesuai dengan ukuran yang
akan dijadikan sumber data yang sebenarnya yang diteliti, dengan memperhatikan
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative atau
benar-benar mewakili populasi. Dalam penilitian ini penulis mengambil sampel
sebanyak 100 orang pengunjung Ambarukmo Plaza yang secara rutin membeli
dan mengkonsumsi produk junk food, dengan rumus :
n > p.q (Za/2/e)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Za/2 = Nilai Uji dengan tingkat signifikansi 5% ( Za/2 = 1.96)
e = Tingkat kesalahan yang ditolerir (10%)
p = Proporsi populasi yang diinginkan mempunyai
karakteristik tertentu
37
q = (1 – q ) = Proporsi yang diinginkan mempunyai karakteristik
tertentu
p.q = jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan 0.25.
Berdasarkan perhitungan rumus tersebut dapat dihasilkan jumlah
sampel (n) harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan
perhitungan maka dibulatkan menjadi 100 sampel responden.
Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan teknik convenience
sampling, yaitu siapa saja yang kebetulan ditemui oleh peneliti dapat
dijadikan sebagai sampel asalkan memenuhi syarat.
G. Pengujian Instrumen
Berdasarkan data yang diperoleh penulis lewat penyebaran kuesioner kepada
responden, maka penulis melakukan pengujian instrument terlebih dahulu.
Teknik pengujian instrument yaitu :
1. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan sebelum melakukan
penelitian atau diujikan pada kuesioner yang disebarkan sebagai sampel.
Rumus untuk menguji validitas suatu kuesioner digunakan rumus korelasi
product moment, yaitu :
38
( ) ( )
( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑
−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = korelasi product moment
X = nilai masing-masing butir atau item
Y = nilai seluruh butir atau item
N = jumlah responden
Untuk menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak, digunakan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika r hit ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka
instrumen tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hit < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka
instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas kuesioner
Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan genap ditemukan,
maka digunakan rumus Spearman Brown untuk memperoleh koefisien
reliabilitas sebenarnya. Rumus Spearman Brown yaitu:
39
xy
xy
xx r
rr
+=
1
2
Keterangan :
rxx = Koefisien keterandalan
rxy = Korelasi antar item bernomor ganjil dan genap
(koefisien korelasi product moment)
Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak, digunakan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika r hit ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka
instrumen tersebut dikatakan reliabel.
b. Jika r hit < r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka
instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah pertama digunakan rumus struges, yaitu :
1. Pemberian skor skala untuk variabel perilaku hidup sehat
a. Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman
Untuk skor skala perilaku terhadap makanan dan minuman, item
pertanyaan berjumlah 4, dengan skor 1,2,3,4,5.
40
i) Skor terkecil : 4 x 1 = 4
ii) Skor terbesar : 4 x 5 = 20
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap makanan dan minuman maka digunakan rumus struges :
Range Ci = K 20 – 4 = 5
= 3,2
Tabel Kategorisasi skor Terhadap Makanan dan Minuman
Skala Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase Kategori
16,8 – ≤ 20 Sangat Tinggi
13,6 – < 16,8 Tinggi
10,4 – <13,6 Sedang
7,2 – < 10,4 Rendah
4 – < 7,2 Sangat Rendah
41
b. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Untuk skor skala perilaku terhadap makanan dan minuman, item
pertanyaan berjumlah 5, dengan skor 1,2,3,4,5.
i) Skor terkecil : 5 x 1 = 5
ii) Skor terbesar : 5 x 5 = 25
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap makanan dan minuman maka digunakan rumus struges :
Range Ci = K 25 – 5 = 5
= 4
Tabel Kategorisasi skor Terhadap Sakit dan Penyakit
Skala Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase Kategori
21 – ≤ 25 Sangat Tinggi
17 – < 21 Tinggi
13 – < 17 Sedang
9 – < 13 Rendah
5 – < 9 Sangat Rendah
42
c. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Untuk skor skala perilaku terhadap sistem Pelayanan Kesehatan, item
pertanyaan berjumlah 2, dengan skor 1,2,3,4,5.
i) Skor terkecil : 2 x 1 = 2
ii) Skor terbesar : 2 x 5 = 10
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap makanan dan minuman maka digunakan rumus struges :
Range Ci = K 10 – 2 = 5
= 1,6
Tabel Kategorisasi skor Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Skala Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase Kategori
8,4 – ≤ 10 Sangat Tinggi
6,8 – < 8,4 Tinggi
5,2 – < 6,8 Sedang
3,6 – < 5,2 Rendah
2 – < 3,6 Sangat Rendah
43
d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Untuk skor skala perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan, item
pertanyaan berjumlah 4, dengan skor 1,2,3,4,5.
i) Skor terkecil : 4 x 1 = 4
ii) Skor terbesar : 4 x 5 = 20
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap makanan dan minuman maka digunakan rumus struges :
Range Ci = K 20 – 4 = 5
= 3,2
Tabel Kategorisasi skor Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Skala Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan
Kesehatan
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase
Kategori
16,8 – ≤ 20 Sangat Tinggi
13,6 – < 16,8 Tinggi
10,4 – <13,6 Sedang
7,2 – < 10,4 Rendah
4 – < 7,2 Sangat Rendah
44
2. Langkah selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu
: Untuk mengetahui hubungan variabel X dalam hal ini perilaku hidup
sehat dengan variabel Y yaitu frekuensi pembelian junk food, digunakan
alat analisis korelasi berganda dan korelasi Pearson Product Moment.
a. Analisis Korelasi Berganda
Teknik korelasi berganda digunakan untuk menentukan hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap
sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan
perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan frekuensi pembelian
junk food. Untuk memperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi
berganda digunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2001 : 190) :
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel X1, X2, dan X3 secara
bersama-sama dengan variabel Y
= koefisien korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
= koefisien korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
= koefisien korelasi Product Moment antara X3 dengan Y
45
= koefisien korelasi Product Moment antara X1 dengan X2,
dan X3
b. Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Analisis korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk
menentukan hubungan antara dua gejala interval. Gejala interval
adalah gejala yang menggunakan skala pengukuran yang sama. Rumus
koefisien korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2001 : 182) :
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara Xi terhadap Y
Y = variabel frekuensi pembelian makanan junk food
Xi = variabel perilaku hidup sehat
Langkah selanjutnya untuk menguji hipotesis pertama adalah
menentukan H0 dan Ha :
H0 : r = 0, tidak ada hubungan antara perilaku hidup sehat dengan
frekuensi pembelian produk junk food.
46
Ha : r ≠ 0, ada hubungan antara perilaku hidup sehat dengan frekuensi
pembelian produk junk food.
Pada hakikatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga 1.
a. Bila r = 0 atau r mendekati 0, berarti bahwa antara kedua variabel tidak
terdapat hubungan antara kedua variabel sangat lemah.
b. Bila r = +1, berarti bahwa kedua variabel mempunyai hubungan positif dan
sempurna (mendekati = 1 hubungan sangat kuat dan positif).
c. Bila r = -1, berarti kedua variabel mempunyai hubungan negatif dan
sempurna (mendekati -1 hubungan sangat kuat dan negatif).
Langkah selanjutnya memberikan interpretasi koefisien korelasi
dengan menggunakan pedoman sebagai berikut (Sugiyono, 2001 : 183) :
Tabel 3.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
47
I. Pengujian Hipotesis
1. Uji-F
Uji-F dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah secara simultan
variabel perilaku terhadap makanan dan minuman (X1), perilaku terhadap
sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3)
dan perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4) tersebut secara signifikan
dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji-F
dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel perilaku terhadap makanan
dan minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap lingkungan
kesehatan (X4) secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian junk food(Y).
Pengujian hipotesis dengan cara membandingkan probabilitas
distribusi hasil perhitungan dengan F tabel dan besarnya tingkat signifikan (α)
yang digunakan adalah 5 %.
Untuk menguji hipotesis ini dikemukakan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif sebagai berikut :
H0 : Perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
48
Ha : Perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan
dengan frekuensi pembelian junk food.
Rumus :
Keterangan :
R2 = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel X1-3
n = jumlah anggota sampel
F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti perilaku terhadap
makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku terhadap lingkungan
kesehatan secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food.
Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak berarti perilaku terhadap
makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku terhadap lingkungan
49
kesehatan secara simultan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian junk food.
2. Uji-t
Uji-t digunakan untuk menguji apakah ada hubungan secara parsial antara
perilaku hidup sehat dengan variabel frekuensi pembelian. Pengujian hipotesis
dengan cara membandingkan probabilitas distribusi hasil perhitungan dengan
nilai t tabel dan besarnya tingkat signifikan (α) yang digunakan adalah 5 %.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menghitung nilai t (Sugiyono, 2001
: 292) :
Rumus :
Keterangan :
t = t hitung yang dicari
r = koefisien korelasi
r2 = koefisien determinasi
n = jumlah sampel
Jika - ttabel > thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti perilaku
terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan penyakit,
perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku terhadap
50
lingkungan kesehatan secara parsial mempunyai hubungan yang signifikan
dengan frekuensi pembelian junk food.
Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti perilaku
terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan penyakit,
perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan secara parsial tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Gambaran Umum Plaza Ambarrukmo
Plaza Ambarrukmo merupakan Mall terbesar dan terlengkap yang ada di
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Plaza yang mempunyai konsep
arsitektur sangat menarik ini terletak di Jalan Laksda Adisucipto yang
merupakan jalan strategis yang menghubungkan antara Yogyakarta,Solo dan
Surabaya. Plaza Ambarrukmo mempunyai 7 lantai ditempati oleh beberapa
Anchor Tenant dan junior Tenant seperti Carrefour, Centro Department Store,
Gramedia Book Store , Timezone, Cineplex 21, Food Court Tamansari , dan
Caesar Lounge & Café. Selain itu Plaza Ambarrukmo ditempati oleh beragam
tenant yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan keluarga , orang tua dan
anak-anak mulai dari kebutuhan belanja bulanan, pakaian, hiburan, buku, salon,
perawatan tubuh hingga makanan. Sedangkan untuk area pameran Plaza ini
mempunyai beberapa area pameran yang dapat digunakan untuk pameran atau
event promosi lainnya yang terletak di Atrium GF dengan luas 796m2, Hall LG
dengan luas 384m2, Hall A Lt2 248m2 dan beberapa area Minihall yang
terletak disetiap lantai.
Plaza Ambarrukmo mempunyai area parkir yang sangat luas dan dapat
menampung sebanyak 1400 mobil dan 1500 sepeda motor. Area parkir ini
52
terletak di basement sampai dengan roof top, dan dikelola oleh perusahaan
pengelola parkir yang profesional dan sangat berpengalaman. Sistem
pengamanan di Plaza Ambarrukmo adalah sistem 24 jam dengan fasilitas
CCTV yang dipasang disetiap tempat strategis. Sistem keamanan & kebersihan
Plaza Ambarrukmo ditangani sangat profesional oleh perusahaan multi nasional
yang bereputasi internasioal.
Untuk menunjang kegiatan operasional Plaza Ambarrukmo mempunyai
fasilitas umum modern seperti 2 unit lift penumpang, 2 unit lift barang, 20 unit
escalator, 4 unit travelator, 2 unit smoking room, 1 unit baby's room, mushola,
loading dock dan toilet berkelas hotel berbintang yang terletak di setiap lantai.
Untuk pengunjung yang akan beristirahat sejenak Plaza Ambarrukmo
mempunyai taman yang asri lengkap dengan air mancur yang terletak di depan
sisi timur gedung, sedangkan untuk menunjang pelayanan prima yang selalu
menjadi tujuan, Plaza Ambarrukmo mempunyai Customer Service yang selalu
siap melayani baik itu pengunjung maupun penyewa.
Plaza Ambarrukmo dikelola dan dioperasikan oleh PT Putera Mataram
Mitra Sejahtera, Perusahaan yang mempunyai sistem dan team manajemen
pengelolaan pusat retail yang sangat profesional dan mempunyai kapasitas dan
intregitas yang baik, menjadikan Plaza Ambarrukmo menjadi pusat
retail terbaik dan terlengkap di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
53
BAB V
ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN
Untuk mengetahui gambaran penelitian ini, penulis menguraikan data-data
yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari
kuesioner yang dibagikan di setiap lantai kepada responden di Ambarukmo Plaza
Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian penulis pada 100 responden yaitu
pengunjung Ambarukmo Plaza yang mengkonsumsi produk junk food, maka
selanjutnya penulis akan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Analisis data
dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian instrumen terdiri dari uji validitas dan uji
reliabilitas,analisis data terdiri dari analisis persentase, korelasi sederhana dan uji
F.
A. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Perhitungan uji validitas dilakukan pada 30 responden
menggunakan program SPSS (Statistical Program for Society Science) 15.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Ketentuan
umtuk menentukan suatu kuesioner valid adalah jika r hitung > r tabel dengan
54
taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan derajat kebebasan (df) = N-2. Berdasarkan
taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan derajat kebebasan (df ) = 30-2 yaitu 28,
maka didapat r tabel sebesar 0,239. Hasil pengujian validitas menggunakan
program SPSS 15 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.1
Hasil Uji Validitas Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman
Butir r hitung r tabel Status
Makanan 1 0,472 0,239 Valid
Makanan2 0,519 0,239 Valid
Makanan3 0,683 0,239 Valid
Makanan4 0,597 0,239 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.1 menunjukkan bahwa pernyataan perilaku terhadap makanan dan
minuman butir 1 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,472 > 0,239, berarti
pernyataan perilaku terhadap makanan dan minuman butir 1 valid. Pernyataan
perilaku terhadap makanan dan minuman butir 2 memiliki nilai r hitung > r
tabel yaitu 0,519 > 0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap makanan dan
minuman butir 2 valid. Pernyataan perilaku terhadap makanan dan minuman
butir 3 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,689 > 0,239, berarti
pernyataan perilaku terhadap makanan dan minuman butir 2 valid. Pernyataan
55
perilaku terhadap makanan dan minuman butir 4 memiliki nilai r hitung > r
tabel yaitu 0,597 > 0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap makanan dan
minuman butir 4 valid. Maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-
pertanyaan pada bagian perilaku terhadap makanan dan minuman valid,
karena r hitung > r tabel.
Tabel V.2
Hasil Uji Validitas Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Butir r hitung r tabel Status
Sakit1 0,863 0,239 Valid
Sakit2 0,617 0,239 Valid
Sakit3 0,806 0,239 Valid
Sakit4 0,640 0,239 Valid
Sakit5 0,474 0,239 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.2 menunjukkan bahwa perilaku terhadap sakit dan penyakit butir
1 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,863 > 0,239, berarti pernyataan
perilaku terhadap sakit dan penyakit butir 1 valid. Pernyataan perilaku
terhadap sakit dan penyakit butir 2 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu
0,617 > 0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap sakit dan penyakit butir 2
valid. Pernyataan perilaku terhadap sakit dan penyakit butir 3 memiliki nilai r
56
hitung > r tabel yaitu 0,806 > 0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap
sakit dan penyakit butir 3 valid. Pernyataan perilaku terhadap sakit dan
penyakit butir 4 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,640 > 0,239, berarti
pernyataan perilaku terhadap sakit dan penyakit butir 4 valid. Pernyataan
perilaku terhadap sakit dan penyakit butir 5 memiliki nilai r hitung > r tabel
yaitu 0,474 > 0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap sakit dan penyakit
butir 5 valid. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pada bagian perilaku
terhadap sakit dan penyakit valid, karena r hitung > r tabel.
Tabel V.3
Hasil Uji Validitas Sistem Pelayanan Kesehatan
Butir r hitung r tabel Status
Kesehatan1 0,591 0,239 Valid
Kesehatan2 0,591 0,239 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.3 menunjukkan bahwa perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan butir 1 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,591 > 0,239, berarti
pernyataan perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan butir 1 valid.
Pernyataan perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan butir 2 memiliki
nilai r hitung > r tabel yaitu 0,591 > 0,239, berarti pernyataan perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan butir 2 valid. Maka dapat disimpulkan
57
bahwa pernyataan pada bagian perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
valid, karena r hitung > r tabel.
Tabel V.4
Hasil Uji Validitas Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Butir r hitung r tabel Status
Lingkungan1 0,683 0,239 Valid
Lingkungan2 0,842 0,239 Valid
Lingkungan3 0,586 0,239 Valid
Lingkungan4 0,760 0,239 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.4 menunjukkan bahwa pernyataan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan butir 1 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,683 >
0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap lingkungan kesehatan butir 1
valid. Pernyataan perilaku terhadap lingkungan kesehatan butir 2 memiliki
nilai r hitung > r tabel yaitu 0,842 > 0,239, berarti pernyataan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan butir 2 valid. Pernyataan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan butir 3 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,586 >
0,239, berarti pernyataan perilaku terhadap lingkungan kesehatan butir 3
valid. Pernyataan perilaku terhadap lingkungan kesehatan butir 4 memiliki
nilai r hitung > r tabel yaitu 0,760 > 0,239, berarti pernyataan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan butir 4 valid. Maka dapat disimpulkan bahwa
58
pertanyaan-pertanyaan pada bagian perilaku terhadap lingkungan kesehatan
valid, karena r hitung > r tabel.
Tabel V.5
Hasil Uji Validitas Frekuensi Pembelian
Butir r hitung r tabel Status
Frekuensi1 0,296 0,239 Valid
Frekuensi2 0,296 0,239 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.5 menunjukkan bahwa pernyataan frekuensi pembelian butir 1
memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,296 > 0,239, berarti pernyataan
frekuensi pembelian butir 1 valid. Pernyataan frekuensi pembelian butir 2
memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,296 > 0,239, berarti pernyataan
frekuensi pembelian butir 2 valid. Maka dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan-pertanyaan pada bagian frekuensi pembelian valid, karena r hitung
> r tabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan selalu konsisten dari waktu ke waktu
(Dwiatmoko, 2004:2). Butir pernyataan dalam suatu kuesioner dikatakan
59
reliabel jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan
derajat kebebasan (df ) = N-2. Berdasarkan taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan
derajat kebebasan (df ) = 30-2 yaitu 28, maka didapat r tabel sebesar 0,239.
Perhitungan uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden menggunakan
program SPSS (Statistical Program for Society Science) 15. Hasil pengujian
reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 15 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel V.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Penelitian r hitung r tabel Status
Perilaku Terhadap
Makanan dan Minuman
0,765 0,239 Reliabel
Perilaku Terhadap Sakit
dan Penyakit
0,857 0,239 Reliabel
Perilaku Terhadap
Sistem Pelayanan
Kesehatan
0,723 0,239 Reliabel
Perilaku Terhadap
Lingkungan kesehatan
0,841 0,239 Reliabel
Frekuensi pembelian 0,451 0,239 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah
60
Tabel V.5 menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian yaitu
Perilaku terhadap makanan dan minuman, Perilaku terhadap sakit dan
penyakit, Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, Perilaku terhadap
lingkungan kesehatan dan Frekuensi pembelian bersifat reliabel karena
memiliki nilai r hitung > r tabel.
B. Analisis Data
1. Karakteristik Responden (Analisis Presentase)
Dalam penelitian ini kuisisoner dibagikan kepada 100 pengunjung
ambarukmo plaza dan 30 responden untuk uji coba sudah termasuk dalam 100
responden itu. Karakteristik responden dibedakan berdasarkan :
a. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Program Studi Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Pria 56 56%
2 Wanita 44 44%
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah
61
Tabel V.7 menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling sedikit
adalah wanita sebanyak 44 orang (44%) dan jumlah responden yang paling
banyak adalah pria sebanyak 56 orang (56%).
b. Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan
Tabel V.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden
No Usia Responden Jumlah (orang) Persentase (%)
1 < 18 tahun 3 3 %
2 18 – 21 tahun 73 73 %
3 22 – 24 tahun 24 24 %
4 > 24 tahun 0 0 %
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.9 menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling sedikit
adala responden yang berusia < 18 tahun (3%) dan jumlah responden yang
paling banyak adalah responden yang berusia 18 – 21 tahun (73%).
62
c. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
Tabel V.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan
No Penghasilan per Bulan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 < Rp. 300.000 4 4 %
2 Rp. 300.000 – Rp 500.000 34 34 %
3 Rp. 500.001 – Rp 700.000 32 32 %
4 > Rp. 700.000 30 30 %
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.11 menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling sedikit
adalah responden yang berpenghasilan lebih dari Rp. 700.000 sebanyak 30
orang (30%) dan responden yang paling banyak adalah responden yang
berpenghasilan Rp. 300.000 – Rp 500.000 sebanyak 34 orang (34%).
63
d. Karakteristik responden berdasarkan makanan junk food yang dikonsumsi
Tabel V.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Makanan Junk Food yang
Dikonsumsi
No Jenis Makanan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Ayam goreng fried chicken 14 14 %
2 Mie instan dalam kemasan 22 22 %
3 Pizza 7 7 %
4 Ayam goreng fried chicken dan Mie instan dalam kemasan
38 38 %
5 Ayam goreng fried chicken, mie instan dalam kemasan, dan hamburger / hotdog
11 11 %
6 Ayam goreng fried chicken, mie instan dalam kemasan, hamburger / hotdog, dan pizza
8 8 %
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel V.12 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah
responden yang mengkonsumsi ayam goreng fried chicken dan mie instan
dalam kemasan (38%). Sedangkan responden yang paling sedikit adalah
responden yang hanya mengkonsumsi pizza (6 %).
64
2. Analisis Masalah Pertama
Analisis masalah pertama menggunakan rumus Struges yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat perilaku hidup sehat yang meliputi
perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan pada pengunjung Ambarukmo Plaza.
1. Perilaku terhadap Makanan dan Minuman
Untuk skor terhadap perilaku terhadap makanan dan minuman, item
pertanyaan berjumlah 4, dengan skor 1,2,3,4,5.
i) Skor terkecil : 4 x 1 = 4
ii) Skor terbesar : 4 x 5 = 20
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
kinerja karyawan maka digunakan rumus struges :
Range
Ci = K 20 – 4 = 5
= 3,2
65
Tabel. V.12
Tingkat Perilaku terhadap Makanan dan Minuman
Skala Perilaku terhadap Makanan dan Minuman
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase Kategori
16.8 – ≤ 20 24 24 % Sangat Tinggi
13.6 – < 16.8 41 41 % Tinggi
10.4 – < 13.6 18 18 % Sedang
7.2 – < 10.4 9 9 % Rendah
4 – < 7.2 8 8 % Sangat Rendah
Tabel V.12 menunjukkan bahwa untuk kategori sangat tinggi diperoleh
jumlah sebanyak 24 responden (24%), untuk kategori tinggi diperoleh jumlah
sebanyak 41 responden (41%), kategori sedang diperoleh jumlah sebanyak 18
responden (18 %), kategori rendah diperoleh jumlah sebanyak 9 responden
(9%), dan kategori sangat rendah diperoleh sebanyak 8 responden (8%).
Berdasarkan tabel V.12 maka kategori tinggi mempunyai jumlah responden
dan presentase yang lebih besar dibandingkan kategori yang lain, yaitu
sebesar 41 responden (41 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku terhadap
makanan dan minuman pengunjung ambarukmo plaza memiliki tingkat yang
tinggi.
2. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Untuk skor perilaku terhadap sakit dan penyakit, item pertanyaan
berjumlah 5, dengan skor 1,2,3,4,5.
66
i) Skor terkecil : 5 x 1 = 5
ii) Skor terbesar : 5 x 5 = 25
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap sakit dan penyakit maka digunakan rumus struges :
Range Ci = K 25 – 5 = 5 = 4
Tabel V.13
Tingkat Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Skala Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase Kategori
21 – ≤ 25 9 9 % Sangat Tinggi
17 – < 21 43 43 % Tinggi
13 – < 17 24 24 % Sedang
9 – < 13 18 18 % Rendah
5 – < 9 6 6 % Sangat Rendah
Tabel V.13 menunjukkan bahwa untuk kategori sangat tinggi diperoleh
jumlah sebanyak 9 responden (9%), untuk kategori tinggi diperoleh jumlah
sebanyak 43 responden (43%), kategori sedang diperoleh jumlah sebanyak 24
responden (24%), kategori rendah diperoleh jumlah sebanyak 18 responden
67
(18%), dan kategori sangat rendah diperoleh sebanyak 6 responden (6%).
Berdasarkan tabel V.13 maka kategori tinggi mempunyai jumlah responden
dan presentase yang lebih besar dibandingkan kategori yang lain, yaitu
sebesar 43 responden (43 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku terhadap
sakit dan penyakit pengunjung ambarukmo plaza memiliki tingkat yang
tinggi.
3. Perilaku terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Untuk skor perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, item pertanyaan
berjumlah 5, dengan skor 1,2,3,4,5.
i) Skor terkecil : 2 x 1 = 2
ii) Skor terbesar : 2 x 5 = 10
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap sakit dan penyakit maka digunakan rumus struges :
Range
Ci = K 10 – 2 = 5
= 1.6
68
Tabel V.14
Tingkat Perilaku terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Skala Perilaku terhadap Sistem Pelayanan
Kesehatan
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase
Kategori
8.4 – ≤ 10 9 9 % Sangat Tinggi
6.8 – < 8.4 21 21 % Tinggi
5.2– < 6.8 14 14 % Sedang
3.6 – < 5.2 30 30 % Rendah
2 – < 3.6 26 26 % Sangat Rendah
Tabel V.14 menunjukkan bahwa untuk kategori sangat tinggi diperoleh
jumlah sebanyak 9 responden (9%), untuk kategori tinggi diperoleh jumlah
sebanyak 21 responden (21%), kategori sedang diperoleh jumlah sebanyak 14
responden (14%), kategori rendah diperoleh jumlah sebanyak 30 responden
(30%), dan kategori sangat rendah diperoleh sebanyak 26 responden (26%).
Berdasarkan tabel V.14 maka kategori rendah mempunyai jumlah responden
dan presentase yang lebih besar dibandingkan kategori yang lain, yaitu
sebesar 30 responden (30 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku terhadap
sakit dan penyakit pengunjung plaza ambarrukmo memiliki tingkat yang
rendah.
69
4. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Untuk skor perilaku terhadap lingkungan kesehatan, item pertanyaan
berjumlah 4, dengan skor 1,2,3,4,5.
i) Skor terkecil : 4 x 1 = 4
ii) Skor terbesar : 4 x 5 = 20
dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
perilaku terhadap sakit dan penyakit maka digunakan rumus struges :
Range Ci = K 20 – 4 = 5
= 3,2
Tabel V.15
Tingkat Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Skala Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Rentang Skor Jumlah Responden Presentase Kategori
16.8 – ≤ 20 29 29 % Sangat Tinggi
13.6 – < 16.8 30 30 % Tinggi
10.4 – < 13.6 26 26 % Sedang
7.2 – < 10.4 9 9 % Rendah
4 – < 7.2 6 6 % Sangat Rendah
70
Tabel V.15 menunjukkan bahwa untuk kategori sangat tinggi diperoleh
jumlah sebanyak 29 responden (29%), untuk kategori tinggi diperoleh jumlah
sebanyak 30 responden (30%), kategori sedang diperoleh jumlah sebanyak 26
responden (26%), kategori rendah diperoleh jumlah sebanyak 9 responden
(9%), dan kategori sangat rendah diperoleh sebanyak 6 responden (6%).
Berdasarkan tabel V.15 maka kategori tinggi mempunyai jumlah responden
dan presentase yang lebih besar dibandingkan kategori yang lain, yaitu
sebesar 30 responden (30 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku terhadap
lingkungan kesehatan pengunjung Plaza Ambarrukmo memiliki tingkat yang
tinggi.
Perilaku hidup sehat pengunjung remaja Plaza Ambarrukmo dilihat dari
empat aspek, yaitu: perilaku terhadap makanan dan minuman pengunjung
Plaza Ambarrukmo memiliki tingkat yang tinggi yaitu sebesar 41 responden
(41 %), perilaku terhadap sakit dan penyakit pengunjung Plaza Ambarrukmo
memiliki tingkat yang tinggi sebesar 43 responden (41 %), perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan pengunjung Plaza Ambarrukmo memiliki tingkat
yang rendah sebesar 30 responden (30%), dan perilaku terhadap lingkungan
kesehatan pengunjung Plaza Ambarrukmo memiliki tingkat yang tinggi
sebesar 30 responden (30%), jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup
sehat pengunjung plaza ambarrukmo memiliki tingkat yang tinggi, tetapi
untuk aspek perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan masih dalam
tingkat yang rendah.
71
C. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan kelompok jenis
junk food yang dikonsumsi responden. Adapun hasil pengujian hipotesis masing-
masing kelompok adalah sebagai berikut.
1. Pengujian hipotesis kelompok responden yang hanya mengkonsumsi
ayam goreng fried chicken
a. Hipotesis pertama
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan perilaku hidup sehat
responden memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian produk junk
food, digunakan teknik korelasi berganda untuk menghitung nilai Ry (1234)
dengan bantuan komputer program SPSS 15 sebagai berikut (data terlampir) :
Ry (1234) = 4321
243214321
4232222
141
xxxx
xxxxyxyxyxyxyyyy
rrrrrrxrxrxrxr
−
−+++
= 0,550
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda diperoleh hasil
Ry(1234) sebesar 0,550. Untuk menguji hipotesis perilaku makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan (X4) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
72
frekuensi pembelian junk food (Y) pada kelompok responden yang
mengkonsumsi ayam goreng fried chicken, maka dilakukan pengujian
terhadap hipotesis dengan menggunakan uji F. Adapun hasil perhitungan
harga F hitung dengan bantuan program komputer SPSS 15 adalah sebagai
berikut.
F = 0,445
Setelah harga F dihitung dan diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Adapun kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05 : 14-4-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel (α = 0,05 : 14-4-1), maka H0 ditolak. dan Ha diterima
Apabila F hitung ≤ F tabel, maka tidak terdapat hubungan yang
signifikan, sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka terdapat hubungan yang
signifikan. Uji F dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5%
dan derajat kebebasan n-k-1 (14-4-1 = 9). Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai Fhitung sebesar 0,445 sedangkan Ftabel sebesar 3,63. Artinya F hitung <
Ftabel hal ini berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha)
ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman (X1), perilaku terhadap
73
sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
(X3), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4) dengan frekuensi
pembelian makanan junk food (Y) pada kelompok responden yang hanya
mengkonsumsi junk food jenis fried chicken.
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan apakah ada hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan dengan frekuensi pembelian produk junk
food, khususnya jenis ayam goreng fried chicken, maka dilakukan pengujian
hipotesis terhadap masing-masing variabel independent.
1. Hubungan antara perilaku terhadap makanan dan minuman dengan
frekuensi pembelian junk food khususnya jenis ayam goreng fried
chicken dapat diketahui dengan teknik korelasi product moment. Hasil
perhitungan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 15
sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = - 0,238
74
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,238. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)238,0(1214238,0
−−
−−=t
027,1823,0−
=t
=t - 0,801
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ t tabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,801) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,178). Hal ini menunjukkan secara parsial terdapat hubungan
75
negatif yang tidak signifikan antara perilaku terhadap makanan dan
minuman dengan frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis fried
chicken.
2. Hubungan antara perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan frekuensi
pembelian makanan junk food, khususnya jenis ayam goreng fried
chicken, dapat diketahui dengan teknik korelasi product moment. Hasil
perhitungan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 15
sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,293
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,293. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)293,0(1214293,0
−−
−−=t
76
042,1014,1−
=t
=t -0,97
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,97) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,178). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sakit dan penyakit memiliki hubungan negatif yang tidak
signifikan dengan frekuensi pembelian makanan junk food, khususnya
jenis fried chicken.
3. Hubungan antara perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food, khususnya jenis ayam goreng
fried chicken, dapat diketahui dengan teknik korelasi product moment.
Hasil perhitungan korelasi product moment dengan bantuan program
SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
77
rx1y = - 0,134
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,134. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)134,0(1214134,0
−−
−−=t
008,1086,1−
=t
=t -1,077
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -1,077) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,178). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial terdapat
78
hubungan negatif yang tidak signifikan antara perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan dengan frekuensi pembelian makanan junk food,
khususnya jenis fried chicken
4. Hubungan antara perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food, khususnya ayam goreng fried
chicken, dapat diketahui dengan teknik korelasi product moment. Hasil
perhitungan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 15
sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,231
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,231. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)231,0(1214231,0
−−
−−=t
79
026,1799,0−
=t
=t -0,778
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 14 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,778) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,178). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial terdapat
hubungan negatif yang tidak signifikan antara perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan dengan frekuensi pembelian makanan junk food,
khususnya jenis fried chicken,.
2. Pengujian hipotesis kelompok responden yang hanya mengkonsumsi junk
food jenis mie instan dalam kemasan
a. Hipotesis pertama
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan perilaku hidup sehat
memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian produk junk food jenis
80
mie instan, digunakan teknik korelasi berganda untuk menghitung nilai Ry
(1234) dengan bantuan komputer program SPSS 15 sebagai berikut.
Ry (1234) = 4321
243214321
4232222
141
xxxx
xxxxyxyxyxyxyyyy
rrrrrrxrxrxrxr
−
−+++
= 0,308
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda diperoleh hasil
Ry(1234) sebesar 0,308. Untuk menguji hipotesis perilaku makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan (X4) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food (Y) pada kelompok responden
yang mengkonsumsi mie instan, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji F. Adapun hasil perhitungan harga F hitung dengan
bantuan program komputer SPSS 15 adalah sebagai berikut.
F = 0,445
Setelah harga F dihitung dan diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Adapun kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut :
81
Jika Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05 : 22-4-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel (α = 0,05 : 22-4-1), maka H0 ditolak. dan Ha diterima
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan,
sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka terdapat hubungan yang signifikan.
Uji F dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan n-k-1 (22-4-1 = 17). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
Fhitung sebesar 0,445 sedangkan Ftabel sebesar 2,96. Artinya Fhitung < Ftabel hal
ini berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ry yang diperoleh tidak memiliki
hubungan yang signifikan antara perilaku terhadap makanan dan minuman
(X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan (X3), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4)
dengan frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis mie instant (Y).
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan terhadap frekuensi pembelian makanan junk
food, khususnya jenis mie instan, maka dilakukan pengujian hipotesis
terhadap masing-masing variabel independent.
82
1. Hubungan antara perilaku terhadap makanan dan minuman dengan
frekuensi pembelian makanan junk food khususnya jenis mie instan
dapat diketahui dengan teknik korelasi product moment. Hasil
perhitungan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 15
sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,048
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,048. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)048,0(1222048,0
−−
−−=t
0023,1215,0−
=t
=t -0,214
83
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,214) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,086). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap makanan dan minuman terdapat hubungan negatif yang tidak
signifikan pembelian makanan junk food, khususnya jenis mie instan.
2. Hubungan antara perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan frekuensi
pembelian makanan junk food, khususnya mie instan, dapat diketahui
dengan teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi
product moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,114
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,114. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
84
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)114,0(1222114,0
−
−=t
987,0509,0
=t
=t 0,516
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 0,516) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,086). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sakit dan penyakit tidak memiliki hubungan yang signifikan.
dengan frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis mie instan.
3. Hubungan antara perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, khususnya mie instan, dapat diketahui
85
dengan teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi
product moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,097
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,097. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan hasilnya dibandingkan dengan t tabel. Adapun
perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)097,0(1222097,0
−−
−−=t
009,1434.0−
=t
=t -0,430
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
86
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,430) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,086). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan dengan frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis
mie instan.
4. Hubungan antara perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, khususnya mie instan, dapat diketahui
dengan teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi
product moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,139
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,139. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
87
212
rnrt−
−=
2)139,0(1222139,0
−
−=t
980,0885,0
=t
=t 0,903
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 22 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 0,903) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,086). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan.frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis mie
instan,
3. Pengujian hipotesis kelompok responden yang hanya mengkonsumsi junk
food jenis Pizza
a. Hipotesis pertama
88
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan perilaku hidup sehat
responden memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian produk junk
food jenis Pizza, digunakan teknik korelasi berganda untuk menghitung
nilai Ry (1234) dengan bantuan komputer program SPSS 15 sebagai berikut.
Ry (1234) = 4321
243214321
4232222
141
xxxx
xxxxyxyxyxyxyyyy
rrrrrrxrxrxrxr
−
−+++
= 0,913
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda diperoleh hasil
Ry(1234) sebesar 0,913. Untuk menguji hipotesis perilaku makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan (X4) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food (Y) pada kelompok responden
yang mengkonsumsi Pizza, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji F. Adapun hasil perhitungan harga F hitung dengan
bantuan program komputer SPSS 15 adalah sebagai berikut.
F = 2,491
89
Setelah harga F dihitung dan diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai Fhitung dengan F tabel. Adapun kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05 : 7-4-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel (α = 0,05 : 7-4-1), maka H0 ditolak. dan Ha diterima
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan,
sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka terdapat hubungan yang signifikan.
Uji F dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan n-k-1 (7-4-1 = 2). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
sebesar 2,491 sedangkan Ftabel sebesar 19,25. Artinya Fhitung < Ftabel hal ini
berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ry yang diperoleh tidak memiliki
hubungan yang signifikan antara perilaku terhadap makanan dan minuman
(X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan (X3), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4)
dengan frekuensi pembelian junk food jenis pizza (Y).
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku
90
terhadap lingkungan kesehatan terhadap frekuensi pembelian junk food,
khususnya jenis pizza, maka dilakukan pengujian hipotesis terhadap masing-
masing variabel independent.
1. Hubungan antara perilaku terhadap makanan dan minuman dengan
frekuensi pembelian junk food khususnya jenis pizza dapat diketahui
dengan teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi
product moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,407
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,407. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)407,0(127407,0
−
−=t
91
913,0907,0
=t
=t 0,993
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho ditolak
dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 0,993) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,571). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap makanan dan minuman tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan.frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis pizza.
2. Hubungan antara perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan frekuensi
pembelian junk food, khususnya pizza, dapat diketahui dengan teknik
korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi product moment
dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,594
92
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,594. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)594,0(127594,0
−
−=t
859,0507.1
=t
=t 1,754
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho ditolak
dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 1,754) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,571). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
93
terhadap sakit dan penyakit tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis pizza..
3. Hubungan antara perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, khususnya pizza, dapat diketahui dengan
teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi product
moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,335
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,335. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)335,0(127335,0
−−
−−=t
054,1747,0−
=t
=t -0,708
94
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho ditolak
dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,708) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,571). Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi pembelian junk
food, khususnya jenis pizza, secara parsial memiliki hubungan negatif
yang tidak signifikan dengan perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan
Hubungan antara perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, khususnya pizza, dapat diketahui dengan
teknik korelasi product moment. Nilai thitung dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,572
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,572. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
95
signifikansi 5 % dan hasilnya dibandingkan dengan t tabel. Adapun
perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)572,0(127572,0
−
−=t
820,0275,1
=t
=t 1,554
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 7 – 2) maka Ho ditolak
dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 1,554) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,571). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan secara parsial memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan dengan frekuensi pembelian junk food, khususnya jenis
pizza.
96
4. Pengujian hipotesis kelompok responden yang mengkonsumsi junk food
jenis ayam goreng fried chicken dan mie instan
a. Hipotesis pertama
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan perilaku hidup sehat
memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian produk makanan junk
food jenis fried chicken dan mie instan, digunakan teknik korelasi
berganda untuk menghitung nilai Ry (123) dengan bantuan komputer
program SPSS 15 sebagai berikut.
Ry (1234) = 4321
243214321
4232222
141
xxxx
xxxxyxyxyxyxyyyy
rrrrrrxrxrxrxr
−
−+++
= 0,103
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda diperoleh hasil
Ry(1234) sebesar 0,103. Untuk menguji hipotesis perilaku makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan (X4) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food (Y) pada kelompok responden
yang mengkonsumsi ayam goreng fried chicken dan mie instan, maka
dilakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan uji F.
97
Adapun hasil perhitungan harga F hitung dengan bantuan program komputer
SPSS 15 adalah sebagai berikut.
F = 0,089
Setelah harga F dihitung dan diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai Fhitung dengan F tabel. Adapun kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05 : 38-4-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel (α = 0,05 : 38-4-1), maka H0 ditolak. dan Ha diterima
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan,
sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka terdapat hubungan yang signifikan.
Uji F dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan n-k-1 (38-4-1 = 33). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
sebesar 0,089 sedangkan Ftabel sebesar 2,50. Artinya Fhitung < Ftabel hal ini
berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ry yang diperoleh tidak memiliki
hubungan yang signifikan antara perilaku terhadap makanan dan minuman
(X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan (X3), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4)
dengan frekuensi pembelian junk food (Y).
98
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan terhadap frekuensi pembelian junk food,
maka dilakukan pengujian hipotesis terhadap masing-masing variabel
independen.
1. Hubungan antara perilaku terhadap makanan dan minuman dengan
frekuensi pembelian junk food yang dikonsumsi, dapat diketahui dengan
teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi product
moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,094
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,094. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
99
212
rnrt−
−=
2)094,0(1238094,0
−−
−−=t
004,1564.0−
=t
=t -0,561
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,561) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,027). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap makanan dan minuman memiliki hubungan negatif yang tidak
signifikan dengan frekuensi pembelian junk food,.khususnya fried
chicken dan mie instan.
2. Hubungan antara perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan frekuensi
pembelian junk food, dapat diketahui dengan teknik korelasi product
100
moment. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan bantuan
program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,062
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,062. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan hasilnya dibandingkan dengan t tabel. Adapun
perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)062,0(1238062,0
−−
−−=t
001,1372,0−
=t
=t -0,371
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
101
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan Ha
ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,371) lebih kecil dari t tabel
(t = 2,027). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku terhadap
sakit dan penyakit memiliki hubungan negatif yang tidak signifikan
dengan frekuensi pembelian makanan junk food.
3. Hubungan antara perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food, dapat diketahui dengan teknik
korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi product moment
dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,087
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,087. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
102
212
rnrt−
−=
2)087,0(1238087,0
−−
−−=t
003,1522,0−
=t
=t -0,520
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,520) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,027). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan hubungan yang signifikan dengan frekuensi pembelian
junk food.
4. Hubungan antara perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, dapat diketahui dengan teknik korelasi
103
product moment. Nilai thitung dapat dihitung dengan menggunakan rumus
:
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑∑ ∑∑
−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,036
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,036. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)036,0(1238036,0
−−
−−=t
00,1216,0−
=t
=t -0,216
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika -thitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
104
Jika ttabel < - thitung , atau thitung > ttabel , (α = 0,05 : 38 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,216) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,027). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
5. Pengujian hipotesis kelompok responden yang mengkonsumsi junk food
jenis ayam goreng fried chicken, mie instan dan hamburger.
a. Hipotesis pertama
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan perilaku hidup sehat
responden memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian produk junk
food jenis fried chicken, mie instan, dan hamburger, digunakan teknik
korelasi berganda untuk menghitung nilai Ry (1234) dengan bantuan komputer
program SPSS 15 sebagai berikut.
Ry (1234) = 4321
243214321
4232222
141
xxxx
xxxxyxyxyxyxyyyy
rrrrrrxrxrxrxr
−
−+++
= 0,728
105
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda diperoleh hasil
Ry(1234) sebesar 0,728. Untuk menguji hipotesis perilaku makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan (X4) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian junk food (Y) pada kelompok responden yang
mengkonsumsi ayam goreng fried chicken, mie instan, dan hamburger,
maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F. Adapun hasil
perhitungan harga F hitung dengan bantuan program komputer SPSS 15
adalah sebagai berikut :
F = 1,687
Setelah harga F dihitung dan diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai Fhitung dengan F tabel. Adapun kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05 : 11-4-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel (α = 0,05 : 11-4-1), maka H0 ditolak. dan Ha diterima.
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan,
sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka terdapat hubungan yang signifikan.
Uji F dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan n-k-1 (11-4-1 = 6). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
106
sebesar 1,687 sedangkan Ftabel sebesar 5,19. Artinya Fhitung < Ftabel hal ini
berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ry yang diperoleh tidak memiliki
hubungan yang signifikan antara perilaku terhadap makanan dan minuman
(X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan (X3), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4)
dengan frekuensi pembelian junk food (Y).
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan terhadap frekuensi pembelian junk food,
maka dilakukan pengujian hipotesis terhadap masing-masing variabel
independent.
1. Hubungan antara perilaku terhadap makanan dan minuman dengan
frekuensi pembelian junk food yang dikonsumsi, dapat diketahui dengan
teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi product
moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
107
rx1y = -0,374
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,374. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)374,0(1211374,0
−−
−−=t
067,1122,1−
=t
=t -1,051
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -1,051) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,306). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
108
terhadap makanan dan minuman memiliki hubungan negatif yang tidak
signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
2. Hubungan antara perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan frekuensi
pembelian makanan junk food, dapat diketahui dengan teknik korelasi
product moment. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan
bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,346
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,346. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 % dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)346,0(1211346,0
−−
−−=t
058,1038,1−
=t
=t -0,981
109
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan Ha
ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,981) lebih kecil dari t tabel
(t = 2,306). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku terhadap
sakit dan penyakit memiliki hubungan negatif yang tidak signifikan
dengan frekuensi pembelian junk food.
3. Hubungan antara perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, dapat diketahui dengan teknik korelasi
product moment. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan
bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,599
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,599. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
110
signifikansi 5 %, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)599,0(1211599,0
−−
−−=t
165,1797,1−
=t
=t -1,542
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -1,542) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,306). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
4. Hubungan antara perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan
frekuensi pembelian junk food, dapat diketahui dengan teknik korelasi
111
product moment. Nilai t hitung dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑∑ ∑∑
−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = -0,212
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,212. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 %, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)212,0(1211212,0
−−
−−=t
022,1636,0−
=t
=t -0,622
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
112
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 11 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,622) lebih kecil dari t
tabel (t = 2,306). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
6. Pengujian hipotesis kelompok responden yang mengkonsumsi junk food
jenis ayam goreng fried chicken, mie instan, hamburger dan pizza.
a. Hipotesis pertama
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan perilaku hidup sehat
responden memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian produk junk
food jenis fried chicken, mie instan, hamburger, dan pizza, digunakan teknik
korelasi berganda untuk menghitung nilai Ry (1234) dengan bantuan komputer
program SPSS 15 sebagai berikut.
Ry (1234) = 4321
243214321
4232222
141
xxxx
xxxxyxyxyxyxyyyy
rrrrrrxrxrxrxr
−
−+++
= 0,940
113
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda diperoleh hasil
Ry(1234) sebesar 0,940. Untuk menguji hipotesis perilaku makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap lingkungan
kesehatan (X4) mempunyai hubungan yang signifikan dengan frekuensi
pembelian junk food (Y) pada kelompok responden yang mengkonsumsi
ayam goreng fried chicken, mie instan, hamburger, dan pizza, maka
dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F. Adapun hasil perhitungan
harga F hitung dengan bantuan program komputer SPSS 15 adalah sebagai
berikut :
F = 5,654
Setelah harga F dihitung dan diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai Fhitung dengan F tabel. Adapun kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05 : 8-4-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika Fhitung > Ftabel (α = 0,05 : 8-4-1), maka H0 ditolak. dan Ha diterima.
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan,
sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel, maka terdapat hubungan yang signifikan.
Uji F dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat
114
kebebasan n-k-1 (8-4-1 = 3). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
sebesar 5,654 sedangkan Ftabel sebesar 9,12. Artinya Fhitung < Ftabel hal ini
berarti hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ry yang diperoleh tidak memiliki
hubungan yang signifikan antara perilaku terhadap makanan dan minuman
(X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan (X3), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (X4)
dengan frekuensi pembelian junk food (Y).
b. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan terhadap frekuensi pembelian junk food,
maka dilakukan pengujian hipotesis terhadap masing-masing variabel
independent.
1. Hubungan antara perilaku terhadap makanan dan minuman dengan
frekuensi pembelian makanan junk food yang dikonsumsi, dapat
diketahui dengan teknik korelasi product moment. Hasil perhitungan
korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 15 sebagai
berikut.
115
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,574
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,574. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 %, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)574,0(128574,0
−
−=t
819,0406,1
=t
=t 1,717
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
116
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 1,717) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,447). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap makanan dan minuman memiliki hubungan negatif yang tidak
signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
2. Hubungan antara perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan frekuensi
pembelian makanan junk food, dapat diketahui dengan teknik korelasi
product moment. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan
bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,827
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,827. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 %, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
117
2)827,0(128827,0
−
−=t
562,0026,2
=t
=t 2,005
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan Ha
ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 2,005) lebih kecil dari t tabel
(t = 2,447). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku terhadap
sakit dan penyakit tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
frekuensi pembelian junk food.
3. Hubungan antara perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food, dapat diketahui dengan teknik
korelasi product moment. Hasil perhitungan korelasi product moment
dengan bantuan program SPSS 15 sebagai berikut.
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
118
rx1y = -0,052
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah -0,052. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 %, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)052,0(128052,0
−−
−−=t
001,1127,0−
=t
=t -0,126
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = -0,126) lebih kecil dari
ttabel (t = 2,447). Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
119
terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan negatif yang
tidak signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
4. Hubungan antara perilaku terhadap lingkungan kesehatan dengan
frekuensi pembelian makanan junk food, dapat diketahui dengan teknik
korelasi product moment. Nilai thitung dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑∑ ∑∑
−−
−=
2221
21
111
YYnXXn
YXYXnyrx
rx1y = 0,683
Dari hasil perhitungan korelasi product moment dapat diketahui
nilai r adalah 0,683. Untuk menguji apakah koefisien korelasi memiliki
nilai yang signifikan atau tidak, maka digunakan t-test dengan tingkat
signifikansi 5 %, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan t tabel.
Adapun perhitungan nilai t hitung adalah sebagai berikut :
212
rnrt−
−=
2)683,0(128683,0
−
−=t
730,0673,1
=t
=t 2,291
120
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika –t hitung ≤ ttabel ≤ t hitung, (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
Jika t tabel < - t hitung , atau t hitung > t tabel , (α = 0,05 : 8 – 2) maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak, hal ini dikarenakan nilai t hitung (t = 2,291) lebih kecil dari t
tabel (t=2,447) Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan frekuensi pembelian junk food.
Tabel V.16
Tabel Ringkas Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis secara Simultan pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food
Ha : perilaku hidup sehat memiliki
Ry(1234) = 0,550
F hitung = 0,445
F tabel = 3,63
Fhitung ≤ Ftabel ,
sehingga Ho
diterima
121
hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food
Pengujian Hipotesis secara Parsial pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng Fried Chicken
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku terhadap makanan dan minuman
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap makanan dan minuman
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,238
t hitung = -0,801
t tabel = 2,178
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sakit dan penyakit
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara pasial
Ha : perilaku terhadap sakit dan penyakit
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara pasial
Rxy = -0,293
t hitung = -0,97
t tabel = 2,178
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara pasial
Ha : perilaku terhadap sistem pelayanan
Rxy = -0,134
t hitung = -1,077
t tabel = 2,178
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
122
kesehatan memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara pasial
Ho : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara pasial
Ha : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,231
t hitung = -0,778
t tabel = 2,178
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Pengujian Hipotesis secara Simultan pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Mie Instan
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food
Ha : perilaku hidup sehat memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food
Ry(1234) = 0,308
F hitung = 0,445
F tabel = 2,96
Fhitung ≤ Ftabel ,
sehingga Ho
diterima
123
Pengujian Hipotesis secara Parsial pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Mie Instan
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku terhadap makanan dan minuman
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap makanan dan minuman
memiliki hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food secara parsial
Rxy = -0,048
T hitung = -0,214
T tabel = 2,086
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sakit dan penyakit tidak
memiliki hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sakit dan penyakit
memiliki hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food secara parsial
Rxy = 0,114
T hitung = 0,516
T tabel = 2,086
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,097
T hitung = -0,430
T tabel = 2,086
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
124
Ho : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan dengan frekuensi pembelian
junk food secara parsial
Rxy = 0,139
T hitung = 0,903
T tabel = 2,086
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Pengujian Hipotesis secara Simultan pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Pizza
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian junk
food
Ha : perilaku hidup sehat memiliki hubungan
dengan frekuensi pembelian junk food
Ry(1234) = 0,913
F hitung = 2,491
F tabel = 19,25
Fhitung ≤ Ftabel,
sehingga Ho
diterima
Pengujian Hipotesis secara Parsial pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Pizza
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku terhadap makanan dan minuman
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = 0,407
T hitung = 0,993
T tabel = 2,571
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
125
Ha : perilaku terhadap makanan dan minuman
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
diterima
Ho : perilaku terhadap sakit dan penyakit tidak
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sakit dan penyakit
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = 0,594
T hitung = 1,754
T tabel = 2,571
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,335
T hitung = -0,708
T tabel = 2,571
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = 0,572
T hitung = 1,554
T tabel = 2,571
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
126
Pengujian Hipotesis secara Simultan pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken dan Mie Instan
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian junk
food
Ha : perilaku hidup sehat memiliki hubungan
dengan frekuensi pembelian junk food
Ry(1234) = 0,103
T hitung = 0,089
T tabel = 2,50
Fhitung ≤ Ftabel,
sehingga Ho
diterima
Pengujian Hipotesis secara Parsial pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken dan Mie Instan
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku terhadap makanan dan minuman
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap makanan dan minuman
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,094
T hitung = -0,561
T tabel = 2,027
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sakit dan penyakit tidak
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,062
T hitung = -0,371
T tabel = 2,027
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
127
Ha : perilaku terhadap sakit dan penyakit
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
diterima
Ho : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,087
T hitung = -0,520
T tabel = 2,027
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,036
T hitung = -0,216
T tabel = 2,027
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Pengujian Hipotesis secara Simultan pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken, mie instan, dan hamburger
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian junk
Ry(1234) = 0,728
F hitung = 1,681
Fhitung ≤ Ftabel,
sehingga Ho
128
food
Ha : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian junk
food
F tabel = 5,19 diterima
Pengujian Hipotesis secara Parsial pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken, mie instan, dan hamburger
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku terhadap makanan dan
minuman tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap makanan dan minuman
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,374
T hitung = -1,051
T tabel = 2,306
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sakit dan penyakit
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sakit dan penyakit
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,346
T hitung = -0,981
T tabel = 2,306
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sistem pelayanan Rxy = -0,599 –t hitung ≤ t tabel
129
kesehatan tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara pasial
Ha : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara pasial
T hitung = -1,542
T tabel = 2,306
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,212
T hitung = -0,622
T tabel = 2,306
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Pengujian Hipotesis secara Simultan pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken, mie instan, hamburger dan Pizza
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian junk
food
Ha : perilaku hidup sehat tidak memiliki
hubungan dengan frekuensi pembelian junk
food
Ry(1234) = 0,940
F hitung = 5,654
F tabel = 9,12
Fhitung ≤ Ftabel,
sehingga Ho
diterima
130
Pengujian Hipotesis secara Parsial pada Kelompok Responden yang
Mengkonsumsi Ayam Goreng fried chicken, mie instan, hamburger dan Pizza
Hipotesis Hasil Pengujian Kesimpulan
Ho : perilaku terhadap makanan dan
minuman tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap makanan dan
minuman memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Rxy = 0,574
T hitung = -1,717
T tabel = 2,447
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sakit dan penyakit
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sakit dan penyakit
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,827
T hitung = 2,005
T tabel = 2,447
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
Ho : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan tidak memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan memiliki hubungan dengan
frekuensi pembelian junk food secara parsial
Rxy = -0,052
T hitung = -0,126
T tabel = 2,447
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
131
Ho : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
tidak memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Ha : perilaku terhadap lingkungan kesehatan
memiliki hubungan dengan frekuensi
pembelian junk food secara parsial
Rxy = 0,683
T hitung = 2,291
T tabel = 2,447
–t hitung ≤ t tabel
≤ t hitung,
sehingga Ho
diterima
4. Pembahasan
Perilaku hidup sehat memiliki empat unsur pokok sebagai indikator, yaitu:
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, perilaku ini meliputi:
bagaimana sikap seseorang sehubungan dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, Perilaku ini menyangkut
respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan tentang
informasi kesehatan.
c. Perilaku terhadap makanan dan minuman, Perilaku terhadap makanan
(nutrition behaviour) yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai
kebutuhan vital bagi kehidupan Perilaku ini meliputi pengetahuan,
persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang
terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya
sehubungan kebutuhan tubuh kita.
132
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan Perilaku terhadap lingkungan
kesehatan (enviromental health behaviour) adalah respons seseorang
terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup
perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.
Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan statistik dan dengan
bantuan komputer program SPSS 15 untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara perilaku terhadap makanan dan minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan
penyakit (X2), perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku
terhadap lingkungan kesehatan (X4) terhadap frekuensi pembelian makanan junk
food secara parsial dan simultan, maka penulis menyimpulkan hasil-hasil dari
analisis tersebut.
1. Hipotesis pertama
Secara simultan tidak ada hubungan antara perilaku terhadap makanan dan
minuman (X1), perilaku terhadap sakit dan penyakit (X2), perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan (X3), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan (X4) dengan frekuensi pembelian junk food (Y). Hal
ini ditunjukkan oleh nilai F hitung pada semua kelompok responden yang
lebih kecil dari nilai Ftabel. Dengan demikian perilaku hidup sehat tidak
memiliki hubungan terhadap frekuensi pembelian junk food.
133
2. Hipotesis Kedua
Secara parsial perilaku hidup sehat memiliki kecenderungan hubungan
yang negatif pada kelompok responden yang mengkonsumsi jenis fried
chicken, fried chicken dan mie instant, fried chicken, mie instant dan
hamburger, dan yang terakhir kelompok reponden yang mengkonsumsi mie
instant.
Life Style / Gaya Hidup remaja
Masa remaja adalah masa pencarian identitas dimana dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar, ingin selalu mencoba sesuatu yang baru, dan memiliki
perasaan gengsi yang besar terhadap teman sebaya. Selain itu kaum remaja juga
mulai mencari gaya hidup yang sesuai dengan selera. mereka juga mulai mencari
seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam
pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain.
Di tengah kondisi globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, banyak
sekali informasi-informasi dari luar negeri dapat diterima oleh masyarakat seperti
contohnya iklan-iklan makanan cepat saji atau junk food di media televisi. Di
kehidupan yang serba instant seperti sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa
telah merubah gaya hidup masyarakat terutama kalangan remaja, saat ini remaja
lebih senang mengkonsumsi makanan cepat saji yang banyak ditemui di restoran-
restoran cepat saji di mall-mall daripada mengkonsumsi makan-makanan rumah
selain itu para pelajar lambat laun juga sudah melupakan pentingnya sarapan di
rumah mereka cenderung makan makanan cepat saji di kantin sekolah. Perubahan
134
gaya hidup seperti ini tak luput dari peranan iklan di media elektronik, para
pemasar perusahaan-perusahaan makanan cepat saji mendesain iklan dengan
konsep yang semenarik mungkin, sebagai contoh: para pemasar menampilkan
artis-artis ternama untuk menarik kosumen, dan dari sisi lay out tempat mereka
menampilkan produknya dalam suasana kelas atas, seperti: tempat yang mewah,
nyaman, letak yang strategis (di mall atau pusat perbelanjaan letak strategis
terletak di dekat escalator atau di dekat pintu masuk atau keluar ) harapan
pemasar adalah siapa saja yang datang di tengah suasana yang mewah, duduk di
tempat yang nyaman dan dapat dilihat oleh orang lain akan menampilkan siapa
saja yang datang ke tempat itu terlihat dari kalangan kelas atas.
Perasaan gengsi merupakan bagian gaya hidup remaja saat ini, gengsi yang
begitu besar pada remaja menyebabkan mereka tidak mau ketinggalan trend dan
tidak mau dianggap oleh teman sebayanya menjadi orang yang kuper dan kolot,
pada dasarnya remaja ingin sekali up to date untuk mecoba ha-hal kebarat-baratan
seperti makan-makanan junk food di restoran cepat saji yang harganya dapat
dibilang mahal. Membeli makanan junk food bagi remaja tidak lagi dilihat dari
nilai kesehatan tapi lebih ke simbol atau tanda, nilai tanda dan nilai simbol
tersebut adalah ekspresi gaya remaja seperti prestise, kehormatan, kemewahan
dalam mengkonsumsi makanan junk food.
135
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Pada bagian ini, penulis menguraikan kesimpulan penelitian.
Kesimpulan tersebut akan diuraikan berdasarkan rumusan permasalahan yang
ada. Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perilaku terhadap makanan dan minuman pengunjung plaza ambarrukmo
memiliki tingkat yang tinggi yaitu sebesar 41 responden (41 %), perilaku
terhadap sakit dan penyakit pengunjung plaza ambarrukmo memiliki
tingkat yang tinggi sebesar 43 responden (43 %), perilaku terhadap sistem
pelayanan kesehatan pengunjung plaza ambarrukmo memiliki tingkat
yang rendah sebesar 30 responden (30%), dan perilaku terhadap
lingkungan kesehatan pengunjung plaza ambarrukmo memiliki tingkat
yang tinggi sebesar 30 responden (30%).
2. Tidak ada hubungan secara simultan antara perilaku terhadap makanan dan
minuman, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap
lingkungan kesehatan dan perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
dengan frekuensi pembelian junk food. Dengan demikian, hipotesis
pertama tidak terbukti bahwa perilaku hidup sehat mempunyai hubungan
dengan frekuensi pembelian junk food.
136
3. Secara parsial perilaku hidup sehat memiliki kecenderungan hubungan yang
negatif pada kelompok responden yang mengkonsumsi jenis fried chicken,
fried chicken dan mie instant, fried chicken, mie instant dan hamburger,
dan yang terakhir kelompok reponden yang mengkonsumsi mie instant.
B. Saran
1. Untuk penelitian yang akan datang perlu mengembangkan kembali atribut-
atribut lain yang memiliki hubungan dengan frekuensi pembelian produk
makanan junk food, seperti contohnya: iklan produk makanan junk
food,dan lain-lain
2. Dari penelitian kali ini didapatkan data bahwa pengunjung remaja plaza
ambarrukmo memiliki tingkat perilaku hidup sehat yang tinggi, kecuali
dalam hal perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan pengunjung
remaja plaza ambarrukmo memiliki tingkat yang rendah. Dari data ini
dapat dilihat bahwa remaja di tengah kehidupan instan ini merasa tidak
memiliki tentang kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang dunia
kesehatan.
3. Dari penelitian kali ini didapatkan hasil di kelompok responden yang
mengkonsumsi pizza, dan kelompok responden yang mengkonsumsi fried
chicken, mie instant, hamburger, dan pizza memiliki kecenderungan
hubungan positif ini disebabkan karena sampel responden yang terlalu
kecil sehingga untuk penelitian yang akan datang sampel responden harus
ditambah lagi.
137
C. Keterbatasan
1. Mengingat penelitian ini menggunakan kuesioner, maka penulis menyadari
bahwa penulis tidak dapat melacak atau melihat sejauh mana kejujuran
responden dalam pengisian kuesioner.
2. Faktor kemampuan peneliti dalam hal pengalaman dan kemampuan, karena
peneliti masih dalam tahap belajar dan baru pertama kali mengadakan
penelitian ini, sehingga peneliti tidak dapat mengungkapkan semua fakta
yang ada dalam penelitian ini dengan tepat. Dengan demikian, kesimpulan
yang diambil hanya berlaku terbatas pada perolehan data.
3. Data penelitian ini diambil pada bulan januari 2009 di plaza ambarrukmo,
Jl. Ambarukmo, Yogyakarta, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda, artinya populasi penelitian
tidak mewakili populasi di tempat yang sama pada waktu yang berbeda.
4. Adanya keterbatasan dana, waktu dan tenaga peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Bismoko dkk, J. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: USD.
Engel, James F dan Blacwell, Roger D dan Minard, Paul W (1994). Perilaku Konsumen,
Jilid 1, Edisi 6. Jakarta: Binarupa Aksara.
Engel, James F dan Blacwell, Roger D dan Minard, Paul W (1995). Perilaku Konsumen,
Jilid 2, Edisi 6. Jakarta: Binarupa Aksara.
Kotler, Phillip. (2003). Manajemen pemasaran. Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Indeks.
Kasali, Rhenald (1992). Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Swastha, Basu dan Hani Handoko (1997). Manajemen pemasaran. Yogyakarta: BPFE
Amirullah, M.M (2002). Perilaku Konsumen: Keputusan Pembelian Konsumen.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Umar, Husein. (2002). Riset pemasaran dan perilaku konsumen. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Kuntaraf, Jonathan. (1984). Makanan Sehat. Bandung: Indonesia Publishing House.
Notoatmodjo, Soekidjo (1997). Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan. Yogyakarta:
Liberty.
Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Santracok, Jhon W. (1995). Life-span development: Perkembangan masa hidup. Edisi
Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga
Schiffman, Leon & Leslie Lazar Kanuk. (2004). Perilaku konsumen. Edisi Ketujuh.
Jakarta: PT. Indeks.
Purbayu, Budi dan Ashari (2005). Analisis Statistik Dengan MS.EXCEL dan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset.
Irianto, Kus dan Kusno Waluyo (2007). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : CV.
Yrama Widya.
Wulan, Reni (2008). Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta:
O2
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
“HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN FREKUENSI PEMBELIAN
PRODUK MAKANAN JUNK FOOD”
I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian
A. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Sdr/Sdri dengan memberi tanda
silang (X).
B. Pada item pertanyaan no.1 Anda boleh menuliskan atau boleh tidak menuliskan
nama Anda.
C. Responden adalah Pelanggan makanan junk food.
D. Junk food dalam penelitian kali ini adalah ayam goreng fried chicken dan mie instan
dalam kemasan
1. Nama : .............................................................. ( jika tidak berkeberatan )
2. Jenis Kelamin
a. Pria
b. Wanita
3. Umur : ........ tahun
4. Pendapatan atau uang kiriman : Rp. ............. /bln
5. Makanan junk food yang Anda konsumsi :
a. Ayam goreng fried chicken
b. Mie instan dalam kemasan
c. Hamburger / Hot dog
d. Pizza
e. ...............
II. Frekuensi Pembelian Produk Makanan Junk Food
Petunjuk Pengisian
A. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut Sdr/Sdri dengan memberi tanda silang (X).
Setiap jawaban tidak ada yang dianggap salah, oleh karena itu pilihlah jawaban
yang paling sesuai dengan kondisi Anda pada saat ini.
1.
2. Berapa kali Anda membeli dan makan makanan junk food dalam satu bulan?
a. Kurang dari 2 kali
b. 2 – 3 kali
c. 4 – 5 kali
d. 6 kali
e. Lebih dari 6 kali
3. Berapa rupiah rata – rata Anda keluarkan untuk mengkonsumsi makan
makanan junk food dalam satu minggu? (Bagi Anda sendiri, bukan
kelompok atau rombongan)
a. Kurang dari Rp. 20.000,00
b. Rp. 20.000,00 – Rp. 29.999,00
c. Rp. 30.000,00 – Rp. 39.999,00
d. Rp. 40.000,00 – Rp. 50.000,00
e. Lebih dari Rp. 50.000,00
III. Petunjuk Pengisian
Pilihlah jawaban yang sesuai menurut Sdra/Sdri dengan memberi tanda silang (X).
Setiap jawaban tidak ada yang dianggap salah, oleh karena itu pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan kondisi Anda pada saat ini.
Bagian I : Terhadap Makanan dan Minuman
1. Apakah Anda selalu mengkonsumsi menu makanan 4 sehat 5 sempurna, seperti:
nasi sebagai sumber karbohidrat, ikan sebagai sumber protein, ayam atau daging
sebagai sumber lemak, sayur atau buah - buahan sebagai sumber vitamin dan
susu setiap harinya ?
a. Ya, setiap kali makan pasti mengkonsumsi menu makanan 4 sehat 5
sempurna
b. Ya, dalam satu minggu 8-10 kali mengkonsumsi menu makanan 4 sehat 5
sempurna
c. Ya, dalam satu minggu 5-7 kali mengkonsumsi menu makanan 4 sehat 5
sempurna
d. Ya, dalam satu minggu 2-4 kali mengkonsumsi menu makanan 4 sehat 5
sempurna
e. Kurang dari 2 kali atau tidak pernah mengkonsumsi menu makanan 4 sehat
sempurna
2. Berapa gelas Anda minum air putih setiap harinya?
a. Lebih dari 8 gelas
b. 7 – 8 gelas
c. 5 – 6 gelas
d. 3 – 4 gelas
e. Kurang dari 3 gelas
3. Apakah Anda mengkonsumsi minuman keras?
a. Tidak pernah
b. Ya, sangat jarang
c. Ya, kadang - kadang
d. Ya, sering
e. Ya, sangat sering
4. Apakah Anda merokok? jika ya, berapa rata – rata per bungkus/batang Anda
habiskan setiap harinya?
a. Tidak merokok
b. Kurang dari ½ bungkus
c. ½ - 1 bungkus
d. 1½ - 2 bungkus
e. Lebih dari 2 bungkus
Bagian II : Sakit dan Penyakit
1. Apa tindakan Anda jika terjangkit penyakit?
a. Langsung memeriksakan ke dokter atau puskesmas
b. Minum obat yang dijual bebas (tanpa resep dokter) bila tidak sembuh baru
ke dokter
c. Berkonsultasi terlebih dahulu dengan orang tua, teman, baru ke dokter
d. Menunggu beberapa hari setelah parah baru berkonsultasi ke dokter
e. Tidak berbuat apa – apa
2. Apabila Anda sembuh dari sakit dan dokter menganjurkan untuk mematuhi
segala perintah demi pemulihan kesehatan, apa yang akan Anda lakukan?
a. Sangat patuh akan anjuran dokter
b. Sangat jarang melanggar anjuran dari dokter
c. Jarang melanggar anjuran dari dokter
d. Sering melanggar anjuran dokter
e. Tidak melaksanakan anjuran dokter
3. Menurut Anda, seberapa penting check – up rutin ke dokter?
a. Sangat penting
b. Penting
c. Netral
d. Tidak penting
e. Sangat tidak penting
4. Berapa jam rata – rata Anda istirahat malam ?
a. 7 – 8 jam
b. 6 – 6,9 jam
c. 5 – 5,9 jam
d. 4 – 4,9 jam
e. Kurang dari 4 jam
5. Berapa kali rata – rata dalam 1 minggu Anda meluangkan waktu untuk
olahraga?
a. 4 kali atau lebih
b. 3 kali
c. 2 kali
d. 1 kali
e. Tidak pernah
Bagian ke III : Sistem Pelayanan Kesehatan
1. Apakah Anda mengikuti perkembangan informasi tentang dunia kesehatan?
a. Ya, dengan langganan majalah atau tabloid kesehatan, selalu update
informasi melalui browsing di internet, dan berkonsultasi dengan dokter
b. Ya, melalui konsultasi dokter dan sering membaca koran atau tabloid
c. Ya, dengan membaca buku – buku/tabloid/koran kesehatan tetapi tidak
berlangganan.
d. Hanya membaca sekilas saja yang ada di koran atau tabloid karena tidak ada
rasa kebutuhan akan informasi kesehatan
e. Tidak pernah mengikuti informasi kesehatan
2. Apakah Anda sering mencari informasi tentang fasilitas dan pelayanan terbaik yang
diberikan oleh lembaga kesehatan (rumah sakit, klinik bersama, apotek)?
a. Ya, dengan mencari tahu lewat brosur, bertanya kepada dokter ataupun
kawan, browsing melalui internet dan selalu mencari yang terbaik.
b. Ya, tetapi hanya melalui brosur dan rekomendasi kawan selanjutnya
membandingkan mana yang lebih baik
c. Sering, tetapi hanya mendapat informasi dari satu sumber saja.
d. Jarang
e. Tidak pernah
Bagian ke IV : Lingkungan Kesehatan
1. Sebererapa sering Anda menggunakan air bersih untuk keperluan sehari – hari
(seperti: mencuci, memasak, mandi, dll) ?
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Sangat jarang
e. Tidak pernah
2. Apakah Anda menyediakan tempat sampah di tempat tinggal Anda dan selalu
dibersihkan ketika penuh?
a. Ya, di setiap ruangan dan apabila penuh langsung dibersihkan
b. Ya, tidak di setiap ruangan ada tetapi tersedia tempat sampah lebih dari satu
dan rajin dibersihkan
c. Ya, tempat sampah hanya ada di satu tempat saja, tetapi rajin dibersihkan
apabila sampah sudah penuh
d. Ya, tempat sampah hanya ada di satu tempat saja, tetapi jarang dibersihkan
e. Ya, tempat sampah hanya ada di satu tempat saja, tetapi sangat jarang
dibersihkan
3. Dalam kurun waktu satu minggu berapa kali Anda membersihkan tempat tinggal
(menyapu, mengepel, dll ) ?
a. 6 kali atau lebih
b. 5 kali
c. 4 kali
d. 3 kali
e. 2 kali atau kurang
4. Seberapa sering tempat tinggal Anda terkena sinar matahari dan sirkulasi udara
yang cukup? Semisal dengan: membuka gorden di setiap pagi, membuka jendela
agar ada sirkulasi udara dll.
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Sangat jarang
e. Tidak pernah sama sekali
LAMPIRAN I Identitas Responden
No Resp Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
1 - Wanita 21 800.000 A,B
2 - Pria 21 800.000 A
3 - Wanita 20 1.000.000 A,B,C
4 - Wanita 19 500.000 A,B,C
5 - Wanita 20 300.000 B
6 - Wanita 18 500.000 B
7 - Pria 22 600.000 A
8 - Pria 18 600.000 A,B,C
9 - Pria 20 800.000 A,B
10 - Pria 16 800.000 A
11 - Pria 20 800.000 A,B
12 - Wanita 21 - A,B
13 - Pria 22 500.000 A,B
14 - Pria 23 1.000.000 B
15 - Pria 21 800.000 A,B
16 - Pria 22 600.000 A,B,C,D
17 - Pria 23 600.000 A,B,C
18 - Wanita 21 800.000 A,B
19 - Pria 21 600.000 A
20 - Wanita 22 600.000 A,B
No Resp Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
21 - Wanita 23 600.000 A,B
22 - Pria 22 600.000 B
23 - Wanita 21 900.000 B
24 - Wanita 20 300.000 D
25 - Pria 21 600.000 B
26 - Pria 22 700.000 A,B
27 - Wanita 20 700.000 B
28 - Pria 19 300.000 A,B
29 - Wanita 20 400.000 A,B,C
30 - Wanita 19 400.000 B
31 - Wanita 22 700.000 A
32 - Wanita 21 - A
33 - Pria 22 300.000 A
34 - Wanita 21 400.000 A,B
35 - Pria 23 500.000 A,B
36 - Pria 20 750.000 B
37 - Wanita 21 1.000.000 A
38 - Wanita 21 700.000 B
39 - Wanita 19 1.500.000 A,B
40 - Pria 22 1.000.000 A,B,C
No Resp Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
41 - Pria 21 650.000 A,B
42 - Pria 21 550.000 A
43 - Wanita 19 800.000 A,B,C
44 - Pria 19 650.000 A,B
45 - Pria 22 500.000 A,B
46 - Wanita 20 700.000 A,B
47 - Pria 19 700.000 A,B
48 - Wanita 22 500.000 A,B,C,D
49 - Wanita 23 700.000 B
50 - Wanita 20 500.000 D
51 - Pria 21 500.000 A
52 - Pria 19 500.000 A,B,C
53 - Wanita 18 500.000 A,B
54 - Wanita 20 1.000.000 A,B
55 - Wanita 18 500.000 A,B
56 - Wanita 19 300.000 A
57 - Pria 23 500.000 A,B
58 - Pria 23 500.000 A
59 - Pria 20 650.000 B
60 - Pria 17 200.000 A,B
No Resp Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
61 - Pria 20 800000 A,B,C
62 - Wanita 19 750000 A,B
63 - Wanita 20 750000 A,B,C
64 - Pria 18 400000 A,B
65 - Pria 21 700000 A
66 - Pria 22 400000 A,B
67 - Pria 22 800000 A,B
68 - Pria 23 600000 B
69 - Pria 19 400000 A,B
70 - Wanita 18 200000 B
71 - Pria 19 700000 A,B
72 - Pria 19 250000 B
73 - Pria 21 400000 A,B
74 - Pria 18 1000000 A,B
75 - Pria 20 500000 A
76 - Pria 21 300000 B
77 - Wanita 23 800000 B
78 - Pria 21 300000 B
79 - Wanta 19 500000 A,B
80 - Pria 17 300000 A,B
No Resp Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5
81 - Pria 18 600000 A,B,C
82 - Pria 18 600000 A,B
83 - Pria 22 1000000 A,B,C,D
84 - Pria 23 1500000 A,B,C,D
85 - Pria 18 100000 B
86 - Pria 18 650000 A,B
87 - Pria 18 1000000 A,B,C,D
88 - Wanita 18 700000 A,B
89 - Wanita 18 300000 B
90 - Pria 18 500000 B
91 - Wanita 18 500000 A,B
92 - Pria 21 400000 B
93 - Wanita 19 600000 D
94 - Pria 21 700000 D
95 - Wanita 20 700000 D
96 - Wanita 20 800000 A,B,C,D
97 - Wanita 20 800000 A,B,C,D
98 - Wanita 21 1000000 D
99 - Wanita 19 750000 B
100 - Wanita 21 900000 A,B,C,D
LAMPIRAN II
DATA SKOR FREKUENSI PEMBELIAN PRODUK MAKANAN JUNK FOOD (Y)
No. Resp Pernyataan 1 Pernyataan 2 Total 1 1 5 6 2 1 5 6 3 4 3 7 4 3 5 8 5 4 5 9 6 3 4 7 7 3 3 6 8 4 3 7 9 1 3 4 10 1 1 2 11 3 4 7 12 3 5 8 13 1 3 4 14 1 4 5 15 1 4 5 16 1 3 4 17 1 4 5 18 4 4 8 19 3 3 6 20 2 3 5 21 2 3 5 22 3 5 8 23 1 5 6 24 5 4 9 25 4 5 9 26 3 5 8 27 1 4 5 28 1 3 4
29 4 5 9 30 1 5 6 31 4 5 9 32 4 4 8 33 4 4 8 34 1 5 6 35 1 5 6 36 2 4 6 37 4 4 8 38 5 5 10 39 2 1 3 40 2 4 6 41 4 3 7 42 4 4 8 43 4 5 9 44 1 1 2 45 3 3 6 46 5 1 6 47 4 5 9 48 1 3 4 49 4 5 9 50 1 1 2 51 1 5 9 52 3 5 8 53 4 4 8 54 4 5 9 55 3 1 4 56 4 3 7 57 3 4 7 58 4 4 8 59 1 5 6 60 3 5 8 61 1 3 4 62 1 4 5 63 2 4 6 64 1 3 4 65 3 3 6
66 5 5 10 67 1 4 5 68 1 1 2 69 1 3 4 70 1 4 5 71 1 5 6 72 3 5 8 73 4 5 9 74 1 5 6 75 3 4 7 76 1 5 6 77 4 5 9 78 4 4 8 79 1 3 4 80 3 4 7 81 4 5 9 82 2 4 6 83 1 1 2 84 4 2 6 85 4 5 9 86 1 5 6 87 1 2 3 88 3 5 8 89 1 5 4 90 1 5 4 91 3 5 8 92 2 5 7 93 1 2 3 94 2 3 5 95 1 2 3 96 1 2 3 97 1 3 4 98 4 2 6 99 1 5 6 100 1 2 3
Lampiran III
Data Skor Perilaku Hidup Sehat (X)
Bagian I : Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman
No. Resp Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Total
1 1 3 5 5 14 2 3 2 5 5 15 3 5 5 3 4 17 4 3 2 5 5 15 5 1 3 5 5 14 6 2 4 4 4 14 7 2 3 5 5 15 8 4 4 5 3 16 9 3 3 5 5 16 10 5 5 5 5 20 11 4 4 4 4 16 12 4 4 4 5 17 13 1 2 1 2 6 14 1 2 1 1 5 15 1 5 5 3 14 16 2 1 2 3 8 17 1 1 1 1 4 18 1 3 4 5 13 19 2 3 5 5 15 20 2 2 5 5 14 21 2 2 3 3 10 22 3 4 5 5 17 23 5 5 5 5 20 24 2 4 5 5 16 25 2 3 5 5 15 26 3 2 5 5 15 27 2 2 3 5 12 28 2 5 4 3 14 29 4 4 5 5 18 30 5 4 4 4 17 31 3 2 5 5 15 32 2 5 4 4 15 33 3 5 5 5 18 34 2 4 5 5 16 35 2 2 5 5 14
36 3 1 5 5 14 37 5 4 3 3 15 38 1 2 5 5 13 39 5 5 5 1 16 40 5 5 1 1 12 41 4 3 4 3 14 42 4 4 5 5 18 43 2 3 3 3 11 44 3 2 4 5 14 45 2 4 4 3 13 46 2 4 5 5 16 47 4 4 4 3 15 48 1 1 5 5 12 49 1 4 5 5 15 50 1 5 5 5 16 51 3 4 5 5 17 52 3 5 5 3 16 53 2 4 5 5 16 54 4 3 5 5 17 55 2 4 3 5 14 56 3 5 5 5 18 57 2 3 3 4 12 58 2 3 5 5 15 59 1 1 5 5 12 60 2 5 5 5 17 61 2 5 4 4 15 62 2 4 2 3 11 63 1 1 2 3 7 64 1 2 4 4 11 65 2 4 5 4 15 66 5 5 5 5 20 67 5 5 4 5 19 68 5 5 5 5 20 69 5 5 5 5 20 70 3 2 4 4 13 71 1 5 4 5 15 72 1 1 5 5 12 73 3 4 5 5 17 74 1 2 5 5 13 75 3 4 5 5 17 76 2 5 5 4 16 77 3 2 5 5 15 78 1 3 2 4 10 79 2 3 5 5 15
80 1 3 2 1 7 81 1 1 2 1 5 82 5 5 4 4 18 83 1 5 1 3 10 84 5 3 2 3 13 85 3 4 5 5 17 86 4 3 3 5 15 87 1 3 4 4 12 88 3 5 5 5 18 89 2 5 5 5 17 90 2 1 5 5 13 91 4 3 5 5 17 92 2 1 5 4 12 93 1 2 1 2 6 94 1 1 1 1 4 95 2 4 2 2 10 96 2 3 2 3 10 97 3 2 1 2 8 98 3 3 2 3 11 99 4 3 1 1 9
100 2 3 2 3 10
Bagian II : Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
No. Resp Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Total 1 5 5 3 5 1 19 2 5 3 4 5 3 20 3 3 5 4 3 3 19 4 4 3 4 5 1 17 5 4 3 4 5 3 19 6 3 4 3 4 4 18 7 5 5 5 5 3 23 8 5 5 4 5 4 23 9 3 3 3 5 1 15 10 4 4 4 5 5 22 11 5 4 4 4 3 20 12 5 5 4 4 4 22 13 1 1 1 1 1 5 14 1 1 1 2 1 6 15 4 5 3 5 2 19 16 2 2 1 2 1 8 17 1 1 1 2 1 6 18 4 4 4 4 1 17 19 4 3 4 5 2 18 20 4 3 3 3 3 16 21 4 3 3 4 3 17 22 3 5 3 4 2 17 23 5 5 4 3 2 19 24 4 3 3 5 2 17 25 4 3 3 5 2 17 26 4 3 3 5 2 17 27 4 2 4 5 5 20 28 4 3 5 3 2 17 29 4 4 4 5 3 20 30 3 3 4 4 2 16 31 4 5 3 5 1 18 32 3 2 3 4 5 17 33 4 3 4 4 2 17 34 4 3 5 5 2 19 35 5 5 3 5 1 19 36 5 5 4 3 2 19 37 4 3 4 4 5 20 38 4 2 2 5 1 14 39 4 5 3 2 1 15 40 5 5 5 2 3 20
41 4 3 3 4 1 15 42 4 4 4 5 2 19 43 3 2 2 3 3 13 44 4 3 3 5 5 20 45 4 2 2 4 2 14 46 4 2 5 5 4 20 47 4 4 4 4 2 18 48 3 2 3 3 1 12 49 4 3 3 4 3 17 50 3 2 4 5 1 15 51 3 4 4 4 1 16 52 3 5 4 4 5 21 53 5 5 4 5 2 21 54 3 5 4 4 3 19 55 4 3 3 4 4 20 56 4 5 4 4 2 19 57 3 2 2 3 1 11 58 3 3 3 4 1 14 59 1 5 3 5 1 15 60 4 2 3 3 1 13 61 4 5 4 4 1 18 62 2 2 1 3 1 9 63 1 2 2 4 1 10 64 3 2 2 4 2 13 65 4 5 4 4 3 20 66 5 5 5 5 3 23 67 3 5 5 5 4 22 68 4 4 4 4 5 21 69 2 2 1 3 1 9 70 2 2 1 5 2 12 71 1 2 4 4 2 13 72 5 5 2 4 4 20 73 2 2 4 4 5 17 74 4 2 2 3 1 12 75 4 5 4 3 3 19 76 3 4 3 5 4 19 77 4 2 3 3 1 13 78 5 4 4 4 2 19 79 3 5 4 4 2 18 80 1 2 2 4 2 11 81 2 2 2 3 2 11 82 2 2 1 5 2 12 83 3 2 2 4 2 13 84 4 5 4 4 3 20
85 2 3 3 3 1 12 86 4 4 2 4 2 16 87 3 3 3 4 2 15 88 3 2 3 3 2 13 89 4 2 3 2 1 12 90 4 2 2 2 1 11 91 3 1 3 4 1 12 92 3 3 3 2 2 13 93 1 2 1 3 1 8 94 2 1 1 2 2 8 95 2 2 2 4 1 11 96 2 2 1 4 2 11 97 3 2 1 3 1 10 98 4 3 4 4 1 16 99 4 2 3 4 1 14
100 2 2 1 4 2 11
Bagian III : Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
No. Resp Pernyataan 1 Pernyataan 2 Total 1 2 3 5 2 3 4 7 3 3 3 6 4 2 4 6 5 2 4 6 6 3 3 6 7 5 5 10 8 3 5 8 9 3 4 7 10 3 1 4 11 2 2 4 12 3 5 8 13 1 1 2 14 1 1 2 15 2 4 6 16 1 1 2 17 1 1 2 18 1 4 5 19 2 1 3 20 3 4 7 21 3 4 7 22 3 3 6 23 5 4 9 24 2 2 4 25 2 2 4 26 3 2 5 27 2 2 4 28 2 2 4 29 3 4 7 30 2 2 4 31 3 4 7 32 3 2 5 33 2 3 5 34 3 4 7 35 2 2 4 36 4 4 8 37 1 3 4 38 1 2 3 39 2 4 6 40 5 5 10
41 2 2 4 42 3 4 7 43 2 2 4 44 2 2 4 45 2 1 3 46 3 5 8 47 3 3 6 48 5 5 10 49 2 2 4 50 3 5 8 51 3 4 7 52 3 4 7 53 3 3 6 54 2 4 6 55 3 4 7 56 2 4 6 57 1 2 3 58 2 2 4 59 3 4 7 60 3 4 7 61 5 5 10 62 1 1 2 63 2 3 5 64 1 2 3 65 3 4 7 66 5 5 10 67 5 4 9 68 3 3 6 69 2 1 3 70 1 1 2 71 2 2 4 72 2 1 3 73 3 4 7 74 1 1 2 75 2 4 6 76 3 5 8 77 2 2 5 78 3 2 5 79 3 1 4 80 1 1 2 81 1 1 2 82 3 3 6 83 5 5 10 84 2 3 5
85 2 2 4 86 1 1 2 87 5 5 10 88 2 2 4 89 1 2 3 90 1 1 2 91 2 2 4 92 1 5 6 93 2 2 4 94 1 1 2 95 2 2 4 96 1 2 3 97 1 1 2 98 1 1 2 99 1 2 3
100 1 1 2
Bagian IV : Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
No. Resp Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Total 1 5 5 5 5 20 2 5 4 5 5 19 3 5 5 5 5 20 4 5 5 5 4 19 5 5 4 5 5 19 6 4 4 4 4 16 7 5 3 1 5 14 8 5 5 5 5 20 9 5 4 5 5 19
10 5 3 1 5 14 11 4 3 1 4 12 12 5 1 1 4 11 13 2 1 1 2 6 14 3 1 1 1 6 15 5 3 1 4 13 16 3 1 2 2 8 17 2 1 1 2 6 18 5 3 5 5 18 19 4 3 5 4 16 20 5 5 5 5 20 21 5 5 4 5 19 22 5 4 2 5 16 23 5 4 4 5 18 24 5 3 3 5 16 25 5 3 3 5 16 26 4 4 2 5 15 27 5 3 4 5 17 28 5 3 1 5 14 29 5 3 1 4 13 30 5 3 1 4 13 31 4 4 2 5 15 32 4 4 2 5 15 33 5 4 1 4 14 34 5 4 5 5 19 35 5 3 3 5 16 36 4 2 4 4 14 37 4 1 4 4 13 38 2 2 1 5 10 39 5 3 1 4 13 40 5 3 1 1 10
41 5 3 1 4 13 42 5 4 5 5 19 43 2 4 2 2 10 44 5 4 5 5 19 45 5 3 1 4 13 46 5 4 1 5 15 47 5 4 2 5 16 48 5 5 1 4 15 49 5 5 5 3 18 50 5 5 1 3 14 51 5 5 4 4 18 52 4 3 2 5 14 53 5 5 3 5 18 54 5 5 5 5 20 55 5 3 2 5 15 56 4 4 2 4 14 57 4 3 1 4 12 58 5 4 5 5 19 59 4 4 5 4 17 60 5 3 1 4 13 61 5 1 1 2 9 62 2 1 1 3 7 63 3 3 1 3 10 64 4 2 1 4 11 65 4 4 4 3 15 66 5 5 5 5 25 67 5 2 1 4 12 68 4 5 5 4 18 69 5 2 2 5 14 70 5 1 1 5 12 71 5 5 1 4 15 72 5 3 2 3 13 73 4 5 5 5 19 74 5 3 2 5 15 75 4 3 1 4 12 76 5 5 2 5 17 77 5 4 5 5 19 78 4 4 2 4 14 79 5 5 4 4 18 80 3 3 2 4 12 81 4 1 1 3 9 82 5 3 3 5 16 83 3 5 1 4 13 84 5 5 3 5 18
85 5 4 2 4 15 86 4 4 1 4 13 87 4 5 1 4 14 88 3 3 2 4 12 89 4 3 4 4 15 90 4 4 1 3 12 91 5 1 1 2 9 92 3 2 1 3 9 93 2 1 1 2 6 94 3 1 1 2 7 95 4 2 1 4 11 96 4 3 1 3 11 97 5 3 1 4 13 98 5 3 1 4 13 99 5 2 1 3 11 100 4 3 1 3 10
1. Output Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman (Reliabilitas dan Validitas)
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .765 .766 4
Inter-Item Correlation Matrix makanan1 makanan2 makanan3 makanan4 makanan1 1.000 .532 .312 .330makanan2 .532 1.000 .459 .253makanan3 .312 .459 1.000 .814makanan4 .330 .253 .814 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted makanan1 11.47 9.637 .472 .347 .761 makanan2 10.87 9.982 .519 .450 .733 makanan3 9.97 8.447 .683 .740 .642 makanan4 9.90 9.403 .597 .706 .693
2. Output Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit (Reliabilitas dan Validitas)
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 30 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 30 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.857 5 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted sakit1 13.17 13.523 .863 .776sakit2 13.43 14.875 .617 .843sakit3 13.57 14.530 .806 .796sakit4 12.83 14.902 .640 .836sakit5 14.47 16.395 .474 .876
3. Output Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan (Reliabilitas dan Validitas)
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 30 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 30 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.723 2 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted kesehatan1 2.90 1.817 .591 .(a)kesehatan2 2.40 1.007 .591 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
4. Output Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (Reliabilitas
dan Validitas) Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 30 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 30 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.841 4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted lingkungan1 10.57 13.289 .683 .817lingkungan2 11.80 10.028 .842 .722lingkungan3 12.13 9.154 .586 .889lingkungan4 10.80 11.545 .760 .771
5. Output Frekuensi Pembelian Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %
Valid 30 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 30 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.451 2 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted frekuensi1 3.80 1.200 .296 .(a)frekuensi2 2.37 1.689 .296 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Output Korelasi dan Uji t
Kelompok Responden Yang mengkonsumsi Junk Food Jenis Fried Chicken
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N totpemb 2,71 1,139 14 totmak 16,29 1,684 14 totsakit 18,71 2,335 14 totpelkes 5,86 1,834 14 totlingkes 15,50 2,345 14
Correlations totpemb totmak totsakit totpelkes totlingkes
totpemb 1,000 ,046 ,488 ,200 -,144totmak ,046 1,000 ,159 -,135 -,156totsakit ,488 ,159 1,000 ,403 -,436totpelkes ,200 -,135 ,403 1,000 ,072
Pearson Correlation
totlingkes -,144 -,156 -,436 ,072 1,000totpemb . ,438 ,038 ,247 ,312totmak ,438 . ,293 ,322 ,297totsakit ,038 ,293 . ,077 ,060totpelkes ,247 ,322 ,077 . ,404
Sig. (1-tailed)
totlingkes ,312 ,297 ,060 ,404 .totpemb 14 14 14 14 14totmak 14 14 14 14 14totsakit 14 14 14 14 14totpelkes 14 14 14 14 14
N
totlingkes 14 14 14 14 14
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 totlingkes, totpelkes,
totmak, totsakit(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: totpemb
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,495(a) ,245 -,091 1,189 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 4,129 4 1,032 ,730 ,594(a)
Residual 12,728 9 1,414
1
Total 16,857 13 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit b Dependent Variable: totpemb
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant
) -2,483 5,585 -,444 ,667
totmak -,021 ,204 -,031 -,102 ,921 totsakit ,265 ,183 ,544 1,453 ,180 totpelkes -,019 ,210 -,030 -,088 ,932 totlingkes ,044 ,164 ,090 ,267 ,795
a Dependent Variable: totpemb
Output Korelasi dan Uji t
Kelompok Responden Yang mengkonsumsi Junk Food Jenis Mie Instan
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N totpemb 2,55 1,224 22 totmak 14,23 3,308 22 totsakit 15,86 3,808 22 totpelkes 4,86 2,031 22 totlingkes 14,73 3,397 22
Correlations totpemb totmak totsakit totpelkes totlingkes
totpemb 1,000 ,086 ,201 ,223 ,198totmak ,086 1,000 ,430 ,430 ,637totsakit ,201 ,430 1,000 ,582 ,637totpelkes ,223 ,430 ,582 1,000 ,526
Pearson Correlation
totlingkes ,198 ,637 ,637 ,526 1,000totpemb . ,353 ,185 ,159 ,189totmak ,353 . ,023 ,023 ,001totsakit ,185 ,023 . ,002 ,001totpelkes ,159 ,023 ,002 . ,006
Sig. (1-tailed)
totlingkes ,189 ,001 ,001 ,006 .totpemb 22 22 22 22 22totmak 22 22 22 22 22totsakit 22 22 22 22 22totpelkes 22 22 22 22 22
N
totlingkes 22 22 22 22 22
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 totlingkes, totpelkes,
totmak, totsakit(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: totpemb
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,257(a) ,066 -,153 1,314 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 2,084 4 ,521 ,302 ,873(a)
Residual 29,371 17 1,728
1
Total 31,455 21 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit b Dependent Variable: totpemb
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,543 1,505 1,025 ,320 totmak -,035 ,114 -,096 -,311 ,760 totsakit ,021 ,106 ,065 ,197 ,846 totpelkes ,093 ,181 ,155 ,515 ,613 totlingkes ,049 ,130 ,136 ,377 ,711
a Dependent Variable: totpemb
Output Korelasi dan Uji t
Kelompok Responden Yang Mengkonsumsi Junk Food Jenis Pizza
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N totpemb 2,14 1,345 7 totmak 10,29 4,572 7 totsakit 12,71 3,729 7 totpelkes 3,86 2,035 7 totlingkes 11,14 3,625 7
Correlations totpemb totmak totsakit totpelkes totlingkes
totpemb 1,000 ,507 ,674 -,174 ,644totmak ,507 1,000 ,866 ,632 ,942totsakit ,674 ,866 1,000 ,235 ,953totpelkes -,174 ,632 ,235 1,000 ,365
Pearson Correlation
totlingkes ,644 ,942 ,953 ,365 1,000totpemb . ,123 ,048 ,355 ,059totmak ,123 . ,006 ,064 ,001totsakit ,048 ,006 . ,306 ,000totpelkes ,355 ,064 ,306 . ,211
Sig. (1-tailed)
totlingkes ,059 ,001 ,000 ,211 .totpemb 7 7 7 7 7totmak 7 7 7 7 7totsakit 7 7 7 7 7totpelkes 7 7 7 7 7
N
totlingkes 7 7 7 7 7
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 totlingkes, totpelkes,
totsakit, totmak(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: totpemb
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,829(a) ,688 ,064 1,302 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totsakit, totmak
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 7,468 4 1,867 1,102 ,527(a)
Residual 3,389 2 1,694
1
Total 10,857 6 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totsakit, totmak b Dependent Variable: totpemb Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,737 4,498 ,608 ,605 totmak ,658 ,924 2,236 ,712 ,550 totsakit -,022 ,517 -,061 -,043 ,970 totpelkes -,808 ,772 -1,223 -1,047 ,405 totlingkes -,356 1,035 -,958 -,343 ,764
a Dependent Variable: totpemb
Output Korelasi dan Uji t Kelompok Responden Yang Mengkonsumsi Junk
Food
Jenis Fried Chicken dan Mie Instan
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Totpemb 2,32 1,416 38 Totmak 14,71 3,022 38 Totsakit 16,00 4,120 38 Totpelkes 5,08 2,097 38 Totlingkes 14,92 3,921 38
Correlations totpemb totmak totsakit totpelkes totlingkes
totpemb 1,000 ,079 ,255 ,164 ,107totmak ,079 1,000 ,445 ,554 ,356totsakit ,255 ,445 1,000 ,685 ,581totpelkes ,164 ,554 ,685 1,000 ,537
Pearson Correlation
totlingkes ,107 ,356 ,581 ,537 1,000totpemb . ,319 ,061 ,162 ,262totmak ,319 . ,003 ,000 ,014totsakit ,061 ,003 . ,000 ,000totpelkes ,162 ,000 ,000 . ,000
Sig. (1-tailed)
totlingkes ,262 ,014 ,000 ,000 .totpemb 38 38 38 38 38totmak 38 38 38 38 38totsakit 38 38 38 38 38totpelkes 38 38 38 38 38
N
totlingkes 38 38 38 38 38
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 totlingkes, totpelkes,
totmak, totsakit(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: totpemb
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 5,090 4 1,273 ,608 ,660(a)
Residual 69,120 33 2,095
1
Total 74,211 37 a Predictors: (Constant), totlingkes, totmak, totsakit, totpelkes b Dependent Variable: totpemb
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant
) 1,231 1,408 ,874 ,388
totmak -,019 ,095 -,041 -,200 ,843 totsakit ,102 ,085 ,297 1,203 ,238 totpelkes ,010 ,172 ,015 ,060 ,953 totlingkes -,021 ,077 -,059 -,279 ,782
a Dependent Variable: totpemb
Output Korelasi dan Uji t Kelompok Responden Yang Mengkonsumsi Junk
Food
Jenis Fried Chicken, Mie Instan, dan Hamburger
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N totpemb 2,45 1,572 11 totmak 12,64 4,985 11 totsakit 16,00 5,254 11 totpelkes 5,73 3,003 11 totlingkes 13,55 5,165 11
Correlations totpemb totmak totsakit totpelkes totlingkes
totpemb 1,000 -,270 -,157 -,352 ,077totmak -,270 1,000 ,848 ,687 ,700totsakit -,157 ,848 1,000 ,856 ,501totpelkes -,352 ,687 ,856 1,000 ,165
Pearson Correlation
totlingkes ,077 ,700 ,501 ,165 1,000totpemb . ,211 ,322 ,144 ,411totmak ,211 . ,000 ,010 ,008totsakit ,322 ,000 . ,000 ,058totpelkes ,144 ,010 ,000 . ,314
Sig. (1-tailed)
totlingkes ,411 ,008 ,058 ,314 .totpemb 11 11 11 11 11totmak 11 11 11 11 11totsakit 11 11 11 11 11totpelkes 11 11 11 11 11
N
totlingkes 11 11 11 11 11
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 totlingkes, totpelkes,
totmak, totsakit(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: totpemb
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,574(a) ,329 -,118 1,662 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 8,145 4 2,036 ,737 ,600(a)
Residual 16,582 6 2,764
1
Total 24,727 10 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit b Dependent Variable: totpemb
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,922 1,902 1,011 ,351 totmak -,273 ,263 -,867 -1,040 ,338 totsakit ,291 ,284 ,972 1,025 ,345 totpelkes -,334 ,444 -,638 -,753 ,480 totlingkes ,092 ,191 ,302 ,482 ,647
a Dependent Variable: totpemb
Output Korelasi dan Uji t Kelompok Responden Yang Mengkonsumsi Junk
Food
Jenis Fried Chicken, Mie Instan, Hamburger dan Pizza
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N totpemb 2,25 1,753 8 totmak 10,38 1,847 8 totsakit 12,50 3,665 8 totpelkes 5,50 3,854 8 totlingkes 12,75 3,105 8
Correlations totpemb totmak totsakit totpelkes totlingkes
totpemb 1,000 ,143 ,067 -,042 ,092totmak ,143 1,000 ,855 ,612 ,791totsakit ,067 ,855 1,000 ,415 ,866totpelkes -,042 ,612 ,415 1,000 ,525
Pearson Correlation
totlingkes ,092 ,791 ,866 ,525 1,000totpemb . ,367 ,438 ,460 ,414totmak ,367 . ,003 ,053 ,010totsakit ,438 ,003 . ,154 ,003totpelkes ,460 ,053 ,154 . ,091
Sig. (1-tailed)
totlingkes ,414 ,010 ,003 ,091 .totpemb 8 8 8 8 8totmak 8 8 8 8 8totsakit 8 8 8 8 8totpelkes 8 8 8 8 8
N
totlingkes 8 8 8 8 8
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 totlingkes, totpelkes,
totmak, totsakit(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: totpemb
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,289(a) ,083 -1,139 2,563 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 1,790 4 ,448 ,068 ,987(a)
Residual 19,710 3 6,570
1
Total 21,500 7 a Predictors: (Constant), totlingkes, totpelkes, totmak, totsakit b Dependent Variable: totpemb
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant
) -1,314 7,334 -,179 ,869
totmak ,544 1,207 ,574 ,451 ,682 totsakit -,235 ,693 -,491 -,339 ,757 totpelkes -,140 ,347 -,308 -,404 ,714 totlingkes ,127 ,671 ,226 ,190 ,862
a Dependent Variable: totpemb
Tenant Yang Menempati Plaza Ambarrukmo
A&W Restaurant & Cafe L3 # B4-7
Accent & Mint Fashion L1 # A17
Adidas Shoes & Bags L2 #B.36-37
Advance Health Supplies LG # B6
Ambarrukmo Dekor Home Decor GF # B17
Ambarrukmo Phone Center Cellular Shop LG
Andre Valentino Shoes & Bags L1 #B.42
Aowa Home Appliances LG # B27
Argenta Silver Jewelery L1 #B.51
Arithalia Fashion GF #A.5/6
Artha Mode Fashion L2, B49
ATM Butik BCA ATM GF
ATM Center (BII, Lippo, Mega, Mandiri, Niaga, NISP, Panin, BNI )
ATM LG ATM Center
Audie Fashion L1 # B9
Ayam Goreng Hayam Wuruk Restaurant & Cafe LG # A34 & A37
Baby Snoopy Kids / Toys L1 # B14
Bakar Batu Restaurant & Cafe L3, A11
Bakso Lapangan Tembak Restaurant & Cafe LG #A.2-3
Baskin Robins Bakery & Ice Cream LG # B17
Bata Shoes & Bags GF#A9
Batik Keris Fashion L2 # B38-41
Beauty Box Perfumery LG # B14
Bellagio Shoes & Bags GF #A.31
Belle Jewelry Jewelery GF #A.30
Bluza Fashion L2 # B47-48 & B52-53
Body & Soul Fashion L1 #B.34-37
Body Pack Home Appliances LG # A7
BreadTalk Bakery & Ice Cream GF #A.37
Bubbles Gift Shop LG # B3
Buccheri Shoes & Bags GF # A34-35
Bulletin Music Music & Movie Store L2 # A17
C & F Perfumery Perfumery GF # B 29
Caesar Lounge & Cafe Restaurant & Cafe L3
Cardinal Fashion L2 #B.32-33
Carrefour Hypermarket LG #B.21 - GF #B.9a
Cartoon n Cartoon Kids / Toys L1 # B46-47
Casio Concept Shop Watches L2 # A21
Centro Department Store L1 #B.20 - L2 #B.19a
Century Health Care Drug Store LG # B28
Chandra Gupta Salon Hair & Beauty GF # A13-14
Cheaper-Cheaper Accesories L3 # B45
Chrystalline Perfumery L2 # B57
Cineplex 21 Cinema L3 #B.20
Contempo Fashion L1 #A.4-5
Cool Fashion L3 # B42-43
Country Fiesta Fashion L3 # B37
Crisia Boutique Fashion GF #A.8
Crystal Time Watches LG #B.7
D'Crepes Bakery & Ice Cream LG #B.5
Disc Tarra Music & Movie Store L3 #A.2/3
Doctor Kayama Hair & Beauty L2 # B72
Dunkin' Donuts Bakery & Ice Cream GF #A.21-23
Dust Fashion L1 # B28-29
eCosway Drug Store LG #B.36
Elegance Jewelry Jewelery GF #A.17&20
EMAX (Apple Premium Reseller) Notebook, Gadget & Electronic
L3, B 19
Es Teler 77 Restaurant & Cafe LG #B.32-34
Everbest Shoes & Bags L1,B53 - 55
F & D Counter Culture Fashion L2 # A4-6
Faces Young Style Fashion GF #A.25-26
Factor Fashion L3 # B33
Fancy Chatelain Accesories L2 # B27
Fans Accessories Accesories GF #B.21
Fantasy Kingdom Game Zone LG # A1
Fashion Park Fashion GF #B.28
Felice Jewelry Jewelery GF #B.30-31
Feminine Accesories GF #B.22
Fladeo Shoes & Bags L2 #B.20-21
Formula Land Properties GF # A2-3
Franklin Corner Beverages LG # A15
Gadget Store Notebook, Gadget & Electronic
LG # A26
Game Fantasia Game Zone L3 # B8-16
Giordano Fashion GF #A.3-4
GNC Live Well Drug Store LG # B35
Golf House Hobby Shop L2,A8
Gosh Shoes & Bags GF #A.32
Gramedia Toko Buku Book Store & Stationery L2 #A.14-15-22
Guardian Drug Store GF # B18-20
Guess Accesories GF #B.24-25
Hammer Fashion L1 #A.6-7
Hot Meal Restaurant & Cafe LG #A.35-36
House Of Mangos Handycraft L2 #B.44
Indo Music Music & Movie Store L2 #B.43
Innovation Store Health Supplies L2 # A1
Istana Mie & Es Restaurant & Cafe L3 # B17-18
It's A Store Fashion L2 #B.60-61
Jaco Health Supplies LG,B4
JM Optik Opticals GF #B.1
Jogja Aeromodelling Hobby Shop L2 # B30
Jogja Gift Village Handycraft L1 #B.31-33
Jogja Gift Village Handycraft L1 # B31-33
Johnny Andrean Salon Hair & Beauty LG #B.1-2
Johny Danuarta Salon Hair & Beauty L1 #B.59-60
Kappa Fashion L3 # B39
Kedai Cobek Restaurant & Cafe L3/A7
Kenari Djaja Home Decor GF
Kentucky Fried Chicken Restaurant & Cafe GF #A.27-28
Kidz Station Fashion L2,B4-9
Lamara Fashion GF, A18
Lavender Gift Shop L1 #B.30
Le Monde Kids / Toys L1 # A21
Leaves Bedding Home Decor LG # A8
Lee Copper Fashion L3 # B31-32
Lendis Sport Accesories L2 #B.3
Leova Accesories L1 #B.3
Lingerie Shop Lingerie L1 #B61
Locker Stuff Fashion L2 # A20
Locker's Stuff Fashion L2,A19
Logo Fashion L1 #B.15-18
Lois Fashion L3 # B38
Madato Home Appliances LG # B26
Madonna Accessories Accesories L1 #B.43
Mama Oven Bakery & Ice Cream LG #B.23a
Manhattan Hobby Shop L2 #A.23
Mannequin Fashion L1 #B.48
Mc. Donalds Bakery & Ice Cream LG # B22
Metrostar Computer Notebook, Gadget & Electronic
L2 # A13
Miami Beach Fashion L2 #B.45
Mie Menteng Restaurant & Cafe LG #A.32
Mie Nusantara Restaurant & Cafe L3 #A.15
Mineola Fashion L1 #B.44-45
Minimal Digital Photo Studio L1 # A24
Minimal Fashion L1,A24
Mississippi River Fashion L2 # A18
Mobiland Notebook, Gadget & Electronic
LG # B20
Mode Collection Accesories L1 #B.26
Montana Shoes & Bags GF # B23
Mr. Bakso Restaurant & Cafe LG # B29-30
Mulia Money Changer Money Changer LG # A27
My Secret Garden Accesories L3 # B44/B48-49
Nail Pia Health Care L3 # B2-3
Nakamura Reflexolgy Health Care LG # A33
Namiki Pen & Art Gallery Book Store & Stationery L3 # B1
Natasha Skin Care Hair & Beauty L1 #B.4-6
Natlovers Treasures Handycraft LG #B.13
Naughty Accesories Accesories L2 # B26-28
New Topsy Salon Hair & Beauty L2 #B.1
Nike Shoes & Bags L1, A10-A11
Nokia Sales & Care Center Cellular Shop LG # A12-14
Nopio Gift Shop L1 #A.13
Number 61 Fashion L1 # 18-20
O-Smile Dental Care Hair & Beauty L1 # B7
Ocean Pasific Fashion L3 # B40
Oke Shop Cellular Shop L2 # B2
Omega Plus Home Appliances LG #B.25
Optik International Opticals GF #A.24
Optik Melawai Opticals GF #A.11
Optik Seis Opticals GF #B.8-9
Optik Tunggal Opticals GF #B32
Orchid Flower Home Decor GF # B16
Otani Shoes & Bags GF #B.2-4
Parsley Bakery Bakery & Ice Cream LG #B.8-9,18
Passion Health Care L3, B26-B27
Pastello Resto Restaurant & Cafe L3 #A.16
Peach Boutique Fashion L2 #B.34
Pempek Ny. Kamto Restaurant & Cafe LG #B.23-24
Perfect Health Health Supplies LG #B.15-16
Pesta 42 Fashion L2 #B.46
Pizza Hut Restaurant & Cafe GF #A.33
Planet Surf Fashion L2 #A.9-11
Polo Fashion L2 # A2-3
Polo Ralph Laurent Fashion GF # B.26
Pondok Pujian Music & Movie Store LG # B19
Poshboy Fashion L1 #B.38
Qua-Li Restaurant & Cafe L3 #A.1
Red Bean Restaurant & Cafe L3 #A.12/13
Rose Diamond Jewelery GFl #B.6-7
Rotiboy Bakeshoppe Bakery & Ice Cream LG #B.31
Sampurna Photo Digital Photo Studio L3 # B46
Semar Jewelry Jewelery L1 #A.8-9
Shaga Fitness Health Supplies LG # A4-5
Sim Corner Auto Plaza L1,B24
Simplicity & Graphis Fashion L1, A12
Smart Telecom Cellular Provider LG # A23-25
Solaria Restaurant & Cafe L3 # A17-18
Sony Ericsson Cellular Shop LG # A9-11
Sox Galeri Fashion LG # A6
Sport Station Shoes & Bags L1 # A14
Star Shine Notebook, Gadget & Electronic
LG #B 10-12
Starbox Instant Box Karaoke Box L3 # B50-51
Starbucks Coffee Beverages GF # A1
Stroberi Accesories L1 # B39
Stroberi Castle Accesories L2 # A19
Studio One Music & Movie Store L1 # A23
Sweet Home Home Decor GF # A14
Taman Sari Food Court Restaurant & Cafe L3
Texas Fried Chicken Restaurant & Cafe L1 #A.1-3
The Executive Fashion GFl #B.5
Three Star Home Decor GF # A29
Tiara Keyonee Perfumery L1 # B25
Timezone Game Zone L1 #A.22
Torabistro Restaurant & Cafe L3 #B.28-30
Turindo Tour & Travel Properties L2, B31
Up 2 Date Fashion GF # B15
UP 9 Fashion L2 #B.58-59
Update Concept Fashion L2 # A7
Update men's boutique Fashion L3 # B47
Valesya Leather Fashion GFl #B.27
Vicari Shoes & Bags GFl #A.10
Vintage Boutique Fashion L1 #B.58
Watch Club Watches GFl #A.7
XL Center Cellular Provider L2 # A12
Yaya Fashion Fashion L2 # B22
Yessie Fashion L2 # B42
Zee U Shoes & Bags L2 # B73-74
Dazzling Fashion Lantai/Unit
Accesories
Cheaper-Cheaper L3 # B45
Fancy Chatelain L2 # B27
Fans Accessories GF #B.21
Feminine GF #B.22
Guess GF #B.24-25
Lendis Sport L2 #B.3
Leova L1 #B.3
Madonna Accessories L1 #B.43
Mode Collection L1 #B.26
My Secret Garden L3 # B44/B48-49
Naughty Accesories L2 # B26-28
Stroberi L1 # B39
Stroberi Castle L2 # A19
Jewelery
Argenta Silver L1 #B.51
Belle Jewelry GF #A.30
Elegance Jewelry GF #A.17&20
Felice Jewelry GF #B.30-31
Rose Diamond GFl #B.6-7
Semar Jewelry L1 #A.8-9
Fashion
Accent & Mint L1 # A17
Arithalia GF #A.5/6
Artha Mode L2, B49
Audie L1 # B9
Batik Keris L2 # B38-41
Bluza L2 # B47-48 & B52-53
Body & Soul L1 #B.34-37
Cardinal L2 #B.32-33
Contempo L1 #A.4-5
Cool L3 # B42-43
Country Fiesta L3 # B37
Crisia Boutique GF #A.8
Dust L1 # B28-29
F & D Counter Culture L2 # A4-6
Faces Young Style GF #A.25-26
Factor L3 # B33
Fashion Park GF #B.28
Giordano GF #A.3-4
Hammer L1 #A.6-7
It's A Store L2 #B.60-61
Kappa L3 # B39
Kidz Station L2,B4-9
Lamara GF, A18
Lee Copper L3 # B31-32
Locker Stuff L2 # A20
Locker's Stuff L2,A19
Logo L1 #B.15-18
Lois L3 # B38
Mannequin L1 #B.48
Miami Beach L2 #B.45
Mineola L1 #B.44-45
Minimal L1,A24
Mississippi River L2 # A18
Number 61 L1 # 18-20
Ocean Pasific L3 # B40
Peach Boutique L2 #B.34
Pesta 42 L2 #B.46
Planet Surf L2 #A.9-11
Polo L2 # A2-3
Polo Ralph Laurent GF # B.26
Poshboy L1 #B.38
Simplicity & Graphis L1, A12
Sox Galeri LG # A6
The Executive GFl #B.5
Up 2 Date GF # B15
UP 9 L2 #B.58-59
Update Concept L2 # A7
Update men's boutique L3 # B47
Valesya Leather GFl #B.27
Vintage Boutique L1 #B.58
Yaya Fashion L2 # B22
Yessie L2 # B42
Lingerie
Lingerie Shop L1 #B61
Perfumery
Beauty Box LG # B14
C & F Perfumery GF # B 29
Chrystalline L2 # B57
Tiara Keyonee L1 # B25
Shoes & Bags
Adidas L2 #B.36-37
Andre Valentino L1 #B.42
Bata GF#A9
Bellagio GF #A.31
Buccheri GF # A34-35
Everbest L1,B53 - 55
Fladeo L2 #B.20-21
Gosh GF #A.32
Montana GF # B23
Nike L1, A10-A11
Otani GF #B.2-4
Sport Station L1 # A14
Vicari GFl #A.10
Zee U L2 # B73-74
Watches
Casio Concept Shop L2 # A21
Crystal Time LG #B.7
Watch Club GFl #A.7
Kids / Toys
Baby Snoopy L1 # B14
Cartoon n Cartoon L1 # B46-47
Le Monde L1 # A21
Festive Entertainment & Gourmet Delight Lantai/Unit
Restaurant & Cafe
A&W L3 # B4-7
Ayam Goreng Hayam Wuruk LG # A34 & A37
Bakar Batu L3, A11
Bakso Lapangan Tembak LG #A.2-3
Caesar Lounge & Cafe L3
Es Teler 77 LG #B.32-34
Hot Meal LG #A.35-36
Istana Mie & Es L3 # B17-18
Kedai Cobek L3/A7
Kentucky Fried Chicken GF #A.27-28
Mie Menteng LG #A.32
Mie Nusantara L3 #A.15
Mr. Bakso LG # B29-30
Pastello Resto L3 #A.16
Pempek Ny. Kamto LG #B.23-24
Pizza Hut GF #A.33
Qua-Li L3 #A.1
Red Bean L3 #A.12/13
Solaria L3 # A17-18
Taman Sari Food Court L3
Texas Fried Chicken L1 #A.1-3
Torabistro L3 #B.28-30
Bakery & Ice Cream
Baskin Robins LG # B17
BreadTalk GF #A.37
D'Crepes LG #B.5
Dunkin' Donuts GF #A.21-23
Mama Oven LG #B.23a
Mc. Donalds LG # B22
Parsley Bakery LG #B.8-9,18
Rotiboy Bakeshoppe LG #B.31
Karaoke Box
Starbox Instant Box L3 # B50-51
Music & Movie Store
Bulletin Music L2 # A17
Disc Tarra L3 #A.2/3
Indo Music L2 #B.43
Pondok Pujian LG # B19
Studio One L1 # A23
Cinema
Cineplex 21 L3 #B.20
Beverages
Franklin Corner LG # A15
Starbucks Coffee GF # A1
Game Zone
Fantasy Kingdom LG # A1
Game Fantasia L3 # B8-16
Timezone L1 #A.22
Inspiring Modern Living Comfort Lantai/Unit
Notebook, Gadget & Electronic
EMAX (Apple Premium Reseller) L3, B 19
Gadget Store LG # A26
Metrostar Computer L2 # A13
Mobiland LG # B20
Star Shine LG #B 10-12
Cellular Provider
Smart Telecom LG # A23-25
XL Center L2 # A12
Digital Photo Studio
Minimal L1 # A24
Sampurna Photo L3 # B46
Home Appliances
Aowa LG # B27
Body Pack LG # A7
Madato LG # B26
Omega Plus LG #B.25
Home Decor
Ambarrukmo Dekor GF # B17
Kenari Djaja GF
Leaves Bedding LG # A8
Orchid Flower GF # B16
Sweet Home GF # A14
Three Star GF # A29
Department Store
Centro L1 #B.20 - L2 #B.19a
Cellular Shop
Ambarrukmo Phone Center LG
Nokia Sales & Care Center LG # A12-14
Oke Shop L2 # B2
Sony Ericsson LG # A9-11
Hypermarket
Carrefour LG #B.21 - GF #B.9a
Gift Shop
Bubbles LG # B3
Lavender L1 #B.30
Nopio L1 #A.13
Handycraft
House Of Mangos L2 #B.44
Jogja Gift Village L1 #B.31-33
Jogja Gift Village L1 # B31-33
Natlovers Treasures LG #B.13
Enchanting Beauty Lantai/Unit
Hair & Beauty
Chandra Gupta Salon GF # A13-14
Doctor Kayama L2 # B72
Johnny Andrean Salon LG #B.1-2
Johny Danuarta Salon L1 #B.59-60
Natasha Skin Care L1 #B.4-6
New Topsy Salon L2 #B.1
O-Smile Dental Care L1 # B7
Drug Store
Century Health Care LG # B28
eCosway LG #B.36
GNC Live Well LG # B35
Guardian GF # B18-20
Health Supplies
Advance LG # B6
Innovation Store L2 # A1
Jaco LG,B4
Perfect Health LG #B.15-16
Shaga Fitness LG # A4-5
Opticals
JM Optik GF #B.1
Optik International GF #A.24
Optik Melawai GF #A.11
Optik Seis GF #B.8-9
Optik Tunggal GF #B32
Health Care
Nail Pia L3 # B2-3
Nakamura Reflexolgy LG # A33
Passion L3, B26-B27
Etcetera Lantai/Unit
ATM
ATM Butik BCA GF
ATM Center (BII, Lippo, Mega, Mandiri, Niaga, NISP, Panin, BNI )
LG ATM Center
Book Store & Stationery
Gramedia Toko Buku L2 #A.14-15-22
Namiki Pen & Art Gallery L3 # B1
Properties
Formula Land GF # A2-3
Turindo Tour & Travel L2, B31
Auto Plaza
Sim Corner L1,B24
Money Changer
Mulia Money Changer LG # A27
Hobby Shop
Golf House L2,A8
Jogja Aeromodelling L2 # B30
Manhattan L2 #A.23
Gourmet Delights Lantai/Unit
Energizing Health Lantai/Unit
Festive Entertainment & Gourmet Delight Lantai/Unit