22
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini desain riset yang digunakan riset deskriptif, dimana riset
deskriptif menurut Rangkuti (2004, p.16) adalah riset yang bertujuan untuk menjelaskan
karakteristik pasar, karakteristik dari riset ini adalah ditandai denganhipotesis spesifik,
dan memiliki desain penelitian secara terstruktur. Pada riset deskriptif, metode
pengumpulan data menggunakan data sekunder, data primer (survey), panel atau
observasi. Dengan demikian, riset deskriptif harus dapat menjawab pertanyaan 5 W 1 H
(Who, What, When, Where, Why, How). Dimana Who akan membahas siapa yang akan
diteliti, What akan membahas informasi apa yang ingin diperoleh, When akan
membahas kapan informasi tersebut diperlukan, Where akan membahas di mana riset
harus dilakukan, Why akan membahas mengapa informasi tersebut ingin diperoleh, atau
mengapa riset dilakukan, How akan membahas bagaimana informasi tersebut diperoleh.
Riset deskriptif sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Desain Cross-Sectional
Adalah kegiatan riset yang dilakukan pada satu saat tertentu.
Penelitian ini mirip dengan kegiatan memotret suatu objek. Jadi fakta yang
dapat digambarkan merupakan kegiatan pada saat tertentu. Selanjutnya
berdasarkan faktatersebut dilakukan penyimpulan mengenai masalah-
masalah penelitian yang ingin dibuktikan atau dicari hubungannya.
Desain Cross-Sectional sendiri dapat dibedakan menjadi dua,
berdasarkan metode pengumpulan datanya, yaitu:
i. Single Cross-Sectional Design
23
Maksudnya adalah kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan dari satu responden untuk satu saat (waktu).
ii. Multiple Cross-Sectional Design
Maksudnya adalah kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan dari satu responden untuk waktu-waktu yang
berbeda-beda. Dengan sample yang berbeda.
2. Desain Longitudinal
Adalah tipe desain riset yang melibatkan jumlah sampel yang tetap
yang diukur secara terus menerus, sehingga didapatkan gambaran secara
serial yang kontinyu berikut perubahannya.
Pada riset ini desain penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif dengan
pengumpulan data melalui Single Cross-Sectional Design.
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian
Tujuan
penelitian
Desain Penelitian
Time Horison Jenis Penelitian Metode Yang
digunakan
Unit analisis
T-1
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
T-2
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
T-3
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
Sumber : Penulis, 2011
24
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli. (Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002,
p.152)
Cross section adalah sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya
sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam
rangka menjawab pertanyaan penelitian. ( Uma Sekaran, 2006, p.177)
Keterangan :
• T-1 = untuk mengetahui pengaruh layanan purna jual terhadap kepuasan
konsumen.
• T-2 = untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap word of
mouth.
• T-3 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh layanan purna jual terhadap
kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth.
3.2 Operasional variabel penelitian
Menurut Uma Sekaran (2006, p.115), yang dimaksud dengan variabel adalah
apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel
penelitian adalah variabel yang menunjukkan segala sesuatu yang ditetapkan oleh
meneliti untuk di pelajari. Sedangkan menurut pendapat Umar (2005, p.128), variabel
di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti dan
mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut.
Ada beberapa jenis variabel menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo
(2002, p.63-66), antara lain :
1. Variabel Bebas (Independent Variable): Adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas ini dinamakan pula dengan
25
variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable) dari variabel
terikat (Dependent Variable). Selain itu variabel bebas juga dapat disebut
sebagai variabel yang mendahului (antecendent variable).
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Advertising.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable): Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. variabel terikat juga dinamakan sebagai
variabel yang diduga sebagai akibat (presumed affect variable), variabel ini juga
disebut variabel konsekuensi (consequent variable). Selain itu menurut Uma
Sekaran (2006,p.114), variabel ini merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas, melalui analisis
terhadap variabel terikat, sangat memungkinkan untuk menemukan jawaban
atau solusi dari masalah yang ada.
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat adalah keputusan
pembelian.
3. Variabel Moderator ( moderating variable ): Adalah salah satu variabel yang
mempengaruhi hubungan langsung antara variabel independen dan variabel
dependen. Variabel moderating sendiri adalah tipe variabel yang memperkuat
atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel
dependen. Selain itu menurut Uma Sekaran (2006, p.119) variabel moderator
adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect )
yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Dalam
penelitian ini tidak disertakan variabel moderatornya.
4. Variabel antara (Intervening Variable) : Adalah tipe variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan tidak
langsung. Variabel intervening ini merupakan variabel yang terletak diantara
variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung
26
menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat. Selain itu menurut Uma
Sekaran (2006, p.124), variabel antara adalah variabel yang mengemuka antara
waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat, dan waktu
pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat.
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel antara adalah Kepuasan
Konsumen.
Penelitian ini mengggunakan skala likert yang disebut juga summated rating
scale. Skala ini memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan
perasaan mereka dalam bentuk persetujuan dalam bentuk pernyataan.
Pertanyaan yang diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai
tertinggi. Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas
harus ganjil. Pilihan jawaban berikut ini dapat dipakai: amat sangat tidak setuju,
sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, amat sangat setuju. Tetapi kata
” amat sangat ” jarang dipakai. (Simamora, 2004, p.23)
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Definisi Indikator
Layanan purna
jual
Pengiriman Layanan purna
jual digambarkan
sebagai layanan
yang di berikan
kepada
konsumen ketika
barang yang
• Safety stock
• Waktu tunggu
• Distribusi
Instalasi • Kinerja Karyawan
• Sikap karyawan
27
Garansi dibeli konsumen
sudah dikirim.
(Riziamy,
Muzani, Jamel
dan Wan, 2009)
• Perbaikan produk
• Penggantian produk
• Servis berkala
Kepuasan
konsumen
Kualitas yang dirasakan tanggapan
emosional pada
evaluasi
terhadap
pengalaman
konsumsi suatu
produk atau
jasa. (Tjiptono,
2007, p.349)
• Mutu pelayanan yang
diberikan setelah
melakukan pembelian
• Kompetensi karyawan
Nilai yang dirasakan
• Kesesuaian jasa yang
dilakukan setelah
melakukan pembelian
• Keunggulan harga
Harapan konsumen • Daya tahan
Word of mouth Kemauan konsumen untuk
menceritakan
komunikasi dari
mulut ke mulut
adalah
pertukaran
komentar,
pemikiran atau
ide-ide diantara
konsumen atau
• Kemauan konsumen untuk
membicarakan tentang
pengalaman
• Kemauan konsumen untuk
membicarakan tentang
keramahan
• Kemauan konsumen untuk
menceritakan cepat
28
lebih yang tak
satupun sumber
pemasaran.
(Mowen dan
Minor, 2002,
p.180)
tanggap
Dorongan dari perusahaan • Pengaruh dari perusahaan
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelititan
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data
Tujuan
Penelitian
Data Jenis Data Sumber Data
T-1 pengaruh layanan purna jual
terhadap kepuasan konsumen.
Kualitatif Primer-Kuesioner
T-2 pengaruh kepuasan konsumen
terhadap word of mouth.
Kualitatif Primer-Kuesioner
T-3 pengaruh layanan purna jual
terhadap kepuasan konsumen
dan dampaknya terhadap word
of mouth.
Kualitatif Primer-Kuesioner
Sumber : Penulis, 2011
29
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dan menetapkan beberapa teknik
mengumpulkan data sebagai berikut :
1. Penelitian ke perpustakaan
Pencarian yang dilakukan dengan cara membaca buku, mempelajari dan
mengumpulkan teori yang relevan melalui buku-buku, artikel, serta jurnal yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian lapangan
a. Melakukan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan untuk mengetahui informasi dari
responden yang lebih mendalam.
b. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi
pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawab.
c. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Uma Sekaran (2006, p.121), populasi mengacu kepada keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal yang ingin peneliti investigasi. Sedangkan sampel
menurut Uma Sekaran (2006, p.123) adalah sebuah proses menyeleksi kumpulan-
kumpulan elemen dari sebuah populasi dari penelitian untuk menjadi wakil dari populasi
tersebut. Sementara Kuncoro (2003, p.111-112), menunjukan terdapat beberapa jenis
sample, antara lain :
1. Probabilitas : Sampel yang dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki
peluang yang sama untuk dipilih.
30
Menurut Dr. Nur Indriantoro dan Drs. Bambang Supomo (2002, p124-129), ada
beberapa pemilihan sampel pada jenis probabilitas, yaitu :
a) Simple Randong Sampling : metode pemilihan sampel secara acak yang
memberikan kesempatan yang sama yang
bersifat tak terbatas pada setiap elemen
populasi untuk dipilih sebagai sampel.
b) Systematic Sampling : metode yang pemilihan sampel dari kerangka
sampel yang dilakukan secara sistematis.
c) Stratified Random Sampling : metode pemilihan sampel secara acak yang
dilakukan dengan terlebih dahulu
mengklasifikasikan suatu populasi ke dalam
sub-sub populasi berdasarkan karakteristik
tertentu dari elemen-elemen populasi.
d) Clustered Sampling : metode pemilihan dimana elemen-elemen populasi
dikelompokkan ke dalam unit-unit sampel, dan lebih
menekankan heterogenitas karakteristik elemen-
elemen pada masing-masing unit sampel.
31
e) Area Sampling : metode pemilihan sampel acak berdasarkan kelompok
yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
yang lokasi geografisnya terpencar.
2. Nonprobabilitas : Sampel yang dipilih secara acak oleh peneliti, sehingga masing-
masing anggota populasi tidak diketahui. Sampel ini dilakukan
agar tidak ada upaya untuk melakukan generalisasi
berdasarkan sampel.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
probabilitas, simple random sampling. Sampel adalah konsumen pada pengunjung PT
Arisa Mitra Lestari bulan Maret 2011.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Untuk mengolah sampel dari populasi yang ada, peneliti menggunakan teknik simple
random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan
secara acak sederhana yang memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. (Richard L. Scheaffer, 2006, p.77).
Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan metode probability sampling dengan
pendekatan simple random sampling. Untuk mencari n dapat menggunakan rumus dari Taro
Yamane sebagai berikut:
2( 1 )Nn
N d=
+
Dimana: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
32
d² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Dengan data di atas, maka penghitungan sampel yang digunakan untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
. = 99.25
Jadi penelitian ini mengambil sampel sebanyak 99.25 responden dan saya bulatkan menjadi
100 responden. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang membeli motor dari dealer
Yamaha caba Duren Sawit pada bulan Maret 2011 sebanyak 132 orang. Responden
merupakan siapa saja konsumen yang membeli motor dari dealer Yamaha cabang Duren
Sawit pada bulan Januari sampai April 2011.
3.7 Teknik Pengukuran Variabel
Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah structured non
disguised, yaitu bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi pilihan berganda dan
berpedoman pada skala likert.
Skala likert memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan
perasaan mereka dalam bentuk persetujuan dalam bentuk pernyataan. Bentuk penilaian
jawaban kuesioner menggunakan pembobotan dengan lima buah skala ordinal. Bobot dan
pengukuran atas tanggapan responden :
33
Tabel 3.4 Bobot dan Kategori pengukuran
Keterangan Penilaian
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Skala Likert merupakan skala yang jaraknya sama, namun tidak memiliki nilai yang
absolut. Menurut Sugiyono (2006, p.86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan
menggunakan skala likert ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk item-item yang berupa pernyataan
atau pertanyaan. Berdasarkan jumlah total yang didapat dari suatu pertanyaan, maka
penelitian atas responden dapat dikelompokkan dengan perhitungan interval sebagai
berikut:
Berdasarkan kategori-kategori tersebut dapat diketahui bobot nilai tertinggi
adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Untuk mengetahui range maka selisih antara
bobot nilai tertinggi dan bobot nilai terendah adalah 5 – 1 = 4, untuk mengetahui jumlah
interval kelas dan besar interval kelas dapat digunakan rumus sebagai berikut:
i = R = 4 = 0,8
k 5
34
Keterangan:
R = Range (rentang kelas)
k = Jumlah interval kelas
i = Besar interval kelas
Berdasarkan ketentuan di atas maka penulis mengelompokkan tanggapan
responden berdasarkan batas-batas penelitian terhadap bagian-bagian yang dievaluasi
sehingga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Batas – Batas Penelitian
Batasan Keterangan
1 – 1,8 Sangat Tidak Setuju
1,81 – 2,61 Tidak Setuju
2,62 – 3,42 Ragu – Ragu
3,43 – 4,22 Setuju
4,23 – 5,03 Sangat Setuju
Sumber: Andi Supangat (2007, p19)
3.8 Metode Analisis Data
Analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang
bermanfaat dalam menjawab masalah statistik. Dalam desain riset penelitian, perlu
35
direncanakan dengan baik alat analisis yang akan diterapkan untuk menganalisis data.
Setelah kuesioner disebarkan dan dikumpulkan kembali.
Analisis dimulai dengan instrumen penelitian, dilakukan uji validitas dan reliabilitas
setelah itu dilanjutkan dengan uji normalitas data pada kuesioner. Kemudian hasil
kuesioner terus diolah lebih lanjut dengan menggunakan analisis Korelasi dan regresi, serta
uji asumsi menggunakan analisis jalur (path analysis) .
Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah asosiatif
dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel dan bagaimana
tingkat ketergantungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dengan progam SPSS (Statistical Product and
Service Solution) versi 16.0.
Tabel 3.6 Metode Analisis Data
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Teknik analisis
T-1 Asosiatif Path Analysis
T-2 Asosiatif Path Analysis
T-3 Asosiatif Path Analysis
Sumber: Penulis, 2011
36
3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen dibuat mengukur konsep
tertentu yang ingin diukur. (Uma Sekaran 2006, p.39). Uji validitas ini dapat
dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan
skor total memakai rumus teknik korelasi product moment.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy = n ( ∑XY ) – ( ∑ X )( ∑ Y )
√ n ∑ X2 – (∑ X )2 √ n ∑ Y2 – (∑ Y )2
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X = Skor item X
Y = Skor item Y
n = banyaknya sampel dalam penelitian
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
• Jika r hitung positif serta r hitung < r table, maka butir atau variabel tersebut tidak
valid.
37
• Jika r hitung > r table, tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut
tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Keandalan (reliabilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana
pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam
instrument. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi
mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrument mengukur konsep dan
membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran (Uma Sekaran 2006, p.40).
Pada program SPSS metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini
adalah dengan menggunakan metode alpha cronbach yang dimana satu
kuesioner dianggap reliable apabila cronbach alpha > 0,6.
3.8.2 Uji Heterokedatisitas
Heterokedatisitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua
pengamatan atau obervasi (Wijaya, 2009). Uji heterokedatisitas yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji heterokedatisitas dengan uji scatterplot. Sebuah model regresi yang
baik adalah ketika terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan kata lain tidak terjadi
heterokedatisitas. Hasil pengujian dapat dilihat dari penyebaran titik-titik dalam output.
Apabila titik-titik menyebar secara acak, baik di bagian atas angka nol atau di bagian bawah
angka 0 dari sumbu vertikal atau sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedatisitas atau dapat dikatakan model regresinya adalah homogen. Rumus untuk
menentukan apakah data homogen atau heterogen adalah sebagai berikut:
38
Keterangan:
F = varians variabel data
Sd1 = varians kelompok eksperimen
Sd2 = varians kelompok kontrol
Jika hasil Fhitung < Ftabel maka kedua kelompok data varians yang homogen dan sebaliknya.
3.8.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi
normal dalam artian bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran
data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga dapat
diolah lebih lanjut pada path diagram.
Menurut Rochaety (2007, p.99) uji normalitas berdasarkan dari histogram yang
berdistribusi normal ditunjukan dengan bentuk yang menyerupai lonceng atau digram dahan
daun. Uji normalitas diolah dengan melihat Q-Q plot atau plot juga disebut plot kenormalan.
Jika data berdistribusi normal, titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus. Sedangkan
jika titik-titik tersebut membentuk huruf S, maka menunjukan bahwa data kita menjulur
(skew).
3.8.4 Analisis Korelasi Sederhana dan Berganda
Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), apabila nilai koefisien
korelasi pearson (r) = +1, maka korelasi atau hubungan positif dan sempurna. Apabila
koefisien korelasi pearson (r) = -1, maka korelasi atau hubungannya negative dan sempurna.
39
Arti positif disini, misalkan hubungan antara variable X dan Y (rxy) nilainya positif (+), maka
hubungannya searah. X naik maka Y pun akan naik, jika X turun maka Y pun akan turun,
begitu juga dengan apabila Y naik maka X naik, jika Y turun maka X turun juga. Sedangkan
arti dari negative (-) adalah hubungannya berbanding terbalik, juka X naik maka Y turun, jika
X turun maka Y naik begitu juga sebaliknya.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Korelasi Sederhana:
Σ Σ Σ
.Σ Σ Σ Σ
Korelasi Berganda:
R = Korelasi Berganda
SSR = Regression Sum of Square
SST = Sum of Square
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), arti harga r
akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut:
40
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan (2005:136)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y ditentukan dengan rumus koefisien
diteminan sebagai berikut:
K P r ² X 10 0 %=
Dimana :
KP = Nilai koefisien diterminan
r = Nilai koefisien korelasi
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), pengujian
signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan
variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikasi sebagai
berikut.
41
Hipotesis:
• Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
• Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
Dasar Pengambilan Keputusan:
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0,05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau [0,05 ≥ sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007), analisa
korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X)
atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).
3.8.5 Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur (path analysis) yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an
oleh seorang ahli genetika yaitu sewall wright merupakan sebuah teknik yang digunakan
untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui
peran parsial maupun sumiultan seperangkat variabel independen terhadap variabel
dependen.
Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model triming. Model
trimming ini digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis dengan cara
mengeluarkan dari model variabel independen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
(Riduwan dan Kuncoro, 2007, p.127).
42
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007, p.116-118), ada beberapa
langkah pengujian path analysis yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural
Struktur :
Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ρYX4 X4 + ρYX5 X5 + ε1
Z = ρZX1 X1 + ρZX5 X5 + ρZY Y + ε2
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.
Untuk menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi sebaiknya
melalui tahapan berikut ini :
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan
persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel eksogen (X).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung
koefisien regresi yang telah dirumuskan persamaan regresi sederhana : Y
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan
• Kaidah pengujian signifikansi secara manual : menggunakan table F
• Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS
- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05 ≤ sig ], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilaim probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05 ≥ sig ], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
43
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan
rumus (Kusnendi, 2005, p.12). Statistik diperoleh dari hasil komputasi SPSS 16.0
untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingan antara
nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut :
- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05 ≤ sig ], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilaim probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05 ≥ sig ], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Tabel 3.8 Kategori Hubungan Pengaruh Variabel dalam Path Analisis
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel
0.05 - 0.09 Lemah
0.10 - 0.29 Sedang
0.30 keatas Kuat
Sumber : Engkos Achmad Kuncoro
5. Meringkas dan Menyimpulkan
44
3.9 Rancangan implikasi penelitian
Hasil penelitian tentang “Pengaruh layana purna jual terhadap kepuasan konsumen
dan dampaknya terhadap word of mouth” diharapkan implikasi yang dapat diberikan
penelitian untuk PT. Arisa Mitra Lestari adalah bagaimana path analysis dengan toolsnya
SPSS 16.0 dapat menganalisa Pengaruh service quality terhadap kepuasan konsumen dan
dampaknya terhadap word of mouth.
Hasil implikasi tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi
kedua belah pihak, dimana pihak perusahaan dapat mengetahui hubungan , pengaruh dan
mengetahui tanggapan konsumen mengenai pengaruh layanan purna jual terhadap
kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap word of mouth.