i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMASARAN LAYANAN 3G TELKOMSEL DI MAKASSAR
An Analysis of the Factors which Affect Telkomsel 3G Marketing in Makassar
SUDARMAWAN
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2008
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMASARAN LAYANAN 3G TELKOMSEL
DI MAKASSAR
Comment [IO1]:
ii
T E S I S
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister
Program Magister Manajemen Kekhususan Manajemen Pemasaran
Disusun dan diajukan oleh
SUDARMAWAN
Kepada
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2008
iii
T E S I S
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMASARAN LAYANAN 3G TELKOMSEL DI MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh :
SUDARMAWAN
Nomor Pokok P2100205591
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada tanggal 14 Maret 2008
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui Komisi Penasehat,
Pembimbing I
Prof. Dr. Haris Maupa, SE., M.Si Ketua
Pembimbing II
Dr. Otto R. Payanga n, SE., M.Si Anggota
Ketua Program Magister Manajemen
Prof. Dr. H. Muh. Yunus Zain, MA
Direktur Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘aalamin.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala perkenan-Nya memberikan
kesehatan dan kenikmatan yang tiada ternilai, hingga pada akhirnya atas
kehendak dan ridlo-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, baik yang langsung
ataupun tidak langsung, yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian
tesis ini :
1. Bapak Prof. Dr. Haris Maupa, SE., M.Si selaku Pembimbing I dan Ketua
Pelaksana Program Magister Manajemen dan Bapak Dr. Otto R. Payangan,
SE., M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan
bimbingan kepada penulis.
2. Bapak Rektor, Bapak Direk tur Program Pascasarjana, Bapak/Ibu Dosen
serta seluruh Staf/Pegawai Akademik Magister Manajemen Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin, yang telah mengasuh dan
membantu penulis dalam menyelesaikan studi pada Magister Manajemen
Universitas Hasanuddin.
3. Yang terhormat Ayahanda Darmo Suwito dan Ibunda tercinta, yang dengan
tulus ikhlas telah mendidik dan memberikan pengorbanan yang tak ternilai,
dorongan moril, materil serta doa, cinta dan kasih sayang yang selama ini
diberikan kepada penulis.
v
4. Istri tercinta Hj. Wahyu Usmawati, SE dan anak -anakku tersayang: Nadhira
Tsurayya Ramadhani dan Muhammad Dzakky Alghifari, atas pengertian dan
dorongannya untuk segera menyelesaikan studi ini.
5. Teman-teman Angkatan XXIV reguler yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas segala bantuan, dorongan, motivasi dan
dukungannya kepada penulis baik moril maupun materil.
6. Pihak -pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
juga ikut memberikan dorongan, bantuan dan dukungannya kepada penulis
untuk penyelesaian tesis ini.
Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, besar harapan kami kiranya
tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang memberikan rahmat kepada kita semua.
Salam sukses selalu. Amien...
Makassar, Maret 2008
Penulis
SUDARMAWAN
vi
ABSTRAK
SUDARMAWAN. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran Layanan 3G Telkomsel di Makassar (pembimbing Haris Maupa dan Otto R. Payangan). Penelitian ini bertujuan 1) menganalisis pengaruh bauran pemasaran jasa 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence dan Process) terhadap pemasaran layanan 3G Telkomsel di Makassar dan 2) untuk menganalisis variabel yang sangat dominan pengaruhnya terhadap pemasaran layanan 3G PT. Telkomsel di Makassar.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, secara bersama-sama terdapat pengaruh nyata antara faktor-faktor bauran pemasaran jasa (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence dan Process) terhadap pemasaran layanan 3G Telkomsel di Makassar dengan nilai koefisien ? yang bernilai positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi perhatian perusahaan pada variabel-variabel di atas, maka akan semakin maksimal hasil pemasaran layanan 3G pada perusahaan tersebut. Kedua, secara sendiri-sendiri, variabel yang paling berpengaruh pada pemasaran layanan 3G Telkomsel di Makassar adalah Price. Selanjutnya secara berturut -turut: Process, Promotion, Product, dan Physical Evidence. Sedangkan variabel Place dan People ternyata pengaruhnya tidak signifikan.
vii
ABSTRACT
SUDARMAWAN. An Analysis of the Factors wich Affect Telkomsel 3G Marketing in Makassar (supervised by Haris Maupa and Otto R. Payangan)
The objective of the study are to analyse the influence of service marketing mix of 7P (product, price, place, promotion, people, physical evidence and process) on the Telkomsel 3G marketing in Makassar; to investigate the variable which has the most dominant influence on the marketing of the 3G service of PT Telkomsel of Makassar. The methodes used are descriptive analysis and multiple linear regression. The study indicates that the service marketing mix factors (product, price, place, promotion, people, physical evidence and process) have a simultaneous influence on marketing of 3G service of the company in Makassar with a positive ß coefficient value. This implies that the more serious the company’s attention on those variables, the better results of the 3G service marketing. The most influential single variable of all is the price, followed repectively by process, promotion, produc t and physical evidence. While place and people do not have any significant influence.
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMANPENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... 19
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 19
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ................................. ................... 20
B. Konsep Pemasaran
1. Definisi Pemasaran ................................................
2. Bauran Pemasaran .................................................
21
25
C. Konsep Jasa
1. Definisi Jasa ...........................................................
2. Karakteristik Jasa ...................................................
27
28
D. Konsep Kualitas Jasa
1. Pengertian Kualitas .................................................
2. Dimensi Kualitas Jasa .............................................
31
31
E. KONSEP BAURAN PEMASARAN JASA ....................... 39
F. KONSEP PENJUALAN .................................................. 63
G. KERANGKA PIKIR ....................................................... 71
ix
H. HIPOTESIS .................................................................. 73
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu Penelitian ......................................... 74
B. Sumber Data
1. Data Primer...........................................................
2. Data Sekunder ......................................................
74
74
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi .................................................................
2. Sampel ....................................................................
75
75
D. Metode Pengumpulan Data ......................................... 76
E. Metode Analisis ........................................................... 76
F. Uji Hipotesis .................................................................. 78
G. Definisi Operasional Variabel ....................................... 80
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Telkomsel ....................................................... 83
B. Visi dan Misi Perusahaan ............................................. 86
C. Struktur Organisasi ....................................................... 87
D. Produk Telkomsel ........................................................ 88
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ............................................... 99
B. Hasil Penelitian ............................................................. 108
C. Uji autokorelasi dan Multikolinieritas ............................. 109
D. Hasil Analisis Regresi Berganda .................................. 111
E. Pembahasan ................................................................ 118
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................... 127
B. Saran ............................................................................. 128
DAFTAR PUSTAKA 129
Lampiran ....................................................................... 132
x
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
Tabel 1.1 Jumlah pelanggan dan pertumbuhan pelanggan 3
operator seluler terbesar di Indonesia ............................
4
Tabel 2.1 Media bauran promosi .................................................. 46
Tabel 4.1 Daftar fitur dan diferensiasi setiap produk TELKOMSEL 92
Tabel 4.2 Tipe nominasi voucher simPATI .................................... 95
Tabel 5.1 Nilai tolerance dan VIF .................................................. 111
Tabel 5.2 Hasil Uji Regresi linier berganda ................................... 112
Tabel 5.3 Hasil Uji –t variabel indedpendent ................................. 116
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal.
Gambar 1.1 Kecenderungan pasar dan prediksi jumlah
pelanggan ...........................................................................
1
Gambar 1.2 Evolusi teknologi telekomunikasi seluler .......................... 2
Gambar 1.3 Pangsa pasar industri telekomunikasi seluler di
Indonesia hingga akhir 2007 ..............................................
4
Gambar 1.4 Data pelanggan dan market share industri seluler
GSM dari thn 2002 – 2007 ................................................
5
Gambar 1.5 Produk utama dari Telkomsel ........................................... 6
Gambar 1.6 Pangsa pasar seluruh operator seluler baik GSM maupun
CDMA di Indonesia sampai dengan Semester-1 2007 .....
7
Gambar 1.7 Contoh panggilan video (video call) ................................... 9
Gambar 1.8 Contoh panggilan video Avatar ......................................... 9
Gambar 1.9 Contoh panggilan Mobile TV ............................................ 10
Gambar 1.10 Contoh panggilan mobile video ........................................ 10
Gambar 1.11 Contoh video blogging .................................................... 11
Gambar 1.12 Contoh aplikasi video messaging .................................... 12
Gambar 1.13 Contoh aplikasi Video Conference ................................... 15
Gambar 1.14 Contoh modem HSDPA USB dan PCMCIA ..................... 19
Gambar 1.15 Contoh ponsel yang sudah support 3G dan
HSDPA ............................................................................
20
Gambar 2.1 Kerangka pikir Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemasaran Layanan 3G di Makassar ......
72
Gambar 4.1 Komposisi kepemilikan saham Telkomsel ........................ 84
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Telkomsel ........................................ 85
Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT Telkomsel Area 4 Pamasuka ...... 87
Gambar 4.4 Produk pascabayar Telkomsel “kartuHALO” .................... 88
Gambar 4.5 Produk prabayar Telkomsel “simPATI” ............................. 93
xii
Gambar 4.6 Produk prabayar Telkomsel “kartu As” .............................. 97
Gambar 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin .......... 100
Gambar 5.2 Karakteristik responden berdasarkan usia
Responden .......................................................................
101
Gambar 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan .............. 102
Gambar 5.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ............... 103
Gambar 5.5 Karakteristik responden berdasarkan posisi dalam
Pekerjaan ...........................................................................
104
Gambar 5.6 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan ............ 105
Gambar 5.7 Karakteristik responden berdasarkan belanja pulsa
Bulanan ............................................................................
106
Gambar 5.8 Karakteristik responden berdasarkan lamanya
berlangganan Telkomsel ..................................................
107
Gambar 5.9 Karakteristik responden berdasarkan lamanya
berlangganan layanan 3G ................................................
108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi teknologi telekomunikasi membawa dampak yang sangat
signifikan terhadap perubahan gaya hidup dan perilaku konsumsi terhadap
layanan jasa telekomunikasi khususnya seluler. Gambar berikut
memperlihatkan kondisi pasar saat ini dan prediksi pasar industri
telekomunikasi dunia hingga tahun 2010 mendatang.
ITU : International Telecommunications Union
Gambar 1.1 Kecenderungan pasar dan prediksi jumlah pelanggan jasa
telekomunikasi dunia sesuai dengan teknologi yang
digunakan.
2
Perkembangan teknologi yang cenderung stagnan dan mahalnya
investasi pembangunan jaringan tetap menggunakan kabel tembaga
menyebabkan banyak operator telekomunikasi yang beralih ke teknologi radio
maupun seluler. Gambar di bawah ini memperlihatkan perkembangan teknologi
telekomunikasi seluler dalam dua dasawarsa terakhir :
Keterangan : AMPS : Advanced Mobile Phone System GSM : Global System for Mobile Communications TDMA : Time Division Multiple Access GPRS : General Packet Radio Service EDGE : Enhanced Data rates for Gsm Evolution CDMA : Code Division Multiple Access WCDMA : Wideband CDMA CDMA EVDO : CDMA Evolution OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing
Gambar 1.2 Evolusi teknologi telekomunikasi seluler
Industri selular di Indonesia telah memasuki babak baru dalam
dasawarsa terakhir ini. Pangsa pasar masih didominasi oleh tiga operator
3
selular besar, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Selular Indonesia), PT
Indosat (Indonesian Satellite Corporation) Tbk, dan PT Excelcomindo
Pratama (XL). Ketiga operator tersebut berbasiskan teknologi GSM (Global
System for Mobile Communications). Selain ketiga operator besar tersebut,
masih ada dua operator GSM baru yang telah diberikan ijin operasi baik
regional maupun nasional yaitu : Lippotel/Maxis dan HCPT/ 3 (Three).
Dalam usia operasi selama satu dasawarsa itu, pelanggan selular GSM
di Indonesia telah melewati angka 60 juta. Seiring perkembangan pesat industri
ini, minat investor pun menjadi semakin besar. Selain teknologi GSM, hadir pula
teknologi lain berbasis CDMA (Code Division Multiple Access), di antaranya: PT
Telkom dengan produk TelkomFlexi, Bakrie Group dengan produk Esia,
Bimantara Group (Mobile-8) dengan produk Fren, dan juga Indosat dengan
produk StarOne. Sedangkan operator baru yang mendapatkan ijin lisensi
CDMA adalah Sampoerna Telecom dengan produk Ceria dan Sinar Mas
Group dengan produk Smart.
Agar dapat tetap survive, setiap operator harus senantiasa
meningkatkan daya saingnya dengan terus berfokus pada pemenuhan
kebutuhan pelanggan. Segala bentuk aktivitas dan program sales yang
dilakukan perusahaan sepatutnya berorientasi pada apa yang menjadi
kebutuhan pelanggan. Perusahaan yang mampu membaca dan memenuhi
kebutuhan pelanggan adalah perusahaan yang sadar dengan peranan
pelanggan yang mempunyai andil besar dalam perkembangan sebuah usaha.
4
Demikian halnya di industri selular. Di akhir tahun 2006, data
menunjukkan bahwa pengguna selular di negeri ini tercatat sebanyak 61,828
juta pelanggan. Persaingan ketat tiga operator besar, masing-masing
Telkomsel, Indosat, dan XL mengindikasikan perebutan pangsa pasar yang
cukup bergairah.
Pertumbuhan pelanggan yang signifikan itu menjadi objek analisis yang
sangat menarik untuk terus digali. Pertumbuhan pelanggan sepanjang tahun
2002 sampai dengan Semester-1 2007 dan market sharenya dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 1.3. Pangsa pasar industri telekomunikasi seluler di Indonesia
(GSM dan CDMA)
Comment [s2]: Perlu update
5
Tabel 1.1 : Jumlah pelanggan dan pertumbuhan pelanggan
tiga operator seluler terbesar di Indonesia
Jumlah pelanggan (dalam ribuan) 2002 2003 2004 2005 2006
Sem - 1 2007
Telkomsel
6,011
9,589
16,291
24,269
35,597
42,811
Indosat
3,582
5,961
9,753
14,512
16,703
20,000
XL
1,680
2,944
3,791
6,978
9,528
12,800
Jumlah Total
11,273
18,494
29,835
45,759
61,828
75,611 Sumber: www.telkomsel.com, www.indosat.com dan www.xl.co.id
53.3
2%31
.78%
14.9
0%
51.8
5%32
.23%
15.9
2%
54.6
0%32
.69%
12.7
1%
53.0
4%31
.71%
15.2
5%
57.5
7%27
.02%
15.4
1%
56.6
2%26
.45%
16.9
3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Pangsa Pasar Seluler GSM Indonesia
Telkomsel Indosat XL
Sumber: www.telkomsel.com, www.indosat.com dan www.xl.co.id
Gambar 1.4 : Data Pelanggan dan Market Share Industri Selular GSM
dari 2002 sampai dengan Semester-1 2006
6
Secara berturut-turut, jumlah pelanggan dan market share industri
selular GSM posisi per 30 Juni 2007 sebagai berikut: Telkomsel : 42,811 juta
(56,62%), Indosat : 20,000 juta (26,45%), dan XL : 12,800 juta (16,93%)
Sebagai operator selular yang menguasai pangsa pasar terbesar
(market leader), Telkomsel terus berupaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan jumlah pelanggannya di tengah kondisi kompetisi yang makin
sengit dan terbuka. Upaya tersebut direalisasikan dengan memberikan produk
dan layanan terbaik yang sangat dibutuhkan pelanggan.
Sampai dengan saat ini Telkomsel memiliki tiga produk utama meliputi
Pascabayar (kartuHALO) dan Prabayar (simPATI dan kartu As). Selain fungsi
telepon (voice), ketiga produk juga menawarkan berbagai fitur layanan mulai
SMS hingga data Internet Broadband. Berikut daftar layanan yang disediakan
masing-masing produk :
Gambar 1.5. Produk utama dari TELKOMSEL berupa SIM Card untuk mengakses jaringan 2G dan 3G Telkomsel.
Kondisi persaingan dalam bisnis telekomunikasi seluler sangat bergairah
dalam dasawarsa terakhir. Tiap operator menawarkan berbagai macam produk
dan fitur serta berbagai macam skema tarif, yang diharapkan semua itu sesuai
dengan harapan dan kebutuhan pelanggannya. Berikut perusahaan operator
dan produk -produknya :
7
A. Berbasis teknologi GSM
- Indosat (Mentari, IM3 dan Matrix)
- Excelcom (Bebas, Jempol, Xplor dan Jimat)
- Hutchison ( 3Prepaid dan 3 Postpaid)
- Natrindo Telepon Seluler (NTS)
B. Berbasis teknologi CDMA
- Telkom Flexi (Classy dan Combo)
- Bakrie Telecom ( Esia Prepaid dan Postpaid)
- Indosat Starone (StarOne dan Jagoan)
- Mobile-8 (Fren Prepaid dan Postpaid)
Berikut ini posisi pangsa pasar setiap operator bila dipandang dari
seluruh pelanggan seluler baik GSM maupun CDMA sampai dengan posisi
kwartal tiga tahun 2007.
Sumber : SPIRE, marketing reseach, 2007 Gambar 1.6 Pangsa pasar seluruh operator seluler baik GSM maupun CDMA
di Indonesia sampai dengan Semester-1 2007
Layanan 3G (3th Generation) yang merupakan generasi ke-3 dalam
industri telekomunikasi seluler yang sering dikenal sebagai UMTS (Universal
8
Mobile Telecommunications System), setelah sebelumnya didominasi oleh
sistem GSM dan GPRS/EDGE (General Packet Radio Service/Enhanced Data
rates for Gsm Evolution).
Teknologi baru ini menjanjikan banyak kelebihan dan kemudahan, baik
bagi operator maupun pelanggan. Dengan teknologi WCDMA yang dipilih
Telkomsel, pelanggan dimungkinkan untuk menikmati komunikasi video call,
video call conference, browsing internet berkecepatan tinggi, menont on televisi
dan video streaming, video surveillance dan lain-lain. Dengan demikian banyak
sekali layanan yang dapat ditawarkan kepada pelanggan, sekaligus banyak
juga peluang bisnis yang dapat dikembangkan melalui teknologi ini.
Pelanggan TELKOMSEL dapat berlangganan layanan 3G ini dengan
sangat mudah, yaitu dengan mendaftarkan diri melalui SMS ke nomor 3636
dengan isi pesan 3G, lalu ikuti petunjuk yang ada.
Berikut gambaran beberapa layanan 3G yang disediakan TELKOMSEL
saat ini, dengan catatan layanan ini terus berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi, kebutuhan pelanggan :dan kondisi persaingan.
1. VIDEO CALL DAN VIDEO AVATAR
VIDEOCALL
Yaitu layanan yang memungkinkan pe mbicaraan (call) dengan melihat wajah
lawan bicara.
9
Gambar 1.7 Contoh panggilan video (video call)
VIDEO AVATAR
Layanan ini memungkinkan pelanggan melakukan panggilan video, dimana jika
pelanggan tidak menghaendaki gambarnya dilihat oleh lawan bicaranya maka
dapat diganti dengan berbagai gambar avatar.
Pass -throughSERVICE
PLATFORM
replaced
Avatar
Gambar 1.8 Contoh panggilan video avatar (video call avatar)
STEP 1 STEP 2 STEP 3 Pilih nomor orang yang akan diajak bicara dan bertatap muka
Tekan tombol Video Call untuk membuat panggilan
Sekarang VideoCall sudah terhubung
10
2. MOBILE TV
Merupakan layanan untuk mengakses siaran Televisi secara langsung
melalui jaringan 3G Telkomsel. Dengan layanan ini pelanggan dapat
menikmati siaran televisi dari berbagai channel melalui handphonenya,
siaran televisi tersebut sama dengan yang disaksikan di televisi biasa.
Contoh content TV Channel yang tersedia saat ini :
No. ShortNumber TV Channel
1 8800 Video Portal
2 8801 Metro TV
3 8806 SCTV
4 8809 Indosiar
5 8811 O Channel
6 8810 SpaceToon
7 8817 Bali TV
8 8829 Makasar TV
3. Video Streaming
Gambar 1.10 Contoh panggilan Mobile TV
11
MOBILE_VIDEO
Dengan layanan ini pelanggan dapat menikmati dan memilih video-video
pilihan. Video tersebut dapat dinikmati melalui streaming di hanphone. Caranya
dengan terlebih dulu melakukan setting secara manual maupun secara
otomatis yang disediakan oleh produsen handphone.
Setelah itu masuk melalui menu WAP service seperti tampilan gambar 1.10 di
atas.
4. Video Bloging
Video Blog adalah layanan 3G berbasis video call dimana user dapat merekam
video clip secara langsung untuk kemudian dapat dilihat oleh user lain
(sharing). User dapat memberikan penilaian terhadap video clip yang dilihatnya
atau memberikan komentar untuk sebuah video clip. Dengan layanan ini user
bisa merekam klip untuk mengekspresikan dirinya atau berbagi momen penting
dan istimewa dengan pengguna 3G Telkomsel yang lain.
Gambar 1.11 Contoh Video Bloging
12
5. SMS VIDEO
Video SMS adalah layanan 3G berbasis video call yang digunakan untuk
mengirimkan pesan singkat berupa rekaman video klip kepada seseorang.
Penerima pesan akan mendapat SMS notifikasi berisi pemberitahuan
adanya pesan dan cara mengambil pesan. Pesan diambil dengan cara
menghubungi service number yang sudah ditentukan. Pesan yang telah
dilihat dapat dibalas.
Gambar 1.12 Contoh Aplikasi Video Messaging
6. Video Call Conference
Video Conference adalah layanan 3G yang disediakan untuk menghubungkan
tiga orang atau lebih dalam sebuah percakapan menggunakan video call.
Layanan ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk mengadakan
"mobile meeting" menggunakan video call. User harus memesan nomor ID dan
PIN untuk masuk ke dalam conference call. Pemesanan dilakukan melalui
SMS.
13
Layanan ini berbasis video call 3G. Layanan dapat digunakan jika user sudah
terdaftar pada layanan 3G, menggunakan handset berkemampuan 3G video
call, dan berada pada area 3G Telkomsel.
Gambar 1.13 Contoh Aplikasi Video Conference
7. Internet Broadband
Untuk layanan internet broadband, Telkomsel mengeluarkan produk dengan
nama TELKOMSEL Flash. TELKOMSEL Flash adalah layanan akses internet
nirkabel (wireless) kecepatan tinggi melalui laptop atau PC (desktop) yang
dapat diakses melalui modem datacard, ponsel ataupun router. Layanan ini
disediakan oleh TELKOMSEL untuk seluruh pelanggan, baik pascabayar
(kartuHALO) atau prabayar (simPATI dan Kartu As) dengan tarif akses data
berbasis waktu.
14
TELKOMSELFlash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan
koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi (hingga 3,2 Mbps) dan lokasi
akses yang dapat dilakukan dimana saja dalam jangkauan jaringan
HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL.
TELKOMSELFlash memberikan keuntungan-keuntungan kepada
pelanggannya, yaitu :
? Mudah Dikontrol
Dengan tarif berbasis waktu dan penggunaan kartu prabayar, anda bisa
lebih mudah mengontrol penggunaan internet dan pengeluaran anda.
Pemilihan tarif pun dapat dilakukan kapan saja TANPA perlu menelpon
ke call centre atau datang ke Grapari Telkomsel
? Mudah Digunakan & Fleksibel
Anda dapat menggunakan & mendaftarkan kartu TELKOMSEL apa saja,
baik kartuHALO, simPATi ataupun Kartu As dengan mengetik : Flash
(bisa huruf besar, kecil atau kombinasi keduanya) lalu kirimkan ke nomor
3636. Lanjutkan dengan setting sederhana pada perangkat apa saja
yang anda miliki, baik ponsel, modem ataupun router, maka dengan
segera anda dapat mengakses TELKOMSELFlash . Demi kemudahan
dan kenyaman, TELKOMSEL juga menawarkan paket bundling
TELKOMSELFlash USB Modem sehingga anda tidak perlu melakukan
15
instalasi dan setting yang rumit dan bisa digunakan pada laptop maupun
PC/Desktop. Simply Plug & Connect.
? Kecepatan Tinggi
Anda dapat menikmat pengalaman akses internet dengan kecepatan
hingga 3.2 Mbps pada jangkauan jaringan HSDPA TELKOMSELFlash.
? Jangkauan Jaringan
Akses di mana saja dalam jangkauan jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS
terluas dari TELKOMSEL.
Perangkat
TELKOMSEL memberikan kemudahan cara penggunaan dengan menyediakan
Paket Bundling TELKOMSELFlash USB Modem . Paket Bundling ini
memberikan kemudahan dan keuntungan-keuntungan yang sangat menarik
bagi pelanggan, antara lain:
1. Kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan
TELKOMSELFlash, karena semua konfigurasi sudah dilakukan
(preset), pelanggan tidak direpotkan lagi dengan setting manual.
2. Kemampuan akses kecepatan maksimal hingga 3,2 Mbps karena
dilengkapi dengan chip HSDPA 3,6 Mbps
16
3. Gratis Akses internet menggunakan TELKOMSELFlash selama 5 Jam
(berlaku selama 1 bulan sejak awal akses dilakukan) dengan simPATI
Broadband dalam paket
4. APN Flash, profile 3G dan EDGE/GPRS sudah diaktifkan (pre-
provision), pelanggan tidak perlu registrasi kartunya ke 3636.
USB atau PCMCIA Datacard
Pelanggan juga dapat membeli secara bebas di pasaran beberapa datacard /
modem yang tertera di bawah ini. Perlu dipastikan datacard tersebut support
untuk jaringan HSDPA dan/atau 3G pada frekuensi 1900 MHz untuk menikmati
layanan TELKOMSELFlash.
Huawei E220 Huawei E620 ZTE MF320/330
OPTION Globetrotter Novatel Wireless Merlin Sierra Wireless Aircard
Gambar 1.14 Contoh modem HSDPA USB dan PCMCIA
17
Ponsel HSDPA/3G sebagai MODEM
Hampir semua Ponsel pada dasarnya juga dapat berfungsi sebagai
modem untuk mengakses internet. Namun untuk dapat menikmati kecepatan
optimum TELKOMSELFlash , pastikan ponsel pelanggan mendukung jaringan
HSDPA atau 3G.
Berikut ini adalah beberapa contoh tipe ponsel yang support HSDPA
TELKOMSEL.
Nokia N95 Motorola V3xx Motorola RAZR
MAXX V6
Samsung Z560
Samsung i600 Dopod 838Pro Dopod D810 Dopod 595
Gambar 1.15 Contoh ponsel yang sudah support HSDPA
PT. TELKOMSEL Grapari Makassar, sebagai salah satu cabang
Telkomsel yang sudah memasarkan layanan 3G menghadapi beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan terkait pemasaran layanan baru yang
18
merupakan produk teknologi tinggi di satu sisi sekaligus menghadapi tantangan
dari operator lain yang juga telah menawarkan produk yang relatif sama.
Jaringan 3G Telkomsel Makassar mulai beroperasi sejak awal Desember
2006, dimana sampai dengan posisi akhir Oktober 2007 terdapat 36 pemancar
3G (node-B) yang tersebar di seluruh kota Makassar. Jumlah tersebut akan
terus bertambah seiring pertumbuhan pelanggan dan bertambahnya jenis
layanan. Hingga saat ini pelanggan Telkomsel yang telah memanfaatkan
layanan 3G di kota Makassar mencapai 20.000 pelanggan dari total pelanggan
3G nasional Telkomsel mencapai 3,25 juta pelanggan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan pelanggan menggunakan/mengkonsumsi layanan
3G, antara lain pengetahuan teknis pelanggan (product knowledge), marketing
communication, tarif, ketersediaan jaringan dan sebagainya.
Untuk itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan melakukan
penelitian ilmiah dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemasa ran Layanan 3G PT. TELKOMSEL di Makassar”.
19
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh bauran pemasaran jasa 7P (Product,
Price, Place, Promotion, People, Phisycal Evidence dan Process)
terhadap pemasaran layanan 3G PT.Telkomsel di Makassar ?
2. Di faktor-faktor tersebut , variabel apa yang paling dominan
pengaruhnya terhadap pemasaran layanan 3G PT. Telkomsel di
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran jasa 7P (Product,
Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence dan Process)
terhadap pemasaran layanan 3G PT.Telkomsel di Makassar.
2. Untuk menganalisis variabel yang sangat dominan pengaruhnya
terhadap pemasaran layanan 3G PT. Telkomsel di Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Menjadi referensi bagi manajemen PT Telkomsel untuk mengambil
strategi dalam pemasaran layanan 3G di Makassar.
2. Menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
bauran pemasaran jasa 7P terhadap pemasaran layanan 3G.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu juga dijadikan referensi dalam penelitian yang dilakukan
penulis dengan hasil penelitian sebelumnya sebagai berikut :
1. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Pelanggan Simpati
Telkomsel di Makassar, Agung Harris Rachmat, Program Magister
Manajemen Pascasarjanan Universitas Hasanuddin, 2007.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa : Lima dimensi kualitas produk
pelayanan jasa yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness,
assurance, dan emphaty secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas baik untuk segmen pelajar, mahasiswa, dan karyawan;
Reliability adalah dimensi kualitas yang paling dominan pengaruhnya
terhadap loyalitas pelanggan segmen pelajar dan segmen mahasiswa
pengguna kartu simpati Telkomsel di Makassar, sedangkan pelanggan
segmen karyawan pengguna kartu simpati telkomsel di Makassar yang
paling dominan pengaruhnya adalah dimensi assurance.
21
2. Pengaruh pelaksanaan bauran promosi terhadap penjualan produk
Telkom Flexi di Kancatel Tulungagung, Ario Kuswardono, Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, 2006
Penelitian ini menyimpulkan bahwa : bauran promosi berpengaruh positif
terhadap peningkatan penjualan produk Telkom Flexi secara simultan
dan hanya promosi penjualan yang pengaruhnya paling signifikan.
Kedua hasil penelitian tersebut dapat menjadi referensi bagi penulis,
terutama untuk menetapkan strategi pelayanan dan strategi promosi,
yang keduanya merupakan komponen bauran pemasaran jasa yaitu
Process dan Promotion.
B. KONSEP PEMASARAN
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Marketing yang
berarti pasar dan telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Memasarkan produk tidak berarti hanya menawarkan atau menjual barang
tetapi memiliki definisi lebih luas dari hal tersebut.
1. Definisi Pemasaran
Berbagai macam kegiatan yang tercakup dalam pemasaran seperti membeli,
menjual dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan,
22
mensortir dan sebagainya. Di dalam marketing, usaha ini dikenal sebagai
fungsi-fungsi marketing.
Berikut ini adalah definisi Marketing yang disampaikan oleh beberapa ahli
sebagai berikut :
Philip Kotler (2005; 10) memberikan definisi marketing :
“ Marketing is a social and managerial process by which individual and groups
obtain what they need and want through creating and exchanging products and
values with others.”
Maynard and Backman dalam Alma (2000:2) mendefinisikan marketing sebagai
: segala usaha yang meliputi penyaluran barang-barang dan jasa dari sektor
produksi ke sektor konsumsi.
Pemasaran menurut William J. Staton dalam Basu Swastha dan Irawan
(2001) adalah:
“Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.”
Dan definisi pemasaran yang disampaikan oleh The Marketing Associaton
adalah sebagai berikut :
23
“Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing,
promotion and distributions of ideas, goods and services to create exchanges
that satisfy individual and organization goal”
Kotler, Ann, Leon and Tan (2003;9)
Dari keempat definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa marketing adalah
suatu proses dari perencanaan dalam memberikan pelayanan barang maupun
jasa kepada konsumen sehingga individu atau kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran produk dan
nilai dengan pihak lain.
Selain itu dapat dikemukakan bahwa arti penting pemasaran merupakan
usaha terpadu dan menyeluruh yang dilakukan perusahaan dalam rangka
memuaskan kebutuhan pelanggan, dimana perusahaan juga mendapatkan
keuntungan dari proses tersebut. Konsep Pemasaran adalah kegiatan
terorganisir yang dilakukan perusahaan atau organisasi yang berorientasi pada
penciptaan suatu pemuasan bagi konsumen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Karena persaingan yang semakin ketat, perusahaan yang hanya
berorientasi pada usaha pemasaran yang berhubungan dengan produk saja
tidak akan cukup untuk mengantisipasi persaingan sehingga harus
mempertimbangkan juga keefektifan usaha perusahaan untuk mempromosikan
produk yang ditawarkan, karena secara tidak langsung akan berpengaruh juga
terhadap tingkat penjualan perusahaan.
24
Strategi pemasaran dalam pelaksanaanya dibedakan menjadi dua yaitu
pemasaran untuk perusahaan yang menghasilkan barang dan pemasaran
untuk perusahaan jasa, karena kedua perusahaan tersebut mempunyai
karakteristik berbeda.
Untuk perusah aan yang memproduksi barang biasanya menggunakan
pendekatan pemasaran yang terdiri dari 4P (product, price, place, promotion),
sedangkan untuk perusahaan jasa biasanya menggunakan pendekatan
pemasaran yang terdiri dari 7P (price, product, place, promotion, people,
process, dan physical evidence). Perusahaan jasa berusaha menunjukkan
kualitas jasa mereka melalui bukti fisik dan penyajian jasa tersebut. Industri
pariwisata yang terdiri dari gabungan beberapa perusahaan seperti biro
perjalanan wisata, hotel, industri kerajinan rakyat adalah industri yang menjual
jasa pada konsumen sehingga usaha pemasaran untuk industri pariwisata ini
menggunakan pendekatan pemasaran jasa.
Untuk memasarkan jasa tidak hanya menggunakan pemasaran eksternal
saja tapi juga menggunakan pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran eksternal menitikberatkan pada pekerjaan perusahaan untuk
menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa
tersebut pada konsumen. Pemasaran internal menitikberatkan pada usaha
untuk melatih dan memotivasi karyawan untuk melayani dan memberikan
kepuasan pada konsumen. Pemasaran interaktif menitik beratkan pada
keahlian karyawan untuk melayani konsumen karena konsumen tidak hanya
25
menilai kualitas jasa berdasarkan kualitas teknisnya saja tetapi juga kualitas
fungsionalnya.
2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendapatkan hasil yang
paling memuaskan.
Pengertian bauran pemasaran menurut Philip Kotler (2004: 18) adalah:
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran”.
Menurut Buchari Alma (2004:205), ada 4 komponen yang tercakup dalam
kegiatan marketing mix ini yang terkenal dengan sebutan 4 P, yang dapat
dirangkum sebagai berikut:
1. Product
Product adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini
dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada produk, tidak
ada pemindahan hak milik maka tidak ada marketing. Semua kegiatan
marketing lainnya, dipakai untuk menunjang gerakan produk. Satu hal perlu
diingat ialah, bagaimana hebatnya usaha promosi, distribusi
dan price, jika tidak diikuti dengan produk yang bermutu, disenangi oleh
konsumen, maka usaha marketing mix ini tidak akan berhasil.
26
2. Price
Masalah kebijaksanaan harga adalah turut menentukan keberhasilan
pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap tingkatan
distribusi, seperti oleh produsen, oleh grosir dan retailer (pedagang eceran).
3. Place/Distribution
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan
tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting sekali perantara dan
pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini adalah sangat penting karena
dalam segala hal mereka berhubungan dengan konsumen. Kita dapat
bayangkan, betapa sulitnya pasaran produk jika tidak ada orang yang
menjajakan, tidak ada toko, kios, supermarket.
4. Promotion
Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan.
Promosi ini sangat berkembang pada masa “selling concept” dimana produsen
sangat mengandalkan, sangat memberi harapan tinggi akan meningkatnya
penjualan dengan mempergunakan promosi.
Bauran pemasaran di atas merupakan bauran pemasaran dasar dan awal,
dimana dapat diaplikasikan pada produk barang maupun jasa. Namun khusus
untuk jasa telah mengalami pengembangan seperti yang akan dibahas pada
sub-bab berikutnya.
27
C. Konsep Jasa
1. Definisi Jasa
Dalam konteks penelitian ini kegiatan pemasaran hanya mencakup
bidang pemasaran jasa atau pelayanan yang diberikan oleh pihak produsen
kepada pihak konsumen atau pelanggan. Seperti kita ketahui bahwa yang
disalurkan oleh pihak produsen bukan hanya benda yang berwujud saja tetapi
juga jasa-jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu
tidak bisa ditimbun atau ditumpuk seperti barang-barang lain. Umumnya
penyaluran jasa itu bersifat langsung dari produsen kepada konsumen,
misalnya jasa perawatan, pengobatan, hiburan, travel/perjalanan, laundry dan
termasuk jasa telekomunikasi, serta bentuk jasa lainnya.
Keaneka ragaman makna dalam hal pemakaian istilah jasa sering kali
kita temui dalam literatur manajemen, walaupun demikian banyaknya persepsi
tentang pengertian jasa tetapi secara garis besar konsep jasa merupakan
aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berbentuk produk yang sifatnya fisik atau
konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu
yang dihasilkan dan memberikan nilaih tambah atau pemecahan masalah yang
dihadapi konsumen (Zethaml, 1996 dalam Lupiyoadi, 2001).
Tidak jauh berbeda dengan definisi jasa di atas, Kotler (2000)
mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
28
Selanjutnya Stanton dalam Alma (2005) menyatakan bahwa jasa adalah
sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak berwujud, ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan dan jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan
benda-benda berwujud maupun tidak.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka tampak bahwa di dalam
jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,
meskipun pihak -pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga
merupakan barang tetapi merupakan suatu proses atau aktivitas-aktivitas yang
bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Karakteristik Jasa
Pada umumnya barang diproduksi dahulu barulah kemudian dijual dan
dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi secara bersamaan. Menurut Edward W. Wheatliey yang dikutip
oleh Alma (2005) mengemukakan perbedaan antara jasa dan barang, yaitu :
a. Pembelian jasa sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi.
b. Jasa itu bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat
berwujud, dapat dilihat, dicium, memiliki berat, ukuran dan sebagainya.
c. Barang bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak, jasa dapat dibeli dan
dikonsumsi.
d. Barang dapat disimpan sedang jasa tidak.
e. Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia.
f. Distribusinya bersifat langsung dari produsen ke konsumen
29
Lebih lanjut Kotler (2000) mengemukakan bahwa jasa yang ditawarkan
menyertai produk fisik mempunyai karakteristik, sebagai berikut:
a. Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, diraba,
didengar, dan dicium sebelum konsumen mem-belinya dan merasakan
manfaatnya. Setelah terjadi transaksi pembelian barulah jasa itu dapat
dirasakan dan dinikmati. Untuk mengurangi keraguan pembeli, mereka dapat
menikmati tanda maupun keterangan mengenai mutu jasa tersebut. Dengan
demikian tugas pemberi jasa adalah mengelola keterangan/informasi
sedemikian rupa untuk mewujudkan produk yang tidak berwujud.
Sebagian besar pasar menawarkan sesuatu dalam bentuk kombinasi
antara elemen berwujud dan tidak berwujud. Keadaan berwujud dan tidak
berwujud dari yang dibeli dapat membedakan klasifikasi antara barang dan
jasa.
b. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu
Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam rangka waktu yang sama. Pada
umumnya, barang diproduksi dulu kemudian dijual dan dikonsumsi. Sedangkan
jasa biasanya dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara
serempak. Dikatakan produksi dan konsumsi berjalan serempak artinya di
penghasil jasa, sering hadir secara fisik, pada waktu konsumsi berlangsung.
Apakah artinya kehadiran produsen jasa ? Ini menyatakan bahwa distribusi jasa
30
merupakan hal yang sangat penting. Bila jasa ini disumbangkan oleh
seseorang, maka hal itu akan merupakan bagian dari jasa tadi. Jasa juga
diciptakan dan digunakan pada saat yang bersamaan.
c. Karagaman.
Jasa sangat beragam, karena tergantung pada siapa yang menyediakan
jasa dan kapan serta di mana disediakan. Mis alnya, jasa perhotelan yang
dilakukan oleh hotel yang baru beridirI. Perusahaan jasa dapat melalui tiga
langkah dalam pengendalian mutu.
Pertama, melakukan investasi dalam seleksi dan latihan pribadi yang
baik. Kedua, menstandarisasikan proses kinerja jasa diseluruh organisasi.
Ketiga, memonitor kepuasan konsumen melalui sistem pesan dan kesan,
survey konsumen dan perbandingan belanja.
d. Cepat Hilang.
Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan
selalu ada dan tetap, akan tetapi bila permintaan berubah-ubah atau naik turun,
maka masalah yang sulit akan segera muncul. Kamar hotel yang kosong dan
tenaga listrik yang digunakan, jika tidak segera dikonsumsi maka akan
merupakan kerugian untuk selamanya.
31
D. Konsep Kualitas Jasa
Kualitas dalam dunia bisnis sudah menjadi keharusan yang wajib
dipenuhi oleh perusahaan khususnya yang bergerak dalam industri jasa, sebab
kualitas dapat menjadi senjata yang sangat efektif untuk dapat memenangkan
persaingan.
3. Pengertian Kualitas
Kata kualitas mengandung banyak definisi dan maka yang berbeda-beda
bagi orang yang mengartikannya, untuk itu mari kita telaah beberapa definisi
kualitas berikut ini.
Defenisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Menurut Wyckof dalam Nasution (2004) menyatakan
bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan.
4. Dimensi Kualitas Jasa
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas
perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan. Dalam peningkatan pelayanan kepada pelanggan
memerlukan pendekatan-pendekatan yang tepat, dalam pemasaran jasa untuk
32
peningkatan pelayanan maka perlu untuk mengidentifikasi atribut dari jasa yang
ditawarkan.
Konsekuensi atas pendekatan kualitas pelayanan suatu produk memiliki
esensi yang penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan
mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan (Lupiyoadi, 2001).
Secara umum dimensi kualitas yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
ada delapan dimensi, seperti yang kemukakan oleh Sviokla dalam Lupiyoadi
(2001) sebagai berikut:
a. Kinerja
Kinerja disini merujuk pada karakter produk ini yang meliputi merek,
atribut -atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu. Kinerja
beberapa produk biasanya didasari oleh preferensi subjektif pelanggan yang
pada dasarnya bersifat umum.
b. Keragaman Produk
Keragaman produk dapat berbentuk produk tambahan dari suatu produk
ini yang dapat menambah nilai suatu produk. Fitur suatu produk biasanya
diukur secara subjektif oleh masing-masing individu (dalam hal ini konsumen)
yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu produk atau jasa. Dengan
demikian, perkembangan kualitas suatu produk atau jasa menuntut karakteristik
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar.
c. Keandalan
33
Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk/jasa
mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keandalan suatu
produk atau jasa yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi
konsumen dalam memilih produk/jasa.
d. Kesesuaian
Dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah
kesesuaian produk dengan standar dalam industrinya. Kesesuaian suatu
produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian
termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak
dapat diantisipasi dan beberapa kesalahan lain.
e. Ketahanan
Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis.
Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah
kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan
kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu
produk dilihat melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi
kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.
f. Kemampuan Pelayanan
Kemampuan pelayanan bisa juga disebut dengan kecepatan,
kompetensi, kegunaan, dan kemudahan produk untuk diperbaiki. Dimensi ini
34
menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya penurunan
kualitas tetapi juga mengenai pelayanan pada saat produk dibeli sampai
pemakaian bahkan pelayanan pasca penjualan.
g. Estetika
Merupakan dimensi kualitas yang paling subjektif. Estetika suatu produk
dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana
tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau. Jadi, estetika jelas merupakan
penilaian dan refleksi yang dirasak an oleh konsumen.
h. Kualitas yang dipersepsikan
Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai
atribut -atribut produk dan jasa. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki
informasi tentang produk/jasa secara tidak langsung misalnya melalui merek,
nama, dan negara dari produsen atau provider jasa.
Kedelapan dimensi kualitas tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan tingkat kepuasan seorang konsumen terhadap suatu produk, tetapi
untuk mengukur tingkat kepuasan seorang pelanggan yang menikmati sebuah
jasa layanan maka dimensi-dimensi tersebut diatas tidak tepat untuk digunakan
sebab beberapa atribut dari jasa yang tidak terkandung di dalamnya. Untuk itu
maka diperlukan suatu pendekatan kualitas yang lebih spesifik mengenai
kinerja sebuah jasa.
35
Untuk mengukur kualitas jasa maka Parasuranman (1985)
mengidentifikasikan sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa, yaitu
sebagai berikut:
a. Reliability, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja dan
kemampuan untuk dipercaya. Ha l ini berarti perusahaan memberikan
jasanya secara tepat semenjak saat pertama. Selain itu, berarti
perusahaan tersebut memenuhi janjinya.
b. Responsiveness, yaitu kemauan atau persiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan.
c. Competence, dapat diartikan bahwa setiap orang dalam perusahaan
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat
memberikan jasa tertentu.
d. Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti,
lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu mengunggu tidak terlalu
lama, dan perusahaan mudah dihubungi.
e. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan
yang dimiliki contact personnel, seperti resepsionis atau operator telepon.
f. Communocation, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dengan
bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan.
g. Credibility, yaitu sifat jujur yang dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup
nama dan reputasi perusahaan karakteristik pribadi contact personnel, dan
interaksi dengan pelanggan.
36
h. Security, yaitu aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Aspek ini
meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial dan kerahasiaan.
i . Understanding, yaitu untuk memahami kebutuhan pelanggan.
j . Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan
yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa seperti kartu kredit plastik.
Berbeda dengan pendapat di atas, Gronroos (1990) mengidentifikasi
bahwa kualitas jasa terdiri atas tiga pokok kriteria, yaitu outcome related,
process related, dan image related criteria. Ketiga kriteria tersebut dapat
dijabarkan menjadi enam unsur yaitu sebagai berikut:
a. Profesionalisme and Skill
b. Attitudes and Behavior
c. Accessibility and Flexibility
d. Reliability and Trustworthiness
e. Recovery
f. Reputation and Credibility
Secara garis besar dimensi kualitas yang diungkapkan oleh
Parasuranman dan Granroos di atas tidaklah terdapat banyak perbedaan,
hanya saja perbedaan dalam jumlah dimensi tetapi jumlah indikator yang
mewakili dimensi tersebut kurang lebih tidak terlalu berbeda.
Sejalan dengan semakin berkembangnya pemasaran jasa maka
diperlukan suatu pengukuran kinerja kualitas jasa yang lebih akurat dan
terpercaya. Dalam perkembangannya penelitian mengenai dimensi kualitas
37
kemudian Parasuranman pada tahun 1988 mengajukan sebuah konsep
dimensi kualitas yang lebih konprehensif yang lebih dikenal dengan istilah
SERVQUAL.
Menurut Parasuranman dalam Aritonang (2005) terdapat lima dimensi
kualitas yang dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja kualitas
jasa, yaitu sebagai berikut:
a. Tangibles
Dimensi ini mencakup kondisi fisik fasilitas, peralatan, serta penampilan
pekerja. Karena dimensi jasa tidak dapat diamati secara langsung, maka
pelanggan seringkali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa
dalam melakukan evaluasi. Kenyataan yang berkaitan dengan perusahaan itu
mencakup objek yang sangat bervariasi. Dimensi ini terdiri dari dimensi yang
berkaitan dengan peralatan dan fasilitas yang digunakan serta personel dan
materi komunikasi yang digunakan.
b. Reliability
Dimensi ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan secara akurat dan andal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas
apa yang dijanjikan, tidak pernah memberi janji yang berlebihan dan selalu
memenuhi janjinya.
Secara umum, dimensi reliabilitas merefleksikan konsistensi dan
keandalan dari kinerja perusahaan. Hal ini berkaitan dengan beberapa
pertanyaan: apakah perusahaan memberikan tingkat pelayanan yang sama dari
38
waktu ke waktu?, apakah pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan yang
dijanjikan perusahaan?.
c. Responsiveness
Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat; selalu memperoleh definisi yang
tepat dan segera mengenai pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan
komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanannya tepat waktu. Dimensi
ini berkaitan dengan keinginan dan kesiapan pekerja untuk melayani.
d. Assurance
Dimensi ini mencakup pengetahuan dan kesopanan pekerja serta
kemampuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan, dan
keamanan operasinya. Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan jasa. Keramahan mengacu pada bagaimana
pekerja perusahaan berinteraksi dengan pelanggannya dan kepemilikan
pelanggan, sedangkan keamanan merefleksikan perasaan pelanggan bahwa ia
bebas dari bahaya, resiko, dan keragu-raguan.
e. Emphathy
Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap
pelanggan. Dimensi ini juga merefleksikan kemampuan pekerja untuk
menyelami perasaan pelanggan sebagaimana jika pekerja itu sendiri yang
mengalaminya.
39
E. Konsep Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan. Alat -alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka
panjang dan merancang program taktik dalam jangka pendek. Penyusunan
komposisi unsur-unsur bauran pemeasaran dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai bahan
masakan menjadi makanan yang bergizi dan enak disantap. Prosses meramu
bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan yaitu sama-
sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (sience) dan seni (art).
Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas
memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun
juru masak.
Konsep bauran pemasaran jasa dipopulerkan pertama kali beberapa
dekade yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya menjadi 4P
(Product, Price, Place and Promotion). Sedangkan jika dipandang dari sisi
pelanggan, 4P bisa dirumuskan menjadi 4C (Customer’s need and wants, Cost,
Communication and Convenience). Dalam perkembangannya, sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa penerapan 4P tersebut terlalu terbatas (sempit)
untuk bisnis jasa karena alasan-alasan berikut ini :
- Karakteristik intangible pada jasa diabaikan dalam kebanyakan analisis
mengenai bauran pemasaran. Sebagai contoh, bauran produk seringkali
Comment [s3]: Pemasaran Jasa, Fandy Tjiptono, hal 30
40
dianalisis berdasarkan desain properti fisik yang tidak terlalu relevan
untuk proses jasa.
- Unsur harga mengabaikan fakta bahwa banyak jasa yang diproduksi oleh
sektor publik tanpa pembebanan harga pada konsumen akhir.
- Bauran promosi dalam 4P tradisional mengabaikan promosi jasa yang
dilakukan personel produksi tepat saat jasa dikomsumsi. Keterlibatan
langsung penyedia jasa dalam promosi ini tidak dijumpai dalam promosi
barang kepada konsumen akhir. Bagi penata rambut, penyanyi atau
pembawa acara, cara dan situasi dimana jasa diproduksi meruapan unsur
promosi penting dalam promosi total jasa yang bersangkutan.
- Oversimplifikasi terhadap unsur-unsur distribusi yang relevan dengan
keputusan distribusi jasa strategis.
- Pendekatan bauran pemasaran tradisional juga dianggap mengabaikan
masalah-masalah dalam mendefinisikan konsep kualitas pada intagible
service, dan mengidentifikasi serta mengukur unsur-unsur bauran
pemasaran yang dapat dikelola dalam rangka menciptakan jasa
berkualitas.
- Bauran pemasaran tradisional juga melupakan arti penting orang (people),
baik sebagai produsen, konsumen maupun co-consumers.
Kelemahan-kelemahan ini mendorong para pakar pemasaran untuk
mendefinisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih
41
aplikatif untuk sektor jasa. Hasilnya, 4P tradisional diperluas dan ditambahkan 3
unsur lainnya yaitu People, Physical Evidence, dan Process.
- Product
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar
jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang. Aspek
pengembangan jasa baru juga memiliki keunikan khusus yang berbeda
dengan barang, yakni jasa baru sukar diproteksi dengan paten.
Dalam konteks jasa, produk terdiri dari :
a. Produk Inti (Core Product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut.
b. Produk yang diharapkan (expected product)
c. Produk tambahan (augmented product)
d. Produk potensial (potential product)
Tiga unsur selain core product merupakan unsur yang potensial untuk
dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut berbeda
dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai
tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat
dibedakan dan bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki
citra tersendiri.
42
- Pricing
Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis,
seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Pada
umumnya, aspek -aspek ini mirip dengan yang biasa dijumpai pemasar
barang. Adapun perbedaannya yaitu karakteristik intangible jasa
menyebabkan harga menjadikan indikator signifikan atas kualitas.
Karakteristik personal dan non-transferable pada beberapa jasa
memungkinkan diskriminasi harga pada pasar jasa tersebut, sementara
banyak pula jasa yang dipasarkan oleh sektor publik dengan harga yang
disubsidi atau bahkan gratis. Hal ini menyebabkan kompleksitas dalam
penetapan harga jasa.
Dalam merumuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan
dari penentuan harga itu sendiri, antara lain :
a. Bertahan
b. Memaksimalkan laba
c. Memaksimalkan penjualan
d. Gengsi atau prestis
e. Pengembalian atas investasi (return of investment – ROI)
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah :
a. Positioning jasa
b. Sasaran perusahaan
c. Tingkat persaingan
43
d. Siklus hidup (life cycle) jasa.
e. Elastisitas permintaan
f. Struktur biaya
g. Sumber daya yang digunakan
h. Kondisi ekonomi secara umum
i. Kapasitas Jasa
Untuk menentukan harga, berikut metode yang sering digunakan :
a. Penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing)
b. Penentuan harga tingkat pengembalian (rate of return pricing)
c. Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)
d. Penentuan harga rugi (loss leading pricing)
e. Penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)
f. Penentuan harga relasional (relationship pricing)
- Promotion
Berbagai definisi mengenai promosi dalam penjualan suatu produk,
diantaranya seperti yang dikemukakan oleh :
Menurut Swastha et al. (1995:222), “Promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
paemasaran”.
Comment [s4]: Start utk di -edit
44
McCarthy et al.(1995:64) menyatakan bahwa, “ Promosi adalah
komunikasi informasi antara penjual dan calon pembeli atau pihak -pihak
lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku”.
Menurut Saladin (1996:68), “ Promosi adalah suatu komunikasi informasi
menjual dan membeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah
laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga
menjadi pembeli yang tetap mengingat produk tersebut”.
Dari beberapa pendapat mengenai promosi di atas, terlihat bahwa adanya
kegiatan promosi merupakan suatu kegiatan dalam bidang pemasaran
yang bertujuan meningkatkan penjualan dengan cara menggugah
keinginan konsumen untuk mengadakan pertukaran atau menciptakan
permintaan atas barang dan jasa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu promosi mempunyai arti penting dalam
mencapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Arti pentingnya suatu
promosi menurut Swastha (1984:237) adalah, “ Promosi merupakan salah
satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan digunakan
untuk menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan”.
Sesuai dengan pendapat di atas pentingnya promosi adalah salah satu
elemen penting dalam manajemen pemasaran yang digunakan untuk
menghubungkan antara produsen dan konsumen guna mengatasi semua
persoalan yang ada dalam pemasaran.
45
Bauran Promosi
Terdapat beberapa definisi mengenai bauran promosi diantaranya, seperti
yang dikemukakan oleh :
Stanton (1996:136) bahwa, “ Promotional Mix adalah kombinasi
periklanan, penjualan personal, promosi penjualan dan lain cara paromosi
digunakan untuk mencapai tujuan program paemasaran”.
Swastha (1984:238) mengemukakan bahwa, “ Promotional Mix adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal, selling dan alat promosi lain, yang kesemuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan parogram penjuialan”.
Kotler et al. (1996:77) mengatakan bahwa “ Bauran promosi adalah
ramuan khusus dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan
humas yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan
pemasarannya.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa baruan promosi merupakan
suatu kombinasi dari variabel-variabel promosi yang terdiri dari periklanan,
promosi penjualan, penjualan pribadi, publisitas dan alat promosi lainnya.
Masing-masing bauran promosi tersebut dapat diterapkan dengan
memanfaatkan berbagai media yang tersaji dalam tabel berikut:
46
Tabel 2.1 Media Bauran Promosi
Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.
Metode-metode tersebut meliputi :
a. Periklanan (advertising),
b. Promosi penjualan (sales promotion)
c. Penjualan perorangan (personal selling)
d. Hubungan masyarakat (public relations )
e. Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
f. Surat pemberitahuan langsung (direct mail)
a. Periklanan
Ada beberapa definisi mengenai periklanan, diantaranya seperti yang di
kemukakan oleh:
47
McCarthy et al. (1995:65) mengemukakan bahwa. “Periklanan adalah
semua bentuk penyajian gagasan, barang, atau jasa secara tidak personal
dan dibayar oleh suatu sponsor. Ini meliputi penggunaan media seperti
majalah, koran, radio dan TV, papan nama dan surat langsung”.
Swastha et al. (1995:223) mengemukakan bahwa, “Periklanan adalah
komunikasi non individu dengan sejumlah biay a, melalui berbagai media
yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu”.
Kotler et al. (1997:77) menyatakan bahwa, “Periklanan (advertising) :
segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan,
barang, atau jasa yang di bayar oleh sponsor tertentu”. Bertitik tolak dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan
komunikasi non individu dengan sejumlah biaya serta meliputi berbagai
media oleh perusahaan seperti TV, radio, majalah, koran, papan nama
dan surat langsung.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa suatu kegiatan yang
telah di rencanakan dengan baik akan menjadi sia-sia bila tidak ada tujuan
yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan
periklanan yang dilakukan tent u harus mempunyai tujuan.
Adapun tujuan periklanan menurut Swastha (1984:252) adalah :
a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat di capai oleh tenaga penjualan
atau salesman dalam jangk a waktu tertentu.
48
c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur misalnya dengan
mencantumkan nama dan alamatnya.
d. Memasuki daerah pemasaran batu atau menarik langganan baru.
e. Memperkenalkan produk baru.
f. Menambah penjualan industri.
g. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan.
h. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan
umum melalui periklanan.
Selain mempunyai tujuan, menurut Kotler (1997:351) periklanan juga
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Periklanan bersifat umum
Iklan merupakan mode komunikasi yang sangat umum. Sifat umumnya
menunjukkan bahwa produk itu sah dan standar. Karena banyak orang
menerima pesan yang sama, para pembeli tahu bahwa
motif mereka dalam membeli produk itu akan dipahami orang banyak.
b. Iklan bersifat dapat diserap (pervasive)
Iklan merupakan media yang dapat diserap, sehingga memungkinkan
penjual mengulang sebuah pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan
pembeli menerima dan membandingkan pesan-pesan daeri berbagai
macam pesaing. Iklan dalam skala besar oleh seorang penjual merupakan
hal yang positif bagi ukuran, popularitas, dan keberhasilan penjual.
c. Iklan bersifat ekspresif
49
Iklan memberi kesempatan untuk mendramatisir perusahaan dan
produk-produknya melalui seni menggunakan cetakan, suara dan warna.
Namun demikian, kadang-kadang keberhasilan ini bisa melemahkan atau
membiaskan pesan iklan tersebut.
d. Iklan bersifat tak manusiawi
Iklan tidak bisa bersifat manusiawi seperti seorang wiraniaga perusahaan.
Audiens tidak merasa mempunyai kewajiban untuk memperhatikan atau
menanggapi. Iklan hanya bisa melakukan monolog, bukan dialog, dengan
audiens.
Dari penjelasan tersebut, tujuan dari kegiatan periklanan adalah
menggugah kesadaran konsumen terhadap suatu barang tertentu dengan
maksud untuk meningkatkan penjualan suatu produk.
Dengan melihat tingkat kemampuan perusahaan dalam menyediakan
dana dan tujuan yang ingin dicapai dari periklanan, setiap perusahaan
harus dapat memilih media periklanan yang akan digunakan. Faktor-faktor
yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media tersebut menurut
Swastha (1984:253) adalah :
a. Sesuai dengan tujuan periklanan
b. Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai dengan pola
distribusi
c. Sesuai dengan keperluan berita
50
d. Sesuai dengan waktu dan lokasi di mana keputusan membeli
dibuat
e. Biaya yang di gunakan untuk advertising harus sesuai dengan
yang di anggarkan.
f. Adanya kerjasama dan bantuan promosi yang di jalin dengan
media massa
g. Disesuaikan dengan karakteristik media massa
h. Harus di ketahui kebaikan dan keburukan media massa
Pemilihan media bauran promosi yang akan digunakan perusahaaan,
dipengaruhi oleh jenis pasar produk tersebut (Kotler et al., 2000 : 31).
Tingkat kepentingan dari alat -alat promosi berbeda antara pasar
konsumen dan industri. Perusahaan yang menyediakan kebutuhan
konsumen lebih mengutamakan periklanan, kemudian berturut-turut diikuti
oleh promosi penjualan, penjualan pribadi dan hubungan publik.
Sedangkan perusahaan yang menyediakan kebutuhan industri lebih
mengutamakan penjualan pribadi yang disusul kemudian oleh promosi
penjualan, periklanan dan hubungan publik.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
pertimbangan dalam memilih media dimana pertimbangan-pertimbangan
tersebut sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai periklanan
tersebut.
51
b. Promosi Penjualan
Berbagai pendapat mengenai definisi promosi penjualan ini seperti yang
diungkapkan oleh American Marketing Association (dalam Stanton
1996:202) menyatakan bahwa definisi yang paling tepat tentang Sales
Promotion adalah,
“Kegiatan-kegiatan pemasaran, di luar penjualan perorangan, pengiklanan
dan publisitas yang mentimulasi pembelian oleh konsumen dan keefektifan
dealer, misalnya pameran, pertunjunkan dan eksposisi, demonstrasi serta
berbagai kegiatan penjualan luar biasa yang bukan kerja rutin biasa”.
Sementara itu Assauri (1988:255) berpendapat sebagai berikut :
Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi untuk menggugah atau
menstimulir pembelian, sehingga merupakan usaha penjualan khusus
(special selling efforts). Jadi dapatlah di katakan bahwa promosi penjualan
merupakan kegiatan promosi selain dari advertensi, personal selling dan
publisitas, yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen dan yang
dapat meningkatkan efektivitas para penyalur dengan mengadakan
pameran display, eksebisi, peragaan/demonstrasi dan berbagai kegiatan
penjualan yang lain, yang dilakukan sewaktu-waktu dan tidak bersifat rutin.
Sementara itu Kotler dan Amstrong (1997:126) mengemukakan bahwa,
promosi penjualan terdiri dari insetif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan dari produk atau jasa.
Dengan melihat uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa yang
dimaksud dengan promosi penjualan adalah kegiatan promosi di luar
52
penjualan pribadi, periklanan, publisitas yang mentimulasi pembelian,
sehingga merupakan usaha penjualan khusus. Hal ini dapat mendorong
pembelian oleh konsumen dan yang dapat meningkatkan efektifitas para
penyalur dengan mengadakan pameran display, eksebisi, peragaan /
demonstrasi dan berbagai kegiatan penjualan lain, yang dilakukan
sewaktu-waktu dan tidak bersifat rutin.
Sebagaimana kegiatan promosi yang lain, promosi penjualan yang di
gunakan oleh perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan untuk
peningkatan penjualan, namun dari tujuan utama tersebut dapat ditelaah
lebih rinci mengenai tujuan diadakannya promosi penjualan tersebut
Swastha (1984:280-281) mengemukakan bahwa terdapat tiga tujuan
pelaksanaan promosi penjualan :
a. Tujuan promosi penjualan intern
..............untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan
promosi perusahaan, untuk meningkatkan dukungan karyawan,
kerjasama serta semangat bagi usaha promosinya.
b. Tujuan promosi penjualan perantara
Untuk memperlancar atau mengatasi perubahan musim dalam
pesanan, untuk mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran
terhadap usaha promosi atau untuk memperoleh tempat serta ruang
gerak yang lebih baik.
53
c. Tujuan promosi penjualan konsumen
Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan
orang yang bersedia mencoba produk baru atau untuk mendorong
penggunaan baru dari produk yang ada, untuk menyaingi promosi
yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan.
Sementara itu Kotler (1997:37) mengungkapkan bahwa ada 3 pasar yang
telah disebutkan diatas, yaitu :
a. Konsumen
b. Pengecer
c. Wiraniaga
Selanjutnya diungkapkan mengenai tujuan promosi penjualan atas dasar 3
pasar yang telah disebutkan diatas, yaitu :
Bagi konsumen, tujuan itu mencakup usaha mendorong konsumen antara
lain untuk lebih banyak menggunakan produk, untuk membeli produk
dalam unit yang lebih besar, mencoba merk yang dipromosikan dan untuk
menarik pembeli yang lain.
Bagi pengecer tujuan promosi penjualan adalah membujuk pengece untuk
menjual produk baru dan menimbun lebih banyak persedian barang,
menggiatkan pembelian ketika tidak sedang musim, membujuk agar
menimbun barang barang yang sedang dipromosikan, mengimbangi
54
promosi para pesaing, membuat, pengecer agar setia pada merk yang
dipromosikan dan memperoleh jalur pengeceran baru.
Bagi wiraniaga, tujuanya adalah berusaha untuk berusaha untuk
memberikan dukungan atas produk atau model baru, untuk merangsang
mereka untuk mencari pelanggan baru dan mendorong penjualan dimusim
sepi.
Periklanan pada penjelasan diatas adalah bahwa promosi penjualan
memiliki 3 tujuan yaitu, tujuan promosi intern, tujuan promosi perantara
dan tujuan promosi konsumen. Dimana masing-masing tujuan mempunyai
pasar yaitu konsumen, pengecer dan wiraniaga.
Untuk dapat mencapai tujuanya, promosi penjualan memiliki beberapa alat
yang bisa digunakan. Kotler (1997:375) merinci alat-alat penjualan
tersebut menjadi :
a. Alat Promosi Konsumen
Alat promosi konsumen meliputi sample (contoh) barang, kupon
tawaran potongan tunai, kemasan harga, premi, hadiah,
imbalan,kesetiaan, ujicoba gratis, jaminan garansi produksi promosi,
gabungan dan demonstrasi.
b. Alat Promosi Dagang
Alat promosi dagang meliputi harga diluar faktur, tunjangan iklan,
anggaran iklan, anggaran pameran, barang gratis sebagai penyalur,
uang perangsang atau menawarkan alat-alat iklan gratis.
55
c. Alat Promosi Wiraniaga
Alat promosi wiraniaga termasuk didalamnya adalah bonus kontes
rally penjualan.
Penekanan terhadap pernyataan diatas adalah bahwa promosi penjualan
mempunyai beberapa alat dalam kegiatanya yaitu alat promosi konsumen,
alat promosi dagang dan alat promosi niaga.
c. Public Relation
Definisi public relation menurut Fandy Tjiptono (1997: 230) adalah sebagai
berikut:
“Public relation merupakan upaya komunikasi secara menyeluruh dari
suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan
sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.”
Kelompok yang dimaksud dalam pengertian diatas terdiri dari karyawan
dan keluarga, pemegang saham, pelanggan, pemasok, pemerintah, serta
media massa. Ditinjau dari aspek manajemen, public relation didefinisikan
sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, serta merencanakan
dan melakukan program kegiatan untuk menarik pengertian dan dukungan
publik.
Adapun tiga sifat public relation yang utama, yaitu:
56
a) Credibility public relation kredibilitas yang tinggi.
b) Offguard, public relation dapat menjangkau pihak -pihak yang
menghindari wiraniaga dan iklan.
c) Dramatization, public relation mempunyai potensi untuk
mendramatisasi suatu perusahaan atau produk tertentu.
Menurut Fandy Tjiptono (1997: 231), kegiatan-kegiatan public relation
meliputi press relation, product publicity, corporate communication
(komunikasi internal dan eksternal), lobbying dan conseling (memberikan
saran dan pendapat kepada manajerial mengenai posisi dan citra
perusahaan).
d. Personal Selling
Definisi personal selling menurut Fandy Tjiptono (1997: 224) adalah
sebagai berikut:
“Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual
dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.”
Dari definisi diatas dapat diperjelas bahwa personal selling merupakan
komunikasi seorang pemasar kepada konsumen secara individual. Lain
halnya dengan periklanan dan kegiatan promosi lainnya yang
komunikasinya bersifat masal. Personal selling dalam operasinya lebih
57
fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan
menyesuaikan pendekatannya, usahan yang sia-sia dapat diminimalkan
dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Fungsi dari personal selling antara lain mencari pembeli dan menjalin
hubungan (prospecting), meluangkan waktu demi pembeli (targeting),
memberi informasi mengenai produk (communicating), mendekati,
mempresentasikan, mengatasi penolakan dan menjual produk (selling),
memberi berbagai jasa dan layanan (servicing) dan melakukan riset dan
intelijen pasar (information gathering).
Sifat-sifat dari personal selling menurut Fandy Tjiptono (1997: 224) antara
lain:
a) Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup,
langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
b) Cultivation , yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya
segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli
sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
c) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan
pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi.
Penjual yang ditugaskan untuk melakukan personal selling harus
memenuhi kriteria-kriteria antara lain: penjual harus memiliki pengetahuan
tentang produk dan menguasai seni menjual (salesmanship), penjual
harus mampu bernegoisasi tentang syarat-syarat penjualan (negotiating)
58
dan penjual harus mengetahui cara membina dan memelihara hubungan
baik dengan pelanggan (relationship marketing).
e. Pemasaran Langsung
Definisi Pemasran Langsung (direct marketing) dikemukakan secara jelas
oleh Fandy Tjiptono (1997: 232) adalah sebagai berikut :
“Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur atau transaksi disembarang lokasi.”
Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditunjukan langsung
kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut
ditanggapi konsumen yang bersangkutan baik melalui telepon, pos atau
datang langsung ke tempat pemasar.
Teknik pemasaran langsung berkembang sebagai respon terhadap
pengecilan pasar, dimana semakin banyak ceruk pasar dengan
kebutuhan-kebutuhan serta pilihan yang sangat individual. Disatu sisi,
dengan berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi
mempermudah kontak dan transaksi dengan pasar, dimana perusahaan
relatif mudah mendatangi langsung calon pelanggan atau menghubungi
lewat telepon atau surat.
Melalui pemasaran langsung, konsumen memperoleh manfaat berupa
penghematan waktu dalam belanja dan bahkan dapat berbelanja secara
59
rahasia. Sementara bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat
memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka
panjang dengan pelanggannya dan memperoleh peluang baru yang
menguntungkan. Namun demikian, direct marketing juga menghadapi
masalah-masalah seperti orang yang terganggu karena penjualan yang
agresif, timbulnya citra buruk bagi industri apabila terjadi penipuan,
mengganggu privasi orang dan kadang kala terjadi ada beberapa direct
marketing yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli yang kurang
mengerti teknologi.
- Place
Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan
atas saluran distribusi , dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana
cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang
strategis.
Lokasi
Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas
dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis
interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu :
- Konsumen mendatangi pemberi jasa
Untuk kondisi seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan (pemberi jasa) sebaiknya memilih tempat dekat
60
dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain
strategis.
- Pemberi jasa mendatangi konsumen
Dalam kondisi seperti ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang
harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap
berkualitas.
- Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung
Hal ini berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui
sarana tertentu seperti telepon, internet atau surat. Dalam hal ini
lokasi menjadi tidak penting selama komunikasi kedua belah
pihak terlaksana dengan baik.
Saluran Distribusi
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik
(misalnya keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau restoran harus
didirikan). Selain itu, keputusan penggunaan perantara untuk
meningkatkan aksesibiltas jasa bagi para pelanggan (misalnya, apakah
akan menggunakan jasa agen perjalanan atau memasarkan sendiri paket
liburan secara langsung kepada konsumen, dan keput usan non-lokasi
yang ditetapkan demi ketersediaan jasa (contoh, penggunaan telephone
delivery system).
61
Secara garis besar saluran distribusi bisa dibedakan menjadi :
1. Penjual langsung (direct sales)
2. Agen (agent ) atau broker
3. Agen/broker penjual atau pembeli
4. Waralaba (franchise) dan pengantar jasa terkontrak (contracted service
deliverers )
- People
Bagi sebagaian besar jasa, manusia merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi,
sebagaimana dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang
manufaktur, pihak manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh
langsung sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima
pelanggan. Oleh sebab itu, bagaimana sebuah mobil dibuat umumnya
bukanlah faktor penting bagi pembeli mobil tersebut. Konsumen tidak
terlalu memusingkan apakah karyawan produksi berpakaian acak-acakan,
berbahasa kasar di tempat kerja atau datang terlambat ke tempat
kerjanya. Yang penting bagi pembeli adalah kualitas mobil yang dibelinya.
Di lain pihak, dalam pemasaran jasa setiap orang merupakan “part-time
marketer” yang tidakan dan perilakunya berdampak langsung pada output
yang diterima pelanggan.
Oleh karena itu, setiap organisasi jasa (yang terutama kontak dengan
pelanggannya tinggi) harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan
62
dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan. Untuk
mencapai standar yang ditetapkan, metode-metode rekrutmen, pelatihan,
pemotivasian dan penilaian kinerja karyawan tidak dapat dipandang
semata-mata sebagai keputusan personalia; semua itu juga merupakan
keputusan bauran pemasaran yang penting.
- Physical Evidence
Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak
bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan
resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian
semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur yang penting dalam
bauran pemasaran adalah upaya mengurangi resiko tersebut dengan jalan
menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam
berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang atraktif dan memuat
foto-foto lokasi liburan dan tempat menginap; penampilan staf yang rapi
dan sopan; seragam pilot dan pramugrai yang mencerminkan kompetensi
mereka; dekorasi internal dan eksternal bangunan yang atraktif
(contohnya, banyak rumah sakit khusus anak dan ruang praktik dokter
anak yang didekorasi dengan nuansa anak -anak dengan harapan agar
anak-anak tidak takut sewaktu diperiksa dokter); ruang tunggu yang
nyaman dan lain-lain.
- Process
63
Proses merupakan gabungan semua aktifitas, umumnya terdiri dari
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktifitas, dan hal-hal rutin dimana
jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.
Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen
high-contact services, yang seringkali berfungsi juga sebagai co-producer
jasa bersangkutan. Pelanggan restoran misalnya sangat terpengaruh oleh
cara staff melayani mereka dan lamanya menunggu selama proses
produksi. Berbagai isu muncul sehubungan dengan batas antara produsen
dan konsumen dalam alokasi fungsi-fungsi produksi. Misalnya, sebuah
restoran bisa saja mengharuskan pelanggannya untuk mengambil
makanannya sendiri dari counter tertentu atau menaruh piring dan alat -alat
makan yang sudah mereka pakai di tempat-tempat khusus.
F. Konsep Penjualan
Dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran dengan sukses,
kegiatan penjualan juga perlu dilakukan dengan baik. Pemasaran memegang
peranan yang penting mempunyai tugas pokok yaitu menjual.
Menurut pendapat Winardi (1991:3) “Penjualan adalah proses dimana seorang
penjual memastikan, mengaktivasi dan memuaskan keinginan dan kebutuhan
sang pembeli yang berkelelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah
pihak”.
64
Menurut pendapat Swastha (1993:8) “Yang dimaksud dengan menjual adalah
ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk
orang lain agar bersedia membeli atau jasa yang ditawarkan”. Yang lebih
dimaksudkan penjualan adalah terciptanya proses pertukaran barang dan jasa
antara pembeli dan penjual.
Dengan demikian yang dimaksud dengan penjualan adalah proses
menyampaikan barang dan jasa kepada pembeli agar kebutuhan dan keinginan
pembeli dapat terpenuhi sehingga terdapat kepuasan.
Berdasarkan pendapat Still et, al (1988: 4) terdapat tiga tujuan penjualan
(Objectives of sales), yaitu :
1. Sales volume
2. contribution of profits and,
3. Continuing growth
Berdasarkan pendapat Swastha dan Irawan (1998: 404) mengenai tujuan
penjualan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam
melaksanakan aktifitas penjualannya, yaitu :
1. Mencari volume penjualan tertentu
Setiap perusahaan pada umumnya telah menetapkan suatu target volume
penjualan tertentu terhadap aktifitas penjualannya. Sehingga perusahaan perlu
memaksimalkan usahanya agar pencapaian target dapat maksimal.
2. Mendapatkan laba tertentu
65
Perusahaan mendapat laba dari aktifitas penjualan yang dilakukan. Oleh
karena itu volume penjualan yang tinggi akan meningkatkan laba sehingga
dapat memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan.
3. Menunjukan pertumbuhan perusahaan
Dengan semakin tingginya volume penjualan dicapai, perusahaan akan dapat
meningkatkan laba dan akhirnya akan membantu pertumbuhan perusahaan.
Usaha-usaha untuk mencapai 3 tujuan tersebut tidak sepenuhnya hanya
dilakukan oleh pelaksana penjualan. Dalam hal ini perlu adanya kerjasama
yang rapi diantara bagian-bagian lain dalam perusahaan, maupun dalam para
penyalur, untuk maksud tersebut pimpinan harus mengkoordinasi semua fungsi
dengan baik termaksud fungsi penjualan.
Para ahli telah mengemukakan definisi tentang fungsi penjualan. Berdasarkan
pendapat Churchill dan Peter (1998: 504) penjualan mempunyai beberapa
fungsi (Selling Function), yaitu :
1. Plan selling activities
2. Search and leads
3. Call potential account
4. Identify decision makers
5. Prepare sales presentations
6. Make sales presentations
7. Overcome objections
66
8. Introduce new products
9. Call new accounts
Berdasarkan pendapat Winardi (1992:2) penjualan mempunyai beberapa fungsi
penjualan uang terdiri dari :
1. Perencanaan dan pengembangan produk
Merupakan aktifitas yang ditujuakan untuk membuat suatu produk yang
memenuhi syarat-syarat pasar, yang semuanya berorentasi pada
konsumen.
2. Mengadakan kontak dengan calon pembeli
Fungsi ini meliputi berbagai tindakan, misalnya penentuan pasar yang
akan dituju, mencari pembeli pada pasar tersebut, dan membuat
kontrak dengan para pembeli potensial tersebut serta membuat
hubungan baik.
3. Menciptakan permintaan
Fungsi ini mencakup usaha-usaha khusus yang dilakukan oleh para
penjual untuk merangsang para pembeli supaya membeli produk
tersebut.
4. Mengadakan perundingan
Berdasarkan pendapat Winardi (1992:2), fungsi ini meliputi penetapan
akhir mengenai syarat -syarat dan kondisi-kondisi penjualan yang
mencakup :
a. Syarat-syarat pengiriman dan pengantaran
67
b. Cara-cara pembayaran
c. Kualitas dan kuantitas barang yang dibeli
d. Hal-hal yang berkaitan dengan penjualan
5. Membuat kontrak
Fungsi ini berkenaan dengan persetujuan akhir untuk menjual secara
inklusif transfer hak milik atas barang-barang.
Fungsi penjualan yang terkoordinasi dengan baik akan menunjang
pemasaran produk yang ada, terutama kelancaran hubungan antara produsen
dengan konsumen, serta membantu kelancaran penjualan produk karena salah
satu fungsi penjualan menciptakan permintaan.
Fungsi penjualan yang ada tidak akan berjalan dengan lancar jika setiap
aktifitas penjualan tidak didukung oleh banyak faktor. Penjual yang melakukan
aktifitas yang tidak bisa meyakinkan konsumen mengenai produk yang dijual
sampai kondisi pasar sangat mempengaruhi kegiatan penjualan seperti yang
diungkapkan Swastha dan Irawan (1998: 401), bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi aktifitas penjualan, yaitu :
1. Kondisi dan kemampuan penjual
Penjual harus dapat meyakinkan para pembeli melalui pemahaman
mengenai jenis produk dan karakteristik barang yang ditawarkan, harga
produk serta syarat penjualannya.
2. Kondisi pasar
68
Menterjemahkan keinginan pasar mempunyai kegunaan dalam menunjang
penciptaan produk selanjutnya. Setiap konsumen punya keinginan dan
kemampuan terhadap produk yang akan dipakainya.
Faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan bardasarkan pendapat
Swastha dan Irawan (1998: 406) adalah :
1. Jenis pasar apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar
penjualan, pasar pemerintah ataukah pasar internasional.
2. Kelompok pembeli atau segmen pasar
3. Daya beli
4. Ferkuensi pembelian
5. Keinginan dan kebutuhan
3. Modal
Faktor modal sangat berperan penting untuk menyediakan saranasarana
yang diperlukan dalam melakukan aktifitas penjualan.
4. Kondisi organisasi perusahaan
Aktifitas penjualan pada perusahaan besar biasanya ditangani oleh bagian
tersendiri (bagian penjualan) yang professional, sedangkan pada
perusahaan kecil biasanya ditangani oleh seorang yang juga melakukan
fungsi yang lain.
5. Faktor-faktor lainnya
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktifitas penjualan adalah iklan,
kampanye, pemberian hadiah dan penghargaan.
69
Dapat dikatakan bahwa aktifitas penjualan sangat dipengaruhi juga oleh
faktor-faktor penjualan. Di internal perusahaan, modal yang tersedia dan
pelaksanaan penjualan yang terorganisir juga mempengaruhi aktifitas
penjualan. Sedangkan kegiatan yang lainnya seperti kondisi pasar dan kondisi
keuangan juga harus diperhatikan untuk menentukan kebijaksanaan seperti
harga dan metode pemasaran. Aktifitas penjualan produk khususnya produk
baru harus diperhatikan cara pemasarannya, hal ini berguna untuk perkenalan
produk supaya dapat menarik minat konsumen dalam membelinya.
Hubungan Antara periklanan, Promosi Penjualan Dengan Peningkatan
Penjualan
Kombinasi dari variabel periklanan dan promosi penjualan, diharapkan
akan mampu meningkaytkan permintaan terhadap produk yang dipas arkan,
dan pada akan meningkatkan volume penjualan. McCarthy dan Perreault
(1984:636) mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara periklanan dan
promosi penjualan sesuai dengan gambar dibawah ini.
70
Gambar 2.1
Hubungan Antara Bauran Promosi Dengan Peningkatan Penjualan
Dari gambar diatas terlihat bahwa perusahaan yang menggunakan promosi
dalam memasarkan produknya terdapat kenaikan penjualan yang lebih
daripada perusahaan yang tidak menggunakan promosi. Namun harus
dipertimbangkan pula bahwa dengan menggunakan promosi yang berlebihan
akan mengakibatkan adanya penurunan penjualan. Jadi dalam promosi pihak
perusahaan harus menyesuaikan dengan tujuan diadakan promosi tersebut.
Disisi lain perusahaan juga harus mempertimbangkan ataupun menyesuiakan
dengan dana yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan promosi tersebut.
Pada dasarnya penggunaan promosi yang tepat sangat dibutuhkan bagi
perusahaan dengan tidak mengabaikan variabel lainya yang terdapat dalam
71
bauran pemasaran seperti variabel harga, variabel distribusi dan variabel
produk.
G. Kerangka Pikir
Industri selular adalah sebuah industri yang menyajikan jasa layanan
selular kepada pelanggannya. Dengan mengandalkan kemajuan teknologi,
industri ini tumbuh pesat dan semakin diminati dalam satu dasawarsa terakhir.
Kenyamanan berkomunikasi tanpa kabel mengundang minat masyarakat untuk
terus menikmati layanan ini.
Dalam memasarkan produknya, PT. TELKOMSEL seharusnya memilih
strategi yang tepat agar produknya mampu diterima dan dikonsumsi oleh
pelanggan. Dalam menyusun strategi tersebut, metode yang digunakan adalah
pendekatan Bauran Pemasaran Jasa yang meliputi 7P yaitu : Product, Price,
Place, Promotion, People, Physical Evidence dan Process.
Berdasarakan pendapat di atas, penulis mengemukakan suatu kerangka
pikir yang menjadi referensi alur pikir dalam penelitian ini. Penulis akan
melakukan analisis pengaruh antara variabel-variabel yang terdapat pada
bauran pemasasran jasa tersebut dengan pemasaran layanan 3G.
Adapun kerangka pikir yang dimaksud tergambar sebagai berikut:
72
Gambar 2.2 : Kerangka Pikir Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran Layanan 3G Telkomsel di Makassar
73
H. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan untuk
penelitian ini sebagai berikut:
1. Diduga bahwa terdapat pengaruh antara bauran pemasaran jasa
(Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence dan
Process) terhadap pemasaran layanan 3G Telkomsel di Grapari
Makassar.
2. Diduga pula bahwa variabel harga (price) mempunyai pengaruh yang
sangat dominan dari variabel-variabel lainnya terhadap pemasaran
layanan 3G Telkomsel di Grapari Makassar.