32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANNYA
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kondisi Awal
Pembelajaran Matematika di SD paradigma yang memandang Matematika
sebagai momok juga terjadi pada siswa SDN Bantal. Kondisi ini diperparah
dengan pembelajaran guru yang masih menggunakan pembelajaran yang
konvensional dengan banyak ceramah dan siswa hanya membaca buku paket
selama pembelajaran berlangsung. Akumulasi dari semua hal ini menyebabkan
motivasi belajar siswa rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa hal itu nampak
saat saat pembelajaran matematika berlangsung, siswa kurang konsentrasi, kurang
antusias, siswa kurang percaya diri saat menjawab pertanyaan, siswa tidak aktif
selama pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar bedampak pada kurang
maksimalnya hasil belajar.
Tabel4.1
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Kelas V SDN Bantal Kecamatan Bancak
Tahun 2015/2016
NO
RENTANG
NILAI
JUMLAH
SISWA PERSENTASE KETUNTASAN
1 95-100 0 0% Tuntas
2 85-94 2 8,0% Tuntas
3 75-84 3 13% Tuntas
4 65-74 6 25% Tuntas
5 55-64 6 25,00% Belum Tuntas
6 45-54 7 29% Belum Tuntas
Jumlah 24 100%
Rata-rata Nilai 63,3
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 45
33
Berdasarkan tabel di atas nilai tertinggi siswa 90, nilai terendah 45 dan rata-
rata nilai 63,3. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥ 65) masih ada 13
siswa (54%) yang berada di bawah KKM.
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Kelas V SDN Bantal kecamatan Bancak tahun Pelajaran 2015/2016
NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 ≥ 65 Tuntas 11 46%
2 ≤ 65 Belum Tuntas 13 54%
Berdasarkan hasil nilai pra siklus di kelas V Sekolah Dasar Negeri Bantal
Kecamatan Bancak semester I tahun pelajaran 2015/2016mata pelajaran
Matematika terlihat hasil belajarnya masih rendah. Hal ini terlihat dari 24 siswa
hanya 11 (46%) siswa yang tuntas belajar dan siswa yang belum tuntas sebanyak
13 (54%). Hal ini membuktikan pembelajaran yang berlangsung belum berhasil.
Rendahnya hasil pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas,
dikarenakan guru mengajar secara konvensional, dalam menyampaikan materi
guru hanya mengandalkan media pembelajaranbuku paket sehingga menyebabkan
siswa mengantuk, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan, dan tidak konsentrasi.
Disamping itu guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa hal ini mengakibatkan
motivasi belajar siswa rendah.
Rendahnya motivasi belajar bedampak pada kurang maksimalnya hasil
belajar. Berdasarkan ulangan harian materi pangkat dua dan akar pangkat dua
yang telah berlangsung lebih dari 50% siswa nilai ulangannya berada di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
34
Berdasarkan rendahnya motivasi belajar siswa kelas V SDN Bantal
Kecamatan Bancak tersebut, peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan
kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti akan menerapkan permainan heli
berbasis STAD, yang akan di terapkan melalui dua siklus yaitu pada materi
menghitung Perpangkatan Dua atau Kuadrat untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
4.1.2 Deskripsi Penelitian Siklus I
Berdasarkan gamabaran umum tentang kondisi awal peneliti membuat
suatu rencana tindakan dengan menyusun skenario pembelajaran dengan
menggunakan permainan heli berbasis STAD. Praktik pembelajaran pertama
dilaksanakan dengan pokok bahasan Menghitung Pangkat Dua atau Kuadrat.
Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya
sebagai berikut:
4.1.2.1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan siklus I dimulai dengan diskusi antara peneliti dan
guru kelas dalam menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
materi yang akan diajarkan yaitu menghitung pangkat dua atau kuadrat dengan
kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana. Berdasarkan
materi tersebut kemudian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Penyusunan RPP diberikan alokasi waktu 6 x 35 menit artinya pembelajaran
dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 2 x 35
menit.
Selanjutnya membuat permainan heli berbasis STAD dibuat mengacu pada
materi yang akan di ajarkan. Agar lebih menarik dan optimal dalam pembelajaran,
media permainan ini dikonsultasikan dengan praktisi media. Untuk
35
mengobservasi jalannya pembelajaran maka disusun lembar observasi guru, dan
lembar observasi siswa. Peneliti juga membuat kuis sesuai dengan materi yang
akan disampaikan. Pembelajaran yang akan direncanakan adalah melalui tahapan
pengajaran, pembentukan kelompok, kuis, dan penghargaan. Pada saat setiap
siswa diberi kesempatan untuk menggunakan permainan heli ini. Dalam
permainan edukatif ini siswa harus bisa menyelesaikan tantangan yang muncul
dari media permainan ini.
4.1.2.2. Pelaksananaan Tindakan
A. Pertemuan Pertama Siklus I
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2016 melalui tahap-tahap
berikut ini :
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru
mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perkalian
sederhana menggunakan benda-benda di kelas. Dilanjutkan tanya jawab siswa
dengan guru tentang perkalian sederhana.
Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi mengenal pangkat dua, siswa
memperhatikan penjelasan materi tentang pangkat dua sederhana. Guru
menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara penggunaan permainan.
Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain menyelesaikan
tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait perpangkatan sederhana.
Guru membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian
menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
36
pangkat dua bilangan. Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh
guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.
Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang
belum dmatematikahami. Guru menjelaskan kembali jika terjadi kesalahan
pemahaman siswa terkait materi pangkat dua bilangan.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.
B. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilakukan pada tanggal 29 Maret 2016.
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru
mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perpangkatan
sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru perpangkatan
sederhana.
Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi mencari hasil pangkat dua,
siswa memperhatikan penjelasan materi tentang perpangkatan sederhana. Guru
menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara penggunaan permainan.
Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain menyelesaikan
tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait perpangkatan sederhana.
Guru membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian
menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa mencari
37
hasil pangkat dua bilangan. Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh
guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.
Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang
belum dmatematikahami. Guru menjelaskan kembali jika terjadi kesalahan
pemahaman siswa terkait materi mencari hasilpangkat dua bilangan.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.
C. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus I ini dilakukan pada tanggal 7 April 2016.
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru
mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perpangkatan
sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru perpangkatan
sederhana.
Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi tentang operasi hitung yang
melibatkan bilangan pangkat dua, siswa memperhatikan penjelasan materi
tentang materi yang disampaikan. Guru menyampaikan peraturan dalam
permainan dan cara penggunaan permainan. Siswa dipersilahkan membentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa pengelompokan acak secara heterogen.
Siswa bermain menyelesaikan tantangan-tantangan dalam permainan heli
terkait penerapan perpangkatan dua dalam kehidupan sehari-hari. Guru
membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian menggunakan
38
permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi. Siswa
mengerjakan kuis yang disediakan oleh guru.Guru dan siswa membahas hasil
pengerjaan.
Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang
belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman
siswa terkait materi penerapan pengkuadrataan bilangan dalam pemecahan
masalah sehari-hari.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik. Siswa
mengerjakan evaluasi pembelajaran akhir siklus I Dilanjutkan dengan
membimbing siswa dalam mengisi angket motivasi belajar yang telah
disiapkan.
4.1.2.3. Pengamatan / Observasi
Selama peneliti mengajar, observer mengamati jalannya pembelajaran
melalui lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hasil dari observasi
siklus I adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama secara keseluruhan guru mengajar dengan baik,
tetapi dalam menyampaikan materi guru masih terlalu terburu-buru sehingga
kadang-kadang kurang jelas.
Hambatan pada pertemuan ini adalah :
a) Siswa masih gaduh saat pembentukan kelompok karena permainan ini baru
mereka temui.
b) Siswa kelihatan kesulitan dalam menggunakan permianan, sehingga waktu
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tantangan dalam permainan masih
lama.
39
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua secara keseluruhan guru mengajar dengan kategori
baik, tetapi guru masih mendominasi dalam pembelajaran.
Catatan hambatan pada pertemuan ini adalah:
a) Hanya beberapa siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
b) Saat berdiskusi masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.
3) Pertemuan ketiga
Pada Pertemuan ketiga secara keseluruhan guru mengajar dengan kategori
baik, tetapi
Catatan hambatan pada pertemuan ini adalah :
a) Beberapa siswa sering mentertawakan teman saat gagal menyelesaikan
tantangan.
b) Beberapa siswa mendominasi dalam kelompok dan terlalu sering
menggunakan permaianan.
c) Setelah evaluasi ternyata masih ada siswa yang belum menguasai materi
sehingga tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ).
Berikut ini disajikan tabel analisa motivasi belajar siklus I dari kategori yang
telah ditetapkan.
Tabel 4.3
Analisa Motivasi Belajar Siswa Siklus I
NO KATEGORI MOTIVASI JUMLAH PERSENTASE
BELAJAR SISWA
1 Sangat Baik 8 33%
2 Baik 11 47%
3 Cukup Baik 5 20%
4 Kurang Baik 0 0%
5 Tidak Baik 0 0 %
Jumlah 24 100%
40
Berdasarkan dari tabel motivasi belajar siklus 1, dari 24 siswa diperoleh
sejumlah siswa dengan kategori sangat baik yaitu 8 siswadengan persentase
sejumlah 33 %, siswa yang mempunyai motivasi belajar baik 11 siswa dengan
persentase sejumlah 47 %, siswa yang memiliki kategori motivasi belajar cukup
baik 5 siswa sejumlah 20 %. Tidak ada siswa dengan kategori motivasi belajar
kurang baik dan tidak baik. Karena target pada indikator kinerja belum terpenuhi
dengan demikian peneliti melakukan penelitian siklus II.
Nilai dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan
1 95-100 2 8% Tuntas
2 85-94 3 13% Tuntas
3 75-84 6 25% Tuntas
4 65-74 8 33% Tuntas
5 55-64 5 21% Belum Tuntas
Jumlah 24 100%
Rata-rata Nilai 74,3
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 55
Berdasarkan tabel tentang hasil belajar siswa siklus I dari 24 siswa kelas V
menunjukkan data sebagai berikut. Siswa yang memperoleh nilai 55-64 sejumlah
5 siswa dengan persentase sebanyak 17 %. Sejumlah 8 siswa (33%) memperoleh
nilai antara 65-74. Sejumlah 6 siswa memperoleh nilai antara 75-84 dengan
persentase sejumlah 25%. Siswa yang memperoleh nilai antara 85-94 adalah 3
siswa dengan persentase 13%. Siswa yang memperoleh nilai antara 95-100 adalah
2 siswa dengan persentase 8%. Nilai terendah 55, nilai tertinggi 100 sedangkan
rata-rata hasil belajar 74,3.
41
Tabel 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar
Siklus I
NO NILAI KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 ≥ 65 Tuntas 19 79%
2 ≤ 65 Belum Tuntas 5 21%
Berdasar tabel di atas secara keseluruhan ketuntasan hasil belajar siklus I
dari 24 siswa ada 5 siswa sebanyak 21 % yang belum tuntas dalam pembelajaran
dan selebihnya 19 siswa sebanyak 79 % telah tuntas dalam pembelajaran. Di
karenakan ketuntasan belajar belum mencapai 80% maka peneliti melakukan
penelitian pada siklus II.
4.1.2.4. Refleksi
Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus I berjalan dengan baik dilihat
dari siswa yang sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan pemberian
penghargaan, siswa semakin bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Begitu juga dengan motivasi belajar siswa yang diukur
dengan angket sebagian besar siswa memilki motivasi belajar kategori baik.
Hanya saja kegiatan awal terkesan monoton dan kurang memancing antusias
siswa.
Dalam siklus I hasil angket motivasi belajar sangat baik 8 siswa (33%),
kategori baik 11 siswa (47%), kategori motivasi belajar cukup baik 5 siswa
(20%). Data hasil belajar siklus I nilai terendah 55, nilai tertinggi 100 sedangkan
rata-rata hasil belajar 74,3. Dari 24 siswa ada 5 siswa sebanyak 21 % yang belum
tuntas dalam pembelajaran dan selebihnya 19 siswa sebanyak 79 % telah tuntas
dalam pembelajaran Karena indikator penelitian belum tercapai dengan demikian
perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.
42
Berdasarkan observasi pada siklus I hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus II antara lain dengan cara :
a) Untuk meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan awal, maka dibuat
permainan pangkat dor.
b) Memberi pengarahan ulang pada siswa agar dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan harapan.
c) Menyusun ulang anggota kelompok agar pembelajaran tidak didominasi
siswa tertentu.
4.1.3 Deskripsi Penelitian Siklus II
Siklus II ini dilakukan dengan dengan mengajarkan materi akar pangkat dua.
Siklus ini dilakukan melalui 3 pertemuan, dengan rincian sebagai berikut:
4.1.3.1 Perencanaan Tindakan
Secara umum persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan
pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan permainan heli, alat,
dan bahan yang disesuaikan dengan materi untuk penelitian agar efektifitas
pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I. Perencanaan tindakan
siklus II diawali dengan menyusun RPP diberikanalokasi waktu 6 x 35 menit.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
A. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 11 April 2016 dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru
mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan permaianan kuadrat dor.
2. Kegiatan Inti
43
Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan perpangkatan
sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru perpangkatan
sederhana.
Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi mengenal materi , siswa
memperhatikan penjelasan materi tentang perpangkatan sederhana. Guru
menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara penggunaan permainan.
Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain menyelesaikan
tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait perpangkatan sederhana.
Guru membimbing siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian
menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
pengkuadratan bilangan. Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh
guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.
Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang
belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman
siswa terkait materi pengkuadrataan bilangan.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.
B. Pertemuan Kedua Siklus II
Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 13 April 2016 dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru
mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan permaianan kuadrat dor.
44
2. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan akar pangkat
dua sederhana. Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru akar pangkat dua
sederhana.
Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi terkait operasi hitung bilangan
melibatkan akar pangkat dua, siswa memperhatikan penjelasan materi tentang
perpangkatan sederhana. Guru menyampaiakan materi dengan multimedia
pembelajaran yang telah disiapkan. Kemudian guru menyampaikan peraturan
dalam permainan dan cara penggunaan permainan. Siswa dipersilahkan
membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa pengelompokan acak secara
heterogen. Siswa dipersilakan untuk mencoba permainan dengan bimbingan
dari guru. Siswa bermain menyelesaikan tantangan-tantangan dalam
permainan heli terkait operasi hitung akar pangkat dua. Guru membimbing
siswa dalam permainan heli. Siswa bergantian menggunakan permainan heli.
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang operasi hitung akar pangkat dua.
Siswa mengerjakan kuis yang disediakan oleh guru.Guru dan siswa membahas
hasil pengerjaan.
Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang
belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman
siswa terkait materi operasi hitung akar pangkat dua.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai terbaik.
C. Pertemuan Ketiga Siklus II
Pertemuan ketiga ini dilakukan pada tanggal 20 April 2016 dengan tahapan
sebagai berikut:
45
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah salam pembuka, guru
mengecek kehadiran siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan permaianan bilanagan kuadrat
dor.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, diawali dengan guru mengingatkan akar pangkat dua.
Dilanjutkan tanya jawab siswa dengan guru akar pangkat dua.
Kegiatan elaborasi, guru menyajikan materi terkait perpangkatan dua
bilangan, siswa memperhatikan penjelasan materi tentang menggunakan
operasi hitung yang melibatkan perpangkatan sederhana dalam kehidupan
sehari-hari. Guru menyampaikan peraturan dalam permainan dan cara
penggunaan permainan. Siswa dipersilahkan membentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 siswa pengelompokan acak secara heterogen. Siswa bermain
menyelesaikan tantangan-tantangan dalam permainan heli terkait
perpangkatan sederhana. Guru membimbing siswa dalam permainan heli.
Siswa bergantian menggunakan permainan heli. Guru bertanya jawab dengan
siswa tentang materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan kuis yang
disediakan oleh guru.Guru dan siswa membahas hasil pengerjaan.
Kegiatan konfirmasi gurubertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang
belum dmatematikahami. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan pemahaman
siswa terkait operasi hitung yang melibatkan bilangan akar pangkat dua.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.Guru memberikan penghargaan untuk kelompok dengan nilai
terbaik. Guru meminta siswa mengerjakan evaluasi dilanjutkan dengan
membimbing siswa mengisi angket.
46
4.1.3.3 Pengamatan Observasi
Observasi dilakukan untuk megetahui kelebihan dan kekurangan dari
kegiatan pembelajarn yang telah berlangsung. Adapun hasil dari observasi guru
selama siklus II berlangsung.
1) Pertemuan Pertama
Secara keseluruhan Guru kelas V telah melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan kategori sangat baik dengan skor.
Hambatan pada pertemuan ini siswa masih canggung menggunakan laptop
saat bermain.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan ini secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar lancar
seperti pertemuan sebelumnya.
Siswa sudah lancar dalam menggunakan laptop saat bermain.
3) Pertemuan Ketiga
Secara keseluruhan pembelajaran beralnsung tanpa hambatan. Sebagian besar
siswa ikut berpartismatematikasi saat pembahasan hasil diskusi. Dan semua
siswa sudah mendapat giliran bermain.
Berikut ini disajikan analisa motivasi belajar siklus II berdasarkan kategori
yang telah ditetapkan.
Tabel 4.6
Analisa Motivasi Belajar Siklus II
No Kategori Motivasi Jumlah Presentase
Belajar Siswa
1 Sangat Baik 10 42%
2 Baik 14 58%
3 Cukup Baik 0 0%
4 Kurang Baik 0 0%
5 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan dari tabel analisa motivasi belajar siklus II, dari 24 siswa
diperoleh sejumlah siswa dengan kategori sangat baik yaitu 10 siswa dengan
47
persentase sejumlah 42 %, siswa yang mempunyai motivasi belajar baik 14 siswa
dengan persentase sejumlah 58 %, sedangkan tidak ada siswa yang memiliki
kategori motivasi belajar cukup baik, kurang baik dan, tidak baik. Secara
keseluruhan motivasi belajar siswa pada siklus II berada pada kategori sangat baik
dan baik jadi siklus II ini dapat dikatakan berhasil.
Berikut ini akan disajikan tabel analisa hasil belajar siklus II dan tabel
ketuntasan belajar siswa siklus II.
Tabel 4.7
Analisa Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan
1 95-100 4 17% Tuntas
2 85-94 5 21% Tuntas
3 75-84 8 33% Tuntas
4 65-74 6 25% Tuntas
5 55-64 1 4% Belum Tuntas
Jumlah 24 100%
Rata-rata Nilai 80,4
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel tentang hasil belajar siswa siklus II dari 24 siswa kelas V
menunjukkan data sebagai berikut. Siswa yang berada di rentang nilai 55-64
sejumlah 1 siswa (4%). Sebanyak 6 siswa (29%) berada pada rentang nilai 65-
74. Sebanyak 8 (33%) siswa dengan berada pada rentang nilai 75-84. Siswa
memperoleh dengan rentang nilai 85-94 sebanyak 5 (21%) siswa dan 4 siswa
berada pada rentang nilai 95-100. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 60 rata-rata
nilai siswa 80,4.
48
Tabel 4.8
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasar tabel diatas secara keseluruhan ketuntasan pada siklus II ini
mencapai 23 siswa 96% . Sedangkan yang siswa yang belum tuntas sejumlah 1
siswa (4%). ketuntasan hasil belajar siklus II dari 24 siswa belum semuanya
mencapai batas ketuntasan hasil belajar, tetapi sudah melebihi indikator kinerja
yang telah ditentukan yaitu 80% siswa harus melebihi kriteria ketuntasan
minimal. Dapat dikatakan penelitian pada siklus II ini berhasil.
4.1.3.4 Refleksi
Dalam siklus II pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih baik dibanding
siklus I terlihat dari keseluruhan siswa dapat berpartismatematikasi aktif dalam
pembelajaran.Hasil dari penelitian dari siklus II motivasi belajar sangat baik
mencapai 10 siswa (42%), dan kategori motivasi baik berjumlah 14 siswa (58%).
Hasil belajar siswa nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100 rata-rata siswa 80,4
dengan ketuntasan belajar sejumlah 23 siswa (96%) sudah tuntas, sisanya 1 siswa
(4%) belum tuntas. Secara keseluruhan siswa senang dan motivasi belajarnya
sangat baik. Begitu juga hasil pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena
sejumlah 23 siswa (96%) telah tuntas.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan dmatematikaparkan hasil analisis data penelitian
tentang motivasi belajar serta hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran siklus I
dan siklus II.
No Kategori Jumlah Persentase Keterangan
1 Tuntas 23 96% Nilai di atas KKM
2 Belum Tuntas 1 4% Nilai di bawah KKM
Jumlah 24 100%
49
4.2.1 Analisa PerbandinganMotivasi Belajar Siklus I dan Siklus II
Berikut ini tabel perbandingan motivasi belajar siwa siklus I dan siklus II
Tabel 4.9
Perbandingan Motivasi Belajar Siswa
Siklus I, dan Siklus II
NO Kategori Siklus I Siklus II
Motivasi Belajar Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Sangat Baik 8 33% 10 42%
2 Baik 11 47% 14 58%
3 Cukup Baik 5 20% 0 0%
4 Kurang Baik 0 0% 0 0%
5 Tidak Baik 0 0% 0 0%
Jumlah 24 100% 24 100%
Berdasarkan tabel diatas dari 24 siswa diperoleh data sebagai berikut:
Jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar sangat baik pada siklus I sejumlah 8
siswa ( 33%) dan siklus II sejumlah 10 siswa (42%). Kategori motivasi belajar
baik pada siklus I sejumlah 11 siswa (47%), pada siklus II 14 siswa (58%).
Kategori motivasi belajar cukup baik pada siklus I sejumlah 5 ( 20%) sedangkan
pada siklus II tidak ada.
Peningkatan pada motivasi belajar kategori sangat baik dari siklus I
sebanyak 33% menjadi 42% pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak
9%. Pada motivasi belajar siswa kategori baik, begitu juga dari siklus I sebanyak
47% menjadi 58 % pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak 11%.
Dengan demikian dapat dikatakan indikator penelitian dengan rata-rata motivasi
belajar siswa sangat baik dan baik dapat terpenuhi dapat dikatakan penelitian ini
berhasil.
50
4.2.2 Analisa Perbandingan Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, dan siklus II
Tabel 4.10
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasar Tabel perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat peningkatan rata-rata dari prasiklus 63,3 siklus I 73,5
menjadi 80,4 pada siklus II. Dapat dilihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa
dari prasiklus ke siklus Isebanyak 10,2. Dan peningkatan rata-rata hasil belajar
siklus I dan siklus II sebanyak 6,9. Pada pra siklus nilai terendah 45 Siklus I nilai
siswa terendah adalah 55 sedangkan pada siklus II nilai terendah 60. Selain itu
dapat dilihat nilai tertinggi prasiklus adalah 90, siklus I dan siklus II 100.
Tabel 4.11
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tuntas 11 46% 19 79% 23 96%
Belum Tuntas 13 54% 5 21% 1 4%
Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%
No Rentang
Nilai Prasiklus Siklus 1 Siklus II
Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase
1 95-100 0 0% 2 8% 4 17%
2 85-94 2 8,% 3 13% 5 21%
3 75-84 3 13% 6 25% 8 33%
4 65-74 6 25% 8 33% 6 25%
5 55-64 6 25% 5 21% 1 4 %
6 45-54 7 29% 0 0% 0 0 %
Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%
Rata-rata Nilai 63,3 73,5 80,4
Nilai Tertinggi 90 100 100
Nilai Terendah 45 55 60
51
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥65 ) hasil belajar siswa pra
siklus dapat dilihat dari tabel di atas siswa yang tuntas sejumlah 11 (46%),
sejumlah 13 siswa (54%) belum tuntas. Selanjutnya pada siklus Isiswa yang tuntas
dalam pembelajaran siklus I sebanyak 19 siswa( 79%) dan siswa yang belum
tuntas sejumlah 5 siswa (21%). Pada siklus II siswa yang mengalami ketuntasan
sejumlah 23 siswa (96%) dan siswa yang belum tuntas adalah 1 siswa (4%).
Ketuntasan pada hasil belajar siswa pra siklus sebanyak 46%. Pada siklus I
ketuntasan siswa sebanyak 83% dan siklus II menjadi 96%.Dengan begitu dapat
dikatakan indikator penelitian yang akan dicapai dapat terpenuhijadi penelitian ini
berhasil.
4.3 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada kelas 5 SD Negeri Bantal yang berjumlah 24
siswa. Pada waktu peneliti melakukan observasi masih terlihat siswa kurang
berani dalam bertanya maupun menyatakan pendapatnya didalam pembelajaran,
perhatian siswa belum sepenuhnya fokus dan terpusat pada pembelajaran karena
lebih asik bermain ataupun mengganggu temannya ketika proses pembelajaran
berlangsungsehingga hasil belajarnya rendah. Guru sangat mendominasi dalam
kegiatan setiap proses belajar mengajar, guru belum menggunakan metote yang
bervariasi, guru cenderung menggunakan ceramah, tanya jawab, sehingga metode
yang dmatematikakai guru cenderung sama. Ceramah dianggap oleh guru sebagai
cara yang paling mudah dan diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa, hal itu membuat siswa menjadi bosan dan ramai. Metode yang
diterapkan guru kurang sesuai dengan karakter siswa dan materi pembelajaran.
Setelah guru menggunakan permainan heli berbasis Student Teams Achievement
Division (STAD), keaktifan, dan semangat siswa mejadi meningkat.
Permainan heli berbasis Student Teams Achievement Division (STAD)
membuat siswa aktif karena semua siswa terlibat dalam pembelajaran, tanggung
jawab terhadap kelompoknya, membuat siswa percaya diri. Dalam menerapkan
permainan heli berbasis Student Teams Achievement Division (STAD) disesuaikan
dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran yang merupakan implikasi dari
52
RPP. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri dari
ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan baik karena dilakukan dengan interaktif, dan menyenangkan
karena semua siswa teribat dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan, terdapat peningkatan
hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Hasil belajar matematika kelas 5B SD
Negeri Bantal pra siklus masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari perolehan
hasil belajar matematika dari 24 siswa masih ada 13 siswa atau 54% yang belum
tuntas dan 11 siswa atau 46% sudah tuntas dengan nilai rata-rata 63,3. Setelah
dilakukan tindakan dengan metode permainan heli berbasis Student Teams
Achievement Division (STAD) pada siklus I ada peningkatan hasil belajar dari 24
siswa ada 19 anak atau 79% sudah tuntas dan 5 anak atau 21% belum tuntas
dengan nilai rata-rata klasikal siklus I menjadi 74,3. Setelah dilaksanakan siklus II
menunjukan adanya ketuntasan hasil belajar. Dari 24 siswa 23 siswa atau 96%
dinyatakan tuntas dengan nilai diatas KKM 65 dan 1 anak atau 4% belum tuntas
dikarenakan dalam mengikuti tes kurang persiapan. Nilai rata-rata klasikal siklus
II meningkat menjadi 80,4.
Pada saat kegiatan pembelajaran selain untuk mengetahui hasil belajar
siswa, guru juga mengamati motivasi belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran
matematika dengan permainan heli berbasis STAD. Hasil kategori motivasi
belajar siwa siklus I Jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar sangat baik
pada siklus I sejumlah 8 siswa ( 33%) dan siklus II sejumlah 10 siswa (42%).
Kategori motivasi belajar baik pada siklus I sejumlah 11 siswa (47%). Sedangkan
pada siklus II pada siklus II 14 siswa (58%). Kategori motivasi belajar cukup baik
pada siklus I sejumlah 5 ( 20%) sedangkan pada siklus II tidak ada. Peningkatan
pada motivasi belajar kategori sangat baik dari siklus I sebanyak 33% menjadi
42% pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak 9%. Pada motivasi
belajar siswa kategori baik, begitu juga dari siklus I sebanyak 47% menjadi 58 %
pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebanyak 11%.
53
Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Khafiq Andri Prasetyo tahun 2009 dengan judul Media Permainan Edukatif
dengan Macromedia Flash dan penelitian yang dilakukan oleh Toni Harseno
tahun 2013 dengan judul Multimedia untuk menciptakan motivasi belajar dalam
penerapan pembelajaran kooperatif. Karena pada penelitian terbukti ada
peningkatan hasil dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan permainan
heli berbasis STAD yang disesuaikan dengan standar proses. Sealin itu peneliti
juga menambah model pembelajaran STAD yang pembantu kegiatan
pembelajaran lebih inovatif dan dapat menambah keaktifan, keceriaan,
mengamati, memperhatikan, sehingga tercipta pembelajaran dengan permainan
yang menyenangkan. Langkah-langkah pembelajaran permainan heli berbasis
STAD yang dimodifikasi dengan standar proses terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan kegiatan penutup.
Hasil nilai ketuntasan belajar yang diperoleh Penelitian yang dilakukan oleh
Khafiq (2009) kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar
siswa kategori baik pada kondisi awal sejumlah 3 siswa (12%) menjadi siswa 10
(41%) pada siklus I dan meningkat siswa 15 (56%) pada siklus II. dengan KKM =
60 mencapai persentase 100%. Hasil penelitian yang dilakukan Toni (2013)
kesimpulan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kategori baik pada kondisi
awal sejumlah 10 siswa (37%) menjadi siswa 11 (47%) pada siklus I dan
meningkat siswa 14 (58%) pada siklus II selain itu hasil belajar dengan KKM ≥60
mencapai persentase 3,6%.
Hal ini membuktikan bahwa permainan heli berbasis STAD dapat
meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa mata pelajara matematika. Dengan
demikian pihak sekolah atau guru dapat menerapkan dan mengembangkan metode
dapat menerapkan permainan heli berbasis STAD untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa
Dari penelitian ini dapat dibuat implikasi secara teoritis dan implikasi
praktis, sebagai berikut:
54
4.3.1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Permainan
heli berbasis STAD yang disesuaikan dengan standar proses (eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi) menjadikan siswa dalam pembelajaran lebih aktif, antusias, dan
menyenangkan. Karena semua siswa tertantang unutk menyelesaikan misi-misi
dalam permainan. Dalam pembelajaran menerapkan Permainan heli berbasis
STAD siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari siswa yang
berkemampuan akademik sedang sampai yang berkemampuan akademik tinggi.
Siswa akan menerima penyajian materi dari guru dan didukung permainan heli
sehingga pembelajaran tidak pasif. Materi yang disampaikan menjadi bekal untuk
menjawab tantangang dalam permainan. Didalam kelompok akan terbentuk
interaksi yang positif antar individu, dimana mereka akan menyusun strategi
dalam menjawab. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menjawab
soal, sehingga tiap siswa tidak ada yang menganggur karena semua siswa akan
mendapatkan giliran untuk menjawab soal. Kelompok dengan skor terbanyak
akan menjadi juara dan mendapatkan penghargaan.
Hasil penelitian tindakan dengan menerapkan Permainan heli berbasis
STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika. Hal tersebut terbukti dengan nilai rata-rata siklus I dan
siklus II yang meningkat.
Penelitian dengan permainan heli berbasis STAD yang dilakukan oleh
peneliti dengan penelitian sebelumya ada kesamaan dan perbedaan. Akan tetapi
perbedan dan persamaannya masih sejalan dan saling melengkapi. Penerapan
permainan heli berbasis STAD disesuaikan dengan standar proses yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), dan kegiatan penutup.
Sehingga kegiatan pembelajaran terprogram dengan baik. Sebelum pelaksanaan
dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat SK, KD,
Indikator, tujuan pembelajaran, materi, langkah langkah dengan permainan heli
berbasis STAD yang nantinya siswa dapat menyelesaikan tantangan dalam
permainan.
55
Setelah kegiatan pembelajaran menggunakan permainan heli berbasis
STAD disesuaikan dengan standar proses yaitu, eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi akan membuat siswa aktif dan senang mengikuti pembelajaran, karena
siswa secara fitrah menyukai permainan. Selain itu penerapan Permainan heli
berbasis STAD akan melibatkan antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga materi pelajaran akan diserap dengan baik dampaknya
motivasi dan hasil belajar siswa meningkat.
4.3.2 Implikasi Praktis
Hasil penelitian secara praktis Permainan heli berbasis STAD digunakan
sebagai salah satu cara yang dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika dan digunakan bagi siswa karena dengan
penerapan metode permainan heli berbasis STAD menjadikan pembelajaran lebih
inovatif, antusias, dan ceria. Karena semua siswa terlibat dalam pembelajaran dan
permainan akademik.
Dengan menerapkan permainan heli berbasis STAD berfungsi sebaga cara
untuk membantuk dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar yang
inovatif, karena kegiatan pembelajaran sebelumnya hanya menggunakan metode
yang cenderung sama dan belum inovatif yaitu ceramah. Pembelajaran dengan
menerapkan Permainan heli berbasis STAD memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyalurkan energi bermain siswa dengan melakukan permainan
heli. Dengan hasil penelitian tindakan dengan menerapkan permainan heli
berbasis STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika.
Pembelajaran dengan metode permainan heli berbasis STAD memberikan
kesempatan bagi siswa untuk memberikan peran serta dalam kelompok untuk
mempelajari materi maupun menyelesaikan tantangan dalam misi permainan heli.
Sehingga pembelajaran matematika tidak semata-mata guru menjelaskan
kemudian siswa duduk diam, karean siswa akan selalu aktif menjalankan
permaian. Oleh karena itu permainan heli berbasis STAD digunakan sebagai
bahan pertimbangan guru dan sekolah dalam mengajarkan materi pelajaran yang
sesuai.