Download - Besi Di Jeneponto
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
1/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
EKSPLORASI UMUM PASIR BESI
DI DAERAH KABUPATEN JENEPONTO,PROVINSI SULAWESI SELATAN
Oleh :
Moetamar
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Lokasi penyelidikan dilakukan di sepanjang pantai Desa Bulo-bulo, Kecamatan
Arungkeke dan Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto,Provinsi Sulawesi, secara geografis terletak diantara 50 38 42 50 42 20 Lintang
Selatan dan 119042 16 119050 35 Bujur Timur
Pelaksanaan penyelidikan dilakukan dengan metoda pemetaaan endapan di
permukaan, dan pengeboran dengan menggunakan bor tangan tipe Dormer dengan
interval 400 meter arah base line dan 25 meter arah cross line guna mengetahui
ketebalan lapisan pasir besinya.
Morfologi wilayah Kabupaten Jeneponto terdiri dari Perbukitan terjal
menempati bagian utara, Perbukitan bergelombang menempati bagian tengah danpedataran menempat bagian selatan hingga pantai.
Stratigrafi daerah penyelidikan dari tua ke muda disusun oleh: Batu gamping,
Tuf berlapis, Batuan gunungapi (Breksi dengan fragmen andesit-Basalt dan Lahar)
mendominasi daerah penyelidikan >50%, batuan termuda adalah endapan permukaan
yang menempati pedataran pantai dan sungai.
Daerah penyelidikan terbagi dalam 4 sektor mulai dari utara ke barat daya yaitu
sektor Punagaya, Bulo-Bulo, Kampala dan Pabaringa, secara visual kandungan pasir
besi tertinggi di sektor bulobulo ditandai dengan meningkatnya perbandingan pasirbesi berwarna abu-abu kehitaman sedangkan kearah barat daya(sektor
kampala,Pabiringa) dan utara (sektor Punagaya)kandungan pasir besi relatif menurun
hal ini ditandai oleh meningkatnya perbandingan pasir gamping berwarna putih
kecoklatan
Berdasarkan hasil perhitungan, sumber daya tertunjuk konsentrat pasir besi :
Sektor Punagaya adalah20.101,40ton dengan MD rata-rata = 0,781%, SG rata-rata =
2,516 ton/m3dan
kandungan Fe Totalrata-rata = 45,23 %.,
Sektor Bulo-bulo1 63.509,79ton MD rata-rata = 2,972%, SG rata-rata = 2,767 ton/m3
dan kandungan Fe Totalrata-rata = 47,29 % .Sektor Bulo-bulo29.202,71ton dengan MD rata-rata = 2,672% SG rata-rata = 2,639
ton/m3dan kandungan Fe Total rata-rata = 45,74 %.
Sektor Kampala adalah 19.693,13ton dengan MD rata-rata = 1,922%, SG rata-rata =
2,326 ton/m3dan kandungan Fe Total rata-rata = 45,57 %.
Sektor Pabiringa adalah 8.047,31ton MD rata-rata = 1,127%, SG rata-rata = 2,326
ton/m3 dan kandungan Fe Totalrata-rata = 43 05 %
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
2/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENDAHULUAN
Latar BelakangBesi diperlukan dalam industri
berat, kendaraan bermotor dan bahankonstruksi, yang mana pemakaiannya
akhir-akhir ini semakin meningkat,
sehingga dalam jangka waktu tertentu
kemungkinan bahan baku besi untukkebutuhan industri tersebut akan habis.
Untuk menjaga kesinambungan industri-
industri tersebut diperlukan pencarianbahan baku besi, dimana pasir besi
merupakan salah satu sumber daya yang
potensial.
Berkenaan dengan salah satutugas dan fungsi Pusat Sumber Daya
Geologi, maka pada Tahun Anggaran2008, Kelompok Program Penelitian
Mineral melakukan eksplorasi umum
pasir besi di Kabupaten Jeneponto,Provinsi Sulawesi Selatan.
Maksud dan TujuanKegiatan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data primer tentang
potensi sumber daya pasir besi yang
terdapat di daerah Kabupaten Jeneponto,
Provinsi Sulawesi Selatan yang akanbermanfaat bagi pengembangan daerah.
Tujuan kegiatan ini adalah dapatmembantu Pemerintah ProvinsiSulawesi Selatan khususnya Kabupaten
Jeneponto dalam merencanakan
pengembangan wilayah guna menggalidan meningkatkan pendapatan asli
daerah.
Lokasi Penyelidikan
Lokasi penyelidikan dilakukandi sepanjang pantai Desa Bulo-bulo,
Kecamatan Arungkeke dan Kelurahan
Pabiringa, Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto, ProvinsiSulawesi, secara geografis terletak
diantara 50
38 42 50
42 20 Lintang
Pemetaan ini dimulai dengan orientasilapangan dan pengeplotan lokasi
obyek pengamatan ke dalam peta.Pengamatan singkapan batuan untukmengetahui kondisi geologi daerahtersebut dari segala aspek termasukgenetiknya. Pemetaan geologi dilakukandi daerah sepanjang pantai timurJeneponto.Pengukuran topografi denganmenggunakan T0, untuk menentukan
titik ikat pemboran berkaitan dengan
pengambilan conto pasir besinya
secara kuantitatif. Sedangkan untuk
titik ikat global mengunakan koordinatGPS.Untuk pengambilan conto pasirbesi menggunakan alat bor (handauger) dengan interval baseline (garissejajar pantai) 400 mdan cross line sekitar 25m. Hand
auger yang dipakai jenis Doormer yangdilengkapi dengan casing berdiameter2,5 inchi. Conto-conto pasir besi diatas permukaan air tanah diambildengan sendok pasir (sand auger) jenisIvan berdiameter 2,5 inchi,sedangkan conto pasir yang terletak dibawah permukaan air tanah diambildengan bailer.Conto-conto diambil untuk setiap
kedalaman satu meter atau lebih dandibedakan antara conto dari horizon A(diatas permukaan air tanah), contohorizon B (antara permukaan air tanahdan air laut) dan conto dari horizon C(yang terletak di bawah permukaan airlaut).Pengurangan berat conto dikerjakan dilapangan dengan cara incrementberdasarkan J.I.S.
(Japanese Industrial Standard), yaitudengan jalan menampung conto asli kedalam baki kayu berukuran 90 cm x 60cm x 2 cm.Pemisahan fraksi magnetit dari nonmagnetit menggunakan magnet batang300 gaus secara berulang-ulangsebanyak 7 kali untuk
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
3/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Berat konsentrat
M.D. = ------------------------- --- X 100
% Berat asal
Sedangkan untuk mengetahuikomposisi dan kadarnya dilakukan
analisis kimia yang meliputi SiO2,
Al2O3, Fetotal, Fe2O3, Fe3O4, TiO2,
terhadap conto komposit. Selain itu
analisis fisika mineral juga dilakukanuntuk conto pasir besi meliputi ,
analisis butir .Untuk mengetahui sumber daya adalahdengan rumus :
C = (L X t ) X MD X SG
Dimana :C = Sumber daya dalam tonL = Luas daerah pengambilan bor dalamm
t = Tebal endapan dalammeter MD = Kadarmagnetik dalam % SG =Berat Jenis
Penyelidik Terdahulu
Data mengenai sumber dayapasir besi di daerah Kabupaten
Jeneponto dan sekitarnya telah
dicantumkan dalam Neraca SumberDaya Mineral Logam Tahun 2007, yaitudi daerah Kelara, Parapungta dan Tanah
Jampea namun tidak disebutkan sumber
datanya.Berbagai penyelidik terdahulu
terkait dengan kondisi geologi dan
geokimia daerah penyelidikan yang jugamenjadi acuan dalam kegiatan
penyelidikan ini antara lain: Rab Sukamto dan Sam Supriatna
(Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi) pada tahun1982 telah menyusun Peta Geologi
Lembar Ujung Pandang, Bantaeng
dan Sinjai, Sulawesi sekala 1:
Sinjai, Maros, Bone dan Bantaeng,
Provinsi Sulawesi Selatan
GEOLOGI DAN INDIKASI
MINERALISASI (BAHAN GALIAN)
Tatanan Tektonik P. Sulawesi
Secara regional Pulau Sulawesi
terletak di antara lempeng-lempengbenua Eurasia, Indian-Australia dan
Pasifik yang saling bertabrakan, dan
terletak serta merupakan pinggiran
lempeng aktif Pasifik bagian barat.(Gambar 2)
Proses geologi yang rumit di
Sulawesi telah menghasilkan perubahan
bermacam-macam daerah tektonik
seperti struktur busur kepulauan yangnormal sampai ke suatu deformasi jalur
tektonik yang sekarang ada,penggabungan dari fragmen terhadap
bagian daerah lain, sesar sungkup darilempeng samudra dan mantel ke atasbusur kepulauan, tertutupnya cekungan
laut dalam di belakang busur,
pembentukan tepi cekungan akibatterjadinya pemekaran dasar samudra di
belakang busur, pengembangan zona
subduksi kecil dengan polarisasi yangberlawanan, dll.
Pola tektonik Pulau Sulawesidapat disimpulkan terdiri dari dua zona
busur tektonik. Salah satunya adalah
busur tektonik bagian barat yang terdiridari lengan selatan, lengan utara dan
bagian tengah Pulau Sulawesi. Busur
tektonik yang lainnya adalah busurtektonik bagian timur yang terdiri dari
lengan tenggara dan timur Pulau
Sulawesi.Menurut beberapa penulis
terdahulu, evolusi Sulawesi dimulai dari
Miosen atau bahkan lebih awal, ketikaterbentuknya 800 km busur kepulauan di
bagian timur Kalimantan yang berarahutara selatan menghadap ke timur
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
4/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
melengkung ke arah benua, dan pada
saat yang sama terbentuk pula obduksi
ofiolit di busur bagian timur pulautersebut.
Pada akhir Paleosen, pergerakan
Lempeng Pasifik berlanjut dan perlahan-lahan mendorong Sulawesi ke arah
Benua Asia, menyebabkan tertutupnya
laut antara Sulawesi dan Kalimantan.Kemudian terjadi tumbukan antara
bagian barat Busur Sulawesi dan bagian
timur Busur Kalimantan, menyebabkanterbentuknya obduksi ofiolit di
Pegunungan Meratus dan sedikit
deformasi batuan sedimen di cekungan
minyak Kalimantan Timur. Pada
Kuarter, selama terjadinya prosespatahan geser Palu-Koro, Selat
Makassar menjadi terbuka. Gerakan ketimur Sulawesi ini dapat dibuktikan
dengan terjadinya patahan geser Palu-Koro yang baru. Gerakan ini mungkinmenyebabkan terjadinya patahan-
patahan di lengan Sulawesi bagian
selatan.Daerah penyelidikan terletak di
daerah busur tektonik bagian barat.
Secara umum busur ini terdiri dari
batuan gunungapi dan batuan plutonik,
sedangkan busur tektonik bagian timurterdiri dari jalur batuan metamorfik,
fragmen ofiolit dan komplek subduksi.
Di busur tektonik bagian barat,komplek subduksi Kapur ditutupi oleh
batuan sedimen. Di atasnya terletak
lapisan paparan benua Paleogen Atas,yang kemudian ditutupi oleh batuan
volkanik dan sedimen Neogen dan
diintrusi oleh batuan granitik Neogen.Busur tektonik bagian timur,
nampaknya secara umum menjadi lebih
muda ke arah timur hingga mendekatiMiosen Akhir. Urut-urutan lapisan
batuan yang luas di busur tektonikbagian barat dan timur ini
memanjang progresif dari zona subduksi
muda di sepanjang sisi utara lengan
utara Pulau Sulawesi.
Stratigrafi
Geologi umum daerah
penyelidikan termasuk ke dalam PetaGeologi Lembar Pangkajene dan
Lembar Ujungpandang sekala 1 :
250.000 (Sukamto, 1982). (Gambar 3).
Kelompok batuan tua yang umumnya
belum diketahui umurnya, terdiri daribatuan ultrabasa, batuan malihan dan
batuan melange. Batuan tua ini tertindih
secara tidak selaras oleh endapan flysch
Formasi Balangbaru (Kb) yang berumurKapur Akhir. Ciri litologinya hampir
sama dengan Formasi Marada di daerahKahu, terdiri dari serpih dan batusabak.
Batuan gunungapi Paleosen (Tpv)
terpropilitkan, menutup tidak selaras diatas batuan tersebut. Batuan gunungapiini telah mengalami ubahan
berkomposisi andesit hingga basal,terdiri dari tufa, breksi dan lava,
berwarna kelabu tua hingga kehijauan,
kadang dengan kekar-kekar yang terisi
mineral kontak epidot yang sangatintensif, sehingga pada beberapa tempat
kadang membentuk lensa atau diisi olehurat kuarsa. Batuan breksinya, pada
beberapa tempat disusun dari komponen
aneka bahan, berukuran lapili hingga 50cm.
Di atas batuan serpih dan batuangunungapi Paleosen tersebut diendapkan
batuan sedimen darat dengan sisipan
batubara Formasi Mallawa (Tem).
Secara berangsur ke atasnya beralihmenjadi endapan karbonat
(batugamping) yang diperkirakan dariFormasi Tonasa (Temt). Formasi ini
sebagian memperlihatkan batugamping
padat kristalin berlapis dan sebagian
merupakan batugamping koral, tersebarl di b i b i
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
5/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Miosen Tengah hingga Pliosen, yang
secara bersamaan membentuk Formasi
Camba (Tmc).Kegiatan gunungapi masih
terjadi selama Pliosen menghasilkan
batuan gunungapi Baturappe-Cindako.Terobosan batuan beku yang terjadi di
daerah ini semuanya berkaitan erat
dengan kegiatan gunungapi tersebut.Bentuknya berupa stok, sil dan retas
bersusunan mulai dari basal, andesit,
trakit, diorit dan granodiorit.
Indikasi Mineralisasi
Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari basis data yang ada diPusat Sumber Daya Geologi maupun
data-data laporan yang ada di DinasPertambangan dan Energi Provinsi
Sulawesi Selatan, kebanyakan
mineralisasi logam yang terdapat didaerah ini berupa mineralisasi logamdasar (Cu, Pb, Zn) dan logam besi dan
paduan besi (Fe, Mn).Dari data yang ada (PT. Mintek
Dendrill Indonesia, 2006), logam besi
primer terdapat di daerah Tanjung dan
Pakke, Kecamatan Bontocani,
Kabupaten Bone yang mempunyaisumber daya tertunjuk 8.171.060 ton
bijih yang berupa bijih besi deluvial dan
besi primer tipe skarn.
Sedang lokasi untuk pasir besiditemukan pada beberapa tempat yakni
di daerah Parapungta, Batubatu-Bontosunggu dan Bontokonan-
Bantomanu kesemuanya di Kabupaten
Takalar.
Sesuai dengan genesa pasir besiyakni adanya batuan gunungapi diorit
basal yang ditoreh/dipotong oleh aliransungai dan diendapkan di pantai maka
diharapkan pantai di wilayah Kabupaten
Jeneponto mempunyai prospek endapan
pasir besi yang cukup besar.
dataran tinggi dan bukit-bukit yang
membentang dari barat ke timur dengan
ketinggian 500 sampai dengan 1.400meter diatas permukaan laut. Di bagian
tengah meliputi wilayah-wilayah dataran
dengan ketinggian 100 sampai dengan500 meter diatas permukaan laut, dan
bagian selatan meliputi wilayah-wilayahdataran rendah dengan ketinggian 0
sampai dengan 100 meter di atas
permukan laut. (Gambar 4)
Gambar 4. Morfologi daerah
penyelidikan dan sekitarnya
Litologi
Berdasarkan pengamatan di
lapangan, litologi daerah penyelidikan
secara berurutan dari tua ke muda adalah
sebagai berikut (Gambar 5) :
1. BatugampingBatuan ini dijumpai di sebelah
barat daerah penyelidikan, berwarnaputih kotor hingga kuning muda,
berlapis, pada beberapa tempat
tersesarkan, terlihat adanya zona
hancuran. Satuan batuan ini termasuk ke
dalam Formasi Tonasa (Rab Sukamtodan Sam Supriatna, 1982).
2. Tufa berlapisSatuan ini mempunyai kontak
struktur dengan satuan batugamping,tersebar di bagian timur-utara daerah
penyelidikan Secara megaskopis
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
6/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Satuan batuan ini terdiri dari breksi dan
lahar, tersingkap baik di Kecamatan
Batang bagian utara penyelidikan.Penyebaran batuan ini mendominasi
daerah penyelidikan (> 50%). Secara
megaskopik batuan berwarna abu-abuterdiri dari kepingankepingan andesit-
basalt berdiameter dari 1 cm hingga 100
cm, satuan batuan ini termasuk ke dalamsatuan gunungapi Lompobatang diduga
berumur Plistosen (Rab Sukamto dan
Sam Supriatna, 1982
4. Aluvium
Penyebaran endapan permukaan
ini mendominasi daerah pantai dansungai terdiri dari lempung, lumpur,
pasir kerikil dan kerakal. Khususnyaendapan pantai terdiri dari pasir
lempungan dan pasir yang mengandung
magnetit (pasir besi) ( Foto 1)
Foto 1. Sebaran lateral pasir besi di
daerah penyelidikan
Mineralisasi Pasir Besi
Secara umum endapan pasir besi
yang terdapat di desa-desa Punagaya,
Bulo-Bulo, Kampala dan Pabiringa
berasal dari hasil rombakan batuangunungapi berupa lava, breksi, endapan
lahar sisipan tufa yang bersusunanandesitik hingga basaltik dari hasil
i G i L b
seterusnya hingga mencapai keadaan
seperti sekarang ini. Proses
pengendapan pasir besi di daerah Bulo-Bulo dan sekitarnya.
Proses perombakan terjadi
akibat dari pelapukan batuan yangumumnya terjadi karena proses alam
akibat panas dan hujan membuat butiranmineral terlepas dari batuan, dimana
untuk endapan pasir besi umumnya
terdiri dari mineral-mineral magnetit,
ilmenit, hematit, titanomagnetit danmineral lainnya yang secara umum
berasal dari batuan gunungapi. Media
transportasi endapan pasir besi pantai
antara lain adalah aliran air sungai dan
gelombang arus air laut.
Data Lapangan dan Interpretasi
Model Endapan
1. Data LapanganData lapangan yang diperolehterdiri dari :
Pengukuran titik bor dan daerahpengeboran total 79 titik bor dari
empat lokasi yaitu Punagaya 19 titik
bor, Bulo-bulo 31 titik bor, Kampala18 titik dan Pabiringa 11 titik bor.
Pengambilan conto pasir besi dari 4sektor lubang bor adalah 259 contohdan 69 conto komposit
Pemerian lubang bor sebanyak 79log bor
2. Pengolahan Data
Penggambaran Penampang
Tegak Pengeboran Sejajar Pantai
Tujuannya adalah untuk
mengetahui sebaran pasir besi sejajarpantai dan hasilnya dapat dilihat pada
Gambar 6.
Penggambaran Penampang TegakPengeboran Tegak Lurus Pantai
Tujuannya adalah untukmengetahui sebaran pasir besi tegak
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
7/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
MD = Berat Konsentrat / Berat conto
hasil reduksi x 100 %.
Sebaran derajat kemagnetan dapat
dilihat pada Gambar 8, Gambar 9,Gambar 10 dan Gambar 11.
Hasil analisis kimiaConto-conto yang dianalisis kimiaadalah conto individu maupunkomposit yang mewakili dari empatsektor. Senyawa kimia yang dianalisisadalah SiO2, Al2O3, Fetotal, Fe2O3,CaO,MgO, TiO2, K2O dan H2O.Hasil analisis kimia dalam satuanpersen (%) dari conto komposit untukmasing-masing senyawa adalah sebagaiberikut : SiO2 berkisar antara 1,44-17.01%; Al2O3 antara 3,91% -11,79%; Fetotalantara 24,71% -51,48%; Fe2O3antara 35,33% -73,60%;CaO antara 0,31% - 12,32%; MgOantara 2,31% - 4,64%; TiO2 antara
5,70% - 13,62%, K2O antara 0,15% -3,97%. dan H2O antara 0,13% -1,31%.
Hasil analisis mineralogi butirHasil analisis mineral butir terhadapconto komposit di empat sektorpenyelidikan teridentifikasi mineralsebagai berikut : piroksen, MagnetitKuarsa ilmenit, oksida besi, karbonat,biotit, hematite kadangkadang hadirdan zirkon sama sekali tidak hadir
PEMBAHASANPermintaan pasar untuk komoditi pasirbesi dalam perdagangan internasional
konsumen sangat tergantung dari mutu
pasir besi dengan kandungan Fe totaldan TiO2. Secara keseluruhan
kandungan Fetotal daerah Jeneponto
tidak terlalu tinggi dengan kisaran
antara 43,05% - 47,29%, dengan variasiyang hampir merata pada setiap lubang.
Sedangkan untuk kandungan TiO2
dalam kisaran 5,70% hingga 13,62%diatas angka 10%, dengan kandungan
tersebut diatas maka lebih cocok untuk
konsumsi pabrik semen Umumnya
Sumber Daya Konsentrat Pasir Besi
Penentuan sumber daya
konsentrat endapan pasir besi dilakukandengan metoda daerah pengaruh dengan
menggunakan rumus C = (L x t) x MD
x SGC = sumber daya dalam ton
L = luas daerah pengaruh dalam m2
t = tebal rata-rata endapan pasir besidalam meter
MD = persentase kemagnetan dalam
persen (%)SG = Berat jenis dalam ton/m3
Berdasarkan perhitungan
sementara diperoleh sumber daya
konsentrat pasir besi di sektor Punagaya,
Bulo-Bulo, Kampala dan Pabiringasebagai berikut :
Sektor PunagayaLuas daerah pengeboran = 444.800,.00m
2
Tebal rata-rata endapan pasir = 2,30 m
MD rata-rata = 0,781%
SG rata-rata = 2,516 ton/m3
Jadi sumber daya tertunjuk konsentrat
pasir besi sektor Punagaya adalah C =
444.800,00 m2x 2,30 m x 0,781 /100 x
2,516 ton/m3 =
20.101,406 ton, dengan
kandungan Fe Total rata-rata = 45,23 %.
Sektor Bulo-Bulo 1Luas daerah pengeboran (Bulo-Bulo 1)= 216.700,00 m
2
Tebal rata-rata endapan pasir = 3,564 m
MD rata-rata = 2,972%SG rata-rata = 2,767 ton/m3
Jadi sumber daya tertunjuk konsentrat
pasir besi sektor Bulo-Bulo 1 adalah C =216.700,00 m2x 3,564 m x 2,972/100 x
2.767 ton/m3 = 63.509,799 ton, dengan
kandungan Fe Total rata-rata = 47,29 %.
Sektor Bulo-Bulo 2.Luas daerah pengeboran (Bulo-Bulo 2)
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
8/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
2,639 ton/m3 = 9.202,713 ton, dengan
kandungan Fe Total rata-rata = 45,74 %.
Daerah KampalaLuas daerah pengeboran = 115.600,00 m
Tebal rata-rata endapan pasir = 3,811 mMD rata-rata = 1,922%
SG rata-rata = 2,326 ton/m3
Jadi sumber daya tertunjuk konsentratpasir besi sektor Kampala adalah C =
115.600,00 m2x 3,811 m x 1,922/100 x
2,326 ton/m3 = 19.693,131 ton, dengankandungan Fe Total rata-rata = 45,57 %.
Daerah PabiringaLuas daerah pengeboran = 82.030,00 m
Tebal rata-rata endapan pasir = 3,741 mMD rata-rata = 1,127%
SG rata-rata = 2,326 ton/m3
Jadi sumber daya tertunjuk konsentrat
pasir besi sektor Pabiringa adalah C =82.030,00 m
2 x 3,741 m x 1,127/100 x
2,326ton/m3 = 8.047,316 ton, dengan
kandungan Fe Total rata-rata = 43,05 %.
Total sumber daya konsentrat
pasir besi di empat sektor tersebut
adalah : 120.554,36 Ton dan klasifikasi
sumber daya ini adalah tertunjuk.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan dan analisis MD, sumber dayatertunjuk konsentrat pasir besi daerah
Punagaya adalah 20.102 ton, sektorBulo-bulo-1 69.465 ton, sektor Bulo-
bulo-2 9.202 ton sektor Kampala adalah
19.695 ton dan sektor Pabiringa adalah
8.047 ton, sehingga total sumber dayatertunjuk pasir besi keempat sektor
tersebut sebesar 120.554 ton.Dengan potensi yang tidak
begitu besar ini, maka kegiatan
penambangan ini menjadi tidak layak
untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagdja, M, Kamal, S. dan Suherman,W., 1995, Laporan
Penyelidikan Geokimia
Regional Bersistim Daerah
Kabupaten Bulukumba,
Sinjai, Maros, Bone dan
Bantaeng, Provinsi Sulawesi
Selatan, Direktorat Sumberdaya
Mineral, Bandung.
Soleh, A., Ramli, Y.R., 1995, LaporanPenyelidikan Geokimia
Regional Bersistim Daerah
Kabupaten Bone dan Sinjai,
Provinsi Sulawesi Selatan,
Direktorat Sumberdaya Mineral,
Bandung.
Sukamto, R., Supriatna, S., 1982,
Geologi Lembar Ujung
Pandang, Bantaeng dan
Sinjai, Sulawesi sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi,
Bandung.
Sukamto, R., 1982, Geologi Lembar
Pangkajene dan Watampone
bagian Barat, Sulawesi sekala
1 : 250.000, Pusat Penelitiandan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Sukamto, R., and Simanjuntak,
R.O.,1983. Tectonic
Relationship Between
Geologic Provinces of Western
Sulawesi, Eastern Sulawesi
and Banggai-Sula in the Light
of Sedimentological Aspect.
Bull. Geol. Res and Dev.
Centre, No. 7.
Sukamto, Rab, 1990, Peta Geologi
Lembar Ujung Pandang,
Sulawesi Selatan, sekala 1 :
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
9/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 1. Peta Lokasi Penyelidikan
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
10/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Makassar dan sekitarnya
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
11/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 6. Penampang tegak endapan pasir besi sejajar pantai daerah Bulo-
Bulo
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
12/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
13/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
14/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 10. Peta Geologi dan Sebaran Isograde (Level 0-1 m) daerah Kampala
-
5/24/2018 Besi Di Jeneponto
15/15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2008, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 11. Peta Geologi dan Sebaran Isograde (Level 0-1 m) daerah Pabiringa