Download - Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
1/21
GANGGUAN CEMAS
DEFINISI GANGGUAN CEMAS
Cemas didefinisikan sebagai suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya
bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
ancaman. Rasa tersebut ditandai dengan gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat,
palpitasi, rasa sesak di dada, tidak nyaman pada perut, dan gelisah.
Rasa cemas dapat datang dari eksternal atau internal. Masalah eksternal umumnya terkait
dengan hubungan antara seseorang dengan komunitas, teman, atau keluarga. Masalah internal
umumnya terkait dengan pikiran seseorang sendiri
TANDA DAN GEJALA GANGGUAN CEMAS
Gejala-gejala cemas pada dasarnya terdiri dari dua komponen yakni, kesadaran terhadap
sensasi fisiologis ( palpitasi atau berkeringat dan kesadaran terhadap rasa gugup atau takut.
!elain dari gejala motorik dan "iseral, rasa cemas juga mempengaruhi kemampuan berpikir,
persepsi, dan belajar. #mumnya hal tersebut menyebabkan rasa bingung dan distorsi persepsi.
$istorsi ini dapat menganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian,
menurunkan daya ingat dan menganggu kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan
lainnya.
%spek yang penting pada rasa cemas, umumnya orang dengan rasa cemas akan
melakukan seleksi terhadap hal-hal disekitar mereka yang dapat membenarkan persepsi mereka
mengenai suatu hal yang menimbulkan rasa cemas.
PATOFISIOLOGI GANGGUAN CEMAS
Teori Psikoanalitik
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
2/21
!igmeun &reud menyatakan dalam bukunya ' )*+ nhibitons, !ymptoms, %niety
bah/a kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bah/a suatu dorongan yang tidak dapat
diterima menekan untuk mendapatkan per/akilan dan pelepasan sadar. !ebagai suatu sinyal,
kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam.
0ika kecemasan naik di atas tingkatan rendah intensitas karakter fungsinya sebagai suatu sinyal,
ia akan timbul sebagai serangan panik.
Teori Perilaku
Rasa cemas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan yang spesifik.
Contohnya, seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibunya yang memperlakukannya
semena-mena, akan segera merasa cemas bila ia bertemu ibunya. Melalui proses generalisasi, ia
akan menjadi tidak percaya dengan /anita. 1ahkan seorang anak dapat meniru sifat orang tuanya
yang cemas.
Teori Eksistensi
2ada gangguan cemas menyeluruh, tidak didapatkan stimulus rasa cemas yang bersifat
kronis. nti dari teori eksistensi adalah seseorang merasa hidup di dalam dunia yang tidak
bertujuan. Rasa cemas adalah respon mereka terhadap rasa kekosongan eksistensi dan arti.
1erdasarkan aspek biologis, didapatkan beberapa teori yang mendasari timbulnya cemas
yang patologis antara lain3
• !istem saraf otonom
• 4eurotransmiter
Neurotransmiter
1. Norepinephrine
Gejala kronis yang ditunjukan oleh pasien dengan gangguan cemas berupa serangan
panik, insomnia, terkejut, dan autonomic hyperarousal , merupakan karakteristik dari
peningkatan fungsi noradrenergik. 5eori umum dari keterlibatan norepinephrine pada gangguan
cemas, adalah pasien tersebut memiliki kemampuan regulasi sistem noradrenergik yang buruk
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
3/21
terkait dengan peningkatan akti"itas yang mendadak. !el-sel dari sistem noradrenergik
terlokalisasi secara primer pada locus ceruleus pada rostral pons, dan memiliki akson yang
menjurus pada korteks serebri, sistem limbik, medula oblongata, dan medula spinalis. 2ercobaan
pada primata menunjukan bila diberi stimulus pada daerah tersebut menimbulkan rasa takut dan
bila dilakukan inhibisi, primata tersebut tidak menunjukan adanya rasa takut. !tudi pada
manusia, didapatkan pasien dengan gangguan serangan panik, bila diberikan agonis reseptor 6-
adrenergik ( soproterenol dan antagonis reseptor 7-* adrenergik dapat mencetuskan serangan
panik secara lebih sering dan lebih berat. 8ebalikannya, clonidine, agonis reseptor 7-*
menunjukan pengurangan gejala cemas.
2. Serotonin
$itemukannya banyak reseptor serotonin telah mencetuskan pencarian peran serotonin
dalam gangguan cemas. 1erbagai stress dapat menimbulkan peningkatan 9-hydroytryptamine
pada prefrontal korteks, nukleus accumbens, amygdala, dan hipotalamus lateral. 2enelitian
tersebut juga dilakukan berdasarkan penggunaan obat-obatan serotonergik seperti clomipramine
pada gangguan obsesif kompulsif. :fekti"itas pada penggunaan obat buspirone juga
menunjukkan kemungkinan relasi antara serotonin dan rasa cemas. !el-sel tubuh yang memiliki
reseptor serotonergik ditemukan dominan pada raphe nuclei pada rostral brainstem dan menuju
pada korteks serebri, sistem limbik, dan hipotalamus.
3. GABA
2eran G%1% pada gangguan cemas sangat terlihat dari efekti"itas obat-obatan
benodiaepine, yang meningkatkan akti"itas G%1% pada reseptor G%1% tipe %.
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
4/21
gangguan serangan panik. 1eberapa studi pencitraan otak lainnya juga menunjukan adanya
penemuan abnormal pada hemisfer kanan otak, tapi tidak ada pada hemisfer kiri. fMR, !2:C5,
dan ::G menunjukan penemuan abnormal pada korteks frontal pasien dengan gangguan cemas,
yang ditemukan juga pada area oksipital, temporal, dan girus hippocampal. 2ada gangguan
obsesif kompulsif diduga terdapat kelainan pada nukleus kaudatus. 2ada 25!$, fMR
menunjukan pengingkatan akti"itas pada amygdala.
Sistem Saraf Otonom
Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus terhadap sistem saraf otonom adalah3
• sistem kardio"askuler (palpitasi
• muskuloskeletal (nyeri kepala
• gastrointestinal (diare
• respirasi (takipneu
!istem saraf otonom pada pasien dengan gangguan cemas, terutama pada pasien dengan
gangguan serangan panik, mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang beradaptasi
lambat pada stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang.
1erdasarkan pertimbangan neuroanatomis, daerah sistem limbik dan korteks serebri
dianggap memegang peran penting dalam proses terjadinya cemas.
Korteks Serebri
8orteks serebri bagian frontal berhubungan dengan regio parahippocampal, cingulate
gyrus, dan hipotalamus, sehingga diduga berkaitan dengan gangguan cemas. 8orteks temporal
juga dikaitkan dengan gangguan cemas. =al ini diduga karena adanya kemiripan antara
presentasi klinis dan ::G pada pasien dengan epilepsy lobus temporal dan gangguan obsesif
kompulsif.
Sistem Limbik
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
5/21
!elain menerima iner"asi dari noradrenergik dan serotonergik, sistem limbik juga
memiliki reseptor G%1% dalam jumlah yang banyak. %blasi dan stimulasi pada primata juga
menunjukan jikalau sistem limbik berpengaruh pada respon cemas dan takut. $ua area pada
sistem limbik menarik perhatian peneliti, yakni peningkatan akti"itas pada septohippocampal,
yang diduga berkaitan dengan rasa cemas, dan cingulate gyrus, yang diduga berkaitan dengan
gangguan obsesif kompulsif.
KLASIFIKASI GANGGUAN CEMAS
1erdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( $!M->,
gangguan cemas terdiri dari 3
( !erangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;
(* %goraphobia dengan atau tanpa !erangan panik;
(? &obia spesifik;
(@ &obia sosial;
(9 Gangguan Absesif-8ompulsif;
(+ 2ost 5raumatic !tress $isorder ( 25!$ ;
(B Gangguan !tress %kut;
( Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalied %niety $isorder.
1erdasarkan 2edoman 2enggolongan dan $iagnosis Gangguan 0i/a di ndonesia ,
gangguan cemas dikaitkan dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang
berkaitan dengan stress (&@D-@.
2.3 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Definisi Ganggan Ce!as Men"e#$%
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
6/21
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Aniety Disorder! G%$ merupakan
kekha/atiran yang berlebih dan meresap disertai oleh berbagai gejala somatik yang
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang
jelas bagi pasien. 1eberapa gejala somatik yang dialami adalah ketegangan otot, iritabilitas,
kesulitan tidur, keluhan epigastrik dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang
jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
E&i'e!i(#(gi Ganggan Ce!as Men"e#$%
2re"alensi gangguan cemas menyeluruh antara ?-E dan rasio antara perempuan dan
laki-laki sekitar *3. #sia onset sukar untuk ditentukan karena mereka melaporkan mengalami
kecemasan selama yang dapat mereka ingat.
E)i(#(gi Ganggan Ce!as Men"e#$%
Faktor Biologi
%rea otak yang diduga terlibat pada timbulnya gangguan ini adalah lobus oksipitalis yang
mempunyai reseptor benodiaepin tertinggi di otak. 1asal ganglia, sistem limbik dan korteks
frontal juga dihipotesiskan terlibat pada timbulnya gangguan ini. 2ada pasien juga ditemukan
sistem serotonergik yang abnormal. 4eurotransmitter yang berkaitan adalah G%1%, serotonin,
norepinefrin, glutamat, dan kolesitokinin. 2emeriksaan 2:5 ( "ositron #mission $omography%
ditemukan penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak.
Teori Genetik
2ada sebuah studi didapatkan bah/a terdapat hubungan genetik pasien gangguan anietas
menyeluruh dan gangguan depresi mayor pada pasien /anita. !ekitar *9E dari keluarga tingkat
pertama penderita juga mengalami gangguan yang sama. !edangkan penelitian pada pasangan
kembar didapatkan angka 9DE pada kembar monoigotik dan 9E pada kembar diigotik.
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
7/21
Teori Psikoanalitik
5eori psikoanalitik menghipotesiskan bah/a anietas adalah gejala dari konflik ba/ah
sadar yang tidak terselesaikan. 2ada tingkat yang paling primitif anietas dihubungkan dengan
perpisahan dengan objek cinta. 2ada tingkat yang lebih matang lagi dihubungkan dengan
kehilangan cinta dari objek yang penting. %nietas kastrasi berhubungan dengan fase oedipal
sedangkan anietas superego merupakan ketakutan seseorang untuk mengece/akan nilai dan
pandangannya sendiri (merupakan anietas yang paling matang.
Teori Kognitif Perilaku
2enderita berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan oleh
perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif pada lingkungannya, adanya distorsi pada
pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman.
Tan'a 'an Ge*a#a K#inis Ganggan Ce!as Men"e#$%
Gejala utama adalah anietas, ketegangan motorik, hiperakti"itas otonom, dan
ke/aspadaan secara kognitif. 8ecemasan bersifat berlebihan dan mempengaruhi aspek
kehidupan pasien. 8etegangan motorik bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan dan sakit
kepala. =iperakti"itas otonom timbul dalam bentuk pernafasan yang pendek, berkeringat,
palpitasi, dan disertai gejala saluran pencernaan. 5erdapat juga ke/aspadaan kognitif dalam
bentuk iritabilitas.
Pe'(!an Diagn(s)i+ Ganggan Ce!as Men"e#$%
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jia !!! "PPDGJ !!!#
2enderita harus menunjukkan gejala primer anietas yang berlangsung hampir setiap hari
selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya
mencakup hal-hal berikut 3
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
8/21
a 8ecemasan tentang masa depan (kha/atir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di
ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dan sebagainya ;
b 8etegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai ;
c A"erakti"itas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipneu, keluhan
epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan sebagainya.
2ada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan somatik berulang-ulang. %danya gejala-gejala lain yang bersifat sementara, terutama
depresi, tidak menyingkirkan gangguan anietas menyeluruh sebagai diagnosis utama, selama
pasien tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (&?*, gangguan anietas fobik
(&@D, gangguan panik (&@.D atau gangguan obsesif kompulsif (&@*.
5ermasuk 3
• 4eurosis anietas
• Reaksi anietas
• 8eadaan anietas
Menurut Diagnosti$ and Statisti$al Manual of Mental Disorders !% " DSM&!%&T'#
8riteria $iagnosis berdasarkan $!M-> 5R 3
%. 8ecemasan dan kekha/atiran berlebihan (harapan yang mengkha/atirkan, terjadi lebih
banyak dibandingkan tidak selama paling kurang + bulan, tentang sejumlah peristi/a atau
akti"itas (seperti pekerjaab atau prestasi sekolah.
1. Arang kesulitan untuk mengendalikan kekha/atiran.
C. 8ecemasan dan kekha/atiran adalah dihubungkan dengan tiga (atau lebih dari enam
gejala berikut (dengan paling kurang beberapa gejala terjadi lebih banyak dibandingkan
tidak selama + bulan terakhir. Catatan 3 =anya satu gejala yang diperlukan pada anak-
anak.
Catatan 3 =anya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak 3
. Gelisah atau perasaan tegang atau cemas
*. Merasa mudah lelah
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
9/21
?. !ulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
@. ritabilitas
9. 8etegangan otot
+. Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai atau tetap tertidur, atau tidur yang
gelisah dan tidak memuaskan
$. &okus kecemasan dan kekha/atiran adalah tidak dibatasi pada gambaran utama
gangguan %ksis , misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan suatu !erangan
2anik (seperti pada Gangguan 2anik, merasa malu di depan umum(seperti pada &obia
!osial, terkontaminasi (seperti pada Gangguan Absesif 8ompulsif, merasa jauh dari
rumah atau kerabat dekat (seperti pada Gangguan Cemas 2erpisan, pertambahan berat
badan (seperti pada %noreksia 4er"osa, menderita berbagai keluhan fisik (seperti padaGangguan !omatisasi, atau menderita penyakit serius (seperti pada =ipokondriasis,
serta kecemasan dan kekha/atiran tidak terjadi secara eksklusif selama Gangguan !tres
2ascatrauma.
:. 8ecemasan, kekha/atiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
&. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari at (misalnya,
penyalahgunaan at, pengobatan atau suatu kondisi medis umum (misalnya
hipertiroidisme dan tidak terjadi secara eksklusif selama suatu Gangguan Mood,
Ganguan 2sikotik, atau Gangguan 2erkembangan 2er"asif.
Diagn(sis ,an'ing Ganggan -e!as Men"e#$%
Gangguan anietas menyeluruh perlu dibedakan dari kecemasan akibat kondisi medis
umum maupun gangguan yang berhubungan dengan penggunaan at. $iperlukan pemeriksaan
medis termasuk tes kimia darah, :8G dan fungsi tiroid. Gangguan psikiatrik lain yang
merupakan diagnosis banding adalah gangguan panik, fobia, gangguan obsesfi kompulsif,
hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan
kepribadian.
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
10/21
Pena)a#a+sanaan Ganggan Ce!as Men"e#$%
a# Farmakotera(i
Benzodiazepin
Merupakan pilihan obat pertama. 2emberian benodiaepin dimulai dengan dosis
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi, 2enggunaan sediaan dengan /aktu
paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Fama
pengobatan rata-rata adalah *-+ minggu.
Buspiron
1uspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding dengan gejala
somatik. 5idak menyebabkan /ithdra/l. 8ekurangannya adalah efek klinisnya baru terasa
setelah *-? minggu. 5erdapat bukti bah/a penderita yang sudah menggunakan benodiaepin
tidak akan memberikan respon yang baik dengan buspiron. $apat dilakukan penggunaan
bersama antara benodiaepin dengan buspiron kemudian dilakukan tapering benodiaepin
setelah *-? minggu, disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
SS&' (Selecti)e Serotonin &eupta*e 'nhi+itor%
!ertraline dan paroetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin.
2emberian fluoksetin dapat meningkatkan anietas sesaat. !!R efektif terutama pada pasien
gangguan anietas menyeluruh dengan ri/ayat depresi.
b# Psikotera(i
$erapi ,ognitif "erila*u
2endekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik, secara langsung. 5eknik utama yang digunakan
adalah pada pendekatan beha"ioral adalah relaksasi dan +iofeed+ac* .
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
11/21
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
12/21
2. GANGGUAN O,SESIF KOMPULSIF
Definisi Ganggan O/sesif K(!&#sif
!uatu obsesi adalah pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang menganggu (intrusif.
!edangkan kompulsi adalah pikiran atau perilaku yang disadari, dibakukan, dan rekuren, seperti
menghitung, memeriksa, atau menghindari.
Absesi meningkatkan kecemasan seseorang, sedangkan melakukan kompulsi
menurunkan kecemasan seseorang. 5etapi, jika seseorang memaksa untuk melakukan suatu
kompulsi, kecemasan adalah meningkat.
!eseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif biasanya menyadari irasionalitas dari
obsesi dan merasaka bah/a obsesi dan kompulsi sebagai ego-distonik. Gangguan obsesif-
kompulsif dapat merupakan gangguan yang menyebabkan ketidakberdayaan, karena obsesi dapat
menghabiskan /aktu dan dapat mengganggu secara bermakna pada rutinitas normal seseorang,
fungsi pekerjaan, akti"itas sosial yang biasanya, atau hubungan dengan teman dan anggota
keluarga.
E&i'e!i(#(gi Ganggan O/sesif K(!&#sif
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
13/21
2re"alensi gangguan obsesi kompulsif sebesar *-*,@E. !ebagian besar gangguan dialami
pada saat remaja atau de/asa muda (umur -*@ tahun, tetapi bisa terjadi pada masa kayak.
2erbandingan laki-laki 3 perempuan berimbang, dan seringkali dilatar belakangi oleh ciri
kepribadian anankastik yang menonjol.
E)i(#(gi Ganggan O/sesif K(!&#sif
2enyebab gangguan obsesi kompulsif bersifat multifactorial, yaitu interaksi antara factor
biologik, genetik, factor psikososial.
Faktor Biologik
Neurotransmitter
. !istem !erotonergik
5elah banyak pengujian obat yang mendukung hipotesis bah/a disregulasi dari obat-obat
serotonergik lebih efektif dari obat yang mempengaruhi sistem neurotransmitter lain,
tetapi patofisiologi jelas hubungan serotonin dapat mempengaruhi gangguan obsesif
kompulsif masih belum jelas. !tudi klinis yang telah meneliti konsentrasi metabolisme
serotonin pada cairan serebrospinal dan afinitasnya dan jumlah platelet-+inding sites dari
tritiated imipramine ($rofranil%! yang berhubungan dengan daerah perlekatan reupta*e
serotonin, dan telah dilaporkan temuan "ariabel pada pasien gangguan obsesi kompulsif.
*. !istem noradrenergik
2ada masa sekarang ini, sudah berkurang bukti-bukti nyata yang menyatakan bah/a
disfungsi pada sistem noradrenergik pada gangguan obsesi kompulsif. Faporan anekdotal
menunjukkan kemajuan pada gejala obsesi kompulsif yang menggunakan clonidine oral!
obat yang menurunkan jumlah pelepasan norephineprin dari ujung saraf presinaptik.
Neuroimunnologi
1erdasarkan sejumlah kejadian nyata, terdapat hubungan positif antara infeksi streptokokus
dan gangguan obsesi kompulsif. nfeksi !treptokokus hemoliticus grup-a dapat menyebabkan
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
14/21
demam rematik, dan berkisar antara D-?DE dari pasien tersebut berkembang menjadi
Sydenhams chorea dan menunjukkan gejala obsesi kompulsif.
Studi Pen$itraan Otak
Neuroimaging pada pasien dengan gangguan obsesi kompulsif telah menghasilkan data
yang menunjukkan kelainan fungsi pada jalinan saraf antara korteks orbitofrontal, kaudatus, dan
thalamus. Contoh studi pencitraan otak lainnya yaitu positron emission tomography ("#$% telah
menunjukkan akti"itas yang meningkat (metabolisme dan aliran darah pada lobus frontal, basal
ganglia (terutama pada kaudatus, dan cingulum pada pasien dengan gangguan obsesi kompulsif.
8eterlibatan pada area tersebut pada patologi pasien dengan gangguan obsesi kompulsif. 5ampak
lebih berhubungan dengan jalur kortikostiatal daripada jalur amigdala yang lebih fokus pada
penelitian gangguan cemas. 5atalaksana secara farmakologi dan kebiasaan dilaporkan dapat
memperbaiki abnormalitas. $ata dari studi fungsi kerja otak sesuai dengan data dari studi
gambaran otak secara struktural. !tudi computed tomographic (C5 dan magnetic resonance
imaging (M&'% menemukan bah/a bagian kaudatus bilateral lebih kecil pada pasien dengan
gangguan obsesi kompulsif. 8edua studi pencitraan otak tersebut juga menunjukkan hasil yang
mendukung obser"asi prosedur neurologis yang melibatkan cingulum, kadang menunjukkan
hasil efektif pada pengobatan gangguan obsesi kompulsif. 2ernah dilaporkan pada studi MR,
terdapat peningkatan /aktu relaksasi 5 pada korteks frontal, temuan tersebut sesuai dengan
lokasi abnormalitas pada studi 2:5.
Genetik
5erdapat studi yang mendukung hipotesis bah/a terdapat pengaruh genetik pada
gangguan obsesi kompulsif. 5erdapat bukti tiga sampai lima kali lebih besar kemungkinan
mendapatkan gangguan obsesi kompulsif atau jenis lainnya pada angka kejadian. !tudi juga
menunjukkan hubungan gangguan obsesi kompulsif pada pasien kembar lebih tinggi pada
kembar monoigot daripada kembar diigot. !tudi lain juga menunjukkan peningkatan angka
kejadian pada gangguan yang menyerupai obsesi kompulsif, gangguan tik, gangguan bentuk
tubuh, hipokondriasis, gangguan makan, dan gangguan kebiasaan, seperti menggigit kuku.
Data Biologis Lainn)a
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
15/21
!tudi elektrofisiologi, studi elektroensepalogram saat tidur, dan studi neuroendokrin telah
memberkan data yang mengindikasi beberapa kesamaan antara gangguan depresif dan gangguan
obsesi kompulsif. nsiden menunjukkan peningkatan pada abnormalitas ::G nonspesifik yang
terdapat pada pasien gangguan obsesi kompulsif. !tudi sleep ::G menunjukkan abnormalitas
yang menyerupai gangguan depresif, seperti menurunnya rapid eye mo)ement latency. !tudi
neuroendokrin juga telah menunjukkan analogi dengan gangguan depresif, seperti nonsupresi
pada tes supresi deametason pada satu pertiga pasien dan turunnya sekresi hormon
pertumbuhan dengan infus klonidin.
!eperti telah disebutkan, studi telah menyarankan hubungan yang memungkinkan antara
kasus gangguan obsesi kompulsif sebelunya dan beberapa tipe sindrom tik motorik. !ebagian
besar studi keluarga dari probandus dengan gangguan obsesi kompulsif ditemukan peningkatan
angka kejadian kelainan 5ourette dan tik motorik yang kronis hanya disekitar kerabat yang juga
mendapatkan kelainan tik. =asil studi juga menunjukkan kotransmisi antara sindrom 5ourette,
gangguan obsesi kompulsif, dan tik motorik kronis pada keluarga.
Faktor Kebiasaan
1erdasarkan studi teori, obsesi adalah kondisi yang menstimulus. =ubungan antara
stimulus netral menjadi berasosiasi dengan ketakutan atau anietas melalui proses dari hasil
pengkondisian yang berhubungan yang menyebabkan anietas. 2ada objek sebelumnya dan
dikatakan bah/a stimuli yang sesuai dapat mencetuskan anietas atau rasa tidak nyaman.
8ompulsi diartikan dalam arti lain. 8etika seseorang menemukan bah/a melakukan
suatu tindakan dapat mengurangi anietas yang berhubungan dengan pikiran yang obsesif, ia
menjadikan kegiatan tersebut sebagai strategi untuk melakukan kegiatan kompulsi atau
kebiasaan untuk mengendalikan anietas. !ecara bertahap, karena efek pengurangan anietas,
strategi tersebut menjadi menetap, menjadi suatu pola kebiasaan yang kompulsif. Mempelajari
teori menunjukkan teori yang berguna untuk menjelaskan beberapa aspek dari gangguan obsesi
kompulsif, sebagai contoh ide-ide yang mencetuskan anietas tidaklah sepenuhnya menyebabkan
ketakutan, dan tindakan yang dilakukan hanyalah berupa pola atau suatu kebiasaan.
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
16/21
Faktor Psikososial
/a*tor "ersonalitas
Gangguan obsesi kompulsif dihubungkan dengan pikiran obsesif yang perduli pada
detail, perfeksionalitas, dan personalitas lainnya. !ebagian besar orang dengan gangguan obsesi
kompulsif tidak memiliki gejala kompulsif yang menyertai sebelumnya. =anya sekitar lima belas
sampai tiga puluh lima persen dari pasien dengan gangguan obsesi kompulsif yang terdapat
gangguan obsesif yang berkembang.
/a*tor "si*odinami*
'nsight psikodinamik mungkin dapat membantu pada pemahaman masalah pada
penatalaksanaan, kesulitan interpersonal, dan masalah pesonalitas yang sesuai dengan gangguan
%is . 5idak sedikit pasien dengan gangguan obsesi kompulsif menolak berkooperatif dengan
pengobatan secara efektif dengan selecti)e serotonin reupta*e inhi+itor (!!Rs dan terapi
kebiasaan. 1agaimanapun juga gejala dari gangguan obsesi kompulsif mungkin saja disertai
secara biologis, gangguan psikodinamis mungkin menyertai. 2asien dapat menjadi sadar bah/a
gejalanya dapat menetap.
8ontribusi lainnya untuk pengertian psikodinamis melibatkan dimensi interpersonal.
!tudi telah menunjukkan bah/a terdapat hubungan yang saling mendukung pasien melalui
partisipasi aktif dalam ritual atau modifikasi pada rutinitas sehari-hari. %komodasi studi pada
keluarga yang berhubungan dengan stress yang terjadi pada keluarga, penolakan kebiasaan yang
dilakukan pasien, dan keadaan keluarga yang miskin. !eringkali anggota keluarga terlibat dalam
usaha untuk mengurangi kecemasan atau mengontrol ekspresi kemarahan pasien. 2ola ini atau
hubungannya disesuaikan dengan pola penatalaksanaan yang akan dilakukan. $engan melihat
pada pola hubungan interpersonal dari perspektif psikodinamik, pasien dapat mempelajari
bagaimana kelainan pasien dapat mempengaruhi orang lain.
2enelitian menyarankan bah/a gangguan obsesi kompulsif dapat meningkatkan angka
stresor lingkungan, terutama pada mereka yang dalam proses kehamilan, kelahiran, atau proses
tumbuh kembang pada anak-anak.
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
17/21
Ga!/a$an K#inis Ganggan O/sesif K(!&#sif
Absesi dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum3
• !uatu gagasan atau impuls yang memaksa dirinya secara bertubi-tubi dan terus menerus
ke dalam kesadaran seseorang
• 2erasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai manifestasi sentral dan sering
kali menyebabkan orang melakukan tindakan kegagalan mela/an gagasan atau impuls
a/al
• Absesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien; yaitu ia dialami sebagai asing
bagi pengalaman seseorang tentang dirinya sendiri sebagai makhluk psikologis.
• 2asien mengenali obsesi dan kompulsif merupakan sesuatu yang mustahil dan tidak
masuk akal
• ndi"idu yang tenderita obsesi kompulsif merasa adanya dorongan kuat untuk
menahannya
%da @ pola gejala utama gangguan obsesi kompulsif yaitu 3
. 8ontaminasi; pola yang paling sering terjadi yang diikuti oleh perilaku mencuci dan
menghindari obyek yang dicurigai terkontaminasi
*. !ikap ragu-ragu yang patologik; obsesi tentang ragu-ragu yang ikuti dengan perilaku
mengecekmemeriksa. 5ema obsesi tentang situasi berbahaya atau kekerasan (seperti lupa
mematikan kompor atau tidak mengunci rumah.
?. 2ikiran yang intrusif; pola yang jarang, pikiran yang intrusif tidak disertai kompulsi,
biasanya pikira berulang tentang seksual atau tindakan agresif.
@. !imetri; obsesi yang tema kebutuhan untuk simetri, ketepatan sehingga bertindak lamban,
misalnya makan memerlukan /aktu berjam-jam, atau mencukur kumis dan janggut.
Pe'(!an Diagn(s)i+ Ganggan O/sesif 'an K(!&#sif
Menurut !nternational *lassifi$ation of Diseasaes + "!*D&,-#
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
18/21
#ntuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesional dan tindakan kompulsif, atau
kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut, dan
merupakan sumber distres dan gangguan akti"itas. Gejala-gejala obsesional harus memiliki ciri-
ciri berikut 3
a =arus dikenaldisadari sebagai pikiran atau impuls dari diri indi"idu sendiri;
b !edikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dila/an, meskipun
ada lainnya yang tidak lagi dila/an oleh penderita;
c 2ikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan atau kesenangan (sekadar perasaan lega dari ketegangan atau anietas
tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas;
d 2ikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak
menyenangkan.
5ermasuk 3
• 4eurosis anankastik
• 4eurosis obsesional
• 4eurosis obsesif-kompulsif
Menurut Diagnosti$ and Statisti$al Manual of Mental Disorders !% " DSM&!%&T'#
8riteria $iagnosis berdasarkan $!M-> 5R
%. !alah satu obsesi atau kompulsi 3
Absesi seperti yang didefinisikan oleh (,(*,(?, dan (@ 3
. 2ikiran, impuls, atau layangan yang berulang dan menetap yang dialami, pada suatu saat
selama gangguan, dirasakan mengganggu dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan
dan penderitaan yang jelas.*. 2ikiran, impuls, atau bayangan tidak hanya kekha/atiran berlebihan tentang masalah
kehidupan yang nyata.?. Arang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, mpuls, atau bayangan
tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan lain
@. Arang menyadari bah/a pikiran, impuls, atau bayangan obsesional adalah hasil dari
pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan pikiran
8ompulsi seperti yang didefinisikan oleh ( dan (* 3
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
19/21
. 2erilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, mengurutkan, memeriksa atau tindakan
mental (misalnya, berdoa, menghitung, mengulangi kata-kata dalam hati yang
dirasakannya mendorong untuk melakukan sebagai respon terhadap suatu obsesi, atau
menurut dengan aturan yang harus dipatuhi secara kaku.
*. 2erilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau mengurangi penderitaan
atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan; akan tetapi, perilaku atau
tindakan mental tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistik dengan apa yang
mereka maksudkan untuk menetralkan atau mencegah, atau secara jelas berlebihan.
1. 2ada suatu /aktu selama perjalanan gangguan, orang menyadari bah/a obsesi atau
kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan 3 hal ini tidak berlaku untuk
anak-anak.
C. Absesi atau kompulsi menyebabkan penderitaaan yang jelas, menghabiskan /aktu (lebih
dari jam sehari, atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan
(atau akademik, atau kegiatan atau hubungan sosial biasanya.$. 0ika terdapat gangguan %ksis lainnya, si obsesi atau kompulsi tidak terbatas padanya
(misalnya, preokupasi dengan makanan yang terdapat pada Gangguan Makan; mencabut
rambut yang terdapat pada 5rikotilomania; perhatian pada penampilan yang terdapat pada
Gangguan $ismorfik 5ubuh; preokupasi dengan at yang terdapat pada suatu Gangguan
2enggunaan Hat; preokupasi dengan menderita suatu penyakit serius yang terdapat pada
=ipokondriasis; preokupasi dengan dorongan atau fantasi seksual yang terdapat pada
2arafilia; atau perenungan bersalah yang terdapat pada Gangguan $epresi Mayor.:. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari at (misal, penyalahgunaan
at, pengobatan atau suatu kondisi medis umum
!ebutkan 0ika 3
$engan tilikan buruk 3 jika, selama sebagian besar /aktu episode terakhir, orang tidak menyadari
bah/a obsesi dan kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan.
Diagn(sa ,an'ing Ganggan O/sesif K(!&#sif
Kondisi Medis
Gangguan neurologis utama yang dipertimbangkan di dalam diagnosis banding adalah
gangguan 5ourette, gangguan tik lainnya, epilepsi lobus temporalis.
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
20/21
Kondisi Psikiatrik
2ertimbangan utama di dalam diagnosis bading gangguan obsesif-kompulsif adalah skiofrenia,
gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, fobia, dan gagguan depresif
Pena)a#a+saan Ganggan O/sesif K(!&#sif
Mengingat faktor utama penyebab gangguan obsesif kompulsif adalah faktor biologik,
maka pengobatan yang disarankan adalah pemberian farmakoterapi dan terapi perilaku.
Abat-obatan yang umum digunakan pada gangguan obsesif-kompulsif berupa !!R
sebagai terapi lini pertama contohnya fluoetine, flu"oamine, paroetine, sertraline, dan
citalopram; antidepresan trisiklik seperti clomipramine yang terbukti paling efektif dibandingkan
dengan obat-obatan trisiklik lainnya. Abat-obatan tersebut memiliki efek samping, !!R
memiliki efek samping berupa rasa mual, gangguan tidur, nyeri kepala, dan rasa gelisah yang
sifatnya transient sehingga tidak terlalu mengganggu. #ntuk pengobatan dengan clomipramine
perlu diperhatikan pemberian dosis a/al, karena memiliki efek samping gangguan sistem
gastrointestinal, hipotensi ortostatik, dan efek antikolinergi serta sedasi berat. 1ila terapi dengan
!!R dan clomipramine tidak efektif, dapat diberikan beberapa obat lain seperti "alproat,
litihium, atau carbamaepine. >enlafaine, pindolol, dan obat-obatan M%A (pheneline juga
dapat digunakan sebagai tambahan.
5erapi perilaku pada seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif dapat berupa
eposure and response pre)ention dimana pasien dipanjankan dengan stimulusnya namun
diingatkan dan dia/asi untuk menahan perasaan kompulsifnya. $esensitisasi, thought stopping ,
dan thought flooding , merupakan terapi yang dapat digunakan pada pasien dengan gangguan
obsesif kompulsif. #ntuk keberhasilan dari terapi perilaku, sebaiknya terapi ini digabungkan
dengan obat-obatan, psikoterapi, dan yang terutama memerlukan tingkat komitmen pasien yang
tinggi. $alam proses terapi, diperlukan dukungan dari keluarga yang cukup sehingga pasien
dapat mempertahankan tingkat komitmennya terhadap terapi yang dijalaninya. $alam kondisi
tertentu, terapi kelompok juga dapat membantu seorang pasien dalam terapinya.
2ada kasus-kasus yang ekstrim, dapat dipertimbangkan terapi elektro-kon"ulsi dan bedah
psikis. Iang umumnya digunakan terkait dengan kasus gangguan obsesif-kompulsif adalah
-
8/20/2019 Bahan Jump 3 Cemas_OCD_GAD
21/21
cingulotomy yang sukses pada *9-?D E pasien. !elain itu juga terdapat capsulotomy.5eknik
bedah nonablasi dimana menanamkan elektrode-elektrode pada nukleus-nukleus ganglia basal.
5erapi-terapi ini dilakukan dengan bantuan MR. 8omplikasi dari terapi bedah tersebut
umumnya adalah kejang, yang dapat diterapi dengan fenitoin.
Pe$*a#anan Pen"a+i)0P$(gn(sis Ganggan O/sesif K(!&#sif
Febih dari 9DE pasien dengan gangguan obsesif kompulsif gejala a/alnya muncul
mendadak. 2ermulaan gangguan terjadi setelah adanya peristi/a yang menimbulkan stres,
seperti kehamilan, masalah seksual, kematian keluarga. !eringkali pasien merahasiakan gejala
sehingga terlambat datang berobat. 2erjalanan penyakit ber"ariasi, sering berlangsung panjang,
beberapa pasien mengalami perjalanan penyakit yang berfluktuasi sementara sebagian lain
menetap dan terus-menerus ada.
8ira-kira *D-?D E pasien mengalami perbaikan gejala yang bermakna, sementara @D-
9DE perbaikan sedang, sedangkan sisanya *D-@DE gejalanya menetap atau memburuk. !epertiga
gangguan obsesif kompulsif disertai gangguan depresi, dan semua pasien dengan gangguan
obsesif kompulsif memiliki risiko bunuh diri.
ndikasi prognosis buruk adalah3 kompulsi yang diikuti, a/itan masa kanak, kompulsi
yang +izarre, memerlukan pera/atan rumah sakit, ada komorbiditas dengan gangguan depresi,
adanya kepercayaan yang mengarah ke /aham dan adanya gangguan kepribadian(terutama
kepribadian skiotipal. ndikasi adanya prognosis yang baik adalah adanya penyesuaian sosial
dan pekerjaan yang baik, adanya peristi/a yang menjadi pencetus, gejaja yang episodik.