perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS
”SMARTPHONE”
(Studi kasus di Gerai Handphone Pasar Singosaren Solo)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
KIKY MIR’ATUZ ZAKIYAH
F1110031
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Simbah Kakung, Bapak dan Ibu tercinta, serta
Kakakku, terima kasih untuk tidak pernah lelah
mendoakan, memberi nasehat, semangat dan
kasih sayang.
2. Alm. Mbak Rukayah, yang banyak memberi
banyak inspirasi keimanan.
3. Mas Tamam, yang selalu ikhlas meluangkan
banyak waktunya untuk membantuku.
4. Sahabat-sahabat terbaikku.
5. Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang maha
Kuasa, yang maha mengetahui, dan menguasai apa-apa yang ada di alam semesta
ini. Hanya karena ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS
SMARTPHONE (Studi kasus di Gerai Handphone Pasar Singosaren Solo)”.
Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
adanya dukungan, bimbingan, arahan dan batuan dari berbagai pihak skripsi ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang maha pembimbing dan pemberi
hidayah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak, Ibu dan keluarga yang telah banyak memintakan do’a kepada Allah
SWT.
3. Drs. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Supriyono, SE, MSi. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Dra. Izza Mafruhah, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Ibu Dra. Nunung Srimulyani, selaku pembimbing akademik yang telah
membantu dalam penulisan dari awal sampai akhir.
7. Bapak vincent, terimakasih untuk bantuan dan saran-saran yang diberikan.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah membagikan ilmu seluas-luasnya.
9. Bapak dan Ibu Pemerintah Pasar Singosaren Surakarta, yang telah memberi
banyak informasi.
10. Bapak dan Ibu KESBANGPOL, BAPEDA, Pemerintah Pasar Surkarta yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Singosaren Plaza.
11. Sahabat-sahabat dan orang terdekat yang selalu memberi semangat dan
bersama-sama berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
12. Teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan (non-reguler) 2010.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
segala bantuan dan do’anya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, November 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
ABSTRAK ………………...……………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ….………………………
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI …...………………………
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………...
B. Rumusan Masalah …………………………………………………
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….
D. Batasan Masalah ………...………………………………………...
E. Manfaat Penelitian ..……………………………………………….
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori …………………………………………………….
1. Teori Permintaan dan Penawaran ……………………………...
1
7
7
8
9
10
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
2. Perilaku Konsumen ……………………………………………
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ……………..
4. Definisi Smartphone …………………………………………...
B. Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………………...
C. Kerangka Pemikiran ……………………………………………….
D. Hipotesis …………………………………………………………...
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian ………………………………………………….
B. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………
C. Teknik Pengumpulan Data ………………………….......................
D. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………………
E. Definisi Operasional ……………………………………………….
F. Metode dan Analisis Data …………………………………………
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pasar Singosaren Surakarta ……………………
B. Karakteristik Responden ………… ……………………………….
C. Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian ………………………………………
2. Uji Chi Square …………………………………………………
3. Koefisien Contingency ………………………………………...
D. Pembahasan ………………………………………………………..
19
22
26
28
29
30
31
31
31
33
34
36
41
51
55
59
74
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………...
78
79
80
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
1.1
1.2
1.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Penjualan Handphone kepada end user tahun 2011 ………………
Penjualan Smaprtphone kepada end user menurut sistem operasi
tahun 2011 ………………………………………………………..…
Pengiriman Smartphone sebagai proporsi dari total pengiriman
handphone di Asia Tenggara ……………………………………….
Jumlah Penduduk Surakarta menurut jenis kelamin tahun 2011 .......
Target pendapatan Pasar Singosaren Surakarta Tahun Anggaran
2010 …………………………………………………………………
Realisasi pendapatan Pasar Singosaren Surakarta Tahun Anggaran
2010 …………………………………………………………………
Target Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren
Surakarta …………………………………………………………….
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren
Surakarta …………………………………………………………….
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin………………………………….
Distribusi Frekuensi Usia Responden………………………………
Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden ..……………………...
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden ..………………………
Hasil Uji Validitas Variabel Harga .…………………………………
Hasil Uji Validitas Variabel Merek …..……………………………..
Hasil Uji Validitas Variabel Produk ………..........………………….
Uji Reliabilitas ………………………………….…………………...
2
3
5
43
47
48
49
49
52
53
54
55
56
57
57
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Harga ……………..………..
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Merek ………………………
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Produk ..……………………
Tabulasi Silang Usia dengan Harga …………………………………
Tabulasi Silang Usia dengan Merek ………….……………………..
Tabulasi silang Usia dengan Produk …………………..…………....
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Harga ………………………….
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Merek …………………………
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Produk ………………………...
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Harga ………………………….
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Merek …………………………
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Produk ………………………...
Tabulasi Silang Merek Favorit dengan Harga ...…………………….
Tabulasi Silang Merek Favorit dengan Persepsi Produk ..………….
Koefisien Kontingensi ………………………………………………
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
70
71
72
73
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
4.1
Kurva Permintaan …………………………………………………...
Kurva Permintaan Elastis ….………………………………………..
Kurva Elastisitas Uniter ……………………………………………..
Kurva Permintaan tidak elastis ……………………………………...
Kurva Penawaran ……………………………………………………
Grafik Pergeseran Kurva Permintaan ………………...………..…...
Grafik Pergeseran Kurva Penawaran …………………………..…...
Kerangka Pemikiran ………………………………………………...
Peta Wilayah Solo …………………………………………………...
12
14
14
15
17
18
19
31
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi sangat berperan aktif dalam setiap kehidupan manusia. Batas
dan jarak antar manusia hilang karena adanya teknologi. Telepon seluler atau
handphone saat ini masuk dalam sendi kehidupan manusia dan sudah melekat
dalam keseharian manusia. Handphone yang dulu dianggap barang mewah
saat ini tidak lagi menjadi barang mewah melainkan menjadi barang
kebutuhan pokok dalam berkomunikasi. Hal ini adalah salah satu yang
menyebabkan batas dan jarak antar manusia menjadi tidak tampak lagi.
Teknologi selalu mengimbangi perkembangan zaman. Para
pengembang aplikasi berlomba untuk menyajikan fitur canggih pada setiap
ponselnya, mulai dari surel atau surat elektronik, internet, kemampuan
membaca buku elektronik (e-book) maupun dokumen bisnis. Oleh karena itu
handphone jenis ini kemudian disebut dengan telepon pintar atau smartphone.
Dalam perjalanan evolusinya handphone bahkan bisa menjadi lebih kecil dan
dibuat tidak terlihat. Dengan kata lain smartphone merupakan komputer mini
dengan kapabilitas sebuah telepon yang mungkin fungsinya akan menggeser
komputer karena kepraktisan dalam membawanya.
Smartphone memberikan nilai lebih untuk pengguna akhir. Aplikasi
yang terdapat di dalamnnya dapat mendongkrak segmentasi pasar dunia.
Smartphone Blackberry misalnya, dengan aplikasi Instant Messaging dan
push email dapat mendongkrak RIM Blackberry mencapai puncak pasar
smartphone di Indonesia. Begitu juga dengan aplikasi grafis pada Apple
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
iPhone yang juga mendongkrak popularitasnya. Kemudian aplikasi-aplikasi
mobile berbasis internet dan layanan Google juga turut mendongkrak Android
sebagai platform mobile technology yang paling baru. Keseluruhan aplikasi
untuk smartphone ini akan menjadi “killer apps” dan akan memberikan daya
ungkit yang sangat signifikan terhadap pangsa pasar smartphone.
Penjualan perangkat handphone saat ini diseluruh dunia mencapai
440.500.000 unit, seperti yang dirilis pada www.gartner.com pada kuartal
ketiga tahun 2011. Penjualan naik 5,6 persen dari periode yang sama tahun
sebelumnya. Tabel 1.1 dibawah ini menggambarkan penjualan telepon seluler
seluruh dunia kepad end user oleh vendor pada periode tahun 2010-2011 :
Tabel 1.1 Penjualan Handphone Kepada End User Tahun 2011
(dalam ribuan)
Vendor Unit
Pangsa Pasar (%) Unit
Pangsa Pasar (%)
2010 2010 2011 2011 Nokia 117,461.00 28.2 105,353.50 23.9
Samsung 71,671.80 17.2 78,612.20 17.8
LG Electronics 27,478.70 6.6 21,014.60 4.8 Apple 13,484.40 3.2 17,295.30 3.9
ZTE 7,817.20 1.9 14,107.80 3.2
RIM 12,508.30 3 12,701.10 2.9
HTC 6,494.30 1.6 12,099.90 2.7
Motorola 8,961.40 2.1 11,182.70 2.5
Huawei Device 5,478.10 1.3 10,668.20 2.4 Sony Ericsson 10,346.50 2.5 8,475.90 1.9 Others 135,384.10 32.5 148,990.90 33.8 Total 417,085.7 100 440,502.20 100
Sumber: www.gartner.com
Dari tabel diatas, penjualan handphone kepada end user tahun 2011
pada pangsa pasar dunia masih dikuasai oleh Nokia meskipun nilai nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 23 % dari penjualan di pasar dunia
pada tahun 2011, Terjadi penurunan 4,3% dari tahun 2010 menuju tahun
2011, yaitu pada angka 117 juta unit menjadi 105 juta unit. Sedangkan merek
handphone yang menempati posisi penjualan terendah adalah Sony Ericson,
pada posisi penjualan 8 juta unit atau 1,9 % dari pangsa pasar dunia di tahun
2011. Yaitu terdapat selisih kurang lebih 21% dari total penjualan Nokia.
Meskipun penjualan handphone pada periode tersebut secara
keseluruhan terjadi kenaikan hanya 5,6 %, namun dalam persentase kecil
tersebut di dilamnya terdapat peningkatan tajam terhadap minat pembelian
smartphone. Dari penggunaan handphone yang awalnya hanya berfungsi
sebagai alat telekomunikasi sederhana para konsumen banyak yang beralih
pada smartphone yang menawarkan kemudahan yang lebih dari sekedar alat
telekomunikasi biasa. Hal ini dibuktikan dengan tabel 1.2, yaitu data
penjualan yang dikutip dari www.gartner.com.
Tabel 1.2 Penjualan Smartphone kepada End User menurut Sistem Operasi
pada tahun 2011 (dalam ribuan)
Sistem Unit Pangsa Pasar (%) Unit Pangsa
Pasar (%) Operasi 2010 2010 2011 2011
Android 20,544.00 25.3 60,490.40 52.5 Symbian 29,480.10 36.3 19,500.10 16.9 iOS 13,484.40 16.6 17,295.30 15 Research In Motion 12,508.30 15.4 12,701.10 11
Bada 920.6 1.1 2,478.50 2.2
Microsoft 2,203.90 2.7 1,701.90 1.5 Others 1,991.30 2.5 1,018.10 0.9 Total 81,132.6 100 115,185.40 100
Sumber: www.gartner.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dari tabel 1.2, penjualan smartphone tahun 2010 menuju ke tahun 2011
terjadi kenaikan sebesar 42 %. Meskipun penjualan handphone pada periode
tersebut secara keseluruhan terjadi kenaikan hanya 5,6 % akan tetapi ini bisa
berarti bahwa optimisasi penjualan smartphone dunia meningkat sangat
tajam, itu artinya permintaan akan smartphone naik, disisi lain tingkat
kesempatan memperoleh pangsa pasar masih sangat tinggi.
Jumlah penduduk dan akses internet yang cukup luas, membuat
Indonesia memiliki peran penting baik sebagai pemain ataupun target pasar.
Di sisi lain Indonesia sebagai Negara berkembang diprediksikan mempunyai
penetrasi pasar diatas 50 % dari total pengiriman di Asia tenggara selama
empat tahun kedepan. Seperti yang dikutip dalam www.canalys.com,
lembaga survey dunia, penjualan smartphone di Asia Tenggara diprediksikan
naik pada periode 2010 sampai periode lima tahun kedepan yaitu 2015.
Prediksi dilakukan pada sepuluh Negara anggota Asia Tenggara, dalam
prediksi ini Singapura adalah Negara dengan prediksi pengiriman smartphone
tertinggi yaitu dengan total pengiriman 80 % dari tahun 2010 menuju 2015.
Sedangkan Indonesia diprediksikan akan melakukan transaksi atau
pengiriman sebanyak 55 % dari total pengiriman handphone di Asia
Tenggara. Seperti yang digambarkan pada tabel dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel 1.3 Pangsa Pasar Handphone di Asia Tenggara
Pengiriman Smartphone sebagai proporsi dari total pengiriman handphone
Negara 2010 2015
smatphone (%) dari total smatphone (%) dari total pengiriman handphone pengiriman handphone
Indonesia 12.9 55.8
Malaysia 30.5 60.6
Philipina 12.4 49
Singapore 61.3 80.8
Thailand 17.2 49.6
Vietnam 9.3 36.7 Sumber : www.canalys.com
Mengacu pada tabel 1.4 di atas, pengiriman handphone ke wilayah Asia
Tenggara naik menjadi 19 % pada tahun 2011. Canalys mengestimasi jumlah
tersebut akan meningkat pada tahun 2015. Selama empat tahun ke depan,
pengiriman smartphone akan mencapai tingkat pertumbuhan gabungan
tahunan (CAGR) sebesar 39%, di pasar negara berkembang seperti Indonesia,
Filipina dan Vietnam. Singapura memiliki penetrasi pasar smartphone yang
paling maju. Pada tahun 2010 smartphone di Singapura menyumbang 61 %
pengiriman. Canalys memperkirakan kecenderungan tersebut akan tetap naik
di tahun yang akan datang. (http://www.canalys.com)
Meluasnya pengguna internet di seluruh Indonesia merupakan salah
satu akibat dari fenomena jejaring sosial. Hal ini mendorong seseorang untuk
tetap terhubung dengan jejaring sosial dan menuntut sesorang harus memilih
akses internet yang dapat terhubung secara mobile. Inilah alasan konsumen
Indonesia untuk memilih smartphone, smartphone menjadi solusi yang tepat
untuk tetap terhubung dimanapun. Meningkatnya akses internet secara mobile
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ini mempunyai dampak kenaikan jumlah konsumen smartphone di Indonesia,
sehingga mendorong lonjakan jumlah penjualan smartphone. Tingkat
penjualan smartphone yang tinggi mendorong harga smartphone semakin
terjangkau di pasaran dan biaya akses yang semakin ekonomis.
Ketatnya persaingan di pasar smartphone disebabkan oleh manuver
yang dilakukan kalangan vendor untuk memanfaatkan situasi pasar potensial.
Banyak vendor yang fokus di pasar smartphone dan berinvestasi dalam pasar
smartphone. Sementara itu, pilihan smartphone juga semakin banyak.
Semakin banyaknya pilihan smartphone menjadi salah satu faktor kompetisi
yang semakin ketat. Persaingan semakin ketat, harga cenderung turun.
Smartphone semakin menjadi barang komoditas, volume produksi juga
semakin besar. Ini yang menyebabkan harga jual semakin menurun.
Di sisi lain, konsumen Indonesia khususnya generasi muda lebih
selektif dalam memilih model belanja. Tren yang umum, perubahan gaya
hidup modern, serta teknologi dan pelayanan yang bagus menjadi faktor
utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Sebagai
contoh, konsumen perkotaan cenderung lebih selektif, terutama anak-anak
muda, karena mengikuti tren yang umum dan disesuaikan dengan kondisi
keuangan mereka untuk memenuhi kebutuhan. (Utami, 2010)
Untuk menghadapi perubahan peilaku konsumen yang semakin
dinamis, para vendor dituntut untuk selalu berinovasi, peka terhadap
perubahan dan keinginan pasar. Mereka harus dapat mengetahui persepsi,
perubahan dan keinginan pasar ataupun potensi pasar agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
mengantisipasi ancaman dari pesaing yang kemungkinan melakukan hal yang
sama.
Potensi pasar adalah ungkapan mengenai peluang penjualan maksimum
untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu yang ditentukan,
misalnya satu tahun. Estimasi potensi pasar melibatkan permintaan sekarang
terhadap produk dan proyeksi kecenderungan pasar di masa mendatang.
(Wiratmo; 1996). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan suatu
penelitian dengan judul ”ANALISIS PERMINTAAN TELEPON
SELULER BERBASIS SMARTPHONE (Studi kasus di Gerai
Handphone Pasar Singosaren Solo)”.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah dalam
penelitian ini, perumusannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana permintaan telepon seluler berbasis smartphone (telepon
pintar) di Pasar Singosaren Solo?.
2. Apakah terdapat hubungan antara faktor harga, merk, dan produk
terhadap permintaan telepon seluler berbasis smartphone di Pasar
Singosaren Solo?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sesungguhnya mengenai jawaban yang dikehendaki
dalam rumusan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan
menganalisis sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1. Untuk mengetahui permintaan telepon seluler berbasis smartphone di
Pasar Singosaren Solo.
2. Untuk mengetahui hubungan harga, merk, dan Produk terhadap
permintaan telepon seluler berbasis smartphone di Pasar Singosaren
Solo.
D. Batasan Masalah
Peluang pasar smartphone yang dimanfaatkan oleh kalangan vendor
membuat persaingan bisnis penjualan smartphone semakin ketat. Ketatnya
persaingan serta banyaknya pilihan komoditas tersebut menimbulkan
persaingan di kalangan vendor. Di sisi lain, konsumen Indonesia khususnya
generasi muda Indonesia lebih selektif dalam memilih model belanja. Tren
yang umum, perubahan gaya hidup modern, serta teknologi dan pelayanan
yang bagus menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli. Untuk itu penelitian difokuskan pada permintaan telepon
seluler berbasis smartphone khususnya pada Gerai Pasar Singosaren Solo.
Dengan objeknya adalah beberapa merek handphone yang mempunyai
aplikasi smartphone di dalamnya, antara lain: Nokia, Blackberry, Sony
Ericson, Samsung dan Apple iPhone. Responden yang dijadikan populasi
adalah konsumen pada gerai-gerai handphone di Pasar Singosaren Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini secara umum diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat luas, dan khususnya kepada:
1. Pihak pengusaha
Memberikan informasi dan masukan bagi pihak-pihak pengusaha yang
bersangkutan, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta mengembangkan bisnis pertelekomunikasian.
2. Bagi masyarakat pada umumnya
Dapat dijadikan referensi dan informasi sebagai bahan pertimbangan
dalam konsumsi kebutuhan telekomunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Permintaan dan Penawaran
a. Teori Permintaan
Permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah yang
menunjukkan jumlah barang yang ingin dan dapat dibeli oleh
konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu.
Supaya permintaan akan barang itu terjadi maka konsumen haruslah
ada keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli.
(Nopirin, 1994)
Menurut Sadono Sukirno (2005) permintaan adalah keinginan
konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu
selama periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut Tulus Haryono (2001) perrmintaan akan
suatu barang, adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang
hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga.
Dengan demikian pada suatu permintaan pasar tidak ada satu
jumlah tertentu yang diminta pada suatu harga tertentu, akan tetapi
permintaan merupakan jumlah yang akan dibeli pada berbagai tingkat
harga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Permintaan seseorang atau masyarakat atas suatu barang
ditentukan oleh beberapa faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang
terpenting adalah : (Sukirno, 1996)
· Harga barang itu sendiri.
· Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan
barang tersebut.
· Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
· Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
· Jumlah penduduk.
· Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dx = f ( Y, Py, T, u )
Dimana :
Dx = Jumlah barang (x) yang diminta
Y = Pendapatan Konsumen
Py = Harga Barang (y)
T = Selera
u = Faktor-faktor Lainnya
Persamaan tersebut berarti jumlah barang X yang diminta
dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang
lain, selera dan faktor-faktor lainnya. DX adalah jumlah barang X
yang diminta konsumen, Y adalah pendapatan konsumen, Py adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
harga barang selain X, T adalah selera konsumen dan u adalah Faktor-
faktor lainnya.
Dalam kenyataannya permintaan akan suatu barang tidak hanya
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri namun juga oleh faktor-
faktor lain. Pada umumnya jika suatu barang naik maka jumlah barang
yang diminta akan turun, begitu pula sebaliknya. Permintaan
menunjukkan hubungan fungsional antara harga barang dengan
jumlah barang yang diminta pada suatu periode waktu tertentu,
Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah
barang yang diminta. Hubungan antar harga suatu komoditi dengan
jumlah yang diminta dapat dilihat dan digambarkan dengan kurva
permintaan. Kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan
antara tingkat harga suatu barang dengan jumlah yang diminta atas
barang tersebut, dengan asumsi ceteris paribus. Berikut adalah grafik
kurva permintaan ;
Gambar 2.1
Kurva Permintaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Perubahan harga akan mempengaruhi jumlah yang diminta,
bukan permintaan. Sedangkan perubahan permintaan akan
menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan dan ke kiri
(Gambar 1). Pegeseran kurva permintaan berarti jumlah yang diminta
akan berubah di setiap tingkat harga.
Kurva permintaan mempunyai slope yang menurun ke kanan
(berslope negatif ) yang berarti jika harga suatu barang naik (asumsi
yang lain tetap ceteris paribus) maka konsumen akan cenderung untuk
menurunkan permintaanya atas barang tersebut, begitu pula
sebaliknya dan hal ini disebut Hukum Permintaan.
Salah satu karakteristk penting dari suatu kurva atau fungsi
permintaan pasar adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap
perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran drajad
kepekaan ini disebut elastisitas.
Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam
ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien permintaan
merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan harga atas
barang tersebut (Sukirno, 2003). Koefisien elastisitas permintaan
dapat di rumuskan sebagai berikut.
1) Elastisitas
Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan
mempunyai koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini
terjadi bila jumlah barang yang diminta lebih besar daripada
persentase perubahan harga barang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 2.2
Permintaan Elastis
2) Elastisitas Uniter
Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai
koefisien elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga
direspon proporsional terhadap persentase jumlah barang yang
diminta.
Gambar 2.3
Elastisitas Uniter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Tidak Elastis
Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah
yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga
sehingga koefisien elastisitas permintaannya antara nol dan satu.
Gambar 2.4
Permintaan tidak elastis
Menurut Sukirno (2003), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan suatu barang, yaitu :
1) Tingkat kemampuan barang – barang lain untuk menggantikan
barang yang bersangkutan. Apabila suatu barang mempunyai
banyak barang pengganti (barang substitusi), permintaan atas
barang tersebut cenderung akan bersifat elastis. Perubahan harga
yang kecil akan beralih ke barang lain sebagai penggantiannya.
Untuk barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan
atas barang tersebut barang yang tidak memiliki barang pengganti,
permintaan atas barang tersebut bersifat tidak elastis. Karena
konsumen sukar memperoleh barang pengganti apabila harga
barang tersebut naik permintaan tidak banyak berkurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang
tersebut. Besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli
suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap
barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan
elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian
pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, maka
permintaan barang tersebut akan semakin elastis.
3) Jangka waktu pengamatan atas permintaan
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, permintaan atas
barang tersebut semakin elastis. Jangka waktu yang singkat
permintaan tidak bersifat elastis karena perubahan pasar belum
diketahui oleh konsumen. Dalam jangka waktu lebih lama konsumen
akan mencari barang alternatif untuk menggantikan barang yang
mengalami kenaikan harga.
b. Teori Penawaran
Harga tidak hanya mempengaruhi jumlah barang yang diminta
tetapi juga jumlah barang yang dijual. Apabila harga suatu barang
sangat rendah dan tidak dapat menutupi biaya produksi maka seorang
produsen tidak akan menjual barang tersebut. Disisi lain pada saat
harga tinggi akan terdapat produsen yang menjual sejumlah barang
yang mereka produksi karena harga barang tersebut dapat menutupi
biaya produksi. Jadi Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah
barang yang akan dijual di dalam pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Penawaran pasar suatu barang adalah berbagai alternatif jumlah
suatu barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai alternatif harga
oleh seluruh produsen dipasar. (Haryono, 2001)
Kurva penawaran dari suatu barang menunjukkan barbagai
kuantitas barang yang akan dijual dipasar oleh seseorang atau
beberapa orang selama periode waktu tertentu pada berbagai macam
kemungkinan harga, ceteris paribus. (Bilas, 1993). Dengan demikian
kurva penawaran menunjukkan beberapa jumlah barang yang ingin
dijual selama satu periode tertentu akan berubah sebagai akibat
perubahan harga, apabila faktor-faktor lain (selain harga) tidak
berubah.
Kurva penawaran pasar biasanya juga merupakan kurva yang
naik miring ke kanan (mempunyai lereng positif), naiknya harga akan
mendorong para penjual untuk menawarkan lebih banyak barang di
pasar.
Gambar 2.5
Kurva Penawaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran
Pergeseran kurva permintaan ke kanan berarti adanya kenaikan
permintaan akan barang tersebut. Kalau penawaran tidak berubah ini
akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah yang
penjualan atau pembelian. Sebaliknya akan terjadi pergeseran
permintaan ke kiri apabila terjadi penurunan permintaan. Berikut
grafik pergeseran permintaan akan suatu barang.
Gambar 2.6
Pergeseran Kurva Permintaan
Sedangkan penurunan penawaran akan bergeser ke kiri dari
kurva penawaran dan ini biasanya mengakibatkan kenaikan harga
pasar dan penurunan volume transaksi. Sebaliknya jika terjadi
kenaikan penawaran maka kurva ditunjukkan dengan pergeseran kea
rah kanan yang artinya akan terjadi penurunan harga pasar dan
berakibat pada kenaikan volume transaksi. Pergeseran kurva
penawaran akan digambarkan oleh gambar kurva dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2.7
Pergeseran Kurva Penawaran
2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
(Engel et all,1994).
Sedangkan menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko ( 1997 ),
perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempengaruhi barang dan jasa,
termasuk di dalamnya pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan tersebut.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku
konsumen adalah tindakan baik itu individu ataupun organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
menggunakan, mendapatkan barang/jasa ekonomi yang dapat
dipengaruhi kondisi ataupun lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Perilaku konsumen berkaitan dengan keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian atau konsumsi. Keputusan pembelian merupakan
keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya
memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan
mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui dengan realitas
tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu
dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai
alternatif dari istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh
Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi, 2002).
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan
produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sebelum konsumen
memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap
terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi.
(3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku
pasca pembelian (Kotler, 2002).
Terdapat tiga perspektif dalam perilaku konsumen, yaitu; (Utami;
2010)
a. Perspektif Pengambilan Keputusan
Perspektif pengambilan keputusan atau decision making
perspective menggambarkan seorang konsumen sedang melakukan
serangkaian langkah-langkah tertentu pada saat melakukan pembelian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi
alternatif, memilih, dan evaluasi pasca perolehan. Akar dari
pendekatan ini adalah pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor
ekonomi lainnya.
b. Perspektif Pengalaman
Perspektif pengalaman (experimental perspective) atas
pembelian konsumen menyatakan bahwa untuk beberapa hal,
konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses
pengambilan keputusan yang rasional. Namun mereka membeli
produk atau jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan, menciptakan
fantasi, atau perasaan emosi saja.
c. Perspektif Pengaruh Perilaku
Perspektif pengaruh perilaku atau behavioral influence
perspective, mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa
konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu
membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Menurut
perspektif ini, konsumen tidak saja melalui proses pengambilan
keputusan rasional tetapi juga bergantung pada perasaan untuk
membeli produk atau jasa tersebut. Sebagai gantinya tindakan
pembelian konsumen secara langsung merupakan hasil dari kekuatan
lingkungan, nilai-nilai budaya, lingkungan fisik, dan tekanan
ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Nugroho J Setiadi (2003), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
a. Faktor Kebudayaan
Faktor budaya memiliki faktor yang luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen didalam pembelian.
1) Budaya
Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang
membedakannya. Apa yang dimakan oleh seseorang, bagaimana
mereka berpakaian, apa yang mereka rasakan dan pikirkan,
bahasa apa yang mereka bicarakan adalah sebagian dari budaya.
Hal tersebut meliputi semua hal yang konsumen lakukan tanpa
sadar memilih karena nilai kultur mereka, adat istiadat dan ritual
mereka telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari.
2) Kelas Sosial
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga
indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal.
Perbedaan kelas sosial menghasilkan bentuk-bentuk perilaku
sosial yang berbeda seperti preferensi produk dan merek yang
berbeda.
b. Faktor-faktor Sosial
1) Kelompok referensi atau acuan seseorang terdiri dari seluruh
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap sikap ataupun perilaku seseorang. Kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan
kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah
kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer
mencakup keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang
berinteraksi dengan seseorang secara continue dan formal.
Sedangkan kelompok sekunder mencakup kelompok keagamaan,
professional dan kelompok yang cenderung lebih formal dan
membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Kelompk
referensi mempengaruhi seseorang sekurang-kurangnya dalam
tiga hal, yaitu : perilaku, gaya hidup dan pilihan produk dan
merek seseorang.
2) Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya seperti keluarga, organisasi atau klub.
c. Faktor pribadi
Keputusan pembelian juga dipengarui oleh karakteristik pribadi,
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Usia
Orang cenderung berubah dalam menentukan pilihan barang dan
jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan,
pakaian, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan
Usia. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup sesuai dengan
kedewasaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya atau yang disebut pola konsumsi. Selain itu, pekerjaan
yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup
mereka yang digunakan untuk menyampaikan prestise,
kehormatan, dan respek.
3) Keadaan ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, yang
dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari
pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan hartanya,
kemampuan untuk meminjam.
4) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya
hidup menggambarkan seseorang akan keseluruhan yang
berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
5) Kepribadian dan konsep diri
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang
mempengaruhi perilaku pembelinya. Jenis-jenis kepribadian dapat
diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat dengan berbagai
pilihan produk dan merek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Faktor-faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama yaitu:
1) Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.
Beberapa kebutuhan bersifat :
· Biogenis, muncul dari tekanan biologis seperti; lapar, haus,
tidak nyaman dll
· Psikogenis, muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
memiliki.
2) Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana
seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses
bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3) Proses belajar
Saat orang bertindak, maka mereka itu belajar, hal tersebut bisa
dikatakan proses pembelajaran. Sebagian besar perilaku manusia
adalah hasil belajar. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku
yang timbul dari pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Kepercayaan dan Sikap
Melalui belajar dan bertindak, orang akan mendapatkan
keyaknan dan sikap, kemudian hal ini akan mempengaruhi
perilaku pembelian mereka.
Dalam pengambilan keputusan berbelanja, kebutuhan yang
memotivasi konsumen untuk membeli barang dagangan oleh Christina
Widya utami (2010) di golongkan sebagai berikut.
a. Kebutuhan fungsional
Secara langsung kebutuhan fungsional terkait dengan kinerja produk
itu. Kebutuhan fungsional sering disebut juga sebagai kebutuhan
rasional. Sikap belanja rasional dipengaruhi oleh alasan rasional
dalam pikiran seorang konsumen.
b. Kebutuhan psikologis
Sedangkan kebutuhan psikologis disebut kebutuhan emosional.
Motivasi yang dipengaruhi emosi berkaitan dengan perasaan. Faktor
indah atau bagus dan faktor gengsi akan lebih banyak pengaruhnya.
4. Definisi Smartphone
Telepon pintar (smartphone) adalah telepon genggam yang
mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi
yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan
definisi telepon pintar. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan
telepon yang bekerja menggunakan seluruh piranti lunak sistem operasi
yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang
aplikasi. Bagi yang lainnya, telepon pintar hanyalah merupakan sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik),
internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau
terdapat papan ketik (baik built-in maupun eksternal) dan konektor VGA.
Dengan kata lain, telepon pintar merupakan komputer mini yang
mempunyai kapabilitas sebuah telepon. (www.wikipedia.com)
Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar
menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan
telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel dengan fungsi
pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan
miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau D-pad, kamera,
pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak
dan keras, kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik,
penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah internet, atau hanya
sekedar akses aman untuk membuka surel perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa macam system operasi yang ada pada
smartphone :
a. Android
Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon
seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android
menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam
peranti bergerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Symbian
Symbian OS adalah sistem operasi tak bebas yang dikembangkan oleh
Symbian Ltd. yang dirancang untuk digunakan peralatan bergerak
(mobile).
c. Blackberry-Research In Motion
BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan
layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, messenger
(Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel
lainnya.
d. Windows Mobile
Windows Mobile adalah sebuah sistem operasi ponsel yang
dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan dalam ponsel pintar
dan perangkat mobile, namun dikeluarkan untuk pasar tertentu.
e. Apple iPhone
IPhone adalah garis smartphone yang dirancang dan dipasarkan oleh
Apple Inc dengan system operasi Apple IOS. Awalnya bernama
"iPhone OS".
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Menurut Dian Puspita Ariyani, dalam penelitiannya pada tahun 2008
yang berjudul “Analisis Keuntungan Gerai Handphone di Daerah Sekitar
Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta”, dalam analisisnya yang
bersifat deskriptif kuantitatif menyimpulkan bahwa dengan menggunakan
analisis regresi dengan uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dengan dan dengan keempat variabel yang dipilih untuk dijadikan
tolok ukur yaitu, modal, jam kerja, jumlah tenaga kerja dan dummy promosi
mempunyai pengaruh terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar
kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kemudian dengan
menggunakan uji parsial atau uji t dengan , hanya ada dua variabel yang
berpengaruh terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar kampus
Universitas Negeri Sebelas Maret, yaitu modal dan jam kerja. Sedangkan
variabel jumlah tenaga kerja dan promosi tidak berpengaruh signifikan
terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Denny Kushadiyanto
(2006) dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan usaha Pedagang Handphone dikota solo”. Dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan bahwa dengan analisis regresi linier berganda dan
dengan kelima variabelnya yaitu modal, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat
pendidikan dan pembukuan dengan tingkat signifikansi 5% menghasilkan
secara bersama-sama variabel modal, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dengan tingkat usaha
pedagang Handphone di kota Solo.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan
penelitian dan mempermudah menganalisa permasalahan yang dihadapi.
Dalam penelitian ini penjualan handphone berbasis smartphone dipengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
oleh harga, merek, system operasi, dan promosi. Kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut;
Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Dari paparan diatas sebelumnya dapat diambil hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
· Diduga ada hubungan antara variabel harga, merek, dan produk terhadap
tingkat penjualan handphone berbasis smartphone di Pasar Singosaren
Solo.
PRODUK
PERSEPSI KONSUMEN
PERILAKU KONSUMEN
HARGA MEREK
KEPUTUSAN KONSUMEN
PERMINTAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian lapangan dimana data
utamanya adalah data primer dan data sekunder. Data primer yakni data yang
diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan wawancara dan
observasi pihak terkait. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara yang berhubungan dengan penelitian ini untuk mendukung data
primer tersebut.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Unit analisis penelitian ini adalah kota Solo. Khususnya pada pasar
Singosaren Solo yang berada pada Jl. Gatot Subroto, Serengan. Lokasi ini
dipilih dengan alasan bahwa area tersebut merupakan pusat jual-beli
handphone terbesar di Solo.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang
berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Wawancara terstruktur berdasarkan Daftar Pertanyaan
Teknik ini menggunakan wawancara dengan alat bantu kuesioner.
Teknik kuesioner yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang
didefinisikan dengan jelas. Kuesioner dapat diberikan secara pribadi,
disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik (Sekaran,
2006). Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada konsumen
smartphone, khususnya konsumen pada gerai handphone yang berada di
pasar Singosaren Solo guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian dan penjabaran dari hipotesis
2. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang umum dan ampuh untuk
memahami suatu keinginan/kebutuhan. Menurut benney dan Huges (1956)
dalam Sedarmayanti & Hidayat (2002), wawancara termasuk bagian
terpenting dalam sosiologi, karena wawancara merupakan studi tentang
interaksi antar manusia, sehingga wawancara dapat merupakan alat
sekaligus obyek yang mampu mensosialisasikan kedua belah pihak yang
mempunyai status yang sama. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait
dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.
Data ini merupakan data yang berupa pertanyaan langsung kepada
responden yaitu konsumen smartphone khususnya pada gerai handphone
di pasar Singosaren Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang),
obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, et, al,
2002).
4. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu suatu data teori-teori yang ada hubungannya
dengan masalah atau hal yang akan diteliti dan dibuktikan di dalam
penelitian yang nantinya akan dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi
dan yang diperoleh dilapangan.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dari
penelitian ini adalah konsumen smartphone khususnya pada gerai handphone
yang berlokasi di pasar Singosaren Solo.
Karena pada penelitian ini jumlah populasi tidak terbatas dan setiap
unsur populasi tidak mempunyai peluang atau kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk
dipilih tidak diketahui maka pengambilan sampel menggunakan non
probability sampling. Sampel diambil sebanyak 100 responden dan diambil
secara acak dengan salah satu metode dari non probability sampling yaitu
metode convenience sampling atau accidental sampling dimana pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sampel dilakukan karena seorang peneliti tidak mempunyai pertimbangan
lain kecuali berdasarkan kemudahan saja atau dengan kata lain memilih
sampel dari orang atau unit yang paling mudah diakses atau dijumpai.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Definisi operasional untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Harga
Menurut Basu Swastha pengertian harga adalah sebagai berikut:
(Swastha, 1998) ” Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Dalam penelitian ini
variabel harga dipilih sebagai variabel independen karena harga
mempunyai kemungkinan pengaruh terhadap penjualan, karena bisa jadi
harga merupakan sebuah penentu tinggi rendahnya kualitas suatu barang
atau jasa. Dalam penelitian ini satuan harga yang digunakan untuk
menentukan hubungan tingkat penjualan adalah menggunakan satuan
rupiah.
2. Merek
Merek adalah suatu nama, istilah, symbol, desain, atau gabungan
keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Yang dimaksud variabel merek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dalam penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan sesuatu yang
dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk,
karena merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk
(kemasannya), tetapi merek termasuk apa yang ada di benak konsumen
dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya.
Variable merek yang akan digunakan sebagai alat penelitian
mengacu pada merek dagang handphone yang hanya mempunyai system
operasi yang dikembangkan layaknya seperti komputer mini yang ada
pada smartphone. Beberapa merek handphone yang akan menjadi objek
penelitian ini antara lain:
· Nokia
· Blackberry
· Sony Ericson
· Samsung
· Apple
3. Produk
Menurut Kotler (2002), produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan
dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Variabel produk yang akan digunakan sebagai alat penelitian ini
adalah mencakup desain, fitur dan manfaat yang ada didalam smartphone
yang pada akhirnya dapat secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
F. Metode dan Analisis Data
Pada penelitan ini pengumpulan data dilakukan dengan cara:
wawancara terstruktur, dalam penelitian ini digunakan kuesioner untuk
mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu
pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi
jawaban, sebuah pertanyaan hanya bisa diberikan diantara pilihan yang sudah
tersedia.
Sedangkan pengukuran data dilakukan dengan menggunakan skala
likert dengan kriteria skor sebagai berikut :
· Sangat Setuju (SS) = 5
· Setuju (S) = 4
· Ragu – Ragu (RR) = 3
· Tidak Setuju (TS) = 2
· Sangat Tidak Setuju = 1
Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut akan diolah
dengan program Statistical Package for the Social Science (SPSS).
1. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian ini, digunakan metode sebagai
berikut :
a. Uji Validitas
Langkah awal yang perlu dilakukan setelah kuesioner akhir
terbentuk adalah menguji validitas kuesioner. Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas
merupakan ukuran yang dapat menunjukkan sejauh mana instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas dilakukan melalui langkah-langkah statistik seperti
dijelaskan seperti dibawah ini :
1) Membuat hipotesa
H0 : Bahwa atribut dipertimbangkan oleh responden.
H1 : Bahwa atribut tidak dipertimbangkan oleh responden.
2) Nilai korelasi pada setiap atribut pertanyaan, dengan
menggunakan rumus korelasi product moment pearson sebagai
berikut:
rxy = ( ) ( )( ) ( )( )( )2222 YYNXXN
YXXYN
ååååå åå
--
-
Dimana :
rxy = koefisien korelasi
x = Skor jawaban
y = Skor total, dan
xy = Total pertanyaan
b. Uji Reliabilitas
Setelah uji validitas dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas
alat ukur tersebut diuji. Uji Reliabilitas merupakan ukuran yang
menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam gejala yang sama di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dalam kesempatan. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
Pengukuran realibilitas ini akan menggunakan cara pengukuran
satu kali. Pengukuran sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik cronbach alpha abel jika
memberikan nilai cronbach’s alpha
÷÷ø
öççè
æ
a-÷
øö
çèæ
-= å
2
2
11 t
ab1
1kk
r
Dimana :
r11 = reliabilitas
k = banyaknya butir pertanyaan
ab2 = jumlah varian butir
t2 = varian total
c. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini digunakan dengan cara megubah data mentah
menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap
kuesioner yang diberikan dengan cara mendeskripsikan data yang
telah terkumpul, dalam analisis ini akan mendeskripsikan bagaimana
tingkat penjualan telepon seluler berbasis smartphone pada gerai-gerai
handphone di Singosaren Plaza pada periode waktu tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
d. Metode Chi Square (X2)
Uji chi kuadrat (Chi Square) adalah pengujian hipotesis
mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar-benar
terjadi / aktual (F) dengan frekuensi harapan / ekspektasi (Fe) yang
didasarkan atas hipotesis tertentu. Bentuk distribusi Chi Square adalah
x2, nilai x2 adalah nilai kuadrat karena nilai x2 selalu positif.
Uji Chi–Square merupakan salah satu uji statistik non parametrik,
maka Uji Chi–square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal atau
kategorik. Uji Chi-Square digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, khususnya
untuk data nominal. Dalam penelitian ini Uji Chi-Square dilakukan untuk
mengukur hubungan antara tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan
konsumen. Prosedur Uji Chi-Square 2) antara lain :
1) Merumuskan hipotesa:
H0 = Kedua variabel saling bebas
H1 = Kedua variabel saling berhubungan
2) Menentukan kategori yang akan diuji
3) Menentukan level signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (5%) karena angka
ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel
dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan
dalam penelitian ilmu sosial.
4) Tabel kontingensi dari alternatif atau kategori populasi.
5) Menghitung harga Chi-Square dengan rumus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dimana :
X2 = nilai X2
Oi = nilai observasi
Ei = nilai harapan (ekspektasi) luasan interval kelas
berdasarkan tabel normal di kalikan N (total frekuensi)
N = banyaknya angka pada data (total frekuensi).
6) Menentukan daerah-daerah penolakan hipotesa dengan mencari
harga Chi-Square pada tabel distribusi Chi-Square, pada level
signifikansi yang telah ditentukan dengan degree of freedom df =
(r-1)(k- -1) (k-1)
7) Tolak H0, terima H1 -1) (k-1)
Terima H0, tolak H1 -1) (k-1)
Daerah diterima
Daerah ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pasar Singosaren Surakarta
1. Wilayah Surakarta
a. Aspek Geografis
Secara geografis kota Surakarta atau juga yang sangat dikenal
sebagai kota Solo, berada pada dataran rendah yang terletak di cekungan
lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi. Dengan Luas sekitar 44
Km2, kota Surakarta terletak diantara 1100 45` 15 – 1100 45` 35
Timur dan 70` 36 – 70` 56 Kota Surakarta merupakan
salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya
seperti Semarang maupun Yogyakarta.
Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo”
merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut.
Kota Surakarta terdiri dari lima wilayah kecamatan, yaitu kecamatan
Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima
kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan
2669 Rukun Tetangga (RT).
Dari total luas area kota Surakarta setiap Kecamatan di kota
Surakarta terbagi atas beberapa lahan yaitu lahan perumahan atau
pemukiman, jasa, perdagangan, industri, tanah kosong, sawah, kuburan dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Batas Wilayah
Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi
oleh tiga kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten
Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten
Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan
kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten
Sukoharjo dan Karanganyar.
Gambar 4.1
Batas Wilayah Surakarta
Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari
lima wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar
Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi
menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun
Tetangga (RT).
2) Keadaan Cuaca dan Iklim
Suhu udara Maksimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad
Celsius, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celsius.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban
udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajad.
Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau
bergantian sepanjang enam bulan tiap tahunnya.
b. Aspek Demografis
Surakarta adalah kota yang berpenduduk kurang lebih 503.421 jiwa
(2010), dan tingkat kepadatan penduduknya 13.636/km2 dengan luas kota
44 km2. Secara defacto fisik kota Surakarta sudah setara dengan kota
metropolitan yang memiliki berbagai aktivitas sosial dan ekonomi.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Surakarta Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Surakarta Tahun 2011
Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin Total 2004 249.278 261.433 510.711 95.35 2005 250.868 283.672 534.54 88.44 2006 254.259 258.639 512.898 98.31 2007 246.132 269.24 515.372 91.42 2008 247.245 275.69 522.935 89,68 2009 249.287 278.915 528.202 89,38 2010 243.296 256.041 499.337 95,02 2011 245.283 256.367 501.650 95,68
Sumber: Surakarta dalam angka 2011, BPS Kota Surakarta
Berdasarkan tabel 4.1, penduduk kota Surakarta pada tahun 2011
adalah 501.650 jiwa, dengan 245.283 laki-laki dan 256.367 perempuan,
dengan prosentase perbandinggan kelaminnya 95,68 % yang berarti bahwa
setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Kota Surakarta merupakan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah, Dengan tingkat
kepadatan penduduknya 13.636/km2, rata-rata kepadatan penduduk di
wilayah Jawa Tengah hanya 992/km2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Aspek Ekonomi
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki potensi
cukup besar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Letak geografis yang
strategis memungkinkan Kota Surakarta sebagai “transitment point” bagi
kegiatan ekonomi dan pariwisata Propinsi Jawa Tengah maupun
transportasi regional yang datang dari Jawa Timur, Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Barat, Utara, Timur dan Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta juga tak lepas dari peran kota - kota
di sekitarnya, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Klaten.
Sehingga Kota Surakarta sangat syarat dengan pusat-pusat kegiatan dalam
konteks regional sehingga dapat meningkatkan interaksi daerah dalam
lingkup pelayanannya guna menghasilkan suatu dinamika kegiatan
ekonomi yang bersinergi.
Terdapat kurang lebih 43 pasar tradisional yang menjadi pusat bisnis
yang mempertemukan tidak hanya pedagang yang berasal dari dalam Kota
Surakarta, interaksi sosial dan ekonomi menarik banyak pelaku baik dari
regional maupun internasional, sehingga Kota Surakarta menjadi salah
satu pusat ekonomi dan perdagangan di Indonesia. Bahkan karena syarat
dengan budaya batiknya Kota Surakarta menjadi salah satu pusat industri
dan budaya batik dunia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Pasar Singosaren Solo
a. Sejarah
Pasar Singosaren berdiri pada tahun 1976 didaerah yang dikenal
dengan nama Singosaren. Secara toponimi Singosaren merupakan daerah
(dekat) tempat tinggal KPH. Nama Singosaren sendiri diambil dari nama
menantu Pakubuwono X yang bernama Pangeran Singosari. Awalnya
pasar Singosaren ini adalah pasar tradisional, seiring perkembangan
jaman pasar ini dimetamorfosa oleh Pemda Surakarta menjadi embrio
pasar modern yang ada di kota Surakarta dimana sebagian pedagang
pasar tradisional Singosaren dipindahkan ke pasar Kadipolo. Setelah
pedagang pasar tradisional dialihkan ke Pasar Kadipolo, pasar Singosaren
menjadi pertokoan modern. Hypermarket, Toko emas, kosmetik,
Pedagang makanan tradisional, Department Store, Studio Theater, pusat
penjualan Handphone terbesar di Surakarta, dll, dapat dinikmati oleh
semua warga Surakarta dan sekitarnya. Dengan wajah baru Pasar
Singosaren kemudian dikenal dengan nama Singosaren Plaza.
Pembangunan pasar Singosaren dilakukan pada tahun 1988, dengan
waktu kurang lebih dua tahun. Dilakukan perombakan besar-besaran,
yang pada awalnya hanya berdiri dengan satu lantai kemudian dibangun
menjadi tiga lantai. Dengan konsep baru yang mengusung pasar modern,
pasar Singosaren menjadi primadona pasar modern warga Surakarta
pada masanya.
Pada tahun 1997, Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu
menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan
berbagai organisasi dan aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pada tahun 1998, akibat ketidakstabilan ekonomi dan politik yang meluas
di wilayah Indonesia, Singosaren Plaza adalah salah satu bangunan
publik yang menjadi sasaran amuk masa. Terjadi penjarahan dan
pembakaran pada Singosaren Plaza sehingga pasar tersebut hangus
terbakar dan banyak memakan korban.
Beberapa tahun setelah tragedi 1998 tersebut Singosaren Plaza
mulai dilakukan pembenahan. Singosaren Plaza dibangun kembali dan
keberadaannya sampai saat ini masih menjadi simbol keberhasilan
kemajuan pengembangan pasar tradisional di Solo.
b. Gambaran Umum Singosaren Plaza
Singosaren Plaza yang terletak di Jl. Gatot Subroto - Serengan ini
memiliki luas bangunan 4.900 m2 dengan jumlah kios 264 kios, dan 18
dasaran. Singosaren Plaza terdiri dari empat lantai, yaitu lantai dasar
yang digunakan untuk perkiosan dan pedagang kaki lima, lantai 1 dan 2
digunakan untuk Matahari Departement Store, dan Bioskop atau Studio
Theater, dan lantai 3 untuk area parkir.
Pasar Singosaren sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Kota
Surakarta, khususnya Pemerintah Pasar Singosaren. Sistem kepemilikan
yang digunakan oleh Pemerintah Pasar adalah sistem sewa dengan
pemberian bukti SHP (surat hak penempatan). Biasanya jangka waktu
sewa adalah 3 tahun dan dapat diperpanjang masa sewanya. Khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
untuk Matahari Departement Store, Manajemen Matahari Departement
Store mempunyai perjanjian kontrak dengan pihak Pemerintah pasar
Singosaren, sehingga masa sewa bisa melebihi batas waktu yang
diterapkan pada perkiosan pasar pada umumnya, yaitu selama kurang
lebih 25 tahun, kontrak dimulai dari awal pembangunan Singosaren Plaza
hingga saat ini.
Pasar Singosaren merupakan salah satu penyumbang PAD
Surakarta, dan mampu memberi sumbangan besar terhadap
perekonomian Surakarta. Kurang lebih 2 sampai 3 milyar per tahun
jumlah nominal yang disumbangkan pasar Singosaren kepada Pemerintah
Kota Surakarta.
Berikut adalah tabel 4.2 dan 4.3, uraian target dan pencapaian
pendapatan Pemerintah Pasar Singosaren.
Tabel 4.2 Target Pendapatan Tahun Anggaran 2010
Pasar Singosaren Surakarta
No Uraian Jumlah
1 Pelataran 4,258,000.00
2 Kios 1,777,743,000.00
3 Los 725,000,000.00
4 Tunggakan 34,632,000.00
5 SHP 1,220,000.00
6 Balik Nama 21,971,000.00
7 Lain-lain 499,385,000.00
Total 3,064,209,000.00
Sumber : Pemerintah pasar Singosaren Solo 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4.3 Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010
Pasar Singosaren Surakarta
No. Pendapatan / bulan Jumlah
1 Januari 253,030,212.00
2 Februari 221,580,131.00 3 Maret 259,758,061.00
4 April 245,832,983.00
5 Mei 227,526,442.00
6 Juni 256,260,013.00
7 Juli 279,306,602.00
8 Agustus 260,715,368.00
9 September 209,282,682.00
10 Oktober 297,436,507.00
11 November 239,580,742.00 12 Desember 247,344,366.00
Total 2,997,654,109.00 Sumber : Pemerintah Pasar Singosaren Solo 2010
Pada tabel 4.2 dan 4.3 dapat disimpulkan bahwa target Pemerintah
Pasar Singosaren pada tahun 2010 adalah 3,064,209,000.00, sedangkan
untuk realisasi pada tahun anggaran yang sama dapat tercapai
2,997,654,109.00. Artinya 97 persen dari target pada tahun anggaran
2010 dapat dicapai oleh Pemerintah Pasar Singosaren.
Berikut ini tabel 4.4 dan 4.5, merupakan target dan realisasi pada
tahun anggaran 2011 oleh Pemerintah Pasar Singosaren Plaza :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.4 Target Pendapatan Tahun Anggaran 2011
Pasar Singosaren Surakarta
No Uraian Jumlah
1 Pelataran 4,282,000.00
2 Kios 1,750,000,000.00
3 Los 825,000,000.00
4 Tunggakan 39,643,300.00
5 SHP 1,450,000.00
6 Balik Nama 21,950,000.00
7 Lain-lain 540,000,000.00
Total 3,182,325,300.00
Sumber : Pemerintah pasar Singosaren Solo 2011
Tabel 4.5 Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011
Pasar Singosaren Surakarta
No. Pendapatan (/bulan) Jumlah
1 Januari 158,284,329.00
2 Februari 263,441,937.00
3 Maret 207,520,552.00
4 April 179,697,967.00
5 Mei 337,422,733.00
6 Juni 217,248,687.00
7 Juli 206,641,807.00
8 Agustus 297,288,949.00
9 September 283,497,575.00
10 Oktober 261,034,722.00
11 November 242,147,054.00
12 Desember 351,884,159.00
Total 3,006,110,471.00 Sumber : Pemerintah Pasar Singosaren Solo 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.5 menunjukkan realisasi tahun anggaran 2011, Pasar
Singosaren mengalami kenaikan pandapatan dibanding dengan tahun
sebelumnya. Kenaikan pendapatan kurang lebih 3 % menunjukkan progres
positif terhadap pendapatan Singosaren Plaza. Ini berarti Singosaren Plaza
sangat kompetitif dalam eksistensinya sebagai penyumbang PAD kota
Surakarta.
c. Gambaran Gerai Handphone Singosaren Plaza
Aktivitas perdagangan pada Singosaren Plaza sangat beragam, terutama
pada lantai dasar Singosaren Plaza. Mulai dari pedagang kaki lima, toko
emas, penjual aksesoris, parfum, kosmetik, food court, penjual makanan
tradisional, dan yang paling dominan dan melekat pada Singosaren Plaza ini
adalah pusat penjualan handphone.
Mayoritas gerai di Singosaren Plaza adalah retail handphone dengan
berbagai model, teknologi dan fitur yang sesuai dengan keinginan pasar.
Terdapat kurang lebih 250 gerai handphone pada pasar ini. Di lokasi ini
terdapat pelaku usaha bisnis handphone dan turunannya, seperti jasa servis
handphone, pusat grosir aksesoris handphone, dll.
Dengan daya tariknya, Singosaren plaza mampu menarik konsumen
dari berbagai kalangan, baik konsumen menengah kebawah dan atau
konsumen menengah keatas. Singosaren Plaza sudah menjadi tempat rujukan
atau tujuan bagi masyarakat yang hendak menjual maupun membeli
handphone baik handphone baru maupun bekas. Dari ratusan stand yang ada
disana, terdapat pula gerai milik vendor-vendor besar seperti outlet milik
Samsung, Nokia, Blackberry dan beberapa vendor ponsel merk lokal maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
ponsel china. Menempati area seluas kurang lebih 1000 m2 di lantai dasar
Plaza Singosaren, Bursa Handphone Singosaren Plaza menjadi barometer
bursa handphone di Solo raya dan wilayah sekitarnya.
B. Karekteristik Responden Pasar Singosaren Solo
Pada penelitian ini akan dianalisa data primer yang berasal dari hasil
penyebaran kuesioner kepada responden. Responden dikatakan layak untuk
dianalisa adalah responden yang pada saat kuesioner dibagikan seorang
responden sedang dalam kegiatan transaksi jual beli pada Gerai Handphone
di pasar Singosaren tersebut. Karakteristik responden yang menjadi sampel
ditentukan berdasarkan :
1. Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen pada Gerai
Handphone di Pasar Singosaren yang dikelompokkan berdasarkan jenis
kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan. Dari perbedaan jenis kelamin
dapat mengidentifikasikan selera yang berbeda-beda dalam pemembelian
handphone khususnya smartphone. Sebagai contoh, laki-laki lebih
cenderung untuk mengutamakan fungsi dari suatu handphone
dibandingkan faktor warna. Sedangkan perempuan lebih cenderung
untuk memilih desain dan warna yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing.
Dalam penelitian ini hasil distribusi frekuensi jenis kelamin
adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki
Perempuan
50
50
50 %
50 %
Jumlah 100 100 %
Tabel 4.6 menunjukkan responden yang berjenis laki-laki
sebanyak 50% dan perempuan sebanyak 50%.
2. Usia
Pengalaman hidup seseorang akan membentuk tahap daur hidup
yang sesuai dengan kedewasaannya. Semakin matang usia seseorang
mereka akan melakukan banyak pertimbangan. Semakin matang usia
seseorang biasanya akan lebih cenderung mempertimbangkan manfaat
dari suatu barang dibandingkan faktor lain. Sedangkan usia yang masih
dalam tahap perkembangan akan banyak mengutamakan emosional untuk
menentukan barang yang akan di beli. Seperti halnya konsumen
smartphone, berbagai perilaku akan ditunjukkan sesuai dengan tahap
kedewasaan. Semakin dewasa pemikiran seseorang akan lebih
mempertimbangkan manfaat dan fungsi handphone atau smartphone itu
sendiri, serta disesuaikan dengan kebutuhan.
Tabel 4.7 berikut ini adalah hasil distribusi frekuensi usia
responden:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Usia Responden
Umur Responden Frekuensi Persentase
< 25 tahun
25-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
38
37
17
8
38 %
37 %
17 %
8%
Jumlah 100 100 %
Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang berusia < 25
tahun sebanyak 38 (38%) orang, responden yang berusia 25-30 tahun
sebanyak 37 orang (37%), responden yang berusia 31-40 tahun
sebanyak 17 orang (17%), dan responden usia > 40 tahun sebanyak 8
orang (8%).
3. Pendapatan
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi dalam memilih dan
menentukan produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan
yang dibelanjakan, tabungan dan harta. Pola konsumsi setiap tingkat
pendapatan berbeda, pendapatan seseorang juga mempengaruhi perilaku
dan gaya hidup yang digunakan untuk menyampaikan kesan prestis,
kehormatan, dan respek.
Klasifikasi pendapatan responden pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden Umur Responden Frekuensi Persentase
< Rp 500.000,-
500.000,- – 800.000,-
800.000,- – 1.000.000,-
> 1.000.000,-
15
24
16
45
15 %
24 %
16 %
45 %
Jumlah 100 100 %
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa responden yang berpendapatan <
Rp 500.000,- adalah sebanyak 15 (15%) orang, pendapatan Rp 500.000,-
s/d Rp 800.000,- sebanyak 24 (24%) orang, pendapatan Rp 800.000,- s/d
Rp 1.000.000,- sebanyak 16 (16%) orang. Dan responden dengan
pendapatan > Rp 1.000.000,- sebanyak 45 (45%) orang.
4. Tingkat Pendidikan
Selain tingkat pendapatan, tingkat pendidikan seringkali
digunakan untuk membedakan kelas sosial seseorang, akan tetapi belum
tentu tingkat pendidikan yang tinggi akan menjamin seseorang berada
pada kedudukan yang tinggi. Tingkat pendidikan pada umumnya
mencerminkan perspektif pengalaman. Artinya dalam melakukan
pembelian akan sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang
rasional. Dengan tingkat pendidikan yang rendah juga berpengaruh pada
tingkat pendapatan dan pola konsumsi, selain itu minimnya informasi
yang dimiliki membuat seseorang tidak mempunyai pengetahuan cukup
pada perkembangan teknologi. Misalnya, mereka yang berpendidikan
rendah tidak akan membeli handphone dengan beragam kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
yang dimiliki sebuah handphone. Mereka akan lebih memilih handphone
dengan fungsi memudahkan dalam berkomunikasi secara sederhana,
begitu pula sebaliknya. Distribusi frekuensi Pendidikan responden dapat
dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden
Pendidikan Responden Frekuensi Persentase
SLTP
SLTA
PT
10
39
51
10,0 %
39,0 %
51,0 %
Jumlah 100 100,0 %
Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan SLTP sebanyak 10 orang (10%), responden yang
berpendidikan SLTA sebanyak 39 orang (39%), dan responden yang
berpendidikan PT sebanyak 51 orang (51%).
C. Analisis Data
1. Uji Instumen Penelitian
a. Uji Validitas
Dalam penelitian ini langkah pertama setelah kuesioner
terbentuk adalah menguji valid tidaknya suatu pernyataan pada
kuesioner. Dengan kata lain uji validitas merupakan alat ukur yang
dapat menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu
mengukur apa yang akan diukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan
SPSS. Uji validitas dilakukan pada setiap item kuesioner dari tiga
variabel yaitu Harga, Merek, dan Produk. Dengan membandingkan
antara koefisien korelasi (rhitung) dengan batas nilai kritis (rtabel) dan
menggunakan nilai signifikansi 5%. Batas nilai kritis dari rtabel pada
0,196. Uji validitas dinyatakan valid
jika r hitung > r tabel. Nilai rhitung diperoleh dari nilai corrected item-
total correlation. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas variabel harga
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 13.25 3.846 .313 .170 .276
P2 13.37 3.589 .326 .167 .253
P3 13.28 3.759 .317 .169 .269
P4 14.20 4.667 -.024 .005 .523
P5 14.82 3.886 .159 .056 .392
Sumber : Output SPSS 2012
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa seluruh item
pernyataan kuesioner pada variabel harga adalah valid. Masing-
masing item pertanyaan mempunyai nilai korelasi / indeks validitas >
0.196.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Merk
Item Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P6 14.50 8.131 .334 .739
P7 14.85 6.917 .468 .697
P8 15.08 6.297 .580 .651
P9 14.61 6.806 .552 .665
P10 14.80 6.566 .539 .669 Sumber : Output SPSS 2012
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa seluruh item
pernyataan kuesioner pada variabel merk juga dinyatakan valid.
Artinya setiap item pertanyaan mempunyai nilai korelasi / indeks
validitas > 0.196.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Produk
Item Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P11 18.26 8.659 .372 .690
P12 18.23 7.775 .492 .649
P13 17.91 8.911 .505 .650
P14 17.89 9.675 .365 .688
P15 17.68 9.371 .412 .676
P16 18.78 7.870 .513 .640
Sumber : Output SPSS 2012
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa seluruh item
pernyataan kuesioner pada variabel produk adalah valid. Masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
masing item pertanyaan mempunyai nilai korelasi (indeks validitas) >
0.196.
Hal ini menunjukkan bahwa instrumen (kuesioner) dapat
mengungkap data dari variabel secara tepat. Dengan kata lain
kuesioner tersebut dapat menggambarkan kondisi obyek yang
sebenarnya.
b. Uji Reliabilitas
Setelah uji validitas dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas
alat ukur tersebut diuji. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan
konsistensi dari alat ukur. Pengukuran realibilitas ini akan
menggunakan cara pengukuran satu kali. Pengukuran sekali kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha
> 0,60.
Berikut adalah tabel 4.13, merupakan hasil uji reliabilitas dari
ketiga variabel yang diteliti :
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Keterangan Harga 0,673 Reliabel
Merk 0,733 Reliabel
Produk 0,706 Reliabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa ketiga variabel
diatas mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan adalah
reliabel. Artinya kuesioner tersebut dapat diandalkan untuk
mengungkapkan data sebenarnya dari suatu obyek.
2. Uji Chi Square
Uji Chi Square adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, dengan data berbentuk interval.
Adapun hasil chi square dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Harga
Tabel 4.14
Tabulasi silang jenis kelamin dengan harga
Jenis Kelamin * Harga Crosstabulation
Harga
Total TS RR S
Jenis Kelamin
Perempuan Count 0 29 21 50
Expected Count 1.0 25.0 24.0 50.0
% within Jenis Kelamin .0% 58.0% 42.0% 100.0%
% within Harga .0% 58.0% 43.8% 50.0%
Laki-laki Count 2 21 27 50
Expected Count 1.0 25.0 24.0 50.0
% within Jenis Kelamin 4.0% 42.0% 54.0% 100.0%
% within Harga 100.0% 42.0% 56.3% 50.0%
Total Count 2 50 48 100
Expected Count 2.0 50.0 48.0 100.0
% within Jenis Kelamin 2.0% 50.0% 48.0% 100.0%
% within Harga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Berdasarkan tabel 4.14 diperlihatkan bahwa jenis kelamin
perempuan menyatakan setuju dengan pernyataan dalam kuesioner pada
item harga sebesar 21% dan ragu-ragu sebesar 29%. Sedangkan jenis laki-
laki menyatakan setuju sebesar 27%, ragu-ragu sebasar 21%, dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
menyatakan tidak setuju adalah 2%. Hasil Uji chi- ²=
4,030 dengan p value = 0,133 > 0.05. Sehingga disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan harga.
b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Merk
Tabel 4.15
Tabulasi silang jenis kelamin dengan merk.
Merek
Total TS RR S SS
Jenis Kelamin
Perempuan Count 1 15 30 4 50
Expected Count 1.5 21.0 25.0 2.5 50.0
% within Jenis Kelamin 2.0% 30.0% 60.0% 8.0% 100.0%
% within Merek 33.3% 35.7% 60.0% 80.0% 50.0%
Laki-laki Count 2 27 20 1 50
Expected Count 1.5 21.0 25.0 2.5 50.0
% within Jenis Kelamin 4.0% 54.0% 40.0% 2.0% 100.0%
% within Merek 66.7% 64.3% 40.0% 20.0% 50.0%
Total Count 3 42 50 5 100
Expected Count 3.0 42.0 50.0 5.0 100.0
% within Jenis Kelamin 3.0% 42.0% 50.0% 5.0% 100.0%
% within Merek 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Berdasarkan tabel 4.15 responden berjenis kelamin perempuan,
menyatakan sangat setuju dengan pertanyaan pada item merek sebesar 4%,
menyatakan setuju sebesar 30%, menyatakan ragu-ragu sebesar 15%, dan
yang menyatakan tidak setuju 1%. Sedangkan responden berjenis laki-laki
menyatakan sangat setuju sebesar 1%, setuju 20% dan ragu-ragu 27%, dan
ang menyatakan tidak setuju adalah 2%. Hasil Uji chi-kuadrat diperoleh
²= 7,562 dengan p value = 0,040 < 0.05. Sehingga disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan merk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Produk
Tabel 4.16
Tabulasi silang jenis kelamin dengan produk.
Jenis Kelamin * Produk Crosstabulation
Produk
Total TS RR S SS
Jenis Kelamin
Perempuan Count 2 16 28 4 50
Expected Count 1.0 15.0 28.0 6.0 50.0
% within Jenis Kelamin 4.0% 32.0% 56.0% 8.0% 100.0%
% within Produk 100.0% 53.3% 50.0% 33.3% 50.0%
Laki-laki Count 0 14 28 8 50
Expected Count 1.0 15.0 28.0 6.0 50.0
% within Jenis Kelamin .0% 28.0% 56.0% 16.0% 100.0%
% within Produk .0% 46.7% 50.0% 66.7% 50.0%
Total Count 2 30 56 12 100
Expected Count 2.0 30.0 56.0 12.0 100.0
% within Jenis Kelamin 2.0% 30.0% 56.0% 12.0% 100.0%
% within Produk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.16 responden berjenis kelamin perempuan, menyatakan
sangat setuju dengan pertanyaan pada tiap item produk dalam
kuesioner adalah 4%, yang menyatakan setuju sebesar 28%, ragu-ragu
sebesar 16% dan tidak setuju sebesar 2%. Sedangkan responden
berjenis laki-laki menyatakan sangat setuju sebesar 8%, setuju 28%
dan ragu-ragu 14%. Hasil Uji chi-square ²= 3,467 dengan
p value = 0,325> 0.05. Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara jenis kelamin dengan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d. Hubungan Usia dengan Persepsi Harga
Tabel 4.17
Tabulasi silang usia dengan harga.
Usia * Harga Crosstabulation
Harga
Total TS RR S
Usia < 25 th Count 0 20 18 38
Expected Count .8 19.0 18.2 38.0
% within Usia .0% 52.6% 47.4% 100.0%
% within Harga .0% 40.0% 37.5% 38.0%
25-30 th Count 1 19 17 37
Expected Count .7 18.5 17.8 37.0
% within Usia 2.7% 51.4% 45.9% 100.0%
% within Harga 50.0% 38.0% 35.4% 37.0%
31-40 th Count 0 8 9 17
Expected Count .3 8.5 8.2 17.0
% within Usia .0% 47.1% 52.9% 100.0%
% within Harga .0% 16.0% 18.8% 17.0%
> 40 th Count 1 3 4 8
Expected Count .2 4.0 3.8 8.0
% within Usia 12.5% 37.5% 50.0% 100.0%
% within Harga 50.0% 6.0% 8.3% 8.0%
Total Count 2 50 48 100
Expected Count 2.0 50.0 48.0 100.0
% within Usia 2.0% 50.0% 48.0% 100.0%
% within Harga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.17 responden berusia < 25th, menyatakan setuju dengan
pertanyaan pada item kuesioner harga smartphone yang dijual di
gerai-gerai pasa Singosaren solo sebesar 18%, ragu-ragu sebesar
20%. Responden berusia 25-30 th menyatakan setuju sebesar 17%,
dan menyatakan ragu-ragu 19%, dan tidak setuju sebesar 1%. Usia 31-
40 th menyatakan setuju sebesar 9% dan menyatakan ragu-ragu
sebesar 8% sedangkan responden berusia > 40 th menyatakan setuju
sebesar 4% dan menyatakan rau-ragu sebesar 3% dan tidak seuju
sebesar 1%. Hasil Uji chi-square ²= 6,076 dengan p value
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
= 0,415 > 0.05. Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan produk.
e. Hubungan Usia dengan Persepsi Merk.
Tabel 4.18
Tabulasi silang usia dengan merk.
Usia * Merek Crosstabulation
Merek
Total TS RR S SS
Usia < 25 th Count 2 14 20 2 38
Expected Count 1.1 16.0 19.0 1.9 38.0
% within Usia 5.3% 36.8% 52.6% 5.3% 100.0%
% within Merek 66.7% 33.3% 40.0% 40.0% 38.0%
25-30 th Count 0 17 17 3 37
Expected Count 1.1 15.5 18.5 1.9 37.0
% within Usia .0% 45.9% 45.9% 8.1% 100.0%
% within Merek .0% 40.5% 34.0% 60.0% 37.0%
31-40 th Count 0 7 10 0 17
Expected Count .5 7.1 8.5 .9 17.0
% within Usia .0% 41.2% 58.8% .0% 100.0%
% within Merek .0% 16.7% 20.0% .0% 17.0%
> 40 th Count 1 4 3 0 8
Expected Count .2 3.4 4.0 .4 8.0
% within Usia 12.5% 50.0% 37.5% .0% 100.0%
% within Merek 33.3% 9.5% 6.0% .0% 8.0%
Total Count 3 42 50 5 100
Expected Count 3.0 42.0 50.0 5.0 100.0
% within Usia 3.0% 42.0% 50.0% 5.0% 100.0%
% within Merek 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.18 responden berusia < 25th, menyatakan sangat setuju
dengan pertanyaan dalam item merek smartphone pada kuesioner.
sebesar 2%, menyatakan setuju sebesar 20%, dan menyatakan ragu-
ragu sebesar 14%, dan menyatakan tidak setuju 2%. Usia 25-30 th
menyatakan sangat setuju dengan pertanyaan kuesioner sebesar 3%,
setuju 17%, dan ragu-ragu sebesar 17%. Usia 31-40 th menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
setuju sebesar 10%, dan ragu-ragu sebesar 7%. Sedangkan responden
berusia > 40 th menyatakan bagus setuju sebesar 3%, ragu-ragu
sebesar 4% dan menyatakan tidak setuju sebesar 1%. Hasil Uji chi-
square ²= 7,837 dengan p value = 0,551 > 0.05. Sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan
merk.
f. Hubungan Usia dengan Persepsi Produk.
Tabel 4.19 Tabulasi silang usia dengan produk.
Usia * Produk Crosstabulation
Produk
Total TS RR S SS
Usia < 25 th Count 2 11 23 2 38
Expected Count .8 11.4 21.3 4.6 38.0
% within Usia 5.3% 28.9% 60.5% 5.3% 100.0%
% within Produk 100.0% 36.7% 41.1% 16.7% 38.0%
25-30 th Count 0 12 20 5 37
Expected Count .7 11.1 20.7 4.4 37.0
% within Usia .0% 32.4% 54.1% 13.5% 100.0%
% within Produk .0% 40.0% 35.7% 41.7% 37.0%
31-40 th Count 0 6 7 4 17
Expected Count .3 5.1 9.5 2.0 17.0
% within Usia .0% 35.3% 41.2% 23.5% 100.0%
% within Produk .0% 20.0% 12.5% 33.3% 17.0%
> 40 th Count 0 1 6 1 8
Expected Count .2 2.4 4.5 1.0 8.0
% within Usia .0% 12.5% 75.0% 12.5% 100.0%
% within Produk .0% 3.3% 10.7% 8.3% 8.0%
Total Count 2 30 56 12 100
Expected Count 2.0 30.0 56.0 12.0 100.0
% within Usia 2.0% 30.0% 56.0% 12.0% 100.0%
% within Produk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.19 menunjukkan responden berusia < 25th, menyatakan
sangat setuju dengan pertanyaan dalam item produk pada kuesioner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
sebesar 2%, menyatakan setuju sebesar 23%, dan menyatakan ragu-
ragu sebesar 11%, dan menyatakan tidak setuju sebesar 2%. Usia 25-
30 th menyatakan sangat setuju sebesar 5%, setuju sebesar 20% dan
ragu-ragu sebesar 12%. Usia 31-40 th menyatakan sangat setuju
sebesar 4%, setuju 7% dan menyatakan ragu-ragu sebesar 6%,
sedangkan responden berusia > 40 th menyatakan sangat setuju
sebesar 1%, setuju 6% dan menyatakan ragu-ragu sebesar 1%. Hasil
Uji chi-square diperoleh ²= 9,065 dengan p value = 0,431 > 0.05.
Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia
dengan produk.
g. Hubungan Pendidikan dengan Persepsi Harga.
Tabel 4.20 Tabulasi silang Pendidikan dengan Harga.
Harga
Total TS RR S
Pendidikan SLTP Count 0 4 6 10
Expected Count .2 5.0 4.8 10.0
% within Pendidikan .0% 40.0% 60.0% 100.0%
% within Harga .0% 8.0% 12.5% 10.0%
SLTA Count 0 16 23 39
Expected Count .8 19.5 18.7 39.0
% within Pendidikan .0% 41.0% 59.0% 100.0%
% within Harga .0% 32.0% 47.9% 39.0%
PT Count 2 30 19 51
Expected Count 1.0 25.5 24.5 51.0
% within Pendidikan 3.9% 58.8% 37.3% 100.0%
% within Harga 100.0% 60.0% 39.6% 51.0%
Total Count 2 50 48 100
Expected Count 2.0 50.0 48.0 100.0
% within Pendidikan 2.0% 50.0% 48.0% 100.0%
% within Harga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 4.20 menunjukkan responden dengan pendidikan SLTP
menyatakan setuju dengan pertanyaan pada item harga dalam
kusioner sebesar 6%, dan yang menyatakan ragu-ragu sebesar 4%,
sdangkan responden berpendidikan SLTA menyatakan setuju sebesar
23% dan ragu-ragu sebesar 16% dan responden Perguruan Tinggi
menyatakan setuju sebesar 19% ragu-ragu sebesar 30%, dan tidak
setuju 2%. Hasil chi-square sebesar ²= 6,069 dengan p value = 0,196
> 0.05. Menujukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan harga.
h. Hubungan Pendidikan dengan Persepsi Merk
Tabel 4.21
Tabulasi silang Pendidikan dengan Merk.
Pendidikan * Merek Crosstabulation
Merek
Total TS RR S SS
Pendidikan SLTP Count 0 5 5 0 10
Expected Count .3 4.2 5.0 .5 10.0
% within Pendidikan .0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
% within Merek .0% 11.9% 10.0% .0% 10.0%
SLTA Count 0 9 28 2 39
Expected Count 1.2 16.4 19.5 2.0 39.0
% within Pendidikan .0% 23.1% 71.8% 5.1% 100.0%
% within Merek .0% 21.4% 56.0% 40.0% 39.0%
PT Count 3 28 17 3 51
Expected Count 1.5 21.4 25.5 2.6 51.0
% within Pendidikan 5.9% 54.9% 33.3% 5.9% 100.0%
% within Merek 100.0% 66.7% 34.0% 60.0% 51.0%
Total Count 3 42 50 5 100
Expected Count 3.0 42.0 50.0 5.0 100.0
% within Pendidikan 3.0% 42.0% 50.0% 5.0% 100.0%
% within Merek 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.21 menunjukkan responden dengan pendidikan SLTP
yang menyatakan setuju dengan pertanyaan dalam tiap item variable
merk smartphone sebesar 5%, dan yang menyatakan ragu-rau sebesar
5%, responden berpendidikan SLTA menyatakan sangat setuju
sebesar 2%, setuju 28%, dan ragu-ragu sebesar 9%, sedangkan
Perguruan Tinggi menyatakan sangat setuju sebesar 3%, setuju
sebesar 17% dan ragu-ragu sebesar 28%. Hasil Uji chi-square
²= 15,500 dengan p value = 0,017 < 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
merk.
i. Hubungan Pendidikan dengan Persepsi produk
Tabel 4.22
Tabulasi silang Pendidikan dengan Produk
Pendidikan * Produk Crosstabulation
Produk
Total TS RR S SS
Pendidikan SLTP Count 1 5 4 0 10
Expected Count .2 3.0 5.6 1.2 10.0
% within Pendidikan 10.0% 50.0% 40.0% .0% 100.0%
% within Produk 50.0% 16.7% 7.1% .0% 10.0%
SLTA Count 1 5 25 8 39
Expected Count .8 11.7 21.8 4.7 39.0
% within Pendidikan 2.6% 12.8% 64.1% 20.5% 100.0%
% within Produk 50.0% 16.7% 44.6% 66.7% 39.0%
PT Count 0 20 27 4 51
Expected Count 1.0 15.3 28.6 6.1 51.0
% within Pendidikan .0% 39.2% 52.9% 7.8% 100.0%
% within Produk .0% 66.7% 48.2% 33.3% 51.0%
Total Count 2 30 56 12 100
Expected Count 2.0 30.0 56.0 12.0 100.0
% within Pendidikan 2.0% 30.0% 56.0% 12.0% 100.0%
% within Produk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.22 menunjukkan responden dengan pendidikan SLTP
menyatakan setuju pada setiap item pertanyaan kuesioner dalam
variable produk yaitu sebesar 4%, yang menyatakan ragu-ragu
sebesar 5%, dan tidak setuju sebesar 1%. Responden berpendidikan
SLTA menyatakan sangat setuju sebesar 8%, setuju 25%, ragu-ragu
sebesar 5%, sedangkan responden berpendidikan Perguruan Tinggi
menyatakan ssangat setuju sebesar 4%, setuju sebesar 27% dan ragu-
ragu sebesar 20%. Hasil Uji chi-square ²= 16,185 dengan p
value = 0,013 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
yang signifikan antara pendidikan dengan produk.
j. Hubungan Pendapatan dengan Persepsi Harga
Tabel 4.23
Tabulasi silang Pendapatan dengan Harga
Pendapatan * Harga Crosstabulation
Harga
Total TS RR S
Pendapatan < Rp 500.000 Count 0 9 16 25
Expected Count .5 12.5 12.0 25.0
% within Pendapatan .0% 36.0% 64.0% 100.0%
% within Harga .0% 18.0% 33.3% 25.0%
Rp 500.000-Rp 800.000
Count 0 8 15 23
Expected Count .5 11.5 11.0 23.0
% within Pendapatan .0% 34.8% 65.2% 100.0%
% within Harga .0% 16.0% 31.3% 23.0%
Rp 800.000-Rp 1.000.000
Count 0 9 7 16
Expected Count .3 8.0 7.7 16.0
% within Pendapatan .0% 56.3% 43.8% 100.0%
% within Harga .0% 18.0% 14.6% 16.0%
> Rp 1.000.000 Count 2 24 10 36
Expected Count .7 18.0 17.3 36.0
% within Pendapatan 5.6% 66.7% 27.8% 100.0%
% within Harga 100.0% 48.0% 20.8% 36.0%
Total Count 2 50 48 100
Expected Count 2.0 50.0 48.0 100.0
% within Pendapatan 2.0% 50.0% 48.0% 100.0%
% within Harga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.23 menunjukkan responden dengan pendapatan < Rp
500.000 yang menyatakan setuju pada setiap item pertanyaan
kuesioner pada pernyataan tentang harga sebesar 16%, dan yang
menyatakan ragu-ragu sebesar 9%. Responden dengan pendapatan Rp
500.000 - Rp800.000 menyatakan setuju sebesar 15%, dan ragu-ragu
8%, responden dengan pendapatan Rp 800.000 - Rp 1.000.000
menyatakan setuju sebesar 7%, dan ragu-ragu sebesar 9%, sedangkan
pendapatan > Rp 1.000.000 menyatakan setuju sebesar 10% dan ragu-
ragu sebesar 24%, serta tidak setuju sebesar 2%. Hasil Uji chi-square
²= 13,607 dengan p value = 0,034 < 0.05. Sehingga
disimpulkan ada hubungan yang signifikan pendapatan dengan
harga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
k. Hubungan Pendapatan dengan persepsi Merk. Tabel 4.24
Tabulasi silang Pendapatan dengan Merk Pendapatan * Merek Crosstabulation
Merek
Total TS RR S SS
Pendapatan < Rp 500.000 Count 2 4 19 0 25
Expected Count .8 10.5 12.5 1.3 25.0
% within Pendapatan 8.0% 16.0% 76.0% .0% 100.0%
% within Merek 66.7% 9.5% 38.0% .0% 25.0%
Rp 500.000-Rp 800.000
Count 0 8 14 1 23
Expected Count .7 9.7 11.5 1.2 23.0
% within Pendapatan .0% 34.8% 60.9% 4.3% 100.0%
% within Merek .0% 19.0% 28.0% 20.0% 23.0%
Rp 800.000-Rp 1.000.000
Count 0 5 9 2 16
Expected Count .5 6.7 8.0 .8 16.0
% within Pendapatan .0% 31.3% 56.3% 12.5% 100.0%
% within Merek .0% 11.9% 18.0% 40.0% 16.0%
> Rp 1.000.000 Count 1 25 8 2 36
Expected Count 1.1 15.1 18.0 1.8 36.0
% within Pendapatan 2.8% 69.4% 22.2% 5.6% 100.0%
% within Merek 33.3% 59.5% 16.0% 40.0% 36.0%
Total Count 3 42 50 5 100
Expected Count 3.0 42.0 50.0 5.0 100.0
% within Pendapatan 3.0% 42.0% 50.0% 5.0% 100.0%
% within Merek 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.24 menunjukkan responden dengan pendapatan < Rp
500.000 yang menyatakan setuju dengan pertanyaan dalam item merk
pada kuesioner sebesar 19%, ragu-ragu sebesar 4%. Responden
dengan pendapatan Rp 500.000 - Rp 800.000 menyatakan sangat
setuju sebesar 17%, setuju sebesar 14% dan ragu-ragu 8%, responden
dengan pendapatan Rp 800.000-Rp 1.000.000 menyatakan sangat
setuju sebesar 2%, setuju 9% dan ragu-ragu sebesar 5%, sedangkan
pendapatan > Rp 1.000.000 menyatakan sangat setuju sebesar 2%,
setuju 8%, ragu-ragu sebesar 25%, dan tidak setuju sebesar 1%. Hasil
Uji chi-square ²= 27,160 dengan p value = 0,001 < 0.05,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
hal ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pendapatan
dengan merk.
l. Hubungan Pendapatan dengan persepsi produk. Tabel 4.25
Tabulasi silang Pendapatan dengan Produk Pendapatan * Produk Crosstabulation
Produk
Total TS RR S SS
Pendapatan < Rp 500.000 Count 1 7 13 4 25
Expected Count .5 7.5 14.0 3.0 25.0
% within Pendapatan 4.0% 28.0% 52.0% 16.0% 100.0%
% within Produk 50.0% 23.3% 23.2% 33.3% 25.0%
Rp 500.000-Rp 800.000
Count 1 8 10 4 23
Expected Count .5 6.9 12.9 2.8 23.0
% within Pendapatan 4.3% 34.8% 43.5% 17.4% 100.0%
% within Produk 50.0% 26.7% 17.9% 33.3% 23.0%
Rp 800.000-Rp 1.000.000
Count 0 2 13 1 16
Expected Count .3 4.8 9.0 1.9 16.0
% within Pendapatan .0% 12.5% 81.3% 6.3% 100.0%
% within Produk .0% 6.7% 23.2% 8.3% 16.0%
> Rp 1.000.000 Count 0 13 20 3 36
Expected Count .7 10.8 20.2 4.3 36.0
% within Pendapatan .0% 36.1% 55.6% 8.3% 100.0%
% within Produk .0% 43.3% 35.7% 25.0% 36.0%
Total Count 2 30 56 12 100
Expected Count 2.0 30.0 56.0 12.0 100.0
% within Pendapatan 2.0% 30.0% 56.0% 12.0% 100.0%
% within Produk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.25 menunjukkan responden dengan pendapatan < Rp
500.000 yang menyatakan sangat setuju pada pertanyaan kuesioner
dalam item produk sebesar 4%, menyatakan setuju sebesar 13%, dan
menyatakan ragu-ragu 7%, responden dengan pendapatan Rp
500.000- Rp 800.000 menyatakan sangat setuju sebesar 4%,
menyatakan seuju sebesar 10% dan menyatakan ragu-ragu 8%, dan
tidak setuju sebesr 1%. Responden pendapatan Rp 800.000-Rp
1.000.000 menyatakan sangat setuju sebesar 1%, menyatakan seuju
13% dan menyatakan ragu-ragu sebesar 1%, sedangkan pendapatan >
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Rp 1/000.000 menyatakan sangat setuju sebesar 3%, menyatakan
setuju 20% dan menyatakan ragu-ragu sebesar 13%. Hasil Uji chi-
square ²= 8,737 dengan p value = 0,466 > 0.05, sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
pendapatan dengan produk.
m. Hubungan Handphone Favorit dengan persepsi Harga. Tabel 4.26
Tabulasi silang Merk Favorite dengan Harga Merk Favorit * Harga Crosstabulation
Harga
Total TS RR S
Merk Favorit Blackberry Count 0 24 22 46
Expected Count .9 23.0 22.1 46.0
% within Merk Favorit .0% 52.2% 47.8% 100.0%
% within Harga .0% 48.0% 45.8% 46.0%
Samsung Count 2 13 12 27
Expected Count .5 13.5 13.0 27.0
% within Merk Favorit 7.4% 48.1% 44.4% 100.0%
% within Harga 100.0% 26.0% 25.0% 27.0%
Nokia Count 0 8 10 18
Expected Count .4 9.0 8.6 18.0
% within Merk Favorit .0% 44.4% 55.6% 100.0%
% within Harga .0% 16.0% 20.8% 18.0%
Sony Ericson Count 0 4 2 6
Expected Count .1 3.0 2.9 6.0
% within Merk Favorit .0% 66.7% 33.3% 100.0%
% within Harga .0% 8.0% 4.2% 6.0%
Iphone Count 0 1 2 3
Expected Count .1 1.5 1.4 3.0
% within Merk Favorit .0% 33.3% 66.7% 100.0%
% within Harga .0% 2.0% 4.2% 3.0%
Total Count 2 50 48 100
Expected Count 2.0 50.0 48.0 100.0
% within Merk Favorit 2.0% 50.0% 48.0% 100.0%
% within Harga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Tabel 4.26 menunjukkan pernyataan responden tentang harga
dengan merek handphone favorit Blackberry adalah terdapat
hubungan, responden menyatakan setuju sebesar 22% dan menyatakan
ragu-ragu sebesar 24%. Merk favorit Samsung, responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
menyatakan setuju sebesar 12% dan menyatakan ragu-ragu sebesar
13%, dan menyatakan tidak setuju sebesar 2%. Responden dengan
Merk favorit Nokia menyatakan setuju sebesar 10%, dan ragu-agu
sebesar 8%. Responden dengan merek favorit Sony Ericson
menyatakan setuju sebesar 2% dan ragu-ragu sebesar 4%. Sedangkan
responden dengan merk favorit Apple Iphone menyatakan setuju
sebesar 2% dan ragu-ragu sebesar 1%. Hasil chi square sebesar 6,583
dengan p-value sebesar 0.553 > 0.05, yang berari tidak ada hubungan
yang signifikan antara merk favorit dengan harga.
n. Hubungan Handphone Favorite dengan Persepsi produk. Tabel 4.27
Tabulasi silang Merk Favorite dengan Persepsi produk Merk Favorit * Produk Crosstabulation
Produk
Total TS RR S SS
Merk Favorit Blackberry Count 2 13 24 7 46
Expected Count .9 13.8 25.8 5.5 46.0
% within Merk Favorit 4.3% 28.3% 52.2% 15.2% 100.0%
% within Produk 100.0% 43.3% 42.9% 58.3% 46.0%
Samsung Count 0 11 13 3 27
Expected Count .5 8.1 15.1 3.2 27.0
% within Merk Favorit .0% 40.7% 48.1% 11.1% 100.0%
% within Produk .0% 36.7% 23.2% 25.0% 27.0%
Nokia Count 0 5 11 2 18
Expected Count .4 5.4 10.1 2.2 18.0
% within Merk Favorit .0% 27.8% 61.1% 11.1% 100.0%
% within Produk .0% 16.7% 19.6% 16.7% 18.0%
Sony Ericson Count 0 1 5 0 6
Expected Count .1 1.8 3.4 .7 6.0
% within Merk Favorit .0% 16.7% 83.3% .0% 100.0%
% within Produk .0% 3.3% 8.9% .0% 6.0%
Iphone Count 0 0 3 0 3
Expected Count .1 .9 1.7 .4 3.0
% within Merk Favorit .0% .0% 100.0% .0% 100.0%
% within Produk .0% .0% 5.4% .0% 3.0%
Total Count 2 30 56 12 100
Expected Count 2.0 30.0 56.0 12.0 100.0
% within Merk Favorit 2.0% 30.0% 56.0% 12.0% 100.0%
% within Produk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 4.27 menunjukkan pernyataan responden tentang merk
Blackberry mempunyai hubungan dengan produk, yang menyatakan
sangat setuju sebesar 7%, setuju sebesar 24%, ragu-ragu sebesar 13%,
dan tidak setuju sebesar 2%. Responden dengan merek favorit
Samsung menyatakan sangat setuju sebesar 3%, setuju 13% dan
ragu-ragu sebesar 11%. Responden dengan merk favorit Nokia
menyatakan sangat setuju sebesar 2%, setuju sebesar 11% dan ragu-
ragu sebesar 5%. Responden dengan merek Sony Ericson menyatakan
setuju sebesar 5%, dan ragu-ragu sebesar 1%. Sedangkan respoden
dengan merk favorit Iphone menyatakan setuju sebesar 3%. Hasil chi
square sebesar 8,563 dengan p-value sebesar 0.740 > 0.05, yang
berari tidak ada hubungan yang signifikan antara merk favorite
dengan persepsi merk.
3. Koefisien Contingency.
Koefisien contingency adalah untuk mengukur tingkat keeratan
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun
hasil koefisien contingency dapat dilihat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.28 Koefisien Contingency
`Hubungan antar variabel Koefisien
Contingency p-value Keterangan
Jenis kelamin-persepsi harga Jenis Kelamin-persepsi merk Jenis Kelamin-persepsi produk
0.197 0.256 0.183
0.133 0.040 0.325
Tidak signifikan signifikan
Tidak signifikan
Usia-persepsi harga Usia-persepsi merk Usia-persepsi produk
0.239 0.270 0.288
0.415 0.551 0.431
Tidak signifikan Tidak Signifikan Tidak signifikan
Pendidikan-persepsi harga Pendidikan-persepsi merk Pendidikan-persepsi produk
0.239 0.366 0.373
0.196 0.017 0.013
Tidak Signifikan Signifikan Signifikan
Pendapatan-persepsi harga Pendapatan-persepsi merk Pendapatan-persepsi produk
0.346 0.462 0.283
0.034 0.001 0.462
Signifikan Signifikan
Tidak Signifikan
Handphone Favorite-persepsi harga Handphone Favorite-persepsi produk
0.253 0.281
0.553 0.740
Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Sumber: Olah data SPSS, 2012
Tabel 4.28 menunjukkan bahwa koefisien kontingensi tersebut
terdapat hubungan signifikansi antara jenis kelamin dengan persepsi
merek, tingkat pendidikan dengan persepsi merek dan produk, serta
pendapaan dengan persepsi harga dan merek.
D. Pembahasan
Hasil uji chi square menunjukan bahwa koefisien kontingensi yang
paling tinggi adalah Tingkat pendidikan dengan persepsi merek dan produk,
artinya pendidikan seseorang mempengaruhi permintaan smartphone di Pasar
Singosaren Solo, tingkat pendidikan menunjukkan perspektif pengalaman, semakin
tinggi pendidikan seseorang akan mencerminkan pola perilaku pengambilan
keputusan yang rasional. Kemudian tingkat pendapatan responden dengan
persepsi tentang harga dan merk juga mempengaruhi permintaan smartphone
di Pasar Singosaren Solo. Hal ini dikarenakan pembelian suatu produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, yang dimaksud dengan keadaan ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
adalah terdiri dari pendapatan seseorang yang dibelanjakan untuk mengambil
keputusan dalam membeli suatu barang. Sedangkan keputusan pembelian
adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap
produk.
Menurut Haryono, (2001) harga tidak hanya mempengaruhi jumlah
barang yang diminta tetapi juga jumlah barang yang dijual. Apabila harga
suatu barang sangat rendah dan tidak dapat menutupi biaya produksi maka
seorang produsen tidak akan menjual barang tersebut. Disisi lain pada saat
harga tinggi akan terdapat produsen yang menjual sejumlah barang yang
mereka produksi karena harga barang tersebut dapat menutupi biaya
produksi. Jadi Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang
akan dijual di dalam pasar, dan sebaliknya jika harga rendah maka
permintaan barang tersebut semakin tinggi.
Menurut Sadono Sukirno (2005) permintaan adalah keinginan
konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu selama
periode waktu tertentu. Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin
sedikit jumlah barang yang diminta. Sedangkan menurut Tulus Haryono
(2001) permintaan akan suatu barang, adalah berbagai jumlah dari suatu
barang tertentu yang hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai
kemungkinan harga. Dengan demikian pada suatu permintaan pasar tidak ada
satu jumlah tertentu yang diminta pada suatu harga tertentu, akan tetapi
permintaan merupakan jumlah yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga.
Menurut Sukirno (2003, 111) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan suatu barang diantaranya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang
tersebut. Besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu
barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan maka elastisitas
permintaan terhadap barang tersebut semakin tinggi.
Dari pendapatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa suatu
permintaan barang dipengaruhi oleh tingkat harga barang yang ditawarkan,
dan faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan suatu barang
diantaranya adalah persentase pemdapatan yang akan dibelanjakan untuk
membeli barang tersebut, dengan demikian pendapatan ada hubungannya
dengan harga barang yang ditawarkan dan berdampak pada hasil penjualan
jika permintaan barang naik dalam hal ini pembeli akan mempertimbangkan
harga barang yang dijual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil dari penelitian
pada analisis data adalah sebagai berikut:
1. Penjualan telepon seluler berbasis smartphone pada Pasar Singosaren Solo
masih di dominan oleh smartphone Blackberry. Kebanyakan dari
responden menyatakan bahwa Blackberry adalah handphone smartphone
favorit mereka dengan persentase 46 %. Sedangkan kebanyakan konsumen
smartphone adalah kalangan anak muda antara usia > 25 dengan
persentase 38 % dan antara 25-30 tahun dengan persentase 37 %, dan
dengan tingkat pendidikan setara Perguruan Tinggi sebanyak 51%.
2. Dari ketiga variabel penentu yang digunakan dalam model tersebut dapat
diketahui hasilnya sebagai berikut :
a. Variabel Harga hanya mempunyai hubungan signifikansi terhadap
pendapatan, dengan nilai chi square 13.607.
b. Variabel Merek mempunyai hubungan signifikansi terhadap jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Dengan nilai chi
square pada jenis kelamin: 7.562, tingkat pendidikan: 15.500, dan
tingkat pendapatan: 27.160.
c. Variabel Produk mempunyai hubungan signifikan dengan tingkat
pendidikan dengan nilai chi square pada tingkat pendidikan sebesar
16.185.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
B. Saran.
Dari kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah :
1. Sebaiknya penjualan handphone pada Pasar Singosaren Solo lebih di
maksimalkan, dengan menambah variasi merek dan produk smartphone,
disamping itu penjual juga menyediakan smartphone dengan harga yang
bervariasi baik untuk konsumen menengah kebawah ataupun konsumen
menegah keatas.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel lain yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian, semakin banyak variabel maka akan
semakin banyak perbandingan sehingga dapat diketahui secara luas gambaran
penjualan handphone terutama di Pasar Singosaren Solo.