perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
(Capsicum annum L)
DI AGROWISATA SOROPADAN
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan
Arsitektur Pertamanan
Disusun Oleh :
LUSIANA
H 3308027
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan
Judul :
BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
(Capsicum annum L)
DI AGROWISATA SOROPADAN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Lusiana
H 3308027
Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ...............................
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji
Penguji I
Ir. Panut Sahari, MS.
NIP.194601021979031002
Penguji II
Ir. Wartoyo, SP. MS.
NIP.195209151979031003
Surakarta, Juli 2011
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan,
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S
NIP. 195602251986011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
taufik dan hidayatnya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah
lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII
Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Dosen
Pembimbing.
4. Bapak dan Ibu Pegawai dan Pekerja Harian Lepas Kebun Pengembangan
Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan.
5. Teman-teman Dewan Mahasiswa, Biro Asistensi Agama Islam dan Gemma
2008 yang telah mendukung dan memberikan semangat
6. Teman-teman satu angkatan DIII Agribisnis minat Hortikultura dan
Arsitektur Pertamanan 2008 yang telah membersamai dan memberikan
dukungan
7. Ayah, Ibu serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas semua
kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Juli 2011
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
1. Tujuan Umum ............................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN ...................................................... 19
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 19
1. Tempat Pelaksanaan Magang ........................................................ 19
2. Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................... 19
B. Cara Pelaksanaan ................................................................................ 19
1. Metode Dasar ................................................................................ 19
2. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 19
3. Metode Analisis Data .................................................................... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 20
A. Sejarah Singkat Berdirinya KP3 Soropadan ....................................... 20
B. Kondisi Umum Lokasi ........................................................................ 20
C. Visi dan Misi ....................................................................................... 23
D. Struktur Organisasi ............................................................................. 24
E. Pembahasan ......................................................................................... 26
1. Pengolahan Tanah ......................................................................... 26
2. Penyemaian Benih ........................................................................ 29
3. Penanaman Bibit ........................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
4. Pemeliharaan Tanaman ................................................................. 31
5. Panen dan Pasca Panen ................................................................. 40
F. Usaha Tani .......................................................................................... 41
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 28
A. Kesimpulan ......................................................................................... 28
B. Saran.................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Bangunan KPPP Soropadan .......................................................... 22
Tabel 1.2. Nama-nama Karyawan KPPP Soropadan ..................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur organisasi KP3 Soropadan ............................................. 25
Gambar 2. Pemasangan Mulsa ........................................................................ 28
Gambar 3. Pembuatan Lubang pada Mulsa .................................................... 28
Gambar 4. Mengisi Media Tanam pada Plastik .............................................. 30
Gambar 5. Memasukkan benih pada Media Tanam dalam Plastik ................. 30
Gambar 6. Pewiwilan Tunas air ...................................................................... 33
Gambar 7. Pemupukan secara langsung ......................................................... 35
Gambar 8. Pemupukan dengan sistem kocor .................................................. 35
Gambar 9. Pupuk Mikro.................................................................................. 35
Serangan 10. Serangan Ulat Grayak ............................................................... 37
Gambar 11. Penyemprotan dengan pestisida .................................................. 38
Gambar 12. Layu Bakteri ................................................................................ 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK LEPAS
Praktek Magang ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman
hortikultura, khususnya cabai merah (Capsicum annum L.). Pelaksanaan magang pada
tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 19 Maret 2011 di Agrowisata Soropadan yang
beralamat di jalan Magelang-Semarang Km.13 Pringsurat, Temanggung.
Metode dasar yang digunakan dalam praktek magang ini adalah Praktek Lapang,
Observasi, Wawancara dan Sumber Data (Data Primer dan Data Sekunder). Sedangkan
pengambilan lokasi praktek magang adalah disesuaikan dengan kajian yakni budidaya
tanaman cabai merah.
Dalam budidaya tanaman cabai merah harus memperhatikan pengolahan lahan,
pembibitan, transplanting, perawatan sampai dengan pasca panen. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam pengolahan tanah, yaitu jenis tanah, struktur tanah, ketersediaan bahan
organik, musim yang sedang berlangsung, tingkat drainase tanah, jenis alat yang digunakan,
dan keterampilan tenaga kerja. Pembibitan dalam budidaya cabai harus diperhatikan untuk
memudahkan perawatan, mendapatkan bibit tanaman yang sehat, memperoleh keseragaman
tanaman agar produksi yang diharapkan tercapai dan umur panen tanaman sama. Varietas
yang digunakan ada 6 yaitu Profit, Restu (Cabai Merah), Princess, Trophy (Cabai Keriting),
Sonar, Baskara (Cabai Rawit). Penanaman bibit cabai dilakukan setelah berumur 3-4
minggu, atau sudah memunculkan 2-3 helai daun dan akar sudah keluar dari plastis. Setelah
bibit cabai di pindah ke lahan, yang dilakukan selanjutnya adalah perawatan sampai dengan
masa panen yang meliputi pengamatan, penyiraman, penyulaman, pewiwilan, pengajiran,
menali, pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian organism pengganggu tanaman.
Kata Kunci: Nama Latin Cabai Merah.
Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Lusiana H3308027
2. Dosen Pembimbing / Penguji I
3. Penguji II
LUSIANA.1
H 3308027 Ir. Panut Sahari, MP.2 dan Ir. Wartoyo, SP, MS. 3
BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH
(Capsicum annuum L)
DI AGROWISATA SOROPADAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FREE ABSTRACTION
This practice of magang to know the way culture of horticulture crop, specially red
chilli (Capsicum Annum L.). Execution Magang at date of 16 Februari to 19 March 2011 in
Agrowisata Soropadan which have address to street of Magelang-Semarang Km.13
Pringsurat, Temanggung.
Basic method used in practice this magang is Spacious Practice, Observation,
Interview and Data Source (Data of Primary and Data Sekunder). While location intake
practice the magang is adapted for study namely culture of red chilli crop.
In culture of red chilli crop have to pay attention to the farm processing, seed,
transplanting, treatment of up to pasca harvest. There are some factor influencing in land
processing, that is land type, land structure, availibility of organic substance, season which
underway, mount the land drainage, used appliance type, and labour skill. Seed in culture of
chilli have to be paid attention for facilitate the treatment, getting healthy crop seed,
obtaining uniformed of crop to be production expected reached and age harvest the crop of
equal. Varietas used by there is 6 that is Profit, Bless (Red Chilli), Princess, Trophy (Frizzy
Chilli), Sonar, Baskara (Cayenne). Cultivation of chilli Seed conducted by after old age 3-4
week, or have peeped out 2-3 piece of leaf and grow on have gone out from plastic. After
that, chilli seed moving to farm, what conducted hereinafter is treatment of up to a period of
crop covering perception, sprinkler, embroidering, pewiwilan, pengajiran, string,
fertilization, operation gulma, and operation of organism crop intruder.
Keyword: Capsicum Annuum
Explanation :
1. University student of Horticulture Agribusiness and Gardens Architecture of
Sebelas March University names Lusiana H3308027
2. Counselor lecturer/Examiner I
3. Examiner lecturer/examiner II
CULTURE OF RED CHILLI CROP (Capsicum Annuum)
IN AGROWISATA SOROPADAN
LUSIANA.1
H 3308027 Ir. Panut Sahari, MP.2 and Ir. Wartoyo, SP, MS. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai hari ini, cabai masih termasuk komoditas primadona
hortikultura. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, permintaan dipasaran sangat
tinggi karena pasokan yang terbatas. Jadi, tak heran kalau kenaikan harga
cabai sering menjadi rumor hangat dikalangan masyarakat. Pasalnya, si pedas
ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidangan masakan
nusantara
Siklus kebutuhan cabai di Indonesia meningkat menjelang event
tertentu, seperti memasuki bulan puasa dan lebaran, natal, dan tahun baru.pada
saat-saat tersebut, permintaan cabai yang tinggi diiringi dengan harga yang
melambung. Selain faktor di atas, harga cabai menjadi mahal kerena saat event
tersebut bertepatan dengan musim hujan. Biasanya, petani yang menanam
cabai hanya sedikit dan banyak pula yang gagal panen karena serangan hama
dan penyakit. Akibatnya, keberadaan cabai dipasaran menjadi langka dan
secara otomatis harganya melonjak tajam.
Budidaya cabai memang tergolong beresiko tinggi. Namun, risiko
tersebut dibayar seimbang dengan keuntungan yang dijanjikan. Karena itu,
strategi dan pengetahuan teknis dan lapangan menjadi hal yang penting untuk
dikuasai guna mencapai hasil yang maksimal dengan menekan risiko-risiko
tersebut. Sebut saja musim hujan dan pemasaran hasil. Banyak petani enggan
bertanam cabai pada musim hujan karena tingkat serangan penyakit cukup
tinggi, sehingga sangat berisiko terhadap produktivitas hasil. Sementara itu,
pemasaran hasil yang tidak cermat, termasuk jalur penjualan, biasanya
menjadi kendala di lapangan yang bermuara pada penurunan kualitas cabai
akibat terlalu lama dalam pengangkutan atau penyimpanan.
Menurut Setiadi dalam Ojak dkk (2007), cabai merah terdiri dari dua
jenis berdasarkan bentuknya, yaitu cabai merah keriting dan cabai merah
bulat. Buah cabai merah keriting berbentuk langsing memanjang dan mengikal
atau mengeriting, berujung meruncing, berasa pedas, serta berbiji relatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
banyak bila dibandingkan dengan ukuran buahnya. Sementara cabai merah
bulat berbentuk pendek sampai panjang, berujung tumpul atau bulat, berasa
kurang pedas dan cenderung manis, serta berkulit lebih tebal dibanding cabai
merah keriting. Baik cabai merah keriting maupun cabai merah bulat saat
masih muda berwarna hijau, lalu berubah menjadi cokelat, dan sesudah tua
menjadi merah menyala.
Budidaya cabai merah mempunyai prospek yang menjanjikan di
pasaran perdagangan sayur. Dalam pembudidayaannya harus menggunakan
teknik yang beraturan dan ramah bagi lingkungan. Dengan praktik kerja
lapang ini bermaksud untuk belajar bagaimana cara budidaya dan pengelolaan
cabai yang benar
Mahasiswa sebagai orang terpelajar diharap mampu memiliki
pemikiran-pemikiran baru untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah ada
serta dapat mengantisipasi permasalahan baru yang akan muncul di kemudian
hari di bidang pertanian khususnya sektor tanaman hortikultura, seperti
permasalah fluktuasi harga produk hortikultura khususnya cabai merah.
Mahasiswa diharapkan memiliki pemikiran baru supaya bisnis cabai merah
dapat terus berkembang di Indonesia. Maka dari itu, untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman serta menyelaraskan antara teori yang telah
didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan, Mahasiswa
Program Diploma III sebagai calon Ahli Madya Pertanian perlu melaksanakan
Magang ke suatu perusahaan yang bergerak dibidang yang sesuai dengan
jurusannya. Diharapkan setelah melaksanakan magang tersebut, mahasiswa
yang bersangkutan memperoleh pengetahuan baru sehingga dapat mengatasi
permasalahan tentang produk hortikultura yang ada dipasar saat ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi
mahasiswa setelah terjun di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan
agribisnis.
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi
pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang
pertanian khususnya pada tanaman hias anggrek yang dilakukan di
Agrowisata Soropadan, Temanggung
b. Melihat dan memahami secara langsung upaya dan pengembangan
agribisnis, khususnya agribisnis tanaman Cabai Merah (Capsicum
annum L.).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Cabai secara Umum
Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki potensi sebagai jenis
sayuran buah untuk dikembangkan karena cukup penting peranannya baik
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Nasional maupun komoditas ekspor.
Dengan makin beragamnya kebutuhan manusia dan makin berkembangnya
teknologi obat-obatan, kosmetik, zat warna, pencampur an minuman dan
lainnya, maka kebutuhan bahan baku cabai merah akan terus meningkat setiap
tahunnya. Menurut Lukmana (1995) di pasaran Internasional setiap tahunnya
diperdagangkan sekitar 30.000 sampai 40.000 ton cabai merah.
Cabai merupkan terna tahunan yang tumbuh tegak dengan batang
berkayu, banyak cabang, serta ukuran yang mencapai tinggi 120 cm dan lebar
tajuk tanaman hingga 90 cm. Umumnya, daun cabai berwarna hijau muda
sampai hijau gelap, tergantung varietasnya. Daun cabai yang ditopang oleh
tangkai daun mempunyai tulang menyirip. Daun cabai berbentuk bulat telur,
lonjong, ataupun oval dengan ujung yang meruncing, tergantung spesies dan
varietasnya.
Bunga cabai keluar dari ketiak daun dan berbentuk seperti terompet.
Sama halnya dengan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya. Bunga cabai
merupakan bunga lengkap yang terdiri atas kelopak bunga, mahkota bunga,
benang sari, dan putik. Bunga cabai juga berkelamin dua, karena benang sari
dan putik terdapat dalam satu tangkai.
Bentuk buah cabai berbeda-beda, dari cabai keriting, cabai besar yang
lurus dan bisa mencapai ukuran sebesar ibu jari, cabai rawit yang kecil-keci
tapi pedas, cabai paprika yang berbentuk seperti buah apel, dan berbentuk
cabai hias lain yang banyak ragamnya.
Cabai berakar tunggang, terdiri atas akar utama dan akar lateral yang
mengeluarkan serabut dan mampu menembus ke dalam tanah hingga 50 cm
dan melebar sampai 45 cm. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, cabai
diklasifikasikan dalam taksonomi sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Sypetalae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Tanaman cabai atau lombok termasuk kedalam famili Solanaceae.
Tanaman lain yang masih sekerabat dengan cabai, diantaranya kentang
(Solanum tuberosum L.), terung (Solanum melongena L.), leunca (Solanumm
nigrum L.), akokak (Solanum torvum Swartz.), dan tomat (Solanum
lycopersicum) (Anonom, 2008).
B. Jenis - jenis Cabai
1. Cabai Besar
Cabai merah (Capsicum annuum L.var.longum L. Sendt), menghasilkan
buah yang bulat panjang, dan runcing ujungnya. Saat masih muda
berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi merah. Daging buah
umumnya renyah, kadang-kadang lunak pada jenis tertentu. rasanya manis
dan agak pedas (Anonim, 2007).
2. Cabai Kecil
Cabai kecil atau C. frutescens, sering mendapat sebutan sebagai cabai
rawit atau lombok jempling. Seperti cabai besar juga, jenis yang satu ini
juga tidak hanya satu dua macam saja varietasnya. Ada cabai kecil yang
berukuran mini, ada juga yang dikatakan cabai putih alias cengek, atau
lombok ceplik (Setiadi, 1992).
3. Cabai Bulat
Cabai bulat (Capsicum annum L. var. Brevita Finger Ruth), disebut juga
dengan cabai udel atau cabai domba. Buahnya pendek dan ujungnya
tumpul. Saat muda berwarna putih, setelah tua berubah menjadi merah.
Rasanya tidak begitu pedas dan agak manis (Anonim, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Syarat Tumbuh
Menurut Rukmana (1994) pada umumnya cabai dapat ditanam di
dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) +2.000 meter dari atas
permukaan laut (dpl) yang mempunyai iklim tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu lembab. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa temperatur yang
baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah antara 24oC – 27oC, dan untuk
pembentukan buah pada kisaran 16oC – 23oC. Setiap varietas cabai hibrida
mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai
hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi + 1.200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili
lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 – 1.500 m dpl.
Tjahjadi (1991) mengatakan bahwa tanaman cabai dapat tumbuh pada
musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur. Iklim yang
dikehendaki untuk pertumbuhannya antara lain:
a. Sinar matahari
Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila
penyinaran tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.
b. Curah Hujan
Walaupun tanaman cabai tumbuh baik dimusim kemarau tetapi
juga memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang
dikehendaki yaitu 800-2.000 mm/tahun.
c. Suhu dan Kelembaban
Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Adapun suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang
hari 21oC – 28oC, malam hari 13oC-16oC, untuk kelembaban tanaman
80%.
d. Angin
Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin sepoi-sepoi,
angin berfungsi menyediakan gan CO2 yang dibutuhkannya.
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman
pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya
akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan
penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8,
karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan
produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali
menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit
layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki
keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati
pH normal (Anonim, 2011).
Suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan cabai merah, dari
saat pembibitan sampai saat produktif. Selama periode perkecambahan
memerlukan suhu 20-24oC. Di atas nilai itu, proses perkecambahan akan
berlangsung lambat. Pada masa pertumbuhan memerlukan suhu 27- 30oC pada
siang hari dan 18-25oC pada malam hari. Suhu pada malam kurang dari 15oC
dan pada siang hari lebih dari 32oC bisa menghambat proses pembentukan
buah.
Curah hujan tinggi atau iklim basah tidak terlalu baik untuk cabai
merah karena dapat menyebabkan kerontokan bakal bunga, serta bisa
membuat bunga dan buah tumbuh kecil. Selain itu, kelembaban yang tinggi
akan merangsang perkembangan jamur yang berpotensi mengundang
penyakit. Curah hujan yang cocok adalah sebesar 600-1.250 mm dan tersebar
merata di sepanjang masa pertumbuhannya.
Cabai merah membutuhkan iklim kering dengan lama penyinaran 12
jam per hari, terutama pada masa pembungaan dan pembuahan. Untuk itu,
sebaiknya cabai merah ditanam pada awal musim kemarau. Namun, untuk
mendaptkan keuntungan yang lebih tinggi, karena harga jualnya melonjak,
cabai merah bisa ditanam pada musim hujan (Anonim, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D. Tata Laksana Budidaya
1. Pengolahan Lahan
Pupuk dasar yang ditebarkan di permukaan bedengan adalah pupuk
organic dan pupuk anorganik. Diperlukan hingga 30 ton pupuk kandang
untuk tanah-tanah yang tidak begitu subur. Pupuk kandang yang biasa
digunakan adalah kotoran sapid an ayam. Ingat, pupuk harus sudah matang
sebelum ditebarkan diatas bedengan. Pupuk yang sudah matang ditandai
dengan bentuknya yang remah, kering, dan tidak berbau. Pupuk kandang
ditebarkan merata di permukaan bedengan dengan takaran kira-kira empat
kilogram untuk setiap satu meter panjang bedengan (Anonimb, 2008).
Dalam bertanam cabai secara intensif, baik cabai keriting, cabai
besar, hibrida, maupun varietas open pollinated, pemakaian mulsa untuk
bedengan bias membantu meningkatkan produksi cabai. Ada beberapa
jenis mulsa yang bias digunakan, seperti mulsa jerami dan mulsa plastic.
Mulsa plastik hitam perak (MPHP) yang sangat efektif dipakai,
terutama untuk bertanam cabai secara intensif. Fungsi utama MPHP
adalah menekan pertumbuhan hama dan gulma. Warna perak di
permukaan atas mulsa plastic mampu memantulkan sinar ultra violet yang
bias menusir hama, terutama yang banyak bersarang dibagian bawah daun
cabai, seperti thrips, tungau, dan virus sekunder. Sementara itu, warna
hitam dipermukaan bawah mampu menutup rapat bedengan dan
memberikan kesan gelap, sehingga gulma tidak bias tumbuh karena tidak
memperoleh sinar matahari. Namun, gulma dari jenis rumput teki dan
pisang-pisangan mampu menembus mulsa tersebut.
Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system
pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 –
10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10
cm. Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah
memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit
dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah
tanam.
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang
dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model
segitiga atau zig-zag. Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm
dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang
berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang
dianjurkan .
2. Persemaian
Menurut Tjahjadi (1991) keberhasilan produksi cabai merah sangat
dipengaruhi oleh kualitas benih yang dapat dicerminkan oleh tingginya,
ketahanan terhadap hama dan penyakit serta tingkat adaptasi iklim. Biji
benih lebih baik membeli dari distributor atau kios yang sudah dipercaya
dan dapat dipertanggungjawabkan kemurnian dan daya kecambahnya.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menyemai benih
cabai adalah menyiapkan media tanam, yakni berupa campuran dua ember
tanah subur dan satu ember pupuk kandang. Tanah dan pupuk kandang ini
harus diayak terlebih dahulu. Sementara itu, pupuk buatan yang digunakan
yaitu 100 gram NPK. Sebagai pencegah terhadap serangan hama,
tambahkan insektisida bubuk atau butiran dengan dosis 70 gram. Bahan-
bahan tersebut dicampur satu sama lain hingga rata. Isi media tanam
tersebut ke dalam polybag berukuran 12 x 8 cm. Pastikan plastic tempat
menanam benih sudah dilubangi untuk meneruskan kelebihan air siraman.
Letakkan polybag di bedengan tersendiri. Beri penahan tepian bedengan
dengan kayu atau batu bata (Anonim, 2008).
3. Penanaman (Transplanting)
Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil
dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada
saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan
diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang
tanam (Benidiktus, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati,
layu, rusak, atau kurang baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan
setelah seminggu penanaman tetapi jangan terpaku pada aturan
tersebut. Jika sebelum satu minggu ada tanaman yang mati maka
penyulaman perlu dilakukan secara cepat. Bibit pengganti dipilih yang
baik pertumbuhannya agar dapat mrngejar tanaman terlebih dahulu
yang berhasil tumbuh (Cahyono, 2003)
b. Pengajiran
Pemasangan ajir diberikan pada saat tanaman bertambah tinggi.
Cabang yang membanyak akan membebani batang tanaman sehingga
batang tak kuat lagi menyangga apalagi bila tanaman (Nazarudin,
1998).
c. Pemupukan
Pupuk yang sukar larut atau pupuk yang bekerjanya lambat
seperti pupuk yang mengandung P, umumnya diberikan sebelum
tanam dan pupuk yang bekerjanya cepat dan mudah larut, seperti
pupuk yang mengandung N, sebaiknya diberikan setelah tanaman
tumbuh aktif. Adapun dosis pupuk yang digunakan adalah Urea 150
kg/ha + ZA 50kg/ha + SP36 150kg/ha + KCI 200 kg/ha. Pupuk dasar
diberikan pada saat 2 - 3 hari sebelum tanam dengan semua dosis
pupuk SP36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 10 hari
setelah tanam dengan sepertiga dosis masing-masing pupuk Urea, ZA
dan KCI. Pemupukan susulan kedua dan ketiga masing-masing pada
40 dan 70 hari setelah tanam dengan dosis sama dengan pemupukan
pertama setelah tanam. Waktu pemupukan disesuaikan dengan
ketersediaan air dimana keadaan air tanah dalam keadaan cukup.
Pupuk diberikan dengan cara tugal sedalam 5 -15 cm dan ditutup
kembali dengan tanah (Anonim, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai
adalah adanya serangan hama dan penyakit. Kehilangan hasil produksi
karena serangan penyakit berkisar antara 5 - 30%. Cara yang paling
baik untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai yaitu
penerapan pengendallan secara terpadu.
1. Hama
a) Ulat Grayak
Ulat grayak menyerang daun dan buah cabai. Gejala
yang ditimbulkan oleh serangan hama ini adalah rusaknya
daun dan buah cabai akibat gigitan ulat grayak. Pengendalian
terpadu yang dilakukan adalah kultur teknis, hayati dan
kimiawi. Cara kultur teknis dengan menjaga kebersihan kebun
dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat
persembunyian hama (Anonim, 2007).
Cara hayati dengan menyemprotkan cairan berbahan
aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospine
dan Thuricide. Cara kimiawi dengan menyemprotkan
insektisida seperti Atabron 50 EC, Curracon 500 EC,
Dharmafur 3G, Fenval 200 EC, Hostathion 40 EC (2 cc/L) atau
Orthene 75 SP I g/L (Anonim, 2009).
b) Ulat tanah
Hama ini menyerang bagian batang cabai yang masih
muda dengan cara memakan sampai batang terpotong.
Pengendalian dilakukan dengan cara
a. Sungkup media pesemaian pada malam hari sebaiknya
ditutup untuk menghindari ulat masuk ke pesemaian.
b. Lahan diolah secara sempurna agar larva dan pupa ulat
mati.
c. Tanaman disemprot dengan insektisida Diptrex 95 SP atau
Drusban 0,2 % dosis sesuai anjuran di kemasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(Anonim, 2007).
c) Ulat buah
Buah merupakan sasaran utama hama ini. Buah yang
terserang akan membusuk dan rontok. Agar tidak menular,
buah yang telah terserang harus dibuang atau dimusnahkan.
Pengendalian dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida,
seperti Agrymicin, Buldok 25 EC, Cucacron 500 EC dengan
dosis sesuai anjuran pada kemasan (Anonim, 2007).
d) Kutu Daun
Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan cara
kultur teknis yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop)
disekeliling kebun cabai misalnya jagung. Cara kimiawi
dengan menyemprotkan insektisida yang efektif dan selektif
seperti Deltamethrin 25 EC (0,1 - 0,2 cc/L), Decis 2,5 EC
(0,04% atau Orthene 75 SP 0,1%.) (Anonim, 2009).
e) Thrips
Thrips adalah serangan dari ordo Thysanoptera. Hama
ini berukuran sangat kecil, panjang 1 – 2 mm, berwarna cokelat
kehitaman dan lembut. Thrips yang menyerang cabai merah
adalah spesies Thrips parvispinus. Hama jantannya tidak
bersayap, sedangkan betinanya memiliki dua pasang halus
berjumbai. Hama thrips menyebabkan pucuk dan daun muda
mengeriting, berubah warna menjadi keperakan sebelum
akhirnya mongering dan rontok. Pada musim kemarau,
populasinya memuncak dan akan menurun bila turun hujan
lebat. Pencegahan serangan thrips dilakukan petani dengan cara
menjaga lingkungan dalam keadaan bersih, mengatur jarak
tanam tidak terlalu rapat dan mengatur waktu tanam (Agus,
2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
f) Tungau
Tungau yang sering menyerang cabai merah ada dua
jenis yaitu tungau merah (Tetranichus bimaculus) dan tungau
kuning (Polyphogotarsonemus latus). Kedua tungau tersebut
berukuran sangat kecil kurang dari 1 mm. Bentuknya seperti
laba – laba dan warna sesuai namanya. Serangga tungau
ditandai dengan adanya semacam benang halus, seperti sarang
laba – laba pada permukaan daun bagian bawah.
Hama ini menyerang daun, pucuk dan tunas muda.
Tungau dewasa merusak dengan cara menghisap cairan yang
terdapat dalam daun sehingga daun mengalami nekrosis atau
luka. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan jarak tanam
yang tidak terlalu rapat karena serangan tungau didukung
kondisii yang lembab dan suasana gelap (Agus, 2009).
g) Lalat buah
Lalat buah (Bactrocera dorsalis) bukan hanya hama
tanaman buah – buahan, tetapi juga bagi cabai merah. Serangan
lalat buah pada cabai merah sama seperti serangan pada buah –
buah lain. Lalat buah betina menusuk buah cabai merah untuk
meletakkan telur – telurnya. Telur tersebut kemudian menetas
menjadi larva dan memakan bagian dalam cabai merah.cabai
yang terserang akan busuk dan rontok dan dengan beberapa
larva di dalamnya.
Pencegahan serangan lalat buah biasanya dilakukan
dengan sanitasi lingkungan. Pengendalian dengan pestisida
sulit dilakukan karena susah mengenai sasaran sehingga akan
terjadi pemborosan. Pengendalian lalat buah yang cukup efektif
tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan adalah dengan
memasang alat penangkap. Sementara untuk pengendaliannya
dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida seperti Buldok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
25 EC, Curracon 500 EC, Decis, Mospilan 20 SP dengan dosis
sesuai anjuran pada kemasannya (Agus, 2009).
2. Penyakit
a) Antraknosa
Antraknosa merupakan salah satu penyakit yang
menjadi momok menakutkan bagi para petani cabai merah.
Penyakit yang juga dinamakan penyakit kering buah atau patek
ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan
Gloesporium piperatum. Penyakit ini disebabkan oleh jamur.
Gejalanya timbul cendawan berwarna merah muda atau hitam
bundar pada buah muda dan buah yang sudah hampir matang.
Lama-kelamaan buah menjadi busuk, kering dan akhirnya
rontok (Anonim, 2007).
Penyakit ini berkembang pesat pada musim hujan
karena saat tersebut udara sangat lembab, tetapi hangat.
Antraknosa biasanya muncul pada musim hujan. Oleh karena
itu, untuk pencegahannya, penanaman cabai merah diusahakan
tidak di tengah-tengah musim hujan. Untuk pengendalian
penyakit antraknosa dapat digunakan fungisida organik (Agus,
2009).
b) Layu Bakteri
Penyebaran penyakit dapat melalui benih, bibit, bahan
tanaman yang sakit dan residu tanaman. Pengendalian terpadu
dilakukan dengan perlakuan benih dengan cara direndam dalam
bakterisida Agrimycin 0,5 g/L selama 5 - 15 menit
(Anonim, 2009).
c) Layu Fusarium
Penyakit disebabkan organisme cendawan yang bersifat
tular tanah. Gejala serangan adalah terjadinya pemucatan warna
tulang-tulang daun disebelah alas dan diikuti dengan
merunduknya tangkai-tangkai daun. Pengendalian dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dengan perlakuan benih direndam dalam larutan fungisida
Benlate atau Derosal 0,5 - 1,0 g/L selama 5 - 15 menit.
Pengapuran tanah sebelum tanam dengan dolomit pada tanah
yang ber pH rendah (Agus, 2009).
d) Bercak Daun
Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan
Cercospora capsici. Adanya penyakit ini ditandai dengan
munculnya bercak – bercak kecil bulat dan sedikit basah pada
permukaan daun. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih
dengan pinggiran berwarna lebih tua. Bercak ini bisa meluas
sampai 0.5 cm. pada serangan parah daun menjadi kuning dan
gugur atau langsung gugur tanpa didahului perubahan warna.
Pencegahan penyakit bercak daun dengan jarak tanam
diatur jangan terlalu rapat karena tajuk tanaman akan saling
berimpit. Pasalnya, penyakit ini dipicu kondisi lembab dan
suasana agak gelap (Agus, 2009).
e) Busuk Daun
Busuk daun yang menyerang tanaman cabai merah
disebabkan oleh Phytopthora capsici sehingga sering juga
disebut busuk phytopthora. Seranggga penyakit ini biasanya
mengganas pada musim hujan. Infeksi cendawan ini
menyebabkan daun – daun membusuk dan berguguran. Infeksi
bermula daari pucuk tanaman lalu meluas ke daun lainnya. Hal
ini menyebabkan daun layu, membusuk, dan berguguran.
Infeksi pada buah mengakibatkan warna cokelat kebasah –
basahan, lalu lepas dari kelopak dan membusuk. Pencegahan
dilakukan dengan menghindari penanaman pada musim hujan
serta mengatur jarak tanaman agar tidak terlalu rapat (Agus,
2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Pemanenan
Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan
buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan
pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang
digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan
serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari
sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta
tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah
cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak
menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe
yang rusak dari buah cabe yang sehat.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah
dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum
terjadi penguapan (Anonim, 2007).
6. Analisis Usaha Tani
Menurut Supriono (2009) analisis usaha tani dilakukan untuk
mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini
adalah:
a. Biaya tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi
volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah
volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
b. Biaya variabel
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding
(proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya
variabel.
2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume
kegiatan, jadi biaya semakin konstan.
c. Penerimaan
Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian
antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya
produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun
ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :
TR = Q x Pq
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Rp)
Q = Jumlah produk
Pq = Harga produk (Rp)
d. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari
pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian
merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui
secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan
likuidasi (Soemarso, 2005 : 230).
Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility.
Produsen memaksimumkan utility dengan cara memaksimumkan
keuntungan. Keuntungan (Jl) merupakan hasil pengurangan dari
penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Penerimaan merupakan
hasil perkalian antara jumlah produk (Q) dengan harga produk (P).
Jika dirumaskan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
R – C = ח
C - (Q x P) = ח
e. R/C Ratio
R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran
perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio
dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih
dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio
adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu :
R/C Ratio = Total penerimaan
Total biaya produksi
f. B/C Ratio
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk
mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang
diperoleh, yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan
dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari satu maka
usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio
adalah keuntungan dibagi total biaya. Rumus B/C Ratio adalah :
B/C Ratio = Keuntungan
Total biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang dilaksanakan di Agrowisata Soropadan, Jalan
Magelang Semarang Km 13 Pringsurat, Temanggung.
2. Waktu Pelaksanaan Magang
Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 16 Februari – 19 Maret
2010.
B. Cara Pelaksanaan
Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu:
1. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah
metode Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan
sehingga memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa
sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan
disimpulkan dalam konteks teori–teori yang ada dan dari penelitian
terdahulu.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan
pencatatan yaitu mencatat data–data yang diperlukan dari sumber yang
dapat dipercaya.
3. Metode Analisis Data
Data yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi
representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan
analisis kualitatif. Pada kasus–kasus tertentu mahasiswa dapat pula
menjelaskan secara lebih mendalam berdasarkan teori-teori atau
keterangan yang relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah singkat berdirinya KP3 Soropadan
Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan berdiri
pada tahun 1969 sebagai Dinas Pertanian Rakyat, kemudian beralih fungsi
menjadi Kebun Buah – buahan untuk karisidenan Kedu pada tahun 1970.
Berdasarkan rapat dinas pada tahun 1970 berubah fungsi lagi menjadi Pusat
Pengembangan Produk Sorghum dan Jagung.
Tahun 1976 dikembangkan menjadi Pusat Pengambangan
pertanian Unit Palawija sampai dengan 1978 setelah itu tahun 1979
dikembangkan kembali menjadi Pusat Pengembangan Pertanian Padi dan
Palawija sampai dengan tahun 2001. Sejak tahun 2001 berubah menjadi KP3
Soropadan (Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija). Sesuai dengan
peraturan daerah Jawa Tengah, KP3 Soropadan selain memprodukasi
palawija juga memproduksi beberapa jenis tanaman hias, diantaranya
sansiviera, anggrek, euphorbia, dan aglonema.
Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan
merupakan lembaga yang bergerak di bidang pertanian khususnya pada
pengembangan benih, yang berada di bawah pengawasan Balai Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (B2TPH).
B. Kondisi Umum Lokasi
Kantor KPPA Soropadan terletak di Km 3 dari kota Secang ke arah
Semarang atau 13 Km dari kota Magelang.
Secara administrasi pemerintah masuk dalam wilayah:
- Desa : Soropadan
- Kecamatan : Pringsurat
- Kabupaten : Temanggung
- Provinsi : Jawa Tengah
Keadaan Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija Soropadan
secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Tanah dan Bangunan
a. Tanah
1) Luas Tanah
Sertifikat tanah yang ada, berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Jawa Tengah tanggal 2 Desember 1985 No. SK DA II
H.P. 1598/2596/1085 dan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
tanggal 17 Januari 1985 No. SK DA II/HP/1491/I/2593/1985.
Tanah yang dimanfaatkan terdiri dari:
Blok I : Luas 46.070 m2
Blok II : Luas 56.880 m2
Luas keseluruhan : 102.950 m2 / 10,2950 ha
Adapun pemegang hak pakai atas tanah tersebut adalah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah cq Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura provinsi Jawa Tengah.
Penggunaan lahan berdasarkan sertifikat yang ada terbagi
atas:
- untuk bangunan dan halaman : 10.970 m2/1,0970 ha
- untuk kegiatan pameran STA : 57.980 m2/5,7980 ha
- untuk Kantor BPSDM : 29.000 m2/2,9 ha
- Untuk lahan produksi : 5.000 m2/0.5 ha
Jumlah : 102.950 m2/10,295 ha
2) Jenis Tanah
Jenis tanah : Latosol berwarna coklat
Tekstur : Lempung berpasir
pH : 5,5 – 6,8
Ketinggian : 550 mdpl
Kesuburan : Sedang
3) Iklim
Curah hujan : + 2.153 mm/tahun
Suhu harian : 18 – 32oC
Jumlah bulan basah : 1 – 11 bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Jumlah bulan kering : -
b. Bangunan
Pada dasarnya bangunan yang ada cukup memadai untuk
menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.kondisi dan jumlah
bangunan yang ada dapat dilihat
Tabel 1. Bangunan KPPP Soropadan
No Uraian Dibangun (Tahun)
Luas (m2)
Keadaan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kantor/Aula Kamtor Gudang Lantai Jemur Asrama Rumah Dinas Pimpinan Ruang Makan Rumah Staff Rumah Staff Asrama
1970 1977 1970 1970 1971 1971 1973 1974 1970 1998
180 64 288 320 263 132 110 82 60 140
Sedang Sedang Rusak Rusak berat Sedang Kerangka bangunan rusak Rusak Rusak Rusak berat Baik
Permanen Peramanen Permanen Permanen, perlu reovasi Permanen, perlu direhab Permanen, Permanen, perlu direhab Permanen, perlu direhab Permanen, perlu renovasi Permanen
Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2010
2. Tenaga Kebun
Pegawai di KPPP Soropadan tahun 2010 berjumlah 11 orang yang
terdiri dari 9 orang Pegawai Negeri Sipil dan 2 orang berstatus Satpam
atau penjaga malam di STA Soropadan.
Adapun pegawai yang bekerja di KPPP Soropadan dapat dilihat
pada tabel 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel 2. Nama-nama Karyawan KPPP Soropadan
No Nama/NIP Pangkat/Gol Pendidikan Jabatan 1 Sumariyanto
197008301996031002 Pengatur Tk.I II/d
STM Pertanian Pimpinan
2 Suyatno 195708121985031016
Penata Muda Tk.I IIII/b
ATM Listrik Staff
3 Sukardono 195610201979031006
Penata Muda Tk.I III/b
STM Pertanian Staff
4 Christina Hartini 196307241988122002
Penata Muda Tk.I III/b
SMEA Staff
5 Suhari 196806131996031002
Pengatur Tk.I II/d
SMEA Staff
6 Ahmad Djaelani 500086812
Pengatur Muda II/a
SD Staff
7 Sutardiyono 196907182008011009
Juru I/c SMP Staff
8 Suyanto 196404212007011008
Juru Muda I/a
SD Staff
9 Sarindi 196912122008011013
Juru Muda I/a
SD Staff
10 Sugiyarto - SD Satpam
11 Asrofi - SD Satpam
Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2010
C. Visi, Misi dan Fungsi KP3 Soropadan
a. Visi
Terwujudnya kemandirian usaha tanaman pangan dan hortikultura
yang berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan.
b. Misi
1) Mengembangkan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura untuk
memenhi kebutuhan bahan pangan yang cukup, aman dan terjangkau,
bahan baku industry dan ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Mengembangkan aplikasi teknologi pertanian tepat guna, spesifik local
dan ramah lingkungan.
3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan kelembagaan
agribisnis.
4) Meningkatkan mutu dan daya saing komoditas tanaman pangan dan
hortikultura.
5) Memadukan sentra – sentra pertanian dengan agroindustri dan pasar.
6) Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas bidang
tanaman pangan dan hortikultura.
7) Meningkatkan pendapatan melalui pemberdayaan masyarakat pertanian
tanaman pangan dan hortikultura.
c. Fungsi
1) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pertanian tanaman pangan dan hortikultura lingkup provinsi.
3) Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang sarana prasarana
pertanian, budidaya tanaman pangan, hortikultura dan usaha pertanian
lingkup provinsi.
4) Pemantauan evaluasi dan pelaporan bidang tanaman pangan dan
hortikultura.
5) Pelaksanaan kesekretariatan dinas.
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
D. Struktur organisasi KP3 Soropadan
KP3 Soropadan merupakan salah satu insatansi pemerintah, sehingga
pegawai yang ada dalam wilayah kerja KP3 Soropadan diangkat oleh
pemerintah di bawah Departemen Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Pegawai di
KP3 Soropadan terdiri dari pegawai tetap dan pegawai harian lepas yang
dibayar tiap bulan atau disebut tenaga harian lepas (Gambar 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 1. Struktur organisasi KP3 Soropadan
Adapun tugas dan kewajiban masing – masing bagian adalah sebagai
berikut :
a. Sub bagian Tata Usaha
Pelaksanaan, menyiapkan bahan rencana kerja dan pengelolaan
administrasi kepegawaian, keuangan, dokumentasi, perpustakaan, rumah
tangga, surat – menyurat, dan pelaporan balai.
b. Bagian Produksi
Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, penyiapan
sarana dan prasarana perbenihan, memproduksi benih, pelaksanaan
pembinaan teknis, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan produksi
benih tanaman pangan dan hortikultura.
Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta
Kepala Satuan Kerja Kebun Pengembangan perbenihan Palawija
Soropadan
(Sumariyanto)
Sub. Bag. Tata Usaha (Sarindi dan Suhari)
Seksi Produksi - Suyatno - Suyanto - Sutardiyono
Seksi Pemasaran - Christina
Hartini - Sukardono - Achmad
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Seksi Pemasaran
1. Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, pelaksanaan
administratif dan kebijakan teknis operasional pemasaran, menyiapkan
sarana dan prasarana pemasaran, pelaksanaan pembinaan teknis
monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemasaran benih tanaman
pangan dan hortikultura.
2. Melaksanakan pembinaan bimbingan teknis agribisnis perbanyakan
benih pada penangkar.
3. Menyiapkan data/informasi serta monitoring evaluasi dan pelaporan
ketersediaan dan kebutuhan benih pada penangkar.
E. Pembahasan
1. Pengolahan Tanah
Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari
segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan
akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi
inang hama dan penyakit. Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan
hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan
bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk
menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengolahan tanah, yaitu
jenis tanah, struktur tanah, ketersediaan bahan organik, musim yang
sedang berlangsung, tingkat drainase tanah, jenis alat yang digunakan, dan
keterampilan tenaga kerja.
Persiapan pengolahan tanah di Agrowisata Soropadan dilakukan
satu bulan sebelum tanam. Kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Pembersihan tanaman lama
Pembersihan tanaman lama dilakukan dengan mencabut
seluruh bagian tanaman beserta akar-akarnya.
b. Pembajakan atau pencangkulan
Pembajakan atau pencangkulan bertujuan untuk mencampur
lapisan tanah atas dan bawah agar penyebaran unsur hara menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
seimbang. Selain itu, untuk memperbaiki struktur tanah agar lebih
gembur dan remah sehingga memudahkan penanaman bibit,
mematikan benih penyakit didalam tanah mematikan gulma dan
membuat sirkulasi udara dalam tanah akan lebih baik. Proses
pembajakan atau pencangkulan dilakukan dengan membalik dan
memindah tanah bagian bawah sedalam + 25 cm kepermukaan lahan.
c. Pembajakan kedua atau garuan
Pembajakan kedua ini dilakukan sebelum pembuatan bedengan
kasar agar tanah mudah dibentuk menjadi bedenga-bedengan kasar
d. Pembuatan got atau bedegan kasar
Pembuatan got atau bedengan kasar bertujuan untuk
melancarkan pembuangan air hujan, memudahkan peresapan air
siraman kedalam tanah, dan memudahkan pemeliharaan tanaman.
Bedengan dibuat setinggi 30-40 cm, lebarnya 1,5 m dengan jarak
antarbedengan 50 cm.
e. Pemberian pupuk dasar
Pemberian pupuk dasar dibedengan yang akan digunakan untuk
menanam cabai merah bertujuan meningkatkan kandungan unsur hara.
Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk kandang 20-25 ton/ha, TSP
200 kg/ha, urea 100 kg/ha dan KCl 300-400 kg/kg
f. Pengapuran
Pengapuran dilakukan jika pH tanah yang akan ditanami
kurang dari 6,0 dengan cara menaburkan kapur pertanian sebanya 20
ton/ha. Pengapuran ini juga bertujuan untuk antisipasi layu fusarium.
g. Pemasangan mulsa
Lapisan luar penutup bedeng diusahakan halus karena untuk
tempat mulsa. Mulsa dipasang dengan warna hitam menghadap ke
permukaan tanah dan warna perak menghadap ke arah sinar matahari
(arah keluar). Pemasangan dilakukan pada siang hari saat pancaran
matahari berlangsung penuh. Caranya. Mulsa ditarik di keempat
ujungnya dan dibagian samping kiri dan samping kanan. Setelah itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diklip menggunakan belahan bambu. Mulsa yang dipasang harus
menutupi seluruh permukaan bedengan.
Cambar 2. Pemasangan Mulsa
h. Pembuatan lubang pada mulsa
Mulsa dilubangi dengan diameter 10 cm menggunakan kaleng
yang didalamnya telah dimasukkan bara api. Sebagai pegangan, di
bagian atas kaleng diberi tangkai. Jarak antar lubang untuk menanam
cabai merah adalah 70-80 cm. Setelah itu, pada lubang mulsa tersebut
dibuat lubang tanam. Selanjutnya, lubang tanam diberi pupuk kandang
dan pupuk NPK.
Gambar 3. Pembuatan Lubang pada Mulsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Penyemaian Benih
Pembibitan merupakan hal penting dilakukan sebelum kita
menanam cabai. Tujuannya adalah untuk memudahkan perawatan,
mendapatkan bibit tanaman yang sehat, memperoleh keseragaman
tanaman agar produksi yang diharapkan tercapai dan umur panen tanaman
sama. Varietas yang digunakan ada 6 yaitu Profit, Restu (Cabai Merah),
Princess, Trophy (Cabai Keriting), Sonar, Baskara (Cabai Rawit).
Adapun ciri dan sifat dari masing-masing varietas sebagai berikut:
1. Varietas cabai besar, varietas ini ada dua yaitu a) Varietas Profit: tipe
tumbuh tegak, ukuran buah besar panjang, warna buah merah menyala,
produksi 2 – 3 kg/tanaman. b) Varietas Restu : tipe tumbuh melebar,
ukuran buah medium, warna buah merah menyala, produksi 2 – 2.5
kg/tanaman. 2. Varietas cabai keriting, varietas ini ada dua yaitu a)
Varietas Princess : tipe tumbuh tegak, ukuran buah medium, warna buah
merah menyala, produksi 0.8 – 1 kg/tanaman. b) Varietas Trophy : tipe
tumbuh tegak, ukuran buah cukup besar dan panjang, warna buah merah
menyala, produksi 1 – 1.5 kg/tanaman. 3. Varietas cabai rawit, varietas ini
ada dua yaitu a) Varietas Sonar : tipe tumbuh medium, ukuran buah kecil,
warna buah hijau tua (muda), merah (tua), produksi 1 – 2 kg/tanaman. b)
Varietas Baskara : tipe tumbuh medium, ukuran buah kecil, warna buah
putih (muda), merah (tua), produksi 2 kg/tanaman.
Media semai yang digunakan di Agrowisata Soropadan terdiri dari
campuran tanah halus, pupuk kandang dan arang sekam dengan
perbandingan 2:2:1. Untuk mencegah gangguan hama dan bibit penyakit
yang mungkin ada,media tanam dicampur dengan 50 gram furadan. Selain
itu sebagai pelengkap ditambahkan 50 gram SP 36. Selanjutnya, campuran
media tanam tersebut diisikan kedalam plastik, kemudian disusun didalam
bak kayu dan disiram dengan air sampai basah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 4. Mengisi Media Tanam pada Plastik
Sebelum disemaikan, benih direndam didalam air hangat (50oC),
tujuannya untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan benih
hama atau penyakit yang menempel. Setelah itu benih dimasukkan
kedalam tanah pada plastik dengan kedalaman 2 cm. kemudian disiram
kembali dengan air dan larutan Tricoderma sp. Selanjutnya bak
penyemaian dipindahkan kedalam tempat khusus persemaian yang
diberinaungan plastik transparan.
Penyiraman tidak dilakukan setiap hari, tetapi ketika media sudah
mulai kering, baru dilakukan penyiraman. Namun, setiap hari persemaian
harus diamati untuk mengetahui perkembangan benih yang disemaian.
Apabila ada yang tidak tumbuh atau terserang hama atau penyakit segera
dibuang dan disulam kembali. Pemeliharaan persemaian ini dilakukan
sampai bibit siap tanam.
Gambar 5. Memasukkan benih pada Media Tanam dalam Plastik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Penanaman Bibit
Bibit cabai merah siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu, atau
sudah memunculkan 2-3 helai daun dan akar sudah keluar dari plastis.
Pemindahan bibit yang terlalu muda bisa menyebabkan kematian karena
belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan terbuka.
Sebaliknya, jika bibit dipindahkan terlalu tua akan memperlambat
pertumbuhan karena daya tumbuh akarnya menjadi lemah.
Sebelum bibit ditanam, bedengan disiram terlebih dahulu.
Tujuannya agar bibit tidak layu setelah penanaman. Bibit yang akan
ditanaman dipilih yang berkualitas, yaitu pertumbuhannya tegar, warna
daun hijau, dan tidak cacat, serta tidak terkena hama dan penyakit. Bibit
yang ada dalam plastik dikeluarkan terlebih dahulu dan diusahakan agar
media tanam tetap utuh. Setelah itu, bibit beserta media tanamnya
dimasukkan ke lubang tanam sampai sebatas leher akar. Kemudian
ditambahkan tanah sampai lubang tanam penuh dan dipadatkan dengan
cara menekan ke arah bawah agar akar bibit menyatu dengan tanah serta
dapat mengisap air air dan unsur hara secara maksimal.
Di Agrowisata Soropadan, bibit cabai merah ditanam pada waktu
sore hari, karena bibit tidak akan terkena sinar matahari yang terik dan
masih bisa beradaptasi dengan keadaan lahan hingga esok pagi. Jarak
tanamnya 70 cm x 70 cm.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui
perkembangan tanaman cabai dan hama atau penyakit yang
menyerang sehingga cepat untuk dilakukan tindakan, serta
pengamatan mengenai pertumbuhan tanaman cabai..
b. Penyiraman
Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi
juga tidak tahan terhadap genangan air. Air diperlukan dalam jumlah
yang cukup, tidak berlebihan atau kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Di Agrowisata Soropadan Pengairan dilakukan setiap 7 – 10
hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb.
Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan
dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.
Penyiraman dilakukan sampai pembentukan cabang. Setelah akar 15
cm, bedengan digenangi air. Manfaat pengairan bagi pertumbuhan
cabai merah sebagai berikut.
1) Membantu proses asimilasi dalam pembentukan karbohidrat.
2) Sebagai pelarut unsur hara yang terdapat dalam tanah sehingga
dapat diserap oleh akar.
3) Melindungi tanah dari kekeringan yang bisa menimbulkan kematia
tanaman.
4) Membersihkan lahan dari bahan-bahan beracun seperti garam-
garam yang sangat berbahaya bagi tanaman.
Kekurangan air pada masa pertumbuhan mengakibatkan
tanaman menjadi kerdil. Jika terjadi pada masa pembungaan, bunga
muda akan rontok dan jika terjadi pada masa pembentukan buah,
bentuknya akan berkerut atau tidak normal. Sebaliknya, kelebihan air
akan menyebabkan tanah menjadi lembap dan bisa mengakibatkan
terjadi busuk akar penyebab kematian.
c. Penyulaman
Tidak semua bibit yang ditanam hidup dengan baik. Bibit yang
lambat pertumbuhannya atau bahkan mati, diganti dengan sisa bibit
persemaian terdahulu yang umurnya hampir sama dengan bibit cabai
merah lainnya agar pertumbuhan tanaman tetap seragam. Jatuh tempo
penyulaman adalah 3-7 hari setelah tanam dilahan. Kegiatan
menyulam hendaknya pada sore hari.
d. Pewiwilan atau Peropesan
Pewiwilan adalah melakukan pemotongan tunas-tunas air yang
berada pada ketiak daun pada percabangan pertama. Pewiwilan perlu
dilakukan agar tidak terjadi kompetisi penyerapan unsur hara antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tunas air dan daun pokoknya. Pewiwilan dilakukan sedini mungkin
ketika tunas air itu keluar. Pewiwilan juga dilakukan pada saat
tanaman berbunga pertama yang tumbuh. Hal ini dilakukan agar
memperoleh hasil yang maksimal. Di Agrowisata Soropadan,
pewiwilan dilakukan sejak umur 8-20 hari setelah tanam dengan
menggunakan tangan.
Gambar 6. Pewiwilan Tunas air
e. Pengajiran
Tanaman cabai memiliki tajuk lebar sehingga kadang kala
betangnya tidak mampu menyangga saat tertiup angin atau ketika
berbuah. Di Agrowisata Soropadan Agar tanaman cabai tidak roboh
dipasang ajir yang dibuat dari bambu berukuran panjang 130 cm
ditancapkan ke tanah sedalam 20 cm agar posisinya kuat. Setelah itu,
setiap ajir dalm satu barisan tanam dihungkan dan siikat dengan
sebuah ajir palang yang dipasang setinggi 70 cm dari permukaan
tanah.
Pemasangan ajir dilakukan saat tanamn masih kecil agar tidakmerusak
akar. Satu ajir satu tanaman.
f. Menali
Alat yang digunakan untuk mengukat ajir adalah tali rafia
sepanjang 20 cm. saat pengikatan batang tanaman ke ajir,
menggunkan ikatan simpul delapan. Simpul ini menjaga gerak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tanaman, tetapi tidak mencekik batang tanaman. Titik yang diikat
adalah batang utama dibawah percabangan pertama.
g. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam
tanah tidak bisa diandalkan untuk memacu pertumbuhan tanaman
cabai secara optimal terutama pada sistem tanaman secara intensif.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman meliputi unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Pemupukan untuk tanaman cabai dilakukan sesuai
dengan kebutuhan tanahnya. Di Agrowisata Soropadan Pemupukan
dilakukan di dengan sistem kocor. Pemupukan dilakukan secara
bertahap dengan dosis dan konsentrasi disesuaikan dengan
pertumbuhan tanaman.
Kegiatan Pemupukan yang dilakukan di KP3 Soropadan
dilakukan dengan penyiraman pada lubang tanam (sistem kocor)
menggunakan pupuk N, P, K, dan campuran urea serta KCL.
Pemupukan dengan pupuk urea dan phonska dengan perbandingan
2:3. Selain itu tanaman cabai juga dipupuk dengan menggunakan
Grant K saat tanaman berumur 50 hari agar buah tidak rontok dan
memperbanyak bunga. Pemupukan dilakukan sesuai kondisi tanaman
yang lain sesuai tingkat pertumbuhan tanaman. Jangan menaikkan
dosis akan tetapi takarannya dalam pemberian. Pemupukan dengan
sistem kocor jangan dilakukan pada siang hari lebih baik pada waktu
kurang dari pukul 10.00 WIB (Gambar 7). Pupuk mikro diperlukan
untuk perkembangan tanaman cabai. Pupuk mikro yang digunakan
adalah Grand K dan mamigro (gambar 9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 7. Pemupukan secara langsung
Gambar 8. Pemupukan dengan sistem kocor
Gambar 9. Pupuk Mikro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
h. Pengendalian Gulma
Keberadaan gulma dibedengan atau parit bisa menjadi pesaing
utama untuk mendapat unsur hara dan air dari dalam tanah. Selain itu,
gulma bisa menjadi inang hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh
dibedengan dicabut beserta akarnya agar tidak tumbuh kembali.
Sedangkan gulma yang tumbuh diparit bisa disiangi menggunakan
cangkul, sekaligus untuk memperbaiki parit.
i. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Hama yang paling sering menyerang dan menyebabkan
kerusakan terbesar tanaman cabai merah di Agrowisata Wisata
Soropadan adalah Thrips (Tr, lalat buah (Bactrocera dorsalis), ulat
buah (Dacus sp) dan kutu daun persik (Myzus persicae Suiz.).
1) Thrips
Hama thrips menyebabkan pucuk dan daun mengering,
berubah warna menjadi keperakan sebelum akhirnya mengering
dan rontok. Hama yang berwarna abu-abu atau coklat ini memiliki
ukuran yang sangat kecil, hanya 1-1,5 mm. Thrips ini merupakan
vektor virus yang menyebabkan penyakit mozaik. Pengendalian
dengan menggunakan Nuvacron, Curacron.
2) Lalat Buah
Serangga ini menyerang buah cabai, ditandai dengan
adanya titik hitam di pangkal buah. Buah cabai membusuk dan
akhirnya rontok. lalat buah menyerang dengan cara menyuntikkan
telurnya ke dalam buah cabai. telur tersebut akan berkembang biak
dan menjadi larva di dalam buah, saat itulah buuah digerogoti dari
dalam sampai buah busuk dan rontok. Pecegahan lalat buah
dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida dengan merk
dagang Curacorn 500 EC dengan dosis sesuai anjuran pada
kemasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Ulat grayak
Memakan hampir semua bagian tanaman (Gambar 10).
Pengendalian : Insektisida : Ripcord, Supracide.
Sanitasi lingkungan
Musuh alami ulat : Burung
Serangan 10. Serangan Ulat Grayak
4) Kutu Daun Persik
Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap
cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya.
Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting,
belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga
produksi cabai menurun.
Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi
hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai
penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan
manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis
ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga
menghambat proses fotosintesis.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat
dilakukan dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif
seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Decis 2,5 EC 0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP
0,1%.
5) Tungau
Tungau berwarna merah, aktif disiang hari, membuat sarang
berupa serat – serat halus dibagian daun. Populasi meningkat di
musim kemarau. Gejala serangan serupa dengan kutu daun.
Pengendalian : Omite, Mitac, Kelthane, Morestan.
Gambar 11. Penyemprotan dengan pestisida
Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di
Agrowisata Soropadan adalah
1) Layu fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh Fusarium
oxysporum. Cendawan ini berada dalam pembuluh kayu tanaman
cabai. infeksi awal terjadi di pangkal leher batang tanaman yang
berdekatan dengan tanah. Bagian tersebut membusuk, berawna
coklat, dan terus menjalar ke perakaran. akhirnya, akar tanaman
pun membusuk. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman,
dari kanopi bawah menjalar ke tajuk atas. ranting muda berubah
warna menjadi coklat dan mati. Pencegahannya dapat dilakukan
dengan menanam cabai dilahan bebas patogen. Pengendalian sulit
dilakukan karena merupakan pengaruh lingkungan yang komplek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dapat diantisipasi dengan penaburan Saco P 1gr/batang. Cabut dan
buang tanaman yang terserang secara dini.
2) Mozaik
Penyakit mozaik, gejala serangannya tanaman tumbuh
kerdil. daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua. daun-daun
tumbuh mengerdil dan jaringan antartulang menguning. Tulan daun
menonjol dan tumbuh tidak beraturan, sedangkan tepi daun
bergelombang tidak teratur. Upaya penanggulangan serangan virus
mozaik yang di lakukan di Agrowisata Soropadan yaitu
pembersihan lingkungan lahan terutama tumbuhan inang,
mengendalikan kutu daun, mencabut tanaman yang terserang,
jangan menggesek tanaman yang sehat.
3) Antraknosa
Gejala serangan pada buah terdapat bercak hitam berbentuk
cekung dan melingkar. Bercak-bercak akan berkembang,
memanjang tepi berwarna cokelat muda. Pada bagian tengah
berwarna cokelat kelabu dan terus kehitaman. Pada kondisi lembab
sering tumbuh cendawan berwarna merah jambu.
Pengendalian antraknosa dapat dilakukan dengan:
a) Rotasi tanaman yang bukan family solanaceae, sanitasi
lingkungan, jarak tanam yang longgar, draenase yang baik.
b) Spraying dengan fungisida : antracol, manteb, zineb, benlate,
Manzate, Kaptan.
4) Layu Bakteri
Tanaman yang terserang pada awalnya kelihatan tidak
segar, terus layu dan akhirnya mati, tapi daun dan buah tidak
rontok (Gambar 12). Tanaman mati batangnya dibelah melintang
maka pembuluh batang tampak berwarna gelap dan jika ditekan
mengeluarkan lender berwarna keruh.
Pengendalian layu bakteri dapat dilakukan dengan
menghindar dari luka akar atau batang, draenase yang baik, aerasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
tanah yang baik, pupuk kandang yang matang, rotasi tanaman
dengan jenis lain, kebersihan lingkungan.Menggunakan Agrimicin
ada saat tanam.
Gambar 12. Layu Bakteri
5. Panen dan Pasca Panen
Panen merupakan tahap akhir dari budidaya. Panen cabai merah
dilakukan dengan memilih buah yang telah masak. Ciri-cirinya adalah
buah berwarna merah tua, kekerasan buah sedang dan permukaan buah
halus mengkilap. Di Agrowisata Soropadan, kegiatan panen dan pasca
panen tidak dilakukan karena sebelum mendekati masa panen. Tanaman
cabai di bongkar untuk kemudian dilakukan pengolahan tanah dan kembali
ditanami dengan tanaman cabai yang baru yang akan dipamerkan pada
acara Festival Pertanian Nasional pada tanggal 1 – 5 Juli 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
F. Analisis Usaha Tani
Tabel 1.3 Analisis Usaha Tani Budidaya Cabai di Agrowisata Soropadan
dengan Luas Tanah1200 m2
No uraian volume Harga satuan (Rp)
Jumlah(Rp)
1 A. Gaji upah 1. Pengolahan tan 2. Pembuatan bedengan 3. Pemasangan pupuk dasar,
pupuk kandang dolomit, furadan
4. Pemasanga mulsa dan pembuatan lubang tanam
5. Pembuatan persemaian dan penyemaian benih
6. Pemeliharaan persemaian 7. Penanaman dan pemasangan
lanjaran 8. Penyiangan 9. Pemupukan 10. Pengairan 11. Pengendalian OPT 12. Panen
20 HOK 10 HOK 8 HOK
6 HOK
6 HOK
3 HOK
10HOK 6 HOK 8 HOK 3 HOK
10 HOK 10HOK
30.000 30.000 30.000
30.000
30.000
30.000
30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
600.000 300.000 240.000
180.000
180.000
90.000
300.000 180.000 240.000
90.000 300.000 300.000
Jumlah 3.000.000 2 B. Belanja Bahan
1. Benih a. Cabai Keriting b. Cabai Besar
2. ZA 3. Sp 36 4. KCl 5. Npk mutiara 6. Kno3 7. Pupuk kandang 8. Polibag semai 9. Plastik naungan 10. Plastik mulsa 11. Dolomit 12. Bambu 13. Furadan 14. Antracol 15. Dithane N-45 16. Redomil MZ 17. Perekat (agrostik) 18. Decis 19. Curacorn
1 pak 1 pak 50 kg 30 kg 30 20 4 kg 2000kg 3 pak 1 roll 1 roll 200kg 5 batang 4 kg 2 kg 2 kg 1 kg 2 liter 0,5liter 0,5 liter
80.000 85.000 1.500 2.500 3.500
18.000 20.000
500 12.000 30.000
550.000 500
10.000 10.000 70.000 65.000
200.000 50.000
150.000 180.000
80.000 85.000 65.000 75.000
135.000 36.000 80.000
1.000.000 36.000 30.000
550.000 100.000
50.000 40.000
140.000 135.000 200.000 100.000
75.000 90.000
Jumlah 3.401.000 Jumlah A+B 6.401.000
Sumber : Anggaran Pendanaan KP3 Soropadan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil magang yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Varietas yang digunakan ada 6 yaitu Profit, Restu (Cabai Merah),
Princess, Trophy (Cabai Keriting), Sonar, dan Baskara (Cabai Rawit).
2. Secara umum, kultur tehnik budidaya cabai merah yang diterapkan di
Agrowisata Soropadan sudah baik. Hama yang paling sering menyerang
dan menyebabkan kerusakan adalah Thrips (Tr, lalat buah (Bactrocera
dorsalis), ulat buah (Dacus sp) dan kutu daun persik (Myzus persicae
Suiz.), sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah Layu
Fusarium, Mozaik, Antraknosa, dan Layu Bakteri.
3. Kegiatan panen dan pasca panen tidak dilakukan, karena seluruh tanaman
cabai dibongkar sebelum masa panen dan total pengeluaran untuk
budidaya cabai sebesar Rp 6.401.000,00
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat
disampaikan yaitu:
1. Sebaiknya tanaman cabai dipelihara sampai masa panen untuk mengetahui
produktivitas dari keenam varietas cabai yang dibudidayakan.
42