BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan garda depan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan dasar. Sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas, dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan
bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Manajemen Puskesmas mengintegrasikan sumber daya, program, pemberdayaan masyarakat,
sistem informasi Puskesmas, dan mutu dalam menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas. Agar Puskesmas mampu melakukan upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan untuk mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan
periode 5 (lima) tahunan yang dirinci ke dalam rencana tahunan. Semua rencana kegiatan harus
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi yang akurat (evidence
based) agar dapat mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien.
Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara merata dan bermutu sesuai standar,
diwujudkan dengan bukti adanya perbaikan dan peningkatan pencapaian target indikator kesehatan
masyarakat dan perseorangan. Seperti menurunnya angka-angka kesakitan penyakit yang menjadi
prioritas untuk ditangani, menurunnya angka kematian balita, angka gizi kurang dan atau gizi buruk
balita dan maternal, menurunnya jumlah kematian maternal, teratasinya masalah-masalah kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya, dan lainnya. Salah satu upaya untuk menstandarkan mutu
Puskesmas dilaksanakanlah proses Akreditasi Puskesmas. Akreditasi Puskesmas merupakan salah satu
upaya dalam menjamin peningkatan mutu pelayanan Puskesmas. Dalam Standar Akreditasi
Puskesmas, dalam menjalankan fungsinya Puskesmas harus memiliki data dan informasi untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan, baik untuk peningkatan pelayanan maupun untuk
pengambilan keputusan.
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari
Sistem Informasi Puskesmas yang diantaranya data Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial yaitu
Promosi Kesehatan; Kesehatan Lingkungan; Pelayanan Gizi KIA-KB; Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular; Surveilans dan Sentinel SKDR; dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang mengintegrasikan UKP dan UKM
secara berkesinambungan dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari profil
kesehatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk penguatan Manajemen
Puskesmas dengan meningkatkan jangkauan dan sasaran serta mendekatkan /meningkatkan akses
pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mengunjungi keluarga. Puskesmas tidak hanya
melakukan pelayanan dalam gedung tetapi juga diluar gedung dengan pendekatan keluarga, serta
upaya menyelesaikan permasalahan kesehatan diwilayah kerjanya.
Untuk memiliki data dan informasi yang baik, maka dibutuhkan SDM Puskesmas yang memiliki
kompetensi surveilans epidemiologi yang baik. Puskesmas berupaya untuk memiliki data dan
informasi yang baik namun beberapa Puskesmas saat ini belum memiliki SDM Jabatan Fungsional
Epidemiologi bahkan petugas Puskesmas di bagian Upaya Kesehatan Masyarakat beberapa petugas
belum memiliki kompetensi surveilans epidemiologi. Maka dari itu upaya peningkatan kompetensi
petugas Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas harus dilakukan. Peningkatan kompetensi
tersebut dapat dicapai diantaranya melalui kegiatan pelatihan. Untuk mendukung kegiatan pelatihan
tersebut maka dibutuhkanlah sebuah desain pembelajaran yang tepat yaitu kurikulum.
Kurikulum pelatihan surveilans bagi petugas puskesmas atau sejenisnya sebetulnya sudah ada
dan pernah beberapakali disusun dengan berbagai versi, baik oleh beberapa organisasi maupun oleh
instansi pelatihan termasuk BBPK Ciloto pada tahun 2008. Setelah diidentifikasi berdasarkan adanya
perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, diantaranya Permenkes
Nomor 75 Tahun 2014, Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas,
serta Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang berbasis siklus kehidupan,
Sustainable Development Goals (SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi
masyarakat, maka dari itu diperlukan penyesuaian dan penyempurnaan kurikulum pelatihan tersebut.
Dalam merespon hal tersebut, tahun 2018 Kementerian kesehatan melalui Pusat Pelatihan
Kesehatan dan BBPK Ciloto, bekerjasama dengan unit program dan organisasi profesi Perhimpunan
Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) melakukan Analisis Kebutuhan Pelatihan atau Training Need
Assessment (TNA) di 24 Provinsi (30 Puskesmas) tentang kemampuan SDM surveilans kesehatan di
Puskesmas berdasarkan Permenkes 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.
Sebagai tindak lanjut hasil TNA tersebut, maka di kembangkanlah kurikulum ini yaitu Kurikulum
Pelatihan Surveilans Epidemiologi bagi Petugas Puskesmas.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Surveilans Kesehatan bagi Petugas Puskesmas ini dirumuskan guna menjawab tantangan
Puskesmas untuk meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelatihan diselenggarakan
dengan memperhatikan filosofi sebagai berikut:
1. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya dalam memperkuat kapasitas tenaga Puskesmas dalam
penanganan penyakit dan penguatan data surveilans epidemiologi untuk meningkatan upaya
kesehatan masyarakat (UKM).
2. Pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi)
dengan karakteristik:
- Peserta / pembelajar dipandang tahu apa yang dibutuhkan, memiliki konsep sesuai
pengalaman dan memiliki orientasi belajar.
- Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu memperhatikan metode dan teknik
yang dapat menciptakan suasana partisipatif.
- Proses pembelajaran memanfaatkan pengalaman yang dimiliki peserta.
3. Proses belajar ini diharapkan selain ‘efektif’ dan ‘efisien’ juga ‘entertaining’ (3E), sehingga tidak
membosankan dan memberikan kesan mendalam bagi peserta. Proses pelatihan ini memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk saling belajar, memperoleh inspirasi dan berpeluang
tumbuh dan berkembang.
4. Evaluasi dilakukan dengan penilaian di akhir pelatihan, bagi peserta yang dinyatakan lulus akan
mendapatkan sertifikat.
BAB II
PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai petugas yang melakukan surveilans
epidemiologi di Puskesmas
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya peserta memiliki fungsi melakukan surveilans epidemiologi di
Puskesmas
C. Kompetensi
1. Menjelaskan Konsep Dasar Surveilans
2. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi
3. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas
4. Melakukan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa
5. Melakukan Koordinasi Surveilans Epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan yang berada
diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat melakukan surveilans epidemiologi di Puskesmas
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Dasar Surveilans
2. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi
3. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas
4. Melakukan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa
5. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan yang berada
diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM ( SANDWICH PROGAM)
Struktur Program Pelatihan Surveilans Epidemiologi Bagi Petugas Puskesmas:
No Materi Jam Pelajaran Jml
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
A Materi Dasar T1 P1 PL1 PL2 offclass T2 P2
1 1. Kebijakan Pelatihan SE bagi Petugas
Puskesmas
1 1
2 2. Kebijakan Surveilans di Puskesmas 2 2
B Materi Inti
1 1. Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi 2 1 3
2 3. Manajemen Data Surveilans Epidemiologi 3 4 38 1 4 50
3 4. Deteksi Dini KLB di wilayah Puskesmas 2 4 8 1 1 16
4 5. Penyelidikan KLB 2 4 8 14
5 6. Koordinasi Surveilans Epidemiologi 1 1 4 1 7
C Materi Penunjang
1 BLC 2 2
2 Anti Korupsi 2 2
3 RTL 1 1 1 3
Jumlah 16 17 8 50 2 7 100
Keterangan:
** 1 Jam Pelajaran = 45 menit
*T1= Teori (ONCLASS/ TAHAP1), P1= Penugasan (ONCLASS/ TAHAP1), PL1= Praktek Lapangan (ONCLASS/TAHAP1)
*PL1 = praktek lapangan (dilakukan simulasi penyelidikan wabah) di lapangan/tempat yang ditentukan panitia
*PL2 = Praktek Lapangan 2 (OFFCLASS/ TAHAP 2)
*PL2 = 4 JP/hari kerja
*PL2 = dilaksanakan di puskesmas tempat peserta bertugas
*T2 = Teori (ONCLASS/ TAHAP3 ), P2= Penugasan (ONCLASS /TAHAP3),
BAB V
PROSES PEMBELAJARAN
A. Alur Proses Pembelajaran
Diagram proses pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini adalah tahapan
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada pelatihan ini:
Wawasan
1. Kebijakan
Pelatihan 2. Kebijakan
Surveilans di Puskesmas
Metode: Tugas baca Curah
pendapat ceramah
tanya jawab
Pengetahuan dan Keterampilan:
1. Konsep Dasar Surveilans Kesehatan
2. Manajemen Data Surveilans Epideímiologi
3. Deteksi Dini KLB di wilayah Puskesmas
4. Penyelidikan KLB 5. Koordinasi Surveilans
Kesehatan Metode : Tugas baca Diskusi kelompok CTJ, Curah pendapat Latihan Studi kasus dan diskusi
kasus
Pembukaan
EVA L U A S I
Building Learning Commitment
Pre Test
Praktek Lapangan 1
Anti Korupsi
Praktek
Lapangan
2
Pengetahuan dan Keterampilan:
2. Manajemen Data Surveilans Epideímiologi
3. Deteksi Dini KLB di wilayah Puskesmas
5. Koordinasi Surveilans Kesehatan
Metode : Diskusi (hasil PL 2)
Evaluasi
Penyelenggaraan
Penutupan
Post Test
RTL
TAHAP 1 TAHAP
2
OFFCLASS
TAHAP 3
B. Proses Pembelajaran
Secara garis besar proses pembelajaran berlangsung melalui 3 (tiga) tahap sebagai berikut:
1. Persiapan (unfreezing)
Berisi serangkaian acara atau kegiataan sebagai berikut:
a. Penerimaan peserta:
Peserta melakukan registrasi dan akan menerima bahan pembelajaran yang diperlukan
(training kit) termasuk jadwal pelatihan. Peserta juga akan memperoleh informasi tentang
fasilitas akomodasi dan konsumsi yang akan Ia terima selama pelatihan termasuk letak ruang
kelas, ruang makan, auditorium, tempat ibadah, dan informasi lain yang diperlukan.
b. Pembukaan acara pelatihan:
Peserta akan memperoleh arahan dari pimpinan atau para pejabat pemerintahan setempat.
c. Tes Awal / Pre Test:
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang tingkat pengetahuan peserta
terhadap materi yang akan dilatihkan. Hasil pre test akan dijadikan sebagai salah satu acuan
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
d. Penjelasan program pelatihan:
Peserta akan memperoleh penjelasan yang berkaitan dengan program pelatihan, baik teknis
maupun administratif dari penyelenggara yaitu oleh pengendali pelatihan dalam acara
“Penjelasan Program” yang akan dihadiri oleh seluruh jajaran penyelenggara pelatihan.
e. Membangun Komitmen /Building Learning Comitment (BLC)
Kegiatan ini merupakan acara pencairan (ice breaking), yang dilaksanakan pada awal pelatihan
atau setelah acara pembukaan, agar para peserta siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti
pelatihan secara total dengan penuh semangat.
2. Pembelajaran dan Pembahasan Materi Pelatihan – On Class 1 (Tahap 1)
Merupakan proses pembelajaran yang mempergunakan berbagai metode pembelajaran
interaktif dengan lima pilar sumber belajar, dan dipandu oleh fasilitator pelatihan.
Pada tahap pembelajaran On Class/TAHAP 1 ini, disampaikan sejumlah materi, yaitu:
a. Materi Dasar: merupakan materi yang menjadi dasar dari semua materi yang dibahas dalam
pelatihan (Kebijakan Pelatihan dan Kebijakan Surveilans di Puskesmas).
b. Materi inti: merupakan materi pokok yang berkaitan dengan inti pelatihan. Pada tahap on-
class/ Tahap 1 ini, peserta akan mempelajari 5 materi inti, yaitu materi inti 1 Konsep Dasar
Surveilans Kesehatan, Materi inti 2 Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, materi inti 3
Deteksi Dini KLB, materi inti 4 Penyelidikan KLB, dan Materi inti 5 Koordinasi Surveilans
Epidemiologi.
c. Materi penunjang dalam pembelajaran On Class 1 ini adalah pembuatan rencana PL2 oleh
peserta, yang akan dilaksanakan pada tahap implementasi (off-class/ Tahap2) di tempat
Puskesmas masing-masing dan Rencana Tindak Lanjut pada On Class 2 setelah pelatihan
selesai, apa yang harus dilaksanakan di unit kerja masing masing secara terus menerus
pada tiap periode pemantauan/surveilans berlangsung.
3. Praktek Lapangan 1
Praktek Lapangan 1 dilakukan untuk menguatkan materi inti 4 Penyelidikan KLB yang akan dilakukan
di tempat praktek lapangan 1 yang pernah terjadi KLB atau disuatu tempat pemukiman masyarakat
yang didesain oleh panitia. Lokasi pemukiman untuk simulasi besar dilaksanakan ditempat
pemukiman masyarakat dengan setting dan skenario kasus KLB yang melibatkan masyarakat.
4. Praktek Lapangan 2 – Offclass (Tahap 2)
Praktek Lapangan 2, peserta akan melakukan praktek lapangan di tempat kerja masing-masing
(Puskesmas) dengan mengimplementasikan 3 materi inti yang telah dilatihkan di kelas. Materi yang
dipraktekkan pada praktek lapangan 2 yaitu mata pelatihan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi,
Deteksi Dini KLB dan Koordinasi Surveilans Kesehatan.
5. Pembelajaran & Pembahasan Materi Pelatihan – Onclass 2 (tahap 3)
Tahap 3 merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran Tahap 1 (On Class 1) dan Tahap 2 (offclass).
Pada tahap ini, dilakukan proses sebagai berikut:
a. Pemaparan hasil Praktek Lapangan 2 dan pemberian umpan balik (feedback) dari Pendamping
dan peserta lain.
b. Refleksi dari 3 Materi Inti, mata pelatihan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, Deteksi Dini
KLB, dan Koordinasi Surveilans Kesehatan yang dilakukan pada Praktek Lapangan 2.
c. Peserta akan mengikuti posttest yang meliputi seluruh materi pelatihan yang telah diberikan.
d. Di akhir sesi, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut 2.
e. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi dilakukan untuk memperoleh umpan balik dari pelatihan yang diselenggarakan, guna
perbaikan yang akan datang. Ada 3 macam evaluasi selama penyelenggaraan pelatihan, yaitu:
1) Evaluasi terhadap peserta
2) Evaluasi terhadap fasilitator/ supervisor
3) Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
f. Penutupan
Merupakan tanda berakhirnya proses pelatihan. Saat penutupan, dilakukan penyerahan
sertifikat pelatihan kepada peserta yang dinyatakan tuntas mengikuti pelatihan.
BAB VI
PESERTA, FASILITATOR DAN PENDAMPING
A. Peserta
1. Jumlah
Jumlah peserta dalam tiap angkatan maksimal 30 orang
2. Kriteria
Peserta pelatihan adalah 2 (dua) orang petugas yang berasal dari puskesmas yang sama, terdiri
dari:
1) 1 orang yang memiliki tugas dan fungsi surveilans di puskesmas
Pendidikan minimal D3 Kesehatan
atau petugas surveilans puskesmas yang memiliki pengalaman sebagai petugas
surveilans minimal 3 bulan
mampu mengoperasikan komputer
2) 1 orang Penanggungjawab / Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di Puskesmas
B. Fasilitator
1. Fasilitator adalah widyaiswara, alumni TOT, pejabat struktural atau ahli yang memiliki kompetensi
dalam materi terkait (Epidemiolog).
2. Tugas utama fasilitator adalah memandu dan mengendalikan proses pembelajaran agar selalu
dinamis, tidak membosankan, dan peserta dapat berperan aktif, serta dapat belajar secara efektif,
efisien dan entertaining (3E).
3. Fasilitator pada mata pelatihan Materi Inti 2 Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, Materi Inti
3 Deteksi Dini di wilayah Puskesmas, Materi inti 4 Penyelidikan KLB dapat merupakan satu tim
(team teaching). Fasilitator tersebut saling mengisi dan melengkapi terutama dalam memfasilitasi
diskusi kelompok, penugasan dan latihan serta mengawal proses pembelajaran dari awal sampai
akhir.
C. Pendamping Praktek Lapangan
1. Kriteria:
Menguasai substansi dan tujuan praktek lapangan
Adalah Fasilitator yang terlibat dalam proses pembelajaran
2. Tugas utama:
Memberi bimbingan kepada peserta selama praktek lapangan sehingga seluruh tujuan
dapat tercapai.
Membantu jalannya praktek lapangan
Pendamping Praktek Lapangan 2 wajib melakukan bimbingan melalui teknologi
informasi/email selama waktu Praktek Lapangan 2
Pendamping Praktek Lapangan 2 dapat melakukan bimbingan langsung (visitasi) ke tempat
Praktek Lapangan 2 (Puskesmas Peserta)** (tidak wajib)
(**catatan: jika penyelenggara pelatihan sudah mengalokasikan biaya visitasi dalam rencana
anggaran penyelenggaran pelatihan / sesuai kemampuan masing-masing penyelenggara
pelatihan)
BAB VII
PENYELENGGARA, PENGENDALI PELATIHAN DAN TEMPAT
PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara dan Pengendali Pelatihan
1. Penyelenggara Pelatihan
a. Penyelenggara pelatihan adalah Institusi diklat yang terakreditasi dan memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, serta yang memiliki SDM diklat yang sudah memiliki sertifikat
pelatihan penyelenggaraan diklat (TOC).
b. Peran dan Tugas Penyelenggara Pelatihan:
Mempersiapkan, mengorganisasikan dan melaksanakan pelatihan dari awal sampai akhir,
mulai dari pemanggilan peserta, penyiapan ATK dan bahan, hingga evaluasi pembelajaran.
Menghubungi fasilitator/ narasumber untuk memastikan kehadiran sesuai jadwal.
Melakukan berbagai tugas kesekretariatan, termasuk administrasi keuangan, penyusunan
laporan penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi penyelenggaraan.
D. Pengendali Pelatihan
1. Adalah widyaiswara yang telah mengikuti pelatihan Pengendali Pelatihan
2. Adalah SDM kediklatan yang telah mengikuti pelatihan Pengendali pelatihan
3. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan pelatihan, pengendali pelatihan mempunyai
peran dan tugas dalam pelatihan yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi.
B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan ini dapat dilaksanakan di:
1. Balai Besar Pelatihan Kesehatan
2. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional dan Daerah
3. Institusi pelatihan lain yang telah terakreditasi
BAB VIII
EVALUASI DAN SERTIFIKASI PELATIHAN
A. Evaluasi Pelatihan
Dalam pelatihan ini ada beberapa evaluasi yang dilakukan, yaitu:
1. Evaluasi hasil belajar peserta
Evaluasi ini dilakukan terhadap peserta melalui:
Penjajagan awal / pre-test.
Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post-test)
Penilaian hasil penugasan di kelas
Penilaian hasil penugasan praktek lapangan.
2. Evaluasi terhadap fasilitator/ supervisor
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kepuasan peserta
terhadap kemampuan fasilitator/ supervisor dalam menyampaikan materi kepada peserta,
meliputi: kemampuan penguasaan materi, pengelolaan kelas, penampilan dan beberapa indikator
lain yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
3. Evaluasi terhadap penyelenggara
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap keseluruhan penyelenggaraan pelatihan, baik itu
berkenaan dengan administrasi (kesekretariatan panitia), teknis/akademis pelatihan seperti
manfaat pelatihan bagi peserta, hingga aspek pelayanan lainnya seperti akomodasi dan
konsumsi. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas pelatihan serta
menghimpun feedback guna perbaikan pelaksanaan pelatihan di masa mendatang.
B. Sertifikasi Pelatihan
Peserta pelatihan akan menerima sertifikat pelatihan. Sertifikat pelatihan akan diberikan kepada
peserta yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Mengikuti semua tahapan pelatihan (tahap 1, tahap 2, dan tahap 3)
2. Tidak melanggar tata tertib selama pelatihan, berdasarkan pengamatan pengendali pelatihan,
fasilitator/supervisor dan penyelenggara pelatihan lainnya.
3. Menuntaskan semua penugasan
Sertifikat pelatihan bernilai 2 kredit point.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 1 : Atribut Surveilans
Metode : Diskusi Kelompok
Waktu : 25 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk
diisi oleh setiap kelompok peserta.
2. Waktu diskusi adalah 10 menit
3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan atribut sistem surveilans yang sedang dikelola
oleh peserta saat ini
b. Peserta secara kelompok melakukan identifikasi atribut pada satu sistem surveilans
yang sedang dikelola oleh peserta (memilih judul surveilans, contoh: sistem surveilans
CBMS, AFP, gizi, HIV, TB, Penyakit Tidak Menular, BDB, Kusta, dll).
c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
5. Setelah diskusi, 1 kelompok menyajikan hasil aturan :
a. Presentasi 10 menit
b. Diskusi 5 menit
4. Identifikasi dan berikan komentar / uraikan hasil diskusi pada tabel tersebut
a. Uraikan tujuan surveilans yang Saudara pilih?
b. Bagaimanakah bentuk penyelenggraan surveilans tersebut?
c. Apakah topik surveilans yang Saudara pilih memiliki ciri – ciri / sudah sesuai dengan
kriteria atribut surveilans dan uraikan?
FORMAT HASIL DISKUSI IDENTIFIKASI ATRIBUT SURVEILANS
MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
(Latihan1: Atribut Surveilans)
NO ITEM HASIL DISKUSI
A JUDUL SURVEILANS
B TUJUAN SURVEILANS
C BENTUK
PENYELENGGARAAN
D ATRIBUT SURVEILANS
1 Kesederhanaan
(Simplicity)
2 Fleksibilitas (Flexibility)
3 Akseptabilitas
(Acceptability)
4 Sensitivitas (Sensitivity)
5 Nilai Prediktif Positif
(Predictive Value
Positive)
6
Kerepresentatifan
(Representativeness)
7 Ketepatan Waktu
(Timeliness)
8 Quality
9 Stability
MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 2 : Konsep Dasar Epidemiologi (Ukuran Dasar Epidemiologi)
Metode : Latihan Kelompok
Waktu : 20 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk
dianalisis oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi adalah 10 menit
3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Latihan perhitungan ukuran epidemiologi, tipe kuantitas matematis dan ukuran frekuensi
penyakit
b. Peserta secara kelompok melakukan perhitungan:
1) Hitung proporsi penduduk laki – laki di Kecamatan A & B
2) Hitung proporsi penduduk perempuan di Kecamatan A & B
3) Rasio jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A & B
4) Angka kematian kasar di Kecamatan A & B
5) Tingkat kematian bayi (< 1 th) di Kecamatan A & B
6) Tingkat kematian neonatal di Kecamatan A & B
7) CFR TB paru di Kecamatan A & B
8) Tingkat kematian ibu maternal di Kecamatan A & B
9) Proporsi penderita stroke laki – laki di Kecamatan A & B
10) Rasio penderita stroke laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A & B
11) CFR penderita stroke di Kecamatan A & B
12) Insiden komulatif penderita stroke di Kecamatan A & B
c. Setiap peserta dapat mengerjakan 2-3 soal perhitungan, kemudian di tuliskan dalam
bentuk tabel terlampir, selanjutnya aggota kelompoknya memberikan koreksinya
atau tanggapannya.
d. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
4. Setelah diskusi, 1 kelompok menyajikan hasil penugasan dengan aturan :
c. Presentasi 5 menit
d. Diskusi 5 menit
FORMAT HASIL LATIHAN UKURAN EPIDEMIOLOGI
MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
(Latihan 2 : Perhitungan Ukuran Dasar Epidemiologi)
NO URAIAN KECAMATAN
KET A B
1 HITUNG PROPORSI PENDUDUK LAKI - LAKI 49,0% 28,6%
2 HITUNG PROPORSI PENDUDUK PEREMPUAN 51,0% 71,4%
3 RASIO JUMLAH PENDUDUK LAKI - LAKI TERHADAP
PEREMPUAN
0,96 0,4
4 KEMATIAN KASAR 8,2 14,3 per 10.000
5 TINGKAT KEMATIAN BAYI (< 1 TH) 2,083 3,333 per 1.000
6 TINGKAT KEMATIAN NEONATAL 4,17 8,33 per 1.000
7 CFR TB PARU 6,666667 13,64 %
8 TINGKAT KEMATIAN IBU MATERNAL 2,083 5 per 1.000
9 PROPORSI PENDERITA STROKE LAKI - LAKI
53
58
%
10 RASIO PENDERITA STROKE LAKI - LAKI TERHADAP
PEREMPUAN
1,1 1,375
11 CFR PENDERITA STROKE
7
11
%
12 INSIDEN KOMULATIF PENDERITA STROKE 3,1 2,7 per 1.000
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 1 : Pengumpulan Data
Metode : Diskusi Kelompok
Waktu : 30 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk
dianalisis oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi adalah 10 menit
3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Peserta memilih satu instrumen pengumpulan data: kasus campak (format C1
Campak), keracunan pangan (format Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan),
kasus difteri (format Penyelidikan Epidemiologi Difteri), kasus DBD, Keluarga
Sejahtera
b. Peserta menelaah instrumen pengumpulan dan pelaporan data tersebut dengan
mengidentifikasi (uraikan) kualitas data yang diperlukan, sumber data, sifat data, cara
pengumpulan data, metode pengumpulan data, waktu pelaporan, skala data
c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
4. Setelah diskusi, kelompok menyajikan hasil aturan :
a. Presentasi 10 menit
b. Diskusi 10 menit
FORMAT HASIL DISKUSI PENGUMPULAN DATA
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI
(Latihan1: Pengumpulan Data)
NO ITEM HASIL DISKUSI
1 Judul / nama instrumen
2 Kualitas data yang
diperlukan
3 Sumber data
4 Sifat data
5
Cara pengumpulan data
6 Metode pengumpulan
data
7 Waktu pelaporan
8 Skala data
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 2 : Pengolahan Data
Metode : Latihan Kelompok
Waktu : 70 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk
dilakukan pengolahan data oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi, entry data dan pengolahan adalah 40 menit
3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Melakukan pengolahan data dan penyajian data berdasarkan data set yang diberikan:
(Kasus Campak, DBD, difteri) dan data Keluarga Sejahtera yang di bawa oleh peserta.
b. Peserta melakukan langkah – langkah pengolahan data (editing, koding, tabulating)
sesuai data set nya dan dilakukan entry data pada program microsoft excel.
c. Peserta membuat penyajian dari data yang telah dientry dalam bentuk: teks, tabel,
grafik ataupun peta sesuai dengan karakteristik datanya.
4. Setelah mengerjakan latihan pengolahan data, kelompok menyajikan hasil dengan aturan
:
a. Presentasi 10 menit yang berisi:
1) Hasil langkah pengolahan data dan hasil entry data.
2) Hasil Penyajian Data
b. Diskusi 10 menit
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 3 : Analisis Data
Metode : Latihan Kelompok
Waktu : 90 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk
dianalisis oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi membuat analisis dan interpretasi data adalah 45 menit
3. Fasilitator menginstruksikan kelompok dengan tugas :
a. Membuat analisis deskriptif dari data set yang sebelumnya telah dikerjakan pada
latihan 2 (Pengolahan Data).
b. Peserta membuat analisis deskriptif:
1) Sebaran data
2) Analisis deskriptif terhadap variabel epidemiologi, membuat trend kasus, pola
minimum – maksimum sesuai dengan analisis datanya.
c. Peserta membuat interpretasi dan kesimpulan data berdasarkan hasil analisis data
tersebut.
4. Setelah mengerjakan latihan membuat analisis dan interpretasi data, kelompok
menyajikan hasil dengan aturan :
a. Presentasi 10 menit yang berisi:
1) Hasil analisis deskriptif.
2) Hasil interpretasi data.
b. Diskusi 10 menit
FORMAT HASIL ANALISIS
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI
(Latihan 3: Analisis Data)
NO ITEM HASIL
1 Tema
2 Analisis Sebaran Data
3 Analisis deskriptif
terhadap variabel
epidemiologi orang
Analisis deskriptif
terhadap variabel
epidemiologi waktu (tren,
pola maksimum –
minimum)
4 Analisis deskriptif
terhadap variabel
epidemiologi tempat
5 Interpretasi hubungan
antar variabel
epidemiologi
6 Interpretasi dengan
membandingkan data
hasil analisis dengan tren
data sebelumnya atau
refrensi lainnya.
7 Kesimpulan
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 4 : Desiminasi Data Surveilans
Metode : Latihan Kelompok
Waktu : 35 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk
tugas desiminasi data surveilans.
2. Waktu diskusi membuat analisis dan interpretasi data adalah 15 menit
3. Fasilitator menginstruksikan kelompok dengan tugas :
a. Identifikasi tahapan penyampaian informasi dari desiminasi data surveilans
berdasarkan hasil latihan 1-3 (manajemen data surveilans epidemiologi).
b. Hasil identifikasi tahapan penyampaian informasi / desiminasi data surveilans di catatat
sesuai format terlampir.
c. Membuat desiminasi data surveilans yang akan di sampaikan kepada unit – unit yang
terkait.
4. Setelah mengerjakan latihan membuat analisis dan interpretasi data, kelompok
menyajikan hasil dengan aturan :
a. Presentasi 10 menit yang berisi:
1) Hasil identifikasi tahapan penyampaian informasi / desiminasi data surveilans .
2) Desiminasi data surveilans yang akan disampaikan kepada unit dan jejaring
surveilans.
b. Diskusi 10 menit
FORMAT HASIL IDENTIFIKASI
TAHAPAN PENYAMPAIAN INFORMASI / DESIMINASI DATA SURVEILANS
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI
(Latihan 4: Desiminasi Data Surveilans)
NO TAHAPAN HASIL
1 Informasi apa yang disampaikan?
2 Siapa yang akan menerima informasi?
3 Informasi akan disampaikan dengan apa?
4 Bagaimana caranya informasi akan disampaikan?
5 Apa yang akan dilakukan oleh penerima informasi? (Dampak)
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
Latihan 1 : Konsep Kewaspadaan Dini
Metode : Diskusi dan latihan Kelompok
Waktu : 60 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mengambil nomor undian untuk tugas yang akan diberikan.
2. Nomor undian terdiri dari 2 nomor, yaitu: nomor 1 untuk tugas SKDR dan nomor 2 untuk
tugas laporan bulanan / STP.
3. Instrumen yang diperlukan yaitu: aplikasi SKDR dan laporan bulanan STP puskesmas.
4. Waktu diskusi adalah 10 menit, waktu mengerjakan tugas : 30 menit dan waktu presentasi
20 menit.
5. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Mempelajari dan mengamati sesuai dengan tugas yang di dapat yaitu : laporan
mingguan SKDR ataupun laporan bulanan STP
b. Buat alert / sinyal KLB berdasarkan laporan mingguan ataupun laporan bulanan STP.
c. Lakukan verifikasi melalui computer tablet/smartphone anda untuk setiap peringatan dini yang
muncul
d. Apakah alert menunjukan kemungkinan adanya KLB.
e. Buat pola penyakit berdasarkan laporan bulanan / data STP.
6. Presentasikan hasil kerja kelompak, 3 kelompok menyajikan dengan aturan :
a. Presentasi 5 menit
b. Diskusi 5 menit
FORMAT HASIL DISKUSI KONSEP KEWASPADAAN DINI
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
(Latihan1: Konsep Kewaspadaan Dini)
NO ITEM HASIL DISKUSI KET
A Identifikasi Alert
1. Sumber Data
2. Jenis Alert
3. Tanggal / Minggu
Alert
4. Lokasi Alert
5. Temuan Dilapangan
6. Rencana Tindak
Lanjut
7. Status Verifikasi (Ya
/ Tidak)
8. KLB (Ya / Tidak)
9. Respon < 24 Jam (Ya
/ Tidak)
B Pola Penyakit
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
Latihan 2 : Membuat Pola Minimum Maksimum Penyakit
Metode : Latihan
Waktu : 60 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok..
2. Peserta memilih satu jenis penyakit berdasarkan data yang dibawa oleh peserta, untuk
dibuatkan pola minimum dan maksimum penyakit.
3. Peserta membuat kesimpulan berdasarkan data pola minimum dan maksimum yang telah
dibuatnya.
4. Waktu pengerjaan sebanyak 30 menit
5. Seluruh kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dengan waktu :
a. Presentasi: 5 menit
b. Tanggapan : 5 menit
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
Latihan 3 : Membuat Matriks Deteksi Dini KLB
Metode : Diskusi Kelompok
Waktu : 60 Menit
Instruksi:
5. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar matriks
penugasan deteksi dini KLB.
6. Waktu diskusi dan pengerjaan adalah 30 menit
7. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
d. Peserta menggunakan hasil latihan 1 atupun 2
e. Peserta mengisi matrik yang telah diberikan.
8. Setelah diskusi, kelompok menyajikan hasil aturan :
c. Presentasi 10 menit
d. Diskusi 5 menit
FORMAT MATRIKS DETEKSI DINI
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
(Latihan 3: Matriks Deteksi Dini KLB)
MATRIKS DETEKSI DINI KASUS …………………………..
No Despkripsi Kasus Kondisi
Lapangan
Saat Ini
Kesimpulan
ADA TIDAK
A GAMBARAN
KASUS
1 GAMBARAN
KLINIS
2 ETIOLOGI
3 MASA INKUBASI
4 SUMBER
PENULARAN
5 CARA PENULARAN
6 EPIDEMIOLOGI
7 KEWASPADAAN
DINI
B FAKTOR RESIKO
1 LINGKUNGAN
2 VECTOR
3 SOSIAL
4 IMUNISASI
Lampiran
CONTOH MATRIKS DETEKSI DINI KLB
1. MATRIKS DETEKSI DINI KASUS ANTRAKS
No Deskripsi kasus
Kondisi
lapangan saat
ini Kesimpulan
Ada Tidak
A Gambaran kasus
1 Gambaran klinis
Antraks Kulit rasa gatal tanpa disertai
rasa sakit, yang dalam
waktu 2-3 hari
membesar menjadi
vesikel berisi cairan
kemerahan, kemudian
haemoragik dan
menjadi jaringan
nekrotik berbentuk
ulsera yang ditutupi
kerak berwarna hitam,
kering yang disebut
Eschar (patognomonik)
Antraks Saluran
Pencernaan
rasa sakit perut hebat,
mual, muntah, tidak
nafsu makan, demam,
konstipasi,
gastroenteritis akut
yang kadang-kadang
disertai darah,
hematemesis
Antraks Paru-
paru
tanda-tanda bronchitis
dalam waktu 2-4 hari
gejala semakin
berkembang dengan
gangguan respirasi
berat, demam, sianosis,
dispneu, stridor,
keringat berlebihan,
detak jantung
meningkat, nadi lemah
dan cepat. Kematian
biasanya terjadi 2-3
hari setelah gejala klinis
timbul.
Antraks
Meningitis
lesi primer yang
berkembang menjadi
meningitis hemoragik
dan kematian dapat
terjadi antara 1-6 hari.
Gambaran klinisnya
mirip dengan
meningitis purulenta
akut yaitu demam,
nyeri kepala hebat,
kejang-kejang umum,
penurunan kesadaran
dan kaku kuduk
2 Etiologi
Bacillus anthracis, Basil
Antraks dapat keluar
dari bangkai hewan dan
suhu luar di atas 20°C,
kelembaban tinggi basil
tersebut cepat berubah
menjadi spora yang
tahan hidup selama
bertahun-tahun. Bila
suhu rendah maka basil
antraks akan
membentuk spora
secara perlahan - lahan
3 Masa inkubasi
Antraks Kulit Adakah laporan kasus
pada manusia mirip
antraks kulit 5 hari
terakhir
Antraks Saluran
Pencernaan
Adakah laporan kasus
pada manusia mirip
antraks Pencernaan 5
hari terakhir
Antraks Paru-
paru
Adakah laporan kasus
pada manusia mirip
antraks paru-paru 5
hari terakhir
Antraks
Meningitis
Adakah laporan kasus
pada manusia mirip
antraks meningitis 6
hari terakhir
4
Sumber
penularan
1. Pemotongan hewan,
peternak kambing, sapi
dll
2. Pekerja pada
pemotongan hewan,
peternakan kambing,
sapi dll
5 Cara Penularan
1. Sanitasi yang baik
pada tempat
pemotongan hewan,
peternak kambing, sapi
dll
2. Pekerja
menggunakan APD
pada pemotongan
hewan, peternakan
kambing, sapi dll
6 Epidemiologi
1. Pemotongan hewan,
peternak kambing, sapi
dll
2. Pekerja pada
pemotongan hewan,
peternakan kambing,
sapi dll
7
Kewaspadaan
dini
1. Kelengkapan Laporan
SKDR > 90%
2. Ketepatan Laporan
SKDR > 80%
3. Kelengkapan Laporan
STP > 90%
4. Ketepatan Laporan
STP > 80%
5. Laporan kematian
hewan herbivora,
kambing, sapi dll
B Faktor resiko
1 Lingkungan
1. Kelembaban tinggi
2. Perubahan musim
(dari Kemarau ke
penghujan)
2 Vektor
-
3 Sosial
1. Pasar hewan
2. Peternakan hewan
herbivora
3. Perayaan dengan
menggunakan hewan
herbivora (Idul adha dll)
4 Imunisasi
-
KUNCI PEGANGAN FASILITATOR
LATIHAN POKOK BAHASAN 1
Contoh kasus terjadinya KLB di Puskesmas
Peserta dibagi 4 kelompok
Setiap kelompok mengkaji kasus berbeda
Apakah kasus tersebut merupakan KLB atau bukan ?
Sebutkan kriteria kerja KLB apa saja yang ada dalam salah satu kasus yang
diangkat setiap kelompok hingga ditetapkan menjadi KLB
Kasus 1 :
Pada hari ini, di Poliklinik Puskesmas ditemukan 3 anak berobat yang didiagnosis
dokter sebagai penderita campak (belum ada konfirmasi pemeriksaan
Laboratorium). Satu anak diantaranya dirawat inap di Puskesmas karena sesak
nafas berat. Ketiga anak tersebut berasal dari Desa Sumbermulya Petugas
Imunisasi menginformasikan kalau Desa Kawula memiliki cakupan imunisasi
campak rendah rata-rata 40 % selama 5 tahun terakhir ini.
Kata kunci Jawaban :
Langkah Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Memastikan luas dan beratnya masalah kesehatan yang terjadi :Memastikan
adanya peningkatan kasus campak berdasarkan banyaknya kasus-kasus campak
yang berobat ke Puskesmas atau Puskesmas Pembantu atau Puskesmas keliling,
akhir-akhir ini. Kasus campak bisa diagnosis campak, atau indikasi campak
dengan ditemukannya banyak kasus sesak nafas, dsb
1. Mewawancarai orang-orang yang datang dari desa yang dicurigai ke
Puskesmas tentang adanya banyak kasus campak atau dugaan campak
2. Mengontak kepala desa, guru, atau masyarakat di desa yang dicurigai
3. Jika ada indikasi KLB, kirim petugas surveilans dan dokter untuk
melakukan penyelidikan KLB dan upaya penanggulangan, terutama
memberikan pelayanan pengobatan
4. Jika masih ada keraguan pada situasi di Desa tersebut, kirim tim untuk
melakukan penyelidikan KLB. Prinsip yang harus dipegang teguh :
anggap situasi itu KLB, sampai dinyatakan bukan. KLB harus
ditanggulangi.
Kasus 2:
Dinkes Kab.Margoparung mendapatkan informasi dari Ka.Puskesmas
Sukasuka, bahwa dalam waktu 24 jam menerima kunjungan pasien diare
yang awalnya 5 kasus menjadi 30 kasus. Semua penderita berasal dari
Kp.Sukasari Desa sukamanah, mengeluhkan gejala diare, cair,mules dan
muntah-muntah setelah menghadiri hajatan di rumah pamiodongdesa di
Kampung tersebut. Sebagai petugas Surveilans yang kompeten,
bagaimana sdr memberikan gambaran kejadian tersebut , diskusikan
dalam kelompok .
Kata kunci Jawaban :
Adanya dugaan KLB keracunan pangan
Gejala yang sama dalam periode waktu yang sama
Jumlah penderita
Uraikan kriteria kerja yang mana
Kasus 3:
Di Barak pengungsian gempa terjadi peningkatan kejadian kesakitan. Dalam sejak
periode minggu kedua menempati barak peningkatan kasus terjadi sangat
signifikan, dari 12 orang di minggu sebelumnya menjadi 31 orang penderita,
Gejala kesakitan di duga penemonia. Petugas menduga ini adalah KLB. Apakah
Kriteria kerja yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB pnemonia di barak
pengungsian ini sesuai dengan Permenkes nomor 1501 tahun 2010 :
Kata kunci Jawaban :
proporsi pneumonia berobat dalam seminggu ini meningkat lebih dari 2,5 kali
dibandingkan proporsi pneumonia dalam seminggu sebelumnya
Kasus 4:
Berdasarkan wawancara semua penduduk di daerah yang diduga terjadi
KLB ditemukan peningkatan sangat tajam jumlah anak yang menderita
demam menggigil dalam 5 hari terakhir dibandingkan keadaan hari-hari
sebelumnya.
Apakah Kriteria kerja KLB yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB
Kata kunci Jawaban :
adalah terjadinya peningkatan jumlah kasus yang bermakna secara
epidemiologi,
LATIHAN POKOK BAHASAN 2
Latihan 1
Pada KLB keracunan, kegiatan manakah yang menjadi bagian penting
dari upaya penanggulangannya ?
Kata kunci jawaban
Melaksanakan upaya pengobatan dengan cepat, penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan sumber-sumber keracunan
yang dicurigai. Surveilans tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Keempat kegiatan dilaksanakan segera dan dilakukan saling
mendukung satu sama lain
Latihan 2
Di Puskesmas Pandanwangi terjadi peningkatan kunjungan pasien
yang datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan sejak tanggal 1
Desember 2017 dengan gejala yang sama yaitu demam, dan bercak
kemerahan . Tim surveilans puskesmas lalu melakukan penyelidikan
epidemiologi dan memastikan telah terjadi KLB dengan dugaan
sementara sebagai kasus campak.
Bagaimana pendapat sdr tentang kejadian ini ? Jelaskan jawaban
saudara, Bagaimana Tim dapat memastikan kejadian ini sebagai KLB
campak ?
Kata kunci jawaban
Telah terjadi KLB demam dengan bercak kemerahan, tim
menduga pasien yang berobat tersebut sebagai kasus campak,
Dengan memastikan peningkatan jumlah orang yang berobat ke
fasilitas pelayanan kesehatan antara tanggal 1 Desember 2017
sampai saat penyelidikan dengan gejala yang sama yaitu demam,
dan bercak kemerahan
Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium untuk
memastikan sebagai kasus campak.
Latihan 3
Sesudah hajatan dirumah Ketua RW Sukasari , 10 tamu dibawa ke
Rumah Sakit karena tiba-tiba mual, muntah dan lemes. Ternyata di
Rumah sakit juga sudah dirawat 22 orang yang sudah pulang dari
hajatan yang sama. Hasil analisis riwayat makan rame-rame sebelum
sakit, hanya acara hajatan Ketua RW Sukasari ini, sehingga dilakukan
wawancara terhadap jenis makanan yang dimakan pengunjung
hajatan yang menjadi korban keracunan
Jika sumber keracunan hanya berasal dari satu jenis makanan saja,
jenis makanan manakah yang masih diduga kuat sebagai sumber
keracunan. Menu hajatan tersebut terdiri dari Mie goreng, Sambel
goreng krecek, Gado-gado dan Lemper.
a. Dari 20 korban yang diwawancara, 10 korbannya saja makan
Mie Goreng
b. Dari semua korban , ada 12 korban yang tidak makan dengan
sambal goreng krecek .
c. Dari 10 korban yang sempat diwawancara, ternyata hanya
satu orang yang tidak makan gado gado
d. Dari wawancara semua korban, hanya ada 12 korban yang
tidak makan lemper
Kata kunci jawaban
Makanan yang di duga kuat sebagai sumber keracunan
adalah Gado-gado
Langkah-langkah menentukan ‘makanan” sebagai sumber
keracunan :
a. Menentukan jenis makanan yang dimakan pada acara hajatan .
b. Menguji makanan dengan banyaknya kasus ‘tidak makan’
makanan yang disajikan
c. Menguji makanan dengan pengujian Contoh Pangan
d. Menguji makanan dengan analisis deskriptif makanan
e. Menguji makanan dengan analisis analitik
LATIHAN POKOK BAHASAN 3
Latihan 1
Pada KLB keracunan makanan , kegiatan –kegiatan apa yang menjadi bagian
penting dari upaya penanggulangannya ? Jelaskan jawaban saudara.
Kata kunci jawaban
Melaksanakan upaya pengobatan dengan cepat,
Penyelidikan epidemiologi dan
Penanggulangan sumber-sumber keracunan yang dicurigai.
Surveilans tetap berjalan sebagaimana mestinya. Keempat kegiatan
dilaksanakan segera dan dilakukan saling mendukung satu sama lain
Latihan 2
Di Kecamatan Sukamulia, Kotabara, selama sebulan ini ditemukan 12
penderita tifus perut dengan kematian 6 orang. Padahal biasanya di
Kecamatan tersebut terdapat sekitar 15-18 kasus perbulan dengan kematian
<2 orang perbulan. Bagaimana sdr menyatakan kondisi masalah kesehatan
diwilayah tersebut ? Apakah sudah dapat dinyatakan sebagai KLB ? Apa yang
kemudian dilakukan oleh petugas ?
Kata kunci jawaban
Keadaan ini seperti ini tepat dinyatakan sebagai sudah KLB , dengan
meningkatnya jumlah kematian selama sebulan ini.
Tindakan penanggulangan segera dilaksanakan
Jakarta, November 2018
Latihan 3
Di Wilayah Puskesmas Bukit hijau, telah terjadi kenaikan kasus Diare, KLB diare
ini merupakan keadaan darurat, karena banyaknya korban dalam waktu yang
singkat , petugas surveilans langsung turun kelapangan tanpa menyusun
rencana penyelidikan ,karena membuat proposal penyelidikan dengan metode
penyelidikan tidak dimungkinkan dan buang-buang waktu.
Bagaimana pendapat sdr tentang rencana metode penyelidikan epidemiologi
pada kondisi seperti ini ? Jelaskan jawaban sdr !
Kata kunci jawaban
Rencana metode penyelidikan epidemiologi tetap dibuat sesuai
kebutuhan sebelum kelapangan.
Paling tidak rencana penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk :
a) Mengetahui gambaran epidemiologi KLB;
b) Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam penyakit KLB;
c) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
KLB termasuk sumber dan cara penularan penyakitnya;
d) Menentukan cara penanggulangan KLB.
PELATIHAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
BAGI PETUGAS PUSKESMAS
BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
LAMPIRAN
PANDUAN PRAKTEK LAPANGAN 1
(VERSI 1 – DI TEMPAT YANG PERNAH KEJADIAN KLB)
PANDUAN PRAKTEK LAPANGAN 1 (PL1)
PELATIHAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PUSKESMAS
MATERI INTI 4 PENYELIDIKAN KLB
I. PENDAHULUAN
Pelatihan Surveilans Epidemiologi Puskesmas bertujuan untuk memberi bekal kemampuan
kepada peserta latih dalam melaksanakan program surveilans kesehatan di Puskesmas . Kurikulum
pelatihan disusun berdasarkan tugas serta kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang petugas
surveilans kesehatan di Puskesmas. Untuk itu proses pembelajaran dirancang melalui suatu proses
dan penggunaan pola diklat sandwich Training yang dilakukan secara bertahap on class I, Off Class
dan On class II, pelatihan ini melibatkan peran serta aktif dari peserta latih serta memberi
kesempatan kepada peserta untuk melakukan proses pembelajaran sendiri (learning by doing).
Oleh karena itu pada pelatihan petugas surveilans kesehatan ini untuk pembelajaran materi PE
–KLB peserta juga perlu melakukan praktek lapangan (PL1) untuk mempraktekkan pelaksanaan PE-
KLB di puskesmas pada situasi yang sebenarnya. Disamping itu PL1 juga dapat memberikan
pengalaman belajar bagi peserta latih agar terwujud kemampuan melaksanakan PE-KLB yang
sebenarnya nanti di tempat kerjanya masing-masing
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum:
Peserta mampu mempraktekkan pelaksanaan penyelidikan Epidemiologi KLB /PE-KLB.
B. Tujuan Khusus:
Peserta mampu untuk:
LAMPIRAN PANDUAN PL 1 (VERSI 1)
1. Melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, yang mencakup:
a. Memahami konsep penyelidikan epidemiologi, sistem pelaporan KLB/wabah,langkah-
langkah penyelidikan epidemiologi sesuai standard dan penyelidikan KLB keracunan.
b. Mengaplikasikan Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Menular dengan Pengumpulan
data, Pengolahan dan analisis data, Intepretasi dan penyusunan laporan
c. Menyajikan hasil surveilans Epidemiologi (presentasi/expose)
III. PERSIAPAN
A. Pembagian kelompok peserta
Peserta pelatihan dibagi menjadi 4 kelompok (6 -7 orang per kelompok) dengan rincian sbb:
PL penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB (PE-KLB).
a. Setiap kelompok melaksanakan PKL di unit pelayanan atau unit kerja (Puskesmas) yang
dipilih untuk PKL PE-KLB.
b. Setiap kelompok mempersiapkan diri dengan mereview materi yang berkaitan dengan
pelaksanaan PE-KLB, serta membuat catatan tentang hal-hal yang harus dilakukan
dalam PKL.
B. Lokasi dan waktu PKL
Lokasi PKL adalah Puskesmas dengan kriteria Puskesmas adalah :
Untuk PKL penyelidikan epidemilogi dan penanggulangan KLB (PE-KLB), adalah
Puskesmas yang terdapat KLB pada 2 bulan terakhir.
Diutamakan Puskesmas yang relatif terjangkau dari tempat pelatihan dan bersedia
menjadi tempat PL.
C. Presentasi hasil PL
Presentasi dilaksanakan di tempat pelaksanaan pelatihan atau di Puskesmas ybs.
IV. PELAKSANAAN PKL
PL dilaksanakan di Puskesmas dialokasikan selama 1 hari (8 jpl) .
A. Perkenalan penyampaian tujuan
Pendamping PKL menyampaikan maksud dan tujuan PL, memperkenalkan peserta kepada
Kepala Puskesmas atau petugas yang terlibat yang menjadi tempat PL dan akan berkerja sama
dengan peserta latih selama proses PL.
Dan kepada petugas Puskesmas yang terlibat dimohon kerjasamanya, terutama dalam
penyediaan data-data dan informasi yang terkait.
B. Pelaksanaan kegiatan PKL
PKL dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:
Jadwal
PL
07.00-08.30 Menuju Lokasi PL
08.30 – 10.00 Pelaksanaan PE-KLB di Puskesmas
10.00 – 10.30 ISTIRAHAT
10.30 – 12.00 Lanjutan Pelaksanaan PE-KLB
12.00- 13.00 ISTIRAHAT
13.00-14.30 Pengolahan dan analisis data,Laporan
14.30-15.15 Presentasi
15.15-15.30 ISTIRAHAT
15.30-16.15 Presentasi lanjutan
16.15- selesai Kembali menuju Lokasi PL
Peserta melaksanakan kegiatan:
Melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, yang mencakup:
1. Memahami konsep penyelidikan epidemiologi, sistem pelaporan KLB/Wabah, langkah-
langkah penyelidikan epidemiologi sesuai standar dan penyelidikan KLB keracunan.
2. Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Menular/keracunan dengan:
Pengumpulan data
Pengolahan dan analisis data (menggunakan program epi info)
Intepretasi dan penyusunan laporan
Menyajikan hasil PKL penyelidikan epidemiologi penyakit menular/ keracunan
(presentasi/expose).
C. Pembimbing
Pembimbing mempunyai tugas:
1. Memberi pembekalan awal sebelum praktek lapangan (briefing awal)
2. Memberi bimbingan selama praktek di lapangan
3. Membimbing proses diskusi dan penulisan laporan praktek lapangan.
4. Menyampaikan maksud dan tujuan PKL kepada Kepala Dinas, Kepala Puskesmas atau
petugas lapangan yang terlibat.
5. Jumlah pembimbing disesuaikan dengan jumlah peserta yang mengikuti praktek lapangan.
6. Mengamati dan mengawasi peserta latih.
V. MENYUSUN LAPORAN PKL
Laporan PKL Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, setiap kelompok
membuat laporan PKL yang mencakup:
1. Pendahuluan
Menyampaikan gambaran umum secara ringkas tentang Penyelidikan epidemiologi di lokasi
PKL (Puskesmas).
2. Langkah-langkah pelaksanaan penyelidikan epidemiologi, mulai dari penemuan kasus sampai
dengan rekomendasi tindakan.
3. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan analisa serta intepretasi data.
4. Pelaksanaan koordinasi dan kolaborasi penyelidikan epidemiologi.
5. Kesimpulan dan rekomendasi penanggulangan KLB .
VI. PELAKSANAAN PRESENTASI/SEMINAR HASIL PKL
1. Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi/seminar hasil PKL untuk pleno.
2. Setiap kelompok menunjuk wakilnya yang akan mempresentasikan hasil PKL, agar
mempersiapkan diri dibantu oleh anggota kelompok karena presentasi merupakan hasil kerja
kelompok.
3. Peserta seminar
a. Fasilitator dan Pendamping
b. Puskesmas tempat PKL
c. Peserta pelatihan
4. Alokasi Waktu Seminar
Setiap penyajian alokasi waktu 30 menit,dengan rincian sbb:
a.Penyajian : 20 menit
b.Tanggapan Floor : 5 menit
c,Feedback Fasilitator : 5 menit
__________________________________________
Total : 30 menit
VII.LAMPIRAN :
1. Petunjuk pelaksanaan di Lapangan dan Instrumen PE-KLB Keracunan Makanan
2. Petunjuk pelaksanaan di Lapangan dan Instrumen PE –KLB Penyakit Menular
---o0o---
Lampiran 1 (PL 1):
Petunjuk Pelaksanaan di Lapangan dan
Instrumen PE-KLB Keracunan Makanan
Lampiran 1: PANDUAN LAPANGAN (PL1- PE KLB ) KERACUNAN MAKANAN
KEGIATAN TEMPAT URAIAN
Penjelasan Umum
tim PE-KLB
Puskesmas lokasi Praktek
Lapangan
Tim PE KLB dapat berbagi peran
sesuai KLB yang pernah terjadi
di Puskesmas tsb.
Mempelajari laporan KLB
keracunan makanan yg sdh ada
Memetakan /mengidentifikasi
lokasi KLB Kermak
Membuat persiapan sederhana
dengan membuat TOR PE-KLB
dengan metode Retrospektif
studi
Kegiatan PE KLB
keracunan makanan
Lokasi KLB
Keracunan Makanan
Pengumpulan data keracunan
makanan dengan wawancara
dan observasi
Peserta melakukan wawancara
ke penduduk yang pernah
menderita keracunan (2 bl
terakhir) dengan menggunakan
format wawancara seperti
contoh terlampir
Balai desa atau
Puskesmas lokasi
praktek
Mengolah data
Menganalisa data
Membuat laporan singkat
Sesuai contoh format terlampir
Presentasi
Melakukan presentasi hasil PE
–KLB Keracunan makanan
LAMPIRAN PANDUAN PL 1
Format Lampiran 1 : Instrumen Wawancara KLB Keracunan makanan
Ta
bel
Geja
la K
asu
s K
LB
Lab
Tab
el
ini
dig
un
akan
se
bag
ai
form
ulir
waw
an
cara
kasu
s-kasu
s yan
g d
item
ui
di
rum
ah
sa
kit
ata
u d
iku
nju
ng
i ke
rum
ah
kasu
s. D
itan
yakan
han
ya p
ad
a s
ekit
ar
25 k
asu
s sa
ja,
den
gan
daft
ar
geja
la a
dala
h s
em
ua g
eja
la y
an
g a
da
pad
a d
efe
ren
sial d
iag
no
sis.
Geja
la
Dia
gn
osi
s
Tg
l M
ula
i
Sakit
Tg
l
dip
eri
ksa
Nam
a
No
Ta
bel
Su
mb
er
Kera
cun
an
Lab
Tab
el
in
i d
igu
nakan
ap
ab
ila t
an
gg
al
dan
jam
makan
ata
u w
aktu
pap
ara
n K
LB
su
dah
teri
den
tifikasi
, te
rmasu
k s
em
ua j
en
is
makan
an
yan
g t
ers
aji p
ad
a p
eri
od
e p
ap
ara
n d
imaksu
d.
Seb
aik
nya
sem
ua p
op
ula
si r
en
tan
diw
aw
an
cara
i d
en
gan
fo
rmu
lir
ini,
teta
pi
ap
ab
ila w
aktu
san
gat
sem
pit
, m
aka d
itan
yakan
saja
pad
a s
eb
ag
ian
kasu
s sa
ja,
mis
aln
ya p
ad
a k
ela
s ata
u b
ara
k
tert
entu
.
Makan
an
Masa
inku
basi
(hari
,
jam
)
Tg
l,jam
,
men
it
Mu
lai
Sakit
Tg
l, Ja
m,
men
it
makan
Tem
pat
Nam
a
No
Format lampiran2 : Format Laporan hasil analisis data PE KLB Keracunan.
Hasil Analisis Data Keracunan Pangan, Etiologi dan Sumber Keracunan KLB
Tempat kejadian : ……………………………………………………..
Tanggal kejadian : .…………………………………………………….
I. Kronologis Kejadian
1. Tempat Kejadian dan situasi sebelum kejadian :.....................
2. Waktu Kejadian d........
3. Susunan Tim PE –KLB terdiri dari.....
4. Hasil Wawancara sementara meliputi
a. Jumlah penderita .....
b. Jumlah dirawat
c. Jumlah kematian (bila ada)
d. Periode kejadian
II. Distribusi penderita menurut Gejala
Tabel 1 : Jenis makanan yang dikonsumsi oleh penderita saat KLB keracunan
makanan ,di Lokasi Pusk ....... Kab..... bulan...tahun.....
No Jenis Makanan
/Minuman
Jumlah kasus %
1
2
3
4
5
6
7
Sumber data: hasil PE KLB sementara.
Makanan terbanyak yang dikonsumsi penderita/korban adalah ........
1. ..........
2. ..........
3. .........
Tabel 2 : Jenis makanan yang dikonsumsi dan jumlah yang sakit dan yang tidak sakit
saat KLB keracunan makanan,di Lokasi Pusk ....... Kab..... bulan...tahun.....
No Jenis Makanan
/Minuman
Makan/
Tidak
makan
Kondisi
Jumlah
Attack
Rate
Sakit Tidak
sakit
1 Ya (a) (b) hi
(a)/hi
Tidak (c) (d) ho (c)/ho
Jumlah vi vo t Vi/t
2 Ya
Tidak
Jumlah
3
Ya
Tidak
Jumlah
Total
Sumber data : hasil PE KLB sementara.
Tabel 3: Distribusi gejala dari kasus keracunan makanan
Di Lokasi Pusk ....... Kab..... bulan...tahun.....
No Gejala dan Tanda Jumlah kasus %
Sumber data : hasil PE KLB sementara.
Tabel 4: Distribusi kasus keracunan makanan menurut kelompok umur
Di Lokasi Pusk ....... Kab..... bulan...tahun.....
No Kelompok
Umur
Jumlah kasus Meninggal AR CFR
1 < 1 tahun
2 1-4
3 5-9
4 10-14
5 15-44
6 45+
Jumlah
Sumber data : hasil PE KLB sementara.
Tabel 5 Distribusi kasus keracunan makanan menurut Jenis Kelamin
Di Lokasi Pusk ....... Kab..... bulan...tahun.....
No Kelompok
Umur
Jumlah kasus Meninggal AR CFR
1 Laki-laki
2 Perempuan
Jumlah
Sumber data : hasil PE KLB sementara.
1. Definisi kasus sementara adalah ...............................................................
..................................................................................................................
2. Dugaan Etiologi keracunan ......................................................................
...................................................................................................................
(Berdasarkan distribusi gejala dan masa inkubasi
III. Kurva epidemi
a. Kurva epidemi KLB Keracunan sampai dengan saat penyelidikan KLB,berdasarkan waktu
mulai timbulnya gejala dapat digambarkan dalam sebuah grafik ;
Dari data yang ada dapat dianalisis, kasus terbanyak ada di periode waktu yang mana.
Gambar Kurva epidemi
b. Distribusi masa inkubasi
Masa inkubasi terpendek dimulai tanggal/jam.......................
Masa inkubasi terpanjang dimulai tanggal/jam....................
(Dibuat tabel masa inkubasi terpendek sampai terpanjang dengan jumlah kasusnya)
Tabel 6: Distribusi masa inkubasi terpendek dan terpanjang dari kasus keracunan
makanan di Lokasi Pusk ....... Kab..... bulan...tahun.....
No Masa Inkubasi
Jumlah kasus %
1
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 6, masa inkubasi terpendek dan terpanjang , jenis
makanan yang dikonsumsi dan menimbulkan sakit terbanyak, serta dibandingkan
dengan etiologi penyebab maka dugaan penyebab yang paling mungkin sementara
adalah........
c. Penegakan diagnosis
III. Hasil Penyelidikan Epidemiologi lapangan
a. Gambaran Epidemiologi.
Berdasarkan gambaran Orang Tempat dan Waktu,diuraikan sbb:
KLB keracunan makanan ini menimpa pada kelompok umur........, jenis kelamin (laki-
laki.........dan wanita ...), dan dengan gejala terbanyak.......
Attac Rate....... %
CFR.............%
b. Pemeriksaan Laboratorium
Jumlah dan jenis sampel makanan yang diambil
Hasil pemeriksaan
IV. Kesimpulan.
V. Rekomendasi atau saran tindak lanjut
Lampiran 3: Referensi Penyakit, gejala, masa inkubasi dan bahan laboratorium
Penyakit Gejala Masa inkubasi Bahan
Laboratorium
Jamur Mual, muntah,
retching, diare,
kejang perut
30 menit – 2 jam Muntah, sisa
makanan
Antimoni Muntah, kejang
perut, diare
Beberapa menit – 1
jam
Sisa makanan,
muntahan, feses,
urin
Kadmium Mual, muntah,
kejang perut, diare,
shock
15 – 30 menit Sisa makanan,
muntahan, tinja, air
kencing, darah
Tembaga Rasa logam
dimulut, mual,
muntah berwarna
hijau, sakit perut,
diare
Beberapa menit --
beberapa jam
Sisa makanan,
muntahan, cucian
perut, air kencing,
darah
Fluorida Rasa asin atau
bersabun dalam
mulut, hilang rasa
pada mulut,
muntah, diare, sakit
perut, pallor,
sianosis, pupil
membesar, kejang,
pingsan, shock
Beberapa menit - 2
jam
Sisa makanan,
muntahan, cucian
perut
Timbal Rasa logam
dimulut, mulut
terasa terbakar,
sakit perut,
muntahan seperti
susu, feses berdarah
atau hitam, bau
mulut tak sedap,
shock, garis biru
pada gusi
30 menit atau lebih Sisa makanan,
muntahan, cucian
perut, feses, darah,
air kencing
Timah Perut kembung,
mual, muntah,
kejang perut, diare,
30 menit – 2 jam Sisa makanan,
muntahan, feses,
darah, air kencing
Penyakit Gejala Masa inkubasi Bahan
Laboratorium
sakit kepala
Seng Sakit didalam mulut
dan perut, mual,
muntah, pusing
Beberapa menit –
Sampai beberapa
jam
Sisa makanan,
muntahan, cucian
perut, feses, darah,
air kencing
Baccilur cereus Mual, muntah,
kadang diare
30 menit – 5 jam Sisa makanan,
muntahan, feses
Staphylococcus Mual, muntah,
retching, sakit
perut, diare,
prostration
1 jam – 8 jam, rata-
rata 2 - 4 jam
Muntahan, feses,
usapan rectal
Nitrit Mual, muntah,
sianosis, sakit
kepala, pusing,
lemas, kehilangan
kesadaran, darah
berwarna coklat
1 jam – 2 jam Sisa makanan,
darah
Kerang-kerangan Mual, muntah,
kejang perut,
menggigil
30 menit – 12 jam,
rata-rata 4 jam
Cucian perut
Siklopeptida dan
kelompok jagung
girometrin
Sakit perut, rasa
kenyang, muntah,
diare protracted,
kehilangan tenaga,
kram otot, pingsan,
jaundice, kesadaran
rendah, pupil
membesar,
meninggal
6 – 24 jam Sisa makanan, air
kencing, darah,
muntahan
Sodium hidroksida Bibir, mulut,
tenggorokan terasa
terbakar, muntah,
sakit perut, diare
Beberapa menit Sisa makanan,
muntahan
Infeksi streptokokus
betahemoltik
Sakit tenggorokan,
demam, mual,
muntah, rhinorrhea,
kadang-kadang
rash
1 – 3 hari Sisa makanan,
usapan tenggorok,
muntahan
Baccilus cereus
(enteritis)
Mual, kejang perut,
diare cair
8 – 16 jam, rata-rata
12 jam
Sisa makanan, feses
Penyakit Gejala Masa inkubasi Bahan
Laboratorium
Clostridium
perfringens
Kejang perut, diare 8 – 22 jam, rata-rata
10 jam
Sisa makanan, feses
Campylobacter jejuni Diare (seringkali
berdarah), kejang
perut berat,
demam, anoreksia,
lemah, sakit kepala,
muntah
2 – 7 hari, rata-rata
3 – 5 hari
Sisa makanan, feses,
usapan rectal, darah
kolera Diare sangat cair
(rice water stools),
muntah, kejang
perut, dehidrasi,
haus, pingsan,
turgor menurun, jari
berkeriput, mata
cekung
1 – 3 hari Sisa makanan, feses,
usapan rectal, darah
V. cholera non 01
V. mimicus
V. fluvialis
V. hollisae
Diare cair
menyerupai kolera
2 – 3 hari Feses
Escherichia coli Kejang perut hebat
(kadang-kadang
berdarah), mual,
muntah, demam,
menggigil, sakit
kepala, sakit otot,
kencing berdarah
5 – 48 jam, rata-rata
10 – 24 jam
Feses, usapan rectal
Salmonellosis Kejang perut, diare,
menggigil, demam,
mual, muntah,
lemah
6 – 72 jam, rata-rata
18 - 36 jam
Sisa makanan, feses,
usapan rectal
Shigellosis Kejang perut, diare,
feses berdarah dan
berlendir, demam
24 – 72 jam Sisa makanan, feses,
usapan rectal
Vibrio
parahaemolyticus
Sakit perut, diare,
mual, muntah,
demam, menggigil,
sakit kepala
2 – 48 jam, rata-rata
12 jam
Feses, sisa makanan,
usapan rectal
Yersiniosis 24 – 36 jam Sakit perut hebat
seperti radang usus
Feses, darah
Penyakit Gejala Masa inkubasi Bahan
Laboratorium
buntu, demam,
sakit kepala, sakit
tenggorokan.
Lampiran 2 (PL 1):
Petunjuk pelaksanaan di lapangan dan Instrumen PE-KLB
Penyakit Potensial Wabah.
Lampiran 1: PETUNJUK LAPANGAN (PL1- PE KLB ) PENYAKIT MENULAR POTENSIAL WABAH
KEGIATAN TEMPAT URAIAN
Penjelasan Umum tim PE-KLB
Puskesmas lokasi Praktek
Lapangan
Tim PE KLB dapat berbagi peran sesuai KLB yang pernah terjadi di Puskesmas tsb.
Mempelajari laporan KLB penyakit potensial wabah
Memetakan /mengidentifikasi lokasi KLB penyakit potensial wabah
Membuat persiapan sederhana dengan membuat TOR PE-KLB dengan metode Retrospektif studi
Kegiatan PE KLB penyakit potensial wabah
Lokasi KLB penyakit potensial wabah
Pengumpulan data penyakit potensial wabah dengan wawancara dan observasi
Peserta melakukan wawancara ke penduduk yang pernah menderita keracunan (2 bl terakhir) dengan menggunakan format wawancara seperti contoh terlampir
Balai desa atau Puskesmas lokasi praktek
Mengolah data Menganalisa data Membuat laporan singkat
Sesuai contoh format terlampir
Presentasi Melakukan presentasi hasil PE –
KLB penyakit potensial wabah
LAMPIRAN PANDUAN PL 1
Format Lampiran 1
Format Formulir Laporan KLB (W1) adalah sebagai berikut:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
W1 – Puskesmas
LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA / WABAH
(dilaporkan dalam 24 jam)
No. : …………………………………………………………………………
Kepada Yth. : …………………………………………………………………………
Pada tanggal/bulan/tahun : ……./………./…………………...........................….
Desa/Kelurahan : …………………………………………………………
Di Kecamatan : ………………………………………………...........…
Telah terjadi sejumlah : …………………………………………….. penderita
Dan sejumlah : …………………………………………….. kematian
Tersangka penyakit (beri tanda ceklist ()) :
Diare Campak Tetanus
Neonatorum Hepatitis Rabies
Kolera Difteri Polio/AFP Ensefalitis Pes/Antraks
DHF Pertusis Malaria Meningitis Keracunan
DSS Tetanus Frambusia Tifus Abdominalis ……………..
Dengan gejala-gejala sebagai berikut (beri tanda ceklist ()) :
Muntah Panas/demam Bercak putih pada faring
Berak-berak Batuk Meringkil pada lipatan paha/ketiak
Menggigil Pilek Perdarahan
Turgor jelek Pusing Gatal-gatal
Kaku kuduk Kesadaran menurun ………………………………………..
Sakit perut Pingsan ………………………………………..
Hidrofobi Bercak merah di kulit ………………………………………..
Kejang-kejang Lumpuh ………………………………………..
Syok Ikterus ………………………………………..
Batuk beruntun Mulut sukar dibuka ………………………………………..
Tindakan yang telah diambil :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..…………………………
……………………….………………………………………………………………………………………………
Format Lampiran 2
Isi Laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB
JUDUL LAPORAN
Tim Penyelidikan Epidemiologis KLB, Tempat Tugas dan Jabatan serta HP
I. PENDAHULUAN
Memuat informasi tentang:
1. Kronologis kejadian KLB serta sumber informasi adanya KLB,
2. Dampak KLB terhadap kesehatan masyarakat,
3. Gambaran endemiologi penyakit terkait dengan KLB
4. Besar masalah KLB tersebut
5. Susunan Tim Penyelidikan Epidemiologi
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan Penyelidikan Epidemiologi KLB penyakit........... di wilayah .......tahun.....
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus PE - KLB sesuai dengan kebutuhan penyelidikan KLB.
a. Memastikan adanya KLB
b. Bila etiologi KLB sudah jelas, maka PE-KLB diarahkan pada :
1) Identifikasi gambaran epidemiologi,
2) Sumber/ cara penularan.
3) Besarnya masalah KLB saat PE- KLB dilaksanakan
c. Bila Etiologi belum diketahui ,maka PE-KLB untuk mengetahui:
1) Penegakan diagnosis etiologi KLB
2) Sumber/ cara penularan.
3) Besarnya masalah KLB saat PE- KLB dilaksanakan.
III. METODE
Metode PE-KLB antara lain:
1. Desain PE- KLB.
2. Daerah PE- KLB, populasi dan sampel.
3. Penetapan criteria kasus dan cara-cara menemukannya.
4. Cara pengumpulan data, pengolahan data ( data primer dan data sekunder).
5. Cara melakukan analisis data
IV. HASIL PE-KLB
Laporan ringkas berisi hal-hal sbb:
1. Kepastian adanya KLB
( melihat kriteria kerja KLB, dengan membandingkan data kasus yang ada pada periode KLB
sesuai kriteria KLB ).
2. Gambaran klinis, distribusi gejala dan tanda penyakit dari kasus-kasus yang dicurigai.
Tabel 1
Distribusi Gejala dan Tanda Kasus KLB ………………………di
wilayah………Tahun…………
(Jumlah Kasus yang diperiksa …… orang)
No. Gejala dan Tanda Jumlah Kasus %
1 (Gejala utama)
2
3
Sumber : hasil PE-KLB.......
3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Jumlah specimen yang diambil :......................
Bahan spesimen yang diambil, dan diperiksa di laboratorium :..........
Nama laboratorium:.............................................
Hasil pemeriksaan : (jumlah spesimen yang positif) ........buah spesimen positif
Nama bahan atau kuman yang ditemukan di laboratoirum tsb:......................
4. Etiologi KLB
Ditetapkan berdasarkan gambaran klinis kasus-kasus yang ditemukan , distribusi gejala,
gambaran epidemiologi, hasil pemeriksaan laboratorium, maka kemungkinan etiologi KLB
adalah ………., dengan diagnosis banding ………………….
6. Kurva Epidemi
Kurva Epidemi dibuat berdasarkan tanggal mulai sakit atau tanggal berobat, (bila mungkin
dibuat sejak 2 bulan sebelum dimulainya KLB, atau tergantung masa inkubasi etiologi KLB)
Kurva epidemi dapat dibuat berdasarkan data primer atau berdasarkan data sekunder , apabila
dibuat dari kedua jenis data tersebut,harus ada penjelasan dengan sistematis.
7. Gambaran Epidemiologi
Gambaran epidemiologi dibuat menurut umur dan jenis kelamin,
Contoh :
Tabel 2
Distribusi Kasus Campak Menurut Golongan Umur
KLB Campak, Puskesmas Sukmasari , 2011
Golongan
Umur Populasi Kasus Meninggal
Attack Rate
/1000
Case Fatality Rate
/100
Total
*) Populasi sesuai dengan sumber data primer atau sekunder
Contoh format umum gambaran epidemiologi menurut jenis kelamin.
Tabel 3
Distribusi Kasus Campak Menurut Jenis Kelamin
KLB Campak, Puskesmas Sukmasari, 2011
Jenis
Kelamin Populasi Kasus Meninggal
Attack Rate
/1000
Case Fatality Rate
/100
Laki-laki
perempuan
Total
*) Populasi sesuai dengan sumber data primer atau sekunder
Gambaran epidemiologi menurut umur dan jenis kelamin dibuat dalam 2 sumber data,
bersumber data sekunder dan bersumber data primer.
a. Gambaran Epidemiologi Berdasarkan Data Sekunder
Laporan kasus-kasus KLB dari pos-pos pelayanan kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit,
tidak mempunyai populasi berisiko, sehingga populasi berisiko diambil dari data RT, RW,
desa/kelurahan, Kecamatan.
b. Gambaran epidemiologi berdasarkan data primer
Laporan kasus-kasus berasal dari populasi dimana KLB terjadi, bisa seluruh wilayah KLB,
atau sebagian dari wilayah KLB. Pada pendataan bersumber data primer seperti ini,
populasi berisiko akan diperoleh, sehingga attack rate dihitung berdasarkan data populasi
hasil pendataan primer ini.
7. Gambaran Epidemiologi Menurut Tempat
Distribusi kasus-kasus KLB dilaporkan dalam bentuk tabel dan peta (spot map atau area map).
Contoh Distribusi Kasus Menurut Tempat
Tabel 4
Distribusi Kasus Campak Menurut Kelurahan
KLB Campak,Puskesmas Sukmasari, 2011
Kelurahan Populasi*) Kasus Meninggal Attack Rate
/1000
Case Fatality Rate
/100
Total
*) Populasi sesuai dengan sumber data primer atau sekunder
8. Gambaran Epidemiologi Menurut Faktor Risiko Tertentu
Sesuai dengan kebutuhan analisis dan pelaporan, dapat disampaikan laporan distribusi kasus
menurut karakteristik factor risiko tertentu. Distribusi ini, dapat dimanfaatkan untuk
menjelaskan sebaran penyakit, atau upaya menentukan sumber dan cara penularan.
V. PEMBAHASAN
Pembahasan dapat meliputi berbagai bidang bahasan, antara lain
1. Pembahasan tentang diagnosis etiologi KLB
2. Pembahasan tentang gambaran epidemiologi KLB
3. Pembahasan tentang kecenderungan KLB, peningkatan, penurunan, perkiraan waktu
berakhirnya KLB, dsb.
4. Pembahasan tentang sumber dan cara penularan
5. Pembahasan tentang cara-cara penanggulangan KLB
VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Menjelaskan hasil penyelidikan KLB sesuai dengan tujuan-tujuan penyelidikan KLB
2. Menjelaskan temuan lain sebagai tambahan hasil penyelidikan KLB
3. Rekomendasi perlunya penyelidikan lebih spesifik
4. Rekomendasi upaya penanggulangan KLB
5. Rekomendasi tindakan program dimasa yang akan dating
Sumber: Modul PJJ-Pael, 2011
PELATIHAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
BAGI PETUGAS PUSKESMAS
BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
LAMPIRAN
PANDUAN PRAKTEK LAPANGAN 1
(VERSI 2 - SKENARIO)
PANDUAN PRAKTEK LAPANGAN 1 (PL1)
PELATIHAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PUSKESMAS
MATERI INTI 4 PENYELIDIKAN KLB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian KLB/ wabah dapat diketahui lebih dini jika dilakukan pengamatan yang teratur, teliti dan
terus-menerus. Apabila hasil pengamatan menunjukkan adanya tersangka KLB/ wabah, maka perlu
dilakukan penyelidikan epidemiologis untuk mengenal sifat-sifat penyebab dan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya dan penyebarluasan KLB/ wabah tersebut disamping tindakan
penanggulangannya. Hasil penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam upaya penanggulangan KLB/ wabah. Upaya penanggulangan KLB/ wabah yang
direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi
dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB/ wabah.
Materi inti 4 Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (PE-KLB) pada Pelatihan Surveilans
Epidemiologi Puskesmas ini ,peserta harus mencapai kompetensi mampu melakukan penyelidikan
dan penanggulangan KLB yang ada di wilayahnya. Oleh karena itu selain pembelajaran dengan
teori dan penugasan di kelas, peserta juga perlu mempraktekkan bagaimana melakukan PE-KLB
dan penanggulangannya langsung di lapangan.
Kondisi lapangan dirancang sedemikian rupa yang menggambarkan saat kejadian KLB penyakit
tertentu, sehingga diharapkan akan membantu peserta dalam mencapai kompetensi pada MI4 ini.
Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto , Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI),
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, memiliki peran penting dalam
meningkatkan kompetensi tenaga surveilans epidemiologi Puskesmas dalam melakukan PE- KLB/
wabah. Peningkatan kompetensi tersebut dapat dicapai melalui kegiatan pelatihan. Dalam
pelatihan, sejumlah materi dan metode pembelajaran seperti Praktek Lapangan didesain untuk
LAMPIRAN PANDUAN PL
(VERSI 2 - SKENARIO)
mencapai tujuan tersebut. Praktek Lapangan untuk materi inti 4 PE –KLB adalah salah satu bentuk
implementasi secara sistematis dan sinkron antara materi dalam program pelatihan di kelas
dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung
khususnya kemam[uan dalam PE-KLB. Untuk itu diperlukan petunjuk Praktik Lapangan (PL1)
sebagai acuan kegiatan dilapangan.
B. Tujuan
1. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi KLB/ wabah .
2. Melakukan penanggulangan /pencegahan dan pengendalian KLB/ wabah .
II. PELAKSANAAN
A. Pembagian Kelompok :
Peserta dibagi dalam 4 kelompok (berdasarkan lokasi /wilayah Puskesmas yang berdekatan
asal peserta (@ 6-7 orang) yang masing-masing terdiri dari 3 petugas surveilans/epidemiologi
petugas surveilans/epidemiologi Puskesmas dan 3 petugas penanggung jawab/pelaksana
UKM . Semua kelompok melakukan praktik lapangan di 1 wilayah untuk melakukan simulasi
penyelidikan dan penanggulangan wabah/KLB di wilayah tersebut.
B. Waktu Pelaksanaan:
Pelaksanaan terbagi dalam beberapa tahap kegiatan:
KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN
1. Kegiatan
Briefing Praktik
Lapangan
Kelas Penyajian data di lapangan, penyusunan
instrumen praktik lapangan yang dipandu
fasilitator
2. Kegiatan di
lapangan
Waktu : 3 JPL
Balai Desa dan
atau Puskesmas
Penjelasan skenario Penyelidikan
Epidemiologi dan Penanggulangan KLB di
wilayah desa yang pernah terjadi KLB
Penyakit.
SKENARIO
1. Peserta akan diberikan informasi
awal mengenai kasus yang terjadi
di masyarakat (nama warga yang
mengalami gejala atau tanda
suatu penyakit, serta kondisi
lainnya).
2. Peserta diberikan waktu untuk
mendiskusikan informasi awal
yang telah diterima untuk
mempersiapkan kegiatan turun
lapangan
3. Alat dan bahan untuk turun
lapangan disediakan sejumlah
KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN
kelompok yang ada. Peserta
dipersilakan memilih alat dan
bahan yang dibutuhkan
berdasarkan diskusi kelompok di
awal untuk melakukan PE
4. Peserta membuat
Proposal/Kerangka Acuan
sederhana (point-point langkah
–langkah PE )untuk persiapan
PE-KLB.
Lapangan:
Rumah warga
wilayah desa
(yang di-setting
dalam skenario
sebagai warga
yang menderita
penyakit )
Setiap kelompok mendapatkan peta yang
berisi lokasi rumah warga yang masuk ke
dalam skenario. (tidak semua warga
menderita penyakit tersebut). Peserta
mengunjungi rumah warga untuk
mengumpulkan data terkait kasus yang
terjadi, seperti informasi mengenai awal
mula terjangkit, gejala dan tanda yang
dirasakan, tindakan yang diambil. dll.
SKENARIO:
1. (WARGA) Setiap rumah warga
yang terdapat di peta/denah
diberikan skenario untuk
berperan sebagai penderita.
KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN
2. (KELOMPOK) Setiap kelompok
melakukan kegiatan PE dengan
cara menyebar untuk mencari
rumah korban KLB/Wabah, setiap
kelompok mendatangi rumah
warga yang menjadi korban dari
arah yang berbeda-beda agar
tidak ada peserta/kelompok yang
menumpuk kegiatan
investigasinya disetiap rumah
yang sama.
3. (PANITIA) Setiap rumah terdapat
panitia yang menjadi gate keeper
yang bertugas menjaga agar satu
rumah tidak didatangi beberapa
kelompok secara bersamaan.
4. Setiap kelompok dipersilakan
untuk mengambil sampel sesuai
kebutuhan
5. Setiap kelompok boleh
menuntaskan penyelidikan ke
semua rumah yang ada dalam
petunjuk denah skenario, namun
setiap kelompok boleh juga
melakukan penyelidikan hanya ke
KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN
beberapa rumah saja jika data PE
dianggap cukup.
5. Diskusi Praktik
Lapangan
Waktu : 2 JPL
Kelas
Ruang
Pertemuan Balai
Desa/Puskesmas
1. Setiap kelompok yang sudah merasa
cukup data, hasil dari penyelidikan
wabah/KLB (hasil kunjungan pada
rumah korban) kembali ke posko.
2. Peserta berkumpul kembali bersama
kelompoknya untuk berdiskusi
mengenai informasi yang didapat
dan merangkai potongan-potongan
informasi yang untuk menjadi suatu
kesatuan hasil investigasi wabah.
3. Peserta berdiskusi menuliskan
laporan awal (preliminary report)
hasil investigasi wabah
4. Peserta ditugaskan membuat
paparan hasil investigasi beserta
rekomendasi penanggulangan yang
akan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas / Dinas Kesehatan untuk
ditembuskan kepada Bupati
5. Peserta membuat point penting
untuk penanggulangan terkait KLB
Campak yang ada. Termasuk
KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN
penyuluhan terhadap rendahnya
cakupan Imunisasi di Puskesmas.
6. Presentasi/
Penyajian Hasil
Bermain Peran:
RAPAT
LAPORAN TIM
INVESTIGASI
bersama local
leader.
Waktu : 2 JPL
Kelas
Ruang
Pertemuan Balai
Desa/Puskesmas
Masing – masing kelompok menyajikan
hasil investigasi wabah. (ada kelompok
yang berperan menjadi perangkat Local
Leader dan ada kelompok yang melakukan
presentasi).
Alokasi setiap kelompok melakukan
presentasi @45 menit (1 Jam Pelajaran)
PERAN:
- Peserta akan ada yang berperan sebagai
local leader: Bupati, Kepala Dinas
Kesehatan, Sekda, dll.
7. Resume/
Pembulatan
hasil praktik
lapangan
(Investigasi
Wabah)
Waktu: 1 JPL
Kelas
Ruang
Pertemuan Balai
Desa/Puskesmas
- Feedback Proses Praktek Lapangan dan
Presentasi Investigasi wabah
III. PENUTUP
Praktek lapangan merupakan proses pembelajaran untuk memperdalam dan memantapkan
keterampilan yang di peroleh di kelas. Berbekal pengalaman nyata di lapangan, peserta latih di
harapkan telah memiliki kemampuan untuk terus menerapkan kompetensi pelatihan di instansi
kerjanya masing-masing.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1:
SKENARIO:
INFORMASI MENGENAI KEBERADAAN KASUS
Waktu Tanggal XXXX 2018
Tempat Puskesmas Sukamandi
Informasi Pada 20 November 2018, Puskesmas Sukamandi mendapatkan
laporan pertama dari masyarakat bahwa ada 4 orang warga Desa
Sumur Agung mengalami gejala penyakit berupa demam ,mata
memerah berair, timbul bercak /bintik bintik merah si beberapa
bagian tubuh, sebagian penderita bercak hitam /menghitam.
Beberapa orang dengan gejala yang hampir sama berobat ke
Puskesmas Sukamandi , 1 orang diantaranya sedang di rawat inap di
RSUD Husada Kriya karena mengalami sesak nafas. Kejadian tersebut
agak meragukan petugas apakah menderita DBD atau Campak.
Berdasarkan laporan di Puskesmas Sukamandi, cakupan imunisasi di
wilayah Kecamatan Sukamandi sebesar 68 %, sementara di desa
Sumur Agung sendiri hanya sekitar 45 %. Kondisi ini terjadi karena
masyarakat rata rata belum mengerti manfaat vaksinasi Campak dan
adanya anggapan bahwa vaksin dianggap tidak halal.
Tugas Menugaskan tim untuk segera melakukan langkah-langkah investigasi
dan memberikan rekomendasi secepat mungkin
Lampiran 2:
Setting:
ALUR SIMULASI
SETTING
1. Briefing Skenario (diawal).
Pada 20 November 2018, Puskesmas Sukamandi mendapatkan laporan pertama dari
masyarakat bahwa ada 4 orang warga Desa Sumur Agung mengalami gejala penyakit berupa
demam ,mata memerah berair, timbul bercak /bintik bintik merah si beberapa bagian tubuh,
sebagian penderita bercak hitam /menghitam. Beberapa orang dengan gejala yang hampir
sama berobat ke Puskesmas Sukamandi , 1 orang diantaranya sedang di rawat inap di RSUD
Husada Kriya karena mengalami sesak nafas . Kejadian tersebut agak meragukan petugas
apakah DBD atau Campak.
Sumber : Mortality Rate from Measles Decreases for the First Time Ever (cbsnews)
Situasi pedesaan Sumur Agung , orang satu dengan yang lainnya sangat dekat, berada area
pedesaan yang relatif padat penduduk . Sebagian dari masyarakat mempunyai latar belakang
pendidikan yang rendah dan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Jarak pemukiman dengan
Puskesmas relatif jauh
Step investigasi 1: Pembentukan tim investigasi (what to do) (siapa saja dan apa
perannya)
2. Wawancara di masyarakat.
Step investigasi 2 &3 : Penentuan KLB dan diagnosis (what to do)
Setelah selesai wawancara pada penduduk , pendamping memberikan informasi bahwa hasil
lab adalah campak bukan DBD.
Step invetigasi 4 & 5: Definisi kasus dan PE dan Risk mapping (what to do) termasuk
Koordinasi lintas sectoral (pembentukan tim gabungan).
3. Diberikan line listing data kasus untuk dianalisis Step investigasi 6: Analisis deskriptif (time place person untuk kasus yang ditemukan di penduduk) Step inevstigasi 7 &8: Evaluasi hipotesis dan studi lanjutan: what to do (Identifikasi factor risiko dari dua sisi dan merancang tindakan pengendalian).
4. Ada cerita yang beredar di medsos dan masyarakat di Desa Sumur Agung , bahwa keluarga mereka memang tidak diimunisasi waktu masih bayi, resah karena isu vaksin imunisasi dianggap tidak halal . Sehingga melarang anak-anak mereka untuk di Imunisasi.
Step investigasi 9: risk communication what to do (menyiapkan strategi komunikasi
masyarakat terdampak pesan, cara dan target komunikasi)
5. Masyarakat sudah mulai paham, tindakan pengendalian sudah dilakukan, apa yang harus dilakukan sampai kita bisa memastikan bahwa KLB telah dapat dikendalikan
Step 10: mempertahankan surveilans: what to do (merencanakan kegiatan Active case detection selama 2 periode inkubasi) dan Penentuan kapan KLB berakhir (membuat
laporan KLB)
Lampiran 3:
SKENARIO DI MASYARAKAT
Tujuan sesuai langkah KLB:
Langkah 2 &3 : Penentuan KLB dan diagnosis (what to do)
Langkah 4 & 5: Definisi kasus dan PE dan Risk mapping (what to do) termasuk
Koordinasi lintas sectoral
Tanggal XXXXX
Tempat Desa Sumur Agung Kecamatan Sukamandi
Setting Situasi pedesaan, orang satu dengan yang lainnya sangat dekat, berada
perkampungan yang padat penduduk.
Sebagian besar adalah buruh tani dimana lahannya berada di sekitar lokasi
tinggal.
Sebagian dari masyarakat mempunyai latar belakang pendidikan yang
rendah dan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Wawancara 1 Keluarga Bp. Kadar
Pak Kadar , usia 42 tahun, tinggal bersama anaknya (Yono, 14
tahun kelas 1 SMP ) tinggal di Desa Sumur Agung mengantar
Yono ke Puskesmas untuk berobat ,
Yono mengalami demam, mengalami bercak merah di
beberapa tempat di tubuhnya. Panas yang di derita sudah
beberapa hari yang lalu . Sebelumnya sudah berobat ke bidan
di dekat rumah tetapi belum membaik.
Pak Kadar mengira Yono menderita Sawan (seperti kebiasaan
di desanya sejak dulu)
Wawancara 2 Keluarga Bp. Jaya
Pak Jaya, usia 35 tahun, tinggal dengan 1 istri (Bu Minah, 32
tahun) dan 2 orang anak (Agus 11 tahun dan Yuli 6 tahun).
Rumah pak Jaya di dekat rumah Pak Kadar .
Agus 11 tahun dan Yuli 6 tahun menderita penyakit yang sama
, mengalami demam dua hari berselang setelah Yono ke
Puskesmas yaitu tanggal 22 November 2018 .Mata kedua anak
tersebut memerah , belum ada tanda lain selain panas
/demam , pilek dan diare . Orang tuanya sudah memberikan
obat turun panas/pilek . Tidak berobat hanya diberikan obat
turun panas yang dibeli di toko obat . Muncul bercak merah
tipis di beberapa tempat .
Pekerjaan sehari-hari bertani di sawah, saat ini selesai musim
tanam.
Wawancara 3 Keluarga Bpk Suryadi (Cucunya dirawat di ICU)
Pak Suryadi usia 61 tahun merupakan tokoh sesepuh di Desa
Sumur Agung yang sering membantu Kepala Desa untuk acara di
desa tersebut..
Pak Suryadi tinggal dengan 1 orang anak perempuannya (Bu Lilik
38 tahun). Bu Lilik mempunyai anak 1 dari perkawinannya dengan
Nurhadi, bernama Wiwin yang berumur 4 tahun. Nurhadi bekerja
di Jakarta sebagai pekerja bangunan dan dua bulan sekali baru
pulang ke Desanya.
Wiwin belum pernah dibawa untuk vaksinasi,karena jauh.
Wiwin mulai mengeluh demam tinggi dan sesak nafas beberapa
hari sebelum masuk RS, bercak meluas dari punggung hingga ke
lengan atas. , belakang telinga . Berobat ke bidan tapi belum
membaik. Keluarga memutuskan untuk memeriksakan ke RS Salak
, dan di RS disarankan untuk nginap untuk di observasi per
tanggal XXXX. 2 hari di RS karena kondisi memburuk dengan
penurunan kesadaran,sesak sehingga dimasukkan ke ICU.
Bu Lilik bertanya kepada tim investigasi “anak saya sakit apa ya ?
penyakit apa itu ,kok sampai harus di pasang alat alat ,serem ....”
Wawancara 4 Pak Suyoto
Pak Suyoto, usia 40 tahun dan tinggal dengan istrinya (Bu Yati).
Anaknya baru kelas 1 SMP usia 14 tahun bernama Andi ,
teman satu sekolah SMP Negeri II dengan Yono anak Bpk
Kadar.
Andi baru merasakan demam sejak 3 hari yang lalu tepatnya
tanggal 26 November 2018.
Bersamaan dengan Andi beberapa temannya Nanang dan
Wida yang rumahnya tidak terlalu jauh dari Yono juga
menderita gejala yang sama.Mereka sudah 3 hari tidak masuk
sekolah.
Di SMP Negeri II ini anak laki-laki dan perempuan mengenakan
seragam putih biru. Laki-laki bercelana pendek, perempuan
mengenakan rok sebatas lutut ,sama seperti seragam SMP
negeri lainnya, tidak seperti SMP-IT yang mengenakan celana
panjang untuk laki-laki dan rok panjang se mata kaki.
Wawancara 5 Pak Kepala Desa : Pak Eko Suwarno
Pak Kepala Desa , tamatan SMA, mengayomi keluarga, menjadi
dukuh secara turun temurun, taat beribadah dan mematuhi adat.
Pak Dukuh tinggal dengan istri dan ibunya.
Pak Kepala Desa juga bertani dan memelihara 10 kambing: 5 PE
dan 5 Jawa kondisi sehat.
Pak Kepala Desa dan keluarga sehat.
Ketika mengunjungi rumah ke rumah, diset bahwa tim investigasi perlu
bertanya kepada warga sekitar mana rumah Pak Kepala Desa , Pak Kadar .
Pak Jaya, Pak Suryadi , dan Pak Suyoto.
1 tim melakukan wawancara secara bergantian sehingga hanya dibutuhkan
masing-masing untuk setting 1 lokasi saja dan baiknya di masing-masing
terdapat gate keeper.
Setelah wawancara selesai dilakukan di 5 responden tersebut maka
fasilitator memberikan hasil lab berupa informasi positif Campak .
PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN 2
PELATIHAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
BAGI PETUGAS PUSKESMAS
BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
LAMPIRAN
PANDUAN PRAKTEK LAPANGAN 2
(OFF CLASS)
92
PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN 2
PELATIHAN SURVEILANS KESEHATAN BAGI PETUGAS PUSKESMAS
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan 4
target utama kesehatan yang harus dicapai pada 2019. Keempat target tersebut, yakni
meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan pengendalian penyakit
menular dan tidak menular, meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, dan
meningkatkan perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran, mutu obat serta sumber daya
kesehatan.
Dengan tiga prioritas masalah yaitu: Penyakit Tuberkulosis (TBC), Peningkatan Cakupan dan
Mutu Imunisasi, Gizi Masyarakat yang Berfokus pada Pencegahan Stunting. Ketiga isu prioritas
tersebut perlu upaya untuk mencegah, mendeteksi, dan segera melakukan respons cepat.
Surveilans sebagai tools yang dapat diandalkan untuk dapat melakukan deteksi kondisi
kesehatan di masyarakat, terutama pada tiga prioritas masalah utama tersebut. Surveilans
diharapkan mampu menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan sehingga dapat
segera melakukan respon cepat.
Melalui kegiatan Pelatihan Surveilans Epidemiologi Bagi Petugas Puskesmas dengan metode on
dan off class, diharapakan peserta mampu memahami secara teori praktis dan mampu
mengimplementasikan fungsi – fungsi surveilans pada saat melakukan praktek lapangan.
Praktek Lapangan (PL) ini didesain guna mencapai tujuan pelatihan. Praktek Lapangan adalah
salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pelatihan di kelas
dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung.
Melalui PL, peserta dapat melihat sejauh mana teori yang diperoleh di kelas dapat diterapkan
dalam lingkungan pekerjaan, serta yang tak kalah penting peserta akan memperoleh
pengalaman sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasainya dan mampu meningkatkan
kualitas manajemen data di puskesmas.
B. Tujuan
Praktek Lapangan (PL) dilaksanakan dengan tujuan:
Peserta mampu:
6. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi
a. Mengidentifikasi model pengumpulan data surveilans di lokasi praktek lapangan
b. Melakukan pengolahan dan penyajian data surveilans
c. Membuat analisis data surveilans dari topik masalah
d. Membuat Interpretasi data surveilans
93
e. Membuat dan melakukan desiminasi data surveilans
7. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas
8. Melakukan Koordinasi Surveilans Epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan
yang berada diwilayahnya dan puskesmas perbatasan.
C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Mendapatkan pengalaman belajar dari implementasi teori/pembelajaran yang
diperoleh di kelas, meliputi:
a. Pengalaman dalam melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi sesuai
dengan tujuan penyelenggaraan surveilans
b. Pengalaman dalam pengamatan mendeteksi sinyal potensi dan risiko KLB, serta
membuat peringatan kewaspadaan dini.
c. Pengalaman dalam melakukan koordinasi surveilans berbasis data hasil analisis
yang dilakukan.
2. Bagi Puskesmas (Instansi Peserta)
a. Sebagai bahan dan informasi arah pengendalian penyakit / masalah kesehatan di
wilayahnya berbasis data surveilans puskesmas.
b. Sebagai bahan informasi bagi pemegang kebijakan dalam pengambilan keputusan
berbasis data surveilans puskesmas.
c. Memperkuat fungsi surveilans puskesmas dalam melakukan hal manajeman data,
deteksi dini KLB dan koordinasi surveilans.
d. Data dan informasi akurat Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Manajemen
Puskesmas dan kelengkapan akreditasi Puskesmas
3. Bagi Dinas Kesehatan
a. Membantu dalam menyediakan data surveilans yang valid dan akurat untuk
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
b. Membantu untuk secara dini dalam melakukan respon cepat terhadap adanya
sinyal potensi KLB pada tingkat puskesmas.
94
4. Bagi Lembaga Pelatihan
a. Mendapatkan gambaran tentang relevansi antara materi pembelajaran di kelas
dengan implementasi di lapangan.
b. Mendapat feedback guna perbaikan dan pengembangan pelatihan.
D. Lokasi PL
Praktek Lapangan dilakukan di instansi kerja masing-masing peserta yaitu: Puskesmas.
II. PELAKSANAAN
A. Tahap Implementasi
Adapun langkah-langkah PL 2 dapat diuraikan sbb:
1. Persiapan
a) Panitia membagi tim Pendamping PL 2 untuk tiap peserta
b) Panitia menyiapkan Format Penilaian PL 2
c) Tim fasilitator melakukan pembekalan PL 2 di kelas:
- Tujuan PL 2
- Mekanisme pelaksanaan PL 2
- Target waktu pelaksanaan PL 2 (per minggu)
- Target output yang akan dicapai.
d) Menentukan waktu pembimbingan/ visitasi / supervisory visit** selambat-
lambatnya 1 minggu sebelum ON CLASS 2 (tahap3)
e) Menyiapkan format / outline pelaporan PL 2
2. Pelaksanaan
a) Peserta dapat menggunakan data surveilans / program kesehatan / data
kesehatan di puskesmas (1 topik, contoh: surveilans penyakit campak, gizi, data
KS, PTM dsb).
b) Peserta melakukan:
1) Identifikasi atribut surveilans pada topik yang dipilih.
2) Peserta melakukan pengumpulan, pengolahan data, penyajian, analisis dan
interpretasi data dari topik yang dipilih. (dapat menggunakan aplikasi Ms
Excel, SPSS, Epi info, dll)
3) Peserta membuat bahan desiminasi data surveilans berdasarkan hasil
analisis data surveilans yang telah dibuat.
95
4) Peserta membuat deteksi dan kewaspadaan dini berdasarkan data
surveilans / topik yang dipilih diatas.
5) Peserta membuat rencana koordinasi berdasarkan data surveilans tersebut
6) Peserta menyampaikan desiminasi data surveilans, deteksi dini
kewaspadaan KLB dan koordinasi surveilans yang dapat dilakukan pada
pertemuan / rapat internal puskesmas / pertemuan tingkat desa /
pertemuan tingkat kecamatan berdasarkan data surveilans tersebut.
B. Penyajian Hasil PL
Tiap peserta menyiapkan paparan presentasi tentang pelaksanaan PL yang telah dilaksanakan.
1. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok kelas presentasi ( 1 kelompok kelas terdiri dari 7 atau 8
tim Puskesmas)
2. Paparan tiap tim puskesmas (2 orang) disajikan dalam bentuk PPT presentasi (berdurasi 20
menit presentasi + 5 menit diskusi)
3. Setelah semua tim Puskesmas melakukan presentasi, fasilitator akan memberikan
pembulatan dan kesimpulan hasil presentasi dari 3 materi inti yang ditugaskan.
4. Selain paparan presentasi, setiap peserta menyusun Laporan tertulis, dengan sistematika
penulisan:
SISTEMATIKA URAIAN
Judul
Harus memuat tema dari surveilans
puskesmas (menjawab pertanyaan, apa, di
mana, kapan)
Latar Belakang
1) Menjelaskan mengapa peserta memilih
tema tersebut dan berikan sedikit latar
belakang informasi tentang tema
tersebut
2) Dasar hukum yang berkaitan dengan topik
yang dipilih
Kegiatan Manajemen Data
Surveilans
1) Deskripsikan gambaran surveilans
yang dipilih
2) Deskripsikan manajeman data
surveilans yang telah dilakukan
3) Deskripsikan desiminasi data
surveilans yang telah dilakukan
96
Kegiatan Deteksi Dini
Deskripsikan kegiatan deteksi dan peringatan
dini KLB yang telah dilakukan berdasarkan
data surveilans
(Matriks Deteksi Dini)
Kegiatan Koordinasi
Surveilans
Mendeskripsikan langkah – langkah
koordinasi surveilans yang dilakukan
berdasarkan data surveilans
Kesimpulan dan Saran
III. Pendamping Praktek Lapangan
1. Satu tim peserta puskesmas akan didampingi 1 (satu) orang Pendamping PL 2 selama sesi
off-class.
2. Satu orang pendamping dapat membimbing peserta maksimal 3 tim Puskesmas.
Tugas utama Pendamping PL 2:
Memberi bimbingan kepada peserta selama praktek lapangan sehingga seluruh
tujuan dapat tercapai.
Membantu jalannya praktek lapangan.
Pendamping melakukan melakukan bimbingan selama masa off-class pelatihan
dengan berkomunikasi dan berkoordinasi menggunakan teknologi informasi/
email.
Pendamping dapat melakukan visitasi kepada peserta di lapangan (Puskesmas)
yang menjadi bimbingannya selama sesi implementasi (off-class)**
** (visitasi dapat dilakukan jika penyelenggara mengalokasikan biaya visitasi dengan
menyesuaikan anggaran/ sesuai kemampuan penyelenggara pelatihan)
IV. Pelaksanaan Praktek Lapangan (PL 2)
A. Waktu
Pelaksanaan PL 2 dilakukan selama 1 (satu) sesi, diimplementasikan dalam waktu ±
2 (dua) minggu
PL 2 dilakukan untuk mengimplementasikan manajemen data surveilans, deteksi
dini dan kewaspadaan KLB serta koordinasi surveilans.
97
B. Formulir yang Berkaitan Dengan Praktek Lapangan
1. Form log book harian praktek lapangan (terlampir)
2. Form bimbingan (terlampir)
Peserta memiliki kewajiban untuk menyampaikan progress report kepada pendamping PL,
minimal 2x selama proses PL, dan mengisi form bimbingan.
V. PENUTUP.
Praktek lapangan merupakan proses pembelajaran untuk memperdalam dan memantapkan
keterampilan yang diperoleh di kelas. Berbekal pengalaman nyata di lapangan, peserta latih
diharapkan telah memiliki kemampuan untuk terus menerapkan kompetensi pelatihan di
instansi kerjanya masing-masing.
-end-
98
Lampiran:
BUKU CATATAN HARIAN PRAKTEK LAPANGAN HARI / TANGGAL AKTIVITAS KETERANGAN
99
FORM KONSULTASI PRAKTEK LAPANGAN
NO TANGGAL TOPIK POKOK DISKUSI TANGGAPAN /FEEDBACK COACH
100
PANDUAN PENILAIAN PRAKTEK LAPANGAN 2
Nama & Instansi Peserta :
Nama Pendamping PL 2 :
Tanggal Kunjungan /Visit/
Laporan via email :
NO Ya TidakCatatan / Keterangan /
Komentar
A PENGUMPULAN DATA
Peserta melakukan identifikasi
1 Kualitas Pengumpulan data
a. Kelengkapan data
b. Ketepatan waktu
2 Sumber Data
3 Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
4 Cara Pengumpulan Data
a. Aktif
b. Pasif
5 Instrumen dan Metode Pengumpulan
Data
a. Pengukuran Fisiologis
b. Observasional
c. Wawancara
d. Kuesioner
e. Focus Group Discussion
f. Catatan atau dokumen lainnya
6 Waktu Pengumpulan Data
7 Sifat dan Skala Data
ITEM
101
NO Ya TidakCatatan / Keterangan /
Komentar
B MANAJEMEN DATA SURVEILANS
Peserta melakukan:
1 Langkah - langkah pengolahan data
a. Melakukan Edit (Editing)
b. Pemberian Kode (Koding)
c. Melakukan Tabulasi (Tabulating)
2 Penyajian data Kesesuaian Penyajian Data?
a. Penyajian Data Menggunakan Teks
b. Penyajian Data Menggunakan Tabel
c. Penyajian Data Menggunakan
Grafik atau Gambar
3 Analisis Data Kesesuaian Analisis dengan
data yang diolah?a. Analisis Deskriptif
b. Interpretasi data
4 Desiminasi Data
a. Membuat Desiminasi Data
b.Menyampaikan Desiminasi Data
C
Peserta melakukan:
1 Membuat Deteksi Dini KLB
2 Membuat Peringatan Dini KLB
Menyampikan hasil deteksi dan
peringatan dini KLB
D KOORDINASI SURVEILANS
Peserta membuat:
1 identifikasi data surveilans yang akan
dikoordinasikan2 Membuat rencana koordinasi
surveilans3 Melakukan koordinasi surveilans
E LAPORAN
Peserta membuat:
1 Bahan presentasi PPT
2 Membuat laporan tertulis
ITEM
DETEKSI & KEWASPADAAN DINI KLB
102
Nama & Instansi Peserta : Nama Pendamping PL 2 :
NO YA TIDAK KETERANGAN (FAKTA)
A MANAJEMEN DATA SURVEILANS
1 Tersedia instrumen pengumpulan data 2
3
4
a. Melakukan Edit (Editing)
b. Pemberian Kode (Koding)
c. Melakukan Tabulasi (Tabulating)
a. Penyajian Data Menggunakan Teks
b. Penyajian Data Menggunakan Tabel
c. Penyajian Data Menggunakan Grafik atau Gambar
a. Analisis Deskriptif b. Interpretasi data
a. Membuat Desiminasi Data b. Menyampaikan Desiminasi Data
INSTRUMEN OUTPUT PRAKTEK LAPANGAN
ITEM
Peserta mampu mengidentifikasi kelengkapan data pelaporan
Peserta mampu mengidentifikasi ketepatan waktu data pelaporan
Peserta mampu melakukan pengumpulan data
Peserta mampu melakukan Langkah - langkah pengolahan data:
Peserta mampu melakukan penyajian data
Peserta mampu melakukan Analisis
Peserta mampu melakukan Desiminasi Data
6
7
8
5
103
NO YA TIDAKKETERANGAN
(FAKTA)
C
1 Peserta mampu
a. Membuat Deteksi Dini KLB
b. Membuat Peringatan Dini KLB
c. Menyampikan hasil deteksi dan
peringatan dini KLB
D KOORDINASI SURVEILANS
1 Peserta membuat:
a. identifikasi data surveilans yang akan
dikoordinasikanb. Membuat rencana koordinasi
surveilansc. Melakukan koordinasi surveilans
d. Tersedia dokumen koordinasi
surveilans
E LAPORAN
1 Peserta membuat:
a. Bahan presentasi PPT
b. Membuat laporan tertulis
DETEKSI & KEWASPADAAN DINI
KLB
ITEM