Download - Batuqn sedimen klsatik dan non klastik
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang
merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan
sedimen.
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan
mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat
kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil
dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.
Oleh karena itu pembuatan makalah ini penulis lakukan sebagai suatu langkah atau
pelaksanaan tugas dari mata kuliah praktikum Geologi Fisik dan sebagai sumber pengetahuan
tentang bagaimana batuan beku tersebut terbentuk, klasifikasi batuan beku, dan tipe dasar
batuan sedimen. Dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita bertambah.
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan batuan sedimen ?
2. Material apa yang menyusun batuan sedimen ?
3. Bagaimana proses terbentuknya batuan sedimen ?
4. Bagaimana proses pemadatan/kekompakan itu terjadi pada batuan sedimen?
5. Berapa jenis kebundaran batuan sedimen ?
6. Bagaimana tekstur permukaan batuan sedimen ?
7. Bagaimana ukuran butir batuan sedimen ?
8. Bagaimana porositas batuan sedimen ?
9. Bagaimana Struktur batuan sedimen ?
10. Bagaimana tata cara penamaan batuan sedimen ?
11. Bagaimana genesis dari batuan sedimen ?
12. Ada berapa macam batuan sedimen ?
1.3.TUJUAN
1. Menyelesaikan tugas praktikum geologi fisik
2. Mengerti dan paham tentang batuan sedimen
3. Mengerti dan paham materi penyusun batuan sedimen
4. Mengerti dan paham proses terbentuknya batuan sedimen
5. Mengerti dan paham proses pemadatan batuan sedimen
6. Mengerti dan paham jenis kebundaran batuan sedimen
7. Mengerti dan paham tekstur permukaan batuan sedimen
8. Mengetahui porositas batuan sedimen
9. Mengetahui struktur batuan sedimen
10. Mengerti dan paham tata cara penamaan batuan sedimen
11. Mengetahui tata cara penamaan batuan sedimen
12. Mengetahui genesis batuan sedimen
13. Mengerti dan paham macam-macam batuan sedimen
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Batuan Sedimen
*KBBI : batu /ba·tu/ n 1 benda keras dan padat yg berasal dr bumi atau planet lain,
tetapi bukan logam; 2 akik (untuk mata cincin dsb);3 intan buatan (untuk melicinkan poros-
poros pd arloji): ia membeli jam tangan yg tujuh belas --; 4 baja kecil sbg pencetus api (pd
geretan dsb): geretan ini telah habis -- nya; 5 baterai (pd lampu senter dsb): lampu senter dua
--; 6 buah (dl permainan catur dsb):kami tidak dapat bermain catur krn beberapa -- catur
hilang; 7 kata penggolong bagi gigi: gigi dua --; 8 tonggak (pal, mil): jauh dr sini ke kota itu
dua --; 9 ki keras spt batu: berhati --;-- hitam tak bersanding, pb tampaknya lemah lembut,
tetapi keras hatinya (sukar mengalahkannya, melawannya, dsb); lempar -- sembunyi tangan,
pb melakukan sesuatu (kegiatan dsb), tetapi kemudian berdiam diri seolah-olah tidak tahu-
menahu; mengungkit -- di bencah, pb melakukan pekerjaan yg sukar; patah -- hatinya,
pb hilang sama sekali kemauannya; mencampakkan -- ke luar, pb lebih suka berbuat baik kpd
orang lain dp kpd keluarga sendiri;
*KBBI: batuan /ba·tu·an/ n Geo mineral atau paduan mineral yg membentuk bagian
utama kerak bumi;- - sedimen batuan endapan;berbatuan /ber·ba·tu·an/ a penuh dng
batu: kampung kelahiranku hanya dapat ditempuh dng kendaraan darat yg tahan banting di
tanah -;
*KBBI : se·di·men /sédimén/ n 1 Kim benda padat berupa serbuk yg terpisah dr cairan
dan mengendap di dasar bejana; 2 Geo benda padat yg diendapkan oleh air atau es
3
*Blogger : Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan
endapan yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya
atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada
permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70 %
batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume
seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang
diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku
metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan
sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar
25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali.
Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang
tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan
memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8
kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari
lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan
yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer,
sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Endarto, 2005 ).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara
beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus
sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan
sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil
dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-
kira 80% (Pettijohn, 1975).
4
*Wikipedia : Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utamabatuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu
kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi
75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri
atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara
melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut
(salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
batuan sedimen aerik (udara)
batuan sedimen aquatik (air sungai)
batuan sedimen marin (laut)
batuan sedimen glastik (gletser)
Berdasarkan tempat endapannya
batuan sedimen limnik (rawa)
batuan sedimen fluvial (sungai)
batuan sedimen marine (laut)
batuan sedimen teistrik (darat)
5
2.2. Material Batuan Sedimen
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi. Meskipun
secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada energy air,
gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan
hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di sungai,
pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.
2. Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism air dan
vegetasi di rawa-rawa.
3. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim karbonat
di aut dangkal.
2.3. Proses Sedimentasi/Proses Pembentukan Batuan Sedimentasi
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah batuan
sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah pecahnya atau
terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya tertransportasi dan mengendap
di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses
sedimentasi. Proses sedimentasi pada batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni
proses sedimentasi secara mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.
1. Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir sedimen
tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal
dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin,
dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan
transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan
pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-
butiran sedimen mengendap secara suspensi, sehingga butiran-butiran yang diendapkan
merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga lempung). Proses sedimentasi
6
yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi 4, yakni yang dipengaruhi oleh arus
turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flows.
a) Arus turbiditi dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama pengendpan
oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di bagian bawah pengendapan
dan semakin halus ke bagian atas pengendapan.
b) Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan sorting yang
sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya sedimennya membentuk
reverse grading.
c) Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.
d) Debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka aliran dengan
viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari partikel mengecil dan
akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting buruk.
2. Proses sedimentasi kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida
menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi
mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini
merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik:
a) Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.
b) Cementation (sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen dari
batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.
c) Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
d) Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya tetap
sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.
e) Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain yang
terbentuk dan menggantikan mineral tersebut.
f) Compaction (kompaksi)
g) Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)
7
Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis.
Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. Dimana terjadi
pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya.
Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
b) Mesodiagenesis = earlydiagenesis
c) Latelydiagenesis
Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada
tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan proses burial, menyebabkan
kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution. Pada tahap ini
proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan
proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah proses pelarutan,
masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-butiran
sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi terus
berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan berhenti
dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
d) Telodiagenesis
Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam
proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah, dll)
mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga memungkinkan
terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).
8
2.4. Macam –Macam Batuan Sedimen Berdasarkan Proses Pengendapan
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan
beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses
mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar
butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar
seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan
disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan
batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut
termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri
dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan
ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara
kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess- proses
yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah
litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.
(Pettjohn, 1975). Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua
golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya
batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat
maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi
pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut
dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi
dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam
golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau,
serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya
di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975).
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara
9
kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan
(Pettjohn, 1975).
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses
proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama
dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi
batuan keras ( Pettjohn, 1975).
Proses diagenesa antara lain :
a) Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari
berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
b) Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara
kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
c) Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal
dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi
sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
d) Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral
autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita,
gypsum dan lain-lain.
e) Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.
10
2. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses
pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan
kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil
reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen
oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang
laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai
akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu
bara), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan
organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
(Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi
enam golongan yaitu :
a) Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini
antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat
pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
b) Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut
dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau,
serpih, batu lempung dan Nepal.
c) Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan
cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang
merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan
disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai
neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai
bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada
material penyusunnya.
11
d) Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan
tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
e) Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang
cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan
faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu
endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah
gip, anhidrit, batu garam.
f) Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.
Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan
yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan.
Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak
sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat
tersebut.
2.5. Kekompakan/Pemadatan
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi
batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan
atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen
mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan
hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan
semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali
d ipermukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.
12
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga
sangat bervariasi, yakni :
Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)
Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi
kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.
Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat
dilepas dengan tangan atau kuku.
Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).
2.6. Kebundaran
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan kawan-
kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan
pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:
Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
Meruncing (menyudut) (angular)
Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
Membundar (membulat (rounded)
Sangat membundar (membulat) (well-rounded).
Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).
13
2.7. Tekstur Permukaan
a) Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur
permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat
meruncing-meruncing.
b) Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini
terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga membulat
tanggung.
c) Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan proses
abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi. Dengan
demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi pada
kebundaran membulat sampai sangat membulat. Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai
katagori kebundaran, tingkatan ini nampaknya lebih didasarkan pada tekstur permukaan
dari pada butir.
Tekstur permukaan batuan sedimen
14
2.8. Ukuran Butir
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran
butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir
seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di
tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa
sangat licin.
ukuran butir sedimen (disederhanakan).
UKURAN BUTIR (mm) NAMA BUTIRAN NAMA BATUAN
Æ > 256Boulder / block
(bongkah)Breksi
64 – 256 Cobble (kerakal)(bentuk / kebundaran
butiran meruncing)
4 – 64 Pebble Konglomerat
2 – 4 Granule (kerikil)(bentuk / kebundaran
butiran membulat)
1/16 – 2 Sandstone (pasir) Batu pasir
1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batu lanau
Æ < 1/256 Clay (lempung) Batu lempung
2.9. Porositas (Kesarangan)
15
Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam
batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak
dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas
rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit
sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan
batuan meluluskan air (zat cair).
Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
a) Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.
b) Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.
c) Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau
lebih kasar.
d) Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.
Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
a) Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
b) Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau –
lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
c) Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.
Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila
di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan.
Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di
permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau
tetap di permukaan batuan.
2.10. Struktur Sedimen
16
1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :
Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1
cm disebut struktur laminasi.
Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.
Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus
Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas
semakin kasar .
2. Struktur permukaan (surface features)
Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.
Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)
Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
Gumuk pasir (dunes, antidunes)
3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)
Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)
2.11.Penamaan Batuan Sedimen
17
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data
deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen
silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan
komposisi yaitu :
1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,
maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen
batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat
ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis,
batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih
adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
18
Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas
Rudit
(2 – 256 mm)
Komposisi sejenis atau
campuran, terutama dengan
rijang, kuarsa, granit, kuarsit,
batugamping dll.
Konglomerat
Fragmen
umumnya
bulat atau
agak
membulat
BreksiFragmen umumnya runcing,
dan menyudut
FanglomeratKipas aluvial yang mengalami
pembatuan
Pecahan batuan
bercapur dengan
semen
Tillit
Umumnya tidak
terpisah. Fragmen
batuan terdapat
bekas goresan
Arenit
(1/16 – 2 mm)
Terutama kuarsa 25%, felspar
kalium atau plagioklas 10-25%.
Pecahan batuan: basal, riolit,
batusabak dll.
Mineral mika, serisit, klorit,
bijih besi.
Arenit atau
batupasir kuarsa
Pemilahan
baik dan
bersih
ArkosePemilahan jelek, warna abu-abu
kemerahan
Batupasir felspatik
Graywacke
subgraywacke
Lebih dewasa dari arkose
antara graywacke dan arenit
Lutit
(1/16 – 1/256 mm)
Umumnya mineral lempung,
kuarsa, opal, kalsedon, klorit
dan bijih besi.
Batulanau Antara
batupasir dan
serpih
Serpih
Batulumpur
Batulempung
Mudah membelah, tidak plastis,
bila dipanasi menjadi plastis
Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :
1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.
19
2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.
3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).
Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika.
Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping
berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit
disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau
dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.
Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah
dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili,
breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik,
warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau,
batupasir merah, batulempung hitam dsb.
Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/StrukturKomposisi
mineral/fragmenNama batuan Ciri-ciri khas
Rapat, afanitik,
berbutir kasar,
kristalin, porus, oolit
dan mosaik
Terutama kalsit Batugamping
Breaksi dengan HCl,
mengandung
organik, bioklastika,
Terutama dolomit Dolomit
Tidak segera
bereaksi dengan HCl,
jarang mengandung
fosil, berbutir sedang
Berbutir halusKristal halus dengan
mikroorganismeKapur
Putih – abu-abu
terang, sangat rapuh,
mengandung fosil
Karbonat dan
lempungNapal
Abu-abu terang,
rapuh, pecahan
konkoidal
Rapat dan berlapis Campuran silika,
opal dan kalsedon dll.
Rijang Warna beragam,
keras, kilap non
20
logam, konkoidal
Terutama gips
Anhidrit
Terutama malit
Gips
Evaporit, tidak
sendiri melainkan
berasosiasi dengan
mineral/batuan lain.
Dijumpai kristal
yang mengelompok
Masif atau berlapisMineral fosfat dan
fragmen tulangFosforit
Diperlukan
penentuan kadar
P2O3
Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignitWarna coklat,
pecahan prismatik
2.12.Genesis
21
Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat
diinterpretasikan mengenai :
1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)
2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi
di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.
3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di
pantai atau di laut (dangkal atau dalam).
4. Diagenesa dan lain-lain.
Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.
Nama BatuanCampuran/
semen/matrix
Fragmen/
mineral
pembentuk x)
WarnaBesar
butirPemilahan
Bentuk
butirKemas
Mineral
sedikitPorositas
Breksi X X X X X X X X X
Konglomerat X X X X X X X X X
T u f a X X X X X X - X X
Batupasir X X X X X X - X X
Batulanau X - X - - - - X -
Serpih
LempungX - X - - - - X -
Lempung X - X - - - X X -
Napal X - X - - - X X -
Gamping X X X X X X - X X
Dolomit X X X X X X - X X
Batubara X X X - - - - - -
Rijang X - X - - - - - -
Anhidrit X - X - - - - - -
Fosfat, dll X X X X - - - - -
KETERANGAN :
X = Sifat yang dimiliki - = Sifat yang tidak dimiliki x) = Termasuk jenis mineral lempung
2.13. Contoh Batuan Sedimen
22
1. Tufa
Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan
tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers). Ditemukan di
kaligendig, Karangsambung, Kebumen.
2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu, Terjadi
karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi karena akibat
devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin sampai neritic).
Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan.
Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.
3. Lempung
23
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau
aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur
yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan
batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.
4. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung berwarna,
sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung, kebumen.
5. Batupasir
24
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran
butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi,
tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit,
sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.
6. Batupasir Merah
Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna
umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan
batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna
tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang
sambung, Kebumen.
7. Pasir Besi
25
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-
butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit,
dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit,
limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan
ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan
basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di sungai luk ulo, Kebumen.
8. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang
dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan longsorannya
(erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di sembaro,karangsambung,
Kebumen.
11. Batugamping
26
Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari
kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat (CaCO3),
atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari 95% kalsit dan
kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,
kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses
organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan di wonogiri, jogjakarta.
12. Gamping Merah
Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini
berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit.
Ditemukan di karangsambung, Kebumen.
27
13. Gamping Numulities
Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran
besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang
ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung merupakan
laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping numulites.
14. Breksi Vulkanik
Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir
tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning
kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar, menyudut tanggung,
tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah hancur.
Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan
porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar
umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar
yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak
padu. Ditemukan di kedung jati, Bantul.
28
15. Breksi Pumice
Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap suara,
mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat
mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan
panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batuini digunakan sebagai
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner),
stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain. Ditemukan di semiilir,
Jogjakarta.
29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi yang penulis dapat, penulis menyimpulkan tentang batuan sedimen
kurang lebih ialah berawal dari batuan induk yang mengalami pengikisan atau erosi,
kemudian hasil dari erosi tersebut yang disebut sedimen dibawa oleh media air,es,udara,dan
faktor lain yang akhirnya sedimen tersebut mengikuti aliran arus dari pembawa sedimen
menuju ke tempat yang lebih rendah biasanya ke suatu cekungan, kemudian lama-kelamaan
akan mengalami penumpukan, karena penumpukan dari atas terjadi terus menerus menekan
yang bawah akhirnya terjadi proses pemadatan karena sedimen terus di tekan dari atas,
sehingga menjadi menyatu, padat dan kompak dan akhirnya disebut sebagai batuan sedimen.
3.2. Penutup
Sekian makalah ini dibuat, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik berupa
kurang lengkapnya isi maupun terdapat salah kata dalam penulisan dan masih banyak yang
harus di benahi pada makalah ini. Untuk itu penulis mohon maaf.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
http://kbbi.web.id/batu
http://kbbi.web.id/sedimen
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html
http://2.bp.blogspot.com/-4LuusvTE_Ak/UYCeNAZhNYI/AAAAAAAAAH4/IENWqvdgiFA/s1600/breksi.png
http://3.bp.blogspot.com/-KozjRzyKZ4w/UYCeKqpgjoI/AAAAAAAAAHo/3DVt8x5KqtA/s1600/breccia.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-fu8QkbtvwLk/UYCeJNURwnI/AAAAAAAAAHM/bh8D3pMipQ4/s1600/Calcarenite.JPG
http://4.bp.blogspot.com/-y_TtE_QmPHM/UYCeJFgqmmI/AAAAAAAAAHI/aNOkTAhsCJY/s1600/batu-gamping-red-
chalk.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-P46WBgwE3O8/UYChAehNsXI/AAAAAAAAAIw/ml-MEsS-HeE/s1600/Batu-
Gamping_kidnesiathumb630x368.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-cgKr-zhuvkY/UYCeO-ZVVZI/AAAAAAAAAIU/wyAjY73s-rg/s1600/limestone-tufa.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-gi0VSw0F9Y8/UYCeKBf57TI/AAAAAAAAAHY/ESeTkRFcyRQ/s1600/bentonite-
250x250.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-mR9HBDzUR3g/UYCeKH_YclI/AAAAAAAAAHc/zt8LE6k1qJ4/s1600/Batulempung.JPG
http://3.bp.blogspot.com/-gxA1-ti6JNk/T12VzE3gNzI/AAAAAAAAAGc/yO7n08KWV1s/s1600/lenticularstructure.jpg
31