-
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskipsi Subyek Penelitian
4.1.1 Profil Gugus Pergiwo
1. Nama Gugus : Gugus Pergiwo
2. Gugus Inti : SD Negeri 1 Jampiroso
3. Alamat : Jl. Sudirman no 5A
Kecamatan : Temanggung
Kabupaten : Temanggung
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 56216
Telpon : (0293) 491540
4. SD Imbas : a. SDN 2 Jampiroso
b. SDN 3 Jampiroso
c. SDN 1 Jampirejo
d. SDN 2 Jampirejo
e. SD Kanisius
f. SD Shekinah
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Gugus Pergiwo
VISI
Terwujudnya manajemen gugus sekolah berbasis
kompetensi yang dilandasi imtaq dan
berwawasan imtek serta meningkatkan kualitas
guru sebagai pendidik profesional.
MISI
1. Penataan manajemen gugus sekolah yang
profesional.
-
58
2. Meningkatkan kompetensi guru secara
terencana, terarah, berkelanjutan.
3. Memberdayakan pendidik profesional dalam
kegiatan KKG dan KKKS
4. Mempererat tali silaturohmi antar guru dalam
satu sekolah dan antar sekolah dalam satu
gugus berasaskan kekeluargaan.
5. Meningkatkan dedikasi yang tinggi serta
mampu mengimplementasikan dalam logika,
estetika dan praktika.
6. Mengembangkan potensi guru secara optimal
dan proporsional dalam menggunakan
multimedia dan multi metode dalam proses
pembelajaran.
7. Meningkatkan dan mengembangkan seluruh
aspek kompetensi guru secara holistik sebagai
momentum yang baik untuk melaksanakan
sistem pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan zaman;
TUJUAN
1. Melaksanakan kegiatan KKG dan KKKS
dengan memanfaatkan sebesar-besarnya PKG
yang berpusat di SD inti secara berkelanjutan
dan terprogram
2. Membudayakan berbagai kegiatan positif yang
dapat menambah dan meningkatkan mutu
profesional guru yang menyangkut
pengetahuan, ketrampilan dan wawasan yg
-
59
akan memberi dampak peningkatan mutu
proses dan hasil KBM.
3. Membantu memecahkan masalah dan saling
meringankan beban antar SD anggota gugus.
4. Memacu guru dan kepala sekolah untuk terus
belajar meningkatkan mutu dan
tanggap terhadap tugas profesi sebagai guru
5. Menumbuhkembangkan rasa kebersamaan
dan kekeluargaan diantara SD sesama
anggota gugus dalam mencapai tujuan dan
mengusahakan berbagai upaya peningkatan
pendidik di SD yang menjadi
tanggungjawabnya.
6. Meningkatkan semangat maju bersama dalam
peningkatan mutu pendidikan melalui
penerapan system pembinaan profesional.
1.1.3 Data Statistik Gugus Pergiwo
Data statistik Gugus Pergiwo tahun pelajaran
2014/2015 meliputi nama sekolah, data guru PNS
menurut golongan, dan data statistik siswa dapat
dilihat sebagai berikut :
-
60
1. Data Guru Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran
2014/2015
Nama
Sekolah
Golongan
To-
tal II III IV GTT PTT Jml
L P L P L P L P L P L P
SDN 1
Jampiroso
-
-
-
4
1
5
3
4
4
2
8
15
23
SDN 2
Jampiroso
-
-
-
2
3
4
-
1
2
3
5
10
15
SDN 3
Jampiroso
-
-
-
-
1
4
1
3
1
-
3
7
10
SDN 1
Jampirejo
-
-
1
4
1
-
2
3
1
1
5
8
13
SDN 2
Jampirejo
-
-
-
1
1
6
1
3
1
-
3
10
13
SD
Kanisius
-
-
-
1
-
-
4
6
1
-
5
7
12
SD
Shekinah
-
-
-
-
-
-
4
17
-
4
4
21
25
Data primer 2015
-
61
2. Data Siswa Per Sekolah Gugus Pergiwo Tahun
Pelajaran 2014/2015
Nama
Sekolah
Rombel/ Jenis Kelamin
I II III IV V VI Jml
L P L P L P L P L P L P L P
SDN 1
Jampiroso
28
44
29
39
23
44
30
36
35
36
33
46
178
255
SDN 2
Jampiroso
20
13
23
26
27
22
25
18
18
22
29
14
142
115
SDN 3
Jampiroso
16
18
14
11
15
17
19
9
15
12
15
13
94
80
SDN 1
Jampirejo
15
11
15
12
13
22
16
14
14
11
12
17
85
87
SDN 2
Jampirejo
9
8
11
5
9
6
10
6
15
6
8
12
61
44
SD
Kanisius
15
11
15
12
13
22
16
14
14
11
12
17
85
87
SD
Sakinah
9
13
8
16
12
15
9
10
12
11
13
9
59
76
JUMLAH
704
744
Sumber: Data Primer 2015
Dari data primer dapat kita lihat, bahwa Jumlah
guru di Gugus Pergiwo yang terdiri dari 7 sekolah dasar
baik negeri maupun swasta sebanyak 111 anak yang
terdiri dari 33 anak laki-laki dan 78 anak perempuan.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil 12 guru
sebagai responden dari gugus pergiwo dikarenakan
keterbatasan tenaga, dana, dan waktu penelitian.
-
62
4.2 Prosedur Tindakan Ex In Supervision
Untuk Meningkatkan Pengelolaan
Pembelajaran Guru
1. Tahap Persiapan
Tahap awal yang dilakukan peneliti mengurus
perizinan penelitian dari UKSW yang ditujukan kepada
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung
kemudian diteruskan ke Ketua Gugus Pergiwo
Kecamatan Temanggung. Dalam tahap ini juga
dilakukan mengkaji literatur dan analisis data yang
berkaitan dengan kegiatan supervisi yang ada di Gugus
Pergiwo. Peneliti lakukan dari tanggal 9 Januari 2015
sampai tanggal 31 Januari 2015.
Tahap ini juga dilakukan persiapan yang
dilakukan supervisor tentang cara dan alat observasi
seperti alat perekam, daftar cek, catatan guru-guru
Gugus Pergiwo. Peneliti juga melakukan studi
dokumentasi terutama yang berhubungan dokumen
kegiatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, foto-
foto kegiatan kepala sekolah dalam Kelompok Kerja
Guru Gugus Pergiwo serta jadwal program pelaksanaan
supervisi akademik yang dilaksanakan Gugus Pergiwo.
Adapun Jadwal program yang telah disepakati dalam
pelaksanaan ex-in supervision di gugus Pergiwo dapat
dicermati sebagai berikut:
-
63
Tabel 4.1 Jadwal KegiatanEx-in Supervision
Kepala Sekolah Gugus Pergiwo
Tahun Pelajaran 2014/2015
Tahap Pertama
NO
NAMA SEKOLAH
PELAKSANAAN SUPERVISI
KET HARI TANGGAL
1 SDN 1 Jampiroso Senin 12 Januari 2015
2 SDN 2 Jampiroso Selasa 13 Januari 2015
3 SDN 3 Jampiroso Rabu 14 Januari 2015
4 SDN 1 Jampirejo Kamis 15 Januari 2015
5 SDN 2 Jampirejo Jumat 16 Januari 2015
6 SD Kanisius Sabtu 17 Januari 2015
7 SD Shekinah Senin 19 Januari 2015
Sumber: Data Primer 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan ex-in
supervision yang dilakukan kepala sekolah Gugus
Pergiwo pada Tahun pelajaran 2014/2015
dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai tanggal
19 Januari 2015.
Dari hasil kesepakatan bersama antara peneliti dan
kepala sekolah se-Gugus Pergiwo juga telah disepakati
untuk pelaksanaan ex-in supervision tahap II atau
siklus ke dua akan dilaksanakan tanggal 23 Maret
2015 sampai tanggal 31 Maret 2015. Adapun Jadwal
siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
-
64
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Ex-in Supervision
Kepala Sekolah Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran 2014/2015
Tahap Kedua
NO
NAMA SEKOLAH
PELAKSANAAN SUPERVISI
KET HARI TANGGAL
1 SDN 1 Jampiroso Senin 23 Maret 2015
2 SDN 2 Jampiroso Selasa 24 Maret 2015
3 SDN 3 Jampiroso Rabu 25 Maret 2015
4 SDN 1 Jampirejo Kamis 26 Maret 2015
5 SDN 2 Jampirejo Jumat 27 Maret 2015
6 SD Kanisius Sabtu 28 Maret 2015
7 SD Shekinah Senin 30 Maret 2015
Sumber: Data Primer 2015
2. Tahap Identifikasi Ide Awal
Hasil temuan fakta dalam pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas oleh kepala sekolah internal pada
studi pendahuluan mencakup kondisi kinerja guru
dalam perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran
menunjukkan hasil yang masih belum memenuhi
standar. Pada aktivitas perencanaan, terdapat 71,43%
responden belum memenuhi standar kinerja yang
diharapkan dan sebanyak 28,57% responden yang
sudah memenuhi standar. Pada aktivitas pelaksanaan
-
65
terdapat 85,71% belum memenuhi standar kinerja dan
sebanyak 14,29% responden sudah memenuhi kinerja,
Pada aktivitas penilaian terdapat 57,14% responden
belum memenuhi standar dan sebanyak 42,86%
responden yang sudah memenuhi standar kinerja.
Di samping pengamatan terhadap pengelolaan
proses pembelajaran dalam aktivitas pendahuluan, juga
terdapat catatan pengamat yang tertuang dalam kolom
komentar. Komentar ini disediakan jika terdapat
catatan yang perlu, baik yang menyangkut aktivitas
responden yang tidak terdapat dalam tiap-tiap item
maupun yang merupakan kesimpulan pengamat
terhadap kinerja dalam aktivitas pengelolaan
pembelajaran.
3. Pencarian dan Analisis Fakta
Ada beberapa kendala yang penulis temukan
dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang
dilaksanakan sebelumnya di Gugus Pergiwo. Supervisi
yang dilakukan kadang kala tidak tuntas sampai pada
tahap pembinaan, sehingga guru cenderung kurang
mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dalam
pembelajaran. Lemahnya kreativitas supervisor untuk
mencari solusi dari masalah yang muncul di
sekolahnya juga menjadi persoalan di Gugus Pergiwo.
Analisis data yang dikumpulkan pada tanggal 6
Januari 2015 dari kepala sekolah Gugus Pergiwo
ditunjukkan hal-hal berikut:
a) Program supervisi akademik melalui kunjungan
kelas baik pengawas atau kepala sekolah belum
-
66
berfungsi dengan baik, guru selalu berharap agar
bisa disupervisi kepala sekolah atau pengawas
dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Guru perlu bantuan untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran
sementara kepala sekolah banyak disibukkan
dengan acara kedinasan serta tugas-tugas
administrasi.
c) Program supervisi oleh kepala sekolah internal
belum berjalan dengan maksimal, sebab masih
ada beberapa sekolah yang baru sekali
melaksanakan supervisi kunjungan kelas
sehingga supervisi kepala sekolah belum
maksimal (Sumber: Data Primer diolah 2015).
Menganalisis kebutuhan guru sebelum dilakukan
kegiatan supervisi eksternal terutama yang
berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran
Untuk memperkuat pengumpulan data yang
dilakukan peneliti maka dilakukan kegiatan
wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Jampiroso
selaku ketua Gugus Pergiwo. yang dilaksanakan hari
Rabu tanggal 21 Januari 2015 pukul 09.15 WIB sampai
pukul 12.00 WIB . Adapun deskripsi hasil wawancara
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Hasil Wawancara Ketua Gugus Perwiwo
Ketika ditanya tentang pelaksanaan supervisi oleh
pengawas SD/TK di Gugus Pergiwo, Ketua Gugus
Pergiwo mengatakan sebagai kepala sekolah Dia pernah
didatangi pengawas menanyakan administrasi, itu
-
67
hanya terbatas ketika ada ulangan semester atau ujian.
Pengawas hampir dikatakan tidak masuk ke kelas
untuk melihat proses kegiatan pembelajaran guru. Oleh
karena itu, Dia selaku kepala sekolah berusaha agar
peran sebagai supervisor dapat terlaksana dengan baik
untuk memberikan bantuan kepada guru
Kepala sekolah ketika ditanya mengenai
pengamatan ketika melakukan supervisi kunjungan
kelas, mengatakan bahwa Dia selama proses
pengamatan melihat dokumentasi perangkat
pembelajaran guru, diantaranya silabus, RPP, program
semester, program tahunan, daftar kelas, daftar nilai.
Saya mengaskan kepada guru tentang pentingnya
perencanaan agar dalam pelaksanaan jelas arahnya
dan pentingnya alat ukur untuk pencapaian tujuan
pembelajaran. Guru harus menciptakan rasa nyaman
dalam belajar termasuk kebersihan kelas dan penataan
ruangan.
Pada saat ditanya mengenai supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah dari SD segugus
Pergiwo, Dia mengatakan bahwa kegiatan itu sangat
positif dan guru turut terbantu dalam memecahkan
persoalan yang selama ini dialami. Banyak guru-guru
dikala disupervisi kepala sekolah lain berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan atau
menampilkan yang terbaik dalam kegiatan
pembelajaran.
Harapan kepala sekolah dengan dilaksanakan ex-
in supervision yaitu guru bisa melaksanakan proses
-
68
pembelajaran yang lebih baik lagi. Supervisi dapat
digunakan guru sebagai kilas balik dalam
meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Banyak guru
yang ingin tahu apakah pembelajaran yang dilakukan
itu sudah baik atau belum.
Saat ditanya mengenai apakah semua guru bisa
bekerja dengan tulus melayani peserta didik, beliau
mengatakan itu semua tergantung pada yang
bersangkutan. Bagi guru yang menyadari akan tugas
dan tanggung jawab akan melaksanakan dengan penuh
dedikasi sebaliknya guru yang mengukur segala
sesuatu dengan materi maka akan banyak
meninggalkan tugasnya kadang marah-marah pada
siswa, atau dengan teman sejawatnya. Hal ini
disebabkan karakter dari guru itu sendiri. Namun
demikian guru harus punya kompetensi kepribadian
untuk dapat menciptakan kondisi yang aman, nyaman,
dan sejahtera. Dan saya sebagai kepala sekolah juga
harus cepat tanggap melakukan pendekatan kepada
semua guru tanpa memandang usia dan mengarahkan
agar guru menyadari akan tanggung jawabnya.
Peneliti juga menanyakan apakah ex-in
supervision memberikan dampak positif kepada
pembelajaran guru, Kepala sekolah mengatakan bahwa
kegiatan ex in supervision menjawab dan memberikan
sesuatu yang dibutuhkan guru dalam mengatasi
permasalahan mengajar. Guru cukup terbuka apa yang
dilakukan dalam pembelajaran. Supervisi yang
dilakukan kepala sekolahnya memang bisa diterima
guru tapi rasanya tidak lengkap kalau tidak mendengar
-
69
dari yang lain. Masukan dari kepala sekolah lainnya
turut membantu guru mengatasi masalahnya dan
menambah wawasan yang lebih mendalam. Bagi guru
yang akan disupervisi biasanya akan mempersiapkan
dirinya yang dimulai dari membuat persiapan
pembelajaran, menyiapkan alat peraga, pendekatan
yang akan dipakai, dan termasuk menyiapkan
instrumen penilaian (Sumber: Data Primer diolah
2015).
Disamping peneliti wawancara kepada Ketua
Gugus Pergiwo, di hari berikutnya Kegiatan wawancara
juga dilakukan peneliti kepada guru kelas SD Negeri 3
Jampiroso selaku SD Imbas dari Gugus Pergiwo yang
dilaksanakan 4 Februari 2015 pukul 11.15 WIB sampai
pukul 13.00 WIB. Deskripsi hasil wawancara dapat
peneliti tuliskan sebagai berikut:
b. Hasil Wawancara dengan Guru Gugus Pergiwo
Hasil wawancara terhadap guru, dari
keseluruhan informan yang berjumlah 12 orang, ketika
guru ditanya berapa kali kepala sekolah melaksanakan
supervisi ke kelas, mereka mengatakan sebanyak 1 kali
dalam satu tahun. Lebih lanjut ada dua orang informan
yang mengatakan bahwa kegiatan supervisi kunjungan
kelas oleh kepala sekolah akan lebih efektif untuk
meningkatkan kinerja guru apabila dilaksanakan
minimal 4 kali dalam satu tahun pelajaran. Kepala
sekolah dapat melihat secara langsung pelaksanaan
proses belajar mengajar dalam tiap semester secara
kontinyu.
-
70
Para guru ketika ditanya apa ada pemberitahuan
sebelumnya bila akan dilakukan supervisi kunjungan
kelas guru mengatakan memang ada pemberitahuan
terlebih dahulu melalui rapat tapi ada yang memang
dijadwalkan dan ada yang tidak. Guru lebih senang
bila diberitahu terlebih dahulu karena bisa
mempersiapkan diri untuk membuat RPP, alat peraga,
dan evaluasinya.
Selanjutnya ketika ditanya tentang apa harapan
guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah, para guru sebagian besar mengatakan
harapannya supervisi ini dapat berlanjut dan kepala
sekolah perlu menguasai kompetensi profesional
termasuk penguasaan kurikulum. Mustahil ketika
kepala sekolah tidak menguasai kompetensi profesional
akan dapat memberikan saran dan bimbingan kepada
guru. Kewajiban kepala sekolah dapat membina dan
mengarahkan para guru agar menjadi pendidik yang
profesional. Lebih lanjut para guru mengatakan kepala
sekolah sebagai pimpinan juga dapat memberikan
contoh terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul terutama dalam pembelajaran dengan adanya
perubahan-perubahan yang menyangkut kurikulum
serta kebijakan (Sumber: Data Primer diolah 2015)
Wawancara terhadap guru yang berkaitan dengan
kegiatan ex in supervision, Dia mengatakan kegiatan ini
sangat mereka harapkan karena banyak masukan yang
diberikan kepala sekolah lain tentang pembelajaran
dan kebijakan. Memang sebelumnya agak tidak leluasa
-
71
dalam mengajar karena merasa diawasi, diamati oleh
Kepala Sekolah lain. Namun akhirnya terbiasa.
Ketika ditanya cara kepala sekolah
menyampaikan hasil pengamatannya baik kelebihan,
kekurangannya dalam pembelajaran mereka
mengatakan bahwa kepala sekolah menyampaikan
dengan pemberitahuan secara pribadi ke masing-
masing guru. Kepala sekolah mengutarakan apa yang
dilihatnya, apa itu sebagai kelebihan atau sebagai
kekurangannya tinggal guru mau menerima masukan
apa tidak.
Berdasarkan hasil wawancara antara kepala
sekolah dan guru di Gugus Pergiwo mengenai
pandangan guru terhadap pengelolaan kegiatan belajar
mengajar atau pengelolaan pembelajaran masih
tergolong belum memenuhi standar yang diharapkan.
Selain itu, seringkali guru mengalami kesulitan dalam
menyiapkan kegiatan belajar mengajar terutama sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Yang lebih ditekankan
disini bahwa semua guru menyatakan bahwa guru
sangat membutuhkan perhatian bimbingan dan
penghargaan dari kepala sekolah untuk meningkatkan
pengelolaan pembelajaran.
Mengenai pandangan guru terhadap penerapan
ex-in supervision menunjukkan, bahwa aktivitas
supervisi dianggap sebagai komponen penting dalam
kinerja guru karena dapat meningkatkan pengelolaan
pembelajaran sehingga guru dalam membuat
perencanaan akan siap, pelaksanaan pembelajaran
-
72
akan matang dan penilaian akan tepat pada sasaran.
Sikap kepala sekolah dalam memandang keragaman
guru terdiri atas perlakuaan yang sama, melakukan
pengelompokan, dan memberikan metode yang
bervariasi. Dari keterangan dan hasil pengamatan yang
telah dilakukan maka penulis memberikan komentar
pelaksanaan ex-in Supervison di Gugus Pergiwo dalam
siklus I masih ada kesulitan yang dihadapi kepala
sekolah dalam pelaksanaan supervisi kepada guru
mencakup: (1) kesulitan internal (seperti tidak paham
prosedur, teori, dan konsep, aktivitas supervisi); (2)
kesulitan eksternal (seperti guru kurang persiapan,
adanya supervisor yang belum mengerti betul tentang
masalah di lapangan).
4. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan
skenario yang telah ditentukan. Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai 19 Januari 2015 kemudian dilanjutkan dengan 2 kali
pertemuan antar kepala sekolah dan guru-guru di Gugus Pergiwo bertempat di SDN 1 Jampiroso selaku SD Inti Gugus. Pertemuan dilakukan guna membahas
hasil temuan dalam siklus I, Secara rinci kegiatan pertemuan I sampai pertemuan II dituangkan dalam
tabel berikut:
-
73
Tabel 4.3
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I dan pertemuan II
No
Hari/Tanggal Pertemuan
Materi
1
Pertemuan I
Sabtu, 17 Januari 2015
Menyusun,
melaksanakan RPP
sesuai standar proses.
2
Pertemuan II
Sabtu, 24 Januari 2015
Kendala-kendala yang
dihadapi guru dalam
mengelola proses
pembelajaran.
Sumber: Data Primer diolah 2015
Pelaksanaan observasi dan pemantauan
dilakukan oleh Kepala sekolah dengan mengikuti
prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Selama
proses observasi peneliti hanya mendampingi kepala
sekolah dengan menggunakan instrumen yang telah
disiapkan sebelumnya. Untuk tingkat capaian nilai
peneliti menggunakan nilai perilaku kinerja PNS
sebagaimana diatur dalam Permennegpan dan RB
No. 16 Tahun 2009 BAB III hal 34 dinyatakan dengan
angka dan sebutan sebagai berikut:
a. 91 - 100 : sangat baik
b. 76 - 90 : baik
c. 61 - 75 : cukup
d. 51 - 60 : kurang
e. 50 ke bawah : buruk
-
74
Hasil analisis data dilihat dari aspek perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
perangkat pembelajaran dan observasi ex-in
supervision. Dalam kegiatan observasi penulis
mendapatkan bantuan dari kepala sekolah gugus
pergiwo yang bertindak sebagai observer. Data hasil
observasi pada siklus I ini dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran
(Standar proses)
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 8 66
2 76 - 90 4 34
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-Rata 92,04 %
Sumber : Data Primer diolah 2015
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-
in supervision silkus I melalui kunjungan kelas untuk
standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015
untuk 12 responden Sebesar 92,04% nilai angka
terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan
amat baik.
-
75
Namun dalam pelaksanaannya dari data yang
diberikan observer dalam pelaksanaan pembelajaran
tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan baik,
hanya mencapai 84,43 % dari data tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran
( Berdasarkan Standar Proses)
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 2 17
2 76 - 90 10 83
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-Rata 84,43 %
Sumber: Data Primer diolah 2015
Hal ini berarti bahwa hasil responden Gugus Pergiwo
telah melaksanakan standar pengelolaan dengan
capaian baik namun bisa dikatakan belum memenuhi
standar yang diharapkan karena standar minimal yang
ingin dicapai sebesar 11 responden atau 91,67%.
-
76
Tabel 4.6
Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision
Perangkat Pembelajaran RPP
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 10 83
2 76 - 90 2 17
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 89,61%
Sumber: Data Primer diolah 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in
supervision yang dilakukan kepala sekolah Tahun
Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden yang
mencapai kategori amat baik sebanyak 10 responden
dan 2 responden mencapai kategori baik rata-rata
mencapai 89,61% dengan sebutan capaian kategori
baik.
-
77
Tabel 4.7 Hasil Analisis Penilaian kemampuan Guru
(Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 6 50
2 76 - 90 6 50
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 88,28%
Sumber : Data Primer diolah 2015
Berdasarkan hasil penilaian instrumen tersebut diatas
menunjukkan bahwa ex-in Supervisi pada standar
proses hasil yang diperoleh dari 12 responden
diperoleh 6 responden memperoleh kategori amat baik
dan 6 responden dalam kategori baik sehingga untuk
rata-ratanya mencapai kategori baik atau 88,28%. Hal
ini perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan siklus I
terutama yang menyangkut pelaksanaan pembelajaran.
-
78
Tabel 4.8 Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembelajaran
(Berdasarkan Standar Pengelolaan)
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 11 92
2 76 - 90 1 8
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 95 %
Sumber : Data Primer diolah 2015
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian
kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen
penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran
2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 11
responden atau 92 % dan yang memperoleh kategori
baik 1 orang responden atau 8 %. Sehingga dapat
dikatakan kinerja guru untuk standar pengelolaan
kategori amat baik.
Refleksi
Refleksi pada akhir siklus I mengungkapkan butir-
butir berikut:
a) Proses pembelajaran berjalan dengan baik dengan
penerapan ex in supervision. Guru tampak
bersemangat ketika di supervisi kepala sekolah
khususnya supervisi eksternal.
-
79
b) Meskipun proses Pengelolaan pembelajaran telah
membaik, guru masih terfokus pada kegiatan
kurang memperhatikan manajemen kelas.
c) Guru dalam melaksanakan kegiatan kurang
melakukan upaya untuk memotivasi siswa.
Hasil refleksi menunjukkan perlu siklus II untuk
mengatasi kelemahan-kelemahannya yang ditemukan
dalam siklus I.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret
2015 sampai 30 Maret 2015. Pelaksanaan observasi
dan pemantauan sama seperti yang dilaksanakan di
siklus I dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang
telah ditetapkan. Hasil analisis data dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.9
Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran
(Berdasarkan Standar Proses)
No Rentang Nilai Jumlah
Perolehan
Prosentasi
(%)
1 91 – 100 12 100
2 76 – 90
3 60 – 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 96,33%
Sumber : Data Primer diolah 2015
-
80
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-
in supervision silkus II melalui kunjungan kelas untuk
standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015
untuk 12 responden Sebesar 96,33% nilai angka
terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan
amat baik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat
capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik,
mencapai 95,86 % dari data tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran
( Berdasarkan Standar Proses)
No Rentang Nilai Jumlah
Perolehan
Prosentasi
(%)
1 91 - 100 12 100
2 76 – 90
3 60 – 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 95,86%
Sumber: Data Primer diolah 2015
Hal ini berarti bahwa hasil responden Gugus Pergiwo
telah melaksanakan standar pengelolaan dengan
capaian amat baik.
-
81
Tabel 4.11 Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision
Perangkat Pembelajaran RPP
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 12 100
2 76 - 90
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100%
Rata-Rata 94,81%
Sumber: Data primer diolah 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in
supervision yang dilakukan kepala sekolah Tahun
Pelajaran 2014/2015 di siklus II untuk 12 responden
diperoleh data mencapai rata-rata 94,81% dengan
sebutan capaian kategori amat baik.
-
82
Tabel 4.12 Hasil Analisis Penilaian Kemampuan Guru
(Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 12 100
2 76 - 90
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 94,44%
Sumber: Data primer diolah 2015
Berdasarkan hasil penilaian instrumen tersebut diatas
menunjukkan bahwa ex-in Supervisi pada standar
proses hasil yang dicapai dari 12 responden diperoleh
dalam kategori amat baik sebanyak 11 responden atau
mencapai rata rata 94,44%.
-
83
Tabel 4.13 Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembeajaran
(Berdasarkan Standar Pengelolaan)
No
Rentang Nilai
Jumlah
Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 12 100
2 76 - 90
3 61 - 75
4 < 60
Jumlah 12 100
Rata-rata 97,38 %
Sumber : Data Primer 2015
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian
kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen
penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran
2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 12
responden atau 97,38 %. Sehingga dapat dikatakan
standar pengelolaan capaian dengan kategori amat
baik.
1) Refleksi
Hasil refleksi pada akhir siklus II mengungkapkan
butir-butir berikut:
a) Proses pembelajaran berjalan dengan amat baik
dengan penerapan ex in supervision. Guru
tampak bersemangat dalam proses pembelajaran
di kelasnya.
-
84
b) Meskipun proses Pengelola telah membaik,
namun manajemen kelas masih harus
diupayakan secara berkesinambungan melalui
usaha supervisi baik internal ataupun eksternal.
c) Guru sudah berupaya untuk memotivasi siswa di
kelas terbukti siswa sudah aktif mengikuti
pembelajaran yang diberikan guru.
d) Semua ini telah menuntun peneliti, kepala
sekolah gugus Pergiwo pada kesimpulan bahwa
semua responden yang berasal dari guru setuju
bahwa penerapan ex-in supervision yang
dilakukan kepala sekolah Gugus Pergiwo
mendukung peningkatan pengelolaan
pembelajaran guru. Ketua Gugus Pergiwo juga
mengaris bawahi kesimpulan ini.
Dengan demikian penelitian ini dihentikan dan
dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil analisis
dari siklus I ke siklus II terlihat adanya peningkatan
rata-rata dan kemampuan guru mengelola proses
pembelajaran, baik dalam merencanakan proses
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, instrumen
RPP maupun dalam standar prases dan pengelolaan.
Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
-
85
Tabel 4.15
Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II
N
o
Siklus
Hasil Observasi
Kategori
I II III IV V
1
I
92,04
84,43
89,61
88,28
95,00
89,87/
Baik
2
II
96,04
95,86
94,81
94,44
97,38
95,76/
Amat
baik
Dari tabel perbandingan siklus I dan siklus II
membuktikan bahwa hipoteses yang penulis tuliskan
tentang penerapan ex in supervision dapat
meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran
guru dapat terbukti karena 11 responden dari 12
responden mencapai rata-rata 95,76% artinya ada 1
responden yang berkategori baik belum mencapai amat
baik.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang telah dilakukan dalam BAB III, ada
beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan
rumusan masalah, yakni mengenai peningkatan
kemampuan guru. Untuk menganalisa data tersebut
ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan penulis
yaitu penggolongan, penyaringan, kemudian
penyimpulan dari data-data yang diterima.
-
86
Kegiatan peningkatan kemampuan guru Gugus
Pergiwo melibatkan berbagai unsur sekolah yang ada di
Gugus Pergiwo diantaranya Kepala SD inti, Kepala SD
Imbas, dan guru-guru Gugus Pergiwo yang diwakili 12
guru sebagai responden. Hal itu sebagaimana
diungkapkan oleh Darmadi dan telah dikutip pada BAB
II halaman 27, mengatakan Mengajar tidak hanya
sekedar memberi informasi secara lesan, tetapi dalam
mengajar guru harus dapat menciptakan situasi
lingkungan belajar yang memungkinkan anak aktif
dalam belajar.
Sebagaimana data yang telah dipaparkan di BAB
III halaman 44 peningkatan kemampuan guru
dilaksanakan tahun pelajaran 2014/2015 yang
diadakan di SD Negeri 1 Jampiroso tanggal 21 Februari
2015 melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru. Kepala
Sekolah inti Gugus Pergiwo mensosialisasikan
keterampilan mengajar atau teaching skill dihadapan
guru-guru Gugus Pergiwo. Dari hal yang dilakukan
ternyata guru-guru sudah menunjukkan
kemampuannya karena guru-guru banyak yang sudah
mengerti hubungannya dengan keterampilan mengajar
yang telah disampaikan dalam BAB II halaman 29.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa
ex-in supervision untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan pembelajaran sudah terbukti adanya
peningkatan kemampuan pengelolaan pembelajatran
guru di Gugus Pergiwo hal ini juga sesuai dengan teori
-
87
supervisi yang telah dikemukakan Suhari dalam BAB II
halaman 15. Penelitian yang dilakukan Suhari
bertujuan untuk menguji penerapan ex-in supervion
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran. Metode penelitiannya termasuk metode
penelitian eksperimen yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
Pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan
observasi.
Hasil yang diperoleh untuk penelitian yang telah
dilakukan adalah: 1) Model supervisi akademik ex-in
supervision cukup efektif untuk meningkatkan
kemampuan guru mengajar di kelas. 2) Terjadi
peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajran di kelas sebanyak 28,2%, dimana sebelum
diterapkan model supervisi akademik ex-in supervision
sebesar 65,2% dan setelah penerapan supervisi
akademik model ex-in supervision sebesar 93,4%,
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
Desain model ex-in supervision dapat menjadi salah
satu alternatif untuk meningkatkan berimbangnya
jumlah pengawas dengan sekolah binaan.
Penelitian yang dilakukan Luh Amani untuk
menjawab fokus penelitian tentang implementasi
supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola proses pembelajaran pada guru SD
se-Gugus VII Kecamatan Sawan secara rinci diperoleh
gambaran tentang:
-
88
1. Teknik supervisi akademik yang digunakan kepala
sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan
guru mengelola proses pembelajaran di Gugus
Sawan.
2. Tugas-tugas pokok guru dalam menyusun
perencanaan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa.
3. Faktor-faktor penunjang dan penghambat yang
dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
pengelolaan pembelajaran guru.
4. Solusi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru
dalam pengelolaan pembelajaran di Gugus Sawan.
Penelitian Luh Amani merupakan penelitian
tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap
siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan; 2)
implementasi tindakan; 3) interpresentasi tindakan; 4)
refleksi. Pada penelitian ini prosedur pengumpulan
data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dalawi
tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas
sekolah sebagai upaya peningkatan profesionalisme
guru SMP Negeri 1 Bengkayang diperoleh gambaran 1)
Pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1
Bengkayang dinilai dapat meningkatkan kinerja atau
profesionalisme guru dalam melaksanakan
pembelajaran; 2) Supervisi yang dilaksanakan telah
dinilai sesuai dengan kebutuhan guru; 3) Upaya yang
dilakukan pengawas sekolah adalah terbatasnya waktu;
-
89
4) Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dinilai
belum optimal karena masih ada guru yang belum
dikunjungi pengawas sekolah.
Penelitian yang dilakukan Dalawi menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pada
penelitian ini data dikumpulkan dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analis induktif.
Data yang diperoleh di lapangan dicatat secara teliti
kemudian dirinci melalui reduksi data.
Persamaan penelitian antara Suhari, Luh Amani,
Dalawi, dan penelitian yang peneliti lakukan adalah
Supervisi akademik yang baik, mampu untuk
memberikan kontribusi bagi terwujudnya peningkatan
pengelolaan pembelajaran. Selain itu juga dengan
supervisi akademik memungkinkan guru untuk
meningkatkan pengelolaan pembelajaran yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Supervisi
juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja
dalam memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena
itu supervisor diharapkan dapat memberikan feed back
dari temuan kegiatannya sehingga permasalahan yang
dihadapi oleh guru dan staf karyawannya dapat teratasi
dengan baik. Hal ini tentunya dapat mendorong
kemajuaan sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai.
Perbedaan penelitian Suhari, Luh Amani, Dalawi
dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan Suhari menggunakan
-
90
pendekatan kuantitatif dengan rancangan
penelitian pre eksperimen dengan bentuk one group
pretest-posttest design.
2. Penelitian yang dilakukan Luh Amani menggunakan
pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian
tindakan dalam bentuk siklus.
3. Penelitian Dalawi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
4. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
action research yang dilaksanakan dalam dua
siklus yang meliputi siklus I dan siklus II, tiap
siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan,
2) implementasi tindakan, 3) Observasi, 4) refleksi.
Adapun yang perlu ditingkatkan dalam penelitian
ini adalah penerapan model supervisi akademik ex-
in supervision untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan pembelajaran guru.
Adapun kelebihan dalam penelitian ex-in
supervision yang dilakukan peneliti adalah guru lebih
leluasa dan terbuka untuk mengungkapkan
permasalahan dalam pembelajarannya kepada kepala
sekolah ekstrenal yang dihadapi karena tidak merasa
terbebani dan menganggap patner kerja. Bagi kepala
sekolah dasar Gugus Pergiwo dalam kaitannya dengan
tugas kepala sekolah sebagai supervisor dan motivator
dengan menggunakan model ex-in supervision untuk
meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru telah
membimbing dan memotivasi untuk bisa menjadi
pendidik dan pengajar yang baik bagi siswa.
-
91
Bagi kepala sekolah dalam bekerja merasa tidak
sendiri karena kehadiran kepala sekolah se-gugus turut
membantu mengatasi persoalan yang ada disekolahnya
khususnya dalam pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa
kepala sekolah dan guru-guru Gugus Pergiwo yang
pengelolaan pembelajarannya sudah meningkat
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Persiapan mengajar yang dibuat lebih baik.
2. Tekun dan ulet dalam melaksanakan pembelajaran
(tidak lekas menyerah atau putus asa).
3. Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.
4. Tanggap terhadap persoalan yang dihadapi dalam
membimbing siswa sehingga siswa lebih aktif
merespon pembelajaran.
5. Senang berkoloborasi dengan teman sejawat dengan
memberikan dorongan untuk meningkatkan kinerja.
6. Berpikir positif thinking terhadap suatu kejadian.
7. Optimis dalam mengerjakan tugas.
8. Mau meningkatkan kompetensinya terutama dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
9. Disiplin dalam bekerja dan waktu (datang kerja dan
pulang tepat waktu).
10. Terbuka dan mau menerima masukan untuk
memperbaiki diri khususnya dalam peningkatan
pengelolaan pembelajaran.
-
92
Sebaliknya bagi guru yang tidak memiliki
peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran
berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, sebagai berikut:
1. Tidak cepat tanggap terhadap persoalan yang
dihadapi peserta didik yang menganggu proses
belajar mengajar.
2. Kurang percaya diri dalam melaksanakan tugas
mengajar.
3. Kurang persiapan sebelum melaksanakan
pembelajaran
4. Kurang dapat mengelola kelas sehingga kelas selalu
ramai.
5. Menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada
yang lainnya.
Implikasi dari model ex-in supervision untuk
meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru
dilakukan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo sebagai
supervisor. Kunjungan dilakukan ke sekolah dan ke
kelas. Hal ini dimaksudkan untuk melihat dan
mengamati guru yang akan mengajar. Apa yang
dihadapi guru di dalam melaksanakan pembelajaran
akan dilihat dan diamati. Kelemahan dan kendala yang
dihadapi guru, supervisor akan membantu dalam
memecahkan kesulitan atau kendala tersebut.
Disamping itu peneliti juga mengadakan wawancara
kepada kepala sekolah dari guru tersebut untuk
memperoleh gambaran tentang kegiatan supervisi yang
juga telah dilakukannya sebagai supervisor internalnya.
Melalui kegiatan supervisor eksternal dan internal ini
-
93
akan diperoleh data yang obyektif mengenai kesulitan
guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan kesulitan itu maka guru akan mendapat
bantuan untuk mengatasi permaslahannya.
Teknik kunjungan kelas oleh kepala sekolah
internal memang sering dilakukan namun hasil
kunjungannya kadang tidak disampaikan atau dibahas
sehingga hasil kegiatannya tidak tepat sasaran. Kepala
sekolah internal hanya melakukan karena tuntutan
sebagai tugas sebagai supervisor atau sebagai bukti
administrasi kalau sudah menjalankan supervisi
sementara hasil tidak kunjungannya tidak disampaikan
pada yang bersangkutan. Dengan data yang obyektif
itulah, kepala sekolah se gugus Pergiwo membuat
tahapan untuk membantu guru dalam pembelajaran.
Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dalam
semester satu dan Semester dua. Tahapan meliputi 1)
tahap perencanaan, 2) tahap implementasi, 3) tahap
Observasi, 4)Tahap refleksi. Dari empat tahap ini
direncanakan ada dua siklus. Pembinaan yang
dilakukan Kepala sekolah Gugus Pergiwo terhadap
guru melalui percakapan pribadi dan percakapan
klasikal.
Untuk Gugus Pergiwo kemampuan pengelolaan
pembelajaran guru, awal pada siklus I sebesar 10
responden atau 89,87 % pada kategori B ( baik) naik
pada siklus II sebesar 5,89% menjadi 11 responden
atau 95,75 % pada kategori A (amat baik) kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan ex-
in supervision dapat meningkatkan pengelolaan
-
94
pembelajaran guru. Ini membuktikan bahwa hipoteses
penelitian ini terbukti bahwa penerapan ex-in
supervision dapat meningkatkan kemampuan
pengelolaan pembelajaran guru.