ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI Jakarta)
Oleh
Firmani Indah Yanti
NIM: 104082002610
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
ii
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
FIRMANI INDAH YANTI
NIM: 104082002610
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Wiwik Utami, SE., Ak., MSi Afif Sulfa, SE., Ak., Msi.
NIP: 131 664 643 NIP:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429H/2008M
iii
Hari ini Selasa Tanggal Dua Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Firmani Indah Yanti NIM
104082002610 dengan judul skripsi: “ ANALISIS PENGARUH
PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN
ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING” (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi
di Wilayah DKI Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 2 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE., Ak., Msi
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.
Penguji Ahli
iv
Hari ini Kamis Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Firmani Indah Yanti NIM 104082002610
dengan judul skripsi: “ ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI
ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING” (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI
Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS.
Penguji I
Afif Sulfa, SE., Ak., MSi.
Penguji II
Amilin, SE., Ak., MSi.
Penguji Ahli
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
Telepon/HP
: Firmani Indah Yanti
: Depok, 29 April 1986
: Perempuan
: Islam
: Jl. Cendrawasih Raya No. 262 Depok I
Jawa Barat 16432
: 021-7521422 / 081808040461
Riwayat Pendidikan
1992-1998 : SD Negeri Depok Baru V
1998-2001 : SLTP Negeri 2 Depok
2001-2004 : SMU (Plus) Muthahhari Bandung
2004-2008 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
6
ABSTRACT
The relation between budgetary participation and budgetary slack has
been examined in several accounting studies with conflicting result. The
conflicting result may reflect the influence of contingency variable. The purpose
of this study is to identify the impact of budgetary participation to budgetary
slack. Organizational commitment as moderating variable is used in this study
too. Both budgetary participation and Organizational commitment might be
important factor in explaining managers propensities to create budgetary slack.
Primary data is used in this research in order to identify the impact of
organizational commitment to the relation between budgetary participation and
budgetary slack. The responses of 35 managers of lower and top management
from insurance company at DKI Jakarta analyzed by examining the multiple
regression method with SPSS program version 16.0 for windows. The result of
this research indicated that budgetary participation has no impact to budgetary
slack. Yet, organizational commitment has no effect to the relation between
budgetary participation and budgetary slack either.
Keywords: budgetary participation, budgetary slack, organizational commitment
7
ABSTRAK
Telah banyak dilakukan penelitian tentang hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran. Namun hasil yang ditemukan masih tidak
konsisten. Hasil tersebut mungkin saja dipengaruhi oleh variable kontinjen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran sebagai
terhadap senjangan anggaran dan pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel
moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapatkan melalui kuesioner. Respon dari 35 manajer tingkat menengah dan atas
dari perusahaan asuransi di wilayah DKI Jakarta diolah dengan metode analisis
regresi berganda menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa partisipasi anggaran tidak mempengaruhi
timbulnya senjangan anggaran. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa komitmen
organisasi sebagai variable moderating tidak memiliki pengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Kata kunci: partisipasi anggaran, senjangan anggaran, komitmen organisasi
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala
kemudahan, rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, dalam menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa dihaturkan
keharibaan Rasulullah Muhammad SAW, yang mengantarkan umatnya menuju
zaman yang serba beradab dan penuh dengan pencerahan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada kesempatan ini penulis begitu bersyukur pada Allah SWT yang
begitu banyak memberikan petunjuk, rahmat, hidayah, dan ampunanNya kepada
penulis, ucapan terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada :
1. Bapak dan Mamah tercinta, terima kasih atas kasih sayang yang tidak pernah
habis yang selalu tercurah dalam senyuman, nasihat, dan doa-doa Bapak dan
Mamah. Terima kasih karena selalu memberikan semangat. Terima kasih atas
pengampunan dan kesabaran yang tiada habisnya atas kenakalan yang indah
perbuat. Skripsi ini indah persembahkan untuk Bapak dan Mamah sebagai
tanda bakti yang mungkin tidak sebanding dengan semua yang Bapak dan
Mamah berikan untuk indah selama ini. Love you Mah, Pak......
2. Ibu DR. Wiwik Utami, SE., Ak., MSi. selaku Dosen Pembimbing 1 yang
senantiasa setia meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan
bimbingan selama penyusunan skripsi ini (makasih ya bu, atas semua ilmu dan
9
waktu yang telah ibu berikan). Semoga ibu dan keluarga dilimpahkan rahmat
dan hidayah oleh Allah SWT.
3. Bapak Afif Sulfa SE., Ak., Msi, selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu
membantu penulis menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan
skripsi ini (makasih ya Pak, karena selalu membantu saya walaupun jarang
bimbingan). Semoga Bapak dan keluarga dilimpahkan rahmat, hidayah, dan
selalu berada dalam Lindungan-Nya.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
yang berjuang demi kemajuan jurusan Akuntansi.
6. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap bantuan pancaran
ilmu kepada penulis, semoga menjadi amal jariah yang bermanfaat.
7. Kakak-kakakku yang tersayang, terima kasih atas dukungannya. Terima kasih
udah jadi ”reminder” indah supaya cepet nyelesain skripsi. Hehehe....
8. Semua keponakanku yang lucu-lucu, terima kasih selalu menjadi obat disaat
tante indah cape’. Kalian malaikat-malaikat kecil yang hebat!! Love you all...
9. Nyndi, Devi, Ican, Rio...teman-teman seperjuangan. Makasih banget atas
kebersamaannya. Geregetan bareng di sidang kompre ( Alhamdulillah Qta
lulus semua...Yeah!!). Trus wisuda bareng deh..hehehe...Friendship forever
lah poko’nya. Kapan Qta going crazy lagi? Hehehe;)
10
10. Dulimar Girls, sahabatku sejak SMA, walaupun Qta udah misah-misah
kuliahnya tapi dukungan dari kalian masih kerasa banget. Asih ’n Anggie,
thanks banget yah selalu mau jadi ”tong sampah” disaat indah butuh ngeluapin
semua perasaan...seneng, sedih, gundah, disaat indah kehilangan motivasi,
kalian terus ada dan ngembaliin semuanya back to the track lagi. Sarah, Melly
yang berhasil bikin indah semangat buat ngerjain skripsi karena ngeliat kalian
udah kerja (enak deh udah punya penghasilan sendiri, hehe). Ita, dOo, Hany,
Inaki, dan Tata yang selalu ada dihati indah dimanapun indah berada. Hmmm
kangen banget sama kalian semuaaa....You’re the best in my life.
11. Ksatria pelipur lara-ku, yang selalu bersedia mengerti dan terus ngasih
semangat. Makasih ya....
12. Ani, Diego, Rifka, Nisa, Denok.....makasih ya udah ngebantuin indah belajar
dan ngasih semangat buat persiapan kompre. Diskusi di perpus lt.7 sampe
sore, trus minjemin catetan-catetannya (sangat berguna sekali). Makasih yak!;)
13. Simply’ers, yang udah mau ngertiin keterbatasan waktu yang masih jadi
masalah indah selama proses pengerjaan skripsi. Thanks ya Be...Dwi
juga...Sukses buat Qta semua! Amiin...
14. Hanaaa....teman pertama indah di UIN, ga nyangka telat di hari gladi resik
buat propesa malah dapet temen. Thanks ya selalu bisa ngebuat indah
ketawa...semangat ya, Sis..
15. Yusar Sagara selaku Ketua Mahasiswa Akuntansi A 2004, makasih banget ya
Sar karena jadi KM yang sigap dan loyal (hehehe). Makasih udah ngebantuin
semua keperluan yang kita butuhkan saat kuliah.
11
16. Teman-teman di kelas Akuntansi A 2004, Rozak, Sanusi, Tia, Eli, Eva, Ida,
Fitri, Haris, Ika, Irvan, Lidya, Ucup, Taufik, Althaf, Tika, Nana, Neneng, Ita,
Putri, Rio, Silky’opa’, Sushe, Wahyu, Wendy, Yahya. Pokoknya makasih
banyak buat semua kebaikan dan persahabatan yang hangat. Semoga ukhuwah
ini ga pernah putus. Amiin....
17. Teman-teman di kelas Akuntansi Manajemen, terima kasih banyak atas
kerjasama dan persahabatannya. Semoga kita semua dapat meraih cita-cita
kita dan menjadi anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang tua.
Amiin..
18. Terima kasih buat semua pihak yang sudah bersedia membantu indah ketika
menyebar kuesioner. Makasih banyak...
Terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada segenap
pihak yang begitu banyak membantu banyak hal dalam hidup dan kehidupan
penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi
rasa hormat, cinta, dan terima kasih yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis sangat menyadari berbagai
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis nantikan demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Jakarta, November 2008
Penulis
12
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................ iv
ABSTRACT.................................................................................................... v
ABSTRAK...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian........................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Anggaran………………………………………………..... 8
2. Partisipasi Anggaran………………………………........... 12
3. Senjangan Anggaran……………………………............... 15
4. Komitmen Organisasi……………………………………. 17
B. Kerangka Pemikiran……………………………………........ 21
C. Perumusan Hipotesis………………………………………... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 23
B. Metode Penentuan Sampel...................................................... 23
C. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 23
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Partisipasi Anggaran)…………… 24
2. Variabel Dependen (Senjangan Anggaran)...................... 25
3. Variabel Moderating (Komitmen Organisasi)………….. 26
E. Metode Analisis Data.............................................................. 26
1. Statistik Deskriptif............................................................ 26
13
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas................................................................. 27
b. Uji Reliabilitas............................................................. 28
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas................................................... 28
b. Uji Heteroskedastisitas................................................ 29
c. Uji Normalitas............................................................. 30
4. Uji Hipotesis
a. Regresi Linier……………………………………….. 30
b. Uji Koefisien Determinasi…………………………... 31
c. Uji t………………………………………………….. 32
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian.................................. 33
B. Analisis Deskriptif................................................................... 35
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas...................................................................... 43
2. Uji Reliabilitas.................................................................. 47
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas......................................................... 49
2. Uji Heteroskedastisitas...................................................... 50
3. Uji Normalitas................................................................... 52
E. Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Linier……………………………………….. 53
2. Uji t……………………………………………………… 54
3. Uji Koefisien Determinasi………………………………. 57
F. Hasil Uji Hipotesis.................................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan.............................................................................. 62
B. Implikasi.................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
4.1 Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta……………… 35
4.2 Gambaran Distribusi Kuesioner………………………………. 36
4.3 Daftar Distribusi Pengiriman…………………………………. 37
4.4 Jenis Kelamin…………………………………………………. 38
4.5 Usia Responden………………………………………………. 38
4.6 Latar Belakang Pendidikan…………………………………… 39
4.7 Tingkat Jabatan Responden…………………………………… 41
4.8 Lama Bekerja di Perusahaan…………………………………. 42
4.9 Lama Menduduki Jabatan…………………………………….. 42
4.10 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran (pa)………………… 44
4.11 Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (sa)............................ 45
4.12 Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi (ko)……………….. 46
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggaran (pa)……………… 47
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Senjangan Anggaran (sa)......................... 48
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi (ko)…………….. 49
4.16 Hasil Uji Multikolinieritas Partisipasi Anggaran (pa) dan
Komitmen Organisasi (ko)……………………………………. 50
4.17 Hasil Uji t………………………………………………........... 54
4.18 Hasil Uji F…………………………………………………….. 56
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)......................................... 57
4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Partisipasi Anggaran
(totalpa) dan Senjangan Anggaran (totalsa)............................... 58
15
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Model Penelitian....................................................................... 21
2.2 Model Penelitian………………………………………........... 22
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas.................................................... 51
4.2 Hasil Uji Normalitas................................................................. 52
16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Keterangan
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabel Jawaban Kuesioner
Lampiran 3 Hasil Uji Kualitas Data
Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perencanaan dan pengendalian merupakan hal krusial yang sangat
diperlukan dalam menjalankan suatu organisasi atau perusahaan. Pada
organisasi atau perusahaan yang masih kecil, perencanaan dan pengendalian
dapat dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan melalui pengamatan dan
observasi fisik. Ini dianggap sudah memadai karena ruang lingkup yang harus
dikendalikan masih terbatas. Namun jika suatu organisasi atau perusahaan
telah semakin berkembang, maka perencanaan dan pengendalian secara
langsung makin sulit dilaksanakan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan
cara lain untuk melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap
perusahaannya. Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan
adalah anggaran. Kemudian dalam akuntansi manajemen, anggaran juga
merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengendalian manajemen.
Anggaran yang dibuat harus selaras dengan tujuan perusahaan secara
umum dan saling mendukung tujuan dari masing-masing divisi perusahaan
secara khusus. Anggaran berisikan tindakan-tindakan atau langkah-langkah
apa yang akan ditempuh untuk merealisasikan tujuan tersebut. Dengan kata
lain, anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan di masa mendatang
yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan.
18
Pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan membutuhkan
peran semua individu yang ada dalam perusahaan karena tujuan organisasi
merupakan alat untuk menyatukan semua unsur yang ada dalam organsisasi.
Pada dasarnya proses penyusunan anggaran merupakan proses
penetapan peran bagi setiap manajer dalam perusahaan. Dalam hal ini,
manajer diberi peran untuk melaksanakan kegiatan pencapaian sasaran yang
ditetapkan oleh anggaran. Sehingga proses dalam penyusunan anggaran
melibatkan berbagai tingkatan manajemen mulai dari manajemen tingkat atas
(top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level
management). Selanjutnya, timbul pertanyaan bagaimana caranya untuk
menghasilkan anggaran yang efektif. Untuk menciptakan anggaran yang
efektif, manajer tingkat atas memerlukan estimasi yang dapat dipercaya
tentang kondisi yang akan datang dari para manajer di tiap lapisan divisi
perusahaan. Namun jika bawahan menyerahkan nilai estimasi yang tidak
tepat, maka akan tercipta senjangan anggaran. Senjangan anggaran diartikan
sebagai tindakan yang disengaja dalam melakukan estimasi anggaran yang
memudahkan bawahan untuk mencapai anggaran tersebut (Nouri dan Parker,
1996).
Senjangan anggaran diciptakan dengan menyatakan terlalu rendah
pendapatan dan menyatakan terlalu tinggi biaya. Estimasi yang tidak tepat ini
dapat mengurangi efektivitas penganggaran dalam perencanaan dan
pengendalian perusahaan. Para peneliti akuntansi menemukan bahwa tingkat
19
senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk besarnya
peran atau partisipasi bawahan di dalam proses penyusunan anggaran.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Orsi (1973),
Camman (1976), Merchant (1985), Dunk (1993), dan Stevens (2002)
menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat
mengurangi senjangan anggaran. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw
(1968), Young (1985) dan Lukka (1988) berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan Orsi, Camman, Merchant, dan Dunk. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran
mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi dalam proses
penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan senjangan anggaran.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang
masih saling bertentangan mengenai hubungan antara partisipasi anggaran
dengan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin
karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya,
memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi untuk mengevaluasi
keefektifan hubungan antara dua variabel (misalnya hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial) dengan menggunakan
variabel kontekstual sebagai variabel moderating. Dalam hal ini, variabel
kontekstual yang digunakan sebagai variabel moderating adalah komitmen
organisasi.
20
Komitmen organisasional merupakan komitmen dari masing-masing
individu dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk bersikap loyal/tidak
loyal terhadap perusahaan. Individu yang mempunyai komitmen yang tinggi
akan berpandangan positif dan berusaha melakukan yang terbaik bagi
organisasi (Porter et al., 1974 ; Angle dan Perry, 1981). Dengan komitmen
organisasi yang tinggi, senjangan anggaran dapat dihindari. Tetapi jika
komitmennya rendah, senjangan anggaran dapat terjadi. Karena individu
dengan komitmen organisasi rendah mempunyai kecenderungan untuk
mementingkan kepentingan diri sendiri diatas kepentingan organisasi.
Belianus P. Latuheru (2005) melakukan penelitian mengenai
hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran dengan
memasukkan variabel komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Hasilnya menunjukkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh
negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran. Semakin besar komitmen organisasi tiap individu yang
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan menurunkan
kecenderungan melakukan senjangan anggaran.
Namun Belianus P. Latuheru (2005) pada penelitiannya menyatakan
bahwa masih ada keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitiannya
tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang
sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Sampel yang
digunakan dalam penelitian hanya berasal dari perusahaan manufaktur yang
21
berada di suatu kawasan industri. Hal ini membatasi kemampuan generalisasi
hasil penelitian.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran untuk generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini
variabel komitmen organisasi tetap diajukan sebagai variabel moderating
pada hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Akan
tetapi, kali ini sampel yang akan digunakan berasal dari perusahaan
nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI
Jakarta. Karena seperti yang dinyatakan oleh Mia dan Goyal (1991) bahwa
dalam situasi yang kompetitif, penggunaan anggaran oleh industri jasa
ataupun sektor publik, bisa berbeda dengan perusahaan manufaktur.
Penelitian ini kembali menguji apakah komitmen organisasi sebagai variabel
moderating berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul ” Analisis Pengaruh
Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen
Organisasi sebagai Variabel Moderating ”.
22
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang
diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh secara langsung terhadap
senjangan anggaran?
2. Apakah komitmen organisasi sebagai variabel moderating mempunyai
pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menguji pengaruh partisipasi anggaran secara langsung terhadap
senjangan anggaran.
2. Menguji pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Penulis
Dapat menyadari kemungkinan adanya hubungan penting antara
partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan
anggaran.
23
2. Organisasi/Perusahaan
Memberikan kontribusi praktis untuk organisasi/perusahaan yang
menerapkan partisipasi penyusunan anggaran para manajer dalam
mencapai tujuan organisasi.
3. Pihak Lain
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori atau literatur
akuntansi, khususnya akuntansi manajemen dan akuntansi keperilakuan.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Anggaran
Anggaran merupakan bagian dari rencana perusahaan yang
diwujudkan dalam bentuk rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.
Menurut Anthony, Robert N. et al. (1998 : 374) dalam buku management
control systems, anggaran:
“ a budget is management plan, with the implicit assumption that
positives steps will be taken by the budgeter the manager who
prepares the budget to make actual events correspond to the plan;
where a forecast is merely a prediction of what will must likely
happen, carrying no implication that the forecaster will attempt shap
events that the forecast will be realized”.
Ellen Christina, M. Fuad dkk (2001 : 1) dalam buku Anggaran
Perusahaan menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan
unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
(periode) tertentu dimasa yang akan datang.
Anggaran, yang dikemukakan Hansen dan Mowen (2006 : 355) dalam
buku Management Accounting, adalah rencana keuangan untuk masa depan
yang mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapainya. Anggaran dalam perusahaan berfungsi sebagai alat untuk
menentukan sasaran, alat pengendalian, dan sebagai salah satu alat untuk
menilai kinerja manajer (Rahayu, 1997).
25
Menurut Anthony dan Reece (1989) dalam jurnal Surya Pratolo
(2002), anggaran atau budget merupakan suatu pernyataan formal secara
kuantitatif dari suatu perencanaan manajemen dalam bentuk finansial yang
menunjukkan sumber dan penggunaan sumber daya suatu organisasi dalam
jangka waktu tertentu, dari suatu kebijaksanaan yang harus dicapai dalam
periode tersebut dengan maksud untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Karakteristik anggaran menurut Anthony, Robert N. et al. (1998),
yaitu:
a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter).
b. Mencakup kurun waktu tertentu hingga 1 (satu) tahun.
c. Isinya menyangkut komitmen manajer, yaitu kesediaan manajer
untuk memeriksa tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang
telah dianggarkan.
d. Jika sudah disahkan, anggaran tersebut tidak dapat diubah
(kecuali dalam hal khusus yang dianggap luar biasa).
e. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik
dan penyimpangan yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.
Jenis-jenis anggaran (Shim dan Siegel, 2001):
a. Anggaran Operasi (operating budget)
Anggaran yang digunakan untuk menghitung biaya produk yang
diproduksi atau jasa yang dihasilkan. Anggaran ini memeriksa
aspek manufaktur dan operasi bisnis.
26
b. Anggaran Keuangan (financial budget)
Digunakan untuk memeriksa kondisi keuangan dari
divisi/departemen, yaitu dengan memeriksa rasio aktiva terhadap
kewajiban (assets to liabilities), arus kas, modal kerja,
profitabilitas, dan statistik lainnya yang berhubungan dengan
kesehatan keuangan.
c. Anggaran Kas (cash budget)
Digunakan utnuk perencanaan dan pengendalian terhadap kas.
Anggaran ini membandingkan rasio perkiraan arus kas masuk
terhadap arus kas keluar untuk periode waktu tertentu. Anggaran
kas membantu manajer untuk memelihara saldo kas supaya
seimbang dengan kebutuhan bisnis, menghindari kas yang tidak
terpakai dan dari kemungkinan kekurangan kas.
d. Anggaran Pengeluaran Modal (capital expenditure budget)
Berisikan proyek-proyek jangka panjang dan modal (aktiva tetap
seperti pabrik dan peralatan) yang harus dibeli. Estimasi biaya
proyek dan waktu pengeluaran modal juga terdapat didalamnya.
Periode anggaran biasanya meliputi 3 sampai 10 tahun.
e. Anggaran Suplemental (supplemental budget)
Memberikan pendanaan tambahan untuk item-item yang tidak
termasuk dalam anggaran reguler.
27
f. Anggaran Inkremental (incremental budget)
Mengukur kenaikan anggaran dalam dolar atau persentase tanpa
mempertimbangkan anggaran keseluruhan.
g. Anggaran Bracket (bracket budget)
Merupakan rencana kontinjensi dimana biaya diprediksi pada
jumlah yang lebih tinggi dan lebih rendah daripada angka
dasarnya (base figure).
h. Anggaran Stretch (stretch budget)
Merupakan anggaran yang optimistis dan biasanya digunakan
untuk penjualan yang diproyeksikan tinggi pencapaiannya.
Anggaran ini sangat jarang digunakan untuk menghitung biaya.
Namun, bila proyeksi biaya dibuat, proyeksi ini harus berdasarkan
pada target penjualan anggaran standar.
i. Anggaran Strategis
Mengintegrasikan perencanaan strategis dan pengendalian
penganggaran. Anggaran ini berguna dalam periode yang tidak
menentu dan tidak stabil.
j. Anggaran Target
Merupakan rencana yang mengkategorikan pengeluaran-
pengeluaran utama dan menyesuaikannya dengan tujuan
divisi/departemen.
28
Menurut Ellen Christina, M. Fuad dkk (2001 : 1) dalam buku
Anggaran Perusahaan, ada 4 (empat) tahap dalam proses penyusunan
anggaran:
a. Penetapan sasaran oleh manajer tingkat atas.
b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah.
d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah.
2. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan suatu pernyataan formal yang dibuat
oleh manajemen tentang rencana-rencana yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang dalam suatu periode tertentu yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut (Hanson,
1966). Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan partisipasi dalam
penganggaran sebagai keikutsertaan manajer bawahan untuk ikut serta dalam
proses penyusunan anggaran dan mempertanggungjawabkannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Partisipasi dalam penganggaran secara luas pada dasarnya merupakan
proses organisasional, dimana para anggota organisasi ikut serta dan
mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang berkepentingan
29
dengan mereka. Milani (1975) mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai
tingkat dimana bawahan diizinkan untuk terlibat dalam aktivitas penentuan
anggaran dan diskusi yang berkaitan dengan anggaran. Tingkat keikutsertaan
dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan anggaran merupakan faktor
utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dan nonpartisipatif.
Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran merupakan suatu cara efektif
untuk menciptakan keselarasan tujuan (goal congruence) setiap pusat
pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi dalam
proses penyusunan anggaran adalah cara efektif untuk menyelaraskan tujuan
pusat pertanggungjawaban terhadap tujuan organisasi secara menyeluruh. Hal
ini akan meningkatkan kreativitas dan moral yang tinggi diseluruh tingkatan
manajer.
Apabila manajer ikut serta berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran, maka para manajer akan lebih memahami masalah-masalah yang
mungkin akan timbul pada proses pelaksanaan anggaran. Menurut Linquist
(1995) ada 4 (empat) kategori partisipasi dalam proses pelaksanaan anggaran,
yaitu:
a. Low Participation.
Manajemen puncak dalam proses penganggaran berpartisipasi dan
membuat keputusan sendiri dengan informasi yang layak tanpa
melibatkan bawahannya.
30
b. Middle Point Participation.
Manajemen puncak memperoleh informasi dari subordinate atau
bawahan dan membuat keputusan yang mungkin atau tidak
merefleksikan pengaruh dari hasil informasi bawahan tersebut.
c. Higher Point Participation.
Superior dan bawahan bersama-sama menganalisa masalah, mengambil
keputusan dan memecahkan masalah dalam organisasi.
d. Highest Point Participation.
Partisipasi yang sangat tinggi, melibatkan seluruh karyawan yang
dibolehkan untuk membuat keputusan sendiri.
Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran akan menimbulkan
inisiatif bagi mereka untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan
kebersamaan dan merasa memiliki sehingga kerjasama diantara anggota
organisasi dalam mencapai tujuan juga ikut meningkat (Siegel dan Marconi,
1989). Efektivitas pelaksanaan anggaran akan terwujud bila didukung oleh
orang-orang, baik para manajer maupun karyawan yang ada dalam organisasi.
Munculnya rasa tanggung jawab pada manajer level bawah dapat lebih
memperkuat kreativitas. Lebih lanjutnya, Hansen dan Mowen (1995),
menyatakan bahwa apabila manajer lebih bawah diberi kesempatan
menyusun anggaran, maka soal budget akan dapat menjadi soal personal dan
akan menghasilkan goal congruence yang lebih besar.
31
3. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran adalah tindakan bawahan menyatakan terlalu
rendah kapabilitas atau kemampuan produktifnya ketika mengusulkan
anggaran (Young, 1985). Dalam bidang ilmu akuntansi, peneliti berargumen
bahwa bawahan berusaha menciptakan senjangan dengan menyatakan terlalu
rendah pendapatan yang diharapkan dan/atau menyatakan terlalu tinggi biaya
yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996). Hal ini disebabkan karena
bawahan tidak ingin menghadapi risiko kegagalan dalam mencapai sasaran
anggaran. Ketika atasan menggunakan anggaran untuk penilaian kinerja,
bawahan memiliki insentif untuk membuat senjangan anggaran ke dalam
anggaran mereka untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian anggaran
(Kren dan Liao, 1988). Atau jika perusahaan melakukan kebijakan pemberian
rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran,
bawahan cenderung memberikan informasi yang bias atau menciptakan
senjangan agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards
berdasarkan pencapaian anggaran. Karena kegagalan mencapai sasaran
anggaran akan mempengaruhi penilaian atasan terhadap dirinya (Shaw, 1968
; Lukka, 1988).
Anthony et al. (1992: 447-448), menyatakan bahwa pembuat anggaran
mempunyai kecenderungan untuk merendahkan pendapatan dan meninggikan
anggaran pengeluaran, kemudian memperkirakan yang terbaik dari jumlah
tersebut. Perbedaan antara jumlah anggaran dan perkiraan yang terbaik itulah
yang disebut slack (senjangan anggaran). Hilton (1994) dan Pramana (2001)
32
mengemukakan ada 3 alasan utama manajer melapis anggaran dengan
senjangan anggaran, 1) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan
mereka akan terlihat bagus dimata atasan jika mereka dapat mencapai
anggarannya, 2) senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi
kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian tak terduga yang terjadi
manajer tersebut dapat melampaui/mencapai anggarannya. Sedangkan, jika
ada kejadian yang tidak terduga maka ia dapat menggunakan senjangan
anggaran untuk mengurangi kejadian tersebut dan mungkin masih dapat
mencapai anggarannya, dan 3) bahwa rencana anggaran selalu dipotong
dalam proses pengalokasian sumber daya.
Penciptaan senjangan anggaran bisa juga dipicu oleh perilaku komite
anggaran, yang karena keterbatasan sumber daya sering memotong anggaran
yang diajukan manajer (Rahayu, 1997: 180). Hal ini disebabkan berdasarkan
perjalanan anggaran yang diajukan akan dipotong , maka manajer
mengajukan anggaran dengan jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
sebenarnya diperlukan. Tujuannya adalah agar setelah dipotong, dialokasi
anggaran yang diterimanya sesuai dengan yang diperlukan. Untuk mengatasi
hal ini, komite anggaran harus bisa mengalokasikan sumber daya secara adil,
sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi/departemen.
Peningkatan atau penurunan senjangan anggaran tergantung pada
sejauh mana individu lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri atau
bekerja demi kepentingan organisasinya yang merupakan aktualisasi dari
tingkat komitmen yang dimilikinya. Nouri dan Parker (1996), berpendapat
33
bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah
individu memilih untuk mengejar kepentingan organisasinya. Menurut
mereka, komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan
partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan
senjangan anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen karyawan
terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah tingkat intensitas seseorang untuk
mengidentifikasikan dirinya serta tingkat keterlibatannya dalam organisasi
(Rosidi, 2000). Bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi
yang tinggi, akan memberikan dedikasi yang optimal agar tercapai tujuan
organisasi. Sebaliknya, individu atau karyawan dengan komitmen organisasi
rendah akan memberikan perhatian yang rendah pula pada pencapaian tujuan
organisasi. Malah mereka cenderung berusaha untuk memenuhi kepentingan
pribadi mereka.
Menurut Fink (1992), komitmen mempunyai 3 (tiga) dimensi yaitu
identifikasi dengan kerja, identifikasi dengan rekan kerja, dan identifikasi
dengan organisasi. Komitmen organisasional adalah identifikasi rasa,
keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya
atau unit organisasi yang ditunjukkan melalui sikap penerimaan, keyakinan
yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah organisasi serta adanya
34
dorongan kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi (Gibson et al., 1997 ; Mowday et al., 1982).
Robinson (1996) menyatakan yang dimaksud dengan komitmen
organisasi adalah:
1. Suatu keadaan atau derajat sejauh mana seseorang karyawan memihak
pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan-tujuannya serta
memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh
demi kepentingan organisasi dan atau profesi.
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan
atau profesi.
Mowday, Porter, dan Treers (1982) mengemukakan komitmen
organisasi akan terbangun bila masing-masing individu mengembangkan 3
(tiga) sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi, yaitu:
a. Identification
Pemahaman atau penghayatan dari tujuan organisasi.
b. Involvement
Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa
pekerjaannya adalah menyenangkan.
c. Loyality
Perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerja dan tempat tinggal.
35
Nouri dan Parker (1990) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa di
dalam anggaran pertisipatif, tingkat komitmen organisasi seseorang
mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan senjangan anggaran.
Aspek-aspek komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Luthans (1998),
yaitu: (a) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dalam
organisasinya, (b) kerelaan untuk sungguh berusaha demi kepentingan
organisasi, serta (c) keyakinan yang kuat dan menerima nilai dan tujuan
organisasi.
Ada tiga jenis komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Meyer et
al., 1993, yaitu:
a. Affective commitment.
Komitmen ini muncul karena adanya keinginan. Komitmen dipandang
sebagai suatu sikap, yaitu suatu usaha individu untuk
mengidentifikasikan dirinya pada organisasi beserta tujuannya.
Karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan
emosional. Jadi karena dia memang menginginkannya (want to).
b. Continuance commitment.
Muncul karena kebutuhan akan gaji dan keuntungan-keuntungan lain
dan memandang bahwa komitmen sebagai suatu perilaku, yaitu terjadi
karena adanya suatu ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang
telah dilakukan dalam organisasi pada masa lalu dan hal itu tidak dapat
ditinggalkan karena akan merugikan. Jadi dia memang
membutuhkannya (need to).
36
c. Normative commitment.
Timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi
anggota organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan.
Jadi karena dia merasa berkewajiban (ought to).
Meyer menegaskan bahwa seseorang bisa mempunyai pemahaman
yang lebih bagus mengenai hubungan karyawan dengan organisasi ketika
ketiga bentuk komitmen dipertimbangkan bersama-sama.
Komitmen dapat timbul karena adanya suatu keinginan yang kuat
untuk mempertahankan keinginan dirinya dalam organisasi dan bersedia
untuk melakukan usaha yang tinggi bagi pencapaian organisasi dan timbul
pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan
organisasi (Porter et al., 1974).
Komitmen juga dapat timbul karena adanya suatu keyakinan dan
dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh
organisasi (Mowday et al., 1979). Komitmen organisasi merupakan
keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya
atau unit organisasinya. Karena loyalitas tersebut maka seorang pekerja akan
rela untuk bekerja melebihi apa yang seharusnya ia kerjakan. Berarti
memunculkan suatu perilaku yang melebihi perannya (Shore dan Wayne,
1993 ; O’Reilly dan Chatman, 1986).
Bagi individu dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi,
pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, individu
dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhantian rendah pada
37
pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan
pribadi. Komitmen akan membuat organisasinya lebih produktif dan
profitable (Luthans, 1998).
Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik
sehingga kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Akan
tetapi, individu dengan komitmen organisasi yang rendah cenderung
mementingkan dirinya sendiri, tidak memiliki keinginan untuk menjadikan
organisasinya ke arah yang lebih baik sehingga sangat kemungkinan terjadi
senjangan anggaran jika individu tersebut terlibat dalam penyusunan
anggaran akan lebih besar. Dengan kata lain, porsi komitmen seorang
individu pada organisasi sangat menentukan peningkatan dan/atau penurunan
senjangan anggaran.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran, komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Gambar 2.1
Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran secara
Langsung terhadap Senjangan Anggaran
Partisipasi Anggaran
Senjangan Anggaran
38
Gambar 2.2
Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran Dimana Komitmen Organisasi
sebagai Variabel Moderating
C. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Partisipasi anggaran berpengaruh langsung secara signifikan terhadap
senjangan anggaran.
Ha2: Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan
anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Partisipasi Anggaran
Komitmen Organisasi
Senjangan Anggaran
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan korelasional
antara partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan senjangan
anggaran sebagai variabel dependen dimana memiliki kemungkinan
hubungan tersebut dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu komitmen organisasi
sebagai variabel moderating.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan nonmanufaktur, yakni
perusahaan jasa asuransi yang berada di DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
pemilihan sampel non-probabilitas purposive convenience sampling. Sampel
dipilih secara tidak acak disesuaikan dengan karakteristik yang relevan
dengan tujuan penelitian dan mudah diperoleh, yaitu manajer dan supervisor
disetiap divisi yang ada dimasing-masing perusahaan jasa asuransi di DKI
Jakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
secara langsung. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan
40
menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner berisikan instrumen untuk
masing-masing variabel penelitian disusun untuk menggali informasi lebih
lanjut dari setiap variabel dengan menggunakan pengukuran skala interval.
Setiap ítem pertanyaan terdiri atas tujuh pilihan jawaban, dimulai dari skala 1
sampai dengan 7.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan
kepada para manajer dan supervisor di perusahaan-perusahaan jasa asuransi
di kawasan DKI Jakarta dilakukan secara langsung. Hal lain yang dilakukan
adalah menghubungi responden via telepon untuk konfirmasi lebih lanjut.
Data yang berhasil dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS
16.0 for Windows untuk mendapatkan hasil yang akurat.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Partisipasi Anggaran)
Partisipasi anggaran pada penelitian ini sebagai variabel independen
adalah sejauh mana keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran pada
pusat pertanggungjawaban yang mereka pimpin.
Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keikutsertaan manajer-
manajer pusat pertanggungjawaban dalam hal yang berkaitan dengan
penyusunan anggaran (Govindarajan, 1986). Menurut Hansen dan Mowen
(2006), Anggaran partisipasi memungkinkan para manajer tingkat bawah
untuk turut serta dalam proses pembuatan anggaran. Untuk mengukur tingkat
partisipasi seorang manajer atau bawahan dalam proses penyusunan
41
anggaran, digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975).
Dengan enam butir pertanyaan dengan skala satu (1) menunjukkan tingkat
partisipasi yang rendah dan skala tujuh (7) menunjukkan tingkat partisipasi
yang tinggi. Instrumen Milani (1975) dipilih karena menunjukkan validitas
yang cukup tinggi dan telah banyak digunakan oleh peneliti sebelumnya
seperti Young (1985), Chenhall (1986), Mia (1988), Dunk (1993) serta Nouri
dan Parker (1996). Di Indonesia, instrumen ini telah digunakan oleh Asnawi
(1997), Supomo dan Indriantoro (1998), Fitri (1998), Yuwono (1999) dan
Yetty (2003).
2. Variabel Dependen (Senjangan Anggaran)
Senjangan anggaran dalam penelitian ini sebagai variabel dependen
didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas
produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar
kerjanya (Young, 1985). Sedangkan Anthony dan Govindarajan (1998)
mendefinisikan senjangan anggaran sebagai perbedaan antara anggaran yang
dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik bagi
perusahaan. Untuk mengukur senjangan anggaran digunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan
dimulai dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 7 (sangat setuju).
42
3. Variabel Moderating (Komitmen Organisasi)
Komitmen organisasi dalam penelitian ini sebagai variabel moderating
didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu
agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi (Wiener, 1982). Komitmen organisasi
bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap
organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada di
dalam organisasi serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada
organisasinya (Porter et al., 1974). Dalam penelitian ini komitmen organisasi
diukur dengan menggunakan 9 item pertanyaan yang dikembangkan oleh
Cook dan Wall (1980) dengan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 7
(sangat setuju).
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Metode analisis data dilakukan melalui statistik deskriptif
menjelaskan karakteristik responden dengan menggunakan tabel yang
menggambarkan kisaran teoritis, kisaran frekuensi, dan kisaran persentase.
Analisis data dimulai setelah data terkumpul, dengan langkah
selanjutnya ialah menganalisis data berdasarkan metode analisis yang sesuai
untuk digunakan. Dalam kegiatan analisis dan pengolahan data dilakukan
terhadap setiap kuesioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot
jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel.
43
2. Uji Kualitas Data
Pengumpulan data secara langsung yang dilakukan dengan metode
penyebaran kuesioner sangat bergantung pada kesediaan dan ketelitian
responden dalam mengisi setiap pertanyaan. Namun, setiap kuesioner yang
diisi responden tidak dapat diukur secara langsung keabsahannya. Untuk
itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer yang diperoleh
peneliti akan melakukan uji validitas dan uji realibilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid. Dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, yang validitasnya
tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang
terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan
cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan total skor (Ghozali, 2001). Kriteria yang digunakan valid atau
tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah
0,05 atau sig. < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan
valid, dan jika korelasi skor masing-masing butir pertanyaan dengan
44
total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 atau sig. > 0,05
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika jawaban atau isian seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Hasil uji realibilitas dengan bantuan SPSS nantinya akan menghasilkan
Cronbach Alpha. Jika hasil dari Cronbach Alpha dibawah 0,5 maka
dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan (reliability) yang
relatif rendah. Data dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi jika
hasil dari Cronbach Alpha diatas 0,5 (Ghazali, 2001).
3. Uji Asumsi Klasik
Selain itu penelitian ini juga akan menggunakan uji asumsi klasik
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan sebagai alat
prediksi yang baik, diantaranya:
1) Uji Multikolonearitas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas
(independen) yaitu partisipasi anggaran dan komitmen organisasi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas antara variabel independen dilihat dari nilai (1)
45
variance inflation factor (VIF) dan (2) Tolerance. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dengan kata lain, setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya.
Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Model
regresi dikatakan bebas dari problem multiko jika mempunyai nilai
VIF tidak lebih dari 10 atau VIF < 10, dan angka Tolerance yang
tidak kurang dari 0,10 atau Tolerance > 0,10 (Ghozali, 2001).
2) Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah ada
kesamaan atau ketidaksamaan varian dalam model regresi dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas
dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen, yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Pedoman suatu model regresi bebas dari
heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y pada grafik
scatterplot (Ghozali, 2001).
46
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang
normal atau tidak, karena data diperoleh secara langsung dari pihak
pertama melalui kuesioner. Untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan metode
analisis grafik yang terdiri dari grafik histogram dan grafik normal
probability plot. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal
probability plot karena apabila jika hanya melihat grafik histogram
hasilnya dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang
kecil (Ghazali, 2001). Dalam grafik normal probability plot, data
dikatakan terdistribusi normal jika nilai sebaran atau distribusi data
berada disekitar garis lurus diagonal.
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini mengajukan dua hipotesis, yaitu menguji pengaruh
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dan menguji pengaruh
komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran. Dalam hal ini variabel komitmen organisasi berperan
sebagai variabel moderating.
a. Regresi Linier
Untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini akan
digunakan metode statistik regresi linier sederhana (1). Sementara
pengujian hipotesis kedua akan dilakukan dengan uji interaksi atau
47
sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang
merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier. MRA dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi, yaitu perkalian dua
atau lebih variabel independen (2). Adapun model persamaannya
sebagai berikut :
Y = β0 + β1XPA + e (1)
Y = β0 + β1XPA + β2XKO + β3XPAXKO + e (2)
Dimana :
Y : senjangan anggaran
XPA : partisipasi anggaran
XKO : komitmen organisasi
XPAXKO : interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi
β 1-3 : koefisien regresi
β0 : konstanta
e : errorness
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
48
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghazali, 2001:83).
c. Uji Statistik t
Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui
apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria
berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka varabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan
sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen (Santoso, 2000:168).
49
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa, khususnya jasa asuransi. Disesuaikan
dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti, yakni perusahaan jasa
asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Dari data insurance list di Majalah Media Asuransi Edisi 212 bulan
September 2008 yang berhasil peneliti dapatkan, ada banyak perusahaan jasa
yang bergerak dibidang jasa asuransi di kawasan DKI Jakarta. Akan tetapi,
peneliti mengalami kesulitan dalam penyebaran kuesioner ke perusahaan-
perusahaan tersebut. Peneliti sukar menemukan lokasi dari sebagian besar
perusahaan yang terdapat dalam list yang ada. Juga karena responden yang
dituju adalah para manajer dan supervisor sangat sulit ditemui dan memiliki
kesenggangan waktu yang terbatas. Pada akhirnya peneliti hanya berhasil
mendatangi 21 perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Namun demikian hanya 11 perusahaan yang bersedia menerima kuesioner
yang peneliti ajukan. Metode pemilihan sampel dalam penelitan yang
digunakan adalah metode convenience sampling (berdasarkan kemudahan
dan kesediaan responden).
Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 60
buah kuesioner, yang diberikan kepada manajer dan supervisor yang bekerja
50
di 21 perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta. Penyebaran kuesioner
dilakukan dengan cara mendatangi langsung kantor-kantor perusahaan jasa
asuransi dan ada yang dititipkan melalui teman dan relasi peneliti.
Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan selama sekitar 3 bulan,
dimulai sejak akhir bulan Juli hingga akhir bulan Oktober 2008. Proses
penyebaran dan pengembalian kuesioner menghabiskan waktu panjang
karena tertunda oleh waktu libur dan kesibukan para responden.
Dari 60 eksemplar kuesioner yang disebarkan, hanya sebanyak 35
eksemplar kuesioner atau 60% yang kembali dari total yang dikirim.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 25 eksemplar kuesioner atau 40%
karena perusahaan tidak begitu kooperatif. Maka, kuesioner yang dapat
digunakan dan memenuhi syarat hanya sebanyak 35 kuesioner dengan tingkat
persentase 60%.
Berikut ini adalah tabel yang berisikan daftar perusahaan jasa asuransi di
DKI Jakarta yang menjadi objek penelitian, yaitu terdiri dari asuransi jiwa,
kendaraan bermotor, umum, sosial, dan pialang:
51
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta
No. Nama Perusahaan Klasifikasi
1. AIG Life Insurance Asuransi Jiwa
2. Mega Life Insurance Asuransi Jiwa
3. Bringin Life Insurance Asuransi Jiwa
4. Wana Artha Life Insurance Asuransi Jiwa
5. AXA Mandiri Life Insurance Asuransi Jiwa
6. Asuransi Takaful Asuransi Jiwa
7. Asuransi CIGNA Asuransi Jiwa
8. Jamsostek Asuransi Sosial
9. ACA Asuransi Umum
10. Prudential Life Assurance Asuransi Jiwa
11. Asuransi Ramayana Asuransi Umum
12. Asuransi Astra Asuransi Umum
13. Autocillin Insurance Asuransi Kendaraan Bermotor
14. Asuransi Rama Satria Wibawa Asuransi Umum
15. Bumiputera Asuransi Jiwa
16. Jasaraharja Putera Astor Asuransi Kendaraan Bermotor
17. Commonwealth Life Insurance Asuransi Jiwa
18. Raksa Insurance Asuransi Umum
19. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) Asuransi Umum
20. Rajawali Insurance Asuransi Pialang
21. BGIB Insurance Asuransi Pialang
Sumber: Data primer yang diolah
B. Statistik Deskriptif
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara
langsung (data primer). Responden dalam penelitian ini terdiri dari manajer-
52
manajer, diantaranya adalah Manajer dari divisi Finance, Accounting, Tax,
Operation, Marketing, Sales, dan Human Resource Development (HRD).
Jumlah kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini adalah 60 eksemplar.
Hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Gambaran Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 60 100
Kuesioner yang tidak kembali 25 40
Kuesioner yang kembali
dan dapat diolah 35 60
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 60 kuesioner yang dikirimkan,
kuesioner yang kembali dan dijawab lengkap sehingga dapat diolah adalah
sebanyak 35 kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah respon rate dari
pengembalian kuesioner pada penelitian ini sekitar 60%.
Peneliti mendistribusikan kuesioner kepada 21 perusahaan jasa asuransi
di DKI Jakarta, namun sebanyak 12 perusahaan tidak memberikan respon baik
pada penelitian ini.
53
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Pengiriman
No. Nama Perusahaan Jumlah
1. AIG Life Insurance 7
2. Asuransi Cigna Life 8
3. Prudential Life 8
4. AXA Mandiri Life 2
5. Mega Life 1
6. Wana Artha Life 1
7. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 3
8. Rajawali Insurance Broker 4
9. Asuransi Ramayana 1
Jumlah 35
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.3 dapat ditarik simpulan bahwa sebagian besar kuesioner
yang kembali berasal dari perusahaan jasa asuransi jiwa, yaitu sebanyak 27
eksemplar atau sebesar 77%. Sisanya, sebanyak 8 eksemplar atau sebesar 23%
berasal dari asuransi umum dan pialang.
Kemudian dari daftar pertanyaan umum mengenai identitas responden,
didapatkan data sebagai berikut:
54
Tabel 4.4
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Wanita 16 45,8
Pria 19 54,2
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin Wanita berjumlah 16 orang atau 45,8%. Sedangkan, responden
dengan jenis kelamin Pria berjumlah 19 orang atau 54,2%. Hal ini
menjelaskan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin Wanita dan Pria
hampir berimbang.
Tabel 4.5
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-30 tahun 15 42,8
31-40 tahun 17 48,5
>40 tahun 3 8,7
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
55
Jumlah responden berdasarkan usia responden yang ditunjukkan pada
Tabel 4.5 terdiri dari responden dengan kisaran usia 20-30 tahun sejumlah 15
orang atau 42,8%, responden dengan kisaran usia 31-40 tahun sejumlah 17
orang atau 48,5%, dan responden dengan usia diatas 40 tahun sejumlah 3
orang atau 8,7%. Dari sebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah
manajer dan supervisor di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta sebagai
responden berdasarkan usia responden sebagian besar berusia 20-30 tahun dan
31-40 tahun.
Tabel 4.6
Latar Belakang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D3 7 20
S1 25 71,4
S2 3 8,6
S3 - -
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan latar
belakang pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan Diploma tiga (D3)
sejumlah 7 orang atau 20%, Strata satu (S1) sejumlah 25 orang atau 71,4%,
dan strata dua (S2) sejumlah 3 orang atau 8,6%. Kondisi ini menunjukkan
56
bahwa manajer dan supervisor pada perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta
sebagai responden sebagian besar berpendidikan terakhir Strata satu (S1).
Identitas responden lainnya adalah berdasarkan tingkat jabatan, lama
bekerja di perusahaan, dan lama bekerja pada jabatan yang duduki saat ini.
Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan terdiri dari responden yang
menjabat sebagai manajer finance, accounting, & tax sebanyak 7 orang atau
20%, responden yang menjabat sebagai manajer marketing/sales sebanyak 8
orang atau 22,8%, responden yang menjabat sebagai manajer HRD sebanyak 3
orang 8,5%, responden yang menjabat sebagai manajer operasional sebanyak
8 orang atau 22,8%, dan sisanya adalah responden yang menjabat pada divisi
lainnya sebanyak 9 orang atau 25,9%. Dari sebaran tersebut dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dengan cukup berimbang tersebar ke departemen
finance, accounting, & tax, lalu departemen marketing/sales, dan departemen
operasional. Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut.
57
Tabel 4.7
Tingkat Jabatan Responden
Tingkat Jabatan Frekuensi Persentase (%)
Manajer Finance Accounting, & Tax 7 20
Manajer Marketing/Sales 8 22,8
Manajer HRD 3 8,5
Manajer Operasional 8 22,8
Lainnya 9 25,9
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Selanjutnya jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja di Perusahaan
terbagi menjadi responden dengan lama bekerja antara 1-4 tahun sebanyak 20
orang atau 57,1%, responden dengan lama bekerja antara 5-10 tahun sebanyak
11 orang atau 31,4%, dan responden dengan lama bekerja diatas 10 tahun
sebanyak 4 orang atau 11,5%. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah responden
dalam penelitian ini sebagian besar di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta
yang dijadikan sampel bekerja antara 1-4 tahun lamanya (Tabel 4.8).
58
Tabel 4.8
Lama Bekerja di Perusahaan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-4 tahun 20 57,1
5-10 tahun 11 31,4
>10 tahun 4 11,5
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Kemudian, jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja pada Jabatan
yang diduduki saat ini terbagi menjadi responden dengan lama menjabat
antara 1-3 tahun sebanyak 25 orang atau 71,4% dan responden dengan lama
menjabat diatas 3 tahun sebanyak 10 orang atau 28,6%. Maka dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dalam penelitian ini sebagian besar baru menduduki
jabatan saat ini selama 1-3 tahun (Tabel 4.9).
Tabel 4.9
Lama Menduduki Jabatan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-3 tahun 25 71,4
4-10 tahun 10 28,6
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
59
C. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation,
yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor. Kriteria yang digunakan valid atau tidak
valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi
diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
a. Partisipasi Anggaran
Tabel 4.10 di bawah ini akan menunjukkan hasil uji validitas dari
variabel partisipasi anggaran yang diolah dengan menggunakan
program SPSS versi 16.0 for Windows.
60
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Partisipasi Anggaran (pa)
Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
pa1 0.000 0.840** Valid
pa2 0.000 0.423* Valid
pa3 0.000 0.727** Valid
pa4 0.000 0.846** Valid
pa5 0.000 0.577* Valid
pa6 0.000 0.828** Valid
Sumber: Data SPSS
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.10 di atas seluruh
item pertanyaan untuk variabel partisipasi anggaran yang terdiri dari
enam pertanyaan tersebut adalah valid. Karena memiliki nilai
signifikan di bawah 0,05 (Ghazali, 2001). Dari hasil uji validitas
diperoleh hasil dari nilai Pearson Correlation lebih besar dari 0,3.
Maka dapat dikatakan bahwa item pertanyaan untuk variabel
partisipasi anggaran valid untuk pengujian selanjutnya.
b. Senjangan Anggaran
Hasil dari uji validitas untuk variabel senjangan anggaran akan
ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut ini.
61
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas
Senjangan Anggaran (sa)
Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
sa1 0.000 0.641** Valid
sa2 0.000 0.532** Valid
sa3 0.000 0.500** Valid
sa4 0.000 0.706** Valid
sa5 0.000 0.760** Valid
sa6 0.833 0.037 Tidak Valid
Sumber: Data SPSS
Hasil uji validitas variabel senjangan anggaran yang terdapat
pada Tabel 4.11 menunjukkan tidak seluruh item pertanyaan untuk
variabel senjangan anggaran valid. Satu dari enam pertanyaan, yaitu
item pertanyaan terakhir (sa6) tidak valid karena memiliki nilai
signifikan lebih besar dari 0.05 (sig. = 0.833 > 0.05). Oleh karena itu,
item pertanyaan yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan dari
perhitungan selanjutnya. Adanya satu item pertanyaan yang tidak
valid, tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Yetty (2003) dan Belianus P. Latuheru (2005). Perbedaan hasil dari uji
validitas data ini kemungkinan disebabkan oleh pendapat dari
responden, perbedaan tempat dan waktu, dan jumlah dari responden
dalam penelitian ini.
62
c. Komitmen Organisasi
Hasil dari uji validitas untuk variabel komitmen organisasi dapat
dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas
Komitmen Organisasi (ko)
Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
ko1 0.000 0.705** Valid
ko2 0.000 0.735** Valid
ko3 0.001 0.539** Valid
ko4 0.005 0.468** Valid
ko5 0.000 0.563** Valid
ko6 0.009 0.435** Valid
ko7 0.005 0.460** Valid
ko8 0.001 0.547** Valid
ko9 0.111 0.274 Tidak Valid
Sumber: Data SPSS
Dari Tabel 4.12 di atas dapat dilihat diantara sembilan pertanyaan
terdapat satu item pertanyaan tidak valid, yaitu item pertanyaan
terakhir (ko9), karena memiliki hasil nilai signifikan diatas 0.05 (sig. =
0.111 > 0.05). Maka item pertanyaan tidak valid tersebut harus
dikeluarkan dari perhitungan selanjutnya. Adanya item pertanyaan
63
yang tidak valid tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Belianus P. Latuheru (2005). Perbedaan hasil uji
validitas yang berbeda ini kemungkinan masih sama dengan yang
terjadi pada variabel senjangan anggaran, yaitu karena perbedaan
pendapat responden, tempat dan waktu, juga perbedaan jumlah
responden yang ada pada penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil
yang konsisten meskipun dilakukan pengujian berkali-kali. Hasil uji
realibilitas dengan bantuan SPSS nantinya akan menghasilkan Cronbach
Alpha. Jika hasil dari Cronbach Alpha dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa
data tersebut mempunyai keandalan (reliability) yang relatif rendah.
a. Partisipasi Anggaran
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel partisipasi anggaran
ditunjukkan pada Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Partisipasi Anggaran (pa)
Sumber: Data SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.810 6
64
Berdasarkan Tabel 4.13, variabel partisipasi anggaran dapat
dikatakan reliabel (handal) karena memiliki nilai Cronbach Alpha
0.810 atau lebih dari 0.60 (0.810 > 0.60).
b. Senjangan Anggaran
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel senjangan anggaran
ditunjukkan pada Tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Senjangan Anggaran (sa)
Sumber: Data SPSS
Hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.14 untuk variabel senjangan
anggaran menunjukkan tingkat kehandalan (reliability) yang relatif
tinggi karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60
(0.673 > 0.60).
c. Komitmen Organisasi
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel senjangan anggaran
ditunjukkan pada Tabel 4.15 berikut ini.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.673 5
65
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas
Komitmen Organisasi (ko)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.655 8
Sumber: Data SPSS
Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen organisasi
menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.655 dan dinyatakan
reliabel karena nilainya lebih besar dari 0.60 (0.655 > 0.60).
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas yaitu
partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Model regresi
bebas dari problem multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
dan angka Tolerance mendekati 1 (Ghozali, 2001).
Hasil uji multikolonieritas ditunjukkan pada Tabel 4.16 berikut ini.
66
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Partisipasi Anggaran (pa) dan Komitmen Organisasi (ko)
Variabel Tolerance VIF
Pa 0.985 1.015
Ko 0.985 1.015
Sumber: Data SPSS
Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran
dan komitmen organisasi bebas dari problem multiko. Karena keduanya
memiliki hasil nilai Tolerance 0.985 yang tidak lebih kecil dari 0.1 dan
nilai VIF 1.015 yang tidak lebih besar dari 10.
2. Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varian dari
model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu
model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu
Y (Ghozali, 2001). Berikut ini Gambar 4.1 untuk memperlihatkan hasil uji
heterokedastisitas.
67
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data SPSS
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
senjangan anggaran berdasarkan masukan variabel independen partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel moderat.
68
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang normal
atau tidak, karena data diperoleh secara langsung dari pihak pertama
melalui kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal
probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data
berada disekitar garis lurus diagonal. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat
dalam Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data SPSS
69
Hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada grafik normal
probability plot di atas titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, hal ini
menunjukkan bahwa sebaran data terdistribusi normal dan model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
E. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode regresi linier sederhana dan berganda. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan pengaruh variabel partisipasi anggaran sebagai variabel
independen terhadap variabel senjangan anggaran sebagai variabel dependen.
Dan untuk mengetahui apakah hubungan yang dimiliki variabel partisipasi
anggaran dan variabel senjangan anggaran akan semakin kuat akibat adanya
moderasi dari variabel komitmen organisasi.
1. Uji Regresi Linier
Untuk pengujian hipotesis peneliti menggunakan Moderated
Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi
berganda linier. Metode ini biasa digunakan dalam penelitian yang
menyertakan variabel moderat. Hasil dari uji MRA (uji interaksi), dapat
dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini.
70
Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Linier (Uji t)
Senjangan Anggaran (Y,totalsa), Partisipasi Anggaran (X,totalpa),
dan Komitmen Organisasi (X,moderat,totalko)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.078 23.946 .546 .589
totalpa .460 .827 .714 .556 .582
totalko .302 .514 .492 .587 .562
moderat -.007 .018 -.562 -.391 .699
a. Dependent Variable: totalsa
Sumber: Data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.17, nilai probabilitas untuk variabel partisipasi
anggaran (totalpa) adalah 0.582. Karena nilai probabilitas yang melebihi
0.05 (sig. =0.582 > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa variabel partisipasi
anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, yaitu
senjangan anggaran. Akan tetapi, dapat dijelaskan bahwa hubungan yang
terjadi antara variabel partisipasi anggaran terhadap variabel senjangan
anggaran adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai t yang muncul pada
Tabel 4.17, yaitu t = 0.556. Tidak ada tanda minus pada skor t
menunjukkan hubungan positif antara variabel partisipasi anggaran dengan
variabel senjangan anggaran. Oleh karena nilai sig. yang didapat melebihi
0.05 atau dapat dikatakan tidak signifikan maka pernyataan hipotesis
71
pertama (Ha1), “ Partisipasi anggaran berpengaruh langsung secara
signifikan terhadap senjangan anggaran”, ditolak.
Dari tampilan Tabel 4.17 dapat dilihat juga bahwa hasil nilai
probabilitas yang didapat menunjukkan bahwa hasil variabel moderat yang
merupakan hasil interaksi antara variabel partisipasi anggaran dan variabel
komitmen organisasi adalah tidak signifikan karena nilai probabilitas lebih
besar dari 0.05 (sig. = 0.699 > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi
antara variabel partisipasi anggaran dan variabel komitmen organisasi juga
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel senjangan anggaran. Namun
demikian dari hasil uji t yang didapat, yaitu t = - 0.391, maka dapat
dijelaskan bahwa hasil interaksi antara variabel partisipasi anggaran
dengan variabel komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
variabel dependen, yaitu senjangan anggaran. Dengan kata lain, eksistensi
variabel komitmen organisasi dapat mengubah hubungan, walaupun tidak
secara signifikan, antara variabel partisipasi anggaran dengan variabel
senjangan anggaran menjadi hubungan negatif. Meskipun demikian,
berdasarkan nilai probabilitas yang melebihi 0.05 sehingga dapat
dikatakan tidak signifikan maka pernyataan hipotesis kedua (Ha2), “
Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan
anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating”,
ditolak.
72
Tabel 4.18
Hasil Uji Regresi Linier (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44.808 3 14.936 .801 .503a
Residual 577.935 31 18.643
Total 622.743 34
a. Predictors: (Constant), moderat, totalko, totalpa
b. Dependent Variable: totalsa
Sumber: Data SPSS
Uji ANOVA atau Uji F pada Tabel 4.18 didapat nilai F hitung
sebesar 0.801 dengan probabilitas 0.503. Karena probabilitas jauh lebih
besar dari 0.05 (sig. = 0.503 > 0.05) maka model regresi linier tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel senjangan anggaran atau dapat
dikatakan bahwa variabel partisipasi anggaran yang berinteraksi dengan
variabel komitmen anggaran (variabel moderat) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel senjangan anggaran. Kondisi ini, seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya, menolak hipotesis kedua (Ha2).
73
Tabel 4.19
Hasil Uji Regresi Linier (Uji R2)
Sumber: Data SPSS
Tampilan Tabel 4.19 didapat nilai R2
sebesar 0.072, hal ini berarti
variabel partisipasi anggaran, variabel komitmen organisasi, serta variabel
moderat yang merupakan hasil interaksi variabel partisipasi anggaran dan
variabel komitmen organisasi hanya memiliki kemampuan sebesar 7.2%
dalam menjelaskan variabel senjangan anggaran. Sisanya, variabel
senjangan anggaran dapat dijelaskan lebih jauh oleh variabel lainnya yaitu
sebesar 92.8%. Kondisi ini, dengan hasil perhitungan yang terdapat pada
tampilan Tabel 4.19 di atas (Adjusted R2 = - 0.18), merupakan hasil yang
tidak diharapkan peneliti. Namun, kondisi tersebut pernah terjadi pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Greenberg (1990). Pada
penelitiannya untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran, Greenberg mendapatkan hasil Adjusted R2 hanya
senilai – 0.29. Berikut ini peneliti menampilkan pada tabel 4.20 hasil
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .268a .072 -.018 4.318
a. Predictors: (Constant), moderat, totalko, totalpa
b. Dependent Variable: totalsa
74
perhitungan uji R2 yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran.
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Partisipasi Anggaran (totalpa) dan Senjangan Anggaran (totalsa)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .040a .002 -.029 4.722
a. Predictors: (Constant), totalpa
Sumber: Data SPSS
Hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.20, menunjukkan nilai
Adjusted R2 – 0.29. Hasil ini serupa dengan hasil yang diperoleh dalam
penelitian yang dilakukan oleh Greenberg (1990). Menurut Gujarati (2003)
dalam kenyataan nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Kondisi tersebut terjadi pada penelitian
ini. Selanjutnya Gujarati menyatakan jika dalam uji empiris didapat nilai
Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R
2 dianggap bernilai nol.
Kondisi ini menunjukkan ketidakmampuan partisipasi anggaran dalam
menjelaskan varian senjangan anggaran.
75
F. Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis pertama menguji apakah partisipasi anggaran berpengaruh
langsung secara signifikan terhadap senjangan anggaran. Dari hasil uji
hipotesis pertama (Ha1), dapat dilihat dari pemaparan sebelumnya bahwa
hipotesis alternatif ditolak. Tampilan uji statistik t, pada tabel 4.17,
menunjukkan nilai signifikansi yang melebihi 0.05. Maka, hasil penelitian ini
tidak mendukung atau menolak hipotesis alternatif pertama (Ha1). Hasil
penelitian ini serupa dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Greenberg (1990) dan Muslichah (2005), yaitu partisipasi anggaran tidak
berpengaruh langsung secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
Argumen untuk menjelaskan tidak signifikannya pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran didasarkan pada pendapat teoritis yang
dikemukakan oleh Stevens (2002) bahwa partisipasi anggaran akan memiliki
dampak terhadap senjangan anggaran jika anggaran digunakan sebagai dasar
untuk mengukur kinerja. Temuan ini tidak konsisten dengan penelitian lainnya
yang dilakukan sebelumnya oleh Lukka (1988), Dunk (1993), dan Ivan Budi
Yuwono (1999) yang menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran mempunyai hubungan positif secara signifikan, yaitu peningkatan
partisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan
senjangan anggaran.
Hipotesis kedua menguji apakah partisipasi anggaran berpengaruh
secara signifikan terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi
sebagai variabel moderating. Dari hasil uji hipotesis kedua (Ha2), dapat dilihat
76
dari pemaparan sebelumnya bahwa hipotesis alternatif ditolak. Tampilan uji
statistik t, pada tabel 4.17, menunjukkan nilai signifikansi yang melebihi 0.05.
Maka, hasil penelitian ini tidak mendukung atau menolak hipotesis alternatif
kedua (Ha2). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nouri dan Parker (1996) dan Belianus P.
Latuheru (2005) yang menyatakan bahwa interaksi antara variabel partisipasi
anggaran dan variabel komitmen organisasi memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap senjangan anggaran. Pengaruh yang dimiliki oleh interaksi
antara variabel partisipasi anggaran dan variabel komitmen organisasi adalah
negatif. Dengan kata lain, interaksi antara variabel partisipasi anggaran dan
variabel komitmen organisasi akan menurunkan kecenderungan manajer
dalam menciptakan senjangan anggaran.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran
dan interaksi variabel partisipasi anggaran dengan variabel komitmen
organisasi tidak berpengaruh secara signifikan. Argumen yang dapat
dijelaskan untuk kondisi tersebut adalah kemungkinan yang menyebabkan
tidak signifikannya pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran pada penelitian ini adalah data primer yang didapat oleh peneliti,
yaitu kuesioner, memiliki nilai yang tidak bervariasi. Hal ini bisa terjadi
mungkin saja disebabkan oleh keseriusan yang kurang dari para responden
dalam melakukan pengisian karena faktor keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh para responden yang berprofesi sebagai manajer dan salah tafsir atas
pernyataan yang terdapat pada kuesioner karena pengalaman sebagian
77
responden yang masih baru menjabat sebagai manajer relatif belum terlalu
lama (dapat dilihat pada statistik deskriptif mengenai identitas responden yang
telah dipaparkan sebelumnya) sehingga mungkin saja responden masih
kebingungan mengenai makna yang dimaksud dalam pernyataan kuesioner
yang diberikan.
78
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
G. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa, khususnya jasa asuransi. Disesuaikan
dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti, yakni perusahaan jasa
asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Dari data insurance list di Majalah Media Asuransi Edisi 212 bulan
September 2008 yang berhasil peneliti dapatkan, ada banyak perusahaan jasa
yang bergerak dibidang jasa asuransi di kawasan DKI Jakarta. Akan tetapi,
peneliti mengalami kesulitan dalam penyebaran kuesioner ke perusahaan-
perusahaan tersebut. Peneliti sukar menemukan lokasi dari sebagian besar
perusahaan yang terdapat dalam list yang ada. Juga karena responden yang
dituju adalah para manajer dan supervisor sangat sulit ditemui dan memiliki
kesenggangan waktu yang terbatas. Pada akhirnya peneliti hanya berhasil
mendatangi 21 perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Namun demikian hanya 11 perusahaan yang bersedia menerima kuesioner
yang peneliti ajukan. Metode pemilihan sampel dalam penelitan yang
digunakan adalah metode convenience sampling (berdasarkan kemudahan
dan kesediaan responden).
Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 60
buah kuesioner, yang diberikan kepada manajer dan supervisor yang bekerja
79
di 21 perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta. Penyebaran kuesioner
dilakukan dengan cara mendatangi langsung kantor-kantor perusahaan jasa
asuransi dan ada yang dititipkan melalui teman dan relasi peneliti.
Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan selama sekitar 3 bulan,
dimulai sejak akhir bulan Juli hingga akhir bulan Oktober 2008. Proses
penyebaran dan pengembalian kuesioner menghabiskan waktu panjang
karena tertunda oleh waktu libur dan kesibukan para responden.
Dari 60 eksemplar kuesioner yang disebarkan, hanya sebanyak 35
eksemplar kuesioner atau 60% yang kembali dari total yang dikirim.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 25 eksemplar kuesioner atau 40%
karena perusahaan tidak begitu kooperatif. Maka, kuesioner yang dapat
digunakan dan memenuhi syarat hanya sebanyak 35 kuesioner dengan tingkat
persentase 60%.
Berikut ini adalah tabel yang berisikan daftar perusahaan jasa asuransi di
DKI Jakarta yang menjadi objek penelitian, yaitu terdiri dari asuransi jiwa,
kendaraan bermotor, umum, sosial, dan pialang:
80
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta
No. Nama Perusahaan Klasifikasi
1. AIG Life Insurance Asuransi Jiwa
2. Mega Life Insurance Asuransi Jiwa
3. Bringin Life Insurance Asuransi Jiwa
4. Wana Artha Life Insurance Asuransi Jiwa
5. AXA Mandiri Life Insurance Asuransi Jiwa
6. Asuransi Takaful Asuransi Jiwa
7. Asuransi CIGNA Asuransi Jiwa
8. Jamsostek Asuransi Sosial
9. ACA Asuransi Umum
10. Prudential Life Assurance Asuransi Jiwa
11. Asuransi Ramayana Asuransi Umum
12. Asuransi Astra Asuransi Umum
13. Autocillin Insurance Asuransi Kendaraan Bermotor
14. Asuransi Rama Satria Wibawa Asuransi Umum
15. Bumiputera Asuransi Jiwa
16. Jasaraharja Putera Astor Asuransi Kendaraan Bermotor
17. Commonwealth Life Insurance Asuransi Jiwa
18. Raksa Insurance Asuransi Umum
19. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) Asuransi Umum
20. Rajawali Insurance Asuransi Pialang
21. BGIB Insurance Asuransi Pialang
Sumber: Data primer yang diolah
H. Statistik Deskriptif
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara
langsung (data primer). Responden dalam penelitian ini terdiri dari manajer-
81
manajer, diantaranya adalah Manajer dari divisi Finance, Accounting, Tax,
Operation, Marketing, Sales, dan Human Resource Development (HRD).
Jumlah kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini adalah 60 eksemplar.
Hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Gambaran Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 60 100
Kuesioner yang tidak kembali 25 40
Kuesioner yang kembali
dan dapat diolah 35 60
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 60 kuesioner yang dikirimkan,
kuesioner yang kembali dan dijawab lengkap sehingga dapat diolah adalah
sebanyak 35 kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah respon rate dari
pengembalian kuesioner pada penelitian ini sekitar 60%.
Peneliti mendistribusikan kuesioner kepada 21 perusahaan jasa asuransi
di DKI Jakarta, namun sebanyak 12 perusahaan tidak memberikan respon baik
pada penelitian ini.
82
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Pengiriman
No. Nama Perusahaan Jumlah
1. AIG Life Insurance 7
2. Asuransi Cigna Life 8
3. Prudential Life 8
4. AXA Mandiri Life 2
5. Mega Life 1
6. Wana Artha Life 1
7. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 3
8. Rajawali Insurance Broker 4
9. Asuransi Ramayana 1
Jumlah 35
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat ditarik simpulan bahwa sebagian besar
kuesioner yang kembali berasal dari perusahaan jasa asuransi jiwa, yaitu
sebanyak 27 eksemplar atau sebesar 77%. Sisanya, sebanyak 8 eksemplar atau
sebesar 23% berasal dari asuransi umum dan pialang.
Kemudian dari daftar pertanyaan umum mengenai identitas responden,
didapatkan data sebagai berikut:
83
Tabel 4.4
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Wanita 16 45,8
Pria 19 54,2
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin Wanita berjumlah 16 orang atau 45,8%. Sedangkan, responden
dengan jenis kelamin Pria berjumlah 19 orang atau 54,2%. Hal ini
menjelaskan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin Wanita dan Pria
hampir berimbang.
Tabel 4.5
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-30 tahun 15 42,8
31-40 tahun 17 48,5
>40 tahun 3 8,7
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
84
Jumlah responden berdasarkan usia responden yang ditunjukkan pada
Tabel 4.5 terdiri dari responden dengan kisaran usia 20-30 tahun sejumlah 15
orang atau 42,8%, responden dengan kisaran usia 31-40 tahun sejumlah 17
orang atau 48,5%, dan responden dengan usia diatas 40 tahun sejumlah 3
orang atau 8,7%. Dari sebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah
manajer dan supervisor di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta sebagai
responden berdasarkan usia responden sebagian besar berusia 20-30 tahun dan
31-40 tahun.
Tabel 4.6
Latar Belakang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D3 7 20
S1 25 71,4
S2 3 8,6
S3 - -
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan latar
belakang pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan Diploma tiga (D3)
sejumlah 7 orang atau 20%, Strata satu (S1) sejumlah 25 orang atau 71,4%,
dan strata dua (S2) sejumlah 3 orang atau 8,6%. Kondisi ini menunjukkan
85
bahwa manajer dan supervisor pada perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta
sebagai responden sebagian besar berpendidikan terakhir Strata satu (S1).
Identitas responden lainnya adalah berdasarkan tingkat jabatan, lama
bekerja di perusahaan, dan lama bekerja pada jabatan yang duduki saat ini.
Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan terdiri dari responden yang
menjabat sebagai manajer finance, accounting, & tax sebanyak 7 orang atau
20%, responden yang menjabat sebagai manajer marketing/sales sebanyak 8
orang atau 22,8%, responden yang menjabat sebagai manajer HRD sebanyak 3
orang 8,5%, responden yang menjabat sebagai manajer operasional sebanyak
8 orang atau 22,8%, dan sisanya adalah responden yang menjabat pada divisi
lainnya sebanyak 9 orang atau 25,9%. Dari sebaran tersebut dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dengan cukup berimbang tersebar ke departemen
finance, accounting, & tax, lalu departemen marketing/sales, dan departemen
operasional. Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut.
86
Tabel 4.7
Tingkat Jabatan Responden
Tingkat Jabatan Frekuensi Persentase (%)
Manajer Finance Accounting, & Tax 7 20
Manajer Marketing/Sales 8 22,8
Manajer HRD 3 8,5
Manajer Operasional 8 22,8
Lainnya 9 25,9
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Selanjutnya jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja di Perusahaan
terbagi menjadi responden dengan lama bekerja antara 1-4 tahun sebanyak 20
orang atau 57,1%, responden dengan lama bekerja antara 5-10 tahun sebanyak
11 orang atau 31,4%, dan responden dengan lama bekerja diatas 10 tahun
sebanyak 4 orang atau 11,5%. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah responden
dalam penelitian ini sebagian besar di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta
yang dijadikan sampel bekerja antara 1-4 tahun lamanya (Tabel 4.8).
87
Tabel 4.8
Lama Bekerja di Perusahaan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-4 tahun 20 57,1
5-10 tahun 11 31,4
>10 tahun 4 11,5
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Kemudian, jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja pada Jabatan
yang diduduki saat ini terbagi menjadi responden dengan lama menjabat
antara 1-3 tahun sebanyak 25 orang atau 71,4% dan responden dengan lama
menjabat diatas 3 tahun sebanyak 10 orang atau 28,6%. Maka dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dalam penelitian ini sebagian besar baru menduduki
jabatan saat ini selama 1-3 tahun (Tabel 4.9).
Tabel 4.9
Lama Menduduki Jabatan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-3 tahun 25 71,4
4-10 tahun 10 28,6
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
88
I. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation,
yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor. Kriteria yang digunakan valid atau tidak
valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi
diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
a. Partisipasi Anggaran
Tabel 4.10 di bawah ini akan menunjukkan hasil uji validitas dari
variabel partisipasi anggaran yang diolah dengan menggunakan
program SPSS versi 16.0 for Windows.
89
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Partisipasi Anggaran (pa)
Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
pa1 0.000 0.840** Valid
pa2 0.000 0.423* Valid
pa3 0.000 0.727** Valid
pa4 0.000 0.846** Valid
pa5 0.000 0.577* Valid
pa6 0.000 0.828** Valid
Sumber: Data SPSS
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.10 di atas seluruh
item pertanyaan untuk variabel partisipasi anggaran yang terdiri dari
enam pertanyaan tersebut adalah valid. Karena memiliki nilai
signifikan di bawah 0,05 (Ghazali, 2001). Dari hasil uji validitas
diperoleh hasil dari nilai Pearson Correlation lebih besar dari 0,3.
Maka dapat dikatakan bahwa item pertanyaan untuk variabel
partisipasi anggaran valid untuk pengujian selanjutnya.
b. Senjangan Anggaran
Hasil dari uji validitas untuk variabel senjangan anggaran akan
ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut ini.
90
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas
Senjangan Anggaran (sa)
Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
sa1 0.000 0.641** Valid
sa2 0.000 0.532** Valid
sa3 0.000 0.500** Valid
sa4 0.000 0.706** Valid
sa5 0.000 0.760** Valid
sa6 0.833 0.037 Tidak Valid
Sumber: Data SPSS
Hasil uji validitas variabel senjangan anggaran yang terdapat
pada Tabel 4.11 menunjukkan tidak seluruh item pertanyaan untuk
variabel senjangan anggaran valid. Satu dari enam pertanyaan, yaitu
item pertanyaan terakhir (sa6) tidak valid karena memiliki nilai
signifikan lebih besar dari 0.05 (sig. = 0.833 > 0.05). Oleh karena itu,
item pertanyaan yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan dari
perhitungan selanjutnya. Adanya satu item pertanyaan yang tidak
valid, tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Yetty (2003) dan Belianus P. Latuheru (2005). Perbedaan hasil dari uji
validitas data ini kemungkinan disebabkan oleh pendapat dari
responden, perbedaan tempat dan waktu, dan jumlah dari responden
dalam penelitian ini.
91
c. Komitmen Organisasi
Hasil dari uji validitas untuk variabel komitmen organisasi dapat
dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas
Komitmen Organisasi (ko)
Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
ko1 0.000 0.705** Valid
ko2 0.000 0.735** Valid
ko3 0.001 0.539** Valid
ko4 0.005 0.468** Valid
ko5 0.000 0.563** Valid
ko6 0.009 0.435** Valid
ko7 0.005 0.460** Valid
ko8 0.001 0.547** Valid
ko9 0.111 0.274 Tidak Valid
Sumber: Data SPSS
Tabel 4.12 di atas menunjukkan hasil diantara sembilan
pertanyaan terdapat satu item pertanyaan tidak valid, yaitu item
pertanyaan terakhir (ko9), karena memiliki hasil nilai signifikan diatas
0.05 (sig. = 0.111 > 0.05). Maka item pertanyaan tidak valid tersebut
harus dikeluarkan dari perhitungan selanjutnya. Adanya item
92
pertanyaan yang tidak valid tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Belianus P. Latuheru (2005). Perbedaan hasil uji
validitas yang berbeda ini kemungkinan masih sama dengan yang
terjadi pada variabel senjangan anggaran, yaitu karena perbedaan
pendapat responden, tempat dan waktu, juga perbedaan jumlah
responden yang ada pada penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil
yang konsisten meskipun dilakukan pengujian berkali-kali. Hasil uji
realibilitas dengan bantuan SPSS nantinya akan menghasilkan Cronbach
Alpha. Jika hasil dari Cronbach Alpha dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa
data tersebut mempunyai keandalan (reliability) yang relatif rendah.
a. Partisipasi Anggaran
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel partisipasi anggaran
ditunjukkan pada Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Partisipasi Anggaran (pa)
Sumber: Data SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.810 6
93
Berdasarkan Tabel 4.13, variabel partisipasi anggaran dapat
dikatakan reliabel (handal) karena memiliki nilai Cronbach Alpha
0.810 atau lebih dari 0.60 (0.810 > 0.60).
b. Senjangan Anggaran
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel senjangan anggaran
ditunjukkan pada Tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Senjangan Anggaran (sa)
Sumber: Data SPSS
Hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.14 untuk variabel senjangan
anggaran menunjukkan tingkat kehandalan (reliability) yang relatif
tinggi karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60
(0.673 > 0.60).
c. Komitmen Organisasi
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel senjangan anggaran
ditunjukkan pada Tabel 4.15 berikut ini.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.673 5
94
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas
Komitmen Organisasi (ko)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.655 8
Sumber: Data SPSS
Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen organisasi
menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.655 dan dinyatakan
reliabel karena nilainya lebih besar dari 0.60 (0.655 > 0.60).
J. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas yaitu
partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Model regresi
bebas dari problem multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
dan angka Tolerance mendekati 1 (Ghozali, 2001).
Hasil uji multikolonieritas ditunjukkan pada Tabel 4.16 berikut ini.
95
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Partisipasi Anggaran (pa) dan Komitmen Organisasi (ko)
Variabel Tolerance VIF
Pa 0.985 1.015
Ko 0.985 1.015
Sumber: Data SPSS
Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran
dan komitmen organisasi bebas dari problem multiko. Karena keduanya
memiliki hasil nilai Tolerance 0.985 yang tidak lebih kecil dari 0.1 dan
nilai VIF 1.015 yang tidak lebih besar dari 10.
2. Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varian dari
model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu
model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu
Y (Ghozali, 2001). Berikut ini Gambar 4.1 untuk memperlihatkan hasil uji
heterokedastisitas.
96
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data SPSS
Pada grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
senjangan anggaran berdasarkan masukan variabel independen partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel moderat.
97
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang normal
atau tidak, karena data diperoleh secara langsung dari pihak pertama
melalui kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal
probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data
berada disekitar garis lurus diagonal. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat
dalam Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data SPSS
98
Hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada grafik normal
probability plot di atas titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, hal ini
menunjukkan bahwa sebaran data terdistribusi normal dan model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
K. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode regresi linier sederhana dan berganda. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan pengaruh variabel partisipasi anggaran sebagai variabel
independen terhadap variabel senjangan anggaran sebagai variabel dependen.
Dan untuk mengetahui apakah hubungan yang dimiliki variabel partisipasi
anggaran dan variabel senjangan anggaran akan semakin kuat akibat adanya
moderasi dari variabel komitmen organisasi.
1. Uji Regresi Linier
Untuk pengujian hipotesis peneliti menggunakan Moderated
Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi
berganda linier. Metode ini biasa digunakan dalam penelitian yang
menyertakan variabel moderat. Hasil dari uji MRA (uji interaksi), dapat
dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini.
99
Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Linier (Uji t)
Senjangan Anggaran (Y,totalsa), Partisipasi Anggaran (X,totalpa),
dan Komitmen Organisasi (X,moderat,totalko)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.078 23.946 .546 .589
totalpa .460 .827 .714 .556 .582
totalko .302 .514 .492 .587 .562
moderat -.007 .018 -.562 -.391 .699
a. Dependent Variable: totalsa
Sumber: Data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.17, nilai probabilitas untuk variabel partisipasi
anggaran (totalpa) adalah 0.582. Karena nilai probabilitas yang melebihi
0.05 (sig. =0.582 > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa variabel partisipasi
anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, yaitu
senjangan anggaran. Argumentasi yang digunakan untuk menjelaskan
keadaan tersebut didasarkan pada pendapat teoritis yang diungkapkan
Steven (2002), yakni bahwa partisipasi anggaran akan memiliki dampak
terhadap senjangan anggaran apabila anggaran digunakan sebagai dasar
untuk mengukur kinerja. Akan tetapi jika dilihat dari sisi yang lain, dapat
dijelaskan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel partisipasi
anggaran terhadap variabel senjangan anggaran adalah positif. Hal ini
dapat dilihat dari nilai t yang muncul pada Tabel 4.17, yaitu t = 0.556.
100
Tidak ada tanda minus pada skor t atau skor t bernilai positif menunjukkan
hubungan positif antara variabel partisipasi anggaran dengan variabel
senjangan anggaran. Namun, oleh karena nilai sig. yang didapat melebihi
0.05 atau dapat dikatakan tidak signifikan maka pernyataan hipotesis
pertama (Ha1), “ Partisipasi anggaran berpengaruh langsung secara
signifikan terhadap senjangan anggaran”, ditolak.
Kemudian dari tampilan Tabel 4.17 juga dapat dilihat hasil nilai
probabilitas yang didapat menunjukkan bahwa hasil variabel moderat yang
merupakan hasil interaksi antara variabel partisipasi anggaran dan variabel
komitmen organisasi adalah tidak signifikan karena nilai probabilitas lebih
besar dari 0.05 (sig. = 0.699 > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi
antara variabel partisipasi anggaran dan variabel komitmen organisasi juga
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel senjangan anggaran. Namun
demikian dari hasil uji t yang didapat, yaitu t = - 0.391, maka dapat
dijelaskan bahwa hasil interaksi antara variabel partisipasi anggaran
dengan variabel komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap
variabel dependen, yaitu senjangan anggaran. Dengan kata lain, eksistensi
variabel komitmen organisasi dapat mengubah hubungan, walaupun tidak
secara signifikan, antara variabel partisipasi anggaran dengan variabel
senjangan anggaran menjadi hubungan negatif. Meskipun demikian,
berdasarkan nilai probabilitas yang melebihi 0.05 sehingga dapat
dikatakan tidak signifikan maka pernyataan hipotesis kedua (Ha2), “
Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan
101
anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating”,
ditolak.
Tabel 4.18
Hasil Uji Regresi Linier (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44.808 3 14.936 .801 .503a
Residual 577.935 31 18.643
Total 622.743 34
a. Predictors: (Constant), moderat, totalko, totalpa
b. Dependent Variable: totalsa
Sumber: Data SPSS
Uji ANOVA atau Uji F pada Tabel 4.18 didapat nilai F hitung
sebesar 0.801 dengan probabilitas 0.503. Karena probabilitas jauh lebih
besar dari 0.05 (sig. = 0.503 > 0.05) maka model regresi linier tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel senjangan anggaran atau dapat
dikatakan bahwa variabel partisipasi anggaran yang berinteraksi dengan
variabel komitmen anggaran (variabel moderat) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel senjangan anggaran. Kondisi ini, seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya, menolak hipotesis kedua (Ha2).
102
Tabel 4.19
Hasil Uji Regresi Linier (Uji R2)
Sumber: Data SPSS
Tampilan Tabel 4.19 didapat nilai R2
sebesar 0.072, hal ini berarti
variabel partisipasi anggaran, variabel komitmen organisasi, serta variabel
moderat yang merupakan hasil interaksi variabel partisipasi anggaran dan
variabel komitmen organisasi hanya memiliki kemampuan sebesar 7.2%
dalam menjelaskan variabel senjangan anggaran. Sisanya, variabel
senjangan anggaran dapat dijelaskan lebih jauh oleh variabel lainnya yaitu
sebesar 92.8%. Kondisi ini, dengan hasil perhitungan yang terdapat pada
tampilan Tabel 4.19 di atas (Adjusted R2 = - 0.18), merupakan hasil yang
tidak diharapkan peneliti. Namun, kondisi tersebut pernah terjadi pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Greenberg (1990). Pada
penelitiannya untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran, Greenberg mendapatkan hasil Adjusted R2 hanya
senilai – 0.29. Berikut ini peneliti menampilkan pada tabel 4.20 hasil
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .268a .072 -.018 4.318
a. Predictors: (Constant), moderat, totalko, totalpa
b. Dependent Variable: totalsa
103
perhitungan uji R2 yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran.
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Partisipasi Anggaran (totalpa) dan Senjangan Anggaran (totalsa)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .040a .002 -.029 4.722
a. Predictors: (Constant), totalpa
Sumber: Data SPSS
Hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.20, menunjukkan nilai
Adjusted R2 – 0.29. Hasil ini serupa dengan hasil yang diperoleh dalam
penelitian yang dilakukan oleh Greenberg (1990). Menurut Gujarati (2003)
dalam kenyataan nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Kondisi tersebut terjadi pada penelitian
ini. Selanjutnya Gujarati menyatakan jika dalam uji empiris didapat nilai
Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R
2 dianggap bernilai nol.
Kondisi ini menunjukkan ketidakmampuan partisipasi anggaran dalam
menjelaskan varian senjangan anggaran.
104
L. Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis pertama menguji apakah partisipasi anggaran berpengaruh
langsung secara signifikan terhadap senjangan anggaran. Dari hasil uji
hipotesis pertama (Ha1), dapat dilihat dari pemaparan sebelumnya bahwa
hipotesis alternatif ditolak. Tampilan uji statistik t, pada tabel 4.17,
menunjukkan nilai signifikansi yang melebihi 0.05. Maka, hasil penelitian ini
tidak mendukung atau menolak hipotesis alternatif pertama (Ha1). Hasil
penelitian ini serupa dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Greenberg (1990) dan Muslichah (2005), yaitu partisipasi anggaran tidak
berpengaruh langsung secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
Argumen untuk menjelaskan tidak signifikannya pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran didasarkan pada pendapat teoritis yang
dikemukakan oleh Stevens (2002) bahwa partisipasi anggaran akan memiliki
dampak terhadap senjangan anggaran jika anggaran digunakan sebagai dasar
untuk mengukur kinerja. Temuan ini tidak konsisten dengan penelitian lainnya
yang dilakukan sebelumnya oleh Lukka (1988), Dunk (1993), dan Ivan Budi
Yuwono (1999) yang menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran mempunyai hubungan positif secara signifikan, yaitu peningkatan
partisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan
senjangan anggaran.
Hipotesis kedua menguji apakah partisipasi anggaran berpengaruh
secara signifikan terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi
sebagai variabel moderating. Dari hasil uji hipotesis kedua (Ha2), dapat dilihat
105
dari pemaparan sebelumnya bahwa hipotesis alternatif ditolak. Tampilan uji
statistik t, pada tabel 4.17, menunjukkan nilai signifikansi yang melebihi 0.05.
Maka, hasil penelitian ini tidak mendukung atau menolak hipotesis alternatif
kedua (Ha2). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nouri dan Parker (1996) dan Belianus P.
Latuheru (2005) yang menyatakan bahwa interaksi antara variabel partisipasi
anggaran dan variabel komitmen organisasi memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap senjangan anggaran. Pengaruh yang dimiliki oleh interaksi
antara variabel partisipasi anggaran dan variabel komitmen organisasi adalah
negatif. Dengan kata lain, interaksi antara variabel partisipasi anggaran dan
variabel komitmen organisasi akan menurunkan kecenderungan manajer
dalam menciptakan senjangan anggaran.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran
dan interaksi variabel partisipasi anggaran dengan variabel komitmen
organisasi tidak berpengaruh secara signifikan. Argumentasi untuk
menjelaskan kondisi tersebut adalah kemungkinan yang menyebabkan tidak
signifikannya pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran
pada penelitian ini adalah pendapat teoritis Steven (2002) yang menyatakan
bahwa partisipasi anggaran akan memiliki dampak terhadap senjangan
anggaran jika anggaran digunakan untuk mengukur kinerja. Selain itu juga
data primer yang didapat oleh peneliti, yaitu kuesioner, memiliki nilai yang
tidak bervariasi. Hal ini bisa terjadi mungkin saja disebabkan oleh keseriusan
yang kurang dari para responden dalam melakukan pengisian karena faktor
106
keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para responden yang berprofesi sebagai
manajer dan salah tafsir atas pernyataan yang terdapat pada kuesioner karena
pengalaman sebagian responden yang masih baru menjabat sebagai manajer
relatif belum terlalu lama (dapat dilihat pada statistik deskriptif mengenai
identitas responden yang telah dipaparkan sebelumnya) sehingga mungkin
saja responden masih kebingungan mengenai makna yang dimaksud dalam
pernyataan kuesioner yang diberikan.
107
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis regresi linier yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penelitian ini tidak berhasil mendukung ekspektasi peneliti bahwa
partisipasi anggaran memiliki pengaruh langsung secara signifikan
terhadap senjangan anggaran. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel
partisipasi anggaran memiliki nilai probabilitas sebesar 0.582, nilai ini
lebih besar dari 0,05 (sig. = 0.582 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
senjangan anggaran.
2. Hasil uji t juga menunjukkan bahwa variabel moderat, yang merupakan
interaksi antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi, memiliki
nilai probabilitas sebesar 0.699, nilai ini lebih besar dari 0.05 (sig. = 0.699
> 0.05). Kondisi ini menyatakan bahwa partisipasi anggaran dengan
interaksi dari komitmen organisasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap senjangan anggaran.
3. Dari uji koefisien determinasi, didapat nilai R2 sebesar 0.072 dan adjusted
R2 sebesar - 0.018. Menurut Gujarati (2003), jika dalam uji empiris
didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R
2 dianggap bernilai
108
nol. Maka, dapat dikatakan varian partisipasi anggaran dan komitmen
organisasi tidak dapat menjelaskan varian senjangan anggaran. Atau,
varian senjangan anggaran dapat dijelaskan olah varian lainnya diluar
model.
B. IMPLIKASI
Hasil penelitian yang tidak mendukung kedua hipotesis yang
dikembangkan menunjukkan masih belum ada kepastian sebab penciptaan
senjangan anggaran dalam suatu proses penyusunan anggaran di suatu
organisasi. Hal ini semakin menunjukkan ketidakkonsistenan hasil penelitian-
penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran. Beberapa peneliti, seperti Lukka (1988), Ivan Budi Yuwono (1999),
dan Belianus P. Latuheru (2005), dalam penelitiannya mengatakan bahwa
partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif terhadap senjangan anggaran.
Sedangkan peneliti lainnya, seperti Dunk (1993), mengatakan bahwa
partisipasi anggaran memiliki pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.
Penelitian ini harus mempertimbangkan beberapa keterbatasan yang
mungkin mempengaruhi hasil. Keterbatasan-keterbatasan yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian ini, antara lain pengumpulan data melalui
kuesioner yang berasal dari persepsi responden mungkin mempengaruhi
validitas hasil. Persepsi responden yang disampaikan belum tentu
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Disamping itu, terdapat
kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden. Jawaban responden yang
109
tidak mengembalikan kuesioner mungkin saja berbeda dengan jawaban
responden yang mengembalikan, sehingga jika responden tersebut
mengembalikan kuesioner akan berpengaruh terhadap hasil penelitian ini.
Jumlah populasi yang tidak begitu besar juga akan mempengaruhi
penelitian, juga metode pengambilan sampel yang tidak dilakukan secara acak
dan cenderung terdistribusi hanya ke perusahaan jasa asuransi di wilayah DKI
Jakarta mungkin mengurangi kemampuan hasil penelitian ini untuk
digeneralisasikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan peniliti
untuk penelitian yang mendatang antara lain:
1. Perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam dengan mengambil
populasi yang lebih besar agar bisa memperoleh jumlah data yang lebih
banyak. Dalam hal ini peneliti menyarankan sebaiknya jumlah data (n)
mencapai lima puluh (50) data.
2. Mengembangkan penelitian ini dengan mengganti populasi ke sektor jasa
lainnya, industri manufaktur, instansi pemerintahan, atau perbankan.
3. Agar terdistribusi dengan merata, pengambilan sampel lebih baik
dilakukan dengan cara acak (random).
4. Kemudian, penggunaan variabel-variabel lain perlu dipertimbangkan
untuk memprediksi penyebab timbulnya senjangan anggaran.
110
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan. Anggaran Perusahaan. Jilid ke 3. BPFE Yogyakarta.
1998.
Dewi, Shanti. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
dengan Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai
Variabel Moderating. Skripsi. Jakarta. 2005.
Dunk, Alan S. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the
Relation Between Budgetary Participation and Slack. The Accounting
Review, Vol. 68, No.2, April 1993. Hlm 400-410.
Fajriyah, Rina, & Widyastuti, Tri. Analisis Pengaruh Penyusunan Anggaran
Partisipatif Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal
Akuntabilitas, Vol. 3, No. 2, 2004. Hlm 78-86.
Ghozali, Prof. Dr. H. Imam, M.Com, Akt, “Analisis Multivariate dengan Program
SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.
Greenberg, P. S. (1990), dalam Nouri, H. Using Organizational Commitment and
Job Involvement to Predict Budgetary Slack: A Research Note.
Accounting, Organizations and Society, Vol. 19, No. 3, 1994. Hlm 289.
Hansen & Mowen. Accounting Management ; terjemahan bahasa Indonesia. Buku
1. Edisi 7. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2006. Hlm 354-355 & 376-
377.
Indriantoro, N & Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. 1999.
Latuheru, Belianus Patria. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No.2. 2005. Hlm 117-130.
Lukka, K. Budgetary Biasing in Organizations: Theoretical Framework and
Empirical Evidence. Accounting, Organizations and Society, Vol.13,
No.3, 1988. Hlm 281-301.
Milani, Ken. The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial
Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study. The Accounting
Review, Vol. 50, April 1975. Hlm 274-284.
111
Muslichah. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Etika Terhadap Senjangan
Anggaran. Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2005.
Hlm 176-187.
Nouri, H. Using Organizational Commitment and Job Involvement to Predict
Budgetary Slack: A Research Note. Accounting, Organizations and
Society, Vol. 19, No. 3, 1994. Hlm 289-295.
Shim & Siegel. Budgeting; Pedoman Lengkap Langkah-langkah Penganggaran
Basics and Beyond. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2001.
Yetty. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan
Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Senjangan Anggaran.
Skripsi. Jakarta. 2003. Hlm 24-25.
Yulianie, Natarie., Prihanto, Sutyas., & Sinambela, Frikson C. Rasa Percaya,
Komitmen Organisasi, dan Rasa Berdaya Tim (Empowered Team) Pada
Karyawan Instansi Pemerintah di Surabaya. Anima ; Indonesian
Psychological Journal, Vol. 18, No. 3, 1999. Hlm 255-273.
Yuwono, Ivan Budi. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian
Lingkungan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan
Senjangan Anggaran. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1, 1999. Hlm 37-
55.