1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1.1 Arti Pengetahuan
1) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sehingga sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi
pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita. (Notoatmodjo, 2003).
2) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab
pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:
a) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).
b) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap
obyek mulai timbul.
c) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang di kehendaki.
2
e) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.Namun demikian dari penelitian
selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu
melewati tahap di atas. (Notoatmodjo, 2003).
2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang di cakup dalam demain kognitif menurut Notoatmodjo
(2003) mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya, pada tingkatan ini recall (mengingat kembali) terhadap sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima.
Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter prestasikan
materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan,
menyebutkan contoh dan lain-lain.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
3
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek
ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapa
dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat
merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
2.1.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, teman, keluarga, kerabat dekat dan
sebagainya.
4
Dari berbagai macam cara yang telah di gunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua
yakni : cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau yang disebut dengan
cara ilmiah. (Notoatmodjo, 2002)
1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :
a) Trial and Error
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang menghadapi
persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba
saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka
di coba kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini
disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah atau metode
coba salah adalah coba-coba)
b) Kekuasaaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan
itu baik atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat
tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyakat modern. Kebiasaan-
kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang
mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat
5
baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan
sebagainya.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik“. Pepatah
ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
d) Jalan Pikiran
Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat manusia cara
berpikir umat manuasiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata
lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan
jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi
pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
2) Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif
bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung, membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek
yang diamati. (Notoatmodjo, 2002).
6
2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan sehingga seorang
berperilaku tertentu sesuai keyakinan tersebut.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1) Faktor predisposisi
a) Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan sampai
berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaiknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.
c) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat
diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan.
d) Pekerjaan
bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
7
2) Faktor Pendukung
a) Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang
suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan
pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat
pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan Informasi yang baik dari
berbagai media, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
b) Lingkungan
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok. lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi seseorang
dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang
buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam. (Nursalam,
2001)
3) Faktor Pendorong
a) Sikap Petugas
Tatalaksana yang menunjang keberhasilan menyusui harus dilaksanakan
seperti :
Bayi baru lahir segera di berikan pada ibu untuk segera disusui
Merawat bayi bersama ibunya
Mengajarkan teknik menyusui yang benar
Mengajarkan cara pengeluaran ASI secara manual
Jangan menjadualkan pemberian ASI
8
Jangan memberikan compeng atau dot pada bayi
b) Dari Keluarga
Keluarga (suami, nenek, bibi dan sebagainya) perlu diinformasikan
bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil
menyusui misalnya dengan menggantikan sementara tugas rumah tangga ibu
(seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah) ibu dan bayi membutuhkan
waktu berkenalan.
2.1.2 Konsep Dasar ASI Eksklusif
2.1.2.1 ASI
ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi
hingga enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang
mudah untuk di cerna. (Bunda, 2008)
2.1.2.2 ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah
Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai
enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan
lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi sejak lahir
sampai berumur 6 bulan (Depkes, 2008)
Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi
berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari
enam bulan.
9
2.1.2.3 Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) ASI sebagai nutrisi
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya
sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur
komposisinya akan berbeda dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling
sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat
kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat
sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat
kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar propektif pada waktu
berusia 9 sampai 12 bulan.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia enam
bulan akan menjamin tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak
secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutren yang lokal dengan
komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga
mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak agar tumbuh
optimal.
10
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan
merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman tentram terutama
karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak
dalam kandungan.
2) Bagi Ibu
a) Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup
berhasil.
b) Lebih ekonomis / murah
Dengan memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu
formula perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu
formula.
c) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu
d) Halal
e) Mencegah Perdarahan Post Partum
Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang
kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan.
f) Mengecilkan rahim
Dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali ke
ukuran semula.
11
g) Mengurangi terjadinya anemia
Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan
penssundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.
h) Lebih cepat langsing kembali
Diperlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari
cadangan lemak yang tertimbun.
i) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak
j) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium
k) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik Resiko terkena
oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak
menyusui.
l) Portabel dan praktis
Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang
selalu tepat.
2.1.2.4 Tanda ASI cukup pada bayi
1) Bayi buang air kecil 5-6 x sehari
2) Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari
3) Mengakhiri menyusu sendiri
4) Bayi rileks dan puas setelah minum
5) Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram – 1 kilogram setiap bulannya.
(March, 2007)
12
2.1.2.5 Komposisi yang terkandung dalam ASI
1) Protein
Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk
pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah
larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.
2) Lemak
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi
lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya
dipahami tetapi diperkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi tubuh
dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.
3) Karbohidrat – Laktosa
Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa
dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Asupan
laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi pada bayi yang
mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces encer.
4) Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya
bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk mendapatkan
kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut
diperoleh bayi pemancaran sinar matahari selama 30 menit setiap minggu ke
kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang cukup.
13
5) Mineral
Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika
terdapat kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidan untuk memperhatikan
manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi. (Henderson, 2002).
2.1.2.6 Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda
diantaranya :
1) Kolostrum
a) Pengertian
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah
melahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya
dengan ASI matang dengan volume 150-300 mL/hari.
Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe),
vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.
Pengeluaran kolostrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI
yang mulai berwarna putih.
b) Manfaat
Kolostrum mengadung zat kekebalan terutama IGA untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi
pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum diberikan pada
bayi.
14
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengadung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi
pada hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
2) ASI Transisi (peralihan/antara)
a) Pengertian
ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari)
dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih
rendah. ASI antara, mulai berwarna bening dengan susunan yang disesuaikan
kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi.
b) Komposisi
Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi
Volume juga meningkat.
3) ASI sempurna (ASI matang)
ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan
dengan volume bervariasi yaitu 300-850 mL/hari tergantung pada besarnya
stimulasi saat laktasi.
Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga
dapat menerima susunan ASI sempurna.
15
2.1.2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
1) Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bawa produksi ASI
akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan
pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum
dapat menyusu.
Study lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2 minggu
pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi ASI yang cukup.
Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari
pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan
kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
2) Berat lahir
Prentice (2002) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume
ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari ke dua dan usia
satu bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan menghisap yang
mengakibatkan perbedaan yang besar dibanding bayi yang mendapat formula.
De Carvalho (2000) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan
frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah melahirkan. Bayi
berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih
rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan
menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang
16
lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi
stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.( Helse
Nopiana, 2011).
3) Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini disebabkan
bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah
dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah
daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada
bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum
sempurnanya fungsi organ.
4) Umur dan paritas
Umur parintas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan
produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (2000)
dalam ACC/SCN (2001) menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja
dengan gizi baik, inti ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22
bayi dari 15 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI
pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang
melahirkan pertama kali. ( Helse Nopiana, 2011).
5) Stres dan penyakit akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan
berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut
17
diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya
kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
6) Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
horman prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan
mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan
oksitosin. Studi Lyon (2001); Matheson, (2000) menunjukkan adanya hubungan
antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara
langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu
perokok yang masih menyusui 0-6 minggu setelah melahirkan lebih sedikit
daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi
dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et
at (2000) mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok
per hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih rendah pada hari pertama dan hari
ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
7) Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun di sisi
lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat
penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.
8) Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan
dengan penurunan volume dan durasi ASI. Sebaiknya bila pil hanya
18
mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO :
2000). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu
menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. (Suhariyono, 2008)
2.1.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
1) Perubahan sosial budaya
a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.
c) Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya
2) Faktor psikologis
a) Takut kehilangan daya tarik sebagi seorang wanita
b) Tekanan batin
3) Faktor Fisik Ibu
4) Faktor kurangnya informasi dari petugas kesehatan di masyarakat kurang
mendapat penerangan tentang manfaat pemberian ASI sehingga
mempengaruhi tingkat pengetahuan.
2.1.2.9 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
1) Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan
2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya
4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit sayang
bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.
5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif.
19
6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk
persiapan apabila kita menemui kesukaran.
7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
2.1.2.10 Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI
1) Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
2) Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari).
3) Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai.
4) Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut bayi
dan benar.
5) Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk bayi.
6) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.
(Siregar, 2004).
2.1.3 Konsep Dasar Bayi
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna karena di dalamnya
mengandung semua nutrien yang di perlukan bayi serta dalam komposisi
(Perbandingan) yang ideal. Bayi adalah seorang anak yang belum dapat berjalan
sehingga sangat perlu diberikan ASI eksklusif. Diharapkan bahwa pertumbuhan
maupun perkembangan bayi akan berlangsung lebih baik. Hal itu meliputi
pertumbuhan jasmani, perkembangan kecerdasan serta perkembangan psikologis
yakni kasih sayang timbal balik antara bayi dan ibu yang mencerminkan akhlak
yang luhur.
Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung selama kurang lebih 40
minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada minggu
20
pertama berat badan akan menurun, kemudian naik terus-menerus sesuai
bertambahnya umur, kecepatan kenaikan berat badan pada setiap triwulan tidak
sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama yang
mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan yang
kualitas maupun kuantitasnya baik, manfaat masukan makanan atau gizi yang
berkualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang bayi adalah
untuk menjaga kesehatan bayi atau mencegah timbulnya berbagai penyakit.
(Paath, 2005)
Apa yang dimakan bayi sejak usia dini merupakan pondasi penting bagi
kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Keadaan gizi ibu pada kehamilan
merupakan penentu utama bagi kelangsungan hidup anaknya menurunnya
pertumbuhan pada bayi usia 4 bulan merupakan tanda terjadinya keadaan gizi
yang tidak baik. Kejadian ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu karena asupan
makanan yang salah atau tidak memenuhi gizi seimbang karena penyakit infeksi
dan yang kedua penyebab langsung kurang gizi. (Soekirman, 2006).
21
2.2. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber :modivikasi Raden Mas Bagus
Asi Eksklusif
Wajib di
berikan bayi 0-6
bulan
Bernutrisi dan
berenergi tinggi
Faktor Predisposisi:
umur,pendidikan,pengalaman
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
Faktor Pendukung: informasi,li
ngkungan
Faktor Pendorong:sikap petugas
kesehatan, dukungan keluarga
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif:
Perubahan sosial budaya
Faktor Psikologis
Faktor fisik Ibu
Kurangnya informasi
(pengetahuan)
22
2.3. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
2.4. Hipotesis
1. Hipotesis penelitian
Terdapat Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang ASI dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Puskesmas Buladu Kota Gorontalo.
2. Hipotesis Statistik
H0 : Tidak terdapat Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang ASI dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Puskesmas Buladu Kota
Gorontalo .
H1 : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan
pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Puskesmas Buladu Kota
Gorontalo.
Pengetahuan Ibu Pemberian Asi
Eksklusif