LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
1
BAB I
HPP KONVENSIONAL
Harga Pokok Produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi sebuah produk. Sedangkan untuk menghitung harga pokok produksi
per satuan produk yang dihasilkan, dapat dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Unsur- unsur biaya produksi yaitu :
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Overhead Pabrik.
Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi
yaitu :
1. FULL COSTING
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap. Dengan demikian harga pokok
produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya berikut ini :
Biaya bahan baku Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX
Biaya overhead pabrik variable Rp XXX
Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
Laba besih yang dihitung dengan pendekatan full costing merupakan
Penjualan dikurangi Harga Pokok Produksi (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga
Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variable + Biaya Overhead Pabrik Tetap)
di kurang dengan Total Biaya Non produksi (Biaya Administrasi & Umum + Biaya
Pemasaran).
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
2
2. VARIABLE COSTING
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variable ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variable. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode
variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
Biaya bahan baku Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX
Biaya overhead pabrik variable Rp XXX +
Harga pokok produksi Rp XXX
Laba bersih yang dihitung dengan pendekatan variable costing merupakan
Penjualan dikurangi Total Biaya Variable (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga
Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variable + Biaya Administrasi & Umum
Variable + biaya pemasaran Variable) dikurangi dengan Total Biaya Tetap (Biaya
Overhead Pabrik Tetap + Biaya Administrasi & Umum Tetap + Biaya Pemasaran
Tetap).
(Sumber : Akuntansi Manajemen, Mulyadi Edisi 3)
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
3
BAB I
CONTOH KASUS
HPP KONVENSIONAL
PT. SANGKOLO adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku
menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang
dikumpulkan pada akhir periode 2017.
1. Biaya Produksi :
Biaya bahan baku (raw material) Rp 8.000 /unit Biaya
tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp 6.000 /unit Total
biaya overhead pabrik (BOP) Rp 500.000.000/thn
(Variabel 60%, Tetap 40%)
Total biaya administrasi dan umum Rp 80.000.000 /thn
(Variabel 40%, Tetap 60%)
Total biaya pemasaran Rp 70.000.000/thn
(Variabel 80%, Tetap 20%)
2. Harga jual produk jadi sebesar Rp 70.000/unit
3. Data penjualan dan produksi :
Persediaan awal 35.000 unit
Produksi 80.000 unit
Penjualan 90.000 unit
Persediaan akhir 25.000 unit
Diminta :
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing !
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing!
3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
4
JAWABAN
CONTOH KASUS
1. Biaya Produksi per Unit
BOP Tetap/unit = 40% x Rp 500.000.000
80.000
= Rp 2.500
BOP Variabel / unit = 60% x Rp 500.000.000
80.000
= Rp 3.750
BIAYA PRODUKSI /
UNIT
METODE FULL
COSTING
METODE
VARIABEL
COSTING
BBB 8.000 8.000
BTKL 6.000 6.000
BOP VARIABEL 3.750 3.750
BOP TETAP 2.500 -
TOTAL BIAYA PRODUKSI 20.250 17.750
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
5
2. Laporan Laba Rugi
A. Full Costing
PT. SANGKOLO
INCOME STATEMENT
Penjualan ( 90.000 x Rp 70.000) Rp 6.300.000.000
HPP
Persediaan Awal (35.000 x Rp 20.250) Rp 708.750.000
BBB ( 80.000 x Rp 8.000 ) Rp 640.000.000
BTKL (80.000 x Rp 6.000) Rp 480.000.000
BOP Variabel (80.000 x Rp3.750) Rp 300.000.000
BOP Tetap (80.000 x Rp 2.500) Rp 200.000.000+
Biaya produksi Rp 1.620.000.000 +
BTUD Rp 2.328.750.000
Persediaan akhir (25.000 x Rp 20.250) (Rp 506.250.000)-
HPP (Rp 1.822.500.000)-
Laba kotor Rp 4.477.500.000
BiayaOperasi :
Biaya administrasi dan umum
- Variabel (40% x 80.000.000) = Rp 32.000.000
- Tetap (60% x 80.000.000) = Rp 48.000.000 +
Rp 80.000.000
Biaya Pemasaran
- Variabel (80% x 70.000.000) = Rp 56.000.000
- Tetap (20% x 70.000.000 = Rp 14.000.000 +
Rp 70.000.000 +
Total biaya operasi (Rp 150.000.000)-
Laba Bersih Rp 4.327.500.000
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
6
B. Variabel Costing
PT. SANGKOLO
INCOME STATEMENT
Penjualan ( 90.000 x Rp 70.000) Rp 6.300.000.000
HPP
Persediaan Awal ( 35.000 x Rp. 17.750) Rp 621.250.000
BBB ( 80.000 x Rp 8.000 ) Rp 640.000.000
BTKL (80.000 x Rp 6.000) Rp 480.000.000
BOP Variabel (80.000 x Rp 3.750) Rp 300.000.000 +
Biaya produksi Rp 1.420.000.000 +
BTUD Rp 2.041.250.000
Persediaan akhir (25.000 x Rp 17.750) (Rp 443.750.000) -
HPP Rp 1.597.500.000
Biaya Adm & Umum V (40% x 80.000.000) Rp 32.000.000
Biaya Pemasaran V (80% x 70.000.000) Rp 56.000.000 +
Total Biaya Variabel (Rp 1.685.500.000)
Laba Kontribusi Rp 4.614.500.000
BiayaTetap :
- BOP Tetap (80.000 x Rp 2.500) Rp 200.000.000
- Biaya Adm & Umum T (60% x 80.000.000) Rp 48.000.000
- Biaya Pemasaran T (20% x 70.000.000) Rp 14.000.000 +
Total Biaya Tetap (Rp 262.000.000)
Laba Bersih Rp 4.352.500.000
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
7
1. Analisis:
Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa laba usaha dengan metode full costing
sebesar Rp 4.327.500.000, lebih kecil dari pada menggunakan metode variabel costing
sebesar Rp 4.352.500.000. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan dalam
penentuan biaya produksi per unit dimana dalam metode full costing biaya produksi/unit
sebesar Rp20.250 dan pada metode variabel costing sebesarRp 17.750, sehingga berpengaruh
pada nilai persediaan awal dan persediaan akhir pada kedua metodetersebut, yang pada
akhirnya menyebabkan perbedaan pada besarnya laba usaha.
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
8
KASUS I
PENENTUAN HPP KONVENSIONAL
PT. SAKKULU adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku
menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang
dikumpulkan pada akhir periode 2017.
1. Biaya Produksi
Biaya bahan baku (raw material) Rp30.000/unit
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp10.000/unit
Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp500.000.000/th
(Variabel 70%, Tetap 30%)
Total biaya administrasi dan umum Rp70.000.000/th
(Variabel 40%, Tetap 60%)
Total biaya pemasaran Rp65.000.000/th
(Variabel 80%, Tetap 20%)
2. Hargajual produkjadisebesarRp70.000/unit
3. Data penjualan dan produksi:
Persediaan awal 8.000 unit
Produksi 100.000 unit
Penjualan 80.000 unit
Persediaan akhir 28.000 unit
Diminta :
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing!
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing!
3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya!
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
9
KASUS II
PENENTUAN HPP KONVENSIONAL
PT. JUKU EJA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku
menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan yang
dikumpulkan pada akhir periode 2017.
1. Biaya Produksi
Biaya bahan baku (raw material) Rp10.000 /unit
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp 8.000 /unit
Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp600.000.000/th
(Variabel 70%, Tetap 30%)
Total biaya administrasi dan umum Rp70.000.000/th
(Variabel35%, Tetap 65%)
Total biaya pemasaran Rp80.000.000/th
(Variabel 80%, Tetap 20%)
2. Harga jual produk jadi sebesar Rp75.000/unit
3. Data penjualan dan produksi:
Persediaan awal 8.000 unit
Produksi 100.000 unit
Penjualan 80.000 unit
Persediaan akhir 28.000 unit
Diminta :
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing!
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing!
3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya!
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
10
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
11
FORM 3
CONTOH KASUS FORM 1
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
12
CONTOH KASUS FORM 2
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
13
BAB III
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour) dapat
diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya sebagai respons atas perubahan tingkat
aktivitas dalam bisnis (2012 : 46). Perilaku biaya merupakan pola perubahan biaya dalam
kaitannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, seperti volume produksi, volume
penjualan dan sebagainya. Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan
antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan.
Estimasi tingkah laku biaya bertujuan untuk menguraikan berbagai macam sifat
dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah dibawah berbagai
macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan, estimasi
biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya
dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1. Biaya Variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) tidak mengalami
perubahan dengan adanya perubahan volume kegiatan.
Contoh : Biaya bahan baku, Biaya tenaga kerja langsung
2. Biaya Tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan
volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per unit berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan.
Contoh : Biaya gaji pimpinan, Gaji direktur produksi dsb.
3. Biaya semi variable merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini memiliki unsur tetap dan variabel di
dalamnya.
Contoh : Biaya Listrik, Biaya pemeliharaan kendaraan.
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
14
Pada umumnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh
dengan menggunakan pendekatan analisis biaya masa lalu, dengan beberapa metode yaitu :
1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High And Low Point Method)
Maksud dari titik tertinggi dan terendah disini adalah titik tertinggi adalah suatu titik
dengan tingkat output dan aktivitas tertinggi, sedangkan titik terendah adalah titik dengan
tingkat output dan aktivitas yang terendah. Jadi dalam metode ini suatu biaya pada tingkat
aktivitas tertinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat aktivitas terendah dimasa
yang lalu. Selisih biaya yang dihitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut.
Rumus :
Y = a + bx
Dimana :
Y = Total biaya b = Biaya variabel per satuan a = Biaya tetap x = Volume
kegiatan
Rumus perhitungan a dan b tersebut adalah sebagai berikut :
a = Y1 – bX1 atau a = Y2 – bX2, dan
Dimana:
a = Biaya tetap Y2 = Perubahan biaya tertinggi
b = Biaya variabel X1= Perubahan aktivitas terendah
Y1 = Perubahan biaya terendah X2 = Perubahan aktivitas tertinggi
2. Metode Biaya Berjaga (Stand By Cost Method)
Metode ini digunakan untuk menaksir biaya tetap dan biaya variabel bila sebuah
perusahaan menutup kegiatannya untuk sementara. (L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., 2012 :
51). Metode ini disebut biaya berjaga karena dimaksudkan untuk menghitung cadangan
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
15
dana yang harus disiapkan untuk berjaga-jaga selama tenggang waktu tanpa kegiatan
normal.
Biaya ini merupakan unsur bagian yang berperilaku tetap. Perbedaan antara biaya
yang dikeluarkan selama kegiatan berjalan dengan biaya berjaga merupakan unsur biaya
yang berperilaku variabel.
Rumus :
Y = a + bx
Dimana :
Y = Total biaya
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel per satuan
x = Volume kegiatan
Rumus perhitungan b adalah sebagai berikut :
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least-square Method)
Metode ini merupakan pengukuran dari jumlah biaya yang ada untuk mengetahui
rata–rata biaya tetap dan rata-rata biaya variabel.
Rumus :
Y = a + bx
Dimana :
Y = Total biaya
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel per satuan
x = Volume kegiatan
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
16
Rumus perhitungan a dan b adalah sebagai berikut :
𝒃 = 𝒏.𝚺𝐱𝐲− 𝚺𝐱.𝚺𝐲
𝒏.𝚺𝒙𝟐−(𝚺𝒙)𝟐 dan 𝒂 = 𝚺𝐲−𝐛(𝚺𝐱)
𝐧
Dimana:
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel per satuan
x = Unit yang terjual
y = Biaya sesungguhnya
n = Jumlah data
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
17
BAB III
CONTOH KASUS
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
PT. BIMA adalah sebuah perusahaan yang memproduksi bakso dengan kualitas
tinggi akan mengamati biaya penjualannya selama 4 bulan terakhir untuk
merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan dimasa yang akan datang.
Berikut data biaya penjualan PT. BIMA:
TABEL DATA BIAYA PENJUALAN PT. BIMA
Bulan Unit yang Terjual Biaya Penjualan
Januari 100 Rp 300.000
Februari 200 Rp 400.000
Maret 300 Rp 500.000
April 400 Rp 600.000
Pertanyaan :
1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik
terendah (high and low point method) jika dalam anggaran PT. BIMA merencanakan
menaikkan penjualan sebesar 250 unit yang terjual. Berapakah jumlah biaya
penjualan yang harus dikeluarkan ?
2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby
method), dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp. 400.000,- per
bulan. Jika perusahaan merencanakan menaikkan penjualan sebesar 250 unit yang
terjual, berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan oleh PT. BIMA?
3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (leastsquare
method) jika perusahaan merencanakan menaikkan penjualan sebesar 250 unit yang
terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
18
JAWABAN
CONTOH KASUS
1. METODE HIGH AND LOW POINT
Titik Tertinggi Titik Terendah Selisih
Unit yang Terjual 400 100 300
Biaya Penjualan Rp 600.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Biaya Variabel (b) = Rp 300.000 /300 = Rp 1.000
TITIK KEGIATAN
Tertinggi Terendah
By penjualan yg sering terjadi Rp 600.000 Rp 300.000
By penjualan variable
Rp 1000 x 400 Rp 400.000
Rp 1000 x 100 Rp 100.000
By penjualan tetap Rp 200.000 Rp 200.000
Persamaan Linear :
Y = a+bx
Y = Rp 200.000 + Rp 1000x
Jika Perusahaan ingin merencanakan kenaikan 250 unit yang
terjual maka : Y = Rp 200.000 + Rp 1000 (250)
Y = Rp 450.000
Jadi biaya penjualan yang harus dikeluarkan jika perusahaan ingin
menaikkan penjualan 250 unit adalah sebesar Rp 450.000
2. METODE BERJAGA-JAGA
Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 400 unit Rp 600.000
Biaya tetap (fixed cost) Rp 400.000 -
Selisih (Variance) Rp 200.000
Biaya variabel = Rp 200.000 / 400 = Rp 500 per unit yang terjual
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
19
Persamaan garis linear :
Y = a + b X
Y = 400.000 + 500 X
Jika perusahaan ingin merencanakan kenaikan sebesar 250 unit yang
terjual, maka : Y = 400.000 + 500 (250)
Y = Rp 525.000
Jadi biaya penjualan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menaikkan
penjualan 250 unit adalah sebesar Rp 525.000
3. METODE LEAST-SQUARE
BULAN UNIT YANG
TERJUAL (X)
BIAYA
PENJUALAN (Y)
XY X2
JANUARI 100 Rp 300.000 Rp 30.000.000 10.000
FEBRUARI 200 Rp 400.000 Rp 80.000.000 40.000
MARET 300 Rp 500.000 Rp 150.000.000 90.000
APRIL 400 Rp 600.000 Rp 240.000.000 160.000
TOTAL 1000 Rp 1.800.000 Rp 500.000.000 300.000
b = 4 x 500.000.000 – 1000 x 1.800.000
4 x 300.000 – (1.000)2
b = 2.000.000.000 - 1.800.000.000
1.200.000 – 1.000.000
b = 200.000.000
200.000
b = Rp 1.000
a = ∑y – b (∑x)
n
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
20
a = 1.800.000 – 1000 (1000)
4
a = 800.000
4
a = Rp 200.000
Jadi, persamaan garis linear:
Y = a + bx
Y = Rp 200.000 + Rp 1000 X
Jika perusahaan ingin merencanakan kenaikan sebesar 250 unit yang terjual
maka :
Y = Rp 200.000 + Rp 1000 X
Y = Rp 200.000 + Rp 1000 (250) Y = Rp 450.000
Jadi biaya produksi yang harus dikeluarkan jika perusahaan ingin menaikkan penjualan
250 unit adalah sebesar Rp 450.000
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
21
KASUS I
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
PT. JOKER akan bekerja sama dengan PT KING. Sebelum memutuskan untuk
bekerja sama, PT. JOKER akan mengamati biaya penjualannya selama 4 bulan
terakhir (tahun 2019). PT. JOKER adalah sebuah perusahaan yang
memproduksi jam tangan dengan kualitas tinggi. Data biaya penjualan sebagai
berikut:
BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN
JANUARI 200 Rp 400.000
FEBRUARI 300 Rp 500.000
MARET 400 Rp 600.000
APRIL 500 Rp 700.000
Pertanyaan :
1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik
terendah (high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2019
PT. JOKER merencanakan menaikkan penjualan sebesar 450 unit yang
terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby
method), dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp.
400.000,- per bulan. Jika perusahaan menaikkan penjualan sebesar 450 unit
yang terjual, berapakah jumlah biaya penjualan (total sales expence) yang
harus dikeluarkan oleh PT. JOKER?
3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil
(leastsquare method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 450 unit yang
terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
22
KASUS II
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
PT. SAMSUNG adalah sebuah perusahaan yang memproduksi televisi
berkualitas tinggi, akan mengamati biaya penjualan selama 5 bulan terakhir (tahun
2019). Data biaya penjualan sebagai berikut :
BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN
AGUSTUS 1.000 Rp 500.000
SEPTEMBER 3.000 Rp 700.000
OKTOBE 2.000 Rp 600.000
NOVEMBER 4.000 Rp 800.000
DESEMBER 5.000 Rp 900.000
Pertanyaan :
1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik terendah
(high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2019 PT. SAMSUNG
merencanakan menaikkan penjualan sebesar 2.500 unit yang terjual. Berapakah
jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby method),
dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp. 300.000,- per bulan.
Jika perusahaan menaikkan penjualan sebesar 2.500 unit yang terjual, berapakah
jumlah biaya penjualan (total sales expence) yang harus dikeluarkan oleh PT.
SAMSUNG?
3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (leastsquare
method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 2.500 unit yang terjual.
Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
23
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
24
FORM 3
FORM 4
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
25
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
26
BAB V
ANALISIS CPV
Menurut Garrison/Noreen (2006:322) analisis CPV merupakan salah satu dari
beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah guna membantu
manajer untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba.
Analisis CPV merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk merencanakan
komposisi tingkat biaya, volume, dan laba yang menguntungkan bagi perusahaan. Ada 3
faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual, dan volume
(penjualan dan produksi).
Analisis biaya-volume-laba membantu manajer untuk melihat hubungan antara 5
unsur berikut:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan selama suatu periode tertentu secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncakan
akan dijual selama suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung
pada setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik selama suatu periode tertentu.
5. Bauran produk yang dijual yaitu proporsi relative produk-produk perusahaan yang akan
dijual.
Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu.
3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan.
5. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang
ditargetkan.
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
27
1. ANALISIS IMPAS
Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:170), “Break Even Point atau titik impas sebagai
sebuah titik di mana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah biaya. Dengan
demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun juga tidak menderita rugi
(laba=0).” Kondisi ini sangat penting untuk diketahui perusahaan guna merencanakan atau
bahkan menghentikan operasi.
Manfaat atau Kegunaan Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau
tujuan perusahaan, kegunaannya antara lain:
1. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha tertentu dan dapat
digunakan untuk perencanaan laba/profit planning.
2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan yaitu
untuk mencocokkan antara realisasi biaya dengan angka-angka dalam perhitungan
break even point sebagai pengendalian atau controlling.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah diketahui
hasil perhitungan menurut analisis break even point dan laba yang ditargetkan.
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan
seorang manajer, misalnya seorang manajer akan mengambil suatu keputusan tertentu
terlebih dahulu menanyakan titik break even point.
Break Even Point (BEP)
A. Pendekatan Persamaan
Seperti pada artian titik impas bahwa:
Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi
Total penjualan sama dengan total biaya
Laba sama dengan nol
Maka persamaan titik impas dapat disajikan sebagai berikut:
Penjualan = Total Biaya
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
28
Biaya Tetap Total
Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
Dalam persamaan ini, total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabel. Dengan demikian, persamaan yang lengkap adalah:
Dalam kondisi ini, laba sama dengan nol dan untuk perencanaan lebih lanjut
persamaan dapat dijadikan:
*)TI = Titik Impas
B. Pendekatan Margin Kontribusi
Margin Kontribusi (Contribution Margin) adalah sisa hasil penjualan setelah
dikurangi dengan biaya variabel. Jumlah margin kontribusi akan bisa digunakan untuk
menutup biaya tetap dan membentuk laba.
Titik impas yang dicari dengan metode margin kontribusi menetapkan seberapa besar
margin kontribusi cukup untuk menutup biaya tetap. atau titik impas dicapai ketika
jumlah margin kontribusi sama besarnya dengan jumlah biaya tetap. Dengan pendekatan
ini, titik impas dapat dijadikan dalam bentuk unit atau dalam bentuk Rupiah.
Unit
Titik impas dalam unit dicari dengan formula:
Rupiah
Titik impas dalam Rupiah dicari dengan formula:
*) Ratio margin kontribusi = (Margin Kontribusi/Penjualan)*100% Semakin besar
margin kontribusi perusahaan yang diperoleh dari setiap unit produk yang dijual
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap
Penjualan TI*) = Biaya Variabel TI *) + Biaya Tetap
Biaya Tetap Total
Ratio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
29
maka semakin cepat perusahaan menutup biaya tetapnya dan mencapai laba yang
diingingkan.
2. Margin of Safety (Margin Pengamanan Penjualan)
Perhitungan Margin of Safety (MOS) adalah suatu angka atau nilai yang memberikan
informasi seberapa jauh tingkat produksi penjualan yang direncanakan dengan penjualan yang
direncanakan pada BEP.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Margin of Safety adalah :
A. Margin of Safety dalam Rupiah (Rp)
B. Margin of Safety dalam Persen (%)
Angka Margin of Safety ini memberikan informasi sampai seberapa jauh volume
penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian atau
dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum
penurunan volume yang direncanakan, yang tidak mengakibatkan kerugian.
3. Tuasan Operasi (Operating Leverage)
Tuasan operasi atau operating leverage adalah tingkat pengeluaran biaya tetap dalam
sebuah perusahaan. Bagi akuntan manajemen, tuasan operasi mengacu pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba bersih manakala volume penjualan melonjak.
Karena perbedaan margin kontribusi dengan laba bersih adalah biaya tetap, maka
perusahaan dengan biaya tetap yang tingi akan mempunyai tuasan operasi yang tinggi pula.
Tuasan operasi akan paling tinggi dalam suatu perusahaan jika biaya tetapnya lebih besar
dibandingkan dengan biaya variabelnya. Sebaliknya, tuasan operasi akan rendah di dalam
perusahaan dengan proporsi biaya tetap lebih kecil daripada biaya variabelnya.
𝑴𝑶𝑺 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒖𝒑𝒊𝒂𝒉
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
MOS = Penjualan – Penjualan Pada Titik Impas
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
30
4. Faktor Tuasan Operasi
Faktor tuasan operasi adalah suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu, seberapa
besar presentase perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba. Semakin laba bersih
mendekati nol, maka semakin dekat perusahaan ke titik impas. Hal ini akan menyebabkan
faktor tuasan operasi yang tinggi. Pada saat volume penjualan menggelembung, margin
kontribusi dan laba bersih akan membengkak pula, konsekuensinya adalah faktor tuasan
operasi secara progresif menjadi lebih kecil.
Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus
berikut:
Faktor Tuasan Operasi = Margin Kontribusi
Laba Bersih
5. Laba Sasaran
Manfaat penentuan titik impas di antaranya perusahaan akan bisa memperkirakan
penjualan yang dilakukan agar laba tertentu dapat diperoleh. Dengan pendekatan persamaan
maupun pendekatan margin kontribusi, jumlah penjualan untuk mencapai laba diinginkan
dapat dicari dengan menambahkan laba pada unsur biaya tetap.
Analisis biaya-volume-laba dapat diterapkan untuk menentukan kuantitas barang
yang harus diproduksi atau nilai penjualan yang harus diraup perusahaan supaya mencapai
laba sasarannya. Dengan mengubah koneksi diantara biaya-volume-laba, manajemen dapat
menghitung volume penjualan sesuai dengan laba yang dikehendaki.
Sehingga persamaan atau formulanya akan menjadi sebagai berikut:
A. Pendekatan Persamaan
B. Pendekatan Margin Kontribusi
Penjualan = Biaya Variabel +Biaya Tetap + Laba
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 =𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 + 𝐋𝐚𝐛𝐚
𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 𝐊𝐨𝐧𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐬𝐢
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
31
BAB V
CONTOH KASUS
ANALISIS CPV
Seorang pengusaha X merencanakan menjual Gelang di toko. Perkiraan harga jual dan biaya
atas toko tersebut adalah:
Bahan pembuat Gelang per satuan Rp 3.000,00
Upah membuat Gelang per satuan Rp 2.000,00
Biaya sewa toko per hari Rp 15.000,00
Gaji penunggu toko per hari Rp 9.000,00
Harga jual per satuan Rp 10.000,00
Hitunglah:
1. Perhitungan Margin Contribusi
2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin kontribusi
3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit
4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha Y dengan L/R
sebagai berikut:
Pengusaha Y Jumlah:
Penjualan Rp1.000.000,00
100
%
Biaya Variabel (Rp200.000,00) 20%
Margin Kontribusi Rp 800.000,00 80%
Biaya Tetap (Rp324.000,00)
Laba Bersih Rp476.000,00
(dengan asumsi Pengusaha X dan Pengusaha Y penjualannya dinaikkan sebesar 20%)
5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp20.000,00
6. Analisis
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
32
JAWABAN
CONTOH KASUS
Secara akuntansi data tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
Harga jual per satuan Rp 10.000,00
Biaya variabel per satuan:
Bahan pembuat Gelang per satuan Rp 3.000,00
Upah langsung Rp 2.000,00 +
Biaya variabel per satuan Rp 5.000,00
Biaya tetap per hari:
Sewa took Rp 15.000,00
Gaji tetap penunggu took Rp 9.000,00 +
Biaya tetap per hari Rp 24.000,00
1. Margin kontribusi dalam rupiah
Penjualan per unit Rp10.000,00
Biaya variabel per unit Rp 5.000,00 -
Margin kontribusi per unit Rp 5.000,00
*) Rasio margin
kontribusi
=
Margin Kontribusi
x 100% Penjualan
=
Rp 5.000
x 100% Rp 10.000
= 50 %
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
33
1. Kemudian, titik impas bisa dikemukakan sebagai berikut:
a. Titik impas dalam unit
=
Biaya Tetap Total
Margin Kontribusi Dalam Rupiah Perunit
=
Rp 24.000
Rp 5.000
= 4,8 unit
b. Titik impas dalam rupiah
=
Biaya Tetap Total
Rasio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Perunit
=
Rp 24.000
50%
= Rp 48.000
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
34
3. Margin Of Safety
Berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh Pengusaha X maka berapakah nilai
margin of safety?
Jumlah Persen
Penjualan (Rp10.000 × 100 unit) Rp. 1.000.000,00 100
Biaya Variabel (Rp5.000 × 100 unit) (Rp500.000,00) (50)
Margin Kontribusi (Rp 5.000 × 100 unit) Rp500.000,00 50
Biaya Tetap (Rp 24.000,00)
Laba Bersih Rp476.000,00
Titik Impas Rp 48.000,00
Rp 24.000,00
50%
MOS dalam Rupiah
(Penjualan - Titik Impas)
Rp1.000.000,00 – Rp 48.000,00 Rp 952.000,00
MOS dalam prosentase
Rp 952.000,00 / Rp 1.000.000,00 95,2%
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
35
4. Tuasan Operasi
Agar konsep dapat lebih dipahami, berikut terdapat sajian data dari soal yang dibandingkan
dengan informasi Gelang lain.
Pengusaha X Pengusaha Y
Jumlah Persen Jumlah Persen
Penjualan Rp1.000.000,00 100 Rp1.000.000,00 100
Biaya Variabel (Rp500.000,00) (50) (Rp200.000,00) (20)
Margin Kontribusi Rp 500.000,00 50 Rp800.000,00 80
Biaya Tetap (Rp 24.000,00) (Rp 324.000,00)
Laba Bersih Rp 476.000,00 Rp476.000,00
Seorang pengusaha Y mempunyai proporsi biaya tetap yang lebih tinggi dari segi biaya
variabel dibandingkan dengan pengusaha X. Walaupun demikian, jumlah biaya kedua
pengusaha Gelang tersebut sama yakni Rp524.000,00(Rp 1.000.000,00 – Rp 476.000,00)
pada tingkat penjualan Rp1.000.000,00. Jika penjualan masing- masing pengusaha
dinaikkan sebesar 20% (dari Rp 1.000.000,00 menjadi Rp1.200.000,00) maka perhitungan
akan menjadi sebagai berikut:
Pengusaha X Pengusaha Y
Jumlah Persen Jumlah Persen
Penjualan Rp1.200.000,00 100 Rp1.200.000,00 100
BiayaVariabel (Rp600.000,00) 50 (R240.000,00) (20)
MarginKontribusi Rp600.000,00 Rp960.000,00 (80)
BiayaTetap (Rp24.000,00) (Rp324.000,00)
LabaBersih Rp 576.000,00 Rp636.000,00
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
36
Faktor tuasan operasi = Margin Kontribusi
Laba Bersih
Untuk faktor tuasan operasi Pengusaha X dan Pengusaha Y pada tingkat penjualan Rp
1.000.000,00 adalah:
1) Pengusaha X =
Rp 500.000
= 1,05
Rp 476.000
2) Pengusaha Y =
Rp 800.000
= 1,68
Rp 476.000
(A) (B) (C)
Presentase Faktor Tuasan Presentase
Kenaikan Operasi Kenaikan Laba
Penjualan Bersih
Pengusaha X 20 1,05 21
Pengusaha Y 20 1,68 33,6
Bagan diatas menjelaskan mengapa kenaikan penjualan sebesar 20% menyebabkan kenaikan
laba bersih Pengusaha X dari Rp476.000,00 menjadi Rp576.000,00 (kenaikan 21%) dan laba
Pengusaha Y meningkat dari Rp476.000,00 menjadi Rp636.000 (kenaikan 33,6%).
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
37
5. Laba Sasaran
Pengusaha yang dipakai sebagai contoh sebelumnya, menginginkan laba per hari
Rp20.000,00. (perlu dikemukakan kembali bahwa biaya tetap Rp24.000,00; biaya variabel
per unit Rp5.000,00; penjualan per unit Rp10.000,00; margin kontribusi per unit Rp5.000,00;
dan ratio margin kontribusi 50%). Berdasarkan data tersebut maka penjualan yang harus
dilakukan agar laba Rp20.000,00 dapat dicapai adalah:
a. Pendekatan Persamaan
10.000x = 5.000x + 24.000 + 20.000
5.000x = 44.000
Rp44.000
Rp5.000
x = 8,8 unit
b. Pendekatan Margin Kontribusi
Dalam Unit
= 8,8 unit atau 8 unit
Dalam Rupiah
= 8 unit x Rp 10.000
= Rp 80.000,00
b. Analisis
Berdasarkan informasi di atas, jika pengusaha ingin mencapai titik impas maka
jumlah unit yang harus terjual adalah 8 unit Gelang atau harus memperoleh hasil
penjualan sebesar Rp 80.000,00.
Penjualan =
Rp 24.000 + Rp 20.000
Rp 10.000 – Rp 5.000
Penjualan = (
Rp 24.000 + Rp 20.000
) x Rp 10.000
Rp 10.000 – Rp 5.000
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
38
KASUS I
ANALISIS CPV
Seorang pengusaha A merencanakan menjual Tas di toko. Perkiraan harga jual dan biaya atas
Tas tersebut adalah:
Bahan pembuat Tas per satuan Rp 10.000,00
Upah membuat Tas per satuan Rp 5.000,00
Biaya sewa toko per hari Rp 10.000,00
Gaji penunggu toko per hari Rp 5.000,00
Harga jual per satuan Rp 25.000,00
Hitunglah:
1. Perhitungan Margin Contribusi
2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan pendekatan
margin kontribusi
3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit
4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha B dengan L/R
sebagai berikut:
Pengusaha B Jumlah
Penjualan Rp2.500.000,00 100%
Biaya Variabel (Rp 750.000,00) 30%
Margin Kontribusi Rp 1.750.000,00 70%
Biaya Tetap (Rp765.000,00)
Laba Bersih Rp985.000,00
(dengan asumsi Pengusaha A dan Pengusaha B penjualannya dinaikkan sebesar 10%)
5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp30.000,00
6. Analisis
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
39
KASUS II
ANALISIS CPV
Seorang pengusaha C merencanakan menjual Yogurt di toko. Perkiraan harga jual dan biaya
atas Yogurt tersebut adalah:
Bahan pembuat Yogurt per satuan Rp 7.000,00
Upah membuat Yogurt per satuan Rp 5.000,00
Biaya sewa toko per hari Rp 8.000,00
Gaji penunggu toko per hari Rp 7.000,00
Harga jual per satuan Rp 20.000,00
Hitunglah:
1. Perhitungan Margin Contribusi
2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan pendekatan
margin kontribusi
3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit
4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha D dengan L/R
sebagai berikut:
Pengusaha D Jumlah
Penjualan Rp2.000.000,00 100%
Biaya Variabel (Rp 500.000,00) 25%
Margin Kontribusi Rp 1.500.000,00 75%
Biaya Tetap (Rp715.000,00)
Laba Bersih Rp785.000,00
(dengan asumsi Pengusaha A dan Pengusaha B penjualannya dinaikkan sebesar 10%)
5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp30.000,00
6. Analisis
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
40
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
41
FORM 3
CONTOH KASUS FORM 1
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
42
CONTOH KASUS FORM 2
CONTOH KASUS FORM 3
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
43
BAB VII
TIME VALUE OF MONEY
Time value of money merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang
sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang masa yang akan datang. Hal ini disebabkan
karena perbedaan waktu. Nilai waktu uang merupakan akibat dari adanya peluang investasi,
peminjaman, pemberian pinjaman, dan preferensi konsumsi pada saat kini ketimbang pada
masa depan, serta ekspektasi inflasi.
Sebagai contoh uang Rp 1.000.000,00 saat ini tidak sama dengan Rp. 1.000.000,00
setelah 1 tahun mendatang. Seorang individu yang rasional akan lelbih memilih uang
sejumlah Rp. 1.000.000,00 saat ini dibandingkan dengan Rp. 1.000.00,00 1 tahun lagi.
Alasan penalarannya adalah apabila seseorang menerima Rp. 1.000.000,00 hari ini,
maka ia dapat menginvetasikannya (menabung di bank) dengan tingkat keuntungan tetap
sebesar 10% misalnya, sehingga dia akan mendapatkan uang Rp 100.000,00 sebagai bunga
selama 1 tahun. Oleh karena itu, Rp. 1.000.000,00 saat ini setara dengan Rp. 1.100.000,00
setelah 1 tahun kemudian ketika tingkat bunganya 10%. Dengan demikian, uang dianggap
memiliki nilai waktu
Manfaat time value of money
Manfaat dari time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa time
value of money sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang
masa kini dan yang akan datang.
Keterbatasan time value of money
Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya
apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka
uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi.
Metode yang digunakan
1. Future Value ( Nilai yang Akan Datang )
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
44
Future value adalah banyaknya sejumlah uang saat ini yang diperoleh pada tingkat
suku bunga tertentu akan berakumulasi pada akhir periode masa depan. Jumlah
penerimaan yang akan datang dari jumlah saat ini (Po) yang akan tumbuh selama n
tahun dengan tingkat bunga sebesar r per tahun.
Rumus:
Keterangan :
FV : Future Value
Po : jumlah nilai sekarang r : tingkat bunga/tahun
n : Jangka waktu
2. Present Value (Nilai Sekarang)
Present value adalah besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar
tingkat bunga tertentu dari sejumlah yang baru akan diterima beberapa waktu atau
periode yang akan datang.
Keterangan:
Po : jumlah nilai sekarang
FV : Future Value
r : tingkat bunga/tahun
n : jangka waktu
3. Anuitas
Anuitas adalah serangkain arus kas sama yang diterima atau dibayar selama interval
waktu yang sama. Untuk mencari rumus anuitas, diasumsikan bahwa fv menunjuk ke
arus kas tahunan yang diterima pada setiap akhir tahun untuk n tahun berikutnya.
(Simamora:293).
Rumus untuk mencari pembayaran atau penerimaan setiap periode (PV) :
FV ( r, n )
= Po ( 1 + r )n
PO = FV ( r, n ) [ 1/ ( 1 + r )n ]
𝐏𝐕𝑨𝑵=𝐅𝐕 .[ (𝟏 + 𝒓)𝒏 − 𝟏
𝒓(𝟏 + 𝒓)𝒏 ]
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
45
Rumus untuk mencari nilai sekarang anuitas sampai periode ke-n (FV) :
4. Payback period (Periode Pengembalian)
Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk
menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi tidak akan menutup investasinya
sebelum mencapai periode pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian,
semakin tinggi pula risikonya. Ketentuan keputusan pengembalian menyatakan bahwa
proyek yang dapat diterima haruslah mempunyai periode pengembalian yang lebih
singkat daripada periode yang ditetapkan oleh manajemen.
Kelemahan:
Mengabaikan lamanya investasi dan nilai waktu uang.
Tidak memperlihatkan profitabilitas sebuah investasi.
Mengabaikan imbalan investasi.
Kelebihan:
Metode periode pengembalian lebih mudah dihitung dan dipahami.
Periode pengembalian berfungsi sebagai indicator likuiditas yang tersedia bagi
perusahaan.
Semakin cepat kas menutupi investasi perdana, semakin lekas pula
dapat di investasikan kembali dalam aktiva produktif lain.
Periode pengembalian yang singkat dapat mengurangi resiko investasi
karena ketidakpastian biasanya meningkat seiring dengan berlalunya
waktu.
Periode pengembalian lebih mementingkan hasil segera, suatu pertimbangan bagi
beberapa perusahaan.
Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang periode, maka rumus
berikut dapat dipakai untuk menghitung periode pengembalian:
𝐏𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 =
𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐝𝐚𝐧𝐚
𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐊𝐚𝐬 𝐌𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧𝐚𝐧
𝐅𝐕𝑨𝑵=𝐏𝐕 .[ (𝟏 + 𝒓)𝒏 − 𝟏
𝒓 ]
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
46
CONTOH KASUS
TIME VALUE OF MONEY
Metode Yang Digunakan
1. Future Value (Nilai yang akan datang)
PT. Sampoerna mengeluarkan sejumlah uang untuk investasi pada PT. Dji Sam Soe sebesar
Rp50.000.000 yang memberikan bunga 5% / tahun. Dalam waktu 4 tahun, berapakah jumlah
uang yang akan diterima?
Penyelesaian:
FV ( 5% , 4 ) = Rp50.000.000 ( 1 + 0,05 )4
= Rp50.000.000 (1,22)
= Rp 61.000.000
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan jika PT. Sampoerna berinvestasi
sebesar Rp50.000.000 selama 4 tahun dan dengan bunga 5% / tahun. Maka PT. Dji Sam Soe
akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 11.000.000 dan investasinya menjadi Rp
61.000.000 pada akhir tahun ke 4.
2. Present Value ( Nilai sekarang )
PT. Yamaha akan mendapatkan uang dari PT. Honda sebesar Rp70.000.000 pada 3 tahun
yang akan datang. Berapakah nilai yang setara pada saat ini jika bunganya 4%?
Penyelesaian:
PO = Rp 70.000.000 [ 1/ ( 1 + 0,04 )3]
= Rp 70.000.000 [1/1,12]
= Rp 70.000.000 [0.89]
= Rp 62.300.00
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan uang yang akan diterima
sejumlah Rp 70.000.000 memiliki nilai Rp 62.300.000 pada permulaan periode (sekarang).
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
47
3. Anuitas (Annuity)
a. PT. Dardor ingin meminjam uang namun hanya sanggup membayar Rp 85.000.000 per
tahun selama 5 tahun. Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh PT. Dardor pada
saat ini? Dengan tingkat bunga 10%. Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan beri
kesimpulan.
Penyelesaian:
PV = Rp 85.000.000 ÷ [ (1+0,1)5−1
0,1]
= Rp 85.000.000 ÷ [0,61
0,1]
= Rp 85.000.000 ÷ [6,1]
= Rp 13.934.426
Kesimpulan:
Bank akan meminjamkan uang kepada PT. Dardor sebesar Rp 13.934.426 dengan
pembayaran yang dibayarkan sebanyak Rp 85.000.000 setiap tahun selama 5 tahun.
b. Tuan Hansom ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp35.000.000 per tahun
selama 4 tahun dengan suku bunga sebesar 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya
nanti?
Penyelesaian:
FV = Rp 35.000.000 [ (1+0,05)4−1
0,05]
= Rp 35.000.000 [0,22
0,05]
= Rp 35.000.000(4,4)
= Rp 154.000.000
Kesimpulan:
Dengan demikian, dengan menabung Rp 35.000.000 per tahun selama 4 tahun dengan
suku bunga 5%, maka Tn. Hansom akan memiliki dana Rp 154.000.000.
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
48
4. Periode Pengembalian (Payback Period)
Sebuah perusahaan ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang
menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan usaha yang berbeda. Sebuah usaha A
memiliki nilai investasi Rp1.000.000, dengan masa manfaat 10 tahun, dan menghasilkan arus
kas sebesar Rp250.000. Sedangkan usaha B mempunyai nilai investasi Rp.500.000, dengan
masa manfaat 8 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp.250.000. Hitung
dan tentukanlah proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah.
Penyelesaian:
Keterangan Usaha A Usaha B
Investasi Rp 1.000.000 Rp. 500.000
Masa manfaat (dalam tahun) 10 tahun 8 tahun
Arus kas tahunan selama masa manfaaat Rp 250.000 Rp 250.000
Periode pengembalian (dalam tahun) 4 tahun 2 tahun
Analisis:
Investasi pada Usaha A mempunyai periode pengembalian 6 tahun lebih cepat dari 10
tahun masa manfaat diawalnya, sedangkan investasi dalam Usaha B mempunyai periode
pengembalian 6 tahun lebih cepat dari 8 tahun masa mafaat diawalnya. Jadi perusahaan
seharusnya lebih memilih Usaha B, karena periode pengembalian lebih cepat yaitu dalam
waktu 2 tahun lamanya.
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
49
KASUS I
TIME VALUE OF MONEY
Metode Yang Digunakan
1. Future Value
Tn. Widada menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya
dalam bentuk deposito senilai Rp65.000.000 pada Bank Bing. Dengan tingkat suku bunga
8% per tahun. Berapa uang yang diterima Tn. Widada pada akhir tahun ke-5?
2. Present Value
Tentukan nilai sekarang dari uang Imam sejumlah Rp60.000.000 yang jatuh tempo 3 tahun
dengan tingkat bunga 5%?
3. Annuity (Anuitas)
a. Nona Nirna sanggup membayar Rp30.000.000 per tahun selama 10 tahun. Berapa banyak
pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Nirna pada saat ini? Dengan tingkat bunga 3%.
Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah.
b. Tuan Gorgeous ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp25.000.000 per tahun
selama 6 tahun dengan suku bunga sebesar 8%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya
nanti?\
4. Payback Period
PT. Ranarene ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang
menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah proyek
A memiliki nilai investasi Rp1.550.000, dengan masa manfaat 12 tahun, dan menghasilkan
arus kas sebesar Rp245.000. Sedangkan proyek B mempunyai nilai investasi Rp1.550.000,
dengan masa manfaat 13 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp260.000.
Hitung dan tentukan proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah!
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A
UNIVERSITAS GUNADARMA
150
KASUS II
TIME VALUE OF MONEY
Metode yang digunakan
1. Future Value
Tn. Abdulah menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya
dalam bentuk deposito senilai Rp80.000.000 pada Bank Beng. Dengan tingkat suku bunga
3% per tahun. Berapa uang yang diterima Tn. Abdulah pada akhir tahun ke-3?
2. Present Value
Tentukan nilai sekarang dari uang Monica sejumlah Rp75.000.000 yang jatuh tempo 5 tahun
dengan tingkat bunga 7%?
3. Annuity (Anuitas)
a. Nona Aqila sanggup membayar Rp55.000.000 per tahun selama 5 tahun. Berapa banyak
pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Aqila pada saat ini? Dengan tingkat bunga 5%.
Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah!
b. Tuan Roy ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp40.000.000 per tahun selama 10
tahun dengan suku bunga sebesar 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya nanti?
4. Payback Periode
PT. Ambyar ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang
menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah proyek
A memiliki nilai investasi Rp2.200.000, dengan masa manfaat 10 tahun, dan menghasilkan
arus kas sebesar Rp330.000. Sedangkan proyek B mempunyai nilai investasi Rp2.200.000,
dengan masa manfaat 12 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp350.000.
Hitung dan tentukan proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah!
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
151
VISUAL BASIC
FORM 1
FORM 2
LABORATORIUM
AKUNTANSI LANJUT A UNIVERSITAS GUNADARMA
PANDUAN PRAKTIKUM AM PRAK ATA 2019/2020
152
CONTOH KASUS FORM 1
CONTOH KASUS FORM 2