BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar / Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Satzinger (2012: 6), ”System is a collection of interrelated components that
function together to achieve some outcome.” Yang diterjemahkan; ”Sistem
adalah kumpulan dari komponen yang saling terkait yang berfungsi bersama-
sama untuk mencapai beberapa tujuan.”
Menurut Romney dan Steinbart (2009: 26), ” A system is a set of two or more
interrelated components that interact to achieve a goal”. Yang diterjemahkan;
”Sistem adalah satu set dari dua atau lebih komponen saling terkait yang
berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan.”
Menurut Hall (2011: 5), ”A system is a group of two or more interrelated
components or subsystems that serve a common purpose.” Yang diterjemahkan,
”Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen yang saling terkait atau
subsistem yang melayani tujuan yang sama.”
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen yang saling terkait dan
berinteraksi, serta bekerja bersama-sama untuk mencapai satu tujuan.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 18), ”Information is data presented in a
form that is useful in a decision-making activity”. Yang diterjemahkan ”Informasi
10
11
adalah data yang ditampilkan dalam sebuah formulir yang berfungsi dalam
aktivitas pembuatan keputusan”.
Menurut Reynolds and Stair (2010: 5), ”Information is a collection of facts
organized so that they have additional value beyond the value of the individual
facts”. Yang diterjemahkan; ”Informasi adalah kumpulan fakta yang terorganisir
sehingga memiliki nilai tambah di luar nilai fakta individu”.
Menurut Romney dan Steinbart (2009: 26), ”Information is data that have
been organized and processed to provide meaning to a user”. Yang
diterjemahkan; ”Informasi adalah data yang telah diorganisasikan dan diproses
untuk memberikan arti bagi pengguna”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah kumpulan data yang telah diorganisir sehingga dapat memberikan arti dan
memiliki nilai tambah bagi pengguna untuk mengambil keputusan.
2.1.3 Karakteristik Informasi
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 11), terdapat beberapa karakteristik
informasi yang berkualitas, seperti:
a. Effectiveness, berkaitan dengan informasi yang relevan dan berkaitan
dengan proses bisnis yang disampaikan dengan tepat waktu, benar,
konsisten, dan dapat digunakan.
b. Efficiency, menyangkut penyediaan informasi melalui penggunaan (paling
produktif dan ekonomis) yang optimal dari sumber daya.
c. Confidentially, menyangkut perlindungan sensitivitas informasi dari
pengungkapan yang tidak sah.
12
d. Integrity, berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi serta
validitas sesuai dengan nilai-nilai bisnis dan harapan.
e. Availability, berkaitan dengan informasi yang tersedia pada saat
diperlukan oleh proses bisnis baik sekarang maupun di masa depan. Hal
ini juga menyangkut pengamanan sumber daya yang diperlukan dan
kemampuan yang terkait.
f. Compliance, berkaitan dengan mematuhi undang-undang: peraturan, dan
perjanjian kontrak di mana proses bisnis merupakan subjek.
g. Reliability, berkaitan dengan penyediaan informasi yang tepat bagi
manajemen untuk mengoperasikan entitas dan melaksanakan tanggung
jawab serta tata kelola.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 14), ”Information system is a man-made
system that generally consists of integrated set of computer-based components
and manual components established to collect, store, and manage data and to
provide output information to users ”. Yang diterjemahkan; ”Sistem informasi
adalah sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari set komponen
berbasis komputer yang terintegrasi dan komponen manual yang dibangun untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan output
informasi kepada pengguna”.
Menurut Hall (2011: 780), ”Information system is set of formal procedures by
which data are collected, processed into information, and distributed to users”.
Yang diterjemahkan; ”Sistem informasi adalah set prosedur formal yang mana
13
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada
pengguna”.
Menurut Reynolds and Stair (2010: 4), ” Information system is a set of
interrelated components that collect, manipulate, store, and disseminate data and
information and provide a feedback mechanism to meet an objective”. Yang
diterjemahkan; ”Sistem informasi adalah satu set dari komponen yang saling
terkait yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarkan data
dan informasi serta menyediakan mekanisme timbal balik untuk memenuhi suatu
tujuan ”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah satu set komponen yang terkait dan terintegrasi untuk
mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan mendistribusikan data dan
informasi kepada pengguna untuk mencapai tujuan.
2.1.5 Komponen Sistem Informasi
Menurut Reynolds dan Stair (2010: 10), terdapat beberapa komponen dalam
sistem informasi:
a. Input, aktivitas mengumpulkan dan memperleh data mentah.
Feedback
Input Processing Output
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi
Sumber : Reynolds dan Stair (2010: 5)
14
b. Processing, mengkonversi atau mentransformasikan data menjasi output
yang bermanfaat.
c. Output, produksi dari informasi yang bermanfaat, biasanya dalam bentuk
dokumen dan laporan.
d. Feedback, output yang digunakan untuk membuat perubahan pada input
atau aktivitas pemrosesan.
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 667), “Accounting information system is a
specialized subsystem of the IS that collects, processes, and reports information
related to the financial aspects of business events”. Yang diterjemahkan; “Sistem
informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang
mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan
dengan aspek keuangan dari kejadian bisnis”.
Menurut Hall (2011: 773), “Accounting information system is specialized
subset of information system that processes financial transaction”. Yang
diterjemahkan; “Sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem
informasi yang memproses transaksi keuangan”.
Berdasarkan International Journal of Economics and Finance (Vol.4, No. 5,
2012: 136-145), “Accounting Information Systems (AIS) are a tool which, when
incorporated into the field of Information and Technology systems (IT), are
designed to help in the management and control of topics related to
organization’s economic-financial area.” Yang diterjemahkan; “Sistem informasi
akuntansi merupakan sarana yang tergabung dalam bidang sistem teknologi
15
informasi, yang di rancang untuk membantu mengelola dan mengendalikan topik
yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi perusahaan.”
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang mengumpulkan,
mengelola transaksi, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek
keuangan perusahaan.
2.1.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Amos
Kwary (2006: 6 - 7), terdapat 5 komponen dalam sistem informasi akuntansi,
yaitu:
a. People, yang mengoperasikan sistem.
b. Procedures and Instruction, baik manual maupun otomatisasi, termasuk
pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data mengenai kegiatan
perusahaan.
c. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya.
d. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi.
e. Information Technology Infrastructure, termasuk komputer: perangkat
tambahan dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, serta mengirim data dan
informasi.
2.1.8 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2008: 7), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, ada 5 kegunaan Sistem Informasi Akuntansi, antara lain:
16
a. Membuat laporan eksternal.
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan
laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para
investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang
lainnya.
b. Mendukung aktivitas rutin.
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk
menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan
khususnya pada penanganan transaksi-transaksi serta membahas siklus
perolehan dan pendapatan dengan lebih terinci.
c. Mendukung pengambilan keputusan.
Informasi juga diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tidak rutin
pada semua tingkat dari suatu organisasi. Informasi sangat penting untuk
membantu dalam mengkomunikasikan pengiriman barang.
d. Perencanaan dan pengendalian.
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan
oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan
angka anggaran dengan jumlah aktual.
e. Menerapkan pengendalian internal.
Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset
perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan memelihara keakuratan data
keuangan.
17
Berdasarkan International Journal of Information Science & Technology
(Vol.6, No.2, 2009: 25-43), “Effectiveness of accounting information system can
be analyzed on three bases: 1) information scope is considered as financial and
non-financial information, internal and external information that is usefull in
prediction of future events, 2) timeliness quality is related to the ability of
accounting information system to satisfy information needs by providing
systematic reports to the user, 3) aggregation of information is considered as
means of collecting and summarizing information within a given time period.”
Yang diterjemahkan, “Efektivitas sistem informasi akuntansi dapat dianalisis
pada tiga basis: 1) ruang lingkup informasi meliputi informasi keuangan dan non-
keuangan, informasi internal dan eksternal yang berguna dalam memprediksi
peristiwa di masa depan, 2) kualitas ketepatan waktu berhubungan dengan
kemampuan sistem informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan informasi
dengan menyediakan laporan sistematis untuk pengguna, 3) agregasi informasi,
yaitu cara mengumpulkan dan meringkas informasi dalam jangka waktu
tertentu.”
2.1.9 Siklus Pendapatan
Menurut Jones dan Rama (2008: 165), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, siklus pendapatan terdiri dari berbagai jenis organisasi yang berbeda
adalah sama dan meliputi beberapa atau semua operasi berikut ini:
a. Merespon pertanyaan pelanggan.
Pertanyaan pelanggan bisa ditangani oleh tenaga penjual. Tenaga penjual
memainkan peranan penting dalam membantu para pelanggan untuk
18
memahami suatu produk perusahaan dan memilih produk yang sesuai
untuknya.
b. Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barang
dan jasa di masa yang akan datang.
Contoh dari perjanjian tersebut meliputi pesanan pelanggan untuk produk
atau jasa serta kontrak antara perusahaan dengan pelanggan untuk
penyerahan barang atau jasa di masa depan. Karyawan penting di dalam
fungsi ini adalah petugas pencatat pesanan dan tenaga penjual.
c. Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan.
Ini sangat penting dalam proses pendapatan. Untuk jasa, karyawan
pentingnya adalah para penyedia layanan. Untuk barang, petugas gudang
dan pengiriman memainkan peran yang aktif.
d. Mengakui klaim atas barang dan jasa yang disediakan.
Pada kejadian ini, perusahaan mengakui klaimnya terhadap pelanggan
dengan mencatat piutang dan menagih pelanggan.
e. Menerima kas.
Pada suatu waktu dalam siklus pendapatan, kas diperoleh dari pelanggan.
f. Menyetorkan kas ke bank.
Agen yang terlibat di sini adalah kasir dan bank.
g. Menyusun laporan.
Berbagai macam laporan mungkin dibuat untuk siklus pendapatan.
Contohnya mencakup daftar pesanan, daftar pengiriman, dan daftar
penerimaan kas.
19
2.1.10 Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek
2.1.10.1 Pengertian Object-Oriented Analysis
Menurut Satzinger (2009: 60), ”Object-oriented analysis (OOA) defines all
of the types of objects that do the work in the system and shows what user
interaction, called use case, are required to complete tasks.” yang
diterjemahkan, ”Object-oriented analysis mendefinisikan semua tipe objek
yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan apa saja interaksi
pengguna, yang disebut use case, yang mana dibutuhkan untuk meyelesaikan
tugas.”
2.1.10.2 Pengertian Object-Oriented Design
Menurut Satzinger (2009: 60), ”Object-oriented design (OOD) defines all
of the additional types of objects necessary to communicate with people and
devices in the system, shows how the objects interact to complete tasks, and
refines the definition of each type of object so it can be implemented with a
specific language or environtment .” yang diterjemahkan, ”Object-oriented
analysis mendefinisikan semua tipe objek tambahan yang diperlukan untuk
berkomunikasi dengan pengguna dan perangkat dalam sistem, menunjukkan
bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas-tugas, dan
memurnikan definisi dari masing-masing tipe objek sehingga dapat
diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.”
2.1.10.3 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Satzinger (2012: 5), “System Analysis is those activities that
enable a person to understand and specify what the new system should
20
accomplish.” Yang diterjemahkan; “Analisis sistem adalah aktivitas-aktivitas
yang memungkinkan seseorang memahami dan menetapkan apa yang harus
dicapai oleh sistem yang baru.”
Menurut Whitten dan Bentley (2009: 160), “System Analysis is a problem
solving technique that decomposes a system into its component pieces for the
purpose of studying how well those component parts work and interact to
accomplish their purpose.” Yang diterjemahkan; “Analisis sistem adalah teknik
pemecahan masalah yang membagi sistem ke dalam potongan-potongan
komponen untuk mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen bekerja
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.”
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis
sistem adalah sebuah proses untuk memahami dan memecahkan masalah yang
terjadi secara terperinci dengan membagi sistem menjadi beberapa komponen
yang kemudian dipelajari untuk mencapai tujuan.
2.1.10.4 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Satzinger (2012: 5), “System design is those activities that enable
a person to define and describe in detail the system that solves the need”. Yang
diterjemahkan; “Perancangan sistem adalah aktivitas-aktivitas yang
memungkinkan seseorang untuk mendefinisikan dan menggambarkan secara
detail sistem yang menangani kebutuhan”.
Menurut Whitten dan Bentley dan Bentley (2009: 160), “System design is a
complementary problem solving technique (to system analysis) that
reassembles a system’s component pieces back into a complete system –
hopefully, an improved system. This may involve adding, deleting, and
21
changing pieces relative to the original system”. Yang diterjemahkan “Desain
sistem adalah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (untuk
analisis sistem) yang merakit kembali potongan komponen sistem menjadi
sistem yang lengkap – dengan mengharapkan peningkatan sistem. Hal ini
mungkin melibatkan penambahan, penghapusan, dan pengubahan potongan
secara relatif terhadap sistem yang asli”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perancangan sistem adalah sebuah proses untuk mendefinisikan,
menggambarkan dan memecahkan masalah yang terjadi secara terperinci
dengan menyatukan komponen sistem yang terbagi dalam menjawab kebutuhan
dari masalah yang ada.
2.1.10.5 Pengertian Event Table
Menurut Mathiassen (2000: 334), ”Event table is a collection of classes that
identifies the events that are part of their behavioural patterns.” Yang
diterjemahkan; ”Event table adalah kumpulan dari kelas-kelas yang
mengidentifikasi kejadian yang merupakan bagian dari pola perilaku mereka.”
2.1.10.6 Pengertian Event
Menurut Whitten dan Bentley (2009: 324), “Event is a logical unit of work
that must be completed as a whole. Sometimes called a transaction.” Yang
diterjemahkan “Event adalah unit logis dari pekerjaan yang harus diselesaikan
sebagai sebuah keseluruhan. Kadang-kadang disebut transaksi”
Menurut Jones dan Rama (2008: 18), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, Kejadian (events) adalah aktivitas yang terjadi dalam suatu urutan
22
tertentu. Sebagai contoh, seorang pelanggan melakukan pemesanan, barang
dikirimkan, dan laporan penjualan dicetak.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa event
adalah aktivitas yang terjadi dalam suatu urutan tertentu secara menyeluruh.
2.1.10.7 Pedoman untuk Mengenali Kejadian
Menurut Jones dan Rama (2008: 29), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam menetapkan
kejadian:
1. Kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu
departemen dalam sebuah organisasi menjadi bertanggung jawab
terhadap suatu aktivitas.
2. Mengabaikan aktivitas yang tidak melibatkan partisipasi dari agen
internal.
3. Kenali suatu kejadian baru ketika suatu proses sudah disela/diinterupsi
dan dilanjutkan kemudian oleh agen internal yang sama. Setelah
diinterupsi, seseorang di luar organisasi atau proses situ mungkin
memulai proses tersebut. Sebagai alternatif, proses itu dapat dilanjutkan
pada suatu waktu yang sudah dijadwalkan.
4. Gunakan satu nama kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat
umum dari kejadian itu.
2.1.10.8 Pengertian Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000: 334), ”Richpicture is an overview of the people,
objects: processes, structures, and problems in the system’s problem and
application domains.” Yang diterjemahkan; ”Richpicture adalah gambaran
23
menyeluruh dari orang, objek, proses, struktur, dan masalah dalam system’s
problem dan application domain.”
2.1.10.9 Pengertian UML (Unified Modeling Language)
Menurut Whitten dan Bentley (2009: 371), ”UML is a set of modeling
conventions that is used to specify or describe a software system in terms of
objects.”Yang diterjemahkan; ”UML adalah sekumpulan ketentuan pemodelan
yang digunakan untuk menetapkan atau menggambarkan sistem software dalam
terminologi objek.”
Berdasarkan International Journal of Advanced Research in Computer
Science and Software Engineering (Vol.2, No.7, Juli 2012: 241), “UML is a
standard modeling that can be used to perform the task of analyzing ,
visualizing, constructing, and documenting changes in business process and
software ” Yang diterjemahkan; “UML adalah satu pemodelan standar yang
dapat digunakan untuk melaksanakan tugas yaitu menganalisa,
memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan perubahan dalam
proses bisnis dan software.”
Berdasarkan International Journal of Computer Applications (Vol.1, No.1,
September 2012: 17), ”UML is a family of graphical notation, backed by a
single meta-model that help in describing the design software systtems:
articularly software systems built using the object oriented style.” Yang
diterjemahkan; ” UML adalah kelompok notasi grafis, didukung oleh meta-
model tunggal yang membantu dalam menggambarkan desain sistem software,
terutama sistem perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan gaya
berorientasi objek.”
24
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa UML
merupakan bahasa pemodelan yang digunakan untuk menganalisa,
menggambarkan, membangun, dan mendokumentasikan proses bisnis dan
software yang berkaitan dengan objek.
2.1.10.10 Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 79), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, “Activity diagram adalah diagram yang memainkan peran seperti
sebuah “peta” dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan
aktvitas di dalam proses.”
2.1.10.11 Notasi Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 82-84), terdapat beberapa notasi dalam
activity diagram:
Tabel 2.1 Notasi Activity Diagram
Sumber : Jones dan Rama (2008: 82-84)
Bentuk Notasi Nama Keterangan
Initial state
Menunjukkan titik mulainya
sebuah proses dalam activity
diagram.
State
Menunjukkan kejadian,
aktivitas, atau trigger.
25
Control flow
Menunjukkan urutan dari satu
kejadian atau aktivtas ke
kejadian atau aktivitas
berikutnya.
Object flowMenunjukkan aliran informasi
antar kejadian.
DocumentMenunjukkan dokumen
sumber atau laporan.
Decision Menunjukkan percabangan.
Table
Menunjukkan file komputer di
mana data dibaca atau dicatat
selama kejadian bisnis terjadi.
Note
Menunjukkan referensi bagi
pembaca ke diagram atau
dokumen lain untuk informasi
yang lebih rinci.
Final stateMenunjukkan titik akhir dari
sebuah proses.
Swimlane
Menunjukkan pemisahan
aktivitas atau kejadian menurut
orang atau departemen yang
bertanggung jawab atas
kejadian atau aktivitas tertentu.
26
2.1.10.12 Overview Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 79), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, “Overview activity diagram adalah suatu pandangan tingkat tinggi
dari proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian, dan aliran
informasi antar kejadian.”
2.1.10.13 Detailed Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 80), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, “Detailed activity diagram adalah diagram yang menyediakan suatu
penyajian yang lebih detail dari aktivias yang berhubungan dengan satu atau
dua kejadian yang ditunjukkan pada overview activity diagram.”
2.1.10.14 Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2006: 87), “Workflow table is a two-column
table that identifies the actors and actions in a process.” Yang diterjemahkan;
“Tabel arus kerja merupakan tabel dua kolom yang mengidentifikasikan aktor
dan aktivitas yang dilakukan oleh aktor dalam sebuah proses.”
2.1.10.15 Class Diagram
Menurut Satzinger (2012: 101), “Class diagram is a diagram consisting of
classes (i.e., sets of onjects) and associations among the classes.” Yang
diterjemahkan; “Class diagram adalah diagram yang terdiri dari kelas-kelas
(contohnya kumpulan objek) dan asosiasi di antara kelas.”
27
2.1.10.16 Notasi Class Diagram
Menurut Satzinger (2009: 187), sebuah domain class disimbolkan dengan
menggunakan bentuk persegi empat yang dibagi menjadi tiga bagian, antara
lain:
a. Bagian pertama, yang berisi nama class dan informasi stereotype.
b. Bagian kedua, yang berisi nama atribut yang terdiri dari attribute
visibility (menunjukkan kemampuan objek yang dapat secara langsung
mengakses atribut; tanda + berarti atribut visible sedangkan tanda –
berarti atribut tidak visible), nama atribut, type expression (seperti
character, string, integer, number, currency, date), initial value, dan
property.
c. Bagian ketiga, yang berisi method signature menunjukkan semua
informasi yang dibutuhkan untuk memanggil method.
Gambar 2.2 Notasi UML Class Diagram
Sumber : Satzinger (2009: 411)
2.1.10.17 Relationship
Menurut Satzinger (2009: 376) “Relationship is a naturally occurring
association among specific things, such as an order is placed by a customer
and an employee works in a department. It is important to understand the
relationship in both directions because sometimes it might seem more
28
important for the system to record the relationship in one direction than in
the other” Yang diterjemahkan; “Relationship adalah asosiasi yang terjadi
secara natural di antara kelas tertentu, seperti pesanan dilakukan oleh
pelanggan dan pegawai bekerja pada departemen. Sangatlah penting untuk
memahami hubungan dalam dua arah karena sangat penting bagi sistem
untuk mencatat hubungan dalam satu arah dan dalam arah lainnya”
Gambar 2.3 Ilustrasi Relationship
Sumber: Satzinger (2009: 178)
2.1.10.18 Multiplicity
Menurut Satzinger (2009: 190) “Multiplicity is the number of associations
that occur among specific things, such as a customer places many orders and
an employee works in one department.” Yang diterjemahkan; “Multiplicity
adalah jumlah asosiasi yang terjadi di antara kelas tertentu, misalnya
pelanggan memiliki banyak pesanan dan pegawai bekerja pada satu
departemen.”
Gambar 2.4 Multiplicity of Association
Sumber : Satzinger (2009: 188)
29
2.1.10.19 Generalization/Specialization Hierarchies
Menurut Satzinger (2009: 189) “Generalization/specialization hierarchies
is a hierarchies that structure or rank classes from the more general
superclass to the more specialized subclasses.” Yang diterjemahkan; “Hirarki
generalisasi/spesialisasi adalah sebuah hirarki yang menstrukturkan atau
membuat peringkat classes dari superclass yang umum ke subclasses yang
lebih khusus.”
Gambar 2.5 Hirarki Generalisasi/Spesialisasi Order
Sumber : Satzinger (2009: 191)
2.1.10.20 Whole-part Hierarchies
Menurut Satzinger (2009: 190) “Whole-part hierarchies is a hierarchies
that structure classes according to their associated components.” Yang
diterjemahkan; “Hirarki whole-part adalah hirarki yang menstrukturkan
classes berdasarkan komponen-komponen yang berhubungan.”
2.1.10.21 Tipe-tipe Whole-part Hierarchies
Menurut Satzinger (2009: 190) terdapat dua tipe whole-part hierarchies
antara lain:
30
a. Aggregation
Agregasi digunakan untuk menggambarkan bentuk asosiasi yang
menentukan hubungan whole-part antara agregat dan komponennya di
mana komponennya tidak terikat secara kuat dengan agregat dan
dapat dipisahkan.
Gambar 2.6 Aggregation Antara Komputer dan Komponennya
Sumber : Satzinger (2009: 191)
b. Composition
Composition digunakan untuk menggambarkan whole-part
relationship yang lebih kuat, di mana ketika komponen-komponen
agregat dihubungkan, maka agregat dan komponennya tidak dapat
dipisahkan lagi. Pada composition simbol diamond digambarkan
secara filled.
2.1.10.22 Use-case Diagram
Menurut Satzinger (2012: 78) “Use-case diagram is the UML model used
to graphically show use cases and their relationship to actors.” Yang
31
diterjemahkan; “Use-case diagram adalah model UML yang digunakan untuk
menunjukkan use-case dan hubungannya dengan aktor secara grafis.”
2.1.10.23 Notasi Use-case Diagram
Tabel 2.2 Notasi Use Case Diagram
Sumber : Satzinger (2009: 242-244)
Notasi Nama Keterangan
Use case
Menunjukkan aktivitas yang dilakukan
oleh sistem, biasanya sebagai respon
terhadap request dari user terhadap
sistem untuk mencapai tujuan user.
Actor
Menunjukkan orang yang secara
aktual berinteraksi dengan sistem
komputer.
Connecting line
Menghubungkan antara aktor dan use
case dan mengindikasikan actor
tertentu yang berhubungan use case
tertentu.
Automation
boundary and
organization
Menunjukkan batasan antara
lingkungan di mana actor berada, dan
komponen internal dari sistem
komputer.
2.1.10.24 State Machine Diagram
32
Menurut Satzinger (2009: 242) “State machine diagram is diagram
showing the sequence the life of an object in states and transition A state
machine diagram are also used for some objects that identified in the class
diagram that have state or status condition that need to be tracked, and the
process allowed for that object depend on its status.” Yang diterjemahkan;
“State machine diagram adalah diagram yang menggambarkan urutan siklus
hidup dari sebuah objek yang dinyatakan dalam state dan transition. State
machine diagram biasanya digunakan pada objek yang teridentifikasi dalam
class diagram memiliki kondisi status yang perlu dilacak, dan proses yang
diperbolehkan terhadap objek tergantung pada statusnya”
2.1.10.25 Komponen-komponen State Machine Diagram
Menurut Satzinger (2009: 260-262) terdapat beberapa komponen dalam
state machine diagram:
a. State, suatu kondisi dalam siklus hidup objek ketika objek tersebut
memenuhi beberapa kriteria, melakukan beberapa action, atau
menunggu suatu event.
b. Transition, pergerakan objek dari suatu state ke state lainnya.
c. Pseudostate, titik awal dari state machine diagram yang diindikasikan
dengan menggunakan black dot.
d. Destination state, state untuk transisi khusus yang diperuntukkan bagi
objek yang berpindah setelah menyelesaikan suatu transition.
e. Origin state, state untuk transisi khusus yang menunjukkan original
state dari mana transisi terjadi.
33
f. Message event, memicu terjadinya suatu transisi yang menyebabkan
objek meninggalkan origin state.
g. Guard-condition, pengujian true/false untuk membuat kondisi
mengenai transisi mana yang akan terjadi.
h. Action-expression, deskripsi aktivitas-aktivitas yang dilakukan
sebagai bagian dari transisi.
i. Concurrency, or concurrent state, kondisi yang terjadi di lebih dari
satu state pada suatu waktu.
j. Path, kumpulan urutan dari state dan transition yang berkaitan.
k. Composite state, state yang berisi state dan transition lainnya.
Gambar 2.7 Notasi State Machine Diagram
Sumber: Satzinger (2009: 261)
2.1.10.26 Sequence Diagram
Menurut Mathiasen (2000: 340), ”A sequence diagram describes the
interaction among several objects over time. It supplements a class diagram,
which describes the general, static situation. A sequence diagram can retain
details about a complex, dynamic situation involving some of many objects
34
generated from the classes in the class diagram.” Yang diterjemahkan,
”Sequence diagram menjelaskan tentang interaksi di antara beberapa objek
dalam jangka waktu tertentu. Sequence diagram melengkapi class diagram,
yang menjelaskan situasi umum dan statis.Sebuah sequence diagram dapat
mengumpulkan situasi kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari
kebanyakan object yang digeneralisasikan dari class pada class diagram”
2.1.10.27 Notasi Sequence Diagram
Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram
Sumber : Mathiassen (2000: 340)
Notasi Nama Keterangan
Lifeline for an
object
Menunjukkan garis hidup
selama objek tersebut masih
berinteraksi.
Recursive call
& return
Menunjukkan urutan interaksi
yang dilakukan berulang-
ulang.
Message in the
form of event
Menunjukkan pesan yang
dikirim dalam event.
Procedure call
Menunjukkan urutan interaksi
yang dilakukan dengan konsisi
tertentu.
Return Menunjukkan respon pesan
terhadap message yang
35
dikirimkan.
Destrustion of
an object
Apabila objek di destroy.
2.1.10.28 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000: 344) “Navigation diagram is a diagram that
focus only to the overall dynamics of the user interface and show the
participating windows and the transitions between them.” Yang
diterjemahkan; “Navigation diagram adalah diagram yang hanya fokus pada
keseluruhan dinamika user interface dan menunjukkan keterlibatan windows
dan transisi di antara windows.”
2.1.11 Rancangan Database
2.1.11.1 Pengertian Database
Menurut Satzinger (2009: 488), “Database is an integrated collection of
stored data that is centrally managed and controlled.” Yang diterjemahkan;
“Database adalah kumpulan data terintegrasi yang disimpan di mana data
tersebut dikelola dan dikendalikan secara terpusat.”
Berdasarkan Journal The Winners (Vol.9, No.1, Maret 2008: 90),
”Database adalah semua data yang dibutuhkan untuk mendukung operasi
organisasi. Di dalamnya meliputi aktivitas mengumpulkan, mengorganisasi,
dan merawat secara tersentralisasi”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa database
adalah kumpulan data terintegrasi yang dibutuhkan perusahaan di mana data
tersebut dikumpulkan dan diolah secara terpusat.
36
2.1.11.2 Database Management System (DBMS)
Menurut Satzinger (2009: 448) “Database management system is a system
software that manages and controls access to database.” Yang diterjemahkan;
“Database management system adalah suatu software sistem yang mengelola
dan mengendalikan akses ke database.”
2.1.11.3 Relational Database Management System (RDBMS)
Menurut Satzinger (2009: 490) “Relational Database management system
is a database management system that organizes stored data into structures
called tables or relations.” Yang diterjemahkan; “Relational Database
management system adalah database management system yang
mengorganisasikan penyimpanan data dalam struktur yang disebut table atau
relation.”
Berikut ini terdapat beberapa terminology mengenai relational database
management system:
a. Tables, struktur data dua dimensi yang berisi baris dan kolom, biasanya
disebut juga relation.
b. Row, bagian table yang berisi data yang menggambarkan satu entitas,
relationship, atau objek, biasanya disebut juga tuple atau record.
c. Field, kolom dari tabel relational database, biasanya disebut juga
atribut.
d. Field value, nilai data yang disimpan dalam cell tunggal dari tabel
relational database, biasanya disebut juga nilai atribut atau elemen
data.
37
e. Key, field yang berisi nilai yang unik dalam setiap baris dari tabel
relational database.
f. Primary key, key yang digunakan secara unik untuk mengidentifikasi
sebuah baris dari tabel relational database.
g. Foreign key, nilai field yang disimpan dalam sebuah tabel relational
database yang berperan sebagai primary key dalam tabel relational
database yang lain.
2.1.11.4 Fase-fase Perancangan Database
Menurut Connoly dan Begg (2005: 281 - 282) perancangan database terdiri
dari tiga fase utama berikut:
a. Conceptual Database Design
Proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah
perusahaan, namun independen terhadap semua pertimbangan fisik.
b. Logical Database Design
Proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah
perusahaan berdasarkan pada model data khusus, namun independen
terhadap pertimbangan yang berkaitan dengan DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya.
c. Physical Database Design
Proses memproduksi deskripsi implementasi database pada media
penyimpanan kedua; yang mana menggambarkan base relation, file
organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses
terhadap data dan tuntutan adanya integritas serta penilaian keamanan.
38
2.1.12 Rancangan Formulir
2.1.12.1 Pengertian Rancangan Formulir
Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo
(2008,p354), “Formulir adalah dokumen terpola yang berisi field kosong yang
dapat diisi pengguna dengan data. Ketika formulir ditampilkan di layar
komputer, data yang dimasukkan di field kosong disimpan di suatu tabel data
atau lebih.”
2.1.12.2 Jenis-jenis Formulir Input
Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo
(2008: 323-324), terdapat tiga jenis formulir input antara lain:
a. Formulir Entri Satu Record (Single Record Entry Form)
Formulir entri satu record hanya menampilkan satu record pada satu
waktu. Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus, atau
memodifikasi data di satu record satu tabel tertentu. Formulir seperti itu
seringkali digunakan untuk mengarsipkan data file induk.
b. Formulir Entri Bentuk Tabel (Tabular Entry Form)
Formulir entri bentuk tabel menyediakan desain seperti kertas kerja
untuk memasukkan banyak record di suatu tabel. Jenis formulir ini
sering kali digunakan untuk mencatat sekumpulan kejadian.
c. Formulir Entri Multitabel (Multitable Entry Form)
Formulir entri multitabel digunakan untuk menambahkan data ke lebih
dari satu tabel.
2.1.12.3 Manfaat Formulir
39
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 70) terdapat beberapa manfaat
formulir dalam perusahaan antara lain:
a. Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.
b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan semua
kejadian dalam bentuk tulisan.
d. Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam
organisasi yang sama atau ke organisasi yang lain.
2.1.13 Rancangan Layar (User Interface)
2.1.13.1 Pengertian User Interface
Menurut Satzinger (2009: 531) “User interface is the part of an information
system requiring user interaction to create inputs and outputs.” Yang
diterjemahkan “User interface adalah bagian dari sistem informasi yang
membutuhkan interaksi pengguna untuk menciptakan inputs dan outputs.”
2.1.13.2 Elemem-elemen Rancangan Layar
Menurut Satzinger (2009: 551), elemen rancangan layar meliputi :
1. Text boxes
Input control yang menerima data entry dari keyboard, digunakan untuk
menambahkan keterangan deskriptif untuk mengidentifikasi hal apa saja
yang harus ditulis dalam text boxes.
2. List box
40
Input control yang berisi daftar yang terdiri dari acceptable entries yang
sudah ditentukan sebelumnya agar dapat dipilih oleh pengguna.
3. Spin box
Variasi dari list box yang menampilkan multiple entries dalam text box
di mana pengguna dapat menentukan pilihannya.
4. Combo box
Variasi lainnya dari list box yang mengijinkan pengguna untuk
memasukkan nilai baru ataupun memilih dari entries yang sudah ada.
5. Radio button
Input control yang memungkinkan pengguna memilih satu pilihan dari
suatu kelompok.
6. Check boxes
Input control yang memungkinkan pengguna memilih lebih dari satu
pilihan dari suatu kelompok.
2.1.14 Rancangan Laporan
2.1.14.1 Deskripsi Mengenai Laporan
Menurut Satzinger (2009: 572) “Reports are produced and e-mailed to
recipients or printed and distributed, but the user is not interacting with the
system directly to obtain the output.” Yang diterjemahkan; “Laporan dihasilkan
dan dikirim melalui email bagi penerima atau dicetak dan didistribusikan, tetapi
41
pengguna tidak berinteraksi dengan sistem secara langsung untuk memperoleh
output.”
2.1.14.2 Tipe-tipe Laporan
Menurut Satzinger (2009: 585) terdapat empat tipe laporan yang
dibutuhkan oleh pengguna:
a. Detailed report, laporan yang berisi informasi spesifik dari transaksi
bisnis, pegawai dapat menggunakan laporan ini untuk meneliti kembali
transaksi yang telah terjadi sebelumnya.
b. Summary report, berisi ringkasan atau hasil rekap dari informasi yang
detail dalam suatu periode waktu tertentu dengan berdasarkan kategori
tertentu, biasanya digunakan middle manager untuk meninjau kinerja
divisi atau departemen.
c. Exception report, hanya berisi informasi yang bersifat nonstandard,
pengecualian, atau kondisi tertentu
d. Executive report, ringkasan laporan yang berasal dari berbagai macam
sumber informasi yang umumnya digunakan untuk membuat keputusan
strategis.
2.1.14.3 Elemen-elemen Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2008: 267) yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, terdapat lima elemen rancangan laporan:
a. Label box, menampilkan teks deskriptif dan tidak terpengaruh oleh data
di dalam tabel.
b. Text box, menampilkan data yang diambil dari tabel.
42
c. Grouping attribute, laporan yang dikelompokkan menurut sesuatu.
d. Group header, dapat digunakan untuk menyajikan informasi bagi
kelompok tersebut.
e. Group detail, berisi transaksi yang berkaitan dengan kelompok.
f. Group footer, dapat digunakan untuk memberikan informasi yang
bermanfaat di dalam laporan yang dikelompokkan.
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang dibahas
2.2.1 Penjualan
Menurut Widaningsih dan Rizal (2012:41), penjualan merupakan sumber
hidup perusahaan, karena melalui kegiatan penjualan perusahaan mendapatkan
keuntungan atau laba.
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 165), ”Penjualan merupakan
aktivitas memperjualbelikan barang dan jasa kepada konsumen. Aktivitas
penjualan dalam perusahaan dapat dilakukan baik secara tunai ataupun kredit.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan
merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan yang menjual barang atau
jasa untuk mendapat keuntungan.
2.2.2 Dokumen yang digunakan
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 73), dokumen dapat
dogolongkan berdasarkan siklus pengolahan transaksi berikut:
a. Dokumen yang digunakan dalam prosedur pemintaan informasi adalah
mandatory quotation yang disiapkan perusahaan untuk dikirim kepada
43
pelanggan menegnai informasi produk, harga, ketersediaan produk, dan
termasuk informasi pengirimannya.
b. Dokumen yang digunakan dalam aktivitas pembuatan kontrak dokumen
adalah surat atau dokumen kontrak penjualan.
c. Dokumen yang digunakan dalam aktivitas penginputan pesanan adalah
Dokumen Pesanan atau Order Penjualan.
d. Dokumen yang digunakan dalam aktivitas pengiriman yaitu
dokumen/surat pengiriman barang atau delivery order, dan dokumen
yang digunakan dalam pengepakan adalah daftar pengepakan (bill of
lading).
e. Dokumen yang digunakan dalam melakukan penagihan adalah faktur
penjualan atau invoice.
2.2.3 Penjualan Tunai
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 165), ”Penjualan tunai
merupakan penjualan yamg dilakukan dengan cara menerima uang tunai/cash
pada saat barang diserahkan kepada pembeli.
2.2.4 Prosedur Penjualan Tunai
Menurut Widaningsih dan Rizal (2012: 10), beberapa prosedur operasi
standar administrasi transaksi penjualan tunai, yaitu :
1. Permintaan pembelian dibuktikan dengan surat permintaan (order) dari
calon pembeli.
44
2. Negosiasi transaksi.
3. Membuat dan menandatangani surat perjanjian sebagai bukti transaksi.
4. Membuat faktur dengan benar dan teliti, sehingga tidak merugikan kedua
belah pihak. Faktur dibuat beberapa rangkap untuk kepentingan
administrasi.
5. Memeriksa kesesuaian barang dengan pesanan pembeli. Bila sesuai,
barang dapat dikirimkan ke pembeli, namun bila tidak sesuai barang
dikembalikan ke gudang.
6. Mencocokan faktur asli dan rangkap. Bila sesuai, terima pembayaran
barang dan periksa jumlah uang yang dibayarkan.
7. Membuat bukti penerimaan uang (kwitansi) sesuai dengan jumlah yang
diterima.
8. Segera mengirimkan barang kepada pembeli sebagai bentuk pelayanan
yang prima.
2.2.5 Penjualan Konsinyasi
Menurut Himayati (2008: 21), “Penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau
penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen
penjualan. Hak milik daripada barang, tetap masih berada pada pemilik barang
sampai barang tersebut terjual.”
2.2.6 Keuntungan Penjualan Konsinyasi
Menurut Yunus dan Harnanto (1992:142), beberapa alasan bagi konsinyor
untuk mengadakan perjanjian konsinyasi :
45
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang
dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan, atau distributor, terutama
apabila :
a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan
produk tidak tertentu dan belum terkenal.
b. Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak
menguntungkan.
c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup
besar bagi pihak dealer apabila ia harus membeli barang-barang yang
bersangkutan.
2. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan oleh konsinyor. Barang-barang
konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri
konsinyi.
3. Mungkin konsinyor ingin mendapatkan penjualan khusus (specialist)
dalam perdagangan barang-barangnya.
4. Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh
konsinyor; demikian pula terhadap jumlah barang yang siap dipasarkan
dan stok barang-barang tersebut.
2.2.7 Skenario Umum Penjualan Konsinyasi
Beberapa skenario umum penjualan konsinyasi, menurut Yunarto (2006:79),
yaitu :
Tabel 2.4 Skenario Penjualan Konsinyasi (pihak produsen)
Sumber: Yunarto (2006: 79)
Urutan Aktor Aktivitas Keterangan
46
1 Stock Analyst Mengontrol stock
level customer.
Meminta
pengisian jika
stok barang
kurang.
Manual. Customer di sini
adalah supermarket,
showroom.
2 Gudang Melakukan
transfer stok
berdasarkan
permintaan Stock
Analyst.
Sistem. Transfer stok
dilakukan dari lokasi
gudang ke lokasi
customer.
3 Shipping Mencetak
delivery note.
Sistem.
4 Security Mengecek barang
keluar dengan
berdasarkan
delivery note.
Manual.
5 Customer Menjual barang
yang dititipkan
oleh perusahaan.
Pihak luar. Di luar sistem
perusahaan.
6 Customer Membuat rekap
penjualan secara
periodik.
Pihak luar. Periode bisa
harian, mingguan,
bulanan, dll.
7 Sales
Administration
Entry sales order
untuk penjualan
Sistem. Atas dasar rekap
penjualan dari customer.
47
konsinyasi.
8 Kepala
Administrasi
Penjualan
Melakukan good
issue dari lokasi
customer
tersebut.
Sistem.
9 Billing Mencetak
invoice.
Sistem.
2.2.8 Penerimaan Kas
Menurut Gelinas dan Dull (2009: 375), ”Cash receipt process is an
interacting structure of people, equipment, methods, and controls designed to
create information flows and records that accomplish the following: support the
repetitive work routines of the credit department, the cashier, and the accounts
receivable department, support the problem solving processes of financial
managers, and assist in the preparation of internal and external reports.” Yang
diterjemahkan, ”Proses penerimaan kas adalah sebuah interaksi struktur dari
orang, perlengkapan, metode, dan pengendalian yang dirancang untuk
menciptakan arus informasi dan catatan untuk memenuhi hal berikut: mendukung
pekerjaan rutin dari departemen kredit, kasir, dan departemen piutang,
mendukung proses pemecahan masalah, dan membantu penyiapan laporan
internal dan eksternal.”
2.2.9 Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Menurut Widaningsih dan Rizal (2012:11), beberapa prosedur operasi
standar administrasi transaksi penerimaan kas, yaitu :
48
1. Penerimaan uang tunai dimulai dari terjadinya transaksi yang
menyebabkan penerimaan kas seperti penjualan tunai dan penerimaan
pembayaran piutang.
2. Memeriksa bukti transaksi yang dikeluarkan oleh bagian penjualan
dengan teliti yang kemudian mencocokkan dengan rangkapnya.
3. Menghitung jumlah transaksi dengan benar.
4. Memeriksa uang yang diterima dan kemudian buat konfirmasi.
5. Membuat bukti transaksi penerimaan kas.
2.2.10 Fungsi yang Terkait
Menurut Mulyadi (2001:462), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan
kas adalah :
1. Fungsi penjualan, bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan, dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi
kas.
2. Fungsi kas, bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman.
4. Fungsi pengiriman, bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan laporan penjualan.
49
2.2.11 Internal Control
2.2.11.1 Internal Control System
Menurut Hall (2012: 127), ”Internal control system comprises policies,
practices, and procedures employed by the organization to achieve four board
objectives: to safeguard assets of the firm, ensure the accuracy and reliability
of accounting records and information: romote efficiency in firm’s operations
and measure compliance with management’s prescribed policies and
procedures.” Yang diterjemahkan, ”Sistem pengendalian internal terdiri dari
kebijakan, praktek, dan prosedur yang diberlakukan oleh organisasi untuk
mencapai empat tujuan berikut: untuk melindungi aset perusahaan, memastikan
keakuratan dan kehandalan informasi dan catatan akuntansi, mempromosikan
efisiensi dalam operasi perusahaan, dan mengukur kesesuaian pelaksanaan
kebijakan dan prosedur manajemen yang telah ditetapkan.”
2.2.11.2 Internal Control Structure
Menurut Hall (2012: 130-131) terdapat tiga stukktur internal control:
a. Preventive controls, teknik pasif yang dirancang untuk mengurangi
frekuensi terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
b. Detective controls, perangkat, teknik-teknik, dan prosedur yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan menyingkapkan kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan yang menghidari preventive controls.
c. Corrective controls, merupakan tindakan yang diambil untuk
membalikkan dampak dari eror-eror yang terdeteksi pada langkah
sebelumnya.
50
2.2.11.3 Komponen Pengendalian Internal
Menurut Hall (2011:132), berdasarkan SAS 78/COSO, terdapat 5
komponen pengendalian internal:
1. Control environment yang merupakan dasar dari empat komponen
pengendalian lainnya.
2. Risk assessment untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola
resiko-resiko yang relevan dengan laporan keuangan.
3. Information and communication, dimana kualitas informasi dari sistem
informasi akuntansi (SIA) berdampak pada kemampuan manajemen
untuk mengambil tindakan dan membuat keputusan yang berhubungan
dengan operasional organisasi dan untuk menyiapkan laporan keuangan
yang handal.
4. Monitoring, merupakan proses dimana kualitas rancangan pengendalian
internal dan pengoperasian dapat dinilai.
5. Control activities, merupakan kebijakan-kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil untuk
menangani resiko-resiko organisasi yang telah teridentifikasi.
2.2.12 Jurnal
Menurut Hall (2011: 44), ”Journal is a record of a chronological entry. At
some point in the transaction process, when all relevant facts about the
transaction are known, the event is recorded in a journal in chronological
51
order.” Yang diterjemahkan, ” Jurnal merupakan catatan entri kronologis. Pada
beberapa titik dalam proses transaksi, ketika semua fakta yang relevan tentang
transaksi diketahui, kejadian ini dicatat dalam sebuah jurnal dalam urutan
kronologis.”
2.2.12.1 Jurnal Umum
Menurut Stice dan Stice (2010: 56), “A General journal is used to record
all transactions for which a special journal is not maintained. A general
journal shows the transaction date and the account affected and allows for a
brief description of each transaction.” Yang diterjemahkan, “Jurnal umum
digunakan untuk mencatat semua transaksi di mana jurnal khusus tidak di-
maintain. Sebuah jurnal umum menunjukkan tanggal transaksi dan akun yang
terkena dampak dan memungkinkan untuk deskripsi singkat dari setiap
transaksi.”
2.2.12.2 Jurnal Penjualan Tunai
Menurut Reeve, Warren, dan Duchac (2012: 261), Perusahaan dapat
menjual barang dagangnya secara tunai. Penjualan tunai umumnya dimasukkan
ke dalam cash register dan dicatat dalam akun. Penjualan tunai umumnya
dicatat sebagai berikut.
Tabel 2.5 Tabel Jurnal Penjualan Tunai
Sumber: Reeve, Warren, dan Duchac (2012: 261)
Journal
Date Description Post. Debit Credit
52
Ref.
Jan 3 Cash 1,800
Sales 1,800
To record cash
sales
2.2.12.3 Jurnal Konsinyasi
Menurut Drebin yang diterjemahkan oleh Freddy, Marianus, dan Suryadi
(1999: 164), ayat jurnal untuk mencatat pengiriman uang kas dan perkiraan
penjualan konsinyasi dari pihak konsinyi yaitu perkiraan kas didebet dan
perkiraan Konsinyasi Keluar dikredit sebesar hasil penjualan konsinyasi bersih.
Jika prosedur ini diikuti maka ayat jurnalnya adalah:
Kas.................................................................................................................$655
Konsinyasi Keluar.......................................................................................$655