Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang
dimaksudkan untuk menguji sebuah perlakuan yakni pembelajaran IPS dengan
menggunakan Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap peningkatan
keterampilan sosial siswa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
eksperimen murni, karena dianggap paling tepat untuk melihat hubungan sebab
akibat. Karena sangat sulit melakukan pengacakan sampel untuk membuat
kelompok siswa yang baru, maka metode yang digunakan adalah eksperimen
semu dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekivalen (Ruseffendi, 1994,
hlm.83).
Creswell (2008, hlm. 299) juga mengemukakan pendapatnya bahwa
penelitian eksperimen dilakukan ketika anda ingin membangun kemungkinan
penyebab dan akibat antara variabel bebas dan terikat. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah pembelajaran IPS dengan Cooperative Learning dengan
tipe Jigsaw dan variabel terikatnya adalah keterampilan sosial siswa.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain non-equivalent group pretest-posttest
design. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu kelas
eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan
kelas kontrol menggunakan model Konvensional (ceramah). Kelas eksperimen
dan kelas kontrol dipilih tidak secara random, tetapi menerima keadaan subjek apa
adanya. Kedua kelas tersebut diberi pretest kemudian diberikan perlakuan selama
proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran kemudian diberi posttest.
Langkah awal untuk menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan
memilih sekolah, kemudian memilih dua kelas yang homogen ditinjau dari
kemampuan akademiknya. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
38
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Non-equivalent Group Pretest-Posttest Design
(Fraenkel and Wallen, 2007, hlm. 278)
Keterangan:
O1 = Pretest/ tes awal sebelum perlakuan
O2 = Posttest/ tes akhir sesudah perlakuan
X1 = Pembelajaran dengan perlakuan (model Cooperative Learning tipe
Jigsaw) untuk kelas eksperimen
X2 = Pembelajaran dengan perlakuan (model Konvensional/ ceramah) untuk
kelas kontrol
Pengelompokkan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan berdasarkan
kelas yang ada. Ciri utama dari eksperimental adalah adanya pengongtrolan
variabel dan pemberian treatment terhadap kelompok eksperimen. Peneliti
menggunakan nilai rata-rata harian yang mewakili kemampuan kognitif siswa dan
pretest sebagai dasar kesamaan karakteristik atau yang disamakan.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ranca Panjang
kampung Babakan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung arah terusan
Cibaduyut. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan alasan:
a. Daerah sekitar sekolah termasuk lingkungan yang memasuki masa transisi.
Sehingga lingkungan tersebut dengan cepat memengaruhi pola hidup
masyarakatnya, termasuk para siswa yang tinggal disekitar lingkungan
tersebut.
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Waktu
39
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara
memadai.
c. Adanya persetujuan dari pihak Kepala Sekolah dan guru bersangkutan dalam
mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.
d. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah
permasalahan dalam meningkatkankan keterampilan sosial siswa melalui mata
pelajaran IPS.
e. Di sekolah ini penelitian dengan menggunakan model Cooperatie Learning
tipe Jigsaw dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa belum pernah
dilakukan.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Ranca Panjang
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dengan kelas IV C sebagai kelas
eksperimen dan juga siswa kelas IV A sebagai kelas kontrol. Subjek penelitian ini
dipilih dengan alasan:
a. Kelas IV merupakan massa dimana siswa melakukan transisi ego, sehingga
keterampilan sosial harus mulai diarahkan kembali untuk memperkuat
keterampilan para siswa.
b. Adanya masalah berkaitan dengan keterampilan sosial di kelas IV, seperti
kecenderungan siswa memilih-milih teman sebangkunya dan tidak mau
bermain dengan teman yang menurutnya prestasinya kurang.
c. Pemilihan Kelas IV A dan IV C didasarkan pada hasil rata-rata ulangan harian
sebelumnya.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menentukan populasi merupakan langkah penting dalam melakukan
penelitian. Menurut Arikunto (2008, hlm 130) “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Sementara itu, menurut Sugiyono (2009, hlm. 115), “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
40
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan hal demikian, sebagai populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa di SD Negeri kelas IV A, IV B, IV C dan IV D pada tahun ajaran
2014/ 2015. Penentuan di kelas IV ini dengan alasan bahwa:
a. Masalah keterampilan sosial harus mulai dibenahi kembali dari jenjang SD,
khususnya di kelas IV. Karena dengan memerhatikan siswa kelas IV sudah
memiliki rasa ego.
b. Berkaitan dengan pencapaian materi ajar yang sesuai dengan peningkatan
keterampilan sosial terhadap sub pokok bahasan dalam memanfaatkan
teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi pada zaman IPTEK sekarang.
c. Lingkungan sekolah yang mulai dipengaruhi oleh keadaan modern (urban).
2. Sampel
Penentuan sampel penelitian penting guna mendapatkan data. Oleh sebab
itu, dibutuhkan suatu objek penelitian yang telah ditentukan populasi dari objek
yang akan diteliti. Langkah selanjutnya yaitu mencari sampel yang bertujuan
memudahkan dalam meneliti objek penelitian. Menurut Sugiyono (2008, hlm.
118), yang dimaksud sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tertentu.”
Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam penelitian sampel penelitian
dilakukan terhadap dua kelas yang mempunyai karakteristik yang sama dengan
berdasarkan skor nilai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya. Beikut adalah
skor nilai rata-rata ulangan yang dijadikan dasar sebagai penentuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini sebagaimana tabel.
Tabel 3.1 Data Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Kelas IV A-D
Semester Ganjil Tahun 2014-2015
No Kelas Jumlah
Siswa
Nilai Rata-
rata
1. IV A 36 72,25
2. IV B 35 70,33
3. IV C 36 72,25
41
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.1 Data Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Kelas IV A-D
Semester Ganjil Tahun 2014-2015
No Kelas Jumlah
Siswa
Nilai Rata-
rata
4. IV D 35 71,15
Sumber: Guru Kelas IV A – IV D
Berdasarkan niai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapat
nilai rata-rata ulangan pada setiap kelas dan diperbandingkan untuk mencari kelas
yang memiliki hasil belajar yang sama walaupun guru berbeda. Setelah didapat
data ulangan, maka penentuan sampel dilakukan pada kelas yang mempunyai nilai
rata-rata kelas sama, yaitu kelas IV A dan kelas IV C dengan nilai rata-rata
sebesar 72,25. Sehingga yang digunakan yaitu 36 orang siswa kelas IV C sebagai
kelas yang mendapat perlakuan dengan penerapan model Cooperative Learning
tipe Jigsaw dan 36 orang siswa kelas IV A dengan penerapan model konvensional
(ceramah).
Penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
“purposive sampling” tujuannya adalah agar penelitian dapat dilaksanakan
permasalahan yang ada terutama dalam hal kondisi subjek penelitian, waktu
penelitian yang ditetapkan, kondisi tempat penelitian serta prosedur perijinan.
E. Definisi Operasional
Berikut ini adalah definisi operasional yang berkaitan dengan beberapa
istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya perbedaan penafsiran sehingga makna dan interpretasi terhadap istilah
tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Definisi
operasional variabel dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah tindakan yang memberikan peluang
pada siswa melalui langkah-langkah ilmiah mulai dari membentuk kelompok 1
sampai 5 anggota tim, membaca dan memahami bagian materi yang berbeda,
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk berdiskusi, kembali ke
42
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok asal dan bergantian mengajarkan teman satu tim, mempresentasikan
hasil diskusi, memberi evaluasi, dan penutup.
2. Keterampilan sosial adalah kemampuan perilaku/ tindakan individu dalam
berteman dengan siapapun, seperti tidak memilih-milih teman; berbagi
informasi, seperti menawarkan bantuan kepada teman; lancar berbahasa,
seperti menyapa dengan bahasa yang sopan dan ramah; berbicara bergiliran,
seperti tidak menyela orang lain; bekerja sama, seperti membantu teman yang
mengalami kesusahan; saling memerhatikan keadaan kelompok, seperti
menampug semua pendapat anggota kelompok; ahli berdiskusi, seperti
mendengarkan pendapat orang lain; dan mengkomunikasikan kembali hasil
diskusi, seperti membacakan kembali hasil diskusi dengan teliti.
F. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan minimal sebanyak 6 kali pertemuan dengan
masing-masing 2 x 35 menit, ditambah 2 kali pertemuan untuk tes pretest dan
posttest, 2 kali pertemuan untuk pembiasaan dan 1 kali observasi awal.
Pembelajaran akan dilaksanakan untuk satu Standar Kompetensi. Oleh karena itu,
jumlah pertemuan ini akan disesuaikan dengan alokasi waktu sesuai dengan
kebijakan pelaksanaan kurikulum di Sekolah Dasar.
Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan
komponen-komponen pembelajaran dan instrumen-instrumen penelitian; (2) tahap
pelaksanaan pembelajaran (pretest, pembelajaran, postest); (3) tahap pengolahan
dan analisis data serta penulisan laporan penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument, yaitu instrument tes dan
non tes. Instrument tes terdiri dari seperangkat soal untuk mengukur pencapaian
materi ajar siswa dengan penerapan model. Sedangkan instrument non tes adalah
angket keterampilan sosial siswa dan lembar observasi serta wawancara hanya
sebagai lembar pelengkap.
Tes yang digunakan untuk mengetahui pencapaian materi ajar mencakup
pretest (tes awal) yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampua
43
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
awal siswa memahami materi dengan sebelum diberikan perlakuan dan posttest
(tes akhir) diberikan dengan tujuan untuk melihat kemajuan atau peningkatan
pencapaian materi ajar berkatan dengan keterampilan sosial siswa setelah
diberikannya perlakuan kepada dua kelas,.
Namun, untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah disiapkan maka
perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda dari instrumen
tersebut. Tes pencapaian materi ajar ini dirancang dalam bentuk isian agar dapat
terlihat keterampilan menjawab siswa dalam menyelesaikan soal tersebut.
Sementara instrumen kedua adalah angket yang dirancang dalam bentuk
pernyataan-pernyataan dengan Skala Likert. Adapun pedoman observasi dan
wawancara dirancang dalam bentuk terbuka yang berfungsi sebagai catatan
lapangan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
1. Tes
Instrumen ini disajikan dalam bentuk tes objektif berupa soal-soal isian
singkat dengan jawaban mutlak yang berhubungan dengan materi ajar. Adapun tes
yang digunakan adalah pretet dan posttest. Pretest adalah tes yang diberikan
sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
siswa menguasai materi yang akan diberikan, sedangkan posttest adalah tes yang
diberikan sesudah proses pembelajaran diselesaikan, yang bertujuan untuk sejauh
mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan.
Setelah kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang
diukur beserta skor penilaian selesai disusun, selanjutnya akan disusun soal serta
kunci jawaban untuk masing-masing soal. Kemudian soal diujicobakan terlebih
dahulu.
Setelah data dari uji coba terkumpul, kemudian dilakukan penganalisisan
data untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas butir soal, daya beda soal,
dan indeks kesukaran soal yang dimaksudkan untuk mengetahui baik atau tidak
instrumen yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah selanjutnya yang
dilakukan dalam menganalisis instrumen tersebut sebagai berikut di bawah ini.
44
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menentukan Validitas Butir Soal
Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu alat (tes) atau tingkat
keabsahan. Validitas butir soal ini dihitung dengan cara menginput data hasil uji
coba tes pada program SPSS versi 20.0 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
Berikut adalah tabel interpretasi besarnya koefisien korelasi.
Tabel 3.2. Kriteria Validitas Item Instrumen
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2013)
Berikut adalah hasil validitas butir soal dari uji coba instrumen tentang
materi ajar “Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi”.
Tabel 3.3. Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba
No.
Soal
Koefisien
(rxy) (r tabel)
Klasifikasi
(tingkat hubungan)
1 0,395 0,361 Rendah
2 0,425 0,361 Sedang
3 0,488 0,361 Sedang
4 0,416 0,361 Sedang
5 0,452 0,361 Sedang
6 0,293 0,361 Rendah
7 0,414 0,361 Sedang
8 0,071 0,361 Sangat Rendah
9 0,412 0,361 Sedang
10 0,350 0,361 Rendah
11 0,104 0,361 Sangat Rendah
12 0,534 0,361 Sedang
13 0,386 0,361 Rendah
14 0,374 0,361 Rendah
45
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.3. Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba
No.
Soal
Koefisien
(rxy) (r tabel)
Klasifikasi
(tingkat hubungan)
15 0,122 0,361 Sangat Rendah
16 0,364 0,361 Rendah
17 0,465 0,361 Sedang
18 0,384 0,361 Rendah
19 0,297 0,361 Rendah
20 0,371 0,361 Rendah
(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)
b. Menentukan Reliabilitas Soal
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama (Arikunto, 2003). Jadi, pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur
ketepatan siswa dalam menjawab tes tersebut. Semakin tinggi reliabilitas suatu
tes, semakin baik tes tersebut. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini juga
dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. Berikut adalah tabel
yang menunjukkan interpretasi besarnya koefisien korelasi untuk menentukan
tingkat reliabilitas suatu instrumen.
Tabel 3.4. Klasifikasi Reliabilitas Tes
Koefisien Kolerasi Interpretasi
0,00-0,200 Sangat Rendah
0,200-0,400 Rendah
0,400-0,600 Sedang
0,600-0,800 Tinggi
0,800-1,00 Sangat Tinggi
(Sugiyono, 2009)
Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS versi 20.0
didapatkan rhitung atau rata-rata hitung dari semua soal sebesar 0,623. Jika dilihat
pada tabel interpretasi, instrumen sudah memenuhi kriteria reliabilitas “tinggi”
dengan kata lain instrumen yang telah disusun untuk penelitian ini memenuhi
syarat. Berikut adalah tabel rhitung dari setiap soal.
46
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5. Analisis Reliabilitas Butir Uji Coba Soal
No. Soal rhitung Kriteria
1 0.604 Tinggi
2 0,600 Tinggi
3 0,591 Sedang
4 0,601 Tinggi
5 0,596 Sedang
6 0,618 Tinggi
7 0,602 Tinggi
8 0,666 Tinggi
9 0,602 Tinggi
10 0,612 Tinggi
11 0,633 Tinggi
12 0,583 Sedang
13 0,605 Tinggi
14 0,608 Tinggi
15 0,640 Tinggi
16 0,610 Tinggi
17 0,594 Sedang
18 0,607 Tinggi
19 0,613 Tinggi
20 0,609 Tinggi
(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)
c. Menentukan Daya Pembeda Butir Soal
Analisis ini diadakan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang
baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang
kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan. Daya
pembeda soal uji coba instrumen dalam penelitian ini juga dihitung dengan
menggunakan program Anates versi 4..
Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel berikut:
47
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Item Keterangan
0 – 0,20 item soal memiliki daya pembeda lemah
0,21 – 0,40 item soal memiliki daya pembeda sedang
0,41 – 0,70 item soal memiliki daya pembeda baik
0,71 – 1,00 item soal memiliki daya pembeda sangat kuat
Bertanda negatif item soal memiliki daya pembeda sangat jelek
(Arikunto, 2003 hlm. 213- 218)
Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program Anates versi 4.
untuk menghitung daya pembeda maka diperoleh mean. Jika dilihat pada tabel
interpretasi, instrumen memenuhi kriteria reliabilitas “sedang” dengan kata lain
instrumen yang telah disusun untuk penelitian ini memenuhi syarat. Berikut
adalah tabel rhitung dari setiap soal berdasarka hasil perhitungan.
Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal
No. Soal DP (Daya
Pembeda) Interpretasi
1 0,63 Baik
2 0,50 Baik
3 0,38 Sedang
4 0,50 Baik
5 0,50 Baik
6 0,38 Sedang
7 0,50 Baik
8 0,63 Baik
9 -2 Sangat Jelek
10 0,50 Baik
11 0,38 Sedang
12 0,13 Lemah
13 0,75 Kuat
14 0,50 Baik
15 0,50 Baik
16 0,00 Lemah
48
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.5. Analisis Daya Pembeda Butir Uji Coba Soal
No. Soal DP (Daya
Pembeda) Interpretasi
17 0,50 Baik
18 0,63 Baik
19 0,25 Sedang
20 0,38 Sedang
(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)
d. Menentukan Indeks kesukaran Butir Soal
Indeks kesukaran menunjukan apakah suatu butir soal tergolong sukar,
sedang, atau mudah. Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menghitung indeks kesukaran dalam
penelitian ini dengan menggunakan program SPSS versi 20.0.
Adapun klasifikasi indeks kesukaran berdasarkan Suherman (2003,
hlm.170) dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.8.Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0,00
0,00 < IK ≤ 0,30
0,30 < IK ≤ 0,70
0,70 < IK ≤ 1,00
IK = 1,00
Soal terlalu sukar
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
Soal terlalu mudah
Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS versi 20.0
untuk menghitung tingkat (indeks) kesukaran maka diperoleh mean dari
perhitungan. Jika dilihat pada tabel interpretasi, instrumen sudah memenuhi
kriteria indeks kesukaran “sedang”. Hasil analisis uji instrumen mengenai indeks
kesukaran tiap butir soal seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3.9. Analisis Indeks Kesukaran
No Nomor
Soal
Siswa
Menjawab
Benar
Indeks
Kesukaran Kriteria
1 SOAL 1 19 0,63 Sedang
2 SOAL 2 13 0,43 Sedang
49
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.9. Analisis Indeks Kesukaran
No Nomor
Soal
Siswa
Menjawab
Benar
Indeks
Kesukaran Kriteria
3 SOAL 3 22 0,73 Mudah
4 SOAL 4 19 0,63 Sedang
5 SOAL 5 17 0,57 Sedang
6 SOAL 6 20 0,67 Sedang
7 SOAL 7 15 0,50 Sedang
8 SOAL 8 15 0,50 Sedang
9 SOAL 9 16 0,53 Sedang
10 SOAL 10 17 0,57 Sedang
11 SOAL 11 25 0,83 Mudah
12 SOAL 12 17 0,57 Sedang
13 SOAL 13 21 0.71 Sedang
14 SOAL 14 19 0,63 Sedang
15 SOAL 15 20 0,67 Sedang
16 SOAL 16 13 0,43 Sedang
17 SOAL 17 20 0,67 Sedang
18 SOAL 18 13 0,43 Sedang
19 SOAL 19 28 0,98 Mudah
20 SOAL 20 16 0,53 Sedang
(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)
Berdasarkan rekapitulasi data hasil uji coba, secara umum hasil pemeriksaan
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran setiap butir soal dapat
dirangkum seperti tersaji pada tabel berikut.
Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No
soal
Validitas Reliabilitas DP IK Ket.
Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
1 0,395 Rendah
0,623 Tinggi
0,63 Rendah 0,63 Sedang Dipakai
2 0,425 Sedang 0,50 Sedang 0,43 Sedang Dipakai
3 0,488 Sedang 0,38 Sedang 0,73 Mudah Dipakai
50
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No
soal
Validitas Reliabilitas DP IK Ket.
Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
4 0,416 Sedang
0,623 Tinggi
0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai
5 0,452 Sedang 0,50 Baik 0,57 Sedang Dipakai
6 0,293 Rendah 0,38 Sedang 0,67 Sedang Dipakai
7 0,414 Sedang 0,50 Baik 0,50 Sedang Dipakai
8 0,071 Sangat
Rendah 0,63 Baik
0,50 Sedang Dipakai
9 0,412 Sedang -2 Sangat
Jelek
0,53 Sedang Dipakai
10 0,350 Rendah 0,50 Baik 0,57 Sedang Dipakai
11 0,104 Sangat
Rendah 0,38 Sedang
0,83 Mudah Dipakai
12 0,534 Sedang 0,13 Lemah 0,57 Sedang Dipakai
13 0,386 Rendah 0,75 Kuat 0.71 Sedang Dipakai
14 0,374 Rendah 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai
15 0,122 Sangat
Rendah 0,50 Baik
0,67 Sedang Dipakai
16 0,364 Rendah 0,00 Lemah 0,43 Sedang Revisi /
pakai
17 0,465 Sedang 0,50 Baik 0,67 Sedang Dipakai
18 0,384 Rendah 0,63 Baik 0,43 Sedang Revisi/
pakai
19 0,297 Rendah 0,25 Sedang 0,98 Mudah Dipakai
20 0,371 Rendah 0,38 Sedang 0,53 Sedang Dipakai
(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)
2. Angket
Lembar angket digunakan untuk mengetahui keterampilan sosial siswa
dalam pembelajaran IPS dengan melalui metode Cooperative Learning tipe
Jigsaw. Skala yang digunakan pada angket ini yaitu Skala Likert dengan teknik
penskoran secara apriori yang terdiri dari 35 pernyataan, 24 pernyataan positif
dan 11 pernyataan negatif. Setiap pernyataan dilengkapi derajat penilaian yang
terbagi ke dalam 4 kategori yang tersusu secara bertingkat, mulai dari Selalu (Sl),
51
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sering (Sr), Kadang-kadang (Kd), dan Tidak Pernah (TP). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.11. Kreiteria Penilaian Angket Keterampilan Sosial Siswa
Alternatif Jawaban
Bobot Penilaian
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Selalu (Sl) 4 1
Sering (Sr) 3 2
Kadang-kadang (Kd) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
H. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Adapun prosedur dan tahapan penelitian yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru yang
mengajar IPS untuk memperoleh informasi tentang (a) pelaksanaan
keterampilan sosial siswa di Kelas IV SDN Ranca Panjang, (b) hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS serta cara mengatasinya.
b. Menyepakati dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menerapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas eksperimen,
yaitu peneliti melaksanakan proses pembelajarannya sedangkan guru berperan
sebagai observer. Pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
direncanakan.
c. Melakukan uji instrument, yaitu dengan cara memintapertimbangan
pembimibing sebagai penilai (judgement) instrument yang akan digunakan.
d. Memberikan preetest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Pemberian perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen dengan metode
Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam penguasaan materi dan pencapaian
keterampilan sosial siswa.
f. Memberikan postest kepada kelas eksperimen untuk mengetaui keterampilan
sosial siswa terhadap materi setelah diberikan perlakuan;
52
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Menggunakan uji beda setelah sebelumnya dilakukan pengujian normalitas dan
homogenitas variabel data yang ada untuk menguji apakah perbedaan
keterampilan sosial siswa terhadap materi antara hasil pretest dan posttest
signifikan atau hanya terjadi secara kebetulan saja;
h. Melakukan analisis data hasil observasi;
i. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
2. Tahapan Penelitian
Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Ketiga
tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan identifikasi
masalah dengan studi literature terhadap standar isi mata pelajaran IPS dengan
menganalisis tujuan pembelajaran IPS yang berupa kompetensi dasar yang harus
dimiliki siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya, disusun skenario pembelajaran
dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang
dikembangkan terhadap keterampian sosial siswa terhadap materi ajar. Kemudian,
dilakukan studi menulis laporan pengamatan dan berpikir kritis untuk menentukan
indikator-indikator yang akan dikembangkan dalam model Cooperative Learning
tipe Jigsaw.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan dilakukan penerapan model Cooperative Learning
tipe Jigsaw dalam pembelajaran. Dalam penerapan model Cooperative Learning
tipe Jigsaw siswa melakukan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab, diskusi,
dan pengamatan. Peneliti bertindak sebagi pengarah pembelajaran yang
mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Implementasi model Cooperative Learning tipe Jigsaw ini diawali dengan
pemberian tes awal (pretest) dan diakhiri dengan tes akhir (posttest). Tes awal dan
akhir meliputi kemampuan siswa dalam pencapaian materi dengan
mengemukakan kembali jawaban singkat yang telah didiskusikan pada setiap
pembelajaran sebelumnya. Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan
53
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru yang melihat dan memerhatikan dalam pelaksanaan penerapkan model
Cooperative Learning tipe Jigsaw dengan tujuan untuk meminta tanggapan
mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam
pembelajaran pada kelas eksperimen.
c. Tahap Penarikan Kesimpulan
Setelah pelaksanaan penelitian terhadap pembelajaran dengan selesai
dilaksanakan, kegiatan berikutnya adalah mengolah data secara statistik untuk
data kuantitatif. Analisis data hasil penelitian ini meliputi pengujian dengan
menggunakan Program SPSS versi 20.0. Untuk memperkuat kesimpulan yang
dibuat maka dilakukan perhitungan indeks gain dan untuk uji hipotesis
menggunakan Uji-t dari pretest dan posttest.
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang
berkaitan dengan penelitian, maka diperluan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
1. Tes
Teknik tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan
dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap
aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Widoyoko, 2012, hlm. 57).
Dalam penelitian ini, data didapat dengan cara pemberian tes. Tes
digunakan untuk mengetahui pencapaian materi ajar IPS berkaitan dengan
keterampilan sosial siswa sebelum dan setelah melaksanakan pembelajaran IPS.
Tes ini mencakup tes awal (pretest) yang dilakukan untuk menjawab soal IPS
sebelum perlakuan, dan sementara untuk mengetahui peningkatan pencapaian
materi sebagai posttest setelah mendapat perlakuan.
Setelah data diperoleh kemudian pretest dibandingkan dengan posttest
untuk melihat peningkatan pembelajaran IPS melalui model Cooperative
Learning tipe Jigsaw.
54
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui keterampilan sosial siswa
terhadap pembelajaran IPS dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang
diisi setelah dilaksanakan postest.
3. Observasi dan Wawancara
Sementara dalam memenuhi teknik pengumpulan data penelitian untuk
mengetahui aktivitas keterampilan siswa dan guru digunakan lembar observasi
yang diisi selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer (peneliti) dan
dibantu oleh seorang guru.
Teknik wawancara dilakukan untuk memberikan tanggapan atau respon
guru terhadap pembelajar berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dengan
menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Teknik pengumpulan
data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.12. Teknik Pengumpulan Data
No Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instumen
1. Siswa Pencapaian materi ajar
sebelum mendapat
perlakuan dan setelah
mendapat perlakuan
Tes (pretest-
posttest)
Tes (Isian )
2. Siswa Penguasaan keterampilan
sosial siswa setelah
mendapatkan perlakuan
Angket Non Tes (Butir
Pernyataan)
Data Pelengkap
3. Siswa
dan Guru
Aktivitas pembelajaran
berkaitan dengan
keterampilan sosial siswa
dengan model model
Cooperative Learning
tipe Jigsaw
Observasi Non Tes (Lembar
observasi
aktivitas guru dan
siswa selama
pembelajaran.)
4. Guru Tanngapan guru terhadap
pembelajaran dengan
menerapkan model
model Cooperative
Learning tipe Jigsaw
Wawancara Non Tes
(Pedoman
wawancara guru)
55
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (uji
beda). Sebelum uji t dipergunakan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis
berupa normalitas dan homogenitas data hasil penelitian. Apabila prasyarat
terpenuhi maka Uji-T dapat dilaksanakan, namun jika tidak terpenuhi maka akan
digunakan Uji Non Parametrik (Mann Whitney/ Uji Wilxocon.
Untuk mempermudah analisis data yang telah terkumpul dalam pengolahan
data peneliti, maka digunakan bantuan program SPSS versi 20.0.
1. Teknik Pengolahan Data
a. Tes
Pencapaian materi ajar siswa juga dapat diidentifikasi berdasarkan
indikator-indikator pada pokok bahasan Teknologi Produksi, Komunikasi dan
Transportasi (lampiran B.1) dan dapat diolah berdasarkan:
1) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem
penskoran yang digunakan.
2) Membuat tabel yang berisikan skor tes hasil belajar siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
3) Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dihitung dengan rumus g faktor (N-Gains)
–
– (Hake dalam Meltzer, 2002)
Keterangan:
Spost = skor posttest
Spre = skor kemampuan awal
Smaks = skor maksimum
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
klasifikasi dari Hake dalam Meltzer yaitu:
Tabel 3.13. Klasifikasi Gain
Besar Gain Interpetasi
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,30 Rendah
56
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Angket
Angket ini dimaksudkan untuk mengukur respon siswa berkaitan dengan
keterampilan sosial siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model
Cooperative Learning tipe Jigsaw. Adapun keterampilan sosial siswa ini memuat
beberapa indikatr: (1) Mudah berteman dengan siapapun (laki-laki/ perempuan);
(2) Berbagi informasi; (3) Lancar dalam berbahasa; (4) Mendengarkan/ berbicara
bergiliran; (5) Bekerja sama; (6) Saling memperhatikan keadaan kelompok; (7)
Berdiskusi; dan (8) Mengkomunikasikan/ menarik kesimpulan. Identifikasi
keterampilan sosial siswa ini dapat terlihat pada tabel lampiran A.5.
2. Analisis Data
Adapun prosedur untuk pengolahan datanya sebagai berikut:
a. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir (Pretest dan Posttest)
1) Menguji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika signifikansi atau nilai
probabilitas > 0,05, maka distribusi adalah distribusi normal dan jika
signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal
(Santoso, 2010 hlm. 169).
2) Menggunakan homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan menggunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai probabilitas >
0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians
yang sama. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data berasal
dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama (Santoso, 2010
hlm. 196)
3) Malakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t)
Uji Kesamaan Dua Rerata
Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan antara dua
keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelompok eksperimen
dengan siswa pada kelompok kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada
kelompok eksperimen dengan siswa pada kelompok kontrol, dan uji kesamaan
rata-rata untuk g. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) dilakukan dengan
menggunakan SPSS for windows 16.0 yaitu uji-t dua sampel independen
(Independent-Sample t Test).
57
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada dua rumus untuk uji-t dua sampel independen (Uyanto, 2009):
1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances assumed):
√(
)
dengan derajat kebebasan: nx + ny -2
√(( ) ( )
)
dimana: nx = besar sampel pertama
ny = besar sampel kedua
2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not
assumed):
√(
)
Apabila data tidak berdistribusi normal maka dipakai uji non parametrik
yaitu uji Mann-Whitney (Ruseffendi, 1998).
Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
for windows versi 12.0. sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis inferensial),
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas
data dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah sosial siswa kedua kelas.
Dalam penelitian uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
kesamaan varians kedua kelas . Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
uji Levene test, kemudian dilakukan uji-t. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t)
dipakai untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata.
Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipote is statistik (uji dua
pihak) sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
58
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
H0 : kemampuan pada tes awal siswa tidak berbeda secara signifikan.
H1: kemampuan pada tes awal siswa berbeda secara signifikan.
Dengan kriteria uji diterima H0, jika probabilitas > 0,05 sebaliknya jika
probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (Santoso, 2010 hlm. 245).
b. Pengolahan Data Analisis Angket
Kelas eksperimen diberikan angket untuk mengetahui keterampilan sosial
siawa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunkan model Cooperative
Learning tipe Jigsaw. Data angket yang terkumpul, dihitung dan dicari prosentase
dari masing-masing pernyataan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
alternatif jawaban pada angket dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert.
Teknik pengolahan data angket yaitu dengan cara menghitung prosentase
dari tiap jawaban per pernyataan dengan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2009)
Keterangan
p = Persentase jawaban
f = Frekuensi jawaban
n = Banyaknya responden
K. Alur Penelitian
Alur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan
penelitian. Alur pengolahan data dalam penelitian ini dapat terlihat pada bagan di
bawah ini:
59
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan
Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Kelas CL Tipe Jigsaw Kelas Konvensional
Data Data
Uji Normalitas
Pretes Pretes Postes
N-gain N-gain
Postes
Normal
Tidak Normal
Uji Homogenitas
Uji Non Parametrik
Uji Mann Whitney
Uji Parametrik (Uji t)
Homogen Tidak Homogen
Uji Parametrik (Uji t’)
Kesimpulan