BAB 1
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Pembahasan
makalah ini merupakan pembahasan dari buku ldquordquo karangan David
Matsumoto dengan lebih terfokus pada tema ldquoCulture dan Basic Psycological
Processesrdquo yakni Budaya Dan Dasar Proses Psikologi
Menurut Andreas Eppink culture atau kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai norma ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial religius dan lain-lain tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat
Setiap penduduk di dunia memiliki budaya yang berbeda-beda dengan cirri
khas tertentu
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai
berikut Dimulai dengan menyelidiki seseorang dari budaya yang berbeda
dan mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tentang tingkah
laku Kemudian menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan
focus pada penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi
visual dan menggunakan ilusi optic Menjelaskan hubungan antara budaya dan
kognisi kenangan penghargaan pengelompokan pemecahan masalah
pengambilan keputusan dan kreativitas Diskusi tentang hubungan antara
budaya dan kesadaran yang menjelaskan penelitian lintas budaya tentang
impian perspektif waktu dan orientasi serta persepsi
kesedihanMenyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan
penelitian terbaru tentang lintas budaya yang dapat menjelaskan pembahasan
yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti
penggunaan test intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam
menyeleksi pekerjaan dan pengakuan untuk sekolah
Persepsi adalah tentang memahami bagaimana kita menerima
stimulus dari lingkungan dan bagaimana kita memproses stimulus tersebut
secara spesifik fokus pembahsan ini yakni perbedaan budaya pada persepsi
visual dengan menggunakan ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang
mengandung diskrepansi atau perbedaan antara kenampakan sebuah banda
dengan benda yang sesungguhnya
Kognisi adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental
yang menngubah masukan masukan dari indra menjadi penegtahuan
B Tujuan Pembahasan
Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang budaya
dan dasar proses psikologi dari buku ldquo rdquo dengan pembahasan
1 untuk mengatahui sudut pandang tentang individu dari budaya yang
berbeda dan berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tingkah
laku
2 untuk mengatahui hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada
penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan
menggunakan ilusi optic
3 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kognisi kenangan
penghargaan pengelompokan pemecahan masalah pengambilan
keputusan dan kreativitas
4 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kesadaran yang
menjelaskan penelitian lintas budaya tentang impian perspektif waktu
dan orientasi serta persepsi kesedihan
5 mengatahui topik yang penting dan penelitian terbaru tentang lintas
budaya seperti permasalahan seperti penggunaan test intelegensi dan
kepribadian
C Metode Pembahasan
Adapun metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini dengan
menggunakan
1 Metode studi literatur kepustakaan
2 Metode pencarian lewat internet
3 Metode menerjemahkan
D Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Pembahasan
B Tujuan Pembahasan
C Metode Pembahasan
D Sistematika Pembahasan
BAB II POKOK BAHASAN
BAB III ANALISIS
BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB II
CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES
BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI
Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian
materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian
untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat
dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut
1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan
mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku
2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada
penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan
menggunakan ilusi optic
3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan
pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas
4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan
penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta
persepsi kesedihan
5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian
terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test
intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan
pengakuan untuk sekolah
A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku
Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat
struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis
seperti system simpatetik dan parasimpatetik
Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena
psikologi dengan alasan
1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses
sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina
2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan
dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress
3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan
dan tingkah laku
Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi
Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan
membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama
Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan
fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik
Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik
Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang
mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut
menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur
anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan
perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku
Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun
mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit
dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku
Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan
perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat
Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi
seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan
dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan
lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi
pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup
Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam
beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting
bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita
osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral
tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut
maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau
mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi
kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak
badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam
komponen budaya
Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara
biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi
komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS
Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi
melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak
Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek
tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi
komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku
Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang
didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan
memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut
terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan
budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh
Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti
pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat
sulit dilakukan dengan alasan
1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi
2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya
3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen
politik
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Persepsi adalah tentang memahami bagaimana kita menerima
stimulus dari lingkungan dan bagaimana kita memproses stimulus tersebut
secara spesifik fokus pembahsan ini yakni perbedaan budaya pada persepsi
visual dengan menggunakan ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang
mengandung diskrepansi atau perbedaan antara kenampakan sebuah banda
dengan benda yang sesungguhnya
Kognisi adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental
yang menngubah masukan masukan dari indra menjadi penegtahuan
B Tujuan Pembahasan
Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang budaya
dan dasar proses psikologi dari buku ldquo rdquo dengan pembahasan
1 untuk mengatahui sudut pandang tentang individu dari budaya yang
berbeda dan berbeda pula dalam sudut pandang dasar biologi tingkah
laku
2 untuk mengatahui hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada
penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan
menggunakan ilusi optic
3 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kognisi kenangan
penghargaan pengelompokan pemecahan masalah pengambilan
keputusan dan kreativitas
4 untuk mengatahui hubungan antara budaya dan kesadaran yang
menjelaskan penelitian lintas budaya tentang impian perspektif waktu
dan orientasi serta persepsi kesedihan
5 mengatahui topik yang penting dan penelitian terbaru tentang lintas
budaya seperti permasalahan seperti penggunaan test intelegensi dan
kepribadian
C Metode Pembahasan
Adapun metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini dengan
menggunakan
1 Metode studi literatur kepustakaan
2 Metode pencarian lewat internet
3 Metode menerjemahkan
D Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Pembahasan
B Tujuan Pembahasan
C Metode Pembahasan
D Sistematika Pembahasan
BAB II POKOK BAHASAN
BAB III ANALISIS
BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB II
CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES
BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI
Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian
materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian
untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat
dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut
1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan
mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku
2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada
penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan
menggunakan ilusi optic
3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan
pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas
4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan
penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta
persepsi kesedihan
5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian
terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test
intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan
pengakuan untuk sekolah
A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku
Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat
struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis
seperti system simpatetik dan parasimpatetik
Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena
psikologi dengan alasan
1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses
sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina
2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan
dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress
3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan
dan tingkah laku
Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi
Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan
membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama
Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan
fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik
Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik
Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang
mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut
menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur
anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan
perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku
Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun
mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit
dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku
Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan
perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat
Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi
seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan
dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan
lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi
pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup
Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam
beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting
bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita
osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral
tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut
maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau
mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi
kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak
badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam
komponen budaya
Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara
biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi
komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS
Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi
melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak
Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek
tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi
komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku
Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang
didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan
memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut
terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan
budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh
Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti
pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat
sulit dilakukan dengan alasan
1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi
2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya
3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen
politik
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
C Metode Pembahasan
Adapun metode pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini dengan
menggunakan
1 Metode studi literatur kepustakaan
2 Metode pencarian lewat internet
3 Metode menerjemahkan
D Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Pembahasan
B Tujuan Pembahasan
C Metode Pembahasan
D Sistematika Pembahasan
BAB II POKOK BAHASAN
BAB III ANALISIS
BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB II
CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES
BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI
Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian
materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian
untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat
dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut
1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan
mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku
2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada
penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan
menggunakan ilusi optic
3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan
pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas
4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan
penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta
persepsi kesedihan
5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian
terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test
intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan
pengakuan untuk sekolah
A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku
Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat
struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis
seperti system simpatetik dan parasimpatetik
Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena
psikologi dengan alasan
1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses
sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina
2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan
dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress
3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan
dan tingkah laku
Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi
Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan
membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama
Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan
fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik
Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik
Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang
mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut
menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur
anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan
perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku
Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun
mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit
dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku
Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan
perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat
Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi
seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan
dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan
lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi
pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup
Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam
beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting
bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita
osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral
tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut
maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau
mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi
kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak
badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam
komponen budaya
Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara
biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi
komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS
Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi
melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak
Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek
tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi
komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku
Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang
didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan
memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut
terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan
budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh
Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti
pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat
sulit dilakukan dengan alasan
1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi
2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya
3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen
politik
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
BAB II
CULTURE AND BASIC PSYCHOLOGICAL PROCESSES
BUDAYA DAN DASAR PROSES PSIKOLOGI
Seperti sebuah atom dan molekul yang siap membentuk rangkaian
materi proses psikologi siap membentuk konstruk psikologi Dengan demikian
untuk mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan psikologi dapat
dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi sebagai berikut
1 Dimulai dengan menyelidiki seserang dari budaya yang berbeda dan
mungkin berbeda pula dalam sudut pandang dasar bilogi tentang tingkah laku
2 Menjelaskan hubungan antara kultur dan persepsi dengan focus pada
penelitian yang menjelaskan perbedaan budaya pada persepsi visual dan
menggunakan ilusi optic
3 Menjelaskan hubungan antara budaya dan kognisi kenangan penghargaan
pengelompokan pemecahan masalah pengambilan keputusan dan kreativitas
4 Diskusi tentang hubungan antara budaya dan kesadaran yang menjelaskan
penelitian silang budaya tentang impian perspektif waktu dan orientasi serta
persepsi kesedihan
5 Menyimpulkan dengan memperhatikan topik yang penting dan penelitian
terbaru tentang silang budaya yang dapat menjelaskan pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana permasalahan seperti penggunaan test
intelegensi dan kepribadian yang digunakan dalam menyeleksi pekerjaan dan
pengakuan untuk sekolah
A Budaya Dan Biologi Sebagai Dasar Tingkah Laku
Dalam mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Dasar dari system tersebut adalah otak dan system saraf pusat
struktur mata telinga dan system sensori lainnya system saraf otomatis
seperti system simpatetik dan parasimpatetik
Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena
psikologi dengan alasan
1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses
sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina
2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan
dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress
3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan
dan tingkah laku
Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi
Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan
membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama
Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan
fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik
Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik
Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang
mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut
menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur
anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan
perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku
Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun
mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit
dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku
Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan
perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat
Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi
seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan
dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan
lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi
pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup
Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam
beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting
bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita
osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral
tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut
maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau
mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi
kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak
badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam
komponen budaya
Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara
biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi
komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS
Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi
melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak
Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek
tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi
komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku
Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang
didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan
memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut
terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan
budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh
Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti
pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat
sulit dilakukan dengan alasan
1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi
2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya
3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen
politik
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Informasi tersebut sangat penting untuk memahami penomena
psikologi dengan alasan
1 Memberikan pemahaman secara tepat tentang informasi bagaimana proses
sensori seperti bagaimana stimulus yang datang mengenai retina
2 Membantu memahami bagaimana penomena psikologi yang digambarkan
dalam tubuh seperti apa yang terjadi ketika seseorang mengalami stress
3 Membantu memahami fungsi tubuh yang menekankan pada pergerakan
dan tingkah laku
Banyak sekali informasi yang diberikan dalam pemikiran psikologi
Seorang yang ahli dalam biologi sebagai dasar tingkah laku pun akan
membuktikan bahwa semua orang mempunyai struktur anatomi yang sama
Tentunya semua orang itu mengagumkan sebagaimana struktur anatomi dan
fungsi psikologi tanpa memperhatikan budaya ras dan etnik
Tetapi bukti dari beberapa sumber menunjukan perberdaan yang baik
Yakni perberdaan struktur anatomi tidak dibutuhkan Semua orang
mempunyai mata telinga jantung perut syaraf otak Bukti tersebut
menunjukan bahwa orang itu berbeda dalam ukuran yang relative dari struktur
anatomi sebagaimana fungsionalnya dengan demikian dapat dinyatakan
perbedaan dalam psikologi dan fungsi tingkah laku
Dalam bidang kedokteran menyadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam fungsi biologi dan proses bioligi Pengobatan pun
mempunyai efek yang berbeda terhadap individu ada yang menimbulkan sakit
dan ada pula yang menimbulkan sehat dalam menunjukan tingkah laku
Beberapa efek terhadap individu tersebut dapat dihubungkan dengan
perbedaan genetic pada individu tersebut dalam komposisi biologi yang tepat
Maka efek tersebut bila dihubungkan dengan selektif dapat mempengaruhi
seseorang dalam karakteristik biologis Sedangkan yang tidak berhubungan
dengan efek genetic maka hal tersebut dapat dihasilkan dari pembelajaran dan
lingkungan Hal ini sangat penting ddalam menentukan karakteristik biologi
pokok interaksi antara biologi dan gaya hidup
Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam
beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting
bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita
osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral
tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut
maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau
mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi
kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak
badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam
komponen budaya
Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara
biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi
komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS
Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi
melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak
Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek
tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi
komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku
Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang
didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan
memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut
terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan
budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh
Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti
pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat
sulit dilakukan dengan alasan
1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi
2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya
3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen
politik
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Efek dari lingkungan dan gaya hidup tersebut tergambar dalam
beberapa kelompok seperti efek dari budaya Contonya kalsium sangat penting
bagi pertumbuhan tulang seseorang yang kekurang kalsium akan menderita
osteoporosiss Pada wanita jepang mereka selalu memnurunkan kadar mineral
tetapi memiliki dasar yang tidak kuat dalam budayanya Dari contoh tersebut
maka fakta yang didapatkan adalah hubungan fungsi antara kalsium atau
mineral dengan kepadatan tulang Gaya hidup sangat mempengaruhi
kemunginan individu tersebut menderi suatu penyakit seperti diet gerak
badan dorongan social dan factor lainnya yang sangat penting dalam
komponen budaya
Maka psikologi sangat penting untuk menjelaskan hubungan antara
biologi dan psikologi Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi
komposisi biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku (APS
Observer 1997) Pada sebuah penelitian bukan hanya efek dari psikologi
melainkan pengalaman mengubah psikologi pada struktur dan kegunaan otak
Factor yang ditimbulkan dari lingkungan seperti diet trauma pola asuh Efek
tersebut memberikan kemungkinan bahwa gaya hidup budaya mempengaruhi
komposisi biologi dengan demikian dasar bilogi mempengaruhi tingkah laku
Area lain dalam penelitian seperti penelitian tentang olahraga yang
didokumentasikan pada perbedaan ras fisik Setiap orang dilahirkan dengan
memiliki struktur anatomi yang sama Persamaan dan perbedaan tersebut
terletak pada kegunaan dan fungsi psikologis yang dihubungkan dengan
budaya sehingga bias didefinisikan lebih jauh
Perbedaan budaya bisa menimbulkan permasalahan seperti
pembahasan moral intelegensi dan tingkah laku Beberapa penelitian sangat
sulit dilakukan dengan alasan
1 asumsi orang yang menyatakan bahwa biologi itu menyebabkan psikologi
2 kepercayaan yang salah sebagai ukuran dalam budaya
3 prasangka dalam interpretasi penemuan dari penelitian personal atau agen
politik
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Oleh karena itu penelitian dapat dilakkukan oleh orang yang memiliki
kompetensi yang dapat menguraikan persamaan dan perbedaan dasar biologi
bagi tingkah laku Karena persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet
dan pengalaman Kebutuhan Public secara umum dapat dipelajari dari isu
yang berkembang maka informasi yang didapatkan dapat menjadi dasar yang
membangun ilmu pengetahuan bukan untuk merusak seseorang
B Budaya dan Persepsi
1 Persepsi dan Pengalaman
Persepsi merupakan proses pengambilan informasi dengan
pemikiran kita Sebelum memperhatikan akibat dari budaya terhadap
persesi kita maka pertama kita harus merealisasikan apa yang sebanding
dengan realitas fisik tanpa memerhatikan budaya dan perepsi kita Dengan
mempertimbangkan persepsi visual Setiap orang memiliki bitik hitam
pada matannya Bintik tersebut bukan penerima sensori ketika saraf otak
melewati saraf receptor menuju ortak Tutuplah satu mata maka kita dapat
melihat dunia seolah-olah utuh Tidak ada bintik hitam dalam kesadaran
kita meski ada satu area yang tidak dapat melihat wilayah visual itu
sebahai suatu yang hilang Otak kita dapat merasakan hal tersebut
sehingga kita bisa melihat segala sesuatu Hal tersebut mengilustrasikan
eksperimen pengenalan psikologi yang komplit yang tidak selalu sesuai
dengan realitas fisik dari sensasi yang kita dapatkan melalui system visual
kita
Setiap hari kita melakukan percobaan dengan ilustrasi sentuhan
yang dapat disimpan dalam persepsi kita Misalnya kita mengisi dua buah
mangkok dengan dua buah air yang berbeda Mangkok yang pertama diisi
dengan air dingin sedangkan mangkok yang kedua diisi dengan air hangat
kuku Beberapa menit kita meletakan tangan kita pada air yang dingin
kemudian setelah itu kita meletakan tangan kit pada air yang hangat kuku
maka tangan kita akan merasa bahwa hangat sebaliknya apabila kita
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
meletakan tangan kita pada air yang hangat dulu setelah beberapa menit
baru dimasukan pada air yang dingin maka kita kan merasa dingin Dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa temperature air tidak berubah yang
berubah adalah persepsi kita tentang air yang kita pilih (Segall 1979)
Salah satu hal yang diketahui tentang persepsi yakni persepsi itu
berubah Persepsi dapat berubah dapat dilihat dari eksperimen mangkuk
tadi Persepsi kita berubah apabila mengetahui lebih bayak tentang
sesuatu Bagaimanapun juga kita akan melihat sesuatu itu berubah seiring
dengan pengalaman kita yang berhubungan dengan hal yang kita lihat
2 Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual
Ada penelitian penelitian spporadis tentang pengaruh budaya pada
persepsi pengecapan bau sentuhan dan pendengaran namun bagian
terbesar dari penelitian di bidang ini sampai saat ini terfokus pada
pengaruh budaya pada persepsi visual Sebagian besar pekerjaan yang
sempurna didasarkan pada perbedaan test pada ilusi optic yang
dikemukakan oleh Segall Campbell dan Horsokovitas (19631966)
Ilusi optic yaitu persepsi yang mengandung diskrepansi atau
perbedaan antara kenampakan sebuagh benda dengan benda itu
sesungguhnya salah satu ilusi optic yang paling popular adalah ilusi
Mueller-Lyer (gambar 61) dalam ilusi ini ada dua garis yang masing
masing memiliki tanda panah di ujungnya Tanda panah pada salah satu
garis itu mengarah keluar menjauhi garisnya sedangkan pada garis yang
lain mengarah kedalam
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Gambar 61 Ilusi Mueller-Lyer
Ilusi lain yang popular adalah ilusi horizontal atau vertikal Dalam
ilusi ini dua garis dengan panjang yang sama ditempatkan secara saling
tegak lurus ketika para subjek diminta menilai garis mana yang lebih
panjang biasanya mereka memilih garis yang vertical
Gambar 62 Ilusi HorizontalVertikal
Ilusi ketiga yang juga terkenal adalah ilusi Ponzo dalam ilusi ini
dua garis horizontal ditempatkan sejajar satu diatas dan satu dibawah
setelah itu ditarik dua garis diagonal yang lebih rapat di ujung atas ke
ujung bawah Ketika para subjek melihat gambar ini mereka biasanya
Garis mana yang lebih panjang Bagi sebagian orang gari yang bawah
tampak lebih panjang dari pada yang atas Dua garis ini sebenarnya sama
Garis mana yang lebih panjang Meski sebenarnya sama panjang bagi
sebagian orang garis yang vertical tampak lebih panjang dari garis
horizontal
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
mengatakan bahwa garis horizontal dibawahnya tampak lebih panjang
Tentu saja kedua garis tersebut sama panjang
Gambar 63 ilusi ponzo
Teori teori yang mendukung tentang ilusi diantaranya adalah Teori
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan Front-
Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan Horizontal-
Depan Kemudian Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-
Dimension atau Teri Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi
Carpentered World Theory atau Teori Lingkungan Buatan
menyatakan bahwa individu cenderung mempersepsikan benda yang
dilihat sebagaimana mereka melihat bennda yang sering dilihat Dalam
ilusi Muller-Lyer kita menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang bila
terproyeksi menjauhi kita dan lebih pendek bila terproyaksi mendekati
kita
Front-Horizontal Foreshortening Theory atau Teori Pemendekan
Horizontal-Depan menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertical di
mata kita sebagai garis garis horizontal yang terentang sampai kejauhan
Kedua teori ini memiliki kesamaan diantaranya 1) cara kita
melihat benda berkembang seiring waktu dan pengalaman maka apa yang
kita lihat merupakan kombinasi dari objek yang memantulkan cahaya pada
mata kita dan hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum 2) kita
Garis horizontal mana yang lebih panjang Maski sebenarnya sama
panjang bagi kebanyakan orang garis yang atas tampak lebih panjang
daripada garis yang bawah
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
hidup dalam tiga dimensi dan terproyeksikan oleh mata kita dalam bentuk
dua dimensi
Beberapa penelitian lintas budaya yang meneliti tentang persepsi
visual diantaranya adalah WHR River (1905) membandingkan efek
Muller-Lyer dengan horizontal verikal terhadap orang inggris pedesaan
India dan papua nugini Hasil dari penelitian tersebut berbeda antar
budaya para peneliti menyimpulkan bahwa pasti ada pengaruh budaya
pada bagaimana kita melihat dunia
Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension atau Teri
Menyimbolkan Tiga Dimensi Dalam Dua Dimensi Menyatakan bahwa
orang-orang barat lebih menafsirkan apa yang tertera dalam kertas dari
pada budaya lain karena orang barat lebih banyak mengahbiskan waktu
untuk belajar dari pada orang papua nugini
Segal dan kolega (19631966) membandingkan temuan river
mereka membandingkan tiga kelompok industri dengan empat belas
kelompok non industri pada ilusi muller-lyer hasilnya menunjukan bahwa
efek Mueller-lyer lebih kuat pada kelompok non-industri daripada
kelompok industri hal ini mendukung temuan River
Wagner (1977) mengkaji persoalan dengan menggunakan ilusi
Ponzo yang digunakan terhadap orang desa dan orang kota Hal ini
memberikan bukti langsung tentang pengaruh lingkungan perkotaan dan
pengalaman sekolah pada ilusi Muller-Lyer
Pollack dan Silvar (1967) menunjukan efek Ilusi Muller-Lyer
terkait dengan mendeteksi kontur dan kemampuan ini akan menurun
seiring dengan pertambahan umur Polack dan Silvar menjelaskan bahwa
perbedaan-perbedaan culture bisa dijelaskan dalam perbedaan rasial dalam
pigmentsi retina
Stewart (1973) menguji efek ilusi Muller-Lyer pada anak-anak
kulit hitam dan kulit putih pada satu desa yang sama Ia menemukan
bahwa efek lusi ini tergantung pada sejauh mana seorang anak tinggal di
lingkungan berarsitekture ia juga menemukan seiring pertambahan usia
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
maka efek ilusi ini akan berkurang yang menunjukan bahwa hasil belajar
dan sifat bawaan memberikan pranan dalam perbedaan cultural yang
nampak
Hudson (1960) mengenbangkan sebuah test proyektif yang mirip
dengan Thematic Apperception Test (TAT) yang digunakan pada suku
Buntu di Afrika Selatan Ia menemukan perbedaa-perbedaan dalam persepi
tergantung pada budaya Seperti suku Bantu yang terdidik di sekolah eropa
maka atau mempunyai pengalaman seperti orang Eropa maka akan melihat
benda-benda seperti halnya orang Eropa sedangkan suku Bantu yang tidak
berpendidikan akan melihat secara berbeda
C Budaya dan Kognisi
1 Kategori Dan Pembentukan Konsep Pengetahuan Tradisional
Salah satu proses mental paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan hal-hal kedalam kategori kategori orang melakukan
kategorisasi berdasarkan kemiripan-kemiripan dan kemudian melekatkan
label yaitu kata-kata untuk mengelompokan hal-hal yang kelihatannya
punya kemiripan
Babarapa aspek universal kategorisasi meski banyak dikelompokan
secara berbeda dari satu budaya ke budaya lain penelitian lintas budaya
mengindikasikan bahwa beberapa kategori yang digunakan untuk berfikir
dan menyampaikan informasi yang kurang relative tidak tergantung atau
dipengaruhi budaya
Orang dari budaya yang berbeda cenderung mengalompokan
bentuk berdasarkan contoh terbaik dari bentuk bentuk dasar (lingkaran
sempurna segitiga sama kaki dan bujur sangkar) daripada mempbuat
kategori untuk bentuk-bentuk geometria yang tak beraturan Kesamaan-
kesamaan lintas budaya ini menunjukan bahwa yang mempengaruhi cara
manusia mengelompokan beberapa stimulus daasar adalah factor-faktor
pisiologis artinya orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan
untuk lebih memilih bentuk warna dan ekspresi wajah tertentu
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Beberapa aspek kategorisasi yang khas budaya ketika ada
perbedaan cultural dari budaya yang berbeda akan memberikan penilaian
yang berbeda tentang berbagai hal Oleh karena itu dasar dari proses
kategorisasi tidaklah berbeda sedangkan yang berbeda adalah dasar
pengalaman yang digunakan dalam membuat kategori
Salah satu cara lain yang digunakan penelitian untuk mempelajari
bagaimana orng melakukan pengelompokan adalah dengan melakukan
tugas penyortiran seiring pertambahan usia mereka akan mengelompokan
benda berdasarkan bentuk dan fungsinya (CV Bruner Oliver dan
Grenfield 1966) Namun ketika dihadapkan pada tugas serupa orang
dewasa afrika ternyata punya kecenderungan kuat untuk mengelompokan
benda berdasarkan warna dan bukan fungsi (Suchmen 1966
GreenfieldReich amp Oliver 1966) hal ini menunjukan bahwa sesuatu
selain sekedar proses pematangan yang mempengaruhi perubahan tersebut
Evans dan segall 1969 mencoba memisahkan efek pendidikan dan
efek pematangan dengan cara membandingkan anak-anak dan orang
dewasa di Uganda Sebagian subjek penelitian ini pernah masuk sekolah
formal sedangkan yang lain tidak Para peneliti memberikan tugas
penyortiran pada mereka dan menemukan bahwa pengelompokan berdasar
warna lebih umum ditemui pada orang yangt tidak atau hanya sedikit
mengalami sekolah formal
2 Budaya Dan Daya Ingat
Ada beberapa jenis ingatan seperti ingatan sensori (inderaw)
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Ingatan sensori
mengacu informasi asli yang bertahan di organ-organ indra selama
beberapa saat biasanya hanya sepersekian detik setelah diterima Ingatan
jangka pendek mengacu pada kapasitas yang terbatas diman informasi bisa
dipertahankan untuk selang waktu yang sedikit lebih panjang biasanya 20-
30 detik Ingatan jangka panjang mengacu pada masuknya informasi yang
disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Dua aspek ingatan yang sering dikaji dalam psikologi
eksperimental adalah efek urutan posisi yang terdiri dari efek awal dan
efek akhir Efek awal adalah kecenderungan untuk lebih mengingat hal-hal
pertama dari suatu konteks dari pada yang berada di tengah-tengah Efek
akhir dalah kecenderungan kita untuk mengingat dengan lebih baik hal0-
hal yang lebih akhir atau baru saja terjadi dari pada yang sebelumnya
Orang orang dari masyarakat yang tak mengenal huruf
mengembangkan keterampilan ingatan yang lebih baik karena mereka
tidak bisa menuliskan sesuatu untuk membantu mengingat-ingat
(Barlett1932)
Ross dan Millson (1970) menduga bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih baik ingatannya dengan begitu
tampaknya budaya-budaya yang memiliki tradisi oral memang lebih
unggul dalam ingatannya Namun Cole dan rekannya menemukan bahwa
subjek-subjek afrika yang buta huruf tidak lebih unggul ingatannya bila
mereka dihadapkan pada daftar kata dan bukan cerita
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk
mengingat informasi yang tidak saling berhubungan tampaknya tidak
begitu dipengaruhi oleh budaya melainkan terkait dengan apakan orang
tersebut pernah mengenyam sekolah atau tidak Hal ini ditunjukan oleh
Skibner (1974) menyatakan bahwa orang afrika yang berpendidikan dapat
mengingat kembali daftar kata sedangkan yang tidak berpendidikan lebih
sedikit mengingat kata
Dengan demikian penelitian lintas budaya tentang ingatan
menunjukan bahwa orang-orang dengan terdisi budaya oral punya ingatan
yang lebih baik dari pada orang dari budaya dengan tradisi tulis tapi
sampai saat ini pengaruh budaya dalam hal ini belum dapat dipisahkan dari
efek sekolah gaya erofa
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
3 Budaya Dan Ekspresi Wajah
Penelitian dalam suatu daerah yang berhubungan dengan
kebudayan yang diterima dalam 2 dasawarsa ini adalah ekspresi wajah
Penelitian di bidang ini menunjukan adanya prasangka dalam sebuah ras
tentang kemampuan untuk mengenal wajah Malpas dan Kravit (1969)
meneliti salah satu orang bangsa amerika dan afrika atau eropa amerika
Hasilnya menunjukan bahwa para peneliti mengakui individu dari mereka
mendapatkan ras lebih baik dari pada mereka yang berasal dari ras lainnya
(sebagai contoh Malpass 1974) penelitian telah didokumentasikan
sehingga mempunyai pengaruh bagi wajah-wajah bangsa Asia secara baik
untuk membandingkan pendapat tentang wajah dari bangsa Eropa Asia
Amerika (OrsquoTooleDeffenbacherValentindanAbdi1994) dalam hal ini
juga dapat ditunujukan perbedaan antara ekspresi wajah pria dan wanita
OrsquoToolePeterson dan Deffenbachaer1996
Sejumlah orang telah mengusulkan beberapa alasan mengapa
prasangka ekspresi wajah ini boleh terjadi Bringham dan Malpass (1985)
memberi kesan bahwa sikapnya terhadap sesamanya dan dari ras yang
lain orientas social kesulitan tugas dan pengalaman semuanya
manyalurkan untuk kemampuan pengakuan yang berbeda ini Brigham dan
Malpass (1985) juga memberi kesan adanya keterangan yang menjelaskan
teori-teori ekspresi wajah yang berbeda berasal dari pengalaman diantara
anggota-anggota dari grup-grup yang lain hal ini bisa diterima dari
sumber penelitian Devine dan Malpass (1985)menunjukan bahwa
orientasi strategi dapat mempengaruhi ekspresi wajah yang berbeda
Ketika para pengamat belajar menceritakan bahwa mereka berpartisipasi
dalam eksperimen dan memberikan pendapat yang berbeda tentang orangndash
orang yang mereka teliti ternyata tidak ada perbedaan dalam pengakuan
yang terjadi Sebuah pembelajaran oleh Levy Lysne dan Underwood
(1995) dalam kondisi yang tidak bisa dipungkiri terdapat beberapa
kesamaan jenis kelamin kesamaan usia dan kesamaan ras Akhirnya
disana beberapa penelitian menyatakan bahwa pengaruh-pengaruh yang
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
menyebabkan kesamaan ras dan wajah-wajah ras yang lainya boleh jadi
actual sehingga dapat diklasifikasikan perbedaannya dengan
keistimewaan-keistimewaan ras yang di kodekan berbeda dalam kesamaan
dan persepsi ras yang lain (Levin1996)
4 Budaya Dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses dimana kita menemukan
cara-cara mencapai suatu tujuan yang tampaknya tidak langsung didapat
Masalah yang berbeda mengarahkan pada pemecahan masalah yang
bereda pula Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesulitan
pemecahan masalah misalnya kurangnya informasi yang relevan memilki
mental set tentang cara memecahkan masalah yang lalu tetapi tidak dapat
digunakan dalam memecahkan masalah pada saat ini tidak mampu
menggunankan elemen permasalahan
Para ahli pskologi berusaha memproses pemecahan masalah ini
dengan meminta orang orang dari beberapa kebudayaan yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum mereka kenal dalanm
seting buatan Dalam salah atu eksperimen seperti ini (Cole dkk 1971)
subjek subjek amerika dan Liberia diminta menggunakan sebuah alat yang
memiliki berbagai tombol panel slot Untuk membuka alat tersebut agar
mendapatkan suatu hadian para subjek eksperimen harus bisa melakuakan
dua prosesdur terrpisah pertama menekan tombol yang tepat untuk
mengeluarkan sebuah kelerang dan kemudian masukan kelerang tersebut
kedalam slot yang tepat untuk membuka sebuah panel
Meskipun itu opbjektivitanya jelas kelihatan bagaimanapun percobaan ini
telah berat sebelah pada bangsa amerika Cole dkk sejawatnya
menyimpulkan bahwa bangsa Liberia untuk bernalar secara logis dalam
memecahkan masalah tergantung pada konteks
Kemampuan memecahkan maslah merupakan suatu aspek penlaran
logis yang sudah diteliti dalam lintas budaya Salah satu jenis soal kata
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
yang dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran logis adalah
silogisme
Luria (1976) menyimpulkan bahwa orang yang buta huruf memang
berfikir berbeda dari orang yang berpendidikan Menurut hipotesis ini
penalaran logis merupakan sesuatu yang butan karena merupakan
keterampilan yang harus dipelajari dalam seting sekloah
Dengan demikian penalaran logis merupakan keterampilan yang
lebih dahhulu diperoleh dan diterapkan di ruang kelas dan baru kemudian
diterpkan pada kehidupan sehari-hari mereka
Scribner (1979) menyangsikan bahwa orang yang buta hurup tidak
dapat berfikir logis tetapi orang tersebut tidak mampu menerapkan konsep
pemikiran logis pada soal verbal bukan mereka tidak mempunyai
kemampuan untuk berfikir logis tetapi mereka tidak paham bahwa soal
verbal tersebut bersifat hipotesis Oleh karena itu sekolah mempengaruhi
kemampuan untuk memecahkan soal-soal verbal karena di lingkungan
sekolah orang menjadi terbiasa menjawab pertanyaan yang terasa aneh
dalam seting social
5 Budaya Dan Pengambilan Keputusan
Kita membuat banyak keputusan dalam kehidupan kita sehari-hari
penelitian di United States dalam proses pembuat keputusan telah
menunjukan bahwa kita umumnya menggunakan strategi atau cara
keyakinan ketika kita membuat keputusan Kita mengumpulkan beberapa
informasi untuk membuat suatu solusi membuat penyataan yang
didasarkan pada pemikiran pertama kita kemudian membaningkan
informasi tersebut sehingga kita bisa memilih mana yang positif dan mana
yang negative dari kejadian tersebut (Kahnman amp Tversky1973
Tverskyamp Kahnman1981)
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan
bahwa orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh
menggunakan cara atau strategi yang sama perbedaan budaya tentunya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
sangat relative dan penting dari beberapa proses dan perwujudan yang
tepat
Penelitian pada pembuatan keputusan mengilustrasikan beberapa
konsep-konsep Keltikangas-Jaervinen Dan Terav (1966) menunjukan
adanya perbedaan-perbedaan kebudayaan pada cara masyarakat dalam
membuat keputusan Diantara remaja-remaja Pinlandia dan Estonia
mereka menerjemahkan penemuan-penemuannya mengidentifikasikan
individualistis dengan perbedaan-perbedaan bersama sehingga
disimpulkan bahwa kemampuan tanggapan pribadi tidak boleh
menghasilkan jika identitas bersama yang diharapakan dapat terjadi
sebelum identitas pribadi telah mengalami perubahan bentuk Perbedaan
kebudayaan juga dapat didokumentasikan pada hubungan suatu topic atau
bahasan seperti perguruan tinggi (valadez 1998) jenis kelamin (Flores
eyre amp Millstein 1998) pilihan krir (martin amp1994) dan manajemen
organisasi (Walters 1994)
Bagaimanapun juga penelitian lintas budaya telah menjadi lambat
persis bagaimana perbedaan kebudayaan cenderung berhubungan dengan
berbagai macam strategi apa yang digunakan dalam membuat suatu
keputusan dan bagaimana strategi tersebut dapat berbeda dalam suatu
konteks Kedepan dengan belajar kita membutuhkan latihan yang sangat
penting
6 Budaya Dan Kreatifitas
Aspek lain dari kognisi atau pengertian kesadaran yang telah
diterima adalah kretifitas Penelitian tentang kreativitas di US menunjukan
bahwa orang yang kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini
menjadi kekhasan dalam pengukuran intelegensi Individu yang kreatif
telah menunjukan mempunyai kemampuan tinggi untuk bekerja keras
sebuah kemauan untuk mendapatkan mendapatkan resiko-resiko dan
sebuah toleransi tinggi untuk dua makna dan kekacaaun Stren Berg dan
Lubart (1995)
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Individu yang kreatif mempunyai peranan yang sangat penting
mereka dapat menymbangkan ide-ide yang baru Individu yang creative
mempunyai andil dalam beberapa keadaan karakteristik lintas budaya
mereka membutuhkan penyesuaian dengan kemampuan budaya secara
spesifik terutama dalam implementasi dan pengambilan ide kreatif mereka
Selanjutnya penelitian dalam wilayah yang kita butuhkan untuk
menjelaskan keumuman lintas budaya terhadap karakteristik individu yang
kreatif dan prosesnya secara lebih formal sebagaimana proses tersebut
dapat dihasilkan dari perbedaan budaya dan rintangan yang dihadapi
Maka untuk kedepannya pelajar dan kewibawaannya diperlukan sesuatu
yang kreatif untuk mencapai tujuan
D Budaya dan Kesadaran
Dalam psikologi kontemorer kita memberi definisi kesadaran sebagai
sebuah penempatan tidndakan pikiran dan perasaan Isi dari pernyataan
tersebut bisa berarti berubah dari waktu ke waktu Beberapa pengarang
kontemporer yang mempunyai pengaruh menyatakan bahwa kesadaran diri
merupakan sebuah konstruk kebudayaan (Lutz1992) Kesadaaran individu
setiap orang berbeda-beda karena hal tersebut inheren dengan pengalaman
pribadi dan perkembangan Kesamaan sudut pandang akan berpengaruh pada
persamaan lintas budaya dalam perspektif kesadaran
Bagian ini membahas kajian lintas budaya dari leteratur antropologi
yang berhubungan dengan kebudayaan dan kesadaran yang meliputi
pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
1 Budaya Dan Impian
Psikologi mempelajari dan menggunakan mimpi-mimpi untuk
membuat sebuah perbedaan diantara dua aspek yakni isi yang tersembunyi
dan perwujudan isi nyata mengacu pada isi aktual dari mimpi-mimpi
seperti yang terlihat dan dialami oleh pemimpi Isi yang tersembunyi
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
terlihat pada tema psikologi yakni pemikiran untuk menggaris bawahi
acuan pada isi yang nyata
Penelitian lintas budaya mengenai mimpi diteliti oleh Punamaeki
dan Joustie (1998) menjelaskan bagaimana kebudayaan dan factor-faktor
yang perasaan pada isi mimpi kehidupan anak palestina dengan
lingkungan yang sangat keras anak palestina dengan lingkuangan yang
damai Hasil belajar tersebut mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan
hanya yang mempengaruhi isi mimpi Hal ini merupaka kehidupan anak di
wilayah yang tidak lepas dari penyiksaan dan penyerangan mereka
mengalami mimpinya setiap hari maka mimpinya dibuat-buat seperti
sangat benar
Nyatanya isi mimpi dan penggunaan berbeda pada beberapa jalan
penting dan menarik dalam perbedaan kebudayaan-kebudayaan
Pembelajaran masa depan akan mengaharapkan celah pada pengetahuan
kita dan barangkali dalam jalan dari kesadaran pemahaman kita
2 Budaya Dan Waktu
Orang dari kebudayaan yang berbeda akan mengalami waktu yang
berbeda hal ini menjadi sangat objektik dan secara teknik sama bagi setiap
orang Perbedaan perspektif dan orientasi waktu merupakan hal yang
sering menjadi sumber kebingungandan kejengkelan untuk pada
pengujung dalam kebudayaan yang baru Orientasi waktu juga dapat
menjadi sumber kebanggan dari sebuah kebudayaan
Hall (1973) adalah orang pertama yang meneliti bahwa
kebudayaan berbeda pada perspektif waktu dan orientasi mereka Dia
menganalisis perbedaan-perbedaan kebudayaan pada waktu yang mereka
pergunakan dan bagaiman perwujudan waktu disana bagi mereka pada
prilaku peraktis kenyataannya dalam kontek seperti bisnis kita dapat
membayangkan perbedaan kebudayaan yang digunakan pada pandangan
dari waktu menjadi hal yang utama dalam perundingan antar budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
3 Budaya Dan Persepsi Kesedihan
Psikoogi lintas budaya dan antropologi sama memiliki daya tarik
dalam hubungan diantara kebudayaan dan perasaan menyedihkan
utamanya karena dari laporan bersifat anekdot dan penelitian-penelitian
yang amat berbeda pada pengaturan rasa sakit dan toleransi dalam
kebudayaan yangberbeda Lebih dari 30 tahun yang lalu ilmuamn memulai
resmi mengakui pengaruh dari kebudayaan dan factor sikap pada
tanggapan untuk perasaan menyedihkan (Wolff dan Langley 1968)
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai
budaya sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan
respon yang tepat untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan
untuk identitas bangsa Keistimewaan seperti toleransi perasaaan sakit
seperti sonatan diibaratkan keberanian dan kehormatan dimana disana nilai
amat penting dalam budaya yang tepat
E Kebudayaan Dan Intelegensi
1 Definisi Tradisional Tentang Intelegensi Psikologi Di Amerika
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata
latin yang dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi
ciceros Di amerika serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk
mengacu pada sejumlah kemampuan keterampillan bakat dan
pengetahuan yang berbeda yang secara umum mengacu pada kemampuan
kognitif atau mental Dengan demikian secara tradisional ada beberapa
proses yang kita pandang mewakili intelegensi seperti ingatan kosakata
komperhensi tau pemahaman kemampuan matematis penalaran logis dan
hal-hal semacam itu
Beberapa tahun belakangan bisa tumbuh terhadap konsep
kreatifitas sebagai bagian dari intelegensi sampai belum lama ini
kreatifitas belum dipandang sebagai bagian dari intelegensi itu sendiri
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Namun para ahli psikologi semakin memandang aspek penting ini sebagai
salah satu jenis intelegensi
Meski berbagai tipe intelegensi menambah dimensi baru pada
keragaman definisi kita tentang intelegensi Definisi tradisional dan
mainstream kita masih cenderung pada kemampuan-kemampuan kognitif
dan mental yang terkait denga tugas-tugas verbal dan matematika
2 Perbedaan Budaya Dalam Makna Dan Konsep Intelegensi
Banyak bahasa yang tak memiliki kata yang sepadan dengan apa
yang kita pahami sebai intelegensi Definisi-definisi intelegensi sering kali
merupakan scermian dari nila-nilai buudaya
Karena cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu
berbeda pengertian konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain dengan valid Orang dari budaya yang
berbeda tidak hanya berbeda dalam pengertian tenntang sifat dari
intelegensi itu sendiri tapi juga memiliki sikap yang sangat berbeda-beda
mengenai cara yang tepat untuk menunjukan kemampuan seseornag Di
masyarakat yang menekankan pada hubungan personal kerjasama dan
kerendahan hati perilaku yang sama mungkin akan dipandang atak pantas
sombong atau tidak sopan
3 Pengaruh Budaya Pada Pengukuran Intelegensi
Test intelegensi modern pertam dikembangkan diawal 1900 an
untuk mendefinisikan anak anak terbelakng mental Test intelegensi
menjadi cara untuk membedakan anak-anak yang membutuhkan
pendidikan luar biasa dari mereka yang terhambat dalam pelajaran di
sekolah karena alasan-alasan lain Namun kini test intelegensi digunakan
secara luas di sekolah imum dan berbagai progam pemerintah lainnya
Namun tidak semua orang diuntungkan oleh test intelegensi
tersebut karena setidaknya sebagian dari test semacam itu bergabtung pada
kemampuan verbal dan pengetahuan kultural
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas
budaya adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata
antar masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang
sebagai suatu kekurangan satu budaya disbanding dengan yang lainnya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
BAB III
ANALISIS
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
kehidupan bak kehidupan manusia kehidupan tumbuhan dan juga kehidupan
hewan serta timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Namun
ilmu biologi yang berhubungan dengan psikologi adalah biologi yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia Oleh Karena itu biologi dijadikan
sebagai dasar bagi tingkah laku manusia
Dalam biologi dipelajari struktur anatomi seperti alat indra dan berbagai
syaraf dalam tubuh manusia Setiap manusia tentunya mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai alat indra saraf otak dan sebagainya tetapi
dalam fungsionalnya berbeda Ilmu kedokteran pun menyatakan bahwa setiap
individu mempunyai fungsi dan proses bioogi yang berbeda Misalnya setiap
orang mempunyai mata untuk melihat dalam proses belajar tidak semua siswa
yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pelajaran tergantung
mempersepsikan pelajaran tersebut dan mengangkap informasi yang ia dapatkan
Dari contoh tersebut dapat kita analisis walaupun kita mempunyai struktur
anatomi yang sama yakni mempunyai mata telinga otak hati dan sebagainya
tetapi proses biologi dan cara memfungsikan anggota badan yang berbeda maka
prilaku yang ditampilkan oleh individu tersebut berbeda pula
Biologi yang dijadikan sebagai dasar tingkah laku dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya factor genetic dan ada juga factor lingkungan
Misalnya seseorang yang menderita osteoporosis maka ia akan mengkonsumsi
kalsium untuk kebutuhannya Sedangkan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
misalnya gaya hidup diet untuk menjaga penampilan tubuh Berbagai kebutuhan
dan gaya hidup tersebut menimbulkan keragaman dalam bertingkah laku
sedangkan tinngkah laku yang berbeda dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perbedaan budaya antara individu dengan yang lainnya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Oleh karena itu dalam untuk mengetahui bagaimana dasar proses
psikologi dapat dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli
misalnya penelitian tentang persepsi pandangan budaya dan persepsi padangan
budaya dan kognisi pandangan budaya dan kesadaran serta mengetahui
permasalahan terbaru dalam psikologi lintas budaya seperti pengukuran
intelegensi
Budaya dan persepsi persepsi merupakan pemahanan kita memproses
stimulus tersebut Persepsi banyak diartika oleh para ahli diantaranta Yusuf
(Sobur 2003 446) menyatakan bahwa persepsi merupakan pemaknaan hasil
pengamatan sedangkan menurut Gulo (Sobur 2003 446) menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
di lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya Maka persepsi merupakan
tindakan seseorang memproses stimulus melalui organ-organ sensoriknya untuk
memehami sesuatu yang damatinya sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang
ada di lingkungannya
Sebagian besar penelitian dilakukan terfokus pada persepsi visual
Persepsi dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebagaimana yang telah dicontohkan tentang temperature uji coba temperature
tersebut mengidentifikasikan bahwa temperature itu tidak berubah tetapi yang
berubah adalah pengetahuan klita dan penngalaman yang telah dialami Maka
persepsi akan berubah jika kita mengetahui banyak tentang sesuatu
Situasi dan pengalaman yang berbeda dapat membuat banyak hal terlihat
menjadi berbeda hal ini menjadi landasan bahwa budaya mempengaruhi persepsi
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya adalah ilusi
optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan antara kenampakan
sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Jika kita melihat sendok yang dimasukan kedalam air putih maka kita
akan melihat sendok tersebut seolah olah patah tetapi yang sebenarnya sendok
tersebut tidak patah Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya
Ilusi Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Ilusi Muller-Lyer merupakan sebuah ilusi dimana sudut-sudut
perpanjangan suatu garis membuatnya lebih panjang atau lebih pendek tergantung
pada arah dari sudut perpenjangan tersebut Ilusi Horizontal Vertikal merupakan
ilusi dimana sebuah garis vertical dan garis horizontal yang sama panjang dan
ditempatkan berdekatan seolah panjangnya berbeda Dan ilusi ponzo merupakan
iludi psnjsng garis yang terjadi ketika garis horizontal ditempatkan diatas
serangkaian garis yang melebar kearah kita
Dari ketiga ilusi terseut berpsrinsip sama yakni sesuatu yang garis yang
sama panjang tetapi ditempatkan bebeda maka kita akan mempersepsi bahwa
garis tersebut seolah-olah berbeda Persepsi visual tersebut didasari oleh berbagai
teori diantaranya adalah teori Carpentered World Theory atau teori lingkungan
buatan yang menyatakan bahwa pengalaman bertempat tinggal yang sebagian
besar lingkungannya merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk
persegi yang mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory teori
yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah terentang
dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas kertas
Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension menyatakan
bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh frekuensi melihat
representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti pada gambar dan lukisan
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terpusat pada bagaimana
kebudayaan turut membentuk cara kita mempersepsi lingkungan kita secara
visual Meski penelitian berbicara tentang persepsi visual ada beberapa kajian
yang mengindikasikan perbedaan cultural dalam persepsi Persepsi dipengaruhi
oleh beberpa factor diantanya factor usia pematangan lingkungan dan latar
belakang kebudayaan
Persepsi berhubungan dengan kognisi Persepsi merupakan cara manusia
untuk mengangkap rangsangan sedangkan kognisi merupakan cara mempberi
sumber pada rangsangan Dalam istilah lain kognisi mencakup seluruh proses
metal yang mengubah masukan-masukan dari indra menjadi pengetahuan Dalam
hubungannya dengan budaya budaya sanat mempengaruhi proses berfikir
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Salah satu proses mental yang paling mendasar adalah cara bagaimana
orang mengelompokan kedalam beberapa kategori orang melakukan kategori
berdasarkan kemiripan-kemiripan kemudian melekatkan label untuk
mengelompokan hal yang kelihatannya mirip Misalnya kursi bantal kursi identik
dengan tempat duduk kursi yang popular misalnya kursi makan kursi belajar
Orang erofa menganggap bahwa bigbag atau kursi bantal sebagai kursi meski
betuknya berbeda tetapi mempuntai fungsi yang sama yakni tempat duduk Fungsi
bukanlah satu-satunya cara untuk mengelompokan sesuatu bisa juga dengan
mewakili ataupun dengan membandingkan
Salah satu aspek kognisi yang lain adalah ingatan ingatan merupakan
kekuatan fisik untuk menerima menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan atau
informasi (Yusuf 200326) Ingatan terdiri menjadi dua bagian yakni ingatan
jangka pendek dan ingatan jangkla panjang Setiap orang dari budaya yang
berbeda tentunya mempunyai ingatan yang sangat berbeda pula Hal ini juga
terlihat perbedaan antara orang yang mengalami pendidikan dengan orang yang
tidak megalami pendidikan
Aspek lain dalam kognisi adalah pemecahan masalah Kebudayaan
sangat mempengaruhi terhadap pemecahan masalah ini misalnya dalam
penggunaan kata silogisme terhadap orang suku Bantu dengan orang yang
mengalami pendidikan tentunya orang suku Bantu tidak dapat menjawab soal
silogisme tersebut karena suku Bantu terbiasa menggunakan penalaran secara
logis bukan secara verbal
Penelitian lintas budaya pada pembuatan keputusan menunjukan bahwa
orang dari kelompok kebudayaan yang berbeda boleh menggunakan cara atau
strategi yang sama
Salah satu aspek lainnya adalah creative Kreatif yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dari yang telah ada atau sama sekali baru baik
berupa benda fisik atau benda abstrak ide gagasan pola pikir Orang yang
kretif berfikir divergen daripada konvergen hal ini menjadi kekhasan dalam
pengukuran intelegensi Orang yang creative berfikir menyebar jadi tidak terfokus
pada satu pemikiran saja
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Budaya berhubungan dengan kesadara ini berarti bahwa kesadaran sebagai
sebuah penempatan tindakan pikiran dan perasaan kebudayaan dan kesadaran
yang meliputi pembelajaran tentang mimpi waktu dan persepsi kesedihan
Mimpi dari seseorang dengan budaya yang berbeda sangat berbeda
tergatntung pada pengalaman yang sering mereka alami Misalnya anak-anak
yang tinggal di palestina yang selalu mengalami peperangan mereka tentunya
mempunyai mimpi yang berbeda dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang
penuh dengan kedamaian
Dalam perspektif waktu kebudayaan juga sangat berbeda terutama dalam
masalah bisnis misalnya orang jepang sangat menghargai waktu sekecil apapun
karena waktu sangat berharga
Toleransi dan perasan menyedihkan juga menjadi akar dari nilai budaya
sikap sabar dalam wajah dari peraaan sakit adalah idealis dan respon yang tepat
untuk perasaan sakit adlah betul-betul dipertimbangkan untuk identitas bangsa
Kata intelligence dalam bahasa inggris berasal dari sebuah kata latin yang
dimunculkan sekitar dua ribu tahun silam oelh orator romawi ciceros Di amerika
serikat kita menggunakan istilah intellegensi untuk mengacu pada sejumlah
kemampuan keterampillan bakat dan pengetahuan yang berbeda yang secara
umum mengacu pada kemampuan kognitif atau mental
Cara tiap budaya mendefinisikan intelegensi begitu berbeda pengertian
konsep ini sulit untuk dibandingkan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain
dengan valid
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya adalah
bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar masyarakat yang
berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai suatu kekurangan satu
budaya dibanding dengan yang lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
BAB IV
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Dalam mengeksplorasi keberagaman budaya dan perbedaan
psikologi dapat dijelaskan dasar pembentukan rangkain psikologi Dalam
mempelajari psiokologi salah satu hal yang harus dipelajari dalam biologi
adalah system anatomi dan fisiologi yang sangat penting bagi tingkah laku
manusia Biologi dapat menyebabkan pskologi dengan asumsi komposisi
biologi menyebabkan kecenderungan untuk bertingkah laku Persamaan dan
perbedaan fungsi gaya hidup dan pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar
bagi budaya yang didefinisikan sebagai fungsi gaya hidup diet dan
pengalaman
Untuk mengetahui bagaimana dasar proses psikologi dapat
dilakukan dengan berbagai penelitian oleh berbagai para ahli misalnya
penelitian tentang persepsi Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam
bab ini mengenani persepsi terpusat bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita mempersepsi lingkungan kita
secara visual Jelas sekali bahwa persepsi merupakan suatu proses kontruksi
atau proses menyusun informasi agar menjadi bermakna karena meruna
merupakan suatu konstruksi persepsi kita pelajari seiring perkembnagan kita
nmulai dari lahir masa anak anak dan masa remaja Persepsi bisa dibentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan diman kita dibesarkan Cara kita
mempersepsi dunia sekeliling kita terutama bagi kita dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna
dan pemahaman dari informasi sensorik yang kita terima lewat indra kita
Meski memang sebagian besar penelitian di bidang psikologi ini
berbicara tentang persepsi visual atau tentang ilusi optic bukan berarti
bahwa tidak ada penelitian lainnya Beberapa kajian meski masih sporadic
yang mengindikasikan adanya perbedaan cultural dalam persepsi rasa sakit
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Ada beberapa kajian yang mengkaji tentang persepsi diantaranya
adalah ilusi optic Ilusi optic adalah persepsi yang mengandung perbedaan
antara kenampakan sebauh benda dengan benda yang sesungguhnya
Ilusi dalam pembahasan ini ada beberapa macam diantaranya Ilusi
Muller-lyer Ilusi Horizontal Vertikal dan ilusi ponzo Persepsi visual
tersebut didasari oleh berbagai teori diantaranya adalah teori Carpentered
World Theory atau teori lingkungan buatan yang menyatakan bahwa
pengalaman bertempat tinggal yang sebagian besar lingkungannya
merupakan buatan manusia dan mempunyai sudut berbenuk persegi yang
mempengaruhi cara kita mempersepsi garis
Teori yang kedua yakni Front-Horizontal Foreshortening Theory
teori yang menyatakan bahwa kita cenderung melihat garis vertical seolah
terentang dalam ruang dan melihat garis horizontal seolah melayang diatas
kertas Sedangkan Teori Symbolozing Three-Dimension-In-Two-Dimension
menyatakan bahwa kita mempersepsi dunia secara berbeda karena pengaruh
frekuensi melihat representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi seperti
pada gambar dan lukisan
Apapun tampaknya jelas bahwa meski persepsi juga dipengaruhi
oleh beberapa factor termasuk usia kematanga lingkungan situasi dan latar
belakang kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam
persepsi kita terhadap dunia Apa yang kita lihat mungkin sekali berbeda
dengan apa yang dilahat dan diyakini orang lain dari kebudayaan yang
berbeda Pengaruh budaya pada persepsi ini mempertannyakan keprecayaan
bahwa biudaya kita bisa lebih menangkap kebenaran absolute disbanding
kebudayaan lain
Budaya berhubungan dengan kognisi karena budaya
mempengaruhi proses berfikir kita Salah satu cara yang digunakan dalam
hubungannya adalah kategorisasi Kategori menjadi berbeda ketika orang
mengalami latar belakang budaya yang berbeda Dalam tugas penyortiran
kita melihat adanya efek dari pengalaman sekolah yang tidak akan disadari
bila tidak dikaji oleh psikologi lintas budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
Dalam ingatan ingatan terbagi menjadi dua yakni ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang Adanya batasan terhadap efek posisi
urutan dalam ingatan tergantung pada budaya Dalam membahas pemecahan
masalah keakraban cultural mempunyai pengaruh pada kemampuan orang
untuk memecahkan masalah
Kita menyadari bahwa dunia ini semakin beragam dan semakin
komplek Penelitian lintas budaya berhasil menunjukan keterbatasan proses
pemikiran kita Pengalaman sekolah kita berpengaruh pada proses-proses
berfikir
Beberapa pengarang kontemporer yang mempunyai pengaruh
menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan sebuah konstruk kebudayaan
kajian lintas budaya dari leteratur antropologi yang berhubungan dengan
kebudayaan dan kesadaran yang meliputi pembelajaran tentang mimpi
waktu dan persepsi kesedihan
Setiap budaya mempunyai mimpi yang berbeda digambarkan
dengan seseorang yang tinggal di daerah yang penuh dengan pertarungan
dengan seseorang yang tingal di daerah yang nyaman oleh karena itu mimpi
dipengaruhi oleh pengalaman Waktu bagi sebagian orang dari budaya yang
berbeda tentunya sangat berbeda menurut sebagian orang dari budaya
tertentu waktu merupakan hal yang sangat berharga
Terlepas dari bagaiman kita menafsirka perbedaan lintas budaya
dalam mengukur intelegensi kita harus menghargai nilai budaya lain Lebih
baik lagi apabila kita dapat mempertimbangkan evaluasi intelegensi di
budaya lain menurut definisi budaya tersebut tentang intelegensi
Pemahaman lintas budaya tentang perbedaan dan definisi dan proses ndashproses
intelegensi dan kognisi seharusnya membantu meningkatkan apresiasi dan
penghargaan kita terhadap definisi-definisi intelegensi dan kognisi yang
berbeda dari pandangan kita
Pandangan lain yang dipegang sebagian ahli psikologi lintas budaya
adalah bahwa test intelegensi mengukur perbedaan yang nyata antar
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
masyarakat yang berbeda tapi perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai
suatu kekurangan satu budaya dibanding dengan yang lainnya
B Implikasi
Budaya dasar proses tingkah laku sangat penting bagi konselor karena
membahas bagaimana seorang konselor memahami dirinya dan memahami
orang lain Sebagaimana konsep psikologi lintas budaya yang focus
utamanya pada tingkah laku manusia
Pada pembahasan ini dikaji beberapa penelitian tentang persepsi
kognisi dan intelegensi Implementasi praktis bagi konselor diantaranya
adalah konselor memadang bahwa individu itu dalam tingkah lakunya tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor biologis yang mencakup
genetic dan lingkungan seperti gaya hidup diet hal ini sangat mempengaruhi
terhadap tingkah laku individu
Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda maka individu
dengan latar belakang budaya yang berbeda mempunyai persepsi yang
berbeda Persepsi bisa berubah dan persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaya adalah kematangan factor usia dan factor pengalaman
Dalam menerima respon dari stimulus maka stimulus tersebut akan
diproses oleh kognisi kognisi mencakup kreatifitas daya ingat
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan Dalam proses konseling
konselor bisa memahami konseli dari segi kognisinya kreativitas yang
dihasilkan dan bagaimana konselor bisa membantu konseli dalam
menyelesaikan masalah dan mengembil keputusan
Dari kajian tentang budaya dan persepsinya maka implikasinya
konselor bisa lebih peka terhadap individu yang berada di sekitarnya
terutama konseli yang dihadapi Bagaimana persepsi konseli dan bagaimna
cara berfikir konseli tersebut sangat menentukan proses keberhasilan
konseling karena dengan mengenal karakteristik kepribadian konseli maka
konselor bisa membantu koseli
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu 1992 Psikologi Umum Jakarta Rineka Cipta
Matsumoto David 2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya Yogyakatra
Pustaka Pelajar
Sobur Alex Drs MSi2003 Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia
Yusuf Syamsu Dr H LN MPd 2005 Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja Bandung Remaja Rosda Karya
Willis Sofyan Dr 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung
Alfabeta
httpgroupe-psikologi codi group Kontak dalam Budaya Multikultur
httpidwikipediaorgbudBudayahtmlhttpidwikipediaorgbudBudaya
html Budaya