EXPEDISIM E M B A N G U N B U D A Y A K R I T I S
EDIS I V DESEMBER 2014
CAP + TTD = Rp2.000Legalisir Dokumen Kelulusan Berbayar
Pimpinan Proyek Arfrian Rahmanta | Sekretaris Mariyatul Kibtiyah | Bendahara Eny Yuly D. | Redaktur Pelaksana Triana Yuniasari | Redaktur Anggun Mita T.K., Arfrian Rahmanta, Mariyatul Kibtiyah, Milda Ulya R., Muhammad Aziz D., Prima Abadi S, Rohmana Sulik Reporter Aziz, Imam, Kibti, Triana | Redaktur Foto Imam Ghazali | Artistik Prima Abadi S, Rohmana Sulik, Ubaidillah Fatawi | Produksi Muhammad Fahrur S. | Iklan Muhammad Aziz D., Winna Wijayanti | Tim Polling Anggun Mita T.K., Hafid Mutaki, Mayta Cahyani | Sirkulasi Abdy Bani Y. | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email [email protected] | Web ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini, dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.
editorial
sempil
2 edisi v | desemBer 2014
surat pemBaca
UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) me mu tus kan lewat Surat Keputusan (SK) Rektor No. 31 Tahun 2013 tentang Pe ru ba han Pe ja bat yang Ber we nang Me le gal isasi Ser ti fi kat Pendidik Pada Ser ti fi kasi Guru Rayon 11 UNY dan Biaya Ad mi nistrasi Lega li sa si Ser ti fi kat Pen di dik Pada Serti fi ka si Guru Rayon 11 Ijazah, Akta Mengajar, dan Transkrip Nilai UNY sebesar Rp2.000 per lembar. Tidak ada nya aliran dana yang trans paran dan so sial isa si yang kurang melalui web site UNY, membuat be be rapa alumni ber pen da pat bahwa ta ri kan da na ter sebut adalah pu ngut an liar.
UNY yang me wa ca na kan on the move to The World Class University di ber ba gai ke sem pat an, te ru ta ma di muka web sitenya, se per ti nya masih harus ber benah dalam segi ke ter buka an informasi. Karena dalam websitenya sendiri jarang di laku kan update in for masi terkait ad minis tra si untuk sivitas aka demik UNY maupun alumni. Le gal isir ijazah misalnya, banyak yang meng eluh kan tentang tidak jelas nya pro se dur, pem bayar an yang mahal, pe layan an yang kurang me muas kan, dan trans pa ran si dana.
Fresh graduate akan banyak membutuh kan le gal isir ijazah dan trans
Legalisir Berbayar dan Kurangnya Informasi
krip nilai, per soal an Rp2.000 yang mahal ini lebih di ra sa kan oleh alumni yang jauh tempat asalnya, apalagi mereka me nya yang kan tidak adanya trans paran si dana. Coba di logi ka saja, jika satu halaman Rp2.000, untuk tahun ini ijazah sendiri ada dua versi, bahasa Indonesia dan Inggris. Artinya satu ijazah bolakbalik milik seorang alumni harus mem bayar sebesar Rp4.000 per lembar. Ratarata fresh graduate tidak hanya mem butuh kan satu hingga lima lembar saja. Itu pun belum legalisir trans krip nilai dan akta meng ajar yang di legal isir lebih dari dua lembar pastinya, semua nya untuk melamar pekerjaan atau melanjutkan ke jenjang S2. Dalam setahun UNY me wi su da kan ribuan alumni dalam empat kali wisuda, mesti banyak dana yang mengalir ke rekening rektorat untuk legalisir tersebut.
Trans pa ran si aliran dana yang melimpah itulah yang di per tanyakan oleh alumni dan calon alumni tentunya. Alangkah bijak sana jika ke je la san dana tersebut di unggah ke web site resmi UNY. Ke ter buka an infor masi me la lui web site resmi harus segera di la ku kan se ca ra in ten sif oleh UNY.
Redaksi
Pantaskah Harga BBM Naik Sekarang?SELASA (18/11), Pre si den Jo ko wi telah meng etuk pa lu akan ke naik an Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp6.500 menjadi Rp8500. Ke siap an pe me rin tah untuk me naik kan harga BBM se ka rang, me nu rut saya masih sangat kurang. Peme rin tah belum mem per timbang kan langkah anti si pa si terhadap dampak dari ke naik an BBM. Harus ada pen jelas an detail dari Jo ko Wi do do kepada masya ra kat tentang alasan nya me naik kan harga BBM meski pun harga BBM dunia se ka ra ng sedang anjlok.
Se be nar nya yang paling terkena dampak ke naik an harga BBM ini a da lah ke las me nengah. Karena kelas menengah tidak men dapat kan ber bagai ma cam Kartu Sakti. Selain itu, hargaharga kebutuh an pokok pasti juga akan naik karena efek do mi no ke naik an harga BBM. Semoga saja UKT tidak ikut naik.
Beni Suwasono Edi Mahasiswa D3-Otomotif FT
Remote Proyektor = Tongkat Lembing SARANA dan pra sa ra na pen di dik an meru pa kan salah satu pe nun jang ke nya manan da lam proses pem be la ja ran. Namun ke nya ma nan pem be la ja ran tidak se penuh nya kami dapatkan di fa kul tas kami, yakni F I K. Hal itu karena pro yek tor yang biasa di gu na kan untuk me nam pil kan ma te ri dalam per ku liah an tidak di lengkapi dengan re mo te. Se hingga setiap kali per ku liah an akan di mulai, kami harus me nya la kan pro yek tor dengan tongkat lembing.
Cara me nya la kan pro yek tor dengan tongkat lembing ini me nyu sah kan ma hasis wa. Itu pun mending kalau di setiap kelas terdapat tongkat lembing, ma salah nya adalah ter ka dang kami harus
ber ke li ling ke kelaskelas untuk mencari pin ja man tongkat lembing agar pro yektor nya bisa di nya la kan. Saya sebagai ma ha sis wa F I K ber ha rap di se dia kan re mo te di setiap kelas untuk me nyala kan dan me ma ti kan pro yek tor agar kami tidak ke su sa han ketika hendak meng gu na kan pro yek tor.
Wandi PrasetyoMahasiswa PKO FIK 2013
Perpustakaan FBS Tidak LengkapPERPUSTAKAAN yang se ha rus nya menjadi tempat per tama untuk ma hasis wa mencari re feren si buku se pe rtinya tidak di ra sa kan oleh ma ha sis wa di Fa kul tas Ba ha sa dan Se ni (FBS) UNY. Hal ini karena di per pus ta ka an FBS tidak ter dapat bukubuku tentang ma te ri per ku liah an. Per pus ta ka an FBS se perti gu dang pe nyim pan an skripsiskripsi yang hanya berisi ma ha siswama ha siswa angkat an atas yang memang me mer lukan skripsiskripsi itu untuk di ja di kan re fe ren si.
Lantas ba gai ma na dengan ma ha sis wa yang masih men ja lan kan per ku liah an teori? Hanya se di kit buku di per pus taka an FBS yang dapat di gu na kan untuk me nun jang per ku li ah an. Con toh nya, per pus ta ka an FBS tidak me nye dia kan banyak novelnovel lama yang di butuh kan para ma ha sis wa baru ju ru san PBSI. Pa da hal tempat per tama yang mereka datang i ketika mencari buku yang di bu tuh kan pasti per pus ta ka an karena memang belum banyak tempat yang mereka ketahui.
Nuraini Azizah Mahasiswa PBSI FBS 2013
+ Layanan Itu Tugas Tambahan
- Iya, 1 'tambah' 1 jadi Rp 2.000.
3desemBer 2014 | edisi v
sentra
Le gali sir Ber bayar Mem be rat kan Alumni UNY
Ke bi jak an le ga li sir ber ba yar yang ter tulis di dalam Surat Keputusan Rektor Nomor 31
Tahun 2013 tentang Perubahan Pejabat Yang Berwenang Me le gal isasi Sertifikat Pendidik Pada Sertifikasi Guru Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta dan Biaya Ad mi nis tra si Le gal isasi Ser tifi kat Pendidik Pada Ser ti fi ka si Guru Rayon 11, Ijazah, Akta Mengajar, dan Transkip Nilai Universitas Negeri Yogyakarta, menurut alumni UNY dirasa mem berat kan. Di tam bah pula dengan tidak adanya so sial isasi terkait aliran dana ini. “Duh, kurang tahu, tetapi mungkin komersialisasi pendidikan,” ungkap Sitoresmi Dyah Santika, alumni Pendidikan Sejarah 2010.
Ketika ditanya terkit per timbangan adanya le gal isir berbayar ini, Dr. Moh. Alip, M.A. selaku WR II UNY mengatakan bahwa per timbang an mene tap kan tarif Rp2.000 per halaman ini adalah karena layanan legalisir me ru pa kan tugas tambah an bagi staf kemahasiswaan. “Legalisir ijazah ditarik biaya Rp2.000 per timbang an nya secara sederhana adalah layanan itu merupakan tugas tambahan, bukan tugas utama bagian staf ke mahasiswa an karena ma hasiswa sudah lulus kuliah.” Menurut Alip, tugas tambahan berarti bahwa untuk mem per oleh layanan pasti perlu biaya, karena sudah lulus jadi harus membayar. “Tugas utama kita cuma meng antar kan ma ha siswa sampai lulus,” lanjut Alip.
Alip juga menuturkan bahwa keputus an ini sebenarnya bisa menjadi per debat an karena ma ha siswa baru saja lulus kuliah. “Namun ke putus an ini bisa saja di per debat kan karena itu masih di per batas an, artinya ma ha siswa baru saja lulus kuliah.” Sementara itu, Sitoresmi mengatakan bahwa karena ma ha siswa baru saja lulus kuliah itulah per atur an le gal isir ber bayar ini jadi mem berat kan bagi alumni. “Iya ke mahal an, apalagi untuk fresh graduate, kami legal isir banyak untuk men daftar kerja, dulu saya legal isir habis Rp60.000. Tapi ya mau ba gai mana lagi? Per atur an ini sudah menjadi ke bi ja kan kampus.”
Pe ne ta pan tarif Rp2.000 per ha la man untuk le gali sir ijazah, akta mengajar, dan trans krip ni lai di nilai mem be rat kan a lumni.
“Per atur an itu sejak dulu sudah ada, kalau ditanya sejak kapan saya tidak bisa men jawab pasti nya, setahu saya sudah ada sejak dulu. Keputus an in i adalah ke putusan bersama, tidak diambil oleh orang per orang,” ujar Alip ketika ditanya mengenai w a k t u d a n pembuat ke bijakan ini. Se men tara itu, Rohmad Harjanto, S.T. selaku Kasubag Ke maha siswa an yang juga alumni FIP UNY, meng ata kan bahwa SK Rektor dan ber bagai per aturan yang ada di UNY bisa dilihat melalui website kumtala.ac.id. “Kalau ingin melihat SK dan berbagai per atur an di UNY, sudah ter tata rapi pada website kumtala.uny.ac.id, ada semua kok. Lagi pula tidak memakai pass word se hingga langsung bisa melihat nya.”
Legalisir Terlalu MahalSementara itu, sama halnya dengan
Sitoresmi, Muflichah Estiana, alumni Bimbing an Kon se ling 2010, meng atakan bahwa tarif le gal isir tersebut terasa mahal, “Agak ke ma hal an kalau hanya untuk jasa cap dan tanda tangan.” Mucflichah juga me nutur kan bahwa ada pe nambah an tarif legal isir untuk dua muka halaman yaitu menjadi dua kali lipat, “Sekarang bolakbalik harga nya ber tambah menjadi Rp4.000.”
Hal itu diamini oleh Rohmad Harjanto, S.T., Kepala Sub Bagian Kema ha siswa an dan Alumni. Tarif legal isir dua muka halaman ini mulai di ber laku kan pada Agustus 2014 meng ingat adanya ijazah dan akta mengajar versi
baru. “Ada ijazah baru yang bolakbalik, ijazah ini berlaku mulai Agustus 2014. Yaitu edisi ba ha sa Inggris dan edisi baha sa In do ne sia. Ijazah itu di ter bit kan oleh rek tor at. Tidak hanya ijazah asli tetapi juga akta meng ajar.” Rohmad mengaku tidak menge tahui tentang tarif legalisir sebelum nya, “Tarif cap legalisir sebelum nya saya tidak tahu, karena saya baru menjabat Kasubag itu per Ok to ber 2013.”
Terkait so sial isa si dari SK Rektor tentang legalisir ber bayar ini memang sudah di so sial isa si kan ke publik UNY itu sendiri. Rohmad Harjanto, S.T. mengatakan bahwa so sial isa si di la kukan dengan me nempel in for masi terkait per atur an ter sebut di loket pem bayar an. “Kalau sosial isa si, sudah saya tempel di depan loket pem bayar an. Saya juga men cantum kan per atur an nya, SK nomor berapa dan tentang apa agar jelas. Kalau ada yang masih ber pendapat ini pungli, ya silakan, ini era de mo krasi, yang terpenting legalisir ber bayar ini benarbenar ada per atur an nya, yaitu SK Rektor.”
Doc.
Expe
disi
Wakil Rektor II UNY Dr. Moh. Alip, M.A.
sentra
4 edisi v | desemBer 2014
Kurangnya Transparansi DanaSe men tara itu, Drs. Joko Insan
Kamil selaku Kabag Ke maha siswa an FBS me mi li ki pen dapat lain tentang hal ini, menurut nya tarif Rp2.000 tersebut murah. “Lagi pula hanya sedikit, yaitu Rp2.000. Itu pun cuma setahun sekali di perlu kan ijazah yang legalisir. Aturan dari pihak instansi memang seperti itu,” tutur Joko.
Saat di wawan cara i mengenai trans paran si dana, Drs. Joko Insan Kamil mengatakan bahwa dana dari legalisir ini langsung di setor kan ke rektorat dan tidak di kelola oleh fa kul tas. “Dana langsung ke UNY, tidak di kelola oleh fa kul tas. Pegawai lain, arti nya kalau pegawai yang membayar Negara, ada SKnya. Dalam hal ini, dana legalisir langsung disetor ke sana (rektorat), karena ada hubungannya dengan alumni. Kalau pegawai dari jabatan sudah diatur pemerintah, jadi tidak ada hubungannya disini.”
Hal tersebut diamini oleh Sudimin, S.Pd., Kepala Sub Bagian Keuangan dan Akuntansi FBS, bahwa dana legalisir berbayar langsung di setor kan ke Re kening Ben da ha ra UNY, “Mak simal setiap satu bulan sekali pihak fa kul tas harus me nyetor kan uang seperti ini (legalisir ber bayar, red.) ke Rekening Bendahara
UNY. Itu kan Re ke ning Rek tor at, jadi resmi juga. Kalau tentang peng elo laan, memang di sana sudah ada yang mengatur.”
Ketika di sing gung mengenai aliran dana ke fa kul tas untuk dana o pe ra sio nal, Sudimin mengaku tidak mengetahui
nya secara pasti. “Kalau dana itu akan mengalir ke fakultas lagi untuk dana operasional
fakultas, saya belum tahu pasti. Legalisir bukan hanya untuk itu, karena belum tahu persis rincian dana legalisir itu untuk apa.”
Tetapi menurut nya, ada ke mungkinan dana tersebut di per guna kan untuk mem biaya i kegiatan maha siswa. “Tapi dana legalisir ke mungkin an memang bisa untuk me nambah i dana kegiatan mahasiswa yang di laksana kan oleh ormawa, ya mengambil dari danadana seperti itu, dan banyak ke giat an ma ha siswa lain nya yang juga mengambil dari dana tersebut,” lanjut Sudimin.
Sudimin mengatakan bahwa dana tersebut akan di alir kan sebesar 85% untuk masingmasing fakultas, sedangkan sebesar 15% di ke lo la oleh universitas. “Jadi dari rekening rektorat nanti dilapor kan saat akhir tahun,
"Namun ke putus an ini bisa saja di per debat kan karena itu masih
di per batas an, artinya ma hasiswa baru saja lulus kuliah.”
misalnya dana legalisir di FBS adalah sekian, setelah itu ada ada pem bagian jatah. 85% untuk fakultas dan 15% untuk universitas, karena alumni adalah mahasiswa universitas juga, bukan hanya alumni fakultas.”
Seorang Staf Ikatan Alumni (IKA) saat di wa wan ca rai di kantor sekre ta riat IKA UNY mengatakan bahwa IKA tidak terkait dengan peraturan legalisir berbayar. “Kalau legalisir ber bayar seperti itu tidak ada hubungan nya dengan IKA,” kata seorang staf IKA yang tidak mau disebut kan namanya. Ia menambah kan bahwa IKA sendiri belum ber hubung an dengan fakultas mengenai legalisir ijazah, akta mengajar, dan transkrip nilai. “IKA juga tidak meng infor masi kan legalisir berbayar, karena itu adalah urusan bagian Ke ma ha sis wa an dan Alumni. Sedang kan IKA sendiri hanya memberi pe layan an kartu, kegiatan seminar, dan dies natalis UNY,” ungkapnya. Menurut nya, legalisir ber bayar adalah ke wenang an fakultas. “IKA kegiatan nya hanya itu saja. Kalau meng infor masi kan legalisir ber bayar adalah we we nang fakultas yang di ketahu i Rektor.”
Sama halnya dengan Sitoresmi sebagai alumni, Muflichah pun tidak menge tahu i aliran dana dari legalisir berbayar ini.“Saya tidak tahu ke mana uang nya, mungkin untuk admin dan orangorang yang membantu. Atau untuk membeli keperluan yang ada hubungan nya dengan legalisir ijazah, akta mengajar, dan transkrip nilai ini.”
Se lanjut nya, Sitoresmi berharap ada pe nurun an tarif legalisir. “Kalau misal gratis tidak me mungkin kan, ya mem bayar tidak apaapa tetapi jangan Rp2.000, lebih murah lah. Kalau hanya legalisir satu lembar atau dua lembar sih tidak memberat kan, tetapi kalau ber lembarlembar kan kasihan. Apalagi alumni yang asalnya dari jauh, sudah menge luar kan uang trans por tasi, uang makan, harus menginap pula, karena biasa nya harus menunggu selama satu atau dua hari. Lagipula hanya cap dan tanda tangan.”
Prima Abadi SulistyoArfrian, Kibti, Triana
Doc. Istimewa
polling
5desemBer 2014 | edisi v
Legalisir Berbayar Memberatkan Alumni
Legalisir ber kasber kas alumni se perti ijazah, akta meng ajar, dan trans krip nilai me ru pa kan
ke butuh an bagi setiap alumni, salah satu fungsi nya ialah untuk ke perlu an dalam dunia kerja. Untuk men dapat kan legalisir tersebut, di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), para alumni harus mem bayar sebesar Rp2.000 per halaman, artinya, alumni harus mem bayar Rp4.000 jika me legalisir satu lembar berkas yang terdiri dari dua halaman. Per atur an ini ber dasar kan Surat Keputusan (SK) Rektor Nomor 31 Tahun 2013 tentang Per ubah an Pe jabat Yang Ber wenang Me legal isasi Sertifikat Pendidik Pada Ser ti fi kasi Guru Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta dan Biaya Ad ministra si Legalisasi Ser ti fi kat Pendidik pada Ser ti fi kasi Guru Rayon 11, Ijazah, Akta Mengajar, dan Trans krip Nilai Universitas Negeri Yogyakarta.
Dr. Moh. Alip, M.A. selaku WR II UNY mengata kan bahwa tugas utama pihak universitas adalah meng antar kan mahasiswa nya hingga lulus. Sehingga layanan legalisir berkas alumni tersebut dianggap sebagai tugas tambahan. Akan tetapi, pe ratur an ter sebut juga di terap kan kepada alumni yang fresh graduate, sehingga me nimbul kan per debat an. Karena bagi mereka yang baru saja lulus, layanan ter sebut dianggap masih me rupa kan tugas dari pihak universitas.
Harga Rp2.000 per halaman dinilai ter lalu ma hal. A pa lagi bagi alumni yang datang dari daerah yang jauh, mereka harus mengeluar kan uang untuk transpor tasi, untuk ke perlu an ma kan, dll. Salah satu nya ialah Sitoresmi Dyah Santika, alumni Pen didik an Sejarah 2010. Ia berpendapat jika memang layanan legalisir tersebut tidak mungkin digratiskan, setidaknya diturunkan harga legalisir per halamannya.
Ditambah dengan per soal an mengenai aliran dana. Drs. Joko Insan Kamil selaku Kabag Ke ma ha sis wa an FBS mengata kan bahwa uang hasil pem bayaran legalisir tersebut langsung di setor ke rek to rat, tidak di ke lola oleh fakultas, karena ada hubungan nya dengan ke giatan alumni. Akan tetapi salah seorang staf Ikatan Alumni UNY (IKA UNY)
mengaku bahwa IKA tidak terkait dengan per atur an legalisir ber bayar dan tidak mempunyai ke giat an yang ber hubung an dengan per atur an tersebut.
Untuk menge tahu i tanggap an dan respon dari maha siswa mengenai legalisir ber bayar ini, maka tim EXPEDISI melakukan polling terhadap respon den dari maha siswa seluruh fakultas di UNY. Me to de peng ambil an sampel yang di gunakan adalah me to de accidental, yaitu membagi kan angket secara lang sung kepada res pon den. Tek nik peng umpulan data yang di guna kan adalah dengan meng guna kan angket dengan masingmasing tiga per tanya an dan enam pernyata an. Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, dengan meng guna kan sampling error 5%. Dari rumus tersebut di per oleh sebesar 394 sampel yang me wa ki li 26.864 jumlah total ma ha siswa UNY per 4 Desember 2014.
Ber dasar kan angket yang di sebar ter sebut me nunjuk kan hanya 29,7% res pon den yang menge tahu i adanya legalisir ber bayar dan 68,2% lainnya tidak menge tahui, 2,1% respon den tidak men jawab. Mengenai setuju atau tidak dengan adanya peraturan legalisir berbayar, 17,7% respon den saja yang setuju, sedang kan 80,0% responden mengaku tidak setuju dan 2,3% responden tidak menjawab. Dengan adanya peraturan legalisir ber bayar tersebut, 69,7% responden merasa ke berat an, dan hanya 28,2% yang tidak merasa ke berat an, sedang kan 2,1% respon den tidak men jawab.
Mengenai minim nya so sial isasi pihak biro krat tentang ada nya legalisir ber bayar ini, 5,4% responden saja yang sangat tidak setuju dengan hal itu dan 7,9% responden tidak setuju. Sedang kan 45,9% respon den setuju dengan minimnya so sial isasi legalisir ber bayar, bahkan 37,4% respon den sangat setuju dengan hal tersebut, 3,4% respon den tidak menjawab.
Di tinjau dari segi pe ningkat an pe layan an dengan ada nya legalisir berbayar tersebut, 13,3% responden
menyatakan sangat tidak setuju dan 55,4% responden lainnya menyatakan tidak setuju. Adapun 21,0% responden menyatakan setuju dengan meningkatnya pelayanan dengan adanya legalisir berbayar, dan 4,6% responden sangat setuju.
Terkait dengan kurangnya transparansi pihak biro krasi mengenai aliran dana dari peraturan legalisir berbayar ini, hanya 5,9% responden yang sangat tidak setuju dengan hal itu dan 10,0% responden tidak setuju. Sedangkan 50,0% reponden menyatakan setuju bahwa pihak birokrasi kurang transparan dengan aliran dana legalisir berbayar, bahkan 29,2% responden sangat setuju.
Tim Polling
Aliran Dana Legalisir tidak transparan
Adanya Aturan Legalisir Berbayar Sulik| Expedisi
Sulik| Expedisi
persepsi
6 edisi v | desemBer 2014
Pa da mu sim panas tiga tahun silam di Bandara Vilnius, Lithuania, telepon genggam penulis tertinggal
di bus dari kota menuju bandara. Peris ti wa itu terjadi pada Sabtu pagi. Di se panjang per jalan an pulang, penulis sudah me ne ri ma bahwa te le pon genggam itu memang sudah tidak bisa bersama empunya. Senin siang, se buah kabar tak ter duga ter kirim melalui sebuah surat elek tronik yang mem be ri tahu kan bahwa te le pon genggam pe nulis sudah di temu kan. Tidak hanya di temu kan, namun si pengirim surat elektronik tersebut ber niat akan se ge ra mengirim me lalui pos. Te le pon genggam ter sebut akhir nya sampai lagi ke tangan penulis dan masih di guna kan dan di rawat dengan baik.
Se ke lumit ce ri ta yang menurut hemat penulis ber makna tidak hanya se ca ra teoretis tentang hubung an inter net dengan re la si sosial, namun juga se cara etis ten tang bagai mana seharus nya inter net di gu na kan. Dari perspektif teore tis, ada dua pandang an yang ber seberang an dalam me lihat hubung an tersebut. Per tama, internet ber po tensi membuat re la si so si al dan ke percaya an antar ma nu sia mem buruk karenanya, orang cenderung mengganti kan ke hidup an sosial nya cukup dengan inter net. Kedua, inter net dapat membantu tercipta nya re la si so si al dan ke per caya an yang baik, te ru ta ma dengan se ma kin ber kembang nya media so si al yang di se dia kan oleh inter net.
Anek dot di atas me ru pa kan sa lah satu ben tuk nyata per spektif kedua, bah wa inter net dapat mem bantu meningkatnya ke percaya an dan re la si antar manu sia. Secara etis, hal ini sesuai dengan semangat bagai mana seharus nya internet
Krisis Etika Dunia Maya: Sebuah Krisis Kepercayaan
di guna kan. Namun, kondisi yang sangat ber beda dapat kita jumpai saat melihat angka dan data yang menunjuk kan betapa inter net ber dampak buruk bagi ke hidup an ma nu sia, mu lai dari penipuan, tindak an a mo ral, hingga tindak an pi da na. Sampai titik ini, pe nulis perlu meng ungkap kan sebuah per tanya an: apakah inter net yang ber dampak pada krisis so si al atau krisis so si al yang mem bentuk aktivitas dalam du nia ma ya se makin mem buruk?
Pe nulis cen deru ng meng ajukan tesis yang kedua bahwa krisis so si al yang ber peran pada ke hi du pan dunia ma ya. Menurut he mat pe nulis, du nia ma ya me ru pa kan cer min nya ta dan sem pur na bahwa ma sya ra kat ki ta sedang mengalami kri sis so si al. Ke ti ka ada murid yang di keluar kan dari se ko lah karena meng kri tik gu ru nya me la lui Face book atau ke ti ka se orang karya wan di tun tut se ca ra hu kum oleh pi hak per usaha an yang di kritik me la lui Face book. Internet menangkap ke jadi an ini dengan sempurna, bahwa ke percaya an sudah
ter gerus da lam ma sya ra kat. Sis wa tidak percaya kepada guru nya, karya wan tidak percaya pada atasan nya, seorang sudah tidak percaya pada teman nya.
Maka ketika menilik etika dunia ma ya, sesungguh nya ada satu hal yang men dasar, yang harus di li hat dengan saksama: etika yang ter bangun di dunia ma ya a dalah cer min dari realitas so si al yang ada. Untuk mem bangun dan mengembang kan etika du nia ma ya, diperlu kan se buah ke sungguh an untuk
mengembang kan etika di du nia nyata. Karena se ca ra alami, manusia memang harus be re lasi secara lang sung dan ber tatap mu ka, ma ka rela si di du nia ma ya yang ka rutma rut perlu diatasi dengan pro ses perbaik an alami. Seperti hal nya kasus Flo rence di Yogya kar ta, yang berakhir pada penyelesaian tatap mu ka tra di si onal dengan Sri Sultan yang se demi kian rupa se hingga ma sya ra kat Yogya kar ta memaafkan Flo rence. Dengan demi kian, akan terbangun komuni tas yang mampu ber hubung an dengan tingkat kepercaya an yang tinggi, dapat meng hargai apa yang men jadi hak orang lain.
Ter bangun nya kepercaya an ini lah yang akan mem buat ter cipta nya re la si da lam du nia ma ya se makin se hat dan ber etika. Su dah saatnya du nia ma ya, ter utama di In do ne sia, di bentuk atas da sar peng harga an yang tinggi dan ke percaya an ke pada orang lain.
Adi Cilik Pierewan, M.Si. Dosen Pendidikan Sosiologi UNY
Doc. Istimewa
persepsi
inFo Kampus
7desemBer 2014 | edisi v
JADWAL tahapan Pemilwa KM UNY 2014 mengalami perubahan, hal ini disampaikan oleh KPU KM UNY 2014 pada sosialisasi Pemilwa KM UNY 2014 di Aula SC Lantai 3 pada Selasa (25/11). “Sebenarnya dari WR III menginginkan tanggal 10 Desember 2014 sudah ada pemungutan suara, namun karena belum meratanya informasi tentang Pemilwa 2014, kami mengundurkan jadwalnya menjadi tanggal 17 Desember 2014,” jelas Kukuh Prasetyo, Ketua KPU KM 2014.
Alasan KPU KM mengundurkan jadwal Pemilwa 2014 yaitu sosialisasi Pemilwa KM 2014 masih kurang masif, belum meratanya informasi terkait Pemilwa KM 2014 di beberapa fakultas, dan belum adanya perwakilan dari beberapa fakultas yang mendaftar sebagai calon anggota DPM KM secara independen.
Arfrian Rahmanta
Jadwal Pemilwa UNY 2014 Berubah
HIMPUN AN Maha siswa Bo ga dan Bu sa na ( Hima Gana ) FT UNY meng helat acara Colour Fun, Minggu (30/11) lalu, se bagai pun cak acara dari se rangkai an acara Gana Festi val 2014. Colour Fun yang ber langsung di ha la man Gedung KPLT ini men dapat an tu sias me yang baik dari ma sya ra kat UNY dan umum. Ter buk ti dari jum lah pem beli ti ket yang me lampau i ba tas kuo ta. “Pen jual an ti ket su dah kami tutup karena, sudah me lampau i jumlah yang di ten tu kan,” ujar Hendra, Ketua Pani tia Gana Festival 2014.
Colour Fun kali ini me nawar kan nuansa yang ber beda dari yang biasa nya ber lari sem ba ri me lem par ser buk warna, kali ini men jadi nuansa pes ta. Walau pun demi kian, konsep ini tidak mengurangi esen si pe lem pa ran ser buk warna.
Milda Ulya R.
Colour Fun di Gana Festival
Mam pu kah Susi Pudjiastuti se ba gai Menteri Kelautan dan Perikanan mem per ba iki
birokrasi dan polemik di bidang maritim se la ma lima tahun men da tang? Lima tahun me ru pa kan waktu yang cukup panjang untuk me ning kat kan sektor kelautan Indonesia. Masih banyak peker ja an rumah yang harus di be na hi oleh Susi jika ingin men cip ta kan wilayah laut sebagai pusat pem bangu nan nasional atau marine base oriented.
Visi poros maritim langsung dicanangkan oleh Jokowi sebagai Presiden Indonesia yang baru. Jokowi ingin merealisasikan agenda kampanyenya mewujudkan tol laut dan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, serta mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Menurut Sekretaris Jendral Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan, Abdul Halim, ada empat kriteria untuk menteri kelautan jika ingin mewujudkan visi poros maritim. Empat kriteria itu antara lain memahami dan sanggup menjalankan mandat UUD 1945, menteri tersebut memiliki rekam jejak yang baik, serta memahami persoalan perempuan nelayan, dan petambak (dilansir dari rimanews.com). Sudahkah Susi
memenuhi empat kriteria tersebut?Problem di kemaritiman Indonesia
sudah sangat kompleks, terabaikannya laut jelas terasa oleh Jokowi yang menyatakan bahwa kegiatan ilegal yang terjadi di wilayah perairan Indonesia mencapai tiga ratus triliun rupiah. Kesejahteraan para nelayan pun belum sepenuhnya diperhatikan. Nelayan dan masyarakat pesisir semakin terpinggirkan dan semakin diperparah dengan bertambahnya populasi penduduk di pesisir, sementara daya dukung sumber daya semakin menciut. Sangat minim tindakan yang dilakukan oleh ketiga Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya untuk melepaskan masyarakat pesisir dari kemiskinan.
Masalah lain adalah impor ikan yang semakin menggila dalam tiga tahun terakhir. Jika sebelumnya hanya mengimpor tepung ikan, salmon, dan beberapa produk perikanan yang tidak dapat diproduksi di Indonesia, sekarang komoditas yang diimpor termasuk produk yang bisa dikelola sendiri seperti kembung, layang, teri, dan tongkol dengan nilai lebih dari dua ratus juta dolar AS per tahun. Padahal potensi produksi perikanan Indonesia terbesar di dunia, 65 juta ton per tahun, dan baru dimanfaatkan 10,5 juta ton.
Tantangan untuk Susi dalam merealisasikan Indonesia menjadi poros
maritim adalah mengubah Indonesia yang masih berparadigma sentralisasi pembangunan darat menuju sentralisasi pembangunan laut. Tantangan ini didukung dengan kenyataan bahwa laut Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang sampai saat ini belum diolah dengan maksimal. Tak heran bila banyak pemerhati maritim yang menyebut sektor kelautan kita ibarat “Raksasa ekonomi yang masih tertidur lelap”.
Susi sebagai tamatan SMP sebenarnya bukanlah orang baru di kemaritiman Indonesia. Ia dapat mengembangkan sektor kelautan dan perikanan dari Pangandaran hingga ke nasional, namun hanya dalam konteks perekonomian dan bukan dalam kepentingan politik. Tak baik meragukan sosok perempuan yang dianggap berkomitmen dalam pengembangan laut dan perikanan di Indonesia ini.
Arfrian Rahmanta
Mencemaskan “Maritim“nya Susi
Repr
o. A
rci
tepi
8 edisi v | desemBer 2014
Malam hari yang dingin dengan mendung me nye li mu ti langit. Bulan ber sem bu nyi di balik
awan hitam dan ke mu di an bu ti ran air hujan mulai jatuh dari langit lalu menjadi deras. Tiga puluh menit kemudian tibatiba ada bunyi nada pesan dari ponsel. Satu pesan singkat dari ponsel yang ber tu lis kan “Mbak maaf banget, tadi pe sa wat nya delay ka re na cuaca buruk”. Se ha ri se be lum nya kami telah ber jan ji untuk ber te mu. Akan tetapi, per te mu an itu tidak jadi ter lak sa na hingga ter ja di ke se pa ka tan untuk ber te mu esok hari.
Pagi yang cerah, pukul 09.00 WIB di Garden Cafe tibatiba ada pesan masuk dengan gaya bahasa dan penulisan pesan singkat anak muda masa kini, “Mbak, ban motor saya terkena paku, se ka rang saya sudah sampai Sanata Dharma, seben tar ya, saya tambal ban dulu. Maaf telat.” Setelah sekitar 30 menit me nunggu dengan di te ma ni teh hangat, mun cullah sosok lakilaki be ram but lurus, wajah kuning langsat, dan postur tubuh tinggi dari arah pintu masuk. Ia berkemeja kotakkotak dan me nge na kan celana jeans dengan tas punggung, meng hampi ri tem pat ku duduk dan mu lai lah perca ka pan.
Lakilaki ini ke la hi ran 12 Oktober 1991. Tahun 2010 lalu ia datang jauhjauh dari Tegal untuk kuliah di UNY, me ngam bil kon sen tra si di ju ru san Pendidikan Luar Biasa (PLB). Kini ia tengah me nem puh se mes ter sem bi lan dan sedang ber ju ang me nye le sai kan skripsinya. Selain sibuk me nye le saikan skripsi, ia juga aktif pada ke giat an luar kampus. Ia be ker ja se ba gai pe ker ja sosial di be be ra pa lembaga se per ti People Like Us (PLU) dan LSM Per kum pu lan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di Yogyakarta. Ia me nga ku pe nyu ka sesa ma jenis atau gay, tetapi tingkah laku nya sama dengan mahasiswa atau lakilaki pada umumnya. Sebut saja ia Pluto (redaktur me ra ha sia kan nama asli na ra sum ber). Pluto adalah anak te rakhir dari 6 bersaudara. Awalnya Pluto tidak me nya da ri jika ia adalah pe nyu ka se sa ma jenis, pada masa kecil pun Pluto hanya me ra sa nyaman ke ti ka bermain
Setiap manusia tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan bisa menyangkut apa pun, termasuk orientasi seksual, yakni dengan adanya kaum homoseksual.
ber sa ma lakilaki. Pluto baru me nya dari kalau dia menyukai se sa ma jenis sejak kelas 2 SD. Terkait hal ini dari ke ra bat ke luar ga nya tidak me nge ta hui, hanya ibunya yang me ra sa cu ri ga kalau Pluto penyu ka se sa ma jenis, itu pun ketika Pluto mem ba wa pa car nya ke rumah saat duduk di bangku kuliah.
Lingkungan Pengaruhi Gay dan Lesbian
Pluto me nga ku sudah sejak lahir ia sudah men ja di ho mosek su al. Ketika pihak Layanan Bimbingan Konseling (LBK) di hu bu ngi terkait konselor yang bisa di ta nyai tentang gay dan lesbian di li hat dari sudut pandang psikologi, tidak ada yang ber kom pe ten atau belum me ma ha mi nya.
Di li hat dari faktor ling ku ngan Nur Endah Januarti, M.A. selaku Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi FIS UNY mem be ri kan ko men tar nya. "Ke ti ka gay atau le sbi itu ada, ki ta ti dak bo leh seka dar men justifikasi benar atau tidak benar, se tu ju atau tidak se tu ju, te ta pi pada kon truk si yang ter ben tuk pada gay atau lesbi, gay adalah identitas. Saya meli hat dulu faktor yang mem bu at me re ka men ja di seorang gay atau lesbi, gay dan lesbi tidak ber da sar ge ne tik, te ta pi pada faktorfaktor ling ku ngan yang ke mu di an ia alami saat so si ali sa si, ka re na se seorang me nga la mi so sia li sa si di ke luar ga dan teman dewasa.”
Menurut Endah, per be da an antara gay dan lesbian dengan kaum heteroseksual ter le tak pada pe ri la ku seksualnya. Hal ter se but bisa di pe ngaru hi oleh ling ku ngan di se ki tar nya. “Tiap orang kan mem pu nyai do ro ngan seksual. Per be da an ter ja di ke ti ka gay dan lesbi ber pe ri la ku seksual. Mungkin terjadi
ka re na pola asuh orang tua, pe ri la kunya ter ha dap ling ku ngan nya dan ketika ia telah me ngi den ti fi ka si pe ra nan nya,” tutur Endah ke ti ka di te mui di Jurusan Pendidikan Sosiologi pada Senin tanggal 1 Desember 2014.
Pluto sen di ri se be nar nya telah be rusa ha untuk men ja di kaum heteroseksual te ta pi hal itu siasia. “Saya sudah pernah men co ba, bahkan setiap bangun pagi se la lu ber pi kir kalau itu (gay, red.) akan masuk ne ra ka, te ta pi hal ter se but tidak bisa ber pe nga ruh, malah tambah depresi,” jelas Pluto. Men de ngar ma sa lah yang di ha da pi Pluto, Endah me nga takan bahwa ling ku ngan so si al sangat mem pe nga ru hi, mungkin lakilaki yang suka dengan lakilaki dia ki bat kan ka rena ia jarang bergaul dengan pe rem pu an. Se dang kan pada pe rem pu an, mungkin ka re na ada trauma dengan lakilaki sehing ga ia tidak me nyu kai lakilaki.
Gay Punya Kehidupan Sosial Normal
Pluto yang mem pu nyai hobi men dengar kan musik, mem ba ca ba ca an filsafat, men ja di pe ker ja sosial, dan men ja di
Balada Kaum Gay/Lesbian
Nur Endah Januarti, Dosen Pendidikan Sosiologi saat ditemui di ruang Dosen
Kibt
i | E
xped
isi
tepi
9desemBer 2014 | edisi v
aktivis adalah satu dari sekitar lima puluh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang me nyu kai se sa ma jenis. Pluto pernah me nga da kan per te muan untuk Lesbian Gay Biseksual Tr a n s g e n d e r (LGBT) di UNY dan ter ben tuk lah grup di Whatsapp (WA) se hing ga yang bisa masuk adalah orangorang yang sudah men ja di anggota grup. ”Dulu pernah me nga dakan himpunan mahasiswa sekitar lima puluh LGBT, biar me re ka be ra ni keluar lalu punya grup di internet dan di WA, bisa masuk lewat orang yang di ke nal,” jelas Pluto.
Se men ta ra itu, tidak semua mahasiswa di UNY me nge tahui ke be ra da an gay dan lesbian. Hal ini ter bukti dari lima mahasiswa yang di ta nya tentang ke be ra da an gay dan lesbian di UNY me nga ku tidak me nge tahui nya. “Belum pernah,” tutur Siti Rahmawati, M a h a s i s w a Pendidikan IPA 2013, yang menga ku belum pernah mende ngar tentang ke be ra da an gay dan lesbian di UNY. Dosen yang pernah me nga jar Pluto pun tidak me nge ta hui nya. “Kalau dosen tidak tahu, ka re na aku kan tidak feminim banget, jadi ya biasa,” tutur Pluto. Hanya saja, teman sekelas Pluto telah me nge ta hui kalau Pluto adalah pe nyu ka se sa ma jenis. “Kalau kelas saya sudah tahu,” terang Pluto dengan santai.
Dalam ke hi du pan seharihari, tingkah laku Pluto sama dengan mahasiswa lainnya. “Kalau ke hi du pan so si al saya normal se per ti orang lain, ngekos di koskosan lakilaki ke mu di an makan bareng, ber can da an bareng, ber ma in bareng dan me non ton film bareng. Ke be tu lan be bera pa orang di kos sudah tahu dan mau me ne ri ma saya bahwa saya menyukai
se sa ma jenis,” tutur Pluto. Tak jarang gun ji ngan, um pa tan,
dan caci maki di lon tar kan oleh temanteman sekelas ke pa da Pluto. “Kalau gun
ji ngan, um pa tan pernah, pernah di bi lang banci, sakit, enggak normal, bahkan di bi lang masuk ne ra ka,” aku
Pluto. Untuk masuk neraka atau tidak, Pluto ber prin sip bahwa yang penting adalah ber bu at baik, ka re na yang me nen tu kan kita masuk neraka atau bukan itu ha nya lah Tuhan. Rasa sakit tentu ada, te ta pi Pluto tidak patah semangat. “Kadang mes ki pun sudah sering tetap ada rasa sakit hati, saya makan di tempat makan me ngena kan kaos merah jambu terus banyak
orang yang ngomongin saya, saya dengar, lalu me re ka ter ta wa kencang,” tutur Pluto. Pluto pernah ber ka ta ke pa da teman nya untuk tidak me li hat nya hanya dari orientasi seksual agar per te ma nan yang sudah lama ter ja lin tidak kandas begitu saja. “Se be nar nya ada orang yang tidak bisa me ne ri ma saya, te ta pi dia masih me no le ran si,” tambah Pluto. Ke tika me li hat kasus ini, Endah me nga ta kan bahwa seorang teman bisa se ba gai fungsi kontrol, misalnya dari kontrol agama atau hukum. “Ketika me re ka ditinggal, me re ka malah akan ber ka ta ‘inilah aku’,” tam bah nya.
Du ku ngan moral ter ha dap kaum gay dan lesbian pun datang dari sesama mahasiswa. “Setiap orang punya hak
Nur Endah Januarti, Dosen Pendidikan Sosiologi saat ditemui di ruang Dosen
yang sama, saya meng har gai, ka re na tak me nu tup ke mung ki nan kalau di kampus lain juga ada, me re ka di sini untuk kuliah, be la jar, dan me ngem bangkan ke mam pu an yang me re ka punya. Lagi pula me re ka tidak mem bu at onar,” ucap Rahma dengan tegas.
Kaum Transgender pun PeduliHari Kamis, tanggal 20 November
2014 lalu, di pe ri nga ti se ba gai Hari Transgender Internasional. Pluto bersa ma kawankawannya dari PKBI mempe ri nga ti hari ter se but dengan bakti sosial (baksos) di se bu ah desa di Bantul. “Kita ada be be ra pa ke giat an di an ta ranya baksos, di situ dia da kan potong rambut gratis, pem ba gi an sembako, cek ke se ha tan gratis, dan pem ba gi an baju
layak pakai,” terang Nikita selaku Ketua Acara.
Ke giat an baksos tersebut sangat ber ke san bagi warga sekitar. Adam selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) se tempat me nga ta kan bahwa ia sangat senang dengan adanya acara ini. Acara ini pun men da pat kan antusiasme ma sya ra kat. “Tujuan cek ke se ha tan gratis ini sangat bagus, yaitu untuk me nge ta hui kesehatan warga se ka rang,” tam bah nya. Adam juga mengim bau masyarakat untuk tidak mem per ma sa lah kan adanya kaum transgender, ka re na se be nar nya kita semua me mi li ki hak yang sama.
Mariyatul KibtiyahImam
“Ketika gay atau lesbi itu ada, kita tidak boleh sekadar
menjustifikasi benar atau tidak benar"
Doc. Istimewa
resensi
10 edisi v | desemBer 2014
Seratus tiga puluh enam hari se belum nya, ‘aku pergi untuk men ca ri ke mung ki nan besar’ me ru pa kan
katakata te ra khir yang di ka ta kan oleh Francois Rabelais se be lum me ning gal. Katakata itulah yang di gu na kan oleh Milles Halter saat orang tuanya me nanya kan alasannya pergi ke Culver Creek, tempat ayahnya me nim ba ilmu se ma sa SMA di Alabama. Miles Halter adalah ti pi kal re ma ja pada umumnya, tanpa ke na ka lan, dengan pe ra ngai yang sedikit ter tu tup, ia suka sekali dengan katakata te ra khir dari orangorang ter ke nal.
Ke hi du pan Milles be ru bah se te lah ia benarbenar pindah ke kamar barunya di asrama Culver Creek. Se be lum nya, Dad telah mem pe ri ngat kan nya me nge nai lara ngan me ro kok dan minum mi nu man keras. Ia ber te mu dengan Chip Martin, teman se ka mar nya yang biasa di pang gil Kolonel kapten dalam ke lom pok nya, juga Alaskan Young, yang seksi, me na wan, dan ten tu nya pintar.
Se be lum me mu lai pe la ja ran nya dalam tahun ajaran baru ini, Kolonel dan Alaska me nga jak Miles “Pudge” untuk me la ku kan ke na ka lan-ke na ka lan yang banyak di la ku kan oleh re ma ja. Mere ka me nga jak Pudge untuk me ro kok, wa lau pun pada akhirnya Pudge tidak suka dengan rokok.
Awal ma sa lah yang membuat para pembaca terjun dalam teka teki yang harus di pe cah kan adalah ka li mat dalam salah satu buku bacaan milik Alaska me nge nai cara ke lu ar dari labirin. Wa laupun dalam buku, se be lum hari terakhir Alaska dan Pudge tidak ter la lu men ca ri ja wa ban ter se but, te ta pi pada akhirnya se te lah hari te ra khir itu Pudge sen di ri
Menjelajahi Labirin Kehidupan
Judul BuKu : looKing For
alasKa (mencari
alasKa)
penulis : John green
penerBit : pt. gramedia
pustaKa utama
tahun terBit : oKtoBer 2014
halaman : 288 halaman
men ca ri cara ke lu ar dari labirin. Lantas apakah labirin itu sebenarnya?
John Green berha sil mem bu at pemba ca terus pe na sa ran dengan harihari yang ia buat. Pembaca tidak akan me ne mu kan se su atu yang spesial pada hari terakhir kecu ali akhirnya orang yang di cin tai Pudge, Alaska Young, menci um nya. Malam itu, Kolonel dan Pudge pergi ke kamar Alaska untuk minumminum guna me ra ya kan malam ke me na ngan ke ja hi lan di gudang pada waktu itu. Saat Pudge sedang asyik mem ba ca salah satu koleksi buku milik Alaska, ia ter kejut ka re na tibatiba Alaska meng ham piri nya dan langsung men cium nya. Se te lah itu, tibatiba Alaska ingat kalau se ha rusnya ia me ne le pon Jake, pacarnya. Se telah se le sai menelepon Jake, tiba tiba Alaska ber ka ta se su atu dan se per ti orang ke bingu ngan, ia me min ta temantemannya untuk mem ban tu nya keluar dari asrama malam itu juga.
Satu hari se su dah nya, Pudge, Kolonel, dan semua siswa Culver Creek tibatiba dikumpulkan di aula oleh Mr. Starnes untuk me ngu mum kan kematian Alaska Young. Hal ter se but mem bu at Pudge dan Kolonel terkejut.
Cerita pada bagian “Sebelum” dan “Sesudah” me mi li ki gam ba ran su asa na yang ber be da. Pada bagian “Sebelum”, suasana cen de rung meng gam bar kan kece ria anke ce ria an para re ma ja. Se dangkan pada bagian “Sesudah”, suasananya lebih di gam bar kan pada pe nye sa lanpenye sa lan Pudge dan Kolonel, juga duka yang me nye li mu ti Culver Creek.
Sa yang nya, novel ini me mi liki plot yang bisa di bi lang acak yang meng
ha rus kan pem ba ca ekstra teliti ketika mem ba ca nya. Kenakalankenakalan remaja yang di sa ji kan dalam cerita ini juga se di kit membuat saya khawatir dengan pem ba ca yang masih remaja. Saya khawatir mereka akan mencoba be be ra pa kejahilankejahilan yang ada di dalam cerita ini. Se per ti ke ba nya kan cerita yang lainnya, akhir dari cerita ini dibuat meng gan tung, yaitu ketika Pudge men ca ri cara keluar dari labirin.
John Green berhasil me nuang kan ideide kreatifnya dalam novel ini. Oleh ka re na itu, novel ini dapat men ja di salah satu bacaan yang sangat bagus untuk peng ge mar novel.
Rohmana Sulik
Doc. Istimewa
wacana
11
SPACE I
KLAN
SPACE I
KLAN
desemBer 2014 | edisi v
Rabu (17/9) pukul 09.00 WIB, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didam pi ngi se ge nap ja ja ran menteri
yang ter ga bung dalam Kabinet Kerja me ngu mum kan ke naik an harga BBM bersubsidi se be sar Rp2.000 dan solar sebesar Rp 1.500. Argumen yang di kemu ka kan pemerintah untuk mem per ku at kenaikan harga BBM ber sub si di adalah bahwa pem ba ngu nan saat ini masih membutuhkan dana yang sangat besar, se hing ga banyak alokasi APBN yang ter se rap untuk subsidi BBM. Maka dari itu, di am bil lah ke pu tu san pe mang ka san dana APBN dalam pagu anggaran dari subsidi BBM untuk sektor produktif dan pem ba ngu nan (be ser ta ja mi nan sosial di da lam nya).
Ke naik an harga BBM bersubsidi ini me ru pa kan ke bi ja kan publik. Thomas Dye me nye but kan bahwa kebijakan meru pa kan pilihan pemerintah untuk mela ku kan atau tidak me la ku kan se sua tu (whatever government chooses to do or not to do). Se men ta ra itu, istilah publik dalam rang kai an kata ke bi ja kan publik me ngan dung tiga ko no ta si: pemerintah, masyarakat, dan umum. Ini dapat dili hat dalam di men si subyek, obyek, dan lingkungan dari se bu ah ke bi ja kan.Dalam dimensi subyek, ke bi ja kan publik adalah ke bi ja kan dari pemerintah. Maka salah satu ciri ke bi ja kan adalah ”what government do or not do”. Ke bi ja kan dari pemerintahlah yang dapat dianggap kebijakan yang resmi. Dengan de mi kian mem pu nyai ke we na ngan yang dapat me mak sa masyarakat untuk me ma tu hinya.
Politik Tambal Sulam Kenaikan Harga BBM
Pemerintah pusat beralasan akan me nga lo ka si kan subsidi BBM yang selama ini di ang gap se ba gai sektor konsumtif untuk di alih kan pada sektor yang lebih produktif. Namun banyak penda pat dan data yang me nya ta kan jika selama ini subsidi BBM telah di gu na kan untuk sektor produksi. S e per ti ke giat anke giat an pen ca ri an nafkah dan pemeliharaan ke luar ga, yaitu beker ja, me ngan tar anak ke sekolah, belan ja ke bu tu han pokok, dan lainlain. Ke giat anke giat an ini ber kon tri bu si dalam pem ba ngu nan ekonomi, karena kegiatankegiatan inilah yang me mungkin kan te na ga kerja untuk ber pro duksi dan me re pro duk si dirinya. Tanpa adanya konsumsi BBM oleh pe ker ja untuk pergi ke tempat kerja, ke giat an produktif di tempat kerja men ja di tidak di mung kin kan. Tanpa adanya kon sum si BBM untuk me ngan tar anak ke sekolah, proses pem ben tu kan te na ga kerja di masa depan bisa ter gang gu. Tanpa adanya konsumsi BBM untuk pergi be lan ja ke pasar, pe mu li han te na ga se te lah energi ke lu ar saat be ker ja bisa ter gang gu. Sedang kan Presiden me nyam pai kan bahwa pemerintah butuh banyak dana untuk mem ba ngun infrastruktur Indonesia. Dari tol laut, pembangkit listrik, hingga infrastruktur pertanian.
Pe ngu mu man ke naik an harga BBM yang ter ke san men da dak sontak menga get kan masyarakat ka re na tidak di ba re ngi dengan pe naa tan stabilitas yang baik. Kartukartu “Sakti” Jokowi yang di de ngungde ngung kan saat kam
pa nye, sejauh ini masih belum di dis tri busi kan se ca ra me ra ta. Kartukartu ini tak ubahnya seperti Ban tu an Langsung Tunai (BLT) se ma sa rezim Presiden SBY.
Politik anggaran rezim Jokowi dengan me to de tambalsulam juga harus segera di be na hi. Ada beragam ruang dalam ke kuat an ekonomi Indonesia yang bisa di man fa at kan lebih mak si mal untuk di gu na kan bagi pem ba ngu nan da ri pa da se ka dar me main kan subsidi dan harga BBM. Nasionalisasi aset negara yang strategis pun men de sak untuk se ge ra di la ku kan. Sumber daya alam Indonesia yang bisa diolah, harus benarbenar diber sih kan dari arus ke pen ti ngan se ge lintir orang pencari untung dan di arah kan untuk se be sarbe sar nya ke se jah te ra an rakyat. Programprogram pem ba ngu nan Pemerintahan Jokowi jangan hanya jadi wa ca na se ma ta, namun perlu juga untuk se ge ra di rea li sa si kan. Kesan model pemba ngu nan saat ini oleh rezim Jokowi amat sporadis dan tidak rapi, me ngi ngat tidak adanya skala prioritas dalam pem ba ngunan. Padahal dana pembangunan yang di siap kan oleh pemerintahan Jokowi ini be ra sal dari alih po si si subsidi BBM, yang harus diakui dam pak nya te ra sa berat bagi rakyat kecil.
Anggun Mita T.K.
Doc.
Istim
ewa
eKsprespedia
12 edisi v | desemBer 2014
SPACE I
KLAN
SPACE I
KLAN
SPACE I
KLAN
SPACE I
KLAN
SPACE I
KLAN
SPACE I
KLAN
Menabung Ari-Ari Untuk Investasi KesehatanPe pa tah me na bung untuk bekal
di hari tua se per ti nya tidak akan pudar di ma kan waktu. Namun,
sekarang yang bisa di sim pan di bank bukan hanya uang tapi juga stem cell atau sel punca yang berada pada ariari manusia. Sel punca ber fung si se ba gai sistem per baik an untuk meng gan ti selsel tubuh yang telah rusak demi ke lang sung an hidup organisme. Jadi dengan me nyim pan sel punca, se seorang tengah me nyim pan sel cikal bakal bagi aneka jenis sel lain yang me nyu sun se lu ruh tubuh makhluk hidup.
Pada da sar nya sel punca me ru pa kan sel yang belum ber di fe ren sia si dan mempu nyai potensi yang sangat tinggi untuk ber kem bang men ja di banyak jenis sel yang ber be da di dalam tubuh. Saat sel punca terbelah, sel yang baru mem pu nyai po ten si untuk tetap men ja di sel punca atau men ja di sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, mi sal nya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
Saat ini Indonesia telah me mi li ki dua lem ba ga yang dapat men go lah sel punca dengan harga hanya sepersepuluh sel punca impor, pa da hal di bu tuh kan sampai tiga serum sel punca untuk pe nyem buhan suatu penyakit, ter gan tung tingkat kon di si pe nya kit nya. Kedua lembaga terse but telah dapat men cu ku pi ke bu tu han nasional dan akan terus me ning kat kan produksinya dengan me nam bah pe ra latan laboratorium baru.
Dr. Robert Paul Lanza, M.D., salah seorang profesor yang ter pi lih men ja di 100 orang paling ber pe ngaruh di dunia tahun 2014 versi ma jalah Time adalah peneliti sel punca. Kepala dari Advanced Cell Technology di Massachusetts, Amerika Serikat ini ber ha sil me ne mu kan ke gu na an sel punca untuk ke bu ta an pada manusia. "Tujuan utama kali awalnya adalah mencegah ke bu ta an agar tak ber tambah parah dan men co ba keamanan terapi, bukan untuk me ngem ba li kan
peng li ha tan. Namun, hasil yang di temu kan dari uji coba ini justru lebih baik, yaitu me ning kat kan peng li ha tan pada pasien buta," kata Lanza, seperti di la porkan Time, Selasa, 14 Oktober 2014.
Muhammad Aziz D.Dikutip dari berbagai sumber.
Doc. Istimewa