i
ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME
PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
MELAKUKAN STOCK SPLIT
(Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)
RIRIS KARTIKA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perbedaan
Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Melakukan Stock
split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Riris Kartika
H24114030
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
i
ABSTRAK
RIRIS KARTIKA. Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham
Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen
Indonesia Tbk). Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI.
Stock split dilakukan oleh perusahaan yang telah go public dan harga sahamnya
tinggi, hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas penjualan sahamnya.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perbedaan harga saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk, menganalisa
perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT
Semen Indonesia Tbk, dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan PT Semen
Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menggunakan
analisis uji beda dan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
adanya perbedaan yang signifikan pada penjualan saham setelah perusahaan
melakukan stock split. Uji wilcoxon yang dilakukan pada kinerja keuangan PT
Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split menunjukkan
perusahaan mengalami kenaikan kinerja.
Kata Kunci: kinerja keuangan, saham, stock split.
ABSTRACT
RIRIS KARTIKA. Analysis of Difference Price and Sales Volume of Shares
Before And After Doing Stock split (Case Study at PT Semen Indonesia Tbk).
Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
Stock split was carried out by a company that had been go public with high stock
price to increase liquidity of stock sale. The purpose of this study is to analyze
differences of price and sales volume before and after the stock split on PT Semen
Indonesia Tbk, and analyze financial performance differences PT Semen
Indonesia Tbk before and after stock split. This study uses analysis of different
test and Wilcoxon test. Results of this study showed that no significant difference
sale of the company stock after stock split. Wilcoxon test is performed on the
financial performance of PT Semen Indonesia Tbk before and after stock split to
indicate the company had increased their performance.
Keywords: financial performance, stock, stock split.
ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME
PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
MELAKUKAN STOCK SPLIT
(Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)
RIRIS KARTIKA
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
iii
Judul : Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum
dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen
Indonesia Tbk)
Nama : Riris Kartika
NIM : H24114030
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Farida Ratna Dewi, SE, MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
4
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
ini ialah Stock split, dengan judul Analisis Perbedaan Harga dan Volume
Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada
PT Semen Indonesia Tbk). Skripsi ini merupakan bagian dari syarat yang harus
dipenuhi guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta
motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan skripsi ini.
Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
Bogor, Februari 2014
Riris Kartika
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
rumusan masalah 3
tujuan penelitian 4
manfaat penelitian 4
ruang lingkup 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
Investasi 4
Pasar Keuangan 5
Pasar Modal 5
Saham 6
Pelaku Pasar Saham 7
Corporate Action 8
Stock split 8
Penelitian Terdahulu 9
METODE PENELITIAN 11
Kerangka pemikiran 11
Jenis dan sumber data 13
Populasi dan sampel 13
Metode pengolahan dan analisis data 13
Harga pasar saham relatif 13
Kinerja keuangan 14
Uji normalitas 16
Uji beda 17
Uji wilcoxon 17
Volume perdagangan saham 17
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Gambaran umum perusahaan 17
Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan setelah
stock split 21
Analisis perbedaan volume penjualan saham PT semen Indonesia Tbk
sebelum dan setelah stock split 24
vi
Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 26
Analisis kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 37
Persepsi investor terhadap stock split PT Semen Indonesia Tbk 42
SIMPULAN DAN SARAN 43
Simpulan 43
Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 46
DAFTAR TABEL
1 Daftar perusahaan yang melakukan stock split. 1
2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah 3
3 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk 18
4 Hasil perhitungan uji normalitas 22
5 Hasil uji Wilcoxon 23
6 Perbedaan rata-rata harga saham relatif PT Semen Indonesia Tbk
sebelum dan sesudah stock split 23
7 Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity 24
8 Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock split 25
9 Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan 26
10 Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock 26
11 Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 27
12 Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 28
13 Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 29
14 Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 30
15 Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun
2003-2012 32
16 Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 33
17 Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 34
18 Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun
2003-2012 35
19 Perhitungan total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 36
20 Uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 38
21 Uji Wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 38
22 Rasio likuiditas sebelum dan sesudah stock split 39
23 Solvabilitas sebelum dan sesudah stock split 40
24 Rasio profitabilitas sebelum dan sesudah stock split 40
25 Rasio aktivitas sebelum dan sesudah stock split 41
vii
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian 12
2 Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk 23
3 Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 28
4 Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 29
5 Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 30
6 Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 31
7 Grafik Net Profit Margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 32
8 Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 33
9 Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 34
10 Grafik perputara aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 35
11 Grafik perputara total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 37
DAFTAR LAMPIRAN
1 Harga pasar saham relative PT Semen Indonesia Tbk selama 90 hari
sebelum dan sesudah melakukan stock split 46
2 Volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk 90 hari sebelum dan
sesudah melakukan stock split 48
3 Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split 50
4 Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split 52
5 Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split 54
6 Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split 56
7 Hasil uji T TVA PT Semen Indonesia Tbk 58
8 Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split 58
9 Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 60
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan pembiayaan dana yang besar bagi perusahaan membuat
pemerintah membentuk pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka panjang yang diperlukan. Pasar modal akan
mempertemukan investor dan perusahaan yang memerlukan dana dengan menjual
surat berharga. Penjualan surat berharga pada Pasar Modal akan memberikan
imbalan bagi pemilik dana atau investor, sehingga diharapkan perekonomian
negara akan meningkat.
Surat berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal antara lain
saham, obligasi, waran, dan reksadana. Saham merupakan tanda penyertaan modal
pada Perseroan Terbatas yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen.
Obligasi merupakan surat tanda meminjamkan uang yang memiliki jangka waktu
tertentu. Waran merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari suatu
perusahaan tersebut dengan harga dan jangka waktu tertentu. Reksadana
merupakan lembaga investasi yang dipakai untuk mereka yang tertarik pada
investasi saham dan obligasi namun memiliki kelemahan ilmu dalam financial
investment, sehingga mempercayakan kepada lembaga reksadana untuk mengelola
dan memberikan keuntungan sesuai dengan besarnya investasi yang ditanamnya.
Salah satu surat berharga yang banyak diperjualbelikan di pasar modal
adalah saham karena dengan membeli saham, investor mengharapkan keuntungan
dari penjualan saham tersebut. Oleh karena itu banyak perusahaan yang
menerbitkan saham untuk mencari investor bagi pendanaan perusahaan. Bagi
perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus akan menarik banyak investor
untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut, makin banyaknya investor
yang menanamkan saham diperusahaan tersebut akan membuat harga saham
perusahaan perlahan-lahan meningkat hingga mencapai nilai yang tinggi. Hal ini
dapat membuat investor kecil tidak tertarik membeli saham tersebut dikarenakan
harganya yang mahal dan akan menambah resiko bagi pembeli. Sehingga
likuiditas penjulan saham menurun, agar saham perusahaan dapat dibeli oleh
investor, salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan
stock split atau pemecahan saham.
Stock split adalah memecah saham dari 1 (satu) lembar saham menjadi 2
(dua) lembar saham atau dari satu lembar saham bernilai Rp 1.000,- menjadi dua
lembar saham bernilai Rp 500,-, berikut adalah beberapa perusahaan yang
melakukan stock split:
Tabel 1 Daftar perusahaan yang melakukan stock split.
No Nama Perusahaan Pengumuman stock split
Tanggal Bulan Tahun
1 Global Mediacom Tbk 24 April 2007
2 Davomas Abadi Tbk 28 Mei 2007
2
Lanjutan Tabel 1
No Nama Perusahaan Pengumuman stock split
Tanggal Bulan Tahun
3 Aneka Tambang (Persero) Tbk 12 Juli 2007
4 AKR Corporindo Tbk 27 Juli 2007
5 Semen Gresik (Persero) Tbk 07 Agustus 2007
6 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 22 Agustus 2007
7 Hortus Danavest Tbk 10 September 2007
8 Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 11 September 2007
9 Pakuwon Jati Tbk 19 September 2007
10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 01 November 2007
11 Jaya Pari Steel Tbk 12 Desember 2007
12 Lippo Karawaci Tbk 26 Desember 2007
13 International Nickel Indonesia Tbk 15 Januari 2008
14 Panin Sekuritas Tbk 21 Januari 2008
15 Bank Central Asia Tbk 28 Januari 2008
16 Panorama Sentrawisata Tbk 11 Februari 2008
17 Delta Dunia Petroindo Tbk 15 April 2008
18 Mitra Rajasa Tbk 30 Mei 2008
19 Berlina Tbk 04 Agustus 2008
20 Timah Tbk 08 Agustus 2008
Sumber : Indonesia Capital Market Directory (2007 - 2009)
Salah satu perusahaan yang memecah sahamnya adalah PT Semen
Indonesia Tbk. PT Semen Indonesia Tbk telah mengumumkan pemecahan
sahamnya pada tanggal 7 Agustus 2007. PT Semen Indonesia Tbk merupakan
pabrik semen terbesar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 7 Agustus 1957
dengan nama PT Semen Gresik Tbk dengan kapasitas 250.000 ton semen per
tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. PT Semen Gresik Tbk menjadi perusahaan BUMN pertama
yang go public dengan penjualan saham sebanyak 40 juta lembar saham kepada
masyarakat. Pada tanggal 20 Desember 2012 PT Semen Gresik Tbk resmi
berganti nama menjadi PT Semen Indonesia Tbk. Perubahan nama ini juga diikuti
dengan pergantian logo perusahaan. Perubahan ini dilakukan untuk
menggambarkan semangat untuk terus berkembang dan membangun fondasi yang
kokoh bagi kemajuan ekonomi bangsa.
PT Semen Indonesia Tbk pada tahun 2012 masih menjadi penguasa pasar
semen di Indonesia, dengan pangsa pasar 39,47% pada semester I tahun yang
sama PT Semen Indonesia Tbk menduduki peringkat ke 1977 dari 2000
perusahaan terbesar di dunia versi majalah Forbes. Merupakan satu-satunya
perusahaan semen yang masuk kedalam peringkat tersebut. Peringkat ini didasari
oleh nilai penjualan, laba, besar aset, dan kapitalisasi pasar, dengan kapitalisasi
pasar 8,1 milyar dollar AS.
3
Tabel 2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah
Forbes.
NAMA RANKING LABA ASET KAPITALISASI
TELKOM 684 0.95 8.37 17.74
BCA 796 0.52 22.46 12.65
BANK MANDIRI 796 0.47 32.32 10.03
BRI 843 0.53 22.39 9.49
BNI 1412 0.26 24.07 3.07
BUMI RESOURCE 1533 0.57 5.44 4.56
BANK DANAMON 1802 0.16 10.39 4.62
PGN 1915 0.06 2.34 9.82
SEMEN GRESIK 1977 0.23 0.97 4.87
BUKIT ASAM 1986 0.29 0.83 3.93
Sumber: PT Semen Gresik
Tahun 2007 harga saham PT Semen Gresik Tbk tinggi, yaitu sudah
mencapai harga Rp 48.000,- per saham pada penutupan perdagangan sesi I, kamis
28 Juni 2007, membuat likuiditas penjualannya berkurang, oleh karena itu pada
tanggal 7 Agustus 2007 perusahaan mengumumkan pemecahan sahamnya dengan
perbandingan 1:10, sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp 1.000,- per
lembar saham menjadi Rp 100,- per lembar saham. Keputusan pemecahan saham
tersebut di setujui berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan dan
luar biasa (RUPS dan LB) Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007.
Jumlah saham PT Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007 yang beredar
sebanyak 593.152.000 saham, dengan stock split 1:10, maka saham PT Semen
Gresik akan menjadi 5.931.520.000 lembar. Namun hal ini perlu diketahui apakah
dengan pemecahan saham tersebut berdampak positif bagi volume perdagangan
saham PT Semen Indonesia Tbk.
Rumusan Masalah
PT Semen Indonesia Tbk merupakan Perusahaan Manufaktur yang telah
melakukan pemecahan saham menjadi nominal yang lebih kecil. Diharapkan
dengan pemecahan saham ini dapat meningkatkan penjualan saham di pasar
modal, namun dengan pemecahan saham ini, apakah akan berdampak positif bagi
penjualan saham PT Semen Indonesia Tbk. Sehingga berdasarkan latar belakang
tersebut dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock
split pada PT Semen Indonesia Tbk?
2. Apakah ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan
stock split pada PT Semen Indonesia Tbk?
3. Apakah ada perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
sebelum dan sesudah stock split?
4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian adalah :
1. Menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock
split pada PT Semen Indonesia Tbk.
2. Menganalisis perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan
stock split pada PT Semen Indonesia Tbk.
3. Menganalisis perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
sebelum dan sesudah stock split.
Manfaat Penelitian
Dampak pemecahan saham pada PT Semen Indonesia Tbk ini diharapkan
memiliki kegunaan bagi semua pihak antara lain:
1. Sebagai studi literatur bagi pelaku pasar modal dalam pengetahuan
pemecahan saham.
2. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan
pemecahan saham.
3. Sebagai literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pemecahan saham.
Ruang Lingkup
Penelitian ini terbatas pada perubahan harga dan volume penjualan saham
setelah perusahaan melakukan stock split dan kinerja keuangan PT Semen
Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split.
TINJAUAN PUSTAKA
Investasi
Menurut Fabozzi, Modigliani, dan Ferri (1994) Manajemen Investasi adalah
proses pengelolaan uang. Sedangakan menurut Krugman dan Obstfeld (1999)
investasi merupakan bagian input yang digunakan oleh perusahaan swasta untuk
menghasilkan output di masa yang akan datang. Investasi dibedakan dalam dua
tipe, yaitu direct investment dan indirect investment. Direct investment yaitu
investasi yang dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari emiten
yang terdiri dari investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan dan
investasi langsung yang dapat diperjualbelikan.
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan
1. Tabungan
2. Deposito
5
b. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan
1. Investasi langsung di pasar uang
a) T-bill
b) Deposito yang dapat dinegosiasikan
2. Investasi langsung di pasar modal
a) Surat-surat berharga pendapatan tetap
b) Saham-saham
3. Investasi langsung
a) Opsi
b) Future contract
Indirect investment adalah investasi yang dilakukan dengan membeli surat-
surat berharga dari perusahaan investasi dengan bantuan broker atau pialang dan
pembeli tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu
perusahaan.
Keputusan investasi dilakukan dengan suatu proses yang akan memberikan
gambaran pada setiap tahap yang akan tempuh oleh perusahaan. Secara umum
proses manajemen investasi meliputi 5 tahap:
a. Menetapkan sasaran investasi.
b. Membuat kebijakan investasi.
c. Memlih strategi portofolio.
d. Memilih asset.
e. Mengukur dan mengevaluasi kinerja.
Pasar Keuangan
Pasar keuangan adalah tempat melakukan berbagai aktivitas keuangan baik
dalam bentuk penjualan surat berharga jangka panjang yang dilakukan oleh pasar
modal dan juga penjualan mata uang yang dilakukan oleh pasar uang (Fahmi
2012).
Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen
keuangan jangka panjang , seperti utang, ekuitas (saham), instrument derivative,
dan instrumen lainnya. Undang-undang nomor 8 tahun 1995, pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan umum
dan perdagangan efek, perusahaan masyarakat yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi
lain seperti pemerintah, dengan demikian, pasar modal memfasilitasi sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dengan menggunakan instrumen-instrumen (Fahmi
2012). Instrument-instrumen tersebut antara lain:
6
a. Saham
b. Surat pengakuan hutang
c. Surat berharga komersial
d. Obligasi
e. Tanda bukti hutang
f. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif
g. Kontrak berjangka atas efek
h. Setiap derivatif dari efek, seperti bukti right, warrant, dan opsi
i. Efek beragun efek
j. Sertifikat penitipan efek Indonesia
Pasar modal di suatu negara dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran untuk
melihat maju atau mundurnya bisnis yang terjadi dinegara tersebut. Pemerintah
yang berperan sebagai sentral dalam membentuk serta mendorong suatu pasar
modal yang menjadi pengharapan berbagai pihak, termasuk menciptakan elemen-
elemen pendorong pembentukan pasar modal yang tumbuh berkembang sesuai
harapan berbagai pihak.
Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang
atau badan terhadap suatu perusaha. Artinya adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau
yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut
adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu, dengan demikian kalau seorang
investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham
perusahaa (Haryanto 2012). Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Alasan perusahaan menjual saham menurut Fahmi (2012) atara lain:
a. Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu
untuk memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya resiko
yang akan dialami jika terjadi kemacetan.
b. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih
sistematis
c. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh
konsumen secara luas, sehingga akan memberi efek kuat bagi perusahaan
seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen perusahaan
d. Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko
diselesaikan dengan pembagian deviden.
Saham dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim.
1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya
paling junior tehadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
7
pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas;
1. Saham atas unjuk (bearer stock), yaitu saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor
lainnya.
2. Saham atas nama (registered stocks), yaitu saham yang ditulis dengan
jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
1. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader industry sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham yang dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader
di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat
juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak
sebagai leader dalam industry namun memiliki ciri growth stock.
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan
emiten.
4. Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
5. Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham tetap tinggi, dimana
emitenya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa
resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang dekat dan
dibutuhkan oleh masyarakat seperti rokok dan barang-barang kebutuhan
setiap hari (consumer goods).
Pelaku Pasar Saham
Perusahaan tidak sendirian dalam sebagai pelaku pasar saham, ada beberapa
pelaku dan lembaga penunjang yang terlibat menurut Kasmir (2001), antara lain:
a. Emiten, yaitu Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten).
b. Investor adalah Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor).
8
c. Perantara perdagangan efek perantara antara emiten dengan investor dalam
jual beli saham.
d. Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam
menjual sahamnya di pasar modal.
Corporate Action
Darmaji dan Fakhrudin (2012) mengemukakan bahwa Corporate Action
adalah aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar
dan berpengaruh terhadap harga saham di pasar. Keputusan corporate action
harus disetujui dalam suatu rapat umum baik, RUPS (rapat umum pemegang
saham) atau RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa). Umumnya
corporate action mengacu pada aktivitas penerbitan right, pemecaan saham,
saham bonus, dan pembagian deviden.
Keputusan emiten melakukan corporate action dilakukan adalah untuk
memenuhi tujuan tertentu, seperti meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan
likuiditas perdagangan saham. Pengaruh melakukan corporate action adalah pada
jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yag
akan dipegang oleh pemegang saham, serta pengaruhnya terhadap pergerakan
harga saham.
Stock split
Menurut Horne dan Wachowitz (1999) Stock Split merupakan peningkatan
jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham, sebagai contoh
nilai nominal suatu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang
masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal.
Sedangkan menurut Fakhruddin dan Darmadji (2012), stock split adalah
pemecahan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, sebagai contoh
nilai nominal Rp 1.000,- persaham menjadi Rp 500,- persaham. Selain itu
menurut Khomsiyah dan Sulistyo (2001) mengatakan pemecahan saham
merupakan perubahan nilai nominal perlembar saham dan menambah jumlah
saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan. Lebih jauh khomsiyah dan
sulistyo mengatakan pemecahan saham tersebut tidak akan mengakibatkan
perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan, karena
keputusan pemecahan saham jika dilihat dari segi total keseluruhan dana yang
dimiliki tidak akan mengalami perubahan hanya nilainya saja yang dibuat lebih
kecil. Berikut adalah contoh perhitungan saham sebelum dan sesudah stock split.
Sebelum melakukan stock split:
Saham biasa (nominal Rp 2.500,- dan 5.000 lembar) = Rp 12.500.000,-
Agio saham (capital surplus) = Rp 5.200.000,-
Laba ditahan (retained earnings) = Rp 18.400.000,- +
Jumlah modal sendiri = Rp 36.100.000,-
9
Sesudah melakukan stock split:
Saham biasa (nominal Rp 1.250,- dan 10.000 lembar) = Rp 12.500.000,-
Agio saham (capital surplus) = Rp 5.200.000,-
Laba ditahan (retained earnings) = Rp 18.400.000,- +
Jumlah modal sendiri = Rp 36.100.000,-
Tujuan perusahaan melakukan stock split, secara umum dapat antara lain:
a. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan
masyarakat yang bermodal kecil untuk membeli saham.
b. Agar perdagangan saham menjadi lebih likuid.
c. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut.
d. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut dengan haga
yang lebih terjangkau.
e. Menambah jumlah saham yang beredar.
f. Memperkecil risiko yang terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki
saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah .
g. Menerapkan diversifikasi investasi.
Secara umum ada suatu bentuk hubungan yang bisa kita lihat antara
pemecahan saham dan kinerja keuangan, yaitu:
a. Perusahaan yang melakukan stock split umumnya adalah perusahaan yang
cenderung tidak memiliki msalah dalam bidang kinerja keuangan.
b. Bagi masyarakat, perusahaan yang melakukan pemecahan saham dianggap
memiliki kinerja keuangan yang baik dimasa lalunya.
c. Keberhasilan kinerja masa lalu menunjukkan kualitas manajemen keuangan
suatu perusahaan telah di tangani dengan baik
d. Jika stock split dilihat sebagai gambaran kinerja keuangan yang baik di masa
lalu, maka hasil rasio keuangan perusahaan dapat disimpulkan juga berada
dalam keadaan yang baik dan feasible.
Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitan yang menganalisa tentang stock split. Penelitian
terdahulu tersebut dituliskan untuk mengetahui adanya persamaan, keunggulan,
dan kelemahannya. Sehingga dapat menjadi contoh bagi penelitian ini.
Lestari (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock
split) Bank Rakyat Indonesia terhadap Harga Saham, Likuiditas Saham, dan
Persepsi Investor Pasar Modal. Penelitian ini membahas tentang Mengetahui
alasan-alasan Bank BRI melakukan stock split, mengetahui pengaruh stock split
terhadap harga saham Bank BRI, mengetahui pengaruh stock split yang dilakukan
Bank BRI terhadap likuiditas sahamnya, mengetahui pengaruh stock split terhadap
persepsi investor pasar modal dalam menilai saham BRI. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang terkait dengan keputusan stock split Bank BRI.
Penelitian ini menggunakan alat analisis uji-t dan uji wilcoxon dua sampel
berpasangan. Hasil likuiditas saham BRI setelah dilakukan stock split bertolak
belakang dengan teori. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa investor
10
pasar modal kurang responsif terhadap kuputusan BRI dalam melakukan stock
split. Hal ini dapat dilihat dari harga saham yang terus menurun hingga 50%.
Ciptaningsih (2010) penelitian berjudul Analisis Pengaruh Harga Saham,
Volume Perdagangan, dan Variansi Return Saham terhadap Bid Ask Spread pada
Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split. Menggunakan metode purposive
sampling dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada
periode 2003-2009 yang melakukan stock split. Adapun jumlah perusahan
manufaktur yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini
diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan
menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil model regresi penelitian ini
terdistribusi secara normal, bebas multikolinearitas, heterokedastisitas, dan
autokorelasi. Hasil pengujian ini secara parsial (uji t) menjelaskan bahwa harga
saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread
sebesar 0,185. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan
terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Varian return berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Dummy sebelum/ sesudah stock
split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar
0,239.
Fortuna (2010) membahas tentang Analisis Pengaruh Stock Split terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai dampak pemecahan saham
terhadap harga saham relatif. Teknik analisis yang digunakan untik menguji
hipotesis adalah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test)
dengan confident level 95 persen (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
apabila diuji pada total sampel secara keseluruhan stock split tidak membawa
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, namun khusus harga saham yang
naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham. Sedang untuk harga saham
yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham.
Mila (2010) meneliti tentang analisis pengaruh pemecahan saham (stock
split) terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return saham pada
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun2009.
Umumnya penelitian mengenai stock split sudah sering dilakukan. Penelitian ini
menggunakan analisis uji beda. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tidak ada
pengaruh signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah
pemecahan saham dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan rata-rata abnormal
return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Artinya volume perdagangan
saham dan abnormal return tidak mendapatkan reaksi dari pasar.
11
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Pasar modal menjadi tempat untuk memperjual belikan saham, obligasi,
waran dan reksadana. Namun kegiatan jual beli yang utama diperdagangkan
dalam pasar modal adalah saham. Karena tujuan utama di dirikannya pasar modal
adalah untuk memperjual belikan saham.
Kenaikan harga saham yang tinggi akan membuat likuiditas penjualan
saham menurun. Harga saham yang tinggi membuat para pemodal kecil tidak
dapat memiliki saham tersebut, selain itu harga saham yang mahal juga membuat
jumlah pemegang saham sedikit. Oleh karena itu perusahaan mengambil jalan
untuk memecah saham yang dikenal dengan istilah stock split. Keputusan
pemecahan saham ini memberikan gambaran pada calon investor bahwa
perusahaan tersebut memilik kinerja yang baik karena hanya perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang baik saja yang dapat melakukan stock split hal ini
didasari pada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencetak
pecahan saham yang baru. Stock split diharapakan akan membuat banyak investor
yang tertarik untuk menginvestasikan dananya di PT Semen Indonesia Tbk dan
membuat penjualan saham lebih likuid dipasar.
Pengujian untuk mengetahui perbedaan harga saham sebelum dan sesudah
melakukan stock split dihitung dengan harga pasar saham relative sedangkan
pengujian untuk mengetahui perbedaan penjualan saham sebelum dan sesudah
melakukan stock split dengan volume perdagangan saham diukur dengan Trading
Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang
beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing harga dan volume
perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk
mengetahui besarnya perbedaan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang didapat tersebar normal atau tidak. Setelah itu dilakukan uji
beda dan wilcoxon untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara
volume penjualan saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split. Kerangka
pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 1.
12
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Keterangan:
: Berkaitan dengan penelitian
: Tidak berkaitan dengan penelitian
Kebutuhan pembiayaan jangka panjang perusahaan yang telah go public
Pasar Modal (Investor)
Saham
PT Semen
Indonesia Tbk
Obligasi Waran Reksadana
Harga Saham tinggi
(Volume penjualan sebelum stock split)
Stock Split
Saham
Rekomendasi
Harga Saham dan
Volume Penjualan
Sesudah Stock Split
Berdampak
Positif
Berdampak
Negatif
Uji Normalitas
Normal Tidak
Normal
Uji Beda Uji Wilcoxon
dua sampel
berpasangan
13
Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data berasal dari studi literatur dan pendokumentasian. Data
yang diambil merupakan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia, website resmi PT Semen
Indonesia Tbk, dan literatur lain yang terkait dengan studi tentang stock split.
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham PT
Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split, yaitu pada tahun 2003
hingga 2007 dan pada tahun 2008 hingga 2012 saat perusahaan sudah melakukan
stock split. Data harga tersebut diambil sampel dengan rentang waktu 90 hari
sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Exel 2007 dan SPPS 17.
Sedangkan alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Uji normalitas,
uji wilcoxon dan uji beda. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
populasi data, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Sedangkan uji beda dan uji wilcoxon dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan dari pemecahan saham tersebut.
Hipotesis yang digunakan antara lain:
H0= tidak adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
Ha= adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan
sesudah melakukan stock split
Harga Pasar Saham Relatif
1. Sebelum Pemecahan Saham
Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham merupakan
perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan
antar nilai nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham stelah
melakukan stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian
PT Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split.
Rumus perhitungan harga pasar relatif adalah sebagai berikut:
HR=
……………………………………………………………………..(1)
Keterangan:
HR = Harga Pasar Relatif sebelum pemecahan saham
HC = Harga saham sebelum stock split
n = Faktor Stock Split
14
Sebelum menghitung harga pasar relatif, terlebih dahulu menghitung faktor
stock plit. Rumus faktor stock split adalah perbandingan antara nilai nominal
saham sebelum melakukan stock split dengan nilai nominal saham setelah
melakukan stock split.
n=
……………………………….………………………………………..(2)
Keterangan:
n = Faktor Stock split
nl = Nilai Nominal saham sebelum melakukan stock split
nb = Nilain Nominal saham setelah melakukan stock split
2. Setelah Pemecahan Saham
Harga pasar saham relatif setelah stock split merupakan harga yang dibentuk
dalam aktivitas perdagangan saham setelah stock split. Harga saham yang
digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk.
Berikut adalah rumus perhitungan harga pasar saham relatif setelah stock
split:
HRs=Ps………………………………………………………………………(3)
Keterangan:
HRs = Harga Pasar Saham Relatif setelah melakukan stock split
Ps = Harga saham setelah stock split
Kinerja Keuangan
Laporan kinerja keuangan merupakan suatu ukuran prestasi bagi
perusahaan. Kinerja keuangan juga memberikan gambaran dari efisiensi atas
penggunaan dana dan hasil dari perolehan keuntungan. Laporan kinerja keuangan
dapat dilihar dari 4 rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas.
A. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur seberapa likuid asset
perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar hutangnya yang sudah jatuh
tempo. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat.
1. Rasio lancar
Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aktiva
lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Rumus perhitungan rasio lancar
adalah sebagai berikut.
………………………………………(4)
15
2. Rasio cepat
Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat membayar hutang-
hutangnya yang sdah jatuh tempo. Rumus perhitungan rasio cepat adalah sebagai
berikut.
…………………………………..(5)
B. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas terdiri dari total debt to
asset ratio dan debt to equity ratio.
1. Total debt to asset ratio
Rasio ini mengukur apakah perusahaan mampu atau tidak dalam
pembayaran hutangnya. Rumus perhitungan rasio ini adalah.
.........................................................................(6)
2. Debt to equity ratio
Perhitungan rasio ini digunakan untuk melihat apakah perusahaan mampu
memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal yang tersedia. Perhitungan rasio
ini dapat dilihat di bawah ini.
........................................................................(7)
C. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan laba.
Rasio profitabilitas terdiri dari net profit margin, return on equity dan return on
asset.
1. Net profit margin
Rasio ini mengukur apakah dengan strategi penentuan harga yang dilakukan
oleh perusahaan, dapat menghasilkan penjualan yang tinggi bagi perusahaan.
Perhitungan rasio ini dapat dilihat di bawah ini.
.................................................(8)
2. Return on equity
Rasio yang mengukur apakah perusahaan mempu memanfaatkan modalnya
untuk menghasilkan laba yang tinggi. Perhitungan ROE dapat dilihat di bawah ini.
16
.........................................................................(9)
3. Return on asset
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan laba dari asset yang dimiliki.
Rumusnya adalah sebagai berikut.
..........................................................................(10)
D. Rasio aktivitas
Rasio yang mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap
dan perputaran total aktiva.
1. Perputaran aktiva tetap
Merupakan rasio yang mengukur efektifitas penggunaan dana pada asset.
Berikut adalah rumus perhitungan perputaran aktiva tetap.
………………………………….(11)
2. Perputaran total aktiva
Merupakan rasio untuk mengukur kecepatan perputaran asset dalam suatu
periode. Rumus perhitungan total aktiva dapa dilihat dibawah ini.
………………………………..…(12)
Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan sebagai langkah awal dalam mengolah data
secara statistik, terutama dalam menentukan statistik yang digunakan apakah
menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas data awal
tersebut menggunakan rumus Chi-kuadrat Hipotesis yang diuji adalah sebagai
berikut.
Ho : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Ha : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal.
Hasil pengujian normalitas jika populasi terdistribusi normal, maka akan
dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda. Sedangkan jika tidak
terdistribusi normal, maka akan dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon.
17
Uji Beda
Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
perbedaan antara rata-rata volume penjualan saham antara sebelum dan sesudah
melakukan pemecahan saham.
Uji Wilcoxon
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisa hasil penelitian yang
berpasangan dari dua data untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak dari
data tersebut setelah diolah. Uji wilcoxon digunakan pada data yang berbentuk
internal atau rasio yang tidak terdistribusi normal. Jika hasil pengujian
menunjukkan α < 0,05 maka terdapat perbedaan pada data sebelum dan sesudah
melakukan stock split namun jika hasil pengujian menunjukkan α > 0,05 maka
tidak terdapat prbedaan data sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang
diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham dilakukan
dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham
yang beredar pada waktu tertentu. Lalu rata-rata volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya
perbedaan saham saat sebelum dan setelah melakukan stock split.
Rumus perhitungan Tading Volume Activity adalah:
TVA =
……(13)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya memiliki nama PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus 1957 oleh Presiden RI
pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Tanggal 8 Juli
1991 perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta
merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham
kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya adalah Negara RI 73% dan
masyarakat 27%.
18
September 1995 Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right
Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65%
dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik
berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan Semen Tonasa, yang kemudian
dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG
sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 17 September 1998.
Tanggal 18 Desember 2012 perusahaan melakukan penandatanganan
transaksi final akuisisi 70% saham Thang Long Cement. Thang Long Cement
merupakan perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas
produksi 2,3 juta ton per tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini
sekaligus menjadikan Perusahaan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi
national corporation, juga mengukuhkan posisi sebagai perusahaan semen
terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5 juta
ton per tahun. Nilai kapitalis per 31 Desember 2012 Rp 94 triliun.berikut adalah
10 besar pemegang saham PT Semen Gresik Tbk.
Tabel 3. 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk
No Nama Jumlah
Saham
Persentase
Kepemilikan
Saham
1 Pemerintah RI, cq. Menteri Keuangan RI 3,025,406,000 51.01 %
2 Blue Valley Holdings Pte Ltd. 1,476,948,480 24.90 %
3 Deutsche Bank AG, London –
201830.40.02
191,772,500 3.23 %
4 Citibank NY S/A Dimensional Emerg
Market
67,590,910 1.14 %
5 Investors Bank – Trust Company 60,806,200 1.02 %
6 Goldman Sachs New York SEG AC 47,754,000 0.81 %
7 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus 39,728,500 0.67 %
8 The Northern Trust S/A AVFC 37,979,260 0.64 %
9 JPMorgan Chase Bank NA RE Norbax Inc 31,999,000 0.54 %
10 RD Fortis Infrastruktur Plus 29,853,000 0.50 %
Total 5,009,837,850 84.46
1,512 Pemegang Saham Lainnya 921,682,150 15.54
Total Keseluruhan 5,931,520,000 100.00
Sumber: Annual Report PT Semen Gresik Tbk (2007)
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan pada
tanggal 20 Desember 2012 memutuskan bahwan PT Semen Gresik (Persero) Tbk
berganti nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama
tersebut merupakan langkah awal dari upaya untuk mensinergikan seluruh
kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk
menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.
Visi Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia
Tenggara.
19
Misi 1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah
lingkungan.
2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung
tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.
3. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan internasional.
4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk
meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan
(stakeholders).
Berikut adalah struktur organisasi PT Semen Indonesia.
20
Gam
bar
2.
Str
uktu
r org
anis
asi
PT
Sem
en G
resi
k T
bk
21
Analisis Perbedaan Harga Saham PT Semen Indonesia Sebelum dan Setelah
Stock split
Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan
sesudah melukan stock split dilakukan dengan menghitung harga pasar relatif
sebelum dan sesudah melakukan stock split, lalu kemudian dilakukan uji
normalitas untuk mengetahui apakah data saham yang digunakan tersebar normal
atau tidak. Jika hasil yang didapat tersebar normal, maka untuk mengetahui
besarnya perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk dilakuka dengan uji
beda. Sedangkan jika data tidak tersebar normal, maka uji yang dilakukan
menggunakan wilcoxon.
A. Perhitungan Harga Pasar Relatif
Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham adalah perbandingan
antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan antara nilai
nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham tersebut setelah
stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen
Indonesia Tbk yang melakukan pemecahan saham selama 90 hari sebelum dan
sesudah pemecahan saham. Berikut adalah perhitungan harga pasar relatif
sebelum dan sesudah stock split:
1. Sebelum Stock split
Harga pasar relatif dihitung berdasarkan aktivitas yang terjadi di bursa
saham setiap harinya. Walaupun penelitian ini mengambil jangka waktu lima
tahun sebelum melakukan stock split, namun untuk sampel menggunakan data
aktifitas saham yang terjadi pada kurun waktu 90 hari sebelum stock split. Hal ini
dilakukan untuk mendapat data yang aktual. Berikut adalah contoh perhitungan
harga pasar relatif tiga hari sebelum PT Semen Indonesia Tbk melakukan stock
split.
; dengan
2. Setelah Stock split
Harga pasar saham relatif setelah melakukan stock split sama dengan nilai
harga saham setelah melukan stock split, berikut adalah perhitungan harga saham
relatif tiga hari setelah melakukan stock split.
22
Perhitungan harga pasar saham relatif hingga 90 hari closing price tersebut
dapat dapat dilihat pada lampiran 1.
B. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam penentuan
statistik akan menggunakan statistik parametik atau nonparametik, jika α > 0,05
maka sample berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji
dengan uji beda, sedangkan α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang
terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel
berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari
sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Hasil perhitungan uji normalitas
Periode Uji Significance α Keterangan Alat Analisis
H-10 0.200 0.05 Normal Uji Wilcoxon dua
sample berpasangan H+10 0.001 0.05 Tidak normal
H-20 0.200 0.05 Normal Uji Wilcoxon dua
sample berpasangan H+20 0.000 0.05 Tidak normal
H-30 0.200 0.05 Normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+30 0.001 0.05 Tidak normal
H-40 0.001 0.05 Tidak Normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+40 0.041 0.05 Tidak normal
H-50 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+50 0.049 0.05 Tidak normal
H-60 0.001 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+60 0.039 0.05 Tidak normal
H-70 0.001 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+70 0.030 0.05 Tidak normal
H-80 0.001 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+80 0.011 0.05 Tidak normal
H-90 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+90 0.001 0.05 Tidak normal
Hasil uji normalitas pada tabel 4 menunjukkan bahwa semua sampel
terdistribusi tidak normal, hanya pada H-10, H-20, dan H-30 yang terdistribusi
normal. Sehingga jika salah satu dari pasangan tersebut tidak terdistribusi normal,
maka alat analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon dua sample berpasangan.
23
C. Uji Wilcoxon
Uji wilcoxon digunakan ketika membandingakan dua sampel yang
berhubungan untuk mengetahui apakah sampel tersebut terdapat perbedaan atau
tidak. Uji ini dilakukan jika populasi tidak terdistribusi dengan normal, jika α >
0,05 maka tidak terdapat perbedaan pada saat saham sebelum dan sesudah stock
split, namun jika α < 0,05 maka terdapat perbedaan sebelum dan sesudah stock
split.
Tabel 5 Hasil uji Wilcoxon
Periode Statistik
uji significance α Keterangan
10 hari -1.784 0.074 0.05 Tidak Berbeda
20 hari -3.174 0.002 0.05 Berbeda
30 hari -2.692 0.007 0.05 Berbeda
40 hari -0.544 0.586 0.05 Tidak Berbeda
50 hari -2.532 0.011 0.05 Berbeda
60 hari -3.970 0.000 0.05 Berbeda
70 hari -5.073 0.000 0.05 Berbeda
80 hari -5.967 0.000 0.05 Berbeda
90 hari -6.724 0.000 0.05 Berbeda
Tabel 5 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada periode 10 hari dan
40 hari. Sedangkan untuk periode 20 hari, 30 hari, 50 hari, 60 hari, 70 hari, 80
hari, dan 90 hari terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena
adanya penurunan atau kenaikan harga saham relatif pada PT Semen Indonesia
Tbk. Perbedaan harga tersebut dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6 Perbedaan rata-rata harga saham relatif PT Semen Indonesia Tbk sebelum
dan sesudah stock split
Periode
Rata-rata harga saham
relatif Selisih Keterangan
Sebelum
Stock split
Setelah
Stock split
20 hari 5,316 4,924 -392 Menurun
30 hari 5,217 4,994 -222 Menurun
50 hari 4,912 5,215 303 Meningkat
60 hari
70 hari
4,791
4,658
5,325
5,414
535
756
Meningkat
Meningkat
80 hari 4,563 5,470 907 Meningkat
90 hari 4,497 5,496 1,000 Meningkat
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada periode 20 hari dan 30 hari, keputusan
stock split dapat menurunkan harga saham dipasaran, namun pada periode 50 hari,
60 hari, 70 hari, 80 hari dan 90 hari terjadi kenaikan harga saham. Kenaikan harga
ini membuktikan bahwa dengan melakukan stock split, perusahaan mampu
menaikan haga sahamnya di pasaran. Sehingga hal ini akan menarik investor
untuk membeli saham di PT Semen Indonesia Tbk.
24
Analisis perbedaan Volume Penjualan Saham PT Semen Indonesia Tbk
Sebelum dan Setelah Stock split
Analisis perbedaan volume penjualan saham dilakukan dengan menghitung
Trading Volume Activity untuk mengetahui jumlah saham yang beredar pada
periode tertentu, setelah mengetahui jumlah saham yang beredar, selanjutnya
dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data volume saham yang
diperdagangkan tersebar normal atau tidak, jika data saham tersebar normal, maka
dilakukan dengan uji beda sedangkan jika tidak tersebar normal maka selanjutnya
diuji dengan pengujian wilcoxon. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara volume penjualan saham sebelum dan setelah melakukan stock
split.
A. Perhitungan Trading Volume Activity
Trading volume activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang
beredar dalam selang waktu yang sama. Adapun rumus Trading volume activity
pada h-1 hingga h+1 dapat dilihat dibawah ini.
Perhitungan tersebut dilakukan pada saat 90 hari sebelum dan sesudah stock
split. Hasil perhitungan tersebut dapat terlihat pada lampiran 2.
B. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebelum uji beda trading volume activity untuk
mengetahui alat analisis apa yang akan dipakai, dan seperti pada uji normalitas
pada harga saham sebelum dan sesudah stock split, jika α > 0,05 maka sampel
berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji dengan uji
beda, sedangkan jika α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang
terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel
berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari
sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity
Periode uji Significance α Keterangan Alat analisis
H-10 0.154 0.05 Normal Uji beda
H+10 0.101 0.05 Normal
25
Lanjutan Tabel 7
Periode uji Significance α Keterangan Alat analisis
H-20 0.008 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+20 0.143 0.05 Normal
H-30 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+30 0.027 0.05 Tidak normal
H-40 0.004 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+40 0.001 0.05 Tidak normal
H-50 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+50 0.000 0.05 Tidak normal
H-60 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sample berpasangan H+60 0.000 0.05 Tidak normal
H-70 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sampel berpasangan H+70 0.000 0.05 Tidak normal
H-80 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sampel berpasangan H+80 0.000 0.05 Tidak normal
H-90 0.000 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua
sampel berpasangan H+90 0.000 0.05 Tidak normal
Tabel 7 menunjukkan bahwa hanya pada H-10 dan H+10 yang
menggunakan uji beda karena populasi terdistribusi normal. Sedangkan untuk hari
ke 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 menggunakan uji wilcoxon dua sample
berpasangan karena populasi pada sample tidak terdistribusi normal.
C. Uji Beda Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock split
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan atau
tidak antara volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split,
jika α > 0,05 maka tidak ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah
stock split, sedangkan jika α < 0,05 maka terdapat perbedaan volume penjualan
saham sebelum dan sesudah melakukan stock split. Pengujian menggunakan SPSS
17. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini.
Tabel 8 Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock
Split
T-Value Significance Α Keterangan
0,304 0.768 0.05 Tidak Berbeda
Tabel 8 menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split karena α <
0,05, yakni 0.001.
D. Uji Wilcoxon Dua Sampel Berpasangan
Hasil uji normalitas trading volume activity menunjukkan bahwa pada hari
ke 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 populasi tidak terdistribusi normal, sehingga
untuk pengujian ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada volume
penjualan saham sebelum dan sesudah stock split digunakan uji wilcoxon dua
sampel berpasangan dengan menggunakan SPPS 17, sehingga dapat diperoleh
hasil.
26
Tabel 9 Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan
Periode Statistik uji Significance Α Keterangan
20 hari -1.307 0,191 0,05 Tidak Berbeda
30 hari -2,170 0,030 0,05 Berbeda
40 hari -2,137 0,033 0,05 Berbeda
50 hari -0,806 0,420 0,05 Tidak Berbeda
60 hari -0,685 0,494 0,05 Tidak Berbeda
70 hari -1,290 0,197 0,05 Tidak berbeda
80 hari -1,928 0,054 0,05 Tidak Berbeda
90 hari -1,958 0,050 0,05 Tidak berbeda
Hasil uji tabel 9 diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan hanya
terdapat pada hari ke 30 dan 40, sedangkan untuk hari ke 20, 50, 60, 70, 80, dan
90 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume penjualan saham
sebelum dan sesudah stock split, untuk dapat mengetahui apakah perbedaan
tersebut berupa penurunan atau kenaikan dalam volume penjualan saham pada PT
Semen Indonesia Tbk, dapat dilihat pada table 10 dibawah ini.
Tabel 10 Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock
Split
Periode
Rata-rata TVA saham
relative Selisih Keterangan
Sebelum
Stock split
Setelah
Stock split
30 hari 0.0000377 0.0000236 -0.0000141 Menurun
40 hari 0.0000138 0.0000115 -0.0000023 Menurun
Table 10 menunjukkan bahwa pada hari ke 30, dan 40 terdapat penurunan
dalam penjualan saham. Hal ini tidak sejalan dengan harapan perusahaan, bahwa
dengan melakukan stock split likuiditas penjualan saham akan lebih tinggi
dibandingkan dengan sebelum melakukan stock split, namun jika dilihat dari
keadaan ekonomi di Indonesia, hal ini terjadi karena hari ke 30 dan 40 yang
dijadikan sampel jatuh pada pertengahan tahun 2007, dimana pada pertengahan
tahun 2007 ekonomi Indonesia terjadi kenaikan harga minyak dunia dan gejolak
pasar uang internasional yang dipicu oleh krisis surat utang subprime mortgage di
Amerika yang mulai terjadi di akhir juli 2007. Krisis ini berpengaruh pada
menurunnya penjualan saham dipasaran karena penarikan dana investasi asing
dari pasar keuangan Indonesia, namun apakah penurunan penjualan saham ini
hanya dipengaruhi oleh keadaan eksternal perusahaan saja atau terdapat faktor
internal juga, maka harus dilihat pula kondisi internal perusahaan sebelum dan
sesudah melakukan stock split dengan membandingkan kinerja keuangan PT
Semen Indonesia Tbk pada saat sebelum dan sesudah terjadi pemecahan saham.
Kinerja Keuangan PT Semen Indonesia Tbk
Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk yang dijadikan bahan penelitian
adalah kinerja keuangan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 sebelum
27
stock split, dan tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 setelah stock split.
Penilaian ini dilakukan dengan menganalisis rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan aktivitas. Analisis ini akan memberikan keterangan bagaimana
kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock
split, apakah menunjukkan penurun atau kenaikan pada setiap tahunnya.
A. Rasio Likuiditas
Rasio ini menganalisa kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban hutang jangka pendek. Rasio likuiditas PT Semen Indonesia yang telah
go public akan memberikan informasi bagi investor seberapa mampu perusahaan
untuk membayar kewajiban atau hutang jangka pendeknya yang sudah jatuh
tempo. Mengukur likuiditas perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa rasio
lancar dan rasio cepat dari laporan keuangan PT Semen Indoensia Tbk tahun 2003
hingga 2012.
1. Rasio lancar
Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar. Rasio lancar dapat memberikan informasi pada perusahaan
sejauh mana aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dapat menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Umumnya perusahaan yang dapat dikatakan lancar
dalam pembayaran hutangnya adalah perusahaan yang memiliki nilai rasio lancar
di atas satu, sedangakan jika nilainya rendah atau dibawah satu, maka perusahaan
tersebut tidak dapat membayar hutang-hutangnya, sehingga perusahaan dapat
dikatakan tidak sehat. Rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan
sesudah melakukan stock split dapat dilihat pada table 11 dan gambar 3 di bawah
ini.
Tabel 11 Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012.
No Tahun Aktiva lancar Kewajiban
lancar Rasio lancar
1 2003 2,462,718,466.00 1,848,137,873.00 1.33
2 2004 2,823,535,197.00 1,720,657,971.00 1.64
3 2005 3,740,622,983.00 2,165,374,197.00 1.73
4 2006 4,153,262,738.00 1,460,082,635.00 2.84
5 2007 5,267,911,660.00 1,455,874,275.00 3.62
6 2008 7,083,421,705.00 2,090,588,965.00 3.39
7 2009 8,207,041,215.00 2,294,842,315.00 3.58
8 2010 7,345,867,929.00 2,517,518,619.00 2.92
9 2011 7,646,144,851.00 2,889,137,195.00 2.65
10 2012 8,231,297,105.00 4,825,204,637.00 1.71
28
Gambar 3. Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Gambar 3 menunjukkan bahwa setelah perusahaan melakukan stock split
pada tahun 2007, hanya pada tahun 2009 saja, perusahaan mampu meningkatkan
rasio lancarnya, namun setelah itu rasio lancar perusahaan terus mengalami
penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan pada tabel 13 bahwa hutang perusahaan
terus meningkat lebih tinggi dari pada peningkatan aktiva perusahaan. Sehingga
perusahaan belum dapat membayar hutang-hutangnya dengan aset lancar yang
dimiliki oleh perusahaan, namun hal ini belum dapat menentukan apakah rasio ini
lebih rendah dibandingkan dengan saat perusahaan belum melakukan stock split.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian perbandingan rasio lancar sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan stock split.
2. Rasio Cepat
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah
dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Aktiva cepat menunjukkan
seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar atau
jangka pendek. Persediaan diabaikan pada perhitungan rasio cepat karena
persediaan dianggap memerlukan waktu yang lama untuk dapat diubah menajdi
uang. Aktiva cepat suatu perusahaan dapat dikatakan baik jika memiliki nilai lebih
dari satu. Perhitungan aktiva cepat PT Semen Indoensia Tbk dapat dilihat pada
tabel 12 dan gambar 4 dibawah ini.
Tabel 12 Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
No Tahun Aktiva lancar Persediaan Kewajiban
lancar
Rasio
cepat
1 2003 2,462,718,466.00 769,902,944 1,848,137,873.00 0.92
2 2004 2,823,535,197.00 919,561,236 1,720,657,971.00 1.11
3 2005 3,740,622,983.00 1,040,199,087 2,165,374,197.00 1.25
4 2006 4,153,262,738.00 1,025,981,780 1,460,082,635.00 2.14
5 2007 5,267,911,660.00 1,047,871,704 1,455,874,275.00 2.90
6 2008 7,083,421,705.00 1,637,853,000 2,090,588,965.00 2.60
7 2009 8,207,041,215.00 1,407,577,516 2,294,842,315.00 2.96
8 2010 7,345,867,929.00 1,624,219,125 2,517,518,619.00 2.27
9 2011 7,646,144,851.00 2,006,660,281 2,889,137,195.00 1.95
10 2012 8,231,297,105.00 2,284,905,292 4,825,204,637.00 1.23
1.33 1.64 1.73
2.84
3.62 3.39 3.58 2.92 2.65
1.71
0
1
2
3
4
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Rasio Lancar
29
0.92 1.11 1.25
2.14
2.9 2.6
2.96
2.27 1.95
1.23
0
1
2
3
4
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Rasio Cepat
Gambar 4. Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Gambar 4 menunjukkan persamaan dengan rasio lancar perusahaan, karena
pada rasio cepat perusahaan mengalami penurunan setelah perusahaan melakukan
stock split. Penurunan ini juga karena adanya peningkatan hutang perusahaan dari
pinjaman bank dibandingkan dengan aktiva setelah dikurangi persediaan
perusahaan, sehingga perusahaan belum dapat membayar hutang-hutangnya saat
jatuh tempo, agar dapat diketahui apakah benar rasio cepat ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan sebelum perusahaan melakukan stock split, maka perlu
dilakukan perbandingan rasio sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock
split.
B. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
perusahaan dengan dana yang dipinjam dari pihak luar. Rasio ini untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini
menunjukkan tingkat keamanan dari para pihak luar yang meminjamkan dananya,
dimana dengan rasio ini pemegang saham dapat mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang jangka panjangnya pada pihak luar.
Mengetahui solvabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan perhitungan Total
Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.
1. Total Debt to Asset Ratio
Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
solvabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan perbandingan total hutang dengan
jumlah seluruh aktiva diketahui, jika nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tidak
mampu untuk membayar kewajibannya, karena rasio yang tinggi akan membuat
perusahaan lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk membaya hutang-
hutangnya terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan dan grafik Total Debt to
Asset Ratio PT Semen Indonesia tahun 2003 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 13 Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
No Tahun Total
Hutang Total Aktiva DAR
1 2003 3,168,286,785 6,559,495,832 48.30
2 2004 2,917,554,730 6,640,561,143 43.94
3 2005 2,716,748,634 7,297,859,559 37.23
30
Lanjutan Tabel 13
No Tahun Total
Hutang Total Aktiva DAR
4 2006 1,915,242,938 7,496,419,127 25.55
5 2007 1,795,640,393 8,515,227,431 21.09
6 2008 2,429,248,657 10,602,963,724 22.91
7 2009 2,633,214,059 12,951,308,161 20.33
8 2010 3,423,246,058 15,562,998,946 22.00
9 2011 5,046,505,788 19,661,602,767 25.67
10 2012 8,414,229,138 26,579,083,786 31.66
Gambar 5. Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
Gambar 5 menunjukkan bahwa setelah perusahaan melakukan stock split
rasio DAR terus mengalami kenaikan. Hal ini dapat diartikan bahwa hutang yang
dimiliki oleh perusahaan semakin meningkat setiap tahunnya, tidak sebanding
dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, untuk melihat apakah peningkatan
ini lebih besar dibandingkan saat perusahaan sebelum melakukan stock split, maka
harus dilihat perbandingan rasio DAR sebelum dan sesudah perusahaan
mengumumkan pemecahan sahamnya.
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas untuk
mendanai perusahaan. Rasio ini menunjukkan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin rendah DER suatu perusahaan, maka
semakin bagus kondisi perusahaan tersebut. Namun jika semakin tinggi DER
Suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi resiko yang akan dihadapi oleh
perusahaan. Berikut adalah perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk.
Tabel 14 Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
No Tahun Total
Hutang Total Ekuitas DER
1 2003 3,168,286,785 3,333,774,250 95.04
2 2004 2,917,554,730 3,660,355,954 79.71
3 2005 2,716,748,634 4,466,931,546 60.82
4 2006 1,915,242,938 5,499,614,451 34.83
48.3 43.94
37.23
25.55 21.09 22.91 20.33 22
25.67 31.66
0
10
20
30
40
50
60
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
DAR
31
Lanjutan Tabel 14
No Tahun Total
Hutang Total Ekuitas DER
5 2007 1,795,640,393 6,627,262,565 27.09
6 2008 2,429,248,657 8,069,585,873 30.10
7 2009 2,633,214,059 10,197,679,028 25.82
8 2010 3,423,246,058 12,139,752,888 28.20
9 2011 5,046,505,788 14,615,096,979 34.53
10 2012 8,414,229,138 18,164,854,648 46.32
Gambar 6 Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012
DER perusahaan pada gambar 6 menandakan bahwa hutang perusahaan
masih lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan,
dengan arti bahwa kegiatan perusahaan masih bergantung pada pinjaman dari
pihak luar dan belum dapat dibiayai oleh modal sendiri yang miliki oleh
perusahaan.
C. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi nilai profitabilitas
suatu perusahaan, maka akan semakin baik pula perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan fasilitas perusahaan. Rasio profitabilitas penting untuk diketahui
oleh pemegang saham dan perusahaan emiten wajib untuk memberikan informasi
mengenai profitabilitas pada pemegang saham, karena dengan mempublikasikan
laporan profitabilitas investor dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut dapat
memberikan keuntungan jika menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut.
Profitabilitas perusahaan dapat dihitunga dengan beberapa cara, yaitu dengan
menghitung net profi margin, Return on Equity, dan Return on Asset.
1. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Rasio ini penting untuk diketahui oleh perusahaan, karena dengan
mengetahui rasio ini, perusahaan juga mengetahui apakah strategi penerapan
harga yang ditentukan oleh perusahaan, mampu untuk mengendalikan beban
usahanya. Semakin besar net profit margin, maka akan semakin efisien pula
95.04 79.71
60.82
34.83 27.09 30.1 25.82 28.2 34.53
46.32
0
20
40
60
80
100
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
DER
32
perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya. Perhitungan rasio net profit
margin PT Semen Indonesia Tbk, dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 15 Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-
2012
No Tahun Laba Bersih Penjualan Net Profit
Margin
1 2003 372,508,552 5,449,940,816 6.84
2 2004 520,589,860 6,067,557,724 8.58
3 2005 1,001,772,122 7,532,208,191 13.30
4 2006 1,295,520,421 8,727,857,819 14.84
5 2007 1,775,408,324 9,600,800,642 18.49
6 2008 2,523,544,472 12,209,846,050 20.67
7 2009 3,326,487,957 14,387,849,799 23.12
8 2010 3,659,114,098 14,344,188,706 25.51
9 2011 3,955,272,512 16,378,793,758 24.15
10 2012 4,926,639,847 19,598,247,884 25.14
Gambar 7. Grafik net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-
2012
Tabel 15 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa setiap tahunnya PT Semen
Indonesia Tbk dapat terus meningkatkan Net Profit Mariginnya karena pada
setiap tahunnya perusahaan mampu untuk meningkatkan penjualannya.
Peningkatan penjualan ini didapat dari adanya peluang perusahaan dalam
memasarkan produknya yang tinggi di pulau jawa. Kebutuhan akan semen yang
terus meningkat didasari oleh banyaknya pembangunan yang terjadi di dalam dan
di luar pulau jawa. Perusahaan dapat menjual semen lebih banyak juga karena
perusahaan masih menguasi pangsa pasar semen di Indonesia.
2. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas. Rasio
ini digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi pihak
luar. Hal ini menunjukkan apakah perusahaan mampu untuk memanfaatkan modal
yang diberikan oleh investor. Berikut adalah perhitungan ROE PT Semen
Indonesia Tbk.
6.84 8.58
13.3 14.84 18.49
20.67 23.12
25.51 24.15 25.14
0
5
10
15
20
25
30
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Net Profit Margin
33
Tabel 16 Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
No Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
1 2003 372,508,552 3,333,774,250 11.17
2 2004 520,589,860 3,660,355,954 14.22
3 2005 1,001,772,122 4,466,931,546 22.43
4 2006 1,295,520,421 5,499,614,451 23.56
5 2007 1,775,408,324 6,627,262,565 26.79
6 2008 2,523,544,472 8,069,585,873 31.27
7 2009 3,326,487,957 10,197,679,028 32.62
8 2010 3,659,114,098 12,139,752,888 30.14
9 2011 3,955,272,512 14,615,096,979 27.06
10 2012 4,926,639,847 18,164,854,648 27.12
Gambar 8. Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
Return on Equity PT Semen Indonesia Tbk menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya. Hal ini baik, karena perusahaan mampu memberikan pengembalian
yang terus meningkat setiap tahunnya. Puncaknya adalah pada tahun 2009 dimana
ROE mencapai 32,62%. Hal ini memberikan informasi bahwa harga saham PT
Semen Indonesia Tbk setiap tahunnya dapat meningkat, sehingga pembagian
deviden untuk pemegang saham pun meningkat, namun pada tahun 2010 dan
tahun 2011 ROE perusahaan mengalami penurunan, walau tidak terlalu jauh
penurunan yang terjadi.
3. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktivitas yang digunakan, jika ROA bernilai positif,
artinya dengan total aktiva yang digunkan, perusahaan dapat menghasilkan laba.
Namun sebaliknya jika ROA bernilai negatif, artinya perusahaan tidak dapat
memanfaatkan aktiva yang ada sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian,
hal ini dapat berdampak bagi pertumbuhan perusahaan yang akan mengalami
hambatan. Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk dapat dilihat pada gambar
9 dan tabel 17 dibawah ini.
11.17 14.22
22.43 23.56 26.79
31.27 32.62 30.14
27.06 27.12
0
10
20
30
40
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
ROE
34
Tabel 17 Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
No Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA
1 2003 372,508,552 6,559,495,832 5.68
2 2004 520,589,860 6,640,561,143 7.84
3 2005 1,001,772,122 7,297,859,559 13.73
4 2006 1,295,520,421 7,496,419,127 17.28
5 2007 1,775,408,324 8,515,227,431 20.85
6 2008 2,523,544,472 10,602,963,724 23.80
7 2009 3,326,487,957 12,951,308,161 25.68
8 2010 3,659,114,098 15,562,998,946 23.51
9 2011 3,955,272,512 19,661,602,767 20.12
10 2012 4,926,639,847 26,579,083,786 18.54
Gambar 9. Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
Tabel 17 dan Gambar 9 memberikan informasi bahwa tahun 2003 hingga
tahun 2009 perusahaan terus mengalami peningkatan ROA, hal ini berdampak
positif bagi perusahaan, karena dengan ini perusahaan dapat meningkatkan
pertumbuhan bagi perusahaan setiap tahunnya, namun pada tahun 2009 hingga
tahun 2012 perusahaan terus mengalami penurunan ROA yang disebabkan oleh
peningkatan aktiva oleh perusahaan dan belum dapat diikuti oleh kenaikan laba
bersih bagi perusahaan, sehingga perusahaan perlu meningkatkan pertumbuhan
laba bersihnya.
D. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini berguna untuk
menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola
sumberdayanya. Rasio ini juga sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti penjualan,
pengelolaan persediaan, pengelolaan modal kerja, dan pengelolaan seluruh aktiva.
Rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang
ini dapat berputar dalam satu periode, sehingga perusahaan dapat mengetahui
efektif atau tidak kegiatan penagihan dalam perusahaan. Rasio aktivitas ini,
investor juga dapat melihat berapa kali dana yang ditanamkan oleh investor dapat
berputar dalam satu periode, artinya berapa penjualan yang yang dapat dicapai
5.68 7.84
13.73 17.28
20.85 23.8 25.68
23.51 20.12 18.54
0
10
20
30
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
ROA
35
oleh perusahaan dari setiap modal yang ditanamkan oleh investor. Rasio aktivitas
terdiri dari perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva.
1. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Perputaran aktiva tetap merupakan perbandingan antara penjualan dengan
aktiva tetap. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
aktiva tetap perusahaan seperti pabrik dan peralatannya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengukur berapa rupiah yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan untuk aktiva tetap. Rasio ini juga berguna untuk mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam penggunaan aktivanya secara efektif untuk
meningkatkan pendapatan bagi perusahaan, jika perputarannya rendah, maka
dapat diartikan bahwa perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan aktivanya.
Begitu pula sebaliknya, jika perputarannya tinggi, maka perusahaan mampu untuk
memanfaatkan aktivanya secara efektif. Rasio ini memberikan informasi bagi
pemegang saham atau investor dapat melihat apakah dengan modal yang
ditanamnya pada perusahaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
perusahaan atau tidak. Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia
Tbk dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.
Tabel 18 Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun
2003-2012
No Tahun Penjualan Aktiva Tetap Fixed Asset
Turnover
1 2003 5,449,940,816 3,968,590,088 1.37
2 2004 6,067,557,724 3,661,832,377 1.66
3 2005 7,532,208,191 3,419,588,696 2.20
4 2006 8,727,857,819 3,162,919,267 2.76
5 2007 9,600,800,642 3,101,865,792 3.10
6 2008 12,209,846,050 3,308,878,167 3.69
7 2009 14,387,849,799 4,014,143,323 3.58
8 2010 14,344,188,706 7,662,560,326 1.87
9 2011 16,378,793,758 11,640,692,117 1.41
10 2012 19,598,247,884 16,794,115,433 1.17
Gambar 10. Grafik perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk
tahun 2003-2012
1.37 1.66
2.2 2.76
3.1 3.69 3.58
1.87 1.41 1.17
0
1
2
3
4
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Fixed Asset Turnover
36
Perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk dari tahun 2003 hingga
tahun 2008, yaitu satu tahun setalah melakukan stock split terus mengalami
peningkatan. Hal ini dikarenakan penjualan yang terus meningkat melebihi aktiva
tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Puncaknya pada tahun 2008 perusahaan
dapat mengefisiensikan perputaran aktiva tetap sebanyak 3,69 kali yang artinya
dengan 1 rupiah aktiva, perusahaan dapat menghasilkan 3,69 rupiah penjualan.
Hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan melihat perputaran
aktiva tetap perusahaan yang tinggi, investor akan tertarik untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan, namun hal ini tidak terjadi pada tahun-tahun
berikutnya, terutama pada tahun 2012, yaitu perputaran aktiva tetap perusahaan
hanya didapat sebesar 1,17. Hal ini terjadi karena dari tahun 2009 hingga tahun
2012 aktiva tetap perusahaan terus meningkat lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan penjualannya.
2. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Perputaran total aktiva merupakan perbandingan antara penjualan dengan
total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini menggambarkan kecepatan
perputaran total aktiva perusahaan dalam satu periode, sehingga semakin besar
rasio ini, maka akan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
Aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat mengefisiensikan penggunakan seluruh
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Jika efisiensi perputaran total
aktiva efisien, biaya untuk penggunaan asset akan sedikit, sehingga prifitabilitas
perusahaan akan meningkat. Rasio ini penting untuk diketahui oleh investor,
karena dengan melihat rasio ini, investor dapat mengetahui jika perusahaan dapat
mengefisiensikan penggunaan aktivanya, artinya perusahaan tersebut dapt
dikategorikan perusahaan yang sehat, sehingga investor akan aman jika
menanamkan modalnya pada perusahaan. Perhitungan perputaran total aktiva PT
Semen Indonesia dapat dilihat pada table dan gambar diawah ini.
Tabel 19 Perhitungan total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012
No Tahun Penjualan Total Aktiva Total Asset
Turnover
1 2003 5,449,940,816 6,559,495,832 0.83
2 2004 6,067,557,724 6,640,561,143 0.91
3 2005 7,532,208,191 7,297,859,559 1.03
4 2006 8,727,857,819 7,496,419,127 1.16
5 2007 9,600,800,642 8,515,227,431 1.13
6 2008 12,209,846,050 10,602,963,724 1.15
7 2009 14,387,849,799 12,951,308,161 1.11
8 2010 14,344,188,706 15,562,998,946 0.92
9 2011 16,378,793,758 19,661,602,767 0.83
10 2012 19,598,247,884 26,579,083,786 0.74
37
Gambar 11. Grafik perputara total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun
2003-2012
Perputaran total aktiva perusahan jika dilihat dari grafik menunjukkan
terjadinya penjualan yang lebih sedikit dibandingkan dengan total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Perputaran aktiva yang didapat perusahaan dalam kurun
waktu 10 tahun, hanya dapat menghasilkan perputaran total aktiva yang paling
tinggi sebesar 1,16 pada tahun 2006, yaitu satu tahun sebelum perusahaan
melakukan stock split. Perputaran total aktiva perusahaan pada tahun 2012 lebih
kecil dibandingkan dengan 9 tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan aktiva yang lebih besar dibandingkan dengan penjualan perusahaan.
PT Semen Indonesia Tbk belum dapat memaksimalkan aktiva yang dimilikinya.
Karena masih banyak aktiva perusahaan yang belum produktif.
Perhitungan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk yang dihitung pada
tahun 2003 hingga tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan yang baik di setiap
tahunnya, namun dilihat dari rasio keuangan setelah perusahaan melakukan stock
split, menunjukkan bahwa terjadi penurunan kinerja keuangan setiap tahunnya,
namun hal ini belum dapat disimpulkan apakah benar perusahaan terus mengalami
kemunduran dalam kinerja keuangan. Oleh karena itu perlu adanya analisis
perbandingan kinerja keuangan pada periode sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan stock split. Sebelum melakukan perbandingan kinerja keuangan
sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split, terlebih dahulu data yang
dijadikan sampel haruslah diuji guna mengetahui alat analisis yang tepat untuk
membandingkan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah
melakukan stock split. Data dianalisis menggunakan uji normalitas untuk
mengetahui apakah data yang dijadikan sample tersebar normal atau tidak.
Analisis kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk di analisis dengan
menggunakan uji normalitas. Pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah
pengolahan data kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk menggunakan
statistik parametik atau nonparametik. Pengujian kinerja yang dilakukan adalah
pada saat lima tahun sebelum dan sesudah melakukan stock split. Kinerja
keuangan yang akan diuji antara lain, rasio lancar, rasio cepat, total debt to asset
ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on equity, return on asset,
0.83 0.91 1.03
1.16 1.13 1.15 1.11 0.92
0.83 0.74
0
0.5
1
1.5
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Total Asset Turnover
38
perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. Data yang diuji menggunakan
software SPSS stastic 17.0, dengan α 0,05. Jika significance kurang dari 0,05
maka data terdistribusi normal, sehingga alat analisis yng digunakan adalah uji
beda, namun jika hasil uji normalitas menunjukkan significance lebih dari 0,05,
maka alat analisis yang dipakai adalah uji wilcoxon. Berikut adalah tabel uji
normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk dengan menggunakan
software SPSS 17.0.
Tabel 20 Uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
Kinerja Keuangan Significanc
e α Keterangan Alat analisis
Rasio Lancar 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
Rasio cepat 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
DAR 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
DER 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
Net Profit Margin 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
ROA 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
ROE 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
Perputaran aktiva
tetap 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
Perputaran total
aktiva 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon
Tabel 20 menunjukkan bahwa data kinerja Keuangan PT Semen Indonesia
Tbk tidak terdistribusi normal, karena seluruh significance bernilai 0,200 yaitu di
atas α>0,05. Sehingga untuk dapat mengetahui perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan mengumumkan stock split, alat
analisis yang dipakai adalah uji wilcoxon. Jika significance menunjukkan α>0,05,
maka tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan saat
sebelum dan sesudah melakukan stock split, sedangkan jika significance
menunjukan α<0,05, maka ada perbedaan yang signifikan saat perusahaan
memutuskan untuk melakukan stock split. Berikut adalah tabel uji perbedaan
kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split
dengan menggunakan uji wilcoxon.
Tabel 21 Uji Wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk
Kinerja keuangan Statistik uji Significance α Keterangan
Rasio Lancar -1,753 0,080 0,05 Tidak Berbeda
Rasio cepat -1,753 0,080 0,05 Tidak Berbeda
DAR -1,753 0,080 0,05 Tidak Berbeda
DER -1,753 0,080 0,05 Tidak Berbeda
Net Profit Margin -2,023 0,043 0,05 Berbeda
ROA -2,023 0,043 0,05 Berbeda
ROE -2,023 0,043 0,05 Berbeda
Perputaran aktiva tetap -0,405 0,686 0,05 Tidak berbeda
Perputaran total aktiva -1,753 0,08 0,05 Tidak Berbeda
39
Uji wilcoxon yang dilakukan pada data kinerja keuangan PT Semen
Indonesia Tbk menunjukkan hanya pada rasio profitabilitas saja yang mengalami
perbedaan saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split.
Sedangakan pada analisa rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan stock split, namun dengan uji ini belum diketahui
apakah ada atau tidaknya perubahan pada analisa menunjukkan peningkatan atau
penurunan kinerja keuangan. Oleh karena itu harus dilihat selisih dan persentase
perubahan yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan
stock split pada tabel dibawah ini.
Tabel 22 Rasio likuiditas sebelum dan sesudah stock split
Periode Stock split
Selisih Persentase
perubahan Keterangan
Sebelum Sesudah
Rasio lancar
1 3.62 3.39 -0,23 6,35% Menurun
2 2.84 3.58 0,74 26,6% Meningkat
3 1.73 2.92 1,19 68,79% Meningkat
4 1.64 2.65 1,01 61,58% Meningkat
5 1.33 1.71 0,38 28,57% Meningkat
Rasio cepat
1 2.90 2.60 -0,3 10,34% Menurun
2 2.14 2.96 0,82 38,32% Meningkat
3 1.25 2.27 1,02 81,6% Meningkat
4 1.11 1.95 0,84 75,67% Meningkat
5 0.92 1.23 0,31 33,69% Meningkat
Pengujian perbandingan rasio likuiditas sebelum dan sesudah perusahaaan
melakukan stock split dapat dilihat bahwa pada periode satu tahun setelah stock
split, perusahaan mengalami penurunan pada rasio lancar sebesar 6,35% dan pada
rasio cepat menurun sebesar 10,34% dibandingkaan pada satu tahun sebelum
perusahaan melakukan stock split. Hal ini dikarenakan perusahaan mendapatkan
tambahan dana pinjaman yang besar dari bank mandiri sebesar USD 50 juta dari
pinjaman yang sebelumnya USD 10 juta dan menjadikan kewajiban perusahaan
untuk membayar hutang-hutangnya bertambah. Penambahan kewajiban ini
dimaksudkan perusahaan untuk membiayai pembangunan pabrik dan pembangkit
listrik yang baru, sehingga meningkatkan penjualan semen perusahan. Selain
penarikan pinjaman baru, bertambahnya kewajiban ini juga merupakan dampak
dari kenaikkan utang-utang yang lain seperti hutang untuk transaksi proyek
sebesar Rp 449,4 milyar, hutang transaksi proyek ini dilakukan untuk membeli
barang dan jasa royek, kenaikan kewajiban tersebut sejalan dengan peningkatan
aktiva perusahaan karena adanya aktivitas pembangunan pabrik semen dan
pembangkit listrik yang baru.
Peningkatan rasio terjadi pada tahun 2010, dimana pada tahun 2010
perusahaan sudah dapat mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya dibandingkan
dengan periode tiga tahun sebelum perusahaan melakukan stock split.
Pengoptimalan aktiva ini karena perusahaan sedang mengantisipasi kenaikan
jumlah permintaan semen di Indonesia, sehingga perusahaan perlu dengan cepat
40
melakukan pembangunan pabrik dan penambahan kapasitas mesin agar
pemenuhan kebutuha semen di Indonesia dapat tercapai. Peningkatan kapasitas ini
dapat terlihat dari peningakatan kapasitas produksi pada pabrik yang berada di
Tuban sebesar 2,1 pada tahun 2010 mencapai 9 juta ton, dibandingkan dengan
tahun lalu, yaitu 6,9 juta ton.
Tabel 23 Solvabilitas sebelum dan sesudah stock split
Periode Stock split
Selisih Persentase
perubahan Keterangan
Sebelum Sesudah
Total debt to asset ratio
1 21.09 22.91 1,82 8,63% Meningkat
2 25.55 20.33 -5,22 20,43% Menurun
3 37.23 22.00 -15,23 40,91% Menurun
4 43.94 25.67 -18,27 41,58% Menurun
5 48.30 31.66 -16,64 34,45% Menurun
Debt to equity ratio
1 27.09 30.10 3,01 11,11% Meningkat
2 34.83 25.82 -9,01 25,87% Menurun
3 60.82 28.20 -32,62 53,63% Menurun
4 79.71 34.53 -45,18 56,68% Menurun
5 95.04 46.32 -48,72 51,26% Menurun
Setelah di uji, diketahui bahwa pada periode satu tahun setelah perusahaan
melakukan stock split, perusahaan masih sangat bergantung pada pinjaman pihak
luar karena dapat dilihat persentase perubahan rasio solvabilitas setelah stock split
mengalami kenaikan sebanyak 1,82 atau 8,63% pada DAR dan kenaikan sebanyak
3,01 atau 11,11% pada DER dari pada sebelum perusahaan melakukan stock split.
Hal ini terjadi karena adanya kenaikan total hutang perusahaan karena adanya
pembangunan pabrik. Pembangunan pabrik dilakukan karena perusahaan melihat
potensi pasar untuk kebutuhan semen meningkat 7% atau 43,6 juta ton.
Persentase penurunan rasio yang paling rendah terjadi pada periode ke
empat atau pada tahun 2011 turun sebanyak 41,58% pada DAR dan 56,68% pada
DER dibandingkan dengan empat tahun sebelum perusahaan melakukan stock
split, yaitu tahun 2004. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan hutang
perusahaan dan kenaikan aktiva perusahaan. Kenaikan aktiva ini karena telah
berdirinya pabrik-pabrik baru di Tuban dan di Tonansa dengan kapasitas produksi
masing-masing pabrik mencapai 5 juta ton pertahun, selaian itu pabrik yang
sebelumnya berhenti beroperasi karena gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di
Sumatera Barat, yaitu pabrik PT Semen Padang kembali beroperasi. Hal ini
dilakukan untuk menunjang produksi semen yang terus meningkat setiap
tahunnya.
Tabel 24 Rasio profitabilitas sebelum dan sesudah stock split
Periode Stock split
Selisih Persentase
perubahan Keterangan
Sebelum Sesudah
Net profit margin
1 18.49 20.67 2,18 11,79% Meningkat
41
Lanjutan Tabel 24
Periode Stock split
Selisih Persentase
perubahan Keterangan
Sebelum Sesudah
2 14.84 23.12 8,28 55,79% Meningkat
3 13.30 25.51 12,21 91,80% Meningkat
4 8.58 24.15 15,57 181,47% Meningkat
5 6.84 25.14 18,3 267,54% Meningkat
Return on equity
1 26.79 31.27 4,48 16,72% Meningkat
2 23.56 32.62 9,06 38,45% Meningkat
3 22.43 30.14 7,71 34,37% Meningkat
4 14.22 27.06 12,84 90,29% Meningkat
5 11.17 27.12 15,95 142,79% Meningkat
Return on asset
1 20.85 23.80 2,95 14,15% Meningkat
2 17.28 25.68 8,4 48,61% Meningkat
3 13.73 23.51 9,78 71,23% Meningkat
4 7.84 20.12 12,28 156,63% Meningkat
5 5.68 18.54 12,86 226,41% Meningkat
Analisa rasio profitabilias perusahaan terlihat terus meningkatkan labanya,
peningkatan paling tinggi terjadipada tahun 2012, yaitu sebesar 267,54% pada net
profit margin, 142,79% pada ROE, dan 226,41% pada ROA. Peningkatan ini
dikarenakan adanya peningkatan laba bersih perusahaan dari peningkatan
penjualan semen perusahaan per oktober 2012 18,2 juta ton atau pertumbuhan
sebesar 13,2% dibandingkan denga tahun 2011. Peningkatan ini dikarenakan
penerapan strategi pengelolaan pendapatan, kapasitas dan biaya yang konsisten.
Hasilnya perusahaan dapat mengembangkan usahanya, selain laba bersih,
penjualan semen perusahaan juga terus mengalami peningkatan sejalan dengan
kebutuhan pasar dalam negeri yang meningkat dan adanya pembangunan pabrik
semen yang baru, pembuatan pabrik baru ini menambah kapasitas produksi bagi
perusahaan, sehingga perusahaan masih dapat terus mempertahankan diri sebagai
market leader semen di Indonesia.
Tabel 25 Rasio aktivitas sebelum dan sesudah stock split
Periode Stock split
Selisih Persentase
perubahan Keterangan
Sebelum Sesudah
Perputaran aktiva tetap
1 3.10 3.69 0,59 19,03% Meningkat
2 2.76 3.58 0,82 29,71% Meningkat
3
4
2.20
1.66
1.87
1.41
-0,33
-0,25
15%
15,06%
Menurun
Menurun
5 1.37 1.17 -0,2 14,60% Menurun
Perputaran total aktiva
1 1.13 1.15 0,02 1,77% Meningkat
2 1.16 1.11 -0,05 4,31% Menurun
3 1.03 0.92 -0,11 10,68% Menurun
42
Lanjutan Tabel 25
Periode Stock split
Selisih Persentase
perubahan Keterangan
Sebelum Sesudah
4 0.91 0.83 -0,08 8,79% Menurun
5 0.83 0.74 -0,09 10,84% Menurun
Rasio aktivitas perusahaan pada tahun sesudah perusahaan melakukan stock
split terus mengalami penurunan, walaupun penjualan semen mengalami
peningkatan setiap tahunnya, aset perusahaanpun juga mengalami kenaikan.
Kenaikan ini dikarenakan adanya pembangunan parik yang baru sehingga aset
perusahaan bertambah, namun jika dilihat penambahan aset ini belum dapat
mengefisiensikan penjualan semen yang baik bagi perusahaan, terlebih hal ini
dapat dilihat pada rasio perputaran total aktiva yang menurun tajam di tahun 2012,
yaitu mencapai 0,74. Peningkatan aset ini diakibatkan adanya pabrik baru di
Sulawesi, sehingga kapasitas produksi perusahaan pun naik menjadi 23 ton,
namun hal ini tidak sejalan dengan kenyataan bahwa perusahaan hanya dapat
menjual semen sebanyak 19 ton pada tahun 2012. Berdasarkan hal tersebut, dapat
diketahui bahwa perusahaan belum dapat mengefisiensikan aset yang dimiliki
dengan penjualan perusahaan.
Persepsi Investor terhadap Stock Split PT Semen Indonesia Tbk
PT Semen Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang telah go
public, sebagai perusahaan yang telah go public setiap aktivitas yang berhubungan
dengan perusahaan wajib diberitahukan pada semua pihak yang berkepentingan
termasuk saat perusahaan melakukan stock split sahamnya. Stock split merupakan
salah satu bentuk Coporate action, aktivitas ini berpengaruh terhadap harga dan
jumlah saham yang beredar dipasar.
Umumnya keputusan stock split akan membuat investor tertarik untuk
membeli sahamnya, karena nilai nominal per saham menjadi lebih kecil dan
jumlahnya menjadi lebih banyak. Sehingga penjualan saham di bursa akan lebih
likuid, namun hal ini tidak terjadi dengan penjulan saham PT Semen Indonesia
Tbk karena saat mengumumkan pemecahan sahamnya, penjualan saham pada
rentang waktu 90 hari sesudah melakukan stock split mengalami penurunan,
namun calon investor harus melihat hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk
membeli saham PT Semen Indonesia Tbk, antara lain:
1. Harga
Harga saham PT Semen Indonesia Tbk setelah melakukan stock split berubah
menjadi Rp 5.000,- perlembar saham dibadingkan sebelumnya senilai Rp
51.200,- sebelum melakukan stock split, artinya harga saham menjadi lebih
murah sehingga investor akan lebih tertarik untuk membelinya.
2. Volume
Volume saham PT Semen Indonesia Tbk setelah melakukan stock split
berubah menjadi 5.931.520.000 saham dibandingkan sebelum melakukan
stock split, yaitu 593.152.000 saham. Sehingga dapat diartikan bahwa setelah
melakukan stock split, pemegang saham yang dulu hanya memegang satu
lembar saham dengan nilai nominal Rp 51.200,-, setelah perusahaan
43
melakukan pemecahan saham, pemegang saham akan memiliki 10 lembar
saham dengan nominal perlembarnya Rp 5.000,-.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk yang baik pada 2003 hingga 2007
menunjukkan bahwa PT Semen Indonesia Tbk bisa melakukan stock split
karena hanya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik saja
yang dapat melakukan stock split, hal ini mengindikasikan bahwa calon
investor hanya akan membeli saham pada perusahaan yang baik kinerja
keuangannya karena mengacu pada deviden yang akan diberikan oleh
perusahaan pada pemegang saham.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Perbedaan harga saham terjadi saat perusahaan memutuskan untuk
melakukan stock split dengan rasio 1:10. Sehingga nilai nominal saham yang
semula Rp 1.000,- per lembar berubah menjadi Rp 100,- per lembar.
2. Terdapat perbedaan volume penjualan saham PT Semen Indonesia Tbk pada
periode ke 30 dan 40 hari sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock
split. Periode ini menunjukkan penjualan saham mengalami penurunan
sebanyak -0,0000141 pada 30 hari sebelum dan sesudah perusahaan
melakukan stock split. Penurunan sebanyak -0,0000023 pada periode 40 hari
sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split.
3. Adanya perbedaa pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk dapat
dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas. Rasio likuiditas periode satu tahun setelah perusahaan melakukan
stock split, perusahaan mengalami penurunan pada rasio likuiditasnya, namun
pada periode dua hingga lima tahun setelah perusahaan melakukan stock split,
perusahaan terus mengalami kenaikan. Rasio solvabilitas satu tahun setelah
perusahaan melakukan stock split mengalami peningkatan dibandingkan
dengan satu tahun sebelum perusahaan melakukan stock split. Hal ini tidak
berlangsung lama karena pada periode dua hingga lima tahun setelah
perusahaan melakukan stock split, rasio solvabilitas perusahaan dapat terus
meningkat, hanya pada rasio profitabilitas perusahaan saja yang terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga pada periode ke lima
perusahaan setelah melakukan stock split mengalami peningkatan paling
tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio aktivitas
merupakan rasio yang terus mengalami penurunan setelah perusahaan
melakukan stock split, walau pada periode ke satu dan dua perusahaan
mengalami peningkatan rasio, namun pada periode ke tiga hingga lima
perusahaan setelah melakukan stock split.
44
Saran
Bagi investor dan calon investor harus melihat apakah dengan pemecahan
saham, harga saham yang baru setelah melakukan stock split sesuai dengan
kisaran rata-rata perdagangan saham. Selain itu investor dan calon investor juga
harus melihat kinerja keuangan perusahaan yang melakukan stock split, apakah
perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik ditahun sebelumnya atau tidak,
karena jika suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split, maka
haruslah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik sebelumnya,
sebab perusahaan harus memiliki biaya untuk mencetak saham-saham baru yang
telah dipecah.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptaningsih ANI. 2010. Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan,
Dan Variansi Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum
Dan Sesudah Stock split (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Listing Di Bei Pada Periode 2003 – 2009) [skripsi]. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro.
Darmaji T, Fakhruddin HM. 2012. Pasar Modal Di Indonesia. Ed ke-7. Jakarta
(ID): Salemba Empat.
Fabozzi FJ, Modigliani F, Ferri MG. 1994. Foundation of financial Markets and
Institutions. Cetak ulang dalam PPM.
Fahmi I. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung (ID): Alfabeta.
Fortuna CHR. 2010. Analisis Pengaruh Stock split Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Semarang (ID):
Uniiversitas Diponegoro.
Haryanto. 2012. Pengertian dan Jenis Saham [Internet]. Jakarta (ID). [diunduh
2014 Februari 1]. Tersedia pada http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-
saham-dan-jenis-saham/.
Horne JCV, Wahchowicz J. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Cetak
ulang PPM.
Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Di dalam: Eman YS, Para
Pelaku Pasar Modal [Internet]. Bogor (ID). [diunduh 2014 Februari 1].
Tersedia pada http://ekoxi.blogspot.com/2010/01/para-pelaku-pasar-
modal.html.
Khomsiyah, Sulistyo. 2001. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Cetak ulang
pada PPM.
Krugman PR, Obstfeld M. 1999. Ekonomi Internasional. Cetak ulang dalam PPM.
Historical Price. 2013. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR.JK) [internet].
Jakarta (ID): Yahoo Finance. [diunduh 2013 Juli 16 ]. Tersedia pada
http://finance.yahoo.com/q/hp?a=04&b=5&c=2012&d=04&e=26&f=2012&
g=d&s=SMGR.JK%2C+&ql=1.
45
Lestari T. 2012. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock split) Bank Rakyat
Indonesia Terhadap Harga Saham, Likuiditas Saham, Dan Persepsi Investor
Pasar Modal [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mila IGA. 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock split) Terhadap
Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007 – 2009 [skripsi]. Semarang
(ID): Universitas Diponegoro.
46
LAMPIRAN
Lampiran 1. Harga pasar saham relative PT Semen Indonesia Tbk selama 90 hari
sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Hari ke-
Sebelum stock split Setelah stock split
Harga
saham
Harga
saham relatif
Harga
saham
Harga
saham relatif
1 51,200 5,120 5,000 5,000
2 52,700 5,270 5,000 5,000
3 52,550 5,255 5,000 5,000
4 51,500 5,150 4,950 4,950
5 52,500 5,250 6,500 6,500
6 52,000 5,200 4,800 4,800
7 53,000 5,300 4,500 4,500
8 54,800 5,480 4,300 4,300
9 54,600 5,460 4,700 4,700
10 54,650 5,465 4,700 4,700
11 54,550 5,455 4,800 4,800
12 53,500 5,350 4,800 4,800
13 53,700 5,370 4,875 4,875
14 53,500 5,350 4,950 4,950
15 53,000 5,300 4,925 4,925
16 53,050 5,305 4,850 4,850
17 52,800 5,280 4,875 4,875
18 52,800 5,280 4,950 4,950
19 54,500 5,450 5,000 5,000
20 52,250 5,225 5,000 5,000
21 51,300 5,130 5,000 5,000
22 51,300 5,130 5,100 5,100
23 51,000 5,100 5,100 5,100
24 50,200 5,020 5,050 5,050
25 50,450 5,045 5,050 5,050
26 51,450 5,145 5,000 5,000
27 51,600 5,160 5,250 5,250
28 48,800 4,880 5,300 5,300
29 48,000 4,800 5,250 5,250
30 47,700 4,770 5,250 5,250
31
32
33
46,500
46,000
46,700
4,650
4,600
4,670
5,500
5,450
5,500
5,500
5,450
5,500
34 46,900 4,690 5,600 5,600
35 45,000 4,500 5,400 5,400
36 43,850 4,385 5,400 5,400
37 44,500 4,450 5,500 5,500
38 44,250 4,425 5,300 5,300
39 42,500 4,250 5,350 5,350
40 43,000 4,300 5,600 5,600
47
Lanjutan Lampiran 1
Hari ke-
Sebelum stock split Setelah stock split
Harga
saham
Harga
saham relatif
Harga
saham
Harga
saham relatif
41 43,500 4,350 5,450 5,450
42 42,400 4,240 5,400 5,400
43 44,000 4,400 5,550 5,550
44 44,950 4,495 5,600 5,600
45 45,400 4,540 5,650 5,650
46 46,000 4,600 5,750 5,750
47 43,250 4,325 5,850 5,850
48 43,950 4,395 5,850 5,850
49 44,100 4,410 5,700 5,700
50 44,100 4,410 5,500 5,500
51 43,000 4,300 5,800 5,800
52 44,500 4,450 5,700 5,700
53 45,450 4,545 5,700 5,700
54 43,200 4,320 5,750 5,750
55 41,500 4,150 5,750 5,750
56 41,650 4,165 5,900 5,900
57 41,600 4,160 6,200 6,200
58 39,550 3,955 6,100 6,100
59 38,950 3,895 6,000 6,000
60 39,200 3,920 5,900 5,900
61 39,100 3,910 5,950 5,950
62 38,750 3,875 6,100 6,100
63 38,900 3,890 5,950 5,950
64 38,750 3,875 6,000 6,000
65 38,750 3,875 5,850 5,850
66 38,550 3,855 5,800 5,800
67 38,400 3,840 5,950 5,950
68 38,400 3,840 6,100 6,100
69 38,200 3,820 5,950 5,950
70 38,200 3,820 5,800 5,800
71 38,150 3,815 5,750 5,750
72 38,050 3,805 5,650 5,650
73 38,600 3,860 5,900 5,900
74 38,650 3,865 5,900 5,900
75
76
38,600
39,150
3,860
3,915
5,900
5,800
5,900
5,800
77 39,800 3,980 5,900 5,900
78 40,000 4,000 6,050 6,050
79 39,400 3,940 5,950 5,950
80 39,750 3,975 5,850 5,850
81 39,600 3,960 5,750 5,750
82 39,850 3,985 5,900 5,900
83 39,850 3,985 5,900 5,900
84 38,400 3,840 5,800 5,800
48
Lanjutan Lampiran 1
Hari ke-
Sebelum stock split Setelah stock split
Harga
saham
Harga
saham relatif
Harga
saham
Harga
saham
85 39,800 3,980 5,800 5,800
86 39,500 3,950 5,800 5,800
87 39,850 3,985 5,700 5,700
88 39,800 3,980 5,550 5,550
89 39,950 3,995 5,550 5,550
90 39,900 3,990 5,300 5,300
Lampiran 2. Volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk selama selama
90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Hari
ke-
Volume perdagangan TVA
Sebelum
stock split
Setelah stock
split
Sebelum
stock split
Setelah stock
split
1 952,500 3,403,000 0.00160583 0.00057371
2 212,500 6,402,000 0.00035826 0.00107932
3 670,000 4,193,000 0.00112956 0.00070690
4 326,500 2,717,000 0.00055045 0.00045806
5 307,500 0 0.00051842 0
6 516,000 2,720,500 0.00086993 0.00045865
7 854,500 7,582,500 0.00144061 0.00127834
8 289,000 9,853,500 0.00048723 0.00166121
9 245,000 3,962,000 0.00041305 0.00066796
10 474,500 4,017,500 0.00079996 0.00067731
11 341,000 995,500 0.00057489 0.00016783
12 188,500 5,148,000 0.00031779 0.00086791
13 233,000 1,518,500 0.00039282 0.00025601
14 101,500 802,500 0.00017112 0.00013529
15 161,000 1,210,500 0.00027143 0.00020408
16 213,000 708,500 0.00035910 0.00011945
17 241,000 1,081,000 0.00040630 0.00018225
18 504,000 2,022,000 0.00084970 0.00034089
19 833,000 2,053,000 0.00140436 0.00034612
20 148,000 2,622,000 0.00024951 0.00044205
21 214,500 1,452,500 0.00036163 0.00024488
22 156,000 3,003,000 0.00026300 0.00050628
23 54,500 506,500 0.00009188 0.00008534
24 204,000 1,242,500 0.00034393 0.00020947
25 202,000 1,305,500 0.00034055 0.00022010
26 163,500 1,038,500 0.00027565 0.00017508
27 1,057,500 3,742,000 0.00178285 0.00063087
28 1,239,000 2,046,500 0.00208884 0.00034502
29 361,000 1,178,500 0.00060861 0.00019868
30 37,600 681,500 0.00006340 0.00011489
31 559,500 6,374,500 0.00094327 0.00107468
49
Lanjutan Lampiran 2
Hari
ke-
Volume perdagangan TVA
Sebelum
stock split
Setelah stock
split
Sebelum
stock split
Setelah stock
split
32 329,500 1,785,500 0.00055551 0.00030102
33 430,000 1,987,000 0.00072494 0.00033499
34 649,000 2,720,500 0.00109415 0.00045865
35 283,500 2,283,500 0.00047796 0.00038498
36 130,500 2,565,500 0.00022001 0.00043252
37 344,500 4,534,000 0.00058080 0.00076439
38 424,000 3,726,500 0.00071483 0.00062825
39 772,500 1,391,000 0.00130236 0.00023451
40
41
425,000
174,000
13,061,000
5,605,000
0.00071651
0.00029335
0.00220197
0.00094495
42 656,000 1,862,000 0.00110596 0.00031392
43 117,000 2,115,000 0.00019725 0.00035657
44 29,500 8,162,000 0.00004970 0.00137604
45 1,073,000 8,247,000 0.00180898 0.00139037
46 786,000 11,450,500 0.00132512 0.00193045
47 329,500 14,709,000 0.00055551 0.00247980
48 259,000 2,496,000 0.00043665 0.00042080
49 102,000 6,341,500 0.00017196 0.00106912
50 96,000 7,073,000 0.00016185 0.00119244
51 90,000 10,678,000 0.00015173 0.00180021
52 225,000 5,807,000 0.00037933 0.00097901
53 714,500 2,307,500 0.00120458 0.00038902
54 735,000 4,156,500 0.00123914 0.00070075
55 198,000 1,916,000 0.00033381 0.00032302
56 134,500 2,774,000 0.00022675 0.00046767
57 803,000 12,535,500 0.00135378 0.00211337
58 650,500 1,753,500 0.00109668 0.00029562
59 265,000 3,005,500 0.00044677 0.00050670
60 448,500 1,061,000 0.00075613 0.00017887
61 124,000 625,000 0.00020905 0.00010537
62 45,500 2,656,500 0.00007670 0.00044786
63 98,500 574,000 0.00016606 0.00009677
64 221,500 703,000 0.00037343 0.00011852
65 383,500 1,828,500 0.00064655 0.00030827
66 422,500 1,881,500 0.00071230 0.00031720
67 143,500 864,500 0.00024193 0.00014575
68 350,500 4,338,500 0.00059091 0.00073143
69 1,029,500 1,260,500 0.00173564 0.00021251
70 563,500 766,500 0.00095001 0.00012922
71 452,500 5,119,000 0.00076287 0.00086302
72 1,256,500 3,614,500 0.00211834 0.00060937
73 499,500 3,708,500 0.00084211 0.00062522
74 450,500 270,500 0.00075950 0.00004560
75 340,000 804,000 0.00057321 0.00013555
50
Lanjutan Lampiran 2
Hari
ke-
Volume perdagangan TVA
Sebelum
stock split
Setelah stock
split
Sebelum
stock split
Setelah stock
split
76 701,000 1,338,500 0.00118182 0.00022566
77 133,000 852,500 0.00022423 0.00014372
78 841,500 5,143,000 0.00141869 0.00086706
79 277,000 3,012,000 0.00046700 0.00050780
80 153,500 2,447500 0.00025879 0.00041263
81 198,500 758,000 0.00033465 0.00012779
82 222,500 1,211,000 0.00037511 0.00020416
83 272,000 2,120,500 0.00045857 0.00035750
84
85
253,500
203,500
1,936,500
3,089,500
0.00042738
0.00034308
0.00032648
0.00052086
86 357,500 697,500 0.00060271 0.00011759
87 166,500 2,899,000 0.00028070 0.00048874
88 526,000 1,764,000 0.00088679 0.00029739
89 129,000 4,915,500 0.00021748 0.00082871
90 318,500 4,178,000 0.00053696 0.00070437
Lampiran 3. Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
1. 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .195 10 .200* .894 10 .189
harga sesudah .363 10 .001 .739 10 .003
2. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .147 20 .200* .946 20 .312
harga sesudah .377 20 .000 .629 20 .000
3. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .105 30 .200* .937 30 .076
harga sesudah .216 30 .001 .749 30 .000
51
Lampiran 3. Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
4. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .196 40 .001 .891 40 .001
harga sesudah .142 40 .041 .915 40 .005
5. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .176 50 .000 .892 50 .000
harga sesudah .125 50 .049 .967 50 .180
6. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .160 60 .001 .921 60 .001
harga sesudah .117 60 .039 .983 60 .555
7. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .148 70 .001 .916 70 .000
harga sesudah .112 70 .030 .975 70 .172
8. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .140 80 .001 .898 80 .000
harga sesudah .115 80 .011 .960 80 .013
52
9. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .175 90 .000 .880 90 .000
harga sesudah .131 90 .001 .953 90 .003
Lampiran 4. Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
1. 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -1.784a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.074
2. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -3.174a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.002
3. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -2.692a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.007
53
Lampiran 4. Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
4. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -.544a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.586
5. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -2.532a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.011
6. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -3.970a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
7. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -5.073a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
54
Lampiran 4. Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan
sesudah melakukan stock split.
8. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -5.967a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
9. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
hr sesudah -
hr sebelum
Z -6.724a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
Lampiran 5. Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split.
1. 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .195 10 .200* .894 10 .189
harga sesudah .363 10 .001 .739 10 .003
2. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .147 20 .200* .946 20 .312
harga sesudah .377 20 .000 .629 20 .000
55
Lampiran 5. Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split.
3. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .105 30 .200* .937 30 .076
harga sesudah .216 30 .001 .749 30 .000
4. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .196 40 .001 .891 40 .001
harga sesudah .142 40 .041 .915 40 .005
5. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .176 50 .000 .892 50 .000
harga sesudah .125 50 .049 .967 50 .180
6. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .160 60 .001 .921 60 .001
harga sesudah .117 60 .039 .983 60 .555
7. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .148 70 .001 .916 70 .000
harga sesudah .112 70 .030 .975 70 .172
56
Lampiran 5. Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split.
8. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .140 80 .001 .898 80 .000
harga sesudah .115 80 .011 .960 80 .013
9. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
harga sebelum .175 90 .000 .880 90 .000
harga sesudah .131 90 .001 .953 90 .003
Lampiran 6. Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split.
1. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -1.307a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.191
2. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -2.170a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.030
57
Lampiran 6. Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split.
3. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -2.137a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.033
4. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -.806a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.420
5. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -.685a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.494
6. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -1.290a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.197
58
Lampiran 6. Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah
melakukan stock split.
7. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -1.928a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.054
8. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.
Test Statisticsb
TVA Sesudah
- TVA
Sebelum
Z -1.958a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.050
Lampiran 7. Hasil uji T TVA PT Semen Indonesia Tbk.
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 TVA Sebelum - TVA
Sesudah
.304 9 .768
Lampiran 8. Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum
dan sesudah melakukan stock split.
1. Rasio lancar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .299 5 .165 .884 5 .328
Sesudah .193 5 .200* .932 5 .607
59
Lampiran 8. Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum
dan sesudah melakukan stock split.
2. Rasio cepat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .290 5 .196 .879 5 .303
Sesudah .151 5 .200* .978 5 .924
3. Rasio DAR
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .196 5 .200* .932 5 .610
Sesudah .241 5 .200* .899 5 .404
4. Rasio DER
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .204 5 .200* .941 5 .672
Sesudah .239 5 .200* .874 5 .282
5. Rasio net Profit Margin
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .191 5 .200* .958 5 .796
Sesudah .188 5 .200* .911 5 .472
6. Rasio ROA
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .196 5 .200* .951 5 .745
Sesudah .257 5 .200* .933 5 .616
60
Lampiran 8. Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum
dan sesudah melakukan stock split.
7. Rasio ROE
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .264 5 .200* .910 5 .470
Sesudah .244 5 .200* .890 5 .356
8. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .179 5 .200* .953 5 .757
Sesudah .253 5 .200* .831 5 .142
9. Rasio Perputaran Total Aktiva
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .198 5 .200* .931 5 .606
Sesudah .217 5 .200* .925 5 .564
Lampiran 9. Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk.
1. Rasio lancar
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -1.753a
Asymp. Sig. (2-tailed) .080
2. Rasio cepat
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -1.753a
Asymp. Sig. (2-tailed) .080
61
Lampiran 9. Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk.
3. Rasio DAR
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -1.753a
Asymp. Sig. (2-tailed) .080
4. Rasio DER
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -1.753a
Asymp. Sig. (2-tailed) .080
5. Rasio Net Profit Margin
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -2.023a
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
6. Rasio ROA
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -2.023a
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
7. Rasio ROE
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -2.023a
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
8. Rasio Perputran Aktiva Tetap
Test Statisticsb
Sesudah - Sebelum
Z -.405a
Asymp. Sig. (2-tailed) .686
62
Lampiran 9. Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk.
9. Perputaran total Aktiva Test Statistics
b
Sesudah - Sebelum
Z -1.753a
Asymp. Sig. (2-tailed) .080
63
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 2 Desember 1990 sebagai anak
pertama dari pasangan Bapak kodrat dan Ibu Yetti. Penulis memulai pendidikan
dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Kramatwatu pada tahun 1996 dan lulus pada
tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Pertama Islam Al-Azhar 11 Serang dan lulus pada tahun 2005,
kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kramatwatu dan lulus pada tahun 2008.
Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Manajemen Agribisnis,
Program Diploma, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur USMI. Selama
menempuh pendidikan perkuliahan, penulis telah melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan tahun 2011 pada Koperasi Serba Usaha
Karya Nugraha dan lulus tahun 2011. Di tahun yang sama penulis diterima di
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen (Ekstensi), Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor