61
Analisis Hubungan Layanan Jasa E-Commerce Terhadap Sifat
Konsumtif Mahasiswa Laily Fitri Alfuni’mah
1*, Alfi Rosyidah Hamim
2, Nadia Kristina Siagian
3, Rizky Firmansyah
4
Universitas Negeri Malang
Abstrak Teknologi informasi banyak dimanfaatkan untuk melihat peluang bisnis dari perkembangan teknologi
tersebut, seperti bisnis online. Pesatnya perkembangan dan nilai transaksi membuat perusahaan banyak
menciptakan layanan jasa pendukung e-commerce. Selain itu, e-commerce juga berlomba-lomba
memberikan penawaran terbaik untuk menarik minat konsumen salah satunya adalah melalui diskon dan
e-payment. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana layanan e-commerce
melalui diskon dan e-payment membuat mahasiswa menjadi konsumtif. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui analisis hubunan diskon e-
commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif mahasiswa. Proses sampling dilakukan menggunakan
purposive sampling dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan informan adalah responden adalah
mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Malang serta aktif menggunakan e-payment dan e-
commerce. Informan berjumlah 6 orang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Malang. Dari
pengumpulan informasi melalui informan, dapat dilihat bahwa diskon memang menjadi daya tarik dalam
pembelian barang di E-commerce. Namun, informan memiliki beberapa pertimbangan dalam diskon yaitu
jenis diskon, lokasi toko online, dan jenis barang yang dibutuhkan. Informasi dari informan juga
memberikan penjelasan mengenai e-payment. Kebanyakan informan mengatakan bahwa e-payment
memberikan mereka kemudahan dalam bertransaksi di e-commerce. Disisi lain. Penelitian ini juga
memberikan penjelasan bahwa layanan jasa berupa diskon dan juga kemudahan e-payment tidak menjadi
alasan utama terjadinya sifat konsumtif mahasiswa. Kata Kunci: Diskon, E-Payment, Sifat Konsumtif
Abstract
Information technology is widely used to see business opportunities from these technological
developments, such as online business. The rapid development and value of transactions has made many
companies create e-commerce support services. In addition, e-commerce also compete to provide the
best offers to attract consumers, like through discounts and e-payments. Therefore, this study aims to
analyze how e-commerce services through discounts and e-payments make students become consumptive.
This study uses a qualitative research method with a descriptive approach to determine the analysis of
relationship between e-commerce discount and e-payment on the consumptive behaviour of students. The
sampling process was carried out using purposive sampling with certain criteria. The criteria for
selecting the informants are the active students in one of the Universities in Malang and actively use e-
payment and e-commerce. The informants were 6 students from one of the Universities in Malang. From
collecting information through informants, it can be seen that discounts are indeed an attraction in
purchasing goods in E-commerce. However, the informant had several considerations in the discount,
namely the type of discount, the location of the online store, and the type of goods needed. Information
from informants also provides an explanation of e-payment. Most informants said that e-payment made it
easy for them to transact in e-commerce. On the other hand, this study also provides an explanation that
services in the form of discounts and also the convenience of e-payment are not the main reason for the
consumptive behaviour of students.
Keywords: Discount, E-Payment, Consumptive Behaviour
PENDAHULUAN
Selain memudahkan untuk mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi, internet
juga mempengaruhi kegiatan ekonomi (Learner & Storper, 2014). Teknologi informasi banyak
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance,
and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8, Hal 61-72
No. ISSN 2797-0760
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
62
dimanfaatkan oleh manusia yang melihat peluang bisnis dari perkembangan teknologi tersebut,
seperti bisnis online (Premana, 2020). Menurut data yang berasal dari iprice.co.id (2021),
pengunjung web bulanan e-commerce di Indonesia pada tahun 2020 mencapai lebih dari 244
juta. Pesatnya perkembangan dan nilai transaksi membuat perusahaan banyak menciptakan
layanan jasa pendukung e-commerce. Konsumen dapat dengan mudah memesan produk dari
berbagai tempat melalui layanan e-commerce. Hal tersebut merupakan salah satu strategi e-
commerce untuk memikat kesetiaan pelanggan. Selain itu, e-commerce juga berlomba-lomba
memberikan penawaran terbaik untuk menarik minat konsumen. Menurut Kassim dan Abdullah
(2010), beberapa cara yang dilakukan oleh e-commerce dalam memperoleh kesetiaan pelanggan
adalah dengan meningkatkan kemudahan penggunaan, daya tarik, dan keamanan atau jaminan
dari website.
Layanan jasa e-commerce menawarkan kemudahan transaksi serta diskon yang
mempengaruhi harga untuk menarik minat konsumen. Diskon digunakan sebagai metode yang
efektif untuk menanggapi perilaku belanja konsumen yang berbeda karena diskon dapat
mempengaruhi pandangan konsumen terhadap suatu produk sehingga dapat merangsang
permintaan dan menaikkan penjualan (Li et al, 2020; Choi & Chen, 2019). Sebelum mengambil
keputusan dalam membeli suatu barang atau produk, konsumen akan membandingkan harga
suatu barang atau produk yang akan dibelinya dengan e-commerce lain. Semakin baik harga
yang ditawarkan perusahaan maka besar kemungkinan orang akan mengambil keputusan
pembelian pada layanan jasa e-commerce untuk membeli barang secara online (Nasution dkk,
2020).
Selain maraknya e-commerce, penggunaan alat pembayaran non-tunai (cash less) juga
semakin meningkat seiring dengan perkembangan fintech di Indonesia (Sari, dkk., 2020).
Adanya peningkatan penggunaan e-payment dapat memengaruhi perilaku untuk menjadi lebih
konsumtif (Rofiqoh et al., 2020; Mujahidin, 2020). Hal ini disebabkan karena dengan
menggunakan e-payment transaksi belanja menjadi lebih efisien, cepat, aman, dan nyaman.
Dengan adanya e-payment, kemudahan seseorang dalam membelanjakan uang non-tunai akan
lebih tinggi dibandingkan uang tunai (Insana & Johan, 2020).
Terlepas dari berbagai daya tarik yang ditawarkan, e-commerce secara tidak langsung
memicu pola perilaku konsumtif khususnya bagi kalangan mahasiswa. Mahasiswa dapat
memiliki sikap boros seperti membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan
kebanyakan hanya karena tertarik setelah melihatnya (Rachmawati & Maulani, 2020; Nafisah,
2019). Mahasiswa merupakan pengguna e-commerce utama yang menghabiskan lebih banyak
uang dibandingkan golongan lain di US (Cassis, 2007; O’Donell and Associates, 2004)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Faadhilah (2018) dan Enrico et al. (2014)
mengungkapkan bahwa gaya hidup konsumtif berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa diskon berpengaruh positif
dengan peningkatan penjualan tanpa menyadari bahwa e-payment merupakan saluran
pengiriman alternatif untuk berbagai transaksi keuangan salah satunya adalah e-commerce (Choi
& Chen, 2019; Shaikh & Karjaluoto, 2015). Maka, penelitian ini menambahkan variabel e-
payment sebagai salah satu faktor penyebab sifat konsumtif mahasiswa.
E-payment merupakan produk yang dapat membantu kelancaran bertransaksi. E-
payment muncul sebagai suatu alat pembayaran baru ditengah pesatnya perkembangan e-
commerce. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, dkk (2016), menunjukkan bahwa
presepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan mahasiswa. Mahasiswa
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
63
seringkali tidak rasional dalam membuat keputusan sehingga besar kemungkinan bagi mereka
terjerat dalam perilaku konsumtif (Nafisah, 2019). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana layanan e-commerce melalui diskon dan e-payment membuat
mahasiswa menjadi konsumtif.
KAJIAN PUSTAKA E-Commerce dan E-Payment
Kemajuan teknologi membantu manusia mengembangkan inovasi terutama dalam
mengembangkan model bisnis, salah satu model bisnis ini adalah perdagangan elektronik atau
yang lebih dikenal dengan E-commerce. Electronic Commerce adalah proses pembelian,
penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan computer (Wellyantama
& Krisnadi, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdillah (2015), ada 5 (lima)
pilar utama dari Framework E-Commerce, yaitu: 1) People, 2) Public Policy, 3) Marketing and
Advertising, 4) Support Services, dan 5) Business Partnerships. Support services atau layanan
jasa dalam hal ini menjadi salah satu dasar penunjang pergerakan e-commerce. Kualitas layanan
juga dapat menjadi pembeda dengan kompetitor e-commerce lainnya.
E-payment atau pembayaran elektronik merupakan mekanisme pembayaran yang
menggunakan media elektronik yang tidak melibatkan uang tunai. Sistem pembayaran
elektronik juga dapat didefinisikan sebagai jenis antar organisasi informasi yang berkaitan
dengan sistem transaksi, menghubungkan berbagai asosiasi, dan menghubungkan ke klien
individu (Fatonah, et al., 2018). Pembayaran elektronik saat ini semakin didukung dengan
banyaknya produk e-money seperti ovo, dana, bahkan uang elektronik yang dibuat oleh e-
commerce itu sendiri. Ada beberapa penelitian terdahulu tentang e-payment terdahap sifat konsumtif.
Premchard & Choudhry (2015) menemukan bahwa penjualan meningkat signifikan dengan menggunakan
e-payment. Premchard & Choudhry (2015) juga menyebutkan bahwa e-payment menjadi bagian penting
dalam system pembayaran. Penelitian yang dilakukan oleh Insana & Johan (2021) dan Daliyah &
Patrikha (2020) menyebutkan bahwa e-payment berpengaruh positif dan signifikan terhadap sifat
konsumtif mahasiswa. Hal ini dikarenakan kemudahan dan kecepatan dalam e-payment sehingga
penggunaannya semakin meningkat dikalangan mahasiswa dan meningkatkan konsumsi
mahasiswa (Ramadani, 2016).
Kualitas Pelayanan Elektronik dan Diskon
Menurut Widyanita (2018) Kualitas layanan elektronik mengacu pada kualitas layanan
dimana pelanggan dapatkan ketika berhadapan dengan situs-situs e-commerce dari mana mereka
melakukan transaksi pembelian online baik produk dan layanan. Tentunya setiap e-commerce
menawarkan kualitas dan produk layanan yang berbeda untuk menarik perhatian konsumen dan
menciptakan persaingan dengan e-commerce lainnya. Berdasarkan definisi lain kualitas layanan
bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan/pengguna (Astuti & Salisah, 2016).
Diskon merupakan pengurangan atau potongan dari harga sebuah produk yang ada pada
daftar yang diberikan oleh penjual kepada pembeli agar melakukan suatu pembelian produk
(Setyorini, 2021). Dari pengertian yang ada diskon juga merupakan sebuah strategi yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menarik perhatian konsumen untuk melakukan
pembelian. Penelitian tentang pengaruh diskon terhadap keputusan pembelian telah banyak dilakukan.
Hsueh & Chen (2010) menemukan bahwa platform merangsang permintaan konsumen dengan
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
64
menggunakan kupon diskon yang berbeda dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian dalam
jumlah besar.
Hasil serupa juga ditemukan oleh Jiang, Liu, & Wang (2018) dan Heilman, Nakamoto,
dan Rao (2002). Ditemukan bahwa konsumen akan segera menggunakan kupon diskon untuk
membeli produk sehingga produsen dapat menarik lebih banyak pembeli dan memaksimalkan keuntungan
dengan mengintegrasikan alat pemasaran seperti kupon diskon. Ini menunjukkan bahwa kupon diskon
merupakan metode yang efektif untuk memotivasi pembelian konsumen. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Faadhilah (2018) dan Enrico et al. (2014) mengungkapkan bahwa gaya hidup
konsumtif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Choi & Chen (2019)
dan Ghose & Han (2014) membahas dampak penetapan harga dis kon dan bundling produk terhadap
penjualan Game dan aplikasi seluler. Mereka menemukan bahwa tingkat diskon dan harga diskon
memiliki hubungan positif dengan peningkatan penjualan.
Sifat Konsumtif
Konsumtif merupakan sifat mengkonsumsi, memakai, dan menggunakan sesuatu secara
berlebihan atau mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan serta menghilangkan skala
prioritasnya (Kurniawan, 2017). Membeli atau mengkonsumsi adalah hal yang lumrah dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berubah menjadi negatif ketika melakukan pembelian
karena keinginan bukan kebutuhan. Jadi dalam pengertian ini dapat diartikan perilaku konsumtif
adalah mengkonsumsi nilai guna dari barang ataupun jasa secara berlebihan (Hidayat, et al.,
2018).
Penelitian Dalihade, Massie & Tielung (2017) menyebutkan bahwa adanya diskon dapat
meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian secara tiba-tiba tanpa mempunyai
niat dan rencana untuk membelinya. Hal ini menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif
yaitu dengan membeli produk yang menarik meskipun belum atau bahkan tidak
membutuhkanya (Sumartono, 2002). Transaksi pembelian melalui e-commerce juga mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan toko-toko pada umumnya, yaitu memudahkan penggunanya
membayar melalui e-payment. Pembeli hanya perlu mentransfer uang melalui smartphone dan
dapat dilakukan dimana saja. Dengan kemudahan tersebut, secara tidak sadar, perilaku
konsumtif akan muncul karena pembelian dilakukan tanpa adanya perencanaan dan
pertimbangan (Insana & Johan, 2020).
Teori Perilaku Konsumtif
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku konsumtif Jean Paul
Baudrillard. Baudrillard (1988) menyatakan bahwa konsumsi tanda merupakan pola konsumsi
yang terjadi pada masyarakat di era digital. Konsumsi tanda lebih mengutamakan citra yang
melekat pada barang dan jasa dibandingkan dengan kegunaanya (Baudrillard, 1988). Maka,
tujuan konsumsi yang semula bertujuan untuk bertahan hidup perlahan mengalami pergeseran
kearah pemenuhan keinginan dan gaya hidup dalam mengikuti trend yang berkembang di
masyarakat (Bakti, dkk., 2019). Dalam perilaku masyarakat konsumtif, citra visual dianggap
penting untuk mengekspresikan jati diri mereka (Miles, 2006). Masyarakat konsumtif tentunya
akan membeli barang-barang yang menunjang citra visual mereka, terlebih jika harga yang
ditawarkan menarik atau terdapat diskon (Sunastiko, dkk., 2014; Tseng, 2016). Saat ini, toko
online/e-commerce adalah salah satu platform yang menyediakan banyak diskon dan bonus
(Irmawati, 2011). Selain diskon, kemudahan dalam pembelian juga berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif masyarakat seperti e-payment, karena penggunaanya yang relatif mudah dan
efisien (Insana & Johan, 2020).
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
65
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
untuk mengetahui pengaruh diskon e-commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif
mahasiswa. Target populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa pengguna e-commerce
dan e-payment di Indonesia. Penelitian dari Miranda (2017) menyebutkan bahwa mahasiswa
merupakan kalangan yang dekat dengan dunia teknologi sehingga berpotensi aktif
menggunakan e-commerce dan digital payment. Data yang digunakan merupakan data primer
yang dikumpulkan dari 6 partisipan yang menempuh studi di Perguruan Tinggi di Malang.
Malang dipilih karena merupakan Kota Pendidikan dan terdapat banyak Perguruan Tinggi baik
negeri maupun swasta (Purnomowati & Ismini, 2014). Proses sampling dilakukan menggunakan
purposive sampling dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan informan adalah responden
adalah mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Malang serta aktif menggunakan e-
payment dan e-commerce.
Informan berjumlah 6 orang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Malang.
Informan pertama adalah Shavitri Rahmatullaili (Shavitri) dari program studi Akuntansi.
Informan kedua adalah Ahmad Gilang (Gilang) dari program studi akuntansi. Informan ketiga
adalah Thoyyibatud durriyah (Tutud) dari program studi ekonomi pembangunan. Informan
keempat adalah Rachma Equatrin Prahastuti (Rachma) dari program studi akuntansi. Informan
kelima adalah Nanda Istarika (Nanda) prodi ekonomi pembangunan. Informan keenam adalah
Moniquita (Moniq) dari program studi ekonomi pembangunan. Keenam informan ini dipilih
karena memenuhi kriteria purposive sampling yaitu mahasiswa aktif pengguna e-payment dan e-
commerce.
Sebelum pengumpulan data dilakukan, calon partisipan dihubungi peneliti melalui
telepon dan ditanyakan kesediaanya untuk diwawancara. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan semi-structured interview. Artinya, peneliti menawarkan struktur terfokus untuk
diskusi selama wawancara tetapi tidak boleh diikuti secara ketat (Cristian & Campos, 2007).
Jadi, peneliti hanya menyiapkan daftar instrumen wawancara yang dapat dikembangkan sesuai
dengan jawaban responden selama proses wawancara. Hal ini dimaksudkan agar orang yang
diwawancarai dengan bebas mengekspresikan diri mereka tentang apa yang ingin disampaikan
dengan cara yang santai (McCluskey et al., 2010).
Wawancara dilakukan secara online melalui video call dan direkam menggunakan
perekam audio dengan izin dari informan yang berlangsung sekitar 30 menit. Perekam audio
merupakan bukti pendukung sehingga penelitian dapat dipercaya. Selanjutnya, audio
ditranskripsikan kata demi kata. Metode yang digunakan adalah Induktif yaitu menyimpulkan
data yang dimulai dari pernyataan persoalan yang bersifat khusus dan spesifik, kemudian ditarik
menuju persoalan yang bersifat umum. Teknik analisis data menggunakan Content analysis
dengan membandingkan beberapa jawaban, kemudian merangkum setiap pertanyaan dengan
jawaban masing-masing responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis hubungan diskon terhadap pembelian di E-Commerce
Dari hasil wawancara, beberapa informan senang berbelanja di e-commerce yang
memberikan diskon karena diskon yang diberikan akan menghemat pengeluaran dan
memberikan keuntungan. Informan juga membandingkan harga dari toko offline dengan harga
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
66
yang ditawarkan di e-commerce. Apabila harga di toko offline lebih murah maka informan lebih
memilih belanja di toko offline begitu pula sebaliknya. Namun, ada informan yang memberikan
tanggapan bahwa pemberian diskon pada harga tidak akan berpengaruh apabila letak toko di e-
commerce jauh karena akan mahal di ongkos kirim. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Edward et,al (2009) yang menyebutkan bahwa kedekatan toko memengaruhi
keputusan pembelian online dengan mengubah perasaan jarak psikologis.
―Ada banyak pertimbangan yang saya butuhkan sebelum memutuskan membeli di toko
mana. Salah satunya yaitu letak toko tersebut, karena semakin jauh ongkos kirim semakin
mahal.‖ (informan shavitri)
―Jika harga di e-commerce lebih murah, saya akan memilih membeli di e commerce.
Apalagi jika letaknya dekat dan ada diskon‖ (informan tutud)
Tidak sedikit juga informan yang akan tetap berbelanja di e-commerce
walaupun tidak ada diskon karena barang yang dibutuhkan terdapat di toko tersebut
dan menurut informan barang yang dibutuhkan memiliki kualitas yang baik. Sealin
itu, barang tersebut memang perlu untuk dibeli walaupun tidak ada diskon. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ittaqullah et al. (2020) yang
menyebutkan bahwa dengan atau tanpa diskon, konsumen tetap akan melakukan
pembelian jika berkaitan dengan kebutuhannya.
―Kalau membeli barang hanya ada di e-commerce satu itu. Semisal ada barang yang benar-
benar saya butuh dan tidak ada diskon maka saya akan tetap membeli barang itu ‖ (informan
rachma)
Diskon persen lebih banyak dipilih oleh informan karena diskon dalam bentuk persen
terkesan lebih banyak. Namun, beberapa informan juga memperhitungkan terlebih dahulu
diskon yang ditawarkan. Apabila diskon persen tidak cukup menjanjikan, maka informan akan
memilih diskon potongan harga. Hal ini bergantung pada opsi mana yang lebih banyak
mengurangi harga produk tersebut.
―Saya lebih suka diskon dalam bentuk persen dibandingkan potongan harga, karena apabila
diskon dalam bentuk persen ketika kita belanja banyak otomatis dapat potongan nya
banyak. Kalau potongan harga barang langsung semisal dipotong 20.000 yasudah
potongannya hanya 20.000‖ (informan nanda)
E-payment terhadap pembelian di E-commerce
Alasan informan menggunakan e-payment adalah karena praktis, efisien, mudah,
sederhana, dan menghemat waktu dan tenaga asalkan memiliki fasilitas pendukung seperti kuota
internet dan aplikasi mobile banking. Selain itu, e-payment juga mudah dipelajari. Hal ini
ditandai oleh informan tidak mengalami kesulitan berarti saat awal mempelajari e-payment.
Informan selalu menggunakan e-payment saat berbelanja di e-commerce. Namun, informan
Tutud juga masih menggunakan cara pembayaran lain yaitu melalui toko mitra. Informan
Gilang dan Rachma menyebutkan bahwa cara pembayaran lain memiliki lebih banyak biaya
tambahan. Penelitian Yuki (2019) menyebutkan bahwa banyak konsumen yang menggunakan e-
payment karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem pembayaran yang lain.
―Iya. Sudah tidak pernah bayar melalui minimarket. Ribet. Ada pajak (biaya admin). Bayar
parkir juga‖ (Informan Gilang)
―Kalau untuk sekarang lebih ke e-payment soalnya untuk cara pembayaran lainya itu
buasanya lebih banyak charge nya daripada e-payment.‖ (Informan Rachma)
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
67
―Namun, kalau untuk toko-toko yang bermitra itu masih pernah. Karena, kalau e-payment
juga kan ada saldo, nah Ketika saldo tersebut kurang itu alternatifnya mencari ke toko -toko
bermitra.‖ (Informan Tutud)
Informan sepakat untuk terus berencana menggunakan e-payment dalam jangka panjang.
Perkembangan pembayaran elektronik pada masa mendatang tentunya sejalan dengan majunya
teknologi yang memudahkan konsumen dalam hal bertransaksi melaui mobile payment (Rafa’al,
2018). Namun, informan Tutud dan Shavitri mengungkapkan bahwa tidak menutup
kemungkinan bagi mereka untuk menggunakan cara pembayaran lain.
―Kalau menurut saya, dengan menggunakan e-payment bisa saja pilihan yang saya tuju
menjadi semakin baik. Karena, kita juga harus melihat saldo yang kita miliki juga. Jika
saldo banyak, maka akan lebih memilih kualitas dan kuantitas. Namun, Ketika saldo
menipis yaitu dengan memperhatikan diskon juga.‖ (Informan Tutud)
―Selagi e-payment berfungsi dengan baik, saya akan menggunakan dengan jangka panjang.
Tetapi, kalau misalnya sudah berubah jadi lebih merugikan, maka saya bisa saja berhenti
menggunakanya atau memilih e-payment yang lain.‖ (Informan Tutud)
―Sepertinya iya. Saya berecana tetap memanfaatkan epayment di masa depan. Tapi juga
tidak menutup kemungkinan untuk bertransaksi biasa.‖ (Informan Shavitri) Informan menyebutkan bahwa e-payment memungkinkan penggunaan e-commerce lebih
cepat karena transaksi dapat selesai lebih cepat. Selain itu e-payment dapat membuat pilihan
konsumen menjadi lebih baik. Informan Nanda menyebutkan bahwa e-payment tidak
membuatnya menjadi sering membeli barang di e-commerce. Dia hanya menganggap e-payment
sebagai alat bantu untuk mempermudah tranasaksi. Hal berbeda diungkapkan oleh Informan
Moniq yang menyebutkan bahwa kemudahan e-payment membuatnya menjadi sering membeli
barang di e-commerce. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadani (2016) yang menyebutkan
bahwa kemudahan dalam e-payment membuat konsumsi penggunannya semakin meningkat.
Perilaku Konsumtif dalam transaksi E-commerce
Indikasi perilaku konsumtif didasari pada 3 hal, yaitu pembelian secara impulsive,
pembelian barang-barang yang ngetrend, serta lebih mementingkan untuk membeli barang
berdasarkan keinginan daripada kebutuhan. Menurut penelitian (Jauhari, 2017) Diskon
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap impulse buying. Informan Shavitri
menyebutkan bahwa 6 menyebutkan bahwa diskon dapat menyebabkan seseorang melakukan
pembelian secara impulsive. Namun, Informan Tutud berpendapat bahwa diskon tidak
menyebabkan seseorang bertindak impulsive.
―Kadang-kadang, tapi seringnya iya. Karena jika ada toko menyediakan diskon, akan ada
periode diskon sehingga konsumen akan cepat-cepat membeli produk tersebut. Hal itu juga
menjadi alasan mengapa jika ada diskon menjadi impulsif. Ditambah pembayaran melalui
e-payment semakin membuat rasa ingin membeli menjadi semakin besar.‖ (Informan
Shavitri)
―iya tentu saja diskon membuat saya berbelanja secara impulsive itu pasti‖ (Informan
Nanda)
―Saya suka diskon. Tetapi, saya juga tidak suka membeli secara tiba-tiba. Secara teori
ekonomi saja, lebih baik membeli barang yang benar-benar kita butuhkan daripada apa
yang kita inginkan. Jadi, bila saya lagi membutuhkan sesuatu dan ada diskon, saya beli.
Tetapi, Ketika saya tidak butuh apa-apa dan ada diskon, lebih baik saya menggunakanya
untuk hal-hal yang lain‖ (Informan Shavitri)
Konsumen milenial khususnya para pengguna e-walet ternyata tidak terlalu
mempermasalahkan mengenai besarnya diskon yang diberikan oleh perusahaan penyedia
aplikasi, karena hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan minat pembelian
impulsif mereka (Kusnawan, et al., 2019). Menurut beberapa pendapat yang dilontarkan oleh
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
68
informan, e-payment sama sekali tidak menjadi alasan terjadinya pembelian impulsive
mahasiswa. Pembelian secara impulsive dilakukan para informan karena diperolehnya diskon
dari e-commerce daripada diperoleh nya kemudahan saat menggunakan e-payment.
―Tidak juga. Yang penting (saya) membeli. (Saya) tidak berfikir aneh-aneh. Saya ingin
barang ini baru mencari (barang tersebut)‖ (Informan Ahmad)
―Tidak. Karena yang mempengaruhi itu lebih ke dis kon. Kalau ada diskon kadang saya bisa
kalap tetapi tidak sering‖ (Informan Rachma)
Indikasi kedua dari perilaku konsumtif adalah dengan membeli barang-barang yang
sedang naik daun (ngetrend). Hampir semua informan mengatakan bahwa mereka tidak
mengikuti trend yang ada saat ini. Jadi, bisa dikatakan bahwa diskon dan e-payment tidak
menjadi alasan terjadinya pembelian barang-barang yang lagi trend.
―Saya pribadi tidak. Saya pribadi lebih karena kebutuhan dan mungkin tertarik barangnya
terlihat lucu jadi saya ingin membeli.‖ (Informan Shavitri)
―Saya lebih memperhatikan kualitas, apakah barang tersebut nyaman dipakai, atau dari
ukuran dan harga. Tetapi, tidak dari trend nya meskipun didiskon. Karena, saya tidak suka
membeli barang-barang yang sedang trend.‖ (Informan Tutud) Indikasi ketiga adanya perilaku konsumtif adalah dengan mendahulukan pembelian
barang yang diinginkan daripada yang dibutuhkan. Dalam hal ini, semua informan menyatakan
bahwa meskipun terdapat diskon e-commerce dan kemudahan e-payment, pembelian yang
paling diprioritaskan adalah membeli barang-barang yang dibutuhkan. Setelah barang yang
dibutuhkan sudah terpenuhi, barulah mereka memikirkan untuk membeli barang-barang yang
diinginkan.
―Saya memang pertama untuk memenuhi kebutuhan. Kedua, jika ingin saya belum tentu
langsung membeli produk tersebut karena banyak pertimbangan lain disamping faktor
hanya ingin. Jadi untuk faktor keinginan bisa disebut 50:50‖ (Informan Shavitri)
―Tidak. Karena, nanti jatuhnya barang tersebut tidak bermanfaat. Jadi, saya membeli
berdasarkan apa yang saya butuhkan‖ (Informan Tutud)
―Saya lebih mengutamakan kebutuhan saya dibandingkan keinginan saya ketika berbelanja
di E-commerce‖ (Informan Nanda)
SIMPULAN
Studi ini menggunakan metode kualitatif serta pendekatan deskriptif untuk menganalisis
hubungan diskon e-commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif mahasiswa. Penelitian ini
dapat menjelaskan hasil analisis hubungan diskon terhadap keinginan mahasiswa untuk belanja
di E-commerce dan bagaimana kemudahan E-payment membantu transaksi pada saat belanja di
E-commerce yang menjadi alasan terjadinya sifat konsumtif mahasiswa. Dari pengumpulan
informasi melalui informan, dapat dilihat bahwa diskon memang menjadi daya tarik dalam
pembelian barang di E-commerce. Namun, informan memiliki beberapa pertimbangan dalam
diskon yaitu jenis diskon, lokasi toko online, dan jenis barang yang dibutuhkan.
Informan tetap mempertimbangkan jenis diskon yang ditawarkan baik itu bentuk persen
ataupun potongan harga. Informan banyak memilih diskon dengan pertimbangan apabila
membeli banyak akan memangkas harga sebesar diskon yang ditawarkan, seberapapun kuantitas
barangnya. Lokasi toko online juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan karena jika
jarak toko itu jauh maka sama saja diskon atas barang tidak akan membayar ongkos kirim
barang yang dibeli. Diskon dapat menjadi alasan transaksi di E-commerce namun tidak dapat
menjadi alasan terjadinya sifat konsumtif karena masih ada pertimbangan lain. Ketika informan
akan membeli barang yang dibutuhkan namun toko tidak memberi diskon, informan tetap akan
membeli barang tersebut tanpa mementingkan diskon.
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
69
Informasi dari informan juga memberikan penjelasan mengenai e-payment. Kebanyakan
informan mengatakan bahwa e-payment memberikan mereka kemudahan dalam bertransaksi di
e-commerce. Selain menghemat waktu, e-payment juga membantu informan untuk menghemat
tenaga serta biaya transportasi untuk pergi ke bank untuk membayarkan tagihan belanja e-
commerce. E-payment tidak menjadi alasan informan untuk bersifat konsumtif karena
kemudahan atas pembayaran melalui e-payment hanya membantu dalam pembayaran tagihan
saja. Penelitian ini telah memberikan penjelasan bahwa layanan jasa berupa diskon dan juga
kemudahan e-payment tidak menjadi alasan utama terjadinya sifat konsumtif mahasiswa.
Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak bisa dilakukannya wawancara informan
secara offline dan sedikitnya jumlah informan yang bisa dijangkau dikarenakan pandemi Covid
19 yang membatasi interaksi peneliti dan informan. Studi lebih lanjut dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor lain seperti pay later dan jarak toko pada e-commerce. Selain itu,
studi lebih lanjut juga dapat dilakukan dengan memperluas cakupan studi dengan
memperbanyak informan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, A. L. (2015). Model Transaksi Keuangan Perdagangan Elektronik. Dari
https://ssrn.com/abstract=3660424
Agmeka, F., Wathoni, N. R., Sentoso, S. A. (2019). The Influence of Discount Framing towards
Brand Reputation and Brand Image on Purchase Intention and Actual Behaviour in
ecommerce. DOI: 10.1016/j.procs.2019.11.192.
Astuti, D. and Salisah, N. F. (2016). Analisa kualitas layanan e-commerce terhadap kepuasan
pelanggan menggunakan metode E-servqual (Studi Kasus: Lejel Home Shopping).
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 2, No. 1.
Baudrillard, Jean. (1998). The Consumer Society: Myths and Structures. London: SAGE
Publications.
Bakti, I. S., Nirzalin, Alwi. (2019). Konsumerisme dalam Perspektif Jean Baudrillard. Jurnal
Sosiologi USK, 13 (2):147-166. Doi:10.24815/jsuv13i2. 15925.
Cassis, C. (2007). College students help fuel ever—Growing Internet sales. Dari
http://media.www. dailyfreepress.com/media/storage/paper87/news/
Choi, H. S., & Chen, C. (2019). The effects of discount pricing and bundling on the sales of
game as a service: An empirical investigation. Journal of Electronic Commerce
Research, 20(1), 21-34.
Cristian, Gugiu., & Liliana, Rodríguez-Campos. (2007). Semi-structured interview protocol for
constructing logic models. Evaluation and Program Planning. 30 (4), 339-350. DOI:
10.1016/j.evalprogplan.2007.08.004.
Dalihade, I, J., Massie M., Tielung J. Pengaruh Potongan Harga dan Store Atmosphere terhadap
Impulsive Buying Matahari Departement Store Mega Mall Manado. Jurnal EMBA. 5
(3): 3538 – 3549
Daliyah, R., & Patrikha, F. D. (2020). Analisis Perilaku Konsumsi Pengguna Aplikasi E-Money
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan
Tata Niaga (JPTN), 8(3).
Edwards, S. M., Lee, J. K., & Ferle, C. L. (2009). Does place matter when shopping online?
Perceptions of similarity and familiarity as indicators of psychological distance. Journal
of Interactive Advertising, 10(1), 35-50.
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
70
Enrico, A., R. Aron, dan W. Oktavia. (2014). The Factors that Influenced Consumptive
Behavior: A Survey of University Students in Jakarta. 4 (1):1-6
Faadhilah, F. N. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan Beauty Vlogger Sebagai
Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik (Studi Pada Remaja
Perempuan Pengguna Kosmetik Korea di Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen 7 (1):133-
142.
Fatonah, S., Yulandari, A., dan Wibowo, F. W. (2018). A review of E-payment System in E-
commerce. doi:10.1088/1742-6596/1140/1/012033
Gendall, P., Hoek, J., Pope, T., & Young, K. (2006). Message framing effects on price
discounting. Journal of Product & Brand Management, 15(7), 458–465.
doi:10.1108/10610420610712847.
Ghose, A., & Han, S. P. (2014). Estimating demand for mobile applications in the new economy.
Management Science, 60(6), 1470–1488
Heilman, C. M., K. Nakamoto, & A. G. Rao. (2002). ―Pleasant Surprises: Consumer Response
to Unexpected in-store Coupons.‖ Journal of Marketing Research 39 (2): 242–252
Hidayat, W. B., Punia, N. I., dan Kebayantini, N. L. (2018). Peran Media Sosial terhadap
Perilaku konsumtif Kaum Remaja di Desa Tegal Kertha. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Udayana
Hsueh, S. C., & Chen, J. M. (2010). Sharing secure m-coupons for peer-generated targeting via eWOM
communications. Electronic Commerce Research and Applications, 9(4), 283–293.
IPrice.co.id (2021, 9 Februari). Peta E-Commerce Indonesia. Diakses pada 24 Februari 2021.
Dari https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/
Irmawati, Dewi. (2011). Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi
Bisnis. Edisi ke VI.
Insana, R., S & Johan. Analisis Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik terhadap Perilaku
Konsumtif Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI. Journal of
Applied Business and Economics (JABE). 7 (2): 224 209.
Ittaqullah, N., Madjid, R., & Suleman, N. R. (2020). The effects of mobile marketing, discount,
and lifestyle on consumers’ impulse buying behavior in online marketplace. Int. J. Sci.
Technol. Res., 9(3), 1569-1577.
Jauhari, M. (2017). Pengaruh promosi, diskon, merek, store atmosphere, dan shopping emotion
terhadap impulse buying dikalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas PGRI
Yogyakarta. http://repository.upy.ac.id/id/eprint/1629.
Jiang, Y., Liu, Y., Wang, H., et al. (2018). Online pricing with bundling and coupon discounts.
International Journal of Production Research, 56(5), 1773–1788
Junadi, S. (2015). A model of factors influencing consumer’s intention to use e-payment system
in Indonesia. Procedia Computer Science, 59, 214-220.
Kassim, N. and Abdullah, N.A. (2010). The Effect of Perceived Service Quality Dimensions on
Customer Satisfaction, Trust, and Loyalty in ECommerce Settings, Asia Pacific Journal
of Marketing and Logistics, Vol. 22 No. 3, pp. 351-371.
Kurniawan, C. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Ekonomi Pada Mahasiswa. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 13, No. 4
Kusnawan, A., Silaswara, D., Sefung, T. 2019. Pengaruh Diskon pada Aplikasi e-Wallet
terhadap Pertumbuhan Minat Pembelian Impulsif Konsumen Milenial di Wilayah
Tangerang. Jurnal Sains Manajemen. Vol. 5 No 2.
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
71
Learner, E., & Storper, M (2014). The economic geography of the Internet age, Journal of
International Business Studies, 32(4): 641665. doi: 10.1057/palgrave.jibs. 84909988
Li, C., Chu, M., Zhou, C., & Zhao, L. (2020). Two-period discount pricing strategies for an e-
commerce platform with strategic consumers. Computers & Industrial
Engineering, 147, 106640.
McCluskey, T., Broderick, A., Boyle, A., Burton, B. and Power, D. (2010). Evidence on Irish
financial analysts and fund managers views about dividends. Qualitative Research in
Financial Markets 2 (2), 80-99, DOI: 10.1108/17554171080 0003 81
Miles, Steven. (2006). Consumerism as a Way of Life. London: SAGE Publications.
Miranda, S. (2017). Pengaruh Instagram sebagai Media Online Shopping Fashion terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.
JOM FISIP. 4(1). dari http://jom.unri.ac.id/index.php/ JOMFSIP/article/view /13494
Mujahidin, A. (2020). Pengaruh Fintech e-wallet Terhadap Perilaku Konsumtif
Pada Generasi Millennial. Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis, 8(2), 143–150. https://doi.
org/10.35314/inovbiz.v8i2.1513
Nafisah, D. (2019). Perilaku Konsumtif pada Remaja Pengguna Kuota Ditinjau dari Kontrol
Diri dan Gaya Hidup. SSRN Electronic Journal, 5(564), 119. https://doi. org/10.4324/
9781315853178
Nasution, S. L. A., Limbong, C. H., & Ramadhan, D. A. (2020). Pengaruh Kualitas Produk,
Citra Merek, Kepercayaan, Kemudahan, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Pada E-Commerce Shopee (Survei pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Labuhan Batu). Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan
Manajemen), 7(1), 43-53. https://doi.org/10. 36987/ecobi.v7i1.1528
O’Donell and Associates, LLC., (2004) ―College Student Spending Behavior,
http://www.odassoc.com/resources/docs.
Premana, A., Fitralisma, G., Yulianto, A., Zaman, M. B., & Wiryo, M. A. (2020). Pemanfaatan
Teknologi Informasi Pada Pertumbuhan Ekonomi Dalam Era Disrupsi 4.0. Journal of
Economic and Management (JECMA), 1(01), 1-6.
Premchand, A., & Choudhry, A. (2015). Future of payments–ePayments. International Journal
of Emerging Technology and Advanced Engineering, 5(1).
Purnomowati, Wiwin & Ismini. (2014). Konsep Smart City dan Pengembangan Pariwisata di
Kota Malang. Jurnal JIBEKA. 8 (1)
Rachmawati, R., & Maulani, G. (2020). Influence of Marketplace Usage of Uniga Student
Shopping Consumptive Behaviour. Management and Entrepreneurship Research
Review, 1(2), 66-78. https://doi.org/10.35899/merr.v1i2.119
Rafa'al, Mubaddilah. (2018). Mobile Payment Sebagai Sistem Pembayaran Masa Depan. OSF
Preprints. DOI:10.31219/osf.io/z56hk.
Ramadani, L. (2016). Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money)
Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan, 8(1), 1-8.
Ramadhan, A. F., Prasetyo, A., & Irviana, L. (2016). 13(2). Persepsi Mahasiswa dalam
menggunakan E-Money. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 13(2)
https://doi.org/10.34001/jdeb.v13i2.470
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760
72
Rofiqoh, D. A. A., Baehaqi, A., Putra, A., Avianti, A., Sitorus, J. A., & Larasati
Felinurokhim. (2019). The Influence of E-Wallet on Consumptive Behavior of Milenial
Generation in Jabodetabek (Case Study on Ovo Services). ResearchGate, 1–11.
Sari, A., Malik, Z., Hidayat, Y. (2020). Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik (e-money)
terhadap Perilaku Konsumen. Prosiding Hukum Ekonomi Syariah. Vol 6(1)
Schierz, P. G., Schilke, O., & Wirtz, B. W. (2010). Understanding consumer acceptance of
mobile payment services: An empirical analysis. Electronic commerce research and
applications, 9(3), 209-216
Setyorini, D. W. (2021). Pengaruh Promosi, Kemudahan akses, dan Diskon terhadap keputusan
pembelian impulsive pengguna aplikasi Shopee pada Mahasiswa jurusan Ekonomi
Syariah institute Agama islam tulungagung. Diakses http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/id/eprint/17955
Shaikh, A.A., Karjaluoto, A. (2015). Mobile banking adoption: A literature review, Telematics
and Informatics Journal 32 (1), 129-142, https://doi.org/10.1016 /j.tele.2014.05.003.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan : Meneropong imbas pesan Iklan Televisi.
Bandung: Penerbit Alfabeta
Sunastiko, K., Nur, R., & Putra, A. (2014). Hubungan antara Citra Diri (Self Image) dengan
Perilaku Konsumtif dalam Pembelian Produk Kosmetik pada Mahasiswi Fakultas
Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal EMPATI. 2(3):52-59. Dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/5251
Tseng, C. H. (2016) The Effect of Price Discounts on Green Consumerism Behavioral
Intentions. J. Consumer Behav., 15: 325– 334. Doi: 10.1002/cb.1572.
Uddin, S. F., & Khan, M. N. (2016). Online shopping attitudes of management students in india:
an empirical exploration of genders. Pacific Business Review, 8(7), 40-45.
Wellyantama, P., & Krisnadi, I. (2018). Pemanfaatan E-commerce untuk Jual Beli Barang
Bekas.
Widyanita, A. F. (2018). Analisis pengaruh kualitas layanan E-commerce dan pelayanan
konsumen Shopee Indonesia pada mahasiswa fakultas Ekonomi UII pengguna Shopee.
Yogyakarta.
Yuki, Reza. (2019). Analisis Faktor-Faktor Sukses E-Payment. Jurnal Riset Sains Manajemen.
3 (1): 31-48. http://ejurnal.id/index.php/jsm/article/view/234