Download - Bahasa Muhammad Yani
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 1/32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak
informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan,
kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa.
Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang
sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin
banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan
jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan
mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena
itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan
karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan
mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa
membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan
maksimal.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah
kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-
macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu
1
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 2/32
memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang
yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif
reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya
terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena
si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi
antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.
Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang
studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam
mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.
Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan
merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan1.
Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam
kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :
a. Keterampilan menyimak/mendengarkan (Listening Skills)
b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills)
c. Keterampilan membaca (Reading Skills)
d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)2
Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang
sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Seorang bayi pada tahap
awal, ia hanya dapat mendengar, dan menyimak apa yang di katakan orang di
2
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 3/32
sekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara
berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan
belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca
mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi
sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar
menulis huruf, kata, dan kalimat1.
Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir
yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin
cerah dan jelas jalan pikirannya.
Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak
mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan
menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat, dan motivasi. Jika
hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan
yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada
hari tanpa membaca”.
Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang
berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan
membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan
membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan3.
1
Kridalaksana, Harimurti. 1996. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka.
3
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 4/32
Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan
membaca di tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), tidak bisa
dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal
ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih
kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan
membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan
membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan
contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang
anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu kalau disertai
dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu saja.
Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam
mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan
membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki
peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan
membaca anak.
Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS)
sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan
pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat, setting, dan
sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, mustahil
siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca
pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan
adanya standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia
khususnya untuk dapat mencapai target nilai tersebut2.
2 Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolingistik : Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia
4
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 5/32
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
guna mengetahui bagaimana kebiasaan membaca dan pemahaman siswa di
Sekolah Menengah Tingkat Atas. Penulis akan menuangkannya dalam skripsi
ini dengan judul “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang
Bogor”.
Mendengar kata pedagang asongan, supir, kondektur, dan calo
mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Pedagang asongan adalah para
pedagang yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar terminal dan di
dalam bus-bus. Mereka selalu berupaya untuk menarik pembeli agar membeli
dagangannya, yang kadang juga suka terlihat agak memaksa. Supir adalah
para pengemudi bus atau angkot yang selalu terlihat di lingkungan terminal.
Kondektur adalah orang yang membantu supir untuk menarik penumpang ke
dalam angkot atau bus, sedangkan calo adalah perantara atau reseller. Kata
calo kadang bersifat negatif karena apa yang calo lakukan adalah
menggunakan kesempitan orang menjadi suatu kesempatan. Calo juga identik
dengan preman atau penguasa daerah tertentu yang sudah menjadi objek
pencariannya.
Di lingkungan terminal, kita terkadang sering mendengar pembicaraan
yang diucapkan oleh pedagang asongan, supir, kondektur, dan para calo yang
sering mengucapkan kata-kata kasar. Penulis sendiri pernah melihat
bagaimana para supir angkot atau bus dengan wajah ‘terpaksa’ memberi
sejumlah persenan kepada calo. Mungkin bagi sebagian orang hal yang
Pustaka Utama
5
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 6/32
dilakukan para calo itu biasa saja, sehingga mereka pantas menerima sejumlah
uang.
Lalu apa yang akan terjadi jika para supir dan kondektur tersebut tidak
memberikan uang yang tidak sesuai dengan keinginan para calo. Yang terjadi
selanjutnya adalah teriakan kata-kata makian atau kata-kata kasar (sarkasme)
yang keluar dari mulut calo tersebut kepada supir dan kondektur. Sarkasme
yang keluar dari mulut calo-calo itu biasanya adalah nama-nama binatang
seperti ‘anjing’, ‘monyet’, ‘babi’ dan sebagainya. Jika supir tidak menerima
perkataan yang dilontarkan calo kadang-kadang mereka pun membalas dengan
makian yang lebih kasar, sehingga sering terjadi “adu mulut” antara para calo,
supir, dan kondektur. Hal ini juga sering diikuti oleh pedagang asongan yang
sering menambah suasana menjadi ricuh.
Memirit Alan dalam Wijana
Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti aktivitas sosial lainnya, kegiatan
bahasa bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam
berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada
kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan
interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan
bicaranya. Setiap peserta tindak ucap bertanggung jawab terhadap
tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam
interaksi sosial itu3.
Menurut Burhanudin Salam
Di dalam berbahasa juga terdapat etika komunikasi, dan di dalam etika
komunikasi itu sendiri terdapat moral. Moral mempunyai pengertian
yang sama dengan kesusilaan yang memuat ajaran tentang baik dan
buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang
baik atau buruk 4.
3
Alan dalam Wijana, 2004:284 Burhanudin Salam, 2001:102
6
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 7/32
“Etika juga bisa diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang
jahat. Etika sendiri juga sering digunakan dengan kata moral, susila, budi
pekerti dan akhlak”.5
Sementara itu, secara sederhana Prof. I. R. Poedjowijatna (1986),
mengatakan bahwa sasaran etika khusus kepada tindakan-tindakan manusia
yang dilakukan secara sengaja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal banyak yang tidak
mengandung etika.
Dalam berkomunikasi, tidak akan pernah lepas dengan adanya pola
berbahasa yang diucapkan kasar, baik berupa olok-olok atau sindiran yang
menyakitkan hati. Seperti tuturan yang diucapkan oleh calo, pedagang
asongan, supir, dan kondektur tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa.
Misal, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat memaksa saat meminta
uang karena mereka merasa penguasa tempat tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Hal-hal yang diidentifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. wujud ragam bahasa yang dipakai oleh calo, pedagang asongan, supir, dan
kondektur;
2. bahasa yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur
banyak yang tidak santun;
5 Burhanudin Salam, 2001:102
7
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 8/32
3. ragam bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan oleh calo, pedagang
asongan, supir, dan kondektur dan;
4. penyimpangan-penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh
para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur.
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya terbatas pada
hal-hal sebagai berikut:
1. Tuturan para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang tidak
mengandung kesantunan;
2. Ragam bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan oleh calo, pedagang
asongan, supir, dan kondektur;
3. Calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang dituju adalah yang ada
di terminal angkot/bus dan;
4. Penyimpangan-penyimpangan prinsip kesopanan yag diucapkan oleh calo,
pedagang asongan, supir, dan kondektur di terminal angkot/bus.
D. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal?
2. Apa sajakah ujud ragam bahasa yang tidak santun yang diucapkan oleh
calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur?
3. Bagaimana penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo,
pedagang asongan, supir, dan kondektur?
8
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 9/32
4. Bagaimana persepsi penyimak bahasa yang berasal dari luar lingkungan
terminal terhadap realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal?
E. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. mendeskripsikan kesantunan berbahasa oleh para calo, pedagang asongan,
supir, dan kondektur di lingkungan terminal;
2. untuk mencari tahu ragam bahasa yang digunakan oleh calo, pedagang
asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal;
3. mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh
para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal
dan;
4. mengetahui persepsi penyimak bahasa di luar lingkungan terminal
terhadap kesantunan berbahasa para calo, pedagang asongan, supir, dan
kndektur.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk kajian linguistik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya data tentang penelitian bahasa-bahasa kasar.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendokumetasikan nilai-nilai
kesantunan yang dituturkan di lingkungan terminal.
9
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 10/32
10
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 11/32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ragam Bahasa
Menurut Kridalaksan “Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan dan menurut
medium pembicaraan”6.
Ragam bahasa yang terjadi tergantung pemakaian topik yang dibicarakan,
misalnya ada yang resmi tidak resmi, santun tidak santun, bijak tidak bijak dan
lain-lain. Ragam bahasa yang terjadi di lingkungan terminal ini akan ditelaah
antara resmi tidak resmi, santun tidak santun, dan bijak tidak bijak.
Menurut Suwito bahwa variasi adalah sejenis ragam bahasa yang
pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya, tanpa mengabaikan
kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan.7
Ragam bahasa adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menunjuk
salah satu dari sekian variasi yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Sedangkan
ragam itu timbul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi yang
sesuai dengan konteks sosialnya. Adanya berbagai ragam menunjukkan bahwa
pemakaian bahasa (tutur) itu bersifat aneka ragam (heterogen).
Pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik
tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Sedangkan faktor-faktor nonlinguistik
yang berpengaruh terhadap pemakaian bahasa antara lain ialah faktor sosial dan
6
Kridalaksana, 2001:1847 Suwito (1983: 29
11
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 12/32
faktor situasional. Adanya kedua faktor itu dalam pemakaian bahasa
menimbulkan ragam bahasa yaitu “bentuk-bentuk bagian atau varian dalam
bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola menyerupai pola umum bahasa
induknya”8.
Menurut Poedjosoedarmo dalam Suwito, 1983 : 23 wujud ragam atau ragam
bahasa itu dapat berupa :
1. idiolek, sifat khas tuturan seseorang yang berbeda dengan tuturan orang
lain. Sifat-sifat khas itu bisa disebabkan oleh faktor fisik atau faktor
psikis;
2. dialek, dialek dibagi menjadi dua macam yaitu, a) dialek geografis dan b)dialek sosial atau sosiolek;
a. Dialek geografis adalah ragam yang timbul karena perbedaan asal
daerah penuturnya.
b. Dialek sosial atau sosiolek adalah ragam yang disebabkan oleh
perbedaan kelas sosial penuturnya.
3. register yaitu ragam bahasa yang disebabkan karena sifat-sifat khas
kebutuhan pemakaiannya;
4. undak-usuk yaitu ragam bahasa yang pemakaiannya didasarkan pada
tingkat-tingkat kelas atau status sosial interlekutornya9.
B. Tindak Tutur
Tindak tutur terbagi menjadi 2 jenis, yaitu 1) tindak tutur langsung dan 2)
tindak tutur tidak langsung.
Bentuk tindak tutur langsung seperti itu banyak digunakan dalam bahasa
inggris (Leech, 1983:14). Bentuk ini merupakan penggabungan dua ciri. Salah
satunya adalah penggabungan dengan ciri-ciri pertanyaan.
Dalam pragmatik kata tuturan ini dapat digunakan sebagai produk suatu
tindak verbal (Leech, 1983:14). Definisi ini berjalan dengan salah satu definisi
tuturan menurut Kridalaksana (1993:222) yang mengatakan tuturan sebagai
kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan. Maksudnya tuturan adalah
8
Poedjosoedarmo dalam Suwito, 1983 : 239 Suwito, 1983: 22-23
12
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 13/32
pemakaian satuan bahasa seperti kalimat, sebuah kata oleh seorang penutur
tertentu pada situasi tertentu.
Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu yang sebenarnya kita lakukan
ketika kita berbicara. Ketika kita terlibat dalam suatu percakapan kita melakukan
beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan,
dan lain-lain. Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas
berbicara yang dapat dikatakan memiliki fungsi. Dalam kajian tindak tutur ini
‘tuturan’ sebagai kalimat atau wacana yang terkait konteks, pengistilahannya
berbeda-beda. Hudson dalam sosiolinguistik Suryatin (1998:87) memberikan
istilah ‘tuturan’ dengan ‘ujaran’. John L. Austin dalam Wijana menggunakan
istilah tuturan. Tuturan atau ujaran sebagai rangkaian unsur bahasa yang pendek
atau panjang yang digunakan dalam berbagai kesempatan yang berbeda untuk
tujuan-tujuan berbeda. Istilah tuturan atau ujaran ini mencakup wacana lisan dan
wacana tertulis.
C. Kesantunan (Politenes)
Prinsip kesantunan menurut Leech (1993) menyangkut hubungan antara
peserta komunikasi, yaitu penutur dan pendengar. Oleh sebab itulah mereka
menggunakan strategi dalam mengajarkan suatu tuturan dengan tujuan agar
kalimat yang dituturkan santun tanpa menyinggung pendengar.
Prinsip kesantunan adalah peraturan dalam percakapan yang mengatur
penutur (penyapa) dan petutur (pesapa) untuk memperhatikan sopan santun dalam
percakapan.
13
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 14/32
Setiap kali berbicara dengan orang lain, dia akan membuat keputusan-
keputusan menyangkut apa yang ingin dikatakannya dan bagaimana
menyatakannya. Hal ini tidak hanya menyangkut tipe kalimat atau ujaran apa dan
bagaimana, tetapi juga menyangkut variasi atau tingkat bahasa sehingga kode
yang digunakan berkaitan tidak saja dengan apa yang dikatakan, tetapi juga motif
sosial tertentu yang ingin menghormati lawan bicara atau ingin
mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota golongan tertentu.
Secara umum, santun merupakan suatu yang lazim dapat diterima oleh
umum. Santun tidak santun bukan makna absolut sebuah bentuk bahasa. Karena
itu tidak ada kalimat yang secara inheren santun atau tidak santun, yang
menentukan kesantunan bentuk bahasa ditambah konteks ujaran hubungan antara
penutur dan petutur. Oleh karena itu, situasi varibel penting dalam kesantunan.
Kesantunan merupakan sebuah fenomena dalam kajian pragmatik.
Setidaknya ada empat ancangan kesantunan dari para ahli yang dilihat dari sudut
pandang yang berbeda, yaitu:
1. Kesantunan dilihat dari pandangan kaidah sosial tokohnya adalah
Lakoff (1973);
2. Kesantunan dilihat dari pandangan kontak percakapan tokohnya
adalah Fraser (1990);
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
14
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 15/32
Latar belakang dan masalah yang muncul dalam penelitian ini
adalah masalah-masalah faktual. Maksudnya, masalah kesantunan berbahasa
adalah masalah yang sedang dihadapi oleh pemakai bahasa Indonesia
sekarang. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif bersifat deskriptif.
Data yang dihasilkannya berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang termasuk
kategori sarkasme yang diucapkan oleh para calo, pedagang asongan, supir,
dan kondektur di lingkungan terminal.
Istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian yag dilakukan
semata-mata hanya berdasarkan pada fakta-fakta yang ada atau fenomena
yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang
dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan
sifatnya seperti potret : paparan seperti adanya. Bahwa perian yang deskriptif
itu tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaaan bahasa oleh
penutur-penuturnya, hal itu merupakan cirinya yang pertama dan terutama10.
Dalam hal ini penulis membuat deskripsi tentang bagaimana
tuturan yang digunakan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur.
Selain itu, penulis juga mengumpulkan fakta-fakta mengenai respons para
penutur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan tuturan sarkasme yang
diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur. Dengan
demikian, dari kedua fakta tersebut di atas dapat diperoleh persepsi yang
muncul dari penutur bahasa Indonesia ketika menerima suatu tuturan
sarkasme calo, pedagang asongan, supir dan kondektur tersebut.
10 Sudaryanto : 1992:62
15
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 16/32
B. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara,
teknik rekam, dan teknik catat. Penulis terlebih dahulu mengobservasi dengan
mengamati situasi dan keadaan lingkungan, kemudian melakukan wawancara
kepada para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur dengan melakukan
wawancara berstruktur untuk mendapatkan informasi yang relevan.
Selanjutnya, dengan teknik rekam penulis merekam kejadian faktual di
lapangan. Terakhir langkah dilakukan dengan teknik catat, yaitu mencatat
semua kejadian dari tuturan para calo, pedagang asongan, supir, dan
kondektur di terminal Cicaheum Bandung dan terminal Harjamukti Cirebon.
2. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengetahui tipe-tipe kesantunan berbahasa dan maksud
penuturnya memakai ragam bahasa tersebut, yaitu dengan teknik rekam dan
teknik catat. Pertama, teknik rekam, yaitu saat penutur memakai bahasa kasar,
penulis tanpa diketahui oleh penutur merekam tuturan yang diucapkan penutur
yang mengandung kata-kata kasar. Selanjutnya, data tersebut ditranskripsi
agar lebih mudah mengenali unsur-unsur realisasi kesantunan dari setiap
ujaran.
C. Sumber Data Dan Data/Korpus
1 Sumber Data
16
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 17/32
Sumber data penelitian ini adalah para calo, pedagang asongan,
supir dan kondektur yang terdapat di lingkungan terminal Cicaheum Bandung
dan terminal Harjamukti Cirebon.
2 Data Korpus
Data dalam penelitian ini adalah tuturan para calo, pedagang
asongan, supir, dan kondektur yang mengandung kata-kata kasar dan
pelanggaran prinsip kesopanan Leech.
3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Lembar pedoman observasi
• Lembar pedoman wawancara
• Kartu data untuk memudahkan penganalisisan data.
17
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 18/32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengantar
Pada bab ini akan dibahas bagaimana tuturan langsung dan pelanggaran
prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, kondektur, dan
supir angkot yang berada di lingkungan terminal, serta bagaimana respons penutur
bahasa Indonesia terhadap kesantunan berbahasa dari hasil wawancara. Kartu data
untuk menganalisis tuturan-tuturan yang terjadi di lingkungan terminal.
Uraian ini menggambarkan analisis tuturan langsung yang diucapkan oleh
para calo, pedagang asongan, kondektur, dan supir ditinjau dari kesantunan
berbahasa, prinsip kesopanan (Leech) dan respons para penutur bahasa Indonesia.
Dalam mengumpulkan data penulis harus terjun langsung ke lapangan,
yaitu daerah terminal Cicaheum Bandung dan terminal Harjamukti di Cirebon.
Selama beberapa hari penulis mengamati kejadian yang ada di lingkungan
terminal tersebut. Tuturan-tuturan yang diucapkan oleh orang-orang yang berada
di lingkungan terminal terutama calo, pedagang asongan, supir dan kondektur,
hanyalah tuturan yang mengandung kategori ketidaksantunan berbahasa. Hampir
sebagian besar tuturan yang diucapkan oleh mereka adalah tuturan kasar, sangat
tidak enak didengar, dan melanggar Prinsip Kesantunan Leech. Banyak hal yang
menjadi penyebab mengapa orang-orang di terminal menuturkan tuturan kasar
tersebut. Untuk itu dalam bab 4 ini penulis akan menganalisis tuturan kasar yang
diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir dan kondektur yang melanggar
18
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 19/32
prinsip sopan santun (Leech), dan respons para penutur bahasa Indonesia
mengenai tuturan kasar di lingkungan terminal tersebut.
B. Prinsip Kesantunan Leech
Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat
tekstual, tetapi seringkali pula berhubungan dengan persoalan yang bersifat
interpersonal. Prinsip Kesantunan memiliki sejumlah maksim, yakni maksim
kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerndahan hati,
maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.
Pada keenam maksim di atas terdapat bentuk ujaran yang digunakan untuk
mengekspresikannya. Bentuk-bentuk ujaran yang dimaksud adalah bentuk ujaran
impositif, komisif, ekspresif, dan asertif. Bentuk ujaran komisif adalah bentuk
ujaran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran. Ujaran impositif
adalah ujaran yang digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan. Ujaran
ekspresif adalah ujaran yang digunakan untuk menyatakan sikap psikologis
pembicara terhadap sesuatu keadaan. Ujaran asertif adalah ujaran yang lazim
digunakan untuk menyatakan kebenaran proposisi yang diungkapkan.
Berikut ini penulis akan menganalisis tuturan langsung ketidaksantunan
berbahasa di lingkungan terminal oleh para calo, pedagang asongan, supir, dan
kondektur. Tuturan yang dianalisis hanyalah tuturan yang melanggar prinsip
kesantunan Leech.
19
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 20/32
1. Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan
Bijaksana adalah suatu sifat atau karakter. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bijaksana diartikan sebagai sifat yang selalu menggunakan akal
budi, arif, adil, kecakapan dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah.
Tuntunan-tuntunan untuk bertutur bijaksana agar tercipta hubungan antara
diri (penutur) dan lain (petutur), dipaparkan dalam ilmu bahasa Pragmatik.
Gagasan untuk bertutur santun itu dikemukakan oleh Leech dalam maksim
kebijaksanaan, yang mengharuskan peserta tutur agar senantiasa berpegang teguh
untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan pihak
lain.
Dalam konteks tuturan sehari-hari yang spontan, banyak kita jumpai
pelanggaran terhadap maksim ini, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Seperti
tuturan di bawah ini:
No Data : 01
Hari/Tanggal : 12 Juni 2007
Tempat : Terminal Cicaheum
KONTEKS
Calo yang menagih jatah uangnya
kepada salah satu supir angkot
DATA
Supir : “Yeuh duitna, dua rebu nya?”
Calo : “Anjing maneh ngan sakieu!”
Supir: “Terus mentana sabaraha? Urang
ge can nyetor, teu boga duit ari sia!”
Calo : “Mbung nyaho aing mah, sarebudeui atuh!”
Supir: “Lebok tah duitna, blegug maneh
mah!”
Calo : “ Eh….dasar supir monyet”.
ANALISIS
1. Tuturan di atas menyakiti hati dan kurang enak didengar
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada fisik dan perbuatan.
3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim Kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan kerugian orang
lain dan meminimalkan keuntungan orang lain.
20
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 21/32
PEMBAHASAN:
Tuturan di atas adalah tuturan seorang calo dan supir angkot yang sangat
tidak santun. Supir angkot yang sudah rela memberikan uangnya sebesar dua ribu
rupiah kepada calo yang sudah membantu mencarikan penumpang, justru terkena
makian dari calo tersebut. Seharusnya calo berterima kasih atas pemberian uang
dari supir, tapi ternyata calo tersebut tidak terima dengan pemberian yang
diberikan oleh supir, sehingga calo memaki-maki supir angkot itu. Namun,
dengan kata-kata yang kasar pula sang supir membalas kata-kata kasar dari calo.
Sampai akhirnya supir angkot itu pun memberikan uang seribu lagi sesuai yang
diinginkan oleh calo, walaupun supir tidak memiliki uang, calo itu tidak peduli
karena ia merasa telah membantu supir dalam menarik penumpang.
Tuturan tersebut melanggar maksim kebijaksanaan. Maksim ini
diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan
setiap pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan
keuntungan bagi orang lain. Dari tuturan di atas jelas sekali terlihat bahwa tuturan
itu melanggar maksim kebijasanaan, karena tuturan antara calo dan supir angkot
justru memaksimalkan kerugian orang lain, dan meminimalkan keuntungan bagi
orang lain. Tuturan calo dan supir angkot mengandung unsur bicara dengan
kepahitan, kurang enak didengar dan menyakiti hati. Tuturan ketidaksantunan
tersebut mengarah kepada perbuatan dan fisik karena di akhir tuturan calo
menuturkan “ Eh…. dasar supir monyet ”. Tuturan calo dan supir angkot itu
dikategorikan SANGAT TIDAK SANTUN.
21
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 22/32
PEMBAHASAN:
Bila di dalam berbicara penutur berusaha memaksimalkan keuntungan
orang lain, maka lawan bicara wajib pula memaksimalkan kerugian dirinya.
Sebaliknya dalam tuturan di atas supir justru meminimalkan keuntungan orang
lain dan meminimalkan kerugian dirinya. Saat kondektur berusaha menawarkan
jasanya agar dia saja yang menyupir, supir justru menjawab “Nah gitu dong, gue
dari tadi pegel-pegel nih. Anjing cape juga ya cari duit?” . Dari tuturan tersebut
seolah-olah memang sudah lama ia ingin digantikan menyupirnya dan ingin
istirahat karena cape, setelah lelah mencari uang. Seharusnya supir mengucapkan
terima kasih kepada kondektur yang rela membantunya. Dalam tuturan itu juga
ada satu kata kasar yakni ‘anjing’ . Namun dari jawaban kondektur sepertinya ia
menerima tuturan yang dilontarkan supir, dengan berujar “Ya emang gini kali
bang nasib kita hahaha…”.
No Data : 03
Hari/Tanggal : 13 Juni 2007
Tempat : Terminal Cicaheum
KONTEKS
Supir yang membeli rokok kepada
pedagang asongan.
DATA
Supir : “Rokokna tilu, Samsu!”
Pedagang Asongan : “Naon deui?”
Supir : “Geus eta wae, sabaraha?”
Pedagang Asongan : “Dua satengah”.
Supir : “Sia, mahal-mahal teuing?”Pedagang Asongan : “Emang sakitu
blog!”
ANALISIS
1. Tuturan di atas kurang enak didengar dan mengandung kepahitan
2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada perbuatan
3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan
Maksim Kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan kerugian orang
lain dan meminimalkan keuntungan orang lain
22
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 23/32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap tuturan langsung di lingkungan
terminal dan respons penutur bahasa di luar lingkungan terminal, penulis menarik
beberapa simpulan sebagai berikut :
1) Tuturan yang ada di lingkungan terminal khususnya di terminal Cicaheum
Bandung dan terminal Harjamukti Cirebon yang dituturkan oleh calo,
pedagang asongan, supir dan kondektur semuanya tidak mengandung unsur
kesantunan berbahasa dan melanggar Prinsip Kesantunan Leech.
2) Wujud ragam bahasa yang tidak santun yang diucapkan oleh calo, pedagang
asongan, supir dan kondektur sangatlah kasar. Seperti misalnya terdapat
nama-nama binatang yang sering diucapkan oleh mereka. Wujud ragam
bahasa tersebut sangat tidak enak didengar, menyakitkan hati, bicara dengan
kepahitan, olok-olok atau sindiran pedas dan mengandung celaan getir.
3) Penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo, pedagang
asongan, supir dan kondektur melanggar maksim kebijaksanaan, maksim
penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan
dan maksim kesimpatian. Pelanggaran terbesar ada pada maksim
kebijaksanaan. Maksim kebijaksanaan ini menggariskan setiap peserta
pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain dan memaksimalkan
keuntungan bagi orang lain.
23
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 24/32
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan yang telah penulis
kemukakan di atas, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1) Penulis berharap ada penelitian lanjutan yang lebih spesifik terhadap
realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal, dengan kajian yang
menarik, sample yang lebih besar, dan teknik analisis yang lebih
mendalam untuk mendapatkan hasil kajian yang sempurna.
2) Seiring dengan masih jarangnya penelitian mengenai kesantunan
berbahasa, maka penelitian ini perlu mendapatkan perhatian dari para ahli
bahasa. Terutama pihak yang berwenang dalam bidang ini mampu
memberikan bantuan demi melancarkan penelitian.
3) Agar dalam melakukan penelitian secara langsung ke lapangan penulis
diberikan kemudahan dalam mendapatkan data dari sumber yang dituju.
4) Berharap jika ada penelitian lanjutan, peneliti selanjutnya lebih berani
mengungkapkan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, tidak
terpaku pada apa yang dilihat dan didengar saja.
24
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 25/32
DAFTAR PUSTAKA
Akmal. 2006. Indonesia (super) ego. http : // opini pribadi. Blogspot. Com
Alwasilah, A. Chaedar (2003). Pokoknya Kualitatif . Jakarta : PT. Dunia Pustaka
Jaya dan Pustaka Studi Sunda.
Bagus, Indonesia. 2006. Calo. http : // opini pribadi. Blogspot. Com.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Hasan, Alwi. 1995. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Harras, Kholid A. Santun Berbahasa. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai Pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik . Jakarta : PT. Gramedia.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik . Jakarta: Universitas Indonesia.
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarat : Pustaka Pelajar.
Rahardi, Kunjana. 2005. PRAGMATIK, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta : Erlangga
Ruhendi Saefullah, Aceng. 2001. Perwujudan Prinsip Kerjasama dalam Teks
Wawancara. Tesis. Jakarta : Universitas Indonesia
Ruhendi Saefullah, Aceng. 2003. Pragmatik Dari Morris Sampai Van Dijk Dan
Perkembangannya Di Indonesia. Jurnal @rtikulasi volume 3. Bandung :FPBS
Supena, Ahmad. 2002. “Tindak Tutur dalam Pragmatik”. Artikulasi, 1(2)
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pagmatik. Bandung : Angkasa.
Sulistiany Idris Nuny. 2006. Hand Out Perkuliahan Metode Penelitian Linguistik.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.
Sumarsono, dan Paina Partama. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar dan Sabda.
25
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 26/32
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Drs. Komarudin .................................
Pembimbing II
Canova Sullivan, M.Pd .................................
Diketahui Oleh :
Ketua Program Studi,
Drs. J. Manulu, MM .................................
Ketua FKIP UNJUANG 45
Letjen TNI (Purn) Ramli Hasan Basri .................................
26
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 27/32
LEMBAR PENGUJIAN
Dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNPAM dan Diterima Untuki Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jenjang Strata Satu
Pada Tanggal
............................................
Team Penguji
Penguji I : Drs. Komarudin ............................................
Penguji II : Canova Sullivan, M.Pd............................................
27
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 28/32
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : MUHAMMAD YANI
NIM : 20110050163
Program Studi : Ekonomi Manajemen
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Teknik
Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi” adalah
benar merupakan laporan penulisan sendiri. Oleh sebab itu, isi skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Jakarta, Juli 2011
Penulis
Muhammad Yani
28
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 29/32
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas
Pamulang.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, khususnya kepada :
• Orang tua yang telah memberikan bantuan moril, materi, dan do’anya
kepada saya selama menyelesaikan makalah ini.
• Bapak Drs. Komarudin, sebagai dosen bahasa Indonesia yang memilki
tanggung jawab untuk menyampaikan materi Bahasa Indonesia.
• Semua rekan-rekan di kelas 1A Akuntansi S1 Pagi.
• Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah
membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Pamulang, Juni 2011
Penulis
29
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 30/32
ii
30
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 31/32
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
Tugas makalah
Di ajukan untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah
Bahasa indonesia
DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD YANI
2011050163
Kelas : IA (Pagi)
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN (S-1)
UNIVERSITAS PAMULANG
Jln. Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang Selatan-Banten
Telp./Fax. (021) 7412566
2011
31
5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 32/32
ABSTRAK
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
MUHAMMAD YANI
2011050163
Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu yang sebenarnya kita lakukan ketika
kita berbicara. Ketika kita terlibat dalam suatu percakapan kita melakukan
beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan,
dan lain-lain. Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas berbicara yang dapat dikatakan memiliki fungsi. Dalam kajian tindak tutur ini
‘tuturan’ sebagai kalimat atau wacana yang terkait konteks, pengistilahannya
berbeda-beda. Hudson dalam sosiolinguistik Suryatin (1998:87) memberikan
istilah ‘tuturan’ dengan ‘ujaran’. John L. Austin dalam Wijana menggunakan
istilah tuturan. Tuturan atau ujaran sebagai rangkaian unsur bahasa yang pendek
atau panjang yang digunakan dalam berbagai kesempatan yang berbeda untuk
tujuan-tujuan berbeda. Istilah tuturan atau ujaran ini mencakup wacana lisan dan
wacana tertulis.Prinsip kesantunan menurut Leech (1993) menyangkut hubungan
antara peserta komunikasi, yaitu penutur dan pendengar. Oleh sebab itulah mereka
menggunakan strategi dalam mengajarkan suatu tuturan dengan tujuan agar
kalimat yang dituturkan santun tanpa menyinggung pendengar.Prinsip kesantunanadalah peraturan dalam percakapan yang mengatur penutur (penyapa) dan petutur
(pesapa) untuk memperhatikan sopan santun dalam percakapan.Setiap kali
berbicara dengan orang lain, dia akan membuat keputusan-keputusan menyangkut
apa yang ingin dikatakannya dan bagaimana menyatakannya. Hal ini tidak hanya
menyangkut tipe kalimat atau ujaran apa dan bagaimana, tetapi juga menyangkut
variasi atau tingkat bahasa sehingga kode yang digunakan berkaitan tidak saja
dengan apa yang dikatakan, tetapi juga motif sosial tertentu yang ingin
menghormati lawan bicara atau ingin mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota
golongan tertentu.Secara umum, santun merupakan suatu yang lazim dapat
diterima oleh umum. Santun tidak santun bukan makna absolut sebuah bentuk
bahasa. Karena itu tidak ada kalimat yang secara inheren santun atau tidak santun,
yang menentukan kesantunan bentuk bahasa ditambah konteks ujaran hubungan
antara penutur dan petutur. Oleh karena itu, situasi varibel penting dalam
kesantunan
32