ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.ScDosen Pembimbing
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.ScDosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
ABSTRAK
DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.
Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan, perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).
Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut:a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan
posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%.
b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, -133%, 4%, -8610%.
c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang) adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.
d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.
e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%.
Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.
Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan-perusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantumengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
Key words: Laporan Keuangan, Indeks LQ45
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan
dan Hj. Siti Rahmawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991,
lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun
1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus
pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6
Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal
maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB.
Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna
Graha Securindo pada bagian Riset.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari
penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks
LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan
memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada:
1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis.
2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha
Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan
kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut.
3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai
penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini
mendekati sempurna.
4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan
dorongan moril.
5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah
memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki
selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi
Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di
IPB.
7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha
Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi
tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan
tersebut.
8. Sahabat-sahabat Manajemen 41, kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas yang
telah memberikan motivasi, saran dan kritikan membangun kepada penulis.
9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah
memberikan kebahagiaannya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak
langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan,
serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan.
Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi
kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya.
Bogor, Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi
pada pendanaan dari sumber tradisional (Perbankan), karena mendapatkan pilihan
penawaran investasi lain. Perusahaan-perusahaan lebih tertarik untuk
memanfaatkan dana dari bursa efek berdasarkan perkembangan pasar modal yang
menjanjikan dan mempunyai prospek yang lebih baik. Akan tetapi, terdapat
kondisi-kondisi yang merugikan para investor, seperti berbagai peristiwa, mulai
dari rekayasa laporan keuangan, tidak sesuainya kenyataan dengan prospektus,
ricuhnya pendistribusian formulir pemesanan dan kredibilitas lembaga-lembaga
penunjang pasar modal.
Perekonomian di Indonesia mengalami kemajuan setelah krisis moneter
1998 melalui pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat
masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk aktiva tetap, saham, obligasi,
maupun reksadana. Walaupun sebagian besar masih di dominasi oleh investor
asing, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh investor
lokal mengalami peningkatan.
Informasi-informasi mengenai saham dan kinerja keuangan suatu
perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan investasi,
sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja
paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling sederhana dan
mudah dipahami oleh masyarakat adalah informasi akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Seorang investor dapat menjadikan prospektus dan laporan keuangan
perusahaan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Ada
banyak cara dalam menentukan ukuran yang akan dipakai. Ukuran yang biasa
dipakai oleh manajer maupun investor selama ini adalah rasio keuangan, seperti
rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.
Penggunaan rasio profitabilitas dinilai memiliki keunggulan dibandingkan
ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain atau solvabilitas. Angka ini juga
secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari
2
berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (Subramanyam, 2005).
Menurut Sloan (1917) dalam Goetzmann dan Garstska (1999), ukuran kinerja
Earnings on Invested Capital (EOIC) yang dirumuskan Sloan merupakan ukuran
kinerja perusahaan yang utama.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama
yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu.
Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif),
yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung
(saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman
melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Dalam
melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor selalu dihadapkan pada dua hal
yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin
timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty).
Adanya perkembangan perekonomian dunia yang tidak menggembirakan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Indonesia yaitu terjadinya krisis
keuangan global pada tanggal 6 Oktober 2008 berpengaruh besar terhadap posisi
perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan pengamatan langsung krisis global
ini menimbulkan kekhawatiran dan merupakan ancaman bagi perusahaan-
perusahaan. Dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat dengan segala
turunannya dan alirannya, akan berpengaruh terhadap momentum pertumbuhan
ekonomi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono (Kompas, 7
Oktober 2008), agar tidak mengancam, apalagi menghentikan atau membuatnya
mundur dari pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, maka harus
dikelola bersama. Menurut pendapat Adler Manurung (pengamat pasar modal),
untuk kembali menggairahkan pasar saham di Indonesia, salah satu yang dapat
dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk sebuah lembaga pengelola dana
(misalnya reksa dana). Lembaga ini akan membeli saham-saham yang saat ini
harganya sudah cukup murah, tetapi harus yang memiliki prospek dan
fundamental baik (Kompas, 8 Oktober 2008). Sebelumnya pada bulan Oktober
2005 akibat kenaikan tinggi harga BBM, laju inflasi meningkat tajam mencapai
8,9% sehingga mengurangi daya beli masyarakat, Kenaikan harga BBM ini juga
telah menyebabkan tingkat suku bunga SBI naik menjadi 12,25% yang akhirnya
3
juga menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan berbagai
kondisi tersebut maka pada akhirnya pertumbuhan PDB menurun diakhir tahun
2005. Berkaitan dengan hal di atas peran lembaga keuangan sangat diharapkan
untuk dapat mengatasi dampak-dampak yang timbul akibat krisis tersebut. BEI
sebagai salah satu lembaga pasar modal telah melakukan tindakan menghentikan
sementara perdagangan (suspensi) saham pada beberapa perusahaan dengan
alasan adanya kesimpangsiuran informasi yang beredar di pasar terkait dengan
gadai saham.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian dilakukan, yaitu
mempelajari dan menganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan dari
tahun 2005 sampai tahun 2009 melalui informasi langsung dari BEI dan data-data
yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan
keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program
yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para
investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat
berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer
tersebut. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem
berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu
pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang
merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman
yang cukup populer.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang
diteliti berkaitan dengan perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui melalui
kondisi keuangan perusahaan, salah satu yang dapat dipelajari adalah laporan
keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan menjadi masalah bagi para investor
apabila tidak mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang untuk
menentukan investasi yang tepat dan penanaman modal pada perusahaan yang
tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang berubah-rubah. Tidak semua investor
memiliki akses untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan perusahaan
dan mendapat kemudahan untuk memahami hal tersebut, maka melalui penelitian
4
ini diharapkan memberikan kemudahan pemahaman bagi para investor bukan
hanya investasi yang dikelola oleh para pialang, tapi juga para investor dapat
mengelola investasinya sendiri.
Berdasarkan permasalahan yang diungkap tersebut, maka masalah yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?
2. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?
3. Bagaimana investor dapat menentukan pilihan untuk mengembangkan
investasinya pada perusahaan LQ45?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.
2. Menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.
3. Memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan
suatu kontribusi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam hal
ini mengenai pasar modal dan kinerja perusahaanuli bagi pen.
2. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menunjukkan ukuran kinerja
perusahaan yang akan mempengaruhi investor dalam melakukan investasi dan
sebagai bahan tambahan dalam kaitannya dengan proses pengambilan
keputusan investasi saham pada bursa saham di BEI sebagai lembaga pasar
modal.
3. Bagi Investor dan calon investor dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
ataupun pertimbangan sebelum melakukan investasi.
4. Hasil penelitian ini bagi Peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi dan
dapat memberikan informasi tambahan dalam hal permasalahan yang belum
terpecahkan dan tersirat, baik dalam penelitian pada topik yang sama maupun
yang berbeda untuk penelitian selanjutnya.
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan
pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan
yang bertahan pada posisi LQ45 pada periode bulan Februari tahun 2005 sampai
dengan bulan Februari tahun 2009.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang
pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut
Suad Husnan (1994), pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.
Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan
adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi
lebih satu tahun (Widoatmodjo, 1996). Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana
bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan
permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan
untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para
produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama
lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Jadi secara
umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan
penawaran didasarkan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih
dari 1 (satu) tahun.
Pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar yang konkrit. Definisi
Pasar menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkrit atau abstrak
7
yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana
jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak
penawar disini ialah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan,
sedangkan yang termasuk peminat ialah pengusaha, pemerintah atau daerah.
Sedangkan menurut David L. Scott, pasar modal adalah pasar untuk dana jangka
panjang di mana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan
(Siamat, 1995).
2.1.1 Efek dan Bursa Efek
Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 mengemukakan
bahwa efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyetoran kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Sedangkan
pengertian Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atas sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (Siamat, 2004).
Menurut Siamat (1995), Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi
Bursa Efek ini antara lain adalah pertama, menjaga kontinuitas pasar. Kedua,
menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan
penawaran.
2.1.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan Pasar Modal
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki surplus dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
8
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (Habib,
2008).
Secara luas, pasar modal berperan dalam pembangunan ekonomi sebagai
institusi yang membantu berlangsungnya pembentukan modal dan mobilisasi
sumber daya secara efisien. Jika dilihat dari sisi perusahaan yang memerlukan
dana, pasar modal memberikan alternatif pendanaan eksternal untuk memenuhi
kebutuhan dana jangka panjang dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem
perbankan. Dalam sudut pandang investor, pasar modal adalah alternatif
keuangan, sehingga investor mempunyai pilihan investasi yang akan memberikan
keuntungan berupa return (tingkat pengembalian). Investasi merupakan aktivitas
yang dilakukan oleh investor didalam menanamkan dananya pada berbagai jenis
pilihan investasi di pasar modal, pada dasarnya mengandung unsur return dan
diimbangi dengan adanya resiko. Kesalahan dalam memilih berarti akan
kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Tetapi hal tersebut dapat
ditanggulangi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu membagi dana pada
beberapa jenis investasi sekaligus sehingga akan mengurangi resiko yang
ditanggung.
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara
karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi ekonomi.
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.
9
2. Fungsi keuangan.
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi
meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-
perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sedangkan fungsi
pasar modal di Indonesia adalah:
1. Sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
2. Sarana pemerataan pendapatan;
3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat, sehingga
produktivitas meningkat;
4. Menampung tenaga kerja; dan
5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan
perekonomian juga akan berkembang.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat
menengah.
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan
iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen
profesional.
Tujuan dibentuknya Pasar Modal, pada tahun 1977 pemerintah
mengaktifkan kembali beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih
memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Pengaktifan kembali tersebut
dilandaskan oleh adanya kebutuhan dana pembangunan yang semakin meningkat.
10
Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh
pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga
dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan
saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan
kesempatan usaha (Siamat,1995).
Menurut Widoatmodjo (1996), pasar modal memiliki peranan penting dalam
kegiatan ekonomi pada suatu negara, terutama di negara-negara yang menganut
sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan
ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi
perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen
produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP).
Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan
kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi
suatu negara.
2.1.3 Tingkatan Efisiensi Pasar Modal
Ahli ekonomi mengatakan pasar modal yang efisien bukan berarti dilihat
dari sistem penyimpanan data, fasilitas yang digunakan akan tetapi disini
maksudnya adalah dilihat dari segi informasi yang tercermin dari harga-harga
sekuritas yang diperdagangkan. Dalam hal ini pasar modal dikatakan efisien
apabila pasar tersebut harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relevan. Informasi yang relevan mengenai informasi dalam bentuk
perubahan harga sebelumnya, informasi kepada publik dan bukan publik. Efisien
tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat dampak suatu
informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga (Keown, 20054).
Menurut Eugene F. Fama (1965) dalam Suad Husnan (1994), efisiensi
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. The weak efficient market hypothesis.
Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses
pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan
volume masa lalu. Selanjutnya harga dan volume masa lalu itu akan dianalisis
untuk menentukan apakah harga naik atau turun. Kelemahannya adalah bahwa
analisis itu mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi harga saham di
11
masa datang, sehingga estimasi harga mungkin saja terjadi. Dalam hal ini
pemodal tidak dapat memperoleh keuntungan lebih dari yang diharapkan.
2. The semistrong efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam
proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data
harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan.
Hal ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan
analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham.
3. The strong efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan
data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi
yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara
umum. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang
lebih lengkap ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual beli saham
yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Peningkatan return akan terjadi
apabila kebijakan portofolio ataupun keputusan jual-beli saham didasarkan
pada hasil riset tepat sasaran.
2.2. LQ45
LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang mempunyai likuiditas yang
tinggi atau sering ditransaksikan dan biasanya manajer investasi akan
menempatkan dananya pada saham-saham yang termasuk dalam LQ45 untuk
mengurangi resiko likuiditas. LQ45 juga dianggap sebagai bencmark untuk
menilai suatu kinerja investasi berbasis pasar modal (www.google.com).
Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi
utama sebagai berikut:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 23
bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.
12
Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan
diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah
tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.
Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai
komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan
profesional di bidang pasar modal.
2.3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan dimana
dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, utang,
modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi yang
dimaksud di atas untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.
Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan
modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
Kondisi keuangan suatu perusahaan (return ke investor baik) bergantung pada
tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain. Capital
gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli saham
dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih luas.
Menurut Kieso (2002) yang dikutip dalam Lucky (2006), Dividend is a
distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional)
basis. Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan
investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode
tertentu.
Ada 2 pendekatan menurut Bodie, Kane dan Marcus (2005) untuk menilai
tingkat pengembalian saham oleh investor, yaitu dengan analisis fundamental dan
analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental
Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi
faktor-faktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili
13
nilai perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab
apakah nilai suatu saham undervalue atau overvalue.
2. Analisis Teknikal
Investor lebih menyukai konsep analisis secara teknik daripada fundamental.
Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka pendek
yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal adalah
menilai saham hanya berdasarkan pada pengamatan tentang perubahan harga
saham dari waktu ke waktu.
Seberapa baik tingkat kinerja atau tingkat efisiensi dan efektif pengelolaan
sumber daya di perusahaan, menentukan tingkat pertumbuhan yang berkaitan pula
dengan pencapaian perkembangan perusahaan. Sebuah analisis dapat membantu
para pelaku bisnis, perusahaan, dan para pemakai laporan keuangan lainnya.
Manfaat rasio keuangan menunjukkan efektifitas dari pengelolaan investasi oleh
perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba.
Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland (Sawir, 2001)
adalah sebagai berikut:
1. Liquidity Ratio mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar hutang-
hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
2. Leverage Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan
hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya.
3. Activity Rasio mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
4. Profitability Rasio mengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
5. Valuation Ratio menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut
mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian
rasio ini mengukur kemajuan perusahaan.
Laporan yang paling penting diantara berbagai laporan yang diterbitkan
perusahaan kepada pemegang saham adalah laporan tahunan (annual report). Jenis
informasi yang diberikan dalam laporan ini: Pertama, adalah bagian verbal, yang
sering disajikan sebagai surat dari presiden direktur yang menguraikan hasil
operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan baru yang
14
akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan. Kedua, laporan tahunan
yang menyajikan empat laporan keuangan dasar – neraca, laporan laba-rugi,
laporan laba ditahan dan laporan arus kas (Brigham, 2001).
Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi
dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, utang
dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laba rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang
terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukan
sumber dan penggunaan juga alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat
penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan (Munawir, 2004).
Laporan keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu
untuk membuat keputusan ekonomi. Banyak pihak yang mengambil keputusan
ekonomi setelah melihat laporan keuangan, seperti: keputusan jual-beli saham,
pembagian deviden, pemberian kredit dan keputusan lain. Laporan keuangan tidak
hanya digunakan untuk keputusan membeli, menahan dan menjual. Lebih dari itu,
digunakan untuk menentukan waktu yang tepat kapan membeli, kapan menahan,
atau kapan menjual (Arief Habib, 2008).
Menurut Munawir (2004) pengertian laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak
yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu
perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur,
bankir, investor dan pemerintah. Selain itu laporan keuangan dibuat untuk
mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan
memberikan informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan
15
dengan jangka waktu minimal satu tahun sekali. Warren (2006) mengemukakan
bahwa laporan akuntansi yang menghasilkan informasi disebut laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik
perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta
pihak-pihak lainnya lagi.
Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para
kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan
perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini
berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan
perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya
dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut.dari hasil analisa laporan tersebut para investor, bankers dan
para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus
ditempuhnya (Munawir, 2004).
Investor sebagai pemilik perusahaan, merupakan pihak pertama yang
membutuhkan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, mereka
dapat membuat keputusan apakah akan mempertahankan para dewan direksi,
apakah akan mengalihkan kepemilikan sahamnya, atau keputusan-keputusan yang
lain (Habib, 2008).
2.3.1 Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara:
1. Fakta yang telah di catat (Recorded fact).
Laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti
jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di
16
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting
convention and postulate).
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General
Accepted Accounting Principles) hal ini dilakukan dengan tujuan
memudahkan pencatatan (Expediensi) atau untuk keseragaman.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau
dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek
pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar
tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang
bersangkutan (Munawir, 2004).
Berdasarkan sifat-sifat laporan keuangan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di
mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-
faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
Keberhasilan perusahaan dapat dinilai atau diukur dengan laba yang
diperoleh perusahaan, karena hasil-hasil stabilitas serta konuitas dan kelangsungan
perusahaan tergantung dari cara kerja juga efisiensi manajemennya. Jika hasil-
17
hasil yang dicapai kurang memuaskan maka para pemegang saham yang dalam
hal ini merupakan pemilik perusahaan mungkin akan mengganti manajemennya
atau bahkan menjual saham yang dimiliki.
Adapun fungsi dari laporan keuangan adalah (1) mengukur tingkat biaya
dari berbagai perusahaan, (2) menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap
bagian proses dan produksi, (3) menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, (4) menilai dan mengukur hasil kerja
tiap-tiap individu yang telah disertai wewenang dan tanggung jawab, dan (5)
menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru
untuk mencapai hasil yang lebih baik (Munawir, 2004).
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK)
adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan statu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Ada 2 kata kunci dalam
memahami tujuan laporan keuangan, yaitu (1) Laporan keuangan harus
memberikan informasi yang bermanfaat, (2) Laporan keuangan digunakan untuk
membuat keputusan yang logis. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut
Habib (2008) yang digambarkan dalam bagan, dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah ini.
Tujuan Umum
Tujuan Pemakai Eksternal
Tujuan Lembaga(Perusahaan)
Tujuan Spesifik
Gambar 1. Tujuan Laporan Keuangan (Habib,2008)
18
2.4. Kewajiban (Hutang)
Kewajiban (liabilities) adalah hak kreditor memperlihatkan utang
perusahaan. Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang dibayar
dengan aktiva dan jatuh tempo dalam jangka pendek biasanya kurang dari satu
tahun (Warren,2006). Menurut Keown (2004), Utang adalah uang yang telah
dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan.
Pembiayaan yang diberikan kreditur dibagi menjadi (1) utang lancar atau
kewajiban jangka pendek, dan (2) utang jangka panjang. Utang lancar atau utang
jangka pendek, meliputi uang yang dipinjam yang harus dibayar kembali dalam
12 bulan berikutnya. Utang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau
sumber lain yang meminjamkan uang untuk waktu jangka panjang lebih dari 12
bulan.
2.5. Modal (Ekuitas Pemilik)
Ekuitas meliputi investasi pemegang saham – pemegang saham preferen dan
pemegang saham biasa dalam perusahaan. Pemegang saham preferen menerima
suatu dividen yang ditetapkan dalam jumlah tertentu. Ketika perusahaan
dilikuiditas, pemegang saham ini dibayar setelah kreditur perusahaan, tetapi
sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa adalah pemegang
perusahaan diluar pemegang saham preferen dari suatu bisnis. Mereka menerima
apapun yang terjadi, baik atau buruk, setelah kreditor dan pemegang saham
preferen dibayar (Keown, 2004).
Pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca–berbagai jenis utang, saham
preferen dan ekuitas saham biasa–disebut komponen modal (capital components).
Setiap kenaikan total aktiva harus dibiayai oleh kenaikan satu atau lebih
komponen modal tersebut. Modal (capital) merupakan faktor produksi yang
dibutuhkan dan seperti faktor-faktor lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya
setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal
tertentu; misalnya meminjam uang pada suku bunga 10 persen, maka biaya
komponen utangnya adalah 10 persen (Brigham, 2004).
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik
yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
19
Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi
bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan
ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas
pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan
ekuitas pemilik sering kali dipandang penghubung antara laporan laba rugi dengan
neraca (Warren, 2006).
2.5.1 Modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC)
Modal yang diinvestasikan merupakan penjumlahan dari ekuitas pemegang
saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung
bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainya (Young dan O’byrne, 2001).
Modal yang diinvestasikan adalah hasil reorganisasi neraca untuk melihat
besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan
pemegang saham, serta seberapa besar capital yang diinvestasikan dalam aktivitas
operasional dan aktivitas non-operasional lainnya.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham yaitu:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
20
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Saham sebagai instrument investasi memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya
saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham,
kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan
terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka
21
pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk
itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Keuntungan dari investasi saham
selain dividen (dana yang dibayarkan dari laba) adalah capital gain (selisih antara
harga saat mensual dengan harga saat membeli. Bisa saja terjadi, investor tidak
menghendaki dividen, tetapi lebih memilih keuntungan dari capita gain ini. Kalau
ini yang dimaui investor, dia tidak perlu menunggu sampai perusahaan
membagikan dividen untuk menjual sahamnya (Widoatmodjo, 1996).
Perdagangan saham sehari-hari di pasar sekunder atau dalam aktivitasnya,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand
atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak
faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro
seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi
seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal (Bursa Efek) yang
biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan
melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi. Saham atau
Stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perseroan terbatas. Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stocks)
dan saham preferen (preffered stocks). Perbedaan kedua jenis saham ini antara
lain, adalah sebagai berikut:
1. Saham biasa (common stocks);
a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba,
b. Memiliki hak suara (one share one vote),
22
c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut
dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham preferen (preffered stocks);
a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen,
b. Tidak memiliki hak suara.
c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nominal saham lebih
dahulu setelah kreditur apabila perusahaan di likuidasi.
e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
Dibandingkan dengan jenis investment lainnya, saham preferen memiliki
kelemahan dan kelebihan antara lain, sebagai berikut:
a. Lebih aman dari saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap
kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.
b. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman saham preferen
kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.
c. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.
d. Tidak memiliki hak voting.
e. Tidak memiliki jatuh waktu.
f. Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya saham
preferen jauh lebih sedikit.
g. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai
nominalnya. (Siamat, 2004)
2.5.2 Biaya Modal
Biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang
dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Dengan kata lain
biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian
yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young
dan O’byrne, 2001). Elemen risiko adalah penting untuk memahami biaya modal
dan cara perhitungannya. Semua investor adalah penghindar risiko, lebih
menyukai risiko yang lebih kecil daripada banyak. Hal ini tidak berarti bahwa
23
investor tidak akan menanggung risiko. Itu hanya berarti bahwa mereka tidak
menyukai risiko, dan mereka harus dibayar untuk itu.
Langkah penting dalam mengestimasi biaya modal adalah mengidentifikasi
dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian
mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC/weighted average cost of capital). Adapun komponen modal
adalah berbagai jenis utang, ekuitas saham biasa dan saham preferen.
Kebijakan keuangan perusahaan adalah kebijakan mengenai sumber
keuangan yang direncanakan untuk digunakan dan campuran (proporsi) tertentu
yang akan dipakai untuk menentukan penggunaan hutang dan pembiayaan ekuiti.
Pencampuran hutang dan ekuiti yang digunakan dapat berdampak pada biaya
modal perusahaan. Biaya modal perusahaan keseluruhan akan mencerminkan
biaya-biaya yang dikombinasikan dari semua sumber keuangan yang digunakan.
Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari biaya setelah
pajak atas masing-masing sumber modal yang digunakan perusahaan untuk
membiayai sebuah proyek di mana bobot (timbangan) tersebut mencerminkan
proporsi pembiayaan total dari masing-masing sumber. Konsekuensinya, biaya
modal tertimbang rata-rata merupakan tingkat pengembalian hasil yang harus
didapat perusahaan atas investasinya, sehingga dapat memberi kompensasi kepada
kreditor dan pemegang saham dengan tingkat pengembalian hasil individual yang
dibutuhkan (Keown, 2004).
2.5.3 Biaya Utang
Biaya utang umumnya diukur berdasarkan tingkat bunga yang dibayarkan
kepada kreditur. Karena bunga dapat dibebankan dalam perhitungan laba kena
pajak (tax deductible), maka perhitungan biaya utang perlu disesuaikan dengan
pajak (adjusted for taxes). Besarnya biaya utang yang harus dibayar perusahaan
ditentukan oleh tingkat suku bunga diperuntukkan bagi utang dengan suku bunga
mengambang, risiko kegagalan yang meningkat, dan keuntungan pajak yang
berhubungan dengan adanya utang karena beban bunga mengurangi pajak.
Dengan demikian perhitungan biaya modal adalah perkalian antara bunga yang
harus dibayar oleh perusahaan dengan faktor koreksi (1-t), dimana t adalah tingkat
pajak perusahaan.
24
2.6. Total Assets (Total Aktiva)
Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (assets). Contoh-
contoh aktiva mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan (Warren, 2006).
Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan
keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, atau total aktiva. Pengembalian
atas total aktiva (return on total asset) merupakan ukuran efisiensi operasi yang
relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva
(pendanaan) yang diberikan pada perusahaan. (Will J.J., 2005)
2.7. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
diikuti dengan harga pokok dari barang atau servis yang dijual, sehingga
diperoleh laba kotor.
2. Menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan
dan biaya umum atau administrasi.
3. Menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok
perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha
pokok perusahaan.
4. Menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga akhirnya diperoleh
laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk dari laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan
menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga
untuk menghitung laba/rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu
mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
2. Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang
lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
(Munawir, 2004)
25
Menurut Keown (2004), laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan
yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha:
1. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa
perusahaan.
2. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa yang akan dijual.
3. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi
produk atau jasa, dan (b) administrasi umum.
4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada
kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa
(bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa).
5. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak
pendapatan perusahaan.
Menurut Warren (2006), laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar dan beban
selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi
melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan
konsep penanding atau pengaitan (matching concept). Konsep ini ditetapkan
dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan
selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan
kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang tejadi. Kelebihan ini disebut
laba bersih atau keuntungan bersih (net income/net profit) jika beban melebihi
pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).
2.8. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (Net Operating Profit AfterTax/NOPAT)
Pajak adalah suatu faktor kritis dalam sebuah pembuatan keputusan
keuangan. Ada tiga tipe dasar dari usaha yang dikenakan pajak: perusahaan
kepemilikan tunggal, persekutuan dan korporasi. Perusahaan tunggal melaporkan
pendapatan mereka dalam pengembalian pajak pribadi mereka dan membayar
pajak-pajak terutang. Persekutuan melaporkan pendapatan dari persekutuan tetapi
tidak membayar pajak. Korporasi sebagai badan hukum terpisah, melaporkan
pendapatannya dan membayar pajak-pajak yang berhubungan dengan profit.
Pemilik (pemegang saham) dari korporasi tidak melaporkan pendapatan mereka
26
dalam pengembalian pajak pribadi mereka, kecuali ketika semua atau sebagian
profit didistribusikan dalam bentuk dividen (Keown,2004).
Menurut Tunggal (2001), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi
perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan
dan biaya penyusutan. Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal
perusahaan karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi
dampak pada profitabilitas ataupun resiko bisnis yang ada sekarang. Dengan kata
lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, nilai
NOPAT akan selalu identik. Perhitungan NOPAT dapat dilakukan pada laporan
laba rugi perusahaan.
2.9. Rasio Keuangan
Kinerja perusahaan diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan
dua atau lebih data keuangan. Data tersebut diambil dari angka-angka pada neraca
dan laporan laba/rugi. Indikator yang dipakai sebagai tolak ukur bisa rasio rata-
rata industri dimana perusahaan beroperasi, rasio perusahaan sejenis atau rasio
periode sebelumnya. Indikator ini diperlukan sebagai indikator pembanding untuk
membuktikan apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik setelah diukur, maka
dengan demikian akan diperoleh informasi akurat.
Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya
dibagi dalam 6 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio (CR) dan Acid Test (Quick)
Rasio (ØR)
2. Rasio Hutang (Leverage Ratio) yang terdiri Total debt to total asset ratio,
Times interest earned (TIE) dan Fixed change coverage (FCC)
3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Inventory turnover, Average collection period
dan Fixed asset turnover, serta.Total asset turnover.
4. Rasio Keuntungan terdiri dari Profit margin on sales, Return on asset (ROA)
dan Return on net worth.
5. Rasio Pertumbuhan terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba
bersih, pertumbuhan laba per lembar saham dan pertumbuhan harga pasar
(saham) per lembar dan pertumbuhan deviden.
27
6. Rasio Penilaian terdiri dari Price to Earning Ratio (PER) dan Market to Book
Ratio (MBR)
2.10. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik analisis laporan keuangan menurut Gibson (2001) “Various
techniques are used in the analysis of the financial data to the emphasize the
comparative and relative importance of the data presented and to evaluate the
position of the firm. These techniques include ratio analysis, common size
analysis...”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lengkap
di bawah ini.
1. Analisis Common Size
Menurut James C. Van Horne (1992) bahwa An analysis of percentage
financial statements where all balance sheet items are divided by net sales or
revenues. Analisis ini membandingkan data-data keuangan yang ada, dan dari
nilai perbandingan tersebut akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Analisis ini terbagi dua yaitu analisis horisontal (metoda analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa
tahun (periode)) dan analisis vertikal (metoda analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu).
2. Analsis Indeks
James C. Van Horne (1992) mengemukakan bahwa An analysis of percentage
financial statements where all balance sheet or income statement figures for a
base year equal 100.0 (percent) and subsequent financial statement items are
expressed as percentages of their valuesin the base year. Analisis ini
mengubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar 100.
Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun
yang dianggap normal.
3. Analisis Ratio
Analisis ini mengungkap hubungan yang menyatakan kondisi keuangan suatu
perusahaan. Ada dua jenis dasar analisis perbandingan yaitu analisis tren
(perhitungan rasio dari waktu ke waktu) dan perbandingan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sejenis.
28
2.11. Rasio sebagai Alat Analisis
Menganalisis laporan keuangan diperlukan rasio-rasio untuk menghitung
aspek-aspek tertentu yang memberikan fungsi atau informasi yang dibutuhkan
oleh para pengguna. Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland yang
dikutip Sawir (2001) adalah:
1. Liquidity Ratio. Rasio ini mengukur kesanggupan perusahaan dalam
membayar hutang-hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
2. Leverage Ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan telah
menggunakan hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivanya.
3. Activity Rasio. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya
4. Profitability Rasio. Rasio ini mengukur keberhasilan manajemen seperti
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
5. Valuation Ratio. Rasio ini menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio
tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil
pengembalian.
Analisa rasio memiliki kelebihan dibandingkan teknik analisa lainnya.
Brigham (2004) mengemukakan bahwa kelebihan tersebut antara lain rasio berupa
angka-angka yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan, rasio dapat
membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lainnya secara periodik dan
lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang. Kekurangan analisa rasio dibandingkan dengan teknik analisa lainnya
adalah sebagai berikut:
1. Secara umum perusahaan memiliki lini bisnis yang berbeda dengan
perusahaan lainnya, jadi sulit menentukan standar rasio yang tepat.
2. Perbedaan penggunaan metode akuntansi yang berbeda tiap perusahaan.
3. Rasio industri rata-rata bukan merupakan sasaran yang akan dicapai
perusahaan.
4. Rasio disusun dari data-data akuntansi, dan data-data tersebut dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil dari
manipulasi.
29
2.12. ROI (Return On Investments)/ROA (Return On total Asset)
Laba atas investasi (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat
investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah
organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini merupakan
keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil pengembalian yang
diberikan oleh modal yang ditanam (Siegel dan Shim, 1999). Analisa ROI adalah
analisa laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu
teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI
merupakan teknik yang biasa digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengukur efektivitas dari seluruh kegiatan perusahaan. ROI adalah salah satu
bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio
profitabilitas ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya
perusahaan (net operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Munawir, 2004).
Menurut Habib (2008) bahwa Rasio return on total asset (ROA) adalah
rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari
suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori,
rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on
total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI).
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk operasi).
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan
dengan penjualannya.
Kegunaan analisa ROI adalah (1) sifatnya yang menyeluruh; (2)
membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan
lain yang sejenis; (3) mengukur efesiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
30
divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam
bagian yang bersangkutan; (4) mengukur profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan; (5) berguna untuk keperluan kontrol dan
perencanaan.
Kelemahan analisa ROI adalah (1) kesukarannya dalam membandingkan
rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat
bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing
perusahaan tersebut adalah berbeda-beda; (2) adanya fluktuasi nilai dari uang
(daya belinya); (3) tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan
antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang
memuaskan.
Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian
atas investasi modal atau pengembalian atas investasi (return on investment-ROI),
merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas. Dengan ROI kita
dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan
relatif terhadap risiko investasi modal, serta membandingkan pengembalian atas
investasi modal dengan pengembalian investasi altenatif. Analisis pengembalian
atas investasi modal membandingkan laba perusahaan, atau ukuran kinerja lainnya
terhadap tingkat dan sumber pendanaan perusahaan. Analisis ini menentukan
kemampuan preusan untuk meraih keberhasilan, memperoleh pendanaan,
membayar kreditor dan memberikan imbalan kepada pemilik. Pengembalian atas
investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis termasuk: (1)
efectivitas manager, (2) tingkat profitabilitas, (3) peramalan laba, serta (4)
perencanaan dan pengendalian (Wild, J.J dan Subramanyam, K.R, 2005).
Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai
tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar
membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Investasi akan dilakukan
hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa
depan yang diinginkan, sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang
lebih besar dari atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita harapkan
(Keown, 2004).
31
2.13. Analisis Risiko
Risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak
menguntungkan akan terjadi. Risiko dapat diukur dengan beberapa cara yang
berbeda dan kesimpulan yang berbeda tentang bagaimana tingkat risiko aktiva
dapat diketahui tergantung pada ukuran yang digunakan. Beberapa hal yang perlu
diingat adalah sebagai berikut:
1. Semua aktiva keuangan diharapkan menghasilkan arus kas dan tingkat risiko
aktiva ditentukan dari tingkat risiko arus kasnya.
2. Tingkat risiko aktiva dapat dipertimbangkan dengan dua cara: (1) atas dasar
berdiri sendiri (stand-alone basis) dimana arus kas aktiva dianalisis oleh
mereka sendiri, atau (2) dalam konteks portofolio, dimana arus kas dari
sejumlah aktiva digabungkan dan kemudian arus kas konsolidasi tersebut
dianalisis.
3. Risiko aktiva dalam konteks portofolio dapat dibagi menjadi dua komponen:
(1) komponen risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk
component) dan (2) komponen risiko pasar (market risk component).
4. Aktiva dengan tingkat risiko relevan (pasar) yang tinggi harus memberikan
tingkat pengembalian yang tinggi untuk menarik para investor. (Brigham,
2004)
Siamat (2004) mengemukakan bahwa memprediksi risiko dalam investasi
merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal pada
prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga
(prica volatility). Risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut
antara lain sebagai berikut:
a. Risiko daya beli (purchasing power risk). Sifat investor dalam menangani
faktor risiko di pasar modal ini terdiri dari dua yaitu investor yang tidak
menyukai risiko (risk averter) dan investor justru menyukai menantang
risiko (risk averse). Bagi investor kategori pertama ini akan mencari atau
memilih jenus investasi yang akan memberikan keuntungan yang
jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan
sebelumnya. Di samping itu, investor mengharapkan untuk memperoleh
pendapatan dan atau capital gain dalam waktu yang tidak lama. Akan
32
tetapi, apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk
mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu
tersebut telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima
keuntungan (return) yang daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan
dengan keuntungan yang dapat diperoleh semula. Oleh karena itu, risiko
daya beli ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
b. Risiko bisnis (business risk). Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya
kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula
kemampuan perusahaan (emiten) membayar bunga atau deviden.
c. Risiko tingkat bunga (interest rate risk). Naiknya tingkat bunga biasanya
menekan harga jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap
termasuk harga-harga saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan
tidak searah dengan harga-harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya
tingkat suku bunga misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar
modal.
d. Risiko pasar (market risk). Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya
hampir semua harga saham di Bursa Efek mengalami kenaikan.
Sebaliknya apabila lesu (bearish), saham-saham akan ikut pula mengalami
penurunan. Perubahan psikologi pasar dapat menyebabkan harga-harga
surat berharga anjlok terlepas dari adanya perubahan fundamental atas
kemampuan perolehan laba perusahaan.
e. Risiko likuiditas (liquidity risk). Risiko ini berkaitan dengan kemampuan
suatu surat berharga untuk dapat segera diperjualbelikan dengan tanpa
mengalami kerugian yang berarti.
2.14. Beta
Koefisien beta adalah mengukur tingkat pergerakan pengembalian saham
yang telah ada terhadap saham pasar. Rata-rata risiko saham didefinisikan sebagai
saham yang cenderung bergerak naik dan turun sejalan dengan pasar umum yang
diukur oleh beberapa indeks. Jika sebuah saham mempunyai beta yang positif,
maka kita akan mengharapkan pengembalian yang meningkat apabila pasar saham
secara keseluruhan naik. Akan tetapi, faktor perusahaan dapat menyebabkan
33
pengembalian saham menurun, meskipun pengembalian pasar adalah positif
(Brigham, 2004). Beta portofolio adalah rata-rata tertimbang sederhana pada
modal dari saham individu, di mana tertimbang adalah presentase dari dana yang
diinvestasikan pada tiap saham. Beta portofolio mengukur rata-rata daya reaksi
dari pengembalian portofolio pada pergerakannya di pasar umum (Keown, 2004).
2.15. Penelitian Terdahulu
Wicaksono, D.T. (2005) dalam penelitiannya tentang Analisis Portofolio
Optimal dari Saham Sektor Industri Keuangan di Bursa Efek Jakarta,
mengemukakan bahwa (1) saham-saham sektor keuangan berdasarkan tingkat
pengembalian dan risikonya yang memiliki kinerja terbaik adalah saham ABDA
(sub sektor asuransi), saham BGIN (sub sektor bank), saham MITI (sub sektor
perusahaan efek) dan saham MTFN (sub sektor lembaga pembiayaan); (2) saham-
saham sektor keuangan yang termasuk kedalam saham unggulan pada sub sektor
bank memiliki jumlah saham unggulan terbanyak dan dinilai sebagai sub sektor
yang paling baik, yaitu saham INPC, MAYA, BGIN, BVIC, NISP, BBIA, BABP,
BNGA, BDMN,BNII, BBRI, BEKS, BMRI, BBNI, LPBN, PNBN; (3) portofolio
optimal pada sub sektor keuangan (asuransi, bank, perusahaan efek dan lembaga
pembiayaan) memiliki tingkat pengembalian dan risiko rendah; (4) membentuk
portofolio optimal saham sektor industri keuangan yang terdiri dari portofolio
optimal yang dihasilkan pada masing-masing sub sektor asuransi, bank,
perusahaan efek dan lembaga pembiayaan; (5) melalui pembandingan antara
investasi portofolio saham-saham sektor keuangan dengan deposito, maka dapat
ditentukan tercapainya suatu bentuk investasi portofolio yang aman (dengan
tingkat risiko minimum) dan tingkat pengembalian maksimal.
Hasil penelitian Dewoprojo, W.K. (2005) tentang Analisis Investasi Saham
Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004 menyatakan
bahwa (1) tingkat suku bunga deposito mempengaruhi saham GGRM dan HMSP,
sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh
terhadap saham MLBI, GGRM dan HMSP, sedangkan IHSG tidak terpengaruh
oleh kedua faktor makro ekonomi tersebut; (2) harga saham antar perusahaan
(industri) barang konsumsi di BEJ tidak saling mempengaruhi; (3) investasi dalam
34
bentuk saham perusahaan (industri) barang konsumsi di BEJ pada umumnya
memiliki tingkat risiko yang tinggi dan tingkat hasil yang rendah.
Penelitian Widyaningdyah (2001) tentang Analisis Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di
Indonesia dengan tujuan untuk menguji pengaruh reputasi auditor, jumlah dewan
direksi, leverage dan persentase saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO
terhadap earnings management, yang di-proxy-kan dengan discretionary accruals.
Berdasarkan hasil pengujian hanya leverage saja yang berpengaruh signifikan
terhadap earnings management. Hasil penelitian ini mendukung temuan Dechow
et.al (1996) bahwa debt motivation yang salah satu proxy-nya adalah leverage,
berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Perusahaan yang
terancam default cenderung melakukan earnings management dengan menaikkan
laba. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki posisi bargainingnya saat
negosiasi ulang atau perusahaan melakukan go public untuk mendapatkan dana
segar karena kesulitan mencari dana pinjaman. Earnings management untuk
perusahaan yang go public dilakukan pada prospektus laporan keuangan
perusahaan sebelum IPO agar investor tertarik menanamkan modalnya.
Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan
Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang serta Pangsa Pasar Terhadap ROA
dan ROE Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Indonesia, diteliti oleh
Martono (2002) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, tiga
variabel, yaitu ROA industri, intensitas modal tertimbang dan leverage keuangan
tertimbang terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROA perusahaan. Kedua,
tiga variabel, yaitu ROE industri, leverage keuangan tertimbang dan pangsa pasar
terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROE. Ketiga, berdasarkan nilai R2, hasil
analisis regresi ROE lebih robust dibandingkan hasil analisis regresi ROA.
Keempat, profitabilitas industri terbukti superior dalam menjelaskan ROA,
sedangkan variabel yang superior dalam menjelaskan ROE adalah rasio leverage
keuangan tertimbang.
35
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pada pasar saham atau stock exchange
terdapat mekanisme pasar dimana didasarkan pada permintaan dan penawaran.
Harga-harga dalam pasar saham diukur dari harga resmi berdasarkan transaksi
penutupan terakhir pada hari bursa.
Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan
modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
Kondisi keuangan suatu perusahaan (pengembalian ke investor baik) bergantung
pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain.
Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan
investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode
tertentu. Capital gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli
saham dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih
luas. Kieso (2002) dalam Lucky (2006).
Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 membuat
laporan keuangan memberikan informasi kepada investor. Laporan keuangan
merupakan laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan terutama
neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas. Neraca
merupakan daftar seluruh aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu entitas
pada suatu tanggal tertentu. Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan
dan pengeluaran atau beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu.
Berdasarkan laporan laba rugi mengandung informasi mengenai hasil usaha
perusahaan, salah satunya laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit
After Tax).
Laporan keuangan perusahaan menginformasikan juga tentang biaya hutang
(kewajiban) yaitu kewajiban ekonomis berupa hutang atau pinjaman yang harus
dibayarkan kepada pihak luar dan modal yang dimiliki atau ekuitas pemilik.
36
Berdasarkan hutang (kewajiban) dan modal (ekuitas pemilik) maka akan diketahui
total asset (total aktiva). Setelah diketahui NOPAT dan total asset (total aktiva)
maka dapat dihitung nilai ROI. Habib (2008) berpendapat bahwa return on
investment (ROI) disebut juga Rasio return on total asset (ROA) yaitu rasio yang
menghitung tingkat pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu
investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori,
rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total asset.
Setelah nilai ROI diketahui, maka dapat dilihat kinerja yang dihasilkan oleh
manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai informasi bagi investor.
Berdasarkan informasi tersebut investor dapat menentukan pembelian saham
kembali pada pasar modal. Seluruh proses di atas dapat dilihat dengan
menggunakan program Visual Basic yang memberikan banyak kemudahan bagi
investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya.
Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
37
3.2. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat. Metode statistik deskriptif dapat juga digunakan bila peneliti
hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
3.2.1 Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai dengan Oktober
2008 dan dilanjutkan sampai dengan bulan Februari 2009. Lokasi pengumpulan
dan pengolahan data diperoleh dari publikasi beberapa instansi yaitu: (1) Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang dahulu disebut Bursa Efek Jakarta, (2) Pusat Referensi
Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta
atau website http://www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berbentuk time series dan cross section dari tahun
2004-2009 dengan mengambil 45 perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Data-data tersebut meliputi Laporan tahunan dari
perusahaan, Jumlah Total Aktiva diambil dari neraca laporan tahunan, besarnya
laba bersih tiap tahun dari laporan rugi laba. Data sekunder yang digunakan
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang digunakan adalah gambaran umum
perusahaan, laporan keuangan, equity LQ45 dan data bulanan indeks harga saham
gabungan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.
Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dan
bergabung dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun
2004-2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
non random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota
populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik
adalah pengambilan sampling yang termasuk non random sampling adalah
purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu mengambil sampel yang
ditentukan peneliti (Nasir, 1999).
Berdasarkan asumsi di atas, maka sampel yang ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling yaitu 10 perusahaan dari 25 perusahaan
yang memiliki posisi yang tetap dalam Indeks LQ45 dan metode periode yaitu
38
Agustus 2005–Februari 2009. Sampel perusahaan yang diteliti adalah perusahaan-
perusahaan yang selama periode tersebut memenuhi persyaratan bahwa
perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode
tahun 2004 dan 2008 dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai laporan
keuangan selama penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dan dilaksanakan adalah
penelitian literatur untuk dijadikan landasan dalam penelitian, penelitian lapangan
yaitu data yang diperoleh dari lembaga tertentu, dalam hal ini Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi dari internet, data-data perusahaan, buku-buku yang
menunjang dan literatur perpustakaan. Selama penelitian dilakukan pengamatan
langsung dengan cara peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan di BEI dan
melakukan magang di PT Kresna Graha Securindo pada bagian Riset selama 2
bulan (Oktober-November 2008).
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta
berdasarkan Akta No. 11 tertanggal 10 September 1999 dibuat dihadapan Fathiah
Helmi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-19958
HT.01.01.TH.99 tertanggal 13 Desember 1999 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tertanggal 15 Januari 2002, Tambahan
No. 559. Perusahaan memulai operasi komersil pada tanggal 4 Juli 2000.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan Akta No.4 tertanggal 7 April 2005 yang dibuat dihadapan Fathiah
Helmi, SH., Notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal disetor Perusahaan
sebesar Rp 21.900.000.000. Peningkatan modal disetor tersebut berasal dari hasil
Penawaran Umum Terbatas I (right issue) tahun 2005 sebesar 219.000.000 lembar
saham dengan nominal Rp 100 dan harga perolehan sebesar Rp 125. Dengan
adanya peningkatan modal disetor tersebut, maka modal disetor Perusahaan
menjadi Rp. 58.400.000.000. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) telah
menyetujui peningkatan modal tersebut melalui surat No. S-240/PM/2005
tertanggal 3 Februari 2005. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
39
lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha sebagai perantara pedagang efek,
penjamin emisi efek dan manajer investasi. Perusahaan berdomisili di Jakarta.
Perusahaan telah mendapat ijin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan
Manajer Investasi dari Ketua BAPEPAM masing-masing berdasarkan Surat
Keputusan No. KEP-01/PM/PEE/2000 tertanggal 29 Februari 2000 dan No. KEP-
03/PM/MI/2001 tertanggal 28 Mei 2001. Surat ijin usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek mencakup ijin sebagai Perantara Pedagang Efek.
3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh berdasarkan data laporan keuangan perusahaan yang
dilaporkan kepada Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2004-2009 berupa
laporan keuangan konsolidasian yang didalamnya diawali dari laporan auditor
independen kepada para pemegang saham yang ditandatangani oleh Akuntan
Publik. Neraca konsolidasian setiap perusahaan diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Penyajian data
dilengkapi grafik dan gambar.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis
fundamental dan analisis teknikal (Bodie, Kane dan Marcus, 2005) yaitu untuk
menilai tingkat pengembalian saham oleh investor. Analisis pendekatan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Fundamental
Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi faktor-
faktor fundamental. Hal tersebut menunjukkan nilai saham mewakili nilai
perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab apakah
nilai suatu saham undervalue atau overvalue. Analisis fundamental menggunakan
data-data mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dengan informasi yang
relevan.
Investor akan membeli saham yang underprice dan menjual saham tersebut
saat overprice (Francis,1993). Nilai intrinsik suatu saham dapat di estimasi atau
dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu :
40
a. Pendekatan Aktiva Bersih (Net Asset Approach)
Pendekatan ini menunjukkan nilai intrinsik saham dilihat dari nilai aktiva
bersih untuk per lembar saham biasa yang ditunjukkan dengan rumus :
NAPS =beredaryangbiasasahamJumlah
nkeseluruhabersihaktivabukuNilai ................ (1)
b. Pendekatan Dividen (Dividen Valuation Approach)
Estimasi nilai intrinsik saham dengan memperhitungkan nilai dividen yang
akan diterima dari investasi saham tersebut di masa depan, rumusnya:
Harga Saham (Po) =gR
d
1 ............................. (2)
Dimana : d1 = Cash dividen for next period
R = Required rate of return
G = Expected growth on dividen
c. Pendekatan Laba (Earning Valuation Approach)
Estimasi nilai intrinsik saham dilakukan secara tidak langsung dengan
menghitung earning multiplier, dengan rumus:
Earning multiplier = gr
EPSd
..................... (3)
Dimana: d = Cash dividen
EPS = Earning per share
R = Risk – adjudted Discount rate
g = Growth rate
Nilai intrinsik saham dalm bentuk earning multiplier ini selanjutnya akan
dibandingkan dengan nilai PER (price earning ratio) dari saham tersebut.
2. Analisis Teknikal
Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka
pendek yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal
adalah sebuah metode analisis yang menitikberatkan pada pergerakan pasar.
Metode ini dijalankan dengan cara memperhatikan perubahan harga dan volume
perdagangan saham dipasar (Young dan O’Byrne, 2001) .
Menghitung Adjusted Invested Capital akhir tahun n:
41
Format Perhitungan Invested Capital
Total Asset xx(-) Kewajiban-kewajiban tanpa beband bunga (xx)Invested Capital yang belum disesuaikan xxPenyesuaian-penyesuaian EVA(-) Aktiva pajak Tangguhan (xx)+ Pengeluaran untuk eksplorasi+ Pengeluaran untuk eksplorasi yang ditangguhkan EVA dan belum
diamortisasi xx+ Pengeluaran untuk riset dan pengembangan xx+ Pengeluaran untuk riset dan pengembangan yang ditangguhkan
dan belum diamortisasi xx+ Penyisihan piutang tahun ini xx+ Penyisihan penurunan nilai persediaan xx+ Penyisihan garansi xx+ Deferred Income xx+ LIFO reserve tahun ini xx+ Akumulasi amortisasi goodwill xxInvested Capital yang telah disesuaikan xx
Average Invested Capital diperoleh dengan cara sebagai berikut :
2
1
ntahunakhirinvestedntahunakhircapitalinvested.....................(4)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan yang
dibuat setiap perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dan dilaporkan kepada
investor melalui laporan tahunan. Data diperoleh dari BEI dan melalui situs
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri
dari Neraca Konsolidasian dan Laporan Laba Rugi Konsolidasian. Data yang
diolah dari Neraca Konsolidasian adalah sebagai berikut :
a. Kewajiban Lancar terdiri dari uang muka pelanggan, hutang usaha, hutang
lain-lain, biaya yang harus dibayar, hutang pajak, pinjaman bank jangka
pendek, penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan, bagian pinjaman
bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, hutang derivatif,
hutang obligasi.
b. Kewajiban Tidak Lancar terdiri dari hutang pihak hubungan istimewa,
kewajiban pajak tangguhan, pinjaman bank jangka pendek setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, penyisihan
imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja.
42
c. Ekuitas terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, selisih nilai
transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali, selisih transaksi
perubahan ekuitas anak perusahaan, saldo laba.
d. Aktiva Lancar terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, uang muka,
pajak pertambahan nilai dibayar dimuka, piutang derivatif.
e. Aktiva Tidak Lancar terdiri dari kas dan setara kas yang dibatasi
penggunaannya, piutang pihak hubungan istimewa, aktiva pajak
tangguhan, aktiva tetap, Goodwill, Tagihan restitusi pajak, aktiva lain-lain.
Laporan keuangan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan
para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan dengan kegiatan
usaha. Prosedur analitis dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos
keuangan pada laporan tahun berjalan dengan pos-pos terkait pada laporan
periode sebelumnya. Analisis persentase peningkatan dan penurunan yang
berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan komparatif (analisis
horizontal). Jumlah setiap pos pada laporan tahun terakhir dibandingkan dengan
pos terkait pada satu atau lebih laporan sebelumnya. Jumlah peningkatan atau
penurunan setiap pos dicatat beserta persentase peningkatan atau penurunannya
(Warren, 2006). Laporan keuangan yang diperoleh dari BEI dihitung dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dikelompokkan per tahun (2004-2008),
serta hasilnya dianalisis. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibandingkan
pertumbuhan dan perkembangan kinerja perusahaan, yaitu pertumbuhan tahun
berjalan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Selisih dari
jumlah aktiva pertahun dihitung dengan menggunakan persentase, maka dapat
memperlihatkan perkembangan kinerja keuangan perusahaan secara umum.
Rumus perhitungan perkembangan sebagai berikut:
%100xJATS
JATSJATB ................................................ (5)
Keterangan:
JATB = Jumlah Aktiva Tahun Berjalan
JATS = Jumlah Aktiva Tahun Sebelumnya
Perhitungan pertumbuhan ini berlaku untuk pertumbuhan laporan laba rugi,
NOPAT, dan Return on Investment.
43
2. Total Aset/Total Aktiva
Tingkat laba Indeks LQ45 adalah perbandingan nilai Indeks LQ45 pada hari
ke-1 dengan nilai indeks LQ45 pada hari ke t-1. Tingkat laba rata-rata Indeks
LQ45 adalah Nilai rata-rata pengembalian suatu investasi dalam periode
tertentu. Deviasi standar adalah tingkat fluktuasi yang distandarisasi dengan
perhitungan statistik. Koefisien variasi adalah tingkat distribusi resiko
(dispersi) dengan membandingkan standar deviasi dan laba rata-rata.
3. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi terdiri dari laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan, beban usaha diperoleh dari beban penjualan dan beban
umum. Laba usaha diperoleh dari laba kotor dan beban usaha.
Beban/pendapatan lain-lain diperoleh dari beban bunga dan keuangan, selisih
antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian atas pelepasan anak
perusahaan, keuntungan (kerugian) selisih kurs bersih, beban amortisasi
goodwill, pendapatan bunga, keuntungan (kerugian) kontrak berjangka
komoditi dan lain-lain. Laba sebelum pajak penghasilan diperoleh dari laba
usaha dan beban (pendapatan) lain-lain.
4. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT)
Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) terdiri dari beban pajak
penghasilan yang diperoleh dari pajak kini dan pajak tangguhan. Laba
sebelum hak minoritas yang diperoleh dari laba sebelum pajak penghasilan
dan beban pajak penghasilan. Laba bersih (NOPAT) diperoleh dari laba
sebelum hak minoritas dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.
Format Perhitungan NOPAT (Young & O’Byrne, 2001) adalah sebagai
berikut:
Pendapatan Operasi (Operating Income) xx+ Pendapatan bunga xx+ Pendapatan ekuitas xx+ Pendapatan investasi lainnya xx(-) Beban pajak penghasilan (xx)(-) Pembebasan terhadap biaya bunga (xx)
NOPAT yang belum disesuaikan xxPenyesuaian-penyesuaian EVA :+ Beban pajak tangguhan (deferred tax expense) xx+ Pengeluaran untuk eksplorasi xx(-) Amortisasi pengeluaran untuk eksplorasi
yang ditangguhkan oleh EVA (xx)
44
+ Pengeluaran untuk Riset dan Pengembangan xx(-) Amortisasi pengeluaran untuk riset dan pengembangan
yang ditangguhkan oleh EVA (xx)+ Peningkatan penyisihan piutang pada tahun ini xx+ Peningkatan LIFO reserve (Cadangan LIFO) xx+ Peningkatan penyisihan penurunan nilai persediaan xx+ Peningkatan penyisihan garansi xx+ Peningkatan deferred income xx+ Amortisasi goodwill xxNOPAT yang telah disesuaikan xx
3.2.3 Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Umumnya
dibagi dalam 6 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Masalah likuiditas timbul
apabila suatu perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, di luar
kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat
melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang
menjanjikan. Rasio likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi
solvabilitas perusahaan. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah.
a. Current Ratio (CR)
Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang
lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan
persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali
lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva
lancar maksimum 50%. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka
semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR
berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva
lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Formula
current ratio adalah:
lancarghu
lancaraktivaCRRatioCurrent
tan)( ................................ (6)
b. Acid Test (quick) Ratio
Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar.
45
Formula QR adalah:
lancarghu
persediaanlancaraktivaQRRatioQuick
tan)(
..................... (7)
2. Leverage Ratio (Rasio Hutang)
Leverage ratio (Rasio Hutang) adalah rasio yang membandingkan antara
dana sendiri (ekuitas) dengan dana pinjaman. Makin besar pinjaman yang
digunakan perusahaan, makin besar kreditur mempunyai kendali terhadap
perusahaan. Rasio hutang merupakan strategi maupun informasi dalam
menentukan manfaat uang. Apabila suku bunga pinjaman lebih kecil dari return
on investment (ROI), maka perusahaan lebih baik menambah hutang dibanding
menambah modal sendiri atau sebaliknya.
Perhitungan rasio hutang bisa menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
melalui neraca dan laporan laba/rugi. Pendekatan melalui neraca
menginformasikan seberapa besar hutang digunakan untuk aktiva. Pendekatan
melalui laporan laba/rugi menginformasikan seberapa besar hutang bisa ditutup
dengan laba operasional. Pemakaian keduanya sangat penting karena bisa
menutupi kelemahan masing-masing.
1. Total Debt to Total Asset Rasio
Definisi total debt to total asset ratio adalah rasio yang membandingkan
antara total hutang dengan total aktiva. Tujuan rasio ini adalah untuk
mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan
operasional.
vaTotal Akti
ghuTotalgHuRasio
tantan ........................... (8)
2. Time Interest Earned Ratio (TIE)
Rasio hutang ini membagi laba sebelum hutang dan pajak (EBIT) dengan
beban bunga. Rasio ini bertujuan mengetahui seberapa jauh laba
mengalami penurunan, tanpa mengganggu kewajiban perusahaan terhadap
kreditur. Semakin tinggi TIE, semakin sehat kondisi perusahaan.
bungaBeban
pajakdanbungasebelumlabaTIE ...................... (9)
46
3. Fixed Chance Coverage
Rasio fixed chace coverage mempunyai manfaat sama dengan TIE untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga tetap, sedangkan
rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
bunga secara periodik dan kewajiban membayar sewa pada jangka
panjang, termasuk biaya sewa (lease charge). Formula fixed change
coverage adalah:
sewabebanbungaBeban
sewabebanEBITCoverageChanceFixed
.................. (10)
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam
mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio
yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk
penjualan. Data yang dipakai berasal dari data laporan laba/rugi. Kondisi
perusahaan dikatakan sehat apabila angka yang dihasilkan dari berbagai
perhitungan semakin besar. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis
yang besar (efektif) walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam
jumlah yang sama.
1. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Inventory turnover adalah rasio yang membagi antara penjualan dengan
persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata. Apabila
perhitungan perputaran persediaan memakai formula penjualan dibagi
persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama, apabila
penjualan ditentukan berdasar harga jual dan persediaan ditentukan oleh
harga pokok pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi
kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pokok pembelian
berarti penjualan tersebut sudah terkandung profit, biaya operasional, dan
lain-lain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun
dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pokok
penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kondisi sebenarnya.
Formula perputaran persediaan adalah:
47
persediaanratarata
PenjualanPokokaHPersediaanPerputaran
arg .............. (11)
2. Average Collection Period
Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih
piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian
piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang.
Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya
yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang,
diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah
ini untuk membandingkan antara penjualan selama setahun dengan jumlah
hari dalam setahun. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang.
Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama
(perhitungan rata-rata penjualan harian). Formula rata-rata penjualan/hari
dan Average Collection Period adalah:
360/
PenjualanhariPenjualanrataRata .............................. (12)
haripenjualanratarata
gPiuPeriodCollectionAverage
/
tan
........ (13)
3. Fixed Asset Turnover
Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara
penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas
pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran
aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian
aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar
otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada
perusahaan. Formula fixed asset turnover adalah:
bersihtetapAktiva
PenjualanTetapAktivaPerputaran ................... (14)
4. Total Asset Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan total aktiva.
Total asset turnover adalah perbandingan penjualan dengan total aktiva.
Formula total asset turnover adalah:
48
aktivaTotal
PenjualanAktivaTotalPerputaran ................. (15)
4. Profitabilitas Ratio
Rasio keuntungan merupakan hasil akhir perusahaan dalam menjalankan
tugas. Rasio ini berhubungan dengan tingkat keuntungan dan kerugian
perusahaan. Efektifitas suatu perusahaan terlihat dari rasio ini. Semakinefektif
manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Bentuk rasio profitabilitas adalah:
1. Profit Margin on Sales
Profit margin on sales digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari penjualan. Cara
perhitungan rasio profit margin on sales adalah membandingkan laba
bersih dengan total aktiva. Indikatornya profit margin yang tinggi
menunjukkan kecerdasan perusahaan yang tinggi dalam mencari laba.
Formula profit margin on sales adalah:
aktivatotal
bersihlabaSalesoninMofit argPr ........... (16)
2. Return on Total Asset (ROA)
Return on total asset (ROA) adalah rasio yang menghitung tingkat
pengembalian (imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio
ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba. Secara teori, rasio ini
membandingkan antara laba bersih dengan total asset. Rasio return on
total asset (ROA) disebut juga return on investment (ROI). Formula return
on investment adalah:
aktivaTotal
bersihLabaROAAssetonturn )(Re ............ (17)
Analisis ROI dalam analisis keuangan mempunyai peranan yang sangat
penting karena ROI disini merupakan teknik analisis secara menyeluruh.
Analisis ROI digunakan dalam mengukur tingkat efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan (James C. Van Horne, 1992).
tsTotal Asse
After TaxNet FropitROI ................................... (18)
49
Atau
AssetsTotal
SalesNetx
SalesNet
TaxAfterFrofitNetROI ................. (19)
3. Rasio Pengembalian Modal (return on net worth)
Rasio pengembalian modal digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik atau seberapa efektif
perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik.
Walaupun mengukur laba, rasio ini tidak menghitung deviden atau capital
gain. Alasannya, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang
sebenarnya. Rasio pengembalian modal membandingkan antara laba
bersih dengan modal pemilik. Formula return on net worth adalah:
pemilikModal
bersihLabaWorthNetonturn Re ......................... (20)
5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Perhitungan rasio pertumbuhan
memakai data perusahaan, sejak berdiri dan menjalankan bisnis. Titik awal yang
dipakai sebagai basis tahun dasar adalah angka 100. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perhitungan rasio pertumbuhan, seperti: kondisi
perekonomian negara-negara berkembang (emerging market) dan negara-negara
maju (development market). Efek inflasi harus dihilangkan terlebih dahulu, agar
diperoleh hasil yang konsisten. Caranya adalah menggunakan nilai tetap (fixed
rupiah value). Elemen penting untuk menghitung rasio pertumbuhan, antara lain:
penjualan, laba bersih, laba per lembar saham, harga pasar per lembar, deviden
dan nilai buku saham. Formula rasio pertumbuhan adalah:
1
n
Xo
XnnPertumbuhaRasio .............................. (21)
Dimana: Xn = nilai akhir
Xo = nilai dasar
n = jumlah tahun
50
6. Valuation Ratio
Rasio penilaian digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai pada masyarakat sehingga calon investor dimungkinkan
menghargai nilai saham, baik yang lebih tinggi dari nilai buku atau sebaliknya.
Jadi, rasio ini lebih ditujukan pada sisi investor, walaupun manajemen juga
memiliki kepentingan yang sama. Kepentingan manajemen adalah untuk rigth
issue.
1. Price to Earning Ratio (PER)
Price to earning ratio membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan
laba/lembar. PER digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Indikator PER adalah, semakin tinggi nilai
PER, semakin baik prospek perusahaan. Dari sisi investor, perusahaan
dengan PER tinggi tidak akan menarik lagi. Investor beranggapan saham
dengan PER tinggi tidak akan mengalami kenaikan harga, sehingga
peluang mendapatkan capital gain dan deviden sangat kecil. Formula PER
adalah: rata-rata
sahamlembarperlaba
rataratasahampasarahPER
)(arg ................... (22)
2. Market to Book Ratio (MBR)
Market to book ratio (MBR) digunakan untuk menilai seberapa jauh
perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. MBR adalah
rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku.
Formula MBR dan book value adalah:
)(
)(arg
sahambukunilai
rataratasahampasarahMBR
............ (23)
beredarsahamjumlah
ekuitasjumlahSahamBukuNilai
)()( ......... (24)
3.2.4 Analisis Risiko
Mengukur keuntungan dan risiko investasi dalam berinvestasi merupakan
kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam
kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Hukum dasar investasi adalah high return-
high risk. Artinya, semakin tinggi keuntungan suatu investasi, semakin besar
51
risiko yang ditanggung. Hukum tersebut tidak hanya berlaku pada investasi pada
instrument keuangan, tetapi juga pada investasi lainnya.
Cara konvensional menurunkan risiko investasi adalah dengan diversifikasi.
Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara yang paling favorit. Pepatah
asing mengatakan bahwa use investors do not put all their eggs into just one
basket. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Artinya, investor
disarankan menempatkan asset ke dalam berbagai instrumen investasi yang
berbeda. Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Dalam
kenyataan, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
pertumbuhan ekonomi selalu berubah-ubah. Kadang pertumbuhan bergerak secara
lambat dan kadang cepat. Diversifikasi dilakukan akan banyak memberikan
peluang yang bisa diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar lemah (resesi),
melakukan diversifikasi tidak akan efektif apabila tidak dilakukan secara selektif.
Krisis moneter tahun 1997 menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang
memproduksi kebutuhan dasar dan perlengkapan yang tidak terpengaruh oleh
krisis. Dengan kata lain, krisis moneter telah membuktikan bahwa diversifikasi
tidak mampu memproteksi nilai investasi.
3.2.5 Beta
Beta (ß) merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang
terjadi dalam pasar. Beta berasal dari sumbangan risiko dari berbagai saham
dalam suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses
keuntungan suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar (Habib, 2008).
Formula beta adalah:
.......................... (25)
Kovarian (Ri, Rm) = kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat
pengembalian pasar
Varian (Rm) = varian tingkat pengembalian pasar
Beta adalah ukuran dari risiko saham sistematis, yaitu risiko yang masih dihadapi
perusahaan. Secara umum saham dengan beta 0 tidak punya risiko sistematis,
suatu saham dengan beta 1 mempunyai risiko sistematis atau risiko pasar yang
sama dengan saham di pasar dan saham dengan beta lebih dari 1 mempunyai pasar
m
mii Rian
RRiansko
var
,var
52
lebih berisiko dibanding saham yang khas itu. Kebanyakan saham, bagaimanapun
juga, mempunyai beta antara 0,60 dan 1,60 (Keown, 2004).
3.3. Model Program Komputer Analisis LQ45
Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk
informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah
informasi. Penelitian ini mengembangkan suatu model program komputer untuk
menghitung dan menganilisis penentuan posisi perusahaan-perusahaan yang
bergabung di BEI, baik dilihat dari kinerja masing-masing perusahaan maupun
dilihat dari kestabilan dalam posisi LQ45. Bahasa komputer yang digunakan
dalam pengembangan model adalah bahasa Visual Basic Net 2008 (VB.Net 2008)
yang menawarkan banyak kemudahan, antara lain bahasa pemprograman di
dalamnya benar-benar bahasa berbasis objek (Object Oriented Programming),
sehingga akses segala sesuatu seperti variabel dan fungsinya sudah dianggap
sebagai objek. Tujuan utama penggunaan bahasa komputer ini dalam penelitian
adalah untuk menciptakan hasil perhitungan keadaan aktual, faktual dan akurat
dari perusahaan-perusahaan LQ45. Tujuan lainnya adalah untuk menganalisis
penurunan dan peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam
LQ45, serta dapat melihat tingkat kestabilan perusahan-perusahaan tersebut. Hal
ini sangat penting untuk membantu investor mendapatkan informasi tentang
investasi yang ditanam pada perusahaan-perusahaan yang dipilihnya.
Model program ini terdiri dari database hasil pengumpulan data selain
diperoleh dari BEI langsung, diperoleh juga dari internet, serta hasil perhitungan
rasio keuangan, serta analisis risiko indeks LQ45 (10 perusahaan yang menjadi
sampel penelitian). Outcome dari model komputer yang digunakan adalah berupa
Laporan Keuangan tentang Laporan Laba Rugi, Hutang (Kewajiban), Modal
(Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva) dan Laba Operasi Bersih sesudah
Pajak (NOPAT) dan hasil perhitungan rasio keuangan, serta analisis risiko.
3.4. Visual Basic
Visual Basic berawal dari bahasa pemrograman BASIC (Beginners All-
purpose Symbolic Instruction Code), karena bahasa BASIC cukup mudah
dipelajari dan popular. Microsoft Visual Basic 6.0 menyediakan fasilitas yang
53
memungkinkan menyusun sebuah program dengan memasang objek-objek grafis
dalam sebuah form (MADCOMS, 2006). Menurut Raymond, McLeod (2004)
dikatakan bahwa model program komputer merupakan suatu representasi sistem
berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu
pengolah informasi.
Wardhana (2007) mengatakan bahwa program Visual Basic Net (disingkat
VBNet) adalah bahasa pemprograman yang menawarkan banyak kemudahan
dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain teknik pemprogram dapat dibuat
lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam pemprograman. Bahasa
pemprograman VBNet sekarang sudah benar-benar bahasa berbasis objek (Object
Oriented Programming), sedangkan pendahulunya belum total sebagai bahasa
berbasis objek. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VBNet juga mempunyai
akses penuh ke Net Framework, dimana Net Framework sendiri merupakan suatu
himpunan file-file pustaka yang telah terorginisir dan berguna sebagai fasilitas
untuk sistem dan aplikasi, sehingga seorang programmer tidak perlu lagi
menghapal fungsi-fungsi Windows API lagi untuk akses sistem.
Cara menjalankan program Microsoft Visual Basic 6.0 adalah sebagai
berikut:
1. Klik tombol Start pada taskbar, kemudian pilih menu Run, sehingga
akan tampil kotak dialog Run.
2. Klik Browse untuk menentukan folder dan file program Visual Basic 6.0
sehingga tampil kotak dialog Browse.
3. Klik tombol open pada kotak dialog Browse, lanjutkan dengan menekan
tombol OK pada kotak dialog Run.
Microsoft Visual Basic 7 atau Visual Basic.Net adalah suatu peningkatan
atau upgrade dari Visual Basic 6 sebelumnya. Visual Basic.Net direalisasikan
pada akhir-akhir tahun 1999, Microsoft memposisikan teknologi tersebut sebagai
platform untuk membangun suatu program yang tidak hanya membahas satu
bahasa pemrograman saja melainkan multi bahasa (Firdaus, 2006).
Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang sudah lama usianya.
Ditinjau dari bahasanya, Visual Basic (VB) termasuk bahasa pemrograman
generasi ketiga yang event-driven (dipicu oleh event) dan bukan procedure-driven
54
(seperti Pascal). Visual Basic ditinjau dari jenisnya adalah software pemrograman
(rapid application development/RAD) yang berguna membuat program pada
sistem operasi windows saja. Versi VB pertama sampai VB ke-6, Visual Basic
masih menggunakan teknologi com untuk model pemrogramannya, namun hal ini
berganti sejak Visual Basic beralih ke teknologi dot NET.
Visual Basic.NET (VB.NET) adalah bahasa pemrograman berorientasi
objek (object oriented) yang merupakan lanjutan dari Visual Basic sebelumnya.
VB.NET memiliki banyak fitur yang memungkinkan seorang programmer
membuat program dengan lebih cepat, mudah dan dengan bahasa yang didesain
lebih modern dibandingkan VB sebelumnya, sehingga program yang dihasilkan
lebih bagus. Versi terakhir VB.NET sekarang ini adalah versi VB.NET 2008.
Visual Basic 2008 atau sering disebut sebagai VB 9.0 merupakan rilis ke-9
dari produk Visual Basic Microsoft yang sudah cukup lama ada dan legendaries.
Visual Basic sudah ada di dunia semenjak awal tahun 1990an dan kini usianya
yang hampir 20 tahun, Visual Basic net 2008 telah merilis ke publik semenjak
tanggal 10 November 2007.
Visual Basic NET 2008 merupakan versi ketiga dari generasi VB.NET
setelah berevolusi dari versi VB biasa. Versi pertama adalah VB.net 2003,
kemudian disusul dengan VB.net 2005 hingga sekarang Visual Basic net 2008.
Versi vb.net 2008 ini yang dikemas dalam paket visual studio 2008, Microsoft
telah menambahkan beberapa fitur seperti dikutip dari Wikipedia berikut:
1. Ada operator if tingkat ketiga yang menggantikan fungsi IIF.
2. Bisa mendukung tipe anonim, fitur ini merupakan fitur untuk Visual
Basic.NET 9.0 yang memungkinkan tipe date yang memiliki nama field
dibuat secara implisit dari kode yang memerlukannya. Karena tipe anonim
tidak perlu diketikkan, tipe ini akan disimpan di variabel yang
dideklarasikan menggunakan keyword VAR.
3. Dukungan untuk LINQ: Language Integrated Query (LINQ) adalah
komponen NET framework yang berfungsi menambahkan fasilitas query
data secara native menggunakan sintaks yang mirip dengan SQL.
4. Mendukung ekspresi Lambda untuk matematika.
5. Adanya literal XML.
55
6. Adanya Type Interface.
Sama seperti versi VB.NET sebelumnya, sintaks yang dipakai di Visual
Basic.NET 2008 tidak jauh berbeda dengan teman-temannya sesama net
(Efisitek.Com dan R. Fikriansyah, 2008). Berdasarkan uraian dari bab-bab
sebelumnya dan uraian di atas, maka gambaran alur pikir penelitian secara
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Alur Pikir Penelitian
56
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum BEI
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai perdagangan
(trading floor) dimana para floor trader menempati booth-booth transaksi di
Jakarta Stock Exchange Building, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190.
Namun saat ini semua PE-AB (Pasar Efek Anggota Bursa) telah memiliki sistem
Remote Trading. Instrumen-instrumen yang diperdagangkan di BEI adalah saham,
bukti right, waran, Kontrak Opsi Saham (KOS) dan dalam waktu dekat ETF
(Exchange Traded Fund) juga akan diperdagangkan.
Sejak 22 Mei 1995, sistem perdagangan di BEI sudah menggunakan sistem
komputer otomatis yang disebut sebagai Jakarta Automated Trading System
(JATS), sedangkan kegiatan administratif dan manajemen BEI terpusat di lantai 4
gedung yang sama. Mekanisme untuk mengatur perdagangan tersebut BEI
mengeluarkan peraturan No II-A.1, lalu dirubah/ditambah dengan Keputusan
Direksi BEJ No Kep-307/BEJ/12-2006.
Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasukkan semua
order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang
bertindak untuk perusahaan pialang tersebut disebut Wakil Perantara Pedagang
Efek (WPPE). Semua order yang diterima dimasukkan ke terminal masing-masing
dengan menggunakan JATS, kemudian order-order tersebut diolah oleh komputer
yang akan melakukan matching dengan mempertimbangkan prioritas harga dan
prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di BEI adalah sistem lelang
secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa.
Seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam
sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Namun, saat ini BEI sudah mulai
menerapkan akses jarak jauh atau remote access untuk JATS, sehingga seluruh
perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa,
bahkan dari luar Jakarta.
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi
dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman
57
pada Waktu JATS. Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari
Bursa sebagai berikut:
1. Pukul 09:10:00 sampai dengan 09:25:00, digunakan oleh Anggota Bursa
Efek memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli;
2. Pukul 09:25:01 sampai dengan 09:29:59, JATS melakukan proses
pembentukan Harga Pra-pembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi.
Lembaga Penunjang Pasar Modal:
1. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
2. Anggota Bursa Efek adalah perantara Pedagang Efek yang telah
memperoleh ijin usaha dari Bapepam dan memperoleh hak untuk
mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan
peraturan Bursa Efek.
3. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.
4.2. Gambaran Umum Perusahaan Indeks LQ45
Perusahaan Indeks LQ45 merupakan perusahaan-perusahaan yang
memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama. Pembahasan dalam penelitian ini,
perusahaan-perusahaan yang termasuk Indeks LQ45 dibatasi dengan menentukan
perusahaan yang berada dalam posisi 10 besar dari 24 perusahaan LQ45 yang
bertahan dari Februari 2005-Januari 2009 dan memiliki kondisi perkembangan
yang stabil. Perusahaan-perusahaan yang dibahas dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1. Perusahaan-perusahaan dalam 10 Posisi Bertahan
No Kode Nama Perusahaan1 AALI Astra Argo Lestari Tbk2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk3 ASII Astra International Tbk4 BBCA Bank Central Asia Tbk5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk6 BDMN Bank Danamon Tbk7 BMRI Bank Mandiri Tbk8 BNBR Bakrie & Brothers Tbk9 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
10 BNII Bank International Indonesia Tbk
58
Gambaran umum setiap perusahaan-perusahaan di atas adalah sebagai berikut:
1. Astra Argo Lestari Tbk (AALI)
PT Astra Agro Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT
Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya,
S.H., No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra
Agro Niaga berdasarkan Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari
notaris yang sama. Akta pendirian perusahaan dan perubahannya disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989
Tambahan No. 3626.
Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha
dengan PT Suryaraya Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni
1997 beserta perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni 1997. Penggabungan usaha
ini dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Setelah
penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari
dan meningkatkan modal dasar dari Rp 250 miliar menjadi Rp 2 triliun yang
terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh).
Perubahan nama dan peningkatan modal dasar perusahaan ini diaktakan dengan
Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23 Juni 1997 dan disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
5992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan
No. 5616.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan guna memenuhi ketentuan hukum
dan peraturan yang berlaku di pasar modal, termasuk perubahan nama Perusahaan
menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk, dan persetujuan para pemegang saham atas
penawaran umum saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta
saham, diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 65 tanggal 11
Agustus 1997. Perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
59
8271.HT.01.04.TH.97 tanggal 21 Agustus 1997 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan
No. 5617.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir untuk memenuhi Undang-
undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, diaktakan dengan Akta
Notaris Benny Kristianto, S.H., No.83 tanggal 20 Juni 2008 dan telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. AHU-46707.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 31 Juli 2008. Sampai
dengan tanggal laporan ini, perubahan tersebut masih dalam proses untuk
diumumkan dalam Berita Negara.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan,
jasa dan konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang
bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit dan karet.
Kantor pusat perusahaan dan anak perusahaan (Grup) berlokasi di Jalan
Pulo Ayang Raya Blok OR No. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta.
Perkebunan kelapa sawit perusahaan seluas 4.059 hektar (2007: kelapa sawit dan
karet masing-masing 4.032 hektar dan 67 hektar) berlokasi di Kalimantan Selatan
dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik
pengolahan anak perusahaan berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Luas areal
Hak Guna Usaha yang dimiliki perusahaan dan anak perusahaan adalah seluas
228.772 hektar (2007: 231.508 hektar) dengan luas areal tertanam seluas 194.217
hektar (2007: 182.470 hektar). Beberapa anak perusahaan mengembangkan
perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma untuk areal
tertanam seluas 57.174 hektar (2007: 55.721 hektar).
Pabrik pengolahan perusahaan dan anak perusahaan berkapasitas produksi
efektif 940 ton (2007: 865 ton) tandan buah segar per jam dan 600 ton (2007: 600
ton) inti sawit per hari, 300 ton (2007: 300 ton) minyak kelapa sawit (CPO) per
hari, dan 19,3 ton (2007: 19,3 ton) karet per hari.
Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan melakukan penawaran umum
perdana saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham dengan
60
nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar
Rp 1.550 (Rupiah penuh) per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (saat ini - Bursa Efek Indonesia).
2. Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk (Perusahaan)
didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 2 tahun 1968, dengan nama Perusahaan Negara (PN) Aneka
Tambang dan diumumkan dalam Tambahan No. 36, Berita Negara No. 56,
tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara
menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak
itu dikenal sebagai Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
terakhir pada tanggal 2 Juli 2008 sehubungan dengan, antara lain, perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 40 akta Notaris A.
Partomuan Pohan, S.H., LL.M No. 2 tanggal 2 Juli 2008. Perubahan terakhir
tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-40521.AH.01.02. Tahun 2008
tanggal 11 Juli 2008.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta
menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa
lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Perusahaan mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968.
Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan penawaran saham perdana kepada
masyarakat sebanyak 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari jumlah
1.230.769.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. Penawaran saham kepada
masyarakat tersebut dicatat di dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) pada tanggal 27 November 1997 (Pada tahun 2008, kedua bursa
tersebut digabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Pada tanggal 31 Desember
2008, semua saham ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 9.538.459.749
lembar saham telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2002, saham
61
Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Australia (BEA) sebagai Chess
Depository Interest (CDI). Pada tanggal 31 Desember 2008, unit yang
diperdagangkan di BEA adalah sejumlah 381.538.390 unit CDI yang merupakan
1.907.691.950 saham biasa seri B. Berdasarkan Akta Notaris No. 39 tanggal 30
Mei 2007 dari notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M, telah disetujui
dilakukannya pemecahan nilai nominal saham dari nilai nominal Rp 500 (rupiah
penuh) menjadi Rp 100 (rupiah penuh) per saham. Perdagangan saham
Perusahaan dengan nilai nominal baru per saham dilakukan mulai tanggal 12 Juli
2007. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen
TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.
3. Astra International Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan
nama PT Astra International Incorporated. Pada yahun 1990, perseroan mengubah
namanya menjadi PT Astra Internasional Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta,
Indonesia dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum,
perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa
konsultasi, sedangkan ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi
perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan
dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa
keuangan, dan teknologi informasi.
Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal
20 Februari 1957. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir dibuat dengan Akta Notaris Masjuki, S.H., notaris pengganti
dari Imas Fatimah, S.H., No. 83 tanggal 24 Juni 2008 untuk memenuhi ketentuan
Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran
Dasar ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56114.AH.01.02 tahun 2008
tanggal 28 Agustus 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2008, perseroan dan anak perusahaan (Grup)
62
memiliki karyawan kurang lebih 73.000 orang (2007: 70.000 orang) dengan
jumlah biaya karyawan untuk tahun yang terakhir pada tanggal 31 Desember 2008
adalah kurang lebih Rp 5,3 triliun (2007: Rp 4,4 triliun).
Seluruh anggaran dasar agar sesuai dengan Undang Undang Perseroan
Terbatas No. 1 tahun 1995 dilakukan dengan Akta Notaris Benny Kristianto No.
61 tanggal 11 Juni 1997. Perubahan ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6452HT.01.04.Th.97 pada
tanggal 9 Juli 1997. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A.
Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999. Perubahan tersebut meliputi
pemberian Wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham
dan/atau efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih
dahulu kepada para pemegang saham dan/atau pemegang efek bersifat ekuitas
yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham dan/atau efek
bersifat ekuitas tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta dengan memenuhi
peraturan pasar modal dan bursa efek yang berlaku. Perubahan Anggaran Dasar
ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah
diterima dan dicatat berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01.04.Th.99
tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
Pada tahun 1990, Perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan
kepada masyarakat sejumlah 30 juta saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (dalam
satuan Rupiah) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 14.850 (dalam
satuan Rupiah) per saham. Pada tahun 1994, Perseroan melalui penawaran umum
terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 48.439.600
saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun
yang sama, Perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi
tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800
saham.
Pada tahun 1997, sebagian pemegang obligasi konversi mengkonversikan
obligasinya menjadi 280.837 saham Perseroan. Pada tahun yang sama, Perseroan
melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah)
63
per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham yang mengakibatkan
jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474 saham.
Pada tahun 1999, sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya, Perseroan
menerbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi Seri
III, di mana setiap pemegang satu right berhak untuk membeli satu saham
Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Rights ini
dapat dieksekusi sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 7 Januari 2004
(diperdagangkan sejak tanggal 1 Juli 1999 hingga tanggal 31 Desember 2003).
Sejumlah 253.158.665 (2003: 242.609.311) saham telah diterbitkan sehubungan
dengan eksekusi rights ini. Sisanya sebanyak 5.239.490 rights tidak dieksekusi
hingga berakhir masa berlakunya.
Pada bulan Mei 1999, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk
memberikan 70 juta saham Perseroan sebagai kompensasi berbasis saham bagi
karyawan dan eksekutif Perseroan melalui program Kompensasi Berbasis Saham
Karyawan (opsi saham karyawan). Pada tanggal jatuh tempo, tanggal 18 Mei
2004, sejumlah 64.754.000 (31 Desember 2003: 62.324.500) saham telah
diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut.
Pada tahun 2002, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak
memesan efek terlebih dahulu menawarkan 1.404.780.175 saham dengan harga
Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham. Penawaran tersebut diselesaikan pada
bulan Februari 2003.
4. Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (Bank) didirikan di negara Republik Indonesia
dengan akte notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38
dengan nama N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory.
Akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10
Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita Negara No.
62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa kali; berdasarkan
akte Wargio Suhardjo, SH, pengganti notaris Ridwan Suselo, tanggal 21)Mei
1974 No. 144, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk
perubahan yang dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham
64
Bank pada bulan Mei 2000, yang antara lain, mengubah status Bank menjadi
perusahaan terbuka dan nama Bank menjadi PTiBank Central Asia Tbk.
Perubahan ini dilakukan dengan akte notaris Hendra Karyadi, SH, tanggal 29
Desember 1999 No.)62, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.)C-
21020 HT.01.04.TH.99 tanggal 31 Desember 1999 dan diumumkan dalam
Tambahan No. 1871 pada Berita Negara No. 30 tanggal 14 April 2000. Perubahan
yang menyatakan pernyataan kembali seluruh pasal dalam Anggaran Dasar telah
diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C-21311
HT.01.04.TH.2006 tanggal 20 Juli 2006 dan diumumkan dalam tambahan No.
897 pada Berita Negara No. 68 tanggal 25 Agustus 2006.
Perubahan terakhir sehubungan dengan penerbitan saham baru dalam rangka
Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham, dimana eksekusi opsi telah
dilakukan hingga 31 Desember 2006, dilakukan dengan Akta Notaris Hendra
Karyadi, S.H., tanggal 9 Januari 2007 No. 1. Akta ini disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-797 tanggal 18 Januari 2007
dan diumumkan dalam tambahan No. 185 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20
Februari 2007.
Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum.
Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No.
42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh ijin untuk melakukan
kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977.
Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Jenderal
Sudirman kav. 22-23. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Bank memiliki
sejumlah cabang dan kantor perwakilan sebagai berikut:
Tahun 2008 2007
Cabang dalam negeri 842 807
Kantor perwakilan luar negeri 2 2
Jumlah 844 809
65
Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang
tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di
Hong Kong dan Singapura.
Berdasarkan surat keputusan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) No.)19/BPPN/1998 tanggal 28 Mei 1998, BPPN mengambil alih operasi
dan manajemen Bank. Sesuai dengan keputusan tersebut, status Bank diubah
menjadi Bank Taken Over (BTO). Bank ditetapkan untuk ikut serta dalam
program rekapitalisasi bank berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Indonesia No.1117/KMK.017/1999 dan No..31/15/KEP/GBI
tanggal 26 Maret 1999 mengenai pelaksanaan program rekapitalisasi bank untuk
Bank Taken Over.
Sehubungan dengan program rekapitalisasi, pada tanggal 28 Mei 1999 Bank
menerima pembayaran sebesar Rp 60.877 milyar dari Pemerintah Republik
Indonesia. Jumlah ini terdiri dari (i) nilai pokok kredit yang diberikan kepada
perusahaan afiliasi yang telah diserahkan kepada BPPN (terdiri dari Rp 47.751
milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 21)September 1998 dan Rp
4.975 milyar yang dialihkan secara efektif pada tanggal 26 April 1999), dan (ii)
bunga yang masih harus diterima atas kredit yang diberikan kepada perusahaan
afiliasi terhitung sejak tanggal efektif pengalihan sampai dengan tanggal 30 April
1999, sejumlah Rp)8.771 milyar, dikurangi dengan (iii) kelebihan saldo Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (termasuk bunga) sejumlah Rp 29.100 milyar atas
pembayaran rekapitalisasi dari Pemerintah melalui BPPN sejumlah Rp 28.480
milyar. Pada tanggal yang sama, Bank menggunakan penerimaan tersebut untuk
membeli obligasi pemerintah yang baru diterbitkan sejumlah Rp.60.877 milyar
(terdiri dari obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp 2.752 milyar dan
obligasi dengan tingkat bunga variabel sejumlah Rp 58.125 milyar) melalui Bank
Indonesia.
Berdasarkan surat keputusan Ketua BPPN No. SK-501/BPPN/0400 tanggal
25 April 2000, BPPN mengembalikan Bank kepada Bank Indonesia yang berlaku
efektif pada tanggal tersebut. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
peraturan Bank Indonesia No.)2/11/PBI/2000 tanggal 31 Maret 2000, Bank
Indonesia mengumumkan melalui Peng. No.)2/4/Bgub tanggal 28 April 2000,
66
bahwa program pemulihan termasuk restrukturisasi Bank telah selesai dan Bank
telah dikembalikan ke dalam pengawasan Bank Indonesia.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-
1037/PM/2000 tanggal 11 Mei 2000, Bank menawarkan 662.400.000 saham
melalui Penawaran Umum Perdana dengan jumlah nilai nominal Rp 331.200 juta
(harga penawaran Rp 1.400, dalam rupiah penuh, per saham), yang merupakan
22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari
divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN.
Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 12 April 2001 (notulen
rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 25) menetapkan
untuk dilakukannya pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500,
dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp)250, dalam rupiah penuh, per saham
dan meningkatkan jumlah saham ditempatkan sebanyak 147.199.300 saham
(sejumlah 294.398.600 saham setelah stock split) melalui Program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP). Stock split dilakukan dengan akte notaris
Hendra Karyadi, SH, tanggal 12 April 2001 No. 30, yang disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 18 April 2001.
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-
1611/PM/2001 tanggal 29)Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 saham
dengan jumlah nilai nominal Rp 147.200 juta (harga penawaran Rp 900, dalam
rupiah penuh, per saham), yang merupakan 10% dari modal saham ditempatkan
dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik
Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 6 Mei 2004 (notulen rapat
dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 16) menetapkan untuk
dilakukannya stock split dari Rp.250, dalam rupiah penuh, per saham, menjadi Rp
125, dalam rupiah penuh, per saham. Stock split dilakukan dengan akte notaris
Hendra Karyadi, SH, tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004.
67
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 Mei 2005 (notulen
rapat dibuat oleh notaris Hendra Karyadi, SH, dengan akte No. 42) menyetujui
untuk dilakukannya pembelian kembali saham (buy back shares) oleh Bank,
dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia,
jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh
saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu
sebanyak 615.160.675 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham
tidak melebihi Rp 2.153.060 juta. Dengan surat No. 7/7/DPwB2/PwB24/Rahasia
tanggal 16 Nopember 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana
pembelian kembali saham Bank. Per tanggal 31 Desember 2005 Bank belum
melakukan pembelian kembali saham.
RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra
Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6) menyetujui untuk dilakukannya pembelian
kembali saham (buy back shares) tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa
pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari
waktu ke waktu selama 18 bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah
saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1% dari jumlah seluruh saham
yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya
123.275.050 saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak
melebihi Rp 678.013. Dengan surat No. 9/160/DPB 3/TPB 3-2 tanggal 11
Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait
dengan Pembelian Kembali Saham Tahap II.
RUPSLB tanggal 28 November 2007 (notulen rapat dibuat oleh Notaris
Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33), telah menyetujui pemecahan saham
Bank (stock split) dari Rp 125 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 62,50 (nilai
penuh) per saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan
ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan
dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang
diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008.
68
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2008 memutuskan untuk mengangkat Bapak
Sigit Pramono selaku Komisaris Independen Bank, efektif sejak tanggal 20
Agustus 2008 setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat
persetujuan No. 10/116/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 20 Agustus 2008.
Berdasarkan Surat No. 038/IQ-ECM/LTR/HFJ/XI/2008.TRIM, tanggal 26
November 2008, menyatakan bahwa aktivitas Pembelian Kembali Saham Tahap
II periode 11 Februari 2008 sampai dengan 13 November 2008 telah selesai
dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000
lembar dengan rata-rata perolehan Rp 3.106,88 (nilai penuh) per lembar saham.
Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan
13 November 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan
pembelian Rp 808.585.
RUPSLB tanggal 18 Desember 2008 (notulen rapat dibuat oleh Notaris Dr.
Irawan Soerodjo, S.H., MSi. dengan akta No. 114), telah menyetujui
pengambilalihan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam
PT Bank UIB, berkedudukan di Jakarta Timur, sejumlah 42.500 saham, dengan
harga pembelian akhir sebesar Rp 248.257, sehingga Bank akan menjadi
pemegang 100% saham PT Bank UIB, persetujuan mana termasuk tetapi tidak
terbatas pada persetujuan terhadap rancangan akuisisi, ringkasan rancangan
akuisisi dan konsep akta akuisisi dalam rangka pengambilalihan tersebut, dimana
untuk selanjutnya PT Bank UIB tersebut akan diubah kegiatan usahanya menjadi
Bank Umum Syariah, termasuk kemungkinan apabila Bank bermaksud untuk
mengalihkan sebagian saham PT Bank UIB kepada pihak lain yang disetujui oleh
Bank sebagai strategic partner dalam mengembangkan Bank Umum Syariah
tersebut.
5. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) didirikan pada tanggal 18
Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29
April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun
1992, bentuk badan hokum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Pengalihan BRI menjadi Persero diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli
1992 Notaris Muhani Salim, S.H., dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
69
dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992,
serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No.
3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa
kali perubahan, antara lain dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris
Imas Fatimah, S.H., pasal 2 tentang Jangka Waktu Berdirinya Perseroan dan pasal
3 tentang Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha untuk menyesuaikan dengan
ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.Th.98 tanggal 13 November 1998 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216
tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas
Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan
Undang-undang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003.
Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H.,
telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk
penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX J.I tentang Pokok-pokok Anggaran
Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan
Perusahaan Publik, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-
48353.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008.
Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan
program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar
opsi saham yang telah dieksekusi. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang
terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha dibidang perbankan sesuai
70
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan
sesuai dengan prinsip syariah.
Program Rekapitalisasi Bank Umum sebagai realisasi dari Program
Rekapitalisasi sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank
Pemerintah, BRI telah menerima seluruh jumlah rekapitalisasi sebesar nominal Rp
29.149.000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan
dalam dua tahap yaitu sebesar nominal Rp 20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000
dan Rp 8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000. Lebih lanjut, seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Negara
Republik Indonesia cq. Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Keuangan
dengan BRI, Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah kebutuhan rekapitalisasi
BRI untuk mencapai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar
Rp 29.063.531. Oleh karena itu, BRI telah mengembalikan kelebihan jumlah
rekapitalisasi sebesar Rp 85.469 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
kepada Negara Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2001.
Pada tanggal 30 September 2003, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat
Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya
nilai final dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat
penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam modal BRI
dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan
tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai final kebutuhan
rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp 29.063.531.
Penawaran umum saham perdana BRI, berdasarkan pernyataan pendaftaran
tanggal 31 Oktober 2003, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyetujui untuk melakukan
penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar
3.811.765.000 lembar saham biasa BRI bersamaan dengan opsi pemesanan lebih
dan opsi penjatahan lebih. Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran
kepada masyarakat internasional (Peraturan 144A dari Perundang-undangan
Sekuritas dan peraturan “S”) dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI
menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
71
dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua
Bapepam No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003.
Penawaran umum saham perdana BRI meliputi 3.811.765.000 saham
dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga jual Rp 875
(Rupiah penuh) per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah
381.176.000 saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 saham
masing-masing dengan harga Rp 875 (Rupiah penuh) setiap saham telah
dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember
2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih
dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia
memiliki 59,5% saham di BRI. Saham yang ditawarkan tersebut mulai
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada
tanggal 10 November 2003, dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI
juga dicatatkan. Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 44-46, Jakarta, Indonesia.
6. Bank Danamon Tbk (BDMN)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank), berkedudukan di Jakarta,
didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta notaris Meester Raden
Soedja, S.H. No. 134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957
dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 664, Berita Negara
Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1957.
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank devisa masing-
masing berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 161259/U.M.II
tanggal 30 September 1958 dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.
21/10/Dir/UPPS tanggal 5 Nopember 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan
Informasi Perbankan no. 3/744/DPIP/Prz tanggal 31 Desember 2001.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan
terakhir dengan akta notaris No. 14 tanggal 14 Oktober 2008 dibuat dihadapan P.
Sutrisno A. Tampubulon, Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam
Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum-
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
72
AH.01.10-25094 tanggal 11 Desember 2008, serta telah didaftarkan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan tanggal 24 Desember 2008.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut dilakukan sehubungan dengan penambahan
modal ditempatkan dan disetor Bank dalam rangka Program Kompensasi
Karyawan/Manajemen Berbasis Saham (E/MSOP) dan perubahan komposisi
pemegang saham Bank per tanggal 30 September 2008.
Akta Perubahan Anggaran Dasar Bank sehubungan dengan penambahan
modal ditempatkan disetor Bank dalam rangka E/MSOP dan perubahan komposisi
pemegang saham Bank per tanggal 31 Desember 2008 dalam proses pembuatan,
akan tetapi sesuai Peraturan Bapepam dan LK No.IX.J1 poin 6.g, penambahan
modal disetor tersebut telah efektif sejak terjadinya penyetoran yaitu tanggal 31
Desember 2008 dan saham yang diterbitkan tersebut mempunyai hak yang sama
dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Bank.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank
adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya
berdasarkan prinsip Syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip
Syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan
kegiatan micro banking dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Kantor pusat
Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4
No. 6 Mega Kuningan, Jakarta.
7. Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri atau Bank) didirikan di
Negara Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998 dan berdasarkan Akta No.
10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998. Akta pendirian
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2-
16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4
Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank
Bumi Daya (Persero) (BBD), PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN), PT Bank
Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim) dan PT Bank Pembangunan
73
Indonesia (Persero) (Bapindo) (selanjutnya secara bersama-sama disebut Bank
Peserta Penggabungan).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan
Bank Mandiri adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai
beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan
jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi. Perubahan Anggaran Dasar
sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh sampai
dengan 31 Desember 2008 terakhir kali dilaksanakan dengan akta Notaris Dr. A.
Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 4 tanggal 9 Januari 2009 yang telah dilaporkan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti
penerimaan pelaporan surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-00983 tanggal 26 Febuari 2009 dan telah
didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0006399.AH.01.09 tahun 2009
tanggal 26 Febuari 2009.
Selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007
jumlah opsi saham yang telah dieksekusi masing-masing sebanyak 92.882.614
lembar saham dan 181.547.707 lembar saham. Penambahan modal ditempatkan
dan disetor penuh periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008 dan 2007
yang berasal dari eksekusi saham adalah masing-masing sebesar Rp 78.048
(termasuk penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh dari eksekusi opsi
periode 1 Oktober 2007 sampai 31 Desember 2007 sebesar Rp 31.606) dan Rp
59.169. Penambahan agio saham periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 238.097 (termasuk agio saham yang
berasal dari eksekusi opsi periode 1 Oktober 2007 sampai dengan 31 Desember
2007 sebesar Rp 96.626) dan Rp 137.011.
Pada akhir bulan Pebruari 1998, Pemerintah mengumumkan rencana untuk
merestrukturisasi Bank Peserta Penggabungan. Sehubungan dengan rencana
restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan Bank Mandiri pada bulan Oktober
74
1998 dengan penyetoran tunai dan pengalihan saham Pemerintah Republik
Indonesia pada Bank Peserta Penggabungan. Selisih antara harga transfer dan nilai
buku saham pada saat akuisisi tidak dihitung karena dinilai tidak praktis. Seluruh
kerugian yang timbul selama periode akuisisi diakui dalam Program
Rekapitalisasi.
Rencana restrukturisasi di atas dirancang untuk penggabungan usaha Bank
Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan
rekapitalisasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan
Bank Mandiri juga mencakup:
a. Restrukturisasi kredit yang diberikan.
b. Restrukturisasi aktiva non-kredit yang diberikan.
c. Rasionalisasi kantor cabang lokal dan luar negeri.
d. Rasionalisasi sumber daya manusia.
Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha No. 100 tanggal 24 Juli 1999 yang
dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, S.H., Bank Peserta Penggabungan secara
hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh
Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999
tanggal 29 Juli 1999. Penggabungan ini dinyatakan sah oleh Kepala Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat
Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
Pada tanggal efektif penggabungan usaha:
a. Semua aktiva dan kewajiban Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke
Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan.
b. Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan
dan dioperasikan oleh Bank Mandiri.
c. Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp 1.000.000
(nilai penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan
sisa saham yang dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank
Peserta Penggabungan.
75
Pada tanggal efektif yang sama, Bank Peserta Penggabungan secara hukum
dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil
Penggabungan menerima hak dan kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan.
Rekapitalisasi dilakukan dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang
memburuk di Indonesia pada sektor perbankan, pada tanggal 31 Desember 1998,
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang
Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan
permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (CAR)
minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Keikutsertaan bank umum
dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8
Februari 1999. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah,
antara lain, harus melakukan Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap
seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum yang
berstatus Bank Take Over (BTO) oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN).
Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No. 52 Tahun 1999 (PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal
Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi
Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan dengan nilai maksimum
Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat Keputusan
Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No.
389/KMK.017/1999 dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999.
Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, Bank
Mandiri mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000
sesuai dengan penegasan Komitmen Pemerintah dari Menteri Keuangan melalui
Surat No. S-360/MK.017/1999 tanggal 29 September 1999 dan persetujuan
Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui Surat No. S-510/M-
PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober
1999 perihal penerbitan obligasi/surat utang pemerintah dalam rangka penyertaan
76
modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia
menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas termasuk dalam modal inti
Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada
tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa
selambatlambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah
telah diterima oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember
1999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia di
Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi, Pemerintah Republik
Indonesia menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum Rp
42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggitingginya
sebesar Rp 180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun
1999 tersebut di atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara
Pemerintah dengan Bank Mandiri serta perubahannya, Pemerintah telah
mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua) tahap, yaitu Rp
103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp 75.000.000 pada tanggal 28
Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999, jumlah keseluruhan
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
tersebut menjadi sebesar Rp 178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri
dan Pemerintah ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri sebesar
Rp 173.931.000, atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah.
Dari kelebihan tersebut, sebesar Rp 1.412.000 ditahan sebagai tambahan modal
disetor, sedangkan sisa sebesar Rp 2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah
pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit.
Sesuai surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003
tanggal 24 April 2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi
Pemerintah yang sebelumnya ditahan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri
telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebesar Rp 1.412.000
kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003.
77
Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan
(KMK-RI) No.227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK No. 420/KMK-
02/2003 tanggal 30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final
tambahan penyertaan modal Pemerintah sebesar Rp 173.801.315.
Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan
dengan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering) kepada Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah
dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-1551/PM/2003
tanggal 27 Juni 2003.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham kepada masyarakat atas 4.000.000.000 lembar saham, dengan
nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga Rp
675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat atas
4.000.000.000 lembar saham tersebut merupakan divestasi atas 20% saham Bank
Mandiri milik Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar saham Bank
Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-
2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek Surabaya No. JKT-
028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah
diumumkan pada Berita Tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Bank Mandiri melakukan Kuasi-Reorganisasi untuk menghilangkan
konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, sesuai keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Mei 2003. Penyesuaian kuasi-
reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi
sebesar Rp 162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
78
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan
dengan perubahan tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi
melalui Akta No. 130 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 29
September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23
Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Tambahan No. 93 dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003.
Pada tanggal 30 Oktober 2003, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) telah menyetujui kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Risalah rapat dari RUPSLB tersebut telah diaktakan oleh Notaris Sutjipto, S.H.
dengan Akta No. 165 tanggal 30 Oktober 2003.
Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia telah
melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri atau
sebanyak 2.000.000.000 lembar saham melalui private placement. Kantor pusat
Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan,
Indonesia.
8. Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
PT Bakrie & Brothers Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 55
tanggal 13 Maret 1951 dari Notaris Sie Khwan Djioe dengan nama N.V. Bakrie &
Brothers. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. J.A.8/81/6 tanggal
25 Agustus 1951. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, antara lain berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 19 Juli 2008 oleh
Agus Madjid, S.H., mengenai perubahan seluruh isi anggaran dasar perusahaan
untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Peseroan
Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-
49901.AH.01.02 tanggal 11 Agustus 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan meliputi perdagangan umum, industri, terutama produksi pipa baja,
bahan bangunan dan bahan konstruksi lainnya, perangkat dan sistem komunikasi,
barang elektronik dan elektrik, serta penyertaan modal pada perusahaan lain.
79
Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie
2, Lantai 16, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Perusahaan
beroperasi secara komersial mulai tahun 1951.
Pada tanggal 28 Agustus 1989, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah saham Perusahaan sebanyak
2.850.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham. Seluruh
saham Perusahaan tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada tanggal 9 Maret 1990, Perusahaan kembali melakukan pencatatan atas
saham-saham para pendiri Perusahaan dalam bentuk company listing di BEJ dan
Bursa Efek Surabaya (BES). Saham-saham yang dicatatkan dalam company
listing ini merupakan saham- saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh
oleh para pendiri Perusahaan sejumlah 16.150.000 saham biasa atas nama yang
terdiri dari 7.600.000 saham yang belum dicatatkan di bursa dan 8.550.000 saham
yang dicatatkan kembali pada bursa dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham. Dengan dicatatnya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan yang
telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 19.000.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) tanggal 22 Nopember 1991 kembali Perusahaan melakukan pencatatan
atas sejumlah saham Perusahaan melalui system private placement. Perusahaan
menawarkan 978.969 saham biasa atas nama yang memiliki nilai nominal sebesar
Rp 1.000 per saham yang seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 27
Nopember 1991, sehingga jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa
pada saat itu seluruhnya menjadi 19.978.969 saham.
Dalam tahun yang sama, sesuai dengan persetujuan RUPSLB, sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No 39
tanggal 12 Desember 1991, pada tanggal 10 Januari 1992, Perusahaan
mencatatkan lagi sejumlah saham Perusahaan di BEJ melalui mekanisme private
placement. Perusahaan mencatatkan sebanyak 1.031 saham biasa atas nama
dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, sehingga jumlah saham
Perusahaan yang dicatatkan di bursa menjadi 19.980.000 saham.
Selanjutnya, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I)
pada tanggal 27 April 1993 dalam rangka akuisisi 52,5% saham PT Bakrie
80
Sumatera Plantations Tbk. Dalam PUT I ini, Perusahaan menerbitkan 1.080.000
saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per saham, yang
memiliki hak yang sama dengan saham-saham yang telah diterbitkan sebelumnya.
Saham biasa atas nama dalam PUT I ini ditawarkan dengan harga penawaran
sebesar Rp 6.000 per saham dan seluruhnya dicatatkan di BEJ pada tanggal 4 Juni
1993. Jumlah seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa sesudah PUT I ini
menjadi 21.060.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB tanggal 19 April 1993, sebagaimana
tertuang dalam Akta Notaris Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM No. 32 tanggal
19 April 1993, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Obligasi Bakrie &
Brothers I Tahun 1993 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang. Obligasi
tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 50.000.000.000 dan seluruhnya
dicatatkan pada BEJ pada tanggal 27 September 1993.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 28 April 1994, Perusahaan
melakukan pencatatan 31.590.000 saham dalam bentuk saham bonus di BEJ dan
BES masing-masing pada tanggal 22 Juni 1994 dan 24 Juni 1994. Berkenaan
dengan pencatatan ini Perusahaan memberikan hak kepada setiap pemilik 2 saham
Perusahaan untuk memperoleh 3 saham bonus. Saham-saham yang dicatatkan
merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham. Dengan dicatatkannya saham-saham ini, maka jumlah saham Perusahaan
yang telah tercatat di bursa seluruhnya menjadi 52.650.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 31 Mei 1994, Perusahaan
melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT II) dengan menerbitkan
189.540.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per
saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah
diterbitkan sebelumnya. Saham-saham tersebut dicatatkan di BEJ dan BES
masing-masing pada tanggal 14 Juli 1994 dan 11 Juli 1994. Dengan
diterbitkannya saham-saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah
tercatat di bursa menjadi sebanyak 242.190.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB per tanggal 23 Mei 1995, Perusahaan
melakukan pemecahan atas nilai nominal saham dengan rasio pemecahan sebesar
1:2, sehingga setiap satu saham lama Perusahaan yang memiliki nilai nominal Rp
81
1.000 per saham dipecah menjadi 2 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp
500 per saham. Dengan dilakukannya pemecahan atas saham-saham tersebut,
maka jumlah saham Perusahaan yang tercatat di bursa menjadi sebanyak
484.380.000 saham.
Sesuai dengan persetujuan RUPSLB tanggal 8 Nopember 1996, Perusahaan
melakukan pencatatan atas sejumlah 1.453.140.000 saham biasa atas nama,
berupa saham bonus yang dibagikan kepada para pemegang saham Perusahaan.
Saham-saham bonus tersebut berasal dari kapitalisasi agio saham hasil PUT II,
yang memberikan hak kepada setiap pemilik 1 saham Perusahaan untuk
memperoleh 3 saham bonus dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham.
Dengan dicatatnya saham-saham tersebut, maka jumlah saham perusahaan yang
telah tercatat di bursa pada saat itu seluruhnya menjadi 1.937.520.000 lembar
saham.
Pada tanggal 24 Januari 2001, Perusahaan telah mengadakan RUPSLB
yang menyetujui adanya peningkatan modal dasar serta perubahan modal yang
ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan Peraturan No. IX D.4, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal)
(Bapepam-LK) No. Kep 44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, tentang
Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sehubungan
dengan perubahan tersebut, Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan
Akta No. 154 tanggal 31 Agustus 2001 dari Notaris Agus Madjid, S.H., mengenai
perubahan modal yang ditempatkan dan disetor Perusahaan. Perubahan Anggaran
Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
(sebelumnya Menteri Kehakiman) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. C 09904 HT.01.04.TH.2001 tanggal 4 Oktober 2001.
Pada tanggal 25 Oktober 2001, Perusahaan melakukan Penambahan Modal
Tanpa HMETD sehubungan dengan pelaksanaan restrukturisasi hutang dengan
menerbitkan 36.812.880.000 saham Seri B dengannilai nominal sebesar Rp 70
per saham, yang memiliki hak yang sama dengan saham Seri A yang telah
diterbitkan sebelumnya. Saham Seri B tersebut dicatatkan di BEJ pada tanggal 25
Oktober 2001 dan di BES pada tanggal 31 Oktober 2001. Dengan demikian, maka
82
pada tanggal 31 Desember 2001 seluruh saham Perusahaan yang tercatat di bursa
menjadi sebanyak 38.750.400.000 saham.
Berdasarkan persetujuan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 28 Pebruari
2005 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Agus Madjid, S.H. No. 1
tanggal 1 Maret 2005, dan telah dilaporkan dan disahkan oleh Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan surat Keputusan No. C-
05619HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 3 Maret 2005, Perusahaan melakukan
perubahan atas nilai nominal saham yang diakibatkan oleh adanya penggabungan
saham yang dilaksanakan dengan rasio 5:1. Setiap 5 saham Perusahaan digabung
menjadi 1 saham baru, sehingga komposisi modal dasar Perusahaan setelah
dilakukan penggabungan saham terdiri dari 1.550.016.000 saham Seri A dengan
nilai nominal Rp 2.500 per saham dan 7.362.576.000 saham Seri B dengan nilai
nominal Rp 350 per saham. Dengan demikian, sejak tanggal 17 Maret 2005,
seluruh saham Perusahaan yang tercatat di Bursa adalah 7.750.080.000 saham.
Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 29 April 2005, sebagaimana
tertuang dalam Akta Notaris Abdul Madjid S.H. No. 1 tanggal 2 Mei 2005,
pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh.
Pemegang Saham juga memberikan persetujuan atas penerbitan 19.220.198.400
saham baru (Seri C) melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas III (PUT III)
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham Seri C tersebut
merupakan saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang memiliki
hak yang sama dengan saham-saham Perusahaan yang telah diterbitkan
sebelumnnya. Dengan dicatatkannya saham baru ini, jumlah saham Perusahaan
yang tercatat di bursa menjadi sebanyak 26.970.278.400 saham.
Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 6 Juni 2007, sebagaimana tertuang
dalam Akta Notaris Abdul Madjid, S.H., No. 26 tanggal 15 Juni 2007, pemegang
saham memberikan persetujuan atas peningkatan modal disetor penuh melalui
Employee Stock Option Program (ESOP) dan Management Stock Option
Program (MSOP).
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah
diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 44 tanggal 21 Febuari
83
2008, pemegang saham perusahaan memberikan persetujuan peningkatan nilai
nominal saham perusahaan melalui pengurangan jumlah saham (reverse stock)
dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan peningkatan
nilai nominal saham tersebut. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan
rapat perusahaan yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H.,
No. 52 tanggal 26 Febuari 2008, para pemegang saham perusahaan memberikan
persetujuan peningkatan modal dasar perusahaan dari semula Rp 19 triliun terdiri
dari 44.393.176.000 lembar saham sebelum reverse stock menjadi 22.196.588.000
lembar saham menjadi Rp 80 triliun terdiri dari 372.196.588.000 lembar saham
yang merupakan prasyarat untuk rencana Penawaran Umum Terbatas IV.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.AHU-09414.AH.01.01 tahun 2008 tanggal 26 Febuari 2008.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan
pada tanggal 17 Maret 2008, para pemegang saham perusahaan menyetujui PUT
IV dengan menerbitkan saham baru (Seri C) sejumlah 80.236.578.240 lembar
melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan harga
pelaksanaan Rp 500 per lembar saham dan menyetujui perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan dalam rangka peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor
perusahaan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD.
Berkenaan dengan PUT IV, perusahaan juga menerbitkan waran, dimana
setiap 17 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran Seri I yang
diberikan secara sebagai insentif bagi pemegang saham perusahaan dan/atau
pemegang HMETD yang melaksanakan haknya dengan jumlah waran sebanyak
4.719.798.720 dengan harga pelaksanaan Rp 620.
9. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
PT Bank Niaga Tbk (Bank) merupakan suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berkedudukan di Jakarta
dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman Kavling 58, Jakarta, anggaran dasarnya
termuat dalam Akta Pendirian Perusahaan yang dibuat di hadapan Raden Meester
Soewandi, notaris di Jakarta, No. 90 tanggal 26 September 1955, dan diubah
dengan akta notaris yang sama No. 9 tanggal 4 Nopember 1955. Akta-akta ini
84
mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan Surat Keputusan No. J.A.5/110/15
tanggal 1 Desember 1955, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 13
Desember 1955, berturut-turut di bawah No. 2126 dan 2127 dan diumumkan
dalam Tambahan No. 729 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal
4 September 1956.
Pada tanggal 28 Mei 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Bank menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perubahan
nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui surat No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal
13 Juni 2008 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008.
Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan Akta No. 10 tanggal 21 Nopember 2008 yang dibuat
dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, mengenai
perubahan pasal 4 ayat 4.2 Anggaran Dasar Bank CIMB Niaga sehubungan
dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari hasil eksekusi Waran Seri
I sebesar Rp 1.000, sehingga jumlah keseluruhan modal ditempatkan dan disetor
Bank CIMB Niaga meningkat menjadi Rp 1.552.420. Perubahan ini telah diterima
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat
No. AHU-AH.01.10-24908 tanggal 9 Desember 2008.
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Niaga, ruang lingkup kegiatan
Bank Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya
berdasarkan prinsip Syariah. Bank Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip Syariah pada tanggal 27 September 2004.
Bank Niaga memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa dan
bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masing-masing
berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 249544/U.M.II tanggal 11
Nopember 1955, surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 7/116/Kep/Dir/UD
tanggal 22 Nopember 1974 dan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
6/71/KEP.GBI/2004 tanggal 16 September 2004.
85
Sesuai persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-32968.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 tentang
Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan persetujuan
Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
10/56/KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008 tentang Persetujuan Perubahan izin
usaha atas nama PT Bank Niaga Tbk menjadi izin usaha atas nama PT Bank
CIMB Niaga Tbk, maka nama PT Bank Niaga Tbk berubah menjadi PT Bank
CIMB Niaga Tbk.
10. Bank International Indonesia Tbk (BNII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Bank) adalah perusahaan terbatas
yang didirikan di Republik Indonesia pada tahun 1959, berdasarkan akta No. 53
tanggal 15 Mei 1959 dari notaris pengganti Soeleman Ardjasasmita, S.H. dan
telah diubah dengan akta No. 9 tanggal 4 Agustus 1959 dan No. 21 tanggal 6
Oktober 1959 dari notaris Eliza Pondaag, S.H. di Jakarta. Akta pendirian ini telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
Keputusannya No. J.A.5/112/18 tanggal 2 Nopember 1959 dan telah didaftarkan
ke Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 2116 tanggal 5 Nopember 1959.
Pada tanggal 31 Maret 1980 Bank melakukan penggabungan usaha (merger)
dengan PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859, Surabaya. Keputusan merger ini
dituangkan dalam akta notaris Arianny Lamoen Redjo, S.H. No. 17 tanggal 31
Maret 1980.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
21/11/Dir/UPPS tanggal 9 Nopember 1988, Bank memperoleh peningkatan status
menjadi Bank Devisa. Pada tanggal 5 September 2002, dengan akta No. 16 dari
Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C-
19589.HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Oktober 2002, Bank menambah aktivitas
perbankan Syariah dalam aktivitas komersial Bank. Bank mulai melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak bulan Mei 2003.
Pada tahun 2008, Anggaran Dasar Bank telah mengalami dua kali
perubahan. Perubahan pertama dalam rangka penyesuaian dengan Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan
86
pelaksanaannya. Perubahan ini didokumentasikan dalam akta No. 10 dari notaris
Engawati Gazali, S.H., tanggal 16 Juli 2008 dan telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No. AHU-
56218. AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 28 Agustus 2008.
Pada tanggal 1 Desember 2008 Bank menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui untuk mengubah pasal 4 ayat 1 dan
pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan modal dasar dan
modal dasar yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Keputusan ini
didokumentasikan dalam surat No.600/ZXI02/XII/2008 notaris Ny. Poerbaningsih
Adi Warsito, S.H., tanggal 1 Desember 2008. Perubahan kedua ini sedang dalam
proses legalisasi. Bank menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan
perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah.
Kantor pusat Bank beralamat di Jalan M.H. Thamrin, No. 51, Jakarta Pusat.
Bank memiliki 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 181 kantor cabang pembantu,
dan 4 kantor cabang Syariah per 31 Desember 2008 (2007: 1 kantor pusat, 64
kantor cabang dan 171 kantor cabang pembantu, dan 2 kantor cabang Syariah,
2006: 1 kantor pusat, 64 kantor cabang dan 167 kantor cabang pembantu, dan 1
kantor cabang Syariah). Jumlah karyawan Bank per 31 Desember 2008, 2007 dan
2006 adalah masing-masing 7.423, 7.075 dan 7.082 karyawan.
Pada bulan Mei 1999, sebagai bagian dari Program Rekapitulasi Perbankan
Nasional, Pemerintah Indonesia melakukan penyertaan modal pada Bank sebesar
Rp 8.714.000. Pada bulan Januari 2000, Bank mengembalikan dana rekapitalisasi
sebesar Rp 2.086.425 kepada Pemerintah Indonesia, sehingga jumlah penyertaan
modal Pemerintah Indonesia pada Bank adalah sebesar Rp 6.627.575.
Pada bulan Juli 2001, Bank Indonesia menetapkan Bank sebagai bank dalam
penyehatan dan menyerahkan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Dengan membaiknya kondisi Bank, pada bulan Maret 2004,
Gubernur Bank Indonesia mencabut status Bank sebagai bank dalam penyehatan
dan menerima kembali Bank dari BPPN.
Pada tanggal 2 April 2002, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
menyetujui perubahan modal dasar Bank dengan menambah seri saham yaitu
87
saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 (nilai penuh) per saham sehingga jumlah
modal dasar Bank sebesar Rp 38.000.000 terdiri dari 3.881.462.307 saham Seri A
dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham; 40.856.044.855 saham Seri
B dengan nilai nominal Rp 125 (nilai penuh) per saham; 52.595.515.440 saham
Seri C dengan nilai nominal Rp 125 (nilai penuh) per saham; dan
4.875.564.761.925 saham Seri D dengan nilai nominal Rp 5 (nilai penuh) per
saham. Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ini telah
didokumentasikan dalam akta No. 2 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. tanggal 2
April 2002 dan telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana termuat dalam Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Bank No. C-05634.HT.01.04.TH.2002 tanggal 5 April 2002 dan telah
didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Pusat No. 3698/RUB.09.05/IV/2002 tanggal 18 April 2002.
Pengolahan dan analisis data untuk penelitian ini dibatasi pada perusahaan-
perusahaan yang stabil dalam kinerjanya dan bertahan pada keadaan
perekonomian di Indonesia/Nasional maupun Dunia/Internasional dari semua
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 (Lampiran 1) selama tahun
2004 sampai 2009. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data,
maka dapat ditentukan perusahaan-perusahaan yang stabil sejak bulan Februari
2005 sampai dengan Januari 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Dua puluh empat (24) perusahaan LQ45 yang bertahan dari Februari 2004-Januari 2009
No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan
1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 13 INCO International Nickel Indonesia Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
3 ASII Astra International Tbk 15 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 16 ISAT Indosat Tbk
5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 17 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
6 BDMN Bank Danamon Tbk 18 MEDC Medco Energi International Tbk
7 BMRI Bank Mandiri Tbk 19 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
8 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 20 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
9 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 21 SMCB Holcim Indonesia Tbk
10 BNII Bank International Indonesia Tbk 22 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
11 BUMI BUMI Resources Tbk 23 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk
12 ENRG Energi Mega Persada Tbk 24 UNTR United Tractors Tbk
Sumber: Data diolah
88
Pengolahan analisis data dalam penelitian ini dibatasi dari 24 perusahaan
diambil menjadi 10 perusahaan (nomor urut 1 sampai 10 pada Tabel 2) yang
berada dalam posisi bertahan, karena pada prinsipnya data-data yang diperoleh
sama. Selanjutnya dihitung dan dianalisis tentang Laporan Keuangan, Laporan
Laba Rugi, Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT), Hutang (Kewajiban),
Modal (Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva), Return On Invesment (ROI)
pada 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Pembahasan dan analisis
data dapat dilihat di bawah ini.
4.3. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan menunjukkan kondisi perkembangan usaha dari
perusahaan-perusahaan dan pengelolaan dana dari para investor yang pada
dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian, serta memberikan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan status perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang diolah dan dianalisis
adalah laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) yang
merupakan gabungan laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan.
Kondisi laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai salah satu
perusahaan LQ45 yang berada pada posisi bertahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Laporan keuangan pada Tabel 3 merupakan hasil perhitungan dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007. Perhitungan yang dilakukan adalah total
aktiva yang diperoleh dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Berdasarkan
Tabel 3 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun
2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah aktiva lancar Rp.
1.243.319.000.000,- dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 2.139.502.000.000,-
sehingga jumlah aktiva Rp. 3.382.821.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan AALI
memiliki jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 686.549.000.000,- dan jumlah aktiva
tidak lancar sebesar Rp. 2.505.166.000.000,- sehingga total aktiva sebesar Rp.
3.191.715.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2005 dengan total aktiva tahun
2004 adalah –6%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun.
Tahun 2006, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 492.195.000.000,-
dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.004.770.000.000,- sehingga total aktiva Rp.
89
3.496.965.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2006 dengan total aktiva tahun
2005 adalah 10%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2007, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.647.854.000.000,-
dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 3.705.132.000.000,- sehingga total aktiva Rp.
5,352,986.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2007 dengan total aktiva tahun
2006 adalah 53%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat.
Tahun 2008, AALI memiliki jumlah aktiva lancar Rp. 1.975.656.000.000,-
dan jumlah aktiva tidak lancar Rp. 4.544.135.000.000,- sehingga total aktiva
sebesar Rp. 6.519.791.000.000,-. Selisih total aktiva tahun 2008 dengan total
aktiva tahun 2007 adalah 22%, maka pertumbuhan aktiva perusahaan menurun.
Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 22% merupakan dampak adanya
krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
Tabel 3. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Aktiva dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Tahun
(dalam Jutaan Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 970.156 312.807 195.440 1.012.772 867.676
Investasi jangka pendek 9.333 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih) 62.197 94.724 21.014 111.664 16.346
Piutang lain-lain 7.111 4.820 2.535 3.494 8.359 Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) 146.655 189.813 191.861 413.813 781.363
Uang muka 35.537 50.831 32.679 93.465 264.483
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka 21.362 23.498 48.666 12.646 37.429
Piutang derivative 301 723
Jumlah aktiva lancer 1.243.319 686.549 492.195 1.647.854 1.975.656
Aktiva tidak lancerKas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 211
Piutang pihak hubungan istimewa 31 202 485 9,514
Aktiva pajak tangguhan, bersih 59.722 61.080 66.665 65.792 61.501
Tanaman perkebunanTanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 839.494 791.385 733.368 675.236 600.653
Tanaman belum menghasilkan 21.385 101.594 295.045 667.296 1.336.623 Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 1.063.592 1.294.715 1.544.653 1.755.574 2.001.772
Goodwill, bersih 49.721 48.709 45.092 66.947 73.953
Perkebunan plasma, bersih 29.821 54.601 96.693 131.368 184.597
Tagihan restitusi pajak 43.424 115.336 170.738 258.703 199.658
Aktiva lain-lain 32.101 37.544 52.031 74.702 85.378
Jumlah aktiva tidak lancer 2.139.502 2.505.166 3.004.770 3.705.132 4.544.135
JUMLAH AKTIVA 3.382.821 3.191.715 3.496.965 5.352.986 6.519.791
90
Tabel 4. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Kewajiban dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Tahun
(dalam Jutaan Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Uang muka pelanggan 83.888 116.660 58.077 260.320 161.206
Hutang usaha:
Pihak ketiga 100.619 114.507 99.972 151.826 265.869
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 4.500 1.877 2.272 13.899 25.586
Hutang lain-lain 6.224 5.544 3.355 4.716 9.424
Biaya yang masih harus dibayar 63.347 36.494 39.051 31.284 97.961
Hutang pajak 198.009 86.792 87.899 556.828 452.036
Pinjaman bank jangka pendek 5.000 5.000 255.250 5.000
Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan 4.085 4.085 4.085 Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 63.188 36.592 10.921
Hutang derivative 2.717
Hutang obligasi, bersih 499.426
Kewajiban diestimasi 4.085 4.085
Jumlah kewajiban lancer 1.028.286 407.551 563.599 1.027.958 1.016.167
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang pihak hubungan istimewa 790
Kewajiban pajak tangguhan, bersih 32.074 36.226 34.185 32.971 26.735
Kewajiban imbalan kerja 89.646 140.313 Pinjaman bank jangka panjang, dikurangi jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 55.588 18.996
Perkebunan plasma, bersih 51.224
Hutang obligasi, bersihPenyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja 62.029 25.604 60.062
Jumlah kewajiban tidak lancer 201.705 80.826 94.247 122.617 167.048
Jumlah kewajiban 1.229.991 488.377 657.846 1.150.575 1.183.215
Hak minoritas 87.495 80.696 90.542 141.809 180.331
Laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk berdasarkan kewajiban dalam
5 tahun terakhir (Tabel 4) yang merupakan hasil perhitungan dari kewajiban
lancar per tahun dan kewajiban tidak lancar pertahun (periode tahun 2004 sampai
tahun 2009). Berdasarkan Tabel 4 maka dapat dilihat perkembangan perusahaan
per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memiliki
jumlah kewajiban lancar Rp. 1.028.286.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak
lancar Rp. 201.705.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.229.991.000.000,-
dengan hak minoritas sebanyak Rp. 87.495.000.000,- dan tahun 2005 perusahaan
AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp. 407.551.000.000,- dan jumlah
kewajiban tidak lancar Rp. 80.826.000.000,- sehingga jumlah kewajiban Rp.
488.377.000.000,- dengan hak minoritas sebanyak Rp. 80.696.000.000,-. Selisih
91
jumlah kewajiban tahun 2005 dengan jumlah kewajiban tahun 2004 adalah – 60%,
maka pertumbuhan kewajiban perusahaan menurun.
Tahun 2006, AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp.
563.599.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 94.247.000.000,-
sehingga total kewajiban Rp. 657.846.000.000,-. Selisih total kewajiban tahun
2006 dengan total kewajiban tahun 2005 adalah 35%, maka pertumbuhan aktiva
perusahaan meningkat.
Tahun 2007, AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp.
1.027.958.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 122.617.000.000,-
sehingga jumlah kewajiban Rp. 1,150,575.000.000,- dengan hak minoritas
sebanyak Rp. 141.809.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2007 dengan
jumlah kewajiban tahun 2006 adalah 75%, maka pertumbuhan kewajiban
perusahaan meningkat.
Tahun 2008, AALI memiliki jumlah kewajiban lancar Rp.
1.016.167.000.000,- dan jumlah kewajiban tidak lancar Rp. 167.048.000.000,-
sehingga jumlah kewajiban Rp. 1.183.215.000.000,- dengan hak minoritas
sebanyak Rp. 180.331.000.000,-. Selisih jumlah kewajiban tahun 2008 dengan
jumlah kewajiban tahun 2007 adalah 3%, maka pertumbuhan kewajiban
perusahaan menurun. Pada tahun 2008 pertumbuhan perusahaan hanya 3%
merupakan dampak adanya krisis global pada tanggal 6 Oktober 2008.
Tabel 5. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Ekuitas dalam 5 tahun terakhir.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Tahun
(dalam Jutaan Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham – nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh)
Modal dasar - 4.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 786.445 787.373 787.373 787.373 787.373
Tambahan modal disetor, bersih 81.295 83.476 83.476 83.476 83.476 Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali (3.173) (3.173) (3.173) (3.173) (3.173)Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 3.300 3.300 3.300 3.300 3.300
Saldo laba:
Telah ditentukan penggunaannya 30.000 60.000 157.500 157.500 157.500
Belum ditentukan penggunaanya 1.167.468 1.691.666 1.720.091 3.032.126 4.127.769
Jumlah ekuitas 2.065.335 2.622.642 2.748.567 4.060.602 5.156.245
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3.382.821 3.191.715 3.496.955 5.352.986 6.519.791
92
Hasil perhitungan laporan keuangan berdasarkan ekuitas dalam lima tahun
terakhir pada tabel di atas dilakukan dengan penjumlahan ekuitas per tahun (tahun
2004 sampai dengan tahun 2008). Berdasarkan Tabel 5 maka dapat dilihat
perkembangan perusahaan per tahun, yaitu: pada tahun 2004, PT Astra Agro
Lestari Tbk (AALI) memiliki jumlah ekuitas Rp. 2.065.335.000.000,- dan tahun
2005 perusahaan memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.622.642.000.000,-
sehingga selisih jumlah ekuitas tahun 2005 dengan jumlah ekuitas tahun 2004
adalah 27%, maka pertumbuhan ekuitas perusahaan meningkat dari tahun
sebelumnya.
Tahun 2006, PT AALI memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp.
2.748.567.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 4.060.602.000.000,- serta pada
tahun 2008 sebesar Rp. 5.156.245.000.000,-. Selisih jumlah ekuitas tahun 2006
dengan jumlah ekuitas tahun 2005 adalah 5%, maka pertumbuhan aktiva
perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2007
dengan jumlah ekuitas tahun 2006 adalah 48%, maka pertumbuhan jumlah ekuitas
perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya. Selisih jumlah ekuitas tahun 2008
dengan jumlah ekuitas tahun 2007 adalah 27%, maka pertumbuhan ekuitas
perusahaan menurun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 pertumbuhan
ekuitas perusahaan sebesar 27% merupakan dampak adanya krisis global pada
tanggal 6 Oktober 2008.
4.3.1. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang
dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu:
6. Penghasilan (penjualan) – uang diperoleh dari penjualan produk atau jasa
perusahaan.
7. Harga pokok penjualan – biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa yang akan dijual.
8. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi
produk atau jasa, dan (b) administrasi umum.
93
9. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dibayarkan kepada
kreditur preusan dan pembayaran dividen kepada pemegang saham istimewa
(bukan pembayaran dividen pada pemegang saham biasa).
10. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak
pendapatan perusahaan.
Tabel 6. Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Berdasarkan Laba Rugi dalam 5 tahun terakhir.
TahunPT Astra Agro Lestari Tbk.(dalam Jutaan Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Bersih 3.472.524 3.370.936 3.757.987 5.960.954 8.161.217
Harga Pokok Penjualan (1.910.934) (1.907.582) (2.277.740) (2.773.747) (4.357.818)
Laba Kotor 1.561.590 1.463.354 1.480.247 3.187.207 3.803.399
( * ) Beban Penjualan (77.683) (91.718) (108.956) (88.168) (161.273)
( * ) Beban Umum dan administrasi (199.095) (173.021) (172.694) (192.994) (264.782)
Beban Usaha (276.778) (264.739) (281.650) (281.162) (426.055)
Laba Usaha 1.284.812 1.198.615 1.198.597 2.906.045 3.377.344
( * ) Beban bunga dan keuangan (115.624) (31.958) (25.040) (7.434) (179)( * ) Selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian yang dibukukan atas pelepasan anak perusahaan 18.365 ( * ) Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi (26.314) (44.333) (34.443) (25.191) (16.592)
( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs 46.555 2.592 (8.901) 2.289 78.310
( * ) Beban amortisasi goodwill (4.147) (4.293) (4.329) (5.707) (6.375)
( * ) Pendapatan bunga 18.698 25.958 16.788 31.550 129.424 ( * ) Keuntungan/kerugian kontrak berjangka komoditi 4.314 2.006 (7.854) 403.317
( * ) Lain-lain 8.173 1.016 19.376 18.690 (15.814)
Penghasilan (Beban) Lain-lain (49.980) (49.012) (44.403) 14.197 572.091
Laba sebelum pajak penghasilan 1.234.832 1.149.603 1.154.194 2.920.242 3.949.435
( * ) Pajak Kini (371.693) (330.260) (347.778)
( * ) Pajak tangguhan (32.254) (2.794) 7.615
Beban pajak penghasilan (403.947) (333.054) (340.163) (880.335) (1.233.917)
Laba sebelum hak minoritas 830.885 816.549 814.031 2.039.907 2.715.518
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (30.103) (26.139) (26.713) (66.479) (84.499)
Laba bersih/NOPAT 800.782 790.410 787.318 1.973.428 2.631.019
Laporan keuangan berdasarkan laba rugi dalam 5 tahun terakhir (Tabel 6)
merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Perhitungan yang dilakukan adalah penjumlahan laba usaha per tahun dengan
penghasilan (beban) lain-lain per tahun, maka diperoleh laba sebelum pajak
penghasilan.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perkembangan PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) per tahun, yaitu: pada tahun 2004, perusahaan memiliki laba sebelum
pajak penghasilan sebesar Rp. 1.234.832.000.000,- dan pada tahun 2005 sebesar
94
Rp. 1.149.603.000.000,- sehingga pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan
sebesar –7%. Tahun 2006 perusahaan memiliki laba sebelum pajak penghasilan
Rp. 1.154.194.000.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 2.920.242.000.000,- serta
tahun 2008 sebesar Rp. 3.949.435.000.000,-. Berdasarkan selisih laba sebelum
pajak penghasilan dari tahun yang berjalan dengan tahun sebelumnya, maka
pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan adalah 0.4%, 153% dan 35%. Hal
ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba sebelum pajak penghasilan perusahaan
AALI pada tahun 2006 memiliki sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya dan
pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang tinggi melebihi 100% dari tahun
sebelumnya, serta pada tahun 2008 mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun
sebelumnya karena dipengaruhi oleh krisis global.
Laporan laba rugi perusahaan memberikan informasi tentang laba bersih
(NOPAT) dengan menghitung penjumlahan laba sebelum pajak penghasilan dan
beban pajak penghasilan menjadi laba sebelum hak minoritas. Sedangkan NOPAT
diperoleh dari laba sesudah pajak yang didalamnya terdapat hak minoritas atas
laba bersih anak perusahaan.
Berdasarkan perhitungan tersebut perusahaan AALI memperoleh laba bersih
pada tahun 2004 laba bersih sebesar Rp. 800.782.000.000,- dan pada tahun 2005
memiliki laba bersih sebesar Rp. 790.410.000.000,- serta laba bersih tahun 2006
sebesar Rp. 787.318.000.000,-. Tahun 2007, AALI memiliki laba bersih sebesar
Rp. 1.973.428.000.000,- dan tahun 2008 sebesar Rp. 2.631.019.000.000,-.
Pertumbuhan laba bersih tahun 2004-2008 adalah -1%, -0,4%, 151% dan 33%,
diperoleh dari selisih pada laba bersih tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba bersih perusahaan tersebut pada tahun 2005 dan 2006
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, pertumbuhan laba
bersih mengalami peningkatan yang tinggi melebihi 100%. Tahun 2008,
pertumbuhan laba bersih mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh krisis
global.
Laporan keuangan yang dianalisis dan dibahas hanya PT AALI, karena pada
prinsipnya prosedur pembahasan sama. Laporan keuangan 9 perusahaan dapat
dilihat pada Lampiran 2. Perlu diperhatikan bahwa dasar dari pengolahan data dan
tahapan analisis laporan keuangan setiap perusahaan adalah data yang diperoleh
95
dari BEI dengan menganalisis kondisi laporan keuangan melalui prosedur analitis
dengan membandingkan pos-pos keuangan pada laporan tahun berjalan dengan
pos-pos yang terkait pada laporan periode sebelumnya. Informasi terakhir tentang
laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2008 sebagai salah satu
data yang dianalisis adalah sebagai berikut:
PT ASTRA AGRO LESTARI TbkLaporan Keuangan untuk Tahun 2008
(dalam Jutaan Rupiah)
Aset LancarKas dan setara kas ......................................................................................... Rp 867.676Piutang usaha – pihak
(setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagihsebesar Rp. 148 pada 31 Desember 2008) ................................................. Rp 16.346
Piutang lain-lain ........................................................................................... Rp 8.359Persediaan (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai
persediaan sebesar Rp. 21.537 pada 31 Desember 2008) .......................... Rp 781.363Uang Muka .................................................................................................... Rp 264.483Pajak dibayar dimuka .................................................................................... Rp 37.429Jumlah aset lancar ......................................................................................... Rp 1.975.656Aset Tidak LancarPiutang pihak hubungan istimewa ................................................................. Rp -Aset pajak tangguhan, bersih ......................................................................... Rp 61.501Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasipenyusutan sebesar Rp. 587.737 pada 31 Desember 2008) ........................ Rp 600.653Tanaman belum menghasilkan .................................................................. Rp 1.336.623
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutansebesar Rp. 964.750 pada 31 Desember 2008) ........................................... Rp 2.001.772
Goodwill, bersih ............................................................................................. Rp 73.953Perkebunan plasma, bersih ............................................................................ Rp 184.597Tagihan restitusi pajak .................................................................................. Rp 199.658Aset lain-lain ................................................................................................. Rp 85.378Jumlah aset tidak lancar ................................................................................ Rp 4.544.135Jumlah Aset .................................................................................................. Rp 6.519.791
Kewajiban LancarUang muka pelanggan ................................................................................... Rp 161.206Hutang usaha
Pihak ketiga ............................................................................................... Rp 265.869Pihak hubungan istimewa ........................................................................... Rp 25.586
Hutang lain-lain ............................................................................................. Rp 9.424Beban masih harus dibayar ........................................................................... Rp 97.961Hutang pajak ................................................................................................. Rp 452.036Pinjaman bank jangka pendek ....................................................................... Rp -Kewajiban diestimasi ..................................................................................... Rp 4.085Jumlah kewajiban lancar ............................................................................... Rp 1.016.167Kewajiban Tidak LancarKewajiban pajak tangguhan, bersih................................................................ Rp 26.735Kewajiban imbalan kerja................................................................................ Rp 140.313Jumlah kewajiban tidak lancar ...................................................................... Rp 167.048Hak Minoritas ............................................................................................. Rp 180.331
96
EkuitasModal saham biasa – nilai nominal Rp. 500 (Rupiah penuh)
Modal dasar 4.000.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor penuh 1.574.745.000 saham..................... Rp 787.373
Tambahan modal disetor, bersih ................................................................... Rp 83.476Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas
sepengendali ............................................................................................... Rp (3.173)Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan..................................... Rp 3.300Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya .............................................................. Rp 157.500Belum ditentukan penggunaannya ............................................................. Rp 4.127.769
Jumlah ekuitas ............................................................................................... Rp 5.156.245Jumlah Kewajiban dan Ekuitas.................................................................. Rp 6.519.791
Pendapatan Bersih ...................................................................................... Rp 8.161.217Harga Pokok Penjualan .............................................................................. Rp (4.357.818)Laba Kotor ................................................................................................... Rp 3.803.399Beban Usaha :
Beban Penjualan ...................................................................................... Rp (161.273)Beban Umum dan administrasi ................................................................ Rp (264.782)
Rp (426.055)Laba Usaha ................................................................................................... Rp 3.377.344Penghasilan (Beban) Lain-lain
Beban bunga dan keuangan ..................................................................... Rp (179)Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi ............................................... Rp (16.592)(Kerugian)/keuntungan selisih kurs ......................................................... Rp 78.310Beban amortisasi goodwill ...................................................................... Rp (6.375)Pendapatan bunga .................................................................................... Rp 129.424Keuntungan dari pelepasan aset perkebunan ........................................... Rp 403.317Lain-lain, bersih ....................................................................................... Rp (15.814)
Rp 572.091Laba sebelum pajak penghasilan ............................................................... Rp 3.949.435Beban pajak penghasilan ............................................................................ Rp (1.233.917)Laba sebelum hak minoritas ...................................................................... Rp 2.715.518Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan ................................... Rp (84.499)Laba bersih ................................................................................................... Rp 2.631.019
4.3.2. Analisis Laporan Keuangan 10 Perusahaan LQ45
Pembahasan selanjutnya adalah membandingkan laporan keuangan dari 10
perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri dari (1)
laporan keuangan laba rugi per tahun dan dihitung pertumbuhan per tahun
berdasarkan rataan 2004-2008; (2) laporan keuangan laba operasi bersih sesudah
pajak serta pertumbuhan dan rata-ratanya dari tahun 2004-2008; (3) laporan
keuangan kewajiban (hutang) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun 2004-
2008; (4) laporan modal (ekuitas) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun
2004-2008; (5) laporan aktiva (asset) serta pertumbuhan dan rataannya dari tahun
2004-2008;. Hasil olah data dan perhitungan disajikan dalam bentuk tabel, serta
analisis laporan keuangan dari 10 perusahaan LQ45 dibawah ini.
97
1. Laporan keuangan laba rugi dan pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir.
Tabel 7. Laporan keuangan Laba Rugi dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah)
Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 1.234.832.000 1.149.603.000 1.154.194.000 2.920.242.000 3.949.435.000
2 ANTM 1.158.308.568 1.202.678.418 2.219.888.717 7.282.401.912 1.929.668.249
3 ASII 6.932.625.000 8.205.759.000 5.871.528.000 10.633.605.000 14.950.000.000
4 BBCA 4.528.733.000 5.123.618.000 6.066.603.000 6.401.630.000 7.720.043.000
5 BBRI 5.731.428.000 5.608.363.000 5.906.721.000 7.780.074.000 8.822.012.000
6 BDMN 2.584.844.000 2.307.886.000 1.961.517.000 3.142.205.000 2.432.757.000
7 BMRI 7,525.002.000 1.232.877.000 2.831.196.000 6.333.428.000 8.068.560.000
8 BNBR -243.078.636.000 -524.194.511 469.030.973 604.912.925 -18.750.920.464
9 BNGA 754.077.000 746.329.000 931.797.000 2.084.023.000 1.084.163.000
10 BNII 815.213.000 916.252.000 743.490.000 304.883.000 653.322.000
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan laporan laba
rugi perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 9.318.703.400.000,- adalah
perusahaan PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan posisi terendah PT
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar Rp. (52.255.961.415.400,-). Kondisi
pertumbuhan laba rugi per tahun pada perusahaan ASII dari tahun 2004-2008
adalah 18%, -28%, 81% dan 41%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan
BNBR adalah -100%, -189%, 29% dan -3200%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara perusahaan ASII dengan BNBR. Perbedaan
pertumbuhan laba rugi per tahun antara 10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pertumbuhan laba rugi per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah)
No Kode Emiten Rataan 2004-2008 Pertumbuhan/tahun
1 AALI 2.081.661.200.000 -7% 0,40% 153% 35%
2 ANTM 2.758.589.172.800 4% 85% 228% -74%
3 ASII 9.318.703.400.000 18% -28% 81% 41%
4 BBCA 5.968.125.400.000 13% 18% 6% 21%
5 BBRI 6.769.719.600.000 -2% 5% 32% 13%
6 BDMN 2.485.841.800.000 -11% -15% 60% -23%
7 BMRI 5.198.212.600.000 -84% 130% 124% 27%
8 BNBR (52.255.961.415.400) -100% -189% 29% -3200%
9 BNGA 1.120.077.800.000 -1% 25% 124% -48%
10 BNII 686.632.000.000 12% -19% -59% 114%
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan
konsep biaya perolehan dan disusun menggunakan metode langsung dan arus kas
dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyusunan
laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang
98
mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan
kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah
pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam laporan keuangan laba rugi
adalah hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan-perusahaan yang
dikendalikan dan disajikan terpisah masing-masing pada laporan laba rugi dan
neraca konsolidasian. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun
berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi
konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir
dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan
keuangan konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung.
2. Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (NOPAT) dan Pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir.
Pajak penghasilan badan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai badan
hukum yang berdiri sendiri. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat
aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak
tangguhan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak
tangguhan. Pengakuan pajak tangguhan atas perbedaan temporer dan akumulasi
rugi fiskal yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan
dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas yang dikonsolidasikan. Aktiva
pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada
masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal dan
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan
rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan.
Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-
rata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata-rata tertimbang
jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek yang berpotensi saham
yang bersifat dilutif. Termasuk dalam pengurangan aktiva tetap tahun 2004 adalah
aktiva tetap dan aktiva dalam penyelesaian tertentu yang terletak di lokasi
perkebunan plasma dengan nilai buku sebesar Rp 11.248 juta yang telah
direklasifikasi ke akun “perkebunan plasma, bersih”.
99
Tabel 9. Net Operating After Tax (NOPAT) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 800.782.000 790.410.000 787.318.000 1.973.428.000 2.631.019.000
2 ANTM 807.108.655 841.935.961 1.552.777.307 9.446.496.322 2.461.585.565
3 ASII 4.330.928.000 5.457.285.000 3.712.097.000 6.519.273.000 8.778.000.000
4 BBCA 3.195.421.000 3.597.400.000 4.242.692.000 4.489.252.000 5.776.139.000
5 BBRI 3.633.231.000 3.808.998.000 4.257.572.000 4.838.001.000 5.958.368.000
6 BDMN 1.614.687.000 1.312.840.000 1.183.608.000 1.943.595.000 1.284.942.000
7 BMRI 5.255.631.000 603.369.000 2.421.405.000 4.346.269.000 5.312.821.000
8 BNBR -349.814.481.000 -657.457.494 215.500.740 223.357.976 -19.007.431.117
9 BNGA 660.293.000 546.921.000 647.732.000 1.508.386.000 687.865.000
10 BNII 821.582.000 725.118.000 633.710.000 352.828.000 480.468.000
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan NOPAT
perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 5.759.516.600.000,- adalah perusahaan
PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan posisi terendah PT Bakrie and
Brothers Tbk (BNBR) sebesar Rp. (73.808.102.179.000,-). Kondisi pertumbuhan
NOPAT per tahun pada perusahaan ASII dari tahun 2004-2008 adalah 26%, -
32%, 76% dan 35%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -
100%, -133%, 4% dan -8610%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara perusahaan ASII dengan BNBR. Perbedaan pertumbuhan
NOPAT per tahun antara10 perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pertumbuhan NOPAT per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam ribuan rupiah)
No Kode Emiten Rataan 2004-2008 Pertumbuhan/tahun
1 AALI 1.396.591.400.000 -1% -0,4% 151% 33%
2 ANTM 3.021.980.762.000 4% 84% 508% -74%
3 ASII 5.759.516.600.000 26% -32% 76% 35%
4 BBCA 4.260.180.800.000 13% 18% 6% 29%
5 BBRI 4.499.234.000.000 5% 12% 14% 23%
6 BDMN 1.467.934.400.000 -19% -10% 64% -34%
7 BMRI 3.587.899.000.000 -89% 301% 79% 22%
8 BNBR (73.808.102.179.000) -100% -133% 4% -8610%
9 BNGA 810.239.400.000 -17% 18% 133% -54%
10 BNII 602.741.200.000 -12% -13% -44% 36%
100
3. Kewajiban (Hutang) dan Pertumbuhan dalam 5 tahun Terakhir
Tabel 11. Kewajiban (Hutang) dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 1.229.991.000 488.377.000 657.846.000 1.150.575.000 1.183.215.000
2 ANTM 3.564.425.577 3.373.068.629 3.009.300.105 3.292.364.227 2.130.970.294
3 ASII 19.445.440.000 36.935.513.000 31.498.444.000 31.512.000.000 40.163.000.000
4 BBCA 135.242.451.000 134.332.350.000 158.729.984.000 197.563.277.000 222.290.546.000
5 BBRI 94.589.878.000 109.422.597.000 137.847.014.000 184.297.303.000 223.720.199.000
6 BDMN 50.881.083.000 59.043.170.000 72.385.809.000 78.239.344.000 96.159.098.000
7 BMRI 223.217.577.000 240.164.245.000 241.171.346.000 289.835.512.000 327.896.740.000
8 BNBR 3.197.755.395 2.382.599.018 3.162.471.937 7.247.847.969 13.915.504.825
9 BNGA 28.428.557.000 37.610.301.000 41.752.356.000 84.661.221.000 93.836.346.000
10 BNII 31.866.343.000 43.967.247.000 47.516.558.000 49.629.389.000 51.752.035.000
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan kewajiban
(hutang) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 264.457.084.000.000,- adalah
perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 942.000.800.000,-. Kondisi pertumbuhan
kewajiban (hutang) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun 2004-2008
adalah 8%, 0,42%, 20% dan 13%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan
AALI adalah -60%, 35%, 75% dan 3%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12. Pertumbuhan Kewajiban (Hutang) berdasarkan rataan 2004-2008 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No Kode Emiten Rataan 2004-2008 Pertumbuhan/tahun
1 AALI 942.000.800.000 -60% 35% 75% 3%
2 ANTM 3.074.025.766.400 -5% -11% 9% -35%
3 ASII 31.910.879.400.000 90% -15% 0,04% 27%
4 BBCA 169.631.721.600.000 -1% 18% 24% 13%
5 BBRI 149.975.398.200.000 16% 26% 34% 21%
6 BDMN 71.341.700.800.000 16% 23% 8% 23%
7 BMRI 264.457.084.000.000 8% 0,42% 20% 13%
8 BNBR 5.981.235.828.800 -25% 33% 129% 92%
9 BNGA 57.257.756.200.000 32% 11% 103% 11%
10 BNII 44.946.314.400.000 38% 8% 4% 4%
101
4. Modal (Ekuitas Pemilik) dan Pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel 13. Modal (Ekuitas Pemilik) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 2.065.335.000 2.622.642.000 2.748.567.000 4.060.602.000 5.156.245.000
2 ANTM 2.478.140.709 3.029.642.904 4.281.602.475 8.750.106.229 8.063.137.821
3 ASII 16.485.126.000 20.424.345.000 22.375.766.000 26.963.000.000 33.080.000.000
4 BBCA 13.925.401.000 15.847.154.000 18.067.360.000 20.441.731.000 23.279.310.000
5 BBRI 12.450.294.000 13.352.982.000 16.878.808.000 19.437.635.000 22.356.697.000
6 BDMN 7.803.943.000 8.588.953.000 9.441.927.000 10.833.825.000 10.579.068.000
7 BMRI 24.934.707.000 23.214.398.000 26.340.670.000 29.243.732.000 30.513.869.000
8 BNBR 1.948.066.810 4.159.112.691 4.477.930.407 4.907.458.376 7.483.264.245
9 BNGA 2.363.001.000 3.966.113.000 4.787.095.000 9.082.574.000 9.302.467.000
10 BNII 4.210.800.000 4.708.425.000 5.222.864.000 5.258.878.000 4.965.318.000
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan modal
(ekuitas pemilik) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 26.849.475.200.000,-
adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 3.330.678.200.000,-. Kondisi
pertumbuhan modal (ekuitas pemilik) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun
2004-2008 adalah -7%, 13%, 11% dan 4%, sedangkan kondisi pertumbuhan
perusahaan AALI adalah 27%, 5%, 48% dan 27%. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan modal (ekuitas pemilik) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Pertumbuhan Modal (Ekuitas) per tahun berdasarkan rataan dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No Kode Emiten Rataan 2004-2008 Pertumbuhan/tahun
1 AALI 3.330.678.200.000 27% 5% 48% 27%
2 ANTM 5.320.526.027.600 22% 41% 104% -8%
3 ASII 23.865.647.400.000 24% 10% 21% 23%
4 BBCA 18.312.191.200.000 14% 14% 13% 14%
5 BBRI 16.895.283.200.000 7% 26% 15% 15%
6 BDMN 9.449.543.200.000 10% 10% 15% -2%
7 BMRI 26.849.475.200.000 -7% 13% 11% 4%
8 BNBR 4.595.166.505.800 113% 8% 10% 52%
9 BNGA 5.900.250.000.000 68% 21% 90% 2%
10 BNII 4.873.257.000.000 12% 11% 1% -6%
102
5. Total Aset (Total Aktiva) dan pertumbuhan dalam 5 Tahun Terakhir
Aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan. Pengembalian suatu perusahaan dapat
dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah
ekuitas, total aktiva. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset)
merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Apabila nilai tercatat dari aktiva
lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aktiva diturunkan
menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dimana nilai tersebut
ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai. Apabila
aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, serta
keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan
disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi harga perolehan akan
direklasifikasi ke masing-masing aktiva tetap pada saat aktiva tersebut selesai
dikerjakan dan siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aktiva
tersebut mulai digunakan.
Tabel 15. Total Aset (Total Aktiva) 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 3.382.821.000 3.191.715.000 3.496.965.000 5.352.986.000 6.519.791.000
2 ANTM 6.042.567.861 6.402.714.128 7.290.905.515 12.043.690.940 10.245.040.780
3 ASII 39.145.053.000 61.166.666.000 57.929.290.000 63.520.000.000 80.740.000.000
4 BBCA 149.168.842.000 150.180.752.000 176.798.726.000 218.005.008.000 245.569.856.000
5 BBRI 107.040.172.000 122.775.579.000 154.725.526.000 203.734.938.000 246.076.896.000
6 BDMN 58.820.805.000 67.803.454.000 82.072.687.000 89.409.827.000 107.268.363.000
7 BMRI 248.155.827.000 263.383.348.000 267.517.192.000 319.085.588.000 358.438.678.000
8 BNBR 5.219.257.810 7.012.881.782 8.666.760.040 14.137.255.943 25.417.964.953
9 BNGA 30.798.312.000 41.579.861.000 46.544.346.000 93.797.189.000 103.197.574.000
10 BNII 36.077.143.000 49.026.180.000 53.039.911.000 55.015.693.000 56.855.129.000
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan total Aset
(total Aktiva) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar Rp. 291.316.126.600.000,-
adalah perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sedangkan posisi terendah PT
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp. 4.388.855.600.000,-. Kondisi
pertumbuhan total Aset (total Aktiva) per tahun pada perusahaan BMRI dari tahun
2004-2008 adalah 6%, 2%, 19% dan 12%, sedangkan kondisi pertumbuhan
103
perusahaan AALI adalah -6%, 10%, 53% dan 22%. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan BMRI dengan AALI. Perbedaan
pertumbuhan total Aset (total Aktiva) per tahun antar 10 perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 16.
Tabel 16. Pertumbuhan Total Aset (Total Aktiva) per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No Kode Emiten Rataan 2004-2008 Pertumbuhan/tahun
1 AALI 4.388.855.600.000 -6% 10% 53% 22%
2 ANTM 8.404.983.844.800 6% 14% 65% -15%
3 ASII 60.500.201.800.000 56% -5% 10% 27%
4 BBCA 187.944.636.800.000 1% 18% 23% 13%
5 BBRI 166.870.622.200.000 15% 26% 32% 21%
6 BDMN 81.075.027.200.000 15% 21% 9% 20%
7 BMRI 291.316.126.600.000 6% 2% 19% 12%
8 BNBR 12.090.824.105.600 34% 24% 63% 80%
9 BNGA 63.183.456.400.000 35% 12% 102% 10%
10 BNII 50.002.811.200.000 36% 8% 4% 3%
4.4. Rasio Keuangan
Hasil perhitungan dan analisis rasio keuangan terhadap rasio likuiditas, rasio
hutang, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan, serta voluation
ratio adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek setiap
perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, diluar kemampuan yang
dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban
jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Rasio
likuiditas dalam jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas perusahaan.
Tingkat likuiditas setiap perusahaan dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah.
c. Current Ratio (CR)
Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang
lancer. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan
persediaan. Ideal pemakaian CR adalah 2:1. Artinya, aktiva lancar 2 kali
lebih besar dibanding hutang lancar, dengan proporsi penyusutan aktiva
lancar maksimum 50%. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka
semakin baik tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR
104
berarti menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar. Secara umum aktiva
lancar menghasilkan return lebih rendah dibanding aktiva tetap. Hasil dari
Current Ratio terhadap perusahaan yang bertahan dapat dilihat pada Tabel
17.
Tabel 17. Hasil perhitungan Current RatioTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 1,21 1,68 0,87 1,60 1,94
2 ANTM 2,88 2,68 2,81 4,43 8,02
3 ASII 1,02 0,74 0,78 1,32 1,32
4 BBCA 1,10 1,12 1,11 1,10 1,10
5 BBRI 1,13 1,12 1,12 1,11 1,10
6 BDMN 1,16 1,15 1,13 1,14 1,12
7 BMRI 1,11 1,10 1,11 1,10 1,09
8 BNBR 0,48 1,47 1,94 1,25 0,54
9 BNGA 1,08 1,11 1,11 1,11 1,10
10 BNII 1,13 1,12 1,12 1,11 1,10
d. Acid Test (quick) Ratio
Quick ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Hasil perhitungan QR dapat dilihat pada Tabel 18,
di bawah ini:
Tabel 18. Hasil perhitungan Quick RatioTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 1,07 1,22 0,53 1,20 1,18
2 ANTM 2,50 2,00 2,01 3,70 6,10
3 ASII 0,77 0,50 0,58 1,10 1,00
4 BBCA 0,38 0,58 0,51 0,53 0,62
5 BBRI 0,73 0,81 0,77 0,73 0,86
6 BDMN 0,69 0,79 0,73 0,83 0,87
7 BMRI 0,55 0,58 0,56 0,58 0,68
8 BNBR 0,36 1,12 1,58 1,12 0,48
9 BNGA 0,87 0,90 0,89 0,84 0,91
10 BNII 1,00 0,94 0,69 0,77 0,86
2. Leverage Ratio (Rasio Hutang)
Rasio Hutang membandingkan antara dana sendiri (ekuitas) dengan dana
pinjaman, makin besar pinjaman yang digunakan perusahaan makin besar kreditur
mempunyai kendali terhadap perusahaan. Berdasarkan perhitungan suku bunga
pinjaman apabila hasilnya lebih kecil dari return on investment (ROI), maka
105
perusahaan lebih baik menambah hutang dibanding menambah modal sendiri atau
sebaliknya.
Hasil perhitungan rasio hutang dengan menggunakan pendekatan melalui
neraca yang menginformasikan besarnya hutang digunakan untuk aktiva dan
pendekatan melalui laporan laba/rugi yang menginformasikan besarnya hutang
bisa ditutup dengan laba operasional dapat dilihat penjelasannya di bawah ini.
4. Total Debt to Total Asset Rasio
Hasil perhitungan membandingkan antara total hutang dengan total aktiva
bahwa perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional dapat
dilihat pada Tabel 19.
5. Time Interest Earned Ratio (TIE)
Hasil perhitungan rasio hutang dengan menghitung laba sebelum hutang
dan pajak (EBIT) dibagi beban bunga, maka diketahui laba untuk
perusahaan AALI, ANTM (tahun 2007 naik), ASII, BNBR pada tahun
2006 dan tahun 2007 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa TIE bernilai rendah menunjukan
perusahaan dalam kondisi sakit, sehingga memerlukan perhatian pihak
manajemen untuk memperbaiki kondisi perusahaan tersebut agar berubah
menjadi sehat. Hasil perhitungan TIE dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 19. Hasil Perhitungan Rasio Hutang
Tahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 36% 15% 19% 21% 18%
2 ANTM 59% 53% 41% 27% 21%
3 ASII 50% 60% 54% 50% 50%
4 BBCA 91% 89% 90% 91% 91%
5 BBRI 88% 89% 89% 90% 91%
6 BDMN 87% 87% 88% 88% 90%
7 BMRI 90% 91% 90% 91% 91%
8 BNBR 61% 34% 36% 51% 55%
9 BNGA 92% 90% 90% 90% 91%
10 BNII 88% 90% 90% 90% 91%
106
Tabel 20. Hasil Perhitungan TIETahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI -10,52 -35,16 -45,42 -388,58 -21.340,84
2 ANTM -521,20 -46,18 -15,42 58,47 -7,42
3 ASII -13,08 -18,69 -7,25 -15,11 -27,87
4 BBCA 0,42 0,45 0,45 0,47 0,67
5 BBRI 1,04 1,43 1,08 1,36 1,28
6 BDMN 0,80 0,67 0,71 0,83 1,00
7 BMRI 0,20 0,64 0,47 0,58 0,60
8 BNBR 0,91 2,26 -4,56 -3,71 60,09
9 BNGA 0,55 0,49 0,41 0,55 0,71
10 BNII 0,63 0,62 0,53 0,72 0,66
6. Fixed Chance Coverage
Kemampuan perusahaan membayar bunga secara periodik dan kewajiban
membayar sewa pada jangka panjang, termasuk biaya sewa (lease charge)
dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil perhitungan Fixed Chance Coverage
TahunNo
Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI -10,68 -35,97 -46,09 -392,82 -22.063,88
2 ANTM -525,81 -47,05 -15,64 59,49 -8,19
3 ASII -27,24 17,16 16,68 40,30 -156,79
4 BBCA -0,92 -0,92 -0,79 -0,95 -1,11
5 BBRI -1,20 -1,17 -0,81 -1,20 -1,05
6 BDMN -1,09 -0,65 -0,37 -0,64 -0,42
7 BMRI -0,79 -0,10 -0,18 -0,58 -0,68
8 BNBR 1,91 3,27 -3,58 -2,71 62,35
9 BNGA -0,67 -0,38 -0,30 -0,51 -0,21
10 BNII -0,62 -0,40 -0,21 -0,10 -0,21
3. Rasio Aktivitas
Berdasarkan perhitungan dari data laporan laba/rugi setiap perusahaan,
angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan terlihat beragam, ada angka
menunjukan perubahan semakin besar, maka kondisi perusahaan dikatakan sehat.
Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume bisnis yang besar (efektif)
walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama.
Beberapa perusahaan menunjukkan angka rendah terutama perusahaan.....Rasio
aktivitas perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki berdasarkan
107
perbandingan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk
penjualan dapat dilihat pada hasil berbagai perhitungan dibawah ini.
5. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Perhitungan perputaran persediaan ditentukan secara rata-rata. Penjualan
dibagi persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama,
apabila penjualan ditentukan berdasar harga jual dan persediaan ditentukan
oleh harga pokok pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi
kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pokok pembelian
berarti penjualan tersebut sudah terkandung profit, biaya operasional, dan
lain-lain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun
dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pokok
penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kondisi sebenarnya.
Perputaran persediaan setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Perputaran persediaan setiap perusahaan
TahunNo Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI -5,54 -5,53 -6,61 -8,05 -12,64
2 ANTM -1,64 -1,99 -3,15 -5,11 -7,58
3 ASII -6,62 -9,43 -8,44 -10,44 -14,65
4 BBCA 0,05 0,05 0,06 0,06 0,08
5 BBRI 0,11 0,11 0,12 0,16 0,17
6 BDMN 0,11 0,11 0,10 0,14 0,10
7 BMRI 0,06 0,01 0,02 0,05 0,06
8 BNBR -2.272,06 -4,82 -7,28 -7,66 -11,83
9 BNGA 0,05 0,06 0,08 0,17 0,10
10 BNII 0,07 0,07 0,06 0,02 0,03
6. Average Collection Period
Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih
piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian
piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang.
Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya
yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang,
diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah
ini untuk membandingkan antara penjualan selama setahun dengan jumlah
hari dalam setahun. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang.
Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama
108
(perhitungan rata-rata penjualan harian). Rata-rata penjualan/hari dan
Average Collection Period pada setiap perusahaan dapat dilihat pada Tabel
23.
Tabel 23. Hasil perhitungan rata-rata penjualan/hari pada setiap perusahaanTahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 9.645.900.000,000 9.363.711.111,111 10.438.852.777,778 16.558.205.555,556 22.670.047.222,222
2 ANTM 7.940.381.958,333 9.031.210.786,111 15.637.226.216,667 33.356.118.050,000 26.644.392.050,000
3 ASII 123.179.366.666,667 171.476.763.888,889 154.189.263.888,889 194.952.666.666,667 269.622.222.222,222
4 BBCA 12.579.813.888,889 14.232.272.222,222 16.851.675.000,000 17.782.305.555,556 21.444.563.888,889
5 BBRI 15.920.633.333,333 15.578.786.111,111 16.407.558.333,333 21.611.316.666,667 24.505.588.888,889
6 BDMN 7.180.122.222,222 6.410.794.444,444 5.448.658.333,333 8.728.347.222,222 6.757.658.333,333
7 BMRI 20.902.783.333,333 3.424.658.333,333 7.864.433.333,333 17.592.855.555,556 22.412.666.666,667
8 BNBR 3.414.656.775.000,000 7.606.864.122,222 12.034.110.655,556 14.691.026.797,222 23.346.333.130,556
9 BNGA 2.094.658.333,333 2.073.136.111,111 2.588.325.000,000 5.788.952.777,778 3.011.563.888,889
10 BNII 2.264.480.555,556 2.545.144.444,444 2.065.250.000,000 846.897.222,222 1.814.783.333,333
Tabel 24. Average Collection PeriodTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 7,22 10,71 2,26 6,95 1,09
2 ANTM 36,99 57,19 62,61 52,80 27,25
3 ASII 98,55 171,39 143,48 114,75 91,14
4 BBCA 40,73 49,05 58,83 75,78 65,72
5 BBRI 19,99 39,74 62,34 50,48 36,12
6 BDMN 119,06 115,50 332,07 227,03 281,01
7 BMRI 4.103,13 27.701,88 13.132,83 7.132,92 7.256,51
8 BNBR 0,06 82,98 58,91 101,78 51,39
9 BNGA 0,00 0,00 0,00 69,88 92,39
10 BNII 5.652,33 7.975,98 10.181,80 32.950,82 18.927,24
7. Fixed Asset Turnover
Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara
penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas
pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran
aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian
aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar
otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada
perusahaan. Pada Tabel 25 dapat dilihat hasil perhitungan fixed asset
turnover setiap perusahaan.
109
Tabel 25. Hasil perhitungan Perputaran Aktiva TetapTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 20081 AALI 3,26 2,60 2,43 3,40 4,08 2 ANTM 3,26 2,60 2,43 3,40 4,08 3 ASII 5,19 5,37 4,26 5,40 5,18 4 BBCA 1,34 1,39 1,46 2,83 2,92 5 BBRI 3,50 2,91 3,24 4,73 6,53 6 BDMN 1,99 1,56 1,25 2,04 1,28 7 BMRI 1,37 0,23 0,60 1,40 1,75 8 BNBR 538,66 0,88 1,17 0,81 0,97 9 BNGA 1,94 1,69 2,02 1,68 0,92 10 BNII 0,90 1,10 0,90 0,39 0,86
8. Total Asset Turnover
Efektivitas penggunaan total aktiva dapat dihitung dengan melakukan
perbandingan penjualan dengan total aktiva. Hasil perhitungan total asset
turnover (Tabel 26) adalah sebagai berikut:
Tabel 26. Perputaran Total Aktiva setiap perusahaanTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 20081 AALI 1,03 1,06 1,07 1,11 1,25 2 ANTM 0,47 0,51 0,77 1,00 0,94 3 ASII 1,13 1,01 0,96 1,10 1,20 4 BBCA 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 5 BBRI 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 6 BDMN 0,04 0,03 0,02 0,04 0,02 7 BMRI 0,03 0,00 0,01 0,02 0,02 8 BNBR 235,53 0,39 0,50 0,37 0,33 9 BNGA 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01
10 BNII 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01
4. Profitabilitas Ratio
Efektivitas setiap perusahaan terlihat dari rasio keuntungan, semakin efektif
manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Hasil akhir setiap perusahaan dalam menjalankan tugas
dihitung berdasarkan berbagai bentuk rasio profitabilitas akan dijelaskan di bawah
ini.
4. Profit Margin on Sales
Kemampuan setiap perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari
penjualan dengan membandingkan antara laba bersih dan total aktiva,
110
menunjukkan bahwa perusahaan AALI mendapatkan laba bersih pada
tahun 2008 sebasar 0,404 dan menunjukan profit margin yang tinggi dari
tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan ANTM pada tahun 2007 memiliki
profit yang tinggi sebesar 0,784 dari tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi
pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,240. Perusahaan ASII
sebesar 0,111 pada tahun 2004 dan tahun-tahun selanjutnya mengalami
penurunan laba bersihnya. Perusahaan BBCA, BBRI, BNBR BNGA dan
BNII mengalami perubahan yang tidak stabil dalam indikator profit
margin untuk mencari laba. Perhitungan profit margin on sales setiap
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil Perhitungan Profit Margin on SalesTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 20081 AALI 24% 25% 23% 37% 40%2 ANTM 13% 13% 21% 78% 24%3 ASII 11% 9% 6% 10% 11%4 BBCA 2% 2% 2% 2% 2%5 BBRI 3% 3% 3% 2% 2%6 BDMN 3% 2% 1% 2% 1%7 BMRI 2% 0% 1% 1% 1%8 BNBR -6702% -9% 2% 2% -75%9 BNGA 2% 1% 1% 2% 1%
10 BNII 2% 1% 1% 1% 1%
5. Return on Total Asset (ROA)/return on investment (ROI)
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
(imbalan hasil) yang diperoleh dari suatu investasi atau tingkat efektivitas
dari keseluruhan operasi perusahaan sama dengan hasil perhitungan Profit
Margin on Sales. Jadi efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
ekonomi yang ada, guna menciptakan laba merupakan perbandingan
antara laba bersih dengan total asset mengalami ketidakstabilan dari tahun
2004 sampai tahun 2009. Hasil perhitungan Rasio return on total asset
(ROA)/return on investment (ROI) dapat dilihat pada Tabel 28.
111
Tabel 28. Hasil perhitungan ROI/ROA pada 10 PerusahaanTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 20081 AALI 24% 25% 23% 37% 40%2 ANTM 13% 13% 21% 78% 24%3 ASII 11% 9% 6% 10% 11%4 BBCA 2% 2% 2% 2% 2%5 BBRI 3% 3% 3% 2% 2%6 BDMN 3% 2% 1% 2% 1%7 BMRI 2% 0% 1% 1% 1%8 BNBR -6702% -9% 2% 2% -75%9 BNGA 2% 1% 1% 2% 1%10 BNII 2% 1% 1% 1% 1%
Return on Investment (ROI) merupakan kunci ukuran kinerja pada pusat
investasi. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam sebuah
organisasi yang mengawasi pendapatan, biaya dan dana investasi. Ini
merupakan keuntungan yang kinerjanya dinilai dengan dasar hasil
pengembalian yang diberikan oleh modal yang ditanam. Perhitungan ROI
adalah NOPAT dibagi Total Aset (Total Aktiva). Hasil perhitungan
tersebut dianalisa dengan menganalisa laporan keuangan yang mempunyai
arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh (komprehensif).
6. Rasio Pengembalian Modal (return on net worth)
Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 29), maka dapat dilihat efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan kontribusi pemilik atau menggunakan
sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Perlu diingat rasio ini
bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya akan tetapi rasio
pengembalian modal yang membandingkan antara laba bersih dengan
modal pemilik. Hasil perhitungan return on net worth dapat dilihat pada
Tabel 29 di bawah ini.
112
Tabel 29. Hasil perhitungan Return on networthTahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 20081 AALI 39% 30% 29% 49% 51%2 ANTM 33% 28% 36% 108% 31%3 ASII 26% 27% 17% 24% 27%4 BBCA 23% 23% 23% 22% 25%5 BBRI 21% 15% 13% 18% 12%6 BDMN 21% 15% 13% 18% 12%7 BMRI 21% 3% 9% 15% 17%8 BNBR -17957% -16% 5% 5% -254%9 BNGA 28% 14% 14% 17% 7%10 BNII 20% 15% 12% 7% 10%
5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Berdasarkan hasil perhitungan rasio pertumbuhan dengan memakai data
perusahaan, titik awal yang dipakai sebagai basis tahun dasar adalah angka 100.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan rasio pertumbuhan
adalah kondisi perekonomian negara-negara berkembang (emerging market) dan
negara-negara maju (development market). Rasio pertumbuhan pada setiap
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Rasio Pertumbuhan pada setiap perusahaan 5 tahun terakhir Tahun
No Kode Emiten 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
1 AALI 4% -10% 39% 9%
2 ANTM -2% 38% 73% -226%
3 ASII -24% -39% 38% 6%
4 BBCA 11% 0% -17% 12%
5 BBRI -9% -13% -16% 2%
6 BDMN -42% -34% 34% -81%
7 BMRI -824% 75% 34% 8%
8 BNBR -71392% 477% -57% 102%
9 BNGA -63% 5% 13% -141%
10 BNII -54% -24% -86% 24%
Berdasarkan hasil perhitungan ROI dapat dilihat kinerja perusahaan dan
nilai pertumbuhan dari setiap perusahaan dengan menghitung rataan dari tahun
2004-2008. Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat posisi tertinggi pada rataan Return
On Investment (ROI) perusahaan tahun 2004-2008 sebesar 0.301 adalah
perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah PT
113
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebesar (13.565). Kondisi pertumbuhan Return
On Investment (ROI) per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008
adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan
BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara perusahaan ANTM dengan BNBR. Perbedaan
pertumbuhan Return On Investment (ROI) per tahun antar 10 perusahaan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 31. Pertumbuhan ROI per tahun berdasarkan rataan 2004-2008 dari 10 Perusahaan LQ 45 (dalam Ribuan Rupiah)
No Kode Emiten Rataan 2004-2008 Pertumbuhan/tahun
1 AALI 0.296 5% -9% 64% 9%
2 ANTM 0.301 -2% 62% 268% -69%
3 ASII 0.095 -19% -28% 60% 6%
4 BBCA 0.023 12% 0,18% -14% 14%
5 BBRI 0.028 -9% -11% -14% 2%
6 BDMN 0.019 -29% -26% 51% -45%
7 BMRI 0.012 -89% 295% 50% 9%
8 BNBR (13.565) -100% -127% -36% -4833%
9 BNGA 0.014 -39% 6% 16% -59%
10 BNII 0.013 -35% -19% -46% 32%
6. Valuation Ratio
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat,
sehingga calon investor dimungkinkan menghargai nilai saham, baik yang lebih
tinggi dari nilai buku atau sebaliknya. Rasio ini lebih ditujukan pada sisi investor,
walaupun manajemen juga memiliki kepentingan yang sama. Kepentingan
manajemen adalah untuk rigth issue.
3. Price to Earning Ratio (PER)
Besar laba yang dihasilkan oleh setiap perusahaan berdasarkan hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 32. Indikator PER adalah semakin
tinggi nilai PER, semakin baik prospek perusahaan. Dari sisi investor,
perusahaan dengan PER tinggi tidak akan menarik lagi. Investor
beranggapan saham dengan PER tinggi tidak akan mengalami kenaikan
harga, sehingga peluang mendapatkan capital gain dan deviden sangat
kecil.
114
Tabel 32. Price to Earning Ratio (PER)Tahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 1,56 2,17 2,80 1,74 1,32
2 ANTM 1,88 2,45 1,72 4,07 15,33
3 ASII 0,60 0,80 1,53 1,36 0,97
4 BBCA 3,07 3,70 4,07 11,92 9,32
5 BBRI 2,63 3,36 3,95 5,41 4,43
6 BDMN 1,62 2,65 5,22 5,16 7,24
7 BMRI 3,04 36,18 11,78 10,40 8,64
8 BNBR 116,00 69,96 175,62 263,55 9,74
9 BNGA 9,45 18,01 25,96 33,72 78,18
10 BNII 46,88 72,11 107,94 299,34 224,72
4. Market to Book Ratio (MBR)
Market to book ratio (MBR) digunakan untuk menilai seberapa jauh
perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. MBR adalah
rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku.
Hasil perhitungan MBR dan book value dapat dilihat pada Tabel 33 dan
Tabel 34.
Tabel 33. Market to Book Ratio (MBR) setiap perusahaan 5 tahun terakhir
Tahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 0,60 0,65 0,80 0,85 0,67
2 ANTM 0,00061 0,00068 0,00063 0,00238 0,00260
3 ASII 0,00020 0,00021 0,00025 0,00033 0,00027
4 BBCA 0,70 0,84 0,96 2,62 2,31
5 BBRI 0,77 0,96 1,00 1,35 1,18
6 BDMN 0,50 0,62 0,73 1,01 1,05
7 BMRI 0,64 0,94 1,08 1,55 1,51
8 BNBR 15,85 4,91 8,45 11,99 20,64
9 BNGA 2,64 2,48 3,51 5,60 5,70
10 BNII 9,04 10,99 12,91 20,08 21,75
Tabel 34. Nilai Buku (Saham) setiap perusahaan 5 tahun terakhir
Tahun
No Kode Emiten 2004 2005 2006 2007 2008
1 AALI 1.321,26 1.665,44 1.745,44 2.578,58 3.274,34
2 ANTM 1.299.025,58 1.588.119,52 2.244.388,76 917.349,99 845.579,89
3 ASII 4.072.548,37 5.045.097,33 5.527.125,46 6.660.236,07 8.171.220,16
4 BBCA 1.130,51 1.285,75 1.468,16 832,18 953,00
5 BBRI 1.038,57 1.127,90 1.409,84 1.621,71 1.864,78
6 BDMN 1.590,39 1.748,12 1.915,74 2.166,18 2.099,89
7 BMRI 1.243,76 1.150,25 1.295,36 1.411,52 1.461,74
8 BNBR 50,27 220,51 166,03 181,96 106,60
9 BNGA 301,85 435,59 399,52 389,71 386,05
10 BNII 88,12 1.665,44 1.745,44 108,66 101,16
115
4.5. Analisis Risiko
Mengukur keuntungan dan risiko investasi dalam berinvestasi merupakan
kewajiban yang sangat penting karena keuntungan dan risiko investasi dalam
kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Hukum dasar investasi adalah high return-
high risk. Artinya, semakin tinggi keuntungan suatu investasi, semakin besar
risiko yang ditanggung. Hukum tersebut tidak hanya berlaku pada investasi pada
instrument keuangan, tetapi juga pada investasi lainnya.
Cara konvensional menurunkan risiko investasi adalah dengan diversifikasi.
Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara yang paling favorit. Pepatah
asing mengatakan bahwa use investors do not put all their eggs into just one
basket. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Artinya, investor
disarankan menempatkan asset ke dalam berbagai instrumen investasi yang
berbeda. Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Dalam
kenyataan, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
pertumbuhan ekonomi selalu berubah-ubah. Kadang pertumbuhan bergerak secara
lambat dan kadang cepat. Diversifikasi dilakukan akan banyak memberikan
peluang yang bisa diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar lemah (resesi),
melakukan diversifikasi tidak akan efektif apabila tidak dilakukan secara selektif.
Krisis moneter tahun 1997 menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang
memproduksi kebutuhan dasar dan perlengkapan yang tidak terpengaruh oleh
krisis. Dengan kata lain, krisis moneter telah membuktikan bahwa diversifikasi
tidak mampu memproteksi nilai investasi.
Salah satu cara menganalisis risiko adalah dengan menghitung Beta (ß)
yang merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan yang terjadi
dalam pasar. Beta berasal dari sumbangan risiko dari berbagai saham dalam suatu
portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Beta dibentuk dari ekses keuntungan
suatu saham dengan ekses keuntungan portofolio pasar.
Beta adalah ukuran dari risiko saham sistematis, yaitu risiko yang masih dihadapi
perusahaan. Secara umum saham dengan beta 0 tidak punya risiko sistematis,
suatu saham dengan beta 1 mempunyai risiko sistematis atau risiko pasar yang
sama dengan saham di pasar dan saham dengan beta lebih dari 1 mempunyai pasar
116
lebih berisiko dibanding saham yang khas itu. Kebanyakan saham, bagaimanapun
juga, mempunyai beta antara 0,60 dan 1,60. Hasil perhitungan Beta (ß) dari 10
perusahaan berdasarkan data 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Hasil perhitungan Beta (ß) pertahunTahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 20081 AALI 0,20 -0,37 0,27 1,57 1,732 ANTM 0,77 0,48 1,02 0,17 1,733 ASII -0,14 1,07 0,72 1,47 1,344 BBCA 1,55 0,38 0,39 0,98 0,185 BBRI -0,30 -0,07 0,50 0,86 0,926 BDMN -0,28 1,36 1,18 0,98 1,197 BMRI -0,08 0,81 0,72 1,45 0,968 BNBR 0,40 1,68 0,41 0,76 0,789 BNGA 0,13 1,02 1,12 0,77 1,31
10 BNII -0,12 0,25 0,52 0,62 -0,80
4.6. Rekomendasi Penetapan Keputusan dalam Menentukan Investasi Melalui VB.Net (Visual Basic Net)
Hasil akhir dari penelitian adalah suatu sistem informasi laporan keuangan
dari perusahaan yang tergabung dalam LQ45 yang menginformasikan tentang
laporan keuangan setiap tahun, mulai dari jumlah aktiva sampai dengan laba atas
investasi. Sistem informasi ini menggunakan Visual Basic Net yang dapat diakses
oleh setiap investor atau calon investor. Pada penelitian ini hanya menganalisis
laporan keuangan dan hanya sampai pada tahap uji coba sistem, dimana sistem
dapat bekerja dan tidak terdapat kesalahan pada perhitungan kondisi keuangan
berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan kinerja perusahaan yang tergabung
dalam LQ45. Pada sistem ini tidak dilakukan perhitungan efektivitas dan efisiensi
kerja, serta sistem tidak terhubung secara langsung (online) dengan sistem BEI
yang berhubungan dengan pelaporan keuangan setiap perusahaan. Pengambilan
kesimpulan hanya sampai dengan pencapaian tujuan penelitian, tidak dapat
merekomendasikan penetapan keputusan untuk menentukan pemilihan perusahaan
karena cakupan pembahasan dalam penelitian ini hanya dilakukan pengolahan
data dan analisis perusahaan pada 10 perusahaan yang tergabung LQ45 dan yang
bertahan selama periode tahun 2004 sampai tahun 2009.
Kendala selama pengolahan data yang diperoleh adalah adanya perbedaan
sistem pembuatan pelaporan keuangan berdasarkan standar sistem akuntansi dari
setiap perusahaan. Perbedaan ini sangat berpengaruh pada pemahaman para
117
investor. Perbedaan yang terlihat dari jenis usaha yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan tersebut yaitu perusahaan manufaktur seperti Astra Argo Lestari Tbk.
(AALI), Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Astra International Tbk (ASII),
Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan perusahaan jasa Bank Central Asia Tbk
(BBCA), Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), Bank Danamon Tbk. (BDMN),
Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Bank International
Indonesia Tbk (BNII).
4.7. Model Program Komputer Analisis LQ45
Pengukuran yang lazim dipakai selama ini adalah pengukuran dengan
pendekatan rasio pada ukuran kinerja perusahaan yang mendasarkan pada laba
akuntansi (accounting profit) dengan menggunakan ROI. Analisis fundamental
menggunakan data-data mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dengan
informasi yang relevan.
Berdasarkan hasil analisis data-data pada perusahaan indeks LQ45 maka
model yang dapat direkomendasikan program komputer Visual Basic.Net. Model
program ini terdiri dari database hasil pengumpulan data yang diperoleh dari BEI
langsung dan internet, serta hasil perhitungan ROI pada indeks LQ45 (10
perusahaan). Outcome dari model komputer yang dapat digunakan adalah
Laporan Keuangan tentang Laporan Laba Rugi. Hutang (Kewajiban), Modal
(Ekuitas Pemilik), Total Aset (Total Aktiva) dan Laba Operasi Bersih sesudah
Pajak (NOPAT) dan hasil perhitungan ROI.
4.7.1. Proses Pembuatan Visual Basic.Net
Aplikasi analisis ROI LQ45 membutuhkan data keuangan per-periode dari
perusahaan yang termasuk ke dalam LQ45. Data yang sudah didapat dari
perusahaan-perusahaan disimpan ke dalam file database. Software database yang
digunakan untuk aplikasi analisis ROI Perusahaan LQ45 adalah Microsoft Access
2003. Microsoft Access 2003 dipilih karena kemudahannya dalam pembuatan
database dan juga file Microsoft Access 2003 merupakan file database yang
portable, sehingga aplikasi analisis ROI 45 dapat dijalankan tanpa ketergantungan
pada software lain.
118
Dalam pembuatan database ini, dibuat beberapa relasi (tabel) untuk
mengelompokan kriteria yang sesuai. Relasi yang dibuat adalah relasi
DaftarLQ45, Perusahaan, Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba/rugi dan Nopat.
Dalam relasi DaftarLQ45 terdapat atribut (kolom) nama perusahaan yang
berisi seluruh nama perusahaan yang terdapat pada waktu tertentu dan atribut
tahun yang berisi informasi tahun menyangkut perusahaan tertentu. Relasi ini
dihubungkan dengan seluruh relasi yang lainnya, yaitu Aktiva, Ekuitas,
Kewajiban, Laba/rugi dan Nopat.
Data-data yang dimasukkan ke dalam database hanya data-data keuangan
pertahun dari setiap perusahaan yang belum diolah untuk menghasilkan
kesimpulan ROI. Pengolahan data dilakukan didalam aplikasi dengan cara
memberikan Query (perintah kepada database untuk melakukan operasi tertentu)
dan hasilnya ditampilkan pada aplikasi. Data-data perhitungan ROI tidak perlu
tersimpan pada file database, sehingga meminimumkan memori yang digunakan.
Setelah database terbentuk, hal yang dilakukan selanjutnya adalah membuat
aplikasi analisis ROI LQ-45 dengan menggunakan Visual Basic 2008. Software
Visual Basic 2008 dipilih karena kemudahannya dalam pembuatan aplikasi dan
bahasa pemrogramannya pun mudah dipahami. Visual Basic 2008 menggunakan
framework .net 3.5 SP1. Framework adalah kumpulan API (Application
Programming Interface) yang digunakan untuk membangun aplikasi. Versi yang
digunakan adalah .NET 3.5 SP 1 (Service Pack 1), sehingga jika ingin
menjalankan aplikasi analisis ROI LQ45 di komputer lain, maka komputer
tersebut harus terlebih dahulu terinstall Framework .net 3.5 SP1, karena pada
framework itulah aplikasi ini dapat berinteraksi dengan mesin komputer.
Langkah selanjutnya membuat tampilan aplikasi. Pada aplikasi ini, terdapat
tiga menu utama yang berbentuk Radio button yang terdiri atas List LQ-45, Data
keuangan Perusahaan. Pada Menu List LQ-45 terdapat pilihan periode awal dan
periode akhir, dimana user (pengguna) dapat memilih dari periode apa sampai
periode yang dia tentukan untuk melihat daftar perusahaan LQ45. Setelah User
melihat daftar perusahaan apa saja yang ada, user dapat melihat data keuangan
perusahaan yang user pilih dari periode yang muncul. Jika user memilih data
keuangan dari satu perusahaan tertentu, maka akan tampil suatu form baru yang
119
berisi tabel Aktiva, Ekuitas, Kewajiban, Laba dan Nopat. Tabel-tabel tersebut
berisi data keuangan perusahaan per-periode sesuai dengan pilihan user. Pada
form ini juga terdapat dua grafik. Grafik yang pertama menunjukkan grafik data
keuangan tertentu pada perusahaan yang user pilih. Grafik yang kedua
menunjukkan grafik perbandingan data keuangan dengan seluruh perusahaan yang
terdapat dalam database. Grafik-grafik ini dapat diperbesar dengan cara mengklik
grafik yang diinginkan. Maka akan keluar suatu form baru, yang berisi grafik
dengan nilai-nilai detailnya.
Pada menu Data Keuangan Perusahaan, terdapat pilihan Perusahaan apa
yang ingin dilihat oleh user. Daftar perusahaan yang dapat ditampilkan adalah
perusahaan yang data keuangannya telah ada pada database aplikasi ini. Setelah
user memilih maka akan muncul kembali form baru yang persis dengan form yang
muncul pada menu pertama, yang berisi tabel data keuangan per-periode dan juga
grafiknya.
Pada menu ROI, terdapat pilihan perusahaan apa saja yang sudah masuk
database. Setelah memilih maka akan muncul dibawahnya tabel ROI perusahaan
tertentu dan juga 2 grafik. Grafik pertama menggambarkan ROI perusahaan yang
dipilih per-periode dan grafik kedua menggambarkan ROI seluruh perusahaan
yang terdapat pada database per-periode, sehingga user dapat membandingkan
ROI per-perusahaan lebih mudah dengan menggunakan grafik.
Setelah rancangan tampilan aplikasi selesai, langkah selanjutnya adalah
menuliskan syntax (kode-kode) pada aplikasi ini, sehingga aplikasi ini dapat
berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. Hal yang harus dilakukan pertama kali
adalah membuat koneksi aplikasi ke dalam database, sehingga aplikasi ini dapat
membaca dan menulis data sesuai dengan apa yang kita inginkan. Koneksi VB
(Visual Basic) ke database Microsoft Access 2003 menggunakan koneksi tipe
OLE-DB (Object Linking and Embedding - Database). Koneksi ini telah tersedia
pada framework .net 3.5 SP1, sehingga memudahkan dalam proses pemrograman.
Setelah berhasil mengkoneksikan aplikasi dengan database, langkah
selanjutnya adalah retrieve (mengambil/membaca) data pada database dan
menampilkan pada aplikasi. Cara yang dilakukan untuk me-retrieve data dari
database ke aplikasi adalah dengan cara mengirimkan query-query yang nantinya
120
akan diproses oleh database, lalu database akan mengembalikan sejumlah data
sesuai dengan query yang diminta. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah binding
data (memposisikan data untuk ditampilkan pada aplikasi). Binding data ini diset
pada control (jenis-jenis tampilan, seperti textbox, combobox dan sebagainya)
yang sesuai yang telah dibuat pada perancangan tampilan.
Pada VB.net 2008, jika me-retrieve data, data yang ditampilkan tidak
berasal langsung dari sumbernya (database), tetapi disimpan terlebih dahulu ke
dalam dataset (control yang berisi data dari database) melalui data adapter
(penghubung antara database dengan dataset) dan baru ditampilkan dengan data
view (control yang menampilkan isi dari dataset). Hal ini mempercepat
pemrosesan query aplikasi pada database, sehingga, jika suatu saat aplikasi ini
mengirim query pada database, hal yang dilakukan pertama kali adalah mencari
pada dataset. Jika data yang diinginkan terdapat pada dataset, maka akan langsung
ditampilkan, jika tidak maka program akan membuka koneksi lagi ke database,
mengirimkan ke dataset melalui data adapter, dan menampilkannya pada aplikasi.
Seluruh hal ini dilakukan secara otomatis oleh VB.net 2008.
Query yang dikirimkan merupakan kumpulan syntax SQL (Structured
Query Language). Dalam pemrograman VB 2008, syntax SQL direpresentasikan
sebagai string (tipe data yang merupakan kumpulan dari karakter). String tersebut
dikirim oleh aplikasi ke database dan diproses oleh database. Jadi aplikasi ini
menggunakan dua bahasa pemrograman berbeda yang digabung menjadi satu
pada VB 2008.
Pada rancangan aplikasi sebelumnya, disebutkan bahwa aplikasi ini dapat
menampilkan grafik data keuangan. Sebenarnya control grafik telah disediakan
oleh framework .net 3.5 SP 1 ini. Namun control grafik yang telah tersedia masih
kurang memadai, sehingga aplikasi ini menggunakan control tambahan yaitu MS.
Chart yang kemudian diintegrasikan dengan framework .net 3.5 SP 1. Jadi untuk
menjalankan aplikasi ini, selain komputer yang akan digunakan nanti harus
terinstall Framework .Net 3.5 SP1, komputer itu juga harus terinstall MS. Chart,
sehingga program dapat berjalan dengan baik.
Menampilkan grafik sesuai dengan criteria yang dipilih dengan cara hampir
serupa dengan menampilkan data dari database berupa tabel atau informasi
121
lainnya yang telah dibahas sebelumnya. Jadi, hal yang harus dilakukan adalah
membuka koneksi ke database, lalu me-retrieve data dengan cara mengirimkan
query, dan binding data ke dalam grafik (Chart).
Konfigurasi grafik dilakukan pada saat pengkodean di form yang
bersangkutan. Konfigurasi ini menyangkut dua hal, yaitu tampilan grafik dan
binding data grafik. Tampilan grafik meliputi pemilihan jenis grafik, warna,
ukuran huruf dan sebagainya. Sedangkan binding data grafik merupakan
pengaturan data apa saja yang akan ditampilkan pada grafik.
Setelah semua terkonfigurasi dengan baik, mulai dari koneksi ke database,
User Interface (tampilan), binding data dan retrieve data, maka aplikasi ini siap
untuk dijalankan. Proses pembuatan Visual Basic.Net dapat dilihat pada Gambar 4
di bawah ini.
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Visual Basic.Net
4.7.2 Tampilan (User Interface) Visual Basic.Net
Cara membuka dan menjalankan program Microsoft Visual Basic.Net
adalah sebagai berikut:
1. Klik tombol My Computer pada desktop, pilih Lokal Disk E, kemudian
pilih folder VB.Net LQ45, lalu klik aplikasi Dase(Realease Candidate),
sehingga akan tampil Menu Utama Analisis Keuangan ROI.
122
2. Klik List LQ45, pilih periode awal yang diinginkan dan periode akhir
yang diinginkan maka akan muncul beberapa pilihan periode dari Agustus
2005 - Januari 2009, klik show sehingga tampil list LQ45 periode yang
diinginkan.
3. Setelah tampil Indeks LQ45, dapat dilihat detail data keuangan setiap
perusahaan dengan mengklik data keuangan dan memilih perusahaan yang
ingin dilihat data keuangannya (contoh: AALI) lalu klik submit, maka
akan tampil data keuangan perusahaan AALI dari mulai aktiva sampai
dengan NOPAT dan akan muncul grafik aktiva AALI serta grafik aktiva
10 perusahaan.
123
4. Apabila ingin melihat grafik aktiva lebih jelas maka grafik tersebut dapat
diperbesar dengan mengklik grafik tersebut. Begitu juga grafik aktiva 10
perusahaan.
5. Ekuitas, Kewajiban, Laba dan NOPAT dapat dilihat dengan cara ketiga
dan keempat. Tampilan VB.Net 10 perusahaan LQ45 dapat dilihat pada
Lampiran 7.
124
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi sebagai perusahaan yang
bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun
2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo
Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra
International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank
Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB
Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).
2. Kinerja keuangan perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir
berdasarkan laporan keuangan tahunan dapat dilihat sebagai berikut:
a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi,
sedangkan posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)
berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per
tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -
3200%.
b. Berdasarkan rataan NOPAT, perusahaan yang berada pada posisi
tertinggi yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII), sedangkan PT
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) posisi terendah dengan kondisi
pertumbuhan per tahun sebesar 26%, -32%, 76%, 35% dan -100%, -
133%, 4%, -8610%.
c. Posisi tertinggi dan terendah berdasarkan rataan kewajiban (hutang)
adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) dengan kondisi pertumbuhan kewajiban (hutang) per tahun
sebesar 8%, 0,42%, 20%, 13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.
d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan
rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun
sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.
125
e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada
posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi
pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%,
53%, 22%.
3. Kinerja perusahaan setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total
Asset (ROA)/return on investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir,
perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301
adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi
terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai
(13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari
tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi
pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.
4. Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor
dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada
perusahaan Indeks LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini
akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan
keuangan untuk melihat kinerja dari setiap perusahaan, maka dapat
membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.
5.2. Saran
1. Sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari
perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam
laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk
memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun
para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi).
2. Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan
jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
3. Bagi pengguna laporan keuangan: Return on Total Asset/Return on
Investment sebagai salah rasio profitabilitas dalam laporan keuangan,
sebaiknya mendapat perhatian lebih dari sebelumnya, karena ternyata
memiliki pengaruh terhadap return.
126
DAFTAR PUSTAKA
Anis Qomarodin Hamid. 2008. Pemrograman Aplikasi Akuntansi Menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Visual Basic for Application (VBA). PT Elex Media Computindo, Jakarta.
Arifin, J. dan Wicaksono. 2006. Komputer Akuntansi dengan Microshoft Excel.PT Elex Computindo, Jakarta.
Brigham, Eugene F and Joel F. Houston. 2004. Fundamentals of Financial Management. 10th. South-Western, Ohio.
Bodi, Zvi and Alex Kane, Alan J. Marcus. 2005. Investments. The McGraw-Hill, Singapore.
Efisitek.Com dan R. Fikriansyah. 2008. Dasar Pemrograman VB.Net 2008. Restu Agung, Jakarta.
Firdaus. 2006. 7 Jam Belajar Visual Basic.Net untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang.
Goetzmann, William N, dan Stanley J. Gartska, 1999, The Development of Corporate Performance Measures: Benchmark Before EVA. SSRN.
Habib, Arief. 2008. Kiat Jitu Peramalan Saham; Analisis dan Teknik. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Jakarta Stock Exchange. 2005. Indonesian Capital Market Directory 2005. PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta.
Kieso, Weygandt. et.al. 2004. Intermediate Accounting. John Wiley and Sons Company, USA.
Keown, A. J. 2004. Manajemen Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi 9. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Madcoms. 2006. Panduan Pemrograman dan Referensi Kamus; Visual Basic 6.0. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Martono, Cyrillius. (2002)Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas Modal Tertimbang, serta Pangsa Pasar Terhadap ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, Nopember 2002: 126 – 140. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
127
Pradhono. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earningsdan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6, No. 2, November: 140-165..
Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Siegel, Joel G. dan Jae K.Shim. 1999. Kamus Istilah Akuntansi. PT Gramedia, Jakarta.
Suad Husnan. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 3, YKPN.
Tunggal, A. W. 2001. Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan Kasus. Harvindo, Jakarta.
Van Horne, James and Wachowicz. 2002. Fundamentals of Financial Management. Prentice Hall, Singapore.
Warren, S, Carl. 2006. Accounting: Pengantar Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar. Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta.
Wild, John J. Subramanyam,K R. et.al. 2005. Financial Statement AnalysisAnalisis Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Widyaningdyah, A. Utari. (2001). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 89 – 101Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Kristen Petra
Young S. David, and Stephen O’Byrne. Alih bahasa Lusy Widjadja. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai: Panduan Praktis untuk Implementasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.idwww.google.co.id
129
Lampiran 1. Daftar Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Periode Febuari 2005-Januari 2009
Feb05-Juli05 Ags05-Jan06 Feb06-Juli06 Ags06-Jan07 Feb07-Juli07 Ags07-Jan08 Feb08-Juli08 Ags08-Jan09
1 AALI AALI AALI AALI AALI AALI AALI AALI
2 ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI AKRA
3 ANTM ADMG ADMG ADMG ANTM ANTM ANTM ANTM
4 ASII ANTM ANTM ANTM APEX ASII ASII ASII
5 BBCA ASII ASII APOL APOL BBCA BBCA BBCA
6 BBRI BBCA BBCA ASII ASII BBKP BBNI BBNI
7 BDMN BBRI BBRI BBCA BBCA BBRI BBRI BBRI
8 BFIN BDMN BDMN BBRI BBRI BDMN BDMN BDMN
9 BMRI BLTA BLTA BDMN BDMN BHIT BHIT BISI
10 BNBR BMRI BMRI BLTA BLTA BLTA BKSL BMRI
11 BNGA BNBR BNBR BMRI BMRI BMRI BLTA BLTA
12 BNII BNGA BNGA BNBR BNBR BMTR BMRI BNBR
13 BRPT BNII BNII BNGA BNGA BNBR BMTR BNGA
14 BUMI BNLI BNLI BNII BNII BNGA BNBR BNII
15 CTRS BRPT BUMI BRPT BTEL BNII BNGA BTEL
16 ELTY BUMI CMNP BTEL BUMI BRPT BNII BUMI
17 ENRG CMNP CTRS BUMI CMNP BTEL BRPT CPIN
18 EPMT ENRG ENRG CMNP CTRA BUMI BTEL CPRO
19 GGRM GGRM GGRM CTRS CTRS CMNP BUMI CTRA
20 GJTL GJTL GJTL ENRG ENRG CPRO CPIN DEWA
21 HMSP INCO INCO GGRM EPMT CTRA CPRO ELTY
22 INCO INDF INDF GJTL GGRM CTRS CTRA ENRG
23 INDF INKP INKP INCO GJTL ELTY ELTY INCO
24 INKP INTP INTP INDF INCO ENRG ENRG INDF
25 INTP ISAT ISAT INKP INDF INCO FREN INKP
26 ISAT JIHD JIHD INTP INKP INDF INCO ISAT
27 JIHD KIJA KIJA ISAT INTP INKP INDF ITMG
28 KIJA KLBF KLBF KIJA ISAT ISAT INKP KIJA
29 KLBF LPBN LPBN KLBF KIJA KIJA ISAT LPKR
30 LSIP LSIP LSIP LPKR KLBF KLBF KIJA LSIP
31 MEDC MEDC MEDC LSIP LPKR LSIP KLBF MEDC
32 PGAS PGAS MLPL MEDC LSIP MEDC MEDC MIRA
33 PLAS PLAS PGAS MPPA MEDC PGAS PGAS MNCN
34 PNBN PNBN PLAS PGAS PGAS PNBN PNLF PGAS
35 PTBA PNLF PNBN PNBN PNBN PNLF PTBA PNBN
36 RALS PTBA PNLF PNLF PNLF PTBA SMCB PTBA
37 RMBA RALS PTBA PTBA PTBA SMCB SULI SGRO
38 SMCB SMCB SMCB RALS SMCB SULI TBLA SMCB
39 TINS SMRA SMRA SMCB SULI TINS TINS SMGR
40 TKIM TINS TINS SMRA TLKM TLKM TLKM TBLA
41 TLKM TKIM TKIM TKIM TOTL TOTL TOTL TINS
42 TRIM TLKM TLKM TLKM TSPC TRUB TRUB TLKM
43 UNSP UNSP UNSP UNSP UNSP TSPC UNSP TRUB
44 UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNSP UNTR UNSP
45 UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR UNTR UNVR UNTR
130
130
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Aktiva dari 10 Perusahaan LQ45Tahun
PT Astra Agro Lestari Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAAktiva LancarKas dan setara kas 970.156.000.000 312.807.000.000 195.440.000.000 1.012.772.000.000 867.676.000.000 Investasi jangka pendek 9.333.000.000 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih) 62.197.000.000 94.724.000.000 21.014.000.000 111.664.000.000 16.346.000.000 Piutang lain-lain 7.111.000.000 4.820.000.000 2.535.000.000 3.494.000.000 8.359.000.000 Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) 146.655.000.000 189.813.000.000 191.861.000.000 413.813.000.000 781.363.000.000 Uang muka 35.537.000.000 50.831.000.000 32.679.000.000 93.465.000.000 264.483.000.000 Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka 21.362.000.000 23.498.000.000 48.666.000.000 12.646.000.000 37.429.000.000 Piutang derivatif 301.000.000 723.000.000
Jumlah aktiva lancar 1.243.319.000.000 686.549.000.000 492.195.000.000 1.647.854.000.000 1.975.656.000.000
Aktiva tidak lancarKas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 211.000.000 Piutang pihak hubungan istimewa 31.000.000 202.000.000 485.000.000 9.514.000.000 Aktiva pajak tangguhan, bersih 59.722.000.000 61.080.000.000 66.665.000.000 65.792.000.000 61.501.000.000 Tanaman perkebunanTanaman menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 839.494.000.000 791.385.000.000 733.368.000.000 675.236.000.000 600.653.000.000 Tanaman belum menghasilkan 21.385.000.000 101.594.000.000 295.045.000.000 667.296.000.000 1.336.623.000.000 Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 1.063.592.000.000 1.294.715.000.000 1.544.653.000.000 1.755.574.000.000 2.001.772.000.000 Goodwill, bersih 49.721.000.000 48.709.000.000 45.092.000.000 66.947.000.000 73.953.000.000 Perkebunan plasma, bersih 29.821.000.000 54.601.000.000 96.693.000.000 131.368.000.000 184.597.000.000 Tagihan restitusi pajak 43.424.000.000 115.336.000.000 170.738.000.000 258.703.000.000 199.658.000.000 Aktiva lain-lain 32.101.000.000 37.544.000.000 52.031.000.000 74.702.000.000 85.378.000.000
Jumlah aktiva tidak lancar 2.139.502.000.000 2.505.166.000.000 3.004.770.000.000 3.705.132.000.000 4.544.135.000.000
JUMLAH AKTIVA 3.382.821.000.000 3.191.715.000.000 3.496.965.000.000 5.352.986.000.000 6.519.791.000.000
131
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Aneka Tambang Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAAktiva LancarKas dan setara kas 1.998.551.871.000 639.576.263.000 1.138.182.108.000 4.743.875.109.000 3.284.218.532.000 Kas yang dibatasi penggunannya 46.450.000.000 100.916.796.000 55.905.683.000 158.549.964.000 Investasi jangka panjangPiutang usaha - pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang) 281.993.825.000 467.998.026.000 900.832.982.000 1.680.059.742.000 594.950.328.000 Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) 11.718.170.000 48.541.572.000 78.208.155.000 81.019.366.000 131.186.741.000 Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) 396.065.076.000 527.289.673.000 947.389.575.000 1.319.084.300.000 1.391.471.720.000 Pajak dibayar dimuka 182.843.772.000 263.579.706.000 125.056.053.000 79.547.752.000 129.460.830.000 Biaya dibayar dimuka 68.186.524.000 31.058.156.000 36.222.732.000 38.139.426.000 53.425.709.000 Aktiva lancar lainnya 6.670.539.000 8.551.610.000 35.805.510.000 106.374.055.000 76.268.120.000
Jumlah aktiva lancar 2.992.479.777.000 2.087.511.802.000 3.317.602.798.000 8.048.099.750.000 5.819.531.944.000
Aktiva tidak lancarInvestasi pada perusahaan Kontrak Karya 30.929.169.000 30.929.169.000 36.687.722.000 Investasi dalam saham - bersih 55.798.418.000 92.608.473.000 Pinjaman ke perusahaan Kontrak Karya 32.930.500.000 Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 2.692.859.049.000 3.825.458.802.000 3.346.302.819.000 3.022.621.934.000 2.890.477.780.000 Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi) 196.007.542.000 267.828.256.000 375.807.790.000 487.012.456.000 622.828.357.000 Biaya tangguhan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi) 9.116.065.000 25.124.724.000 39.769.094.000 27.710.668.000 29.903.644.000 Ekstimasi tagih pajak 269.945.984.000 Goodwill, bersih 21.353.060.000 85.360.253.000 Aktiva pajak tangguhan - bersih 95.488.827.000 123.118.091.000 164.875.722.000 314.768.870.000 380.271.230.000 Biaya pengelolaan lingkungan hidup dan reklamasi tangguhan 4.617.054.000 3.663.302.000 3.164.788.000 2.848.368.000 2.440.902.000 Aktiva tidak lancar lainnya 21.070.378.000 6.149.482.000 6.694.782.000 63.477.416.000 51.672.213.000
Jumlah aktiva tidak lancar 3.050.088.084.000 4.315.202.326.000 3.973.302.717.000 3.995.591.190.000 4.425.508.836.000
JUMLAH AKTIVA 6.042.567.861.000 6.402.714.128.000 7.290.905.515.000 12.043.690.940.000 10.245.040.780.000
132
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Astra Internasional Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAAktiva LancarKas dan setara kas 5.326.131.000.000 3.938.633.000.000 4.729.943.000.000 6.265.000.000.000 8.785.000.000.000 Investasi jangka pendek 640.882.000.000 469.183.000.000 418.464.000.000 201.000.000.000 67.000.000.000 Piutang usaha(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 160.123.000.000 206.746.000.000 229.138.000.000 307.000.000.000 338.000.000.000 Pihak ketiga 3.106.857.000.000 4.500.900.000.000 3.835.197.000.000 5.411.000.000.000 5.829.000.000.000 Piutang lain-lain(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) 153.706.000.000 672.104.000.000 493.909.000.000 300.000.000.000 307.000.000.000 Piutang pembiayaan(setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) 8.685.000.000.000 9.499.000.000.000 Persediaan 3.334.329.000.000 5.120.829.000.000 4.000.697.000.000 4.582.000.000.000 8.666.000.000.000 Pajak dibayar di muka 514.723.000.000 742.484.000.000 1.430.909.000.000 1.367.000.000.000 1.107.000.000.000 Pembayaran di muka 339.781.000.000 507.762.000.000 593.237.000.000 1.042.000.000.000 933.000.000.000
Jumlah aktiva lancar 13.576.532.000.000 16.158.641.000.000 15.731.494.000.000 28.160.000.000.000 35.531.000.000.000
Aktiva tidak lancerKas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaanya 149.345.000.000 102.605.000.000 90.303.000.000 57.000.000.000 92.000.000.000 Dana pelunasan obligasiPiutang pembiayaan (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) 8.718.978.000.000 24.010.367.000.000 17.565.047.000.000 7.667.000.000.000 8.601.000.000.000 Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 238.942.000.000 301.917.000.000 356.777.000.000 393.000.000.000 342.000.000.000 Pihak ketiga 384.171.000.000 327.602.000.000 263.594.000.000 98.000.000.000 748.000.000.000 Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities 5.525.327.000.000 6.519.436.000.000 8.504.290.000.000 9.771.000.000.000 10.636.000.000.000 Investasi jangka panjang lain-lain(setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai) 136.363.000.000 217.894.000.000 318.271.000.000 1.059.000.000.000 1.675.000.000.000 Aktiva pajak tangguhan 623.576.000.000 769.593.000.000 796.335.000.000 861.000.000.000 804.000.000.000 Properti investasi 62.000.000.000 190.000.000.000 Tanaman perkebunan (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 1.342.000.000.000 1.937.000.000.000 Aktiva tetap(setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 8.548.140.000.000 11.495.558.000.000 13.030.347.000.000 13.005.000.000.000 18.742.000.000.000 Goodwill 706.049.000.000 758.648.000.000 710.937.000.000 675.000.000.000 830.000.000.000 Aktiva lain-lain 537.630.000.000 504.405.000.000 561.895.000.000 370.000.000.000 612.000.000.000
Jumlah aktiva tidak lancar 25.568.521.000.000 45.008.025.000.000 42.197.796.000.000 35.360.000.000.000 45.209.000.000.000
JUMLAH AKTIVA 39.145.053.000.000 61.166.666.000.000 57.929.290.000.000 63.520.000.000.000 80.740.000.000.000
133
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bank Central Asia Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAKas 2.977.044.000.000 3.725.998.000.000 5.484.694.000.000 7.675.723.000.000 10.798.921.000.000 Giro pada Bank Indonesia 10.234.721.000.000 15.029.383.000.000 18.401.657.000.000 20.871.955.000.000 9.668.608.000.000 Giro pada bank-bank lain, pihak ketiga 226.606.000.000 235.655.000.000 454.894.000.000 303.429.000.000 7.909.406.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (2.504.000.000) (2.425.000.000) (4.841.000.000)Penempatan pada bank-bank lain, pihak ketiga 3.085.963.000.000 14.866.086.000.000 7.135.120.000.000 6.391.403.000.000 4.936.408.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (24.938.000.000) (73.227.000.000) (62.561.000.000)Surat-surat berharga 40.334.499.000.000 6.096.341.000.000 28.360.293.000.000 45.847.933.000.000 50.044.630.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (69.633.000.000) (94.282.000.000) (89.124.000.000)Obligasi rekapitulasi pemerintah 46.658.916.000.000 49.828.703.000.000 49.139.082.000.000 46.777.950.000.000 39.810.702.000.000 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 381.048.000.000 748.505.000.000 Tagihan derivative 17.413.000.000 84.123.000.000 42.462.000.000 21.821.000.000 67.494.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (174.000.000) (841.000.000) (425.000.000)Kredit yang diberikan( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 493.082.000.000 494.303.000.000 173.968.000.000 692.268.000.000 824.211.000.000 ( * ) Pihak ketiga 39.866.683.000.000 53.636.776.000.000 61.248.340.000.000 81.696.365.000.000 111.960.125.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1.079.396.000.000) (1.349.259.000.000) (1.734.043.000.000) (1.686.152.000.000) (2.757.475.000.000)Investasi dalam sewa guna usaha, pihak ketiga 77.969.000.000 57.412.000.000 39.696.000.000 27.737.000.000 11.532.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1.795.000.000) (1.990.000.000) (1.543.000.000)Piutang pembiayaan konsumen, pihak ketiga 534.026.000.000 725.364.000.000 1.024.692.000.000 1.347.461.000.000 1.409.286.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (21.710.000.000) (27.337.000.000) (33.327.000.000)Tagihan akseptasi 961.911.000.000 1.670.698.000.000 1.763.187.000.000 2.315.703.000.000 4.186.718.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (31.210.000.000) (17.486.000.000) (22.318.000.000)Penyertaan 5.791.000.000 5.791.000.000 5.791.000.000 1.493.000.000 24.603.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (5.731.000.000) (4.866.000.000) (5.373.000.000)Aktiva tetap, harga perolehan/revaluasi 3.377.339.000.000 3.690.821.000.000 4.159.674.000.000 2.264.841.000.000 2.644.785.000.000 ( * ) Akumulasi penyusutan (1.442.188.000.000) (1.656.305.000.000) (1.919.859.000.000)Aktiva pajak tangguhan, bersih 299.238.000.000 262.110.000.000 354.565.000.000 376.154.000.000 770.686.000.000 Aktiva lain-lain 2.365.872.000.000 3.078.924.000.000 3.259.216.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 32.541.000.000 317.865.000.000 ( * ) Pihak ketiga 2.268.174.000.000 2.616.485.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (50.000.000.000) (50.014.000.000) (50.325.000.000)
JUMLAH AKTIVA 149.168.842.000.000 150.180.752.000.000 176.798.726.000.000 218.005.008.000.000 245.569.856.000.000
134
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAKas 2.280.808.000.000 2.763.958.000.000 3.458.907.000.000 5.041.396.000.000 6.750.145.000.000 Giro pada Bank Indonesia 7.783.149.000.000 8.707.695.000.000 14.021.368.000.000 31.047.872.000.000 9.945.696.000.000 Giro pada bank-bank lain 922.852.000.000 3.420.288.000.000 ( * ) Pihak ketiga 359.394.000.000 652.945.000.000 181.935.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (3.594.000.000) (6.529.000.000) (1.819.000.000) (9.234.000.000) (34.208.000.000)Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - setelah dikurangi bunga yang belum( * ) Pihak ketiga 5.210.216.000.000 9.353.732.000.000 13.490.867.000.000 14.455.860.000.000 22.643.327.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 256.000.000.000 166.000.000.000 225.000.000.000 265.000.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (14.901.000.000) (29.612.000.000) (41.081.000.000) (51.417.000.000) (672.766.000.000)Efek-efek - termasuk premium yang belum diamortisasi dan dikurangi bunga dan diskonto 5.515.246.000.000 7.214.313.000.000 15.391.806.000.000 17.358.248.000.000 23.855.465.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (17.783.000.000) (10.585.000.000) (9.074.000.000) (40.349.000.000) (89.294.000.000)Tagihan wesel Ekspor 205.405.000.000 456.057.000.000 468.921.000.000 596.293.000.000 561.709.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (3.375.000.000) (4.727.000.000) (9.647.000.000) (5.968.000.000) (5.617.000.000)Obligasi rekapitalisasi pemerintah 23.950.160.000.000 17.721.871.000.000 18.445.348.000.000 18.222.590.000.000 16.352.318.000.000 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 201.925.000.000 2.573.610.000.000 Tagihan derivative 6.371.000.000 10.647.000.000 24.724.000.000 13.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (64.000.000) (106.000.000) (247.000.000)Kredit yang diberikan( * ) Pihak ketiga 61.782.694.000.000 74.532.415.000.000 88.874.032.000.000 112.407.295.000.000 159.657.070.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 260.841.000.000 364.590.000.000 355.507.000.000 431.511.000.000 451.613.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (5.118.895.000.000) (5.393.146.000.000) (6.687.654.000.000) (6.915.043.000.000) (7.891.140.000.000)Piutang dan pembiayaan syariah 324.160.000.000 636.229.000.000 1.053.213.000.000 1.134.147.000.000 999.409.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (5.854.000.000) (17.103.000.000) (30.394.000.000) (43.132.000.000) (114.322.000.000)Tagihan akseptasi 293.335.000.000 470.208.000.000 327.666.000.000 661.381.000.000 483.862.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (6.971.000.000) (14.827.000.000) (4.762.000.000) (7.018.000.000) (4.839.000.000)Penyertaan saham 59.721.000.000 65.859.000.000 69.941.000.000 77.979.000.000 91.235.000.000 ( * ) Penyisihan kerugian (548.000.000) (1.188.000.000) (1.230.000.000) (1.311.000.000) (1.443.000.000)Aset tetap( * ) Nilai tercatat 3.472.530.000.000 4.097.619.000.000 4.330.003.000.000 4.486.075.000.000 4.655.049.000.000 ( * ) Akumulasi penyusutan (1.834.597.000.000) (2.168.349.000.000) (2.508.025.000.000) (2.841.903.000.000) (3.304.566.000.000)Aktiva pajak tangguhan, bersih 913.838.000.000 943.845.000.000 865.005.000.000 1.269.743.000.000 2.000.076.000.000 Aktiva lain-lain, bersih 1.635.193.000.000 2.178.002.000.000 2.306.227.000.000 2.713.984.000.000 6.062.816.000.000
JUMLAH AKTIVA 107.040.172.000.000 122.775.579.000.000 154.725.526.000.000 203.734.938.000.000 246.076.896.000.000
135
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bank Danamon Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAKas 753.256.000.000 640.044.000.000 832.583.000.000 1.237.518.000.000 4.161.520.000.000 Giro pada Bank Indonesia 2.662.100.000.000 3.563.314.000.000 3.949.723.000.000 3.976.039.000.000 2.820.413.000.000 Giro pada bank lain setelah dikurangi penyisihan kerugian( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 6.440.000.000 31.227.000.000 123.047.000.000 80.765.000.000 436.165.000.000 ( * ) Pihak ketiga 639.113.000.000 1.125.895.000.000 447.000.000.000 516.635.000.000 3.170.104.000.000 Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia setelah dikurangi penyisihan kerugian( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 183.289.000.000 499.950.000.000 1.155.661.000.000 675.888.000.000 928.125.000.000 ( * ) Pihak ketiga 837.516.000.000 4.903.774.000.000 3.830.589.000.000 4.283.597.000.000 2.560.661.000.000 Efek-efek setelah dikurangi penyisihan kerugian 4.110.753.000.000 4.137.089.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 269.403.000.000 ( * ) Pihak ketiga 3.228.543.000.000 2.206.161.000.000 6.012.055.000.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali setelah dikurangi penyisihan kerugian 20.245.000.000 40.124.000.000 Tagihan derivatif setelah dikurangi penyisihan kerugian( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3.263.000.000 34.414.000.000 176.000.000 397.000.000 131.000.000 ( * ) Pihak ketiga 19.723.000.000 100.308.000.000 109.871.000.000 331.714.000.000 1.751.285.000.000 Pinjaman yang diberikan setelah dikurangi penyisihan kerugian( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 8.283.000.000 130.217.000.000 59.200.000.000 7.672.000.000 12.594.000.000 ( * ) Pihak ketiga 27.724.292.000.000 34.843.645.000.000 39.687.444.000.000 49.850.621.000.000 63.397.880.000.000 Piutang pembiayaan konsumen setelah dikurangi penyisihan kerugian( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 14.099.000.000 19.339.000.000 5.259.000.000 ( * ) Pihak ketiga 854.852.000.000 740.446.000.000 1.768.303.000.000 1.929.888.000.000 1.871.453.000.000 Piutang premi setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 569 pada tahun 2006 26.913.000.000 32.354.000.000 22.283.000.000 Tagihan akseptasi setelah dikurangi penyisihan kerugian 517.049.000.000 516.572.000.000 613.057.000.000 677.674.000.000 856.599.000.000 Obligasi pemerintah 17.324.189.000.000 14.102.005.000.000 18.702.292.000.000 15.807.971.000.000 13.083.338.000.000 Penyertaan setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai investasi 76.623.000.000 11.958.000.000 12.052.000.000 12.053.000.000 12.053.000.000 Goodwill setelah dikurangi akumulasi amortisasi 608.815.000.000 521.841.000.000 417.419.000.000 333.935.000.000 250.451.000.000Aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan 1.297.171.000.000 1.480.028.000.000 1.574.536.000.000 1.538.878.000.000 1.905.024.000.000 Aktiva pajak tangguhan 178.626.000.000 153.734.000.000 40.253.000.000 280.297.000.000 850.038.000.000Beban dibayar dimuka dan aktiva lain-lain setelah dikurangi penyisihan kerugian 1.877.417.000.000 1.928.518.000.000 2.696.414.000.000 3.665.715.000.000 5.035.898.000.000
JUMLAH AKTIVA 58.820.805.000.000 67.803.454.000.000 82.072.687.000.000 89.409.827.000.000 107.268.363.000.000
136
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bank Mandiri Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAKas 2.439.465.000.000 2.522.764.000.000 3.965.717.000.000 5.909.369.000.000 8.388.974.000.000 Giro pada Bank Indonesia 15.986.630.000.000 20.304.705.000.000 21.579.158.000.000 28.161.059.000.000 13.354.289.000.000 Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 650.631.000.000 697.603.000.000 537.234.000.000 1.387.595.000.000 7.406.529.000.000 Penempatan pada Bank Inadonesia dan bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 14.180.058.000.000 23.617.054.000.000 9.435.541.000.000 16.833.324.000.000 29.404.818.000.000 Surat-surat berharga( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 399.084.000.000 600.200.000.000 873.264.000.000 28.241.000.000 ( * ) Pihak ketiga 13.956.550.000.000 11.238.532.000.000 18.627.219.000.000 28.331.785.000.000 24.670.360.000.000 Dikurangi: diskonto yang belum diamortisasi, laba(rugi) yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai efek dari penyisihan penghapusan (1.850.905.000.000) (1.334.463.000.000) (1.139.525.000.000) (1.043.473.000.000) (45.513.000.000)Obligasi rekapitalisasi pemerintah 93.081.021.000.000 92.055.964.000.000 90.648.024.000.000 89.466.317.000.000 88.259.039.000.000 Tagihan lainnya - transaksi perdagangan - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 1.939.179.000.000 2.724.729.000.000 1.958.039.000.000 2.028.542.000.000 3.513.133.000.000 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 703.334.000.000 317.043.000.000 833.388.000.000 3.290.853.000.000 619.092.000.000 Tagihan derivatif - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 285.256.000.000 315.243.000.000 410.727.000.000 336.651.000.000 354.024.000.000 Kredit yang diberikan( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 952.277.000.000 1.245.740.000.000 750.672.000.000 783.076.000.000 641.263.000.000 ( * ) Pihak ketiga 93.450.288.000.000 105.607.206.000.000 117.006.650.000.000 137.770.474.000.000 173.858.171.000.000 ( * ) Pendapatan yang ditangguhkan (164.964.000.000) (159.858.000.000) (86.380.000.000) (23.472.000.000) (1.334.000.000)( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif (8.470.700.000.000) (11.823.614.000.000) (14.388.695.000.000) (13.041.696.000.000) (11.860.312.000.000)Tagihan akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 5.094.102.000.000 3.890.010.000.000 3.453.170.000.000 4.953.481.000.000 3.596.359.000.000 Penyertaan saham - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 8.849.000.000 68.066.000.000 84.870.000.000 124.905.000.000 158.173.000.000 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi dan amortisasi 5.483.628.000.000 5.305.413.000.000 4.709.243.000.000 4.531.577.000.000 4.603.560.000.000 Aktiva pajak tangguhan, bersih 2.252.144.000.000 2.231.402.000.000 3.295.451.000.000 4.096.447.000.000 6.123.919.000.000 Aktiva lain-lain – setelah dikurangi penyisihan penghapusan 7.779.900.000.000 3.959.609.000.000 4.963.425.000.000 5.160.533.000.000 5.394.134.000.000
JUMLAH AKTIVA 248.155.827.000.000 263.383.348.000.000 267.517.192.000.000 319.085.588.000.000 358.438.678.000.000
137
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bakrie & Brothers Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAAktiva LancarKas dan setara kas 112.683.016.000 408.623.827.000 537.671.846.000 883.975.330.000 1.049.516.854.000 Investasi jangka pendek 10.209.711.000 60.408.914.000 258.568.536.000 627.211.441.000 1.140.545.414.000 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 10.196.017.000 3.946.087.000 12.849.152.000 16.900.594.000 1.064.645.066.000 ( * ) Pihak ketiga 200.392.874.000 486.971.108.000 533.592.200.000 793.648.742.000 46.078.764.000 Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu)( * ) Pihak ketiga 2.749.243.000 140.277.670.000 162.448.200.000 684.718.852.000 88.988.144.000 Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang) 138.304.149.000 392.545.048.000 443.909.900.000 435.835.936.000 600.956.160.000 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 87.871.960.000 107.231.993.000 295.401.642.000 532.420.166.000 922.831.898.000 Pajak dibayar di muka 14.423.943.000 55.558.787.000 120.493.041.000 220.414.981.000 307.000.220.000
Jumlah aktiva lancar 576.830.913.000 1.655.563.434.000 2.364.934.517.000 4.195.126.042.000 5.220.562.520.000
Aktiva tidak lancerAktiva pajak tangguhan - bersih 97.861.423.000 162.466.096.000 166.104.524.000 187.285.058.000 313.527.317.000 Piutang pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) 759.543.611.000 778.379.864.000 718.458.921.000 692.541.742.000 284.134.096.000 Investasi pada perusahaan asosiasi 323.917.102.000 482.924.357.000 465.388.173.000 229.845.412.000 6.824.981.414.000 Investasi jangka panjang lain (setelah dikurangi penyisihan untuk penyertaan saham yang tidak dapat dipulihkan) 500.060.656.000 14.538.892.000 13.549.294.000 538.220.955.000 25.309.054.000 Piutang jangka panjang (setelah dikurangi penyisihan piutang) 25.704.856.000 74.682.607.000 452.368.059.000 61.054.766.000 1.713.804.599.000 Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi) 2.282.102.753.000 3.119.562.758.000 3.691.080.490.000 6.566.794.592.000 8.705.939.825.000 Biaya pengembangan proyek 546.758.241.000 300.602.759.000 368.056.208.000 389.390.112.000 752.822.659.000 Biaya ditangguhkan - bersih 60.454.897.000 42.660.355.000 25.529.331.000 25.903.915.000 13.671.568.000 Goodwill – bersih 18.854.679.000 89.908.008.000 84.978.487.000 539.174.450.000 512.585.252.000 Aktiva derivative 249.221.762.000 523.739.072.000 Aktiva tidak lancar lainnya 27.168.679.000 291.592.652.000 316.312.036.000 462.697.137.000 526.887.577.000
Jumlah aktiva tidak lancar 4.642.426.897.000 5.357.318.348.000 6.301.825.523.000 9.942.129.901.000 20.197.402.433.000
JUMLAH AKTIVA 5.219.257.810.000 7.012.881.782.000 8.666.760.040.000 14.137.255.943.000 25.417.964.953.000
138
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bank Niaga Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAKas 370.961.000.000 463.751.000.000 681.685.000.000 1.727.661.000.000 2.766.684.000.000 Giro pada Bank Indonesia 1.546.208.000.000 2.492.585.000.000 2.893.745.000.000 5.873.283.000.000 2.996.213.000.000 Giro pada bank lain (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 352.425.000.000 268.960.000.000 198.978.000.000 288.305.000.000 3.061.609.000.000 Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 1.933.932.000.000 2.449.628.000.000 2.017.223.000.000 4.987.087.000.000 3.747.245.000.000 Efek-efek (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 4.249.753.000.000 4.932.800.000.000 6.108.879.000.000 9.727.407.000.000 3.055.282.000.000 Obligasi pemerintah \ 7.040.114.000.000 8.263.340.000.000 Tagihan derivatif (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 5.241.000.000 10.809.000.000 4.239.000.000 95.641.000.000 994.935.000.000 Kredit yang diberikan (setelah dikurangi penyisihan kerugian)( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 16.519.000.000 60.476.000.000 45.892.000.000 30.786.000.000 15.583.000.000 ( * ) Pihak ketiga 20.371.508.000.000 28.610.943.000.000 32.411.260.000.000 58.464.683.000.000 72.204.261.000.000 Tagihan akseptasi (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 389.117.000.000 686.523.000.000 616.098.000.000 274.825.000.000 449.039.000.000 Piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 206.043.000.000 158.463.000.000 Piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 198.515.000.000 119.786.000.000 Tagihan anak piutang (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 916.166.000.000 806.584.000.000 Penyertaan (setelah dikurangi penyisihan kerugian)( * ) Penyertaan sementara 89.151.000.000 75.614.000.000 ( * ) Penyertaan jangka panjang 28.436.000.000 14.589.000.000 25.311.000.000 43.607.000.000 66.563.000.000 Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) 389.310.000.000 440.499.000.000 462.239.000.000 1.239.177.000.000 1.183.110.000.000 Aktiva pajak tangguhan, bersih 77.246.000.000 38.953.000.000 62.493.000.000 302.865.000.000 613.125.000.000 Aset yang diambil alih (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 797.327.000.000 729.446.000.000 Uang muka pajak 1.295.000.000 1.176.000.000 Pendapatan yang harus diterima 634.510.000.000 872.036.000.000 Biaya dibayar dimuka 390.036.000.000 679.464.000.000 Aktiva lain-lain dan biaya dibayar dimuka (setelah dikurangi penyisihan kerugian) 978.505.000.000 1.033.731.000.000 1.016.304.000.000 557.856.000.000 413.630.000.000
JUMLAH AKTIVA 30.798.312.000.000 41.579.861.000.000 46.544.346.000.000 93.797.189.000.000 103.197.574.000.000
139
Lanjutan Lampiran 2.Tahun
Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
AKTIVAKas 662.685.000.000 698.904.000.000 822.572.000.000 1.259.515.000.000 1.767.742.000.000 Giro pada Bank Indonesia 1.797.631.000.000 3.082.775.000.000 3.208.114.000.000 3.096.303.000.000 2.712.139.000.000 Giro pada bank lain 281.155.000.000 948.098.000.000 597.375.000.000 228.834.000.000 461.464.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (2.495.000.000) (5.014.000.000) (5.350.000.000) (1.812.000.000) (5.447.000.000)Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain 4.740.746.000.000 4.901.985.000.000 3.883.027.000.000 1.696.812.000.000 2.089.611.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (43.566.000.000) (46.139.000.000) (37.659.000.000) (16.231.000.000) (11.546.000.000)Efek-efek( * ) Dimiliki hingga jatuh tempo 1.191.341.000.000 1.836.519.000.000 4.809.063.000.000 23.000.000.000 1.416.000.000.000 ( * ) Tersedia untuk dijual 357.734.000.000 1.841.807.000.000 1.694.475.000.000 6.350.349.000.000 3.315.139.000.000 ( * ) Diperdagangkan 662.911.000.000 197.550.000.000 184.181.000.000 52.999.000.000 Dikurangi/ditambah :( * ) Penurunan/kenaikan nilai wajar 31.216.000.000 (27.678.000.000)( * ) Kerugian/keuntungan yang belum direalisasi 21.335.000.000 (195.367.000.000) (722.483.000.000)( * ) Pendapatan diterima dimuka (3.898.000.000) (39.549.000.000)( * ) Saldo yang belum diamortisasi (22.722.000.000) (212.098.000.000)( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (11.711.000.000) (23.491.000.000) (20.935.000.000) (17.403.000.000) (25.750.000.000)Obligasi rekapitulasi pemerintah 9.642.888.000.000 7.484.501.000.000 5.304.434.000.000 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 46.723.000.000 ( * ) Dikurangi pendapatan bunga yang belum diamortisasi (25.000.000)Tagihan derivatif 17.953.000.000 2.980.000.000 5.891.000.000 14.422.000.000 143.135.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (180.000.000) (31.000.000) (61.000.000) (40.000.000) (690.000.000)Kredit yang diberikan( * ) Pihak terkait 19.803.000.000 764.564.000.000 40.109.000.000 178.260.000.000 30.746.000.000 ( * ) Pihak tidak terkait 13.194.000.000.000 20.026.130.000.000 21.657.723.000.000 28.314.291.000.000 35.214.479.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (414.220.000.000) (490.680.000.000) (669.866.000.000) (586.594.000.000) (896.389.000.000)Tagihan pembiayaan konsumen 2.496.004.000.000 6.174.396.000.000 6.364.657.000.000 5.038.619.000.000 ( * ) Pendapatan ditangguhkan (1.133.454.000.000) (1.624.728.000.000) (1.904.348.000.000) (1.979.933.000.000)( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (39.955.000.000) (79.985.000.000) (153.266.000.000) (84.916.000.000)Tagihan akseptasi 392.467.000.000 327.574.000.000 452.105.000.000 586.644.000.000 614.572.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (3.840.000.000) (4.119.000.000) (4.446.000.000) (11.967.000.000) (6.048.000.000)Obligasi pemerintah 11.586.489.000.000 11.485.577.000.000 Penyertaan saham 18.557.000.000 15.218.000.000 14.383.000.000 5.652.000.000 5.652.000.000 ( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (14.058.000.000) (11.727.000.000) (11.727.000.000) (2.995.000.000) (2.995.000.000)( * ) Amortisasi goodwillPendapatan bunga yang masih akan diterima 202.482.000.000 390.657.000.000 Beban dibayar dimuka 96.420.000.000 226.144.000.000
140
Goodwill 201.470.000.000 219.905.000.000 235.067.000.000 235.067.000.000 ( * ) dikurangi amortisasi (23.505.000.000) (65.643.000.000) (109.424.000.000) (156.437.000.000)Aktiva tetap 1.050.999.000.000 1.104.867.000.000 1.223.037.000.000 1.287.372.000.000 1.339.597.000.000 ( * ) Akumulasi penyusutan (144.599.000.000) (273.002.000.000) (396.889.000.000) (506.491.000.000) (575.999.000.000)Aktiva pajak tangguhan, bersih 128.013.000.000 162.162.000.000 103.622.000.000 203.993.000.000 495.060.000.000 Aktiva lain-lain, bersih 283.108.000.000 433.539.000.000 1.225.721.000.000 1.145.261.000.000 1.299.405.000.000
JUMLAH AKTIVA 36.077.143.000.000 49.026.180.000.000 53.039.911.000.000 55.015.693.000.000 56.855.129.000.000
Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun
1 AALI 3.382.821.000.000 3.191.715.000.000 3.496.965.000.000 5.352.986.000.000 6.519.791.000.000 4.388.855.600.000 -6% 10% 53% 22%
2 ANTM 6.042.567.861.000 6.402.714.128.000 7.290.905.515.000 12.043.690.940.000 10.245.040.780.000 8.404.983.844.800 6% 14% 65% -15%
3 ASII 39.145.053.000.000 61.166.666.000.000 57.929.290.000.000 63.520.000.000.000 80.740.000.000.000 60.500.201.800.000 56% -5% 10% 27%
4 BBCA 149.168.842.000.000 150.180.752.000.000 176.798.726.000.000 218.005.008.000.000 245.569.856.000.000 187.944.636.800.000 1% 18% 23% 13%
5 BBRI 107.040.172.000.000 122.775.579.000.000 154.725.526.000.000 203.734.938.000.000 246.076.896.000.000 166.870.622.200.000 15% 26% 32% 21%
6 BDMN 58.820.805.000.000 67.803.454.000.000 82.072.687.000.000 89.409.827.000.000 107.268.363.000.000 81.075.027.200.000 15% 21% 9% 20%
7 BMRI 248.155.827.000.000 263.383.348.000.000 267.517.192.000.000 319.085.588.000.000 358.438.678.000.000 291.316.126.600.000 6% 2% 19% 12%
8 BNBR 5.219.257.810.000 7.012.881.782.000 8.666.760.040.000 14.137.255.943.000 25.417.964.953.000 12.090.824.105.600 34% 24% 63% 80%
9 BNGA 30.798.312.000.000 41.579.861.000.000 46.544.346.000.000 93.797.189.000.000 103.197.574.000.000 63.183.456.400.000 35% 12% 102% 10%
10 BNII 36.077.143.000.000 49.026.180.000.000 53.039.911.000.000 55.015.693.000.000 56.855.129.000.000 50.002.811.200.000 36% 8% 4% 3%
141
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Ekuitas dari 10 Perusahaan LQ45Tahun
PT Astra Agro Lestari Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh)Modal dasar - 4.000.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor penuh 786.445.000.000 787.373.000.000 787.373.000.000 787.373.000.000 787.373.000.000 Tambahan modal disetor, bersih 81.295.000.000 83.476.000.000 83.476.000.000 83.476.000.000 83.476.000.000 Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali (3.173.000.000) (3.173.000.000) (3.173.000.000) (3.173.000.000) (3.173.000.000)Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 3.300.000.000 3.300.000.000 3.300.000.000 3.300.000.000 3.300.000.000 Saldo laba:Telah ditentukan penggunaannya 30.000.000.000 60.000.000.000 157.500.000.000 157.500.000.000 157.500.000.000 Belum ditentukan penggunaanya 1.167.468.000.000 1.691.666.000.000 1.720.091.000.000 3.032.126.000.000 4.127.769.000.000
Jumlah ekuitas 2.065.335.000.000 2.622.642.000.000 2.748.567.000.000 4.060.602.000.000 5.156.245.000.000
TahunAneka Tambang Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham - modal dasar 1 saham prioritas 7.599.999.999 saham biasa,modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham prioritas 1.907.691.949 saham biasa dengan nominal Rp 500 per saham 953.845.975.000 953.845.975.000 953.845.975.000 953.845.975.000 953.845.975.000 Tambahan modal disetor, bersih 2.526.309.000 2.526.309.000 2.526.309.000 2.526.309.000 2.526.309.000 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 255.637.000 (1.337.359.000) (999.538.000) 682.951.000 44.072.576.000 Selisih akibat transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 21.334.633.000 21.334.633.000 21.334.633.000 21.334.633.000 21.334.633.000 Rugi yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijualSaldo laba:Dicadangkan 730.460.262.000 1.240.531.831.000 1.752.117.789.000 2.652.728.627.000 5.686.654.306.000 Belum dicadangkan 769.717.893.000 812.741.515.000 1.552.777.307.000 5.118.987.734.000 1.368.139.165.000 Saham diperoleh kembali (13.435.143.000)
Jumlah ekuitas 2.478.140.709.000 3.029.642.904.000 4.281.602.475.000 8.750.106.229.000 8.063.137.821.000
142
Lanjutan Lampiran 3.Tahun
Astra Internasional Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham:Modal dasar - 6.000.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per saham 2.024.000.000.000 2.024.000.000.000 Modal ditempatkan dan disetor penuh - saham biasa 2.024.178.000.000 2.024.178.000.000 2.024.178.000.000 Tambahan modal disetor 1.106.121.000.000 1.106.121.000.000 1.106.121.000.000 1.106.000.000.000 1.106.000.000.000 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 430.121.000.000 418.661.000.000 418.661.000.000 419.000.000.000 Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendaliSelisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi 1.253.803.000.000 Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi 1.231.408.000.000 1.454.426.000.000 1.344.000.000.000 923.000.000.000 Akumulasi selisih kurs karena penajabaran laporan keuangan (2.220.000.000)Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasiSaldo laba:Telah ditentukan penggunaannya 124.700.000.000 224.700.000.000 324.700.000.000 425.000.000.000 425.000.000.000 Belum ditentukan penggunaanya 11.548.423.000.000 15.419.277.000.000 17.047.680.000.000 21.645.000.000.000 28.602.000.000.000
Jumlah ekuitas 16.485.126.000.000 20.424.345.000.000 22.375.766.000.000 26.963.000.000.000 33.080.000.000.000
143
Lanjutan Lampiran 3.Tahun
Bank Central Asia Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham 1.537.902.000.000 1.539.888.000.000 1.540.938.000.000 1.540.938.000.000 1.540.938.000.000 Tambahan modal disetor, bersih 3.877.347.000.000 3.889.441.000.000 3.895.933.000.000 3.895.933.000.000 3.895.933.000.000 Modal saham diperoleh kembali (treasury stock) (190.996.000.000) (190.996.000.000) (808.585.000.000)Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan 206.399.000.000 225.270.000.000 193.021.000.000 207.498.000.000 273.356.000.000 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak 1.385.000.000 1.494.000.000 Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual 45.934.000.000 (14.286.000.000) 12.083.000.000 22.313.000.000 37.782.000.000 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 1.059.907.000.000 1.059.907.000.000 1.059.907.000.000 1.059.907.000.000 Opsi saham 10.843.000.000 3.813.000.000 Saldo laba:( * ) Telah ditentukan penggunaannya 281.681.000.000 313.635.000.000 349.609.000.000 392.036.000.000 392.036.000.000 ( * ) Belum ditentukan penggunaanya 6.905.388.000.000 8.829.486.000.000 11.206.865.000.000 13.512.717.000.000 17.946.356.000.000
Jumlah ekuitas 13.925.401.000.000 15.847.154.000.000 18.067.360.000.000 20.441.731.000.000 23.279.310.000.000
144
Lanjutan Lampiran 3.Tahun
Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham 5.925.045.000.000 6.017.850.000.000 6.143.211.000.000 6.158.900.000.000 6.162.650.000.000 Tambahan modal disetor/agio saham 1.731.425.000.000 1.916.284.000.000 2.535.660.000.000 2.676.620.000.000 2.706.137.000.000 Selisih penilaian kembali aset tetap 786.000.000 786.000.000 786.000.000 786.000.000 Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 103.602.000.000 103.522.000.000 103.017.000.000 103.075.000.000 108.361.000.000 Opsi saham 29.158.000.000 76.587.000.000 47.047.000.000 23.586.000.000 17.300.000.000 Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual - setelah dikurangi pajak tangguhan 1.268.677.000.000 (292.000.000) 609.907.000.000 496.576.000.000 37.523.000.000 Saldo laba:( * ) Telah ditentukan penggunaannya 1.410.765.000.000 2.850.396.000.000 4.553.425.000.000 6.488.625.000.000 ( * ) Belum ditentukan penggunaanya 3.827.480.000.000 4.588.784.000.000 5.424.667.000.000 6.836.101.000.000 Laba ditahan (defisit) 3.391.601.000.000
Jumlah ekuitas 12.450.294.000.000 13.352.982.000.000 16.878.808.000.000 19.437.635.000.000 22.356.697.000.000
TahunBank Danamon Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 50.000 modal dasar - 22.400.000( * ) Modal ditempatkan dan disetor penuh 22.400.000 3.562.261.000.000 3.569.247.000.000 3.581.679.000.000 3.625.337.000.000 3.631.865.000.000 Tambahan modal disetor 62.738.000.000 198.770.000.000 374.247.000.000 632.988.000.000 675.000.000.000 Modal disetor lainnya 189.000.000 189.000.000 189.000.000 189.000.000 189.000.000 Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan 2.718.000.000 3.295.000.000 2.950.000.000 2.673.000.000 2.866.000.000 Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual 798.928.000.000 (183.074.000.000) 223.456.000.000 (87.710.000.000) (749.832.000.000)Cadangan umum dan wajib 24.684.000.000 48.765.000.000 68.797.000.000 82.050.000.000 103.220.000.000 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (5.500.000.000) (17.147.000.000) (73.653.000.000)Saldo laba (setelah dikurangi defisit) 3.352.425.000.000 4.951.761.000.000 5.196.109.000.000 6.595.445.000.000 6.989.413.000.000
Jumlah ekuitas 7.803.943.000.000 8.588.953.000.000 9.441.927.000.000 10.833.825.000.000 10.579.068.000.000
145
Lanjutan Lampiran 3.Tahun
Bank Mandiri Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham 10.066.427.000.000 10.127.859.000.000 10.315.609.000.000 10.374.776.000.000 10.452.824.000.000 Dana setoran modal 127.593.000.000 Tambahan modal disetor/Agio saham 5.967.897.000.000 6.006.255.000.000 6.433.948.000.000 6.570.959.000.000 6.809.056.000.000 Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing 72.554.000.000 108.923.000.000 86.867.000.000 113.447.000.000 239.625.000.000 Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual (404.001.000.000) (241.961.000.000) 229.572.000.000 (3.568.000.000) (170.310.000.000)Selisih revaluasi aktiva tetap 3.056.724.000.000 3.046.936.000.000 3.046.936.000.000 3.046.936.000.000 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan (14.063.000.000) 9.318.000.000 1.432.000.000 (50.935.000.000)Opsi saham 13.831.000.000 175.012.000.000 105.330.000.000 107.320.000.000 54.465.000.000 Saldo laba:( * ) Telah ditentukan penggunaannya 747.000.000.000 2.560.285.000.000 2.575.369.000.000 2.611.690.000.000 5.680.357.000.000 ( * ) Belum ditentukan penggunaanya 5.414.275.000.000 1.445.152.000.000 3.537.721.000.000 6.293.147.000.000 7.498.787.000.000
Jumlah ekuitas 24.934.707.000.000 23.214.398.000.000 26.340.670.000.000 29.243.732.000.000 30.513.869.000.000
TahunBakrie & Brothers Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham 3.545.661.600.000 5.467.681.440.000 5.467.681.440.000 5.467.681.440.000 21.514.997.088.000 Tambahan modal disetor 677.064.866.000 631.400.143.000 631.400.143.000 631.400.143.000 24.533.082.182.000 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (93.727.421.000) (75.984.907.000) (75.984.907.000) (75.984.907.000) (22.369.644.959.000)Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi 15.151.499.000 68.645.388.000 197.560.066.000 390.181.032.000 143.664.390.000 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 408.159.308.000 411.125.665.000 385.420.737.000 399.035.246.000 1.419.005.103.000 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 3.902.119.000 3.902.119.000 3.902.119.000 3.902.119.000 Laba investasi efek yang belum terealisasi 266.229.000 373.455.000 307.973.000 2.657.673.000 Defisit (2.608.145.161.000) (2.347.923.386.000) (2.132.422.646.000) (1.909.064.670.000) (17.760.497.232.000)
Jumlah ekuitas 1.948.066.810.000 4.159.112.691.000 4.477.930.407.000 4.907.458.376.000 7.483.264.245.000
146
Lanjutan Lampiran 3.Tahun
Bank Niaga Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham biasa( * ) Modal ditempatkan dan setor penuh 71.853.936 lembar saham biasa kelas A dan 11.992.205.380 748.594.000.000 949.794.000.000 958.880.000.000 971.807.000.000 1.552.420.000.000 Tambahan modal disetor 547.954.000.000 1.666.733.000.000 1.779.488.000.000 1.810.548.000.000 6.712.481.000.000 Dana setoran modal 34.910.000.000 17.325.000.000 Cadangan kompensasi berbasis saham 85.093.000.000 57.011.000.000 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 255.116.000.000 255.116.000.000 255.116.000.000 255.116.000.000 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 1.163.000.000 844.000.000 844.000.000 844.000.000 844.000.000 Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual (48.973.000.000) (118.797.000.000) 68.390.000.000 (2.690.000.000) 557.999.000.000 Cadangan nilai wajar lindung nilai arus kas (11.306.000.000) (6.736.000.000)Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan 35.000.000 228.000.000 15.000.000 (1.114.000.000)Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif 3.878.477.000.000 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (2.337.804.000.000)Cadangan umum dan wajib 83.842.000.000 215.900.000.000 215.900.000.000 215.900.000.000 215.900.000.000 Saldo laba (akumulasi kerugian) setelah estimasi defisit 775.305.000.000 996.488.000.000 1.484.645.000.000 1.856.875.000.000 2.544.730.000.000
Jumlah ekuitas 2.363.001.000.000 3.966.113.000.000 4.787.095.000.000 9.082.574.000.000 9.302.467.000.000
147
Lanjutan Lampiran 3.Tahun
Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
EKUITASModal saham( * ) Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.216.192.000.000 3.218.048.000.000 3.226.627.000.000 3.236.000.000.000 3.266.706.000.000 Tambahan modal disetorAgio saham 61.745.000.000 78.070.000.000 154.312.000.000 242.746.000.000 566.560.000.000 Laba (rugi) belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual - setelah dikurangi pajak (3.234.000.000) (70.799.000.000) 24.529.000.000 (143.825.000.000) (882.486.000.000)Selisih Kurs atas penjabaran laporan keuangan 107.945.000.000 119.292.000.000 102.003.000.000 97.615.000.000 (11.041.000.000)Opsi saham 6.570.000.000 63.198.000.000 67.247.000.000 78.852.000.000 Cadangan umum 8.216.000.000 15.467.000.000 21.805.000.000 25.853.000.000 Saldo laba 821.582.000.000 1.292.400.000.000 1.632.679.000.000 1.725.685.000.000 1.999.726.000.000
Jumlah ekuitas 4.210.800.000.000 4.708.425.000.000 5.222.864.000.000 5.258.878.000.000 4.965.318.000.000
Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun
1 AALI 2.065.335.000.000 2.622.642.000.000 2.748.567.000.000 4.060.602.000.000 5.156.245.000.000 3.330.678.200.000 27% 5% 48% 27%
2 ANTM 2.478.140.709.000 3.029.642.904.000 4.281.602.475.000 8.750.106.229.000 8.063.137.821.000 5.320.526.027.600 22% 41% 104% -8%
3 ASII 16.485.126.000.000 20.424.345.000.000 22.375.766.000.000 26.963.000.000.000 33.080.000.000.000 23.865.647.400.000 24% 10% 21% 23%
4 BBCA 13.925.401.000.000 15.847.154.000.000 18.067.360.000.000 20.441.731.000.000 23.279.310.000.000 18.312.191.200.000 14% 14% 13% 14%
5 BBRI 12.450.294.000.000 13.352.982.000.000 16.878.808.000.000 19.437.635.000.000 22.356.697.000.000 16.895.283.200.000 7% 26% 15% 15%
6 BDMN 7.803.943.000.000 8.588.953.000.000 9.441.927.000.000 10.833.825.000.000 10.579.068.000.000 9.449.543.200.000 10% 10% 15% -2%
7 BMRI 24.934.707.000.000 23.214.398.000.000 26.340.670.000.000 29.243.732.000.000 30.513.869.000.000 26.849.475.200.000 -7% 13% 11% 4%
8 BNBR 1.948.066.810.000 4.159.112.691.000 4.477.930.407.000 4.907.458.376.000 7.483.264.245.000 4.595.166.505.800 113% 8% 10% 52%
9 BNGA 2.363.001.000.000 3.966.113.000.000 4.787.095.000.000 9.082.574.000.000 9.302.467.000.000 5.900.250.000.000 68% 21% 90% 2%
10 BNII 4.210.800.000.000 4.708.425.000.000 5.222.864.000.000 5.258.878.000.000 4.965.318.000.000 4.873.257.000.000 12% 11% 1% -6%
148
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Kewajiban dari 10 Perusahaan LQ45Tahun
PT Astra Agro Lestari Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITASKewajiban LancarUang muka pelanggan 83.888.000.000 116.660.000.000 58.077.000.000 260.320.000.000 161.206.000.000 Hutang usaha:Pihak ketiga 100.619.000.000 114.507.000.000 99.972.000.000 151.826.000.000 265.869.000.000 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 4.500.000.000 1.877.000.000 2.272.000.000 13.899.000.000 25.586.000.000 Hutang lain-lain 6.224.000.000 5.544.000.000 3.355.000.000 4.716.000.000 9.424.000.000 Biaya yang masih harus dibayar 63.347.000.000 36.494.000.000 39.051.000.000 31.284.000.000 97.961.000.000 Hutang pajak 198.009.000.000 86.792.000.000 87.899.000.000 556.828.000.000 452.036.000.000 Pinjaman bank jangka pendek 5.000.000.000 5.000.000.000 255.250.000.000 5.000.000.000 Penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan 4.085.000.000 4.085.000.000 4.085.000.000 Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 63.188.000.000 36.592.000.000 10.921.000.000 Hutang derivative 2.717.000.000 Hutang obligasi, bersih 499.426.000.000 Kewajiban diestimasi 4.085.000.000 4.085.000.000
Jumlah kewajiban lancar 1.028.286.000.000 407.551.000.000 563.599.000.000 1.027.958.000.000 1.016.167.000.000
Kewajiban Tidak LancarHutang pihak hubungan istimewa 790.000.000 Kewajiban pajak tangguhan, bersih 32.074.000.000 36.226.000.000 34.185.000.000 32.971.000.000 26.735.000.000 Kewajiban imbalan kerja 89.646.000.000 140.313.000.000 Pinjaman bank jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 55.588.000.000 18.996.000.000 Perkebunan plasma, bersih 51.224.000.000 Hutang obligasi, bersihPenyisihan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja 62.029.000.000 25.604.000.000 60.062.000.000
Jumlah kewajiban tidak lancar 201.705.000.000 80.826.000.000 94.247.000.000 122.617.000.000 167.048.000.000
Jumlah kewajiban 1.229.991.000.000 488.377.000.000 657.846.000.000 1.150.575.000.000 1.183.215.000.000
Hak minoritas 87.495.000.000 80.696.000.000 90.542.000.000 141.809.000.000 180.331.000.000
149
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Aneka Tambang Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITASKewajiban LancarPinjaman jangka pendekHutang usaha:Pihak ketiga 85.346.459.000 113.067.259.000 123.976.561.000 76.242.814.000 128.562.808.000 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 8.917.161.000 3.467.623.000 3.527.944.000 3.692.363.000 1.968.830.000 Hutang lain-lain 6.826.288.000 19.282.384.000 15.605.787.000 33.126.592.000 55.343.479.000 Biaya yang masih harus dibayar 609.800.495.000 385.120.866.000 331.881.431.000 452.007.002.000 204.523.461.000 Hutang pajak 285.705.461.000 225.090.028.000 422.840.281.000 988.002.464.000 20.140.415.000 Hutang deviden 13.086.762.000 Uang muka pelanggan yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun 12.291.795.000 46.874.525.000 Hutang program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan 19.246.727.000 Bagian pinjaman investasi jangka panjang jatuh tempo dalam 1 tahun: 219.776.667.000 255.500.000.000 Kewajiban dana kesehatan 20.039.427.000 Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup 10.701.416.000 3.887.631.000 17.097.087.000 13.677.050.000 13.028.056.000 Pinjaman Investasi 29.490.000.000 264.586.667.000
Jumlah kewajiban lancar 1.040.423.469.000 779.405.791.000 1.179.515.758.000 1.818.063.474.000 725.941.574.000
Kewajiban Tidak LancarUang muka pelanggan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam 1 tahun 36.953.488.000 28.590.863.000 Kewajiban jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun:Pinjaman obligasi 1.757.950.117.000 1.678.203.404.000 Kewajiban dana kesehatan 380.749.111.000 Pinjaman Investasi 314.504.608.000 265.410.000.000 1.070.373.333.000 700.145.667.000 558.450.000.000 Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup 70.798.272.000 72.896.390.000 71.829.221.000 93.250.407.000 143.915.840.000 Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 29.371.286.000 Kewajiban pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya 577.153.044.000 687.581.793.000 643.951.191.000 644.700.731.000
Jumlah kewajiban tidak lancar 2.524.002.108.000 2.593.662.838.000 1.829.784.347.000 1.474.300.753.000 1.405.028.720.000
Jumlah kewajiban 3.564.425.577.000 3.373.068.629.000 3.009.300.105.000 3.292.364.227.000 2.130.970.294.000
Hak minoritas 1.575.000 2.595.000 2.935.000 1.220.484.000 50.932.665.000
150
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Astra Internasional Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITASKewajiban jangka pendekPinjaman jangka pendek 2.168.451.000.000 2.680.483.000.000 2.932.650.000.000 2.574.000.000.000 5.185.000.000.000 Hutang usaha:Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.300.693.000.000 1.057.674.000.000 1.102.343.000.000 1.230.000.000.000 1.013.000.000.000 Pihak ketiga 2.438.482.000.000 3.389.416.000.000 2.748.419.000.000 3.204.000.000.000 5.802.000.000.000 Hutang lain-lain 734.820.000.000 2.145.634.000.000 2.030.825.000.000 2.596.000.000.000 2.830.000.000.000 Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan 736.317.000.000 Hutang pajak 1.029.977.000.000 861.442.000.000 485.105.000.000 1.577.000.000.000 1.799.000.000.000 Biaya yang masih harus dibayar 934.523.000.000 914.867.000.000 1.167.367.000.000 1.629.000.000.000 2.393.000.000.000 Penghasilan ditangguhkan 730.768.000.000 Kewajiban diestimasi 12.911.000.000 14.247.000.000 33.988.000.000 109.000.000.000 67.000.000.000 Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang:Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain 608.447.000.000 8.524.302.000.000 7.062.005.000.000 6.061.000.000.000 5.852.000.000.000 Obligasi 2.442.997.000.000 2.018.502.000.000 2.022.610.000.000 1.752.000.000.000 1.635.000.000.000 Sewa guna usaha 117.079.000.000 310.648.000.000 485.185.000.000 611.000.000.000 307.000.000.000
Jumlah kewajiban jangka pendek 13.255.465.000.000 21.917.215.000.000 20.070.497.000.000 21.343.000.000.000 26.883.000.000.000
Kewajiban jangka panjangHutang usaha - pihak ketiga 427.955.000.000 826.103.000.000 763.504.000.000 Hutang lain-lain:Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 14.379.000.000 31.298.000.000 25.784.000.000 22.000.000.000 26.000.000.000 Pihak ketiga 189.949.000.000 569.567.000.000 481.076.000.000 552.000.000.000 1.026.000.000.000 Penghasilan ditangguhkan 2.167.000.000 Kewajiban pajak tangguhan 173.477.000.000 192.546.000.000 214.037.000.000 254.000.000.000 846.000.000.000 Kewajiban diestimasi 239.229.000.000 413.454.000.000 492.391.000.000 493.000.000.000 828.000.000.000 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek:Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain 1.807.813.000.000 9.517.823.000.000 6.929.058.000.000 6.581.000.000.000 8.129.000.000.000 Obligasi 3.214.649.000.000 2.820.822.000.000 1.823.519.000.000 1.912.000.000.000 2.317.000.000.000 Sewa guna usaha 120.357.000.000 646.685.000.000 698.578.000.000 355.000.000.000 108.000.000.000
Jumlah kewajiban jangka panjang 6.189.975.000.000 15.018.298.000.000 11.427.947.000.000 10.169.000.000.000 13.280.000.000.000
Jumlah kewajiban 19.445.440.000.000 36.935.513.000.000 31.498.444.000.000 31.512.000.000.000 40.163.000.000.000
Hak minoritas 3.234.487.000.000 3.806.808.000.000 4.055.080.000.000 5.045.000.000.000 7.497.000.000.000
151
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bank Central Asia Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBANKewajiban segera 572.394.000.000 576.770.000.000 886.276.000.000 931.095.000.000 1.158.323.000.000 Simpanan dari nasabah( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 31.460.000.000 15.698.000.000 19.638.000.000 33.420.000.000 41.489.000.000 ( * ) Pihak ketiga 131.594.774.000.000 129.539.708.000.000 152.716.555.000.000 189.138.771.000.000 209.487.432.000.000 Simpanan dari bank-bank lain 2.064.942.000.000 4.048.142.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa( * ) Pihak ketiga 358.988.000.000 305.654.000.000 1.592.318.000.000 Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali 49.892.000.000 Kewajiban derivatif 13.655.000.000 87.354.000.000 17.761.000.000 31.226.000.000 80.394.000.000 Kewajiban Akseptasi 891.762.000.000 1.435.546.000.000 1.280.515.000.000 1.691.903.000.000 3.109.382.000.000 Surat-surat berharga yang diterbitkan 425.039.000.000 652.459.000.000 36.762.000.000 531.782.000.000 535.742.000.000 Hutang pajak 197.410.000.000 286.074.000.000 418.562.000.000 500.871.000.000 504.635.000.000 Beban masih harus dibayar 70.071.000.000 140.181.000.000 110.660.000.000 131.337.000.000 107.857.000.000 Pinjaman yang diterima 484.127.000.000 525.316.000.000 702.310.000.000 1.083.995.000.000 448.325.000.000 Kewajiban lain-lain 576.906.000.000 743.390.000.000 909.716.000.000 1.362.082.000.000 2.664.700.000.000 Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif 25.865.000.000 24.200.000.000 38.911.000.000 61.853.000.000 54.233.000.000
Jumlah kewajiban 135.242.451.000.000 134.332.350.000.000 158.729.984.000.000 197.563.277.000.000 222.290.546.000.000
Hak minoritas 990.000.000 1.268.000.000 1.382.000.000
152
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBANKewajiban segera 2.076.931.000.000 1.957.419.000.000 2.356.547.000.000 3.955.880.000.000 5.620.911.000.000 Simpanan nasabah( * ) Pihak ketiga 13.350.200.000.000 17.357.706.000.000 27.807.547.000.000 37.112.455.000.000 39.841.943.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3.782.000.000 2.167.000.000 3.646.000.000 8.012.000.000 6.062.000.000 Giro Wadiah 9.690.000.000 23.768.000.000 53.235.000.000 41.327.000.000 74.999.000.000 Tabungan( * ) Pihak ketiga 44.509.878.000.000 49.282.329.000.000 58.143.328.000.000 72.067.052.000.000 87.798.704.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 11.638.000.000 9.473.000.000 9.169.000.000 38.774.000.000 37.497.000.000 Tabungan Mudharabah 47.623.000.000 80.225.000.000 155.127.000.000 194.101.000.000 240.558.000.000 Deposit berjangka( * ) Pihak ketiga 24.292.655.000.000 30.026.209.000.000 37.585.252.000.000 55.596.331.000.000 73.043.694.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 68.827.000.000 116.814.000.000 557.025.000.000 298.824.000.000 276.982.000.000 Deposit berjangka Mudharabah 104.454.000.000 146.778.000.000 152.454.000.000 243.107.000.000 217.000.000.000 Serifikat deposit - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi 1.313.000.000 564.000.000 1.892.000.000
Jumlah Simpanan Nasabah 82.400.060.000.000 97.046.033.000.000 124.468.675.000.000 165.599.983.000.000 201.537.439.000.000 Simpanan dari bank lain dan Lembaga Keuangan lainnya 804.669.000.000 1.181.856.000.000 1.868.440.000.000 1.611.033.000.000 3.428.243.000.000 Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali 614.559.000.000 102.681.000.000 102.716.000.000 102.681.000.000 102.752.000.000 Kewajiban derivative 36.872.000.000 24.226.000.000 180.921.000.000 1.313.676.000.000 Kewajiban Akseptasi 293.335.000.000 470.208.000.000 327.666.000.000 661.381.000.000 483.862.000.000 Hutang pajak 236.047.000.000 287.337.000.000 1.140.490.000.000 300.295.000.000 Pinjaman yang diterima - setelah dikurangi beban provisi ditangguhkan 1.799.919.000.000 1.764.607.000.000 2.382.277.000.000 3.356.495.000.000 ( * ) Pihak ketiga 2.416.484.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 15.075.000.000 Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 74.993.000.000 44.204.000.000 48.262.000.000 73.846.000.000 86.970.000.000 Kewajiban lain-lain( * ) Pihak ketiga 3.360.787.000.000 4.034.322.000.000 4.297.538.000.000 6.422.680.000.000 6.777.778.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 190.458.000.000 125.591.000.000 69.569.000.000 25.878.000.000 1.144.000.000 Pinjaman Subordinasi - setelah dikurangi beban emisi ditangguhkan 2.342.527.000.000 2.387.445.000.000 2.231.431.000.000 2.140.253.000.000 710.634.000.000
Jumlah kewajiban 94.589.878.000.000 109.422.597.000.000 137.847.014.000.000 184.297.303.000.000 223.720.199.000.000
153
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bank Danamon Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBANKewajiban segera 112.317.000.000 158.154.000.000 169.151.000.000 190.408.000.000 162.653.000.000 Simpanan dari nasabah( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 602.337.000.000 426.373.000.000 265.748.000.000 572.245.000.000 128.317.000.000 ( * ) Pihak ketiga 39.680.378.000.000 43.924.109.000.000 53.928.508.000.000 57.231.620.000.000 73.840.761.000.000 Simpanan dari bank lain 1.040.445.000.000 3.925.961.000.000 4.769.254.000.000 4.609.144.000.000 1.470.781.000.000 Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 1.000.000.000.000 2.875.000.000.000 4.000.000.000.000 3.402.665.000.000 4.914.104.000.000 Pendapatan premi tangguhan 223.580.000.000 301.622.000.000 386.541.000.000 Premi yang belum merupakan pendapatan 138.699.000.000 177.312.000.000 227.114.000.000 Kewajiban Akseptasi 522.884.000.000 521.992.000.000 619.276.000.000 684.518.000.000 907.459.000.000 Obligasi yang diterbitkan 493.422.000.000 495.438.000.000 1.193.890.000.000 2.666.025.000.000 2.234.043.000.000 Pinjaman yang diterima 1.294.445.000.000 1.114.839.000.000 1.028.329.000.000 1.510.124.000.000 2.543.620.000.000 Hutang pajak 252.123.000.000 153.892.000.000 167.039.000.000 184.687.000.000 362.840.000.000 Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi 346.432.000.000 83.259.000.000 26.287.000.000 39.987.000.000 27.411.000.000 Kewajiban derivative 6.237.000.000 75.485.000.000 184.361.000.000 335.620.000.000 2.485.908.000.000 Kewajiban pajak tangguhan 76.846.000.000 112.334.000.000 139.267.000.000 191.233.000.000 213.278.000.000 Beban masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain: 2.782.714.000.000 2.484.704.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 704.000.000 ( * ) Pihak ketiga 1.827.926.000.000 1.392.860.000.000 2.003.480.000.000 Pinjaman subordinasi 3.469.587.000.000 3.628.474.000.000 3.373.940.000.000 3.359.420.000.000 3.769.564.000.000 Modal pinjaman 155.000.000.000 155.000.000.000 155.000.000.000
Jumlah kewajiban 50.881.083.000.000 59.043.170.000.000 72.385.809.000.000 78.239.344.000.000 96.159.098.000.000
Hak minoritas 126.739.000.000 171.331.000.000 244.951.000.000 337.038.000.000 530.197.000.000
154
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bank Mandiri Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBANKewajiban segera 546.277.000.000 675.285.000.000 671.339.000.000 852.777.000.000 619.798.000.000 SimpananGiro( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 62.412.000.000 314.961.000.000 333.512.000.000 130.522.000.000 115.857.000.000 ( * ) Pihak ketiga 41.020.918.000.000 46.095.309.000.000 48.479.241.000.000 62.175.686.000.000 68.970.831.000.000 Tabungan( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 15.467.000.000 23.276.000.000 46.355.000.000 42.844.000.000 43.339.000.000 ( * ) Pihak ketiga 53.517.935.000.000 47.129.902.000.000 60.257.206.000.000 90.020.713.000.000 94.910.673.000.000 Deposito berjangka( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 35.997.000.000 1.080.031.000.000 877.911.000.000 181.309.000.000 313.909.000.000 ( * ) Pihak ketiga 81.185.617.000.000 111.646.173.000.000 95.713.323.000.000 94.803.949.000.000 124.757.443.000.000 Sertifikasi Deposito - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi 25.000.000
Jumlah Simpanan 175.838.371.000.000 206.289.652.000.000 205.707.548.000.000 247.355.023.000.000 289.112.052.000.000 Simpanan dari bank lain( * ) Giro dan tabungan 970.816.000.000 415.841.000.000 1.286.609.000.000 1.637.065.000.000 3.144.743.000.000 ( * ) Inter-bank call money 1.964.360.000.000 838.019.000.000 1.899.681.000.000 827.617.000.000 7.588.000.000 ( * ) Deposito berjangka 9.104.019.000.000 5.545.129.000.000 5.003.010.000.000 2.945.659.000.000 4.565.783.000.000
Jumlah Simpanan dari Bank lain 12.039.195.000.000 6.798.989.000.000 8.189.300.000.000 5.410.341.000.000 7.718.114.000.000 Hutang atas Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali 2.913.632.000.000 2.046.420.000.000 1.859.780.000.000 2.914.343.000.000 981.893.000.000 Kewajiban derivative 66.968.000.000 189.546.000.000 100.823.000.000 34.348.000.000 160.678.000.000 Kewajiban Akseptasi 5.241.388.000.000 4.319.102.000.000 3.608.393.000.000 5.023.235.000.000 3.842.367.000.000 Surat-surat berharga yang diterbitkan - setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi 3.993.980.000.000 3.983.469.000.000 3.793.883.000.000 4.050.564.000.000 1.016.603.000.000 Pinjaman yang diterima 7.066.493.000.000 4.279.631.000.000 3.424.892.000.000 9.345.061.000.000 9.371.508.000.000 Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 565.898.000.000 594.084.000.000 514.399.000.000 469.508.000.000 316.401.000.000 Beban masih harus dibayar 729.753.000.000 693.956.000.000 590.533.000.000 540.608.000.000 746.808.000.000 Hutang pajak 496.124.000.000 272.101.000.000 1.582.800.000.000 1.280.398.000.000 3.174.500.000.000 Kewajiban lain-lain 5.649.817.000.000 5.619.744.000.000 6.970.296.000.000 9.624.031.000.000 7.999.368.000.000 Pinjaman Subordinasi 6.816.206.000.000 4.402.266.000.000 4.157.360.000.000 2.935.275.000.000 2.836.650.000.000 Modal pinjaman 1.253.475.000.000
Jumlah kewajiban 223.217.577.000.000 240.164.245.000.000 241.171.346.000.000 289.835.512.000.000 327.896.740.000.000
Hak minoritas 3.543.000.000 4.705.000.000 5.176.000.000 6.346.000.000 28.069.000.000
155
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bakrie & Brothers Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITASKewajiban LancarPinjaman jangka pendek 426.407.638.000 125.468.647.000 217.999.771.000 1.965.834.097.000 5.885.378.686.000 Hutang usaha:( * ) Pihak ketiga 177.003.043.000 521.104.703.000 376.978.417.000 466.397.248.000 1.067.768.795.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 14.566.952.000 341.257.000 11.000.000 4.809.732.000 3.325.544.000 Hutang lain-lain( * ) Pihak ketiga 47.161.552.000 69.927.525.000 74.536.877.000 139.061.851.000 103.358.595.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 35.911.056.000 39.039.400.000 14.438.363.000 87.056.352.000 1.444.188.799.000 Hutang pajak 26.955.990.000 59.350.614.000 108.398.225.000 100.624.990.000 123.451.468.000 Hutang deviden 748.404.000 979.046.000 1.362.584.000 1.474.484.000 Biaya yang masih harus dibayar 85.861.919.000 170.663.599.000 276.627.639.000 404.894.409.000 438.188.799.000 Uang muka pelanggan dan pendapatan diterima dimuka 179.704.475.000 125.306.125.000 81.067.156.000 95.413.915.000 356.435.550.000 Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun( * ) Pinjaman jangka panjang 218.008.754.000 13.336.520.000 66.914.259.000 86.533.966.000 189.689.026.000 ( * ) Kewajiban sewa guna usaha 175.399.000 2.195.691.000 1.355.075.000 1.239.888.000 1.056.650.000
Jumlah kewajiban lancar 1.211.756.778.000 1.127.482.485.000 1.219.305.828.000 3.353.229.032.000 9.614.316.396.000
Kewajiban tidak lancarKewajiban pajak tangguhan - bersih 34.258.261.000 150.096.940.000 180.019.848.000 255.035.564.000 296.025.092.000 Hutang pihak hubungan istimewa 177.616.017.000 5.257.045.000 3.065.373.000 3.846.177.000 24.856.565.000 Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun( * ) Pinjaman jangka panjang 1.773.823.655.000 859.093.470.000 1.580.186.069.000 1.650.019.679.000 ( * ) Hutang obligasi 900.471.878.000 2.055.137.637.000 2.323.977.805.000 Pinjaman jangka panjang dan hutang obligasi 1.099.028.192.000 Kewajiban sewa guna usaha 300.684.000 734.356.000 515.540.000 413.490.000 6.309.288.000
Jumlah kewajiban tidak lancar 1.985.998.617.000 1.255.116.533.000 1.943.166.109.000 3.894.618.937.000 4.301.188.429.000
Jumlah kewajiban 3.197.755.395.000 2.382.599.018.000 3.162.471.937.000 7.247.847.969.000 13.915.504.825.000
Hak minoritas 73.435.243.000 471.170.074.000 1.026.357.697.000 1.981.949.599.000 4.019.109.228.000
156
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bank Niaga Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBANKewajiban segera 451.363.000.000 202.460.000.000 Simpanan dari nasabah( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 256.123.000.000 38.522.000.000 76.851.000.000 241.563.000.000 151.174.000.000 ( * ) Pihak ketiga 24.477.136.000.000 34.339.080.000.000 39.066.641.000.000 75.263.342.000.000 83.900.144.000.000 Simpanan dari bank-bank lain 2.451.386.000.000 1.263.133.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 8.349.000.000 576.000.000 1.728.000.000 ( * ) Pihak ketiga 683.157.000.000 548.388.000.000 161.180.000.000 Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 464.225.000.000 199.567.000.000 Kewajiban derivative 6.808.000.000 19.602.000.000 64.806.000.000 99.067.000.000 1.103.102.000.000 Kewajiban Akseptasi 440.284.000.000 709.462.000.000 595.050.000.000 907.420.000.000 767.818.000.000 Efek-efek yang diterbitkan 93.930.000.000 ( * ) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 464.250.000.000 ( * ) Pihak ketiga 200.000.000.000 50.000.000.000 Pinjaman yang diterima 995.732.000.000 305.040.000.000 213.263.000.000 581.570.000.000 858.605.000.000 Hutang pajak 24.635.000.000 91.853.000.000 102.183.000.000 238.520.000.000 258.369.000.000 Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi 91.335.000.000 103.866.000.000 Penyisihan penghapusan atas transaksi pada rekening administratif 5.193.000.000 5.652.000.000 7.953.000.000 Goodwill 1.015.000.000 961.000.000 Beban masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain 402.665.000.000 526.708.000.000 568.615.000.000 1.432.266.000.000 1.768.387.000.000 Obligasi subordinasi 975.418.000.000 894.086.000.000 2.808.444.000.000 3.258.760.000.000
Jumlah kewajiban 28.428.557.000.000 37.610.301.000.000 41.752.356.000.000 84.661.221.000.000 93.836.346.000.000
Hak minoritas 6.754.000.000 3.447.000.000 4.895.000.000 53.870.000.000 58.761.000.000
157
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
KEWAJIBANKewajiban segera 361.544.000.000 394.139.000.000 548.665.000.000 396.409.000.000 317.970.000.000 Simpanan( * ) Pihak terkait 46.333.000.000 218.720.000.000 64.478.000.000 26.734.000.000 119.824.000.000 ( * ) Pihak tidak terkait 29.592.458.000.000 36.698.582.000.000 37.052.651.000.000 36.944.326.000.000 43.405.402.000.000 Simpanan dari bank-bank lain( * ) Pihak terkait 16.000.000 5.071.000.000 156.306.000.000 111.355.000.000 6.751.000.000 ( * ) Pihak tidak terkait 245.098.000.000 1.874.198.000.000 1.759.836.000.000 2.176.611.000.000 598.268.000.000 Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 851.239.000.000 600.000.000.000 1.003.274.000.000 ( * ) Dikurangi bunga dibayar dimuka (2.314.000.000) (1.205.000.000)Kewajiban derivatif 17.590.000.000 2.261.000.000 10.333.000.000 39.181.000.000 134.804.000.000 Kewajiban Akseptasi 392.467.000.000 327.574.000.000 452.105.000.000 586.644.000.000 614.572.000.000 Surat-surat berharga yang diterbitkan 1.805.114.000.000 2.625.966.000.000 1.788.432.000.000 Hutang pajak 25.024.000.000 53.080.000.000 57.593.000.000 120.517.000.000 81.455.000.000 Obligasi yang diterbitkan 790.057.000.000 Pinjaman yang diterima 546.631.000.000 512.145.000.000 1.654.019.000.000 2.757.288.000.000 1.853.213.000.000 Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 14.634.000.000 18.573.000.000 17.889.000.000 22.898.000.000 32.639.000.000 Beban masih harus dibayar 217.457.000.000 296.338.000.000 Kewajiban pajak tangguhan 31.480.000.000 57.469.000.000 Kewajiban lain-lain 407.091.000.000 458.144.000.000 1.959.472.000.000 1.437.532.000.000 1.190.975.000.000 Pinjaman subordinasi 1.437.960.000.000 1.320.628.000.000 1.381.859.000.000 1.607.730.000.000
Jumlah kewajiban 31.866.343.000.000 43.967.247.000.000 47.516.558.000.000 49.629.389.000.000 51.752.035.000.000
Hak minoritas 350.508.000.000 300.489.000.000 127.426.000.000 137.776.000.000
158
Lanjutan Lampiran 4.Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun
1 AALI 1.229.991.000.000 488.377.000.000 657.846.000.000 1.150.575.000.000 1.183.215.000.000 942.000.800.000 -60% 35% 75% 3%
2 ANTM 3.564.425.577.000 3.373.068.629.000 3.009.300.105.000 3.292.364.227.000 2.130.970.294.000 3.074.025.766.400 -5% -11% 9% -35%
3 ASII 19.445.440.000.000 36.935.513.000.000 31.498.444.000.000 31.512.000.000.000 40.163.000.000.000 31.910.879.400.000 90% -15% 0% 27%
4 BBCA 135.242.451.000.000 134.332.350.000.000 158.729.984.000.000 197.563.277.000.000 222.290.546.000.000 169.631.721.600.000 -1% 18% 24% 13%
5 BBRI 94.589.878.000.000 109.422.597.000.000 137.847.014.000.000 184.297.303.000.000 223.720.199.000.000 149.975.398.200.000 16% 26% 34% 21%
6 BDMN 50.881.083.000.000 59.043.170.000.000 72.385.809.000.000 78.239.344.000.000 96.159.098.000.000 71.341.700.800.000 16% 23% 8% 23%
7 BMRI 223.217.577.000.000 240.164.245.000.000 241.171.346.000.000 289.835.512.000.000 327.896.740.000.000 264.457.084.000.000 8% 0% 20% 13%
8 BNBR 3.197.755.395.000 2.382.599.018.000 3.162.471.937.000 7.247.847.969.000 13.915.504.825.000 5.981.235.828.800 -25% 33% 129% 92%
9 BNGA 28.428.557.000.000 37.610.301.000.000 41.752.356.000.000 84.661.221.000.000 93.836.346.000.000 57.257.756.200.000 32% 11% 103% 11%
10 BNII 31.866.343.000.000 43.967.247.000.000 47.516.558.000.000 49.629.389.000.000 51.752.035.000.000 44.946.314.400.000 38% 8% 4% 4%
159
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Laba Rugi dan NOPAT dari 10 Perusahaan LQ45PT Astra Agro Lestari Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Bersih 3.472.524.000.000 3.370.936.000.000 3.757.987.000.000 5.960.954.000.000 8.161.217.000.000
Harga Pokok Penjualan (1.910.934.000.000) (1.907.582.000.000) (2.277.740.000.000) (2.773.747.000.000) (4.357.818.000.000)
Laba Kotor 1.561.590.000.000 1.463.354.000.000 1.480.247.000.000 3.187.207.000.000 3.803.399.000.000
( * ) Beban Penjualan (77.683.000.000) (91.718.000.000) (108.956.000.000) (88.168.000.000) (161.273.000.000)
( * ) Beban Umum dan administrasi (199.095.000.000) (173.021.000.000) (172.694.000.000) (192.994.000.000) (264.782.000.000)
Beban Usaha (276.778.000.000) (264.739.000.000) (281.650.000.000) (281.162.000.000) (426.055.000.000)
Laba Usaha 1.284.812.000.000 1.198.615.000.000 1.198.597.000.000 2.906.045.000.000 3.377.344.000.000
( * ) Beban bunga dan keuangan (115.624.000.000) (31.958.000.000) (25.040.000.000) (7.434.000.000) (179.000.000)
( * ) Selisih antara realisasi kerugian dan penyisihan kerugian yang dibukukan atas pelepasan anak perusahaan 18.365.000.000
( * ) Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversi (26.314.000.000) (44.333.000.000) (34.443.000.000) (25.191.000.000) (16.592.000.000)( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs 46.555.000.000 2.592.000.000 (8.901.000.000) 2.289.000.000 78.310.000.000
( * ) Beban amortisasi goodwill (4.147.000.000) (4.293.000.000) (4.329.000.000) (5.707.000.000) (6.375.000.000)
( * ) Pendapatan bunga 18.698.000.000 25.958.000.000 16.788.000.000 31.550.000.000 129.424.000.000
( * ) Keuntungan/kerugian kontrak berjangka komoditi 4.314.000.000 2.006.000.000 (7.854.000.000) 403.317.000.000
( * ) Lain-lain 8.173.000.000 1.016.000.000 19.376.000.000 18.690.000.000 (15.814.000.000)
Penghasilan (Beban) Lain-lain (49.980.000.000) (49.012.000.000) (44.403.000.000) 14.197.000.000 572.091.000.000
Laba sebelum pajak penghasilan 1.234.832.000.000 1.149.603.000.000 1.154.194.000.000 2.920.242.000.000 3.949.435.000.000
( * ) Pajak Kini (371.693.000.000) (330.260.000.000) (347.778.000.000)
( * ) Pajak tangguhan (32.254.000.000) (2.794.000.000) 7.615.000.000
Beban pajak penghasilan (403.947.000.000) (333.054.000.000) (340.163.000.000) (880.335.000.000) (1.233.917.000.000)
Laba sebelum hak minoritas 830.885.000.000 816.549.000.000 814.031.000.000 2.039.907.000.000 2.715.518.000.000
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (30.103.000.000) (26.139.000.000) (26.713.000.000) (66.479.000.000) (84.499.000.000)
Laba bersih/NOPAT 800.782.000.000 790.410.000.000 787.318.000.000 1.973.428.000.000 2.631.019.000.000
160
Lanjutan Lampiran 5Aneka Tambang Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Bersih 2.858.537.505.000 3.251.235.883.000 5.629.401.438.000 12.008.202.498.000 9.591.981.138.000 Harga Pokok Penjualan (1.501.512.875.000) (1.827.140.772.000) (2.887.935.682.000) (4.678.817.665.000) (6.940.796.904.000)
Laba Kotor 1.357.024.630.000 1.424.095.111.000 2.741.465.756.000 7.329.384.833.000 2.651.184.234.000 ( * ) Beban Penjualan (7.278.922.000) (13.623.215.000) (11.292.302.000) (124.767.030.000) (150.775.271.000)( * ) Beban Umum dan administrasi (228.235.460.000) (302.574.015.000) (294.545.546.000) (367.246.781.000) (692.424.402.000)( * ) Beban Eksplorasi (29.424.413.000) (8.126.942.000) (31.934.295.000) (60.526.214.000) (353.851.831.000)
Beban Usaha (264.938.795.000) (324.324.172.000) (337.772.143.000) (552.540.025.000) (1.197.051.504.000)Laba Usaha 1.092.085.835.000 1.099.770.939.000 2.403.693.613.000 6.776.844.808.000 1.454.132.730.000 ( * ) Beban bunga dan keuangan (2.202.883.000) (25.559.493.000) (141.957.223.000) 122.404.005.000 (235.721.163.000)( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs 69.338.868.000 26.696.821.000 (58.027.291.000)( * ) Pendapatan bunga 10.176.690.000 22.230.436.000 31.377.627.000 125.907.439.000 179.664.739.000 ( * ) Pendapatan deviden 37.607.172.000 64.289.368.000 139.586.863.000 178.744.352.000 ( * ) Kerugian atas transaksi kontrak lindung nilai (7.174.450.000) (95.045.761.000)( * ) Rugi pembelian kembali obligasi (6.384.602.000) (29.719.959.000)( * ) Penghasilan denda dan klaim asuransi 86.323.240.000 15.845.655.000 ( * ) Penghasilan dari penghapusan hutang 263.038.956.000 ( * ) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi 29.931.362.000 ( * ) Lain-lain (11.089.942.000) 55.491.595.000 45.278.343.000 31.335.557.000 44.031.618.000
Penghasilan (Beban) Lain-lain 66.222.733.000 102.907.479.000 (183.804.896.000) 505.557.104.000 475.535.519.000 Laba sebelum pajak penghasilan 1.158.308.568.000 1.202.678.418.000 2.219.888.717.000 7.282.401.912.000 1.929.668.249.000 ( * ) Pajak Kini 2.313.647.441.000 612.285.458.000 ( * ) Pajak tangguhan (149.893.147.000) (65.562.228.000)Beban pajak penghasilan (351.199.005.000) (360.741.438.000) (667.111.070.000) 2.163.754.294.000 546.723.230.000 Laba sebelum hak minoritas 807.109.563.000 841.936.980.000 1.552.777.647.000 9.446.156.206.000 2.476.391.479.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (908.000) (1.019.000) (340.000) 134.777.000 (902.686.000)Kerugian sebelum akuisisi 205.339.000 (13.903.228.000)
Laba bersih/NOPAT 807.108.655.000 841.935.961.000 1.552.777.307.000 9.446.496.322.000 2.461.585.565.000
161
Lanjutan Lampiran 5Astra Internasional Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Bersih 44.344.572.000.000 61.731.635.000.000 55.508.135.000.000 70.182.960.000.000 97.064.000.000.000 Harga Pokok Penjualan (34.031.168.000.000) (48.464.755.000.000) (43.386.103.000.000) (53.693.688.000.000) (75.334.000.000.000)
Laba Kotor 10.313.404.000.000 13.266.880.000.000 12.122.032.000.000 16.489.272.000.000 21.730.000.000.000 ( * ) Beban Penjualan (2.459.736.000.000) (3.727.984.000.000) (3.643.886.000.000) (3.870.625.000.000) (4.621.000.000.000)( * ) Beban Umum dan administrasi (2.995.582.000.000) (3.124.922.000.000) (3.486.830.000.000) (4.117.161.000.000) (5.233.000.000.000)Beban Usaha (5.455.318.000.000) (6.852.906.000.000) (7.130.716.000.000) (7.987.786.000.000) (9.854.000.000.000)Laba Usaha 4.858.086.000.000 6.413.974.000.000 4.991.316.000.000 8.501.486.000.000 11.876.000.000.000 ( * ) Beban bunga dan keuangan (500.692.000.000) (423.236.000.000) (760.726.000.000) (678.134.000.000) (513.000.000.000)( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs (11.696.000.000) (106.965.000.000) 221.686.000.000 (138.627.000.000) (256.000.000.000)( * ) Kerugian/keuntungan pelepasan investasi 575.258.000.000 (483.000.000) 75.060.000.000 ( * ) Pendapatan bunga 382.583.000.000 294.889.000.000 353.365.000.000 390.185.000.000 655.000.000.000 ( * ) Kerugian/keuntungan atas transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 112.635.000.000 ( * ) Bagian laba bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities 2.053.740.000.000 2.166.562.000.000 1.359.864.000.000 1.830.525.000.000 2.404.000.000.000 ( * ) Lain-lain (537.289.000.000) (138.982.000.000) (369.037.000.000) 728.170.000.000 784.000.000.000
Penghasilan (Beban) Lain-lain 2.074.539.000.000 1.791.785.000.000 880.212.000.000 2.132.119.000.000 3.074.000.000.000 Laba sebelum pajak penghasilan 6.932.625.000.000 8.205.759.000.000 5.871.528.000.000 10.633.605.000.000 14.950.000.000.000 ( * ) Pajak Kini( * ) Pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan (1.625.364.000.000) (1.872.786.000.000) (1.380.690.000.000) (2.663.218.000.000) (4.065.000.000.000)
Laba sebelum hak minoritas 5.307.261.000.000 6.332.973.000.000 4.490.838.000.000 7.970.387.000.000 10.885.000.000.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (976.333.000.000) (875.688.000.000) (778.741.000.000) (1.451.114.000.000) (2.107.000.000.000)
Laba bersih/NOPAT 4.330.928.000.000 5.457.285.000.000 3.712.097.000.000 6.519.273.000.000 8.778.000.000.000
162
Lanjutan Lampiran 5Bank Central Asia Tbk. 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan bunga( * ) Bunga 11.198.112.000.000 12.844.321.000.000 16.696.078.000.000 15.775.674.000.000 18.616.168.000.000 ( * ) Provisi dan komisi 285.283.000.000 370.622.000.000 455.312.000.000 551.724.000.000 685.013.000.000
Jumlah 11.483.395.000.000 13.214.943.000.000 17.151.390.000.000 16.327.398.000.000 19.301.181.000.000 Beban bunga( * ) Bunga (4.897.854.000.000) (5.561.356.000.000) (7.666.347.000.000) (6.746.435.000.000) (6.940.345.000.000)( * ) Provisi dan komisi (147.000.000) (982.000.000) (1.919.000.000) (1.641.000.000) (4.488.000.000)
Jumlah (4.898.001.000.000) (5.562.338.000.000) (7.668.266.000.000) (6.748.076.000.000) (6.944.833.000.000)Pendapatan bunga bersih 6.585.394.000.000 7.652.605.000.000 9.483.124.000.000 9.579.322.000.000 12.356.348.000.000 Pendapatan operasional lainnya:( * ) Provisi dan komisi lainnya 1.227.348.000.000 1.486.345.000.000 1.633.018.000.000 1.976.250.000.000 2.538.897.000.000 ( * ) Laba selisih kurs bersih 199.409.000.000 210.738.000.000 199.059.000.000 237.608.000.000 686.996.000.000
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan 6.722.000.000 25.063.000.000 55.735.000.000 1.441.000.000 ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga 17.800.000.000 117.192.000.000 17.012.000.000 4.631.000.000 ( * ) Lain-lain 294.411.000.000 368.266.000.000 350.926.000.000 571.942.000.000 650.718.000.000
Jumlah pendapatan operasional lainnya 1.745.690.000.000 2.182.541.000.000 2.225.078.000.000 2.846.166.000.000 3.878.052.000.000 Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif (208.871.000.000) (359.922.000.000) (568.564.000.000) (188.786.000.000) (1.754.149.000.000)
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi (10.664.000.000) 2.136.000.000 (15.985.000.000) (21.291.000.000) 13.516.000.000 Beban operasional lainnya:( * ) Beban karyawan (1.848.580.000.000) (2.117.436.000.000) (2.515.884.000.000) (2.870.207.000.000) (3.283.965.000.000)( * ) Beban umum dan administrasi (1.650.822.000.000) (1.980.604.000.000) (2.447.423.000.000) (2.859.580.000.000) (3.332.376.000.000)( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan (203.938.000.000) (15.870.000.000)( * ) Lain-lain (135.250.000.000) (171.387.000.000) (151.668.000.000) (154.364.000.000) (193.649.000.000)
Jumlah beban operasional lainnya (3.634.652.000.000) (4.473.365.000.000) (5.114.975.000.000) (5.884.151.000.000) (6.825.860.000.000)Laba Operasional Bersih 4.476.897.000.000 5.003.995.000.000 6.008.678.000.000 6.331.260.000.000 7.667.907.000.000 PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:( * ) Laba penjualan aktiva tetap 10.376.000.000 83.297.000.000 18.822.000.000 15.053.000.000 5.974.000.000 ( * ) Pendapatan sewa 8.945.000.000 9.449.000.000 19.595.000.000 21.775.000.000 19.048.000.000 ( * ) Lain-lain, bersih 32.515.000.000 26.877.000.000 19.508.000.000 33.542.000.000 27.114.000.000
Jumlah 51.836.000.000 119.623.000.000 57.925.000.000 70.370.000.000 52.136.000.000 Laba Sebelum Pajak 4.528.733.000.000 5.123.618.000.000 6.066.603.000.000 6.401.630.000.000 7.720.043.000.000 ( * ) Pajak kini (1.398.000.000.000) (1.482.686.000.000) (1.927.550.000.000) (1.938.025.000.000) (2.342.474.000.000)( * ) Pajak tangguhan 64.901.000.000 (43.251.000.000) 103.756.000.000 25.647.000.000 398.570.000.000
(Beban) Penghasilan Pajak (1.333.099.000.000) (1.525.937.000.000) (1.823.794.000.000) (1.912.378.000.000) (1.943.904.000.000)
163
Laba Sebelum Hak Minoritas 3.195.634.000.000 3.597.681.000.000 4.242.809.000.000 4.489.252.000.000 5.776.139.000.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (213.000.000) (281.000.000) (117.000.000)
Laba bersih/NOPAT 3.195.421.000.000 3.597.400.000.000 4.242.692.000.000 4.489.252.000.000 5.776.139.000.000
164
Lanjutan Lampiran 5Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan bunga( * ) Bunga 15.098.933.000.000 16.754.643.000.000 20.423.813.000.000 22.420.308.000.000 27.009.627.000.000 ( * ) Provisi dan komisi 351.998.000.000 437.340.000.000 534.696.000.000 653.776.000.000 898.025.000.000 ( * ) Pendapatan pembiayaan syariah 24.044.000.000 61.729.000.000 112.028.000.000 166.547.000.000 188.981.000.000 Jumlah 15.474.975.000.000 17.253.712.000.000 21.070.537.000.000 23.240.631.000.000 28.096.633.000.000 Beban bunga( * ) Bunga (4.760.483.000.000) (4.781.024.000.000) (7.262.828.000.000) (6.504.724.000.000) (8.407.912.000.000)( * ) Provisi dan komisi (8.231.000.000) (15.420.000.000) (18.354.000.000) (39.335.000.000) (37.667.000.000)
Jumlah (4.768.714.000.000) (4.796.444.000.000) (7.281.182.000.000) (6.544.059.000.000) (8.445.579.000.000)Pendapatan bunga bersih 10.706.261.000.000 12.457.268.000.000 13.789.355.000.000 16.696.572.000.000 19.651.054.000.000 Pendapatan operasional lainnya:( * ) Provisi dan komisi lainnya 502.210.000.000 31.889.000.000 29.624.000.000 43.881.000.000 57.829.000.000 ( * ) Laba selisih kurs bersih 130.196.000.000 49.464.000.000 176.110.000.000 613.641.000.000
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan 189.015.000.000 190.339.000.000 ( * ) Imbalan 496.005.000.000 808.070.000.000 1.411.704.000.000 1.709.007.000.000 ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga 523.593.000.000 231.633.000.000 293.860.000.000 48.355.000.000 51.484.000.000 ( * ) Lain-lain 157.615.000.000 147.256.000.000 187.157.000.000 141.651.000.000 103.275.000.000
Jumlah pendapatan operasional lainnya 1.502.629.000.000 956.247.000.000 1.509.050.000.000 1.821.701.000.000 2.535.236.000.000 Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif (1.182.769.000.000) (710.070.000.000) (1.868.694.000.000) (1.870.953.000.000) (2.889.630.000.000)
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi (560.000.000) 30.789.000.000 (4.058.000.000) (25.567.000.000) (13.141.000.000)(Beban) pembalikan penyisihan kerugian aktiva (145.045.000.000) 278.452.000.000 24.612.000.000 (46.139.000.000) 59.140.000.000 Beban operasional lainnya:( * ) Beban karyawan (3.717.495.000.000) (4.407.158.000.000) (4.830.775.000.000) (5.274.424.000.000) (6.329.075.000.000)( * ) Beban umum dan administrasi (1.348.533.000.000) (1.943.158.000.000) (2.054.030.000.000) (2.404.706.000.000) (3.087.606.000.000)( * ) Provisi dan komisi lainnya (1.862.000.000) (2.267.000.000) (2.507.000.000) (2.587.000.000) (1.222.000.000)( * ) Rugi selisih kurs - bersih (4.610.000.000)( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan (565.982.000.000) (46.326.000.000) (150.277.000.000)( * ) Premi program penjaminan Pemerintah (199.290.000.000) (206.246.000.000) (267.180.000.000) (349.065.000.000)( * ) Lain-lain (214.946.000.000) (582.111.000.000) (567.478.000.000) (1.024.388.000.000) (1.079.301.000.000)
Jumlah beban operasional lainnya (5.282.836.000.000) (7.699.966.000.000) (7.665.646.000.000) (9.019.611.000.000) (10.996.546.000.000)Laba Operasional Bersih 5.597.680.000.000 5.312.720.000.000 5.784.619.000.000 7.556.003.000.000 8.346.113.000.000 PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: 133.748.000.000 295.643.000.000 122.102.000.000 224.071.000.000 475.899.000.000
Laba Sebelum Pajak 5.731.428.000.000 5.608.363.000.000 5.906.721.000.000 7.780.074.000.000 8.822.012.000.000 ( * ) Pajak kini (2.208.610.000.000) (1.829.246.000.000) (1.831.877.000.000) (3.310.965.000.000) (3.382.854.000.000)
165
( * ) Pajak tangguhan 110.413.000.000 29.881.000.000 182.728.000.000 368.892.000.000 519.210.000.000
(Beban) Penghasilan Pajak (2.098.197.000.000) (1.799.365.000.000) (1.649.149.000.000) (2.942.073.000.000) (2.863.644.000.000)Laba Sebelum Hak Minoritas 3.633.231.000.000 3.808.998.000.000 4.257.572.000.000 4.838.001.000.000 5.958.368.000.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Laba bersih/NOPAT 3.633.231.000.000 3.808.998.000.000 4.257.572.000.000 4.838.001.000.000 5.958.368.000.000
166
Lanjutan Lampiran 5Bank Danamon Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan bunga( * ) Bunga 6.394.789.000.000 8.129.133.000.000 10.895.958.000.000 12.047.645.000.000 14.189.334.000.000 ( * ) Provisi dan komisi 588.404.000.000 663.780.000.000 788.049.000.000 1.442.366.000.000 1.929.655.000.000
Jumlah 6.983.193.000.000 8.792.913.000.000 11.684.007.000.000 13.490.011.000.000 16.118.989.000.000 Beban bunga( * ) Bunga (2.376.403.000.000) (3.526.078.000.000) (5.251.036.000.000) (4.912.113.000.000) (5.834.855.000.000)( * ) Provisi dan komisi (63.316.000.000) (356.290.000.000) (439.242.000.000) (750.184.000.000) (1.006.623.000.000)
Jumlah (2.439.719.000.000) (3.882.368.000.000) (5.690.278.000.000) (5.662.297.000.000) (6.841.478.000.000)Pendapatan bunga bersih 4.543.474.000.000 4.910.545.000.000 5.993.729.000.000 7.827.714.000.000 9.277.511.000.000 Pendapatan operasional lainnya:( * ) Provisi dan komisi lainnya( * ) Laba selisih kurs bersih (33.847.000.000) (133.062.000.000) (129.111.000.000) (56.345.000.000) 6.483.000.000 ( * ) Imbalan jasa 280.338.000.000 584.628.000.000 797.174.000.000 550.742.000.000 779.566.000.000 ( * ) Pendapatan deviden 508.000.000 3.020.000.000 3.512.000.000 382.000.000 1.357.000.000
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan (15.753.000.000) 19.775.000.000 ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga 430.072.000.000 445.366.000.000 307.275.000.000 460.447.000.000 (176.616.000.000)( * ) Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya 677.071.000.000 899.952.000.000 978.850.000.000 939.473.000.000 630.565.000.000 Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif (400.882.000.000) (210.214.000.000) (1.025.942.000.000) (1.006.779.000.000) (1.834.556.000.000)
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi 4.186.000.000 (12.915.000.000) 15.715.000.000 Beban operasional lainnya:( * ) Beban karyawan (1.129.288.000.000) (1.690.584.000.000) (1.887.971.000.000) (2.416.958.000.000) (3.058.580.000.000)( * ) Beban umum dan administrasi (898.314.000.000) (1.232.156.000.000) (1.468.221.000.000) (1.711.843.000.000) (2.271.682.000.000)( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan (63.200.000.000) (1.903.000.000) (1.276.000.000) 1.000.000 ( * ) Lain-lain (32.988.000.000) (91.495.000.000) (181.930.000.000) (186.253.000.000) (332.912.000.000)
Jumlah beban operasional lainnya (2.123.790.000.000) (3.016.138.000.000) (3.539.398.000.000) (4.315.053.000.000) (5.663.174.000.000)Laba Operasional Bersih 2.700.059.000.000 2.584.145.000.000 2.407.239.000.000 3.432.440.000.000 2.426.061.000.000 PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:( * ) Pendapatan bukan operasional 219.484.000.000 223.594.000.000 151.220.000.000 242.970.000.000 475.852.000.000 ( * ) Beban bukan pendapatan (334.699.000.000) (499.853.000.000) (596.942.000.000) (533.205.000.000) (469.156.000.000)Jumlah (115.215.000.000) (276.259.000.000) (445.722.000.000) (290.235.000.000) 6.696.000.000 Laba Sebelum Pajak 2.584.844.000.000 2.307.886.000.000 1.961.517.000.000 3.142.205.000.000 2.432.757.000.000 ( * ) Pajak kini ( * ) Pajak tangguhan
167
(Beban) Penghasilan Pajak (894.821.000.000) (875.954.000.000) (652.328.000.000) (1.045.549.000.000) (875.833.000.000)
Laba Sebelum Hak Minoritas 1.690.023.000.000 1.431.932.000.000 1.309.189.000.000 2.096.656.000.000 1.556.924.000.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (75.336.000.000) (119.092.000.000) (125.581.000.000) (153.061.000.000) (271.982.000.000)
Laba bersih/NOPAT 1.614.687.000.000 1.312.840.000.000 1.183.608.000.000 1.943.595.000.000 1.284.942.000.000
168
Lanjutan Lampiran 5Bank Mandiri Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan bunga( * ) Bunga 18.637.776.000.000 20.366.450.000.000 25.657.397.000.000 23.232.749.000.000 26.496.487.000.000 ( * ) Provisi dan komisi 507.394.000.000 632.775.000.000 603.709.000.000 695.800.000.000 839.750.000.000
Jumlah 19.145.170.000.000 20.999.225.000.000 26.261.106.000.000 23.928.549.000.000 27.336.237.000.000 Beban bunga( * ) Bunga (9.522.533.000.000) (11.747.360.000.000) (15.776.751.000.000) (11.000.194.000.000) (11.886.437.000.000)( * ) Provisi dan komisi (156.869.000.000) (296.821.000.000) (139.119.000.000) (142.434.000.000) (165.200.000.000)
Jumlah (9.679.402.000.000) (12.044.181.000.000) (15.915.870.000.000) (11.142.628.000.000) (12.051.637.000.000)Pendapatan bunga bersih 9.465.768.000.000 8.955.044.000.000 10.345.236.000.000 12.785.921.000.000 15.284.600.000.000 Pendapatan operasional lainnya:( * ) Provisi dan komisi lainnya 1.360.382.000.000 1.577.330.000.000 1.755.027.000.000 2.447.476.000.000 3.423.247.000.000 ( * ) Laba selisih kurs bersih 402.038.000.000 74.079.000.000 379.727.000.000 313.845.000.000 789.350.000.000
( * ) Laba sebelum direalisasi akibat kenaikan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan 66.272.000.000 (89.144.000.000) 109.381.000.000 (14.016.000.000) 1.486.000.000 ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga 1.584.235.000.000 255.458.000.000 137.542.000.000 228.498.000.000 (54.061.000.000)( * ) Lain-lain 702.317.000.000 671.462.000.000 351.345.000.000 401.269.000.000 440.410.000.000
Jumlah pendapatan operasional lainnya 4.115.244.000.000 2.489.185.000.000 2.733.022.000.000 3.377.072.000.000 4.600.432.000.000 Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif (371.517.000.000) (4.445.226.000.000) (3.671.788.000.000) (2.113.994.000.000) (2.986.361.000.000)
Pemulihan (beban) taksiran kerugian atas transaksi rekening administrasi 37.923.000.000 (80.000.000) 37.670.000.000 61.409.000.000 221.393.000.000 Beban operasional lainnya:( * ) Beban karyawan (2.401.757.000.000) (3.187.255.000.000) (3.017.502.000.000) (4.028.959.000.000) (4.563.768.000.000)( * ) Beban umum dan administrasi (2.988.672.000.000) (3.080.079.000.000) (3.250.893.000.000) (3.421.783.000.000) (3.861.684.000.000)( * ) Rugi belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan 309.172.000.000 1.056.645.000.000 128.945.000.000 313.015.000.000 170.139.000.000 ( * ) Lain-lain (645.562.000.000) (600.661.000.000) (593.580.000.000) (759.719.000.000) (954.309.000.000)
Jumlah beban operasional lainnya (5.726.819.000.000) (5.811.350.000.000) (6.733.030.000.000) (7.897.446.000.000) (9.209.622.000.000)Laba Operasional Bersih 7.520.599.000.000 1.187.573.000.000 2.711.110.000.000 6.212.962.000.000 7.910.442.000.000 PENDAPATAN NON-OPERASIONAL: 4.403.000.000 45.304.000.000 120.086.000.000 120.466.000.000 158.118.000.000
Laba Sebelum Pajak 7.525.002.000.000 1.232.877.000.000 2.831.196.000.000 6.333.428.000.000 8.068.560.000.000 ( * ) Pajak kini (2.181.011.000.000) (500.501.000.000) (1.675.010.000.000) (2.686.154.000.000) (4.711.894.000.000)( * ) Pajak tangguhan (88.290.000.000) (127.845.000.000) 1.266.286.000.000 700.262.000.000 1.958.650.000.000
(Beban) Penghasilan Pajak (2.269.301.000.000) (628.346.000.000) (408.724.000.000) (1.985.892.000.000) (2.753.244.000.000)Laba Sebelum Hak Minoritas 5.255.701.000.000 604.531.000.000 2.422.472.000.000 4.347.536.000.000 5.315.316.000.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (70.000.000) (1.162.000.000) (1.067.000.000) (1.267.000.000) (2.495.000.000)
Laba bersih/NOPAT 5.255.631.000.000 603.369.000.000 2.421.405.000.000 4.346.269.000.000 5.312.821.000.000
169
170
Lanjutan Lampiran 5Bakrie & Brothers Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Bersih 1.229.276.439.000.000 2.738.471.084.000 4.332.279.836.000 5.288.769.647.000 8.404.679.927.000 Harga (Beban) Pokok Penjualan (914.073.638.000.000) (1.939.316.130.000) (2.930.528.571.000) (3.081.283.996.000) (4.759.853.494.000)
Laba Kotor 315.202.801.000.000 799.154.954.000 1.401.751.265.000 2.207.485.651.000 3.644.826.433.000 ( * ) Beban Penjualan (63.681.987.000.000) (130.733.318.000) (182.439.048.000) (266.473.549.000) (588.678.045.000)( * ) Beban Umum dan administrasi (322.141.047.000.000) (445.480.488.000) (608.227.278.000) (1.078.869.803.000) (1.805.135.931.000)
Beban Usaha (385.823.034.000.000) (576.213.806.000) (790.666.326.000) (1.345.343.352.000) (2.393.813.976.000)Laba (Rugi) Usaha (70.620.233.000.000) 222.941.148.000 611.084.939.000 862.142.299.000 1.251.012.457.000 ( * ) Laba (Rugi) atas penjualan aktiva tetap 70.227.214.000.000 (252.425.133.000) (1.615.527.000) (1.391.189.000) (492.224.000)( * ) Laba atas penjualan penyertaan saham pada anak perusahaan dan perusahaan Asosiasi 14.962.169.000.000 (115.425.133.000) 78.387.692.000 (17.292.784.523.000)( * ) Laba atas penghapusan hutang 78.067.519.000.000 (70.183.205.000)( * ) Beban bunga dan keuangan - bersih (127.400.206.000.000) (160.893.252.000) (131.715.121.000) (223.451.456.000) (306.929.271.000)( * ) Kerugian/keuntungan selisih kurs (115.045.479.000.000) (156.894.892.000) 14.962.274.000 (51.587.012.000) (526.473.453.000)( * ) Bagian atas laba bersih perusahaan Asosiasi - bersih (15.185.484.000.000) 22.629.538.000 4.498.575.000 5.175.780.000 (1.582.048.218.000)( * ) Beban administrasi bank (7.877.373.000.000) (13.242.811.000) (25.199.824.000) (17.260.015.000) (143.422.482.000)( * ) Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu - bersih (60.491.694.000.000) (7.529.950.000) (24.204.265.000) (23.767.236.000)( * ) Rugi atas penjualan obligasi( * ) Beban amortisasi goodwill (162.246.000.000) (53.022.652.000) (7.534.629.000) (27.849.017.000) (52.024.824.000)( * ) Rugi penghapusan uang muka penyertaan saham (1.000.000.000)( * ) Pendapatan klaim asuransi - bersih 17.514.752.000 ( * ) Beban pajak (8.964.364.000) (4.111.891.000) (53.512.641.000)( * ) Rugi atas penurunan nilai persediaan (7.272.566.000.000) (2.187.571.000) (203.099.000) (22.087.000)( * ) Lain-lain - bersih (2.280.257.000.000) (10.331.374.000) 23.391.734.000 8.828.069.000 25.960.007.000
Penghasilan (Beban) Lain-lain (172.458.403.000.000) (747.135.659.000) (142.053.966.000) (257.229.374.000) (20.001.932.921.000)Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan (243.078.636.000.000) (524.194.511.000) 469.030.973.000 604.912.925.000 (18.750.920.464.000)( * ) Pajak Kini (3.998.850.000.000) (52.285.709.000) (109.345.556.000) (117.991.133.000) (169.980.614.000)( * ) Pajak tangguhan (131.224.542.000.000) (40.871.812.000) (27.589.955.000) (82.274.759.000) 82.427.729.000
Beban pajak penghasilan (135.223.392.000.000) (93.157.521.000) (136.935.511.000) (200.265.892.000) (87.552.885.000)Laba (Rugi) sebelum pos luar biasa (461.989.208.000.000) (1.567.005.144.000) 332.095.462.000 404.647.033.000 (18.838.473.349.000)Pos Luar Biasa - Laba atas restrukturisasi hutang (83.687.180.000.000) (949.653.112.000)Laba (Rugi) sebelum hak minoritas (378.302.028.000.000) (617.352.032.000) 332.095.462.000 404.647.033.000 (18.838.473.349.000)Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan 28.487.547.000.000 (40.105.462.000) (116.594.722.000) (181.289.057.000) (168.957.768.000)
Laba (Rugi) bersih/NOPAT (349.814.481.000.000) (657.457.494.000) 215.500.740.000 223.357.976.000 (19.007.431.117.000)
171
Lanjutan Lampiran 5Bank Niaga Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan bunga( * ) Bunga 2.388.336.000.000 3.483.783.000.000 5.077.600.000.000 7.971.186.000.000 9.591.046.000.000 ( * ) Provisi dan komisi 129.711.000.000 229.541.000.000 244.083.000.000 412.288.000.000 460.436.000.000
Jumlah 2.518.047.000.000 3.713.324.000.000 5.321.683.000.000 8.383.474.000.000 10.051.482.000.000 Beban bunga( * ) Bunga (1.126.790.000.000) (1.976.122.000.000) (3.100.767.000.000) (4.057.515.000.000) (5.233.591.000.000)( * ) Provisi dan komisi (8.014.000.000) (10.910.000.000) (8.744.000.000) (16.461.000.000) (16.440.000.000)
Jumlah (1.134.804.000.000) (1.987.032.000.000) (3.109.511.000.000) (4.073.976.000.000) (5.250.031.000.000)Pendapatan bunga bersih 1.383.243.000.000 1.726.292.000.000 2.212.172.000.000 4.309.498.000.000 4.801.451.000.000 Pendapatan operasional lainnya:( * ) Provisi dan komisi lainnya 149.456.000.000 127.627.000.000 148.370.000.000 630.194.000.000 685.919.000.000 ( * ) Laba selisih kurs bersih 60.224.000.000 85.989.000.000 81.534.000.000 183.361.000.000 395.602.000.000 ( * ) Pendapatan jasa perbankan lainnya 138.992.000.000 161.240.000.000 161.175.000.000 183.431.000.000 216.697.000.000 ( * ) Laba atas penjualan surat-surat berharga 149.442.000.000 (17.305.000.000) 282.864.000.000 450.142.000.000 (45.995.000.000)( * ) Lain-lain 43.258.000.000 35.979.000.000 9.786.000.000 28.705.000.000 82.914.000.000
Jumlah pendapatan operasional lainnya 541.372.000.000 393.530.000.000 683.729.000.000 1.475.833.000.000 1.335.137.000.000 Beban operasional lainnya:( * ) Beban karyawan (361.736.000.000) (401.266.000.000) (571.189.000.000) (1.421.975.000.000) (1.698.726.000.000)( * ) Beban umum dan administrasi (381.702.000.000) (444.587.000.000) (462.576.000.000) (1.610.235.000.000) (1.735.516.000.000)( * ) Laba (Rugi) belum direalisasi akibat penurunan nilai wajar surat-surat berharga yang diperdagangkan (260.000.000) (696.000.000) 8.338.000.000 (12.450.000.000) (244.676.000.000)( * ) Laba (Rugi) kontrak derivatif (6.307.000.000) (28.446.000.000) (85.528.000.000) 35.497.000.000 52.847.000.000 ( * ) Tambahan penyisihan penghapusan aktiva produktif (311.129.000.000) (201.462.000.000) (408.645.000.000) (642.817.000.000) (1.173.100.000.000)( * ) Sewa, penyusutan dan pemeliharaan gedung (111.172.000.000) (146.472.000.000) (172.433.000.000)( * ) Telekomunikasi dan teknologi informasi (118.950.000.000) (170.272.000.000) (175.926.000.000)( * ) Lain-lain (23.884.000.000) (13.014.000.000)
Jumlah beban operasional lainnya (1.291.256.000.000) (1.393.201.000.000) (1.867.959.000.000) (3.675.864.000.000) (4.812.185.000.000)Laba Operasional Bersih 633.359.000.000 726.621.000.000 1.027.942.000.000 2.109.467.000.000 1.324.403.000.000 Beban Penggabungan Usaha (315.903.000.000)PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:( * ) Laba bersih dari pelepasan investasi pada perusahaan luar negeri 150.249.000.000 ( * ) Lain-lain, bersih (29.531.000.000) 19.708.000.000 (96.145.000.000) (25.444.000.000) 75.663.000.000
Jumlah 120.718.000.000 19.708.000.000 (96.145.000.000) (25.444.000.000) 75.663.000.000 Laba Sebelum Pajak 754.077.000.000 746.329.000.000 931.797.000.000 2.084.023.000.000 1.084.163.000.000 (Beban) Penghasilan Pajak (95.237.000.000) (200.294.000.000) (283.991.000.000) (573.496.000.000) (401.131.000.000)
Laba Sebelum Hak Minoritas 658.840.000.000 546.035.000.000 647.806.000.000 1.510.527.000.000 683.032.000.000
172
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan 1.453.000.000 886.000.000 (74.000.000) (2.141.000.000) 4.833.000.000
Laba bersih/NOPAT 660.293.000.000 546.921.000.000 647.732.000.000 1.508.386.000.000 687.865.000.000
173
Lanjutan Lampiran 5Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 2005 2006 2007 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan bunga( * ) Bunga 2.889.231.000.000 4.540.824.000.000 6.090.238.000.000 5.384.675.000.000 5.828.514.000.000 ( * ) Provisi dan komisi 66.540.000.000 105.631.000.000 112.456.000.000 115.163.000.000 114.133.000.000
Jumlah 2.955.771.000.000 4.646.455.000.000 6.202.694.000.000 5.499.838.000.000 5.942.647.000.000 Beban bunga( * ) Bunga (1.309.217.000.000) (2.293.870.000.000) (3.561.496.000.000) (3.001.829.000.000) (3.170.768.000.000)( * ) Provisi dan komisi (3.793.000.000) (8.550.000.000) (13.349.000.000) (19.332.000.000) (15.898.000.000)
Jumlah (1.313.010.000.000) (2.302.420.000.000) (3.574.845.000.000) (3.021.161.000.000) (3.186.666.000.000)Pendapatan bunga bersih 1.642.761.000.000 2.344.035.000.000 2.627.849.000.000 2.478.677.000.000 2.755.981.000.000 Pendapatan operasional lainnya:( * ) Provisi dan komisi lainnya 263.942.000.000 332.338.000.000 349.237.000.000 351.862.000.000 354.487.000.000 ( * ) Laba selisih kurs bersih 112.750.000.000 103.467.000.000 89.322.000.000 111.043.000.000 183.378.000.000
( * ) Ekuitas atas bagian laba (rugi) dari Anak Perusahaan dan perusahaan asosiasi – bersih 604.000.000 (98.000.000)
( * ) Keuntungan (Kerugian) penjualan efek-efek dan obligasi Pemerintah - bersih 10.207.000.000 (128.615.000.000)( * ) Kenaikan nilai efek-efek dan obligasi Pemerintah 400.868.000.000 297.000.000 21.778.000.000 69.158.000.000 88.590.000.000 ( * ) Lain-lain 349.007.000.000 494.202.000.000 559.147.000.000 646.639.000.000 776.262.000.000
Jumlah pendapatan operasional lainnya 1.127.171.000.000 940.413.000.000 1.019.484.000.000 1.178.702.000.000 1.274.102.000.000 Beban operasional lainnya:( * ) Penyisihan penghapusan aktiva produktif dan agunan yang diambil alih (206.525.000.000) (179.282.000.000) (693.622.000.000) (1.110.863.000.000) (1.077.180.000.000)( * ) Penyisihan penghapusan aktiva (pemulihan penyisihan penghapusan aktiva) estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 1.162.000.000 (3.688.000.000) (1.202.000.000) (4.158.000.000) (6.014.000.000)( * ) Beban umum dan administrasi (808.590.000.000) (1.316.242.000.000) (1.463.363.000.000) (1.288.965.000.000) (1.454.751.000.000)( * ) Beban karyawan (684.723.000.000) (888.996.000.000) (768.856.000.000) (1.005.659.000.000) (1.080.604.000.000)( * ) Penyusutan dan amortisasi (130.855.000.000)( * ) Penurunan nilai efek-efek dan obligasi Pemerintah (61.115.000.000)( * ) Pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap (68.810.000.000)( * ) Amortisasi Goodwill( * ) Lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya (1.959.456.000.000) (2.388.208.000.000) (2.927.043.000.000) (3.409.645.000.000) (3.618.549.000.000)Beban operasional lainnya - bersihLaba Operasional Bersih 810.476.000.000 896.240.000.000 720.290.000.000 247.734.000.000 411.534.000.000 PENDAPATAN NON-OPERASIONAL:( * ) Pendapatan non-operasional 14.704.000.000 33.510.000.000 23.200.000.000 57.149.000.000 241.788.000.000
174
( * ) Beban non-operasional (9.967.000.000) (13.498.000.000)Jumlah 4.737.000.000 20.012.000.000 23.200.000.000 57.149.000.000 241.788.000.000 Laba Sebelum Pajak 815.213.000.000 916.252.000.000 743.490.000.000 304.883.000.000 653.322.000.000 ( * ) Pajak kini (45.755.000.000)( * ) Pajak tangguhan 6.369.000.000 (20.554.000.000)
(Beban) Penghasilan Pajak 6.369.000.000 (66.309.000.000) (59.204.000.000) (92.620.000.000) (162.504.000.000)
Laba Sebelum Akuisisi (30.768.000.000)
Laba Sebelum Hak Minoritas 821.582.000.000 849.943.000.000 684.286.000.000 212.263.000.000 490.818.000.000 Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan (94.057.000.000) (50.576.000.000) 140.565.000.000 (10.350.000.000)
Laba bersih/NOPAT 821.582.000.000 725.118.000.000 633.710.000.000 352.828.000.000 480.468.000.000
175
Lanjutan Lampiran 5Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun
1 AALI 1.234.832.000.000 1.149.603.000.000 1.154.194.000.000 2.920.242.000.000 3.949.435.000.000 2.081.661.200.000 -7% 0% 153% 35%
2 ANTM 1.158.308.568.000 1.202.678.418.000 2.219.888.717.000 7.282.401.912.000 1.929.668.249.000 2.758.589.172.800 4% 85% 228% -74%
3 ASII 6.932.625.000.000 8.205.759.000.000 5.871.528.000.000 10.633.605.000.000 14.950.000.000.000 9.318.703.400.000 18% -28% 81% 41%
4 BBCA 4.528.733.000.000 5.123.618.000.000 6.066.603.000.000 6.401.630.000.000 7.720.043.000.000 5.968.125.400.000 13% 18% 6% 21%
5 BBRI 5.731.428.000.000 5.608.363.000.000 5.906.721.000.000 7.780.074.000.000 8.822.012.000.000 6.769.719.600.000 -2% 5% 32% 13%
6 BDMN 2.584.844.000.000 2.307.886.000.000 1.961.517.000.000 3.142.205.000.000 2.432.757.000.000 2.485.841.800.000 -11% -15% 60% -23%
7 BMRI 7.525.002.000.000 1.232.877.000.000 2.831.196.000.000 6.333.428.000.000 8.068.560.000.000 5.198.212.600.000 -84% 130% 124% 27%
8 BNBR -243.078.636.000.000 -524.194.511.000 469.030.973.000 604.912.925.000 -18.750.920.464.000 (52.255.961.415.400)-
100%-
189% 29%-
3200%
9 BNGA 754.077.000.000 746.329.000.000 931.797.000.000 2.084.023.000.000 1.084.163.000.000 1.120.077.800.000 -1% 25% 124% -48%
10 BNII 815.213.000.000 916.252.000.000 743.490.000.000 304.883.000.000 653.322.000.000 686.632.000.000 12% -19% -59% 114%
Tahun
NoKode
Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Pertumbuhan/tahun
1 AALI 800.782.000.000 790.410.000.000 787.318.000.000 1.973.428.000.000 2.631.019.000.000 1.396.591.400.000 -1% 0% 151% 33%
2 ANTM 807.108.655.000 841.935.961.000 1.552.777.307.000 9.446.496.322.000 2.461.585.565.000 3.021.980.762.000 4% 84% 508% -74%
3 ASII 4.330.928.000.000 5.457.285.000.000 3.712.097.000.000 6.519.273.000.000 8.778.000.000.000 5.759.516.600.000 26% -32% 76% 35%
4 BBCA 3.195.421.000.000 3.597.400.000.000 4.242.692.000.000 4.489.252.000.000 5.776.139.000.000 4.260.180.800.000 13% 18% 6% 29%
5 BBRI 3.633.231.000.000 3.808.998.000.000 4.257.572.000.000 4.838.001.000.000 5.958.368.000.000 4.499.234.000.000 5% 12% 14% 23%
6 BDMN 1.614.687.000.000 1.312.840.000.000 1.183.608.000.000 1.943.595.000.000 1.284.942.000.000 1.467.934.400.000 -19% -10% 64% -34%
7 BMRI 5.255.631.000.000 603.369.000.000 2.421.405.000.000 4.346.269.000.000 5.312.821.000.000 3.587.899.000.000 -89% 301% 79% 22%
8 BNBR -349.814.481.000.000 -657.457.494.000 215.500.740.000 223.357.976.000 -19.007.431.117.000 (73.808.102.179.000) -100% -133% 4% -8610%
9 BNGA 660.293.000.000 546.921.000.000 647.732.000.000 1.508.386.000.000 687.865.000.000 810.239.400.000 -17% 18% 133% -54%
10 BNII 821.582.000.000 725.118.000.000 633.710.000.000 352.828.000.000 480.468.000.000 602.741.200.000 -12% -13% -44% 36%
176
Lampiran 6. Rekapitulasi Resiko Keuangan dari 10 Perusahaan Indeks LQ45Kode Emiten
No. Rasio-Rasio AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BNGA BNII
1 CR 1,46 4,16 1,04 1,11 1,12 1,14 1,10 1,14 1,10 1,11
2 QR 1,04 3,26 0,79 0,52 0,78 0,78 0,59 0,93 0,88 0,85
3 Rasio Hutang 22% 40% 53% 90% 90% 88% 91% 48% 91% 90%
4 TIE -4364,10 -106,35 -16,40 0,49 1,24 0,80 0,50 11,00 0,54 0,63
5 Fixed Chance Coverage -4509,89 -107,44 -21,98 -0,94 -1,09 -0,63 -0,47 12,25 -0,41 -0,31
6 Perputaran Persediaan -7,67 -3,89 -9,92 0,06 0,13 0,11 0,04 -460,73 0,09 0,05
7 Rata-rata penjualan/hari 13.735.343.333,33 18.521.865.812,22 182.684.056.666,67 16.578.126.111,11 18.804.776.666,67 6.905.116.111,11 14.439.479.444,44 694.467.021.941,11 3.111.327.222,22 1.907.311.111,11
8Average Collection Period 5,64 47,37 123,86 58,02 41,73 214,93 11865,45 59,02 32,46 15137,63
9 Perputaran Aktiva Tetap 3,15 3,15 5,08 1,99 4,18 1,62 1,07 108,50 1,65 0,83
10 Perputaran Total Aktiva 1,10 0,74 1,08 0,03 0,04 0,03 0,02 47,42 0,02 0,01
11 Profit Margin on Sales 30% 30% 10% 2% 3% 2% 1% -1356% 1% 1%
12 ROI/ROA 30% 30% 10% 2% 3% 2% 1% -1356% 1% 1%
13 Return on networth 39% 47% 24% 23% 16% 16% 13% -3643% 16% 13%
14 Rasio Pertumbuhan 10% -29% -5% 2% -9% -31% -177% -17718% -46% -35%
15 PER 1,91 5,09 1,05 6,42 3,95 4,38 14,01 126,97 33,06 150,20
16 MBR 0,71 0,0014 0,0003 1,49 1,05 0,78 1,14 12,37 3,99 14,95
17 Nilai Buku (Saham) 2117,01 1378892,75 5895245,48 1133,92 1412,56 1904,06 1312,53 145,08 382,54 741,76
18 Beta (ß) 0,68 0,83 0,89 0,70 0,38 0,89 0,77 0,81 0,87 0,10
177
Lampiran 7. Tampilan Visual Basic.Net
178
Lanjutan Lampiran 7
179
Lanjutan Lampiran 7
180
Lanjutan Lampiran 7
181
182
Lanjutan Lampiran 7
183
Lanjutan Lampiran 7
184
Lanjutan Lampiran 7
185
Lanjutan Lampiran 7
186
Lanjutan Lampiran 7
187
Lanjutan Lampiran 7
188
Lanjutan Lampiran 7
189
Lanjutan Lampiran 7
190
Lanjutan Lampiran 7
191
Lanjutan Lampiran 7
192
Lanjutan Lampiran 7
193
Lanjutan Lampiran 7
194
Lanjutan Lampiran 7
195
Lanjutan Lampiran 7
196
Lanjutan Lampiran 7
177