5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Jurnal
Sistem keamanan komputer, dalam beberapa tahun ini telah menjadi fokus
utama dalam dunia jaringan komputer, hal ini disebabkan tingginya ancaman yang
mencurigakan dan serangan dari internet. Menurut Jemi, Kusrini, dan Sudarmawan
(2013;E-7) jaringan komputer sebagai backbone dari teknologi informasi diharapkan
dapat menyediakan layanan yang aman bagi penggunanya sehingga informasi-
informasi penting seorang pengguna jaringan tidak dapat dicuri atau diakses pengguna
lain yang tidak berhak mengaksesnya. Sedangkan menurut Abdul Rahim (2016;191)
“keamanan komputer merupakan salah satu kunci yang dapat mempengaruhi tingkat
reliability, termasuk performance dan availability pada suatu internetwork.”
2.2. Konsep Dasar Jaringan
Menurut definisi Iwan Sofana (2013:3), yang dimaksud dengan jaringan
komputer (computer network) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer
autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut
memiliki kendali atas dirinya sendiri.
Sedangkan dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan bahwa jaringan
komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti router,
switch, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara.
6
Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel).
Informasi yang berupa data akan mengalir dari satu komputer ke computer lainnya atau
dari satu komputer ke perangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang
terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.
Dengan demikian jaringan di bedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan skla dan
funsinya Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Jaringan komputer berdasarkan skala :
a. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif
kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah
gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Jarak yang ditempuh antar
komputer 5-10Km, bekerja pada kecepatan 10-100Mbps.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) biasanya meliputi area yang lebih besar dari
Local Area Network (LAN), misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah
seperti propinsi atau Negara bagian). Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa
buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar. Jangkauan MAN
berjarak 10Km sampai beberapa ratus kilometer. Kecepatannya 1,5 sampai 150Mbps.
Sebagai contoh, jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank di dalam sebuah kota
besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya.
7
c. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan
media wireless, sarana satelit, ataupun kabel serat optic, karena jangkauannya yang
lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam satu wilayah, tetapi
mulai menjangkau area/ wilayah otoritas negara lain.
Biasanya Wide Area Network (WAN) lebih rumit dan sangat kompleks bila di
bandingkan dengan Local Area Network (LAN) maupun Metropolitan Area Network
(MAN). Menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara Local Area
Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN) ke dalam komunikasi global seperti
internet, meski demikian antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam
beberapa hal. Hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu dengan yang lain.
2. Jaringan komputer berdasarkan fungsinya :
a. Client-Server
Model client-server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah,
tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen clien dan komponen server.
Komponen klien juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server
disebut sebagai back-end. Komponen klien dari aplikasi tersebut dijalankan dalam
sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen klien
tersebut menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan
teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang
dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa
layanan yang dimiliki oleh server.
8
Komponen server akan menerima request dari client dan langsung
memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun
menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya
kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna.
Sumber : http://networkComputing .net/jaringan- client-server.jpg
Gambar II.1
Client-Server network
b. Peer-to-peer
Peer-to-peer adalah sistem terkomputerisasi client-server dimana suatu
komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server, sehingga memungkinan
komunikasi dan pertukaran research antara dua komputer secara langsung (real time).
Peer-to-peer merupakan suatu sistem yang tidak hanya menghubungkan “ujung” satu
dengan lainnya, namun ujung-ujung ini saling berhubungan secara dinamis dan
berpartisipasi dalam mengarahkan lalu lintas komunikasi informasi, pemrosesan, dan
9
penugasan pembagian bandwith yang intensif, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-
tugas ini biasanya diemban oleh server pusat.
Sumber : http://networkcomputing.net/peer-to-peer,jaringan.jpg
Gambar II.2
Peer-to-peer network
2.3. Perangkat Pendukung
Sebuah jaringan komputer tidak dapat berjalan begitu saja tanpa adanya perangkat
pendukung dan perangkat pendukung yang dibutuhkan yaitu:
1. Perangkat Keras Jaringan
Berikut ini merupakan perangkat-perangkat keras jaringan :
10
a. HUB
Sumber : http://thumbs4.ebaystatic.com/d/l225/m/mWa2l9ItCV6r93d-eApHulA.jpg
Gambar II.3
HUB
HUB adalah alat penghubung antar komputer untuk jaringan sederhana, semua
jenis komunikasi hanya dilewatkan oleh hub. Hub digunakan untuk sebuah bentuk
jaringan sederhana. Ketika ada satu paket yang masuk ke satu port di hub, maka akan
tersalin port lainnya di hub yang sama dan semua komputer yang tersambung di hub
yang sama dapat membaca paket tersebut. Hub hanya memiliki satu collision control
untuk semua port yang ada apabila semakin besar jumlah port yang disediakan maka
semakin lambat proses transmisi data yang terjadi. Port pada Hub hanya 4 sampai 12
port, kecepatan transfer data Hub mencapai 10Mbps dan kecepatannya di share ke
setiap port. Hub bekerja pada physical layer.
b. Bridge
Sumber : http://ecx.images-amazon.com/images/I/314DLfDg54L.jpg
Gambar II.4
Bridge
11
Bridge bekerja pada physical layer dan data link layer pada OSI. Bridge adalah
alat yang digunakan pada suatu jaringan yang berfungsi untuk memisahkan sebuah
jaringan yang luas menjadi segment yang kecil. Bridge membaca alamat MAC dari
setiap paket yang diterima yang kemudian akan mempelajari dridging table untuk
memutuskan apa yang dikerjakan bridge selanjutnya pada paket tersebut, apakah
diteruskan atau diabaikan.
c. Switch
Sumber : http://www.tplink.com/resources/images/products/gallery/TL-SG105-UN-V1-01.jpg
Gambar II.5
Switch
Switch adalah alat yang menyaring/menfilter dan mengijinkan lewat paket yang
ada di sebuah LAN switcher bekerja pada layer data link dan terkadang di layer
network berdasarkan referensi model layer OSI, sehingga dapat bekerja untuk paket
protokol apapun. LAN yang menggunakan switch untuk berkomunikasi di jaringan
maka disebut Switched LAN atau dalam fisik ethernet disebut dengan Switched
Ethernet LAN. Setiap port pada switch memiliki collision control sendiri-sendiri
dimana collision control berfungsi untuk sebagai pengontrol transmisi data atau
12
informasi dalam kabel jaringan dan agar tidak terjadi tabrakan data. Banyaknya jumlah
port pada switch tidak membebani collision control karena setiap port memiliki
collision control, switch memiliki port yang lebih banyak daripada Hub, kecepatan
transfer data pada switch 100Mbps, switch tidak men-share kecepatannya pada setiap
port.
d. Router
Sumber : http://ecx.images-amazon.com/images/I/317U6VKqJ4L.jpg
Gambar II.6
Router
Router adalah alat yang bertugas untuk mengantarkan paket data dalam
jaringan. Router dapat digunakan jika tersambung dengan dua jaringan yang berbeda
atau lebih, sehingga pengaturan tersebut membutuhkan sebuah router. Router berada
di sisi gateway sebuah tempat dimana dua jaringan LAN atau
lebih untuk disambungkan.
13
e. Gateway
Sumber : http://www.yeastar.com/static/uploads/7n6now6n.png
Gambar II.7
Gateway
Gateway adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu
jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan
protokol komunikasi yang berbeda sehingga informasi dari satu jaringan komputer
dapat diberikan kepada jaringan komputer lain yang protokolnya berbeda. Definisi
tersebut adalah definisi gateway yang utama.
f. Pengkabelan
Menurut Iwan Sofana (2011:31) Pada sebuah network, media transmisi
memegang peran yang sangat penting. Karena informasi atau data akan diangkut
melalui media transmisi. Seperti jalan raya yang dilalui kendaraan bermotor. Kabel
yang digunakan pada jaringan komputer biasanya terbuat dari bahan tembaga. Ada juga
jenis kabel lain yang dibuat menggunakan bahan fiber optic atau serat optik. Biasanya
kabel berbahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau
WAN banyak menggunakan kabel tembaga dan fiber optic (FO). Ada beberapa pilihan
14
kabel yang dapat digunakan, yaitu: kabel coaxial, kabel twisted pair (TP), dan kabel
fiber optic.
a.Kabel Coaxial
Kabel coaxial terdiri atas konduktor, shield, isolator dalam, dan isolator luar.
Kabel coaxial memiliki sebuah konduktor tembaga di pusatnya. Konduktor digunakan
untuk jalur transmisi data. Lapisan plastic digunakan sebagai isolasi antara konduktor
pusat dan shield di sekelilingnya. Shield berupa jalinan logam/metal memblokir
berbagai interfensi elektromagnetik yang berasal dari luar. Ada dua jenis kabel coaxial,
yaitu thick coaxial cable yang mempunyai diameter besar (sekitar 9.5 mm) dan
biasanya berwarna kuning. Kemudian thin coaxial cable yang mempunyai diameter
lebih kecil (sekitar 5 mm) dan biasanya berwarna hitam. Kabel coaxial digunakan pada
network Ethernet 10Base2 (Thinnet), 10Base5 (Thicknet), dan ArcNet. Kabel thick
coaxial (RG-6) digunakan jika kita ingin membangun network berukuran 500 meter.
Sedangkan kabel thin coaxial (RG-58) digunakan untuk membangun network
berukuran 185 meter.
Sumber : http://image.made-in-china.com/2f0j10OjQtyeUaazqI/-Coaxiale-Kabel-met-fysisch-
SchuimPE-Isolatie-voor-.jpg
Gambar II.8
Kabel Coaxial
15
Thin coaxial harus dihubungkan dengan konektor khusus yang disebut BNC.
Sedangkan thick coaxial karena berukuran lebih tebal dan lebih besar, tidak bisa
dihubungkan dengan konektor BNC. Thick coaxial harus dihubungkan dengan
perangkat khusus yang disebut transceiver. Sedangkan Network 10Base2 harus
“ditutup” dengan BNC terminator yang merupakan resistor berukuran 50 ohm.
Kabel coaxial saat ini mulai jarang digunakan. Salah satu penyebabnya adalah
proses instalasi kabel yang cukup sulit, kecepatan transfer data yang kurang memadai
untuk kebutuhan saat ini, dan harganya cukup mahal dibandingkan kabel jenis twisted
pair. Kecepatan transmisi data pada kabel coaxial lebih rendah dari kabel UTP.
Meskipun kabel coaxial sulit diinstal, namun ia cukup resisten terhadap sinyal
interferensi, dan bisa lebih panjang dibandingkan kabel twisted pair.
b. Twisted Pair
Kabel twisted pair dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Unshielded twisted pair (UTP)
2) Shielded twisted pair (STP)
Kabel UTP lebih banyak digunakan untuk network topologi Star yang diinstal di
dalam ruangan/gedung. Sedangkan STP banyak digunakan untuk menghubungkan
beberapa buah network topologi Star. Misalkan menghubungkan satu gedung dengan
gedung yang lain (outdoor). STP juga digunakan pada network Token Ring. Kabel STP
lebih tahan terhadap gangguan interferensi elektromagnetik.
16
Sumber : http://teknodaily.com/wp-content/uploads/2015/02/Gambar-Perbedaan-Antara-Kabel-UTP-
dan-STP.jpg
Gambar II.9
Kabel UTP dan Kabel STP
Shield pada STP terbuat dari bahan metal atau logam. Selain berfungsi sebagai
peredam interferensi elektromagnetik, shield ini juga berfungsi sebagai ground. Saat
ini kabel UTP lebih populer untuk network. Kualitas kabel UTP pun bervariasi. Mulai
dari Cat 1 atau Category 1, hingga Cat 6.
Ada beberapa tipe kabel TP yang tersedia. Kualitas atau kategori yang disediakan pun
beraneka ragam. Jika salah memilih kategori kabel atau kurang tepat melakukan
pemasangan kabel maka hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Keterampilan untuk
memilih dan melakukan perakitan kabel TP sangatlah penting. Berikut tabel yang dapat
digunakan untuk menentukan kategori kabel.
17
Table II.1
Network dan category kabel
Network Cat 2
(4 Mhz)
Cat 3
(16 Mhz)
Cat 5e
(250 Mhz)
Cat 6a
(500 Mhz)
Telepon analog
4 Mbps
Ya Ya Ya Ya
LAN 4/10/16
Mbps
Contoh:
10BaseT
(802.3)
Token Ring
(802.5)
Ya
(di bawah 100
feet)
Ya
(di bawah 290
feet)
Ya
(di bawah 330
feet
Ya
(di bawah 330
feet)
LAN 100 Mbps
Contoh:
100BaseT2
100BaseT4
Tidak Ya Ya Ya
LAN 100/1000
Mbps
Contoh:
100BaseTX
1000BaseT
Tidak Tidak Ya Ya
LAN 1000
Mbps
Contoh:
1000BaseTX
Tidak Tidak Tidak Ya
LAN 10 Gbps
Contoh:
10GBaseT
Tidak Tidak Tidak Ya
Baik kabel UTP maupun STP harus dihubungkan dengan konektor RJ 45. Ada
aturan khusus atau standar pengurutan kabel, yaitu standar EIA/TIA 568 A dan B.
Kedua-duanya boleh digunakan namun tidak boleh dicampuradukakan.
18
Tabel II.2
Table T586A dan T586B
Pin T586A T586B
1 White-green
(putih-hijau)
White-orange
(putih-oranye)
2 Green
(hijau)
Orange
(oranye)
3 White-orange
(putih-oranye)
White-green
(putih-hujau)
4 Blue
(biru)
Blue
(biru)
5 White-blue
(putih-biru)
White-blue
(putih-biru)
6 Orange
(oranye)
Green
(hijau)
7 White-brown
(putih-coklat)
White-brown
(putih-coklat)
8 Brown
(coklat)
Brown
(coklat)
Pin bernomor ganjil akan dihubungkan kabel berwarna+strip putih. Sedangkan
pin bernomor genap dihubungkan dengan kabel berwarna penuh. Jika salah satu ujung
kabel menggunakan standar 586A dan ujung yang lain menggunakan 586B maka
hasilnya adalah sebuah kabel crossover. Kabel crossover tidak bisa digunakan untuk
19
kabel jaringan umum. Hanya dapat digunakan untuk menghubungkan dua buah
komputer tanpa hub/switch atau menghubungkan sebuah hub dengan hub yang lain.
Sumber : http://antarlangit.com/product_images/h/795/MODULAR-CONNECTOR-RJ45-
4netconnex__42951_zoom.jpg
Gambar II.10
Konektor RJ 45
c. Twinaxial
Jenis kabel berbahan tembaga lainnya yang relatif cukup baru adalah twinaxial
atau twinax. Bisa dikatakan kabel ini merupakan gabungan antara twisted pair dan
coaxial.dari luar tampak seperti kabel coaxial, tetapi di dalamnya seperti twisted pair.
Kabel twinaxial digunakan untuk network 1000Base-CX, 10GBase-CX.
Sumber : www.singer-net.net/image/view/45/_original
Gambar II.11
Kabel Twinaxial
20
d. Fiber Optic
Fiber optic (FO) merupakn jenis kabel yang terbuat dari sejenis bahan kaca atau
plastik. Diameter sebuah FO sangat kecil, sekitar 120 mikrometer. FO diharapkan
dapat mengatasi beberapa kelemahan kabel tembaga (coaxial, twisted pair). Kabel FO
terdiri atas inti pusat berupa kaca tipis yang digunakan untuk membawa informasi
dalam bentuk cahaya. FO dapat mentransmisikan cahaya (dan bukan sinyal listrik).
Sumber cahaya biasannya berasal dari LASER atau LED. FO lebih tahan terhadap
interferensi listrik, sehingga cocok untuk digunakan pada lingkungan yang memiliki
interferensi listrik sangat besar.
Sumber : http://teknodaily.com/wp-content/uploads/2015/02/Gambar-Karakteristik-atau-Struktur-
Komponen-Kabel-Fiber-Optik.jpg
Gambar II.12
Kabel Fiber Optic
Kabel FO memiliki kemampuan mentransmisikan sinyal dengan kecepatan
sangat tinggi dan jarak sangat jauh dibandingkan coaxial dan twisted pair. FO juga
mampu membawa informasi berukuran besar dengan tingkat keandalan yang tinggi.
Sebuah FO dapat menjangkau jarak hingga 70 km dengan kecepatan transmisi data
21
hingga 10 Gigabit per second atau 10 Gpbs. Sehingga FO cocok digunakan untuk
layanan video konferensi dan multimedia interaktif. Sebuah FO dapat menggantikan
fungsi ratusan kabel coaxial. Hal ini menyebabkan FO lebih hemat ruang.
Sumber : http://www.industrialethernetu.com/images/fibertypes.gif
Gambar II.13
Single mode FO dan Multimode FO
Saat ini, harga kabel FO masih sangat mahal dibandingkan kabel tembaga. Kabel
FO juga lebih sulit diinstal dan dimodifikasi. Ada lebih dari 20 jenis kabel FO yang
dibuat oleh berbagai vendor. Secara umum kabel FO dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
1) Single mode FO
Kabel FO hanya digunakan untuk transmisi seberkas cahaya saja. Sumber
cahaya yang di gunakan umumnya bersal dari sinar LASER.
2) Multimode FO
Kabel FO digunakan untuk transmisi beberapa buah berkas cahaya. Sumber
cahaya yang digunakan umumnya berasal dari LED.
22
Konektor yang digunakan untuk kabel FO pun cukup banyak. Konektor yang paling
populer adalah jenis ST (Straight Tip) dan SC (Standard).
Sumber : http://www.thenetworkencyclopedia.com/imagens/S2.jpg
Gambar II.14
Konektor ST dan SC
Gambar berikut ini adalah contoh beberapa konektor kabel FO yang ada.
Sumber : http://platinum-computer.com/wp-content/uploads/2014/10/konektor-fiber-optic.jpg
Gambar II.15
Konektor FO
23
Beberapa network yang menggunakan FO antara lain:
1. 100Base-FX
2. 100Base-FB
3. 10GBase-SR
2. Perangkat Lunak Jaringan
Untuk membangun sebuah jaringan komputer dibutuhkan minimal 3 macam
Perangkat Lunak Jaringan Komputer sebagai syarat mutlak agar bisa berjalan secara
optimal dan aman diantaranya yaitu:
a. Sistem operasi jaringan
Umumnya menyediakan berbagai fasilitas untuk untuk pengelolaan dan
pemeliharaan aktivitas jaringan. Selain itu, berbagai perangkat lunak khusus juga telah
dikembangkan oleh individu dan perusahaan untuk mendukung kegiatan pengelolaan
dan pemeliharaan jaringan. Mengingat beragamnya fasilitas dan perangkat lunak
tersebut, maka berikut ini akan dijelaskan berbagai fungsi utama yang diperlukan
dalam sistem operasi jaringan, pengelolaan dan pemeliharaan jaringan. Penjelasan ini
dapat dipergunakan sebagai panduan dalam memilih perangkat lunak jaringan
komputer dan perangakat lunakpengelolaan dan pemeliharaan jaringan.
b. Sistem Administrasi Jaringan
Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan jaringan komputer adalah fungsi
administrator jaringan. Pengelolaan jaringan adalah kegiatan yang terkait dengan
pengoperasian jaringan sehari-hari untuk menjaga agar tetap berfungsi secara
maksimal. Sedangkan pemeliharaan jaringan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
24
menjamin ketersediaan infrastruktur jaringan untuk mendukung kelancaran
operasional organisasi ataupun perusahaan.
Fungsi utama yang diperlukan dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan :
a. Pemantauan Unjuk Kerja Jaringan
b. Penyeimbang Beban Jaringan
c. Sistem Keamanan Jaringan
Selain pengelolaan dan pemeliharaan jaringan di atas, tantangan yang tak kalah
besar lainnya adalah sistem keamanan jaringan komputer. Marakanya hacking,
kejahatan didunia maya lainnya dan penyusupan jaringan oleh orang-orang yang tidak
berhak (unauthorized). Penyusupan ke dalam suatu jaringan biasanya dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai cara otentifikasi oleh jaringan tersebut,
khususnya tanda pengenal pemakai (user identification) dan kata sandi (password).
Begitu suatu jaringan komputer terkena sasaran penyusup maka sistem-sistem jauh
(remote) yang terhubung ke dalam jaringan tersebut juga akan terpapar pada bahaya
para penyusup. Informasi tentang account pemakai dan kata sandi yang disalurkan atau
dipakai selama terhubung ke jaringan yang telah disusupi tentu berada dalam risiko
dicuri juga.
Oleh sebab itu, kemampuan perangkat lunak adminsitrasi jaringan dalam
melindungi jaringan dari ancaman penyusupan sangatlah penting. Fasilitas yang
sebaiknya tersedia antara lain:
a. User Otentikasi (otentikasi pemakai jaringan)
b. Limited Acces Pembatasan akses oleh pemakai jaringan
c. Pendeteksian penyusup jaringan
25
d. Scanning port-port yang sensitive
2.4. Topologi
Topologi merupakan cara menghubungkan komputer atau terminal-terminal
dalam satu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar komputer.
Ada beberapa jenis topologi yang terdapat pada hubungan computer pada jaringan local
area, seperti :
1. Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup,
dimana sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel dengan topologi
dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi.
Kelebihan Topologi Bus :
a. Hemat kabel dan harganya lebih murah, pada jaringan ini tidak
dibutuhkan HUB.
b. Layout kabel sederhana.
c. Jika salah satu komputer mati maka tidak akan mengganggu komputer
yang lain.
d. Mudah dikembangkan.
Kekurangan Topologi Bus :
a. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil.
b. Lalu lintas data yang padat sehingga sering terjadi tabrakan file data yang
dikirim.
c. Apabila salah satu kabel putus maka jaringan tidak berfungsi.
26
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.16
Topologi Bus
2. Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node. Signal
mengalir dalam dua arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision sehingga
memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.
Kelebihan Topologi Ring :
a. Kegagalan koneksi akibat gangguan media dapat diatasi lewat jalur lain yang masih
terhubung.
b.Penggunaan sambungan point to point membuat transmission error dapat di perkecil.
Kekurangan Topologi Ring :
Data yang dikirim, bila melalui banyak computer, transfer data menjadi lambat.
27
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.17
Topologi Ring
3. Topologi Star
Krakteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station) berkomunikasi
langsung dengan stasiun lain melalui central node (hub/switch), traffic data mengalir
dari node ke central node dan diteruskan ke node (station) tujuan. Jika salah satu
segmen kabel putus, maka jaringan lain tidak akan terputus.
Kelebihan Topologi Star:
a. Akses ke station lain (client atau server) cepat.
b. Dapat menerima workstation baru selama port di centralnode (hub/switch) tersedia.
c. Hub/switch bertidak sebagai konsentrator.
d. Hub/switch dapat di susun seri (bertingkat) untuk menambah jumlah station yang
terkoneksi di jaringan.
28
e. User dapat lebih banyak disbanding topologi bus maupun ring.
Kekurangan Topologi Star yaitu Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision,
maka semua komunikasi akan ditundan, dan koneksi akan dilanjutkan dengan cara
random, apabila hub/switch mendeteksi tidak ada jalur yang sedang dipergunakan oleh
node lain.
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.18
Topologi Star
4. Topologi Daisy-Chain (Linear)
Topologi ini merupakan peralihan dari topologi Bus dan topologi Ring, di mana
tiap simpul terhubung langsung ke dua simpul lain melalui segmen kabel, tetapi
segmen membentuk saluran, bukan lingkaran utuh. Antar computer seperti terhubung
secara seri.
29
Kelebihan Topologi Daisy-Chain (Linear) adalah Instalasi dan pemeliharaannya
murah.
Kekurangan Topologi Daisy-Chain (Linear) adalah Kurang handal (tidak sesuai
dengan kemajuan jaman).
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.19
Topologi Daisy-Chain (Linear)
5. Topologi Tree/Hierarchical
Tidak semua stasiun mempunyai kedudukan yang sama. Stasiun yang
kedudukannya lebih tinggi menguasai stasiun di bawahnya, sehingga jaringan sangat
tergantung pada stasiun yang kedudukannya lebih tinggi (hierachical topology) dan
kedudukan stasiun yang sama disebut peer topology.
30
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.20
Topologi Tree/Hierarchical
6. Topologi Mesh dan Full Connected
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah
saluran yang harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral
dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan
meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Di samping kurang ekonomis juga
relative mahal dalam pengoprasiannya. Topologi mesh ini merupakan teknologi khusus
(ad hock) yang tidak dapat dibuat dengan pengkabelan, karena sistemnya yang rumit,
namun dengan teknologi wireless topologi ini sangat memungkinkan untuk di
wujudkan (karena dapat dipastikan tidak akan ada kabel yang berseliweran). Biasanya
untuk memperkuat sinyal transmisi data yang dikirimkan, di tengah-tengah (area) antar
komputer yang kosong ditempatkan perangkat radio (air point) yang berfungsi seperti
31
repeater untuk memperkuat sinyal sekaligus untuk mengatur arah komunikasi data
yang terjadi.
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.21
Topologi Mesh dan Full Connected
7. Topologi Hybrid
Topologi ini merupakan topologi gabungan dari beberapa topologi yang ada,
yang bisa memadukan kinerja dari beberapa topologi yang berbeda, baik berbeda
sistem maupun berbeda media transmisinya.
32
Sumber : http://nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
Gambar II.22
Topologi Hybrid
2.5. TCP/ IP dan Subnetting
Protokol jaringan komputer adalah sebuah aturan yang mendefinisikan
beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan
data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi (transmitter) dan sisi
penerima (receiver) agar komunikasi berlangsung baik dan benar.
1. Fungsi dari Protokol jaringan komputer :
33
a. Fragmentasi dan Reassembly
Fragmentsasi (membagi) dan reassembly (mengumpulkan) adalah membagi
informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim
mengirimkan informasi tadi dan setelah diterima maka sisi penerima akan
menggabungkan lagi menjadi paket berita yang lengkap.
b. Encaptulation
Encaptulation adalah melengkapi berita yang dikirimkan dengan addresss, kode-
kode koreksi dan lain-lain.
c. Connection control
Connection control adalah membangun hubungan komunikasi dari transmitter
dan receiver, deimana dalam membangun hubungan ini termasuk dalam hal
pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
d. Flow control
Flow control adalah mengatur perjalanan data dari transmitter ke receiver.
e. Error control
Error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu
data dikirimkan.
f. Transmission service
Transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya
yang berkaitan dengan prioritas dan kemananan serta perlindungan data.
2. Ada 2 arsitektur protokol jaringan, yaitu :
a. Model TCP/IP
34
Menurut Ali Zaki (2008:57) Transmission Control Protocol/Internet Protocol
(TCP/IP) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet
dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam
jaringan di internet dengan perbedaan karakteristik hardwarenya. Protokol TCP/IP
dekembangkan pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency
(DARPA) dan paling banyak digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk
software di sistem operasi.
Sumber : http://www.tcpipguide.com/free/diagrams/tcpiplayers.png
Gambar II.23
Model TCP/IP
IP (Internet Protocol) berada pada layer Internetwork atau Internet, IP
merupakan kunci dari jaringan TCP/IP, agar dapat berjalan dengan baik maka semua
aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol.
IP adalah protokol yang mengatur bagaimana suatu data dapat dikenal dan
dikirim dari satu komputer ke komputer lain. IP bersifat connectionless protocol. Ini
berarti IP tidak melakukan error detection dan error recovery. IP tidak dapat
35
melakukan handshake (pertukaran kontrol informasi) saat membangun sebuah koneksi,
sebelum data dikirim. Padahal handshake merupakan salah satu syarat agar sebuah
koneksi baru dapat terjadi. Dengan demikian, IP bergantung pada layer lainnya untuk
melakukan handshake.
Protokol IP memiliki lima fungsi utama, yaitu :
1) Mendefinisikan paket yang menjadi unit satuan terkecil pada transmisi data
di Internet.
2) Memindahkan data antara Transport Layer dan Network Interface Layer.
3) Mendefinisikan skema pengalamatan Internet atau IP address.
4) Menentukan routing paket.
5) Melakukan fragmentasi dan penyusunan ulang paket.
IP juga didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi yang
memiliki karakteristik dan kecepatan yang berbeda-beda. Pada jaringan Ethernet,
panjang satu datagram akan lebih besar dari panjang datagram pada jaringan publik
yang menggunakan media jaringan telepon, atau pada jaringan wireless. Perbedaan ini
semata-mata untuk mencapai throughput yang baik pada setiap media.
Pada umumnya, semakin cepat kemampuan transfer data pada media tersebut,
semakin besar panjang datagram maksimum yang digunakan. Akibat dari perbedaan
ini, datagram IP dapat mengalami fragmentasi ketika berpindah dari media kecepatan
tinggi ke median kecepatan rendah (misalnya dari LAN Ethernet 10 Mbps ke leased
line menggunakan Point-to-Point Protocol dengan kecepatan 64 kbps).
Protokol IP juga dikenal sebagai “best effort” protokol. Hal ini karena IP tidak
memberi jaminan bahwa suatu datagram akan sampai ke tujuan dengan selamat. IP
36
hanya memberi jaminan untuk melakukan usaha terbaik (best effort) agar datagram
dapat sampai ke tujuan. Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke
tujuan karena beberapa hal berikut :
1) Adanya bit error pada saat datagram melewati suatu media.
2) Router yang dilewati men-discard datagram, karena terjadinya kongesti dan
kekurangan ruang memori buffer.
3) Media fisik jaringan mengalami kerusakan permanen, seperti putus, terbakar,
terendam air atau penyebab lain.
4) Putusnya rut eke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down.
5) Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.
TCP/IP terdiri dari 4 layer dimana setiap layernya mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, layer tersebut diantaranya adalah :
1) Application Layer
Layer yang bertanggung jawab dalam rangka menyediakan akses kepada
aplikasi terhadap jaringan TCP/IP, bertanggung jawab untuk menampilkan semua
aplikasi yang menggunakan protocol TCP/IP. Protocol yang berjalan pada lapisan
ini:
a) Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
b) Domain Name System (DNS)
c) Telecomunication Network (Telnet)
d) File Transfer Protocol (FTP)
e) Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
f) Simple Network Management Protocol (SNMP)
37
2) Transport Layer (Host to Host Layer)
Bertanggung jawab dalam rangka membuat komunikasi antar dua host
dengan menggunakan cara membuat sebuah sesi connection-oriented atau
menyebarkan sebuah connectionless broadcast. Layer ini bertugas memecahkan
data dan membangun kembali data yang diterima dari application layer. Protocol-
protocol pada lapisan ini :
a) Transmission Transfer Protocol (TCP), berorientasi terhadap realibilitas data.
b) User Datagram Protocol (UDP), berorientasi terhadap kecepatan pengiriman
data.
3) Internet Layer (Internetworking Layer)
Layer ini bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang
tepat, dalam melakukan routing dan pembuatan paket IP (dengan menggunakan
teknik encapsulation). Ada beberapa macam protocol di dalamnya :
a) Internet Protocol (IP)
b) Addresss Resolution Protocol (ARP)
c) Internet Control Message Protocol (ICMP).
d) Internet Group Management Protocol (IGMP)
4) Network Interface Layer
Layer ini bertanggung jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media
fisik. Bertanggung jawab dalam meletakan frame-frame diatas media jaringan.
Setiap protocol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi
data digital yang dimengerti komputer. Protocol yang berjalan di layer ini :
38
- Beberapa struktur jaringan local yaitu Ethernet dan Token Ring
- Layanan teknologi WAN yaitu Plain Old Telephone Service
(POTS), Integrated Services Digital Network (ISDN), Frame Relay,
Asynchronous Transfer Mode (ATM).
b. Model OSI
Sumber : http://www.bpsharma.in/eLearning/Networking/images/osilayers_7.gif
Gambar II.24
Layer OSI
Open Systems Interconnection (OSI) adalah deskripsi standar atau model
referensi bagaimana pesan harus ditransmisikan antara dua titik dalam telekomunikasi
jaringan. OSI diciptakan oleh Internasional Standarization Organization (ISO) pada
tahun 1984 untuk memberikan standarisasi kompabilitas jaringan-jaringan sehingga
tidak membatasi komunikasi antar produk maupun teknologi dari vendor yang berbeda.
Pada model OSI terdapat 7 layer dan setiap layer mempunyai fungsi-fungsi
jaringan, layer-layer tersebut dari atas kebawah adalah :
39
1) Application Layer
Layer ini berfungsi menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna
aplikasi, bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara program komputer,
seperti program email dan service lain yang jalan di jaringan.
2) Presentation Layer
Layer ini bertanggung jawab bagaimana data di konversi dan diformat untuk
transfer data seperti ASCII, HTML dan lainnya sehingga dimengerti oleh penerima.
3) Session Layer
Layer ini mendefinisikan bagaimana memulai mengontrol dan menghentikan
sebuah conversation/komunikasi antar mesin. Layer ini menyediakan service
kepada layer presentation dan mensinkronasi dialog antara dua host layer
presentation serta mengatur pertukaran data.
4) Transport Layer
Layer ini mendefinisikan management dari virtual circuit antar host dalam
jaringan yang mengandung rangkaian protocol dan permasalahan transportasi data.
Dalam layer ini mengatur arus koneksi dan pengendalian error dalam proses
pengiriman paket data seperti TCP, UDP dan SPX.
5) Network Layer
Layer ini berfungsi sebagai akhir pengiriman paket data dimana komputer
mengidentifikasi logical addresss seperti IP Addresss bagaimana meneruskan
routing oleh router, untuk siapa pengiriman paket data.
40
6) Data Link Layer
Layer ini menspesifikasi pada bagaimana paket data didistribusikan/ditransfer
data melalui media particular seperti Ethernet, hub, dan switch. Pada level ini
terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti MAC
Addresss.
7) Physical Layer
Layer ini mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan,
sinkrinasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengkabelan. Pada level ini
juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi
dengan media kabel atau radio.
3. IP Addresssing
IP Addresssing adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang
dipakai sebagai alamat identifikasi tiap komputer host dalam jaringan internet Panjang
angka ini adalah 32-bit (untuk Ipv4 atau IP versi 4) dan 128-bit (untuk Ipv6 atau IP
versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan internet
berbasis TCP/IP. IP addresss dapat dibedakan menjadi 5 kelas yaitu A, B, C, D, dan E.
Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai
sedikit jaringan namun jumlah host yang ditampung oleh jaringan sangat besar. Kelas
D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan
kelas E untuk keperluan eksperimental.
a.Class A addresss
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor
urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai satu. Tujuh bit
41
berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier.
24 bit sisanya (atau tiga oktet terkahir) merepresentasikan host identifier. Ini
mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16.777.214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan karena digunakan untuk
mekanisme Interprocess Communication (IPC) didalam mesin yang bersangkutan.
b. Class B addresss
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah
hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu
diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama),
akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16.384 network, dan 65.534
host untuk setiap networknya.
c. Class C addresss
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit
pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit
selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier.
Ini memungkinkan pembuatan total 2.097.152 buah network, dan 254 host
untuk setiap networknya.
d. Class D addresss
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga
berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset
42
ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang digunakan untuk
mengenali host.
e. Class E addresss
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama
selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host.
Sumber : http://computing.dcu.ie/~HUMPHRYS/Notes/Networks/tanenbaum/5-55.jpg
Gambar II.25
Class IP
4. Subnetting
Menurut Iwan Sofana (2013:117) Subnetting adalah proses mambagi atau
memecah sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil (subnet-subnet).
Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah bagian network, sehingga
beberapa bit host digunakan untuk bit tambahan bagian network.
43
Sumber : http://www.tcpipguide.com/free/diagrams/ipsubnettradeoff.png
Gambar II.26
Subnetting
Pada ilustrasi diatas dapat dilihat bagaimana bagian network bertambah panjang.
Subnetting akan mengakibatkan beberapa perubahan sebagai berikut :
a. panjang bit network bertambah dan bit host berkurang.
b. Network address berubah.
c. Netmask address berubah.
d. Broadcast address berubah.
e. Jumlah network (subnet) bertambah.
f. Jumlah host maksimal setiap subnet berkurang.
Subnetting dilakukan dengan beberapa alasan, di antaranya :
a. Untuk efisiensi IP address.
b. Untuk menjembatani perbedaan topologi fisik seeringkali digunakan router.
c. Untuk memudahkan proses manajemen atau pengaturan security network.
d. Untuk mengisolasi traffic.
44
2.6. Sistem Keamanan Jaringan
Keamanan jaringan komputer adalah proses untuk mencegah dan
mengidentifikasi penggunaan yang tidak sah dari jaringan komputer. Langkah-langkah
pencegahan membantu menghentikan pengguna yang tidak sah yang disebut
“penyusup” untuk mengakses setiap bagian dari sistem jaringan komputer, salah
satunya adalah dengan menggunakan firewall.
Menurut Wahana Komputer (2006:149) Firewall dapat mengerjakan banyak
hal untuk jaringan dan server. Pada prakteknya, beberapa keuntungan utama yang dapat
diperoleh dengan adanya firewall adalah sebagai berikut:
1. Firewall sebagai fokus keputusan sekuriti. Bayangkan firewall sebagai choke point,
semua lalu lintas yang masuk dan keluar harus melewati “pos pemeriksaan”. Maka
dari itu, firewall dapat memilih paket data yang akan masuk dan keluar jaringan.
Memberi perlindungan sekuriti jaringan menjamin semua lalu lintas sesuai dengan
yang ditentukan.
2. Firewall mendukung security policy dan menjamin security policy yang dibuat,
misalnya jika perusahhan menetapkan penggunaan NAT (Network Address
Translation) maka hanya user atau group tertentu yang boleh terkoneksi keluar,
hanya protokol tertentu yang aktif, hanya beberapa aplikasi dan sumber daya yang
boleh mengakses jaringan luar, dan lain-lain.
3. Firewall mencatat aktivitas user. Oleh karena lalulintas melewati firewall, kita dapat
membuat suatu sistem untuk mencatat semua kegiatan sistem dan user yang
menggunakan jaringan. Hal ini berguna untuk pembuktian di kemudian hari dan
sebagai dokumentasi yang tepat untuk menentukan policy. Firewall dapat
45
mengakses log dan menyediakan nilai sistematik tentang penggunaan jaringan.
Selain itu firewall juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah :
1. Firewall tidak dibuat untuk mengatasi serangan “orang dalam”, firewall dirancang
untuk melindungi diri dari outsider agar tidak memperoleh data sensitif, tetapi
firewall tidak dirancang untuk melindungi diri dari serangan insider, yaitu penyerang
yang sudah berada di lingkungan sistem.
2. Firewall tidak dapat melindungi dan melawan hubungan yang tidak melewatinya
(sistem back-door). Firewall dapat mengontrol lalu lintas yang melewatinya dengan
efektif, namuntidak ada yang bisa ia lakukan untuk lalu lintas yang tidak
melewatinya.
3. Firewall tidak dapat melindungi dan melawan virus, Firewall tidak dapat menjaga
virus PC dan Manlntosh di luar jaringan, meskipun banyak scan firewall yang
dimasukkan untuk menentukan lalulintas yang boleh dilewatkan ke jaringan
internal. Dalam hal ini, scanning hanya ditunjukan ke alamat sumber, alamat tujuan,
dan nomor port,bukan untuk data yang rinci.
Ada beberapa kontrol dari firewall, yaitu :
1. Permitted Services: Service yang boleh melintasi firewall harus dibatasi pada
aplikasi yang benar-benar diizinkan.
2. Restricted Commnunication Flow: Komunikasi langsung harus dibatasi dan
dikontrol firewall.
3. Access Control: Hak akses user harus dibatasi, dari mana dan mau kemana, kapan
dan apa saja yang boleh atau tidak boleh diakses.
4. NAT: memungkinkan internal IP private network tersembunyi.
46
5. Control Massages: memungkinkan firewall untuk tidak membalas scanning suatu
protokol atau mengirimkan pesan seperti host unreachable, dan lain-lain.
2.6.1. Aplikasi Untangle
Untangle adalah sebuah sistem operasi berbasis linux debian dengan aplikasi
pendukung java yang dapat digunakan untuk menjaga keamanan jaringan, membantu
pemeliharaan jaringan, sekaligus dapat digunakan sebagai router ataupun bridge untuk
jaringan. Untangle menjadi pilihan bijak baik bagi pemula maupun untuk keperluan
enterprise, karena semua konfigurasi melalui web interface. Berikut ini adalah fitur-
fitur yang dapat digunakan pada Untangle, yaitu :
1. Web Filter
Web filter memiliki fungsi mengontrol akses user terhadap spesifik alamat
internet website. Web filter secara transparan akan melakukan scan traffic HTTP, yang
kemudian akan dibandingkan dengan aturan-aturan yang telah dibuat berdasarkan list
website yang ingin di block. Web filter juga memiliki kemampuan Pass List, dimana
kemampuan ini biasa dipakai ketika menggunakan aplikasi komersial blacklist.
Web filter melakukan filter terhadap lalu lintas pada jaringan LAN.
Web filter melakukan block content berdasarkan :
a. Categories
b. URL
c. Type File
47
2. Virus blocker
Virus blocker berfungsi untuk memblock dan melakukan virus scanning saat user
sedang mengakses internet.
3. Phish Blocker
Phish blocker menyediakan 2 layer proteksi anti-phising dan 1 layer proteksi
anti-pharming.
a. Proteksi email anti-phising
Phish blocker melakukan investigasi terhadap email yang masuk untuk
mengamankan email dari aktivitas phishing. Aktivitas phishing email digunakan untuk
mendapatkan informasi sensitive dari user, sebagai contoh : password dan informasi
credit card, dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
b. Proteksi web anti-phising
Phish blocker menggunakan google’s blocklist untuk memberikan proteksi
anti-phishing pada saat browsing ke internet. Google’s blocklist menyertai website-
website yang berpotensi menjadi spoofing atau phishing.
c. Proteksi web anti-pharming
Pharming website merupakan sebuah website yang meniru website komersil
lainnya, biasanya banking dan e-commerce. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
informasi identitas, user, password, credit card dan sebagainya.
4. Spyware blocker
Spyware blocker adalah gabungan dari berbagai macam opensource project.
Kelebihan spyware blocker adalah sebagai berikut:
48
a. Menggunakan signature virus untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus
b. Mencegah keyloggers
5. Ad Blocker
Memblok iklan online yang dapat menghabiskan kapasitas koneksi yang
terdapat di web yang di akses oleh user.
6. Firewall
Firewall memiliki fungsi melakukan blocking dan logging sebuah traffic data
berdasarkan set rules dan aturan-aturan yang dibuat.
Fungsi lain untangle firewall adalah port forwarding dan blocking protocols, ada di
aplikasi yang lain atau di konfigurasi jaringan. Aturan yang berfungsi pada untangle
firewall sangat sederhana, aturan yang pertama dibuat akan dibaca terlebih dahulu dan
kemudian akan dibaca aturan-aturan selanjutnya.
Setiap aturan-aturan yang dibuat, mengandung kombinasi:
a. Tipe traffic
b. Source interface
c. Destination interface
d. Source address
e. Destination address
f. Source port
g. Destination port
49
7. Application Control
Application Control mampu melakukan blocking dan logging berdasarkan jenis
aplikasi. Secara umum, application control admin melakukan blocking pada aplikasi
yang dianggap tidak boleh diakses oleh user, seperti : yahoo messenger, game, MIRC
dan lain sebagainya. Selain jenis aplikasi yang umum dipakai, user admin bisa
mendefinisikan aplikasi baru yang dimasukkan kedalam list aplikasi di application
control.
8. Reports
Reports merupakan laporan dari aktifitas client ketika sedang terhubung ke internet.
9. Spam Blocker
Berfungsi sebagai pencegah masuknya spam pada e-mail.