Download - Bab i Pandega
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mendidik anak kita harus tahu betul karakter dan kepribadian setiap anak.
Karena dengan mengetahui kepribadian anak kita bisa menyesuaikan diri dengan
meraka dan kita dapat memahami mereka dengan tingkah lakunya.
Mendidik seorang anak bisa dilakukan dalam hal kegiatan seperti kegiatan
Ekstrakulikuler Pramuka, disini kita bisa mendidik seorang anak dengan penuh
kegembiraan atau bermain dan dengan cara belajar sambil melakukan dan
mengenalkan mereka untuk lebih dekat kepada Allah SWT.
Dalam kegiatan Pramuka seorang Siaga dididik dalam hal kepribadian, agar
mempunyai karakter yang baik. Karena sebagai Pembimbing mereka (Siaga) kita
harus membuat perubahan dan perkembanagan yang lebih baik, memupuk mereka
dengan iman dan akhlak yang baik lagi terpuji, membuat pondasi iman yang kokoh.
Karena segala sesuatu yang telah ditanam semenjak dini maka kelak nanti akan
mempunyai rasa kekuatan dan mempunyai rasa kebiasaan tersendiri yang mudah
dilakukan, yang tidak akan merasa sulit untuk mengerjakan hal terpuji atau
meninggalkan hal yang tercela. Karena sudah terbiasa melakukan hal-hal yang dulu
pernah dikerjakan atau dilkukan dengan rasa iman dan kesenangan. Maka kita juga
harus dapat memberi contoh sebagai panutan mereka yang sifatnya hal-hal positif
(terpuji) dan meninggalakan hala-hal negatif (tercela), dan dapat membangun rasa
kesemangatan dalam menjalankannya agar masa depan hidup mereka cerah dan bisa
memimpin Negara dengan baik.
1
2
Oleh karena itu, dimakalah ini akan sedikit membahas masalah yang terdapat pada
pramuka siaga. Apa pengertian dari pramuka siaga itu sendiri dan bagaimanakah sifat-
sifat pramuka siaga itu?, kemudian bagaiman cara membentuk karakter pramuka
siaga?.
Dengan adanya rumusan diatas, maka penulis akan mengetahui tujuan dari
beberapa rumusan masalah diatas. Tujuannya itu: mengetahui pengertian pramuka
siaga dan mengetahui sifat-siafat pramuka siaga, danjuga dapat mengetahui cara
pembentukan pramuka siaga.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PRAMUKA SIAGA
1. Pengertian Pramuka Siaga
Arti perindukan siaga, kelompok usia yang masuk kedalam pramuka siaga
adalah 7 sampai 10 tahun. Didalam pramuka siaga ada kepemimpinan perindukan
tersendiri.
Kepemimpinan diperindukan siaga yaitu: Dalam keputusan kwartir
nasional gerakan pramuka nomer 137 tahun 198 tentang penyelenggaraan gugus
depan pramuka bahwa ketentuan tentang kepemimpinan perindukan siaga sebagai
berikut:
a) Perindukan dipimpin oleh Pembina seorang Pembina siaga yang berusia
sedikitnya 21 tahun, dibantu oleh 3 orang pembantu Pembina siaga yang
berusia sedikitnya 16 tahun.
b) Pembina dan pembantu Pembina siaga putera dapat dijabat oleh wanita atau
pria.
c) Pembina dan pembantu Pembina siaga puteri harus dijabat oleh wanita.
d) Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang pemimpin yang dipilih oleh dan
dari para anggota barung.
e) Untuk membantu Pemimpin barung ditunjuk wakil barung dari dari para
anggota barung.
f) Oleh para anggota barung ditunjuk salah satu pemimpin barung untuk
melaksanakan tugas ditingkat perindukan yang disebut pemimpin barung
4
utama dipanggil sulung. Pemimpin pertama tersebut tetap memimpin
barungnya.
g) Untuk kepemimpinan para pramuka siaga diadakan dewan siaga yang terdiri
atas para pemimpin barung utama dan Pembina siaga serta pembantu Pembina
siaga. Kegiatan Dewan Siaga diantaranya:
1. Dewan siaga mengadakan pertemuan sebulan sekali yang dipimpin
Pembina siaga atau pembantunya.
2. Dewan siaga bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan
perindukan siaga dan menjalankan putusan-putusan yang diamibil oleh
dewan siaga.
Dalam tingkat Pramuka Siaga mempunyai kode kehormatan pramuka
siaga tersendiri, yaitu Dwi Satya dalam bentuk janji, sedangkan bentuk moralnya
adalah Dwi Dharma. Berikut 2 kode kehormatan tersebut:
1. Dwi Satya
Demi kehormatanku aku berjanju akan bersngguh-sungguh.
a) menjalankan kewajibanku terhadap tuhan dan Negara kesatuan republik
Indonesia.
b) Setiap hari berbuat kebaikan.
2. Dwi dharma
c) Siaga itu menurut ayah dan ibunda.
d) Siaga itu berani dan tidak putus asa.
Pramuka Siaga juga mepunyai macam-macam tingkatan Pramuka Siaga
yang diantaranya, Siaga Mula, Siaga Tata dan Siaga Bantu.1
2. Pendidikan Pramuka Siaga
1 Luksy, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka Indonesia. Surabaya: Terbit Terang. Hal. 7-10
5
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual, keagamaan, pengenalan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.2
Pendidikan dalam gerakan pramuka adalah proses pendidikan sepanjang
hayat yang berkesinambungan dengan sasaran menjadikan manusia bertakwa,
berbudi pekerti luhur, mandiri, memiliki kepedulian tinggi terhadap nusa bangsa,
masyarakat dan lingkungannya, alam seisinya, bertanggung jawab serta
berpegangteguh pada nilai dan norma masyarakat.3
Sedangkan hakikat Pendidikan yang dilihat dari aspek pendidikan Islam
ialah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
anak didik untuk menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam.4
Definisi perkembangan pada seorang anak sendiri adalah terjadinya
perubahan yang bersifat terus-menerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang
lebih lengkap, lebih kompleks, dan berdiferensiasi (Berk, 2003). Perkembangan
anak yang dimaksud dalam pembahsan ini adalah perubahan.5
Dalam Pramuka Siaga mempunyai Kegiatan Lapangan Golongan Siaga
tersendiri. yaitu:
1) Macam-Macam Upacara
Macam-macam Upacara dalam Perindukan Siaga terdiri dari:
a) Upacara Pembukaan Latihan.
2 Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional, 2009. FM Focus Media. Hal. 23 Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2010, Lemdikacab
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Ponorogo. Hal. 384 Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 18
5 Delphie, Bandi .2009. Psikologi Perkembangan. Jawa Timur: Intan Sejati. Hal. 12
6
b) Upacara Penutup Latihan.
c) Upacara Pelantikan.
2) Bentuk Upacara
Usia siaga (7-10 tahun) sesuai dengan perkembangan kejiwaannya
yang masih memusatkan pandangan dan pemikirannya kepada keluarganya,
maka upacara dalam perindukan siaga menggunakan bentuk lingkaran.
Yanda/Bunda sebagai pusat lingkaran perindukan, sedangkan Pak Cik dan Bu
Cik akan mendampingi para siaga pada lingkaran perindukan.
3) Langkah-Langkah Upacara Pembukaan dan Penutup Latihan Siaga.
a. Upacara Pembukaan Latihan.
(1) Menyiapkan alat-alat:
a) Bendera Merah Putih.
b) Standar Bendera.
c) Teks Pancasila.
d) Teks Dwi Darma.
(2) Perindukan Siaga dikumpulkan dalam bentuk lomba oleh
Yanda/Bunda. Pak Cik/Bu Cik memeriksa kebersihan anak-anak untuk
memilih barung terbaik.
b. Jalannya Upacara.
(1) Pemimpin upacara memanggil anggota perindukan siaga, membuat
lingkaran besar mengelilingi standar bendera. Pemimpin upacara
memanggil “Siaga………….”, yang dijawab dengan “Siap”.
(2) Pemimpin upacara menjemput Pembina upacara Yanda/Bunda.
7
(3) Pembina upacara memasuki lingkaran upacara melalui pintu kemudian
pemimpin upacara berhadapan dengan Pembina upacara dengan
standar bendera ada ditengah/diantara mereka berdua.
(4) Pembantu Upacara Pak Cik/Bu Cik Berada disela-sela Barung.
(5) Pemimpin Upacara mengambil Bendera Merah Putih.
(6) Ketika sampai digaris lingkaran tanpa aba-aba seluruh peserta upacara
memberi hormat kepada sang merah putih. Pemimpin upacara
meletakkan melatakkan bendera merah putih, di standar bendera .
pemimpin upacara memberi hormat kepada sang merah putih,
kemudian menurunkan tangan diikuti seluruh peserta upacara.
(7) Pembina upacara membaca pancasila diikuti oleh seluruh peserta
upacara.
(8) Pemimpin upacara memimpin dwi darma ditirukan seluruh peserta
upacara.
(9) Pemimpin upacara kembali ke barungnya.
(10) Pengumuman dari Pembina upacara.
(11) Pengucapan doa oleh Pembina upacara.
(12) Upacara pembukaan latihan selesai, dilanjutkan dengan latihan.
c. Upacara penutup latihan.
(1) Pemimpin upacara mengambil anggota perindukan siaga membentuk
lingkaran.
(2) Pemimpin upacara menjumpat Pembina upacara.
(3) Pemimpin upacara menyimpan bendera merah putih, sebelum
mengambil bendera pemimpin upacara member hormat terlebih dulu.
Begitu pemimpin upacara mengambil bendera, seluruh peserta upacara
8
member hormat kepada sang merah putih. Ketika bendera sampai pintu
lingkaran tanpa aba-aba penghormatan selesai.
(4) Pembina upacara member pesan-pesan/amanat.
(5) Upacara ditutup oleh Pembina upacara dengan pengucapan doa.
d. Upacara pelantikan.
(1) Upacara pelantikan dilaksanakan dalam rangka upacara pembukaan
latihan jalannya upacara.
(2) Upacara pembukaan latihan dilaksanakan seperti biasa, setelah
pembacaan pancasila oleh Pembina upacara dan pembacaan dwi darma
oleh pemimpin upacara, kemudian Pembina upacara mengumumkan
bahwa ada seorang siaga yang akan dilantik.
(3) Pemimpin barung mengantar siaga yang akan dilantik.
(4) Pembantu Pembina Pak Cik/Bu Cik maju ketengah lingkaran
membawa atribut pelantikan.
(5) Pembina upacara mengadakan Tanya Jawab mengenai Ujian SKU
kepada siaga yang akan dilantik.
(6) Pembina upacara menyuruh siaga yang akan dilantik untuk berdoa.
(7) Pembina upacara berjabat tangan dengan siaga yang akan dilantik
dengan memegang ujung merah putih, semula tangan Pembina
dibawah, menjelang pengucapan janji Pembina membalikan tangan.
(8) Pembina upacara menentukan siaga mengucap janji Dwi Satya.
Anggota perindukan memberi hormat ketika pengucapan janji.
(9) Pemasangan atribut pelantikan, bergantian mulai dari Pembina,
pembantu Pembina.
9
(10) Penghormatan kepada siaga yang baru dilantik oleh perindukan
dipimpin oleh pemimpin upacara.
(11) Pengucapan doa oleh Pembina upacara.
(12) Upacara pelantikan selesai dilanjutkan dengan latihan.
e. Wisata
Anak usia siaga (7-10 tahun) pada umumnya mempunyai
kecendrungan ingin mengetahui dunia luar yang lebih banyak, oleh karena
itu gerakan pramuka menggunakan wisata sebagai salah satu alat
pendidikan.
Adapaun tujuan diadakan wisata antara lain:
(1) Menambah pengetahuan dan pengalaman anak
(2) Meningkatkan rasa taqwa terhadap Tuhan
(3) Mengembangkan rasa cinta tanah air
(4) Menibulkan rasa indah dan fantasi anak
(5) Memperluas lingkungan hidup anak
(6) Menimbulkan kesegaran, kebebesan dan variasi hidup pada anak.
Sedangkan bentuk wisata adalah berpergian keluar dalam
rombongan yang dipimpin oleh beberapa pembinanya (Bunda/Yanda, Pak
cik/Bu cik) menuju tempat-tempat yang berguna bagi pendidikan siaga.6
Dalam siaga juga mengenal sekilas tentang kelengkapan pakaian dan tanda
pramuka siaga tersendiri. Diantaranya yaitu:
(1) Topi
Bentuk topi pramuka siaga, baik putrid maupun putra adalah baret berwarna
coklat.
6 Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2005. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah II. Hal. 86-88
10
(2) Tanda Topi
Tanda topi wujudnya tunas kelapa yang berwarna kuning, sedangkan dasarnya
berwarna hijau daun. Bentuk tanda topi untuk putrid adalah bulat, sedangkan
tanda topi untuk putra adalah persegi panjang. Tanda topi dipasang disebelah
kiri topi, agak miring kekiri.
(3) Tanda pelantikan
Tanda pelantikan pada pelantikan siaga yakni tunas kelapa yang berwarna
kuning emas dengan dasar coklat tua. Tanda ini dipasang di saku atau dada
sebelah kiri.
(4) Setangan Leher
Bentuk setangan leher untuk putra adalah segita yang berwarna merah putih,
bahannya dari kain. Jika menggunakan setangan leher dibutuhkan cincinnya,
agar terlihat rapi, pemasangannya dibawah kera baju. Sementara untuk putrid
digunakan pita dengan lebar 3,5 sentimeter, panjang 40 sentimeter, pemakain
pitanya dengan simpul mati yang dipakai dibawah krah baju.
(5) Baju Celana dan Rok
Baju siaga untuk putra dan putri warnanya sama, yakni warna coklat muda
dengan bentuk kurung. Celana Siaga putra berwarna coklat tua. Saku celana
siaga putra ada dua dipasang dibagian belakang celana, sedangkan satu saku
untuk siaga putrid dipasang di depan.
(6) Sepatu dan Kaos Kaki
Warna sepatu dan kaos kaki untuk siaga putra putrid adalah hitam/coklat.
(7) Tanda Barung
Letak tanda barung yakni lengan tangan kiri.
(8) Tanda lokasi
11
Lokasi/Nomor Gugus Depan dipasang dilengan sebelah kanan
(9) Tanda Pangkat
Tanda pangkat untuk Siaga Bantu adalah gambar mancung kepala yang
berwarna putih dengan dasar hijau, sedangkan tanda pangkat Siaga Tata
adalah dua buah mancung kepala yang disamping dilengan kiri dibawah tanda
barung.7
3. Sifat-sifat Anggota Pramuka Siaga
Seusia pramuka siaga mempunyai sifat-sifat yang unik, lucu, dan masih
banyak lagi. Jadi wajarlah kalo kita sebagai Pembina harus sabar dalam
membinanya. Diantara sifat-sifanya itu:
a. Senang meniru
b. Senang berdendang, menari dan bernyanyi-nyanyi
c. Suka dipuji, mudah merajuk
d. Senang menceritakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya.
e. Rata-rata masih manja
f. Suka berbekal
g. Sangat senang bermain-termasuk memainkan alat vitalnya, misalnya pada
waktu pipis, Siaga (laki-laki) suka menggoyang-goyangkan, bahkan
menggambar angka atau yang lain dengan air seninya.8
4. Cara Membina Pramuka Siaga
Pengertian dari pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk
memberikan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan
7 Luksy, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya: Terbit Terang. Hal.
18
8 Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP), 2008. Gerakan Pramuka AG-
AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon. Hal. 62
12
Pembina dalam gerakan pramukua adalah suatu pendidikan yang dilakukan secara
terus menerus oleh anggota dewasa terhadap anak didik, dengan menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, dan sistem among yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan
masyarakat, Bangsa dan Negara.9
Dalam sistem among seorang Pembina harus mengikuti perinsip-perinsip
yang sudah ditentukan dalam kepramukaan. Maka seorang Pembina pramuka
wajib melaksanakan prinsip-prinsip tersebut. Diantaranya:
a. “Ing ngarso sung tulodo”; didepan menjadi teladan
b. “Ing madya mangun karso”, ditengah membangun kemauan
c. “Tut wuri handayani:, dari belakang member daya/kekuatan atau dorongan
dan pengruh yang baik kearah kemandirian.10
Didalam membina Pramuka Siaga mempunyai cara tersendiri, jangan
samapai kita samakan dengan Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Karena
dalam pembinaan mempunyai cara yang berbeda-beda atau sudah mempunyai
caranya masing-masing. Seperti cara membina Pramuka Siaga yang diantaranya:
a. Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut.
b. Membina siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina
Siaga yang tidak bisa dicontohkan oleh anak usia siaga harus tidak
dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak,
berkata agak jorok, dan sebagainya.
9 Fahrurrozi, Azi. 2010. The Guidance Book Basic Values Orientation Of Scout Movement
For The Tarbiyah Students (ONDGP). Cirebon: Gerakan Pramuka IAIN Syekh Nurjati.
Hal. 56
10 Shaleh, Fahrul. Dkk. 2011. Bahan Serahan Perkemahana Bakti Mahasisiwa. Cirebon:
Racana AG-AD IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. Hal. 42
13
c. Materi Pembina banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya
menceriterakan sifat-sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan
sosiodrama.
d. Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk imajinasi siaga, tetapi jangan
dilebih-lebihkan. Ceritera tentang fabel, farabel baik untuk siaga. Dalam abad
modern ini baik apabila imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.
e. Permainan perang-perangan tidak cocok untuk kejiawaan siaga.
f. Siaga harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari berbuat
kebaikan. Baik dalam latihan, maupun melalui pesan Pembina untuk
melaksanakannya di rumah.
g. Untuk melatih kreativitas keluarga siaga (otak belahan kanan), maka akan
sangat baik mereka di tugasi membuat lagu sederhana (jiggle), tarian, menulis
pengalaman, atau mengarang, atau membuat yel-yel menyemarakkan kasih
sayang.
h. Kehidupan siaga itu ada di perindukan, oleh karena itu tradisi “Pemilihan
Barung Juara”, baik selalu dihidupkan dalam setiap upacara pembukaan
latihan. Kepemimpinan, kebersatuan, perindukan menjadi prioritas utama.
i. Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”11
5. Macam-macam Permainan Pramuka Siaga
Pramuka Siaga mempunyai beberapa macam permainana yang sering
dilakukan, dalam kegiatan pramuka. Karena Pramuka Siaga itu identik atau
dikhaskan dengan banyaknya bermain.
“Bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga
arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang
11 Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP), 2008. Gerakan Pramuka AG-AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon. Hal. 63
14
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.12
Diantara macam-macam permainanya itu adalah:
a. Mempertahankan keseimbangan
Tiap barung berderet kebelakang, tiap anggota barung berjalan ke
tempat yang sudah ditetapkan dan kembali ketempat semula dengan
sebuah/dua buah buku diatas kepala. Jika buku jatuh dia harus memulai lagi.
Barung yang terlebih dulu selesai menjadi pemenangnya.
b. Menangkap ular
Perindukan dalam bentuk lingkaran seorang siaga di luar lingkaran
menjadi ular dan menarik seutas tali panjang sebagai ekornya. Ular menepuk
punggung seorang siaga dalam lingkaran dan lari, dikejar oleh siaga tadi, ular
lari menuju tempat yang ditinggalkan oleh siaga tadi, sedangkan siaga
berusaha memegang ekor ular, sebelum ia sampai tempat tujuannya, kalao
ekornya dapat dipegang ia menggantikan menjadi ular, jika tidak ular mencari
mangsa lain.13
c. Memancing
1) Buatlah lingkaran
2) Siapkan sejumalah sepatu
3) Sediakan tongkat sebagai alat pancing
4) Letakkan sejumlah sepatu ditengah lingkaran
5) Diluar garis linkaran ada 3, 4 atau 5 siaga bertindak sebagi pemancing
12 B. Hurlock, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Ke Enam, PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga. Hal. 320
13 Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2005. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah II. Jawa Tangah. Hal 87
15
6) Dalam posisi tegak siaga memancing sepatu yang diletakkan ditengah
lingkaran
7) Siaga yang mendapat banyak hasil memancing sepatu dinyatakan
pemenang.
d. Si Buta dari Negeri Tunjuk
Cara melakukannya sebagai berikut:
1) Para pemain Siaga membentuk lingkaran.
2) Ditengah lingkaran seorang siaga berdiri sambil menutup kedua matanya
dengan sapu tangan lebar. Se akan-akan dia menjadi si Buta.
3) Si buta memainkan suara hewan, misal; suara ayam, kambing, harimau,
dan hewan lain.
4) Siaga yang lain menirukan suara hewan yang diperagakan si Buta.
5) Si Buta mulai menangkap siaga yang menirukan suara hewan. Jika siaga
berhasil ditangkap sibuta, lalu si buta menerka namanya.
6) Jika si Buta benar menebak namanya, maka siaga yang ditebak namanya
tadi jadi si Buta, dan begitu seterusnya, namun yang kedua menggantikan
si buta pertama.
7) Seandainya si Buta pertama tidak tepat menerka nama siaga yang
ditangkap tadi. Maka si Buta pertama tidak boleh diganti, melainkan terus
jadi.
e. Sang Surya
1) Siaga berkumpul membentuk lingkaran,
2) Diluar linngkaran, buatlah lingkaran yang ditengah ada huruf U (Utara),
buatlah llingkaran lain yang ditengah berhuruf T (Timur), begitu juga
16
untuk huruf S (Selatan) dan B (Barat). Membuat huruf-huruf ini bisa dari
tali atau kapur yang agak besar.
3) Yanda/Bunda selaku member aba-aba. Jika Yanda/Bunda berseru, “Jam
enam pagi!” segera siaga membentuk lingkaran bubar berlari masuk ke
lingkaran huruf T (Timur) yang bermakna tempat matahari terbit.
4) Jika Yanda/Bunda berseru, “Jam dua belas siang”, segeralah siaga masuk
kedalam lingkaran U
5) Jika Yanda/Bunda berseru, “Enam sore”, segera siaga masuk kedalam
lingkaran B.
6) Jika Yanda/Bunda berseru, “Dua belas malam”, segera siaga masuk
kedalam lingkaran S.
7) Jika salah satu atau lebih para siaga salah masuk lingkaran dar aba-aba
Yanda/Bunda tadi, maka yang salah masuk tadi dikenai hukuman.
Hukuman bisa berupa bernyanyi, berpuisi dan lainnnya yang bersifat
mendidik.
f. Anjing dan makanannya
1) Buatlah lingkaran berdiameter kira-kira 5-7
2) Ditengah lingkaran ada tiga siaga menjadi penjaga makanan. 3 penjaga
ditengah lingkaran masing-masing membawa senjata kayu.
3) Diluar lingkaran ada 4 siaga menjadi pencuri makanan, 4 siaga berusaha
mengambil makanan, saat mengambil makanan ditengah lingkaran 3
penjaga mengayun-ayunkan kayu untuk memukul 4 siaga.
17
4) Jika salah satu diantara 4 siaga menjadi pencuri kena pukulan siaga
penjaga. Maka siaga yang kena pukulan dihukum. Bentuk hukuman bisa
berbentuk bernyanyi, berpuisi, berpidato, dan lainnya.14
B. KARAKTER PRAMUKA SIAGA
1. Beriman
Pramuka Siaga sudah semestinya diajarkan tentang keimanan, agar mereka
mempunyai keimanan yang kokoh kelak dewasa nanti. Arti iman tersendiri ialah
percaya kepada Allah SWT., para malaikat-Nya, berhadapan dengan Allah,
percaya kepada para Rasul-Nya, dan percaya pada hari berbangkitnya dari kubur.
Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah
Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al-Baqarah:
285).15
14 Lukys, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka, Terbit Terang, Surabaya, Hal 21-23
15 Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 16
18
2. Berbakti dan mengormati kepada orang tua (bapak/ibu)
Menghormati dan menghargai serta berbakti kepada orang tua merupakan
kewajiban kewajiban yang harus dipatuhi, karena begitu besar jasa dan
pengorbanan kedua orang tua. Sampai Allah bewasiat kepada semua umat
manusia untuk berbuat baik kepada keduanya terlebih ibu. Berbuat baik kepada
kedua orang tua disamapikan dalam Firman Allah:
Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia. (Al-Isra: 23).
Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama
apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar
daripada itu.16
Maka dalam mendidik pramuka siaga, kita sebagai Pembina harus dapat
mengarahkan atau mengingatkan anak Siaga untuk tetap berbaut bakti kepada
orang tua, jangan sampai mereka berani unutk durhaka terhadap orang tua sendiri
yang telah melahirkan dan memeliharanya dengan susuah payah. Karena tanpa
adanya orang tua pasti kita tidak aka ada dimuka bumi ini.
3. Meninggalkan tingkah laku tercela
16 Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal. 16
19
a) Larangan buruk sangka
Buruk sangka adalah menyangka seseorang berbuat kejelekan atau
menganggap jelak tanpa adanya sebab-sebab yang jelas yang memperkuat
sangkaannya. Perbutan seperti itu sangat dilarang oleh Allah SWT. orang yang
melakukan berarti berbuat dosa sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(Al-Hujarat: 12).
b) Larangan benci membenci
Maksudnya adalah menjauhi orang lain disebabkan kebencian.
Perbuatan seperti itu tidaklah dibenarkan dalam islam karena manusia tidak
dapat hidup sendirian, tetapi membutuhkan orang lain. Kebencian terhadap
ornag lain hanya akan mempersempit kehidupan didunia, serta semakin
memperbanyak dosa.
20
Akan tetapi, diboilehkan membenci kalau didasari karena Allah,
misalnya membenci seseorang karena perbuatannya yang jelek. Jadi, yang
dibenci bukanlah seorangnya tetapi kelakuannya.
c) Larangan belakang membelakangi
Memutuskan tali persaudaraan dan menghindar dari orang lain
bukanlah perbuatan terpuji, dan tidak dibenarkan dalam ajaran islam apalagi
kalau melebihi tiga hari. Saling membelakangi dan menghindar karena sesuatu
sepele dan karena ego dan gengsi masing-masing tidak ada yang bersedia
memulai untuk berbaikan kembali adalah perbuatan yang berasal dari setan.
Ini sama sekali tidaklah betul.17
d) Gibah
Gibah adalah menceritakan sesama muslim dengan apa-apa yang ia
tidak suka untuku diceritakan kepada orang. Kalau yang dicertakan itu
kejadian yang bukan sebenarnya berarti orang yang menceritakan tersebut
telah menuduh sesamanya dengan kebohongan.
Gibah dan kebohongan merupakan perbuatan yang dilarang dalam
islam, dan pelakunya akan diazab oleh Allah SWT. selain itu gibah akan akan
memicu permusuhan dan pertengkaran antara sesame muslim.
Sebenarnya tidak semua gibah dilarang, kalau bertujuan untuk
kemaslahatan atau sangat terpaksa, gibah diperbolehkan.18
4. Berbuat jujur
17 Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 183 & 187
18 ibid. Hal. 193
21
Kejujuran merupakan modal utama untuk menjadi manusia baik. Kata
jujur sendiri memiliki pengertian terjadinya keselarasan dan kesesuain antara apa
yang ada didalam hati dan yang terungkap melalui lisan maupun tulisan.
Jujur berkomotasi dengan benar yang dalam bahasa arab diistilahkan
dengan Shidiq/As-Shodqu. As-shodqu bisa berarti kebenaran dan bisa juga
diartikan sebagai kejujuran, hal itu karena orang yang jujur akan selalu
mengatakan yang sebenar-benarnya.19
C. MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM
Dalam mendidik pramuka siaga kita sebagai pembimbing bisa saja dalam
kegiatan pramuka menggunakan metoda pendidikan Islam. diantara macam-macam
metoda Pendidikan Islam yaitu:
1. Metoda pendidikan dengan menggunakan cara instruksional
Yaitu yang bersifat mengajar tentang cirri-cri orang yang beriman dalam
bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana
seharusnya mereka bersikap dan berbuat sehari-hari. Misalnya, sabda Nabi:
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; 1). Apabila berbicara bohong, 2). Apabila
berjanji ingkar, 3). Dan apabila dipercaya ia khianat. (Al-Hadis)
2. Metoda mendidik dengan bercerita
Yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia masa lampau
yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap
perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi atau Rasul yang hadir ditengah mereka.
Misalnya sebuah ayat yang mengandung nilai paedagogis dalam sejarah
digambarkan Tuhan sebagai berikut:
19 Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal. 65
22
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-
kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf: 111).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
Artinya: Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu
sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang
belum mengetahui. (QS.Yusuf: 3).
Juga kisah tentang dua anak Adam yang saling bermusuhan dan
mendengki diantara mereka yang dikisahkan dalam surat Al-Maidah, sedang salah
seorang dari mereka ada yang berwatak luas dada dan kasih sayang, jelas
dimaksudkan sebagai contoh teladan tentang perlunya pembinaan akhlak dan rasa
kasih sayang serta tenggang rasa dalam diri anak didik sehingga dia mampu hidup
saling bergotong royong dalam bermasyarakat dimasa dewasanya. Firman Allah
tetang hal ini adalah sebagai berikut:
23
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera
Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima
dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti
membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-
Maidah: 27).
Artinya: "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku
kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,
Tuhan seru sekalian alam." (QS. Al-Maidah: 28).
Kisah lain seperti bagaiman kaum Tsamud mengalami kehancuran akibat
dari pernuatan durhaka terhadap Khaliknya dan bagaimana kaum Nabi Nuh yang
membangkang terhadap ajakan untuk beriman kapada Tuhan Yang Maha Esa,
termasuk terhadap anaknya sendiri, dikenakan siksaan oleh Allah, dan lain-lain
kisah sejarah pergolakan kaum Yahudi dibawah pimpinan Nabi Musa AS dan
kaum Nabi Isa dan sebaginya itu; adalah suatu metode pengungkapan sejarah
hidup orang/umat dikemudian hari untuk dicontoh ata ditiru. Cerita bagi anak-
anak, benar-benar dihayati sebagai suatu kenyataan yang hidup serta dapat
membentuk dalam jiwanya suatu pola peniruan (imitasi) tentang sifat dan watak
serta nilai yang terkandung didalam cerita tersebut. Di masa dewasanya cerita
demikian berpengaruh dalam jiwanya.
24
3. Metoda pemberian coontoh dan teladan
Metoda yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik anak adalah
metoda pemberian contoh dan teladan. Allah telah menunjukkan telah bahwa
contoh keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad adalah mengandung nilai
peadagogis bagi manusia (para pengikutnya) seperti ayat yang menyatakan:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-
Ahzab: 21)
Itulah bagian dari beberapa macam pendidikan islam yang sengaja ditulis
hanya beberapa saja.20
BAB III
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PRAMUKA
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PRAMUKA SIAGA
A. IMPLEMENTASI PEMBENTUKA KARAKTER DIPRAMUKA SIAGA
1. Pramuka Siaga
20 Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 110-114 &
118-119
25
Pramuka adalah pencinta alam oleh sebab itu pramuka harus mengenal
tentang alam dan tanda-tandanya.21 Pertemuan Pramuka sebgai alat pendidikan
yang dimaksud adalah sebagai kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan peserta
didik yang bersifat kumpulan banyak kegiatan yang menyenangkan sebagai alat
pendidkan.
Dalam kegiatan pramuka Siaga pasti didalamanya akan melakukan
banyaknya bermain. Tetapi bukan hanya bermain saja, namun ada pula yang
lainnya, yaitu melakukan kegiatan upacara.
Dalam melakukan kegiatan upacara banyak hal-hal positif yang didapat
oleh Pramuka Siaga, bukan hal positif saja melainkan banyak manfaat yang
didapat. Seperti mempunyai rasa kedisiplinan, mudah diatur, memiliki rasa
kekompakan dan mempunya rasa kebersamaan yang begitu indah.
Sebagai pembimbing Pramuka siaga kita harus bisa membina merka
dengan baik, kasih sayang, dengan kesabaran yang tulus. Membina meraka
dengan cara tertawa-tawa atau bersendagurau, agar mereka mersa dekat dan mau
diatur. kadang seusia mereka susah-susah gampang dalam hal diatur.
Anak Siaga biasanya mempunyai keinginan sendiri, yang kadang sebagai
Pembina merasa tak karuan atau merasa kesulitan dalam membimbing.
Didalam kegiatan Pramuka Siaga tentunya adanya permaianan. Permaian-
permainan yang dilakukan mempunyai manfaat pastinya. Bukan hanya sekedar
permainan yang tidak mempunyai nilai atau arti penting dalam permainan
tersebut. Contoh permainannya itu:
a. Mempertahankan keseimbangan
21 Tajudin, Fatw. Dkk. Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP). 2008.
Cirebon: Gerakan Pramuka AG-AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon. Hal. 72
26
Maksudnya dalam permainan ini maka Pramuka Siaga akan belajar
bagaimana cara menyeimbangkan diri dengan baik, mempunyai rasa
kesabaran dalam mengerjakan, ketelitian, dan dapat melakukan dengan
ketenangan agar mempnyai hasil yang kita inginkan. Jika kita tidak
mempunyai rasa ketenagan dalam mengerjakan sesuatu dikhawatirkan
tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan atau tidak akan mendapat
hasil yang kita inginkan.
b. Menangkap ular
Dalam permainan menangkap ular pramuka siaga mendapat
pembelajaran untuk melatih kesabaran, kelincahan, dan kecermatan.
c. Si Buta dari Negeri Tunjuk
Permainan si bitu dari negri tujuk dapat melatih anak siaga agar
dapat melakukan konsentrasi dengan baik, kecepatan dalam memahami
suara-suara yang keluar dari mulut anak siaga lainnya.
d. Sang Surya
Sang surya permainan ini dapat membuat anak siaga berkonsentrasi
dengan penuh, melatih kelincahan, kekompakan, dan kebersamaan.
e. Anjing dan makanannya
Permainan anjing dan makanannya ini melatih anak siaga agar
mempunyai rasa kesabaran, kebersamaan dan ketegasan.
Itulah beberapa permainan yang ada di pramuka siaga. Dalam
melakukan kegiatan bermain itu bukan hanya itu saja (diatas) yang didapat
anak siaga. Tetapi masih banyak lagi, seperti akan mendapatkan keceriaan
dan kegembiraan saat melakukan kegiatan permainan itu. ya pastinya
dalam bermain akan tercapainya kesenangan yang dapat memuaskan diri,
27
dapat menciptakan suatu kehangatan saat berkumpul dengan wajah-wajah
yang penuh dengan keceriaan dan juga terhindarnya dari rasa jenuh, dan
saling diam-mendiami.
2. Karakter siaga
Dilihat dari sudut pendidikan Islam sudah dijelaskan bahwa intinya itu
usaha terencana mngubah manusia menjadi dewasa dengan menggunkan syari’at
Islam.22 Pendidikan Islam ini mempunyai sasaran strategis ialah menanamkan dan
mengembangkan hilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan secara
mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik, sehingga akan terbentuklah
dalam dirinya, sikap beriman dan bertaqwa dengan kemampuan mengembangkan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan istilah lain sasaran
pendidikan Islam adalah mengintegrasiakn iman dan taqwa dengan ilmu
pengetahuan dalam pribadi manusia untuk mewujudkan hidup di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.23 Dalam membentuk karakter siaga sudah ada di dalam
kajian teoti yaitu apa sajakah yang harus pramuka siaga pelajari dan kerjakan.
Yang diantarnya:
a. Beriman
Pengertian iman ialah mempercayai dan menyakini adanya Tuhan
kita (Allah), mempercayai adanya malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan yang terahir qadha dan qhadar .
seorang anak kecil atau anak siaga harus tau kepada siapa kita beriman?
b. Menghormati dan berbakti kepada orang tua
Allah SWT. memrintahakan kepada seorang anak atau kepada kita
untuk berbuat baik terhadap orang tua yang sudah mengandungi,
22 Maksum. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tgl 2823 Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 19
28
melahirakan, merawat dan membesarkannya dengan kasih sayang dan
tulus tanpa mengharapkan imbalan balik dari kita (seorang anak). Perintah
Allah untuk berbuat baik kepada orang tua telah tertulis dalam Al-Qur’an
surat Al-Isra: 23, yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara
keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
Dan Nabi mengutuk perbutan durhaka kepada orang tua dan
memberikan motifasi serta memerintahkan umatnya untuk berbakti kepada
kedua orang tua. Karena dalam hadis Nabi Muhammad SAW telah
dijelaskan bahwa: “Keridhoan Allah terletak pada kedua orang tua, dan
kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua.”
(dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban).
Nabi mengutuk perbutan durhaka kepada orang tua dan
memberikan motifasi serta memerintahkan umatnya untuk berbakti kepada
kedua orang tua.24
24 Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal. 16-18
29
c. Meninggalkan tingkah laku tercela
Dalam kegitan pramuka siaga kita sebagai Pembina harus bisa
membina dengan baik, dan dengan mengajarkan atau mengarahkan mereka
untuk selalu meninggalkan akhlak tercela seperti berburuk sangka, benci-
membenci, ghibah dan akhlak tercela lainnya. Karena Allah melarang
kepada kita semua agar dapat meninggalkan hal yang tercela, yang dapat
menjerumuskan kita kegelapan.
d. Jujur
Jujur ialah apa yang telah kita ucapkan sama dengan kata hati kita.
Lain halnya dengan lain dibibir lain dihati ini adalah kebalikan dari jujur.
Dalam kegiatan peramuka Pembina bisa saja mengajarkan anak siaga
untuk berbuat jujur, misalkan anak siaga diberi pertanyaan seperti ini:
”Siapa yang hafal Dwi Satya? Ternyata anak yang belum hafal tiba-tiba
langsung menjawab saya hafal, karena si anak ini takut disuruh
membcakan Dwi Satya, kan biasanya orang yang ditanya sudah hafal
belum pasti kadang-kadang kita tidak menyuruh mereka unutk
mmebacakannya, kita hanya diam saja. Anak yang memberanikan diri
unutk bilang seperti itu, biasanya takut kena hukuma. Jadi sia anak pura-
pura hafal.
Nah, kita sebagai Pembina harus dapat menasehati atau
mengingatkan agar meraka tidak melakukan kebohongan. Karena bohong
itu akhlak tercela yang dibenci Allah SWT., dan Allah menyukai orang-
orang yang berlaku jujur.
3. Macam-macam metoda Pendidikan Islam
30
Seorang anak siaga benar-benar harus dididik dengan baik dan dengan
penuh kesabaran, agar mereka mempunyai kepribadian yang baik pula. Maka
sebaiknya kita membimbing mereka dengan beberapa macam metoda pendidikan
islam. yang diantaran macam-macamnya yaitu, melakukan pendekatan dengan
cara mengajarkan mereka tentang tanda-tanda orang munafik, karena dengan
mengajarkan mereka untuk menjauhi akhlaq tercela tersebut, atau dengan cara
berdiskusi yang akan dapat memunculkan suasana keakraban anatara Pembina
dengan anak siaga.
Jika denagn cara seperti itu dilakukan, penulis berharap anak siaga dapat
mengerjakan atau membiasakan untuk melakukan hal-hal yang dilarang agar
mereka mempunyai kebiasaan yang baik atau mempunyai kepribadian yang baik.
Kepribadian adalah sebuah kata yang menandakan ciri pembawaan dan
pola kelakuan seseorang yang khas bagi pribadi itu sendiri. Kepribadian meliputi
tingkah laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi, tanggapan terhadap
kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari dalam berinteraksi dengan orang lain.25
B. HASIL DARI IMPLENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER DI PRAMUKA
SIAGA
Adanya kegaitan ekstrakulikuler pramuka siaga (anak yang berusia 7-10) yang
ada sekolah-sekolah dasar. Pemerintah sudah mewajibkan anak yang bersekolah harus
mengikuti kegiatan pramuka, supaya mereka mendapat pendidikan tidak dari sekolah
saja, melainkan dari kegiatan berpramuka.
Didalam kegiatan pramuka banyak sekali manfaat yang kelak dewasa nanti
kita akan merasakannya. Salah satunya yang biasa orang-orang rasakan ketika
berbicara didepan banyak orang dia tidak merasa gugup atau gemetar. Kegiatan
25 Sjarkawi. 2008. Pemebentukan Kepribadian Anak. Jambi: Bumi Aksara. hal. 11
31
pramuka juga mendidik seorang siaga agar mempunyai jiwa berani, tolong menolong,
saling memaafkan, dan yang paling utama mendidik mereka agar selalu beriman
kapeda Allah SAW. karena dengan diajarkannya beriman semenjak dini ia akan
mempunyai pondasi atau akar yang kokoh yang baiak akan masa depannya. Dengan
mempunyai rasa keimanan mereka akan menuruti perintah-Nya dan akan menjauhi
larangan-Nya.
Oleh karena itu kegiatan pramuka sangatlah baik untuk sebagai metoda
pendidikan diluar sekolah. Didalam kegiatan pramuka siaga paling banyak adalah
bermain, karena dengan seusia mereka masih membutuhkan permainan. Tapi
permainan disini bukan hanya sekedar bermain yang tidak mendapat apa-apa,
melainkan mereka akan mendapatkan ilmu tentang kesabaran, rasa kebersamaan,
kekompokan, kerjasama, kekeratifan, kecerdasan emosi dan kelincahan dalam
mengerjakan sesuatu, dan mungkin masih banyak laiannya yang belum penulis
ketahui.
Kemudian alangkah baiknya jika dalam kegiatan pramuka siaga mendidiknya
dengan mengarahkan mereka untuk melakukan hal-hal terpuji seperti briman kepada
Allah, berbakti dan menghormati kedua orang tua, jujur, dan mengajarkan mereka
unutk meningglkan akhlak tercela. Dengan diajarkan seperti itu, mereka akan
terbentuknya suatu akhlak yang terpuji. Dan kelak dewasa nanti meraka akan menjadi
orang-orang yang berguna bagi masyarakat dan Negara, menjadi pemuda yang
beriman dan siap untuk terjun kemasyarakat.
Dalam mendidiknya itu bisa dilakukan dengan cara bercerita atau berdiskusi.
Mengisahkan tentang Nabi suapaya mereka juga mengenali nabi-nabinya. Seperti
kisah yang tercantum dalam Al-Qur’an.
32
Kisah tentang dua anak Adam yang saling bermusuhan dan mendengki
diantara mereka yang dikisahkan dalam surat Al-Maidah, sedang salah seorang dari
mereka ada yang berwatak luas dada dan kasih sayang, jelas dimaksudkan sebagai
contoh teladan tentang perlunya pembinaan akhlak dan rasa kasih sayang serta
tenggang rasa dalam diri anak didik sehingga dia mampu hidup saling bergotong
royong dalam bermasyarakat dimasa dewasanya.
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil
dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia
berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang
yang bertakwa". (QS. Al-Maidah: 27).
33
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pramuka siaga berusia dari 7-10, biasanya pada seusia ini mereka masih
senang bermain bersam teman-temannya. Maka jika mereka ikut dalam kegiatan
pramuka siaga sangatlah cocok dan baik untuk masa depan mereka. Karena didalam
kegiatan pramuka siaga dalam pengajarannya bukan hanya materi-materi saja, tetapi
malah banyaknya bermain. Bernain disini bukan hanya bermain saja, tetapi
34
bermainnya pramuka siaga mempunyai manfaat tersendiri. Bermain disini dapat
melatih kesabaran, keterampilan, kekompakan dan kebersamaan.
Dalam pramuka siaga seorang Pembina akan membentuk anak siaga agar
mempunyai karater yang baik. Oleh kerena itu dalam kegiatan Pramuka khususnya
Siaga kita harus bisa mendidik kepribadiannya agar mempunyai karaktristik yang
terpuji, memilki budi pekerti yang luhur. Dalam kegiatan Pramuka khususnya Siaga
tidak hanya membantu dalam pembentukan karakter, tetapi didalamnya mengenalkan
mereka pada permainan-permainan yang tentunya mereka suka dan gembira riang saat
permainan dimulai, karena seusia mereka masih suka bermain. Bukan hanya bermain
dan banyak menulis materi atau yang lainnya, melainkan didalamnya juga
mengajarkan tentang pentingnya kita untuk beriman, berbakti dan menghormati kedua
orang tua, menjauhkan diri dari sifat tercela, dan berlaku jujur.
Dengan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik kemudian mereka
melaksanakannya seperti yang di paparkan dalam makalah ini, maka anak siaga akan
mempunyai jiwa yang kuat dimasa yang akan datang. Menjadi seorang pemuda yang
beriman dan pantas sebagai panutan teladan untuk generasi-genersi berikutnya.
B. SARAN
Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
banyak kekurangan baik dalam tulisan maupun ejaan terutama dalam segi penyajian
materi. Penulis berharap dalam penulisannya kedepan akan lebih baik, mestinya
dengan adanya saran dan kritikan dari Anda yang sifatnya membangun.
35
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2010. Lemdikacab
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Ponorogo
B. Hurlock, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Ke Enam. PT Gelora
Aksara Pratama. Erlangga
Delphie, Bandi .2009. Psikologi Perkembangan. Jawa Timur: Intan Sejati
Fahrurrozi, Azi. 2010. The Guidance Book Basic Values Orientation Of Scout Movement
For The Tarbiyah Students (ONDGP). Cirebon: Gerakan Pramuka IAIN Syekh
Nurjati
36
Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset
Maksum. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Panduan Praktis membina Pramuka Siaga dalam Perindukan Siaga Kwartir Daerah
Gerakan Pramuka. 2000. Propinsi Jakarta
Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2005. Jawa Tengah: Gerakan
Pramuka Kwartir Daerah II
Luksy, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka Indonesia. Surabaya: Terbit
Terang
Sjarkawi. 2008. Pemebentukan Kepribadian Anak. Jambi: Bumi Aksara
Shaleh, Fahrul. Dkk. 2011. Bahan Serahan Perkemahana Bakti Mahasisiwa. Cirebon:
Racana AG-AD IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia
Tajudin. Fatwa. Dkk. Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP). 2008.
Cirebon: Gerakan Pramuka AG-AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon
Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia
Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional. 2009. FM Focus Media