ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS,
DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI
BANK UMUM SYARIAH
(STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 – 2018
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Mohammad Irsyad Tarmidzi
155020501111041
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS,
DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI
BANK UMUM SYARIAH
(STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 – 2018
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA)
Yang disusun oleh :
Nama : Mohammad Irsyad Tarmidzi
NIM : 155020501111041
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 1 Juli 2019
Malang, 9 Juli 2019
Dosen Pembimbing,
Prof. Dr. M. Pudjihardjo, SE., MS.
NIP. 195204151974121001
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS,
DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI
BANK UMUM SYARIAH
(STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 – 2018
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA)
Mohammad Irsyad Tarmidzi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan
Keluarga.terhadap minat menabung mahasiswa di bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan
sampel 93 responden mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala
likert. Data diuji menggunakan uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan IBM
SPSS 24.0. Dan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan Keluarga.
terhadap minat menabung di bank umum syariah digunakan analisis regresi linier berganda dengan
dibantu alat uji IBM SPSS 24.0. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel
Pengetahuan, Aksesibilitas, mahasiswa memberikan pengaruh terhadap minat menabung mahasiswa
di bank umum syariah dan variable lingkungan tidak memberikan pengaruh terhadap minat
menabung di bank umum syariah. Hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa variabel
Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan Keluarga secara bersama-sama mempengaruhi minat
menabung mahasiswa di bank umum syariah. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa masing-
masing variabel yaitu Pengetahuan dan Aksesibilitas memberikan pengaruh yang positif terhadap
minat menabung mahasiswa di bank umum syariah dan Variabel Lingkungan keluarga tidak
berpengaruh positif terhadap minat menabung di bank umum syariah.
Kata Kunci: Bank Umum Syariah, Minat Menabung, Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan
Keluarga.
A. PENDAHULUAN
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 perbankan syariah adalah perbankan yang menerapkan
sebagian prinsip ekonomi Islam. Bagian dari prinsip ekonomi Islam yang diterapkan oleh perbankan
syariah adalah larangan adanya riba dalam berbagai bentuk. Hal ini sejalan dengan firman Allah
SWT yang tercantum dalam Q.S. Al-Baqarah (2:275). Penggalan ayat tersebut menyebutkan bahwa,
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Tindakan yang dilakukan perbankan
syariah untuk merealisasikan larangan riba yaitu dengan memberikan layanan bebas bunga kepada
seluruh nasabahnya. Pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentu transaksi. Hal
ini karena bunga bank mempunyai sifat seperti riba. Berkenaan dengan hukum bunga bank, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa No. 1 Tahun 2004 tentang hal tersebut.
Dalam fatwa yang dikeluarkan pada tanggal 24 Januari 2004 di Jakarta tersebut, MUI
memutuskan bahwa praktek pembungaan yang dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal,
Pegadaian, Koperasi, dan lembaga keuangan lainnya, hukumnya adalah haram. Fatwa MUI No.1
Tahun 2004 tentang keharaman bunga dalam lembaga keuangan menjadi salah satu faktor
pendorong berkembangnya bank syariah di Indonesia. Adanya fatwa MUI tersebut memotivasi
berbagai pihak untuk mendirikan perbankan syariah. Hal itu dapat terjadi karena prospek lembaga
keuangan syariah dinilai sangat menjanjikan dilihat dari animo masyarakat Indonesia
Perbankan syariah berkembang dengan sangat pesat, sesuai dengan analisa Ahmad (dalam
Antonio, 2001) laporan International Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih
dari 200 lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia baik Negara-negara berpenduduk
muslim maupun di Eropa, Australia dan Amerika.
kondisi perbankan diindonesia di triwulan pertama 2018 dalam posisi yang baik, dengan
demikian, regulator yakin perbankan pada tahun ini bisa mendukung pemerintah dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy
Ratio/CAR) ang sebesar 22,67%. Kredit tumbuh menjadi 8,54% pada Maret 2018, setelah
sebelumnya sebesar 8,22% pada Februari 2018. Perbankan syariah pada posisi Juni 2018
menunjukkan pertumbuhan yang positif dan intermediasi yang membaik dengan peningkatan aset,
pembiayaan yang disalurkan (PYD), dan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja bank syariah pada Juni 2018 secara umum membaik dibandingkan akhir tahun 2017
yang ditunjukkan oleh rasio keuangan utama, baikdari sisilikuiditas, efisiensi, rentabilitas, maupun
permodalan, yang menunjukkan perbaikan. Jumlah nasabah simpanan perbankan syariah terus
tumbuh hingga menembus 23,18 juta pada akhir Agustus 2018. Jumlah nasabah tersebut tumbuh
13% dibandingkan setahun lalu yang tercatat 20,48 juta. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan,
jumlah nasabah pembiayaan menembus 4,78 juta, yang merupakan rekor tertinggi selama industri
perbankan syariah berdiri di Indonesia. Jumlah nasabah pembiayaan tumbuh 11,58% dari setahun
sebelumnya. Adapun rekor tertinggi untuk nasabah simpanan perbankan syariah terjadi pada Juli
2018 yang mencapai 23,22 juta nasabah
Masalah utama yang dihadapi lembaga keuangan syariah ini adalah bagaimana perusahaan
menarik pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Karena
pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang berhubungan langsung
dengan kebutuhan konsumen. Agar pemasaran sesuai sasaran maka pemasar harus memperhatikan
perilaku konsumen dengan baik, seperti penciptaan produk, penentuan sasaran dan promosi yang
tepat.
B. TINJAUAN PUSTAKA
PERILAKU KONSUMEN
Kebutuhan dan keinginan konsumen sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah karena adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Ada beberapa pengertian
perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah menurut mangkunegara
(2002): “perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan”. Menurut
winardi dalam sumarwan (2003) definisi perilaku konsumen adalah : “perilaku yang ditujukan oleh
orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa”.
Dari definisi di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah
sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (Konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
dan eksternal yang mengarahkan mereka untuk menilai, memilih, mendapatkan dan menggunakan
barang dan jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen adalah cara individu untuk mengkonsumsi
suatu barang atau jasa dengan tujuan memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Menurut Amirullah (2002) studi tentang perilaku konsumen dipelajari karena ada dua alasan
utama yaitu, perilaku konsumen sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena perilaku
konsumen dapat berubah-ubah, dan perilaku konsumen penting dalam mengambil sebuah
keputusan. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan masalah kejiwaan dan
faktor eksternal. Dengan memahami perilaku konsumen, pemasar akan mudah untuk
menggambarkan bagaimana proses keputusan itu dibuat.
Dalam Islam, teori perilaku konsumsi tidak hanya dibatasi dengan kepuasan saja. Dalam
pengertiannya tingkat kepuasan itu juga harus terpenuhi dari kebutuhan fisik maupun spiritual.
Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup,
kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Islam sangat memperhatikan nilai-nilai keseimbangan
dari segi fisik maupun non fisik dalam memenuhi kebutuhan umatnya. Nilai-nilai tersebut harus
berdasarkan pada prinsip syariah. Kepuasan konsumsi seorang Muslim bukan hanya dilihat dari
tingkat kepuasannya akan tetapi juga nilai Islami yang di dapat dari barang yang ia konsumsi.
Perilaku konsumen terdiri dari aktivitas yang melibatkan orang-orang sewaktu mereka
menyeleksi, membeli, dan menggunakan produk-produk serta jasa-jasa, sehingga hal tersebut
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginankeinginan mereka (Winardi, 1991). Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian terdiri dari faktor internal dan
eksternal. Contoh faktor internal adalah keinginan seseorang yang timbul dengan sendirinya.
Sedangkan contoh faktor eksternal adalah informasi seseorang dari lingkungan sekitar. Sedangkan
Mowen dan Michael (2002) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
yaitu:
1) Faktor Budaya
Budaya adalah faktor mendasar dalam pembentukan norma-norma yang dimiliki seseorang yang
kemudian membentuk dan mendorong keinginan dan perilaku seseorang menjadi seorang
konsumen. Budaya meliputi hal-hal yang dipelajari dari keluarga, tetangga, teman, guru dan tokoh-
tokoh masyarakat.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan faktor faktor yang memepengaruhi individu atau seseorang dilingkungan
sosial seperti kelompok acuan, keluarga, dan peran dan status.
3) Faktor pridadi
Faktor pridadi adalah keputusan seseorang yang berada di dalam diri mereka sendiri, dan
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik pribadi yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, gaya
hidup, dan kepribadian atau konsep diri.
4) Faktor Psikologis
Seseorang yang akan menetukan keputusan dalam pemilihan pembelian akan dipengaruhi berbagai
faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, dan pembelajaran.
b. Minat Menabung
Dalam kamus besar bahasa indonesia minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu
gairah atau keinginan. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas di antara
aktivitas lainnya. Sedangkan minat beli adalah bagian dari komponen perilaku konsumen dalam
sikap konsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-
benar dilaksanakan (Kinner dan Taylor, 1995). Beberapa tahapan minat yaitu: Informasi yang jelas
sebelum memilih, dan pertimbangan yang matang sebelum memilih dan keputusan memilih. Crow
2001 dalam (Ro’uf 2011) berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:
1) Faktor dorongan dari dalam
Faktor dorongan dari dalam adalah salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang yang
artinya mengarah pada kebutuhan kebutuhan yang muncul dari dalam individu seseorang.
2) Faktor motif sosial
Faktor kedua ini yakni faktor motif sosial yang artinya mengarah pada penyesuaian diri dengan
lingkungan agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan nya atau aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan sosia setiap individu seperti bekerja.
3) Faktor emosional atau perasaan
Faktor emosional atau perasaan ini dimana minat yang erat berhubungan dengan perasaaan atau
emosi individu, keberhasilan dalam beraktivitas yang didorong oleh minat yang akan membawa dan
menghasilkan rasa senang dan memperkuat minat yang sudah ada.
Perilaku konsumen adalah sebuah proses dan perilaku ketika seseorang berhubungan dengan
sebuah pencarian, pemilihan, penggunaan, pembelian, serta pengevaluasian sebuah produk atau jasa
tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seseorang. Ada banyak pilihan barang maupun
jasa yang ditawarkan, akan tetapi perilaku inilah yang membedakan masing-masin individu.
Perilaku konsumen ini sendiri adalah hal yang paling mendasar bagi seorang konsumen dalam
membuat keputusan pembelian. Dengan berbagai sumber daya (resources) yang dimiliki membuat
konsumen belajar bagaimana memilih diantara berbagai macam pilihan yang ada, hal inilah yang
disebut dengan teori perilaku konsumen.
Adapun teori perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Marginal Utility
Teori ini menjelaskan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal atau alat ukur lainnya
sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram atau dapat diukur dengan uang.
Teori ini juga mengatakan bahwa semakin banyak suau barang yang dikonsumsi, maka tambahan
kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang di konsumsi akan
menurun (Hukum Gossen).
b. Pendekatan Indifference Curve
Kurva indiferend adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam
barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Dalam menjelaskan
tentang perilaku konsumen, kita bersandar pada dasar pemikiran pokok bahwa orang cenderung
memilih barang dan jasa yang nilainya paling tinggi. Konsumen selalu bertujuan untuk mendapatkan
kepuasan (utility) dalam kegiatan mengkonsumsi suatau barang atau jasa. Utilitas sendiri adalah
kepuasan, yang dimaksud disini adalah kesenangan atau kegunaan subjektif yang dirasakan oleh
seseorang dari mengkonsumsi barang atau jasa. Tidak mungkin seseorang mengkonsumsi suatu
barang atau jasa tanpa mengharapkan tujuan di dalamnya, salah satunya adalah memenuhi
kebutuhan atau untuk mencapai suatu kepuasan tertentu. Setiap individu mempunyai tolak ukur akan
kepuasan yang berbeda, dikarenakan setiap individu mempunyai hasil pendapatan atau selera
konsumen yang berbeda
Teori Perilaku Konsumen Dalam Islam
Ekonomi Islam bukan hanya berbicara mengenai pemuasan materi yang bersifat fisik tapi
juga tentang pemuasan materi yang bersifat abstrak, yang berkaitan dengan manusia sebagai
khalifah dan hamba Allah SWT. Dalam Islam terdapat perbedaan yang cukup mendasar dalam
berkonsumsi dibandingkan dengan konvensional. Sumber utama ekonomi Islam yaitu Al-Quran dan
Hadist serta tujuan utama untuk tercapainya kepuasan yakni lahir dan bathin.
Menurut Karim (2016) Konsep Islam sangat penting sehingga dibutuhkan adanya
pembagian jenis barang atau jasa antara yang halal dan haram. Oleh karena itu sangat penting untuk
menggambarkannya dalam utility function. Utility Function untuk dua barang yang salah satunya
tidak disukai digambarkan dengan utility function yang terbalik. Bagi konsumen, semakin ke kanan
atas utility function semakin baik. Semakin sedikit barang yang tidak disukai maka akan
memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Dalam hal ini barang atau jasa yang haram dianggap
sebagai barang atau jasa yang tidak disukai.
Adapun pendapat Karim ini berbeda dengan yang telah disebutkan di AlQuran bahwa
barang haram adalah barang yang ketika dikonsumsi menimbulkan dosa pada orang yang
menggunakannya, bukan hanya barang yang tidak disukai. Dan di dalam Al-Quran dan Hadist juga
dijelaskan bahwa manusia tidak boleh berkonsumsi secara berlebih-lebihan serta ketika lapar
berhenti sebelum kenyang. Hal ini menunjukkan bahwa jelas adanya perbedaan kebutuhan dan
keinginan,manusia harus mementingkan kebutuhannya dahulu baru keinginannya.
Perilaku Konsumen Dalam Islam
Dalam Islam, teori perilaku konsumsi tidak hanya dibatasi dengan kepuasan saja. Dalam
pengertiannya tingkat kepuasan itu juga harus terpenuhi dari kebutuhan fisik maupun spiritual.
Artinya adalah sebagai bentuk penerapan nilai-nilai positif akan kecerdasan jiwa untuk
mengembangkan diri seseorang. Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritual juga
memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan)dan transpersonal (hubungan yang
tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan keTuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi).
Islam sangat memperhatikan nilai-nilai keseimbangan dari segi fisik maupun non fisik
dalam memenuhi kebutuhan umatnya. Nilai-nilai tersebut harus berdasarkan pada prinsip syariah.
Seorang Muslim untuk mencapai kepuasan harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu barang
yang dikonsumsi adalah halal, baik secara zatnya maupun cara memperolehnya, tidak bersikap israf
(royal) dan tabzir (sia-sia). Oleh karena itu, kepuasan konsumsi seorang Muslim bukan hanya dilihat
dari tingkat kepuasannya akan tetapi juga nilai Islami yang di dapat dari barang yang ia konsumsi.
Kepuasan merupakan tujuan hukum syara’ yang paling utama dan itu merupakan makna yang lebih
luas dari sekedar utility atau kepuasan dalam terminologi ekonomi konvensional. Kepuasan adalah
sifat atau kemampuan barang dan jasa yang mendukung elemen-elemen dan tujuan dasar dari
kehidupan manusia di muka bumi ini (Khan dan Ghifari, 1992). Ada lima elemen dasar menurut
beliau, yakni: kehidupan atau jiwa (al-nafs), property atau harta benda (al-mal), keyakinan (al-din),
intelektual (al-aql), dan keluarga atau keturunan (al-nasl).
Pengertian Minat Dan Faktor yang mempengaruhi Minat Menabung
Dalam kamus besar bahasa indonesia minat adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap suatu gairah atau keinginan. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih
aktivitas di antara aktivitas lainnya. Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum
melakukan tindakan, yang dapat dijasikan dasar untuk memprediksi perilaku tindakan tersebut.
Minat berarti dorongan atau penggerak. Sedangkan minat beli adalah bagian dari komponen perilaku
konsumen dalam sikap konsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan (Kinner dan Taylor, 1995).
Ada beberapa tahapan minat yaitu: Informasi yang jelas sebelum memilih, pertimbangan
yang matang sebelum memilih dan keputusan memilih. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mewujudkan
pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Minat yang besar terhadap sesuatu
merupakan modal yang besar untuk mewujudkan dan membangkitkan semangat sesorang untuk
melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini minat seorang masyarakat pada perbankan syariah.
Minat bukan istilah yang populer karena ketergantungan pada faktor-faktor internal seperti
pemusat perhatian, keingintahuan, moivasi dan kebutuhan. Rangsangan yang diberikan oleh bank
ntuk menarik minat menabung masyarakat terbatas pada rangsangan yang hasilnya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat. Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah
yang akan dipilihnya sebagai tempat menginvestasikan dananya. Penilaian masyarakat terhadap
bank tidak hanya terpaku pada masalah kuantitas seperti bunga bank, tetapi sudah berkembang pada
persoalan kualitas, baik mengenai produk bank maupun pelayanannya. Menurut Crow 2001 dalam
(Ro’uf 2011) berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
Menabung Dalam Islam
Menurut KBBI menabung adalah aktivitas menyimpan uang. Menabung bisa dilakukan
oleh siapa saja. Aktivitas menabung sudah dikenal sejak dulu, hal ini menjadi tanda bahwa
menabung merupakan salah satu budaya Indonesia. Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh
agama, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapai hal-hal yang tidak diinginkan,
dalam ayat al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum
muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik yaitu:
تح ال ا هن ار ل ه ف يه م ا ن اب ت رج م ي ن ت ه اب ه دويأ أ مكدح أ ن ت ك ون ل ه ج ةن م ن ن خ يل و نعأ و صأ
ذ ي لك الث رم ات ل اب ه إ ا صع ار ف يه ن ار ف اح تقرت ك ك كفت ون رب كال و هل ذ ي ر ة ض فع اء ف صأ ر
ب ي ن الل ه ل مك ال اتي ل مكلع ت
“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan,
kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-
kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya” (QS. Al Baqarah:266)
Ayat tersebut memerintahkan untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan
keturunan, baik secara rohani maupun secara ekonomis harus dipikirkan langkah-langkah
perencanaannya. Salah satu langkah perencanaannya adalah dengan menabung. Salah satunya
dengan menabung di perbankan syariah dengan adanya simpanan pihak ketiga kepada bank yang
penariknya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang ditentukan antara bank dengan nasabah.
Faktor Menabung dalam Konsep Dalam Islam
Alokasi anggaran konsumsi seorang muslim akan mempengaruhi keputusannya dalam
menabung dan investasi. Seseorang biasanya akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan
beragam motif yaitu:
1. Untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian masa depan.
2. Untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi dimasa depan.
3. Untuk mengakumulasikan kekayaannya.
Secara umum perilaku menabung setiap orang ditentukan oleh dua faktor keputusan
penting. Pertama adalah merujuk pada seberapa besar pendapatan riil yang diterima akan
dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi. Kedua adalah merujuk pada seberapa besar pendapat riil
yang diterima akan disisihkan untuk menabung (Muhlis, 2011). Analisis teoritik maupun empirik
tentang tabungan dalam perspektif teori moneter konvensional selalu didominasi oleh dua poros
teori besar, yakni teori Klasik dan Keynesian. Namun demikian, belakangan banyak penelitian
empiris yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan kedua teori tersebut. Meskipun,
beberapa temuan belakangan masih tetap menganut model ekonomi konvensional yang masih
berbasis pada “kekuatan bunga”, namun relatif masih belum mampu mengatasi persoalan.
Bersamaan dengan hal tersebut, komunitas ilmuan lain melakukan ijtihad dan melahirkan sebuah
konsep baru, yakni model ekonomi syariah (Muhlis, 2011).
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian survey. Menurut
Sugiyono (2015:13) Metode kuantitatif adalah : “Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitaif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapakan.” Sedangkan penelitian
survey yaitu penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesis. Menurut Sugiyono (2015:14) pengertian penelitian survey sebagai berikut :“Penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.”
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu, dan peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan wawancara, kuesioner, test, dan sebagainya
(Sugiyono, 2010) Dalam penelitian survey ini, penulis melakukan penelitian langsung pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2015 – 2018 Penelitian ini
akan membahas tentang Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Aksesibilitas, Dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Minat Menabung Di Bank Syariah “Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Angkatan 2015 – 2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Brawijaya)”
Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang yang beralamat di jalan MT.Haryono No.165 Malang. Waktu penelitian
dilakukan pada Februari-April 2019
Sampel
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive random sampling. Penggunaan
Teknik purposive random sampling karena peneliti sudah menentukan terlebih dahulu sampel yang
digunakan yaitu mahasiswa S1 angkatan 2015 – 2018 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang berjumlah 1383. Teknik untuk menentukan jumlah
sampel menggunakan rumus Slovin :
n=N/(1+(N.e^2))
Keterangan :
n = Jumlah anggota sampel
N = Jumlah anggota populasi
e = Standar error.
Dalam penelitian ini menggunakan e sebesar 10%, maka jumlah sampel berdasarkan rumus
solovin adalah :
n=1383/(1+(1383.〖0,1〗^2))
n=1383/14,83=93
Berdasarkan hasil perhitungan diatas jumlah sampel yang digunakan berjumlah 93 sampel.
Sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi. Oleh sebab itu kriteria sampel yang
digunakan adalah responden mahasiswa yang pernah dan sedang menggunakan Bank Syariah.
Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan atau
menggambarkan penelitian responden dan distribusi item masing masing variable. Dari data yang
dikumpulkan, diedit dan ditabulasikan dalam table kemudian dibahas secara deskriptif.
Pengujian Instrumen Penelitian
1. Reabilitas
Pada prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita peroleh sebagai missal
hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik
yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu variable
dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha lebih besar daripada 0,6 (Bawono, 2006)
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Bawono, 2006). Uji validitas menguji apakah hasil jawaban
dari kuesioner sesuai untuk penelitian telah valid. Validitas suatu item instrument diketahui dengan
membandingkan indeks korelasi product moment pearson dengan signifikan 5% dengan nilai
kritisnya, dimana r dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦
√𝑛∑𝑥2 − (∑𝑥)2 𝑥𝑛∑𝑦2 − (∑𝑦)2
r = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
X = skor pertanyaan
Y = total skor
Untuk mengetahui butir item yang valid dan tidak valid, dilakukan dengan cara membandingkan
nilai r-hitung dengan r-tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan kata lain tingkat kesalahan yang
ditolerir (α) dalam penelitian ini adalah 5%. Apabila nilai r-hitung > r-tabel maka item instrument
dinyatakan valid, begitupun sebaliknya jika nilai r-hitung < r-tabel maka item instrument dinyatakan
tidak valid. Software IBM SPSS 24 digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian dalam
penelitian ini.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikorienitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variable independen (Ghozali 2011). Multikolinearitas berarti bahwa antar variable bebas
atau variable terikat yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati
sempurna. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor
(VIF) dan nilai tolerance melalui program SPSS 24. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >
10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali 2011).
2. Uji Heterokesdastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali (2006), bahwa heteroskedastisitas
dapat dideteksi dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah terprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya). Imam Ghozali menyatakan bahwa: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan setelah telah terjadi heteroskedastisitas; dan Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Di samping itu, terdapat pula cara lain untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas adalah dengan menguji Glejser pada program SPSS (Ghozali, 2006).
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistikk menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya, dengan dasar pengambilan keputusan (Ghozali 2011) antara lain:
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas; dan
- Jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Analisis Regresi Berganda
Menurut Gujarati dalam Imam Ghozali (2011) bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah
studi mengenai ketergantungan variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable
independen (variable penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-
rata populasi atau nilai rata-rata variable dependen berdasarkan nilai variable independen yang
diketahui. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier berganda karena dalam
penelitian ini terdapat dua atau lebih variable independen. Analisis regresi linier berganda adalah
suatu metode statistic umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variable
dependen dengan beberapa variable independen. Perumusan model analisis linier berganda yang
dapat digunakan adalah sebagaiberikut (Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis 2014):
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ….. + βnXn + e
Di mana:
Y = Nilai hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
α = Bilangan konstanta sebagai titik potong
β = Koefisien regresi
X = Variabel bebas
e = Error
Karena satuan dari Pengetahuan (X1), Aksesibilitas (X2) dan Lingkungan Keluarga (X3) belum
sama, maka perlu disamakan dahulu dengan menggunakan standardized beta, sehingga tidak ada
konstantanya (Ghozali 2011). Oleh karena itu, persamaan regresi berganda yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Di mana:
Y = Minat menabung di Bank Syariah
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Pengetahuan
X2 = Aksesibilitas
X3 = Lingkungan Keluarga
e = Error
Dari model persamaan yang telah dibentuk, akan dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh
antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melihat besarnya koefisien masing-
masing variabel bebas.
Method of Successive Interval (MSI)
Dalam penelitian ini data yang akan didapatkan berupa data ordinal dari skala likert. Agar
data skala ordinal bisa digunakan perlu diubah dahulu menjadi data skala interval karena persyaratan
penggunaan analisis statistic parametric adalah data harus berbentuk data skala interval atau rasio.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode perurutan interval dengan menggunakan aplikasi
Method Successive Interval (MSI) yang telah terpasang pada program Microsoft Excel untuk
merubah data skala ordinal dari skala likert menjadi data skala interval. Zainal (2009) merumuskan
langkah-langkah untuk menerapkan MSI pada data ordinal dari skala likert adalah:
1. Membuat frekuensi dari tiap butir jawaban pada masing-masing kategori pertanyaan,
berdasarkan skor asli hasil pengukuran skala likert.
2. Membuat proporsi pada setiap skor alternative jawaban dengan cara:
𝑃𝑠𝑎𝑗 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑗awaban
𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
Dimana, psaj = proporsi skor setiap alternative jawaban
3. Menghitung proporsikumulatif di setiap skor alternative jawaban
4. Menentukan nilai Z dari tabel kurva normal standar untuk proporsi kumulatif dari srtiap
skor alternatif jawaban.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas (Ghozali, 2012). Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel
independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
dependen. Satu hal yang perlu dicatat adalah masalah regresi lancing (Spurious Regression).
Koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model yang baik.
Alasannya bila suatu estimasi regresi linear menghasilkan koefisien determinasi yang tinggi, tetapi
tidak konsisten dengan teori ekonomika yang dipilih oleh peneliti, atau tidak lolos dari uji asumsi
klasik, maka model tersebut bukanlah model penaksir yang baik dan seharusnya tidak dipilih
menjadi model empirik.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independen, maka
R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variable
dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai
adjusted R2 pada saat mengevaluasi dimana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted
R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam kenyataan nilai
adjusted R2 dapat bernilai negative, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Gujarati
dalam Rahma (2010:57) menyatakan bahwa, jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif,
maka nilai adjusted R2
dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan
jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.
Pengujian Hipotesis Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah variabel bebas yang
terdapat dalam persamaan regresi secara individu dan secara bersamasama berpengaruh terhadap
nilai variabel terikat.
1. Uji Signifikansi Serentak (Uji F)
Uji F untuk menguji dua atau lebih variabel bebas yang dihasilkan dari persamaan regresi tersebut
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Adapun rumus Uji F adalah sebagai berikut:
Ftest = R2/k (1−R2)/(n−k−1)
Di mana:
F = ukuran signifikansi dari koefisien regresi berganda secara bersama sama/simultan
k = jumlah variabel bebas
R2 = koefisien determinasi
Pengujian uji F dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi F
dengan signifikansi 5%, yaitu :
- Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka menolak H0 dan menerima Ha artinya bahwa secara bersama-
sama antara dua atau lebih variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
- Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka menerima H0 dan menolak Ha artinya bahwa secara bersama-
sama antara dua atau lebih variabel mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel
terikat.
2. Uji Signifikansi Individual (Uji t)
Uji t dimaksudkan untuk menguji secara parsial atau individual, pengaruh dari masing-masing
variabel bebas yang dihasilkan dari persamaan regresi secara individu dan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai variabel terikat. Rumus uji t adalah:
ttest = 𝒃𝒌
𝑺𝒃𝒌
Di mana:
t = ukuran signifikansi dari koefisien regresi secara individu
bk = koefisien regresi
Sbk = kesalahan baku masing-masing parameter
Pengujian uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi t dengan signifikansi
5%, yaitu:
- Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka menerima Ho dan menolak Ha artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.
- Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka menerima H0 dan menolak Ha artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
D. HASIL DAN PEMBEHASAN
Pembahasan
Variabel Pengetahuan (X1), Aksesibilitas (X2), dan Lingkungan Keluarga (X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel minat menabung (Y) mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi
Universitas Brawijaya. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan Fhitung 268.754 lebih besar dari
Ftabel 2.71 dan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05 yang berarti secara keseluruhan
variabel yaitu Pengetahuan, Aksesibilitas dan Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap variabel
terikat yaitu minat menabung mahasiswa.
Hasil perhitungan menggunakan analisis regresi linier berganda pada uji t menunjukkan nilai
koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas adalah 0.364 untuk Pengetahuan (X1), 0.385
untuk Aksesibilitas(X2), dan 0.102 untuk Lingkungan Keluarga (X3). Pengetahuan (X1), dan
Aksesibilitas (X2), memiliki nilai koefisien regresi positif yang menunjukkan bahwa Pengetahuan
(X1) dan Aksesibilitas (X2), berpengaruh positif atau searah terhadap minat menabung (Y),
sedangkan Lingkungan Keluarga (X3) tidak berpengaruh positif atau searah terhadap minat
menabung (Y).
Pengaruh Pengetahuan (X1) terhadap minat menabung (Y)
Pengetahuan mahasiswa mengenai Bank Umum Syariah sangat mempengaruhi sikap mahasiswa
terhadap produk yang ditawarkan, sehingga semakin baik pengetahun mahasiswa mengenai
perbankan syariah maka akan memacu minat menjadi nasabah. Sebaliknya jika pengetahuan
mahasiswa terbatas terhadap perbankan syariah mengakibatkan persepsi yang kurang baik terhadap
perbankan tersebut. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa variabel pengetahuan (X1) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat
menabung (Y) dengan thitung 4,625. Hal ini menjelaskan bahwa apabila pengetahuan meningkat,
maka minat menabung akan meningkat pula. Semakin banyak pengetahuan mahasiswa Ilmu
Ekonomi mengenai perbankan syariah, maka semakin besar pula minat menabung pada bank
syariah. Hal ini di dukung oleh penelitian terdahulu dari Agung Sinatrio (2012) yang menjelaskan
bahwa pengetahuan mahasiswa mengenai perbankan syariah berpengaruh positif terhadap minat
mahasiswa menjadi nasabah.
Pengaruh Aksesibilitas (X2) terhadap minat menabung (Y)
Utilitas tempat adalah nilai tambah karena barang atau jasa tersedia pada tempat yang
diinginkan konsumen. Angka utilitas terbesar mewakili alternatif yang paling disukai, sedangkan
angka utilitas terkecil menunjukkan alternatif yang paling tidak disukai (Supranto : 2005 : 374).
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa lokasi menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya dalam menggunakan bank syariah.
Kemudahan pencapaian lokasi bank syariah dipicu dengan sarana dan prasarana untuk mencapai
dimana bank syariah beroprasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel aksesibilitas (X2)
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung (Y) dengan thitung 2.873. Hal ini
menjelaskan bahwa semakin baik aksesibilitas bank umum Syariah mahasiswa Ilmu Ekonomi
mengenai perbankan syariah, maka semakin besar pula minat menabung pada bank syariah
Pengaruh Lingkungan Keluarga (X3) terhadap minat menabung (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga (X3) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung (Y) dengan t hitung 0.737. Kurangnya
penggunaan bank umum syariah di dalam lingkungan keluarga menjadi salah satu faktor yang
mengakibatkan kurangnya dorongan keluarga terhadap anak untuk menggunakan bank umum
syariah. Mahasiswa cenderung memilih perbankan syariah karena pengaruh lingkungan di Program
Studi Ekonomi islam, dimana dalam lingkungan tersebut terdapat banyak mahasiswa Program
Studi Ekonomi Islam yang sudah menggunakan dan menyalurkan pengetahuannya kepada
mahasiswa lain di Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
mengenai perbankan syariah. Lingkungan kampus Program Studi Ekonomi Islam memilki pengaruh
yang besar terhadap minat menabung di bank umum syariah. Hal ini berbeda dengan lingkungan
keluarga yang masih memiliki pengetahuan yang minim terhadap bank umum syariah, sehingga hal
ini menyebabkan kurangnya dorongan lingkungan keluarga terhadap mahasiswa untuk
menggunakan bank umum syariah.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap minat mahasiswa program studi ekonomi
islam Universitas Brawijaya dengan 93 responden yang menabung di bank umum syariah
kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu:
1. Pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat menabung mahasiswa Ekonomi Islam
Universitas Brawijaya di perbankan syariah. Berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan
mahasiswa Ilmu ekonomi FEB UB mengenai perbankan syariah maka minat menabung di
perbankan syariah akan meningkat
2. Aksesibilitas berpengaruh positif terhadap minat menabung mahasiswa Ekonomi Islam
Universitas Brawijaya di perbankan syariah. Berarti bahwa semakin baik Aksesibilitas yang
diberikan kepada mahasiswa Ilmu ekonomi FEB UB mengenai perbankan syariah maka minat
menabung di perbankan syariah akan meningkat
3. Berdasarkan hasil penelitian diatas Lingkungan Keluarga Tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat menabung di bank Umum Syariah dikarenakan ada beberapa factor diantaranya
adalah kurang mendukungnya lingkungan keluarga yang sangat minim menggunakan bank umum
syariah dan sosialisasi keluarga terhadap anak untuk mendorong menggunakan bank umum
syariah minim.
Saran
Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai
penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa. Beberapa saran yang
dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya untuk memperluas penelitian sehingga diperoleh
informasi yang lebih lengkap tentang Faktor - Faktor yang mempengaruhi minat menabung
mahasiswa di perbankan syariah. Mengingat dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 Variabel
saja, yaitu pengetahuan, aksesibilitas dan lingkungan keluarga. Penambahan variabel atau
indikator baru perlu dilakukan dalam penelitian yang akan datang agar dapat menghasilkan
gambaran yang lebih luas tentang masalah penelitian yang sedang diteliti.
2. Karena pengetahuan memberikan pengaruh positif terhadap minat menabung mahasiswa
prodi Ekonomi Islam Universitas Brawijaya, maka sebaiknya tingkat pengetahuab mahasiswa
dipertahankan mengingat di FEB UB ada Prodi ekonomi islam yang mempelajari salah satunya
mengenai perbankan syariah.
3. Pihak fakultas/universitas perlu menjalin hubungan atau kerjasama dengan bank syariah,
demi terciptanya hubungan yang saling menguntungkan Seperti menjadikan bank syariah sebagai
bank resmi pembayaran administrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Muhammad dan Irsyad Lubis. 2016. Analisis Minat Menabung Pada Bank Syariah Di
Kalangan Siswa Sma Di Kota Medan (Studi Kasus: Siswa Madrasah Aliyah Negeri).
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.3 No.7
Andespa, Roni. 2017. Pengaruh Budaya Dan Keluarga Terhadap Minat Menabung Nasabah Di Bank
Syariah. Skripsi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Antonio, muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press. Jakarta.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya MAnusia, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegor
Hartono, Jogiyanto. 2004. Pengenalan Komputer: Dasar Ilmu Pemrograman, Sistem Informasi dan
Intelegensi Buatan. Yogyakarta: Andi
Hendra, dkk. 2013. Ruang Lingkup Ekonomi Mikro Islam. IAIN Bengkulu: Fakultas Syari'ah dan
Ekonomi Islam.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan Kelembagaan.aspx diakses
12 Desember 12.30 p.m
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Prinsip-dan-Konsep-PB-
Syariah.aspx diakses 12 Desember 13.00 p.m
Iranati, rahma. 2017. Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan,Pengetahuan,Dan Lokasi Terhadap Minat
Masyarakat Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota
Tangerang Selatan). Skripsi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Keller, Philip Kotler & Kevin L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Data Statistik Perbankan Syariah
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Snapshot-
Perbankan-Syariah-Indonesia-Juni-2018.aspx diakses 13 Desember 2018 08.00
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Kebijakan Pengembangan Syariah
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Kebijakan-Pengembangan-
dan-Roadmap-.aspx diakses 12 Desember 201813.30 p.m
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Kebijakan perbankan Syariah
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Akad-PBS.aspx diakses 12
Desember 2018 14.30
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Konsep Operasional https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Pages/Konsep-Operasional-PBS.aspx diakses 12 Desember 201814.00
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Sejarah Perbankan Syariah
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Sejarah-Perbankan-
Syariah.aspx diakses 12 Desember 201812.33 p.m
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. UU Regulasi Perbankan Syariah
Padmaninggar, Adindara. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pengetahuan Dan Jumlah
Uang Saku Terhadap Minat Menabung Di Bank Umum Syariah (Studi Pada Mahasiswa
S1 Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Skripsi
Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya
Padmaninggar, Adindara. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pengetahuan Dan Jumlah
Uang Saku Terhadap Minat Menabung Di Bank Umum Syariah (Studi Pada Mahasiswa
S1 Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya). Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Philip Kotler, Gary Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Rositasari, Zhenty. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keinginan Konsumen Untuk
Menabung Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah di Surakarta). Skripsi
Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyawan, Yohana. 2014. Analisa Pengaruh Kepercayaan, Jaminan Rasa Aman, dan Aksesbilitas
terhadap Minat Menabung Nasabah Bank Danamon di Surabaya. Jurnal Jurnal
Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014)
Slameto.(2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sugiono. 2007. Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:CV Alfabeta
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.