Download - Blas padi
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
Pyricularia oryzae
Ekal KurniawanMajalengka, 21 Desember 2016
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Penyakit blas (Pyricularia oryzae) merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan produksi pada pertanaman padi. Penyakit ini awalnya merupakan penyakit yang menyerang padi gogo. Tapi sekarang merupakan penyakit utama bagi padi sawah.
Penyakit blas dapat menurunkan hasil sampai mencapai 70% (Chin, 1975)
Penyakit ini dapat menginfeksi semua bagian tanaman yaitu daun, buku, leher malai, bahkan bagian pelepah daun. Keadaan suhu yang kondusif pada kisaran 28°C. Suhu demikian umumnya ditemukan di wilayah-wilayah pengusahaan padi gogo, maupun padi sawah sehingga blas dapat berkembang baik dan menyebabkan kerusakan yang serius atau sering mengakibatkan puso.
Penyakit Blas
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Morfologi
P.oryzae mempunyai konidiofor panjang bersekat-sekat. Jarang bercabang, tunggal, berwarna kelabu, membentuk konidium pada ujungnya. Jika masak bersekat 2, dengan ukuran 0-22 x 10- 12 µm (Barnett, 1960).
Konidianya berbentuk seperti buah alpokat dan bersel tiga, konidia ini dibentuk pada ujung tangkai dan biasanya dilepaskan pada malam hari saat ada embun atau angin.
Jamur ini berkembang biak bila jarak tanam rapat, ditanam dengan pupuk N berlebih, dan pada sisa tanaman terutama jenis padi-padian yang terinfeks jamur ini yang dapat menjadi sumber penularan. Konidia jamur ini dapat menyebar melalui benih dan angin.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur P. oryzae
• Inang utamanya yaitu padi, inang alternatif adalah rerumputan (Digitaria cilaris, Echinochloa colona) (Teng et al, 1991). Miselia patogen bertahan selama setahun pada jerami sisa-sisa panen.
• Pada temperatur 24°C - 28°C adalah kondisi optimum untuk perkembangan penyakit blas.
• Fase penetrasi spora cendawan ini hanya membutuhkan waktu yang singkat yaitu 6 – 8 jam, menginfeksi melalui stomata, dan periode laten untuk memproduksi kembali spora juga tergolong singkat sekitar 4 hari (Hashioka, 1985).
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
• Kelembaban sekitar 90%, spora dapat diproduksi optimal dari setiap bercak. Satu bercak terdapat 2000 – 6000 spora per hari. Keadaan tersebut dapat berlangsung selama 10-14 hari.
• Pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan lemahnya jaringan daun.
• Jamur P. oryzae tumbuh baik pada pH <5,6.
• Angin berpengaruh besar pada penyebaran spora dan pelukaan tanaman.
Lanjutan
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
GEJALA PENYAKIT
BLAS
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
• Tampak bintik-bintik kecil pada daun.
• Bintik tersebut berwarna ungu kekuningan kemudian lama-lama menjadi membesar dan terdapat titik kecil berwarna putih di tengahnya.
• Jumlah bintik-bintik ini tergantung serangan jamur dan ketahanan varietas padi.
GEJALA PENYAKIT BLAS
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
• Terdapat bercak-bercak jorong dengan ujung runcing.
• Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dengan tepi coklat atau coklat kemerahan.
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
• Bentuk dan warna bercak tergantung dari keadaan lingkungan, umur bercak, dan derajat ketahanan jenis padi.
• Pada daun tua, bercak berbentuk agak kecil dan lebih bulat.
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
HIMPUNAN MAHASISWA PERTANIAN INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Pencegahan PenyakitProses pencegahan pada penyakit blas padi dapat dilakukan sejak awal dengan pola pemupukan melalui semprot atau foliar.
Pupuk yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit blas padi dan banyak mengandung unsur mikro seperti unsur Mn, Zn, Mo, dan asam amino. Pupuk ini digunakan untuk mencegah dan mematikan bibit cendawan di awal penetrasi dengan dosis 3 ml per liter.
PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS PADI• Pilih varietas yang tahan sesuai dengan lokasi
penanaman.• Jarak tanam pada saat menanam dengan sistem
legowo 2, 4, 6 agar sirkulasi udara lancar kelembaban udara bisa berkurang.
• Sanitasi tunggul – tunggul dan jerami bekas serangan blas, setelah panen lahan diolah sehingga lahan bebas dari sumber penyakit blas.
• Pupuk berimbang (pupuk organik, nitrogen, kalium, phospor, dsb) yang memadai agar jaringan tanaman kuat tahan hama dan penyakit.
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Perlakuan benih dengan Agens Hayati PGPR sebelum disebar. Persemaian umur 10 hari diulangi lagi. Dosis 1 gelas Aqua ( 220 ml ) dilarutkan 14 liter air. Kebutuhan 2,5 liter setiap aplikasi. Penyemprotkan pada tanaman padi dilakukan pada umur 14, 28, dan 42 hst.
Agens Hayati
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Menggunakan pestisida nabati dari bahan sirih (ekstrak daun), jambu biji (ekstrak daun) dan lengkuas (ekstrak rimpang).
Cara membuat • Hancurkan bahan tumbuhan (daun sirih, jambu
biji dan rimpang lengkuas) dengan blender. • Bahan tersebut direbus dalam air dengan
perbandingan 1:10 (bahan : air).• Tambahkan dengan sedikit detergen. • Semua bahan yang sudah tercampur direbus
hingga volume larutan tinggal sedikit dan mengental (Semangun, 1993).
Pestisida Nabati
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
HIMPUNAN MAHASISWA AGRONOMI INDONESIAHIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
SEKIANHATUR NUHUN