Download - ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. Agustus 2017
26
ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN
PENDANAAN TERHADAP NILAI PEUSAHAAN DENGAN MEKANISME GCG
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.
Doni Stiadi1
, Meina Wulansari Yusniar2
1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
2) Program Magister Manajemen, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh moderasi mekanisme Good Corporate Governance
(GCG) terhadap hubungan antara Struktur Kepemilikan, Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan
dengan Nilai Perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian berjumlah 161
emiten dengan pemilihan sampel berdasarkan purposive samplin. Analisis data penelitian dengan metode
struktural equation model (SEM) dengan menggunakan alat analisis Partial least Square (PLS). Hasil
analisis menemukan bahwa Struktur Kepemilikan, Mekanisme GCG, dan Keputusan investasi
berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan keputusan pendanaan berpengaruh negataif dan signifikan.
Struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi namun tidak signifikan
pengaruhnya terhadap keputusan pendanaan. Mekanisme GCG berpengaruh positif dan signifikan baik
terhadap keputusan investasi maupun keputusan pendanaan. Mekanisme GCG ketika diperanan menjadi
variabel pemoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan tidak berpengaruh
signifikan, karena itu mekanisme GCG tidak mampu memoderasi pengaruh Struktur Kepemilikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel interaksi mekanisme GCG dengan
struktur kepemilikan belum bisa meperkuat atau memperlemah hubungan komposisi kepemilikan dan
nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih
sangat kecil dan didominasi oleh keluarga.
Abstract
This research aims to analyze the effect of moderation of Good Corporate Governance (GCG)
mechanism on the relationship between Ownership Structure, Investment Decision and Financial
Decision toward Firm Value in Indonesia Stock Exchange (IDX). The sample is 161 issuer with sampling
technique based on purposive sampling. Analysis of research data with structural equation model (SEM)
method using Partial least Square (PLS). The result of the analysis found that Ownership Structure, GCG
Mechanism, and Investment Decision have positive and significant effect, while Financial Decision has
negative effect. The Ownership Structure has a significant positive effect on Investment Decisions but no
significant effect on Financial Decision. The GCG mechanism has a positive and significant impact on
both Investment Decisions and Financial Decision. The GCG mechanism when it becomes a moderating
variable of the relationship between Ownership Structure and Firm Value has no significant effect,
therefore GCG mechanism is unable to moderate the effect of the Ownership Structure on Firm Value.
This indicates that the interaction variable of GCG mechanism with the Ownership Structure has not
been able to strengthen or weaken the relationship of ownership composition and Firm Value, this is
because the managerial Ownership Structure in Indonesia is still very small and dominated by the family
ownership.
Keyword: Ownership Structure, Investment Decision, Financial Decision, GCG mechanism
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan
Vol. 1. No.1. September 2017
Hal. 26-39
JSMK ISSN 2597-467X
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jsmk
Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
27
PENDAHULUAN
Peningkatan nilai perusahaan merupakan
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai
perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar
sahamnya karena penilaian investor terhadap
perusahaan dapat diamati melalui pergerakan
harga saham perusahaan. Pada pelaksananya,
proses memaksimalkan nilai perusahaan sering
muncul konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham (pemilik perusahaan) yang
sering disebut agency problem. Agency problem
dipengaruhi oleh struktur kepemilikan antara
manajer (kepemilikan manajerial) dengan
pemegang saham (kepemilikan institusional).
Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti
dipercaya mampu mempengaruhi jalannya
perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada
kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.
Agency problem dalam konsep theory of the
firm (Jensen & Meckling, 1976), akan
menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan
perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan
dengan cara memaksimumkan kekayaan
pemegang saham. Untuk itu diperlukan sebuah
kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring
dan pengawasan yang baik akan mengarahkan
tujuan sebagaimana mestinya.
Untuk mengurangi terjadinya agency
problem, maka perusahaan perlu menerapkan tata
kelola (Corporate Governance) yang baik. Tata
kelola perusahaan yang baik menggambarkan
bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan
modalnya dengan baik agar menarik para
investor. Pengelolaan aset dan modal suatu
perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan
yang ada. Jika pengelolaannya dilakukan dengan
baik maka, otomatis akan meningkatkan nilai
perusahaan. Penerapan tata kelola yang baik
sering di sebut juga mekanisme Good Corporate
Governance (GCG) dalam sistem pengendalian
dan pengelolaan perusahaan. Mekanisme GCG
sebagai suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan diharapkan dapat
memberikan pengawasan terhadap manajemen
dalam mengelola perusahaan sehingga hal
tersebut dapat meyakinkan pihak prinsipal bahwa
mereka akan memperoleh return atas dana yang
diinvestasikan.
Keputusan yang menyangkut investasi akan
menentukan sumber dan bentuk dana untuk
pembiayaannya. Masalah yang harus dijawab
dalam mendanai perusahaan adalah apakah
sumber dana yang dipakai berasal dari internal
atau eksternal perusahaan, besarnya hutang dan
modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan
modal yang akan digunakan (Hasnawati, 2005).
Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat
diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan
dari eksternal perusahaan berupa hutang atau
penerbitan saham baru. Suatu kombinasi yang
optimal atas penentuan pendanaan sangat penting
karena dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil studi Myers (1984) tentang pecking order
hyphotesis menggambarkan sebuah hirarki dalam
pencarian dana perusahaan dimana perusahaan
cenderung mempergunakan pendanaan internal
dahulu untuk membayar dividen dan
mengimplementasikannya sebagai peluang
pertumbuhan, dan apabila memerlukan
pendanaan eksternal, maka perusahaan akan
menggunakan hutang sebelum penerbitan saham
baru.
Selain keputusan investasi dan pendanaan,
keputusan pembagian dividen merupakan suatu
masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan.
Dividen merupakan alasan bagi investor dalam
menanamkan investasinya, dimana dividen
merupakan pengembalian yang akan diterimanya
atas investasinya dalam perusahaan. Para investor
memiliki tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraan dengan mengharapkan
pengembalian dalam bentuk dividen, sedangkan
perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara
terus menerus untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan
kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya,
sehingga kebijakan dividen penting untuk
memenuhi harapan pemegang saham terhadap
dividen dengan tidak menghambat pertumbuhan
perusahaan disisi yang lainnya.
Penelitian mengenai keterkaitan antara
struktur kepemilikan, mekanisme corporate
governance dan keputusan keuangan terhadap
nilai perusahaan pernah dilakukan oleh sejumlah
Peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang
berbeda. Hasil penelitian Crutchley (1999)
memperlihatkan adanya keterkaitan antara
keputusan leverage, dividend payout ratio,
insider ownership, dan institutional ownership
yang ditentukan secara simultan meskipun tidak
menyeluruh. Pada penelitiannya Crutchley (1999)
juga membuktikan bahwa kepemilikan
institusional merupakan subtitusi kepemilikan
manajerial.
Wahyudi dan Pawestri (2006) meneliti
mengenai pengaruh struktur kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan dengan
keputusan keuangan sebagai variabel intervening.
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017
28
struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap keputusan investasi dan keputusan
pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen,
struktur kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap keputusan keuangan
maupun nilai perusahaan, Keputusan pendanaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi
keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan
struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan baik secara langsung
maupun melalui keputusan pendanaan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
meganalisis hubungan antara struktur
kepemilikan perusahaan, keputusan investasi, dan
pendanaan terhadap nilai perusahaan dengan
mekanisme GCG sebagai Variabel Pemoderasi.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan prediksi mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan dan
keputusan-keputusan keuangan yang harus
diambil oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Struktur Kepemilikan dan Keputusan
Keuangan
Struktur kepemilikan pada suatu perusahaan
merupakan persentase kepemilikan saham yang
dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan
komisaris (Born, 1988 dalam Junaidi, 2004).
Komposisi kepemilikan saham memiliki dampak
yang penting pada sistem kendali perusahaan.
Selain itu Kepemilikan saham ini dapat terbagi
menjadi kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusi dan kepemilikan publik. Masing-masing
bentuk kepemilikan ini akan memiliki
kepentingan dan dampak yang berbeda terhadap
keputusan keuangan dan nilai perusahaan.
Adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah
perusahaan akan menimbulkan dugaan yang
menarik bahwa nilai perusahaan meningkat
sebagai akibat kepemilikan manajemen yang
meningkat.
Semakin tinggi kepemilikan institusional
maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap
perusahaan dan mengurangi agency cost,
sehingga perusahaan akan menggunakan dividen
yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat,
menyebabkan manajer menggunakan utang pada
tingkat rendah untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya financial distress dan
risiko kebangkrutan (Crutcley et al, 1999). Kim
dan Sorenson (1986) mengemukakan demand
dan supply hypothesis. Demand hypothesis
menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai
oleh insider menggunakan hutang dalam jumlah
besar untuk mendanai perusahaan. Dengan
kepemilikan besar, pihak insider ingin
mempertahankan efektivitas kontrol terhadap
perusahaan. Supply hipothesis menjelaskan
bahwa perusahaan yang dikontrol oleh insider
memiliki debt agency cost kecil sehingga
meningkatkan penggunaan utang. Menurut
Jensen dan Meckling (1976), penggunaan utang
mengurangi kebutuhan ekuitas eksternal dan
meningkatkan proporsi kepemilikan manajerial.
Penggunaan utang yang berlebihan akan
meningkatkan bankruptcy cost sehingga
mengurangi minat manajer untuk menambah
kepemilikan (Friend dan Lang, 1988).
Roseff (1982) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial yang tinggi
menyebabkan dividen yang dibayarkan pada
pemegang saham rendah. Penetapan dividen
rendah disebabkan manajer memiliki harapan
investasi dimasa yang akan datang yang dibiayai
dari sumber internal. Sebaliknya jika pemegang
saham lebih menyukai dividen yang tinggi, maka
menimbulkan perbedaan kepentingan, sehingga
diperlukan peningkatan dividen. Crutchly et al
(1999) menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan
institusional terhadap dividen adalah negatif.
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka
semakin kuat kontrol eksternal terhadap
perusahaan dan mengurangi biaya keagenan,
sehingga perusahaan akan cenderung untuk
menggunakan dividen yang rendah.
Struktur Kepemilikan dan Keputusan
Pendanaan
Chen dan Steiner (1999) mengemukakan
bahwa kepemilikan manajerial menyebabkan
penurunan utang karena adanya substitusi
monitoring. Sehingga kepemilikan manajerial
bisa menggantikan peranan utang dalam
mengurangi agency cost. Friend and Lang
(1988), menunjukkan bahwa debt ratio
mempunyai hubungan negatif dengan manajerial
ownership. Ini menunjukkan bahwa penggunaan
utang akan semakin berkurang seiring dengan
meningkatnya kepemilikan manajerial didalam
perusahaan. Kim dan Sorensen (1986), serta
Mehran (1992) menguji pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap rasio hutang perusahaan,
hasilnya terdapat hubungan yang positif antara
kepemilikan manajer dengan rasio hutang.
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
29
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Jensen, at
al. (1992), menyatakan bahwa terdapat hubungan
negatif antara prosentase kepemilikan manajer
dengan debt ratio. Begitu pula Moh'd et al
(1998), mengadakan studi mengenai dampak
struktur kepemilikan pada kebijakan utang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan saham memiliki pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap rasio utang.
Begitu pula dengan faktor lainnya, memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap utang.
Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa
investor institusional secara efektif dapat
melakukan monitoring terhadap manajemen
perusahaan sehingga memiliki kecenderungan
untuk menurunkan tingkat utang dan
meningkatnya kepemilikan manajerial dapat
mengurangi peranan utang dalam mengurangi
masalah keagenan
Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi
oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga meningkatkan harga saham
sebagai indikator nilai perusahaan (signaling
theory). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak
luar tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang
atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal
tersebut akan direspon secara positif oleh pasar
(Brigham dan Houston, 1999). Peningkatan
dividen dilakukan untuk memperkuat posisi
perusahaaan dalam mencari tambahan dana dari
pasar modal dan perbankan. Dividen
mengandung informasi atau sebagai isyarat
(signal) akan prospek perusahaan (Roseff, 1982).
Jensen & Meckling (1976) dalam Jogiyanto
(1998) menganalisis bagaimana nilai perusahaan
dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara
pihak manajer yang menikmati manfaat dari
pihak luar dan yang tidak menikmati manfaat.
Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan
manajemen akan mengurangi agency difficulties
(kesulitan agen) melalui pengurangan insentif
bagi pemegang saham dan mengambil alih
kekayaan pemegang saham. Hal ini sangat
potensial dalam mengurangi alokasi sumber daya
yang tidak menguntungkan, yang pada gilirannya
akan meningkatkan nilai perusahaan.
Konsep dan Definisi Tata Kelola Perusahaan
(Corporate Governance)
Dua teori utama yang terkait dengan
corporate governance adalah Stewardship theory
dan agency theory. Stewardship theory dibangun
atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia
yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh
tanggung jawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain,
stewardship theory memandang manajemen
sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan
sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun
stakeholder. Sementara itu, agency theory yang
dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976)
memandang bahwa manajemen perusahaan
sebagai “agents” bagi para pemegang saham,
akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi
kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak
yang arif dan bijaksana serta adil terhadap
pemegang saham. Dalam perkembangan
selanjutnya, agency theory mendapat respon
lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan
kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran
mengenai corporate governance berkembang
dengan bertumpu pada agency theory di mana
pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan
kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
Good Corporate Governance (GCG)
memiliki banyak definisi. Forum For Corporate
Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan
corporate governance sebagai seperangkat
peraturan yang menetapkan hubungan antara
pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka, atau dengan kata lain sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Di
kalangan pebisnis, secara umum, GCG diartikan
sebagai tata kelola perusahaan. Good corporate
governance (GCG) diartikan pula sebagai sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan
yang menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semua stakeholder (Monks, 2003). Ada
dua hal yang ditekankan dalam konsep ini,
pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar dan tepat
pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan
untuk melakukan pengungkapan (disclosure)
secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap
semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder.
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017
30
Ada empat komponen utama yang
diperlukan dalam konsep good corporate
governance, yaitu fairness, transparency,
accountability, dan responsibility. Keempat
komponen tersebut penting karena penerapan
prinsip good corporate governance secara
konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan dan juga dapat menjadi
penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang
mengakibatkan laporan keuangan tidak
menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
Hubungan Antar Variabel
Optimalisasi nilai perusahaan merupakan
tujuan utama dari perusahaan (Wahyudi dan
Pawestri, 2006). Nilai perusahaan sangat penting
karena mencerminkan seberapa besar perusahaan
tersebut dapat memberikan keuntungan bagi
investor. Untuk dapat memaksimalkan nilai
perusahaan tersebut maka manajer dihadapkan
pada keputusan keuangan yang meliputi
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
keputusan yang menyangkut pembagian laba.
Fama (1978) menyatakan bahwa nilai
perusahaan semata-mata ditentukan oleh
keputusan investasi. Pendapat ini menyatakan
bahwa keputusan investasi ini penting, karena
untuk mencapai tujuan perusahaan hanya
dihasilkan melalui kegiatan perusahaan.
Hasnawati (2005) menemukan bahwa keputusan
investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan sebesar 12,25% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian dari
Wijaya dan Bandi (2010) juga menyatakan hal
yang serupa yaitu kebijakan investasi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan dapat diartikan
sebagai keputusan yang menyangkut struktur
keuangan perusahaan. Struktur keuangan
perusahaan merupakan komposisi dari keputusan
pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek,
hutang jangka panjang dan modal sendiri. Setiap
perusahaan akan mengharapkan adanya struktur
modal optimal, yaitu struktur modal yang dapat
memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan
dividen adalah keputusan mengenai apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada para pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.
Penggunaan dividen sebagai isyarat berupa
pengumuman yang menyatakan bahwa suatu
perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan
dividen per lembar saham mungkin diartikan oleh
penanam modal sebagai sinyal yang baik, karena
dividen per saham yang lebih tinggi menujukkan
bahwa perusahaan yakin arus kas masa
mendatang akan cukup besar untuk menanggung
tingkat dividen yang tinggi.
Selain kedua keputusan keuangan di atas,
terdapat satu variabel lain yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan,
yaitu struktur kepemilikan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam struktur
kepemilikan, antara lain: (1) Kepemilikan
sebagian kecil saham perusahaan oleh
manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham
dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan
semata; (2) Kepemilikan yang terkonsentrasi
memberi insentif kepada pemegang saham
mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam
perusahaan; (3) Identitas pemilik menentukan
prioritas tujuan sosial perusahaan dan (4)
maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya
perusahaan milik pemerintah cenderung untuk
mengikuti tujuan politik dibanding tujuan
perusahaan.
Struktur kepemilikan ini merupakan
proporsi kepemilikan saham oleh manajerial,
public ataupun institusional. Masalah yang sering
ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah
agency conflict, dimana terdapat kepentingan
antara manajemen perusahaan sebagai pengambil
decision maker dan para pemegang saham
sebagai owner dari perusahaan. Tentunya
perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Jumlah pemegang
saham besar (large shareholders) mempunyai arti
penting dalam memonitor perilaku manajer
dalam perusahaan (Shleifer dan Vishny ; 1986).
Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka
para pemegang saham besar seperti institusional
investors akan dapat memonitor tim manajemen
secrara lebih efektif dan dapat meningkatkan
nilai perusahaan jika terjadi takeover. Selain itu,
konsentrasi kepemilikan pada pihak luar
perusahaan berpengaruh positif pada nilai
perusahaan Lins (2002). Dalam perspekif teori
keagenan, agen yang risk adverse dan yang
cenderung mementingkan dirinya sendiri akan
mengalokasikan resources (berinvestasi) yang
tidak meningkatkan nilai perusahaan.
Permasalahan agensi ini akan mengindikasikan
bahwa nilai perusahaan akan naik apabila pemilik
perusahaan biasa mengendalikan perilaku
manajemen agar tidak menghamburkan resources
perusahaan, baik dalam bentuk investasi yang
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
31
tidak layak, maupun dalam bentuk shirking.
Corporate governance merupakan suatu sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan
yang diharapkan dapat memberikan dan
meningkatkan nilai perusahaan kepada para
pemegang saham. Dengan demikian, penerapan
good corporate governance dipercaya dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Dey Report
(1994) mengemukakan bahwa corporate
governance yang efektif dalam jangka panjang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan
menguntungkan para pemegang saham. Morck,
Shleifer & Vishny (1988) dalam Bernhart &
Rosenstein (1998) yang menguji hubungan antara
kepemilikan manajerial dan komposisi dewan
komisaris terhadap nilai perusahaan menemukan
bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan
dengan peningkatan kepemiliakan manajerial
sampai dengan 5%, kemudian menurun pada saat
kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian
meningkat kembali seiring dengan adanya
peningkatan kepemilikan manajerial secara
berkelanjutan. Black et al. (2003) berargumen
bahwa pertama, perusahaan yang dikelola dengan
lebih baik akan dapat lebih menguntungkan
sehingga dapat dividen yang lebih tinggi. Kedua,
disebabkan oleh karena investor luar dapat
menilai earnings atau dividen yang sama dengan
lebih tinggi untuk perusahaan yang menerapkan
corporate governance yang lebih baik. Hasil
menunjukkan bahwa tidak ditemukan bukti
bahwa perusahaan dengan corporate governance
yang baik lebih menguntungkan atau membayar
dividen yang lebih tinggi, tetapi ditemukan bukti
bahwa investor menilai earnings atau arus
dividen yang sama dengan lebih tinggi untuk
perusahaan yang menerapkan corporate
governance yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
kerangka konseptual pada penelitian
digambarkan berikut ini.
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kerangka konsep di atas,
hipotesis pada penelitiannya adalah sebagai
berikut:
1. Struktur Kepemilikan Berpengaruh
terhadap Keputusan Investasi
2. Struktur Kepemilikan Berpengaruh
terhadap Keputusan Pendanaan
3. Struktur Kepemilikan Berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan
4. Mekanisme GCG Berpengaruh terhadap
Keputusan Investasi
5. Mekanisme GCG Berpengaruh terhadap
Keputusan Pendanaan
6. Mekanisme GCG Berpengaruh terhadap
Keputusan Nilai Perusahaan
7. Keputusan Investasi Berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan
8. Keputusan Pendanaan Berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan
9. Interaksi mekanisme GCG berpengaruh
terhadap hubungan antara Struktur
Kepemilkan dengan Nilai perusahaan
METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai hubungan atau
pengaruh antar variabel disebut penelitian
hubungan kausal (causal effect), yaitu suatu
penelitian yang dilakukan terhadap fakta-fakta
untuk membuktikan secara empiris tentang
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain
(Kuncoro, 2003). Fakta empiris yang ingin
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017
32
diketahui untuk dianalisis adalah Pengaruh Good
Corporate Governance (GCG) terhadap
hubungan antara Struktur Kepemilikan,
Keputusan Investasi dan Pendanaan terhadap
Nilai Perusahaan. Pada penelitian ini terdiri dari
1 (satu) variabel dependen (endogeneous) yaitu
Nilai Perusahaan dan 3 (tiga ) variabel
independen (eksogeneous) yaitu Struktur
Kepemilikan, Keputusan Investasi, dan
Keputusan Pendanaan, Serta 1(satu) variabel
moderating yaitu Good Corporate Governance
(GCG).
Pemilihan Sampel dan Data
Sampel penelitian ini dipilih dengan metode
purposive sampling terhadap emiten yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2011 yaitu sebanyak 436 perusahaan. Adapun
kriteria emiten yang dijadikan sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.Kriteria Pemilihan Sampel dan Jumlah
Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah emiten yang terdaftar di
BEI tahun 2011 436
2 Jumlah emiten yang tidak
membagikan dividen (239)
3
Perusahaan yang tidak mempunya
kepemilikan pihak manajer dan
institusional
0
4 Emiten yang tidak lengkap
laporanya (78)
Emiten yang dijadikan sampel 161
Sumber: Laporan tahunan BEI 2011, diolah (2016)
Definisi operasional Pengukuran variabel
1. Struktur Kepemilikan
a. Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial diukur sesuai
dengan proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh manajerial (Iturriaga dan
Sanz, 1998).
b. Struktur Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diukur sesuai
dengan proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pemilik institusi dan
kepemilikan oleh blockholder.
2. Mekanisme GCG
a. Dewan Direksi
Ukuran Dewan direksi merupakan
jumlah dewan direksi yang terdapat
dalam perusahaan
b. Dewan komisaris
Ukuran Dewan Komisaris merupakan
jumlah dewan komisaris yang terdapat
dalam perusahaan
3. Keputusan Investasi
Keputusan investasi diproksikan IOS
(investment opportunity set) yaitu:
a. Book Value of Gross Property, Plant,
and Equipment to the Book Value of the
Assets Ratio (PPE/BVA) Nilai Buku Aktiva Tetap
Rasio PPE/BVA = --------------------------------
Nilai Buku Total Aktiva
b. Market to Book Value of Equity Ratio
(MVE/BVE)
Rasio MVE/BVE mencerminkan bahwa
pasar menilai return dari investasi
perusahaan di masa depan dari return
yang diharapkan dari ekuitasnya (Smith
dan Watts, 1992). Jumlah Lembar Saham
Beredar x Closing Price
Rasio MVE/BVE = -------------------------------
Total Ekuitas
c. Market Value to Book Value of Assets
Ratio (MVA/BVA)
Proksi ini menunjukkan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan, terefleksi
dalam harga saham (Kallapur dan
Trombley, 1999). (Ttl Aset–Ttl Ekuitas) + (Jml
Shm Beredar x Closing Price)
Rasio MVA/BVA = ------------------------------------
Total Aset
d. Capital Addition to Assets Book Value
Ratio (CAP/BVA)
Rasio CAP/BVA menunjukkan adanya
aliran tambahan aktiva produktifnya,
yang sekaligus menunjukkan adanya
potensi pertumbuhan perusahaan
(Kallapur & Trombley, 1999) (Nilai Buku Aktiva Tetap t –
Nilai Buku Aktiva Tetap t-1)
Rasio CAP/BVA = -------------------------------------
Total Aset
e. Capital Addition to Assets Market Value
Ratio (CAP/MVA)
Penggunaan capital addition to assets
market value ratio sebagai proksi IOS
dengan dasar pemikiran bahwa
perusahaan yang bertumbuh memiliki
level aktivitas investasi yang lebih tinggi
(Kallapur dan Trombley, 1999).
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
33
(Nilai buku aktiva tetap t –
Nilai buku aktiva tetap t-1)
Rasio CAP/MVA = ------------------------------------
(Ttl Aset-Ttl Ekuitas) + (Jml
Shm Beredar x ClosingP rice)
f. Price Earnig Ratio (PER)
PER menunjukkan perbandingan antara
closing price dengan laba per lembar
saham (earning per share) (Brigham,
1999). Closing Price
PER = -------------------
EPS
4. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan dikonfirmasikan
melalui variabel-variabel terukur, sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kallapur dan Trombley (1999); Smith dan
Watts (1992) yaitu:
a. Book Debt to Equity Ratio (BDE)
Rasio ini menunjukkan perbandingan
antara pembiayaan dan pendanaan
melaui hutang dengan pendanaan melalui
ekuitas (Brigham, 1999). Total Hutang
BDE = --------------------
Total Ekuitas
b. Book Debt to Asset Ratio (BDA)
Rasio ini mengukur persentase dana yang
disesuaikan oleh kreditur dalam
membiayai aktiva perusahaan (Brigham,
1999). Total Hutang
BDA = -------------------
Total Aktiva
c. Long Term Debt Equity Ratio (LDE)
Rasio ini menunjukkan perbandingan
antara klaim keuangan jangka panjang
yang digunakan untuk mendanai
kesempatan investasi jangka panjang
dengan pengembalian (rate of return)
jangka panjang pula (Brigham dan
Gapenski, 1996: 543). Total Hutang Jangka Panjang
LDE = -----------------------------------------------
Total Ekuitas
d. Market Debt Equity Ratio (MDE)
Rasio ini menunjukkan perbandingan
antara nilai buku hutang dengan nilai
pasar ekuitas (Imam Subekti, 2000). Total Hutang
MDE = ------------------------------------------------
Jumlah Saham Beredar x Closing Price
5. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen dikonfirmasikan melalui
dividend payout ratio dan dividend yield
(Kallapur dan Trombley,1999; Smith dan
Watts, 1992; Imam Subekti, 2000)
a. Dividend Payout Ratio (DPR)
Rasio pembayaran dividen adalah
persentase laba yang dibayarkan kepada
para pemegang saham dalam bentuk kas
(Brigham dan Gapenski, 1996: 450). Dividen per Lembar Saham
DPR = -------------------------------------------
Laba per Lembar Saham
b. Dividend Yield Ratio
Rasio dividend yield menunjukkan
perbandingan dividen per lembar saham
yang dibagikan dengan harga pasar
saham (Imam Subekti, 2000). Dividen per Lembar
Saham
Dividend Yield Ratio = --------------------------------
Closing Price
6. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan diukur dengan Price Book
Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang
diberikan pasar keuangan kepada
manajemen dan organisasi perusahaan
sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh (Brigham, 1999). Harga Pasar per Lembar Saham
PBV = ------------------------------------------------
Nilai Buku per Lembar Saham
Metode Analisis
Pengolahan data dan analisis secara garis
besar terdiri dari analisis deskrifif, pengujian
model pengukuran, pengujian model overall,
pengujian model structural dan analisis pengaruh
antar variable. Oleh karena itu ada 3 program
yang akan dalam pengolahan data dan analisis
hasil penelitian, yaitu program Excel, SPSS dan
PLS. Pengujian pengaruh variabel endogen dan
eksogen sesuai yang dihipotesiskan dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser, (1975) dan Stone, (1974) dalam Jogianto (2008). Uji statistik yang digunakan adalah t-statistik atau uji t. Dengan demikian asumsi data terdistribusi bebas (distribution free), tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar. Pengujian dengan t-test, bilamana diperoleh p-value ≤ 0,05 (α = 5%), maka diputuskan tolak H0 atau sering disebut signifikan, dan sebaliknya. Bilamana hasil pengujian hipotesis pada outer model signifikan,
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017
34
hal ini menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrumen pengukur variabel laten. Sedangkan bilamana hasil pengujian pada inner model adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna variabel laten satu terhadap variabel laten lainnya (Ghozali, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Penelitian
Sampel penelitian berjumlah 161 emiten dengan teknik sampling berdasarkan kriteria tertentu sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Gambaran sampel penelitian ditunjukan pada Tabel 4. 1 berikut ini.
Tabel 2. Kategori Sampel Penelitian Berdasarkan
Jenis Industri
Sumber: ICMD 2012, (diolah, 2016)
Tabel 2 menunjukan sampel penelitian
berdasarkan jenis industri. Berdasarkan Tabel 2 sampel penelitian sebanyak 161 emiten yaitu terdiri dari 9 (5,59%) emiten bergerak pada bidang Pertanian, 12 (7,45%) emiten bergerak pada bidang Aneka Industri, 24 (14,91%) emiten bergerak pada bidang Industri dasar dan Kimia, 19 (11,80%) emiten bergerak pada bidang Industri barang Konsumen, 8 (4,97%) emiten bergerak pada bidang Insfrastruktur, Utilitas dan Transfortasi, 29 (18,01%) emiten bergerak pada bidang Keuangan, 11 (6,83%) emiten bergerak pada bidang pertambangan, 32 (19,88%) emiten bergerak pada bidang Perdagangan Jasa dan Investasi, 17 (10,56%) emiten bergerak pada bidang Properti, Real Estate, dan Konstruksi.
Pengujian asumsi PLS yang laian adalah asumsi linieritas, yaitu mengharuskan adanya hubungan antar variabel yang bersifat linier. Asumsi linieritas menggunakan metode Curve Fit yaitu hubungan antar variabel dinyatakan linier jika memenuhi salah satu dari kedua kemungkinan berikut: (1) model linier signifikan (sig model linier < 0,05), (2) model linier nonsignifikan dan seluruh model yang mungkin juga nonsignifikan (sig model linier > 0,05, dan
sig model selain linier > 0,05). Hasil pengujian disajikan sebagai berikut: Tabel 3.Pengujian Asumsi Linieritas
Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa sig
model linier untuk keenam hubungan antar variabel yang ditandai dengan nilai sig. lebih kecil dari 0,05, sedangkan dua hubungan yang lain memiliki sig > 0,05 untuk semua model yang mungkin, sehingga asumsi linieritas terpenuhi Pengujian Model Struktural (Structural Model)
Pengujian model struktural (structural model) pada PLS sering disebut inner model pada intinya menguji hipotesis dalam penelitian. Model structural dievaluasi dengan menggunakan R
2 untuk variabel endogen dan nilai koefisien
pada jalur/path (β) untuk variabel eksogen yang kemudian dilakukan pengujian dengan uji t (T-statistic) pada masing-masing jalur secara parsial. Adapun model structural penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Path Model Struktur kepemilikan,
Mekanisme GCG, Keputusan
Investasi dan Pendaanan terhadap
Nilai Perusahaan
NO JENIS INDUSTRI JUMLAH %
1 Pertanian 9 5.59
2 Aneka Indutri 12 7.45
3 Industri Dasar dan Kimia 24 14.91
4 Industri Barang Konsumen 19 11.80
5 infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 8 4.97
6 Keuangan 29 18.01
7 Pertambangan 11 6.83
8 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 32 19.88
9 Property, Real estate dan Konstruksi 17 10.56
161 100 JUMLAH
Hubungan Variabel
Nilai Sig.
Pengujian Model Linier
Kesimpulan
SK (X1)
KI (Y1) 0.002
Model Linier Signifikan Linier
GCG (X2)
KI (Y1) 0.000
Model Linier Signifikan Linier
SK (X1) KP(Y2) 0.093
Semua Model Tidak Signifikan Linier
GCG (X2) KP(Y2) 0.003
Model Linier Signifikan Linier
SK (X1) NP(Y3) 0.000
Model Linier Signifikan Linier
GCG (X2) NP(Y3) 0.000
Model Linier Signifikan Linier
KI(Y1) NP(Y3) 0.000 Model Linier Signifikan Linier
KP(Y2) NP(Y3) 0.994 Semua Model Tidak Signifikan Linier
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
35
Pada Gambar 2. dijelaskan diagram path
model konstruk pengaruh struktur kepemilikan,
Keputusan Investasi dan Pendanaan terhadap
Nilai Perusahaan dengan Mekanisme GCG
sebagai variabel yang memoderasi, yaitu varibel
yang memperkuat hubungan ataau memeprlemah
hubungan dengan adanaya unteraksi masing-
masing varaibel. Data diolah berdasarkan Laten
Variabel Score pada interkasi variabel utama
dengan varibel moderasi pada pengolahan data
outer model sebelumnya. Hasil analisis PLS
secara lengkap, dapat dilihat pada Lampiran 4
dan lampiran 5. Tabel 4.5. berikut menyajikan
ringkasan hasil pengujian hipotesis pengaruh
antar variabel.
Tabel 4. Koefisien Jalur pada pengujian Model
Struktural: Pengaruh antar Variabel
Sumber: Data diolah (2016)
Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam menganalisis
pengaruh Struktur Kepemilikan, Keputusan
investasi dan keputusan Pendanaan terhadap
Nilai Perusahaan dengan pengaruh GCG sebagai
variabel pemoderasi yang memperkuat atau
memperlemah hubungan yang terjadai antara
endogen dan eksogen. Terdapat 9 hipotesis yang
diuji yang terdiri atas pengujian hipotesis
pengaruh antar varibel (main effect), maupun
efek moderasi (moderating effect).
Hipotesis 1 yang menyatakan Struktur
Kepemilikan Berpengaruh terhadap Keputusan
Investasi. Berdasarkan hasil pengujian hasil
perhitungan PLS sebagaimana di sajikan pada
Tabel 4.5. dan Gambar 4.1. menunjukan bahwa
Struktur Kepemilikan (X1) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Keputusan Investasi (Y1)
dengan nilai koefisien jalur (inner weight)
sebesar 0,04545, dengan nilai T-statistik sebesar
2,043944 > 1,96, Artinya Hipotesis 1 terdukung
dengan data penelitian ini.
Hipotesis 2 menyatakan Struktur
Kepemilikan berpengaruh terhadap Keputusan
Pendanaan. Hasil uji hipotesis menunjukan
bahwa Struktur Kepemilikan (X1) tidak
berpengaruh terhadap Keputusan Pendanaan
(Y2) karena nilai T-statistik sebesar 1.280232 <
1,96, dan koefisien jalur -0.082298. Artinya
Hipotesis 2 tidak terdukung.
Hipotesis 3 menyatakan Struktur
Kepemilikan Berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil perhitungan PLS pada
pengujian pengaruh antara Struktur Kepemilikan
(X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y3), diperoleh
nilai koefisien inner weight sebesar 0.21974,
dengan nilai T-statistik sebesar 3.867746 > 1,96,
artinya Hipotesis 3 terdukung dengan data
penelitian ini.
Hipotesis 4 menyatakan bahwa mekanisme
GCG berpengaruh terhadap Keputusan
Investasi. Hasil perhitungan PLS pada pengujian
pengaruh antara mekanisme GCG (X2) dengan
Keputusan Investasi (Y1), diperoleh nilai
koefisien inner weight sebesar 0.159893,
dengan nilai T-statistik sebesar 5.59825 > 1,96,
artinya hipotesis 4 terdukung dengan data
penelitian ini.
Hipotesis 5 menyatakan bahwa mekanisme
GCG berpengaruh terhadap Keputusan
Pendanaan. Berdasarkan pengujian hasil
perhitungan PLS diperoleh bahwa pengaruh
antara GCG (X2) terhadap Keputusan Investasi
(Y1), signifikan dengan nilai T-statistik sebesar
5.59825 > 1,96 dan diperoleh nilai koefisien jalur
sebesar 0.159893. Hasil ini menyimpulkan
bahwa hipotesis 5 didukung.
Hipotesis 6 menyatakan bahwa mekanisme
GCG berpengaruh terhadap Keputusan Nilai
Perusahaan. Berdasarkan pengujian hasil
perhitungan PLS diperoleh bahwa pengaruh
mekanisme GCG (X2) Nilai Perusahaan (Y3),
signifikan dengan nilai T-statistik sebesar
2.945684 > 1,96 dan diperoleh nilai koefisien
jalur sebesar 0.240938. Hasil inii menyimpulkan
bahwa hipotesis 6 didukung.
Hipotesi 7 menyatakan bahwa Keputusan
Investasi berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil pengujian pengaruh antara
Keputusan Investasi (Y1) terhadap Nilai
Perusahaan (Y3), diperoleh nilai koefisien jalur
sebesar 0.683938, dengan nilai T-statistik
sebesar 9.825777 > 1,96, maka terdapat
pengaruh yang signifikan antara Keputusan
Investasi (Y1) terhadap Nilai Perusahaan (Y3).
Hasil inii menyimpulkan bahwa hipotesis 7
didukung.
Koefisien T-Stat Keterangan
Struktur Kepemilikan (X1) ----> Keputusan Investasi (Y1) 0.04545 2.043944 Sig.
Struktur Kepemilikan (X1) ----> Keputusan Pendanaan (Y2) -0.0823 1.280232 Tidak Sig.
Struktur Kepemilikan (X1) ----> Nilai Perusahaan (Y3) 0.21974 3.867746 Sig.
GCG (X2) ----> Keputusan Investasi (Y1) 0.159893 5.59825 Sig.
GCG (X2) ----> Keputusan Pendanaan (Y2) 0.205496 2.931702 Sig.
GCG (X2) ----> Nilai Perusahaan (Y3) 0.240938 2.945684 Sig.
Keputusan Investasi (Y1) ----> Nilai Perusahaan (Y3) 0.683938 9.825777 Sig.
Keputusan Pendanaan (Y2) ----> Nilai Perusahaan (Y3) -0.16703 3.163591 Sig.
Interaksi GCG_Struktur
Kepemilikan (Moderasi)----> Nilai Perusahaan (Y3) -0.13557 1.302716 Tidak Sig.
Jalur/ Path (Hubungan Antar Variabel)
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017
36
Hipotesis 8 menyatakan bahwa Keputusan
Pendanaan Berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Pengujian pengaruh antara
Keputusan Pendanaan (Y2) terhadap Nilai
Perusahaan (Y3), diperoleh nilai koefisien jalur
sebesar -0.167032 dengan nilai T-statistik
sebesar 3.163591 > 1,96, maka terdapat
pengaruh yang signifikan antara Keputusan
Pendanaan (Y1) terhadap Nilai Perusahaan (Y3),
artinya hipotesis 8 didukung.
Hipotesis 9 menyatakan bahwa Interaksi
mekanisme GCG berpengaruh terhadap
hubungan antara Struktur Kepemilkan dengan
Nilai Perusahaan. Pengujian pengaruh antara
interaksi GCG dengan struktur kepemilikan
terhadap Nilai Perusahaan (Y3), merupakan
perkalian antara skor variabel laten mekanisme
GCG dan skor variabel laten Struktur
Kepemilikan memiliki nilai T-statistik sebesar
1.302716 < 1,96. Hal ini berarti bahwa variabel
GCG tidak memoderasi hubungan antara Struktur
Kepemilikan dengan dengan Nilai Perusahaan
(Y3), artinya, mekanisme GCG tidak
memperkuat atau meperlemah hubungan antara
struktur kepemilikan dengan nilai perusahaan
Pembahasan dan Imlikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa struktur kepemilikan berpengaruh postif
dan signifikan baik terhadap Keputusan Investasi
maupun terhadap Nilai Perusahaan, namun tidak
signifikan terhadap keputusan pendanaan dengan
arah yang negatif. Struktur kepemilikan
berpengaruh positif dan signifikan terhada Nilai
Perusahan pada penelitian ini sejalan dengan
penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008),
Wahyudi dan Pawestri (2006), serta Haruman
(2008) menemukan bahwa Kepemilikan
Manajerial berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan. Kemudian Barclay dan
Holderness (1990) menemukan bahwa tingkat
Kepemilikan Institusional berpengaruh positif
signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Purba
(2004) menemukan bahwa besarnya Proporsi
Saham Publik memiliki hubungan (relasi) yang
positif dengan Kinerja Perusahaan yang berimbas
pada Nilai Perusahaan.
Proporsi kepemilikan saham memiliki
dampak yang penting pada sistem kendali
perusahaan. Kepemilikan saham dapat terbagi
menjadi kepemilikan manjerial dan kepemilikan
institusi dan kepemilikan publik. Masing-masing
bentuk kepemilikan akan memiliki kepentingan
dan dampak yang berbed terhadap nilai
perusahaan. Menurut Bushee (1998) dalam
Budiono (2005) kepemilikan institusional
memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif
para manajer yang mementingkan diri sendiri
melalui pengawasan yang intens. Kepemilikan
institusional dapat menekan kecenderungan
manajemen untuk memanfaatkan discretionary
dalam laporan keuangan sehingga meningkatkan
kualitas laba yang di laporkan. Slovin dan Sushka
(1993) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006)
menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat
meningkat jika institusi mampu menjadi alat
monitoring yang efektif. Kepemilikan
institusional merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan untuk mengurangi Agency
conplict. Dengan kata lain, semakin tingkat
kepemilikan institusional maka semakin kuat
tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak
eksternal terhadap perusahaan, sehingga agency
cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin
berkurang dan nilai perusahaan semakin
meningkat (Jensen dan Meckling, 1976).
Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara mekanisme GCG dengan Nilai
Perusahaan. Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian Hanifa dan Cooke (2002) dalam
Sukerdi (2011), yang menemukan bahwa
semakin besar jumlah dewan direksi dan dewan
komisaris maka semakin besar power dewan
komisaris dalam menekan manajemen untuk
meningktkan Nilai Perusahaan. Dewan Komisaris
dan dewan Direksi yang semakin besar dapat
mendorong dewan komisaris untuk bertindak
obyektif dan mampu melindungi seluruh
stakeholder perusahaan. Namun demikian ketika
Mekanisme GCG di interaksikan dengan Struktur
Kepemilikan belum dapat mendorong yang
memperkuat atau memperlemah hubungan
antara Struktur Kepemilikan dengan Nilai
perusahaan, dengan kata lain bahwa GCG belum
bisa memoderasi hubungan komposisi
kepemilikan dan nilai perusahaan.
Selanjutnya, penelitian ini menemukan
bahwa Keputusan Investasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Ivestment opportunity
set (IOS) merupakan bentuk investasi yang
dilakukan perusahaan sehingga menghasilkan
nilai bagi perusahaan dimas mendatang. Semakin
tinggi IOS maka perusahaan akan memiliki nilai
dimasa mendatang dan akan dinilai lebih tinggi
oleh investor. Beragamnya ukuran IOS
menunjukan bahwa IOS dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Kesempatan berinvestasi
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
37
yang akan menimbulkan nilai dimasa mendatang
akan sangat dipengaruhi oleh investasi yang
dilakukan perusahaan saat ini. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Fama (1978)
menyatakan bahwa Nilai Perusahaan semata-
mata ditentukan oleh Keputusan Investasi.
Pendapat ini mengisyaratkan bahwa keputusan
investasi penting, karena untuk mencapai tujuan
perusahaan hanya dihasilkan melalui kegiatan
perusahaan. Hasnawati (2005) menemukan
bahwa keputusan investasi berpengaruh positif
teradap nilai perusahaan. Hasil penelitian Wijaya
dan Budi (2010) juga menyatakan hal serupa
yaitu Kebijakan Investasi berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan. Keputusan investasi
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan mengindikasikan bahwa keputusan
investasi yang diambil oleh perusahaan akan
berdampak terhadap peningkatan atau bahkan
penurunan nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan
mengindikasikan bahwa keputusan perusahaan
mengenai komposisi pendanaan yang akan
digunakan akan mempengaruhi nilai perusahaan
dengan perubahan nilai yang berkebalikan. Arah
hubungan negatif mengidikasikan bahwa
semakin tinggi leverage maka hutang dimiliki
perusahaan juga semakin besar, dengan tingginya
nilai hutang maka perusahaan memilki risiko
yang tinggi, hal ini mengakibatkan nilai
perusahaan menurun, karena leverage yang
semakin tinggi akan menimbulkan financial
distress sehingga Nilai Perusahaan menurun. Hal
ini berlawanan dengan penelitian Fama dan
French (1998) dan Hasnawati (2005) yang
menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari
leverage memiliki informasi yang positif pada
nilai perusahaan.
Penerapan mekanisme Good Corporate
Governance (GCG) adalah tercapainya Nilai
Perusahaan (Tumirin, 2007 dalam Tirta, 2009)
dalam Carningsih (2009). Dengan adanya salah
satu mekanisme GCG ini diharapkan monitoring
terhadap manajer perusahaan dapat lebih efektif
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan nilai perusahaan. Jadi jika perusahaan
menerapkan mekanisme GCG diharapkan kinerja
perusahaan tersebut akan meningkat menjadi
lebih baik, dengan meningkatnya kinerja
perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan
harga saham perusahaan sebagai indikator dari
nilai perusahaan sehingga nilai perusahaan akan
tercapai. Pada penelitian ini interkasi mekanisme
GCG dengan Struktur Kepemilikan belum
memberikan pengaruh signifikan terhadap NIlai
Perusahaan, dengan kata lain bahwa mekanisme
GCG belum dapat memoderasi hubungan
struktur kepemilikan dengan Nilai Peusahaan.
Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang
diajukan yaitu Mekanisme GCG sebagai variabel
pemoderasi hubungan antara struktur
kepemilikan dengan nilai perusahaan mampu
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut
Demsetz (1983) (dalam Mook & Ryu, 2003)
yang menunjukkan bahwa dalam tahap tertentu,
tingkat kepemilikan manajerial tidak selalu
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
karena struktur kepemilikan manajerial di
Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh
keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa masih banyak pemegang saham yang
merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris
dalam suatu perusahaan. Mereka memiliki
pertimbangan bahwa adanya salah satu anggota
pemegang saham yang merangkap sebagai
anggota Dewan Komisaris maka akan
mempermudah pengawasan kinerja manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal and N. Jayaraman. 1994. The Dividend
Policies of All-Equity Firm: A Direct
Test of The Free Cash Flow Theory,
Managerial and Decision Economics. 15,
p. 139-148
Barclay, M dan Holderness., C. 1991. Control of
Corperations by Active Block Investor.
Journal of Applied Corporate Finance.
Vol.4 : 68-77
Bernhart, S. W. and Rosenstein S. 1998. Board
Composition, Managerial Ownership,
and Firm Performance: An Empirical
Analysis. Financial Review, 33, p. 1-16
Black, Bernard S., Jang, Hasung, dan Kim,
Woochan. 2003. Does Corporate
Governance Affect Firm Value?
Evidence from Korea. Social Science
Research Network.
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba:
Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen
Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) VIII Solo.
Brigham and Houston. 1999. Fundamental of
Financial Management. Thomson. US
of America.
Carningsih. 200). Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Hubungan Antara
Kinerja Keuangan Dengan Nilai
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017
38
Perusahaan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas
Gunadarma.
http://www.gunadarma.ac.id/library/articl
es/graduate/economy/2009/Artikel_2020
5242.pdf diakses 15 September 2015)
Chen, Carl R. and Thomas L. Steiner. 2000.
Tobin’s Q, Managerial Ownership, and
Analyst Coverage, A Nonlinear
Simultaneous Equation Model. Journal
of Economic and Business. 52, p. 365-
382
Crutchley, Claire E Marlin R.H. Jensen, John S
Jahera, Jr, Jennie E. Raymond. 1999.
Agency Problems and The Simultaneity
of Financial Decision Making The Role
of Institutional Ownership. International
Review of Financial Analysis; 8:2, p.
177-197
Fama, Eugene F and French, Kenneth R. 1998.
Taxes, Financing Decision, and Firm
Value, The Journal of Finance. Vol. LIII
No. 3, June, p. 819-843
Friend, I dan Lang, LHP. 1988. An Empirical
Test of The Impact of Managerial Self-
Interest on Corporate Capital Structure.
The Journal of Finance 43, p. 271-282.
Fuerst, Oren and Hyon Kang-Sok. 2000.
Corporate Governance Expected
Operating Performance, and Pricing.
Working Papers; Yale School of
Management, p. 1-138
Hasnawati Sri. 2005. Implikasi Keputusan
Investasi, Pendanaan, dan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Publik di
Bursa Efek Jakarta, Usahawan: No.
09/Th XXXIX, September 2005.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur
Kepemilikan terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan.
Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
XI, Pontianak, 23-24 Juli.
Jensen, M.C., and W. H. Meckling. 1976. Theory
of The Firm: Manajerial Behaviour,
Agency Cost, and Ownership Structure.
Journal of Financial and Economics, 3,
p. 305-360.
Jogianto. 2011. Konsep dan Aplikasi
Structural Equation Modeling
Berbasis Varian dalam Penelitian
Bisnis. UPP STIM YKPN. Jogjakarta.
Junaid, Asriani. 2004. Pengaruh Keberadaan
Komisaris Independen, Komite Audit
dan Struktur Kepemilikan terhadap
Kepatuhan Peraturan Pengungkapan
BAPEPAM. Tesis Magister Sains
Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Brawijaya Malang.
Kim, WS dan Sorensen EG. 1986. Evidence on
the Impact of the Agency Cost of Debt
on Corporate Debt Policy.Journal of
Finance and Quantitative Analysis 21, p.
121-144.
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis
dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti
dan Menulis Tesis?. Erlangga. Jakarta
Lins, Karl V. 2002. Equity Ownership and Firm
Value in Emerging Markets. Social
Science Research Network (April), p. 1-
47.
Mehran, H. 1992. Executive Insentive Plans,
Corporate Control and capital Structure.
Journal of Finance and Quantitative
Analysis 27: p.539-560.
Moh’d, M. A., Perry, L. G., and Rimbey, J. M.
1995. An Investigation of Dynamic
Relation Between Theory and Dividend.
The Financial Review, Vol 30, No. 20.
Mook, L.S. & Ryu, K. 2003. Management
Ownership and Firm’s Value: An
Empirical Analysis Using panel Data.
Social Science Research Network,
Dicussion Paper No. 593
(http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?a
bstract_id=444420, diakses 17 September
2015)
Myers, S. C and Majluf, N. S. 1984. Corporate
Financing and Investment Decisions
When Firms Have Information that
Investors Do Not Have. Journal of
Financial Economics 13. p. 187-221.
Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh
Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan dengan Prosentase
Kepemilikan Manajemen sebagai
Variabel Moderating. Simposium
Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 23-24
Juli
Purba, Jan Horas V. 2004. Pengaruh Proporsi
Saham Publik terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi pada Perusahaanyang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal
Ilmiah Ranggagading. Vol 4: Hal. 109-
116.
Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...
39
Rozeff, M. 1982. Growth, Beta, and Agency Cost
as Determinants of Dividend Payout
Ratios. Journal of Financial research 5,
11, p. 249-259.
Shleifer, R., Morck., and R, Vishny. 1988.
Management Ownership and Market
Valuation: An Empirical Analysis.
Journal of Financial Economics. Vol.20.
p. 293-316.
Siallagan, Hamonangan, Mas‟ud Machfoedz,
2006. Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan,
Simposium Nasional Akuntansi IX.
Padang.
Smith Jr., Clifford W., and Ross L. Watts. 1992.
The Investment Opportunity Set and
Corporate Financing, Dividend an
Compensation Policies, Journal of
Financial Economics. 32. p. 263-292
Wahyudi, Untung.; Prawestri, Hartini
Prasetyaning. 2006. Implikasi Struktur
Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan
dengan Keputusan Keuangan Sebagai
Variabel Intervening. Simposium
Nasional Akunansi (SNA) IX, Padang.
Watts R. and J.L. Zimmerman. (1986). Positive
Accounting Theory. New York:
Prentice-Hall.
Wijanto. (2008). Structural Equation Modeling
dengan Lisrel 8.8 Konsep dan
Tutorial. Graha Ilmu Jogjakart.