Download - BAB IV PTK Jari-jari
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemaparan Kondisi Awal ( Pra Tindakan )
Dari hasil observasi yang dilakukan sebelum diterapkannya pembelajaran
Kooperatif dengan Metode Student Teams Achievement Division ( STAD ) dengan
media jari-jari untuk analisis transaksi, ada bebrapa hal yang mengindikasikan begitu
kurangnya minat dan motivasi belajar siswa, kurang keberanian untuk bertanya dan
sangat jarang untuk berinteraksi antar siswa itu sendiri. Inilah yang menyebabkan
rendahnya hasil proses belajar siswa, sehingga hasil belajar akuntansipun juga jadi
begitu rendah.
Berdasarkan pendokumentasian nilai yang telah dilakukan oleh guru, terlihat
bahwa tingkat pnguasaan konsep dan pemahaman akuntansi masih begitu rendah,
karena masih ada dalam batasan bawah nilai tuntas yaitu 75. Identifikasi inilah yang
membuat peneliti perlu menerapkan strategi pembelajaran akuntansi pada siswa di
SMPN 20 Malang dengan menggunakan media jari-jari untuk analisis transaksi dalam
kurikulum yang sangat padat ini. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu
bersifat klasik, sehingga interaksi sesama siswa sangat kurang pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Karena guru hanya memberikan materi yang mendasar saja
tanpa memperhatikan pembelajaran yang lebih dinamis dan bermakna lebih efisien
dalam proses mengajar di dalam kelas.
Untuk mengidentifikasi tahap awal siswa tentang penguasaan konsep analisis
transaksi dilakukan tes awal atau diagnosa terhadap siswa secara klasik. Dan
berdasarkan hasil yang diperoleh tes analisis transaksi, ditemukan banyak kesulitan
yang dialami oleh para siswa pada hampir keseluruhan tes analisis. Hal ini disebabkan
oleh karena siswa kurang memahami materi pokok analisis.
Pra Tindakan penguasaan konsep analisis transaksi dilakukan dengan diagnosa
tes. Kemampuan siswa diketahui dengan memberikan serangkaian tes kemampuan
sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
B. Hasil Penelitian Siklus I
a. Manajemen Pembelajaran guru pada Siklus I
Kegiatan observasi manajemen pembelajaran guru adalah ditujukan kepada
beberapa aspek yang meliputi: (1) Pendahuluan, (2) Kegiatan inti, (3) Penutup,
(4) Manajemen waktu, (5) Penunjang.
Aktifitas pengamatan dilakukan secara langsung dengan observasi langsung
oleh observer terhadap proses kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini,
pengamatan dilakukan pada dua kali pertemuan setiap siklus yaitu pada rencana
pembelajaran 1 dan 2. Sementara ringkasan hasil penilaian kemampuan guru
dalam manajemen pembelajaran dengan metode STAD dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 4.1
HASIL OBSERVASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURUSIKLUS I
No. Aspek Penilaian RP-1 RP- 2 Rata-rata % TarafKeberhasilan
1A. PendahuluanA. 1A. 2A. 3
333
333
333
75 Baik
2
B. Kegiatan IntiB. 1B. 2B. 3B. 4B. 5B. 6B. 7B. 8B. 9B. 10
3333333334
4434343344
3.53.533.533.5333.54
83.75 Sangat Baik
3C. PenutupC. 1C. 2
33
33
33 75 Baik
4 D. Waktu 2 3 2.5 62.5 Cukup
5E. Faktor PenunjangE. 1E. 2
33
33
33
75 Baik
Rata-rata 74.25 Baik
Berdasarkan data pada table 4.1 dihubungkan dengan taraf ketercapaian
tindakan nilai rata-rata kemampuan guru dalam manajemen pembelajaran pada
aspek pendahuluan sudah baik yaitu sebesar 75%, aspek kegiatan inti baik yaitu
sebesar 83.75%, begitu pula pada aspek penutup yang mencapai presentase
sebesar 75%, aspek manajemen waktu juga cukup yaitu sebesar 62.5%, dan aspek
faktor penunjang yang juga baik yaitu 75%. Hasil observasi memberikan catatan,
bahwa manajemen waktu perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.
b. Hasil belajar aspek afektif
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti yang dilakukan oleh observer
untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Penilaian dilakukan
dengan kelompok yang menggunakan panduan lembar observasi aktifitas siswa
dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
HASIL OBSERVASI AKTIFITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD DALAM SIKLUS I
Aspek yang diamati
Deskripsi % RP-1 % RP-2 % Rata-rata % TotalTaraf Keberhasilan
Belajar
B1 85.71 100 92.86
72.92 BaikB2 47.62 73.81 60.71B3 38.15 50 44.05B4 90.48 7.62 94.05
PenghargaanP1 38.10 45.24 41.67
62.70 BaikP2 61.90 54.76 58.33P3 85.71 90.48 88.10
Kerja samaK1 57.14 66.67 61.90
73.01 BaikK2 80.95 88.10 84.52K3 45.24 100 72.61
Rata-rata Skoring dalam persentase 69.54 Baik
Ket = Taraf keberhasilan tindakan total nilai dalam %
80 – 100 = Sangat Baik 20 – 39 = Kurang60 – 79 = Baik 0 – 19 = Sangat Kurang40 – 59 = Cukup
Hasil belajar dalam aspek afektif diperoleh dari lembar observasi kegiatan
siwa yang dibuat selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun Aspek yang peneliti nilai
adalah: (1) Belajar, (2) Penghargaan, (3) Kerja sama. Rata-rata Persentase selama
pmbelajaran pada siklus I adalah sebesar 69.54% dengan taraf keberhasilan baik.
c. Hasil belajar aspek psikomotorik
Hasil belajar aspek psikomotorik diperoleh dari laporan hasil kelompok yang
mengerjakan lembar kerja yang dipeberikan. Nilai rata-rata hasil belajar aspek
psikomotorik sebesar 68.06.
d. Hasil belajar aspek kognitif
Pengukuran hasi belajar kognitif menggunakan tes tertulis yang diberikan
pada saat postes setiap akhir pembelajaran dengan nilai rata-rata 68.04 dan tes
akhir siklus dengan nilai rata-rata 74.17. Hasil belajar materi pokok analisis
transaksi siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Hasil Tes Kemampuan siswa pada siklus I
No. Hasil TesJumlah
Ketuntasan balajarSiswa %
1 Nilai kurang dari 75,00 9 9.75 Belum Tuntas2 Nilai 75,00 ke atas 30 90.25 TuntasJumlah 39 100
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa dari 39 siswa kelas VIII A,
yang mendapat nilai kurang dari 75,00 ada sebanyak 9 siswa, dan yang mendapat nilai
75,00 keatas ada 30 siswa. Dengan kata lain siswa yang tuntas belajar secara individu
ada 30 siswa atau 90.25% sedang yang 9 siswa atau 9.75% belum mencapai hasil
ketuntasan secara individu. Secara klasikal kelas VIII A telah mencapai ketuntasan
belajar. Karena batas ketuntasan secara klasikal adalah 80% daripada jumlah siswa
yang mendapat nilai 75,00.
C. Tahap analisis dan refleksi tindakan siklus I
Ada Temuan selama melaksanakan tindakan pada siklus I diperoleh data
tentang hasil belajar siswa, setelah diolah dan dianalisis pada pembelajaran ini ada
kelebihan dan kekurangan atau kelemahan baik dari siswa maupun guru yang dapat
digunakan sebagai acuan perbaikan pada siklus, yang kemudian peneliti aplikasikan
dan kembangkan. Sebaliknya, kelemahan yang muncul dapat peneliti perbaiki pada
temuan berikutnya.
Paparan hasil refleksi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka kelemahan adalah:
a. Guru kurang efisien dalam memanfaatkan waktu saat pembelajaran
b. Kerja sama antar siswa yang kurang dalam kelompok
c. Beberapa siswa bersikap pasif saat diskusi.
d. Dalam mengerjakan postes beberapa siswa masih tampak bekerja sama
2. Berdasarkan penelitian tindakan pada siklus I, maka kelebihannya adalah:
a. Penggunaan media jari-jari oleh peneliti sangat efektif terhadap siswa
b. Partisipasi siswa saat pembelajaran sudah mulai nampak jika dibandingkan
sebelumnya.
c. Siswa disiplin dalam mengerjakan tugas.
d. Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran, kegembiraan, ini
berdampak kepada semangat motivasi belajar siswa, sehingga hasil postesnya
bagus.
e. Upaya peneliti memfasilitasi berlangsungnya pembelajaran cukup bagus. Hal
ini nampak dari alat-alat yang tersedia selama berlangsungnya tindakan (ada
dokumen dan sumber asli yang memudahkan pemahaman siswa, dan papan
unjuk kerja siswa )
f. Guru sebagai peneliti telah berusaha memperbaiki kinerjanya dari pertemuan-
pertemuan.
g. Materi yang dibahas bersifat kontekstual.
h. Guru sebagai peneliti telah memberi motivasi yang cukup bermakna bagi
siswa, dalam bentuk pemberian hadiah berupa pujian.
i. Guru memanfaatkan siswa yang punya kelebihan untuk membantu teman-
temannya.
j. Peneliti selalu mengadakan diskusi dengan para observer diakhir pembelajaran
pada setiap pertemuan.
D. Tindak Lanjut
Kekurangan siklus I didiskusikan peneliti bersama guru yang mengobservasi dan
kerjasama dalam mengambil kesepakatan tentang tindak lanjut pada siklus berikutnya.
Tindak lanjut tersebut adalah:
a. Guru dalam manajemen waktu harus tepat, sehingga kegiatan belajar mengajar
bias berjalan dengan lancar.
b. Dalam Proses belajar mengajar peran serta siswa harus ditingkatkan secara
maksimal.
c. Guru memberi reinforcement pada siswa yang berupa pemberian hadiah pada
kelompok yang hasil presentasinya paling bagus.
d. Hal-hal penting sebaiknya ditulis di papan tulis agar dapat meningkatkan
perhatian siswa.
e. Mentargetkan di siklus 2 tuntas 100%
E. Hasil Penelitian Siklus II
1. Manajemen Pembelajaran guru pada Siklus II
Kegiatan observasi manajemen pembelajaran guru adalah ditujukan
kepada beberapa aspek yang meliputi: (1) Pendahuluan, (2) Kegiatan inti, (3)
Penutup, (4) Manajemen waktu, (5) Penunjang.Aktifitas pengamatan dilakukan
secara langsung dengan observasi langsung oleh observer terhadap proses
kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, pengamatan dilakukan pada dua
kali pertemuan setiap siklus yaitu pada rencana pembelajaran 1 dan 2.
ringkasan hasil penilaian kemampuan guru dalam manajemen pembelajaran dapat dilihat
pada table berikut.
Tabel 4.4
HASIL OBSERVASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURUSIKLUS II
No. Aspek Penilaian RP-1 RP- 2 Rata-rata % TarafKeberhasilan
1A. PendahuluanA. 1A. 2A. 3
434
434
434
75 Baik
2
B. Kegiatan IntiB. 1B. 2B. 3B. 4B. 5B. 6B. 7B. 8B. 9B. 10
3333333334
4434343344
3.53.533.533.5333.54
83.75 Sangat Baik
3C. PenutupC. 1C. 2
33
33
33 75 Baik
4 D. Waktu 2 3 2.5 62.5 Cukup
5E. Faktor PenunjangE. 1E. 2
33
33
33
75 Baik
Rata-rata
Berdasarkan data pada tabel 4.4 dihubungkan dengan taraf ketercapaian tindakan telah
ditentukan terlibat bahwa nilai ratakemampuan guru dalam manajemen pembelajaran pada
semua aspek sudah sangat baik yaitu aspek pendahuluan sebesar 91,66%, aspek kegiatan inti
baik yaitu sebesar 96,25%, aspek penutup baik yaitu sebesar 87,50%, aspek manajemen
waktu cukup baik yaitu sebesar 87,50%, dan aspek faktor penunjang baik yaitu sebesar
81,30%. Untuk lebih jelas perbandingan antara siklus I dan siklus II lihat pada grafik berikut.
Grafik 1.
HASIL OBSERVASI MANAJEMEN GURU
ASPEK PENILAIAN0
20
40
60
80
100
120
Siklus 1Siklus II
2. Aktifitas belajar siswa sikus II
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti yang dilakukan oleh satu
observer untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian dilakukan dengan kelompok dengan menggunakan
panduan lembar observasi aktivitas siswa dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD SIKLUS II
Aspek yang diamati
Deskripsi % RP-1 % RP-2 % Rata-rata % TotalTaraf Keberhasilan
Belajar
B1 85.71 100 92.86
72.92 BaikB2 47.62 73.81 60.71B3 38.15 50 44.05B4 90.48 7.62 94.05
PenghargaanP1 38.10 45.24 41.67
62.70 BaikP2 61.90 54.76 58.33P3 85.71 90.48 88.10
Kerja samaK1 57.14 66.67 61.90
73.01 BaikK2 80.95 88.10 84.52K3 45.24 100 72.61
Rata-rata Skoring dalam persentase 69.54 BaikKet = Taraf keberhasilan tindakan total nilai dalam %
80 – 100 = Sangat Baik 20 – 39 = Kurang60 – 79 = Baik 0 – 19 = Sangat Kurang40 – 59 = Cukup
Untuk lebih jelas perbandingan antara siklus I dan siklus II lihat pada grafik berikut.
Grafik 2.
PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
ASPEK PENILAIAN0
20
40
60
80
100
120
SIKLUS 1SIKLUS 2
3. Hasil belajar psikomotorik
Hasil aspek psikomotorik diperoleh dari laporan hasil kelompok mengerjakan
lembar evaluasi. Nilai rata-rata hasil aspek psikomotoriksebesar 80,30.
4. Hasil belajar aspek kognitif
Pengukuran hasil belajar kognitif menggunakan tes tertulis yang diberikan pada
saat postes setiap akhir pembelajaran dan tes akhir siklus. Hasil belajar siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.3
Dari hasil pembelajaran pada siklus II dapat diketahui sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil tes kemampuan siswa pada siklus II
No. Hasil TesJumlah
Ketuntasan balajarSiswa %
1 Nilai kurang dari 75,00 0 0 Belum Tuntas2 Nilai 75,00 ke atas 39 100 TuntasJumlah 39 100
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa kelas VIII A yang tertera di atas terdapat
perkembangan yang cukup baik dalam kegiatan belajar mengajar seperti yang
terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.7 Perkembangan hasil pembelajaran kelas VIII A SMPN 20 Malang,
setelah diberikan siklus II.
No.
Tes awal Siklus I Siklus II
KeteranganRata-rata
Ketuntasanklasikal
Rata-rata
Ketuntasanklasikal
Rata-rata
Ketuntasanklasikal
Prestasi
62,22 10% 74,17 90% 84,05 100% Skor nilai mak = 100 batas tuntas klasikal = 80%
Untuk lebih jelas perbandingan antara tes awal, sikus 1 dan siklus 2 lihat grafik
berikut ;
0
20
40
60
80
100
120
AwalSiklus ISiklus II
Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik 3 di atas dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa
kelas VIIIA secara keseluruhan yaitu 39 siswa tidak ada lagi yang mendapat nilai
kurang dari 75,00 dan yang mendapat nilai ≥75,00 ada 39 siawa. Dengan kata lain
siswa yang tuntas belajar sacara individu ada 39 siawa atau 100%. Secara klasikal
kelas VIIA telah mencapai ketuntasan belajar, karena batas ketuntasan belajar
secara klasikal 80% dari jumlah 39 siswa mendapat nilai ≥75,00 dan yang dicapai
kelas VIIIA 100% dengan rata kelas 83,70.
Berdasarkan uraian di atas, maka pada siklus kedua sudah memenuhi target yang
ditentukan yang ditandai dengan :
a. Ketuntasan belajar siswa semakin meningkat hingga 100%, ini berarti kelas
VIIIA SMPN 20 Malang telah mengalami ketuntasan secara klasikal. Batas
ketuntasan lasikal adalah dari jumlah siswa VIIIA secara keseluruhan lebih
dari 80% mendapat nilai ≥75,00.
b. Pada aspek proses juga memenuhi target yang telah ditentukan, ini ditandai
dengan :
1. Guru dapat mengelola waktu sesuai yang telah ditentukan dalam RPP.
2. Guru dapat memusatkan perhatian siswa yang dapat dilihat dari :
a. Peran siswa dalam proses belajar meningkat
b. Siswa bekerja sama mengerjakan tugas diskusi keompok dengan baik.
c. Siswa memperhatikan guru.
F. Tahap analisis dan refleksi tindakan siklus II.
Proses pembelajaran tampak maksimal dengan ketuntasan 100% sesuai yang
diharapkan maka diputuskan penelitian dihentikan. Kemajuan siswa cukup signifikan
dengan perolehan hasil tes yang bagus seperti terlihat pada hasil ulangan pada siklus
II. Peningkatan- peningkatan tersebut antara lain :
a. Kerja sama dan komunikasi antar anggota dalam kelompok cukup baik dapat
dilihat pada laporan hasil penelitian dan catatan lapangan.
b. Guru berhasil memanfaatkan media jari-jari dengan maksimal.
c. Siswa telah terbiasa dengan kelompok dan tidak canggung berkomunikasi dalam
kelompok.
d. Nilai yang diperoleh siswa meningkat dari siklus I ke siklus II
G. Data hasil angket siswa.
Berdasarkan hasil data angket pada lampiran, dapat diperoleh persentase presepsi
siswa terhadap pembelajaran akuntansi.
Tabel 4.7
Saya merasa bersemangat mengikuti pelajaran akuntansi dengan cara brkelompok dengan teman-teman sekelas.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
2019---
51.2848.72000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.7 sebanyak 51.28% siswa menyatakan sangat setuju, 48.72%
siswa menyatakan setuju, tidak ada siswa yang menyatakan netral, dan tidak ada
siswa yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan
pertama.
Tabel 4.8
Dengan media jari- jari yang digunakan guru saat menjelaskan analisis transaksi, saya lebih mudah dalam memahami materi.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
39----
1000000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.8 sebanyak 100% siswa menyatakan sangat setuju, tidak ada
siswa yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju
maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Kedua.
Tabel 4.9
Media jari – jari tepat dan mudah untuk belajar akuntansi.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
309---
76.9223.08000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.9 sebanyak 76.92% siswa menyatakan sangat setuju, 23.08%
menyatakan setuju ,tidak ada siswa yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Ketiga.
Tabel 4.10
Dengan metode pembelajaran kooperatif model STAD yang selama ini digunakan guru, saya merasa lebih mudah mengerjakan soal-soal akuntansi.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
25104--
64.1025.6410.2600
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.10 sebanyak 64.10% siswa menyatakan sangat setuju, 25.64
% menyatakan setuju , 10.26% yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Keempat.
Tabel 4.11
Bila saya tidak paham suatu materi maka saya akan bertanya kepada teman kelompok atau pada guru
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
2892--
71.7923.08 5.1300
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.11 sebanyak 71.79% siswa menyatakan sangat setuju, 23.08
% menyatakan setuju , 5.13% yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Kelima.
Tabel 4.12
Saya merasakan senang belajar dengan vasilitas yang mndukung yang disediakan guru dan dapat meningkatkan semangat kerja yang lebih keras dalam belajar.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
363---
92.317.69000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.12 sebanyak 92.31% siswa menyatakan sangat setuju, 7.69
% menyatakan setuju , tidak ada yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Keenam.
Tabel 4.13
Saya merasa bahwa pembelajaran akuntansi secara kelompok dapat meningkatkan ketrampilan pembukuan dan membangun yang lebih baik antar sesame teman.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
20118--
51.2828.2020.5200
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.13 sebanyak 51.28% siswa menyatakan sangat setuju, 28.20
% menyatakan setuju , 20.52% yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Ketujuh.
Tabel 4.14
Dengan metode pengajaran yang selama ini digunakan guru, saya merasa lebih dihargai dalam mengluarkan pendapat dan berkreasi.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
2514---
64.1035.90000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.14 sebanyak 64.10% siswa menyatakan sangat setuju, 35.90
% menyatakan setuju , tidak ada yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Kedelapan.
Tabel 4.15
Saya merasa selama ini model pembelajaran yang digunakan guru dapat meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan yang lebih baik.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
363---
92.307.70000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.15 sebanyak 92.30% siswa menyatakan sangat setuju, 7.70
% menyatakan setuju , tidak ada yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Kesembilan.
Tabel 4.16
Saya merasa lebih mudah memahami pelajaran akuntansi ketika belajar kelompok dari pada individu.
No. 1 Interval Frekwensi %
Sangat setujuSetujuNetralTidak setujuSangat tidak setuju
63 – 7551 – 6239 – 5027 – 3815 - 26
2118---
53.8546.15000
Jumlah 39 100
Berdasarkan Tabel 4.16 sebanyak 53.85% siswa menyatakan sangat setuju, 46.15
% menyatakan setuju , tidak ada yang menyatakan netral, dan tidak ada siswa yang
menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju dengan pernyataan Kesepuluh.
H. Pembahasan.
Kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran STAD terdapat
beberapa hal yang menggambarkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar,
kurangnya keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dan
rendahnya interaksi antar siswa sendiri. Hal itu yang menyebabkan lemahnya proses
pembelajaran, sehingga hasil belajar juga masih rendah terhadap pelajaran akuntansi
di sekolah tersebut.
Identifikasi lebih lanjut terhadap strategi pembelajaran yang digunakan guru
akuntansi di SMPN menunjukkan bahwa penggunaan media ajar masih belum
dilakukan sepenuhnya.Hal ini disebabkan kurang maksimal usaha guru dalam
memfasilitas PBM. Selain itu pembelajaran bersifat kalsikal individual, sehingga
interaksi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung hamper tidak ada, karena guru
hanya menghabiskan waktu saja tanpa memperhatikan pembelajaran yang bermakna.
Berdasarkan hasil tes kondisi awal sebanyak 9 siswa memperoleh nilai
dibawah 75,00 . Nilai rata-rata 74,70 . data ini menunjukkan bahw pembelajaran
akuntansi khususnya materi analisia transaksi belum sepenuhnya dapat dikuasai oleh
siswa kelas VIIIA SMPN 20 Malang.
3. Pembahasan Tiap siklus
a. Siklus I
Dengan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran berjalan belum
maksimal siswa terlihat masih belum efisien dalam penggunaan waktu. Hal ini
disebabkan oleh karena siswa sudah terbiasa dengan belajar lebih banyak
mengandalkan intruksi guru, siswa belum terbiasa melakukan kerja kelompok.
Disamping itu motivasi siswa belum maksimal, dan belum menampakkan kelompok
yang ajeg. Namun setelah dilakukan perbaikan pada tindakan, tatap muka berikutnya
siswa mulai terlihat antusias dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan
interaksi dalam kerja kelompok pun mulai terlihat.
Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa dari 39 siswa kelas VIIIA yang mendapat
nilai kurang dari 75,00 adalah sebanyak 9 siswa, dan yang mendapat nilai 75,00 ke
atas ada 30 siswa. Dengan kata lain siswa yang tuntas belajar secara individu ada 30
siswa 90% sedang yang 9 siswa atau 10% belum mencapai ketuntasan secara
individu.
Yang perlu diperhatikan pada siklus II sebagai tindak lanjut dari siklus I adalah
(1) Pengefektifan waktu guru dalam pengelolaan waktu harus tepat, sehingga kegiatan
belajar mengajar bias berjalan dengan lancar dan maksimal; (2) Dalam proses belajar
mengajar peran serta siswa harus ditingkatkan semaksimal mungkin; (3) Guru
memberikan tindakan dengan memberikan reinforcement [ada siswa yang berupa
pemberian hadiah pada klompok yang hasil presentasinya terbaik; (4) Hal-hal yang
penting sebaiknya ditulis di papan tulis agar dapat meningkatkan perhatian siswa.
B. Siklus II
Pada siklus II penelitian ditujukan pada peningkatan manajemen pembelajaran secara
maksimal dan peningkatan antusiasme serta motivasi siswa dalam bekerja baik secara
kelompok maupun individu. Hal ini tampak dari keberanian siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapatnya. Kerja kelompok juga menunjukkan interaksi yang efektif juga
pada pengerjaan lembar evaluasi. Hasil observasi mengenai partisipasi siswa dalam
pembelajaran menunjukkan bahwa kehadiran siswa mengikuti pembelajaran, keaktifan
mendengarkan dan mencatat, serta pemanfaatan sarana erustakaan sudah baik.
Dari hasil tes dapat di lihat bahwa dari jumlah siswa Kelas VIIIA secara keseluruhan,
yaitu 39 siswa tidak ada lagi yang mendapatkan nilai kurang dari 75,00 dan yang mendapat
nilai lebih dari 75,00 ada 39 siswa. Dengan kata lain, siswa yang tuntas belajar secara
individu 100 %. Secara klasikal kelas VIIIA telah mencapai ketuntasan belajar karena batas
ketuntasan belajar secara klasikal adalah 80 % dari jumlah siswa mendapat nilai lebih dari
75,00 dan yang dicapai kelas VIIIA 100% dengan rata-rata kelas 83.70.
C. Hasil angket
Berdasarkan persepsi siswa terhadap pembelajaran kooperatif dengan model STAD,
Media jari-jari pada analisis transaksi benar-benar efektif untuk meningkatkan gairah belajar,
kegembiraan dalam belajar, kerjasama, saling menghargai, pemahaman dan sekaligus hasil
belajar siswa, terbukti terdapat presentase yang sangat signifikan dari hasil angket dengan
perolehan kemajuan belajar siswa.