1
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Penerapan Internet Financial Reporting
(IFR) Pada Perbankan Di Indonesia
Indah Permata Sari
Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com., Ph.D., Akt.
ABSTRACK
This research has objective to determine the factors that affect the practice
of Internet Financial Reporting (IFR) in the banking sector in Indonesia. This
study is a replication of the research that has been done by Carlos Serrano-Cinca,
Yolanda Fuertes-Calle'n and Begon ~ a Gutie'rrez-Nieto (2006) in Spain, with
some modifications made.
The research uses data of all banks registered in Bank Indonesia includes
111 banks, consist of 4 State Own Banks, 35 Foreign Exchange Banks, 31 Non-
Foreign Exchange Banks, 26 Regional Banks, and 15 Joint Venture Banks. Data
analysis uses Partial Least Square (PLS) with SmartPLS 2.0 software package.
Results show that, indirectly, there is a significant and positive
relationship between size, financial performance, availability of internet and IFR.
The research states that the size of banks has a direct relationship with the
internet availability, financial performance and practice of IFR in the bank.
However, a direct relationship between financial performance and availability of
internet in banking with practice of IFR is small. Thus,the conclusion is, size has
a positive and significant relationship with practice of IFR while the financial
performance and availability of the Internet affect the practice of IFR indirectly.
Keywords: Internet Financial Reporting, Disclosure of Financial Statements,
Internet Availability, Financial Performance
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Institusi keuangan, khususnya perbankan di seluruh dunia menghadapi
tantangan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam model
bisnis yang terjadi saat ini. Salah satu perubahan yang paling menantang yang
saat ini sedang dihadapi oleh perbankan ialah tantangan untuk beradaptasi dengan
laju perubahan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perkembangan
internet. Perkembangan internet yang semakin pesat, dan jumlah pengguna
internet yang semakin meningkat, merupakan tantangan tersendiri bagi dunia
perbankan.
Internet dipandang sebagai salah satu media yang memiliki hubungan erat
dengan transparansi. Internet merupakan salah satu alternatif media pelaporan
yang penting, sehingga informasi tentang kinerja perusahaan dapat dijangkau oleh
seluruh investor secara global, selain melalui cara- cara tradisional, oleh berbagai
pihak seperti kreditor, pemegang saham, dan analis (Ashbaugh et al.,1999).
Internet juga menawarkan cara baru dalam pelaporan keuangan. Media
penyampaian informasi keuangan ini kemudian dikenal dengan istilah Internet
Financial Reporting atau biasa disingkat IFR. IFR telah diterapkan dan
mengalami perkembangan pesat di berbagai negara. Survei dari Carol (1999)
dalam Khan (2006) terhadap 1000 perusahaan besar di Eropa menunjukkan bahwa
67% perusahaan telah mempunyai website dan 80% dari perusahaan yang
mempunyai website tersebut mengungkapkan laporan keuangan di Internet.
Di Indonesia, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh
Trijayanti (2009) dengan kesimpulan bahwa bank persero lebih baik tingkat IFR
nya, dibandingkan bank swasta karena dilihat dari tingkat biaya yang digunakan
bank persero lebih stabil dibandingkan bank swasta. Penelitian yang lain
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi praktik IFR antara lain
ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, reputasi auditor dan umur listing. Akan
tetapi faktor-faktor yang lain seperti profitabilitas dan jenis industri tidak
3
mempengaruhi pilihan perusahaan untuk menggunakan internet sebagai media
pelaporan keuangan perusahaan (Lestari dan Chariri, 2006).
Penelitian mengenai pengaruh IFR terhadap saham dilakukan oleh
Hargyantoro (2010) yang mengungkapkan bahwa IFR dan tingkat pengungkapan
website berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan
saham perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan utama dari penelitian ini ialah mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi praktik penerapan IFR pada perbankan. Lebih
khusus lagi, penelitian ini akan menguji hipotesis bahwa lembaga keuangan
perbankan dengan fasilitas internet yang lengkap akan membuat pelaporan
keuangan online yang lebih baik daripada lembaga keuangan dengan fasilitas
internet yang terbatas.
Penelitian ini akan menggunakan metode Structural Equation Model
(SEM) dengan teknik Partial Least Square (PLS). Model yang diusulkan dalam
penelitian ini menyangkut tiga konstruk keuangan lembaga (ukuran, kinerja
keuangan, dan visibilitas internet). Model ini juga berhubungan dengan ukuran
perusahaan dan keuangan kinerja untuk visibilitas internet, serta ukuran kinerja
keuangan.
2. TELAAH PUSTAKA
2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Dalam penelitian ini, teori sinyal akan menjadi landasan dalam hubungan
antara kinerja keuangan dengan praktik Internet Financial Reporting (IFR) di
perbankan.
Teori sinyal merupakan salah satu cara perusahaan untuk mengurangi
informasi asimetri. Menurut Wolk et al., 2000 dalam Sari et al. (2006), Salah satu
cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada
pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan
akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang
Dengan teori sinyal, perusahaan memberikan sinyal pada pihak luar yakni berupa
informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian
4
mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al., 2000 dalam Sari et
al., 2006).
2.2 Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling dalam Isnanta (2008), menyatakan bahwa teori
keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen
sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham
untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen
diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik
pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan
semua upayanya kepada pemegang saham.
Dalam penelitian ini, teori agensi akan menjadi landasan dalam
menjelaskan hubungan antara ukuran perbankan dengan praktik Internet
Financial Reporting (IFR) pada perbankan.
2.3 Pengungkapan Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Dalam PSAK No.1 tahun 1994, dijelaskan bahwa definisi laporan
keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana),dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2.3.2 Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari sebuah proses
akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan (fitriana, 2009).
Tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah (Hendriksen
dan Breda 1992 dalam Ghozali et al., 2007) :
1. Adequate (cukup)
2. Fair (wajar)
3. Full (lengkap)
5
2.3.2.1 Pelaporan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pelaporan keuangan wajib (mandatory disclosure) diatur dalam keputusan
Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.
2.3.2.2 Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela bermanfaat bagi
perusahaan. Leftwich et al. (1981) dalam Cinca et al. (2006) menunjukkan bahwa
pengungkapan informasi sukarela yang signifikan, baik keuangan maupun non-
keuangan, akan menambah nilai dari informasi yang diungkapkan kepada publik.
Beaver (1968) dalam Lai et al. (2009) menyatakan bahwa sebuah manfaat yang
besar bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin
sehingga investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang
buruk.
2.4 Internet Financial Reporting (IFR)
Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan
perusahaan melalui internet atau website (Lai et al., 2009).
Menurut Hargyantoro (2010) berbagai format yang dapat digunakan dalam
mempresentasikan laporan keuangan melalui internet yakni :
1. Portable Document Format (PDF)
2. Hypertext Markup Language
3. Graphics Interchange Format (GIF)
4. Joint Photographic Expert Group (JPEG)
5. Microsoft Excel Spreadsheet
6. Microsoft Word
7. Zip Files
8. Macromedia Flash Softwatre
9. Real Networks Real Player Software
10. Macromedia Shockwave Software
Fitriana (2009) mengungkapkan bahwa Internet Financial Reporting
dinilai memberikan berbagai keuntungan, yakni:
6
1. Menawarkan solusi biaya rendah (bagi kedua belah pihak).
2. Sebagai media komunikasi massa untuk laporan perusahaan.
3. Menawarkan informasi keuangan dalam berbagi format yang memudahkan dan
bisa didownload (Hanifa dan Rashid; 2005 dalam Fitriana, 2009).
4. Memungkinkan pemakai berinteraksi dengan perusahaan untuk bertanya atau
memesan informasi tertentu dengan cara yang jauh lebih mudah
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(tahun)
Variabel yang digunakan Hasil
Asbaugh et. al
(1999)
Ukuran perusahaan, ROA,
peringkat pelaporan oleh
AIMR, presentase saham
yang dimiliki investor
individu dan IFR
Hanya ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan informasi
keuangan di website
Debrecency et
al. (2002)
Ukuran perusahaan,
teknologi informasi, tempat
listing saham dan IFR
Ukuran perusahaan, teknologi
informasi dan perusahaan yang
terdaftar pada NY Stock
Exchange merupakan faktor
utama dalam adopsi IFR
Ismail (2002) Ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas, tipe
industri, negara dan
pengungkapan laporan
Ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas, tipe industri,
Negara berpengaruh secara
7
keuangan di internet. bersama- sama terhadap
pengungkapan laporan
keuangan di internet.
Fisher et. al.,
(2004)
Isi, konteks, dan penyajian
laporan berbasis Web
Menunjukkan bahwa para
auditor menaruh perhatian pada
isi, konteks dan penyajian
dalam penyajian laporan
berbasis Web.
Chariri et al.
(2005)
Ukuran perusahaan,
likuiditas, leverage, ukuran
auditor, profitabilitas, tipe
industri, umur listing dan
IFR
Ukuran perusahaan, likuiditas,
leverage, ukuran auditor, umur
listing berpengaruh terhadap
Praktik IFR
Prabowo (2005) Ukuran, profitabilitas,
leverage, kepemilikan asing,
kepemilikan publik
Hanya ukuran dan profitabilitas
yang berpengaruh terhadap
praktik IFR, sementara
leverage, kepemilikan asing dan
kepemilikan publik tidak
berpengaruh.
Suripto (2006) Ukuran, profitabilitas,
kepemilikan saham oleh
publik, kelompok industri
dan tingkat pengungkapan
informasi keuangan dalam
website perusahaan
Tingkat pengungkapan
informasi dalam website
perusahaan dipengaruhi oleh
ukuran perusahaan dan
kelompok industri.
8
Andrikopoulos
(2007)
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, rasio
Hanya ukuran perusahaan yang
berpengaruh terhadap Praktik
modal, dan Internet
reporting
internet reporting
Abdelsalam et
al. (2007)
Major shareholding,
director shareholding dan
tingkat pengungkapan
informasi keuangan di
website
Major sharehoding
berhubungan positif terhadap
tingkat pengungkapan informasi
keuangan dalam website
perusahaan, sedangkan director
shareholding berhubungan
negatif dengan tingkat
pengungkapan informasi
keuangan dalam website
perusahaan.
Ezat et al.
(2008)
Corporate governance dan
timeliness IFR.
Terdapat hubungan yang positif
antara ketepatan waktu IFR
dengan ukuran perusahaan,
sektor industri, likuiditas,
struktur kepemilikan, komposisi
dewan direksi dan ukuran
dewan direksi.
Chandra (2008) Ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage,
Ukuran perusahaan, , public
ownership dan foreign
9
likuiditas, public ownership,
foreign ownership, listing
age dan pencantuman
laporan keuangan di website
ownership berpengaruh
signifikan terhadap
pencantuman informasi
keuangan di website. Sedangkan
profitabilitas, leverage,
likuiditas, dan listing age tidak
berpengaruh signifikan.
Fitriana (2009) Kompetisi, ukuran
perusahaan, profitabilitas,
leverage dan luas
pengungkapan informasi
keuangan di website
perusahaan.
Ukuran perusahaan dan
leverage yang berpengaruh
signifikan terhadap informasi
keuangan dalam website
perusahaan.
Cinca et al.
(2006)
Ukuran perbankan, kinerja
keuangan, ketersediaan
internet, e-transparansi
Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara ukuran
perbankan, kinerja keuangan
dan ketersediaan internet
dengan e-transparansi di
perbankan.
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Hubungan Antara Ukuran Perbankan dan Praktik IFR
Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat antara
ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara lain,
Asbaugh et al. (1999) yang menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang
berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang lain, Andrikopoulos
10
(2007) juga menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh
terhadap praktik modal, dan internet reporting.
Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan
menyebutkan bahwa, semakin besar ukuran sebuah institusi, semakin baik praktik
IFR yang dilakukan. Oleh karena itu, hipotesis pertama dalam penelitian ini ialah :
H1. Terdapat Hubungan yang Signifikan dan Positif antara Ukuran
Perbankan dengan Praktik IFR di Perbankan
2.6.2 Hubungan Antara Kinerja Keuangan Perbankan Dengan IFR
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, menyimpulkan bahwa kinerja
keuangan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap praktik IFR.
Cinca et al. (2006) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara ukuran perbankan, kinerja keuangan dan ketersediaan internet
dengan e-transparansi di perbankan. Dalam penelitian yang lain, Chariri et al.
(2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran
auditor, umur listing berpengaruh terhadap praktik IFR. Oleh karena itu, hipotesis
berikut ini dirumuskan :
H2 Terdapat Hubungan yang Signifikan dan Positif antara Kinerja
Keuangan dengan Praktik IFR di Perbankan
2.6.3 Hubungan Antara Ketersediaan Internet di Perbankan dengan IFR
Dalam era intenet yang semakin berkembang saat ini, dapat diprediksi
bahwa pengguna internet akan memaksa perbankan yang memiliki ketersediaan
internet yang baik, untuk mengungkapkan informasi secara lebih baik. Oleh
karena itu, hipotesis berikut ini dirumuskan :
H3 Terdapat Hubungan yang Signifikan dan Positif antara Ketersediaan
Internet di Perbankan dengan Praktik IFR
2.6.4 Hubungan Antara Ukuran Perbankan dan Kinerja Keuangan
Perbankan dengan Ketersediaan Internet di Perbankan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, antara lain, Chan dan Chung
(2002) dalam Chinca et al. (2006) menyatakan bahwa perusahaan ukuran kecil
11
dan menengah dengan sumber daya yang terbatas dan keahlian yang tidak
memadai tidak akan mampu mengembangkan kemampuan teknologi yang
memadai. Dalam penelitian lain, Ellinger (2003) dalam Chinca et al. (2006)
mengungkap bahwa pengembangan dan implementasi sebuah situs web
membutuhkan kemampuan interaktif dan sumber daya yang mungkin hanya bisa
disediakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Oleh karena itu, hipotesis berikut
ini dirumuskan :
H4a. Terdapat Hubungan yang Signifikan dan Positif antara Ukuran
Perbankan dengan Ketersediaan Internet di Perbankan
Trueman et al.. (2003) dalam Chinca et al.. (2006) menemukan hubungan
yang signifikan antara pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan web karena
perusahaan membutuhkan ketersediaan internet yang baik untuk menarik
pengunjung yang kemudian akan berubah menjadi pelanggan. Oleh karena itu,
hipotesis berikut ini diurumuskan:
H4b. Terdapat Hubungan yang Signifikan dan Positif antara Kinerja
Keuangan dengan Ketersediaan Internet di Perbankan
2.6.5 Hubungan Antara Ukuran Perbankan dengan Kinerja Keuangan
Perbankan
Permasalahan mengenai ukuran perbankan dan kinerja keuangan termasuk
topik yang kontroversial (Boyd et al..(2002) dalam Cinca et al.., 2006 ). Beberapa
dekade belakangan ini, terlihat sejumlah besar merger dan akuisisi yang
membawa pengaruh positif pada posisi keuangan (Stiroh, 2000 dalam Cinca et.al,
2006).
Namun demikian, ukuran yang besar tetap memberikan kesempatan pada
institusi tersebut untuk memperoleh kinerja keuangan yang baik, oleh karena itu,
hipotesis berikut ini dirumuskan :
H5. Terdapat Hubungan yang Signifikan dan Positif antara Ukuran
Perbankan dengan Kinerja Keuangan di Perbankan
12
2.7 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
3. METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Independen
1. Ukuran Perbankan
Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan dua indikator,
yakni total aset dan jumlah kantor cabang. Total aset merupakan jumlah aset yang
dimiliki oleh bank dalam periode satu tahun pelaporan keuangan. Jumlah kantor
cabang merupakan jumlah kantor cabang yang dimiliki oleh bank dalam tahun
yang bersangkutan, meliputi kantor utama, kantor cabang dan kantor cabang
pembantu.
2. Ketersediaan Internet
Metode yang digunakan untuk mengukur ketersediaan internet adalah
dengan menjumlahkan jumlah link yang ditemukan ketika mencari alamat website
bank di mesin pencari online. Dalam penelitian Cinca et al. (2006) dikatakan
bahwa terdapat kesulitan untuk mengetahui secara pasti jumlah link yang tersedia
untuk setiap bank. Namun, sebuah metode sederhana dapat digunakan untuk
Ukuran
Bank
Kinerja
Keuangan
Ketersediaan
Internet
Praktik Internet
Financial Reporting
(IFR)
13
mengetahui jumlah link tersebut, yakni dengan menggunakan kata “link” diikuti
dengan alamat website bank yang akan dianalisa. Metode ini menggunakan tiga
mesin pencari online : Yahoo, Google dan MSN.
3. Kinerja Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan, digunakan beberapa rasio keuangan.
Kinerja keuangan adalah konsep yang cukup kompleks sehingga akan lebih tepat
jika mengukurnya dengan menggunakan aspek tunggal dari kinerja keuangan,
yakni profitabilitas (Cinca et al., 2006). Rasio yang digunakan ialah Return on
Equity yang diukur dengan tiga cara, yakni : ROE1 (Marjin operasi/ekuitas),
ROE2 (Laba sebelum pajak/ekuitas) dan ROE3 (Laba bersih/ekuitas).
3.2 Variabel Dependen
1. Praktik Internet Financial Reporting (IFR)
Dalam penelitian ini, perbankan dianggap menerapkan IFR jika pada
website perbankan tersebut dicantumkan laporan keuangan tanpa melihat format
yang digunakan. Sedangkan metode pengukuran yang dilakukan mengadopsi
pengukuran yang dilakukan oleh Chinca et al. (2006). Pengukuran dilakukan
dengan membagi menjadi tiga indikator, yakni eDIS 1, eDIS 2 dan eDIS 3.
eDIS 1 digunakan untuk mengetahui tingkat teknologi yang digunakan
pada website. Terdapat tujuh tingkatan teknologi yang digunakan, mulai dari
tingkatan terendah yakni buram, seadanya, paper lovers, akun HTML, portal
keuangan, multimedia hingga tingkatan tertinggi yakni web 2.0.
eDIS 2 digunakan untuk mengetahui informasi keuangan yang
dicantumkan pada laporan tahunan. Terdapat 11 informasi yang dianalisa, yakni
laporan direksi, neraca, laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, laporan
auditor, informasi lanjut, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, analisa
akun tahunan, seri historikal dan laporan manajemen. Setiap informasi yang
terdapat dalam laporan tahunan perbankan diberi nilai 1 dan informasi yang tidak
terdapat dalam laporan tahunan diberikan nilai 0.
eDIS 3 digunakan untuk mengetahui informasi-informasi lain di luar
informasi keuangan yang terdapat pada website dan laporan tahunan. Terdapat 8
14
informasi yang dianalisa, yakni informasi mengenai aktivitas bisnis utama, profil
menajer utama, laporan Good Corporate Governance (GCG), informasi produk,
laporan SDM, laporan intellectual capital, laporan corporate social responsibility
dan informasi mengenai kebijakan dampak lingkungan. Setiap informasi yang
terdapat dalam laporan tahunan perbankan diberi nilai 1 dan informasi yang tidak
terdapat dalam laporan tahunan diberikan nilai 0.
3.3 Sensus Penelitian
Data yang dipakai dalam penelitian ini ialah semua perbankan yang
terdaftar pada website Bank Indonesia hingga akhir tahun 2010, yakni berjumlah
111 Bank yang terdiri dari 4 Bank Persero, 35 BUSN Devisa, 31 BUSN Non
Devisa, 26 BPD, dan 15 Bank Campuran.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Website Bank Indonesia (www.bi.go.id)
b. Berbagai data dari website perbankan
Berbagai artikel, buku dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber
sebagai landasan teori
a) Studi dokumentasi
b) Studi pustaka
c) Observasi website perbankan
3.5 Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah Structural Equation
Model (SEM) berbasis component atau variance-Partial Least Square (PLS).
Wold (1985) dalam Ghozali (2006) menyatakan bahwa PLS merupakan metode
analisis yang powerfull oleh karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Data
tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori,
ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama).
Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel
laten untuk tujuan prediksi (Ghozali, 2006). Dalam Ghozali, 2006 disebutkan
15
bahwa model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set
hubungan : (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar vaiabel laten
(structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel
laten dengan indikator atau variabel manifestnya (measurement model), dan (3)
weight relation dimana nilai kasus dari variabel dapat diestimasi.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Tabel 4.1
Rekapitulasi Objek Penelitian
Jumlah Sampel 111
Menerapkan IFR 80
Tidak Menerapkan IFR 31
Mempunyai Website tapi Tidak Update (10)
Tidak Mempunyai Website (21)
4.2 Analisis Data
1. Evaluasi Measurement (outer) Model
1.1 Convergen Validity
Gambar 4.1
Hasil Algoritma PLS
Berdasarkan pada outer loading di atas, maka indikator MSN dihilangkan
dari model karena memiliki nilai loading kurang dari 0.50 dan tidak signifikan.
16
Selanjutnya, model dire-estimate kembali dengan membuang indikator MSN.
Hasil output grafik SmartPLS tampak sebagai berikut:
Gambar 4.2
Hasil Algoritma PLS (re-estimate)
1.2 Discriminant Validity
Nilai discriminant validity indikator reflektif dapat dilihat pada
crossloading antara indikator dengan konstruknya
Tabel 4.2
Cross Loadings
IFR ketersediaan
internet
kinerja
keuangan ukuran bank
ASET 0,3270 0,6909 0,1655 0,8551
CABANG 0,4376 0,4531 0,1117 0,7680
LINKGOOGLE 0,3688 0,9067 0,1057 0,7169
LINKYAHOO 0,2991 0,7886 0,0775 0,4663
ROE1 0,2361 0,1105 0,9858 0,1736
ROE2 0,1880 0,1163 0,9940 0,1815
ROE3 0,1759 0,0980 0,9919 0,1582
eDIS1 0,9520 0,4098 0,1985 0,4514
eDIS2 0,9380 0,3521 0,1663 0,4518
eDIS3 0,9470 0,3606 0,2144 0,4034
17
Dari tabel ini terlihat bahwa korelasi antara konstruk IFR dengan
indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara konstruk dan indikator
yang lainnya (ketersediaan internet, kinerja keuangan, ukuran bank). Hal ini
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka
lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lainnya.
Tabel 4.3
AVE dan Akar AVE
AVE Akar AVE
IFR 0,8943 0,9457
ketersediaan internet 0,7220 0,8497
kinerja keu 0,9813 0,9906
ukuran bank 0,6605 0,8127
Model dinyatakan baik jika AVE masing-masing konstruk nilainya lebih
besar dari 0,50. Hasil output AVE menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk
IFR, ketersediaan internet, kinerja keuangan dan ukuran bank masing-masing
memiliki nilai AVE lebih besar daripada 0,50.
1.3 Uji Reliabilitas Konstruk
Uji reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability.
Tabel 4.4
Composite Reliability
Sumber : Output SmartPLS, 2011
Dari hasil tabel di atas, masing-masing konstruk reliable karena memiliki
composite reliability di atas 0,70.
Composite Reliability
IFR 0,9621
ketersediaan internet 0,8379
kinerja keu 0,9937
ukuran bank 0,7951
18
2. Pengujian Model Struktural (Inner Model)
Menilai inner model adalah melihat hubungan antar konstruk laten dengan
melihat hasil estimasi koefisien parameter path dan tingkat signifikansinya.
Tabel 4.5
R Square
R Square
IFR 0,2381
ketersediaan internet 0,5132
kinerja keu 0,0300
ukuran bank 0,0000
Sumber : Output SmartPLS, 2011
Tabel 4.6
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
ketersediaan
internet -> IFR 0,1396 0,1093 0,1210 0,1210 1,1535
kinerja
keuangan ->
IFR
0,1299 0,1148 0,0832 0,0832 1,5618
kinerja
keuangan ->
ketersediaan
internet
-0,0148 -0,0290 0,0388 0,0388 0,3826
ukuran bank -
> IFR 0,3388 0,3692 0,1148 0,1148 2,9510
ukuran bank -
> ketersediaan
internet
0,7188 0,7483 0,0930 0,0930 7,7324
ukuran bank -
> kinerja
keuangan
0,1733 0,1892 0,0735 0,0735 2,3569
Sumber : Output SmartPLS, 2011
19
Berdasarkan tabel di atas, terdapat tiga hubungan yang signifikan, yakni
antara ukuran perbankan dengan praktik IFR, dengan nilai koefisien 0,3388 dan
signifikan pada 0,05 (T hitung lebih besar dari 1,96). Hubungan signifikan lainnya
yakni antara ukuran perbankan dengan ketersediaan internet dengan nilai
koefisien 0,7188 dan signifikan pada 0,05 (T hitung besar dari T tabel 1,96), dan
hubungan antara ukuran bank dengan kinerja keuangan dengan nilai koefisien
0,1733 dan signifikan pada 0,05 (T hitung lebih besar dari 1,96. Sedangkan tiga
hubungan lainnya tidak signifikan karena nilai T hitung lebih kecil daripada nilai
T tabel 1,96.
3. Interpretasi Hasil
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dirangkum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.7
Interpretasi Hasil
Hubungan antar konstruk Original Sample
(O)
T Statistics (|O/STERR|)
H1 : Ukuran IFR 0,3388 2,9510
H2 : Kinerja Keuangan
IFR
0,1299 1,5618
H3 : Ketersediaan Internet
IFR
0,1396 1,1535
H4a : Ukuran Perbankan
Ketersediaan internet
0,7188 7,7324
H4b : Kinerja Keuangan
Ketersediaan Internet
-0,0148 0,3826
H5 : Ukuran Perbankan
Kinerja Keuangan
0,1733 2,3569
Sumber : Output SmartPLS diolah, 2011
Pengujian hipotesis seperti dalam tabel di atas menunjukkan bahwa dari
total enam hipotesis yang ada, terdapat tiga hipotesis yang diterima dan tiga
hipotesis yang ditolak. Pembahasan berikut ini bertujuan menjelaskan secara
teoritis dan dukungan empiris terhadap hasil pengujian hipotesis dan analisis
pengaruhnya.
20
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa ukuran perbankan memiliki
hubungan yang signifikan dan positif dengan praktik IFR di perbankan. Pada tabel
di atas ditunjukkan bahwa nilai T hitung 2,9510 lebih besar daripada nilai T tabel
1,96. Ini berarti bahwa ukuran perbankan memiliki hubungan yang signifikan
dengan praktik IFR di perbankan. Selain itu, nilai original sample (O) sebesar
0,3388 menyatakan bahwa hubungan antara ukuran perbankan dengan IFR adalah
positif. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian mengenai IFR yang telah
dilakukan, antara lain oleh Asbaugh et. al (1999), Andrikopoulos (2007),
Chandra (2008) Fitriana (2009), Ismail (2002), Chariri et al. (2005) dan Cinca et
al. (2006) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif
terhadap praktik IFR.
Selain itu, hal ini juga sesuai dengan teori agensi yang menyatakan bahwa
semakin besar ukuran perbankan, semakin berpotensi dalam asimetri informasi
sehingga dibutuhkan pelaporan keuangan yang lebih luas melalui internet (IFR).
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kinerja keuangan memiliki
hubungan yang signifikan dan positif terhadap praktik IFR di perbankan.
Berdasarkan data pada tabel di atas, T hitung sebesar 1,5618 lebih rendah
daripada T tabel 1,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
dengan praktik IFR di perbankan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hal
ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2002) yang
menyatakan bahwa kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap IFR.
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa ketersediaan internet berpengaruh
signifikan dan positif terhadap praktik IFR di perbankan. Berdasarkan data hasil
penelitian pada tabel di atas, nilai T hitung sebesar 1,1535 lebih rendah daripada T
tabel 1,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan internet di perbankan
tidak berpengaruh terhadap praktik IFRnya. Kemungkinan penyebabnya adalah
bahwa dorongan dari pengguna internet agar bank mengungkapkan informasi
secara elektronik masih rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Cinca et al,. (2006) dengan objek penelitian bank di Spanyol yang menyatakan
bahwa ketersediaan internet pada perbankan di Spanyol tidak berpengaruh
21
terhadap luas informasi secara online yang dilakukan oleh perbankan tersebut.
Salah satu penyebab yang dikemukakan olen Cinca et al., (2006) ialah masih
rendahnya jumlah pengguna internet yang menggunakan layanan online dari
perbankan.
Hipotesis keempat (H4) dibagi menjadi dua bagian, H4a dan H4b. H4a
menyatakan bahwa ukuran perbankan memiliki pengaruh yang signifikan dan
positif terhadap ketersediaan internet. Berdasarkan hasil penelitian, nilai T hitung
sebesar 7,7324 lebih besar daripada nilai T tabel 1,96. Ini berarti bahwa ukuran
perbankan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketersediaan internet di
perbankan. Nilai original sample (O) adalah 0,7188 menyatakan bahwa hubungan
antara ukuran perbankan dan ketersediaan internet adalah positif. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Chinca (2006) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dan positif antara ukuran perbankan dan ketersediaan
internet.
Sedangkan pada H4b, hasil penelitian yang didapatkan berbeda. H4b
menyatakan bahwa kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif terhadap
ketersediaan internet. Nilai T hitung untuk H4b adalah 0,3826 lebih kecil daripada
nilai T tabel 1,96, ini berarti bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketersediaan internet.
Kedua hipotesis tersebut menunjukkan hasil yang bertentangan. Namun hal
ini menegaskan penelitian yang dilakukan oleh Benbunan-Fich dan Fich (2004)
dalam Cinca et al., (2006) , yang menemukan bahwa sebagian besar perusahaan
internet masih tidak menguntungkan, yang artinya tidak ada pengaruh antara
kinerja keuangan dengan ketersediaan internet. Hasil penelitian menyatakan
bahwa yang memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ketersediaan
internet adalah ukuran perbankan. Bank yang besar memiliki kesempatan lebih
besar dalam mengembangkan akses internetnya. Namun, hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa bank-bank kecil mampu membangun akses internet yang
baik meskipun dengan dana terbatas. Meskipun demikian, untuk membangun
sebuah akses internet yang efektif tetap diperlukan tenaga kerja dan sumber
teknologi yang baik, yang dimiliki oleh bank-bank yang besar.
22
Hipotesis kelima (H5) menyatakan bahwa ukuran bank memiliki hubungan
yang signifikan dan positif dengan kinerja keuangan. Berdasarkan hasil penelitian,
nilai T hitung 2,3569 lebih besar daripada nilai T tabel 1,96. Hal ini berarti bahwa
ukuran bank memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Nilai
original sample (O) adalah 0,1733 menunjukkan bahwa hubungan antara ukuran
bank dan kinerja keuangan adalah positif.
Hasil penelitian untuk H5 menunjukkan hasil yang bertentangan dengan H2
dan H1. H2 menyatakan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap
praktik IFR sedangkan pada H5 dinyatakan bahwa ukuran bank memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan, sedangkan pada H1 dinyatakan bahwa
ukuran perbankan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap praktik
IFR. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah bahwa perbankan dengan kinerja
keuangan yang baik melakukan pelaporan keuangan dengan lebih baik karena
perbankan tersebut memiliki ukuran yang besar. Jadi praktik IFR di perbankan
tersebut dipengaruhi oleh ukuran perbankan dan tidak dipengaruhi oleh kinerja
keuangannya. Sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
artinya semakin besar sebuah bank, semakin baik tingkat kinerja keuangannya dan
semakin luas informasi yang disajikan. Sedangkan bank dengan ukuran kecil,
meskipun dengan kinerja keuangan yang baik, tidak melakukan praktik pelaporan
keuangan internet yang baik.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara ukuran perbankan
dan praktik IFR yang dilakukan di bank tersebut. Sedangkan pada ukuran bank,
hubungan signifikan dan positif juga ditemukan untuk hubungan antara ukuran
bank dengan ketersediaan internet dan antara ukuran perbankan dengan kinerja
keuangan.
2. Secara tidak langsung, terdapat hubungan yang signifikan dan positif
antara ukuran, kinerja keuangan, ketersediaan internet dan IFR. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ukuran perbankan memiliki hubungan langsung dengan
23
ketersediaan internet, kinerja keuangan dan praktik IFR di perbankan. Namun,
hubungan langsung antara kinerja keuangan dan ketersediaan internet di
perbankan dengan praktik IFR adalah kecil. Jadi, kinerja keuangan dan
ketersediaan internet mempengaruhi praktik IFR secara tidak langsung.
3. Metode SmartPLS yang digunakan dalam penelitian hanya
menunjukkan korelasi atau hubungan antar variabel, tidak dapat menunjukkan
kausalitas atau hubungan sebab-akibatnya.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut :
1. Periode pengamatan terbatas hanya selama satu tahun, sehingga kurang
dapat memprediksi untuk hasil penelitian jangka panjang.
2. Adanya unsur subjektivitas dalam mengukur tingkat pengungkapan
informasi website. Hal ini terjadi karena keterbatasan alat ukur yang
diadaptasi dari penelitian Cinca et al. (2006).
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka saran yang
dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Periode pengamatan sebaiknya diperluas, agar dapat lebih memprediksi
hasil penelitian jangka panjang.
2. Dalam mengukur tingkat pengungkapan informasi website, dapat
digunakan alat ukur dari penelitian lain sebagai perbandingan dan dapat
melibatkan peneliti lain dalam melakukan penelitian ulang dalam rangka
crosscheck.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdelsalam, O.H., El-Masry, Ahmed. 2008. “The Impact Of Board Independence
And Ownership Structure On The Timeliness Of Corporate Internet
Reporting Of Irish-Listed Companies.” Managerial Finance, Vol. 34 No.
12, 2008 pp. 907-918.
Abdelsalam, O.H., S. M., Bryant, dan D. L. Street. 2007. “An Examination of the
Comprehensiveness of Corporate Internet Reporting Provided b London-
Listed Companies.” Journal of International Accounting Reasearch, Vol.
6, No.2, hal. 1- 33.
Agustina, Linda. 2007. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas
Pengungkapan Informasi Keuangan pada Website Perusahaan.”, n.p,
http://www.eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 10 Januari 2011.
Almilia, Luciana Spica dan Budi Sasongko Susetyo. 2008. “Corporate Internet
Reporting of Banking Industry and LQ45 Firms: An Indonesia Example.” Accounting & Business Conference 2008, Bandung. n.p,
http://www.papers.ssrn.com. Diakses tanggal 1 Februari 2011.
Almilia, Luciana Spica. 2009. “Determining Factors Of Internet Financial
Reporting In Indonesia.” Journal of Accounting and Taxation,” Vol. 1,
No. 1.
Almilia, Luciana Spica. 2009. “Analisa Komparasi Indeks Internet Financial
Reporting Pada Website Perusahaan Go Publik Di Indonesia” Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi., Bandung. n.p,
http://www.papers.ssrn.com. Diakses tanggal 1 Februari 2011.
Andrikopoulos, Andreas. 2007. “Financial Reporting Practices On The Internet:
The Case Of Companies Listed In The Cyprus Stock Exchange”. Panteion
University of Social and Political Sciences, Department of International
and European Studies, Athens, Greece. http://www.papers.ssrn.com.
Diakses tanggal 10 Januari 2011.
Asbaugh, H., K. Johnstone, and T. Warfield. “Corporate Reporting on The
Internet.” Accounting Horizons., Vol.13, No.3.
Chariri, Anis, dan Hanny Sri Lestari. 2005. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial
Reporting) Dalam Website Perusahaan.” Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. n.p, http://www.eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 12
Januari 2011.
25
Chen, Y. and Hasan, I. 2006. “The transparency of the banking system and the
efficiency of information-based bank runs”, Journal of Financial
Intermediation, Vol. 15 No. 3, pp. 307-31.
Cinca, Carlos Serrano, Yolanda Fuertes-Calle´n and Begon˜a Gutie´rrez-Nieto.
2006. “Online Reporting By Banks: A Structural Modelling Approach”,
Online Information Review, Vol. 31 No. 3, pp. 310-332.
Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial
Concept (SFAC) No. 1.
Fitriana, Meinar Rakhma. 2009. “Analisis Pengaruh Kompetisi dan Karaktristik
perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi Keuangan dalam
website Perusahaan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Program Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri.2000.Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit
Undip.
Haryanto, Edy. 2008. “Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran”. n.p, http://www.slideshare.net. Diakses
tanggal 12 Januari 2011.
Hargyantoro, Febrian.2010. “Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat
Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham
Perusahaan.” Skripsi Tidak Dipublikasikan , Program Sarjana Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Indrianita, 2007. “Corporate Governance dan IT Governance.” n.p,
http://indrianita.wordpress.com. Diakses tanggal 27 Desember 2010.
Internet World Stats. N.d. "World Internet Usage and Populations Statistic".
Http://www.internetworldstats.com/stats. Diakses tanggal 27 Desember
2010 .
Ismail, Tariq H. 2002. “An Empirical Investigation of Factors Influencing
Voluntary Disclosure of Financial Information on the Internet in the GCC
Countries”. Working Paper Series, Vol.July 2002
Khan, Mohd Noor Azli Bin Ali And Noor Azizi Bin Ismail.2011. “The Use Of
Disclosure Indices In Internet Financial Reporting Research.” 2nd
26
International Conference On Business And Economic Research (2nd Icber
2011) Proceeding
Lai, Syou-Ching, Cecilia Lin, Hung-Chih Li, Frederick H. Wu. 2010. “An
Empirical Study of The Impact of Internet Financial Reporting on Stock
Prices.” The International Journal of Digital Accounting Research, Vol.10,
2010, pp. 1-26.
Laswad, F, R. Fisher, and P. Oyelere. 2005. “Determinents of Voluntary Internet
Financial Reporting by Local Government Authorities”. Journal of
Accounting and Pubic Policy, Vol. 24(2): pp. 101-105.
Putri, Aulia Chandra Ayu Liana. 2008. “Faktor- Faktor yang mempengaruhi
Pencantuman Pelaporan Keuangan di website Perusahaan (Internet
Financial Reporting)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan , Program Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Santika. 2003. “Pengantar Teknologi Informasi, Pengenalan Teknologi
Informasi.” Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.
Standar Akuntansi Keuangan No.1 tahun 2000.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Suripto, Bambang. 2006. “Pengaruh Besaran, Profitabilitas, Pemilikan Saham
oleh Publik, dan Kelompok Industri terhadap Tingkat Pengungkapan
Informasi Keuangan dalam Website Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, vol. 5, No.1, hal 1- 27.
Tadesse, Solomon. 2006. “The Economic Value of Regulated Disclosure:
Evidence from the Banking Sector.” School of Business University of
Michigan. n.p, http://www.ideas.repec.org. Diakses tanggal 20 Januari
2011.
Xiao, J., Yang, H. and Chow, C. (2004), “The Determinants And Characteristics
Of Voluntary Internet-Based Disclosures By Listed Chinese Companies”,
Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 23 No. 3, pp. 191-225.