Download - BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
1/8
PENANGANAN TRAUMA KEPALA DAN SPINAL
Oleh:
dr. I Wayan Niryana, M.Kes, SpS!K"
S#$ a%ian edah&SM' edah Sara( RSUP San%lah Denpasar
A. LATAR ELAKANG
Sebelum membahas lebih jauh topik di atas, harus ada pemahaman yang sama tentang
cedera kepala. Dalam literature berbahasa Inggris istilah Traumatic Brain Injury (TBI), Head
Injury dan Brain Injury dipakai secara bergantian yang memiliki arti sama. Walaupun tidak
ada batasan yang sama, based community study memasukkan cedera kepala dalam kasus
berikut ini: 1) ada riwayat jelas benturan pada kepala !) laserasi pada kepala atau dahi ")
perubahan#penurunan kesadaran tanpa memperdulikan lamanya.$elihat batasan di atas maka banyak penderita cedera kepala yang tidak datang ke rumah
sakit. %mumnya penderita yang datang adalah mereka dengan gangguan kesadaran atau
riwayat gangguan kesadaran yang diikuti oleh gangguan &ungsi otak seperti 'ertigo, mual
atau muntah. (eluhan di atas sering disebut komosio serebri dan jumlahnya sekitar *+ dari
seluruh cedara kapala. $engingat tingginya kejadian cedera kepala di dunia termasuk negara
berkembang seperti Indonesia, maka pemahaman penanganan intrahospital cedera kepala
terutama pada &ase&ase awal di ruang rawat darurat oleh para dokter umum adalah hal yang
sangat krusial, oleh karena merekalah yang pertama kali menerima penderita di rumah sakit.
-ila system ambulan telah berjalan seperti di negara maju, maka pemahaman manajemen
prehospital penderita cedera kepala juga menentukan outcome.
enyebab cedera kepala terbanyak adalah kecelakaan lalu litas, hampir /*+, dan yang
perlu diperhatikan bahwa kecelakaan lalu lintas jarang sekali trauma tunggal 0 single trauma),
sehingga pemeriksaan yang komprehensi& atau menyeluruh harus dilakukan. aktor&aktor
diluar otak sangat menentukan outcome cedera kepala, oleh karena itu seorang dokter umum
yang tugas di ruang gawat darurat juga harus memahami penanganan akut multitrauma.
(emajuan pencitraan atau imaging terutama 23 scan sangat membantu para klinisi
mendiagnosa dan menentukan tindakan penderita cedera kepala. Sebagian besar rumah sakit,
termasuk di -ali dilengkapi dengan 23 scan. 4leh karena itu, para dokter umum terutama
yang bekerja di %5D dituntut kemampuan untuk menentukan indikasi dan membaca 23 scan
kepala khusus bentukbentuk lesi traumatik, sehingga dokter jaga %5D mampu menentukanapakah penderita tersebut memerlukan inter'ensi bedah atau tidak.
Dengan tersedianya 23 scan di beberapa rumah sakit di -ali, maka dokter jaga di 6umah
Sakit sebagai garis terdepan diharapkan dapat membaca 23 scan dan halhal penting yang
perlu dilaporkan pada konsultan -edah Sara&, sehingga konsultan -edah Sara& dari awal
sudah dapat merencanakan tindakan yang akan diambil.
. E)ALUASI AWAL DAN PENANGANAN DARURAT
7'aluasi dan penanganan awal penderita cedera kepala sangat penting. -anyak kematian
cedera kepala yang dapat dicegah 0pre'entable death) disebabkan oleh karena tidak tepatnya penanganan awal. Istilah penderita who talk and deteriorated adalah salah satu bentuk
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
2/8
kematian yang dapat dicegah. 3elah dibuktikan bahwa sistem penanganan prehospital yang
baik telah menurunkan angka kematian penderita cedera kepala
Pe*erisaan ne#r+l+%i
-erbeda dengan pemeriksaan neurologik prehospital, pemeriksaan awal di ruang
emergensi harus menyeluruh dan lengkap. emeriksaan lengkap ini akan menentukan:
1. -eratnya cedera dan mengarahkan pada studi diagnostik yang sesuai
!. erlu tidaknya inter'ensi bedah emergensi
52S merupakan penilaian tingkat kesadaran yang terukur. Dengan 52S diharapkan
1. 3ingkat kesadaran akan lebih kuatitati&
!. (ecil kemungikinan adanya distorsi
". ersamaan persepsi dari setiap periksa
8. 9ebih terukur untuk melihat kemajuan atau perburukan penderita
. Dapat menentukan prognosis
;amun demikian 52S masih memerlukan pemeriksaan status mental, penilaian pupil dan
asimetri respon motorik.
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
3/8
c. upil anisokor, hemipareses dapat mendeteksi sekitar "**+ masa
intrakranial, artinya bahwa *+ kasus tanpa kelainan diatas juga merupakan
kasus yang memerlukan tindakan bedah. (ita tidak boleh mengabaikan adanya
proses desak ruang tanpa de&isit diatas.
Setelah data dasar status neurologik ditentukan maka pemeriksan berulang dan reguler harusterus dilakukan untuk:
1. $enentukan beratnya cedera kepala: ringan 052S 181) sedang 052S ?1") berat
052S "/)
!. $enentukan perkembangan pasien
". $elihat perburukan: 52S turun ! atau lebih dengan atau tanpa de&isit neulogik &okal
sudah harus ditindak lanjuti dengan diagnostik dan rencana terapi.
8. =arus memberikan perhatian ekstra apabila penderita memerlukan pemeriksaan lain
seperti 23 scan abdomen, thorak. (arena pemeriksaan tersebut lama, sehingga setiap
saat harus dicek status neurologiknya.
E-al#asi radi+l+%i
emeriksaan radilogik utama pada penderita cedera kepala adalah &oto skull dan 23 scan.
$6I walaupun lebih sensiti'e untuk menunjukkan anatomi dan patologi jaringan otak,
namun tidak memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan 23 scan pada penderita cedera
kepala.
3ujuan dari pemeriksaan radiologi
1. 2epat dan cost-effectie untuk deteksi kasus yang memerlukan tindakan bedah apakah
cedera primer atau sekunder
!. $enentukan prognosis dan e'aluasi hasil dari suatu tindakan
Indikasi 23 scan
1. ;yeri kepala atau muntahmuntah menetap 0setelah diberikan obat)
!. (ejang
". 9uka tusuk#tembus
8. enurunan 52S @ !
. 9ateralisasi
. 52S A 1 dan selama perawatan tidak membaik
Indikasi di atas adalah klasik dugaan kuat adanya proses desak ruang. 3etapi dengan semakin
banyaknya rumah sakit memiliki 23 scan maka indikasi tersebut diperlonggar:
1. enderita dengan 52S 18 atau 1 yang dengan riwayat gangguan#kehilangan
kesadaran atau amnesia.
!. Semua penderita dengan 52S B 1" tanpa memandang kondisi klinis.
>lasan kedua indikasi di atas adalah 1/+ penderita 52S 181 telah dibuktikan adanya lesi
intrakaranial dan + dari penderita resebut memerlukan tindakan operasi. enderita dengan
52S 1 seharusnya Cer+ M+r/ali/y, artinya keberadaan 23 scan harus diman&aatkan
untuk menuju Eero morality.
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
4/8
9>;5(>=9>;5(>= 6>(3IS D>9>$ $7;7;3%(>; DI>5;4S> D>;
7;>;5>;>; 27D76> (7>9> DI 6%>;5 7$7657;SI
Setelah dilakukan primary surey dan diputuskan bahwa penderita stabil maka lakukan
langkah seperti biasa:
1. >namnesa: cari in&ormasi tentang:
a. (ejadian#mode o& injury
b. ernah sadar segera setelah kejadian
c. 6iwayat mabuk, minum alkohol atau narkoba
d. enyakit lain seperti epilepsy, diabetes, hipertensi, kelainan mata, darah dan
riwayat trauma
!. emeriksaan
a. 3entukan tingkat keadaran dengan 52S, cek status mental, gangguan memori
b. upil, bentuk 0bulat atau lonjong), ukuran dan reaksi cahaya
c. $otorik: parese#plegi, kalau tidak sadar dengan rangsangan nyeri
d. eriksa teliti wajah, kepala, leher dan tulang punggung". eriksaan penunjang
a. oto polos skull sesuai indikasi
b. 23 scan kepala sesuai indikasi 0lihat halaman sebelumnya)
8. $enentukan apakah penderita perlu dirawat atau tidak
a. da de&icit neurlogik &okal
iii. ;yeri kepala atau muntahmuntah yang menetap
i'. raktur tulang kepala, &raktur basi kranii
'. 9uka tusuk, luka tembak
'i. 3idak ada yang mengawasi di rumah'ii. 3empat tinggal jauh di luar kota
'iii. Disertai mabuk atau epilepsy
iF. Disertai penyakit lain:
1. 5angguan pembekuan darah
!. Diabetes mellitus
". asca trepanasi sebab lain
b. da yang mengawasi dirumah
'i. 3empat tinggal dekat dengan rumah sakit
. $elaporkan atau merujuk penderita kepada konsultan -edah Sara&
a. (ejadian: mode o& injury, jam kejadian, riwayat sadar
b. 3ingkat kesadaran 052S)
c. 9ateralisasi 0pupil dan atau tungkai)
d. 3rauma lain
e. 5ambaran 23 scan 0dengan 23 scan seorang dokter umum yang jaga %5D
dapat menentukan apakah penderita memerlukan tindakan operasi atau tidak)
i. >da#tidaknya &raktur depresi
ii. Genis lesi dan lokasi lesi
iii. %kuran lesi#tebal lesi
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
5/8
i'. %kuran midline shi&t kalau ada
'. Status sisterna basalis: tertutup atau terbuka
. 6esusitasi medik penderita dengan herniasi:
a. $emberikan manitol dosis tinggi sekali pemberian 01 mg#kg)
Lesi In/ra0ranial Tra#*a/i pada 1T S0an Kepala
Epid#ral he*a/+*a !ED2"
2iri khas epidural hematoma adalah hiperdense bikon'eks, selalu berada dibawah jejas
dan H*?*+ disertai &raktur linear. erluasan hematom sering dibatasi oleh sutura, karena
dura di daerah sutura melekat kuat. 9okasi paling sering di daerah temporal dan
temporoparietal. 5ambaran klinis klasik epidural hematoma adalah:
1. >danya lucid inter'al.
!. enurunan keadaran yang cepat 0patient who talk and deteriorated).". upil anisiokor satu sisi dengan jejas.
enderita 7D= murni harus Eero $ortality. Indikasi operasi bila
1. olume darah @ ! cc dengan midline shi&t @ mm
!. -ila di daerah temporal ukuran hematom lebih dari setengah 'olume lobus temporal
S#$d#ral he*a/+*a !SD2"
erdarahan subdural terletak antara dura mater dan lapisan araknoid. ada 23 scan
tampak seperti bulat sabit 0crescent), e&ek masa yang signi&ikan, jarang disertai &raktur, batas
dalam ireguler tidak seperti 7D= batasnya mulus. -ila perdarahan terletak di kedua sisi
sinus sagitalis sering memberikan gambaran Cpseudodelta. SD= sering menimbulkan
midline shi&t yang signi&ikan walaupun perdarahan tipis, oleh karena SD= sering diikuti olehlesi lain seperti di&&use aFonal injury, kontusio serebri. Indikasi operasi operasi:
1. olume darah @ !* cc, tebal @ 1 cm, midline shi&t @ mm.
!. Dari " sarat diatas midline shi&t yang paling berperan yaitu bila @ mm.
Subdural hematoma dibedakan menjadi: akut, subakut dan kronis. >kut kejadian trauma 1"
hari, subakut lebih " hari" minggu, kronis lebih " minggu. ada 23 scan subakut densitas
darah sama dengan otak, kronis: hipodens. Subakut dan akut trauma tidak jelas, sering ada
penyakit yang mendasari.
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
6/8
S#$ara0hn+id he*+rrha%e !SA2"
erdarahan terletak di ruang araknoid persis diatas jaringan otak. Darah mengisi sulkus
pada kon'eksitas serebelar dan sisterna. erdarahan di sisterna basalis sering re&luks ke
'entrikel, sehingga memberikan gambaran perdarahan 'entrikel. 5ambaran pada 23 scan
tampak seperti lidah api 0&lare like appearance). S>= sering menyebabkan 'asospasme
pembuluh darah besar. S>= luas memberikan prognosa buruk walaupun tidak memberikan
e&ek masa, oleh karena S>= sering diakibatkan oleh cedera di&us.
In/ra-en/ri0#lar he*+rrha%e !I)2"
I= traumatic jarang. Sering disertai bentuk perdarahan traumatik lain, seperti S>=,
SD=. I= dengan mudah dilihat pada 23 scan karena darah mengisi ruang 'entrikel. I=
cepat diserap karena mengikuti aliran likuor, namun bila terlihat tanda =idrose&alus non
komunikating karena sumbatan aliran likuor oleh bekuan darah, perlu dilakukan di'ersi baik
berupa 7Fternal entricular Drainage 07D) maupun entriculoperitoneal Shunting 0p
Shunt).
Flair like
Sisterna basalis
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
7/8
K+n/+si+ dan he*a/+*a in/rapareni*
Ini adalah contoh klasik cedera otak primer. Di daerah yang kontosio, darah bocor menuju
ke jaringan otak oleh karena kerusakan sawar darah otak. erubahan &isik dan biokemik di
daerah kontosio menyebabkan terjadinya edema 'asogenik dan sitotoksik. Gika perdarah
kecilkecil bergabung akan mendesak parenkim otak dan membentuk intraserebralhematoma. -ila seluruh lobus otak digantikan oleh hematoma, maka disebut Cburst lobe.
(ontosio sering terdapat di lobus temporalis anterior, lobus &rontal dan temporal in&erior dan
dalam batang otak dan korpus kalosum.-ila pada 23 Scan awal terdapat kontusio serebri,
perlu pengawasan ketat mini neurologis terutama jam pertama. -ila kontusio serebri
berkembang menjadi intra serebral hematoma, atau terjadi pergeseran garis tengah J mm,
maka perlu dilakukan tindakan pembedahan berupa 3repanasi 7'akuasi (lot ataupun
Decompresi.
Ede*a sere$ri
ada 23 scan tampak gambaran sulkus dan girus, &isura dan cisterna menyempit atau
hilang dan hilangnya batas antara substasia alba dan abu. 7dema serebri unilateral biasanya
disertai lesi lain seperti SD=, dan sering menyebabkan midline shi&t luas pada SD= yang
disertai dengan herniasi, walaupun SD= tipis. -ila edema bilateral maka tidak akan ada
midline shi&t. ada keadaan demikian maka 'entrikel akan menyempit.
'ra/#r Depresi&I*presi
raktur depresi adalah &raktur tulang kranium dimana tabula eksterna melesak ke arah
duramater hingga melebihi tabula interna. Insiden dari &raktur tulang kepala ber'ariasi mulai
dari "+ pada kasus cedera kepala ringan hingga + pada cedera kepala berat, bisa disertaidengan ada atau tidaknya robekan duramater. Sedangkan insidensi dari &raktur depresi adalah
11+ dari seluruh kasus trauma. raktur depresi terjadi bila ada tekanan kuat pada kepala yang
mengenai area yang sempit sehingga biasanya disertai trauma lokal pada korteks.
Indikasi embedahan secara umum: raktur depres terbuka, >danya kebocoran 92S,
$engenai sinus paranasalis, De&isit neurologis otak dibawahnya dan (osmetik.
Burst
-
8/15/2019 BTCLS-2016 Penanganan Trauma Kepala
8/8
6>;5(%$>;
Setelah mengikuti penyegaran ini diharapkan medis dan paramedis terutama yang bekerja
di ruang emergensi dapat:
1. $enstabilkan penderita cedera kepala
!. $enentukan tingkat kesadaran
". $enentukan indikasi &oto skul dan 23 scan
8. $enentukan indikasi masuk rumah sakit. $embaca lesi intrakranial: lokasi, 'olume, midline shi&t, status sisterna
. $enentukan apakah penderita perlu tindakan bedah
H. $enentukan apakah penderita perlu inter'ensi emergensi seperti pemberian manitol
dan burr hole eksplorasi.