Download - BRONKIOLITIS Patof

Transcript
  • BRONKIOLITIS

    Galuh Ajeng Kusumawati030.05.102

    Pembimbing :dr. Mas Wishnuwardhana, Sp.A

  • DEFINISIInfeksi akut pada saluran napas kecil atau bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak berumur < 2 tahun, paling sering pada usia 6 bulan.

  • PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI Protein G(Attachment)mengikat sel RSV2 GlikoproteinProtein F (Fusion) menghubungkan partikelvirus-sel target & sel tetangganyaMerangsang antibodi neutralisasi protektifpada host

  • PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIVirus

    Replikasi (di nasofaring)

    Penyebaran langsung epitel & Aspirasi

    SPA & SPB

    Kolonisasi, replikasi(di mukosa bronkus & bronkiolus)

    Nekrosis sel epitel silia

  • NekrosisselEpitel siliaEdem submukosaPelepasan debris & fibrin ke lumen bronkiolusGerakan mukosilier Saraf aferen terpapar alergen/iritanIntercelluler Adhesion Molecule-1 & sitokin meningkatMenarik eosinofil & sel-sel inflamasi Dilepaskanneuropeptida(neurokinin,substance P) Kontraksi otot polossal. napas

  • Nekrosis sel epitel siliaEdema submukosa

    Pelepasan debris dan fibrin kedalam lumen bronkiolus

    Gangguan gerakanmukosilierSaraf aferen lebih terpapar terhadap alergen/iritanMukus tertimbun dibronkiolusPelepasan neuropeptida(neurokinin,susbtance P)Ekpresi Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1), produksi sitokinin, sel-sel inflamasi Kontraksi otot polossal.nafas

  • PATOGENESIS

  • PATOGENESIS

  • MANIFESTASI KLINISMula-mula bayi mengalami gejala ISPA ringan :Rhinorrhea dan bersinKadang disertai demam, nafsu makan berkurang.Kemudian timbul distres nafas : RR > 60x/menit, batuk paroksismal, wheezing, sesak napas.Bayi menjadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum.

    Dapat disertai sianosis, nadi meningkat.Terdapat nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi yg biasanya tidak dalam.Terdapat ekspirasi memanjang & wheezing. Auskultasi sering menunjukkan ronki difus & ronki basah halus.Hepar dan lien teraba.Sering terjadi hipoksia (saturasi O2

  • DIAGNOSISUntuk menilai kegawatan penderita skor Respiratory Distress Assessment Instrument (RDAI)Skor < 3 kategori ringanSkor > 15 kategori berat

  • Skor Respiratory Distress Assessment Instrument (RDAI)(dikutip dari Klassen tahun 1991)

    SKOR01234Skor maksimalWheezing- Ekspirasi- Inspirasi Lokasi---AkhirSebagian2 dari 4 lapangan paruSemua>3 dari 4 lapangan paruSemua422Retraksi- Supraklavikular- Interkostal-Subkostal---Ringan RinganRinganSedangSedangSedangBeratBerat Berat333TOTAL17

  • Pemeriksaan PenunjangLaboratoriumTes laboratorium rutin, tidak spesifik.

    Analisa gas hipoksia dan asidosis metabolik jika terdapat dehidrasi.Gambaran radiologikBronkiolitis ringan nomal.

    Umumnya paru-paru mengembang (hyperaerated). Bisa didapatkan bercak-bercak tersebar, mungkin atelektasis (patchy atelectasis ) atau pneumonia (patchy infiltrates).

    X-foto lateral diameter AP bertambah, diafragma tertekan ke bawah.

    Gambaran Hyperaerated : siluet jantung menyempit, jantung terangkat, diafragma lebih rendah dan mendatar, diameter AP dada bertambah, ruang retrosternal lebih lusen, iga horisontal, pembuluh darah paru tampak tersebar.

  • DIAGNOSISAnak usia 16 hari (bronkiolitis berat)HiperinflasiDiafragma mendatarAtelektaksis bilateral bag. apikal paru ka & bag. basal paru ki.

  • DIAGNOSISPemeriksaan lainnya:Antigen Test pada nasal wash, dapat mengungkap dengan cepat ( pada umumnya di dalam 30 min) dan akurat ( kepekaan 87-91%, ketegasan 96-100%) dalam pendeteksian RSV.Kultur positif dengan direct fluorescent antibody, test hasil percobaan dapat mengkonfirmasikan infeksi karena RSV .

  • DIAGNOSIS BANDING BRONKIOLITISAsma bronkiale (tersering)PneumoniaAspirasi benda asingRefluks gastroesophagealSistik fibrosisGagal jantung

  • DIAGNOSIS BANDING

    AsmaBronkiolitisPenyebab...Umur .Sesak berulang..Onset sesakISPA atas...Atopi keluarga...Alergi lain..Respon bronkodilator.Eosinofil.Hiperaktivitas bronkus>2 tahunYaAkut+/-SeringSeringCepatVirus< 2 tahunTidakInsidiousSelalu +Jarang-LambatNormal

  • TATA LAKSANATerapi O2O2 diberikan kepada semua penderita kecuali kasus yang sangat ringan.Cara pemberiannya : nasal prongs (2 l/mnt) masker (min 4 l/mnt)hentikan SaO2 > 94% Gagal napas, apnea berulang ventilasi mekanik CPAP, biasa digunakan mempertahankan tekanan positif paru memberi keuntungan dengan cara membuka saluran napas kecil , mencegah air trapping dan obstruksi

    Terapi cairanPemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dapat dengan infus dan diet sonde/nasogastrik). Jumlah cairan disesuaikan dengan BB, suhu dan status hidrasi. Cairan IV muntah,tidak dapat minum, panas, distres napas untuk cegah dehidrasi. Pemberian retriksi cairan 2/3 dari kebutuhan rumatan, untuk mencegah edema paru dan edema otak .Koreksi kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul.

  • TATA LAKSANAAntibiotikaDiberikan bila :Kondisi umum penderita menurunPeningkatan lekosit atau pergeseran hitung jenisTersangka sepsis px kultur darah, urine, feses dan cairan serebrospinalPemberian antibiotik secara rutin tidak menunjukkan pengaruh terhadap perjalanan bronkiolitis. Tetapi infeksi sekunder dapat menjadi alasan pemberian antibiotika.Antivirus (Ribavirin)Ribavirin : synthetic nucleoside analogue, menghambat aktivitas virus termasuk RSV.Menghambat translasi messenger RNA (mRNA) virus kedalam protein virus & menekan aktivitas polymerase RNA. Titer RSV meningkat dalam 3 hari setelah gejala timbul atau 10 hari setelah terkena virus. Ribavirin menghambat replikasi virus selama fase replikasi aktif pemberian lebih bermanfaat pada fase awal infeksi. Efektivitas ribavirin sampai saat ini masih kontroversi.

  • TATA LAKSANABronkodilatorTerapi farmakologis yang paling sering diberikan adalah bronkodilator &kortikosteroid. Pemakaian nebulisasi dengan 2 agonis sampai saat ini masih kontroversi, tetapi masih bisa dianjurkan dengan alasan :mempunyai efek bronkodilatasi, pelepasan mediator dari sel mast, tonus kolinergik, edem mukosa, pergerakan silia saluran napas sehingga efektivitas dari mukosilier akan lebih baik.

  • TATA LAKSANAKortikosteroid

    Pemberian deksametason oral 1 mg/kg BB mengurangi angka rawat inap penderita bronkiolitis.

    Dosis deksamethason pada bronkiolitis berat 0,1-0,2 mg/ kgbb/ dosis (IV)

  • TATA LAKSANAKortikosteroidPreparat steroid inhalasi :dibuat untuk mendapatkan efek topikal yang maksimal dengan efek sistemik yang minimal. Beberapa preparat inhalasi yang tersedia: Beclomethason propionate, budesonide, flunisolide, fluticason propionate, triamcinolone acetonide. Preparat steroid inhalasi yang ideal bila memiliki efek topikal yang tinggi, bioavaibilitas sistemik rendah serta proses inaktivasi di hepar yang cepat dan sempurna, misalnya flutikason, budesonid, mometason.

  • DAFTAR PUSTAKAOrenstein DM, Bronchiolitic. In Nelson WE, Editor Nelson, Textbook of Pediatric, 15th edition, Philadelphia, 1996, hal : 1484-1485.Hasan R, Alatas H, Bronkiolitis Akut, dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Volume 3, Jakarta : Info Medika FK UI ; 1996. hal. 1233.Magdalena Sidharta Zain, Bronkhiolitis dalam Buku Ajar Respirology Anak, Edisi Pertama, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Badan Penerbit IDAI, 2008Howard EW, Acute Viral Bronchiolitis, Respiratory Illness in Children. Oxford : Blackwell Scientific Publication; 1998. p. 41-48. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Bronkiolitis dalam Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi I, Badan Penerbit IDAI, 2005. Hal : 348 - 350 Anonim, Bronchiolitis , [serial online] 2004 [ akses 2006 Okt 10 ]; [ Gambar 1]. Di akses dari URL : www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=943&idktg=19&idobat=&UID=20060926150740222.124.htm Mayo Foundation staff , Bronchiolitis, [serial online] Okt 2006 [akses 2006 Okt 10 ]; [15 Halaman]. Di akses dari : URL : http://www.mayoclinic.com/health/bronchiolitis/DS00481/DSECTION=9.htm Pianosi P, Diagnosis and Management of Bronchiolitis, [serial online] Okt 2006 [akses 2006 Okt 10]; [66 halaman]. Di akses dari URL : http//:www.aap.org.us/Diagnosis_and_Management_of_Bronchiolitis_-- _subcommittee_on_Diagnosis_and_Management_of_Bronchiolitis_118_(4)_1774 _Pediatrics.htm McIntosh K, Respiratory Syncytial Virus. In : Vaughan VC, et al (eds). Nelson Textbook. of Pediatrics. 13 th ed. Toronto : WB Saunders Company; 1987.p . 1112 - 1114.

  • TERIMA KASIH

    *


Top Related