�PETA PANDUAN (Road Map)
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN2009
Buku VI
PETA PANDUAN
(Road Map)
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTU
Tahun 2010 - 2014
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
���KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014 di bidang perekonomian menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 %, tingkat pengangguran menjadi berkisar 5 - 6%, tingkat kemiskinan diharapkan menjadi 8 -10%, dan diperlukan investasi sekitar Rp. 2.000 triliun tiap tahun. Untuk itu, sektor industri diharapkan menjadi penggerak utama (prime mover) mampu berkontribusi lebih dari 26% terhadap PDB pada tahun 2014, dan mampu tumbuh minimal 1,5% lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh pada tahun 2025, menghadapi tantangan dan kendala yang ada, serta merevitalisasi industri nasional, maka telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT telah tersusun 35 Road Map (peta panduan) pengembangan klaster industri prioritas untuk periode 5 (lima) tahun ke depan (2010-2014) sebagai penjabaran Perpres 28/2008, yang disajikan dalam 6 (enam) buku, yaitu:
1. Buku I, Kelompok Klaster Industri Basis Industri Manufaktur (8 Klaster indutri), yaitu: 1) Klaster Industri Baja, 2) Klaster Industri Semen, 3) Klaster Industri Petrokimia, 4) Klaster Industri Keramik, 5) Klaster Industri Mesin Listrik & Peralatan Listrik, 6) Klaster Industri Mesin Peralatan Umum, 7) Klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil, 8) Klaster Industri Alas Kaki.
�vPETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
2. Buku II, Kelompok Klaster Industri Berbasis Agro (12 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Pengolahan Kelapa Sawit, 2) Klaster Industri Karet dan Barang Karet, 3) Klaster Industri Kakao, 4) Klaster Industri Pengolahan Kelapa, 5) Klaster Industri Pengolahan Kopi, 6) Klaster Industri Gula, 7) Klaster Industri Hasil Tembakau, 8) Klaster Industri Pengolahan Buah, 9) Klaster Industri Furniture, 10) Klaster Industri Pengolahan Ikan, 11) Klaster Industri Kertas, 12) Klaster Industri Pengolahan Susu.
3. Buku III, Kelompok Klaster Industri Alat Angkut (4 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Kendaraan Bermotor, 2) Klaster Industri Perkapalan, 3) Klaster Industri Kedirgantaraan, 4) Klaster Industri Perkeretaapian.
4. Buku IV, Kelompok Klaster Industri Elektronika dan Telematika (3 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Elektronika, 2) Klaster Industri Telekomunikasi, 3) Klaster Industri Komputer dan Peralatannya.
5. Buku V, Kelompok Klaster Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu (3 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia, 2) Klaster Industri Fashion, 3) Klaster Industri Kerajinan dan Barang seni.
6. Buku VI, Kelompok Klaster Industri Kecil dan Menengah Tertentu (5 Klaster Industri), yaitu: 1) Klaster Industri Batu Mulia dan Perhiasan, 2) Klaster Industri Garam, 3) Klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias, 4) Klaster Industri Minyak Atsiri, 5) Klaster Industri Makanan Ringan.
Diharapkan dengan telah terbitnya 35 Road Map tersebut pengembangan industri ke depan dapat dilaksanakan secara lebih fokus dan dapat menjadi:
vKATA PENGANTAR
1. Pedoman operasional Pelaku klaster industri, dan aparatur Pemerintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
3. Informasi dalam menggalang partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.
Kepada semua pihak yang berkepentingan dan ikut bertanggung-jawab terhadap kemajuan industri diharapkan dapat mendukung pelaksanaan peta panduan (Road Map) ini secara konsekuen dan konsisten, sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing.
Semoga Allah SWT meridhoi dan mengabulkan cita-cita luhur kita bersama menuju Indonesia yang lebih baik.
Jakarta, November 2009
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
MOHAMAD S. HIDAYAT
v�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
v��DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................ vii
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 1
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 9
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIKINDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GARAM .................................... 31
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI GARAM .................................... 39
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GERABAH DAN KERAMIK HIAS .... 63
v���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 71
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI ......................... 95
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 103
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN RINGAN .................... 125
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009 PETA PANDUAN PENGEMBANGANKLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN ..... 133
�PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
TENTANG
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;
�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
b. Bahwa industri batumulia dan perhiasan merupakan bagian dari kelompok in-dustri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri batu-mulia dan perhiasan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Ba-tu Mulia dan Perhiasan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1984 No-mor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangu-nan Nasional (Lembaran Negara Re-publik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem-baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Un-dang-Undang Republik Indonesia No-mor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara
�PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Re-publik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Da-erah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Ta-hun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia
�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Pre-siden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;
12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;
13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;
�PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU MULIA DAN PERHIASAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Batu Mulia dan Per-hiasan Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri z vv vv dan perhiasan untuk periode 5 (lima) tahun.
2. Industri Batu Mulia dan Perhiasan adalah industri yang terdiri dari:
a. Industri Permata (KBLI 36911);
b. Industri Brang perhiasan Berharga untuk Keperluan Pribadi dari Logam Mulia (KBLI 36912).
3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
Pasal 2
(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:
a. Pedoman operasional Aparatur Peme-rintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan pro-gram pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Pedoman bagi Pelaku klaster In-dustri Batu Mulia dan Perhiasan, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Batu Mulia dan Perhiasan ataupun sektor lain yang terkait;
c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan
d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan ke-bijakan klaster industri ini, yang
�PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masya-rakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.
Pasal 3
(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Batu Mulia dan Perhiasan dilaksanakan sesuai dengan Peta Pandu-an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.
Pasal 4
(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lam-batnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.
�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2009
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.
�LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009
PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BATU
MULIA DAN PERHIASAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SASARAN
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
BAB IPENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Batu Mulia dan Perhiasan
Yang dimaksud dengan produk perhiasan adalah barang-barang perhiasan yang menggunakan bahan baku utama berupa emas dan perak dan bahan campurannya berupa logam kuningan dan tembaga atau campuran logam lainnya. Batumulia adalah mineral yang terbentuk oleh proses alami tanpa bantuan atau usaha manusia. Batumulia atau gemstone merupakan batuan, mineral atau bahan alami lainnya yang setelah diolah memiliki keindahan dan ketahanan yang memadai untuk dipakai sebagai barang perhiasan. Batuan yang memiliki nilai yang tinggi adalah batuan yang mempunyai kekerasan tertentu dan kilauan yang indah.
Industri perhiasan perak di Indonesia adalah industri yang terkenal sejak dahulu, di beberapa daerah di Indonesia terkenal dengan sentra produsen perak baik di dalam maupun di luar negeri. Daerah tersebut adalah Kotagede-Yogyakarta; Bangil/Lumajang-Jawa Timur; Gianyar (Celuk)-Bali; Kota Gadang-Sumatera Barat dan beberapa daerah lainnya. Assesories yang terbuat dari bahan metal dalam hal ini berbahan dasar perak (sterling silver) dengan kadar 925 dan jenis perhiasan yang dikategorikan sebagai fine jewelry dimana desain-desainnya dipadukan dengan batu-batuan yang memiliki kualitas tinggi.
Industri perhiasan Indonesia mempunyai potensi be-sar untuk dikembangkan, dan sebagai industri padat
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
karya mempunyai potensi yang besar pula untuk menyerap tenaga kerja. Potensi ini tergambar dari cukup tersedianya bahan baku berupa emas dan perak (Indonesia produsen emas ketujuh dunia dengan produksi mencapai 160 ton pada tahun 2008) dan mempunyai tambang intan (batumulia) berkualitas bagus di Martapura-Kalimantan Selatan, tenaga kerja terampil dengan akar kompetensi warisan budaya, dan kebiasaan masyarakat untuk memakai asesories (perhiasan) sekaligus menabung (saving) dalam bentuk perhiasan yang terbukti dari besarnya potensi pasar dalam negeri yang menempati peringkat ketujuh dunia (80 ton pada tahun 2008).
B. Pengelompokan Industri Batu mulia dan Perhiasan
Industri batumulia dan perhiasan pada dasarnya dike-lompokkan menjadi: 1) industri batu permata (loose stone) yang asli maupun imitasi seperti intan, ruby, safir, kecubung, kalimaya dan jenis-jenis batuan lainnya termasuk mutiara, 2) perhiasan (emas, perak dan jenis logam mulia lainnya termasuk yang semi logam mulia seperti tembaga, kuningan, 3) kombinasi antara logam dengan batu permata. Dalam klasifikasi Harmonized System (HS), industri batumulia dan perhiasan mencakup HS 7018, 7101 s/d 7109, 7110 s/d 7118. Rantai nilai industri batumulia dan perhiasan pada dasarnya terdiri dari kegiatan penambangan batu permata; pengolahan/penggosokan batu permata; dan pengolahan perhiasan secara parsial (loose atau finished) maupun kombinasi. Pada tingkat produsen perhiasan dilakukan proses assem-bling atau pemaduan antara batumulia dengan logam pengikat baik dari logam emas, perak ataupun logam
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
mulia lainnya. Pada umumnya produsen perhiasan melakukan pemesanan pada industri/perajin batumulia dengan bentuk, ukuran, desain dan jenis batu yang telah ditetapkan.
Pemangku kepentingan klaster IKM batumulia dan perhiasan terdiri dari pelaku inti dan pendukung. Pelaku inti meliputi perajin batumulia dan perajin perhiasan (emas dan perak), sementara pelaku pendukung meru-pakan anggota klaster lainnya yang bersifat mendukung kegiatan inti seperti; (a) industri mesin dan peralatan batumulia; (b). industri mesin dan peralatan casting; (c) Pusat pelatihan batumulia; (d) pusat pelatihan perhiasan; (e) Unit Pelayanan Teknis (UPT) Casting; (f). Balai Besar Batik dan Kerajinan; (g) Lembaga Sertifikasi Mutu Batumulia dan Instansi terkait di tingkat pusat dan Kabupaten/Kota seperti Pemerintah Daerah, Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, ASEPI, APEPI, Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
BAB IISASARAN
A. Jangka Menengah (2010 – 2014)
a. Terbentuknya klaster-klaster industri batumulia dan perhiasan yang akan memberikan nilai tambah yang lebih besar pada setiap simpul kerjasama dan meningkatkan jumlah unit usaha sebesar rata-rata per tahun sebesar 5,6% atau sebesar 2.572 UU per tahun serta tenaga kerja sebesar 5,6% atau sebesar kurang lebih 7.381 orang per tahun.
Tolok ukur Sasaran Pengembangan (2010 – 2014)Batumulia dan Perhiasan
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009
3
BAB II
SASARAN
A. Jangka Menengah (2010 – 2014)
a. Terbentuknya klaster-klaster industri batumulia dan perhiasan yang
akan memberikan nilai tambah yang lebih besar pada setiap simpul
kerjasama dan meningkatkan jumlah unit usaha sebesar rata-rata per
tahun sebesar 5,6% atau sebesar 2.572 UU per tahun serta tenaga
kerja sebesar 5,6% atau sebesar kurang lebih 7.381 orang per tahun.
Tolok ukur Sasaran Pengembangan (2010 – 2014)Batumulia dan Perhiasan
Tolok Ukur 2010 2014Unit Usaha 45.379 Unit 56.210 Unit
Tenaga Kerja 127.815 Orang 158.919 OrangNilai Produksi (Rp.) 40183.148 Juta 602830926 JutaNilai Tambah ( Rp. ) 201020316 Juta 3.057.058 Juta
b. Terjadinya peningkatan produktifitas, efisiensi dan mutu
(desain/keaneka ragaman) produk di sentra-sentra perhiasan ( sentra
kerajinan perak dan sentra kerajinan batumulia).
c. Tumbuhnya 15 perusahaan produk-produk ekspor batumulia dan
perhiasan yang mampu bersaing di pasar luar negeri atau sebagai
pemasok produk-produk batumulia dan perhiasan.
d. Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif melalui sistem perpajakan
proporsional agar produk-produk perhiasan dapat lebih bersaing baik di
dalam negeri maupun luar negeri dan terjadi peningkatan ekspor
sebesar rata-rata mencapai 3% atau US$ 8.000.000/tahun.
b. Terjadinya peningkatan produktifitas, efisiensi dan mutu (desain/keaneka ragaman) produk di sentra-sentra perhiasan ( sentra kerajinan perak dan sentra kerajinan batumulia).
c. Tumbuhnya 15 perusahaan produk-produk ekspor batumulia dan perhiasan yang mampu bersaing di pasar luar negeri atau sebagai pemasok produk-produk batumulia dan perhiasan.
d. Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif melalui sistem perpajakan proporsional agar produk-produk perhiasan dapat lebih bersaing baik di dalam ne-geri maupun luar negeri dan terjadi peningkatan
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
ekspor sebesar rata-rata mencapai 3% atau US$ 8.000.000/tahun.
B. Jangka Panjang ( 2010 – 2025 )
a. Tercapainya pembinaan model klaster-klaster industri batumulia dan perhiasan dengan jaringan usaha yang solid dan didukung oleh sub-sub sistem pendukung yang kuat dan akan memberikan dampak pada perkembangan jumlah unit usaha sebesar 8.7% atau rata-rata 1.526 UU/tahun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 8,7% atau 4.376 orang/tahun.
a. Terwujudnya industri batumulia dan perhiasan nasional yang mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri dan terjadi peningkatan ekspor produk batumulia dan perhiasan rata-rata 6% per tahun atau senilai US$ 1.800.000/tahun.
b. Tumbuhnya 45 perusahaan produk ekspor batumulia dan perhiasan yang mampu bersaing di pasar luar negeri.
c. Terciptanya iklim usaha yang kondusif melalui sistem perpajakan dan pengawasan penyeludupan bahan baku batumulia dan intan melalui kerjasama terpadu di antara pihak-pihak yang terkait.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Strategi Pokok
1. Pembinaan Model Klaster
1) Pembinaan dan pengembangan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: a) Diagnosis; b) Sosialisasi; c) Kolaborasi; d) Implementasi dan e) Monitoring. Sistem ini dilakukan melalui penetapan Champion sebagai penghela lokomotif atau yang menginisiasi seluruh anggota dengan melibatkan seluruh stakeholder sesuai dengan fungsi dan perannya. Pada saat ini (2009) telah memasuki tahap implementasi daripada rencana-rencana aksi, antara lain pelaksanaan pelatihan ketrampilan teknis dan disain, pemberian bantuan mesin dan peralatan, pelaksanaan workshop/temu usaha dan Focus Group Discussion (FGD) dalam hal permodalan/pembiayaan, pemecahan masalah bahan baku, pajak pertambahan nilai (PPN), kemitraan dengan BUMN serta memfasilitasi IKM batumulia dan perhiasan ke pameran-pameran di dalam maupun di luar negeri.
2) Pengembangan Sentra Produksi melalui bantuan sarana dan prasarana, fasilitasi kemitraan dengan BUMN-BUMN yang punya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
3) Pemetaan komoditi dilakukan dengan mendata jenis dan kemampuan produksi dan juga ke-mampuan kapasitas dan kemutakhiran peralatan
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
yang tersedia serta pemetaan disain-disain yang ada baik disain dari luar negerai maupun disain lokal (muatan seni budaya daerah).
Pemetaan keserasian dan kesesuaian jenis batu mulia misalnya, diukur dari kekerasan dan keindahan kilau yang dipengaruhi oleh struktur geologi dan ketrampilan pengrajin menentukan jenis ikatan logam mulia yang akan digunakan.
2. Dukungan akses terhadap sarana produksi dan dukungan penguasaan teknologi dan peningkatan keterampilan.
3. Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Dilakukan untuk membermudah dalam melakukan pembinaan untuk pencapaian hasil yang efektif dan efisien serta kemudahan dalam administrasi.
4. Kerjasama antar stake holder dan dunia usaha.
Dilakukan untuk menciptakan kerjasama sinerji dengan keterpaduan program pembinaan dan pe-ngembangan.
5. Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang sehat.
Dilakukan untuk meningkatkan gairah usaha di sektor kerajinan batumulia dan perhiasan dengan usulan berbagai kebijakan pengaturan, pengem-bangan dan pengawasan.
B. Strategi Operasional1. Peningkatan kapabilitas SdM IKM kerajinan batumulia
dan perhiasan. Pengetahuan dan keterampilan da-lam aspek teknis (produksi dan desain) maupun manajemen produksi dari pelaku IKM batumulia dan perhiasan yang pada umumnya belum memadai
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
terutama para produsen batu mulia/permata. Untuk mengatasi hal ini akan dilakukan peningkatan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dengan permasalahan di lapangan.
2. Modernisasi mesin dan peralatan.
1) Sebagian besar produsen/para perajin merupakan industri kecil yang sebagian besar masih mempergunakan alat yang sederhana dan umur mesin yang sudah tua. Demikian pula dengan Unit Pelayanan Teknis yang secara operasional merupakan ujung tombak dalam pengembangan teknologi dan sebagai unit percontohan. Dampak dari kondisi ini adalah kualitas dan kuantitas produk serta kinerja yang kurang produktif. Untuk mengatasi hal ini strategi operasional yang dilakukan adalah melalui fasilitasi bantuan mesin dan peralatan untuk modernisasi/revitalisasi UPT dan pengusaha yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama.
2) Penciptaan iklim usaha yang kondusif;
Sebagai besar industri kerajinan batumulia dan perhiasan terkendala oleh sistem perpajakan yang kurang mendukung, sebagai perbandingan PPN, bea masuk dan jenis pajak lainnya untuk loose diamond, PPN yang berlaku 10%, (CIF+duty), bea masuk 5% dan jenis pajak lainnya sebesar 2,5% (CIF+duty) serta PPn Bm sebesar 75%. Sedangkan di Malaysia loose diamond tidak dikenakan pajak apapun dan di China PPN hanya sebesar 4%. Sementara bahan baku perak di Indonesia hanya kini masih dikenakan pajak PPN 10%. Untuk memberikan
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
iklim usaha yang lebih kondusif akan dilakukan konsolidasi dan koordinasi untuk me-resceduling penurunan PPN perak dan pajak-pajak lainnnya agar tercipta iklim usaha yang lebih mendorong perkembangan IKM batu mulia dan perhiasan.
3). Pengembangandan Penguatan Kelembagaan;
Hampir semua perajin perhiasan terutama untuk perajin batumulia mempunyai posisi tawar yang lebih terhadap berbagai pihak. Terbentuknya kelembagaan seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Assosiasi ataupun bentuk lain yang dapat memperbaiki akses terhadap sumber-sumber permodalan dan pasar.
4). Pengembangan jejaring;
Kerjasama antar pemangku kepentingan melalui pembentukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan program lintas sektoral yang mendukung IKM batumulia dan perhiasan yang akan menghasilkan sinerji yang kuat dalam pengembangan industri perhiasan.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI
A. Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Iklim Usaha ( Regulasi )
1) Penerapan kebijakan perpajakan yang lebih rasional, antara lain dengan mengusahakan penyesuaian pajak-pajak perhiasan seperti PPN bahan baku perak dan PPnBM batu permata.
2) Penerapan standardisasi produk ( ISO-9000 dan CE-Mark) dengan memperbanyak sosialisasi dan bimbingan penerapan ISO-9000 dan CE-Mark terhadap IKM batumulia dan perhiasan.
3) Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya perlindungan terhadap eksploitasi penjualan bahan baku batumulia ke luar negeri yang belum diolah atau masih sedikit pengolahan (poles).
4) Mengupayakan terwujudnya Pembangunan Ka-wasan Khusus Pengembangan Industri Perhiasan (KKPIP) yang saat ini sedang dalam tahap pem-bangunan di Surabaya-Jawa Timur.
2. Promosi dan Pemasaran.
1) Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN dan LN.
2) Pengembangan pasar spesifik untuk batumulia dan perhiasan.
3) Membangun portal sistem informasi untuk pasar luar negeri/ekspor.
4) Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
5) Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan katalog
6) Mengikuti perlombaan desain di luar negeri.
3. Teknologi Produksi.
1) Peningkatan kemampuan sistem manajemen mutu.
2) Peningkatan kesadaran serta dorongan untuk mengaplikasikan HaKI.
3) Sosialisasi dan penerapan standarisasi.
4) Penerapan Model Gugus Kendali Mutu.
5) Penguatan peran Perguruan Tinggi dalam teknik perencanaan/pembuatan perhiasan CAD/CAM serta menjamin kualitas batumulia.
4. Penguatan struktur usaha.
1) Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspor dan transfer pengetahuan dan desain.
2) Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi dan pemasaran.
3) Fasiltiasi kemitraan dengan instansi terkait dalam rangka pemanfaatan asuransi dan pembiayaan ekspor.
4) Mengadakan kerjasama dengan negara-negara yang memiliki keunggulan dalam desain dan model.
5) Pemetaan potensi bahan baku batumulia (jenis dan spesifikasi kekerasan)
5. Sumber Daya Manusia.
1) Peningkatan kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
2) Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-impor dan teknik negosiasi.
3) Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu produk.
4) Peningkatan kemampuan dalam pengujian kadar emas dan perak.
5) Peningkatan kemampuan dan pengetahuan webside dan e-Commerce
6. Pengembangan Sarana dan Prasarana.
1) Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis (UPT).
2) Bantuan mesin dan peralatan pada Kelompok Usaha Bersama yang potensial untuk dikembangkan.
3) Bantuan sarana jaringan informasi
7. Pengembangan Institusi Pendukung dan Ke-lembagaan.
1) Pendirian Unit Pelayanan Langsung (UPL).
2) Revitalisasi dan pendirian Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang dilakukan melalui tahapan studi kelayakan di sentra-sentra potensial.
B. Jangka Panjang ( 2010 – 2025)
1. Pemasaran
1) Pengembangan pasar spesifik untuk produk batumulia dan perhiasan
2) Peningkatan kemampuan market intelegence untuk penetrasi dan perluasan pasar global.
3) Pengembangan showroom/counter di pusat-pusat pariwisata di dalam dan di luar negeri.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
2. Teknologi
1) Pengembangan mesin dan peralatan produksi untuk batumulia dan perhiasan.
2) Pendirian lembaga sertifikasi mutu batumulia pada setiap sentra potensial.
3) Pengembangan desain melalui sistem kompu-terisasi.
3. Perkuatan Kelembagaan dan Jejaring.
1) Penguatan kelembagaan kelompok produsen batumulia dan perhiasan (Assosiasi, Koperasi atau Kelompok Usaha Bersama).
2) Pengembangan jaringan komunikasi dan bisnis melalui internet dan e-Comerce.
3) Pengembangan jejaring (network) IKM dengan Universitas dan Lembaga penelitian untuk pe-ngembangan teknologi dan desain produk.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009
11
Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Batu Mulia dan Perhiasan
INDUSTRI INTI INDUSTRI PENDUKUNG INDUSTRI TERKAITIKM Batumulia dan Perhiasan fashion, Gift Item, Perlengkapan Rumah Tangga
Sasaran Jangka Menengah 2010 - 2014 : Sasaran Jangka Panjang (2010 - 2025) :1 1
2 2
3 Digunakannya bahan baku yang standar 3
4 Berkembangnya IKM Batumulia dan Perhiasan yang berorientasi ekspor. 4 Semakin tingginya permintaan IKM untuk melindungi produknyamelalui HaKI.
Terwujudnya IKM batumulia dan perhiasan yang berdaya saing dipasar dalam dan luar negeri, serta meningkatnya nilai eksporhingga tahun 2025 mencapai US $ ………………….
Terjadinya peningkatan produktivitas, efisiensi dan mutu produk (desain/keanekaragaman) di sentra-sentra IKM Batumulia dan Perhiasan
Berkembangnya 45 perusahaan batumulia dan perhiasanbermerek dan kuat yang mampu bersaing untuk pasar luar negeriatau sebagai pemasok antar klaster industri batumulia danperhiasan
Terbentuknya klaster-klasterIKM Batumulia dan Perhiasan yang mampumemberikan nilai tambah lebih besar di sentra potensial, sehingga dapatmeningkatkan jumlah unit usaha mencapai 56.210 Unit usaha dan tenaga kerjasebesar 158.919 Orang.
Industri mesin/peralatan, pemasokbahan baku, industri pengolahan danindustri kemasan
Terbentuknya basis produksi batumulia dan perhiasan yang kuatdidukung oleh SDA yang terjamin dan SDM yang terampil danproduktif.
Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Batu Mulia dan Perhiasan
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009
12
Strategi Pokok : Strategi Operasional :1 Pengembangan klaster IKM Batumulia dan Perhiasan 1 Peningkatan kapabilitas SDM IKM batumulia dan perhiasan2 Pengembangan sentra dan revitalisasi/pendirian UPT IKM Batumulia dan Perhiasan 2
3 Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Penciptaan iklim usaha yang kondusif (perpajakan; bea masuk)4 Kerjasama antara Stakeholder dan Dunia Usaha 4 Pengembangan dan perkuatan kelembagaan.5 Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif 5 Pengembangan jejaring kerjasama (Networking) pemasaran.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014) : Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010-2014) :1 Iklim Usaha (Regulasi) 1 Pemasaran► ►
► ►
►2 Promosi dan Pemasaran► Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN dan LN. 2 Teknologi► Pengembangan pasar spesifik untuk produk-produk batumulia dan perhiasan ►► Membangun portal website bagi informasi pasar ekspor.► Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri. ►► Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan katalog.► Mengikuti perlombaan desain di DN dan LN.► Pengembangan sentra produksi batumulia dan perhiasan untuk tujuan wisata. ►
3 Teknologi Produksi ► Pengembangan desain produk melalui sistem komputerisasi.
► Peningkatan kemampuan sistem manajemen mutu► Mendorong diterapkannya HaKI bagi produk batumulia dan perhiasan 3 Sentra Produksi► Sosialisasi dan penerapan CE-Mark dan ISO 9001:2000, ISO 14000 ►► Penerapan Gugus Kendali Mutu dan Desain► ►
4 Penguatan Struktur Usaha 4 Stakeholder► ►
►
►
►
►
5 Sumber Daya Manusia► Peningkatan kemampuan di bidang ketrampilan teknis produksi► Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-import dan teknik negosiasi.► Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu dan desain produk.► Peningkatan kemampuan dalam memadukan komponen perhiasan dan batu permata►
6 Pengembangan Sarana dan Prasarana► Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis.► Bantuan mesin dan peralatan pada KUB/UPT IKM batumulia dan perhiasan► Bantuan sarana jaringan informasi.► Pengembangan institusi pendukung dan kelembagaan.► Pendirian Unit Pendampingan Langsung (UPL).►
Tersedianya Kawasan Khusus Pengembangan Industri Perhiasan Peningkatan kemampuan market intelegen untuk penetrasidan perluasan pasar global.
Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam perlindungan terhadapeksploitasi/pengiriman bahan baku batu-batuan (fosil) ke luar negeri.
Pengembangan pasar spesifik bagi produk-produk batumuliadan perhiasan
Pengembangan showroom/counter/outlet di pusat pasarmodern dan pariwisata di dalam negeri.
Pengembangan/modernisasi mesin dan peralatan industribatumulia dan perhiasan
Fasilitasi sertifikasi mutu bagi produk batumulia danperhiasan yang berorientasi ekspor atau terutama yangsudah ekspor.
Pengembangan teknologi tepat guna dan tekniki finishingyang berkualitas.
S T R A T E G I
Modernisasi mesin dan peralatan di Sentra-sentra potensialterpilih.
Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspordan transfer pengetahuan dan desain.Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi danpemasaran diikat dengan MoU.Fasilitasi kemitraan dengan BUMN atau instansi terkait dalam rangkapemanfaatan dana PKBLFasilitasi kerjasama dengan negara lain yang memiliki keunggulan teknologi,mutu dan desain.
Revitalisasi dan pendirian sentra/UPT dilakukan atas dasar studi kelayakan disentra-sentra IKM batumulia dan perhiasan yang potensial.
Penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama batumuliadan perhiasan (Assosiasi, Koperasi atau Kelompok UsahaBersama)Pengembangan sistem jejaring bisnis dan pemasaran untukproduk batumulia dan perhiasan
Pemetaan potensi bahan baku dan kondisi riil sentra/UPT IKM batumulia danperhiasan
Pengembangan jaringan kerjasama (network) industribatumulia dan perhiasan dengan Lembaga Perguruan Tinggi,Lembaga Penelitian untuk pengembangan teknologi dandesain produk, terutama pada Balai Besar Kerajinan danBatik Yogyakarta.
Peningkatan kemampuan dan pengetahuan sistem informasi pemasaranproduk batumulia dan perhiasan dan e-Commerce.
Penguatan peran Perguruan Tinggi dalam teknik penerapan/pembuatan desainproduk batumulia dan perhiasan
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009
12
Strategi Pokok : Strategi Operasional :1 Pengembangan klaster IKM Batumulia dan Perhiasan 1 Peningkatan kapabilitas SDM IKM batumulia dan perhiasan2 Pengembangan sentra dan revitalisasi/pendirian UPT IKM Batumulia dan Perhiasan 2
3 Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Penciptaan iklim usaha yang kondusif (perpajakan; bea masuk)4 Kerjasama antara Stakeholder dan Dunia Usaha 4 Pengembangan dan perkuatan kelembagaan.5 Mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif 5 Pengembangan jejaring kerjasama (Networking) pemasaran.
Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014) : Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010-2014) :1 Iklim Usaha (Regulasi) 1 Pemasaran► ►
► ►
►2 Promosi dan Pemasaran► Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN dan LN. 2 Teknologi► Pengembangan pasar spesifik untuk produk-produk batumulia dan perhiasan ►► Membangun portal website bagi informasi pasar ekspor.► Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri. ►► Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan katalog.► Mengikuti perlombaan desain di DN dan LN.► Pengembangan sentra produksi batumulia dan perhiasan untuk tujuan wisata. ►
3 Teknologi Produksi ► Pengembangan desain produk melalui sistem komputerisasi.
► Peningkatan kemampuan sistem manajemen mutu► Mendorong diterapkannya HaKI bagi produk batumulia dan perhiasan 3 Sentra Produksi► Sosialisasi dan penerapan CE-Mark dan ISO 9001:2000, ISO 14000 ►► Penerapan Gugus Kendali Mutu dan Desain► ►
4 Penguatan Struktur Usaha 4 Stakeholder► ►
►
►
►
►
5 Sumber Daya Manusia► Peningkatan kemampuan di bidang ketrampilan teknis produksi► Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-import dan teknik negosiasi.► Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu dan desain produk.► Peningkatan kemampuan dalam memadukan komponen perhiasan dan batu permata►
6 Pengembangan Sarana dan Prasarana► Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis.► Bantuan mesin dan peralatan pada KUB/UPT IKM batumulia dan perhiasan► Bantuan sarana jaringan informasi.► Pengembangan institusi pendukung dan kelembagaan.► Pendirian Unit Pendampingan Langsung (UPL).►
Tersedianya Kawasan Khusus Pengembangan Industri Perhiasan Peningkatan kemampuan market intelegen untuk penetrasidan perluasan pasar global.
Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam perlindungan terhadapeksploitasi/pengiriman bahan baku batu-batuan (fosil) ke luar negeri.
Pengembangan pasar spesifik bagi produk-produk batumuliadan perhiasan
Pengembangan showroom/counter/outlet di pusat pasarmodern dan pariwisata di dalam negeri.
Pengembangan/modernisasi mesin dan peralatan industribatumulia dan perhiasan
Fasilitasi sertifikasi mutu bagi produk batumulia danperhiasan yang berorientasi ekspor atau terutama yangsudah ekspor.
Pengembangan teknologi tepat guna dan tekniki finishingyang berkualitas.
S T R A T E G I
Modernisasi mesin dan peralatan di Sentra-sentra potensialterpilih.
Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspordan transfer pengetahuan dan desain.Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi danpemasaran diikat dengan MoU.Fasilitasi kemitraan dengan BUMN atau instansi terkait dalam rangkapemanfaatan dana PKBLFasilitasi kerjasama dengan negara lain yang memiliki keunggulan teknologi,mutu dan desain.
Revitalisasi dan pendirian sentra/UPT dilakukan atas dasar studi kelayakan disentra-sentra IKM batumulia dan perhiasan yang potensial.
Penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama batumuliadan perhiasan (Assosiasi, Koperasi atau Kelompok UsahaBersama)Pengembangan sistem jejaring bisnis dan pemasaran untukproduk batumulia dan perhiasan
Pemetaan potensi bahan baku dan kondisi riil sentra/UPT IKM batumulia danperhiasan
Pengembangan jaringan kerjasama (network) industribatumulia dan perhiasan dengan Lembaga Perguruan Tinggi,Lembaga Penelitian untuk pengembangan teknologi dandesain produk, terutama pada Balai Besar Kerajinan danBatik Yogyakarta.
Peningkatan kemampuan dan pengetahuan sistem informasi pemasaranproduk batumulia dan perhiasan dan e-Commerce.
Penguatan peran Perguruan Tinggi dalam teknik penerapan/pembuatan desainproduk batumulia dan perhiasan
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 133//M-IND/PER/10/2009
13
Periodisasi Peningkatan Teknologi : Sumber Daya Manusia (SDM) :1 Inisiasi (2005-2009) Pengembangan Peningkatan kualitas dan desain produk 12 Pengembangan Cepat(2010-2015) 2 Menyiapkan tenaga ahli pendamping di sentra-sentra produksi
3 Pematangan (2016-2025) 3 Mendorong tumbuhnya WUB di daerah penghasil bahan baku
Pasar : Infrastruktur :1 Membangun/fasilitasi pendirian outlet di daerah wisata, hotel/terminal airport 12 Fasilitasi pendirian trading house untuk pemasaran dalam dan luar negeri3 2
4 Fasilitasi promosi dan pemasaran dalam dan luar negeri dengan mitra lokal 3 Fasilitasi pendirian/revitalisasi UPT di sentra-sentra potensialterpilih
Pengembangan teknologi nasional, komputerisasi danfinishing produk-produk perhiasanPenyempurnaan Kawasan Khusus PengembanganIndustri Perhiasan
Memberikan pelatihan sistem manajemen mutu dan desainproduk
Fasilitasi penyediaan informasi pasar luar negeri melalui website/internet di sentra-sentra potensial
Melaksanakan litbang disain, bahan bakuserta bantuanmesin/peralatanFasilitasi kerjasama dengan instansi terkait untuk programpengembangan sarana/prasarana di sentra potensial terpilih.
UNSUR PENUNJANG
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
Tab
el 1
. P
rog
ram
Dan
Ren
can
a A
ksi
Pen
gem
ban
gan
Kla
ster
Ikm
Batu
mu
lia D
an
Perh
iasa
n
Lam
pira
nPe
ratu
ran
Men
teri
Perin
dust
rian
RI
Nom
or :
133 //
M-IN
D/P
ER/1
0/20
09
14
Tabe
l1.P
rogr
amD
anR
enca
naAk
siPe
ngem
bang
anK
last
erIk
mB
atum
ulia
Dan
Perh
iasa
n
2010
2011
2012
2013
2014
1Pe
ngem
bang
anIk
limU
saha
Yang
Kon
dusi
f1
Mem
berika
nbi
mbi
ngan
dan
kem
udah
anD
eppe
rin,
Pem
daPr
ov,
dala
mpe
ngur
usan
perij
inan
usah
ada
nPe
mda
Kab
/Kot
a
kepa
stia
nte
mpa
tus
aha
bagi
IKM
Bat
umul
iada
nPe
rhia
san
2M
embe
rika
ndu
kung
anin
sent
iffis
kalb
agi
Dep
perin,
Dep
.Keu
IKM
Bat
umul
iada
nPe
rhia
san
3M
embe
rika
nbi
mbi
ngan
dan
kem
udah
anD
eppe
rin,
Dep
kum
ham
untu
kpe
ngur
usan
HaK
I.
4M
embe
rika
nke
berp
ihak
anak
ses
Dep
perin,
BAPP
ENAS,
pem
asar
anda
lam
nege
rikh
usus
nya
untu
kM
eneg
BU
MN
,D
ep.
pem
belia
npe
mer
inta
hda
npe
ngam
anan
Perd
agan
gan,
Men
egKo
p
pasa
rda
lam
nege
riba
giIK
MBat
umul
iada
nPe
rhia
&U
KM
5M
embe
rika
nke
berp
ihak
anda
lam
Dep
perin,
BAPP
ENAS,
peny
edia
ansc
hem
ekr
edit
pem
biay
aan
Men
eg B
UM
N,D
ep.K
eu,
yang
mud
ahda
nm
urah
bagi
Men
eg K
op&
UKM
, BI
,
IKM
Bat
umul
iada
nPe
rhia
san
Perb
anka
n/N
onBan
k
6M
embe
rika
nke
berp
ihak
anpe
nyed
iaan
Dep
perin,
Dep
.
baha
nba
kuda
lam
nege
riba
giPe
rdag
anga
n,D
ep.
ESD
M,
IKM
Bat
umul
iada
nPe
rhia
san
Dep
.H
ut,D
KP
7M
embe
rika
nke
berp
ihak
andu
kung
anD
eppe
rin,
Dep
nake
r,
peng
emba
ngan
inst
itusi
/lem
baga
Dep
dikn
as,M
eneg
BUM
N,
pend
ukun
gun
tuk
peni
ngka
tan
kom
pete
nsi
Pem
daPr
ov,Pe
mda
SDM
bagi
IKM
Bat
umul
iada
nPe
rhia
san
Kab
/Kot
a
8M
embe
rika
nke
berp
ihak
andu
kung
anD
eppe
rin,
Men
egRis
tek,
rese
arch
&de
velo
pmen
tdi
bida
ngBPP
T,LI
PI,D
epdi
knas
,
peng
emba
ngan
baha
nba
ku/p
enol
ong,
Dun
iaPe
ndid
ikan
tekn
olog
i,pa
sar
dan
desa
inba
gi
IKM
Bat
umul
iada
nPe
rhia
san
√ √ √ √√
√
Pem
angk
u Ke
pent
inga
n
√√
√ √
No
Prog
ram
Ren
cana
Aks
iPu
sat
Dae
rah
Tahu
n
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lam
pira
nPe
ratu
ran
Men
teri
Perin
dust
rian
RI
Nom
or :
133 //
M-IN
D/P
ER/1
0/20
09
15
2Pe
ngem
bang
anPr
omos
idan
Pem
asar
an1
Mem
fasi
litas
ipen
yele
ngga
raan
dan
atau
Dep
perin
,D
ep.
part
isip
asip
amer
an(e
xhib
ition
)at
auPe
rdag
anga
n,M
eneg
pam
eran
daga
ng(t
rade
fair)
tingk
atBU
MN
,Pem
daPr
ov,
inte
rnas
iona
ldid
alam
dan
dilu
arne
geri.
Pem
daKa
b/Ko
ta
2M
emfa
silit
asip
ositi
onin
gda
nbr
andi
ngD
eppe
rin,D
epda
g,D
unia
prod
ukIK
MBa
tum
ulia
dan
Perh
iasa
nPe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha
3M
emfa
silit
asit
emu
usah
a(b
usin
ess
Dep
perin
,D
unia
Usa
ha,
mat
chin
g)da
nat
auke
mitr
aan
deng
anPe
mda
Prov
,Pem
da
pros
pect
ifbu
yer
dida
lam
mau
pun
dilu
arKa
b/Ko
ta,Le
mba
ga
nege
ri.Te
rkai
t
4M
emfa
silit
asip
erlu
asan
pasa
rm
elal
uiD
eppe
rin,D
epda
g
kerjas
ama
bila
tera
l,re
gion
alda
n
mul
tilat
eral
deng
an n
egar
aya
ngm
enja
di
targ
etst
rate
gis
eksp
orba
giIK
MBa
tum
ulia
dan
Per
5M
emfa
silit
asip
rom
osiy
ang
inte
nsif
untu
kD
eppe
rin,D
epda
g,M
eneg
prod
ukIK
MBa
tum
ulia
dan
Perh
iasa
nm
elal
uiBU
MN
,Pem
daPr
ov,
med
iael
ektr
onik
,CD
,kat
alog
dan
bros
ur.
Pem
daKa
b/Ko
ta
3Pe
ngem
bang
an S
tand
arTe
knol
ogid
anM
utu
1M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
li un
tuk
Dep
perin
,D
unia
Prod
ukpe
ndam
ping
anpe
nera
pan
desa
inpr
oduk
Pend
idik
an,D
unia
Usa
ha,
dan
atau
desa
inke
mas
anse
suai
pote
nsi
Lem
baga
Terk
ait
pasa
rba
giIK
MBa
tum
ulia
dan
Perh
iasa
n
2M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
li un
tuk
Dep
perin
,D
unia
pend
ampi
ngan
pene
rapa
nsi
stem
Pend
idik
an,D
unia
Usa
ha,
man
ajem
enm
utu
(TQ
M, S
NI
1900
0da
nLe
mba
gaTe
rkai
t
ISO
9000
)ba
giIK
MBa
tum
ulia
dan
Perh
iasa
n
3M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
li un
tuk
Dep
perin
,D
unia
pend
ampi
ngan
pene
rapa
nst
anda
rpr
oduk
Pend
idik
an,D
unia
Usa
ha,
dan
stan
dar
pros
es p
rodu
ksib
agi
Lem
baga
Terk
ait
IKM
Batu
mul
iada
nPe
rhia
san
√√ √
√
√ √√
√√
√ √
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 133/M-IND/PER/10/2009
Lam
pira
nPe
ratu
ran
Men
teri
Perin
dust
rian
RI
Nom
or :
133 //
M-IN
D/P
ER/1
0/20
09
16
4M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
li un
tuk
Dep
perin
,D
unia
pend
ampi
ngan
peng
guna
anda
npe
raw
atan
Pend
idik
an,D
unia
Usa
ha,
tekn
olog
ipro
duks
itep
atgu
naba
giLe
mba
gaTe
rkai
t
IKM
Batu
mul
iada
nPe
rhia
san
5M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
li un
tuk
Dep
perin
,D
unia
pend
ampi
ngan
pem
iliha
nda
npe
nyim
pana
nPe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha,
baha
nba
kuda
nba
han
peno
long
bagi
Lem
baga
Terk
ait
IKM
Batu
mul
iada
nPe
rhia
san
4Pe
ngem
bang
anKo
mpe
tens
iSD
M1
Mem
fasi
litas
ipen
yele
ngga
raan
pela
tihan
Dep
perin
,D
epda
g,M
eneg
TOT
mau
pun
pela
tihan
ketr
ampi
lan
bida
ngte
knik
,BU
MN
,Pem
daPr
ov,
bisn
is,k
ewira
swas
taan
dan
man
ajem
en,
Pem
daKa
b/Ko
ta,D
unia
beke
rjas
ama
deng
anle
mba
gape
ndid
ikan
,U
saha
,Dun
iaPe
ndid
ikan
,
duni
a us
aha
dan
inst
itusi
terk
aitdi
dala
mD
epdi
knas
,Dep
nake
r,
dan
luar
neg
eri.
Lem
baga
Terk
ait
2M
emfa
silit
asip
emag
anga
nda
nst
udi
Dep
perin
,D
unia
band
ing
beke
rjas
ama
deng
andu
nia
usah
a,Pe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha,
lem
baga
pend
idik
anda
nin
stitu
site
rkai
t,di
Lem
baga
Terk
ait
dala
mm
aupu
ndi
luar
nege
ri.
3M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
inku
bato
rD
eppe
rin,D
unia
beke
rjas
ama
deng
anle
mba
gape
ndid
ikan
,Pe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha,
duni
a us
aha
dan
inst
itusi
terk
aitdi
dala
mLe
mba
gaTe
rkai
t,M
eneg
nege
ri.BU
MN
5Pe
ngem
bang
anAk
ses
Baha
nBa
ku1
Mem
fasi
litas
ipen
gam
anan
paso
kan
baha
nD
eppe
rin,D
epda
g,M
eneg
baha
nba
kuya
ngbe
rkua
litas
dan
harg
aBU
MN
,Pem
daPr
ov,
yang
kom
petit
ifba
giPe
mda
Kab/
Kota
IKM
Batu
mul
iada
nPe
rhia
san
2M
emfa
silit
asid
anm
endo
rong
peng
guna
anD
eppe
rin,M
eneg
Rist
ek,
baha
nba
kuda
nba
han
peno
long
yang
ram
ahBP
PT,LI
PI,P
emda
lingk
unga
nba
giIK
MBa
tum
ulia
dan
Perh
iasa
nKa
b/Ko
ta
√√
√√
√√√
√√√
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
TENTANG
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GARAM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
b. Bahwa industri garam merupakan bagian dari kelompok industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri garam;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Garam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pem-bangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kemen-terian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;
12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;
13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GARAM.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Garam Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri garam untuk periode 5 (lima) tahun.
2. Industri Garam adalah industri yang terdiri dari Industri Kimia dasar Anorganik Khlor dan Alkali (KBLI 24111);.
3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerin-tah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Pene-litian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
4. Menteri adalah Menteri yang melaksa-nakan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pasal 2
(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:
a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Garam, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Garam ataupun sektor lain yang terkait;
c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan
d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
Pasal 3
(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Garam dilaksanakan se-suai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) di-lakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.
Pasal 4
(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambat-nya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2009
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009
PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
GARAM
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SASARAN
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
BAB IPENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri GaramKomputer dapat diklasifikasikan menurut The Harmonized commodity Descreption and Coding System (HS) yang dapat diperlihatkan pada table dibawah ini.
B. Pengelompokan Industri Garam
1. Berdasarkan perdagangan Internasional, kelompok HS garam dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
• Garam Meja (Table Salt) dengan HS 2501.00.100 adalah garam hasil olahan dengan tingkat kualitas food grade, kadar NaCl lebih dari 97 % H2O kurang dari 1 %. Garam ini dihasilkan dari rekristalisasi (refinery) garam umumnya sudah dalam bentuk halus dan mengandung bahan tambahan seperti yodium, senyawa anti gumpal (anti cacking) sehingga kristal garam bebas mengurai dan bebas mengalir (free flowing) dan tidak menggumpal. Umumnya garam ini dikemas dalam kemasan yang baik, seperti plastik, botol, maupun karton.
• Garam Curah (Salt in Bulk) dengan HS 2501.00.2900 adalah garam tambang, tidak diproses atau larutan air. Umumnya jenis garam ini dalam bentuk curah, merupakan bahan baku untuk industri Soda Kostik (Chlore Alkali Plant – CAP) atau bahan baku untuk industri garam konsumsi beryodium. Kualitas garam ini adalah
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
industrial grade dengan NaCL lebih dari 98 % maupun common salt dengan NaCl 95 – 97 %.
• Garam lainnya (Other Salt) dengan HS 2501.00.900 meliputi garam farmasi (pharmaeutical salt) atau garam untuk keperluan analisa laboratorium (laboratory salt pure analysis – p.a). jenis ini merupakan garam dengan kualitas NaCl sangat tinggi yaitu lebih dari 99 %.
2. Garam Bahan Baku dan Garam Olahan
a Garam bahan baku adalah garam yang berasal dari pungutan langsung di ladang (tambak) garam yang belum dicuci maupun sudah dicuci dan belum diproses lanjut menjadi garam ber-yodium atau garam kemasan. Garam bahan baku ini terdiri dari bahan baku untuk industri garam konsumsi beryodium (SNI 01-4435-2000) dan garam bahan baku untuk industri Chlor Alkali Plan (CAP)/Industri Soda Kostik.
b Garam olahan adalah garam bahan baku yang sudah diproses lanjut menjadi garam beryodium ataupun garam kemasan baik untuk keperluan konsumsi maupun industri.
c Garam beryodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen utama natrium khlorida (NaCl) minimal 94,7%, air maksimal 7% dan Kalium Yodat (KIO3) minimal 30 ppm serta senyawa-senyawa lainnya sesuai Standar Nasional Indonesia 01 - 3556.2 – 2000.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
3. Jenis garam dan penggunaannya
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 134//M-IND/PER/10/2009
3
3. Jenis garam dan penggunaannya
Gambar I.1. Jenis Garam dan Penggunaan Garam
(1)GARAM KONSUMSI,
Garam Konsumsi yaitu garam dengan kadar Natrium
Chlorida minimum 94,7% atas dasar berat kering – adbk- (dry
basis), dengan kandungan impuritis Sulfat, Magnesium dan Kalsium
maksimum 2 % dan sisanya adalah kotoran (lumpur, pasir). Kadar
air maksimal 7 %.
Garam konsumsi ini masih dibagi menjadi 3 jenis : food
grade, medium grade dan low grade.
GARAM
GARAMINDUSTRI
GARAMINDUSTRI
PERMINYAKANDAN LAINNYA
GARAMRUMAH
TANGGA DANANEKA
PANGAN
GARAMPENGASINAN
IKAN
GARAMINDUSTRI
CHLORALKALI
GARAMFARMASETIS
(VACUUMEVAP)
GARAMKONSUMSI
GARAMPERMINYAKAN
DLL
IndustriFarmasi
Reagen Lab
NaCl 94 –97%
Beryodium
Garam Masak Garam Meja Garam Bumbu Garam Diet Industri Minyak
Goreng, Mentega(Non Yodium)
Industri AnekaPangan(Beryodium)
Garam Meja(Beryodium)
IndustriChlor Alkali(CAP)
NaCl 85 –95%
Beryodium
PengasinanIkan
PengalenganIkan
Perminyakan Industri
Tekstil Industri Kulit Garam
mandi/Spa Industri Pakan
Ternak
NaCl 90 – 97 %Non Yodium
Non metal (Fe) &non heavy metal
NaCl > 98,5 %Non ImputitisNon metal &
non heavy metal
NaCl > 99,8 %Non ImpuritiesNon metal &
non heavy metal
AIR LAUT TEKNOLOGI SOLAREVAPORATION/
ELEKTRODIALISA
Gambar I.1. Jenis Garam dan Penggunaan Garam
(1) GARAM KONSUMSI,
Garam Konsumsi yaitu garam dengan kadar Natrium Chlorida minimum 94,7% atas dasar berat kering – adbk- (dry basis), dengan kan-dungan impuritis Sulfat, Magnesium dan Kalsium maksimum 2 % dan sisanya adalah kotoran (lumpur, pasir). Kadar air maksimal 7 %.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Garam konsumsi ini masih dibagi menjadi 3 jenis : food grade, medium grade dan low grade.
• Food atau high grade yaitu garam konsumsi mutu tinggi dengan kandungan NaCl 97 %, kadar air dibawah 0,05 %, warna putih bersih, butiran umumnya berupa kristal yang sudah dihaluskan. Garam jenis ini digunakan untuk garam meja, industri penyedap makanan (bumbu masak, masako dll), industri makanan mutu tinggi (makanan camilan : Chiki, Taro, supermi dan sebagainya), industri sosis dan keju, serta industri minyak goreng.
• Medium grade yaitu garam konsumsi kelas menengah dengan kadar NaCl 94,7% - 97% dan kadar air 3 – 7 % untuk garam dapur, dan industri makanan menengah seperti kecap, tahu, pakan ternak.
• Low grade, yaitu garam konsumsi mutu rendah dengan kadar NaCl 90 –94.7 %, kadar air 5 –10 %, warna putih kusam, digunakan untuk pengasinan ikan dan pertanian.
(2) GARAM INDUSTRI PERMINYAKAN,
Garam Industri Perminyakan yaitu yang mem-punyai kadar NaCl antara 95 sampai 97% (dry basis), impurities Sulfat maksimum 0.5 %, impuritis Calcium maksimum 0.2% dan impuritis Magnesium maksimum 0,3 % dengan kadar air 3%- 5%. Garam industri jenis ini disebut garam Industri Perminyakan karena umumnya dipakai di Industri perminyakan.
Didalam industri perminyakan garam mempunyai 2 kegunaan:
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
• Untuk penguat struktur sumur pengeboran agar sumur pengeboran tidak longsor.
• Untuk bahan pembantu membuat uap yang digunakan dalam pengeboran minyak secondary atau tertiary drilling method.
(3) GARAM INDUSTRI LAINNYA,
Garam Industri Lainnya yaitu garam yang digunakan didalam industri kulit, industri teks-til, pabrik es dan lain sebagainya. Garam ini mempunyai kadar NaCl > 95% (dry basis), impurities Sulfat maksimum 0.5 %, impuritis Calcium maksimum 0.2% dan impuritis Mag-nesium maksimum 0,3 % dengan kadar air 1%- 5%.
(4) GARAM INDUSTRI CHLOR ALKALI PLANT (CAP) DAN INDUSTRI FARMASI,
Yaitu garam dengan kadar Natrium Chlorida diatas 98,5 % dengan impuritis Sulfat, Mag-nesium, Kalium dan kotoran (insoluble matter) yang sangat kecil.
CAP (Chlor Alkali Plant) Industrial Salt atau garam Industri untuk industri Soda-Klor, yaitu garam yang mempunyai kadar NaCl diatas 98,5 % (dry basis), impurities Sulfat maksimum 0.2 %, impuritis Calcium maksimum 0.1% dan impuritis Magnesium maksium 0,06 %. Garam ini digunakan untuk proses kimia dasar pembuatan soda dan klor.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pharmaceutical Salt yaitu garam industri yang mempunyai kadar NaCl diatas 99,5% dengan kadar impuritis mendekati 0. Garam ini digunakan dalam industri pharmasi antara lain untuk pembuatan cairan infus serta cairan untuk mesin cuci ginjal dan dijadikan garam murni untuk analisa kimia (pure analysis–p.a.) untuk keperluan analisa di laboratorium.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
BAB IISASARAN
A. Jangka Menengah (2010 – 2014)
a. Intensifikasi lahan pegaraman, Peningkatan Produk-tivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam.
Sasaran: peningkatan produktivitas lahan dari rata-rata 60 ton/ha menjadi 80 ton/ha per musim, rata-rata kualitas garam mencapai 50 % K1, 30 % K2, dan sisanya 20 % K3.
b. Fasilitasi infrasruktur (saluran primer, sekunder & pintu air), penerapan manajemen mutu lahan dan sistem panen untuk meningkatkan produktivitas lahan pegaraman dan kualitas garam rakyat.
c. Peningkatan produksi, distribusi dan konsumsi garam beryodium untuk mencapai USI (Universal Salt Iodization), yaitu pemenuhan garam beryodium yang memenuhi syarat pada 90% masyarakat di Kabupaten/Kota.
d. Ekstensifikasi Lahan produksi garam
Sasaran: Pengembangan lahan di Madura-Sampang 2000 hektar, NTB Bima (500 ha), NTT Flores 2000 ha, persiapan Kupang 6000 hektar.
B. Jangka Panjang (2010 – 2025)
1. Melanjutkan Intensifikasi industri garam untuk Pe-ningkatan Produktivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam.
Sasaran: Meningkatkan kapasitas dari rata-rata 80 ton/ha menjadi 100 ton/ha/tahun, rata-rata kualitas
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
garam mencapai 65 % K1, 25 % K2, dan sisanya 10 % K3.
2. Indonesia mampu swasembada garam konsumsi dan aneka industri untuk garam dengan kadar NaCl 95% dan sebagian garam industri telah mampu su-btitusi impor 30%.
3. Melanjutkan Ekstensifikasi Lahan produksi garam
Sasaran: Melanjutkan pengembangan lahan di NTT Flores 2000 ha dan pengembangan areal Kupang 6000 hektar.
4. Yodisasi garam
Sasaran: Produksi distribusi dan konsumsi garam beryodium untuk semua (USI) telah tercapai dan berkesinambungan
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Arah Pembangunan Industri Garam
1. Memenuhi kebutuhan garam nasional dengan meng-optimalkan produksi dalam negeri
2. Meningkatkan kesejahteraan petani garam sebagai penyedia bahan baku
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam pantai untuk produksi garam
4. Pencapaian Konsumsi Garam Beryodium untuk Semua (KGBS) dengan memenuhi kebutuhan sampai dengan pendistribusian garam beryodium yang me-menuhi persyaratan kadar yodium > 30 ppm.
B. Indikator Pencapaian
1. Terpenuhinya kebutuhan aneka industri dan kon-sumsi garam nasional.
2. Meningkatnya produksi garam nasional.
3. Menurunnya volume garam impor.
4. Terdistribusinya garam beryodium yang memenuhi persyaratan kadar yodium (> 30 ppm) di seluruh Indonesia di atas 90% dari kebutuhan masyarakat tiap kabupaten/kota
C. Tahapan Implementasi
1. Intensifikasi lahan produksi yang sudah ada (existing) di sentra produksi garam Jawa Bagian Utara (Indramayu, Cirebon, Demak, Pati,Rembang,
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Tuban, Gresik, Pasuruan dan Probolinggo), Madura (Sampang, Pamekasan, Sumenep), NTB (Lombok, Sumbawa dan Bima), NTT (Flores, Kupang), Sula-wesi Selatan (Maros, Takalar dan Jeneponto) serta Sulawesi Tengah (Palu, Parigi Moutong) guna me-ningkatkan produktivitas lahan dan kualitas hasil produksi garam.
2. Peningkatan kemampuan industri pengolahan garam (pencucian, pengeringan dan yodisasi) guna meningkatkan mutu produk garam bahan baku pasca panen dalam rangka pemenuhan kebutuhan garam yang memenuhi persyaratan bagi industri aneka maupun konsumsi.
3. Pemenuhan garam industri Chlor Alkali dan Farmasi dari impor secara selektif dan terkendali.
4. Extensifikasi lahan produksi garam dengan mendayagunakan lahan potensial dalam rangka perluasan areal produksi dan pemerataan pembangunan industri.
5. Koordinasi instansi terkait dan Pemda dalam rangka pemenuhan garam beryodium yang memenuhi per-syaratan kadar yodium > 30 ppm melalui:
- Pemenuhan jumlah kebutuhan garam konsum beryodium (sektor produksi); pendistribusian; pemenuhan landasasan hukum (perda di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota) serta penegakan hukumnya (law enforcement).
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI
A. Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Intensifikasi lahan pegaraman dalam rangka pe-
ningkatan Produktivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam.
Rencana Aksi:
a. Pemetaan Lahan Produksi garam
b. Pemetaan Kualitas Garam
c. Penataan struktur lahan (lay-out), peningkatan teknologi pembuatan garam, penerapan manajemen mutu lahan garam dan perbaikan sistem panen.
d. Peningkatan Kemampuan SDM pegaram.
2. Fasilitasi infrastruktur (saluran primer, sekunder & pintu air) untuk meningkatkan produktivitas lahan pegaraman dan kualitas garam rakyat.
Rencana Aksi:
a. Pembuatan studi tata ruang dan tata letak sentra produksi garamsebagai implementasi dari pemetaan lahan garam.
b. Koordinasi instansi terkait (PU, Lembaga Ke-uangan dan Pemda) dan rangka pengembangan infrastruktur sentra produksi garam.
3. Peningkatan produksi, distribusi dan konsumsi garam beryodium untuk mencapai USI (Universal Salt Iodization), yaitu pemenuhan garam beryodium yang memenuhi syarat pada 90% masyarakat di Kabupaten/Kota.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Rencana Aksi:
a. Pemetaan kembali teknologi, produksi dan kualitas industri garam olahan (non dan beryodium).
b. Pembinaan teknologi, sistim mutu dan peng-awasan produksi garam beryodium.
c. Pemenuhan perangkat hukum (perda di Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam rangka pemenuhan garam beryodium yang memenuhi persyaratan (produksi, distribusi , pengawasan dan tindakan hukumnya (law enforcement).
4. Ekstensifikasi Lahan
Pengembangan lahan di Madura-Sampang 2000 hektar, NTB Bima (500 ha), NTT Flores 2000 ha, persiapan Kupang 6000 hektar.
Rencana Aksi:
b. Identifikasi dan pemetaan potensi lahan yang prospektif dan pembuatan Feasibility Study.
c. Fasilitasi infrastruktur
d. Promosi investasi
e. Pelaksanaan proyek perluasan lahan
5. Pengembangan Kelembagaan
a. Pembinaan Asosiasi Produsen Garam Bahan Baku/ Produsen Garam Rakyat dan Produsen Garam Beryodium secara berkesinambungan.
b. Fasilitasi berdirinya Unit Usaha Bersama/Ko-perasi produsen Garam Bahan Baku/Produsen Garam Rakyat dan Produsen Garam Beryodium di sentra produksi garam.
c. Fasilitasi berdirinya UPT garam bahan baku dan garam beryodium di sentra produksi garam.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
d. Koordinasi Instansi/Lembaga terkait di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pembinaan Industri garam meliputi:
- Iklim industri garam (pengarturan impor dan distribusi garam) yang kondusif.
- Produksi dan distribusi garam beryodium yang memenuhi persyaratan.
- Penegakan norma sosial (social enforcement) dan hukum (law enforcement) garam ber-yodium.
B. Jangka Panjang (2010 – 2025)
1. Indonesia mampu swasembada garam konsumsi dan aneka industri untuk garam dengan kadar NaCl 95% dan sebagian garam industri telah mampu subtitusi impor 30%.
2. Melanjutkan intensifikasi lahan pegaraman dalam rangka peningkatan Produktivitas Lahan Garam dan Kualitas Produk Garam
Rencana Aksi:
a. Melanjutkan penataan struktur lahan (lay-out), peningkatan teknologi pembuatan garam, pe-nerapan manajemen mutu lahan garam dan perbaikan sistem panen.
b. Peningkatan Kemampuan SDM pegaram.
3. Melanjutkan fasilitasi infrasruktur (saluran primer, sekunder & pintu air) untuk meningkatkan produk-tivitas lahan pegaraman dan kualitas garam rakyat.
Rencana Aksi:
a. Implementasi hasil studi tata ruang dan tata letak sentra produksi garam.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
b. Koordinasi instansi terkait (PU, Lembaga Ke-uangan dan Pemda) dan rangka pengembangan infrastruktur sentra produksi garam.
4. Produksi, distribusi dan konsumsi garam beryo-dium dalam rangka USI (Universal Salt Iodization berkesinambungan dan dipertahankan (sustainable).
Rencana Aksi:
a. Melanjutkan pembinaan teknologi, sistim mutu dan pengawasan produksi garam beryodium.
b. Melengkapi pemenuhan perangkat hukum (perda di Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam rangka pemenuhan garam beryodium yang memenuhi persyaratan (produksi, distribusi, pengawasan dan tindakan hukumnya (law enforcement).
5. Ekstensifikasi Lahan
Melanjutkan ekstensifikasi dengan mengembangkan lahan di NTT Flores 2000 ha dan Kupang 6000 hektar.
Rencana Aksi:
a. Pembuatan Feasibility Study.
b. Fasilitasi infrastruktur
c. Promosi investasi
d. Pelaksanaan proyek perluasan lahan di NTT Flores 2000 ha dan Kupang 6000 hektar.
6. Pengembangan Kelembagaan
a. Pembinaan Asosiasi Produsen Garam Bahan Baku/Produsen Garam Rakyat dan Produsen Garam Beryodium secara berkesinambungan.
b. Fasilitasi berdirinya Unit Usaha Bersama/Koperasi produsen Garam Bahan Baku/ Garam
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
Rakyat dan Produsen Garam Beryodium di sentra produksi garam.
c. Fasilitasi berdirinya UPT garam bahan baku dan garam beryodium di sentra produksi garam.
d. Koordinasi Instansi/Lembaga terkait di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pembinaan Industri garam meliputi :
- iklim industri garam (pengarturan impor dan distribusi garam) yang kondusif.
- Produksi dan distribusi garam beryodium yang memenuhi persyaratan
- Penegakan norma sosial (social enforcement) dan hukum (law enforcement) garam ber-yodium.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Gam
bar
1.
Kera
ng
ka P
en
gem
ban
gan
In
du
stri
Gara
m
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
14
Gam
bar1
. Ker
angk
aPe
ngem
bang
anIn
dust
riG
aram
Indu
stri
Inti
Indus
triGa
ram
Anek
aInd
ustri
dan
Gara
mKo
nsum
siBe
ryodiu
m
Indu
stri
Pend
ukun
gInd
ustri
Perm
esina
ndan
Kaliu
mYo
dat (
KIO3
)In
dust
riTe
rkait
Indu
striK
emas
an
Sasa
ran
Jang
ka M
enen
gah
(201
0–20
15)
1.Te
rpen
uhiny
akeb
utuha
ngar
amna
siona
l;2.
Terca
painy
apro
gram
Unive
rsalS
altIod
izatio
n;3.
Terca
painy
aswa
semb
adag
aram
untuk
anek
aind
ustri
deng
anka
darN
aCl<
95%
;.
Sasa
ran
Jang
kaPa
njan
g (2
015–
2025
)1.
Terp
enuh
inyak
ebutu
hang
aram
nasio
nal;
2.Te
rcap
ainya
prog
ram
Unive
rsalS
altIod
izatio
nyan
gber
kesin
ambu
ngan
;3.
Terca
painy
asw
asem
bada
gara
mun
tukan
eka
indus
tride
ngan
kada
rNaC
l<95
%da
nsub
stitus
iimpo
r30%
4.Be
rkemb
angn
yapr
oduk
siga
ram
untuk
kebu
tuha
nind
ustri
dasa
r(kh
loralk
ali)
Stra
tegi
Sekt
or:In
tensif
ikasi
lahan
pega
rama
ndan
ekste
sifika
siun
tukka
wasa
n tim
urInd
ones
iaTe
knol
ogi:
Peng
emba
ngan
tekn
ologi
sistem
krista
lisas
iber
tingk
at.Po
kok-
Poko
kRen
cana
Aksi
Jang
kaMe
neng
ah (2
010–
2015
)1.
Peme
taanl
ahan
untuk
prior
itasi
ntens
ifikas
idan
untuk
ekste
nsifik
asi
2.Fa
silita
siinf
rastr
uktur
(salu
ranp
rimer
,sek
unde
rpint
uair,
derm
aga,
trans
porta
si)3.
Pena
taan
mana
jemen
mutu
pega
rama
nden
gans
istem
krista
lisas
iber
tingk
at4.
Bantu
anpe
ralat
anun
tukpr
oduk
siga
ram
baha
nba
kuda
npe
ngola
han
gara
mno
n/ber
yodiu
m(a
latpe
ncuc
i,pen
gerin
gdan
iodisa
si)5.
Peng
emba
ngan
komp
etens
iSDM
dank
elemb
agaa
n
Poko
k-po
kokR
enca
naAk
siJa
ngka
Panj
ang
(201
5–20
25)
1.Pe
mban
guna
nlah
anun
tukpr
iorita
sinte
nsifik
asid
anun
tukek
stens
ifikas
i;2.
Fasil
itasi
infra
struk
tur(sa
luran
prim
er,
seku
nder
pintu
air,
derm
aga,
trans
porta
si);
3.Pe
nata
anma
najem
enmu
tupe
gara
mand
enga
nsist
emkri
stalis
asib
ertin
gkat;
4.Ba
ntuan
pera
latan
untuk
prod
uksi
gara
mba
han
baku
dan
peng
olaha
nga
ram
non/b
eryo
dium
(alat
penc
uci,p
enge
ringd
aniod
isasi)
;5.
Peng
emba
ngan
komp
etens
iSDM
dank
elemb
agaa
n.Un
surP
enun
jang
Perio
desa
siPe
mbi
naan
:a.
Perio
de20
10–2
015:
Peny
usun
anda
npen
erap
anSN
Iane
kaind
ustri
gara
m;b.
Perio
de20
16–2
025:
Pene
rapa
ndan
peng
awas
anSN
Iane
kaind
ustri
gara
m.
Pasa
r :a.
Peme
taanj
enis
dank
ualita
sgar
amun
tukma
sing-
masin
gkeb
utuha
nind
ustri;
b.Me
ningk
atkan
akse
spas
arek
spor
prod
ukga
ram
teruta
maun
tukAS
EAN;
SDM
:a.
Menin
gkatk
anke
mamp
uan
dan
peng
etahu
anSD
Mten
tang
pros
espr
oduk
siga
ram
baha
nbak
uuntu
kane
kaind
ustri
dang
aram
beryo
dium;
b.Me
mfas
ilitas
ipen
gemb
anga
nSDM
dalam
meng
emba
ngka
nusa
haba
ru.
c.Me
ngem
bang
kank
elemb
agaa
nusa
ha(A
sosia
si,Ko
pera
si)In
frast
rukt
ur :
a.Fa
silita
sipe
nera
pan
hasil
litban
gda
npe
reka
yasa
anda
riba
lai,
ristek
,pe
rgur
uant
inggi,
pene
liti ;
b.Fa
silita
sipe
mban
guna
ninfr
astru
kturd
anba
ntuan
sara
napr
oduk
si.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
Gam
bar
2.
K
era
ng
ka K
ete
rkait
an
In
du
stri
Gara
m
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
15
Gam
bar2
. K
eran
gka
Ket
erka
itan
Indu
stri
Gar
am
Pem
erin
tah
Pusa
t :M
enko
Per
ekon
omia
n,B
appe
nas,
Dep
keu,
Dep
PU
,Dep
dagr
i, D
KP
,BS
N,D
epK
es,
Kop
eras
i&U
KM
,BP
OM
, Dep
perin
,Dep
dag,
Foru
mK
omun
ikas
iWorking
Group
Fasi
litat
orK
last
er
Lem
baga
Litb
ang/
PTB
BK
K,B
AR
ISTA
NA
PRO
GA
KO
B,A
PGR
BA
HA
NB
AK
U :
Garam
Rakyat,G
aram
PTGaram
,Garam
Impor,
Kaliu
mYo
dat
Mes
inda
nPe
rala
tan
:A
real
Gar
amU
nitP
encu
cian
Uni
tYod
isas
i
- - --
PE
ME
NU
-H
AN
PA
SA
RD
ALA
MN
EG
ER
I
PA
SA
RLU
AR
NE
GE
RI
Eks
porti
r
Dis
tribu
tor
Indu
stri
Gar
amB
ahan
Bak
u:B
UM
NPT
Gar
amda
nSw
asta
/Rak
yat
Indu
stri
Chl
orA
lkal
i,In
dust
ri F
arm
asi,I
ndus
tri
Pang
an
Indu
stri
Ane
ka :
Perm
inya
kan,
Paka
nT
erna
k,T
ekst
il,Pe
nyam
akan
Kul
;it,
Peng
asin
anIk
an
JAS
A:
Tran
spor
tasi
,Per
bank
an
Pem
da:
Din
asIn
dagk
opB
appe
da,
Din
kes
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Tab
el 1
. P
era
n P
em
an
gku
Kep
en
tin
gan
dala
m P
en
gem
ban
gan
In
du
stri
Gara
m
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
16
Tabe
l1.P
eran
Pem
angk
u K
epen
tinga
nda
lam
Peng
emba
ngan
Indu
stri
Gar
am
Pem
erin
tah
Pusa
tPe
mda
Swas
ta /B
UMN
Perg
urua
nTi
nggi
dan
Litb
ang
Foru
m
Renc
anaA
ksi2
004–
2009
Dep.Perin
MenkoEkuin,
,Bappenas
Dep. Dag
Dep Kes,BPOM
BSN
DepKu
DepKop.UKM
,DKP
Prop
Kab
Asosiasi
PerusahaanIndustri
PT Garam
PT
Baristan
BBKK
WorkingGroup
FasilitasKlaster
1.Pe
ngam
anan
/peme
nuha
nGa
ram
Baha
nBak
u0
00
00
00
00
0
2.Pe
metaa
nLah
anGa
ram
dan
Kuali
tasGa
ram
Baha
nBak
u0
00
00
00
00
0
3.Me
lakuk
anpe
meta
an in
dustr
ipe
ngola
hanG
aram
;0
00
00
00
00
00
00
4.Pe
menu
hanK
ebutu
hanP
asar
Dom
estik
;0
00
00
00
5.Int
ensif
ikasi
Prod
uksi;
pena
taan
lahan
danp
ener
apan
man
ajeme
nmu
tulah
an0
00
00
00
00
0
6.Fa
silita
si Inf
rastr
uktur
laha
ngar
am0
00
00
7.Pe
nyus
unan
danp
ener
apan
SNI
wajib
untuk
gara
man
ekaI
ndus
trida
nSNI
untu
kgar
amko
nsum
si0
00
00
00
00
8.Ek
stens
ifikas
ilaha
n: Id
entifi
kasi,
Stud
iKela
yaka
ndan
Prom
osi
Inves
tasiu
ntukp
enge
mba
ngan
lahan
di Ma
dura
,NTB
danN
TT;
00
00
00
00
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
17
Pem
erin
tah
Pusa
tPe
mda
Swas
ta /B
UMN
Perg
urua
nTi
nggi
dan
Litb
ang
Foru
m
Renc
anaA
ksi2
004–
2009
Dep.Perin
MenkoEkuin,
,Bappenas
Dep. Dag
Dep Kes,BPOM
BSN
DepKu
DepKop.UKM
,DKP
Prop
Kab
Asosiasi
PerusahaanIndustri
PT Garam
PT
Baristan
BBKK
WorkingGroup
FasilitasKlaster
9.Pe
ningk
atan t
ekno
logid
anpr
oduk
siind
ustri
peng
olahg
aram
(pen
cucia
n,pe
nger
ingan
,pe
ngem
asan
dany
odisa
si)0
00
00
00
00
0
10.P
ening
kata
nkom
pete
nsiS
DM.
00
00
00
11.P
enge
mban
ganK
elemb
agaa
n0
00
00
00
00
00
00
00
00
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
18
Inst
ansi
No
Prog
ram
/Keg
iata
n
Dep.Perin
Bappenas
Dep.Ku
Dep.Kes.
DepDagri
DKP
DepDag
BPOM
BSN
Kkop.UKM
Dep.PU
/BPN
Pem.Da.
DisPrin
Lit.Bang
LSM/NGO
DuniaUsaha
Asosiasi
A.
Prog
ram
Inte
nsifi
kasi
Laha
n.
1.In
tens
ifika
siLa
han
Peg
aram
an
a.pe
met
aan
laha
npe
gara
man
untu
kpr
iorit
asin
tens
ifika
si
2.Fa
silit
asi I
nfra
stru
ktur
a .S
alur
anpr
imer
dan
seku
nder
b .P
intu
airb
esar
c .P
intu
air k
ecil
d .Ja
lan
trans
porta
si
3.P
enat
aan
Laha
nP
egar
aman
(Ha)
(Sis
tem
Kris
talis
asib
ertin
gkat
4.B
antu
anS
aran
aPr
oduk
si
a .G
uluk
dan
sork
ot
b .A
latu
ji ka
darN
aCl
5.B
antu
anS
aran
aD
istri
busi
(Der
mag
ada
ngu
dang
di C
olle
ctin
gPo
int)
6.B
antu
anA
latP
engo
lah
Gar
am(P
encu
ci,P
enge
ring,
Yod
isas
i)
7.P
eman
faat
anE
nerg
iAng
in U
ntuk
Sara
naPr
oses
Pro
duks
i
(Alih
tekn
olog
itep
atgu
na)
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 134/M-IND/PER/10/2009
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
19
a .P
ompa
air k
inci
rang
in
8.P
enin
gkat
anK
emam
puan
Sum
berD
aya
Man
usia
(Peg
aram
)
a .B
idan
gpr
oduk
siga
ram
baha
nba
kuun
tuk
anek
ain
dust
rib .
Pen
gem
bang
anpr
oduk
siga
ram
bery
odiu
m
c .B
idan
gmix
farm
ing
B.
Peni
ngka
tan
Kua
litas
Gar
amR
akya
tMen
jadi
Bah
anB
aku
a.Pe
ncuc
ian
gara
m k
ualit
asre
ndah
men
jadi
gara
mba
han
baku
b.Ba
ntua
nal
atpe
ncuc
i,pe
nger
ing
dan
perle
ngka
pann
ya
C.
Peni
ngka
tan
Prod
uksi
Gar
amB
eryo
dium
a.Pe
ning
kata
npr
oduk
siga
ram
bery
odiu
mdi
sent
raga
ram
raky
at-B
antu
anpe
rala
tan
-Pem
bina
an,p
ener
apan
SN
I,da
n U
KM
-Ban
tuan
pera
lata
nKa
lium
Ioda
t
D.
Peng
emba
ngan
Keb
ijaka
nda
nK
elem
baga
an
a.Pe
nyus
unan
dan
pene
rapa
nS
NIu
ntuk
mas
ing-
mas
ing
jeni
sin
dust
ri
b.Pe
nega
kan
norm
a so
sial
dan
norm
ahu
kum
c.Pe
ngem
bang
anpe
ran
kele
mba
gaan
asos
iasi
pega
ram
,as
osia
sipe
ngem
bang
anga
ram
bery
odiu
m
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 134
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
20
E.Pr
ogra
mEk
sten
sifik
asi
a.P
emet
aan
laha
npe
gara
man
untu
kek
sten
sifik
asi t
erut
ama
di k
awas
antim
ur In
done
sia
(NTT
)
b.Fa
silit
asip
rom
osii
nves
tasi
pem
bang
unan
indu
stri
gara
mc.
Pem
bang
unan
indu
stri
gara
min
dust
ri
F.Pe
nera
pan
Has
il-H
asil
LitB
ang
dan
Pere
kaya
saan
diIn
dust
riB
idan
gG
aram
G.
Mon
itorin
gG
aram
Rak
yatd
anG
aram
Ber
yodi
um
H.
Koo
rdin
asiP
enga
man
anda
nK
esei
mba
ngan
Har
gaG
aram
a.M
onito
ring
harg
aga
ram
raky
at
b.M
onito
ring
harg
aga
ram
impo
r
c.Pe
neta
pan
harg
aga
ram
I.A
dvok
asiP
enin
gkat
anK
onsu
msi
Pene
gaka
nN
orm
aSo
sial
dan
Nor
ma
Huk
um
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
TENTANG
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GERABAH DAN KERAMIK HIAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri e-lektronika dan telematika, industri pe-nunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
b. Bahwa industri gerabah dan Keramik Hias merupakan bagian dari kelompok industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri gerabah dan keramik hias;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster In-dustri Gerabah dan Keramik Hias;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem-baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;
12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;
13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI GERABAH DAN KERAMIK HIAS.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri gerabah dan keramik hias untuk periode 5 (lima) tahun.
2. Industri Gerabah dan Keramik Hias adalah industri yang terdiri dari:
a. Industri Barang-barang dari Tanah Liat/Keramik (KBLI 26321);
b. Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik selain Bara Bara dan Genteng (KBLI 26324);
c. Industri barang lainnya dari Tanah Liat/Keramik (KBLI 26329).
3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerin-tah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
dan Pengembangan serta Lembaga Ke-masyarakatan lainnya.
4. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan sebagian tugas urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
Pasal 2
(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:
a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Gerabah dan Keramik Hias ataupun sektor lain yang terkait;
c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan
d. Informasi untuk menggalang duku-ngan sosial-politis maupun kontrol
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.
Pasal 3
(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Gerabah dan Keramik Hias dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.
Pasal 4
(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2009
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009
PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
GERABAH DAN KERAMIK HIAS
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SASARAN
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
BAB IPENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Gerabah dan Keramik HiasBerdasarkan nomor HS, ruang lingkup industri kerajinan Gerabah dan Keramik Hias mencakup nomor HS 691310000 s.d. 691490000 dengan KBLI 26321
Berdasarkan pada teknologi proses dan komposisi bahan baku dan penolong, maka ruang lingkup industri gerabah dan keramik hias dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Industri kerajinan gerabah.
Adalah industri yang berbahan baku tanah liat dengan proses produksi menjadi gerabah.
2. Industri kerajinan keramik hias
Adalah industri yang berbahan baku clay, feldspar, pasir silika, dan kaolin dengan proses produksi menjadi keramik hias.
Berdasarkan pada kegunaannya maka industri gerabah dan keramik hias ada industri untuk perlengkapan rumah tangga (tableware) dan untuk hiasan (interior)
B. Pengelompokan Industri Gerabah dan Keramik Hias1. Kelompok Industri Hulu
Meliputi industri bahan baku gerabah dan keramik hias seperti tanah liat (clay), kaolin, feldspar, pasir kuarsa, dan zircon, serta toseki.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
2. Kelompok Industri Antara
Meliputi bahan baku body kermik, bahan pewarna, frits dan glasir.
3. Kelompok Industri Hilir
Meliputi industri barang jadi gerabah seperti perlengkapan rumahtangga dan interior/hiasan dan barang jadi keramik hias seperti perlengkapan rumahtangga (tableware) dan interior/pajangan (gift items).
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
BAB IISASARAN
A. Jangka Menengah (2010 -2014)1. Terbentuknya klaster-klaster industri kerajinan
keramik hias yang mampu memicu dan memacu perkembangan industri kecil gerabah dan keramik hias, sehingga akan meningkatkan jumlah unit usaha sebesar rata-rata per tahun sebesar 3,79% atau sebesar 1.243 UU/tahun, tenaga kerja sebesar 3,68% atau sebesar 5.219 orang per tahun dengan nilai produksi sebesar 6,94% atau meningkat Rp. 6.863 juta/tahun.
2. Tersedianya bahan baku yang standard baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun yang disediakan oleh Unit Pelayanan Teknis di sentra-sentra potensial, sehingga para perajin dapat bekerja secara produktif dan menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik.
3. Menciptakan 5 perusahaan kerajinan gerabah dan keramik hias yang telah mampu menerapkan CE-Mark dan 10 perusahaan telah menerapkan ISO 9000, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja serta dapat mengekspor produknya untuk tujuan Eropa.
4. Terbentuknya Gugus Kendali Mutu Model di 30 perusahaan gerabah dan keramik hias yang dilakukan secara selektif pada perusahaan berorientasi ekspor.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
B. Jangka Panjang (2010-2025)1. Terbentuknya system klaster-klaster industri
kerajinan gerabah dan keramik hias dengan jaringan usaha yang solid dan didukung oleh sub-sub system pendukung yang kuat dan akan memberikan dampak pada perkembangan jumlah unit usaha sebesar 8,34% atau rata-rata 3.045 UU/tahun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 5,2% atau 10.212 orang/tahun dengan nilai produksi rata-rata pengembangan mencapai 18,40%.
2. Penyediaan bahan baku standard melalui UPT, Bali atau perusahaan swasta di 41 sentra IKM Kerajinan Gerabah dan Keramik Hias yang memiliki potensi.
3. Terwujudnya industri kerajinan gerabah dan keramik hias nasional mampu bersaing baik di dalam maupun luar negeri dan terjadi peningkatan ekspor produk gerabah dan keramik hias rata-rata 23,49% per tahun atau senilai US$ 11.013.403 per tahun.
4. Kerjasama dengan RW TUV dan Pusat Standardisasi untuk penerapan CE-Mark pada 30 perusahaan dan ISO 9000 55 perusahaan serta membentuk Gugus Kendali Mutu Model sebanyak 225 perusahaan IKM kerjasama dengan PT. Pilar.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Gerabah dan Keramik Hias1. Visi Industri Gerabah dan Keramik Hias
Visi industri kerajinan gerabah dna keramik hias ialah membangun industri gerabah dan keramik hias nasional yang mempunyai daya saing nasional dan internasional dan mempunyai nilai tambah yang tinggi pada tahun 2025.
2. Arah Pengembangan
Arah pengembangan industri kerajinan gerabah dan keramik hias untuk peningkatan nilai tambah. Adanya klaster industri gerabah dan keramik hias diharapkan memperkuat keterkaitan pada semua tingkat rantai nilai (value chain) dari industri hulunya, mampu meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun visi dan misi yang selaras, sehingga mampu meningkatkan produktifitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan keterkaitan yang kuat antara sector hulu sampai dengan hilir.
3. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian industri kerajinan gerabah dan keramik hias adalah terintegrasinya industri pengolahan gerabah dan keramik hias dengan peningkatan utilisasi dan kapasitas industri gerabah dan keramik hias, yang ditandai dengan:
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
• Kebutuhan bahan baku dapat dipenuhi dari dalam negeri
• Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri gerabah dan keramik hias
• Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri akan produk-produk gerabah dan keramik hias
• Meningkatnya kapasitas industri gerabah dan keramik hias.
4. Tahapan Implementasi
Pengembangan klaster kerajinan gerabah dan keramik hias: Pembinaan dan pengembangan ini dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain: 1) Diagnosis; 2) Sosialisasi; 3) Kolaborasi; 4) Implementasi dan 5) Monitoring. System ini dilakukan melalui penetapan Champion dan pemasok serta pembinaannya dengan melibatkan seluruh stakeholder sesuai dengan fungsi dan perannya.
Prioritas pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB). Dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan pembinaan untuk pencapaian hasil yang efektif dan efisien serta kemudahan dalam administrasi.
Kerjasama antar stake holder dan dunia usaha. Dilakukan untuk menciptakan kerjasama sinerji dengan keterpaduan program pembinaan dan pengembangan.
Peningkatan kapabilitas SDM IKM Kerajinan Gerabah dan Keramik Hias. Pengetahuan dan keterampilan dalam aspek teknis (produksi
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
& desain) maupun manajemen produksi dari pelaku industri kecil kerajinan gerabah dan keramik hias yang pada umumnya belum memadai terutama para produsen gerabah dan keramik hias. Untuk mengatasi hal ini akan dilakukan peningkatan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dengan permasalahan di lapangan.
Modernisasi mesin dan peralatan. Sebagian besar produsen/para perajin merupakan industri kecil yang sebagian besar masih mempergunakan alat yang sederhana dan umur mesin yang sudah tua. Demikian pula dengan Unit Pelayanan Teknis yang secara operasional merupakan ujung tombak dalam pengembangan teknologi dan sebagai unit percontohan. Dampak dari kondisi ini adalah kualitas dan kuantitas produk serta kinerja yang kurang produktif. Untuk mengatasi hal ini strategi operasional yang dilakukan adalah melalui fasilitasi bantuan mesin dan peralatan untuk modernisasi/revitalisasi UPT dan pengusaha yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama.
Pengembangan dan penguatan kelembagaan. Hampir semua perajin gerabah dan keramik hias mempunyai posisi tawar yang lebih terhadap berbagai pihak. Terbentuknya kelembagaan seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Asosiasi ataupun bentuk lain yang dapat memperbaiki akses kepada modal usaha dan pasar.
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pengembangan jejaring. Kerjasama antar pemangku kepentingan melalui pembentukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan program lintas sektoral yang mendukung IKM kerajinan perhiasan dan batu mulia yang akan menghasilkan sinerji yang kuat dalam pengembangan industri kerajinan perhiasan.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI
A. Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 – 2014)1. Promosi dan Pemasaran
• Fasilitasi promosi dan pemasaran melalui pameran DN & LN.
• Pengembangan pasar spesifik yang berkaitan dengan daerah tujuan wisata.
• Membangun portal system informasi untuk pasar luar negeri/ekspor.
• Studi banding pengusaha/perajin ke luar negeri.
• Promosi melalui media cetak/elektronik, leaflet dan Katalog.
• Mengikuti perlombaan desain di luar negeri.
• Temu usaha/bisnis.
• Penyusunan Direktory kerajinan gerabah dan keramik hias.
2. Teknologi Produksi
• Peningkatan kemampuan system manajemen mutu.
• Peningkatan kesadaran serta dorongan untuk mengaplikasikan HaKI.
• Sosialisasi dan penerapan CE-Mark dan ISO 9000.
• Penerapan Gugus Kendali Mutu Model.
• Penguatan peran perguruan tinggi dalam teknik perencanaan/pembuatan perhiasan CAD/CAM serta menjamin kualitas batu mulia.
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
3. Penguatan struktur usaha
• Peningkatan kemitraan dengan perusahaan besar untuk merintis pasar ekspor dan transfer pengetahuan dan desain
• Kemitraan dengan pemasok/penghasil bahan baku/bahan setengah jadi dan pemasaran
• Fasilitasi kemitraan dengan instansi terkait dalam rangka pemanfaatan asuransi dan pembiayaan ekspor
• Mengadakan kerjasama dengan Negara-negara yang memiliki keunggulan dalam desain dan model
• Pemetaan potensi jenis bahan baku dan peman-faatan/peruntukkannya (kandungan/unsur-unsur bahan baku)
4. Sumber Daya Manusia
• Peningkatan kemampuan dalam bidang desain
• Peningkatan kemampuan dalam bidang ekspor-impor dan teknik negosiasi
• Peningkatan kemampuan dalam bidang mutu produk
• Peningkatan kemampuan dan pengetahuan website dan E-Commerce
5. Pengembangan Sarana dan Prasarana
• Modernisasi mesin dan peralatan untuk Unit Pelayanan Teknis (UPT)
• Bantuan mesin dan peralatan pada Kelompok Usaha Bersama yang potensial untuk dikembangkan
• Bantuan sarana jaringan informasi
• Penataan organisasi UPT dan reorientasi peran UPT
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
6. Pengembangan Institusi Pendukung dan Kelembagaan
• Pendirian Unit Pelayanan Langsung (UPL)
• Revitalisasi dan pendirian Unit Pelayanan Teknis yang akan dilakukan melalui studi kelayakan di sentra-sentra potensial
B. Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025)1. Pemasaran
• Pengembangan pasar spesifik untuk produk gerabah dan keramik hias
• Peningkatan kemampuan market intelegen untuk penetrasi dan perluasan pasar global
• Pengembangan showroom/counter di pusat-pusat pariwisata di dalam dan di luar negeri
• Pengembangan pasar kerjasama dengan per-hotelan, transportasi dan tempat pariwisata khususnya produk-produk gift item sebagai barang souvenir (welcome souvenir)
2. Teknologi
• Pengembangan mesin dan peralatan produksi untuk pengolahan kerajinan gerabah dan keramik hias
• Pendirian lembaga sertifikasi mutu gerabah dan keramik hias pada setiap sentra potensial (CE-Mark)
• Pengembangan desain produk melalui system komputerisasi
3. Sentra Produksi
• Penguatan kelembagaan kelompok produsen gerabah dan keramik hias (assosiasi, koperasi atau Kelompok Usaha Bersama)
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
• Pengembangan jaringan komunikasi dan bisnis melalui internet dan E-Commerce
• Pengembangan sentra sebagai tempat wisata belanja dan wisata belajar
4. Stakeholder
• Pengembangan jejaring (network) IKM dengan Universitas dan lembaga penelitian untuk pengembangan teknologi dan desain produk.
• Pengembangan teknologi dan standardisasi bahan baku dan produk gerabah dan keramik hias kerjasama dengan Balai Besar Keramik dan Unit Pelayanan Teknis Daerah.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
IND
US
TR
I IN
TI
IND
US
TR
IP
EN
DU
KU
NG
IND
US
TR
IT
ER
KA
ITIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
->In
dust
ri Pe
mas
okM
esin
/Per
alat
anH
iasa
n,So
uven
ir,In
terio
r, P
erle
ngka
pan
Rum
ahTa
ngga
->In
dust
ri Pe
mas
okBa
han
Baku
/Pen
olon
g
Sas
aran
Jan
gka
Men
eng
ah2
01
0-
20
14
:S
asar
anJa
ng
kaP
anja
ng
(20
10
-2
02
5)
:1
1 22
3
34
4
Str
ateg
iPo
kok
:S
trat
egi O
per
asio
nal
:1
Peng
emba
ngan
klas
ter
kera
jinan
Kera
mik
Hia
s1
Peni
ngka
tan
kapa
bilit
asSD
MIK
MKe
rajin
an b
aran
gse
ni.
2Pe
ngem
bang
anse
ntra
dan
rev
italis
asi/pe
ndiri
anU
PTIK
MKe
rajin
anBa
rang
Seni
23
Prio
ritas
pen
gem
bang
anKe
lom
pok
Usa
haBe
rsam
a (K
UB)
4Ke
rjas
ama
anta
raSt
akeh
olde
rda
nD
unia
Usa
ha3
Peng
emba
ngan
dan
per
kuat
anke
lem
baga
an (
UPL
,KU
B,Ko
pera
si,
5M
endo
rong
tum
buhn
yaik
limus
aha
yang
kond
usif
Asso
sias
i)4
Po
kok-
Po
kok
Ren
can
aA
ksiJ
ang
kaM
enen
gah
(20
10
-20
14
) :
Po
kok-
Po
kok
Ren
can
aA
ksiJ
ang
kaP
anja
ng
(20
10
-20
14
) :
1Ik
lim
Usa
ha
(Reg
ula
si)
1P
emas
aran
►Pe
nera
pan
kebi
jaka
n pe
rpaj
akan
yang
lebi
h ra
sion
al►
►Pe
nera
pan
stan
dard
isas
i pro
duk
(CE-
Mar
k&
ISO
9000
)
Terw
ujud
nya
indu
stri
kera
jinan
kera
mik
hias
yang
mam
pube
rsai
ngdi
DN
mau
pun
LNda
nte
rjad
ipen
ingk
atan
eksp
orra
ta-r
ata
23,9
4%pe
rta
hun
atau
seni
laiU
S$11
.013
.403
/tah
unFa
silit
asik
erja
sam
ade
ngan
RW
Tuv
dan
Pusa
tSt
anda
rdis
asiu
ntuk
pene
rapa
nCE
-Mar
kpa
da30
peru
saha
anda
nIS
O90
00pa
da55
peru
saha
anse
rta
mem
bent
ukG
KMM
odel
seba
nyak
225
peru
saha
an d
enga
n PT
. Pi
lar
Uta
ma
dan
PT.W
ahan
aKe
ndal
iMut
u.
Peng
emba
ngan
pasa
rsp
esifi
kba
gipr
oduk
kera
jinan
gera
bah/
kera
mik
hias
.
Terb
entu
knya
klas
ter-
klas
ter
indu
stri
kera
mik
hias
yang
akan
men
ingk
atka
nju
mla
hun
itus
aha
sebe
sar
3,79
%at
ause
besa
r1.
243
UU
/Tah
un,
tena
gake
rja
sebe
sar
3,68
%at
ause
besa
r5.
219
oran
gpe
rta
hun
deng
anni
lai
prod
uksi
sebe
sar
6,94
%at
aum
enin
gkat
Rp.
6.96
3ju
ta/t
ahun
.
Terb
entu
knya
sist
emkl
aste
rin
dust
rike
rajin
ange
raba
h/ke
ram
ikhi
asde
ngan
jarin
gan
usah
aya
ngso
lidda
ndi
duku
ngol
ehsu
b-su
bsi
stem
pen
duku
ngya
ngku
at.
Peny
edia
anba
han
baku
sete
ngah
jadi
yang
stan
dard
mel
alui
UPT
di41
sent
ra p
oten
sial
.
Peng
emba
ngan
jeja
ring
kerj
asam
aan
tara
pem
angk
uke
pent
inga
n.
S T
RA
T E
G I
Mod
erni
sasi
mes
in d
an p
eral
atan
diS
entr
a-se
ntra
pot
ensi
alte
rpili
h.
Ters
edia
nya
baha
nba
kuya
ngst
anda
rdi
prod
uksi
oleh
Uni
tPe
laya
nan
Tekn
ism
aupu
n pe
rusa
haan
swas
ta.
Men
cipt
akan
5pe
rusa
haan
yang
mam
pum
ener
apka
nCE
-Mar
kda
n10
peru
saha
ante
lah
men
erap
kan
ISO
9000
.
Terb
entu
knya
Gug
usKe
ndal
iMut
uM
odel
di30
peru
saha
andi
laku
kan
seca
rase
lekt
ifpa
da p
erus
ahaa
n be
rorie
ntas
i eks
por.K
ER
AN
GK
AP
EN
GE
MB
AN
GA
NIN
DU
ST
RI
GE
RA
BA
HD
AN
KE
RA
MIK
HIA
S
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
►► ►
►►
2P
rom
osi
dan
Pem
asar
an►
Fasi
litas
i pro
mos
i dan
pem
asar
anm
elal
ui p
amer
anD
N d
anLN
.►
Peng
emba
ngan
pas
arsp
esifi
kun
tuk
kera
jinan
kera
mik
hias
.2
Tek
no
log
i►
Mem
bang
un p
orta
l web
site
bagi
info
rmas
i pas
arlu
arne
geri/
eksp
or.
►►
Stud
i ban
ding
pen
gusa
ha/p
eraj
inke
luar
nege
ri.►
Prom
osim
elal
uim
edia
ceta
k/el
ektr
onik
,le
afle
t da
nka
talo
g.►
►M
engi
kuti
perlo
mba
an d
esai
n di
LN.
►Te
mu
Usa
ha/b
isni
s►
Peng
emba
ngan
des
ain
prod
ukm
elal
uisi
stem
kom
pute
risas
i.
►Pe
nyus
unan
Dire
ktor
yke
rajin
an g
erab
ah d
anke
ram
ikhi
as3
Sen
tra
Pro
du
ksi
3T
ekn
olo
giP
rod
uks
i►
►Pe
ning
kata
nke
mam
puan
sist
emm
anaj
emen
mut
u►
Peni
ngka
tan
kesa
dara
nse
rta
doro
ngan
untu
km
enga
plik
asik
anH
aKI.
►So
sial
isas
i dan
pen
erap
anCE
-Mar
k da
nIS
O90
00►
Peng
emba
ngan
des
ain
prod
ukm
elal
uisi
stem
kom
pute
risas
i
►Pe
nera
pan
Gug
usKe
ndal
iMut
uM
odel
4P
eng
uat
anS
tru
ktu
rU
sah
a4
Sta
keh
old
er►
►
►►
► ► ►
Duk
unga
npe
mer
inta
hpu
sat
dan
daer
ahda
lam
upay
ape
rlind
unga
nte
rhad
apek
splo
itasi
peng
irim
anba
han
men
tah
kera
mik
hias
kelu
arne
geri
yang
belu
mdi
olah
.
Men
gupa
yaka
nte
rsed
iany
aka
was
ankh
usus
peng
emba
ngan
indu
stri
kera
mik
hias
Peng
emba
ngan
show
room
/cou
nter
/out
let
dipu
sat
pasa
rm
oder
n da
n pa
riwis
ata
di d
alam
nege
ri.
Peng
emba
ngan
pasa
rke
rjas
ama
deng
anpe
rhot
elan
,tr
ansp
orta
sida
nte
mpa
tpa
riwis
ata
prod
uk-p
rodu
kgi
ftite
mse
baga
i bar
ang
souv
enir
(wel
lcom
eso
uven
ir).
Peni
ngka
tan
kem
ampu
anm
arke
tin
tele
gen
untu
kpe
netr
asi
dan
perlu
asan
pas
argl
obal
.
Peng
emba
ngan
jarin
gan
(net
wor
k)IK
Mde
ngan
Uni
vers
itas
dan
Lem
baga
Pene
litia
nun
tuk
peng
emba
ngan
tekn
olog
ida
nde
sain
pro
duk
Peng
emba
ngan
tekn
olog
ida
nst
anda
rdis
asi
baha
nba
kuda
npr
oduk
gera
bah/
kera
mik
hias
kerj
asam
ade
ngan
Bala
iBe
sar
Kera
mik
dan
Uni
t Pe
laya
nan
Tekn
isD
aera
h.
Pend
irian
lem
baga
sert
ifika
sim
utu
gera
bah
dan
kera
mik
hias
pada
setia
pse
ntra
pot
ensi
al.
Peng
emba
ngan
mes
inda
npe
rala
tan
prod
uksi
untu
kpe
ngol
ahan
kera
jinan
ger
abah
/ker
amik
hias
.
Peng
uata
nke
lem
baga
anKe
lom
pok
prod
usen
gera
bah
dan
kera
mik
hias
(Ass
osia
si,
Kope
rasi
atau
Kelo
mpo
kU
saha
Bers
ama)
Peni
ngka
tan
kem
itraa
nde
ngan
peru
saha
anbe
sar
untu
km
erin
tispa
sar
eksp
orda
ntr
ansf
erpe
nget
ahua
n da
n de
sain
.
Pem
etaa
npo
tens
ije
nis
baha
nba
kuda
npe
man
faat
an/p
erun
tukk
anny
a(k
andu
ngan
/uns
ur-u
nsur
baha
n ba
ku)
Kem
itraa
nde
ngan
pem
asok
/pen
ghas
ilba
han
baku
/bah
anse
teng
ahja
dida
npe
mas
aran
diik
at d
enga
nM
oU.
Fasi
litas
ike
mitr
aan
pada
inst
ansi
terk
ait
dala
mra
ngka
pem
anfa
atan
asur
ansi
dan
pem
biay
aan
eksp
or.
Men
gada
kan
kerj
asam
ade
ngan
nega
ra-n
egar
aya
ngm
emili
kike
ungg
ulan
dala
mde
sain
dan
mod
el.
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
5S
um
ber
Day
aM
anu
sia
►Pe
ning
kata
nke
mam
puan
dal
am b
idan
g de
sain
►Pe
ning
kata
nke
mam
puan
dal
am b
idan
gek
spor
-impo
rt d
ante
knik
nego
sias
i.►
Peni
ngka
tan
kem
ampu
an d
alam
bid
ang
mut
u pr
oduk
.►
Peni
ngka
tan
kem
ampu
an d
alam
men
ggla
sir
►Pe
ning
kata
nke
mam
puan
dan
pen
geta
huan
Web
Site
dan
E-Co
mm
ers.
6P
enge
mb
anga
nS
aran
ada
nP
rasa
ran
a►
Mod
erni
sasi
mes
in d
an p
eral
atan
untu
kU
nit
Pela
yana
nTe
knis
.► ►
Bant
uan
sara
naja
ringa
nin
form
asi.
►Pe
nata
anor
gani
sasi
UPT
dan
reo
rient
asi p
eran
UPT
Per
iodi
sasi
Pen
ingk
atan
Tekn
olog
i :S
um
ber
Day
aM
anu
sia
(SD
M)
:1
Inis
iasi
(20
05-2
009)
1Ba
ntua
n pe
latih
ante
knol
ogi p
rose
s da
n de
sain
2Fa
silit
asi b
antu
ante
naga
ahli
dise
ntra
pro
duk
2Pe
ngem
bang
anCe
pat
3Pe
man
faat
an p
ara
tena
gako
nsul
tan
IKM
(Al
umni
Shin
dan)
(201
0-20
15)
4Pe
latih
anfa
silit
ator
man
ajem
enm
utu
dan
fasi
litat
orkl
aste
r3
Pem
atan
gan
(201
6-20
25)
Peng
emba
ngan
Kaw
asan
Indu
stri
Kera
mik
Hia
s (S
entr
a)5
Pela
tihan
man
ajem
en p
rodu
ksi d
isen
tra-
sent
ra
Pas
ar :
Infr
astr
ukt
ur
:1
Fasi
litas
i pen
diria
nou
tlet
di d
aera
h w
isat
a,ho
tel/t
erm
inal
airp
ort
1M
endo
rong
pem
bang
unan
outle
t di
dae
rah
tuju
an w
isat
a2
Men
yedi
akan
info
rmas
i pas
arLu
arN
eger
i dan
Des
ain
2Fa
silit
asiL
itban
g ba
han
baku
sete
ngah
jadi
yang
stan
dard
3Fa
silit
asi p
rom
osi d
an p
emas
aran
mer
eklo
kalk
epa
sar
inte
rnas
iona
l3
4Fa
silit
asi p
endi
rian
trad
ing
hous
eat
auke
rjas
ama
deng
anca
rgo
Bant
uan
mes
inda
npe
rala
tan
pada
Kelo
mpo
kU
saha
Bers
ama
yang
pote
nsia
lun
tuk
dike
mba
ngka
n
Peng
emba
ngan
kual
itas
dan
desa
inpr
oduk
sert
ape
ngem
bang
ante
knol
ogim
asin
al.
Kerj
asam
ade
ngan
inst
ansi
terk
ait
untu
kpe
ngur
usan
"Jal
it"(J
alan
,Li
strik
, Air
dan
Tele
kom
unik
asi)
dise
ntra
yang
pot
ensi
al/t
erpi
lih
UN
SU
RP
ENU
NJA
NG
Kom
pute
risas
i(CA
D/C
AM)
dan
peng
guna
anfin
ishi
ngan
tito
ksin
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
KERA
NGKA
KETE
RKAI
TAN
PENG
EMBA
NGAN
INDU
STRI
GER
ABAH
DAN
KERA
MIK
HIAS
Gam
bar
2.
Kera
ng
ka K
ete
rkait
an
Pen
gem
ban
gan
In
du
stri
Gera
bah
dan
Kera
mik
Hia
s
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
2010
2011
2012
2013
2014
1Pe
ngem
bang
anIk
limU
saha
Yan
gKon
dusi
f1
Mem
berika
nbi
mbi
ngan
dan
kem
udah
anD
eppe
rin,
Pem
daPr
ov,
dala
mpe
ngur
usan
perijin
anus
aha
dan
Pem
daKab
/Kot
a
kepa
stia
nte
mpa
tus
aha
bagi
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
2M
embe
rika
ndu
kung
anin
sent
iffis
kalb
agi
Dep
perin,
Dep
.Keu
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
3M
embe
rika
nbi
mbi
ngan
dan
kem
udah
anD
eppe
rin,
Dep
kum
ham
untu
kpe
ngur
usan
HaK
I.
4M
embe
rika
nke
berp
ihak
anak
ses
Dep
perin,
BAPP
ENAS,
pem
asar
anda
lam
nege
rikh
usus
nya
untu
kM
eneg
BU
MN
,D
ep.
pem
belia
npe
mer
inta
hda
npe
ngam
anan
Perd
agan
gan,
Men
egKop
pasa
rda
lam
nege
riba
giIK
MG
erab
ah/K
eram
ik&
UKM
Hia
s
5M
embe
rika
nke
berp
ihak
anda
lam
Dep
perin,
BAPP
ENAS,
peny
edia
ansc
hem
ekr
edit
pem
biay
aan
Men
egBU
MN
,D
ep.K
eu,
yang
mud
ahda
nm
urah
bagi
Men
egKop
&U
KM
,BI,
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sPe
rban
kan/
Non
Ban
k
6M
embe
rika
nke
berp
ihak
anpe
nyed
iaan
Dep
perin,
Dep
.
baha
nba
kuda
lam
nege
riba
giPe
rdag
anga
n,D
ep.
ESD
M,
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sD
ep.
Hut
,D
KP
7M
embe
rika
nke
berp
ihak
andu
kung
anD
eppe
rin,
Dep
nake
r,
peng
emba
ngan
inst
itus
i/le
mba
gaD
epdi
knas
,M
eneg
BU
MN
,
pend
ukun
gun
tuk
peni
ngka
tan
kom
pete
nsi
Pem
daPr
ov,
Pem
da
SDM
bagi
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sKab
/Kot
a
8M
embe
rika
nke
berp
ihak
andu
kung
anD
eppe
rin,
Men
egR
iste
k,
rese
arch
&de
velo
pmen
tdi
bida
ngBPP
T,
LIPI
,D
epdi
knas
,
peng
emba
ngan
baha
nba
ku/p
enol
ong,
Dun
iaPe
ndid
ikan
tekn
olog
i,pa
sar
dan
desa
inba
gi
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
MA
TR
IKS
PR
OG
RA
MD
AN
RE
NC
AN
AA
KS
IP
EN
GE
MB
AN
GA
NK
LAS
TE
R I
KM
GE
RA
BA
H/K
ER
AM
IK H
IAS
√ √ √ √√
√
Pem
angk
uKep
enting
an
√√
√ √
No
Prog
ram
Ren
cana
Aks
iPu
sat
Dae
rah
Tah
un
�0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
2010
2011
2012
2013
2014
Pem
angk
uKe
pent
inga
nN
oPr
ogra
mR
enca
naAks
iPu
sat
Dae
rah
Tahu
n
2Pe
ngem
bang
anPr
omos
idan
Pem
asar
an1
Mem
fasi
litas
ipen
yele
ngga
raan
dan
atau
Dep
perin,
Dep
.
part
isip
asip
amer
an(e
xhib
ition
)at
auPe
rdag
anga
n,M
eneg
pam
eran
daga
ng(t
rade
fair)
tingk
atBU
MN
,Pe
mda
Prov
,
inte
rnas
iona
ldid
alam
dan
dilu
arne
geri.
Pem
daKa
b/Ko
ta
2M
emfa
silit
asip
ositi
onin
gda
nbr
andi
ngD
eppe
rin,
Dep
dag,
Dun
ia
prod
ukIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
Pend
idik
an,
Dun
iaU
saha
3M
emfa
silit
asit
emu
usah
a(b
usin
ess
Dep
perin,
Dun
iaU
saha
,
mat
chin
g)da
nat
auke
mitr
aan
deng
anPe
mda
Prov
,Pe
mda
pros
pect
ifbu
yer
dida
lam
mau
pun
dilu
arKa
b/Ko
ta,
Lem
baga
nege
ri.
Terk
ait
4M
emfa
silit
asip
erlu
asan
pasa
rm
elal
uiD
eppe
rin,
Dep
dag
kerj
asam
abi
late
ral,
regi
onal
dan
mul
tilat
eral
deng
anne
gara
yang
men
jadi
targ
etst
rate
gis
eksp
orba
giIK
M
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
5M
emfa
silit
asip
rom
osiy
ang
inte
nsif
untu
kD
eppe
rin,
Dep
dag,
Men
eg
prod
ukIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
mel
alui
BUM
N,
Pem
daPr
ov,
med
iael
ektr
onik
, CD
,ka
talo
gda
nbr
osur
.Pe
mda
Kab/
Kota
3Pe
ngem
bang
anSt
anda
rTe
knol
ogid
anM
utu
1M
emfa
silit
asip
engi
rim
ante
naga
ahli
untu
kD
eppe
rin,
Dun
ia
Prod
ukpe
ndam
ping
anpe
nera
pan
desa
inpr
oduk
Pend
idik
an,
Dun
iaU
saha
,
dan
atau
desa
inke
mas
anse
suai
pote
nsi
Lem
baga
Terk
ait
pasa
rba
giIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
2M
emfa
silit
asip
engi
rim
ante
naga
ahli
untu
kD
eppe
rin,
Dun
ia
pend
ampi
ngan
pene
rapa
nsi
stem
Pend
idik
an,
Dun
iaU
saha
,
man
ajem
enm
utu
(TQ
M,
SNI
1900
0da
nLe
mba
gaTe
rkai
t
ISO
9000
)ba
giIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
3M
emfa
silit
asip
engi
rim
ante
naga
ahli
untu
kD
eppe
rin,
Dun
ia
pend
ampi
ngan
pene
rapa
nst
anda
rpr
oduk
Pend
idik
an,
Dun
iaU
saha
,
dan
stan
dar
pros
espr
oduk
siba
giLe
mba
gaTe
rkai
t
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
√√ √
√
√ √√
√√
√ √
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
2010
2011
2012
2013
2014
Pem
angk
uKe
pent
inga
nN
oPr
ogra
mR
enca
naAk
siPu
sat
Dae
rah
Tahu
n
4M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
liun
tuk
Dep
perin
,D
unia
pend
ampi
ngan
peng
guna
anda
npe
raw
atan
Pend
idik
an,
Dun
iaU
saha
,
tekn
olog
ipro
duks
itep
atgu
naba
giLe
mba
gaTe
rkai
t
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
5M
emfa
silit
asip
engi
riman
tena
gaah
liun
tuk
Dep
perin
,D
unia
pend
ampi
ngan
pem
iliha
nda
npe
nyim
pana
nPe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha,
baha
nba
kuda
nba
han
peno
long
bagi
Lem
baga
Terk
ait
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
4Pe
ngem
bang
anKo
mpe
tens
iSD
M1
Mem
fasi
litas
ipen
yele
ngga
raan
pela
tihan
Dep
perin
,D
epda
g,M
eneg
TOT
mau
pun
pela
tihan
ketr
ampi
lan
bida
ngte
knik
,BU
MN
,Pe
mda
Prov
,
bisn
is,
kew
irasw
asta
anda
nm
anaj
emen
,Pe
mda
Kab/
Kota
,D
unia
beke
rjas
ama
deng
anle
mba
gape
ndid
ikan
,U
saha
,D
unia
Pend
idik
an,
duni
aus
aha
dan
inst
itusi
terk
ait
dida
lam
Dep
dikn
as,
Dep
nake
r,
dan
luar
nege
ri.Le
mba
gaTe
rkai
t
2M
emfa
silit
asip
emag
anga
nda
nst
udi
Dep
perin
,D
unia
band
ing
beke
rjas
ama
deng
andu
nia
usah
a,Pe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha,
lem
baga
pend
idik
anda
nin
stitu
site
rkai
t,di
Lem
baga
Terk
ait
dala
mm
aupu
ndi
luar
nege
ri.
3M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
inku
bato
rD
eppe
rin,
Dun
ia
beke
rjas
ama
deng
anle
mba
gape
ndid
ikan
,Pe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha,
duni
aus
aha
dan
inst
itusi
terk
ait
dida
lam
Lem
baga
Terk
ait,
Men
eg
nege
ri.BU
MN
5Pe
ngem
bang
anAk
ses
Baha
nBa
ku1
Mem
fasi
litas
ipen
gam
anan
paso
kan
baha
nD
eppe
rin,
Dep
dag,
Men
eg
baha
nba
kuya
ngbe
rkua
litas
dan
harg
aBU
MN
,Pe
mda
Prov
,
yang
kom
petit
ifba
giPe
mda
Kab/
Kota
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
2M
emfa
silit
asid
anm
endo
rong
peng
guna
anD
eppe
rin,
Men
egR
iste
k,
baha
nba
kuda
nba
han
peno
long
yang
ram
ahBP
PT,
LIPI
,Pe
mda
lingk
unga
nba
giIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
Kab/
Kota
√√
√√
√√√
√√√
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
2010
2011
2012
2013
2014
Pem
angk
uKe
pent
inga
nN
oPr
ogra
mR
enca
naAk
siPu
sat
Dae
rah
Tahu
n
6Pe
ngem
bang
anAk
ses
Pem
biay
aan
1M
emfa
silit
asip
enin
gkat
anke
mam
puan
Dep
perin
,D
epke
u,BI
,
untu
km
enga
kses
kele
mba
gaPe
rban
kan/
Non
Bank
,
keua
ngan
/per
bank
anm
elal
uiD
unia
Pend
idik
an,
Men
eg
supe
rvis
i/ad
voka
sida
lam
peny
usun
anKo
p&
UKM
,Pe
mda
Prov
,
prop
osal
dan
perb
aika
npe
mbu
kuan
Pem
daKa
b/Ko
ta
peru
saha
an.
2M
emfa
silit
asit
emu
usah
ade
ngan
lem
baga
Dep
perin
,D
epke
u,BI
,
keua
ngan
perb
anka
nda
nBU
MN
bagi
Perb
anka
n/N
onBa
nk,
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sM
eneg
Kop
&U
KM,
Dun
ia
Pend
idik
an,
Pem
daPr
ov,
3M
emfa
silit
asip
embu
atan
prof
ilus
aha
bagi
Dep
perin
,BI
,Pe
rban
kan/
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sun
tuk
kem
udah
anN
onBa
nk,
Men
egKo
p &
men
dapa
tkan
akse
spe
mbi
ayaa
nda
riU
KM,
Dun
iaPe
ndid
ikan
,
lem
baga
keua
ngan
perb
anka
n/no
nPe
mda
Prov
,Pe
mda
bank
dan
BUM
N/D
Kab/
Kota
7Pe
ngem
bang
anKe
lem
baga
anBi
snis
/Usa
ha1
Mem
fasi
litas
ipen
gem
bang
anda
npe
rkua
tan
Dep
perin
,D
unia
Usa
ha,
Asos
iasi
,KU
B,Ko
pera
siU
PTba
giM
eneg
Kop
&U
KM,
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sPe
mda
Prov
,Pe
mda
Kab/
Kota
2M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
dan
Dep
perin
,D
unia
Usa
ha,
peng
uata
nin
stitu
sipe
nduk
ung
UPT
dan
BDS
Men
egBU
MN
,BP
PT,
untu
kle
bih
berp
eran
men
jadi
Cen
ter
ofD
unia
Pend
idik
an,
Pem
da
Exce
llenc
ese
baga
isar
ana
kem
andi
rian
dan
Prov
,Pe
mda
Kab/
Kota
inov
asib
agiI
KMG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
3M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
Show
vase
Dep
perin
,D
epda
g,M
eneg
Cent
erse
baga
isar
ana
ujic
oba
pasa
rda
nKo
p&
UKM
,M
eneg
BUM
N,
pem
bela
jara
npe
rilak
ucu
stom
erse
cara
Dun
iaU
saha
,D
unia
lang
sung
(out
let)
mau
pun
tidak
lang
sung
Pend
idik
an,
Pem
daPr
ov
(onl
ine)
.
√√
√√
√√
√√
√√
√√
��LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 135/M-IND/PER/10/2009
2010
2011
2012
2013
2014
Pem
angk
uKe
pent
inga
nN
oPr
ogra
mR
enca
naAk
siPu
sat
Dae
rah
Tahu
n
4M
enin
gkat
kan
kerj
asam
ade
ngan
perg
urua
nD
eppe
rin,
Dun
iaU
saha
,
tingg
i,du
nia
usah
ada
npr
aktis
iser
taD
unia
Pend
idik
an,
BI,
pem
erin
tah
daer
ahda
lam
rang
kaBA
PPEN
AS,
BPPT
,M
eneg
pem
berd
ayaa
nIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
BUM
N,
Pem
daPr
ov,
ungg
ulan
daer
ahde
ngan
pend
ekat
an O
VOP
Pem
daKa
b/Ko
ta,
Dep
dag.
8Pe
ngem
bang
anR
esea
rch
and
Dev
elop
men
t1
Mem
fasi
litas
ipen
gem
bang
anba
han
baku
Dep
perin
,M
eneg
Ris
tek,
(R&
D)
yang
ram
ahlin
gkun
gan
untu
kBP
PT,
LIPI
,D
unia
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sPe
ndid
ikan
,D
ekdi
knas
2M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
inov
asi
Dep
perin
,M
eneg
Ris
tek,
tekn
olog
itep
atgu
naya
ngle
bih
efis
ien,
BPPT
,LI
PI,
Dun
ia
efek
tifda
npr
oduk
tifba
giPe
ndid
ikan
,D
epdi
knas
.
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
s
3M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
inov
asid
esai
nD
eppe
rin,
Dep
dag,
Dun
ia
untu
km
enga
ntis
ipas
iper
kem
bang
antr
enPe
ndid
ikan
,D
unia
Usa
ha
pasa
rba
giIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
4M
emfa
silit
asip
enge
mba
ngan
stan
dar
Dep
perin
,BS
N,
Dep
dag,
prod
uk/s
tand
arpr
oses
prod
uksi
bagi
Dun
iaPe
ndid
ikan
,D
unia
IKM
Ger
abah
/Ker
amik
Hia
sU
saha
5M
emfa
silit
asib
ench
mar
king
prod
uk,
tren
dD
eppe
rin,
Dep
dag,
Dun
ia
dan
pelu
ang
pasa
rba
giIK
MG
erab
ah/K
eram
ikH
ias
Usa
ha,
Dun
iaPe
ndid
ikan
6M
emfa
silit
asie
kspl
oras
ipot
ensi
IKM
Ger
abah
/D
eppe
rin,
Dun
iaU
saha
,
Kera
mik
Hia
sun
ggul
anda
erah
.D
unia
Pend
idik
an,
Pem
da
Prov
,Pe
mda
Kab/
Kota
√ √
√
√ √√√
√√
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Loka
si:
Jaw
a Bar
at,
DI.
Yog
yaka
rta,
Nusa
Ten
ggar
a Bar
at,
Bal
iSen
tra
:Pl
ered
-Purw
akar
ta(
2),
Kas
ongan
/Pundon
g-B
antu
l(
2),
Ban
yum
ule
k-Lo
mbok
Bar
at(
3),
Tab
anan
(2
)Ju
mla
h S
entr
a:
9Pe
rusa
haa
n:
Em
anCra
ft,
Tim
bulKer
amik
,Subu
rKer
amik
,Tan
teri
Ker
amik
,Cem
ara
Ker
amik
,Bal
iKer
amik
Jaw
aBara
tBali
Nusa
Tenggara
Bara
t
Gam
bar
3.
Lo
kasi
Pen
gem
ban
gan
In
du
stri
Gera
bah
dan
Kera
mik
Hia
s
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
TENTANG
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
b. Bahwa industri minyak atsiri merupakan salah satu industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu ditetapkan peta panduan pengembangan klaster industri minyak atsiri;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
��PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Ber-satu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Ke-menterian Negara Republik Indonesia se-bagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;
12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;
13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;
��PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Minyak Atsiri Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri minyak atsiri untuk periode 5 (lima) tahun.
2. Industri Minyak Atsiri adalah industri yang memiliki kode KBLI 24294.
3. Pemangku Kepentingan adalah Pe-merintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
4. Menteri adalah Menteri yang melaksana-kan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.
�00PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pasal 2
(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:
a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Minyak Atsiri, baik pe-ngusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sektor Industri Minyak Atsiri ataupun sektor lain yang terkait;
c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan
d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.
�0�PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
Pasal 3
(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Minyak Atsiri dilaksa-nakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.
Pasal 4
(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lam-batnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2009
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.
�0�LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009
PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
MINYAK ATSIRI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SASARAN
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
�0�LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
BAB IPENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Minyak AtsiriMinyak atsiri biasa disebut minyak eteris, minyak ter-bang atau essential oil. Ciri minyak atsiri antara lain mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air. Pengelompokan minyak atsiri mencakup KBLI : 24294, HS 3301, 3303, SITC 55, 551, 5513.
Minyak atsiri merupakan bahan baku penting dalam industri aroma, bahan pewangi dan kosmetik (Flavor, Fragrance and Cosmetic Industry), disamping itu juga digunakan sebagai komponen bahan aktif dalam industri farmasi. Minyak atsiri umumnya diproduksi melalui proses penyulingan menggunakan uap air (steam).
Indonesia telah mengekspor 12 jenis minyak atsiri, di-antaranya memiliki pangsa pasar dominan seperti minyak nilam, minyak pala, minyak cengkeh, dan minyak kenanga. Nilai ekspor minyak atsiri Indonesia (kode HS 3301) pada tahun 2007 sebesar USD 101 juta dengan pangsa 6,12 % dari total ekspor dunia sebesar USD 1,7 milyar.
B. Pengelompokan Industri Minyak AtsiriIndustri Minyak Atsiri dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Kelompok Industri Hulu:
• Minyak Kasar (Crude Oil) yang dapat dihasilkan dari proses menyuling daun, tangkai (minyak
�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
nilam, cengkeh, kenanga, dan minyak kayu putih), buah (minyak pala), akar (minyak akar wangi) kulit / kayu (minyak masoi dan minyak kayu cendana).
2. Kelompok Industri Antara:
• Adalah industri yang mengolah lanjut minyak kasar menjadi turunan minyak atsiri antara lain seperti minyak cengkeh menjadi Eugenol, sereh wangi menjadi Sitronelal, minyak nilam dan akar wangi menjadi Rectified Oil, dsb.
3. Kelompok Industri Hilir:
• Industri pengguna minyak atsiri seperti antara lain: industri flavour dan fragrance; industri farmasi/obat tradisional; industri FMCG, misal: makanan, sabun dan detergen (jika mereka mencampur sendiri flavour dan fragrancenya; industri spa, aromatheraphy; industri lain,misal: insektisida dll.
�0�LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
BAB IISASARAN
A. Jangka menengah (2010 – 2014)1. Kualitatif
• Melanjutkan Penguatan Basis Klaster yang belum terselesaikan hingga tahun 2009;
• Penyediaan demplot bibit unggul di lokasi pe-ngembangan klaster/cultiva
• Peningkatan kemampuan SDM pelaku minyak atsiri melalui pelatihan GAP dan GMP;
• Terbentuknya klaster-klaster industri minyak atsiri, antara lain melalui penerapan program Cultiva, khususnya untuk produk prioritas yaitu minyak nilam, minyak pala, minyak cengkeh, minyak kenanga dan minyak akar wangi di beberapa sentra produksi.
• Terjadinya peningkatan dan stabilitas harga rata-rata produk minyak atsiri di sentra-sentra produksi yang membentuk klaster, melalui penerapan program cultiva di daerah target sasaran.
• Tercapainya peningkatan volume dan nilai ekspor produk minyak atsiri Indonesia, pemantapan kelembagaan pengumpul minyak atsiri dan penguatan jejaring ekspor.
• Peningkatan standardisasi peralatan, operator, dan mutu produk industri minyak atsiri, melalui sertifikasi peralatan penyulingan minyak atsiri, penyusunan dan penyempurnaan SNI, penerapan standar mutu minyak atsiri;
�0�PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
• Diversifikasi bahan baku minyak atsiri;
• Pemantapan Kelembagaan di tingkat daerah, melalui pembentukan Badan Penyangga dan penyediaan Dana Penyangga oleh Pemda se-tempat;
• Pendirian pilot proyek industri hilir minyak atsiri (industri flavor dan fragrance);
• Penyediaan Data Base berbasis GPS yang dapat diakses secara online oleh stake holders.
2. Kuantitatif
• Unit Usaha diharapkan tumbuh sebesar 11% yaitu dari 800 tahun 2008 menjadi 889 pada akhir tahun 2014.
• Tenaga Kerja diharapkan tumbuh sebesar 30% yaitu dari 4000 orang tahun 2008 menjadi 5200 orang pada akhir tahun 2014.
• Nilai Produksi diharapkan tumbuh sebesar 40% yaitu dari Rp 1600 milyar tahun 2008 menjadi Rp 2.200 milyar pada akhir tahun 2014.
• Nilai Tambah diharapkan tumbuh sebesar 61% yaitu dari Rp 555 milyar tahun 2008 menjadi Rp 893 milyar pada akhir tahun 2014.
• Ekspor diharapkan tumbuh 76% yaitu dari USD 160 juta tahun 2008 menjadi USD 281 juta akhir tahun 2014 atau rata-rata meningkat sekitar 15% pertahun.
B. Jangka Panjang (2015-2025)
• Terbentuknya klaster-klaster industri minyak atsiri untuk produk-produk minyak atsiri lainnya, baik komoditas yang sudah ada maupun komoditas
�0�LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
minyak atsiri baru, di sentra-sentra produksi masing-masing di berbagai Provinsi di Indonesia.
• Terwujudnya industri minyak atsiri nasional yang memiliki competitive advantages sehingga berdaya saing tinggi di pasar global.
• Penyiapan tenaga tenaga terdidik/ahli falavor dan fragrance untuk persiapan pendirian industri minyak wangi di Indonesia.
• Terbentuknya industri hilir minyak atsiri (Industri flavour dan fragrance) di tanah air yang mampu memberikan nilai tambah yang maksimal bagi kekayaan alam Indonesia.
• Tercapainya posisi Indonesia yang dominan dengan pangsa pasar sekitar 20% sebagai eksportir utama dunia untuk minyak atsiri dan produk turunannya.
��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Arah Pengembangan Industri
1. Visi:
• Indonesia Sebagai Pusat Keunggulan Atsiri Dunia Pada Tahun 2025 (diharapkan menjadi 5 besar dunia).
2. Misi:
• Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan mutu produk melalui perbaikan metode kerja, teknologi dan penerapan GMP;
• Meningkatkan penerapan standad proses, alat proses dan produk minyak atsiri;
• Mendorong peningkatan investasi di bidang in-dustri hilir/yang menghasilkan produk derivatif di daerah potensial bahan baku minyak atsiri;
• Membangun rantai nilai antar industri dari hulu, antaradan hilir melalui promosi investasi pendirian industri flavor dan fragrance;
• Memperkuat fungsi kelembagaan pelaku industri minyak atsiri;
• Meningkatkan kemampuan produksi industri peng-hasil produk derivatif, agar sesuai persyaratan pasar.
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
3. Strategi dan Arah Pengembangan Minyak Atsiri:
• Pengembangan minyak atsiri dilakukan dengan pendekatan klaster yang di fokuskan di dua lokasi, yaitu : Garut dan Banyumas;
• Khusus untuk minyak nilam dilakukan dengan pendekatan penerapan “Program Cultiva” untuk tahap pertama di lima, yaitu: Aceh Besar, Pakpak Bharat, Pasaman Barat, Kuningan dan Blitar;
• Kedepan untuk jangka menengah dan jangka panjang diarahkan memproduksi minyak atsiri organik serta mempertahankan kelestarian ling-kungan.
4. Kebijakan:
• Menetapkan Komoditi Prioritas, yang dilakukan berdasarkan performance masing-masing komo-diti terutama yang menyangkut market share dan kemampuan daya saing di pasar dunia. Komoditi prioritas tersebut meliputi: 1) minyak nilam, 2) minyak pala, 3) minyak daun cengkeh, 4) minyak kenanga dan 5) minyak akar wangi;
• Mengoptimalkan pemanfaatan sumber bahan baku atsiri baru untuk pengembangan produk minyak atsiri baru yang prospektif secara ko-mersial.
• Meningkatkan peran dan pemanfaatan perguruan tinggi dan lembaga penelitian/pengembangan untuk pengembangan dan diseminasi inovasi proses dan produk atsiri.
• Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan jejaring antar pemangku kepentingan melalui
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan pro-gram yang mendukung pengembangan IKM Mi-nyak Atsiri.
• Memperkuat sentra produksi yang didukung oleh infrastruktur yang memadai untuk peningkatan produktivitas dan daya saing.
5. Indikator Pencapaian:
Daya saing minyak atsiri Indonesia masih tergolong rendah, hal ini tercermin dari masih rendahnya produktivitas, antara lain yang disebabkan oleh faktor efisiensi yang masih belum berhasil dicapai serta ongkos produksi dan belum terjaminnya kepastian suplai yang antara lain diakibatkan pola tanam berpindah-pindah terutama untuk tanaman nilam. Meskipun demikian, berdasarkan data perkembangan ekspor-impor data tahun 2003-2007 tingkat daya saing yang diukur dengan menggunakan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), maka Indonesia berada pada urutan ke-2 setelah Argentina, dengan perkembangan ISP berkisar antara 0.63 - 0.73, dengan kecenderungan menurun rata-rata 1,45% pertahun. Sementara Argentina, China, India, dan Brazil mengalami peningkatan. Dengan demikian posisi Indonesia sebagai negara pengekspor minyak atsiri mempunyai kecenderungan dikalahkan oleh keempat negara tersebut.
Meskipun demikian Minyak Atsiri Indonesia telah mampu meraih peningkatan pangsa pasar ekspor dari 4,52% pada tahun 2005 menjadi 6,12% pada tahun 2007.
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
6. Tahapan Implementasi
Langkah-langkah yang telah dilakukan:
• Telah dilakukan tahapan sosialisasi, identifikasi permasalahan, persiapan dan pelaksanaan kola-borasi klaster industri minyak atsiri melalui pe-laksanan forum komunikasi dan working group di 2 (dua) lokasi yaitu: Garut dan Banyumas. Dalam implementasi klaster industri minyak atsiri selalu dilakukan penyesuaian, baik terhadap kondisi maupun jenis tanaman yang sedang ditangani oleh tim untuk dikembangkan. Salah satu jenis atsiri yang menjadi target pengembangana adalah minyak nilam. Mengingat kondisi tanaman nilam memerlukan penanganan yang spesifik, maka mulai tahun 2007 telah diperkenalkan dan diterapkan “Program Cultiva” di 5 (lima) lokasi, yaitu: Aceh Besar, Pakpak Bharat, Pasaman Barat, Kuningan dan Blitar.
• Pelaksanaan diagnosa permasalahan dalam u-paya pengembangan minyak atsiri melibatkan seluruh stake holders melalui pembentukan ke-lembagaan, working group dan Forum Group Discussion(FGD). Dari hasil kelompok kerja in-dustri minyak atsiri telah dipetakan dan diinven-tarisasi di beberapa wilayah potensi tanaman/sentra minyak atsiri. Sementara itu, pada tujuh lokasi klaster / cultiva telah dilakukan antara lain : (i) Pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), (ii) Bantuan peralatan penyulingan, (iii) peralatan uji, (iv) mesin peralatan fraksi-nasi yang diharapkan mampu mendorong tum-buhnya industri hilir minyak atsiri. Selain itu, dari Deptan (v) penyediaan demplot bibit unggul
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
dan pelatihan GAP terutama di daerah sasaran pengembangan klaster / cultiva.
Hasil yang telah dicapai, diantaranya:
• Telah disusun Roapmap Industri Minyak Atsiri Indo-nesia
• Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan diversifikasi bahan bakar anatara lain menggunakan batu bara dan arang briket
• Diagnosis dan Pemetaan potensi tanaman dan pe-nyulingan minyak atsiri
• Penyusunan Panduan GMP minyak akar wangi, nilam, daun cengkeh dan minyak pala.
• Pelatihan GMP
• Bantuan alat penyulingan dengan sistem kukus yang menggunakan boiler di utamakan di 7 (tujuh) lokasi pengembangan minyak atsiri.
• Bantuan peralatan fraksinasi di 3 (tiga) lokasi, yaitu Banyumas, Garut, dan Pakpak Bharat.
• Bantuan alat uji mutu produk di Garut
• Promosi investasi dan pemasaran melalui IFEAT dan ISEO.
• Market share Minyak Atsiri Indonesia telah meningkat 4,52% pada tahun 2005 menjadi 6,12% pada tahun 2007.
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI
A. Jangka menengah (2010 – 2014)• Melanjutkan Penguatan Basis Klaster dan Cultiva
yang belum terselesaikan hingga tahun 2009;
• Penyediaan demplot bibit unggul di lokasi pengembangan klaster/cultiva
• Peningkatan kemampuan SDM pelaku minyak atsiri melalui pelatihan GAP dan GMP;
• Peningkatan standardisasi peralatan, operator, dan mutu produk industri minyak atsiri, melalui sertifikasi peralatan penyulingan minyak atsiri, penyusunan dan penyempurnaan SNI, penerapan standar mutu minyak atsiri;
• Diversifikasi bahan baku minyak atsiri;
• Pemantapan Kelembagaan di tingkat daerah, melalui pembentukan Badan Penyangga dan penyediaan Dana Penyangga oleh Pemda setempat;
• Pendirian pilot proyek industri hilir minyak atsiri (industri flavor dan fragrance);
• Penyediaan Data Base berbasis GPS yang dapat diakses secara online oleh stake holders.
• Promosi Investasi Pendirian Industri Penghasil Produk Derivatif minyak Atsiri;
• Membangun Proyek Percontohan Penyulingan Modern Skala IKM;
• Memperkuat Kelembagaan Pelaku Industri Minyak Atsiri;
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
B. Jangka Panjang (2015 – 2025)
• Meningkatkan Kemampuan Produksi, Produktifitas dan Rendemen Minyak Atsiri;
• Meningkatkan Mutu Minyak Atsiri menuju Standard SNI dan Efisiensi Proses;
• Membangun Proyek Percontohan Penyulingan Modern Skala IKM;
• Meningkatkan Kemampuan Pemasaran Minyak Atsiri di DN dan LN;
• Mengembangkan Industri Hilir yang memproduksi Produk Derivatif Minyak Atsiri di dalam negeri;
• Meningkatkan Kemampuan Produksi Industri Penghasil Produk Derivatif Minyak Atsiri agar sesuai persyaratan pasar;
• Memperkuat Kelembagaan Pelaku Industri Minyak Atsiri;
• Membangun Rantai nilai antar Industri dari hulu, antara dan hilir melalui Promosi Investasi Pendirian Industri Flavor dan Fragrance di Indonesia;
• Pengembangan Pasar dalam dan luar negeri Produk Flavor dan Fragrance Indonesia;
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 136//M-IND/PER/10/2009
11
Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Minyak Atsiri
Industri Inti Industri Pendukung Industri TerkaitPetani/penyuling Industri rekayasa alat penyuling dan
alat fraksinasiIndustri makanan minuman,farmasi/obat-obatan, parfum, sabun dankosmetika
Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
Unit Usaha diharapkan tumbuh sebesar 11% yaitu dari800 tahun 2008 menjadi 889 pada akhir tahun 2014.
Tenaga Kerja diharapkan tumbuh sebesar 30% yaitu dari4000 orang tahun 2008 menjadi 5200 orang pada akhirtahun 2014.
Nilai Produksi diharapkan tumbuh sebesar 40% yaitu dariRp 1600 milyar tahun 2008 menjadi Rp 2.200 milyarpada akhir tahun 2014.
Nilai Tambah diharapkan tumbuh sebesar 61% yaitu dariRp 555 milyar tahun 2008 menjadi Rp 893 milyar padaakhir tahun 2014.
Ekspor diharapkan tumbuh 76% yaitu dari USD 160 jutatahun 2008 menjadi USD 281 juta akhir tahun 2014atau rata-rata meningkat sekitar 15% pertahun.
Sasaran Jangka Panjang (2015-2025)
Terbentuknya klaster-klaster industri minyak atsiri untukproduk-produk minyak atsiri lainnya, baik komoditasyang sudah ada maupun komoditas minyak atsiri baru, disentra-sentra produksi masing-masing di berbagaiProvinsi di Indonesia.
Terwujudnya industri minyak atsiri nasional yangmemiliki competitive advantages sehingga berdaya saingtinggi di pasar global.
Penyiapan tenaga tenaga terdidik/ahli flavor danfragrance untuk persiapan pendirian industri minyakwangi di Indonesia.
Terbentuknya industri hilir minyak atsiri (Industri flavourdan fragrance) di tanah air yang mampu menghasilkanproduk sesuai persyaratan pasar.
Tercapainya posisi Indonesia yang dominan denganpangsa pasar sekitar 20% sebagai eksportir utama duniauntuk minyak atsiri dan produk turunannya.
StrategiSektor : Meningkatkan kedalaman rantai proses, memperpendek rantai pemasaran serta memperkuat kemampuanpemasaran khususnya untuk ekspor, meningkatkan dan menstabilkan harga minyak atsiri.
Teknologi : Pengembangan Teknologi Penyulingan Modern dan adopsi melalui lisensi / aliansi dengan MNC untuk
teknologi Fraksinasi / Rektifikasi / Derivatisasi Minyak atsiri.
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah(2010-2014)
1. Membangun pilot project penyulingan modern skala IKMdi berbagai sentra;
2. Peningkatan produktifitas perusahaan dan mutu produk,melalui perbaikan metode kerja serta pengembanganteknologi;
3. Peningkatan penerapan SNI4. Bimbingan dan penerapan Sertifikasi peralatan
penyulingan;5. Peningkatan kemampuan SDM IKM6. Membangun Pilot Project fraksinasi / rektifikasi /
derivatisasi skala IKM di berbagai sentra IKM.
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang(2015-2025)
1. Desiminasi teknologi refraksinasi / rektifikasi / derivatisasiskala IKM di berbagai sentra;
2. Mendorong tumbuhnya industri flavor dan fragrance danmeningkatnya ekspor.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga terdidik/ahli flavor dan fragrance;
4. Memfasilitasi pengembangan industri minyak wangi di Indonesia.
5. Meningkatkan kemampuan industri hilir minyak atsiri(Industri flavour dan fragrance) di Indonesia agar mampumenghasilkan produk sesuai persyaratan pasar.
Note : Tahun pencapaian agak sulit ditentukan, karena dipengaruhi oleh banyak variable, seperti faktor keamanan,iklim usaha, termasuk faktor end users di luar negeri.
Unsur Penunjang
Periodisasi Peningakatan Teknologi :
a. Pilot Proyek Penyuling Moderndan, Fraksinasi,Rektifikasi/Derivatisasi, sertifikasi alat ; standarisasi dandiversifikasi produk, (2010-2014)
b. Pengembangan cepat (2015-2025) Lisensi dan aliansiparfum dan fragance.
Pasar :a. Mendorong jaringan pemasaran melalaui kerjasama
dengan perusahaan besar baik di DN maupun di LNguna memantapkan dan menstabilkan harga;
b. Mengembangkan merk lokal di pasar global ;c. Mendorong pengembangan eksportir produsen;d. Menyediakan informasi harga dan pasar internasional.
SDM :
a. Meningkatkan kemampuan SDM IKM melalui PelatihanGMP, pemasaran / ekspor dan pelatihan managerial;
b. Mendorong tumbuhnya wiraswasta.
Infrastruktur :
a. Meningkatkan akses permodalan;b. Melaksanakan Litbang Fraksinasi/Rektifikasi/Derivatisasi
skala IKM, termasuk formulasi pembuatan minyak wangi .
Gambar 1 Kerangka Pengembangan Industri Minyak Atsiri
��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Gambar 2 Kerangka Keterkaitan Pengembangan Industri Minyak Atsiri
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 136//M-IND/PER/10/2009
12
Gambar 2 Kerangka Keterkaitan Pengembangan Industri Minyak Atsiri
Pelaku Inti:
Petani/Penyuling
BudidayaTanamanAtsiri
BahanBaku
TanamanAtsiri
Destilasi,Ekstraksi
MinyakAtsiriKasar
Penampungan,Pengumpulan,Pencampuran
PedagangPerantara
MinyakAtsiriKasar
Eksportir
Pengumpulan,Pencampuran,Ekspor
PedagangPengumpul
Penampungan,Pengumpulan
PedagangPengumpulPenampungan,Pengumpulan,Pencampuran
Industri -EksportirPemurnian,Fraksinasi,Ekspor
MinyakAtsiriMurni,Turunan
Industri Besar
Compouding,BlendingDerivatisasi
Industri Pangan,Kosmetik, Farmasi,Toileteries, Parfum,dll
CompoundedFlavours &Fragrances
Industri Pendukung:Ind. Rekayasa alatPenyulingan dan alatFraksinasi.
IK - Penyuling
Eksportir
Ind. Terkait
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 136
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
13
NoUr
aian
Dep.
Perin
Dep.
Tan
Dep.
Dag
Dep.
Keu
BKPM
BSN
Dep.
PUDe
p.ES
DMBI
Mene
g.Ko
p/UK
MPo
lriPr
op.
Kab.
Asos
iasi
Prsh
.Ind
.PT
BPTP
Balitr
oDa
yaSa
ingW
orkin
gGr
oup
Fasil
itasi
Klas
ter/
Cultiv
a
1.Me
lanjut
kan
Peng
uatan
Basis
Klas
terda
nCu
ltiva
yang
belum
terse
lesaik
anhin
ggat
ahun
2009
√√
√√
√√
√√
√√
√√
2.Pe
nyed
iaan
demp
lotbib
itun
ggul
dilok
asip
enge
mban
gan
klaste
r/cu
ltiva
√√
√√
√√
3.Pe
ningk
atan
kema
mpua
nSD
Mpe
laku
miny
akats
irime
lalui
pe-
latiha
nGAP
danG
MP
√√
√√
√
4.Pe
ningk
atan
stand
ardis
asi
per-
alatan
,ope
rator
,dan
mutu
prod
ukind
ustri
miny
akats
iri,me
lalui
sertif
ikasi
pera
latan
peny
uling
anmi
nyak
atsiri,
peny
usun
anda
npe
nyem
purn
aan
SNI,
pene
rapa
nsta
ndar
mutu
miny
akats
iri
√√
√
5.Di
versi
fikas
iba
han
baku
miny
akats
iri√
√√
√√
6.Pe
manta
pan
Kelem
baga
andi
tingk
atda
erah
,me
lalui
pemb
en-
tukan
Bada
nPe
nyan
gga
dan
peny
ediaa
nDan
aPen
yang
gaole
hPe
mdas
etemp
at
√√
√√
√√
√
7.Pe
ndiria
npil
otpr
oyek
indus
trihil
irmi
nyak
atsiri
(indu
strif
lavor
dan
fragr
ance
)
√√
√√
8.Pe
nyed
iaan
Data
Base
berb
asis
GPS
yang
dapa
tdiak
ses
seca
raon
lineo
lehsta
keho
lders
√√
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 136
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
14
Tabe
l1
Pera
nPe
man
gku
Kep
entin
gan
dala
mPe
ngem
bang
anIn
dust
riM
inya
kAt
siri
9.Pr
omos
iInv
estas
iPe
ndiria
nIn-
dustr
iPen
ghas
ilPr
oduk
Deriv
atif
miny
akAt
siri
√√
√
10.
Memb
angu
nPr
oyek
Perco
ntoha
nPe
nyuli
ngan
Mode
rnSk
alaIK
M√
√√
√√
11.
Memp
erku
atKe
lemba
gaan
Pelak
uInd
ustri
Miny
akAt
siri
√√
√√
√√
Tab
el 1
Pera
n P
em
an
gku
Kep
en
tin
gan
dala
m P
en
gem
ban
gan
In
du
stri
Min
yak A
tsir
i
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 136/M-IND/PER/10/2009
Gam
bar
3 Lo
kasi
Pen
gem
ban
gan
IK
M M
inyak A
tsir
i
Lam
pira
nP
erat
uran
Men
teri
Per
indu
stria
nR
IN
omor
: 136
//M-IN
D/P
ER
/10/
2009
15
Ind
ikas
iLo
kasi
:N
AD
,Sum
ut,S
umba
r,R
iau,
Ben
gkul
u,Ja
bar,
Jate
ng,D
IY,J
atim
,NT
T ,
Sul
sel,
Sul
tra,
Mal
uku,
Pap
uaS
entr
a:
NA
D(1
0) ,
Sum
ut(1
4),S
umba
r(6)
,Ria
u(2)
,Ben
gkul
u(2)
,Jab
ar(7
),Ja
teng
(12)
,DIY
(1),
Jatim
(2),
NT
T(1
0) ,
Sul
sel(2
),S
ultr
a(4)
,Mal
uku(
28),
Pap
ua(6
)S
entr
aP
ote
nsi
al:
Ace
hS
elat
an,D
airi,
Sol
ok,M
enta
wai
,Kun
inga
n,B
ukitt
ingg
i,S
ukab
umi,
Gar
ut.
Jum
lah
Sen
tra
:10
6
NA
DN
AD
Su
mu
tS
um
ut
Ria
uR
iau
Su
mb
arS
um
bar Ben
gku
luB
eng
kulu
Jab
arJa
bar
Jate
ng
Jate
ng
Jati
mJa
tim
NT
TN
TT
DI
DI
Yo
gya
Yo
gya
Su
lsel
Su
lsel
Su
ltra
Su
ltra
Mal
uku
Mal
uku
Pap
ua
Pap
ua
Ind
ikas
iLo
kasi
:N
AD
,Sum
ut,S
umba
r,R
iau,
Ben
gkul
u,Ja
bar,
Jate
ng,D
IY,J
atim
,NT
T ,
Sul
sel,
Sul
tra,
Mal
uku,
Pap
uaS
entr
a:
NA
D(1
0) ,
Sum
ut(1
4),S
umba
r(6)
,Ria
u(2)
,Ben
gkul
u(2)
,Jab
ar(7
),Ja
teng
(12)
,DIY
(1),
Jatim
(2),
NT
T(1
0) ,
Sul
sel(2
),S
ultr
a(4)
,Mal
uku(
28),
Pap
ua(6
)S
entr
aP
ote
nsi
al:
Ace
hS
elat
an,D
airi,
Sol
ok,M
enta
wai
,Kun
inga
n,B
ukitt
ingg
i,S
ukab
umi,
Gar
ut.
Jum
lah
Sen
tra
:10
6
NA
DN
AD
Su
mu
tS
um
ut
Ria
uR
iau
Su
mb
arS
um
bar Ben
gku
luB
eng
kulu
Jab
arJa
bar
Jate
ng
Jate
ng
Jati
mJa
tim
NT
TN
TT
DI
DI
Yo
gya
Yo
gya
Su
lsel
Su
lsel
Su
ltra
Su
ltra
Mal
uku
Mal
uku
Pap
ua
Pap
ua
NA
DN
AD
Su
mu
tS
um
ut
Ria
uR
iau
Su
mb
arS
um
bar Ben
gku
luB
eng
kulu
Jab
arJa
bar
Jate
ng
Jate
ng
Jati
mJa
tim
NT
TN
TT
DI
DI
Yo
gya
Yo
gya
Su
lsel
Su
lsel
Su
ltra
Su
ltra
Mal
uku
Mal
uku
Pap
ua
Pap
ua
NA
DN
AD
NA
DN
AD
Su
mu
tS
um
ut
Su
mu
tS
um
ut
Ria
uR
iau
Ria
uR
iau
Su
mb
arS
um
bar Ben
gku
luB
eng
kulu
Jab
arJa
bar
Jate
ng
Jate
ng
Jati
mJa
tim
Jati
mJa
tim
NT
TN
TT
DI
DI
Yo
gya
Yo
gya
Su
lsel
Su
lsel
Su
ltra
Su
ltra
Mal
uku
Mal
uku
Mal
uku
Mal
uku
Pap
ua
Pap
ua
Pap
ua
Pap
ua
Gam
bar
3Lo
kasi
Peng
emba
ngan
IKM
Min
yak
Ats
iri
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
���PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
TENTANG
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN RINGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pengembangan industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan (Road Map) pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut, industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan menengah tertentu;
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
b. Bahwa industri makanan ringan meru-pakan bagian dari kelompok industri kecil dan menengah tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu dite-tapkan peta panduan pengembangan klaster industri makanan ringan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan seba-gaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Per-industrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984
tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pemba-ngunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indo-nesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
���PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pem-bentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;
12. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional;
13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Departemen Per-industrian;
���PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MAKANAN RINGAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan nasional yang memuat sasaran, strategi dan kebijakan, serta program/rencana aksi pengembangan klaster industri makanan ringan untuk periode 5 (lima) tahun.
2. Industri Makanan Ringan adalah industri yang terdiri dari:
a. Industri Roti dan Sejenisnya (KBLI 15410);
b. Industri Makanan dari Coklat dan Kembang Gula (KBLI 15432);
c. Industri Tempe dan Tahu (KBLI 15494);
d. Industri Makanan dari Kedele dan dan Kacang-kacangan Lainnya sela-in Kecap, Tempe dan Tahu (KBLI 15495);
��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
e. Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya (KBLI 15496);
f. Industri Kue-kue Basah (KBLI 15498).
3. Pemangku Kepentingan adalah Peme-rintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
4. Menteri adalah Menteri yang melaksana-kan sebagian tugas urusan peme-rintahan di bidang perindustrian.
Pasal 2
(1) Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(2) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan:
a. Pedoman operasional Aparatur Pe-merintah dalam rangka menunjang secara komplementer dan sinergik untuk suksesnya pelaksanaan program pengembangan industri sesuai dengan bidang tugasnya;
b. Pedoman bagi Pelaku klaster Industri Makanan Ringan, baik pengusaha maupun institusi lainnya, khususnya yang memiliki kegiatan usaha di sek-tor Industri Makanan Ringan atau-pun sektor lain yang terkait;
���PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
c. Pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota); dan
d. Informasi untuk menggalang dukungan sosial-politis maupun kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan klaster industri ini, yang pada akhirnya diharapkan untuk mendorong partisipasi dari masyarakat luas untuk berkontribusi secara langsung dalam kegiatan pembangunan industri.
Pasal 3
(1) Program/rencana aksi pengembangan klaster Industri Makanan Ringan dilak-sanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Pelaksanaan program/rencana aksi se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan.
Pasal 4
(1) Kementerian Negara/Lembaga membuat laporan kinerja tahunan kepada Menteri atas pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
(2) Menteri melaporkan hasil pelaksanaan program/rencana aksi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun selambat-lambatnya pada akhir bulan Februari pada tahun berikutnya.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Oktober 2009
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;4. Gubernur seluruh Indonesia;5. Bupati/Walikota seluruh Indonesia;6. Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian.
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009 TANGGAL : 14 OKTOBER 2009
PETA PANDUANPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
MAKANAN RINGAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SASARAN
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV PROGRAM / RENCANA AKSI
MENTERI PERINDUSTRIAN RI
ttd
FAHMI IDRIS
Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
PRAYONO
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
BAB IPENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Makanan Ringan
Industri Kecil Menengah (IKM) Makanan Ringan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah industri makanan ringan yang memiliki asset sampai dengan Rp.10 milyar, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.50 milyar.
Industri Makanan Ringan adalah makanan hasil olahan industri yang bukan merupakan makanan pokok tetapi sebagai makanan selingan seperti aneka kerupuk (udang, ikan, bawang); aneka keripik (kacang, ikan, pisang, nangka, singkong, kentang dsb); aneka kipang (kacang, jagung, ketan dsb); makanan ringan lainnya seperti chiki.
B. Pengelompokan Industri Makanan Ringan
1. Pengelompokan Industri Makanan Ringan
Tabel I.1. Pengelompokkan Industri makanan Ringan
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Makanan Ringan
Industri Kecil Menengah (IKM) Makanan Ringan menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah
industri makanan ringan yang memiliki asset sampai dengan Rp.10 milyar,
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.50 milyar.
Industri Makanan Ringan adalah makanan hasil olahan industri yang bukan
merupakan makanan pokok tetapi sebagai makanan selingan seperti aneka
kerupuk (udang, ikan, bawang); aneka keripik (kacang, ikan, pisang, nangka,
singkong, kentang dsb); aneka kipang (kacang, jagung, ketan dsb); makanan
ringan lainnya seperti chiki.
B. Pengelompokan Industri Makanan Ringan
1. Pengelompokan Industri Makanan Ringan
Tabel I.1. Pengelompokkan Industri makanan Ringan
No. Indutri Hulu Industri Antara Industri Hilir1. Buah-buahan Ind. Pengalengan Buah-buahan
Ind. Pengasinan/ PemanisanBuah-buahan
Ind. Pengeringan Buah-buahan2. Sayuran Ind. Pengalengan Sayuran
Ind. Pengasinan/ PemanisanSayuran
Ind. Pengeringan Sayuran3. Ind. Pembersihan dan
Pengupasan Kacang-kacangan Ind. Pembersihan dan
Pengupasan Umbi-umbian
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
2
No. Industri Hulu Industri Antara Industri Hilir4. Ind. Pemotongan
ayamNugget daging ayam
5. Ind. Pemotongandaging
Nugget daging sapiNugget daging lainnya
6. Pengolahanbuah-buahan
Nanas keringRambutan keringAnggur kering (kismis)Mangga keringLengkeng keringJambu keringJambu lainnya keringApel keringKedondong keringSalak keringPisang keringCermai keringBuah pala keringKolang-kaling keringNangka keringJeruk keringEmping melinjoEmping jengkolCeriping kentangCeriping pisangCeriping ubi kayu/singkongCeriping gadungCeriping talesCeriping lainnyaKeripik pisangKeripik nangkaKeripik nanas
7. PengolahanSayuran
Jamur dan cendawan keringBawang merahBawang putihBawang BombaySayuran daun-daunan keringRebung keringJagung muda keringKentang keringCabe keringSayuran lainnya yang dikeringkanEmping ketanEmping berasEmping tekiEmping jagung
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
3
Emping lainnyaKeripik jagungKeripik bayamKeripik kentangKeripik gadungKeripik lainnya
8. Ind. Tepung, Ind.Gula
Biskuit manisBiskuit tawarWafelCrackersKue semprongWaferKoyaSagonBapiaSimpingPutri saljuLedre pidangSus keringKuping gajahAstorPilusChikiKue-kue kering lainnya
9. Kacang-kacangan Tempe kedeleTempe bengukTempe dari kacang-kacanganlainnyaTempe dari ampas kacang-kacanganTempe gembus (ampas tahu)Tempe ampas kacang-kacanganlainnyaOncom kacang tanahOncom kacang kedeleOncom dari kacang-kacanganlainnyaOncom dari ampas kacang-kacanganOncom ampas tahuOncom ampas kacang-kacanganlainnyaSari tempeTahu dari kedeleTahu dari kacang hijauTahu dari kacang-kacanganlainnyaKembang tahu dari kedele
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
4
Kembang tahu dari kacang hijauKembang tahu dari kacang-kacangan lainnyaKeripik tempeKeripik tahuKeripik oncomPeyek kacang tanahPeyek kacang kedelePeyek kacang hijauPeyek dari kacang-kacanganlainnyaMakanan ringan dari kacang-kacanganKacang kapriKacang asin tak berkulitKacang asin berkulitKacang tawar tak berkulitKacang tawar berkulitKacang sukroKacang bogorKacang bawang/taujinKacang tolo/ kacang kelitik
10. Ind. Tepung Kerupuk udangKerupuk ikanKerupuk pati (kerupuk terung)Kerupuk singkongKerupuk jagungKerupuk berasKerupuk lainnya
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
BAB IISASARAN
A. Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
Jangka menengah (2010-2014) yang secara kualitatif ditujukan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:
Meningkatnya produksi IKM makanan ringan
Meningkatnya kualitas, disain dan kemasan
Meningkatnya ekspor makanan ringan
Meningkatnya penyerapan tenaga kerja
Sementara secara kuantitatif, pembangunan jangka menengah (2010-1014) ingin mencapai sasaran:
Meningkatnya jumlah IKM makanan ringan dari 31.262 UU menjadi 34.000 UU atau tumbuh 2 % per tahun
Meningkatnya nilai produksi dari Rp. 156,31 Trilyun menjadi Rp. 187,500 Trilyun atau tumbuh 5 % per tahun
Meningkatnya nilai tambah dari Rp. 13.145 milyar menjadi Rp. 18.436 milyar atau tumbuh 7 % per tahun
Meningkatnya jumlah tenaga kerja dari 101.500 orang menjadi 115.000 orang atau tumbuh 3 % per tahun
Meningkatnya nilai ekspor dari Rp. 13.145 milyar menjadi Rp. 16.777 milyar atau tumbuh 5 % per tahun
��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
B. Sasaran Jangka Panjang (2010-2025)Jangka panjang (2010 - 2025) yang diproyeksikan men-capai sasaran:
Meningkatnya mutu produk makanan ringan Indo-nesia yang semakin higienis, dan memenuhi persya-ratan kesehatan, serta ketentuan-ketentuan yang berlaku secara internasional
Terbentuknya klaster-klaster IKM makanan ringan untuk produk-produk kerupuk, dodol, aneka ka-cang-kacangan, aneka keripik, baik komoditas yang sudah ada maupun komoditas diversifikasi produk baru, di sentra-sentra produksi di berbagai provinsi di Indonesia
Terwujudnya industri makanan ringan yang memiliki competitive advantages sehingga berdaya saing tinggi di pasar internasional
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
BAB IIISTRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Makanan RinganPembangunan IKM makanan ringan di seluruh pe-losok tanah air sangat penting dalam kerangka pe-nanggulangan kemiskinan dan upaya membuka lapa-ngan kerja, terutama di daerah yang saat ini dikenal sebagai sentra produsen makanan ringan berciri khas lokal. Memperhatikan rencana jangka panjang (2010-2025), maka visi pembangunan IKM makanan ringan adalah:
”Mewujudkan industri makanan ringan yang tangguh dengan produk yang higienis, sehat dan digemari secara nasional dan mampu membuka peluang lapangan ker-ja serta memberikan kontribusi nyata dalam pening-katan pendapatan masyarakat dalam kerangka penang-gulangan kemiskinan”.
Dengan visi seperti ini, arah pembangunan IKM makanan ringan menjadi semakin jelas sejalan dengan misi pembangunan IKM makanan ringan yang dilaksanakan menurut prioritas program dan kegiatan terpilih. Pem-bangunan IKM makanan ringan dilakukan secara ber-sama-sama dan terpadu antara pemerintah pusat dan daerah mengikuti semangat otonomi daerah.
B. Strategi/Kebijakan1. Strategi Pokok
Pendekatan klaster untuk pembangunan IKM makanan ringan membutuhkan adanya beberapa
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
pelaku usaha atau perusahaan sebagai champion, dengan kriteria (a) bergerak dalam industri pening-katan nilai tambah makanan ringan dan sekaligus sebagai pengekspor, (b) mempunyai keterkaitan yang kuat dengan seluruh komponen stakeholders di dalam negeri dan jaringan bisnis di pasar lokal dan global, (c) mempunyai komitmen, keperdulian, dan motivasi terhadap pengembangan makan ringan di Indonesia. Pola pengembangan IKM makanan ringan dengan pendekatan klaster perlu diarahkan kearah peningkatan daya saing di pasar lokal dan internasional. Tiga faktor utama daya saing yang perlu dioptimalkan mencakup mutu (quality), biaya (cost), pelayanan dan penyediaan (service/delivery).
Penentuan komoditas unggulan. Diantara beragam produk ekspor makanan ringan, seperti kerupuk, aneka keripik, aneka jenang, aneka dodol perlu mendapatkan perhatian khusus untuk terus dikem-bangkan mengingat kinerja ekspornya dan posisi pentingnya di pasaran regional dan pasar ekspor.
Pengembangan sentra produksi dan pewilayahan komoditi. Kesesuaian agroklimat dan sosial budaya (termasuk tradisi) suatu daerah terhadap kebutuhan suatu daerah tertentu sangat menentukan dalam pengembangan sentra produksi. Dukungan berupa akses terhadap sarana produksi akan meningkatkan produktifitas dan mutu bahan bahan baku suatu sentra produksi.
2. Strategi Operasional
Strategi operasional didekati dengan beberapa upaya, seperti:
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
• Penyempurnaan dan perbaikan serta modernisasi peralatan produksi. Sebagian besar produsen ma-kanan ringan merupakan industri kecil yang masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana sehingga kurang efisien dan mutu yang dihasilkan umumnya rendah. Penerapan peralatan proses yang memenuhi standar mutu diyakini akan meningkatkan kinerja produksi sekaligus memperbaiki mutu.
• Peningkatan mutu kemasan dan diversifikasi produk makanan ringan. Hal ini dimaksudkan agar lebih mampu bersaing di pasar internasional.
• Optimalisasi kapasitas sumberdaya manusia IKM. Pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) dalam aspek teknis maupun manajemen produksi dari pelaku industri kecil umumnya belum memadai. Hal ini berdampak langsung terhadap kinerja produksi masing-masing. Untuk itu program-program pela-tihan yang relevan dan tepat guna sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
• Stabilisasi dan peningkatan mutu produk. Pengem-bangan dan penerapan standar proses produksi (Good Manufacturing Practices, Hazard Analysis Critical Control Point, Halal dan SNI), standar alat, standar mutu yang berlaku dan sesuai dengan permintaan pasar, serta standar harga dikaitkan dengan mutu perlu segera diupayakan. Untuk itu diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk terwujudnya berbagai standar tersebut.
• Penguatan kelembagaan/asosiasi. Organisasi sosial seperti ini perlu ditingkatkan agar lebih berperan dalam pengembangan industri kecil menengah makanan ringan.
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
• Diversifikasi produk makanan ringan secara horizontal dan vertikal. Pengembangan makanan ringan baru yang prospektif diperlukan untuk me-nambah ragam dan memperbesar pangsa pasar ekpor. Disamping itu, pengembangan produk turunan makanan ringan juga diperlukan untuk memaksimalkan nilai tambah bahan alam Indonesia. Hal ini dicapai dengan memanfaatkan hasil kegiatan lembaga litbang/perguruan tinggi melalui diseminasi ke pelaku usaha.
• Pengembangan jejaring (network). Kerjasama antar pemangku kepentingan (stakeholders) dilakukan melalui pembentukan asosiasi dan forum-forum yang perannya masih perlu ditingkatkan lagi. Sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan program lintas sektoral yang mendukung pengembangan IKM makanan ringan akan menghasilkan sinergi yang kuat bagi pengembangan industri makanan ringan.
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
BAB IVPROGRAM / RENCANA AKSI
A. Program Jangka Menengah (2010-2014)
1. Regulasi
Pengkajian dan penyebaran/diseminasi peraturan perundang-undangan
Penerapan dan penegakan hukum yang berlaku
Fasilitasi perlindungan merek
Penerapan kebijakan tentang sertifikasi peralatan dan operator
Penerapan kebijakan tentang standar mutu produk ekspor
Penyediaan insentif bagi produsen dan eksportir
2. Pemasaran
Fasilitasi penyiapan sarana pemasaran
Fasilitasi kerjasama kemitraan antara IKM makanan ringan dengan perusahaan ritel
Penyediaan informasi harga dan peluang pasar ekspor
Peningkatan kerjasama antar pasar modern dan pasar tradicional
3. Teknologi Produksi
Litbang terapan proses (terciptanya teknologi terapan)
Fasilitasi pengujian BTP dan penerapan SNI.
Fasilitasi kemasan dan merek.
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pengendalian produksi untuk mencapai kapasitas yang menguntungkan.
Peningkatan kemampuan dan kapasitas produsen peralatan produksi yang berkualitas.
Peningkatan kemampuan SDM untuk melakukan reparasi/modifikasi/pemeliharaan peralatan pro-duksi dan penyediaan bantuan sarana produksi.
4. Ekonomi & Finansial
Peningkatan akses terhadap berbagai sumber dan skema pembiayaan bagi IKM makanan ringan serta sistem penjaminannya.
Peningkatan peran BDS (Business Development Services) bagi peningkatan kemampuan bisnis IKM makanan ringan.
5. Sumberdaya Manusia
Peningkatan kemampuan pelaku IKM untuk menghasilkan mutu produk yang stabil dan rendemen yang lebih tinggi.
Pengembangan sikap sadar mutu di kalangan pelaku IKM.
Bimbingan dan supervisi cara produksi yang baik.
6. Pengembangan Infrastruktur
Peningkatan kualitas sarana transportasi dan komunikasi ke sentra produksi.
7. Pengembangan Institusi Pendukung
Pengembangan dan peningkatan peran dan fungsi asosiasi.
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
Pengembangan dan peningkatan peran dan fungsi asosiasi pada setiap wilayah sentra produksi.
Pengembangan jejaring (network) dengan universitas dan lembaga penelitian terkait.
Focus Group Discussion (FGD).
Peningkatan peran FGD hingga ke lokasi sentra produksi.
B. Program Jangka Panjang (2010-2025)
1. Pemasaran
Pengembangan trading house
Peningkatan kemampuan market untuk penetrasi dan perluasan pasar global
Penguatan daya saing melalui pembentukan competitive advantage
2. Teknologi
Peningkatan utilisasi kapasitas terpasang dengan menerapkan kerjasama penggunaan peralatan produksi (sharing production facilities)
Pengembangan dan penerapan teknologi proses untuk menghasilkan produk yang higienis
3. Sentra Produksi
Penguatan kelembagaan kelompok produsen (asosiasi atau koperasi)
4. Pemangku Kepentingan
Pengembangan jejaring inovasi produk IKM dengan universitas dan lembaga penelitian untuk inovasi produk.
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Pengembangan jejaring pemasaran IKM dengan distributor maupun pasar modern.
Pengembangan jejaring sumber pembiayaan IKM dengan lembaga keuangan, sepert per-bankan dan non bank.
Gambar 1 Kerangka Pengembangan IKM Makanan Ringan
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
14
Gambar 1 Kerangka Pengembangan IKM Makanan Ringan
Sasaran Jangka Menengah (2009-2014)1. Meningkatnya mutu produk dan proses
sesuai ketentuan keamanan pangan;
2. Meningkatnya jumlah IKM makanan ringanyang mampu mengakses ke pasar-pasarmodern;
3. Meningkatnya produk makanan ringan yangdiekspor;
4. Meningkatnya merk lokal
Sasaran Jangka Panjang (2010-2025) Tumbuhnya IKM makanan ringan,
termasuk waralaba nasional yangmampu menembus pasarinternasional
StrategiSektor : Meningkatkan mutu dan kemasan melalui penerapan sistem mutu (GoodManufacturing Practices dan HACCP), mengembangkan promosi, dan pemasaran
Teknologi : Mengembangkan teknologi pengolahan dan teknologi pengemasan produk.
Pokok-Pokok Rencana Aksi JangkaMenengah (2009-2014)1. Meningkatkan teknologi proses, produk dan
kemasan;
2. Membantu mempersiapkan pewaralabadengan merek-merek unggulan;
3. Mengembangkan kemasan yang denganbahan bio-degradable
4. Optimalisasi jejaring sistem keamananpangan terpadu
Pokok-Pokok Rencana Aksi JangkaPanjang (2015-2025) Mendorong kemandirian para
pengusaha untuk menjadi pewaralabayang mampu ekspor.
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
15
Unsur Penunjang
Periodisasi Peningkatan Teknologi: Inisiasi (2009-2014) :Meningkatkan mutu
melalui Good Manufacturing Practice(GMP) dan HACCP;
Pengembangan Cepat (2010-2014):Sertifikasi dan akreditasi internasional;
Pematangan (2015–2025): PengembanganBio-degradable packaging.
SDM : Memberikan pelatihan sistem
manajemen mutu dan disainkemasan;
Mendorong tumbuhnya wiraswasta
Pasar : Mendorong kerjasama pemasaran antara
retailer dan IKM;
Mengembangkan promosi dan pemasaranmelalui penyediaan info pasar dan pameran,
promosi, pembangunan pasar spesifik.
Meningkatkan akses dan penetrasi pasar diluar negeri
Meningkatkan kemampuan eksportirprodusen kecil dan menengah
Infrastruktur : Memberikan bantuan disain
kemasan; Meningkatkan akses pembiayaan; Rasionalisasi biaya sertifikasi.
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
16
Gambar 2 Lokasi Pengembangan IKM Makanan Ringan
Jumlah sentra industri pangan 2.747 sentra, yang terdiri dari 35 komoditi.
Jumlah sentra industri makanan ringan adalah 884, Yang Terdiri Dari Sentra
Dodol 34; Sentra Emping 43; Sentra Kerupuk 47; Sentra Kue Basah 52; Sentra
Aneka Kue Kering 157; Sentra Roti 79; Sentra Pengolahan Singkong 74; Sentra
Tahu/Tempe 302; dan Sentra Tape Ketan 96. Sebaiknya dalam format tabel!!
Jumlah sentra 884 ini tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Indikasi Lokasi : NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel,Lampung, babel, DKI, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim,Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel,Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Gorontalo, Malut, Maluku,Iriran Jaya, Irian Barat.
Sentra : Diseluruh provinsi di Indonesia
Sentra Potensial : Ciamis, Cirebon, Bandung, Semarang, Rembang, Kudus,Magelang, Purwakarta, Sleman, Bantul, Malang, Sidoarjo,Denpasar, Padang, Bukittinggi, Makasar, Medan,Palembang dan Indramayu.
Jumlah Sentra : 884.
Gambar 2 Lokasi Pengembangan IKM Makanan Ringan
Jumlah sentra industri pangan 2.747 sentra, yang terdiri dari 35 komoditi. Jumlah sentra industri makanan ringan adalah 884, Yang Terdiri Dari Sentra Dodol 34; Sentra
��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
Emping 43; Sentra Kerupuk 47; Sentra Kue Basah 52; Sentra Aneka Kue Kering 157; Sentra Roti 79; Sentra Pengolahan Singkong 74; Sentra Tahu/Tempe 302; dan Sentra Tape Ketan 96. Sebaiknya dalam format tabel!! Jumlah sentra 884 ini tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Indikasi Lokasi : NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, babel, DKI, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulbar, Sul-teng, Sultra, Sulut, Gorontalo, Malut, Maluku, Iriran Jaya, Irian Barat.
Sentra : Diseluruh provinsi di Indonesia
Sentra Potensial : Ciamis, Cirebon, Bandung, Sema-rang, Rembang, Kudus, Magelang, Purwakarta, Sleman, Bantul, Malang, Sidoarjo, Denpasar, Padang, Bukit-tinggi, Makasar, Medan, Palembang dan Indramayu.
Jumlah Sentra : 884
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RINomor : 137//M-IND/PER/10/2009
17
Gambar 3 Kerangka Keterkaitan IKM Makanan Ringan
Pemerintah Pusat Dep. Perindustrian Dep. Perdagangan Meneg UKM Dep. keuangan
Forum Daya Saing Working Group Fasilitator Klaster
Pemerintah Daerah Dinas Indag Meneg UKM Dinas Pertanian
MesinPeralatan
BahanTambahan
Pangan
Bahan Baku
Bahankemasan
MakananRingan
Kerupuk Kue Kering Aneka
keripik Dodol Makanan
dari kacang
Eksportir
Distributor
PasarLN
PasarDN
Lembaga Litbang/PT BBIA Balai Industri Lembaga Pengujian Lemmbaga Sertifikasi Perguruan Tinggi
Jasa Perbankan Asuransi Assosiasi
GAPMMI AIMMI APTINDO FAMNI ASPADIN AROBIM AGI AIKMA
Gambar 3. Kerangka Keterkaitan IKM Makanan Ringan
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
18
Tabe
l 1. R
enca
naA
ksiP
enge
mba
ngan
Dan
Peng
uata
n IK
MM
akan
an R
inga
n
TAH
UN
No
Asp
ekst
rate
gis
Prog
ram
Keg
iata
n
2010
2011
2012
2013
2014
Inst
ansi
terk
ait
1A
spek
Perm
inta
an/
Pasa
r
Mem
fasi
litas
ipe
rluas
anak
sesp
asar
M
endo
rong
spes
ialis
asid
alam
indu
stri
mak
anan
ringa
n
Peng
uata
nke
mitr
aan
dan
kerja
sam
ape
mas
aran
anta
rain
dust
risk
ala
keci
ldan
men
enga
hde
ngan
indu
stri
besa
r
Mem
berik
anin
sent
ifke
pada
usah
aun
tuk
berin
ovas
i
Mem
fasi
litas
ipro
mos
idan
pem
asar
anpr
oduk
dala
mda
nlu
arne
geri
M
endo
rong
kegi
atan
-keg
iata
npe
nelit
ian
pasa
r(m
arke
tres
earc
h)
guna
men
cari
orie
ntas
idan
sasa
ran
pasa
rya
ngba
ruda
nbe
rmut
u tin
ggi.
Pe
nyed
iaan
fasi
litas
pem
asar
an (t
radi
ngho
use,
mar
ketc
ente
r, ds
b)un
tuk
men
cipt
akan
rant
aipe
mas
aran
yang
lebi
hef
isie
n.
Men
doro
ngpe
ran
berb
agai
lem
baga
terk
aitu
ntuk
mem
bant
um
enin
gkat
kan
pem
asar
anpr
oduk
IKM
Mak
anan
Rin
gan
V V V V V
V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Peni
ngka
tan
kual
itas
prod
uk
Pe
ning
kata
nke
ahlia
nda
nte
knol
ogiu
ntuk
men
doro
ngsp
esia
lisas
ipro
duk
Mak
anan
Rin
gan
M
emfa
silit
asip
elak
sana
anbe
rbag
aike
giat
anpe
ndid
ikan
dan
pela
tihan
untu
km
enin
gkat
kan
kual
itasp
rodu
k
Men
doro
ngpe
nggu
naan
baha
nba
kulo
kaly
ang
baik
dan
berk
ualit
astin
ggi
M
endo
rong
pera
nbe
rbag
aiin
stan
site
rkai
tunt
ukm
emba
ntu
men
ingk
atka
nku
alita
spro
duk
indu
stri
mak
anan
ring
an
Men
doro
ngbe
rope
rasi
nya
lem
baga
serti
fikas
idan
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V
V V V V V
V V V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enTe
naga
Ker
jada
nTr
ansi
mig
rasi
;Dep
arte
men
Kop
eras
idan
PKM
;
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Bad
anSt
anda
risas
iNas
iona
l
Bad
anPO
M
Tab
el 1
. R
en
can
a A
ksi
Pen
gem
ban
gan
Dan
Pen
gu
ata
n I
KM
Makan
an
Rin
gan
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
19
TAH
UN
peng
awas
amm
utu
prod
uk IK
Mm
akan
an ri
ngan
M
endo
rong
sist
emm
anaj
emen
prod
uksi
yang
sist
emat
isda
nhi
gien
is
Mem
fasl
itasi
upay
aun
tuk
peni
ngka
tan
kesa
dara
nak
anpe
ntin
gtid
akm
engg
unak
anza
tadd
itive
dan
baha
nbe
rbah
aya
bagi
kese
hata
n.
VV
VV
V
Din
asK
eseh
atan
2A
spek
Fakt
orPr
oduk
si
Peni
ngka
tan
kete
ram
pila
nda
npe
nget
ahua
nte
naga
kerja
M
emfa
silit
asip
elak
sana
anke
giat
anpe
ndid
ikan
serta
latih
anun
tuk
men
cipt
akan
tena
gake
rjaya
ngte
ram
pil
M
endo
rong
pera
nle
mba
ga-le
mba
gape
ndid
ikan
dan
latih
anda
lam
peni
ngka
tan
kete
ram
pila
nda
npe
nget
ahua
nte
naga
kerja
V V
V V
V V
V V
V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enTe
naga
Ker
jada
nTr
ansi
mig
rasi
;Dep
arte
men
Kop
eras
idan
PKM
;
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Bad
anSt
anda
risas
iNas
iona
l
Din
asK
eseh
atan
/Bad
anPO
M
Peni
ngka
tan
tekn
olog
ipr
oduk
si
M
emfa
silit
asip
engu
atan
linka
gede
ngan
peru
saha
an-p
erus
ahaa
nbe
saru
ntuk
men
gupa
yaka
nal
ihte
knol
ogi.
M
embe
rikan
inse
ntif
bagi
mod
erni
sasi
tekn
olog
ida
npe
rala
tan.
K
erja
sam
ape
man
faat
anha
sil-h
asil
pene
litia
nde
ngan
lem
baga
pene
litia
nda
npe
ngem
bang
anat
auun
iver
sita
sunt
ukm
enin
gkat
kan
kapa
sita
stek
nolo
gipr
oduk
si.
M
endo
rong
pera
nle
mba
galit
bang
untu
km
enin
gkat
kan
tekn
olog
ipro
duks
i
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enTe
naga
Ker
jada
nTr
ansi
mig
rasi
;Dep
arte
men
Kop
eras
idan
PKM
;
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Bad
anSt
anda
risas
iNas
iona
l
Bad
anPO
M
Din
asK
eseh
atan
Peni
ngka
tkan
kete
rsed
iaan
M
embe
rikan
bant
uan
perm
odal
anke
pada
UK
M
Men
doro
ngU
KM
untu
km
elak
ukan
lega
lisas
iusa
haV V
V VV V
V VV V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
20
TAH
UN
mod
alda
npe
rbai
kan
man
ajem
enus
aha
M
endo
rong
pera
nle
mba
gain
term
edia
sike
uang
anda
lam
peny
edia
anla
yana
nkr
edit
dan
mod
alV
VV
VV
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Dep
arte
men
Keu
anga
n
Lem
baga
Keu
anga
nda
nPe
rban
kan
Pusa
tdan
Dae
rah
Men
jam
inke
ters
edia
anba
han
baku
M
enin
jau
ulan
gke
bija
kan
berb
agai
kebi
jaka
nya
ngm
enya
ngku
teks
pori
mpo
rbah
anba
kuda
nm
enyu
sun
kebi
jaka
nya
ngda
patm
enja
min
paso
kan
baha
nba
kudi
dala
mne
geri
M
endo
rong
pene
litia
nda
npe
ngem
bang
anba
han
baku
alte
rnat
if
Men
doro
ngpe
nggu
naan
baha
nba
kuya
ngbe
rkua
litas
Pe
nggu
naan
baha
nba
kulo
kaly
ang
sesu
aide
ngan
pote
nsis
etem
pat
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
V V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Bad
anSt
anda
risas
iNas
iona
l
Bad
anPO
M
Din
asK
eseh
atan
Peny
edia
ansa
rana
dan
pras
aran
a
M
empe
rluas
akse
skep
ada
tekn
olog
iinf
orm
asi
untu
km
enin
gkat
kan
akse
spa
sar
M
enin
gkat
kan
sara
nada
npr
asar
ana
trans
porta
sise
rtate
leko
mun
ikas
ipad
alo
kasi
-loka
siin
dust
riya
ngm
asih
sulit
diak
ses
V V
V V
V V
V V
V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Bad
anSt
anda
risas
iNas
iona
l
Din
asK
eseh
atan
/Bad
anPO
M
3A
spek
Stra
tegi
,St
rukt
ur,
Peni
ngka
tan
kerja
sam
ada
nja
ringa
nan
tar
M
empr
omos
ikan
kerja
sam
adi
anta
ra IK
Mm
akan
anrin
gan
mel
alui
pend
ekat
anpa
rtisi
patif
M
endo
rong
pera
nas
osia
sius
aha
seba
gaib
asis
V V
V V
V V
V V
V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
D
epar
tem
enPe
rdag
anga
n
Dep
arte
men
Kop
eras
idan
PKM
;
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
21
TAH
UN
dan
Pers
aing
anU
saha
usah
ake
rjasa
ma
kole
ktif
para
pela
kuus
aha.
M
emfa
silit
asia
sosi
asiu
saha
untu
km
elak
ukan
aktiv
itas-
aktiv
itasb
ersa
ma
(col
lect
ive
actio
n)V
VV
VV
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Penc
ipta
anik
limus
aha
berk
ompe
tisi
yang
seha
t
M
elak
ukan
pem
bina
anse
rtam
emep
erku
atja
ringa
npa
sar I
KM
Mak
anan
Rin
gan
agar
tidak
terja
dipe
rsai
ngan
harg
aya
ngko
ntra
-pro
dukt
if.
Men
ingk
atka
nke
sada
ran
pela
kuus
aha
terh
adap
Hak
keka
yaan
inte
lekt
ual (
HA
KI)
M
endo
rong
dan
mem
fasi
litas
ipen
dafta
ran
pate
n,m
erek
,dan
hak
cipt
apr
oduk
-pro
duk
yang
diha
silk
anol
ehus
aha
M
emfa
silit
asik
eber
adaa
nle
mba
gape
nyed
iala
yana
nH
AK
I
V V V
V V V
V V V
V V V
V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
KA
DIN
D
epar
tem
enLu
arN
eger
i
Bad
anPO
M
Dep
arte
men
Huk
umda
nH
AM
Men
doro
ngke
pem
impi
nan
dala
mkl
aste
rIK
M
M
embe
rikan
inse
ntif
kepa
da IK
Mya
ngbe
rpot
ensi
dida
lam
klas
ter
M
emfa
silit
asi I
KM
yang
berp
oten
siun
tuk
berp
eran
dala
mas
osia
sius
aha
V V
V V
V V
V V
V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Din
asPe
rindu
stria
n,Pe
rdag
anga
n,K
oper
asid
anPe
nana
man
Mod
alPr
opin
sida
nK
abup
aten
4A
spek
Inst
itusi
dan
Indu
stri
Pend
ukun
g
Men
ingk
atka
npe
rana
nin
stitu
sipe
nduk
ung
dala
mkl
aste
rIK
M
M
enci
ptak
anke
mitr
aan
anta
rape
mer
inta
h,le
mba
gape
ndid
ikan
,dan
lem
baga
-lem
baga
pend
ukun
gda
lam
meb
erik
anla
yana
nke
pada
usah
adi
dala
mkl
aste
r
Mem
fasi
litas
ipen
yeba
ran
info
rmas
imen
gena
i
V V V
V V V
V V V
V V V
V V VV
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Din
asPe
rindu
stria
n,Pe
rdag
anga
n,K
oper
asid
anPe
nana
man
Mod
al
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
22
TAH
UN
laya
nan
yang
dibe
rikan
oleh
lem
baga
-lem
baga
pend
ukun
gke
pada
usah
a
Mem
berik
anin
sent
ifke
pada
usah
ask
ala
keci
ldan
rum
ahta
ngga
agar
dap
atm
enga
kses
laya
nan
yang
dibe
rikan
oleh
lem
baga
-lem
baga
pend
ukun
g.
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
Bad
anPO
M
Men
ingk
atka
nke
terk
aita
nan
tara
usah
ade
ngan
indu
stri
hulu
dan
hilir
M
embe
rikan
inse
ntif
dan
kem
udah
anus
aha
dida
lam
klas
ter u
ntuk
men
arik
indu
stri-
indu
stri
pend
ukun
gun
tuk
mel
akuk
anin
vest
asi
M
emfa
silit
asif
orum
kerja
sam
ada
nko
mun
ikas
ian
tara
usah
ade
ngan
indu
stri-
indu
stri
dise
ktor
hulu
dan
hilir
V V
V V
V V
V V
V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
KA
DIN
D
epar
tem
enLu
arN
eger
i
Bad
anPO
M
Dep
arte
men
Huk
umda
nH
AM
5K
elem
baga
an Pe
mer
inta
h
Men
cipt
akan
iklim
usah
aya
ngko
ndus
ifba
gipe
ngem
bang
ankl
aste
rind
ustri
M
enye
derh
anak
anpe
ratu
ran
dise
ktor
kete
naga
kerja
an,i
ndus
tri,d
anpe
rdag
anga
nse
hing
gam
endu
kung
peng
emba
ngan
klas
ter I
KM
mak
anan
ring
an.
M
engu
paya
kan
kebi
jaks
anaa
npe
rpaj
akan
sele
ktif
terh
adap
prod
ukte
rtent
u,de
ngan
men
ghila
ngka
npa
jak
berg
anda
dan
men
etap
kan
paja
kpa
dapr
oduk
akhi
r (PP
N),
buka
npa
daba
han
baku
,
Mem
berik
anin
sent
if,su
bsid
idan
kem
udah
anba
giin
vest
asi.
M
engu
paya
kan
kete
rpad
uan
prog
ram
dan
lang
kah
impl
emen
tasi
nya
yang
terf
okus
pada
peni
ngka
tan
daya
sain
gpr
oduk
nasi
onal
terh
adap
prod
ukim
por.
M
enja
gake
past
ian
huku
mda
nm
elak
ukan
pene
gaka
nhu
kum
,
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
V V V V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
ida
nSw
asta
Terd
ekat
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
Prop
insi
dan
Kab
upat
en
KA
DIN
D
epar
tem
enLu
arN
eger
i
Bad
anPO
M
Dep
arte
men
Huk
umda
nH
AM
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
23
TAH
UN
M
empe
rbai
kim
ekan
ism
eda
npr
asar
ana
sara
nata
tani
aga,
serta
men
ghila
ngka
nad
anya
mon
opol
ipe
rdag
anga
n,ka
rtela
taup
unm
onop
soni
.
Men
cipt
akan
kele
mba
gaan
pem
erin
tah
yang
efis
ien
dan
efek
tif
M
engu
paya
kan
pera
nef
ektif
seba
gaif
asili
tato
r,re
gula
tor,
dan
kata
lisat
orpe
ngem
bang
anik
limus
aha
yang
kond
usif.
M
empe
rbai
kida
nm
enin
gkat
kan
kapa
sita
sapa
ratu
rpe
mer
inta
hdi
setia
ple
velp
emer
inta
han
M
enye
derh
anak
anpr
osed
urad
min
inst
ratif
dan
men
ghin
dari
biro
kras
iyan
gbe
rbel
it-be
litun
tuk
men
doro
ngke
mud
ahan
usah
aun
tuk
mel
akuk
anin
vest
asi
dan
perd
agan
gan
M
eneg
akka
ngo
od-g
over
nanc
eda
lam
prak
tek
kepe
mer
inta
han
M
engh
inda
ripe
ratu
ran-
pera
tura
nda
erah
yang
men
gham
bati
nves
tasi
dan
perd
agan
gan
terk
ait
IKM
mak
anan
ring
an
V V V V V
V V V V V
V V V V V
V V V V V
V V V V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M;
D
epar
tem
enPe
rtani
an
Uni
vers
itasd
anPe
rgur
uan
Ting
giN
eger
idan
Swas
taTe
rdek
at
Din
asPe
rindu
stria
n,Pe
rdag
anga
n,K
oper
asid
anPe
nana
man
Mod
alPr
opin
sida
nK
abup
aten
K
AD
IN
Dep
arte
men
Luar
Neg
eri
B
adan
POM
D
epar
tem
enH
ukum
dan
HA
M
6A
spek
Keb
ijaka
nK
husu
s
Peng
kajia
npe
nyed
iaan
skim
perm
odal
anba
gipe
ngem
bang
ankl
aste
r
Pe
ngka
jian
Peny
edia
anSk
imPe
rmod
alan
yang
rela
tifm
udah
dan
mur
ahun
tuk
diak
seso
leh
IKM
mak
anan
Rin
gan
dala
mR
angk
am
endu
kung
Peng
emba
ngan
Kla
ster
IKM
Mak
anan
Rin
gan
VV
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M
Dep
arte
men
Perta
nian
D
epar
tem
enK
euan
gan
Proy
ekpa
ndu
(pilo
tpro
ject
)pe
ngem
bang
anIK
Mm
akan
anrin
gan
Pi
lotP
roje
ctPe
ngem
bang
anK
last
er IK
M M
akan
anR
inga
n
(Pen
gem
bang
anK
last
er d
imul
aida
rita
hap
diag
nost
ik,s
elan
jutn
yadi
susu
npr
ogra
mak
si,
pela
ksan
aan
pilo
tpro
ject
klas
terh
ingg
ata
hap
self
man
ajem
en,m
onito
ring
dan
eval
uasi
,bar
uke
mud
ian
mod
elkl
aste
r IK
Mm
akan
an ri
ngan
dibl
owup
kese
luru
h In
done
sia)
Unt
ukda
erah
V V
V V
V V
D
epar
tem
enPe
rindu
stria
n
Dep
arte
men
Perd
agan
gan
D
epar
tem
enK
oper
asid
anPK
M
Dep
arte
men
Perta
nian
D
epar
tem
enK
euan
gan
D
inas
Perin
dust
rian,
Perd
agan
gan,
Kop
eras
idan
Pena
nam
an M
odal
daer
ah,
In
stan
siTe
rkai
tLai
nnya
���PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
24
TAH
UN
peng
emba
ngan
.
Bas
elin
est
udy
(Stu
diPe
ndas
aran
)pe
ngem
bang
ankl
aste
r IK
Mm
akan
anrin
gan
Pe
nyus
unan
Dat
ada
nin
form
asid
asar
(bas
elin
eda
ta) I
KM
Mak
anan
Rin
gan
(Dat
ada
nin
form
asi
dasa
r IK
Mm
akan
an ri
ngan
sang
atm
empr
ihat
inka
n,se
hing
gadi
perlu
kan
suat
ust
udip
enda
sara
nda
lam
rang
kam
enin
gkat
kan
akur
asid
ata
dan
info
rmas
ida
nha
lini
dila
kuka
nse
cara
berk
esin
ambu
ngan
VV
V
Dep
arte
men
Perid
ustri
an
Inst
ansi
Terk
aitl
ainn
yadi
daer
ahPr
opin
sida
nka
bupa
ten
���LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK IINDONESIANOMOR : 137/M-IND/PER/10/2009
LampiranPeraturan
Men
teriPe
rindu
stria
nRI
Nom
or:1
37//M
-IND/PER/10/20
09
25
Tabe
l 2
Pera
nPe
man
gku
Kep
entin
gan
Dal
amPe
ngem
bang
an Ik
mM
akan
an R
inga
n
PEM
ER
INT
AH
PU
SAT
(DE
PAR
TE
ME
N)
Pem
erin
tah
Dae
rah
Swas
taPe
rgur
uan
Tin
ggi
&L
itban
gFo
rum
RE
NC
AN
AA
KSI
2004
-200
9K
ese
hata
nPe
rind
Per
dag
Keu
anga
nPe
rta
nian
Nak
ertr
ans
Men
egK
opB
adan
POM
Ris
tek
Parb
udPr
opK
abA
sosi
asi
Peru
sah
aan
Indu
stri
PTA
sosi
asi
BPP
TD
aya
Sain
gW
orki
ngG
roup
Fasil
itasi
Kla
ster
1.M
enja
min
Aks
esPa
sar
√√
√√
√√
√√
√√
√√
2.M
enin
gkat
kan
mut
uda
nke
amna
npa
ngan
√√
√√
√√
√√
√√
3.Pe
ngem
bang
anPr
oduk
si√
√√
√√
√√
4.Pe
ngem
bang
anPe
mas
aran
√√
√√
√√
√√
5.Pe
ngem
bang
anK
euan
gan
√√
√√
√√
√√
√
6.Pe
ngem
bang
an S
DM
√√
√√
√√
√√
√
7.Pe
ngem
bang
anTe
knol
ogi
√√
√√
√√
8.Pe
ning
kata
nPe
nera
pan
syst
emm
utu
√√
√√
√√
√√
√√
9.Pe
ngem
bang
anD
esai
nda
ndi
vers
ifika
sipr
oduk
√√
√√
10.M
enja
min
kete
rsed
iaan
baha
nba
ku√
√√
√√
√√
Tab
el 2
Pera
n P
em
an
gku
Kep
en
tin
gan
Dala
m P
en
gem
ban
gan
Ikm
Makan
an
Rin
gan
��0PETA PANDUAN (Road Map) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS INDUSTRI KECIL dan MENENGAH TERTENTUTahun 2010 - 2014