1
ANALISIS PENDIDIKAN PEMILIK, PEMAHAMAN AKUNTANSI, BUDAYA
PERUSAHAAN, MODAL USAHA, DAN UMUR USAHA TERHADAP
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH DI
KABUPATEN BANYUMAS
Putri Nurmala
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman
Abstract
This study aimed to examine the effect of the owner education, understanding of
accounting, enterprises culture, enterprises capital, and age of enterprises toward the using
of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. This research is a
quantitative study and survey methods in data collection. Questionnaires were distributed to
30 respondents who are the owners of medium-sized enterprises in Banyumas.
Multiple linear regression analysis was used as an analytical tool in this study. The
resulting conclusion is the owner education, understanding of accounting, and enterprises
culture have significant effect toward the using of accounting information of medium-sized
enterprises in Banyumas. In the other hand, enterprises capital and age of enterprises have
no effect toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in
Banyumas.
Keywords: the owner education, understanding of accounting, enterprises culture,
enterprises capital, age of enterprises, using of accounting information
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja UKM menunjukan adanya
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat pada
besaran Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan oleh aktivitas UKM yang dicatat oleh BPS dari tahun 2003 - 2007,
jumlah UKM pada tahun 2003 - 2006 dan 2007 berturut - turut mrncapai 52,10 % ;
52,35 % ; 53,16 % ; dan 53,40 % dari total unit usaha di Indonesia dan menyerap 99,4 % dari total angkatan kerja yang bekerja
sama dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar
52,89 %. Kemudian BPS menunjukkan besaran PDB di tahun 2008 mencapai nilai
Rp 1.013,5 triliun (56,7 persen dari PDB). Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2008 mencapai 42,4 juta, sedangkan jumlah
tenaga kerja yang bekerja di sektor ini tercatat 79 juta pekerja. Bahkan menurut
Purnomo Setyawan (2009), pertumbuhan PDB UKM periode 2005 – 2008 ternyata lebih tinggi daripada total PDB, yang
sumbangan pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan Usaha Besar
(Setyawan, 2009). Eksistensi dan kinerja UKM yang
semakin menggeliat tersebut bukan tanpa
masalah dan kendala. Masih banyak UKM yang sebenarnya memiliki potensi kuat
akan tetapi terhalang oleh banyak kendala sehingga efektivitas dan efisiensi kegiatan
2
operasinya menjadi terganggu. Bahkan tidak sedikit UKM yang kemudian harus mengalami stagnasi dan bangkrut. Hal itu
dikarenakan UKM tersebut belum ahli dalam mengatasi beragam masalah yang
dapat muncul selama praktik usaha berlangsung.
Permasalahan yang biasanya
banyak dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah antara lain dalam bidang
pemasaran, keuangan, dan manajemen (Dodge dan John, Xueli dan Allan, 1999; Barbara, et al, 2000). Hal tersebut juga
dinyatakan oleh Tambunan (2000), bahwa masalah lemahnya manajemen, pemasaran,
kekurangan pembiayaan, kekurangan keterampilan, kekurangan bahan baku, serta kelemahan dalam penyerapan
tekonologi merupakan faktor penghambat pengembangan UKM.
Permasalahan lain juga diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Mall dan Bala (1988), Theng dan Jasmine
(1996), menunjukkan bahwa penyebab kegagalan UKM berasal dari faktor-faktor
luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, dan juga faktor dari dalam perusahaan itu sendiri
antara lain personality, financial, dan operational short coming (Theng dan
Jasmine, 1996). UKM menghadapi permasalahan dalam bidang pemasaran produk, teknologi, permodalan, kualitas
sumber daya manusia, persaingan usaha yang ketat, kurangnya teknis produksi dan
keahlian dan masalah manajemen termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan akuntansi.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut, dapat diambil suatu benang
merah bahwa sebetulnya usaha-usaha kecil memiliki karakter permasalahan yang sama. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
tidak memiliki cukup informasi, baik informasi dari dalam ataupun luar usaha.
Salah satu sistem yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan adalah sistem informasi
akuntansi. Kurangnya informasi akuntansi dalam suatu perusahaan dapat
membahayakan kelangsungan usaha kecil.
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-
pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi meliputi informasi kuantitatif tentang informasi
kekayaan entitas, likuiditas, informasi yang berkenaan dengan distribusi nilai
tambah di antara stake holder, dan sejumlah besar informasi berhubungan dengan ekonomi dalam perusahaan
(Staubus, 1985). Penelitian Arnold dan Hope (1990), menyatakan bahwa pada
dasarnya informasi akuntansi bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan,
pengawasan, dan implementasi keputusan-keputusan tersebut. Penggunaan informasi
akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen, dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons,
1991). Selain itu informasi akuntansi juga berguna dalam rangka menyusun berbagai
proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang, mengontrol biaya, mengukur dan
meningkatkan produktivitas dan memberikan dukungan terhadap proses
produksi (Johnson dan Kaplan, 1987). Penelitian yang dilakukan oleh
Holmes dan Nicholls (1989)
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Australia antara lain, ukuran bisnis, masa manajemen mempimpin operasional
usaha, sektor industri, dan pendidikan pemilik atau manajer usaha.
Urgensi sistem informasi akuntansi pada usaha kecil yang telah dipaparkan diatas membuat ketertarikan penulis untuk
melakukan penelitian pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi seperti faktor pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal
usaha, dan umur usaha pada UKM di Kabupaten Banyumas. Alasan penulis
memilih menggunakan variabel seperti pendidikan pemilik usaha, pemahaman
3
akuntansi pemilik usaha, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha adalah:
(a) Peran pemilik usaha atau manajer sangatlah dominan dalam menjalankan
usaha atau suatu perusahaan. Pemilik usaha yang pernah mengenyam pendidikan formal dengan jenjang yang lebih tinggi
(perguruan tinggi) akan memiliki pemahaman, keahlian, dan keterampilan
yang berbeda dalam mengelola usaha, dibandingkan dengan pemilik yang mengenyam pendidikan dengan jenjang
yang lebih rendah (dari pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah
Menengah Atas). Pemilik usaha atau manajer yang memiliki tingkat pendidikan formal yang tinggi akan lebih mampu
dalam mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi dibandingkan dengan
yang memiliki tingkat pendidikan formal lebih rendah.
(b) Pemahaman akuntansi pemilik usaha dapat
tercermin melalui perlakuan pemilik usaha atau manajer dalam mengelola keuangan
perusahaan. Dengan kata lain, praktik akuntansi dalam suatu perusahaan mencerminkan tingkat pemahaman
akuntansi pemilik. Kemudian pemahaman akuntansi juga dapat diidentifikasi dari
pengalaman pemilik usaha atau manajer pada partisipasinya dalam program pelatihan akuntansi yang pernah diikuti.
Semakin baik pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha atau manajer,
maka makin baik pula kemampuan mereka dalam menggunakan informasi akuntansi.
(c) Budaya organisasi dapat tercermin melalui
asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang dimiliki para
anggota kelompok dalam suatu organisasi yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan
(Schein, 1986; Hofstede, 1980; Sackman, 1992; Meschi dan Reoger, 1995). Maka
dari itu, budaya organisasi atau budaya perusahaan memiliki pengaruh terhadap perilaku, cara kerja dan motivasi pemilik
usaha atau manajer dalam mencapai tujuan usaha atau perusahaan, dengan demikian
akan berpengaruh pula dengan perilaku pemilik atau manajer dalam
mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi, mengingat keberadaan informasi akuntansi yang
handal akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang memiliki
budaya organisasi yang baik dan matang akan lebih mempunyai kemampuan yang baik dalam menggunakan informasi
akuntansi, dari pada perusahaan yang memiliki budaya organisasi dengan taraf
yang lebih rendah. (d) Perusahaan yang masih berkembang akan
cenderung membutuhkan modal usaha,
sehingga perusahaan akan berusaha mencari akses sumber modal. Di sisi lain,
lembaga keuangan seperti bank yang kerap menjadi target sumber modal bagi UKM, berlaku prudent atau hati-hati dalam
menyalurkan pinjaman modal pada UKM. Sehingga, untuk dapat bermitra dengan
lembaga keuangan atau bank, usaha kecil dituntut agar dapat menyajikan proposal mengenai gambaran usahanya untuk
kemudian dapat dinilai sebagai usaha yang feasible (layak usaha), dan bankable
(memenuhi ketentuan bank). Untuk dapat menyusun proposal yang handal dan reliable, maka informasi akuntansi yang
baik dan akurat sangat dibutuhkan. Maka dari itu, perusahaan yang masih
membutuhkan modal usaha berupa pinjaman modal dari lembaga keuangan, akan lebih memperhatikan penggunaan
informasi akuntansi dalam perusahaannya, dalam rangka menghasilkan proposal atau
laporan keuangan yang handal. (e) Holmes dan Nicholls (1989)
mengemukakan bahwa penyediaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha (lamanya suatu usaha berdiri mulai
dari awal beroperasi hingga saat ini). Studi tersebut menyatakan bahwa semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan
untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat
keputusan, jika dibandingan dengan perusahaan yang lebih tua usianya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002), Astuti
(2007), dan Wahyudi (2009) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan
4
informasi akuntansi adalah skala usaha, di mana semakin besar skala usaha maka semakin tinggi penggunaan informasi
akuntansi dari usaha tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin fokus penelitian mengacu
kepada usaha menengah yang kemungkinan besar sudah menggunakan informasi akuntansi, sehingga penelitian
dapat fokus terhadap seberapa besar pengaruh kelima variabel bebas yang
diteliti mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi tanpa mengkhawatirkan apakah usaha yang
diteliti sudah menggunakan informasi akuntansi atau belum.
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis percaya sangatlah penting untuk meneliti lebih lanjut
mengenai sistem informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Penulis mengambil judul: “Analisis
Pengaruh Pendidikan Pemilik,
Pemahaman Akuntansi, Budaya
Perusahaan, Modal Usaha, dan Umur
Usaha Terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi Pada Usaha Menengah di
Kabupaten Banyumas”.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
2. Apakah pemahaman akuntansi pemilik dapat meningkatkan
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
3. Apakah budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
4. Apakah modal usaha dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
5. Apakah semakin muda umur usaha dapat meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha
menengah di Kabupaten Banyumas?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pendidikan pemilik usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
2. Mengetahui pengaruh pemahaman akuntansi pemilik terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
3. Mengetahui pengaruh budaya perusahaan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
4. Mengetahui pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
5. Mengetahui pengaruh umur usaha
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian
1. Usaha menengah yang diteliti, hasil
penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi yang berguna dalam proses
pengambilan keputusan sebagai usaha mencapai tujuan dan
keberhasilan usaha menengah. 2. Bagi akademisi, sebagai
sumbangsih bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan sebagai bahan informasi, khususnya
penggunaan informasi akuntansi bagi usaha menengah, serta dapat digunakan sebagai referensi dalam
penelitian selanjutnya. E. Model Penelitian
Technology Acceptance Model (TAM) menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru,
sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan
mereka akan menggunakannya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
5
keputusan pengguna dalam menggunakan teknologi baru tersebut adalah perilaku dari pengguna tersebut. Hal ini dapat
dijelaskan dalam Theory of Planned Behavior (TPB) di mana teori ini
menjelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama, yaitu sikap attitude toward the
behavior, subjective norms, dan behavioral control.
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan rekapitulasi hasil penelitian terdahulu (Tabel 1) maka
diajukan model penelitian yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Model
penelitian menggambarkan pengaruh antara pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan,
modal usaha, dan umur usaha (variabel bebas) terhadap penggunaan informasi
akuntansi (variabel terikat).
Variabel bebas Variabel terikat
F. Hipotesis
H1: Pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas. H2: Pemahaman akuntansi pemilik usaha
dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. H3: Budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H4: Modal usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H5: Semakin muda umur usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
II. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK
ANALISIS DATA
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode survei. 2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, umur
usaha, dan penggunaan informasi akuntansi.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah. 4. Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari: a. Data hasil studi kepustakaan berupa
literatur-literatur, makalah-makalah, seminar, jurnal-jurnal, catatan kuliah,
dan data-data dari UKM. b. Data dari kuesioner dan wawancara.
5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling
dengan kriteria: a. Manajer atau pemilik unit usaha
menengah dapat diidentifikasi dengan jelas.
b. Usaha menengah telah
menyediakan laporan keuangan. c. Kegiatan operasional usaha
menengah dijalankan atau dikendalikan langsung oleh manajer atau pemilik usaha.
d. Usaha menengah dapat berupa usaha yang bergerak di bidang
manufaktur, jasa, ataupun dagang.
Pendidikan pemilik
usaha
Pemahaman
akuntansi pemilik
usaha
Budaya perusahaan
Modal usaha
Umur usaha
Penggunaan
informasi
akuntansi pada
usaha menengah
6
6. Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan teknik penelitian lapangan (Field
Research). Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara.
Data sekunder yang relevan dengan penelitian diperoleh dengan teknik studi pustaka melalui literatur-literatur,
makalah-makalah, seminar, jurnal-jurnal, catatan kuliah, dan data-data dari
UKM. 7. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Bebas 1) Pendidikan Pemilik (X1)
Variabel pendidikan pemilik usaha akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang pernah
diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan
formal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pendidikan yang diperoleh pemilik/manajer
usaha dibangku sekolah formal antara Sekolah Dasar (SD) hingga
Perguruan Tinggi (diploma, sarjana, atau pascasarjana). Penulis menyatukan S1, S2, dan S3 di level
sarjana dengan tingkat skor 5 dimaksudkan bahwa jika seorang
manajer/pemilik mempunyai pendidikan sarjana (S1/S2/S3),
berarti manajer/pemilik telah menempuh pendidikan formal
selama ≥ 17 tahun. Skor yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sarjana (S1, S2, S3) diberi skor 5, Diploma (D3) diberi skor 4,
SMA/ sederajat diberi skor 3, SMP/sederajat diberi skor 2, SD/ sederajat diberi skor 1.
2) Pemahaman Akuntansi Pemilik Usaha (X2)
Pemahaman akuntansi dalam
penelitian ini adalah pemahaman dari pimpinan atau pemilik usaha
tentang akuntansi. Indikator penmahaman akuntansi menggunakan dua dimensi
pengukuran yang biasanya digunakan dalam kajian audit
(Spliker, 1995; Bonner dan Walker, 1994), yaitu: a.Pemahaman deklaratif,
merupakan pemahaman tentang fakta-fakta dan berdasarkan
konsep, contohnya: kas adalah bagian dari current assets; pemahaman ini memudahkan
dalam analisis rasio. Dimana pemahaman deklaratif biasanya
tergantung dari instruksi yang ada. b.Pemahaman prosedural merupakan pemahaman yang
konsisten dengan aturan-aturan atau standar akuntansi yang
berlaku (Bonner dan Walker, 1994; Spilker, 1995)., biasanya tergantung pada pengalaman.
Variabel tersebut kemudian diukur dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan mengenai pemahaman deklaratif dan pemahaman
prosedural. Skor akan diberikan sesuai dengan jumlah pertanyaan
yang berhasil dijawab dengan benar oleh responden. Skor digunakan sebagai berikut: berhasil
menjawab 10 pertanyaan dengan benar = skor 5, berhasil menjawab
9-8 pertanyaan dengan benar = skor 4, berhasil menjawab 7-5 pertanyaan dengan benar = skor 3,
berhasil menjawab 4-3 pertanyaan dengan benar = skor 2, berhasil
menjawab 2-1 pertanyaan dengan benar = skor 1.
3) Budaya Perusahaan (X3)
Penelitian ini memasukkan
arti budaya dengan menggunakan pendekatan dimensi praktik, yaitu nilai-nilai keyakinan (belief) yang
dimiliki oleh pemilik/manajer, yang dimanifestasikan dalam
bentuk norma-norma perilaku yang bersangkutan (Hofstede et al.1990; Kotter dan Heskett 1994).
Indikator budaya perusahaan menggunakan tujuh dimensi
pengukuran (Stephen P. Robbins, 2001), yaitu:
7
a. Inovasi dan pengambilan resiko: sejauh mana karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil
resiko.
b. Perhatian terhadap detail: sejauh
mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian terhadap detail.
c. Orientasi hasil: sejauh mana manajemen yang berfokus pada
hasil atau keluaran bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d. Orientasi orang: sejauh mana keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil pada orang-orang dalam organisasi. e. Orientasi tim: sejauh mana
kegiatan kerja diorganisasikan pada tim dan bukan individu.
f. Sifat agresif: sejauh mana orang-orang lebih agresif dan kompetitif dibandingkan dengan yang santai.
g. Stabilitas: sejauh mana kegiatan organisasi menekankan untuk
mempertahanan status quo kontras dengan pertumbuhan.
Di dalam penelitian,
responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang berisi pernyataan
mengenai dimensi budaya organisasi yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi menggunakan 5 skala Likert, dimana angka 1
menunjukkan skala yang berarti bahwa kultur budaya perusahaan yang berorientasi pada penyiapan
dan penggunaan informasi akuntansi adalah rendah, dan
sebaliknya untuk angka 5 dapat diartikan bahwa kultur budaya perusahaan berorientasi pada
penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi yang tinggi.
4) Modal Usaha (X4)
Untuk mengukur variabel modal usaha, peneliti mengacu
pada rumus Modal usaha = Ekuitas – Hutang. Dalam penelitian ini, variabel modal usaha akan diukur
dari jumlah total aset yang dimiliki perusahaan selain tanah dan bangunan tempat usaha. Semakin
besar total aset yang dimiliki perusahaan berarti semakin kecil
kemungkinan perusahaan untuk melakukan hutang dalam jumlah besar, dimana pertumbuhan hutang
berbanding lurus dengan kebutuhan akan informasi akuntansi. Dan
besarnya modal usaha dapat diketahui dari ekuitas dikurangi dengan hutang usaha. Perusahaan
yang memiliki aset > Rp.7.500.000.000 akan lebih
banyak membutuhkan modal usaha, sehingga dalam penelitian ini penulis membagi total aset
perusahaan dengan skor dan skor yang digunakan adalah sebagai
berikut: a. Rp.7.500.000.000 – Rp.10.000.000.000 = skor 5
b. > Rp.5.000.000.000 – Rp.7.500.000.000 = skor 4
c. > Rp.2.500.000.000 – Rp.5.000.000.000 = skor 3 d. > Rp.1.000.000.000 –
Rp.2.500.000.000 = skor 2 e. Rp.500.000.000 –
Rp.1.000.000.0000 = skor 1.
5) Umur Usaha (X5)
Penelitian ini mengukur variabel umur perusahaan
berdasarkan waktu (dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan.
Holmes dan Nicholls (1989) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa
penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan
bahwa perusahaan yang berdiri kurang dari 10 tahun akan lebih
banyak menyediakan informasi akuntansi statutori, informasi akuntansi anggaran, dan informasi
tambahan, sehingga dalam penelitian ini penulis membagi
umur perusahaan dengan skor dan skor yang digunakan adalah
8
sebagai berikut: <=10 tahun diberi skor 5, 11-20 tahun diberi skor 4, 21-30 tahun diberi skor 3, 31-40
tahun diberi skor 2, >=41 tahun diberi skor 1.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penggunaan Informasi Akuntansi pada usaha
menengah (Y). Informasi akuntansi dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai informasi statutori, informasi anggaran dan informasi tambahan yang dihasilkan dari
proses akuntansi yang digunakan sebagai dasar di dalam membuat
keputusan. Indikator variabel penggunaan informasi akuntansi terdiri dari 3, yaitu (Holmes dan
Nicholls, 1989): 1) Informasi statutori, merupakan
informasi akuntansi yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Arus Kas.
2)Informasi anggaran, merupakan informasi akuntansi yang terdiri
dari informasi proyeksi Laba Rugi dan proyeksi Arus Kas. 3)Informasi tambahan, terdiri dari
informasi laporan Harga Pokok Produksi dan Rasio Keuangan.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala Likert dalam lima poin, yaitu
apabila perusahaan melakukan penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi maka diberi skor 1-5, dengan poin 1 menggambarkan bahwa informasi
akuntansi tidak pernah, atau sangat rendah dalam penyiapan atau
penggunaannya, hingga poin 5 untuk tingkat penyiapan dan penggunaan yang sangat tinggi
atau sangat sering. B. Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji model penelitian, yaitu
untuk menguji H1, H2, H3, H4, dan H5. Persamaan regresinya adalah:
Keterangan: y :Penggunaan informasi akuntansi a :Konstanta
:Koefisien regresi yang menunjukan
besarnya pengaruh pendidikan pemilik
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
:Koefisien regresi yang menunjukan
besarnya pengaruh pemahaman akuntansi pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
:Koefisien regresi yang menunjukan
besarnya pengaruh budaya perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada usaha menengah.
:Koefisien regresi yang menunjukan
besarnya pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
:Koefisien regresi yang menunjukan
besarnya pengaruh umur usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
usaha menengah. X1 : Pendidikan pemilik usaha
X2 :Pemahaman akuntansi pemilik usaha X3 :Budaya perusahaan X4 :Modal Usaha
X5 :Umur usaha
:Error
Uji Kualitas Data a. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid (sah) apabila pertanyaan pada kuesioner
mampu memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang akan diteliti oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Product Moment, dengan
kriterianya: r hitung > r tabel = valid r hitung < r tabel = tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Dikatakan reliable (dapat diandalkan)
jika pertanyaan pada kuesioner mampu menghasilkan jawaban dari koresponden yang konsisten dari waktu ke waktu, dan
menggambarkan secara jelas dan relevan mengenai sistem pengendalian internal
usaha yang diteliti. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Pertanyaan yang mempunyai Cronbach
9
Alpha lebih dari 0,6 dikatakan suatu instrumen yang reliable (Darlis, 2002).
Statistik Deskriptif
Statistik ini berguna untuk
memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian (jenis
kelamin, lokasi usaha, umur usaha, jenis usahha) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (pendidikan pemilik,
pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, umur usaha, dan
penggunaan informasi akuntansi). Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji metode
kolmogorov smirnov. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Sampel berdistribusi normal
apabila Asymptotic sig > tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam hal ini adalah 95% atau
α=5%. b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel bebas.
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dlam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak (Suliyanto, 2011). Untuk
mengetahui adanya multikolinearitas antar variabel, salah satu caranya dengan
melihat nilai dari VIF (Variance Inflaction Factor). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model tidak ada
hubungan antar variabel bebas (Suliyanto, 2005).
c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan
untuk melihat apakah variabel
pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk mendeteksinya
dalam suatu model regresi, yaitu dengan melakukan uji Glesjer. Gejala heteroskedastisitas akan ditunjukkan
oleh koefisien regresi masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut
residunya (e), Jika nilai probabilitasnya
lebih besar dari nilai (0,05) maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas (Suliyanto,
2005).
Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
Goodness of Fit, dan secara statistik dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F serta uji t.
a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat (penggunaan informasi
akuntansi). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat relatif terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi perubahan variabel terikat (Ghozali, 2007).
b. Uji F Uji F digunakan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara serentak (simultan). Apabila Fhitung > Ftabel maka
suatu model dapat dinyatakan fit.
Pengujian Hipotesis
a. Uji t Uji t dikenal dengan uji parsial,
yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap
variabel terikatnya. Perumusan hipotesisnya adalah:
H0: pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha secara parsial
tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
usaha menengah. Ha: pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal
usaha, dan umur usaha secara parsial mempunyai pengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah. Kriteria penerimaan hipotesis:
10
Level of significance (α) = 0,05 Degree of freedom = n-k H0 diterima, Ha ditolak jika sig > 0,05
atau -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H0 ditolak, Ha diterima jika sig ≤ 0,05
atau thitung > ttabel
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Profil UKM di Banyumas
Responden dalam penelitian ini adalah para pemilik usaha atau manajer
UKM, yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop)
Kabupaten Banyumas pada tahun 2013. Spesifikasi UKM dalam penelitian ini merupakan UKM di Kabupaten Banyumas
dan tergolong unit usaha pada tingkatan industri menengah berdasarkan UU No. 20
tahun 2008, yaitu memiliki omzet per tahun Rp 2,5 miliar – Rp 50 miliar, dan aset sebesar Rp 500 juta – Rp 10 miliar.
Berdasarkan catatan Disperindagkop tahun 2013, jumlah usaha menengah di
Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 terdapat 75 unit usaha yang tersebar dibeberapa desa dan kelurahan diseluruh
Kabupaten Banyumas. Kemudian dari 75 unit usaha tersebut, 30 unit diantaranya
merupakan unit usaha menengah yang mampu memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini. Tabel 1. Wilayah Lokasi unit Usaha Menengah
Kabupaten Banyumas
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Banyumas
2. Data Penelitian dan Sampel
Kuesioner diberikan langsung kepada
30 orang pemilik usaha atau manajer usaha menengah yang tersebar didaerah
Banyumas, dan semuanya merupakan responden yang valid. Dari 30 kuesionerr yanjg dibagikan kepada responden,
sebanyak 30 kuesioner berhasil kembali, sehingga kuesioner yang dapat digunakan
dalam penelitian sebesar 100% dari total kuesioner yang dibagikan.
B. Gambaran Umum Responden dan
Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Penelitian
1. Gambaran Umum Responden Tabel 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer yang diolah
2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Penelitian
a. Variabel Pendidikan Pemilik (X1) Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Pendidikan Pemilik (X1)
Sumber: Data primer yang diolah b. Pemahaman Akuntansi Pemilik (X2)
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Pemahaman Akuntansi Pemilik (X2)
Pemahaman
Akuntansi
Pemilik (X2)
Skor Jml %
Benar 10 5 13 43,33
Benar 9-8 4 16 53,33
Benar 7-5 3 1 3,33
Benar 4-3 2 0 -
Benar 2-1 1 0 -
Jumlah 30 100 Sumber: Data primer yang diolah
11
c. Budaya Perusahaan (X3) Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Budaya Perusahaan (X3)
Budaya
Perusahaan
(X3)
Skor Tot
Indikator
1-7
%
SS 5 44 21,15
S 4 132 63,46
N 3 32 15,39
TS 2 0 -
STS 1 0 -
Jumlah 208 100 Sumber: Data primer yang diola
d. Variabel Modal Usaha (X4) Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Modal Usaha (X4)
Modal Usaha (X4) Skor Jml %
>Rp.7.500.000.000-
Rp.10.000.000.000
5 7 23,33
>Rp.5.000.000.000-
Rp.7.500.000.000
4 12 40
>Rp.2.500.000.000-Rp.5.000.000.000
3 4 13,33
>Rp.1.000.000.000-
Rp.2.500.000.000
2 3 10
Rp.500.000.000-
Rp.1.000.000.000
1 4 13,33
Jumlah 30 100 Sumber: Data primer yang diolah
e. Variabel Umur Usaha (X5) Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Umur Usaha (X5)
Umur Usaha (X5) Skor Jml %
<= 10 tahun 5 21 70
11-20 tahun 4 8 26,67
21-30 tahun 3 - -
31-40 tahun 2 - -
>= 40 tahun 1 1 3,33
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer yang diolah
f. Penggunaan Informasi Akuntansi (Y) Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Penggunaan
Informasi
Akuntansi (Y)
Skor Tot.
Indikator
1-12
%
SS 5 63 17,85
S 4 196 55,52
N 3 81 22,95
TS 2 13 3,68
STS 1 0 -
Jumlah 353 100 Sumber: Data primer yang diolah
C. Analisis Data
1. Hasil Pengujian Kualitas Data a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan
kepada 20 mahasiswa/i S1 Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman. Pengujian validitas dalam
penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment. Variabel penelitian
yang diuji validitasnya: variabel budaya perusahaan (X3) dan penggunaan informasi akuntansi (Y). Setelah diuji,
diketahui nilai r hitung setiap item pernyataan X3 dan Y masing-masing
lebih besar dari r table pada tingkat kepercayaan 95% α = 0,05 (0,254). Dengan demikian maka seluruh item
pernyataan dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini dilaukan kepada 20 mahasiswa/i S1 Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman.
Pengujian reliabilitas dilaukkan dengan teknik Croncbach Alpha. Setelah diuji,
diketahui bahwa nilai koefisien Croncbach Alpha untuk variabel budaya perusahaan (X3) dan
penggunaan informasi akuntansi (Y) masing-masing lebih besar dari 0,60
sehingga semua pernyataan untuk setiap variabel tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data.
2. Statistik Deskriptif Tabel 10. Output Analisis Deskriptif Variabel
Penelitian
Sumber: Data primer yang diolah
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0 for windows diketahui bahwa
12
untuk model regresi berganda memiliki nilai asymptotic significant (2-tailed) sebesar 0,956 di mana lebih besar dari α
(alpha) 0,05. Berdasarkan hasil tersebut naka dapat dinyatakan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini terbukti berdistribusi normal, sehingga layak untuk meenggunakan teknik analisis
regresi. b. Uji Multikolinieritas
Pada penelitian ini uji
multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang
digunakan untuk menunujukkan adanya multikolinieritas adalah tolerance >
0,10 atau VIF < 10. Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa untuk variabel-variabel bebas dalam model regresi
berganda masing-masing memiliki nilai tolerance yang menunjukkan angka
lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
variabel bebas (independent) tidak memiliki korelasi sehingga tidak terjadi
multikolinieritas dalam persamaan model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa nilai signifikansi semua variabel
terhadap nilai residual dari model regresi berganda lebih besar dari α (sig.
> 0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Goodness of Fit
a. Koefisien Determinasi
Berdasarkan data primer yang diolah, diperoleh nilai adjusted
koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,639, hal tersebut
menunjukkan bahwa 63,9 persen variabel perubahan naik atau turunnya penggunaan informasi akuntansi pada
usaha menengah di Kabupaten Banyumas dapat dijelaskan oleh factor-
faktor pendorong penggunaan informasi akuntansi, yaitu pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya
perusahaan, modal usaha, dan umur
usaha. Sedangkan 36,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
b. Uji F Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai Fhitung sebesar 11,272, dengan tingkat kesalahan (α) = 0,05 dan degree of freedom (df) = (k-1) dan (n-k)
diketahui nilai Ftabel adalah 2,534. Output uji F dari hasil analisis regresi
menunjukkan nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel, artinya bahwa model regresi berganda yang terbentuk
dinyatakan cocok atau fit.
5. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Berganda
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 11, dapat
dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 12,856 + 2,252 X1 + 3,322 X2
+ 0,555 X3 - 0,083 X4 – 1,376 X5 b. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Tabel 12. Ringkasan Uji t
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data pada Tabel 12 dapat
dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai t hitung variabel tingkat pendidikan
pemilik usaha sebesar 2,985 (t hitung > t
tabel) dan sig. t < α (0,006 < 0,05). Maka H1 yang menyatakan bahwa variabel
tingkat pendidikan pemilik usaha mempunyai pengaruh dan signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi
13
pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, diterima. b) Nilai t hitung variabel pemahaman
akuntansi pemilik usaha sebesar 3,369 (t
hitung > t tabel) dan sig. t < α (0,003 < 0,05).
Maka H2 yang menyatakan bahwa variabel pemahaman akuntansi pemilik usaha mempunyai pengaruh dan signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten
Banyumas, diterima. c) Nilai t hitung variabel budaya perusahaan sebesar 2,395 (t hitung > t tabel) dan sig.t < α
(0,025 < 0,05). Maka H3 yang menyatakan bahwa variabel budaya perusahaan
mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten
Banyumas, diterima. d) Nilai t hitung variabel modal usaha
sebesar -0,199 (t hitung < t tabel) dan sig.t > α (0,844 > 0,05). Maka H4 yang menyatakan bahwa bahwa variabel modal usaha tidak
mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, ditolak. e) Nilai t hitung variabel umur usaha sebesar
-1,861 (t hitung < t tabel) dan sig.t > α (0,075 > 0,05). Maka H5 yang meneyatakan
bahwa variabel umur usaha tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, ditolak.
Dengan demikian dari hasil pengujian pengaruh parsial atau Uji t tersebut, Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti bahwa pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya
perusahaan, modal usaha, dan umur usaha secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada usaha menengah.
D. Pembahasan 1. Hipotesis Pertama
Dari uji t yang telah dilakukan,
dihasilkan t hitung sebesar 2,985 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,006 < sig. α 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan pemilik usaha mempunyai
pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan pemilik usaha,
maka penggunaan informasi akuntansi usaha menengah tersebut akan semakin meningkat. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002), Tianna Solovida (2003), Wahyudi
(2009), Purnama Sari (2011), dan Muchdorroh (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan pemilik usaha
berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.
2. Hipotesis Kedua
Dari uji t yang telah dilakukan,
dihasilkan t hitung sebesar 3,369 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,003 < sig. α 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel pemahaman akuntansi pemilik usaha mempunyai pengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil tersebut mendukung teori yang dikemukakan Bedard dan Chi (1993) dan Spilker (1995) bahwa motivasi untuk
mempelajari tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman
manajer atau pemilik dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
pengetahuan akuntansi pemilik usaha, maka penggunaan informasi akuntansi
usaha menengah tersebut akan semakin meningkat. Hasil ini kemudian sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suhairi, Yahya, dan Haron (2004) dan Fitriyah
(2006) yang menyatakan bahwa pengetahuan akuntansi pemilik usaha berpengaruh secara signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
3. Hipotesis Ketiga
Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar 2,395 > t tabel
sebesar 2,042 dan sig. 0,025 < sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
14
budaya perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. Budaya perusahaan yang dapat
meningkatkan penggunaan informasi akuntansi di sini adalah budaya perusahaan yang terimplementasi dalam kinerja
karyawan. Budaya yang akan menjadikan karyawan nyaman, tenteram, dan bahagia
dalam bekerja. Setiap karyawan dengan posisinya masing-masing memiliki peran sentral dalam kesuksesan bisnis.
Implementasi budaya perusahaan akan menjadikan perusahaan lebih transparan
dalam laporan keuangan, produksi, dan lain-lain. Transparansi dalam setiap divisi didukung loyalitas, profesionalisme,
kreativitas, dan ketekunan setiap pihak maka perusahaan akan sukses.
Holmes dan Marsden (1996) turut memaparkan suatu teori bahwa budaya perusahaan atau organisasi mempunyai
pengaruh pengaruh terhadap perilaku, cara kerja, dan motivasi para manajer dan
bawahannya untuk mencapai kinerja organisasional. Salah satu indikator kinerja organisasional dalam penelitian ini
termasuk pula dalam penggunaan informasi akuntansi yang optimal.
Sehingga hasil penelitian ini mendukung toeri yang dipaparkan oleh Holmes dan Marsden, di mana hasil menunjukkan
bahwa semakin tinggi budaya perusahaan, maka penggunaan informasi akuntansi
usaha menengah tersebut akan semakin meningkat. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tianna
Solovida (2003) yang menyatakan bahwa budaya perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
4. Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar -0,199 > t tabel sebesar 2,042
dan sig. 0,844 > sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal usaha tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang memiliki modal
usaha tinggi, belum tentu dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi usaha
menengah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di lapangan saat peneliti
melakukan penelitian, di mana terdapat beberapa usaha menengah yang penggunaan informasi akuntansinya hanya
berada pada tingkat sedang, yaitu mereka hanya kadang-kadang menggunakan
informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan, namun usaha menengah tersebut memiliki total aset perusahaan
berjumlah > Rp.7.500.000.000 – Rp.10.000.000.000, yang mengindikasikan
mereka membutuhkan modal usaha yang sangat tinggi.
5. Hipotesis Kelima
Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh umur usaha
terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar -1,861 > t tabel sebesar 2,042
dan sig. 0,075 > sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel umur usaha
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten
Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin muda umur suatu perusahaan, belum tentu usaha menengah tersebut menggunakan informasi akuntansi dengan
optimal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di lapangan saat peneliti melakukan
penelitian, di mana terdapat beberapa usaha menengah yang penggunaan informasi akuntansinya hanya berada pada
tingkat sedang, yaitu mereka hanya kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan,
padahal umur usaha usaha menengah tersebut masih muda, yaitu berumur
maksimal 10 tahun. Hasil penelitian ini menolak teori Holmes dan Nicholls (1989) yang
15
menyatakan bahwa semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang
ekstensif untuk tujuan membuat keputusan dengan cara menggunakan informasi
akuntansi dengan lebih optimal guna mencapai tujuannya tersebut, dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih tua usianya. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Murniati (2002), Tianna Solovida (2003), dan Astuti (2007) yang menyatakan umur usaha berpengaruh
secara terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur
usaha bersama-sama mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada
usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
2. Secara parsial, variabel pendidikan
pemilik, pemahaman akuntansi, dan budaya perusahaan dapat
meningkatkan penggunaan informasi akuntansi. Sedangkan, variabel modal usaha dan umur usaha tidak
berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha
menengah di Kabupaten Banyumas.
B. Implikasi
1. Penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten
Banyumas dapat lebih ditingkatkan dengan cara memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh secara
signifikan seperti tingkat pendidikan pemilik usaha, pemahaman akuntansi
pemilik usaha, dan budaya perusahaan. Selain itu, faktor umur
usaha dapat pula meningkatkan penggunaan informasi akuntansi ketika usaha menengah yang masih
muda cenderung untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif
untuk tujuan membuat keputusan. Dan faktor modal usaha pun dapat meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi jika usaha menengah yang membutuhkan modal usaha dapat
lebih memerhatikan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaannya dalam rangka
menghasilkan proposal atau laporan keuangan yang handal.
2. Salah satu faktor yang perlu lebih diperhatikan karena pengaruhnya yang signifikan dan paling dominan
terhadap penggunaan informasi akuntansi adalah pemahaman
akuntansi pemilik usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik pemahaman akuntansi
pemilik usaha, maka akan semakin baik pula penggunaan informasi
akuntansi dalam usahanya. Bertolak dari hal tersebut, maka penyelenggaraan pelatihan akuntansi
oleh pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan usaha menengah, baik
dari pihak pemerintah maupun kalangan praktisi akuntan perlu lebih ditingkatkan.
3. Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu mengupayakan peningkatan
penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah dengan merancang suatu peraturan atau kebijakan yang
dapat mendorong usaha menengah menyediakan pembukuan yang sesuai
standar. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas juga perlu meningkatkan pengadaan pelatihan-
pelatihan akuntansi bagi para pelaku usaha menengah guna menambah
wawasan para pengusaha usaha menengah tentang ilmu akuntansi yang relevan untuk usaha menengah.
4. Bagi pemilik atau manajer usaha menengah, diperlukan kesadaran dan
partisipasi aktif terhadap pelatihan akuntansi karena hal ini sangatlah
16
penting dan harus diperhatikan guna tercapainya praktik penggunaan informasi akuntansi usaha menengah
yang lebih baik.
C. Keterbatasan
1. Penelitian yang dilakukan terbatas pada Kabupaten Banyumas sehingga
hasilnya tidak dapat digeneralisasi. Diharapkan penelitian selanjutnya
dapat memperluas lingkup sampel penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan tidak
melihat laporan keuangan dari usaha menengah secara langsung. Data yang
didapat terkait penggunaan informasi akuntansi yang digunakan oleh usaha menengah hanya berdasarkan dari
jawaban responden pada kuesioner. Diharapkan penelitian selanjutnya
dapat melihat laporan keuangan secara langsung, sehingga mengetahui secara riil laporan keuangan yang digunakan
oleh usaha menengah yang diteliti. 3. Berdasarkan model penelitian yang
digunakan peneliti, diketahui bahwa variabel bebas hanya dapat menjelaskan sebesar 63,9% sedangkan
sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini. Penelitian mendatang diharapkan menambah variabel-variabel kontekstual lain yang
memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Era. 2007. Pengaruh Karakteristik Internal Terhadap Penyiapan dan
Penggunaan Informasi Akuntansi Usaha Kecil dan Menengah di
Kabupaten Kudus. Tesis. Program Pasca Sarjana: Universitas Diponegoro
Budi Wahyono. 2013. Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun
2013. Tesis. Program Pasca Sarjana: UNS
Disperindagkop. 2013. Data UKM Kelas
Menengah di Kabupaten Banyumas
Tahun 2013. Banyumas
Failin, Andreas. 2011. Analisis Manfaat Informasi Akuntansi Pada UKM di Wilayah Tanggulangin. Skripsi.
STIE Perbanas: Surabaya
Fitriyah, Hadiyah. 2006. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi
Pada Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sidoharjo. Tesis.
Fakultas Ekonomi UNAIR: Surabaya
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi
2. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Hariyadi. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi
Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang Bergerak Dibidang Jenis Usaha Makanan di Kota
Tanjungpinang. Skripsi UMRAH. Tanjungpinang
Holmes, Scott dan Dess Nicholls. 1988.
An Analysis of The Use Accounting
By Australian Small Business. Journal of Small Business
Management, Vol. 26
17
Komara, Acep. 2006. Analisis Faktor
faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Jurnal Maksi Vol. 6 No. 2, Cirebon
Mandala, Ardi. 2012. Peran Pendidikan,
Pengalaman, dan Inovasi Terhadap
Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Skripsi UNDIP. Semarang
Meuthia, Reno Fithri dan Endrawati.
2012. Pengaruh Faktor Pendidikan,
Pelatihan, Pengalaman Kerja, dan Penguasaan Komputer Staf Bagian
Akuntansi Terhadap Kualitas Penyajian Informasi Akuntansi (Studi Pada Kantor Cabang Bank Nagari). Jurnal Akuntansi
dan Manajemen. Padang
Muchdorroh, Siti. 2012. Pengaruh Skala Usaha, Pendidikan Pemilik, Pengalaman Memimpin, Jenis
Usaha, Persepsi Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada
Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah). Skripsi UMK. Kudus
Murniati. 2002. Investigasi Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan
Menengah. SNA 5. Semarang
Novikasari, Ranny. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis
Teknologi Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Skripsi UPN
“Veteran” Jawa Timur. Surabaya
Peacock, R. W. 1985. Finding the Causes
of Small Business Failure. Management Forum, 11 (2).
Pinasti, Margani. 2007. Pengaruh Penyelenggaraan dan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi
Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 10, No. 3, September 2007
Puspitasari, Dyah Hayu. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Penerepan Pencatatan Laporan
Keuangan Pada Usaha Mikro. Skripsi UPN “Veteran”
Jawa Timur. Surabaya
Robbins, Stephen P. dan Timothy A.
Judge. 2001. Essentials of Organizational Behaviour. EdisI Sembilan.
Prentice Hall. Amerika Serikat
Sari, Dita Purnama. 2013. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyediaan dan Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada UKM di Kecamatan Rumbai Pesisir. Skripsi UNRI. Riau
Sari, Ria Nita dan Aris Budi Setiawan.
2013. Persepsi Pemilik dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah atas Penggunaan
Informasi Akuntansi. Universitas Gunadarma. Depok
Solovida, Grace Tianna. 2003. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada
Perusahaan Kecil dan Menengah di Jawa Tengah. Tesis UNDIP. Semarang
Sriwidharmanely, Vina Syafrudin. 2012.
An Empirical Study of Accounting Software Acceptance among Bengkulu City Student. Asian
Journal of Accounting and Governance Vol. 3 Hal. 99-112,
Bengkulu
18
Suhairi, Sofri Yahya, dan Hasnah Haron. 2004. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian
Wirausaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi dalam
Pengambilan Keputusan Investasi. SNA VII. Denpasar
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Jakarta:
Ghalia Indonesia
________. 2011. Ekonometrika Terapan:
Teori dan Aplikasi Dengan SPSS.: Andi Offset.
Wahyudi, Muhamad. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengunaan Informasi Akuntansi Pada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Yogyakarta. Tesis UNDIP. Semarang
Wichmann Jr., H. 1984. International
Small Enterprise Review; U.S.A.
Accounting and Marketing Identified as Key Small Business
Problems. Management Forum, 10 (1), 5-12
Yang, Shu-Ching dan Ching-Hung Lin. 2010. Modelling Technology
Acceptance: An Action Research of Undergraduate Students in Taiwan. Taiwan
19
Lampiran 1. Analisis Deskriptif
Lampiran 2. Uji Validitas
a) Uji Validitas Variabel Budaya Perusahaan (X3)
b) Uji Validitas Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
20
Correlations
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed)
21
Lampiran 3. Uji Reliabilitas
a) Uji Reliabilitas Variabel Budaya Perusahaan (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.627 7
b) Uji Reliabilitas Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.836 12
Lampiran 4. Output Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 30
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation .90971765
Most Extreme Differences
Absolute .093
Positive .051
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .511
Asymp. Sig. (2-tailed) .956
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Lampiran 5. Output Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.856 8.495 1.513 .143
X1 2.252 .754 .400 2.985 .006 .692 1.444
X2 3.322 .986 .397 3.369 .003 .894 1.119
X3 .555 .232 .283 2.395 .025 .890 1.124
X4 -.083 .417 -.023 -.199 .844 .893 1.120
X5 -1.376 .739 -.238 -1.861 .075 .762 1.312
a Dependent Variable: Y
22
Lampiran 6. Output Uji Heteroskedastisitas
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.107 4.930 -.224 .824
X1 .054 .438 .029 .123 .903 .692 1.444
X2 .091 .572 .033 .159 .875 .894 1.119
X3 .038 .134 .058 .279 .783 .890 1.124
X4 .258 .242 .223 1.065 .297 .893 1.120
X5 .115 .429 .061 .268 .791 .762 1.312
a Dependent Variable: abresid
Lampiran 7. Output Regresi Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .837(a) .701 .639 2.82793
a Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1 ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 450.734 5 90.147 11.272 .000(a)
Residual 191.932 24 7.997
Total 642.667 29
a Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1 b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.856 8.495 1.513 .143
X1 2.252 .754 .400 2.985 .006
X2 3.322 .986 .397 3.369 .003
X3 .555 .232 .283 2.395 .025
X4 -.083 .417 -.023 -.199 .844
X5 -1.376 .739 -.238 -1.861 .075
a Dependent Variable: Y
23
Lampiran 8. Data Input SPSS
DATA INPUT
RESPONDEN X1 X2 X3 X4 X5 Y
1 5 5 34 4 4 57
2 4 4 28 1 5 47
3 4 4 30 5 5 46
4 4 4 31 3 5 44
5 4 5 27 1 5 44
6 4 5 28 4 5 44
7 5 5 27 5 4 54
8 4 5 28 1 5 47
9 4 4 29 3 5 45
10 5 5 33 4 4 52
11 5 5 31 5 4 50
12 5 5 28 4 4 54
13 3 5 28 5 5 46
14 3 4 28 4 5 41
15 4 4 25 4 5 42
16 5 5 30 2 4 52
17 4 4 32 4 5 49
18 5 4 29 5 5 47
19 5 5 27 4 4 50
20 5 4 32 3 5 43
21 5 5 31 2 4 52
22 5 3 28 3 1 46
23 5 4 25 4 5 46
24 5 4 25 4 5 41
25 3 4 26 2 5 42
26 4 5 27 5 5 40
27 2 4 27 1 5 40
28 3 4 28 4 5 38
29 5 4 26 4 5 44
30 5 4 26 5 5 47
24
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
1. Profil Perusahaan
Silahkan Bapak/Ibu/Saudara mengisi titik-titik di bawah ini dan pilihlah salah
satu dari jawaban yang telah disediakan.
1. Nama Perusahaan:
………………………………………………………………………
2. Alamat Perusahaan:
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
3. Jenis/Bidang Usaha:
a. Sektor Industri dan Perdagangan
b. Sektor Pertanian dan Peternakan
c. Sektor Kelautan dan Perikanan
d. Sektor Kehutanan
e. Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
f. Sektor Perhubungan
g. Sektor Kesehatan
h. Sektor Telekomunikasi
i. Sektor lainnya
4. Produk/Jasa Utama yang Dihasilkan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………....
5. Tahun Berdiri/Lama Usaha:
a. sampai dengan 10 tahun
b. 11-20 tahun
c. 21-30 tahun
d. 31-40 tahun
e. > 40 tahun
25
6. Total aset perusahaan:
a. > Rp.7.500.000.000 – Rp.10.000.000.000
b. > Rp.5.000.000.000 – Rp.7.500.000.000
c. > Rp.2.500.000.000 – Rp.5.000.000.000
d. > Rp.1.000.000.000 – Rp.2.500.000.000
e. Rp.500.000.000 – Rp.1.000.000.000
2. Profil Pemilik Usaha/Manajer
Silahkan Bapak/Ibu/Saudara mengisi titik-titik di bawah ini dan pilihlah salah
satu dari jawaban yang telah disediakan.
a) Nama Bapak/Ibu/Saudara (boleh tidak diisi):
………………………………………………………………………
b) Jenis Kelamin:
a. Pria
b. Wanita
c) Pendidikan Bapak/Ibu/Saudara:
a. Sarjana (S1, S2, S3)
b. Diploma (D3)
c. SMA/sederajat
d. SMP/sederajat
e. SD/sederajat
26
3. Pilihlah salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap paling tepat
dengan memberi tanda silang (x) pada pertanyaan berikut:
1) Di bawah ini hal-hal yang termasuk pos-pos aktiva, kecuali:
a. Kas
b. Gedung
c. Prive
d. Peralatan
e. Perlengkapan
2) Keharusan membayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu adalah:
a. Piutang
b. Beban
c. Investasi
d. Pendapatan
e. Utang
3) Informasi akuntansi yang termasuk dalam laporan keuangan utama adalah:
a. Neraca
b. Buku pembantu piutang
c. Laporan rekonsiliasi
d. Laporan manajemen
e. Anggaran
4) Perusahaan menjual barang secara kredit, bukti transaksi berupa:
a. Cek
b. Faktur
c. Uang tunai
d. Voucher
e. Bilyet giro
5) Informasi akuntansi yang diperlukan dalam penentuan harga jual adalah:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Harga pokok penjualan
d. Laporan arus kas
e. Jurnal
27
6) Di bawah ini yang bukan termasuk jurnal khusus adalah:
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal penerimaan kas
c. Jurnal umum
d. Jurnal pengeluaran kas
e. Jurnal pembelian
7) Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tunai adalah:
a. Jurnal penerimaan kas
b. Jurnal pengeluaran kas
c. Jurnal pembelian
d. Jurnal penyesuaian
e. Jurnal penutup
8) Pada penjualan barang dagang secara kredit, faktur yang asli diberikan
kepada:
a. Bagian keuangan
b. Pembeli
c. Bagian pembukuan
d. Penjual
e. Bagian gudang
9) Sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk
informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau
transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen disebut dengan:
a. Sistem Informasi Manajemen
b. Sistem Informasi Akuntansi
c. Sistem Pengendalian Manajemen
d. Sistem Pengendalian Intern
e. Sistem Pengendalian Akuntansi
10) Pengguna Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari dua pihak, yaitu:
a. Pihak internal dan eksternal
b. Pihak manjemen dan investor
c. Pihak manjemen dan karyawan
d. Pihak manajemen dan pemerintah
e. Pihak manjemen dan bank
28
4. Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk menyatakan sikap atas pernyataan di
bawah ini dengan cara mengisi kolom sikap dengan tanda (√) pada kolom yang
menunjukkan sikap yang paling sesuai bagi Bapak/Ibu/Saudara.
Keterangan:
5 = SS (Sangat Setuju)
4 = S (Setuju)
3 = N (Netral)
2 = TS (Tidak Setuju)
1 = STS (Sangat Tidak Setuju)
NO PERTANYAAN 5
SS
4
S
3
N
2
TS
1
STS
1. Perusahaan selalu mendorong karyawannya untuk
mampu mengambil resiko dan berinovasi dalam
mengerjakan tugas
2. Di dalam perusahaan, pemilik/manajer memberikan
petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai baru
3. Di dalam perusahaan, pemilik/manajer lebih tertarik
pada hasil pekerjaan dibanding pada proses
pengerjaan tugas
4. Di dalam perusahaan, pemilik/manajer lebih tertarik
pada orang yang mengerjakan tugas dibanding pada
proses pengerjaan tugas
5. Perusahaan memiliki budaya yang menanamkan
kebersamaan untuk meningkatkan kinerja setiap
karyawannya
6. Perusahaan memiliki budaya yang menanamkan
sikap kompetitif antar karyawan untuk
meningkatkan kinerja setiap karyawannya
7. Perusahaan selalu memiliki aktivitas yang dapat
terus mempertahankan stabilitas usahanya
29
5. Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Perusahaan
Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk memberikan tanda (√) pada kolom yang
menunjukkan informasi akuntansi yang telah digunakan dalam perusahaan
Bapak/Ibu/Saudara.
Keterangan:
5 = Sangat Tinggi (secara teratur dari awal pendirian perusahaan menggunakan
informasi akuntansi)
4 = Tinggi (secara teratur menggunakan informasi akuntansi)
3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)
2 = Rendah (tahu tapi tidak pernah menggunakan informasi akuntansi)
1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi akuntansi karena sama
sekali tidak tahu)
Sejauh mana informasi akuntansi
berikut digunakan oleh perusahaan:
Tingkat Penggunaan
5
Sangat
Tinggi
4
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
Sangat
Rendah
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Biaya Produksi
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Arus Kas
6. Anggaran Arus Kas
7. Anggaran Penjualan
8. Anggaran Biaya Produksi
9. Rasio Keuangan
10. Laporan Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja
11. Daftar Umur Piutang
12. Laporan Persediaan