1
ANALISIS METODE PENGAKUAN MARGIN PEMBIAYAAN
MURABAHAH BERDASARKAN PRINSIP ANUITAS DAN
PROPORSIONAL SESUAI DENGAN PSAK ( Studi Kasus Pada PT Bank BRI Syariah )
Disusun Oleh :
Maulida Fitri (201012074)
Jurusan Akuntansi STIE Indonesia Banking School
Fatwa No. 84/DSN-MUI/XII/2012 yang dikeluarkan oleh DSN MUI menjelaskan bahwa dalam
pengakuan keuntungan pembiayaan murabahah yang diaplikasikan oleh Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) dikenal dua metode yaitu metode anuitas dan metode proporsional. Penerapan
salah satu dari dua metode pengakuan keuntungan pembiayaan murabahah tersebut
menimbulkan permasalahan bagi kalangan industri dan masyarakat, karena dalam PSAK No.
102 tidak mengatur pengakuan keuntungan secara anuitas. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis metode serta pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT Bank BRI Syariah
dalam mengakui margin pembiayaan murabahah. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PT
Bank BRI Syariah menggunakan metode anuitas dalam mengakui margin pembiayaan
murabahah, namun dalam pencatatan akuntansi atas pembiayaan murabahah PT Bank BRI
Syariah mengacu pada PSAK No 102. Penelitian ini memberikan saran kepada PT Bank BRI
Syariah agar menetapkan metode pengakuan keuntungan serta standar akuntansi yang konsisten
dalam transaksi pembiayaan murabahah di kemudian hari dan menyiapkan perubahan sistem
jika memilih metode anuitas karena harus mengacu pada PSAK No. 50, 55, dan 60
Kata kunci : murabahah, metode proporsional, metode anuitas, PSAK No. 102.
BAB I
PENDAHULUAN
Bank syariah pada dasarnya adalah lembaga keuangan sebagaimana halnya bank
konvensional yang fungsi utamanya melaksanakan intermediasi dana antara pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana, sehingga aktivitas utama bank syariah yaitu
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk fasilitas
pembiayaan.
Menurut Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, bentuk pembiayaan
perbankan berdasarkan prinsip syariah antara lain yaitu meliputi; pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil berdasarkan akad mudharabah dan akad musyarakah, pembiayaan dengan prinsip jual
beli berdasarkan akad murabahah, akad salam, dan akad istishna’, pembiayaan dengan prinsip
sewa menyewa berdasarkan akad ijarah dan akad ijarah muntahiya bittamlik, dan pembiayaan
dengan prinsip pinjam meminjam dalam bentuk piutang berdasarkan akad qardh.
Komposisi pembiayaan yang diberikan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
yang tercatat dalam statistik Bank Indonesia bulan Oktober 2013 terdiri dari pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna’, salam, ijarah, dan qardh. Besarnya komposisi
pembiayaan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
2
Tabel 1.2
Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Akad 2008 2009 2010 2011 2012
2013
Okt
Akad Mudharabah 6.205 6.597 8.631 10.229 12.023 13.664
Akad Musyarakah 7.411 10.412 14.624 18.960 27.667 37.921
Akad Murabahah 22.486 26.321 37.508 56.365 88.004 107.484
Akad Salam 0 0 0 0 0 0
Akad Istishna’ 369 423 347 326 376 528
Akad Ijarah 765 1.305 2.341 3.839 7.345 10.244
Akad Qardh 959 1.829 4.731 12.937 12.090 9.442
Lainnya 0 0 0 0 0 0
Total 38.195 46.886 68.181 102.655 147.505 179.284 Sumber : www.bi.go.id (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pembiayaan murabahah memiliki peran
penting yang memberikan porsi terbesar dalam penyalura dana. Menurut Rahmawaty
(2007:192), hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu :
1. Murabahah adalah pembiayaan investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan sistem
profit and loss sharing (PLS) cukup memudahkan;
2. Mark up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa
bank syariah memperoleh keuntungan yang sebanding dengan bank yang berbasis bunga
yang menjadi pesaing dari bank-bank syariah;
3. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan
sistem PLS; dan
4. Murabahah tidak memungkinkan bank-bank syariah untuk mencampuri manajemen bisnis,
karena pihak bank bukan merupakan mitra nasabah, akan tetapi hubungan yang terjadi adalah
hubungan antara kreditur dan debitur.
Terkait dengan transaksi murabahah sebagai pemberi kontribusi terbesar dalam pembiayaan,
PT Bank BRI Syariah merupakan salah satu bank syariah dengan jumlah pembiayaan
murabahah paling besar dibandingkan dengan pembiayaan yang lain.
Tabel 1.3
Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah Dibandingkan Pembiayaan Lain
PT Bank BRI Syariah
Jenis Pembiayaan 2009 2010 2011 2012 2013
Piutang Murabahah 1.643.319 3.350.255 5.275.740 6.966.407 8.849.045
Piutang Istishna 33.562 27.816 21.596 16.362 12.599
Piutang Qardh 80.857 726.148 1.951.102 1.430.785 946.182
Pembiayaan Mudharabah 164.716 387.425 598.464 859.252 936.688
Pembiayaan Musyarakah 589.461 1.309.790 1.721.836 1.737.831 3.033.517
Sumber : Laporan Tahunan PT Bank BRI Syariah (data diolah)
Meskipun pembiayaan murabahah memberikan porsi terbesar dalam penyaluran dana, tetapi
pembiayaan murabahah ini justru menimbulkan permasalahan baru, karena pada akhirnya
menimbulkan salah persepsi di kalangan masyarakat bahwa pada tataran aplikasinya,
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
3
pembiayaan murabahah mengindikasikan adanya duplikasi pinjaman atau kredit dari bank
konvensional, dengan realisasi perhitungan marginnya mengacu ke bunga bank konvensional
(Widodo, 2010:34). Hal ini diperjelas dengan adanya Fatwa No. 84/DSN-MUI/XII/2012 yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal
21 Desember 2012 mengenai metode pengakuan keuntungan tamwil bi al-murabahah. Fatwa
tersebut salah satunya menyatakan bahwa pengakuan keuntungan murabahah dalam bisnis yang
dilakukan oleh para pedagang (al-tujjar) boleh dilakukan secara annuitas (thariqah al-hisab ‘al-
tanazuliyyah/thariqah tanaqushiyyah) selama sesuai dengan ‘urf (kebiasaan) yang berlaku
dikalangan lembaga keuangan syariah.
Dengan dikeluarkannya Fatwa No. 84/DSN-MUI/XII/2012 oleh Dewan Syariah Nasional
(DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), menimbulkan pertanyaan bagaimana menerapkan
keuntungan pembiayaan murabahah secara anuitas oleh lembaga keuangan syariah mengingat
hal ini tidak diatur dalam PSAK No. 102 tentang Akuntansi Murabahah.
Menanggapi permasalahan mengenai metode pengakuan keuntungan murabahah, di akhir
tahun 2013 Dewan Satandar Akuntansi Syariah (DSAS) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
kemudian menerbitkan revisi atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 102
tentang Akuntansi Murabahah.
PSAK No. 102 Revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS)
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menjelaskan bahwa akuntansi untuk pembiayaan murabahah
yang substansinya dikategorikan sebagai kegiatan pembiayaan (financing) mengacu pada PSAK
55 tentang Instrument Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAk 50 tentang Instrumen
keuangan: Penyajian, PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan PSAK lain
yang relevan, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, lembaga
keuangan syariah yang menerapkan anuitas untuk pengakuan keuntungan transaksi pembiayaan
murabahah sesuai Fatwa DSN No. 84/DSN-MUI/XII/2012 harus melakukan pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pembiayaan murabahah sesuai dengan PSAK-PSAK
tersebut, termasuk akuntansi untuk penurunan nilai.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
metode pengakuan keuntungan pembiayaan murabahah dan pedoman PSAK yang digunakan
oleh PT Bank BRI Syariah. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode dan pencatatan akuntansi atas pengakuan margin pembiayaan murabahah
pada PT Bank BRI Syariah ?
2. Apakah metode dan pencatatan akuntansi atas pengakuan margin pembiayaan murabahah
tersebut telah sesuai dengan PSAK No. 102 ?
BAB II
LANDASAN TEORI
TIJAUAN PUSTAKA
Pembiayaan Murabahah
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 102 paragraf 5,
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah
keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut
kepada pembeli. Sedangkan menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-
MUI/IV/2000, Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
4
Menurut Karim (2011:281), Angsuran harga jual terdiri dari dua unsur yaitu angsuran harga
beli/harga pokok barang dan angsuran margin keuntungan. Kedua unsur tersebut harus
diinformasikan oleh penjual kepada pembeli, yaitu seberapa besar keuntungan penjualan,
selanjutnya pihak pembeli dapat mengkomunikasikan seberapa besar keuntungan penjualan
sesuai keinginannya. Menurut Widodo (2010:37) terdapat beberapa metode pricing di bawah ini
yang sebagian digunakan oleh Lembaga Keuangan Islam (LKI), antara lain :
1. Metode Margin Anuitas
Anuitas dalam teori keuangan adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap
yang dilakukan berkala pada waktu tertentu (http://id.wikipedia.org/wiki/Anuitas).
Menurut Widodo (2013:37), Metode ini merupakan modifikasi dari metode efektif.
Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok dan margin yang dibayar agar sama setiap
bulan. Jumlah angsuran pokok setiap bulan akan semakin besar, sementara jumlah margin
semakin kecil.
Keterangan :
M = Margin
n = Jangka waktu dalam tahun
k = Bulan cicilan ke-
2. Metode Margin Rata-rata/Proporsional
Menurut Virnata, Metode proporsional memiliki kesamaan dan perbedaan dengan metode
flat. Persamaan metode ini dengan metode flat yaitu dimana porsi angsuran pokok dan porsi
angsuran margin yang dibayarkan setiap bulan sama, namun jumlah angsuran yang
dibayarkan setiap bulan tidak sama. Pada metode proporsional, jumlah angsuran yang
dibayarkan setiap bulan bergantung kepada kemampuan membayar nasabah, dimana
sebelumnya sudah dilakukan kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai berapa
jumlah angsuran yang akan dibayar setiap bulannya, sehingga jumlah angsuran yang dibayar
setiap bulan tidak sama. Sedangkan pada metode margin flat, jumlah angsuran yang
dibayarkan setiap bulannya sama.
Keterangan :
M = Margin
n = Jangka waktu dalam tahun
Angsuran Pokok Per Bulan =
Angsuran Pokok (k) = {(
)
(
)
} x Pokok Pembiayaan x (
)
Angsuran Margin (k) = {(
)
(
) } x Pokok Pembiayaan (k)
Angsuran Margin Per Bulan = {
} x Pokok Pembiayaan x (
)
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
5
3. Metode Margin Effective Rate
Metode ini menghitung margin yang harus dibayar setiap bulan sesuai dengan saldo pokok
pinjaman bulan sebelumnya.
Keterangan :
M = Margin
n = Jangka waktu dalam tahun
4. Metode Margin Flat Rate
Dalam metode ini, perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai bunga yang sama setiap
bulan, karena bunga dihitung dari presentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal.
Keterangan :
Pokok Pembiayaan = Harga perolehan – Uang muka
M = Margin keuntungan
n = Jangka waktu dalam tahun
Cakupan Standar Akuntansi Murabahah
A. Pengakuan dan Pengukuran
1. Uang muka (urbun)
a) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar yang diterima. Pada saat
menerima uang muka, jurnal yang dibuat yaitu :
Dr. Kas/Rekening pembeli xxx
Kr. Kewajiban lain-Uang muka murabahah xxx
b) Jika barang dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang
(merupakan bagian pokok). Pada saat barang dibeli oleh pembeli, jurnal yang dibuat
yaitu :
Dr. Piutang murabahah xxx
Kr.Margin murabahah tangguhan xxx
Kr.Persediaan murabahah xxx
Dr. Kewajiban lain-Uang muka murabahah xxx
Kr. Piutang murabahah xxx
c) Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli
setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual. Jika
pembeli batal membeli barang maka penjual akan mencatat pengembalian uang muka
setelah dipotong biaya administrasi, jurnal yang dibuat:
Dr. Kewajiban lain-Uang muka xxx
Kr. Pendapatan lain-lain xxx
Kr. Kas/Rekening pembeli xxx
Angsuran Per Bulan =
{
} (
)
Angsuran Per Bulan = ⌈ ⌉
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
6
2. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persedian sebesar biaya atau harga
perolehan. Harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh aset hingga aset tersebut siap untuk dijual atau digunakan. Dalam transaksi
ini bank syariah akan mencatat sebagai berikut :
Dr. Persediaan murabahah xxx
Kr. Kas/Rekening Supplier xxx
3. Diskon atau potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai :
a) Pengurangan biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah;
b) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang
disepakati menjadi hak pembeli;
c) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai
akad menjadi hak penjual;
d) Pendapatan operasi lain, jika setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam
akad.
4. Piutang murabahah diakui pada saat akad transaksi murabahah, sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan (margin) yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan
piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang
dikurangi penyisihan kerugian piutang. Jurnal yang akan dibuat yaitu :
Dr. Kas/Piutang murabahah xxx
Kr. Persediaan murabahah xxx
Kr. Pendapatan murabahah xxx
5. Keuntungan murabahah diakui :
a) Pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara
tangguh yang tidak melebihi satu tahun; atau
Pada waktu akad, bank syariah akan mencatat sebagai berikut :
Dr. Kas/Piutang murabahah xxx
Kr. Persediaan murabahah xxx
Kr. Pendapatan margin murabahah xxx
b) Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan
keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun. Metode-metode
berikut ini digunakan dan dipilih yang paling sesuai dengan karakteristik risiko dan
upaya transaksi murabahah-nya :
i. Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah. Metode ini terapan untuk
murabahah tangguh dimana risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan
pengelolaan piutang serta penagihannya relatif kecil. Sehingga, keuntungan akan
dicatat di dalam jurnal sebagai berikut :
Dr. Piutang murabahah xxx
Kr. Persediaan murabahah xxx
Kr. Pendapatan murabahah xxx
ii. Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari
piutang murabahah. metode ini terapan untuk transaksi murabahah tangguh
dimana risiko piutang tak tertagih relatif besar dan atau beban untuk mengelola
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
7
dan menagih piutang tersebut relatif besar. Sehingga, jurnal yang harus dibuat
saat penyerahan aset murabahah adalah sebagai berikut :
1. Pada saat penyerahan aset murabahah :
Dr. Piutang murabahah xxx
Kr. Persediaan murabahah xxx
Kr. Margin murabahah tangguhan xxx
2. Pada saat menerima pelunasan piutang murabahah dan mengakui keuntungan
murabahah secara proporsional dengan kas yang diterimanya:
Dr. Kas xxx
Dr. Margin murabahah tangguhan xxx
Kr. Piutang murabahah xxx
Kr. Pendapatan margin murabahah xxx
iii. Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Metode ini
terapan untuk transaksi murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih
dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar. Dalam
praktiknya metode ini jarang digunakan, karena transaksi murabahah tangguh
mungkin tidak akan terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan
penagihan kasnya. Untuk metode ini, jurnal yang harus dibuat pada saat
penyerahan aset adalah sebagai berikut :
1. Pada saat penyerahan aset murabahah :
Dr. Piutang murabahah xxx
Kr. Persediaan murabahah xxx
Kr. Margin murabahah tangguhan xxx
2. Pada saat menerima pelunasan piutang murabahah secara keseluruhan dan
mengakui keuntungan murabahah :
Dr. Kas xxx
Dr. Margin murabahah tangguhan xxx
Kr. Piutang murabahah xxx
Kr. Pendapatan margin murabahah xxx
6. Potongan piutang murabahah
a) Potongan pelunasan piutang murabahah diakui sebagai pengurang
keuntungan murabahah pada saat pelunasan sebesar jumlah yang diberikan.
b) Jika potongan pembayaran cicilan piutang murabahah diberikan kepada
nasabah karena :
i. Membayar cicilan tepat waktu, maka potongan pembayaran diakui sebagai
pengurang keuntungan murabahah. jurnal yang dibuat yaitu :
1. Pada saat pengakuan keuntungan murabahah :
Dr. Margin murabahah tangguhan xxx
Kr. Pendapatan margin murabahah xxx
2. Pada saat menerima pelunasan dan mengakui potongan angsuran
sebagai pengurang keuntungan murabahah :
Dr. Kas xxx
Dr. Pendapatan margin murabahah xxx
Kr. Piutang murabahah xxx
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
8
ii. Adanya penurunan kemampuan pembayaran oleh nasabah, maka potongan
pembayaran diakui sebagai beban bank.
Untuk pelunasan dini, bank akan mencatat pengakuan pada saat
penyelesaian dengan jurnal sebagai berikut :
1. Pada saat pengakuan keuntungan murabahah :
Dr. Margin murabahah tangguhan xxx
Kr. Pendapatan margin murabahah xxx
2. Pada saat menerima pelunasan :
Dr. Kas/Rekening nasabah xxx
Dr. Beban lain-lain-Potongan angsuran murabahah xxx
Kr. Piutang murabahah xxx
7. Denda (ta’zir) atas nasabah yang lalai diakui sebagai sumber dana kebajikan
sebesar dana yang diterima bank. Jurnal yang dibuat untuk mencatat denda, yaitu
sebagai berikut :
Dr. Kas/Rekening Pembeli xxx
Kr. Rekening Simpanan Wadiah-Dana Kebajikan xxx
B. Penyajian
1. Piutang Murabahah
Piutang murabahah disajikan di neraca pada bagian aset dengan nama rekening
piutang murabahah. Berdasarkan PSAK No. 102, piutang murabahah disajikan
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah
dikurangi penyisihan kerugian piutang.
2. Keuntungan Murabahah Tangguhan
Keuntungan murabahah tangguhan disajikan di neraca pada bagian aset dengan
nama keuntungan murabahah tangguhan sebagai pengurang piutang murabahah.
Piutang murabahah belum jatuh tempo terdiri atas murabahah lancar. Adapun
piutang murabahah jatuh tempo terdiri atas piutang murabahah dalam perlakuan
khusus, piutang murabahah kurang lancar, piutang murabahah diragukan, dan
piutang murabahah macet.
3. Aset Murabahah
Rekening ini disajikan di neraca pada bagian aset. Namun demikian, dikarenakan
setelah melakukan transaksi pembelian pihak bank syariah melakukan penyerahan
aset murabahah kepada pembeli, maka rekening ini biasanya memiliki saldo nol.
Bank mendebit dan mengkredit rekening aset murabahah secara bersamaan
dengan jumlah yang sama.
4. Keuntungan Murabahah
Rekening ini disajikan di laporan laba rugi pada bagian pendapatan dengan nama
rekening keuntungan murabahah. Rekening keuntungan murabahah merupakan
gabungan total saldo murabahah akrual dan total saldo murabahah kas.
C. Pengungkapan
Berdasarkan PSAK No. 102, bank syariah sebagai penjual harus mengungkapkan
hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada :
1. Harga perolehan aset murabahah;
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
9
2. Janji pemesanan murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau bukan;
3. Pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
Kerangka Pemikiran
Berikut adalah model kerangka pemikiran dalam penelitian ini :
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian dilakukan pada PT Bank BRI Syariah, yang berlokasi di Menara Jamsostek
Lt. 19 Jl. Gatot Subroto No. 38 Jakarta Selatan. Ruang lingkup penelitian ini hanya mencakup
atas transaksi pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh PT Bank BRI Syariah.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Karena penelitian ini bertujuan menggambarkan mengenai suatu masalah dari data yang ada,
yaitu mengenai metode pengakuan margin pembiayaan murabahah pada PT. Bank BRI Syariah.
Dan penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi juga
meliputi analisis data dan interpretasi tentang data tersebut.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalaha data utama yang penulis peroleh dari pihak pihak yang bersangkutan pada
perusahaan yang menjadi objek penelitian. Sedangkan data sekunder yaitu sumber data kedua
yang berfungsi sebagai data pelengkap bagi sumber data primer.
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi yang dapat
menjelaskan permasalahan suatu penelitian secara objektif. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library research) dan wawancara.
Studi Kasus PT Bank Muamalat
Indonesia
Hasil dan Pembahasan
Analisis Metode Pengakuan Margin Murabahah berdasarkan Prinsip Anuitas dan
Proporsional Sesuai dengan PSAK
(Studi Kasus Pada PT. Bank BRI Syariah)
Metode Proporsional
Metode Anuitas
Perbandingan, Pengakuan,
Pengukuran, dan Pengungkapan
Hasil Analisis
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
10
Teknik Analisis Data
Setelah mendapatkan data-data dari studi kepustakaan dan wawancara, selanjutnya peneliti
melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Data dan
informasi yang terkait langsung dengan penelitian berasal dari hasil wawancara dengan
informan dan hasil dokumentasi terkait dengan transaksi murabahah yang terjadi di PT.
Bank BRI Syariah
2. Mereduksi data
Mereduksi data dilakukan dengan memilih data-data yang penting dan memfokuskan pada
hal yang pokok. Hasil wawancara dengan informan kemudian dijadikan transkip wawancara,
sedangkan dokumen transaksi murabahah dipilih yang terkait langsung dengan metode
pengakuan margin serta perlakuan akuntansinya.
3. Menyajikan data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan data. Penyajian data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teks naratif mengenai metode
pengakuan margin murabahah serta perlakuan akuntansinya, mulai dari pengakuan hingga
pengungkapan yang diterapkan oleh PT. Bank BRI Syariah..
4. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Setelah mengetahui metode pengakuan margin yang digunakan serta perlakuan akuntansi
murabahah yang terjadi di PT. Bank BRI Syariah, selanjutnya dilakukan perbandingan
dengan PSAK No. 102 , barulah ditarik kesimpulan dari hasil analisis.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Metode Pengakuan Margin Murabahah Pada PT Bank BRI Syariah
Dalam melakukan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
simulasi atas salah satu jenis pembiayaan dengan akad murabahah. Hal ini dilakukan peneliti
untuk membuat ilustrasi atas pengakuan margin pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh PT
Bank BRI Syariah, sehingga dapat diketahui metode pengakuan margin dan pedoman standar
akuntansi atas pembiayaan murabahah yang digunakan oleh PT Bank BRI Syariah dalam
transaksi pembiayaan murabahah. Berikut adalah contoh simulasi pembiayaan murabahah yang
dilakukan oleh PT Bank BRI Syariah.
Simulasi Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor BRI Syariah iB
Bapak Achmad
Maksimum Pembiayaan Rp 340.500.000
Tujuan Pembiayaan : Pembelian satu unit mobil baru Mitsubishi Pajero, Type GLX
4x4
Harga Mobil : Rp 454.000.000
Pembiayaan : 25% dari nasabah, 75% dari bank
Magin Efektif/Tahun : 13%, Flate Rate 7,18%
Jangka Waktu Pembiayaan : 12 Bulan
Denda : (
)
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
11
Berikut analisis dan pembahasan mengenai simulasi metode pengakuan margin pemibayaan
murabahah yang dilakukan oleh PT Bank BRI Syariah :
PT Bank BRI Syariah menggunakan metode anuitas dalam menghitung angsuran pokok dan
margin atas transaksi pembiayaan murabahah (Virnata, 2014). Berikut adalah tabel angsuran
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor sebesar Rp 340.500.000.
Tabel 4.2
Jadwal Angsuran Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor BRI Syariah iB
Pengakuan Margin Pembiayaan Murabahah dengan Menggunakan Metode Anuitas
Bulan
Ke- Jumlah Angsuran
Angsuran
Pokok Angsuran Margin Sisa Saldo Pokok
Porsi
Pokok
Porsi
Margin
0 Rp 340.500.000
1 Rp 30.412.532,38 Rp 26.723.782 Rp 3.688.750 Rp 313.776.217,62 87.87% 12.13%
2 Rp 30.412.532,38 Rp 27.013.290 Rp 3.399.242 Rp 286.762.927,60 88.82% 11.18%
3 Rp 30.412.532,38 Rp 27.305.934 Rp 3.106.598 Rp 259.456.993,60 89.79% 10.21%
4 Rp 30.412.532,38 Rp 27.601.748 Rp 2.810.784 Rp 231.855.245,32 90.76% 9.24%
5 Rp 30.412.532,38 Rp 27.900.767 Rp 2.511.765 Rp 203.954.478,10 91.74% 8.26%
6 Rp 30.412.532,38 Rp 28.203.026 Rp 2.209.507 Rp 175.751.452,56 92.73% 7.27%
7 Rp 30.412.532,38 Rp 28.508.558 Rp 1.903.974 Rp 147.242.894,25 93.74% 6.26%
8 Rp 30.412.532,38 Rp 28.817.401 Rp 1.595.131 Rp 118.425.493,23 94.76% 5.24%
9 Rp 30.412.532,38 Rp 29.129.590 Rp 1.282.943 Rp 89.295.903,69 95.78% 4.22%
10 Rp 30.412.532,38 Rp 29.445.160 Rp 967.372 Rp 59.850.743,60 96.82% 3.18%
11 Rp 30.412.532,38 Rp 29.764.149 Rp 648.383 Rp 30.086.594,28 97.87% 2.13%
12 Rp 30.412.532,38 Rp 30.086.594 Rp 325.938 Rp 0 98.93% 1.07%
Total Rp 364.950.388,56 Rp 340.500.000 Rp 24.450.388,56
(sumber : data diolah)
Jurnal Transaksi
Berdasarkan simulasi mengenai pengakuan margin pembiayaan murabahah pada PT Bank
BRI Syariah di atas, berikut adalah jurnal pencatatan atas pengakuan margin murabahah :
1. Pada saat Bapak Achmad melakukan pembayaran angsuran setiap bulan :
Keterangan Debit Kredit
Kas/Rekening Bapak Achmad Rp 30.412.532,38
Piutang murabahah Rp 30.412.532,38 (Untuk mencatat penerimaan cicilan murabahah dari Bapak Achmad setiap bulan)
2. Pada saat mengakui margin murabahah :
(Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-1)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 3.399.242
Margin murabahah Rp 3.399.242 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-2)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 3.688.750
Margin murabahah Rp 3.688.750
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
12
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 3.106.598
Margin murabahah Rp 3.106.598 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-3)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 2.810.784
Margin murabahah Rp 2.810.784 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-4)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 2.511.765
Margin murabahah Rp 2.511.765 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-5)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 2.209.507
Margin murabahah Rp 2.209.507 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-6)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 1.903.974
Margin murabahah Rp 1.903.974 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-7)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 1.595.131
Margin murabahah Rp 1.595.131 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-8)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 1.282.943
Margin murabahah Rp 1.282.943 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-9)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 967.372
Margin murabahah Rp 967.372 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-10)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 648.383
Margin murabahah Rp 648.383 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-11)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 325.938
Margin murabahah Rp 325.938 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-12)
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
13
Perbandingan Metode Anuitas dengan Metode Proporsional Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 102 tentang Akuntansi
Murabahah paragraf 23 menyatakan bahwa keuntungan murabahah diakui proporsional sesuai
besaran kas yang berhasil ditagih. Pengukuran proporsional diperoleh dari persentase margin dan
persentase harga perolehan dikalikan kas yang berhasil ditagih.
Terkait dengan metode anuitas merupakan metode yang digunakan PT Bank BRI Syariah, PT
Bank BRI Syariah mempunyai alasan mengenai penggunaan metode anuitas untuk transaksi
murabahah. Untuk memahami alasan pemilihan metode tersebut, peneliti membuat simulasi
skedul angsuran yang keuntungannya diakui secara proporsional. Dengan demikian dapat
dibandingkan angsuran keuntungan dengan menggunakan metode anuitas dan metode
proporsional. Berikut adalah simulasi pembiayaan murabahah dengan menggunakan metode
proporsional :
Simulasi Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor BRI Syariah iB
Bapak Achmad
Maksimum Pembiayaan Rp 340.500.000
Tujuan Pembiayaan : Pembelian satu unit mobil baru Mitsubishi Pajero, Type GLX 4x4
Harga Mobil : Rp 454.000.000
Pembiayaan : 25% nasabah, 75% bank
Margin Per Tahun : Rp 24.450.388,56
Pembayaran Tangguh : Rp 364.950.388,56
Jangka Waktu Pembiayaan 12 Bulan
Effective Annual Rate 13%, Flat Rate 7,18%
Persentase/porsi margin terhadap total piutang murabahah : 6,7%
Tabel 4.4
Jadwal Angsuran Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor BRI Syariah
Pengakuan Margin Pembiayaan Murabahah dengan Menggunakan Metode
Proporsional
Bulan
Ke- Jumlah Angsuran
Angsuran Pokok
(Porsi = 93,30%) Angsuran Margin
(Porsi = 6,70%) Sisa Saldo Pokok
Porsi
Pokok
Porsi
Margin
0 Rp 340,500,000
1 Rp 20.000.000 Rp 18.660.070,56 Rp 1.339.929,44 Rp 321.839.929,44 93.30% 6.70%
2 Rp 20.000.000 Rp 18.660.070,56 Rp 1.339.929,44 Rp 303.179.858,89 93.30% 6.70%
3 Rp 25.000.000 Rp 23.325.088,20 Rp 1.674.911,80 Rp 279.854.770,69 93.30% 6.70%
4 Rp 25.000.000 Rp 23.325.088,20 Rp 1.674.911,80 Rp 256.529.682,50 93.30% 6.70%
5 Rp 25.000.000 Rp 23.325.088,20 Rp 1.674.911,80 Rp 233.204.594,30 93.30% 6.70%
6 Rp 30.000.000 Rp 27.990.105,83 Rp 2.009.894,17 Rp 205.214.488,47 93.30% 6.70%
7 Rp 30.000.000 Rp 27.990.105,83 Rp 2.009.894,17 Rp 177.224.382,63 93.30% 6.70%
8 Rp 35.000.000 Rp 32.655.123,47 Rp 2.344.876,53 Rp 144.569.259,16 93.30% 6.70%
9 Rp 35.000.000 Rp 32.655.123,47 Rp 2.344.876,53 Rp 111.914.135,69 93.30% 6.70%
10 Rp 35.000.000 Rp 32.655.123,47 Rp 2.344.876,53 Rp 79.259.012,21 93.30% 6.70%
11 Rp 40.000.000 Rp 37.320.141,11 Rp 2.679.858,89 Rp 41.938.871,10 93.30% 6.70%
12 Rp 44.950.388,56 Rp 41.938.871,10 Rp 3.011.517,46 Rp 0 93.30% 6.70%
Total Rp 364.950.388,56 Rp 340.500.000,00 Rp 24.450.388,56
(sumber : data diolah)
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
14
Cara yang digunakan untuk menghitung angsuran margin yang harus dibayar oleh nasabah
setiap bulan pada Tabel 4.4 di atas, yaitu dengan mengalikan porsi margin sebesar 6,70% dengan
jumlah angsuran yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulan, misal bulan ke-1 yaitu Rp
20.000.000, sehingga akan didapatkan jumlah margin yang harus dibayar bulan ke-1 yaitu
sebesar Rp 1.339.929,44. Sedangkan untuk menghitung angsuran pokok setiap bulan dilakukan
dengan cara mengalikan (100% - 6,70%) dengan total yang harus dibayar oleh nasabah setiap
bulan, misal bulan ke-1 yaitu Rp 20.000.000, sehingga akan didapatkan jumlah angsuran pokok
yang harus dibayar nasabah bulan ke-1 yaitu sebesar Rp18.660.070,56.
Berdasarkan simulasi pembiayaan murabahah pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.4 di atas, dapat
diketahui alasan PT Bank BRI Syariah menggunakan metode anuitas, yaitu dengan
menggunakan metode anuitas bank dapat mengakui keuntungan lebih besar di awal periode
pembiayaan dibandingkan dengan metode proposional. Pengakuan pendapatan yang lebih besar
di awal akan menguntungkan bank apabila nasabah melunasi pembayaran lebih awal dari
kesepakatan (Virnanta, 2014). Selain alasan tersebut, metode anuitas memiliki persentase
Effective Rate (ER) yang stabil setiap bulan. Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti membuat
perhitungan ER atas simulasi pembiayaan murabahah pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.4. Berikut
adalah rumus persentase ER dan perhitungannya :
Tabel 4.5
Perbandingan Perhitungan Effective Rate
dengan Menggunakan Metode Anuitas dan Metode Proporssional
Bulan
Ke- Metode Anuitas Metode Proporsional
1
13,00%
2
13,00%
= 5,00%
3
13,00%
= 6,63%
4
13,00%
= 7,18%
5
13,00%
= 7,83%
6
13,00%
= 10,34%
7
13,00%
= 11,75%
8
13,00%
=15,88%
ER =
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
15
9
13,00%
=19,46%
10
13,00%
=25,14%
11
= 13,00%
12
= 13,00%
(sumber : data diolah)
Berdasarkan perhitungan Tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa metode anuitas
memiliki persentase ER yang stabil, yaitu sebesar 13,00%. Hal tersebut merupakan salah satu
alasan PT. Bank BRI Syariah menggunakan metode anuitas atas pembiayaan murabahah.
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.4, dapat dilakukan perbandingan metode anuitas dengan
metode proporsional. Adapun perbandingan tersebut antara lain, yaitu :
1. Pada Tabel 4.2, dengan menggunakan metode anuitas, porsi angsuran pokok dan margin
yang harus dibayar setiap bulan berbeda, dimana jumlah angsuran pokok yang harus dibayar
setiap bulan semakin besar, sedangkan jumlah margin yang harus dibayar setiap bulan
semakin kecil. Sedangkan pada Tabel 4.4, apabila mengguna metode proporsional, porsi
angsuran pokok dan margin yang harus dibayar setiap bulan sama.
2. Pada Tabel 4.2, dengan menggunakan metode anuitas, perhitungan margin dihitung dari
jumlah sisa saldo angsuran pokok. Sedangkan pada Tabel 4.4, apabila menggunakan metode
proporsional, perhitungan margin dihitung dari pokok pembiayaan murabahah.
Tabel 4.6
Perbandingan Metode Anuitas dengan Metode Proporsional
No Perbedaan Metode Anuitas Metode Proporsional
1 Angsuran Pokok Porsi yang dibayar setiap
bulannya berbeda, dimana
jumlah yang dibayar semakin
besar setiap bulan
Porsi yang dibayar setiap
bulan sama
2 Angsuran Margin Porsi yang dibayar setiap
bulannya berbeda, dimana
jumlah yang dibayar semakin
kecil setiap bulan
Porsi yang dibayar setiap
bulan sama
3 Perhitungan Margin Dihitung berdasarkan jumlah
sisa saldo angsuran pokok
Dihitung berdasarkan
pokok pembiayaan
murabahah
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
16
Kesesuain Metode dan Pencatatan Akuntansi atas Pengakuan Margin Pembiayaan
Murabahah Pada PT Bank BRI Syariah dengan PSAK No. 102
Penerapan Standar Akuntansi Murabahah Pada PT Bank BRI Syariah
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Staff Kebijakan Akuntansi PT. Bank BRI
Syariah, akad murabahah yang terjadi di PT. Bank BRI Syariah merupakan kategori
pembiayaan, dimana PT. Bank BRI Syariah tidak memiliki persediaan aktiva murabahah.
Namun, PT Bank BRI Syariah menggunakan kombinasi PSAK No. 55 dan PSAK No. 102, yaitu
dalam perhitungan margin pembiayaan murabahah, PT. Bank BRI Syariah mengacu pada PSAK
No. 55, yaitu menggunakan metode anuitas. Dan dalam mencatat akuntansi atas transaksi
pembiayaan murabahah, PT. Bank BRI Syariah mengacu pada PSAK No. 102 (Febri, 2014).
A. Pengakuan dan Pengukuran
Berdasarkan simulasi atas transaksi pembiayaan murabahah di atas, pengakuan dan
pengukuran transaksi murabahah adalah sebagai berikut :
1) Pada saat Bapak Achmad dan BRI Syariah telah melaksanakan ijab qabul akad
murabahah untuk tujuan pembelian mobil baru, BRI Syariah memberikan kuasa kepada
Bapak Achmad untuk melakukan pembelian rumah ke pemasok menggunakan akad
wakalah. Pelaksanaannya, BRI Syariah memberikan dana kepada Bapak Achmad sebesar
dana maksimum yang ditanggung oleh bank yaitu Rp 340.500.000. Maka jurnal yang
akan dibuat, yaitu :
Setelah Bapak Achmad menerima dana tersebut, kemudian Bapak Achmad membeli
mobil yang diinginkannya kepada pemasok. Setelah mobil berpindah tangan kepada
Bapak Achmad, kemudian Bapak Achmad melaporkan pembelian rumahnya kepada BRI
Syariah dengan menyerahkan dokumen pembelian. BRI Syariah yang menerima laporan
pembelian mobil dari Bapak Achmad, kemudian melakukan penghapusan wakalah
dengan jurnal sebagai berikut :
Pada saat yang bersamaan, BRI Syariah mencatat penghapusan persediaan
murabahah berupa mobil dan mengakui adanya piutang murabahah kepada Bapak
Achmad. Selain itu, BRI Syariah juga melakukan pengakuan margin murabahah tangguh
untuk mengakui keuntungannya. Maka jurnal yang akan dibuat, yaitu :
Keterangan Debit Kredit
Piutang murabahah Rp 364.950.388,56
Margin murabahahditangguhkan Rp 24.450.388,56
Persediaan aktiva murabahah Rp 340.500.000
Keterangan Debit Kredit
Piutang wakalah Rp 340.500.000
Rekening Bapak Achmad Rp 340.500.00
Keterangan Debit Kredit
Persediaan aktiva murabahah Rp 340.500.000
Piuang wakalah Rp 340.500.000
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
17
2) Selanjutnya, BRI Syariah membuat skedul angsuran yang harus dibayar oleh Bapak
Achmad setiap bulan sesuai tanggal kesepakatan. Adapun jadwal angsuran yang
harus dibayar Bapak Achmad setiap bulan yaitu sesuai dengan Tabel 4.2
Pada saat Bapak Achmad mengangsur cicilan murabahah :
Keterangan Debit Kredit
Kas/Rekening Bapak Achmad Rp 30.412.532,38 Piutang murabahah Rp 30.412.532,38
(untuk mencatat penerimaan cicilan murabahah dari Bapak Achmad setiap bulan)
Keterangan Debit Kredit
Margin murabahah ditangguhkan Rp 3.688.750
Margin murabahah Rp 3.688.750 (Untuk mencatat margin murabahah bulan ke-1)
3) Bapak Achmad dapat melakukan pelunasan hutang murabahah lebih awal
dibandingkan jadwal yang ditentukan. Misal, pada angsuran bulan ke-6 Bapak
Achmad melunasi hutang murabahah. BRI Syariah dapat memberikan potongan
pelunasan sebesar margin selama 3 bulan periode terakhir. Perhitungan potongan
pelunasan angsuran murabahah sebagai berikut :
Sisa kewajiban porsi pokok Rp 175.751.452,56
Sisa kewajiban porsi margin Rp 6.723.741,72 +
Jumlah sisa kewajiban Bapak Achmad Rp 182.475.195
Margin yang belum dibayar Rp 6.723.741,72
Margin 3 bulan periode terakhir Rp 1.941.693,45 -
Jumlah potongan yang diberikan Rp 4.782.048,27
Kewajiban yang harus dibayar Bapak Achmad atas pelunasan hutangnya sebelum
jangka waktnya yaitu Rp 182.475.194,66 – Rp 4.782.048,27 = Rp 177.693.146.
Maka BRI Syariah akan membuat jurnal sebagai berikut :
Keterangan Debit Kredit
Kas Rp 177.693.146
Margin murabahah ditangguhkan Rp 6.723.742
Piutang murabahah Rp 182.475.195
Margin murabahah Rp 1.941.693
4) Ketika Bapak Achmad membayar angsuran terlambat dari tanggal angsuran yang
disepakati, maka BRI Syariah akan mengenakan denda kepada Bapak Achmad.
Misal, Bapak Achmad terlambat 3 hari membayar angsuran sehingga bank
mengenakan denda sebesar (Rp 10.982 x 3hari) yaitu Rp 32.946. BRI Syariah
mengakui denda tersebut sebagai penambah kas untuk dana sosial, maka jurnal yang
dibuat, yaitu :
Keterangan Debit Kredit
Kas-Dana Sosial Rp 32.946
Pendapatan Denda-Dana Sosial Rp 32.946
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
18
B. Penyajian
BRI Syariah menyajikan piutang murabahah sebesar nilai bersih yaitu nilai piutang
murabahah setelah dikurangi dengan cadangan penyisihan kerugian. Margin murabahah
ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang murabahah. Penyajian piutang
murabahah dapat dilihat pada Laporan Posisi Keuangan PT Bank BRI Syariah Per 31
Desember 2013 berikut :
Laporan Posisi Keuangan PT Bank BRI Syariah Per 31 Desember 2013
(Parsial Piutang Murabahah, dalam Jutaan Rupiah)
(sumber : Laporan Tahunan PT Bank BRI Syariah 2013)
BRI Syariah menyajikan pendapatan murabahah ke dalam kategori pendapatan
dari jual beli. Pendapatan dari jual beli oleh BRI Syariah disajikan secara akumulasi
dengan jual beli lain pada Laporan Laba Rugi Komprehensif dan secara khusus untuk
pendapatan murabahah pada Catatan Atas Laporan Keuangan.
Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Berakhir 31 Desember 2013
(Parsial Pendapatan dari Jual Beli, dalam Jutaan Rupiah)
(sumber : Laporan Tahunan PT Bank BRI Syariah 2013)
C. Pengungkapan
BRI Syariah tidak mengungkapkan secara rinci harga perolehan persediaan
murabahah. selain itu, informasi janji pemesanan dalam murabahah dan pengungkapan
akan kepemilikan persediaan murabahah juga tidak ditampilkan oleh BRI Syariah di
dalam Laporan Keuangannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan pada data yang telah diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan oleh
peneliti mengenai metode pengakuan margin pembiayaan murabahah berdasarkan prinsip
anuitas dan proporsional sesuai dengan PSAK pada PT Bank BRI Syariah, maka dapat
disimpulkan bahwa PT Bank BRI Syariah menggunakan metode anuitas dalam mengakui
PIUTANG
Piutang murabahah
setelah dikurangi pendapatan margin yang ditangguhkan
pada tanggal 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 3.467.964
Pihak ketiga 8.927.133
Pihak berelasi 76.896
Jumlah piutang murabahah 9.004.029
Cadangan penyisihan kerugian (154.984)
Neto 8.849.045
Pendapatan dari jual beli terdiri dari :
Murabahah 1.133.476
Istishna’ 2.683
Jumlah 1.136.159
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
19
margin pembiayaan murabahah. Dan dalam pencatatan akuntansi atas traansaksi murabahah,
PT Bank BRI Syariah mengacu pada PSAK No. 102.
Berdasarkan perbandingan PSAK dengan praktik yang terjadi di PT Bank BRI Syariah,
dapat disimpulkan bahwa metode pengakuan margin pembiayaan murabahah yang digunakan
oleh PT Bank BRI Syariah tidak sesuai dengan PSAK No. 102. Namun, pencatatan akuntansi
atas transaksi pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh PT Bank BRI Syariah telah
sesuai dengan PSAK No. 102.
SARAN
PT. Bank BRI Syariah sebaiknya perlu menetapkan metode pengakuan keuntungan
yang digunakan serta standar akuntansi yang konsisten dalam transaksi pembiayaan
murabahah di kemudian hari dan menyiapkan perubahan sistem jika memilih metode anuitas
karena harus mengacu pada PSAK No. 50, 55, dan 60.
Adanya dua metode yang digunakan dalam pengakuan keuntungan pembiayaan
murabahah, yaitu proporsional dan anuitas, kantor akuntan publik diharapkan dapat
memahami hal ini karena akan mempengaruhi opini yang akan diberikan kepada entitas
syariah atas penyajian laporan keuangan.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan topik
permasalahan yang berbeda, misalnya mengenai bagi hasil pada mudharabah atau
musyarakah. Namun, apabila ingin melakukan penelitian dengan topik permasalahan yang
sama, peneliti dapat melakukan penelitian pada objek penelitian yang berbeda agar dapat
dibandingkan hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadini, Sri Dewi. 2009. “Penerapan Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT As-Salam
Pacet – Cianjur”. Majalah Ilmiah UNIKOM. Vol 9, No 2. 187-198.
Bank Indonesia. 2013. Laporan Keuangan Bank Umum Syariah.
www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah. Diakses pada tanggal 17
April 2014.
2013. Statistik Perbankan Indonesia. www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah.
Diakses pada tanggal 27 Maret 2014.
Ernomo, Melina. 2013. “Analisis Metode Pengakuan Keuntungan Pembiayaan Murabahah pada
PT Bank Syariah Mandiri”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Febriati, Ekaputri Ciptani. 2013. “Analisis Penerapan PSAK 55 Atas Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai”. Jurnal EMBA. Vol 1, No 3. 207-2017.
Harahap, Sofyan, Wiroso, dan Muhammad Yusuf. 2011. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta:
LPFE Usakti.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan- PSAK 102 (revisi 2013) :
Akuntansi Murabahah. Jakarta: Salemba Empat.
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014
20
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Karim, Adiwarman A. 2011. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi ke-4. Jakarta:
Rajawali Press.
Masita, Jamaluddi, dan Musviyanti. 2012. “Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 102 Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Cabang Gunung Sari
Balikpapan”. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Ningsih, Ita Yuliana. 2011. “Perlakuan Akuntansu Murabahah Berdasarkan PSAK 102 Pada
BMT Al-Fath”. Skripsi S1 Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba
Empat.
Rahmawaty, Anita. 2007. “Ekonomi Syariah : Tinjauan Kritis Produk Murabahah dalam
Perbankan Syariah di Indonesia”. Jurnal Ekonomi Islam La Riba. Vol 1, No 2. 187-203.
Rivai, Veithzal. 2012. Islamic Banking and Finance : Dari Teori ke Praktik Bank dan Keuangan
Syari’ah sebagai Solusi dan Bukan Alternatif. Edisi Pertama Yogyakarta: BPFE.
Safitri, Fara. 2008. “Analisis Perbedaan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional
dengan Sistem Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus pada PT. Bank Mandiri, Tbk dengan
PT. Bank DKI Syariah, Tbk). Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sparta. 2008. “Mengenal Keunggulan Praktek Perbankan Syariah Di Indonesia”. Jurnal
Ekonomi. Tahun XIII, No 03. 347-357.
Widodo, Sugeng. 2010. Seluk Beluk Jual Beli Murabahah Perspektif Aplikatif. Yogyakarta:
Asgard Chapter.
Wikipedia. 2014. Pengertian Anuitas. http://id.wikipedia.org/wiki/Anuitas. Diakses pada 26 Juni
2014
Wiroso. 2011. Produk Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE Usakti
Wiyono, Slamet dan Maulamin, Taufan. Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Yusuf, Muhammad dan Wiroso. 2011. Bisnis Syariah. Edisi ke-2. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Analisis metode..., Maulida Fitri Ak.-IBS, 2014