BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 7
1.2 SISI PENAWARAN
Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan
yang stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada sektor keuangan-
persewaan-jasa perusahaan dan sektor listrik-gas-air bersih, sementara sektor utama
lainnya seperti perdagangan-hotel-restoran dan sektor bangunan menurun.
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.2.1 SEKTOR PERTANIAN
Kinerja sektor pertanian relatif stabil, pada triwulan laporan tumbuh 5,67% (y.o.y)
sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,76% (y.o.y). Perkiraan menurunnya
produksi pertanian sesuai ARAM I-2012 mendorong Pemerintah Daerah menerapkan
beberapa kebijakan konstruktif untuk mempertahankan produksi pertanian.
Beberapa langkah telah diterapkan pemerintah daerah untuk mempertahankan produksi
pertanian jagung yaitu :
- Memberikan bantuan benih jagung dan saprodi kepada masyarakat.
- Memperbarui SK Gubernur tentang harga dasar Jagung Sebesar Rp 1.800/kg di
tingkat gudang dengan kadar air 17%. Hal ini untuk mendorong petani tetap
melakukan produksi jagung di lahan pertanian produktif.
- Membuka peluang kerjasama dengan importir luar negeri, dimana pada bulan
Mei 2012 telah berhasil dikirimkan 4000 ton Jagung Gorontalo ke Vietnam
melalui PT Mitramandiri Agrimakmur Gorontalo dengan pembeli Hiep Quang.
Ekspor tersebut bernilai USD 1.124.000 atau setara 10,678 M. Vietnam menjadi
target pasar jagung Gorontalo setelah Malaysia, Filipina dan Korea.
I II III IV I II
1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 237.866,28 230.559,95
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 9.212,82 9.530,54
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 65.464,67 67.141,00
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 4.676,63 4.784,38
5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 74.388,82 76.854,74
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 121.202,55 124.013,62
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 86.967,51 89.944,57
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 72.962,87 75.818,39
9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 153.226,44 159.639,45
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 825.968,59 838.286,63
I II III IV I II
1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 5,67
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 11,57 9,74
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 13,31 13,24
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 6,66 8,02
5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 11,56 9,61
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 11,35 9,53
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 7,15 7,62
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,07 10,97
9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 7,00 7,76
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 8,29 8,31
2011
2011
SEKTOR
SEKTOR
2012
2012
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.17 Grafik 1.18 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama
Grafik 1.19 Grafik 1.20 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi
Tabel 1.4
ARAM I Pertanian Padi
Tabel 1.5 ARAM I Pertanian Jagung
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 9
1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan II-2012 menunjukkan kondisi
yang stabil. Pada triwulan II-2012 sektor ini tumbuh 7,62% (y.o.y) sementara pada triwulan I-
2012 sebesar 7,15% (y.o.y). Pertumbuhan cukup tinggi terjadi pada sub sektor angkutan
udara, sementara sub sektor angkutan darat dan air relatif stabil.
Upaya Pemerintah Daerah, Pertamina dan Pihak Keamanan untuk menjaga
stabilitas pasokan BBM memberikan pengaruh yang cukup baik bagi pertumbuhan sub
sektor angkutan darat. Antrian BBM yang mulai reda serta penindakan aparat terhadap
upaya-upaya penimbunan BBM tampak nyata di triwulan II-2012. Hal tersebut menjadikan
pasokan BBM untuk kepentingan transportasi darat berjalan lancar.
Grafik 1.21 Grafik 1.22 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi
Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan II-2012 juga menunjukkan
perbaikan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tumbuh 16,98% (y.o.y) lebih
baik dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,76% (y.o.y). Sementara
arus penumpang kapal laut juga menunjukkan kondisi yang serupa. Penumpang kapal laut
tumbuh 193% (y.o.y) meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar
157% (y.o.y). Peningkatan jumlah penumpang ini seiring dengan masa liburan sekolah
selama bulan Juni 2012.
Demikian halnya dengan perkembangan penggunaan kargo laut baik untuk
pengiriman dari/menuju Gorontalo yang menunjukkan peningkatan. PT Meratus Line pada
triwulan II-2012 memulai jalur pelayanan kargo untuk rute Jakarta-Surabaya-Gorontalo pp
melalui pelabuhan internasional Anggrek di Kwandang. Kapal Meratus Mamiri berbobot
14.000 GT dengan daya tampung 900 kontainer diestimasikan mampu mempersingkat
waktu pengiriman kargo sehingga akan mendorong penggunaan moda transportasi ini
meningkat di masa depan. Peningkatan lalu lintas pengiriman barang juga dikonfirmasi oleh
PT. JNE yang mencatat bahwa jumlah paket pengirimannya meningkat hingga 60%
menjelang bulan puasa. Namun di sisi lain, distribusi pengiriman barang terkendala dari
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
kapasitas angkut pesawat yang dibatasi. Dengan pertimbangan keselamatan, pihak otoritas
Bandara Jalaluddin masih menerapkan pembatasan beban angkut maksimum sebesar
63,500 Kgs terkait kondisi runway yang masih dalam tahap perbaikan.
Grafik 1.23 Grafik 1.24 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut
Sementara itu kinerja sub sektor angkutan udara menunjukkan pertumbuhan yang
cukup baik selama liburan sekolah. Hal tersebut dikonfirmasi oleh jumlah penumpang
pesawat yang tumbuh 16,33% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 11,19% (y.o.y). Beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di
Gorontalo menyatakan bahwa lonjakan penumpang selama Juli 2012 mencapai 95% dari
load factor penerbangan.
Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 11
1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo
menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada
triwulan II-2012 tumbuh 9,53% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-
2012 sebesar 11,35% (y.o.y). Menurunnya kinerja PHR nampak dari menurunnya volume
bongkar pelabuhan dan stagnasi kredit perdagangan.
Menurunnya kinerja sektor ini terutama didorong oleh menurunnya kinerja sub sektor
hotel dan restoran. Hal ini nampak dari tingkat penghunian hotel yang stagnan, beberapa
hotel saat ini fokus pada perbaikan dan renovasi fasilitas untuk menyambut kegiatan World
Maize Conference yang akan dilaksanakan pada November 2012.
Grafik 1.27 Grafik 1.28 SKDU Perdagangan Tingkat Penghunian Hotel
Sementara kegiatan perdagangan masih optimis dibandingkan triwulan sebelumnya.
Beberapa faktor menjadi penunjang kinerja sub sektor ini yaitu realisasi gaji ke-13,
peningkatan penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah, dan masa liburan sekolah.
Peningkatan kegiatan pada sub sektor ini dikonfirmasi oleh realisasi survei kegiatan dunia
usaha, pertumbuhan kredit perdagangan dan volume penggunaan listrik kelompok bisnis.
Grafik 1.29 Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Listrik Kelompok Bisnis
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
1.2.4 SEKTOR BANGUNAN
Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan II-
2012 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 9,61% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,56 % (y.o.y)
Grafik 1.31 Grafik 1.32 Belanja Modal Kredit Konstruksi
Melambatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka
kredit konstruksi dan penyerapan belanja modal. Sampai dengan Juni 2012 kredit konstruksi
tumbuh 33,36% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
48,73% (y.o.y). Sejalan dengan hal tersebut, pembiayaan konstruksi yang berasal dari
belanja APBD pemerintah daerah terkontraksi hingga 46%.
1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Kinerja sektor keuangan tumbuh 10,97% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,07% (y.o.y). Peningkatan terbesar didorong
oleh kinerja sektor keuangan yang cukup baik.
Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat
Sampai dengan bulan Juni 2012, NIM perbankan mencapai Rp 274 Miliar atau tumbuh
9,46% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Maret 2012 yang terkontraksi 37,66%
(y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya beban bunga perbankan seiring dengan
bertahannya BI Rate pada level yang stabil.
Grafik 1.33 Grafik 1.34
NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 13
1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang sedikit
melambat. Sektor industri pada triwulan II-2012 tumbuh 13,24% (y.o.y) sementara pada
triwulan sebelumnya tumbuh 13,31% (y.o.y). Perkembangan kinerja sektor ini ditunjukkan
oleh beberapa prompt indicators yaitu realisasi SKDU industri pengolahan, penjualan BBM
industri, penjualan listrik industri, dan survei industri pengolahan besar-sedang.
Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, melambatnya kinerja industri
tampak pada industri tekstil dan kayu/barang dari kayu. Permintaan masyarakat yang
menurun diperkirakan menjadi penyebab penurunan produksi di sektor ini. Penurunan ini
turut dikonfirmasi pula oleh konsumsi listrik industri yang relatif melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya.
Grafik 1.35 Grafik 1.36 Konsumsi Listrik Industri Survei Pengolahan Besar & Sedang
1.2.7 SEKTOR LAINNYA
Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2012 tumbuh 8,02% (y.o.y)
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 6,66% (y.o.y). Daya tersambung sampai
dengan Juni 2012 mencapai 138..246 KVA atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2012
yang mencapai 133.267 KVA. Beberapa proyek investasi listrik swasta yang saat ini terus
dipacu penyelesaiannya. PLN telah mengoperasikan mesin pembangkit berbahan bakar
MFO (Marine Fuel Oil) sebesar 7MW di Gardu Induk Isimu, sementara pembangunan fisik
PLTU Molotabu sudah mencapai 83%.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
.
Grafik 1.37 Grafik 1.38 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa
Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2012 meningkat
dibandingkan triwulan I-2012. Sektor ini tumbuh 9,74% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencapai 11,57% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan
kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang melambat. Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan
II-2012 tumbuh 7,76% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2012
yang tercatat sebesar 7% (y.o.y).
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 15
BOKS 1 : KONSUMSI RUMAH TANGGA di GORONTALO DAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.
Dalam kurun waktu duabelas tahun membangun, pertumbuhan ekonomi regional
secara persisten ditopang oleh kegiatan konsumsi dibandingkan kegiatan investasi maupun
ekspor-impor. Tren meningkatnya konsumsi pemerintah seiring dengan penambahan
alokasi belanja daerah yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sementara konsumsi swasta
lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi regional dan perilaku konsumen sendiri.
Hal menarik apabila kita simak kondisi konsumsi swasta, sesuai teori ekonomi klasik
tingkat konsumsi akan berbanding lurus dengan penambahan pendapatan yang diterima
masyarakat. Di Gorontalo, komposisi tenaga kerja terbesar berprofesi sebagai petani dan
jasa kemasyarakatan (pegawai) yang mempunyai karakteristik pendapatan yang berbeda.
Seringkali dalam menganalisis perkembangan makro regional, peneliti dihadapkan pada
fenomena dimana terjadi kenaikan pada sisi pendapatan kelompok petani namun disisi lain
terjadi penurunan pendapatan pada kelompok pegawai atau terjadi sebaliknya. Pemahaman
tentang seberapa besar elastisitas setiap komponen pendapatan dalam mempengaruhi
magnitude pertumbuhan konsumsi swasta menjadi penting untuk menghindarkan miss
leading dalam proyeksi. Paparan singkat ini akan mencoba menganalisis hal dimaksud
dengan menggunakan pendekatan ekonometrika yang diperkuat dengan hasil survei.
Keynes dalam teorinya menyatakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat akan
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang diterima oleh masyarakat
dC Y Z .....................(1)
Keterangan:
Yd = Pendapatan disposable
C = Konsumsi
Z = Variabel lain/karakteristik daerah
= Konstanta, dimana nilainya lebih besar dari 0
Mengacu pada teori dimaksud, akan coba disusun suatu model regresi sederhana untuk
mengetahui tingkat elastisitas dari masing-masing pendapatan kelompok masyarakat dalam
meleverage pertumbuhan konsumsi di Gorontalo. Untuk mendapatkan hasil dimaksud
digunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) dengan mempertimbangkan prinsip
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang terdiri atas serangkaian pengujian non-
autokorelasi, non-heterokedastisitas, dan non-multikorelasi.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
Model OLS yang dipergunakan adalah sbb:
logCONS = a0 + a1 log NTP + a2 log BP + a3 log KK + e
dimana :
- CONS : PDRB konsumsi swasta
- NTP : nilai tukar petani
- BP : belanja pegawai
- KK : kredit konsumsi
- a1,a2,a3 : konstanta
- e : error term
Dependent Variable: LOG(ADHK)
Method: Least Squares
Date: 07/31/12 Time: 13:02
Sample (adjusted): 2007Q1 2010Q1
Included observations: 13 after adjustments
Convergence achieved after 45 iterations
MA Backcast: 2006Q3 2006Q4 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.39364 0.442042 23.51279 0.0000
LOG(NTP) -0.442617 0.090426 -4.894802 0.0012
LOG(BTL) 0.010647 0.005056 2.105993 0.0683
LOG(KK) 0.319617 0.017835 17.92033 0.0000
MA(2) 1.685722 0.556850 3.027246 0.0164 R-squared 0.993702 Mean dependent var 13.01794
Adjusted R-squared 0.990553 S.D. dependent var 0.096444
S.E. of regression 0.009374 Akaike info criterion -6.218036
Sum squared resid 0.000703 Schwarz criterion -6.000748
Log likelihood 45.41723 Hannan-Quinn criter. -6.262699
F-statistic 315.5619 Durbin-Watson stat 1.482568
Prob(F-statistic) 0.000000
Intrepretasi atas hasil model tersebut adalah sebagai berikut :
- Setiap kenaikan 1 satuan nilai tukar petani akan mendorong meningkatnya konsumsi
swasta sebesar 0,44 satuan
- Setiap kenaikan 1 satuan belanja pegawai akan mendorong meningkatnya konsumsi
swasta sebesar 0,01 satuan
- Setiap kenaikan 1 satuan realisasi kredit konsumsi akan mendorong peningkatan
konsumsi swasta sebesar 0,32 satuan
Terlihat bahwa NTP memberikan elastisitas lebih tinggi dalam mempengaruhi konsumsi
dibandingkan belanja pegawai dan kredit konsumsi. Hal ini disadari mengingat sedikit
kenaikan pendapatan pada kelompok petani akan mendorong agregat konsumsi PDRB
Gorontalo secara signifikan karena komposisi angkatan kerja di sektor pertanian cukup
dominan di Gorontalo (42% menurut survei BPS).
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 17
Tingginya nilai konsumsi kelompok pegawai mendorong fungsi pembiayaan kredit
konsumsi menjadi alternatif pembiayaan. Apabila disimulasikan dalam Granger Causality
Test antara Kredit Konsumsi dan Belanja Pegawai (dengan menggunakan data bulanan),
belanja pegawai (dalam hal ini realisasi APBD) memberikan pengaruh signifikan pada
perubahan baki debet kredit konsumsi dan tidak berlangsung sebaliknya.
Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/31/12 Time: 17:52 Sample: 2008:01 2012:01 Lags: 2
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability
KK does not Granger Cause BP 25 0.12852 0.88012 BP does not Granger Cause KK 5.60514 0.01168
Berdasarkan pengujian hasil estimasi model dan didukung oleh hasil survei dapat
ditarik suatu kesimpulan :
- Perubahan NTP akan memberikan elastisitas lebih tinggi
pada perubahan tingkat konsumsi dibandingkan elastisitas
belanja pegawai dan kredit konsumsi. Ini lebih disebabkan
karena kelompok petani menduduki komposisi terbesar
dalam keseluruhan lapangan kerja di Gorontalo.
- Berdasarkan hasil survei persepsi masyarakat terhadap
bank menyatakan bahwa nilai konsumsi kelompok petani
secara individu lebih rendah dibandingkan nilai konsumsi individu kelompok pegawai.
Tingginya nilai konsumsi kelompok pegawai menjadikan kredit konsumsi sebagai salah
satu alternatif pembiayaan dalam memenuhi kegiatan konsumsinya. Hal ini sejalan dengan
hasil analisis Granger Causality Test dimana realisasi gaji pegawai (APBD) memberikan
pengaruh signifikan pada perubahan baki debet kredit konsumsi perbankan.