1
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS, ALOKATIF DAN EKONOMI USAHA
TAMBAK BANDENG DI KABUPATEN PATI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Yanuar Arif
F0105093
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
ABSTRACT
Fishery sector in Indonesia occupies the important position. The role of
fishery sector is very solid, as expected in the development process. Fishery sector is the main source of income and employment opportunity for majority Indonesian people residing in the coastal areas. This research discusses the problem whether or not the use of production factors in the milkfish cultivation in Regency Pati has met the efficiency criteria, in technical, allocation and economical manner and what the scale of result is. The objectives of research are to find out the effectiveness of production factors use in technical, allocation and economical manner and to find out the scale of result in this milkfish cultivation. The hypotheses employed were the use of production factors in the milkfish cultivation in Regency Pati has not met the efficiency criteria in technical, allocation and economical manner and the business scale is still increasing return to scale.
This study employed a survey method with the milkfish farmers as the analysis unit. Techniques of collecting data employed in this research were observation; the data employed was primary data. The data was derived from various sources or institutions relevant to the study. The analysis instrument used was Data Envelopment Analysis (DEA).
From the result of DEA analysis, it can be found that: firstly, almost all milkfish farmers have not been efficient in allocation manner, secondly, if viewed from the efficiency of each production factors variable, it can be seen the different levels of technical, allocation and economical efficiency.
The recommendations that can be given in this study include: the use of production factors in the milkfish cultivation should be done proportionally. For example, there should be an increase in the quantity of fertilizer and supplemental feed constituting the production factors with substantial effects, in addition to the quantity, there should be an improvement of quality in such production factors, particularly the supplemental feed really supporting the improvement of milkfish production.
Keywords: Technical, allocation and economical efficiencies, observation, Data
Envelopment Analysis (DEA).
ii
ABSTRAK
Sektor perikanan di Indonesia masih menduduki posisi yang penting. Peranan sektor perikanan yang tangguh, seperti halnya diharapkan dalam proses pembangunan. Sektor perikanan merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja utama sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai. Penelitian ini membahas masalah apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati sudah memenuhi kriteria efisiensi secara teknis, alokatif dan ekonomis dan berada pada skala hasil yang bagaimana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi secara teknis, alokatif dan ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi dan mengetahui skala hasil pada usaha tambak bandeng ini.
Hipotesa yang digunakan adalah diduga penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati belum memenuhi kriteria efisiensi secara teknis, alokatif maupun ekonomi dan skala usahanya berada pada increasing return to scale.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan petani tambak bandeng sebagai unit analisisnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, data yang digunakan adalah data primer. Pencarian data terutama pada berbagai sumber atau instansi yang terkait dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis (DEA).
Hasil analisis dari DEA tersebut dapat diketahui beberapa hal: pertama, hampir semua petani tambak bandeng belum efisien secara alokatif, kedua, jika dilihat dari efisiensi tiap variabel faktor produksi maka terlihat tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi yang berbeda-beda.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah dianjurkannya penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng ini secara proporsional. Misalnya perlu adanya penambahan kuantitas pada pupuk dan pakan tambahan yang merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh cukup besar, selain peningkatan kuantitas, juga perlu adanya peningkatan kualitas pada faktor-faktor produksi tersebut terutama pakan tambahan yang sangat mendukung pada peningkatan produksi bandeng. Kata Kunci: Efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi, observasi, Data
Envelopment Analysis (DEA).
iii
iv
v
MOTTO
....Aku Akan Terus Naik dan Tidak Menjadi Turun.....
(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Untuk Alamamaterku.
2. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, mendukung serta menyayangiku.
3. Eyang dan segenep keluarga besar yang selalu mendo’akanku.
4. Diriku sendiri yang selalu memberi sugesti kepada diriku.
5. Untuk semua teman-teman seperjuangan anak Ekonomi Pembangunan 2005.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
merupakan syarat guna meraih gelar sarjan ekonomi jurusan Ekonomi
Pembangunan pada Fakulats Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bantuan tenaga, materi, informasi, waktu, maupun dorongan
yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Karena itu dengan ketulusan dan
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. DR. Guntur Riyanto, MSi selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus
sebagai pembimbing akademik yang dengan begitu luar biasa
membimbing serta mengarahkan penulis mulai dari awal hingga karya ini
terselesaikan.
2. Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si dan Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak/Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu,
bimbingan, arahan dan pelayanan terbaik bagi penulis.
viii
5. Bapak/Ibu pegawai kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati pada
umumnya yang telah membantu penulis dalam pemberian izin dan
penyediaan data-data terkait.
6. Ibu dan Bapak-ku, serta seluruh anggota keluargaku. Terima kasih atas
semuanya, kebanggaan ini untuk kalian. Ya Alloh sayangilah mereka
sebagaimana mereka menyangiku, dan berilah aku kekuatan dan
kesempatan untuk bahagiakan mereka. Amin.
7. Teman-teman di kos Radityo: Udin, Darwis, Hendrik, Andika, Arif, Andi,
Warto, Endrika, Fajar, Veri, Boim, Atin, Daeng, Gogon, dan Raka atas
kekompakan dan kebersamaan selama ini.
8. Teman-teman IESP, Manajemen dan Akuntansi 2005 tanpa terkecuali.
Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini masih
sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila ada kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi lebih sempurnanya skripsi ini, senantiasa
dapat penulis terima. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Februari 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... i
ABSTRAK.................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv
HALAMAN MOTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah .................................................................. 1
B. Perumusan masalah......................................................................... 6
C. Tujuan penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat penelitian........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Produksi................................................................................. 8
1. Pengertian Teori Produksi......................................................... 8
2. Fungsi Produksi......................................................................... 9
3. Produksi Dengan Satu Input Variabel....................................... 11
4. Produksi Dengan Dua Input Variabel ....................................... 16
x
5. Iso-biaya (Isocost ...................................................................... 18
6. Efisiensi..................................................................................... 20
7. Skala Hasil (Return to scale ...................................................... 24
B. Pengertian Tambak ......................................................................... 26
C. Tambak Bandeng ............................................................................ 27
D. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 32
E. Kerangka Pemikiran........................................................................ 36
F. Hipotesis.......................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 38
B. Unit Analisis ................................................................................... 38
C. Jenis dan Sumber Data.................................................................... 38
1. Jenis Data .................................................................................. 38
2. Sumber Data.............................................................................. 39
D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 39
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................. 39
F. Metode Analisis .............................................................................. 41
1. Konsep Nilai Dalam DEA......................................................... 42
2. Bentuk Formulasi Data Envelopment Analysis (DEA) ............ 44
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Wilayah ................................................................... 46
1. Letak Geografis Administratif Jumlah Dan Pertumbuhan
Penduduk .......................................................................... 46
xi
2. Kepadatan Penduduk........................................................... 48
3. Keadaan Ekonomi ............................................................... 49
4. Kondisi Tambak Bandeng Di Kabupaten Pati .................... 52
B. Analisis Deskriptif ................................................................. 53
C. Analisis Data Dengan Metode DEA ...................................... 62
D. Analisa Data Biaya dan Penerimaan...................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 74
B. Saran....................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1.1 Jumlah, Pertumbuhan Dan Sex Ratio Penduduk
Kabupaten Pati Tahun 2001-2008....................................................... 47
1.2 Kepadatan Penduduk Per Km² di Kabupaten Pati Tahun 2008 .......... 48
1.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pati Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007 ........................ 50
1.4 Produksi Dan Nilai Produksi Bandeng
di Kabupaten Pati Tahun 2008............................................................ 53
1.5 Produksi Dan Nilai Produksi Per Kecamatan
Produsen Ikan Bandeng di Kabupaten Pati Tahun 2008..................... 54
1.6 Berdasar Luas Lahan Tambak............................................................. 55
1.7 Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Jenis Tambak .................... 56
1.8 Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Status Tambak................... 56
1.9 Jumlah Benih Bandeng Yang Ditanam Petani Responden ................. 57
1.10 Berdasar Jenis Pupuk yang Digunakan Petani Tambak..................... 57
1.11 Berdasar Jenis Pakan Yang Digunakan Petani Tambak ..................... 58
1.12 Berdasar Pengeringan Lahan Tambak ................................................. 58
xiii
1.13 Berdasar Waktu Pengeringan Lahan Tambak...................................... 59
1.14 Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu.................................. 60
1.15 Jumlah pestisida yang digunakan petani tambak bandeng responden 60
1.16 Jumlah Tenaga Kerja Orang Yang Dipergunakan Untuk Panen Tambak
Bandeng Per Hektar ............................................................................. 61
1.17 Produksi ikan bandeng dalam satu kali masa panen ............................ 62
1.18 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi ............................................. 64
1.19 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Luas Lahan .... 67
1.20 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Jenis Lahan .... 67
1.21 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Status
Kepemilikan Lahan ............................................................................... 68
1.22 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Pupuk yang
Digunakan ............................................................................................. 69
1.23 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Jenis Pakan
yang Digunakan .................................................................................... 69
1.24 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Pengeringan
Lahan..................................................................................................... 70
1.25 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Waktu Pengeringan
Lahan..................................................................................................... 70
xiv
1.26 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan Waktu Pengaliran
Air ....................................................................................................... 71
1.27 Jumlah Biaya Dan Total Penerimaan................................................... 72
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1. Fungsi produksi.................................................................................... 11
2.2 Kurva Total Product, Marjinal Product, Average Product .................. 12
2.3 Kurva Isoquant...................................................................................... 18
2.4 Kurva Iso-Produk Dan Iso-Biaya.......................................................... 20
2.5 Efisiensi Teknik dan Alokatif .............................................................. 22
2.6 Efisiensi Skala Produksi........................................................................ 25
2.7 kerangka pikir ....................................................................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional Indonesia merupakan serangkaian dari
program pembangunan yang menyeluruh dan terpadu pelaksanaannya, yaitu
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama rakyat yang
hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh warga negara. Perubahan kondisi
perekonomian nasional Indonesia yang terjadi dewasa ini mengakibatkan
pembangunan tersebut mengalami hambatan baik dari dalam maupun dari luar
negeri.
Sektor pertanian di Indonesia masih menduduki posisi yang penting.
Peranan sektor pertanian yang tangguh, seperti halnya diharapkan dalam
proses pembangunan, paling sedikit mencakup yaitu kemampuannya dalam
menyediakan pangan bagi masyarakat, memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat, menghemat dan menghimpun devisa dan terakhir sebagai dasar
yang memberikan dukungan bagi berkembangnya sektor lain.
Teori pembangunan menyebutkan bahwa sektor pertanian merupakan
penggerak pembangunan baik dari segi penyedia bahan baku, kesempatan
kerja, bahan pangan serta sebagai daya beli bagi produk yang dihasilkan oleh
sektor lain. Pembangunan harus didukung oleh perkembangan sektor pertanian
yang kuat baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan. Sektor
pertanian dalam sisi penawaran harus mampu menciptakan surplus produksi
2
yang menguntungkan bagi produsen dan dapat ditanamkan kembali pada
kegiatan produksi yang lebih tinggi atau menciptakan kegiatan industri yang
bertumpu pada kemampuan sektor pertanian sebagai sumber dana investasi
sekaligus sebagai penyedia bahan baku bagi industri yang bersangkutan.
Pertanian dalam sisi permintaan yang kuat harus dapat menciptakan
permintaan potensial bagi produk sektor pertanian itu sendiri maupun produk
kegiatan lain yang tidak dihasilkan oleh sektor pertanian. Kuatnya sektor
pertanian dipandang dari sisi penawaran dan permintaan maka pertanian akan
mampu mendukung dan membuat jalinan dengan sektor kegiatan ekonomi
lainnya (Sumodiningrat dan kuncoro, 1991:19).
Sektor-sektor ekonomi mengharapkan pembaharuan yang menyangkut
masalah efisien dan inovasi. Pembaharuan juga merambah sektor perikanan,
sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor-sektor lainnya. Sektor perikanan
banyak diusahakan oleh masyarakat di Indonesia, karena mempunyai peranan
yang penting dalam pemulihan perekonomian. Hasil perikanan dari Indonesia
banyak yang diekspor dan menghasilkan devisa. Efisiensi dan inovasi pada
sektor ini perlu ditunjang dengan penggunaan teknologi baru yang tentunya
meningkatkan hasil produksi dan keuntungan. Sektor perikanan merupakan
sumber pendapatan dan lapangan kerja utama sebagian besar masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai.
Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian dimana manusia
mengusahakan sumber daya alam perikanannya secara lestari guna
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat
3
manusia. Sumber daya alam biologis termasuk hasil ikannya dimanfaatkan
secara biologis (guna memenuhi kebutuhan gizi) oleh manusia dengan
memelihara keseimbangan alam, dengan menggunakan ilmu dan teknologi
secara ekonomis, efisien dan produktif.
Ikan-ikan hasil budi daya di Indonesia, baik air tawar maupun ikan-
ikan laut, semakin berpeluang untuk bersaing dengan ikan-ikan hasil budi
daya dari negara-negara lain. Apalagi dalam beberapa faktor, iklim Indonesia
lebih kondusif untuk budi daya ikan dibanding dengan negara-negara lain
(Ghufran dan Kordi, 2004:6).
Potensi perairan dan sumber daya manusia serta sumber daya ikan
yang ada, budi daya ikan di Indonesia cukup prospektif, baik untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Prospektifnya pasar
untuk ikan dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah penduduk dan makin
sadarnya konsumen untuk mengkonsumsi ikan.
Produksi perikanan laut meningkat dari tahun ke tahun, hal ini
disebabkan semakin tingginya permintaan dalam dan luar negeri untuk
kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya semakin besar (Ilyas: 1980).
Kegiatan budidaya ikan (fish culture) mempunyai ruang lingkup yang
mencakup pertumbuhan dan perkembangbiakan. Budidaya ikan bertujuan
untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi atau lebih banyak dan lebih baik
dari pada bila ikan itu dibiarkan hidup secara alami sepenuhnya. Budi daya
ikan biasanya dilakukan di kolam, tambak (kolam air payau), sawah dan
keramba (kurungan bambu).
4
Kegiatan budidaya perikanan diwilayah pesisir sebagian besar adalah
usaha perikanan tambak, baik tambak udang, bandeng atau campuran
keduanya. Budidaya perikanan yang lain meliputi budidaya rumput laut, tiram
dan budidaya ikan dalam keramba (net impondment). Air merupakan media
utama dalam kegiatan budidaya perikanan, maka pengelolaan terhadap
sumber-sumber air alami maupun non alami harus menjadi perhatian utama
dalam pengelolaan wilayah pesisir (Dahuri dan Ginting, 2001:3).
Areal tambak di Indonesia termasuk yang terluas didunia, tetapi hasil
ikan bandengnya termasuk yang terendah. Areal tambak yang luas itu
produksinya dapat kita tingkatkan, sehingga dapat membantu terhadap
perbaikan penghidupan para petani tambak bandeng dan menambah
sumbangan terhadap penyediaan bahan makanan sumber protein yang cukup
besar (Mudjiman:1982).
Sektor perikanan merupakan sektor penghasil protein hewani yang
masih sangat dibutuhkan dalam menu makanan rakyat indonesia. Tanah yang
umumnya dibuat tambak adalah tanah yang sering digenangi air asin atau yang
mengandung garam. Tanah semacam ini tidak baik untuk produksi padi dan
palawija, sehingga budidaya tambak kalau diperluas tidak akan mengurangi
produksi makanan, bahkan tidak akan mengurangi produksi makanan ternak,
kecuali kalau kita memberi makanan binatang tambak (Hadikoesworo:1979).
Penelitian yang berhubungan dengan budidaya usaha tambak bandeng
sebenarnya telah banyak dilakukan, baik dari pemilihan kualitas bibit,
banyaknya tenaga kerja, maupun dari pupuk dan insektisida yang digunakan.
5
Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian pada efisiensi teknis,
alokatif dan ekonomi tambak bandeng, sehingga diketahui keberhasilan sistem
produksi yang lebih cocok pada usaha tambak bandeng, yang tentunya
bermanfaat dan dapat menjadi masukan tersendiri bagi peningkatan produksi
tambak bandeng dan selanjutnya dapat meningkatkan taraf hidup petani
tambak bandeng.
Menindaklanjuti tujuan untuk ikut membantu petani dalam usaha
meningkatkan produksi bandeng, penulis mencoba meneliti tentang efisiensi
produksi tambak bandeng dan peneliti tertarik untuk memilih Kabupaten Pati
sebagai daerah penelitiannya. Potensi sumber daya alam Kabupaten Pati bisa
diandalkan, Kabupaten yang berada di sebelah timur bagian utara Provinsi
Jawa tengah ini secara topografi, wilayahnya dibedakan menjadi dataran
rendah, pegunungan, dan lereng gunung. Sektor pertanian memang masih
menjadi tulang punggung ekonomi Kabupaten Pati terutama perikanan, bahan
tanaman pangan dan buah-buahan. Usaha agroindustri juga turut
dikembangkan, tanaman sayur-sayuran juga tidak kalah dalam produksi,
seperti bawang merah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, hingga cabai
banyak dibudidayakan di beberapa kecamatan.
Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang
memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan, hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan produksi perikanan secara keseluruhan dari tahun
ke tahun, baik perikanan laut, budidaya maupun perairan umum. Potensi
tambak bandeng di Kabupaten Pati terbesar di 7 (tujuh) kecamatan yang
6
terletak di pesisir pantai laut jawa yaitu masing-masing di Kecamatan
Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhsekti.
Potensi tambak bandeng terbesar berada di kecamatan Juwana.
Usaha tambak bandeng juga memiliki tingkat efisiensi produksi yang
mempengaruhi keberhasilannya. Berdasarkan latar belakang diatas maka
penelitian ini dilakukan untuk menganalisa efisiensi produksi usaha tambak
bandeng di Kabupaten Pati dengan judul ”ANALISIS EFISIENSI TEKNIS,
ALOKATIF DAN EKONOMI USAHA TAMBAK BANDENG DI
KABUPATEN PATI”.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah-masalah:
1. Bagaimana tingkat keuntungan usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati?
2. Bagaimana tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis pada masing-
masing usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati?
3. Bagaimana hubungan antara jenis lahan, status kepemilikan lahan,
sirkulasi air dan pengeringan lahan terhadap efisiensi teknis, alokatif dan
ekonomi pada usaha tambak di Kabupaten Pati?
4. Bagaimanakah skala hasil usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati?
7
3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha tambak bandeng di
Kabupaten Pati.
2. Mengetahui tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis pada masing-
masing usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati.
3. Mengetahui hubungan antara jenis lahan, status kepemilikan lahan,
sirkulasi air dan pengeringan lahan terhadap efisiensi teknis, alokatif dan
ekonomi pada usaha tambak di Kabupaten Pati.
4. Mengetahui skala hasil usaha tambak bandeng di Kabupaten Pati
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para petani tambak bandeng di
Kabupaten Pati dalam usaha meningkatkan produksi ikan bandeng.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
pembaca tentang tingkat efisiensi usaha tambak bandeng di Kabupaten
Pati.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah
agar lebih memperhatikan sektor perikanan terutama usaha tambak
bandeng.
4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana bagi para akademis
yang tertarik dibidang penelitian yang sama untuk meneliti lebih lanjut
dalam penyempurnaan ini.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Produksi
1. Pengertian Teori Produksi
Seorang produsen dalam teori mikroekonomi merupakan wujud
ekonomis dari kombinasi berbagai faktor produksi untuk tujuan
mentransformasikannya menjadi output. Diasumsikan bahwa produsen
juga merupakan pemasok produk kepada konsumen, tampaknya logis
untuk istilah dia sebagai perusahaan. Perusahaan menggabungkan faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan satu atau lebih produk dan kemudian
menawarkan produk itu untuk dijual ke konsumen. Ada dua teori penting
dalam proses ini (Coelli dkk, 2005:278):
a. Teori produksi
teori analisis produksi merupakan hubungan fisik antara input dan
output.
b. Teori biaya.
teori biaya merupakan hubungan antara tingkat output dan tingkat
biaya (pengeluaran yang timbul dari input yang berbeda yang
digunakan dalam memproduksi suatu output).
Ari Sudarman (1997:119), mendefinisikan produksi sebagai
penciptaan guna. Guna berarti kemampuan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Proses perubahan bentuk faktor-faktor
produksi disebut dengan proses produksi. Produksi tidak hanya mencakup
9
pembuatan barang-barang yang dapat dilihat tetapi termasuk juga
didalamnya produksi jasa.
2. Fungsi Produksi
Sugiarto (2002:202) menyatakan bahwa fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu.
Salvatore (1995:147) menyatakan bahwa suatu fungsi produksi
pertanian yang sederhana diperoleh dengan menggunakan berbagai
alternatif jumlah tenaga kerja per unit waktu untuk menggarap sebidang
tanah tertentu yang tetap dan mencatat alternatif output yang dihasilkan
per unit waktu.
Hubungan antara input dan output dari faktor produksi dapat
ditunjukkan secara matematis sebagai berikut:
Q = f (X1,X2,X3,.............,Xn) (2.1)
Q = Tingkat produksi (output)
X1,X2,...Xn = Berbagai input yang digunakan
Teori ekonomi menjelaskan satu asumsi dasar mengenai sifat dari
fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua
produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law of
Diminishing Return. Hukum ini mengatakan bila satu macam input
ditambah penggunaannya sedangkan input-input lain tetap maka tambahan
output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang
10
ditambahkan tadi mula-mula menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun
bila input terus ditambah.
Faktor produksi dalam suatu proses produksi dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi
variabel. Faktor produksi tetap adalah jumlah faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi dimana faktor tersebut tidak dapat
diubah secara cepat bila keadaan pasar menghendaki perubahan output.
Faktor produksi dalam kenyataanya tidak ada yang sifatnya tetap secara
mutlak. Pada umumnya untuk menyederhanakan analisis beberapa faktor
produksi dianggap tetap misalnya tanah, gedung dan mesin. Faktor
produksi tersebut tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya dalam
waktu yang relatif singkat. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi
yang jumlahnya dapat diubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat
sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.(Ari Sudarman, 1989:121)
Faktor produksi yang apabila hanya salah satu merupakan faktor
produksi variabel dapat diubah kuantitasnya, sementara faktor produksi
lain tetap, periode produksinya disebut jangka pendek. Apabila faktor
produksi merupakan faktor produksi variabel dan bisa diubah-ubah
jumlahnya maka disebut periode jangka panjang.
Bentuk grafik fungsi produksi dapat digambarkan dengan kurva
melengkung dari kiri bawah ke kanan atas, setelah mencapai titik
maksimal kemudian berubah arah turun kembali, seperti yang ditunjukkan
oleh gambar dibawah ini:
11
Gambar 2.1. Fungsi produksi
Sumber: Mubyarto 1972: 69
3. Produksi Dengan Satu Input Variabel
Ari Sudarman (1989:137) menyatakan produksi total
menunjukkan tingkat produksi yang dihasilkan pada tingkat penggunaan
input variabel dan input lain dianggap tetap. Produksi rata-rata
menunjukkan perbandingan output dan faktor produksi (output-input ratio)
untuk setiap tingkat output dan faktor produksi yang bersangkutan.
Produksi rata-rata ditulis sebagai berikut:
xQ
ataux
PTPRx x=
(2.2)
Dimana: PRx = produksi rata-rata input x
PTx = produksi total input x
x = jumlah input x yang digunakan
Produksi marginal menunjukkan tambahan atau kenaikan output
dari produksi total yaitu PTd yang disebabkan adanya penambahan 1
input variabel sedang input yang lainnya tetap. Bentuk rumusnya sebagai
berikut:
12
(2.3)
Hubungan antara total produksi, produksi rata-rata dan produksi
marginal dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 2.2 Kurva Total Product, Marjinal Product, Average Product
Sumber: Ari Sudarman, 1989: 137
Gambar 2.2 dapat menjelaskan bahwa tingkat permulaan
penggunaan faktor produksi total akan bertambah secara berlahan-lahan
dengan ditambahnya penggunaan faktor produksi tersebut. Pertambahan
ini semakin lama semakin cepat dan mencapai nilai maksimum pada titik
1. Karena kemiringan dari kurva produksi total adalah merupakan nilai
δxδQ
atauδx
δPTPMx =
13
marginalnya, maka pada saat mencapai titik 1 tersebut, produksi
marginalnya juga mencapai maksimum, pada titik 4.
Titik 1 menunjukkan produksi total terus naik, akan tetapi kenaikan
produksinya dengan tingkat produksi yang semakin menurun, terlihat pada
kemiringan garis singgung terhadap kurva produksi total yang semakin
kecil. Nilai kemiringan garis ini mencapai maksimum pada titik 2, yaitu
pada waktu garis tersebut menyinggung kurva produksi total, karena nilai
kemiringan garis lurus yang ditarik dari titik asal ke suatu titik pada kurva
produksi total menunjukkan produksi rata-rata di titik tersebut, ini berarti
di titik 2 produksi rata-ratanya mencapai nilai maksimum atau pada
gambar bawah berada pada titik 5, dan pada saat produksi rata-rata akan
sama dengan produksi marginalnya, pada gambar terlihat dengan
berpotongannya kurva produksi rata-rata dengan kurva produksi
marginalnya.
Titik 2 menunjukkan bila jumlah faktor produksi yang digunakan
ditambah, maka produksinya naik dengan tingkat kenaikan yang semakin
menurun sampai di titik 3. Pada titik 3, produksi total mencapai
maksimum. Lewat titik 3 produksi total terus berkurang hingga mencapai
titik 0 kembali. Dan lewat titik 3 ini pula produksi marginalnya menjadi
negatif.
Hubungan antara produksi marginal dengan produksi total, yaitu
pada saat produksi total mengalami perubahan peningkatan produksi dari
yang menjadi menurun, maka pada saat itu produksi total mencapai titik
14
maksimum. Kemudian pada saat kurva produksi total mencapai titik
maksimum maka kurva produksi marginalnya memotong sumbu
horizontal, artinya produksi marginalnya sama dengan 0.
Suparmoko (1990:61) menjelaskan bahwa hubungan antara
produksi rata-rata dengan produksi marginal adalah pada saat produksi
rata-rata meningkat, produksi marginalnya lebih tinggi dari pada produksi
rata-ratanya, dan pada saat produksi rata-ratanya menurun produksi
marginalnya sama dengan produksi marginalnya.
Ari Sudarman (1989:138) menjelaskan hubungan dari ketiga kurva
pada gambar 2.2 yaitu:
1. Penggunaan input variabel (X) sampai pada tingkat tertentu dimana
produksi total cekung keatas (0 sampai 1), maka produksi marginal naik
demikian pula dengan produksi rata-rata.
2. Pada tingkat penggunaan input (X) yang menghasilkan produksi total
yang menarik dan cembung keatas (yaitu antara 1 dan 3) produksi
marginal menurun.
3. Pada tingkat penggunaan input (X) yang menghasilkan produksi total
yang menurun maka produksi marginal negatif.
4. Pada tingkat penggunaan input (X) dimana garis singgung pada
produksi total persis melalui titik origin (titik 2), maka PM=PR.
Gambar 2.2 juga dapat menjelaskan suatu range proses produksi
yang dapat dibagi menjadi tiga tahap:
15
1. Tahap dimana produksi total naik dan produksi rata-ratanya juga naik.
Pada tahap ini elastisitas produksi lebih besar (EP>1) yang berarti
tambahan penggunaan faktor produksi variabel akan menambah
jumlah produksi dengan proporsi yang lebih besar. Disini produsen
masih dapat menambah jumlah produksinya untuk mendapatkan
keuntungan dengan cara menambahkan sejumlah input.
2. Tahap yang menggambarkan keadaan bahwa tambahan sejumlah input
tidak diimbangi secara proporsional oleh output yang diperoleh.
Elastisitas produksi antara 0 dan 1 (0<Ep<1). Elastisitas produksi sama
dengan 1 pada saat produksi rata-rata sama dengan produksi
marginalnya sama dengan 0 maka elastisitas produksinya sama dengan
0.
3. Tahap meliputi daerah dimana produksi marginal dari faktor produksi
variabel adalah negatif, yang berarti tambahan faktor produksi variabel
akan menghasilkan faktor produksi yang lebih sedikit. Elastisitas pada
tahap ini lebih kecil dari 0 (Ep<0). Pada kondisi ini maka setiap upaya
untuk menambah sejumlah input akan merugikan bagi produsen.
Menurut tiga tahap, tahap I dan tahap III merupakan tahap yang
tidak rasional. Hal ini disebabkan pada tahap I akan lebih menguntungkan
bila produsen menambah penggunaan faktor produksi variabel, karena
penambahan faktor produksi variabel akan menghasilkan produksi dengan
proporsi yang lebih besar. Pada tahap III penambahan faktor produksi
variabel akan menghasilkan produksi dengan proporsi yang lebih sedikit.
16
Tahap II merupakan tahap yang rasional, karena penambahan faktor
produksi akan menghasilkan proporsi yang sama.
4. Produksi Dengan Dua Input Variabel
Analisis berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah adalah
tenaga kerja dan modal. Fungsi produksi jangka panjang, input-input yang
digunakan dapat diubah jumlahnya dan dalam proses produksinya input
yang digunakan dapat ditambah seluruh jumlahnya atau tidak. Konsep
fungsi produksi jangka panjang yang hanya menggunakan dua macam
input biasanya digambarkan dengan menggunakan isoquant atau
isoproduct.
Kurva isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua input (variabel) yang terbuka
bagi produsen untuk menghasilkan suatu tingkat output
tertentu.(Boediono, 1989:73)
Isoquant mempunyai sifat cembung kearah origin, menurun dari
kiri kekanan bawah, output makin tinggi bagi kurva yang terletak lebih ke
kanan atas. Kegunaan dari isoquant adalah untuk menentukan least cost
combination (LCC) yaitu kombinasi penggunaan input-input untuk
menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yang
minimal. Untuk menetukan kombinasi ini diperlukan tiga data:
1. Isoquant untuk tingkat output yang dikehendaki
2. Harga input 1X
17
3. Harga input 2X
Syarat Least Cost Combination secara umum bisa ditulis sebagai
berikut:
(2.4)
Δ 1X /Δ 2X sering disebut dengan istilah Marginal Rate of
Technical Subtitution (MPRS), yaitu berapa input 1X harus ditambah agar
tingkat output tetap pada tingkat tertentu (Q), bila penggunaan input 2X
dikurangi dengan 1 unit. Jika dihubungkan dengan kurva isoquant, MRTS
tidak lain adalah slope isoquant. Syarat LCC bias dinyatakan sebagai
berikut:
1
2
P
P= MRTS (2.5)
Nicholson (1991:203) menjelaskan sebuah isoquant menunjukkan
kombinasi K dan T yang bisa digunakan untuk memproduksi sejumlah
output yang sama besarnya (misalnya sebanyak ). Secara matematis
sebuah isoquant mencatat kombinasi K dan T yang memenuhi persyaratan.
f(K,T)= (2.6)
Kombinasi faktor produksi K dan T bisa digambarkan banyak
kurva isoquant. Setiap isoquant merepresikan tingkat output yang berbeda-
beda. Makin tinggi kurva isoquant tersebut, makin banyak output yang
dihasilkan. Kurva isoquant dapat digambarkan sebagai berikut:
2
1
1
2
2
1
1
2
dX
dX
P
Patau
ΔX
ΔX
P
P==
18
Gambar 2.3 Kurva Isoquant
Sumber: Nicholson, 1991:204
5. Iso-biaya (Isocost)
Miller (1993), mengasumsikan bahwa harga-harga input sama
sekali tidak bisa dipengaruhi oleh para produsen yang harus berhadapan
dengan kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran dalam pasar input.
Biaya yang dianggap relevan oleh para ekonom adalah biaya-biaya
alternatif. Biaya terbuang (sung cost) secara definitif adalah biaya yang
tidak kembali kekantung perusahaan sehingga tidak relevan untuk
diperhitungkan sebagai dana pengambilan keputusan.
Soekartawi (1993:68) menjelaskan iso-biaya (isocost) adalah garis
yang menghubungkan titik kombinasi penggunaan input yang satu )
dan input yang lain ) yang didasarkan pada tersedianya biaya modal.
Misalkan dengan sejumlah biaya modal tertentu, berapa dan yang
harus dibeli untuk menghasilkan sejumlah hasil tertentu.
19
Kombinasi biaya minimum dapat dicari dengan dua infomasi
pokok yaitu:
a. Tingkat subtitusi marginal (TSM) dari input dan , yaitu
ditunjukkan oleh nisbah tambahan dan atau .TSM ini
adalah menunjukkan tingkat kemiringan (slope) iso produk.
b. Nisbah harga input terhadap harga input atau seperti yang
ditunjukkan oleh adalah merupakan tingkat kemiringan
(slope) dari iso-biaya.
Gambar 2.4 menjelaskan secara hipotesis gambar iso-produk dan
iso-biaya. Garis iso-biaya dapat berada diluar garis iso-produk tetapi
dikatakan terjadi kombinasi penggunaan input yang optimal dan efisien
(efisiensi harga) bila terjadi persinggunagn antara garis iso-produk dan iso-
biaya. Efisiensi ini ditunjukkan oleh garis iso-produk dan garis iso-
biaya . Titik singgung ke dua garis ditunjukkan oleh titik A. Dengan
demikian maka titik A menggambarkan titik yang menunjukkan kombinasi
biaya minimum ( untuk membeli sebesar 150 kg urea dan sebesar
110 kg TSP) untuk menghasilkan output sebesar 30 kw/ha padi.
20
Gambar 2.4 Kurva Iso-Produk Dan Iso-Biaya
Sumber: Soekartawi, 1993:69
6. Efisiensi
Mubyarto (1989) menjelaskan efisiensi produksi yaitu banyaknya
hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi
(input). Apabila rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi.
Efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam memproduksi output
(Shone dalam Susantun, 2000). Farel (1957) mengklasifikasikan efisiensi
menjadi tiga bagian yaitu: efisiensi teknik, efisiensi alokatif (harga), dan
efisiensi ekonomi. Farel (1957) dalam Guntur Riyanto (2009:21)
mengajukan bahwa efisiensi sebuah firma terdiri dari dua komponen
efisiensi teknis, yang mencerminkan kemampuan sebuah firma untuk
memperoleh output maksimal dari rangkaian input tertentu, dan efisiensi
alokatif, yang mencerminkan kemampuan sebuah firma untuk
menggunakan input dalam proporsi optimal, mengingat adanya harga
21
respektif dan teknologi produksi. Dua ukuran tersebut selanjutnya
digabungkan untuk memberikan sebuah ukuran total efisiensi ekonomi.
Farel (1957) dalam Susantun (2003) dan Soekartawi (1990)
menggambarkan estimasi dari suatu perusahaan dengan dua input dan satu
output seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 kedua sumbu menunjukkan
tingkat penggunaan dari setiap input per unit output, dimana F2
menunjukan input dan X menunjukkan output. Gambar 2.4 SS’ adalah
garis isoquant yang menunjukkan berbagai kombinasi input F1 dan F2
untuk mendapatkan satu unit isoquant yang efisien (secara teknik) dan
sekaligus menunjukkan garis frontier dari fungsi Cobb-Douglas dan
disebut Kurva Efisiensi Unit Isoquant. Daerah yang terletak di sebelah SS’
secara teknik tidak efisien guna memperoleh satu unit output. Sedang
daerah sebelah kiri kurva SS’ adalah daerah yang tidak mungkin dicapai.
Apabila perusahaan bergerak pada titik P dengan menarik garis lurus dari
titik P ke titik 0 yang memotong kurva SS’ pada Q. QP adalah kelebihan
penggunaan kedua faktor produksi terhadap penggunaan faktor produksi
yang paling efisien. Pengukuran efisiensi teknik pada titik P adalah ratio
antara OQ dan OP.
Harga faktor produksi relatif diperlukan untuk mengetahui efisiensi
harga. Garis harga faktor produksi F1 dan F2 ditunjukkan oleh garis AA’
yang menyinggung kurva SS’ pada Q’ dan memotong garis OP pada titik
R. Garis AA’ adalah garis harga yang menunjukkan tempat kedudukan
kombinasi penggunaan input untuk memperoleh satu unit output dengan
22
biaya yang paling rendah yang ditunjukkan titik singgung Q’ pada kurva
SS’. Efisiensi harga bagi perusahaan yang bergerak pada titik OR/OQ.
Efisiensi ekonomi sebagai hasil dari efisiensi teknik dan harga OQ/OP.
OR/OQ = OR/OP.
Gambar 2.5 Efisiensi Teknik dan Alokatif.
Sumber : Coelli, 2005:52
Richmont (1974), Aigner et al. (1977), Battese and Corra (1977)
dan Collie (1995) dalam Zen et. al. (2002), fungsi produksi frontier
mewakili penggunaan teknologi secara luas oleh perusahaan dalam suatu
industri. Model fungsi ini dipergunakan untuk mengukur efisiensi teknis
perusahaan, yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y=f( ,β) exp (2.7)
β adalah parameter yang akan ditaksir, Xi adalah input, dan
= + . Kesalahan dianggap negatif dan naik karena pemotongan
distribusi normal dengan rata-rata nol dan varians positif . Hal itu
menggambarkan efisiensi teknis produksi sebuah perusahaan. Dengan kata
lain error vi diasumsikan memiliki distribusi normal dengan rata-rata nol
S
P
A
R
Q
Q’
S’
A’ 0
xyq
xyq
23
dan varians yang positif, yang menggambarkan kesalahan pengukuran
yang berkaitan dengan faktor di luar kendali yang berhubungan dengan
produksi.
Nicholson (1995) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai
apabila perbandingan antara nilai produktivitas marginal masing-masing
input (NPMXi) dengan harga inputnya ( ) atau sama dengan 1. Kondisi
ini menghendaki NP sama dengan harga faktor produksi X atau dapat
ditulis sebagai berikut:
(2.8)
Px = harga faktor produksi X
Soekartawi (1990) berpendapat bahwa dalam kenyataannya NPMx
tidak selalu sama dengan Px, yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
a. (NPMx / Px) > 1 artinya penggunaan input X belum efisien, untuk
mencapai efisiensi maka input X perlu ditambah.
b. (NPMx / Px) < 1 artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk
menjadi efisien maka penggunaan input X perlu dikurangi.
Susantun (2000) menyatakan efisiensi ekonomi merupakan
merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga. Efisiensi
ekonomi dapat dicapai jika kedua efisiensi tersebut tercapai sehingga dapat
dituliskan sebagai berikut:
EE = ET.EH (2.9)
24
7. Skala Hasil (Return to scale)
Konsep penting dalam analisis fungsi produksi adalah konsep skala
hasil usaha. Skala hasil usaha menunjukkan tanggapan output terhadap
perubahan semua input dalam proporsi yang sama, sehingga dapat
diketahui skala produksinya. Ini menunjukkan bahwa proses produksi
yang diamati adalah berspektif jangka panjang, karena semua input
dimungkinkan untuk berubah.
Seorang produsen yang rasional tentunya tidak mungkin
menambah inputnya kalau tambahan output yang dihasilkan tidak
menguntungkan. Skala hasil dapat diketahui dengan menjumlahkan
koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi. Jika besaran elastisitas
adalah b1 dan b2 maka return to scale dapat ditulis sebagai berikut:
1<(b1+b2)<1. Ada tiga kemungkinan jumlah besaran elastisitas b1 dan b2:
1. Decreasing return to scale, bila (b1+b2)<1. Pada keadaan ini
proporsi penambahan faktor produksi melebihi penambahan
produksi.
2. Constant return to scale, bila (b1+b2)=1. Pada keadaan ini
penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan
produksi yang diperoleh.
3. Incresing return to scale, bila (b1+b2)>1. Pada keadaan ini proporsi
penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi
yang proporsinya lebih besar.(Soekartawi, 1990:170)
25
Gambar 2.6 Efisiensi Skala Produksi
Sumber: Mubyarto, 1989: 85
Keterangan: Y = padi (output)
X = tenaga kerja
A = menaik (increasing return to scale)
B = konstan (constant return to scale)
C = menurun (decreasing return to scale)
Gambar 2.5 menunjukkan perbandingan kurva (garis) hasil
produksi padi (output) dengan efisiensi skala produksi yang menaik,
konstan, dan menurun. Dalam jangka panjang perbedaan-perbedaan dalam
skala efisiensi yang demikian ini tidak begitu menonjol. Tetapi sudah
disebutkan masalah demikian lebih mengenai fungsi produksi dalam
jangka panjang dimana berbagai variasi dalam proporsi (perbandingan)
faktor-faktor produksi sudah diterapkan sehingga akhirnya tinggal satu
jalan lagi yang masih terbuka yaitu perluasan skala produksi.(Mubyarto,
1989:85)
26
B. Pengertian Tambak
Sudarmo (1992:8) menjelaskan tentang tambak yang merupakan
kolam yang dibangun didarerah pasang surut dan digunakan untuk
memelihara bandeng, udang laut, dan hewan air lainnya yang biasa hidup di
air payau. Pengelolaan air dalam tambak dilakukan dengan memanfaatkan
pasang surut air laut. Pemasukan air kedalam tambak dilakukan pada saat air
pasang dan pembuangannya dilakukan pada saat air surut. Tambak
dikelompokkan menjadi tiga golongan ditinjau dari segi letak tambak
terhadap lautan dan muara sungai, yaitu:
1. Tambak layah
Tambak ini terletak dekat sekali dengan laut, ditepi pantai/muara
sungai. Letak tambak yang berada didaearah pantai dengan perbedaan
tinggi air pasang surut yang besar, menyebabkan air laut dapat
menggenangi daerah tambak ini sampai sejauh 1,5-2 km dari garis pantai
ke arah daratan tanpa mengalami perubahan salinitas yang mencolok.
Salinitas pada tambak layah sama dengan air pantai, yaitu sekitar 30 ppt.
Berbeda dengan tambak yang jauh ke daratan, tambak layah mempunyai
salinitas air cukup tinggi, karena pada dasar air laut yang masuk kedalam
tambak yang berasal dari laut memang masih bersalinitas tinggi.
2. Tambak biasa
Tambak biasa terletak dibelakang tambak layah. Tambak ini selalu
terisi oleh campuran antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut.
Campuran kedua tersebut dikenal dengan air payau dengan salinitas
27
berkisar 15 ppt. Salinitas pada tambak ini akan meningkat selama tambak
diisi dengan air laut (sedang pasang) dan akan menurun kembali jika diisi
dengan air tawar dari sungai atau hujan.
3. Tambak darat (tambak sawah)
Tambak darat terletak jauh sekali dari pantai. Letaknya yang cukup
jauh dari garis pantai menyebabkan tambak ini biasanya hanya terisi oleh
air tawar, sedangkan air laut sering kali tidak mampu mencapainya, tetapi
karena perjalanan air cukup jauh salinitasnya menjadi sangat menurun.
Salinitas tambak darat sangat rendah, hanya sekitar 5-10 ppt.
C. Tambak Bandeng
Genangan-genangan air laut yang bersifat payau didaerah pesisir pada
awalnya merupakan area pemeliharaan bandeng secara tradisional dan telah
berlangsung ratusan tahun yang lalu. Pada perkembangannya genangan-
genangan air tadi dibuat menjadi kolam-kolam air payau atau sekarang
disebut tambak. Karena usaha budidaya bandeng tambak termasuk
menguntungkan sebelum booming budidaya udang tambak, maka untuk
memperluas tambak tidak segan-segan petambak membabat hutan mangrove.
Tata laksana tambak bandeng dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sasaran Produksi
Budidaya tambak bandeng tidak terdapat teori yang menyangkut
kebutuhan nener untuk mencapai sasaran produksi yang diprogramkan.
Jumlah penebaran nener harus di sesuaikan dengan kapasitas tambak
dalam menyediakan makanan. Penebaran nener yang melebihi kapasitas
28
kemampuan tambak, maka perlu disediakan makanan tambahan, sehingga
keseimbangan kebutuhan makanan untuk bandeng dapat tercukupi. Jumlah
penebaran nener harus disesuaikan dengan luas tambak,usia nener yang
ditebarkan dan mortalitas selama pemeliharaan. Makin tinggi usia nener
akan makin kecil mortalitasnya.berdasarkan pengamatan lapangan, jika
yang ditebarkan nener usia 21 hari maka mortalitasnya dapat mencapai 40
persen sampai dipanen, jika nener usia 28 hari maka mortalitasnya dapat
mencapai 25 persen. Sasaran produksi hasil panen yang direncanakan
dapat diperhitungkan denga menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah nener (Jn) = (2.10)
Keterangan: X = sasaran produksi yang akan dicapai per hektar
0,0005 = indeks pertumbuhan bandeng
25% = jumlah bandeng yang diperkirakan hilang
2. Pengeringan Dasar Tambak
Pengeringan tambak secara periodik setelah panen merupakan
suatu pekerjaan yang umum dilakukan untuk budidaya tambak bandeng.
Alasan dilakukan pengeringan lahan adalah sebagai berikut:
a. Memineralisasikan bahan-bahan organik yang terbentuk didalam
tanah.
b. Pengeringan lahan menyebabkan tersedianya lebih banyak unsur-unsur
nutrisi untuk pertumbuhan fitoplankton.
29
c. Pengeringan lahan tambak juga untuk mengurangi hidrogen sulfida
dan subtansi berbahaya lainnya yang terbentuk selama reduksi
anaerobik bahan organik saat tambak berisi air.
d. Pengeringan lahan untuk menumbuhkan klekap (lab-lab) yang
merupakan makanan alami ikan bandeng.
Tanah dasar tambak yang padat akan membuat permukaan dasar
tambak menjadi lebih baik bagi pertumbuhan beberapa spesies alga.
Perlakuan pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan adalah sebagai
berikut:
a. Pengeringan selama 7 hari dan jika cuaca kurang baik 14 hari.
b. Pengeringan tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya
terbenam sekitar 1 cm.
c. Pengeringan sampai tanah dasar tambak retak-retak.
Tambak bandeng yang menggunakan caren atau parit keliling,
akumulasi lumpur dan sisa-sisa bahan organik harus digali dan diangkut
seluruhnya. Pembersihan dan pendalaman caren sebaiknya tidak dilakukan
saat bandeng berada dalam tambak, karena sejumlah hydrogen sulfida
yang terlepas akan menyebabkan ikan bandeng mengalami cekaman.
Penggalian harus dilakukan ketika tambak kering. Endapan lumpur yang
biasanya ditaruh diatas pematang harus ditutup dengan rumput agar bahan-
bahan organik yang dipindahkan tidak tercuci dan masuk kembali kedalam
tambak ketika hujan.
30
3. Perbaikan dan Pengontrolan pH Tanah
Perbaikan tambak yang tanahnya mengandung asam sulfat dengan
pH sangat rendah adalah dengan cara pengeringan berulang-ulang. Asam
sulfat yang terbentuk sebagai akibat oksidasi pirit, secara bertahap dapat
dikeluarkan dengan cara tersebut. Perbaikan tanah tambak dapat juga
dengan cara pemberian kapur (pengapuran). Pengapuran dapat bermanfaat
untuk menormalkan asam-asam bebas dalam air. Pengapuran dapat
dilakukan pada saat pengeringan lahan tambak.
4. Pemupukan Tambak
Pemupukan tambak dilakukan untuk menumbuhkan makanan
alami bandeng, misalnya klekap (lab-lab), lumut dan fitoplankton.
a. Klekap
Tanah yang kandungan litany tinggi akan sangatmembantu
pertumbuhan klekap. Pertumbuhan klekap secara langsung
berhubungan dengan ketersediaan bahan organik dalam tanah. Untuk
meningkatkan kandungan bahan organik, dasar tambak dapat dipupuk
dengan pupuk kandang, dengan dosis 350kg/hektar. Jika menggunakan
pupuk anorganik denga dosis 50 kg/hektar.
Pemupukan dapat dilakukan setelah pengeringan lahan tambak.
Setelah dilakukan pemupukan, tambak diisi air dengan ketinggian 3-5
cm, kemudian didiamkan selama satu minggu. Pemupukan dengan
jumlah yang sama dilakukan lagi dan tambak diairi setinggi 20-25 cm.
penambahan air tambak dimaksudkan untuk mengganti sebagian air
31
yang hilang karena peresapan dan penguapan. Pemupukan dapat
dilakukan lagi setiap 1 minggu selama masa pemeliharaan.
b. Lumut
Dasar tambak yang berlumpur lunak dengan pH 6,8-7,5 sangat
baik untuk pertumbuhan lumut. Penanaman lumut memerlukan waktu
sekitar 3 minggu dari saat penanaman selesai sampai tambak diisi
bandeng. Setelah penanaman lumut, ditebarkan pupuk NPK (16:20:0)
sebanyak 20 g/ air. Tambak bandeng yang kurang pemupukan atau
tidak dipupuk, pertumbuhan awal lumut berwarna hijau kekuning-
kuningan, selanjutnya berubah warna menjadi hijau rumput.
Penambahan pupuk tidak hanya untuk pertumbuhan lumut saja, tetapi
juga untuk pertumbuhan organisme seperti bakteri,protozoa, diatom,
nematode, crutaceae kecil, dan lainnya yang tergantung pada
ketersediaan lumut.
c. Fitoplankton
Fitoplankton yang berkembang dalam tambak air payau ada dua
yaitu fitoplankton flagellate dan fitoplankton diatom. Dua fitoplankton
tersebut mempunyai kebutuhan nutrisi yang berbeda. Jika yang
diprioritaskan pada fitoplankton flagellata maka ratio N dan P sebesar
1:1 cukup baik. Sedangkan yang diprioritaskan fitoplankton diatom
maka rasio N dan P adalah 25:1. Fitoplankton diatom cenderung lebih
disukai oleh ikan bandeng.
32
5. Pengendalian Hama Tambak
Permberantasan hama tambak merupakan salah satu program yang
penting dalam tata laksana pemeliharaan bandeng. Pengendalian hama
tambak yang paling efektif adalah tindakan pencegahan. Tindakan
pencegahan harus dilakukan sejak dini, yaitu sewaktu persiapan
pengolahan tambak, maka hama tidak akan menjadi masalah. Hama
tambak yang dapat menjadi kendala dalam budidaya bandeng dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Predator (pemangsa), yakni ikan buas, ular, kepiting, kadal dan berang-
berang.
b. Competitor (pesaing), yakni ikan liar dan siput.
c. Hama, yakni udang penggali, organisme pelapuk kayu, dan kerang-
kerang.(murtidjo, 2002:57-68)
D. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian terdahulu oleh Rina Dwi Mastuti, tahun 2001 dalam skripsi
dengan judul “Efisiensi Teknis Dan Ekonomi Usaha Tani Salak Pondoh Di
Kabupaten Sleman Berdasarkan Usia Tanaman”, dimana dalam penelitian
tersebut peneliti membandingkan dua kelompok tanaman salak pondoh,
yaitu tanaman salak pondoh yang berusia dibawah 5 tahun (≤ 5 tahun) dan
diatas 5 tahun (> 5 tahun). Kemudian peneliti mengumpulkan beberapa
rumusan permasalahan, yaitu: pertama, sejauh mana faktor tenaga kerja,
bibit, pupuk, pestisida dan luas lahan terhadap produksi kedua kelompok
tanaman salak pondoh tersebut; kedua, apakah penggunaan faktor-faktor
33
produksi pada kedua kelompok tanaman salak tersebut sudah memenuhi
efisiensi secara teknis maupun ekonomis; ketiga, bagaimana skala hasil
usaha kedua kelompok tanaman salak tersebut, dan keempat apakah
terdapat perbedaan efisiensi teknis, ekonomis, dan skala hasil usaha antara
salak pondoh yang berusia diatas 5 tahun dan dibawah 5 tahun.
Dari penelitian itu dapat diambil kesimpulan pertama, faktor-faktor
produksi bibit, pupuk, tenaga kerja dan luas lahan ternyata berpengaruh
positif terhadap produksi kedua kelompok tanaman salak tersebut. Kedua
usaha tani kedua kelompok salak pondoh tersebut belum memenuhi
efisiensi secara teknis maupun ekonomis. Ketiga, dari hasil penelitian
kedua kelompok tanaman salak tersebut , diketahui bahwa skala hasil
produksi usaha tani ini berada pada skala yang menarik atau increasing
return to scale. Keempat, tidak terdapat perbedaan efisiensi teknis maupun
ekonomis pada kelompok tersebut, keduanya tidak efisien. Dan keduanya
juga hanya pada skala hasil produksi yang sama, yaitu increasing return to
scale, sehingga disimpulkan bahwa keduanya sama.
Saran yang diberikan dari penelitian tersebut adalah, pertama perlu
ditambahnya penggunaan input pada faktor-faktor produksi bibit, pupuk,
pestisida dan lahan. Kedua, selain penambahan input atau kuantitas, perlu
juga diadakan peningkatan kualitas pada faktor-faktor produksi tersebut.
2. Penelitian Guntur Riyanto (2009), dalam penelitian yang bertujuan untuk
membandingkan usaha tani tebu lahan kering antara daerah Jawa Tengah
dengan Jawa Timur. Data yang dianalisis merupakan data primer dan data
34
sekunder dengan mengambil Pabrik Gula sebagai pusat data sampling
yaitu Trangkil di Kabupaten Pati, Mojo di Kabupaten Sragen, Kebon
Agung di Kabupaten Malang dan Karebet di Kabupaten Malang. Variabel
input yang digunakan pupuk, harga pupuk, tenaga kerja, harga tenaga
kerja, luas lahan dan harga sewa, variabel output yang digunakan adalah
produktivitas, pendapatan total, biaya total dan keuntungan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produktivitas usahatani
di Jawa Tengah rata-rata lebih rendah dibandingkan Jawa Timur tetapi dari
tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur. Daerah yang
secara teknis paling tidak efisien yaitu Pati-2, yaitu daerah yang terletak di
Kabupaten Pati yang menjorok ketengah, sedangkan urutan berikutnya
yaitu daerah Pati-1 yaitu daerah di Kabupaten Pati yang dekat dengan
pantai. Urutan berikutnya Sragen-1, yaitu daerah di dekat hutan yang
berada di Kabupaten Sragen, sedang Sragen-1 urutan dibawahnya yaitu
daerah di Kabupaten Sragen-2 yang berada di daerah dataran rendah.
Daerah Jawa Tengah secara teknis untuk usaha tebu lahan kering efisiensi
teknisnya lebih rendah dari Jawa Timur. Di Jawa Timur, secara relatif jika
dibandingkan antar cluster hampir semuanya efisiensinya 100% keculai
Pasuruan- yang efisiensinya 99 %. Usahatani tebu lahan kering di Jawa
Timur lebih efisien secara teknis dibanding usahatani tebu lahan kering di
Jawa Tengah dan Usahatani tebu lahan kering di Jawa Tengah lebih efisien
secara alokatif dibanding usahatani tebu lahan kering di Jawa Timur.
35
3. Penelitian oleh Titik Wulandari, tahun 2000 dalam skripsi dengan judul
“Analisis Efisiensi Usaha Tani Bawang Merah dan Cabai Besar dalam
Diversivikasi Pertanian di Kecamatan Saden Kabupaten Bantul”
mengambil perumusan masalah, pertama apakah produksi bawang merah
dan cabai besar penelitian sudah efisien secara teknis. Kedua apakah
produksi bawang merah dan cabai besar didaerah penelitian sudah efisien
secara ekonomis.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, pertama
produksi bawang merah dan cabai besar yang menggunakan faktor
produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja didaerah
penelitian tidak memenuhi kriteria efisiensi secara teknis. Kedua dalam
produksi bawang merah dan cabai besar yang menggunakan faktor
produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja didaerah
penilitian belum memenuhi kriteria efisiensi secara ekonomis.
Saran yang diberikan adalah karena input luas lahan, bibit, pupuk,
pestisida dan tenaga kerja berhubungan positif dengan produksi bawang
merah dan cabai besar, input-input perlu ditambah penggunaannya agar
dapat mencapai efisiensi ekonomis. Sementara itu karena input jumlah
pupuk tidak mempengaruhi jumlah produksi bawang merah maka
penggunaannya perlu memperhatikan alternatif-alternatif lain, yaitu
memperhatikan perbandingan tertentu agar tanaman bawang merah dan
cabai besar mengingat fluktuasi harga produk pertanian sangat besar pada
masa panen raya dan masa tanam.
36
Disamping itu diperlukan tambahn modal yang mudah dan murah
dalam usaha tani bawang merah dan cabai besar. Cara-caranya antara lain
dengan memberikan penyuluhan pertanian secara lebih intensif,
pembentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan pertanian terutama dalam hal
kebijaksaan tingkat harga hasil produksi dan harga-harga input produksi
seperti harga pupuk, harga pestisida dan lain-lain.
E. Kerangka Pemikiran
Peningkatan produksi yang berhubungan dengan peningkatan
pendapatan dipengaruhi oleh efisiensi faktor produksi (efisiensi teknis),
efisiensi pada harga produk (efisiensi alokatif) dan pemasarannya (efisiensi
ekonomis). Dari faktor-faktor tersebut dapat disusun sebuah kerangka
pemikiran. Kerangka tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.7 kerangka pikir
Sumber: Skema Kerangka Pemikiran
Faktor-Faktor Produksi
Luas Lahan Benih Pupuk
Pakan Tambahan Tenaga Kerja
Produksi Bandeng
Efisiensi Ekonomis
Efisiensi Teknis
Efisiensi Alokatif (Harga)
37
F. Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi usaha tambak bandeng ini
belum memenuhi efisiensi secara teknis.
2. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi usaha tambak bandeng ini
belum memenuhi efisiensi secara alokatif.
3. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tambak bandeng
belum memenuhi efisiensi secara ekonomis.
4. Diduga usaha tambak bandeng di daerah penelitian skala usahanya adalah
incresing return to scale.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pati, dengan pertimbangan
luasnya daerah penelitian sasaran pengambilan sampel dikonsentrasikan pada
2 kecamatan, dimana banyak terdapat petani tambak bandeng (populasi)
diseputar Kabupaten Pati, yaitu Kecamatan Juwana dan Kecamatan
Batangan.
B. Unit Analisis
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan petani tambak
bandeng sebagai unit analisisnya. Melalui petani tambak tersebut akan
diperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan atau kuesioner. Para petani tambak atau populasi sasaran
tersebut diambil secara random sampling yaitu pengambilan sampel yang
memberikan hak yang sama pada semua objek pada populasi untuk dipilih
sebagai sampel.(Suharmisi Arikunto, 1998:120)
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pihak pertama yang
diperoleh dengan cara berhubungan langsung dengan pihak pertama.
39
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari suatu badan atau instansi yang
telah mengumpulkan dan menyusun data tersebut.
2. Sumber Data
Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner yang
dibagikan kepada petani tambak sebagai pihak pertama pemberi data dan
data sekunder diperoleh dari kantor Dinas Perikaan dan Kelautan, kantor
kabupaten pada daerah penelitian dan data pada BPS kabupaten yang
bersangkutan.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara
memilih empat desa yang terdapat pada ke-2 kecamatan tersebut yang
dianggap mewakili keseluruhan petani tambak bandeng (populasi) yang ada
diwilayah penelitian yaitu di Kabupaten Pati. Dari empat desa tersebut
diambil data melalui kuesioner sebanyak 88 petani responden untuk menjaga
validitas hasil.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Produksi bandeng adalah banyaknya hasil yang diperoleh petani dalam
satu kali masa tanam yang dihitung dalam satuan kilogram.
40
b. Luas lahan adalah bidang tanah yang digunakan untuk pembudidayaan
bandeng yang dihitung dalam satuan hektar.
c. Benih adalah jumlah benih bandeng (nener) yang digunakan oleh petani
untuk memproduksi bandeng dalam satuan ekor.
d. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses
produksi bandeng dalam satu kali masa produksi. Dalam hal ini digunakan
ukuran HKO (hari kerja orang), yaitu selama 7 jam kerja pada siang hari,
dan 8 jam kerja pada malam hari.
e. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan oleh petani dalam satu kali
masa produksi, digunakan dalam satuan kilogram.
f. Pakan tambahan adalah jumlah pakan tambahan yang digunakan petani
dalam satu kali masa produksi, diukur dalam satuan kilogram.
g. Biaya produksi adalah jumlah biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh
petani untuk mengadakan input-input faktor produksi usaha tambak
bandeng dalam satu kali masa produksi, yang diukur dalam satuan rupiah.
h. Pengeringan lahan adalah jumlah hari yang digunakan untuk
mengeringkan lahan setelah masa panen bandeng, dihitung dalam satuan
hari.
i. Sirkulasi air adalah banyaknya pengaliran air laut yang dialirkan ke dalam
tambak bandeng, dihitung per-2 minggu (karena pergantian kalender air
tiap 2 minggu sekali).
Dalam penelitian ini variabel-variabel diatas akan dianalisis dengan
menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis (DEA).
41
F. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu Data Envelopment
Analysis (DEA). DEA digunakan untuk meneliti efisiensi teknis, alokatif, dan
ekonomi pada usaha tambak bandeng. Variabel-variabel yang mempengaruhi
output meliputi faktor-faktor produksi (Luas lahan, benih, tenaga kerja,
pestisida, pengeringan lahan, sirkulasi air, pakan tambahan, dan pupuk) yang
berpengaruh pada produksi.
Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) memperkenalkan suatu alat
analisis yaitu Data Envelopment Analysis (DEA). Metode Data Envelopment
Analysis (DEA) dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja suatu
aktifitas dalam sebuah unit entitas (organisasi). Pada dasarnya prinsip kerja
model DEA adalah membandingkan data input dan output dari suatu
organisasi data (decision making unit/DMU) dengan data input dan output
lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan untuk
mendapatkan suatu nilai efisiensi.
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) adalah metode non
parametrik yang berbasis pada programasi linier. DEA mengukur rasio
efisiensi relatif Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) sebagai rasio output
tertimbang dengan input tertimbang. Secara konsep, DEA menjelaskan
tentang langkah yang dirancang untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit
ekonomi tertentu dengan beberapa unit ekonomi yang lain dalam satu
pengamatan, dimana mereka menggunakan jenis input dan output yang sama.
42
Penerapan metode DEA diasumsikan dapat mengatasi keterbatasan
yang dimiliki oleh regresi berganda atau analisis rasio parsial. Analisis
regresi dapat menunjukkan elastisitas penggunaan input terhadap output yang
dihasilkan dalam suatu sektor ekonomi. Sektor ekonomi dapat dinilai efisien
apabila nilai output yang dihasilkan secara riil lebih tinggi dari nilai output
yang dihasilkan dalam estimasi. Sejalan dengan analisis rasio, analisis regresi
juga memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menganalisis kondisi pada saat
terdapat banyak input dan output. Disisi lain, analisis non parametrik (salah
satunya DEA) dapat mengeliminir kendala yang dihadapi oleh analisis
parametrik untuk menganalisis efisiensi tingkat input terhadap nilai tambah
(output).
1. Konsep Nilai Dalam DEA
DEA memiliki beberapa nilai manajerial. Pertama, DEA
menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain
di dalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan seseorang analisis
untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan
merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien.
Kedua, jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi<100%) DEA
menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient
reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka pengganda
(multiplier) yang dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun strategi
perbaikan. Informasi tersebut memungkinkan seseorang analisis membuat
UKE hipotesis yang menggunakan input yang lebih sedikit dan
43
menghasilkan out put paling tidak sama atau lebih banyak dibandingkan
UKE yang tidak efisien, sehingga UKE hipotetis tersebut akan memiliki
efisiensi yang sempurna jika menggunakan bobot input dan bobot output
dari UKE yang tidak efisien. Pendekatan tersebut memberi arah strategis
bagi manajer untuk meningkatkan efisiensi suatu UKE yang tidak efisien
melalui pengenalan terhadap input yang terlalu banyak digunakan serta
output yang produksinya terlalu rendah. Sehingga seorang manajer tidak
hanya mengetahui UKE yang tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui
seberapa tingkat input dan output harus disesuaikan agar dapat memiliki
efisiensi yang tinggi.
Ketiga, DEA menyediakan matriks efisiensi silang. Efisiensi silang
UKE A terhadap UKE B merupakan rasio dari output tertimbang dibagi
input tertimbang yang dihitung dengan menggunakan tingkat input dan
output UKE A dan bobot input dan output UKE B. Analisis silang dapat
membantu seseorang manajer untuk mengenali UKE yang efisien tetapi
menggunakan kombinasi input dan menghasilkan kombinasi output yang
sangat berbeda dengan UKE yang lain. Keunggulan dan kelemahan
metode DEA adalah (Purwantoro, 2004):
a. Keunggulan DEA
- Dapat menangani banyak input dan ouput.
- Tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan
output.
44
- UKE (Unit Pengambil Keputusan) dibandingkan secara langsung
dengan sesamanya.
- Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.
Sebagai contoh X1 dapat dalam unit dan X2 dapat dalam dollar
tanpa apriori keduanya.
b. Keterbatasan DEA:
- Bersifat simpel spesifik.
- Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran dapat
berakibat fatal.
- DEA sangat bagus untuk estimasi efisiensi realtif UKE (unit
kegiatan ekonomi) tetapi sangat lambat untuk mengukur efisiensi
absolut dengan kata lain bisa membandingkan sesama UKE tetapi
bukan membandingkan maksimisasi secara teori.
- Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.
- Menggunakan perumusan linier programming terpisah untuk tiap
UKE (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk
masalah berskala besar).
- Bobot dan input yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat ditafsirkan
dalam nilai ekonomi.
2. Bentuk Formulasi Data Envelopment Analysis (DEA)
Fungsi tujuan programasi dalam model DEA akan menjadi rasio
efisiensi (total output tertimbang/total input tertimbang). Rasio efisiensi
tersebut akan dibandingkan dengan rasio efisiensi sampel lain (yang
45
berperan sebagai benchmark/reference set) bernilai paling efisien (100%).
Dari hasil perbandingan tersebut didapat nilai multiplier pengganda Y
(shadow price). Angka shadow price tersebut digunakan sebagai dasar
penyesuain input dan output unit ekonomi yang kurang efisien menuju
efisien.
Permasalahan yang terdapat pada kinerja untuk usaha tambak
bandeng di Kabupaten Pati, pendekatan yang dapat digunakan adalah
kuantitatif yang meliputi efisiensi. Efisiensi dapat dinyatakan dalam rasio
antara total input tertimbang dengan total output tertimbang.
DEA untuk suatu UKE dapat diformulasikan sebagai program
linier fraksional yang solusinya dapat diperoleh jika model tersebut
ditransformasikan ke dalam program linier dengan bobot dari input dan
output UKE tersebut sebagai variabel keputusan (decision variables).
Metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan model yang
sudah ditransformasikan ke dalam program linier. DEA memerlukan
penyelesaian program linier bagi setiap UKE. Hasilnya adalah
seperangkat bobot untuk suatu UKE dan angka efisiensi relatifnya
(Anonim, 1999).
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Wilayah
1. Letak Geografis Administratif
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kabupaten Pati terletak di daerah pantai
utara pulau Jawa dan dibagian timur Propinsi Jawa Tengah pada 110°.50’ -
111°.15’ Bujur Timur dan 6°.25’ - 7° Lintang Selatan dengan luas wilayah
150.368 ha. Secara administratif Kabupaten Pati terdiri dalam 21
kecamatan, 401 desa, 5 kelurahan, 1.106 dukuh serta 1.464 RW dan 7.463
RT. Adapun batas-batas wilayahnya yaitu :
- Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa.
- Sebelah Barat : Kabupaten Kudus dan Jepara.
- Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Blora.
- Sebelah Timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa.
2. Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Pati berdasarkan hasil registrasi akhir tahun
penduduk, pada tahun 2008 berjumlah 1.256.182 jiwa, yang terdiri dari
620.175 laki-laki dan 636.007 perempuan. Perbandingan jumlah penduduk
perempuan dan laki-laki menurut sex ratio sebesar 98 persen. Yang berarti
pada setiap 100 persen penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-
laki.
47
Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati selama kurun
waktu 2007-2008 pertambahan penduduknya sebanyak 8.301 orang atau
mempunyai pertumbuhan sebesar 0,66 persen dan hal ini sedikit lebih
besar dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar 0,38 persen. Pada
tabel dibawah ini ditunjukkan jumlah, pertumbuhan, dan sex ratio
Kabupaten Pati selama kurun waktu 8 tahun, sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah, Pertumbuhan Dan Sex Ratio Penduduk Kabupaten
Pati Tahun 2001-2008
Sumber: BPS, Pati dalam angka 2009
Dari 21 kecamatan di Kabupaten Pati, Kecamatan Pati mempunyai
penduduk terbanyak dibandingkan dengan Kecamatan yang lain yaitu
sebanyak 107.512 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit ada di
Kecamatan Gunungwungkal sebanyak 36.670 jiwa.
Penduduk Tahun
Laki-laki Perempuan
Jumlah Pertumbuhan
penduduk
Sex
ratio
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
581.960
585.265
596.598
600.700
604.927
613.628
615.780
620.175
598.776
602.337
612.116
617.567
620.496
629.579
632.101
636.007
1.180.736
1.187.602
1.208.714
1.218.267
1.225.423
1.243.207
1.247.881
1.256.182
0,70
0,58
-
0.79
0.54
1,45
0,38
0,66
97,19
97,17
97.46
97.27
97.43
97,47
97,47
97,51
48
3. Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pati pada tahun 2008 mempunyai luas wilayah sebesar
1.503,68 km². Dengan jumlah penduduk mencapai 1.256.182 jiwa pada
akhir tahun 2008, maka Kabupaten Pati secara umum mempunyai
kepadatan penduduk 830 jiwa per km², yang berarti pada tiap 1 km²
terdapat 830 penduduk. Angka tersebut sama dibandingkan pada tahun
2007 sebesar 830 jiwa per km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk Per Km² di Kabupaten Pati Tahun
2008
Kecamatan Luas Wilayah (Km²)
Jumlah Penduduk
Kepadatan (Jiwa/Km²)
Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunungwungkal Cluwak Tayu Dukuhseti
158,74 96,03 72,47 99,94 122,83 68,52 50,66 55,93 53,04 42,49 55,51 61,81 67,30 94,46 40,85 42,84 59,97 61,80 69,31 47,59 81,59
91.271 73.259 50.003 59.001 50.855 45.301 40.775 88.125 44.270 107.028 55.471 53.214 41.016 49.720 57.976 60.508 73.371 36.321 43.893 68.335 58.168
575 763 690 590 414 661 805
1.576 835
2.519 999 861 609 526
1.419 1.412 1.223 588 633
1.436 713
Jumlah 1.503,68 1.247.881 19.847
Sumber: BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009
49
Kepadatan penduduk per Kecamatan pada Kabupaten Pati
bervariasi, dengan kepadatan tertinggi 2.519 jiwa per km² terdapat pada
Kecamatan Pati sedangkan yang terendah sebesar 414 jiwa per km²
terdapat pada kecamatan Pucakwangi.
4. Keadaan Ekonomi
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati pada tahun 2007 sebesar
5,19 persen, ini menunjukkan bahwa pergerakan ekonomi di Kabupaten
Pati meningkat dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2006
sebesar 4,45 persen. Hal ini tidak terlepas dari peran sektor pertanian
yang sangat dominan, ternyata mengalami pertumbuhan yang melambat
dibandingkan tahun sebelumnya. Tiga sektor ekonomi yaitu sektor
pertanian, sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan masih
memegang peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Pati,
karena mempunyai sumbangan cukup besar terhadap total PDRB.
Peranan sektor-sektor tersebut pada tahun 2007 masing-masing sebesar
35,27 persen, 18,04 persen serta 18,92 persen. Sementara untuk peranan
sektor lainnya besarannya masih di bawah sepuluh persen. Besarnya
PDRB Kabupaten Pati menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
ditunjukkan pada tabel 1.3 berikut ini.
50
Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pati
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007
Sumber BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009
Tahun No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9
Pertanian 1.1 Tan. Bahan Pangan 1.2 Tan. Perkebunan Rakyat 1.3 Peternakan 1.4 Kehutanan 1.5 Perikanan
Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan,Hotel,dan restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa
1.637.201.359 1.015.985,60
148.929,03 111.132,98 24.885,87
336.267,88
34.673.535 846.179.334 86.206.191
258.922.990 891.965.802
223.158.286 305.107.456
364.935.229
1.836.808.102 1.188.710,87
166.460,66 125.909,34
87 29.650,64 326.076,59
37.262.651
939.550.210 98.158.052
299.315.290 990.975.145
261.947.954 324.694.821
411.659.595
2.122.557.410 1.439.155,64
190.509,21 140.128,38 34.613,73
318.150,44
44.095.680 1.095.923.730
112.798.910 359.754.470
1.143.800.990
300.401.590 369.870.590
483.879.690
2.369.284.200 1.585.057,44
225.331,38 166.355,28 39.660,74
352.879,37
48.569.580 1.211.926.650
126.055.950 397.605.100
1.270.767.320
325.837.530 426.207.210
541.562.290
jumlah 4.648.350.181 5.200.371.820 6.033.083.060 6.717.815.820
51
Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Pati atas dasar
harga berlaku pada tahun 2007 mencapai 5.389.961 rupiah, lebih tinggi
dari tahun sebelumnya (2006 = 4.876.254 rupiah). Sedangkan atas dasar
harga konstan 2000 pada tahun 2006 pendapatan per kapita Kabupaten
Pati tercatat sebesar 3.047.379 rupiah, kemudian berkembang pada
tahun 2007 menjadi 3.182.123 rupiah.
b. Inflasi
Inflasi adalah salah satu pengukur kestabilan ekonomi suatu
daerah pada jangka waktu tertentu. Kenaikan harga-harga umum atau
inflasi yang terjadi pada suatu daerah berpengaruh terhadap
pembangunan perekonomian daerah yang bersangkutan.
Memasuki bulan ke 5 tahun 2009, Kabupaten Pati mengalami
inflasi sebesar 0,24 persen. Inflasi tersebut dipicu oleh naiknya harga di
beberapa kelompok pengeluaran, tertinggi oleh kelompok pengeluaran
sandang sebesar 1.14 persen, kedua berada di kelompok pengeluaran
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0.75 persen,
kemudian oleh kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,36
persen. Namun demikian ada juga yang sempat menurunkan indeksnya
seperti kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan
sebesar 0.19 persen. Untuk tiga kelompok lagi yaitu kelompok
pengeluaran kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga serta kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar tidak mengalami perubahan indeks/stabil.
52
5. Kondisi Tambak Bandeng Di Kabupaten Pati
Kabupaten Pati sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu daerah
penghasil ikan (khususnya bandeng) terbesar di Propinsi Jawa Tengah.
Kabupaten yang secara geografis terletak di sepanjang pantai ini
mempunyai potensi pengembangan usaha perikanan yang sangat besar,
baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Potensi perikanan di
Kabupaten Pati cukup potensial untuk dikembangkan dan diharapkan akan
menjadi salah satu sektor andalan dalam pengembangan potensi daerah di
masa yang akan datang. Mengingat potensi yang ada dan peran sektor
perikanan yang sangat besar, maka perlu dilakukan berbagai langkah
dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usaha perikanan.
Keberhasilan pengembangan usaha perikanan tambak bandeng di
Kabupaten Pati ditentukan oleh banyak faktor, termasuk faktor geografis.
Faktor-faktor geografis yang mendukung pelaksanaan budidaya ikan
bandeng dalam tambak antara lain adalah faktor fisik (kondisi tanah dan
kondisi air) serta faktor sosial ekonomi (tenaga kerja, penyediaan benih,
pemasaran, modal, hasil produksi, dan gangguan penyakit).
Produksi ikan segar di Kabupaten Pati tahun 2008 terbesar di
tempat budidaya tambak. Potensi tambak Kabupaten Pati terbesar di
delapan kecamatan yaitu masing-masing di kecamatan Kayen, Batangan,
Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Potensi
tambak terbesar berada di kecamatan Juwana. Produksi dan nilai produksi
53
tambak bandeng di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 1.4 dibawah
ini.
Tabel 1.4 Produksi Dan Nilai Produksi Bandeng di Kabupaten Pati
Tahun 2008
No.
Bulan Produksi Bandeng (kg)
Nilai Produksi Bandeng (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
1.931.177
571.493
730.812
585.873
559.025
719.477
588.945
1.194.333
1.687.093
2.000.299
2.526.362
1.495.540
13.518.239.000
4.000.451.000
5.846.496.000
4.686.984.000
4.472.200.000
5.755.816.000
4.711.560.000
16.720.662.000
20.245.116.000
24.003.588.000
22.737.258.000
13.459.860.000
Jumlah 14.590.429 140.158.230.000
Sumber BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009
Produksi ikan bandeng di kabupaten pati pada bulan November
2008 mengalami kenaikan dari pada bulan, besarnya produksi ikan
bandeng pada bulan November adalah 2.526.362 kg, tetapi pada bulan
Desember 2008 mengalami penurunan menjadi 1.495.540 kg. Produksi
ikan bandeng di Kabupaten Pati perkecamatan dapat dilihat pada tabel 1.5
dibawah ini.
54
Tabel 1.5 Produksi Dan Nilai Produksi Per Kecamatan Produsen Ikan
Bandeng di Kabupaten Pati Tahun 2008
No. Kecamatan Produksi Bandeng (kg)
Nilai Produksi Bandeng (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kayen
Batangan
Juwana
Wedarijaksa
Trangkil
Margoyoso
Tayu
Dukuhseti
49.439
3.025.565
4.075.840
579.280
2.204.998
3.562.152
497.687
595.468
382.262.000
29.214.789.000
38.661.562.000
5.464.659.000
22.288.573.000
34.015.016.000
4.571.788.000
5.559.581.000
Jumlah 14.590.429 140.158.230.000
Sumber BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2009
Data produksi ikan bandeng per kecamatan di Kabupaten Pati
menunjukkan pada tahun 2008 produksi terbesar terdapat di Kecamatan
Juwana yaitu sebesar 4.075.840 kg. Terdapat tiga kecamatan yang paling
besar tingkat produksi ikan bandengnya yaitu juwana, trangkil dan
margoyoso.
B. Analisis Deskriptif
Penelitian ini mencakup data mengenai luas lahan, bibit, pupuk,
pestisida, tenaga kerja, pengeringan lahan dan sirkulasi airyang digunakan
dalam proses produksi tambak bandeng untuk satu kali masa panen di
Kabupaten Pati. Data-data ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang
terbagi atas 4 kelurahan pada 4 kecamatan di Kabupaten Pati, yaitu:
55
a) Kelurahan Bumimulyo, Kecamatan Batangan
b) Kelurahan Mangunlegi, Kecamatan Batangan
c) Kelurahan Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana
d) Kelurahan Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana.
Pengambilan data dilakukan pada bulan September dan Oktober
2009 berdasarkan pengalaman para petambak bandeng dalam
memproduksi bandeng. Berikut ini karakteristik variabel-variabel
(independen dan dependen) berdasarkan data yang didapat dari para
petambak responden secara lebih mendalam kemudian data
dikelompokkan menurut kuantitasnya menjadi beberapa kelompok.
1. Lahan Tambak
Petani tambak responden sebagian besar luas lahan mereka
adalah 2 ha lebih yaitu sebabyak 31 responden, dan yang paling sedikit
dibawah 1 ha yaitu sebanyak 5 orang, selebihnya diangtara luas 1
sampai 2 hektar.
Tabel 1.6 Berdasar Luas Lahan Tambak
No Luas Lahan (ha)
Pemilik
1
2
3
4
0,5-0,9
1-1,4
1,5-1,9
2+
5
25
27
31
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
Selanjutnya peneliti juga mengambil data tentang jenis lahan
tambak yang digunakan para petani tambak bandeng untuk berproduksi.
56
Jenis lahan tambak yang produktif untuk usaha tambak bandeng di
Kabupaten Pati adalah tambak layah dan tambak biasa. Dari data
sebanyak 88 sampel diketahui bahwa lahan tambak layah sebanyak 37
pemilik dan tambak biasa sebanyak 51 pemilik.
Tabel 1.7 Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Jenis Tambak
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
Peneliti juga mengambil data tentang status kepemilikan lahan
tambak, terdiri dari: milik sendiri, sewa dan pinjaman keluarga.
Menurut data dari 88 sampel dapat diperoleh bahwa status lahan tambak
dikabupaten Pati ada 3 yaitu milik sendiri sebanyak 62 lahan, sewa
sebanyak 9 lahan dan pinjaman keluarga sebanyak 17 lahan.
Tabel 1.8 Berdasar Jumlah Pemilik Lahan Bedasar Status Tambak
No Status Lahan Jumlah responden
1
2
3
milik sendiri
sewa
pinjaman keluarga
62
9
17
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
2. Benih
Benih bandeng (nener) yang ditebar petani tambak per hektarnya
tergantung pada besar kecilnya bibit. Benih yang agak besar biasanya
No Jenis tambak Pemilik
1
2
tambak layah
tambak biasa
37
51
57
disebut benih gelondong, dan benih yang masih kecil disebut nener.
Dari tabel 1.8 dibawah menunjukkan bahwa sebagian besar petani
tambak bandeng menggunakan benih nener diatas 20.000 ekor. Data
mengenai banyaknya benih yang ditebar petani tambak pada lahan yang
dimiliki ditunjukkan pada tabel 1.8 dibawah ini:
Tabel 1.9 Jumlah Benih Bandeng Yang Ditanam Petani Responden
(dalam satuan ribu)
No Jumlah Benih (satuan 000)
Jumlah Responden
1.
2.
3.
4.
Dibawah 9
10 14
15-19
20 keatas
17
20
23
28
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
3. Berdasar pupuk yang digunakan
Petani tambak bandeng dikabupaten Pati menggunakan jenis
pupuk yaitu pupuk urea dan TSP. Menurut data dari 88 sampel dapat
diketahui bahwa banyaknya petani tambak bandeng yang menggunakan
pupuk urea sebanyak 48 orang, sedangkan yang menggunakan TSP
sebanyak 21 orang.
Tabel 1.10 Berdasar Jenis Pupuk yang Digunakan Petani Tambak
No Jenis pupuk Jumlah
1
2
Urea
TSP
48
21
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
58
4. Berdasar jenis pakan yang digunakan
Petani tambak bandeng di Kabupaten Pati menggunakan pakan
tambahan yaitu pelet, karak dan roti busuk. Menurut data sebanyak 88
sampel, yang menggunakan pakan pelet sebanyak 45 petani, karak
sebanyak 11 petani, dan roti busuk sebanyak 30 petani.
Tabel 1.11 Berdasar Jenis Pakan Yang Digunakan Petani Tambak
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
5. Berdasar pengeringan lahan
Tahap persiapan dimulai dengan kegiatan pengeringan seluruh
bagian tambak dengan maksud membunuh bibit penyakit yang mungkin
timbul. Pengeringan dilakukan kurang lebih selama 10 hari. Petani
tambak bandeng di Kabupaten Pati setelah masa panen biasanya ada
yang melakukan pengeringan lahan dan ada juga yang tidak. Menurut
data dari 88 sampel, diketahui bahwa sebanyak 43 petani tambak
bandeng melakukan pengeringan lahan dan sebanyak 45 petani tambak
bandeng tidak melakukan pengeringan lahan.
Tabel 1.12 Berdasar Pengeringan Lahan Tambak
No Pengeringan lahan jumlah
1
2
ya
tidak
43
45
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
No Jenis pakan Jumlah
1
2
3
pelet
karak
roti busuk
45
11
30
59
Petani tambak bandeng yang melakukan pengeringan lahan
dalam penelitian ini dibedakan menurut waktu lama pengeringan lahan
tambak. Dari data sebanyak 88 sampel diketahui bahwa petani yang
melakukan pengeringan lahan selama 1 minggu sebanyak 30 petani, 2
minggu sebanyak 12 petani dan 3 minggu sebanyak 1 petani.
Tabel 1.13 Berdasar Waktu Pengeringan Lahan Tambak
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
6. Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu
Petani tambak yang melakukan pengaliran air laut kedalam
tambak dibedakan menurut setiap air laut yang mengalami pasang.
Dalam penelitian ini pengaliran air laut kedalam tambak
dikelompokkan dalam 2 minggu, karena air laut mengalami pergantian
siklus selama 2 minggu sekali. Menurut data sebanyak 88 sampel
diketahui bahwa petani tambak yang melakukan pengaliran air laut ke
dalam tambak selama 2 hari dalam 2 minggu adalah 6 petani, 3 hari
dalam 2minggu adalah 62 petani, 4 hari dalam 2 minggu adalah 15
petani, 5 hari dalam 2 minggu adalah 3 petani dan 6 hari dalam 2
minggu adalah 2 petani.
No Waktu pengeringan jumlah
1
2
3
1 minggu
2 minggu
3 minggu
30
12
1
60
Tabel 1.14 Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu
No Pengaliran air jumlah
1 2 3 4 5
2 hari 3 hari 4 hari 5hari 6 hari
6 62 15 3 2
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
7. Pestisida
Pestisida dalam pengguaan pada tambak bandeng digunakan
untuk membunuh ikan-ikan selain bandeng, karena bisa mengganggu
pertumbuhan bandeng. Banyaknya pestisida yang digunakan petani
tambak bandeng responden dapat dilihat pada tabel 1.13 dibawah ini:
Tabel 1.15 jumlah pestisida yang digunakan petani tambak
bandeng responden (dalam liter)
No Penggunaan Pestisida (lt)
Jumlah Responden
1.
2.
3.
4.
Dibawah 0,9
1-1,9
2-2,9
3 keatas
0
5
43
40
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
8. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling penting
dalam usaha tambak bandeng menurut penelitian yang telah dilakukan
terhadap petani tambak di Kabupaten Pati ini, tenaga kerja yang
61
digunakan dalam proses produksi, hampir seluruhnya merupakan tenaga
kerja sendiri , karena penguasaan lahan yang kecil pada rata-rata petani
tambak bandeng responden. Petani tambak bandeng responden
mengerjakan sendiri keseluruhan proses produksi dari pengeringan
lahan, pemupukan, pengobatan, penebaran benih dan pengolahan tanah,
setelah akan dipanen petani responden menggunakan tenaga kerja
tambahan.
Tabel 1.16 Jumlah Tenaga Kerja Orang Yang Dipergunakan
Untuk Panen Tambak Bandeng Per Hektar
No Jumlah tenaga kerja per ha Jumlah responden
1.
2.
3.
4.
5.
Dibawah 14
15-19
20-24
25-29
30 keatas
15
31
26
12
4
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
Berdasarkan tabel diatas bahwa petani tambak respondeng
paling banyak paling banyak bekerja pada 15-19 tenaga kerja selama
proses produksi bandeng.
9. Produksi Ikan Bandeng
Petani tambak bandeng pada umumnya melakukan proses
produksi selama ± 6 bulan. Awal mulai proses produksi tidak dapat
ditentukan, tergantung strategi dari para petani tambak agar pada saat
panen harga jual bandeng tinggi. Harga jual ikan bandeng dipasar
tempat pelelangan ikan (TPI) tinggi rendahnya dipengaruhi oleh
62
penawaran ikan bandeng di TPI dan permintaan konsumen. Data
mengenai produksi ikan bandeng dari petani tambak responden di
Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 1.17 berikut ini.
Tabel 1.17 Produksi ikan bandeng dalam satu kali masa panen
No Jumlah Produksi Dalam satu kali masa panen
(Kg)
Jumlah responden
1
2
3
Dibawah 999
1000-1999
2000 keatas
15
48
25
Sumber: Data Primer 2009, Diolah
Menurut tabel 1.17 beberapa kelompok petani tambak
responden dengan tingkat output/produksi ikan bandeng yang berbeda-
beda. Sebagian besar responden memproduksi ikan bandeng 1000
sampai 2000 kg.
C. Analisis Data Dengan Metode DEA
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari pemberian
kuisioner kepada para petani tambak bandeng di Kabupaten Pati yang terdiri
dari 4 Desa di 2 Kecamatan. Data yang diambil berdasarkan variabel yang
akan digunakan dalam pengukuran antara lain:
1. Efisiensi Teknis
a. Variabel input :
1) Luas lahan tambak (LLH)
2) Bibit bandeng/nener (BBT)
3) Pupuk (PPK)
63
4) Pakan tambahan(PT)
5) Pestisida (PEST)
6) Tenaga kerja (TK)
b. Variabel output: Produksi tambak bandeng (PROD)
2. Efisiensi Revenue
a. Variabel input
1) Luas lahan tambak (LLH)
2) Biaya lahan tambak (PLLH)
3) Bibit bandeng/nener (BBT)
4) Biaya bibit bandeng/nener (PBBT)
5) Pupuk (PPK)
6) Biaya Pupuk (PPPK)
7) Pakan tambahan(PT)
8) Biaya Pakan tambahan(PPT)
9) Pestisida (PEST)
10) Biaya Pestisida (PPEST)
11) Tenaga kerja (TK)
12) Biaya Tenaga kerja (PTK)
b. Variabel output
1) Produksi tambak bandeng (PROD)
2) Harga Produksi tambak bandeng (PPROD)
Hasil olahan DEA dari data yang di peroleh adalah sebagai berikut:
64
1. Efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi.
Tabel 1.18 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi
Responden Tehnis (%)
Revenue (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef. Ekonomi (%)
AA BA CA DA EA FA GA HA IA JA KA LA MA NA OA PA RA SA TA UA VA WA XA YA AB BB CB DB EB FB GB HB IB JB
73.85 69.14 95.14 93.87
100 60.5
87.61 59.1
95.17 100
77.94 69.38 81.77 94.79 92.99 84.62
85 100 96.3
89.08 86.3
68.57 100
94.74 89.35
92 100
79.01 87.93
100 88.18 93.18 91.19 72.18
86.67 80
100 100 100 100 100
93.33 98.67
100 100
86.67 91.97
100 100 100
98.82 100 100
97.69 97.31
100 100 100
99.26 98.61
100 97.52 99.56
100 100 100 100 100
71.01 70.01 63.59 64.45 60.5 100
69.05 95.54 62.72 60.5
77.62 75.57 68.04 63.82 65.06 71.49 70.33 60.5
62.82 66.34 68.21 88.23 60.5
63.85 67.21 64.84 60.5
74.67 68.50 60.5
68.60 64.92 66.34 83.81
90.25 86.69 98.89 98.64
100 100
97.61 96.34 98.37
100 96.92 90.31 93.34 98.82 98.47 97.26 96.78
100 99.14 96.83 96.27 97.69
100 98.81 97.54 97.72
100 95.75 97.46
100 97.68 98.51 98.15 97.19
65
KB LB MB NB OB PB QB RB SB TB UB VB WB XB YB AC BC CC DC EC FC GC HC IC JC KC LC MC NC OC PC QC RC SC TC UC VC WC XC AD BD CD
96.97 64.6 100
89.16 81.25 77.58
100 100
76.19 69.44 79.01
100 100 100 100
88.12 99.13 69.59
80 64.86 94.74 66.73 75.68 76.19 91.97 78.55 94.74
100 100
79.25 84.82
100 78.62 89.55 94.74 78.83 82.35
100 94.81
90 100
88.07
100 93.57
100 100
86.29 90.91
100 100 100
78.95 89.7 100 100 100 100 100 100 100 100
94.17 99.57 93.33
100 85.71
100 100 100 100 100 100
97.19 100 100
96.81 100 99.3 100 100 100
98.58 100 100
62.39 87.63 60.5
67.85 64.25 70.89 60.5 60.5
79.40 68.78 68.68 60.5 60.5 60.5 60.5
68.65 61.03 86.93 75.62 87.83 63.58 84.61 79.94 68.05 65.78 77.02 63.85 60.5 60.5
76.34 69.32 60.5
76.95 65.40 63.85 76.21 73.46 60.5
63.81 66.26 60.5
68.69
99.28 94.84
100 97.82 90.65 92.51
100 100
96.94 86.12 92.02
100 100 100 100
97.67 99.78 97.52 96.96 95.14 98.64 94.29 96.96 89.87 98.28 96.92 98.81
100 100
96.94 96.03
100 96.93 96.54 98.81 96.59 97.08
100 98.82 97.36
100 97.67
66
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA 2009.
Data diatas menunjukkan sebanyak 25 petani tambak bandeng
sudah efisien secara teknis, sedangkan 63 petani tambak bandeng lainnya
belum efisien secara teknis. Secara alokatif hanya 1 petani tambak
bandeng yang efisien sedangkan yang lainnya belum efisien. Menurut
efisiensi ekonomi sebanyak 26 petani tambak bandeng sudah efisien
sedangkan yang lain belum efisien.
Berdasarkan hasil olahan data secara keseluruhan menggunakan
DEA, kemudian dikelompokkan dan dicari rata-rata efisiensi teknis,
alokatif dan ekonomi diantara variabel faktor produksi (input) yang
mempengaruhi produksi (output) tambak bandeng di Kabupaten Pati:
a. Luas lahan
Berdasarkan hasil olahan DEA dapat diketahui Luas lahan yang
lebih dari 2 ha, jika dilihat dari efisiensi teknis lebih efisien yaitu
sebesar 90,69%. Jika dilihat dari efisiensi alokatif yang paling efisien
adalah lahan yang luasnya 0,5-0,9 ha yaitu sebesar 72,87%. Jika dilihat
DD ED FD GD HD ID JD KD LD MD ND OD
100 91.22
100 100
79.17 94.46
100 99.06
100 97.3 100 100
100 100 100 100
96.67 100 100 100 100 100 100 100
60.5 66.32 60.5 60.5
73.87 64.04 60.5
61.07 60.5
62.17 60.5 60.5
100 98.15
100 100
95.35 98.76
100 99.77
100 99.36
100 100
67
dari efisiensi ekonomi, lahan yang paling efisien adalah lahan yang
mempunyai luas 0,5-0,9 ha yaitu sebesar 99,02%.
Tabel 1.19 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Luas Lahan
No Luas Lahan (Ha)
Ef. Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef.ekonomi (%)
1
2
3
4
0,5-0,9
1-1,4
1,5-1,9
2+
86,05
87,76
87,03
90,68
72,86
69,13
68,44
66,1
99,01
97,76
96,86
97,69
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
b. Jenis lahan
Jenis lahan tambak bandeng dalam penelitian ini ada 2 yaitu
tambak layah dan tambak biasa. Jika dilihat dari efisiensi teknis rata-
rata yang paling efisien adalah jenis tambak biasa dengan tingkat
efisiensi sebesar 89,56%. Secara alokatif jenis lahan tambak yang
paling efisien adalah tambak layah yaitu sebesar 67,75%. Secara
ekonomi jenis lahan tambak yang paling efisien adalah tambak biasa
sebesar 98,01%.
Tabel 1.20 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Jenis Lahan
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
No Jenis Tambak
Ef. Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef. Ekonomi (%)
1
2
tambak layah
tambak biasa
86,91
89,55
68,52
67,75
96,84
98,01
68
c. Status kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan tambak bandeng dalam penelitian ini
dibedakan dalam 3 kepemilikan yaitu milik sendiri, sewa dan pinjaman
keluarga. Lahan tambak bandeng menurut efisiensi teknis yang paling
efisien adalah berdasarkan status kepemilikan sewa, yaitu sebesar
90,46%. Menurut efisiensi alokatif yang paling efisien adalah lahan
yang berdasarkan status pinjaman keluarga, yaitu sebesar 68,37%.
Dilihat dari efisiensi ekonomi lahan tambak yang berdasarkan status
milik sendiri adalah yang paling efisien, yaitu sebesar 97,93%.
Tabel 1.21 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Status Kepemilikan Lahan
S
u
mber: Data primer dan hasil olahan DEA.
d. Pupuk yang digunakan
No Status lahan Ef.Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef.Ekonomi (%)
1
2
3
Pinjaman kel.
Milik sendiri
sewa
88,85
90,46
86,03
68,32
65,74
68,36
97,92
97,32
96,20
69
Pupuk yang digunakan oleh para petani tambak bandeng adalah
pupuk urea dan TSP. Jika dilihat dari efisiensi teknis, rata-rata
penggunaan pupuk yang paling efisien adalah TSP yaitu sebesar
92,22%. Penggunaan pupuk menurut efisiensi alokatif yang paling
efisien adalah urea yaitu sebesar 67,34%. Berdasarkan efisiensi
ekonomi yang paling efisien adalah TSP yaitu sebesar 97,95%.
Tabel 1.22 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Pupuk yang Digunakan
No Jenis pupuk Ef. teknis Ef. alokatif Ef. ekonomi 1
2
urea
TSP
89,80
92,22
67,34
64,99
97,91
97,95
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
e. Jenis pakan yang digunakan
Petani tambak bandeng dikabupaten Pati dalam penelitian ini
menggunakan pakan tambahan yaitu pelet, karak, dan roti busuk. Petani
tambak bandeng yang menggunakan pakan tambahan roti busuk secara
teknis lebih efisien yaitu sebesar 92,04%. Berdasarkan efisiensi alokatif
pakan tambahan karak lebuh efisien yaitu sebesar 71,79%. Jika dilihat
dari efisiensi ekonomi penggunaan pakan tambahan yang paling efisien
adalah roti busuk yaitu sebesar 98,31%.
Tabel 1.23 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Jenis Pakan yang Digunakan
No Jenis pakan Ef. Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef. Ekonomi (%)
1
2
Pelet
Karak
86,61
82,87
69,56
71,79
97,31
96,36
70
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
f. Pengeringan lahan
Petani tambak bandeng di Kabupaten Pati ada yang melakukan
pengeringan lahan dan ada juga yang tidak. Secara teknis petani yang
tidak melakukan pengeringan lahan lebih efisien sebesar 88,79%.
Secara alokatif petani yang tidak melakukan pengeringan lahan lebih
efisien sebesar 68,08%. Secara ekonomi petani yang tidak melakukan
pengeringan lahan lebih efisien sebesar 97,74%.
Tabel 1.24 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Pengeringan Lahan
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
Peneliti juga menganalisis pengeringan lahan berdasarkan lama
waktu pengeringan. Secara teknis pengeringan lahan yang dilakukan 2
minggu lebih efisien sebesar 96,89%. Secara alokatif pengeringan lahan
selama 1 minggu lebih efisien sebesar 70,15%. Secara ekonomi
pengeringan lahan selama 2 minggu lebih efisien sebesar 99,31%. Tabel
3 Roti busuk 92,04 65,74 98,31
No Pengeringan lahan
Ef. Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef.Ekonomi (%)
1
2
Ya
tidak
88,13
88,79
68,05
68,08
97,31
97,74
71
1.25 berikut menjelaskan tentang pengeringan lahan berdasarkan lama
waktu pengeringan lahan.
Tabel 1.25 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Waktu Pengeringan Lahan
No Waktu pengeringan
Ef. Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef. Ekonomi (%)
1
2
3
1 minggu
2 minggu
3 minggu
84,82
96,89
94,46
70,15
62,49
64,04
96,56
99,31
98,75
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA.
g. Pengaliran air ke dalam tambak berdasar waktu
Petani tambak bandeng mengalirkan air laut ke dalam tambak
dihitung dalam satuan hari selama 2 minggu. Secara efisiensi teknis
pengaliran air yang paling efisien adalah 2 hari, nilai efisiensinya
97,49%. Secara efisiensi alokatif yang paling efisien adalah 3 hari yaitu
sebesar 69,43%. Secara efisiensi ekonomi yang paling efisien adalah 2
hari sebesar 99,44%.
Tabel 1.26 Efisiensi Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Berdasarkan
Waktu Pengaliran Air
No Pengaliran air (per 2 minggu)
Ef. Teknis (%)
Ef. Alokatif (%)
Ef. Ekonomi (%)
1
2
3
4
5
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
6 hari
97,49
86,86
90,04
89,81
97,4
62,10
69,42
66,57
63,26
62,15
99,43
97,37
97,58
95,37
99,41
72
Sumber: Data primer dan hasil olahan DEA
73
D. Analisa Data Biaya dan Penerimaan
Estimasi total biaya dan total penerimaan usaha tambak bandeng di
Kabupaten Pati dapat diketahui sebagai berikut.
Tabel 1.27 Jumlah Biaya Dan Total Penerimaan
objek Total Cost Total Revenue
AA
BA
CA
DA
EA
FA
GA
HA
IA
JA
KA
LA
MA
NA
OA
PA
RA
SA
TA
UA
VA
WA
XA
YA
AB
BB
CB
DB
EB
FB
GB
10115000
10435000
8645000
8880000
13265000
5300000
10235000
7645000
11165000
13660000
7110000
6195000
6635000
8525000
8365000
10895000
10925000
9355000
8901000
6585000
8755000
5995000
8135000
6485000
9115000
10375000
4960000
6740000
8785000
9720000
4755000
15600000
16500000
28600000
25200000
45000000
9000000
22500000
11200000
33600000
42000000
18200000
10400000
18200000
32200000
25500000
30000000
28000000
32200000
35000000
16800000
23800000
11200000
26000000
22500000
30800000
32200000
19500000
14000000
21000000
35000000
15000000
objek Total Cost Total Revenue
HB
IB
JB
KB
LB
MB
NB
OB
PB
QB
RB
SB
TB
UB
VB
WB
XB
YB
AC
BC
CC
DC
EC
FC
GC
HC
IC
JC
KC
LC
5660000
8440000
7780000
5845000
7430000
5390000
4530000
9735000
5810000
7155000
10255000
6645000
14260000
6390000
9700000
7755000
10660000
4855000
3530000
7425000
4130000
7735000
7245000
7575000
10495000
4170000
4965000
3470000
4725000
6505000
18000000
28000000
12000000
12000000
14000000
21000000
15600000
15600000
9600000
28000000
30000000
13000000
32500000
12000000
26000000
22500000
33600000
16800000
10500000
28000000
12000000
30000000
21000000
21000000
21000000
13500000
9600000
10500000
9800000
21000000
74
MC 3540000 14000000 objek Total
Cost Total Revenue
NC
OC
PC
QC
RC
SC
TC
UC
VC
WC
XC
AD
BD
CD
DD
ED
FD
GD
HD
ID
JD
KD
LD
MD
ND
OD
7095000
5145000
8105000
4930000
4960000
5985000
6515000
4080000
4050000
8655000
7610000
7035000
5985000
7210000
5610000
4700000
3390000
8275000
8340000
7470000
7365000
9340000
5020000
4030000
8480000
4070000
23800000
15000000
26000000
16800000
15000000
19500000
22500000
14000000
10500000
21000000
19500000
21000000
14000000
28000000
14000000
10400000
7200000
34500000
26000000
23400000
21000000
27000000
12000000
9600000
21000000
15600000 Sumber: Data Primer 2009, Diolah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil penghitungan dengan menggunakan DEA dari 88 responden, petani
yang paling efisiensi secara ekonomi sebanyak 26 petani tambak bandeng
sudah efisien sedangkan yang lain belum efisien.
2. Luas lahan yang paling efisien secara ekonomis adalah lahan yang luasnya
0,5-0,9 ha.
3. Jenis lahan tambak bandeng secara efisiensi ekonomi yang paling efisien
adalah jenis tambak biasa.
4. Status kepemilikan lahan tambak bandeng berdasar efisiensi ekonomi
lahan tambak yang berdasarkan status milik sendiri adalah yang paling
efisien.
5. Penggunaan pupuk yang paling efisien secara ekonomi adalah TSP.
6. Pakan tambahan roti busuk secara efisiensi ekonomi lebih efisien.
7. Petani yang tidak melakukan pengeringan lahan lebih efisien secara
ekonomis.
8. Pengeringan lahan secara efisiensi ekonomi yang dilakukan selama 2
minggu lebih efisien.
9. Pengaliran air secara efisiensi ekonomi yang paling efisien adalah 2 hari.
76
B. Saran
1. Bagi petani tambak bandeng yang melakukan pengeringan lahan
disarankan mengeringkannya selama 2 minggu.
2. Bagi petani tambak bandeng yang menggunakan pupuk disarankan
mencampur pupuk urea dengan TSP (2:1).
3. Bagi Petani tambak bandeng disarankan menggunakan pakan alami yaitu
dengan pupuk urea dan TSP dari pada menggunakan pakan tambahan,
karena biayanya lebih mahal.
4. Bagi petani tambak bandeng yang sudah efisien disarankan agar tetap
mempertahankan tingkat efisiensinya, dengan cara memanfaatkan input
yang sudah dimiliki.
5. Bagi petani tambak bandeng yang belum efisien disarankan agar
menggunakan input secara efisien, dengan cara menambah dan
mengurangi faktor produksi yang dianggap belum efisien.
6. Bagi petani tambak bandeng yang belum efisien dapat mengacu pada
petani tambak bandeng yang sudah mencapai efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Gusasi.2006. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Ternak Ayam
Potong Pada Skala Usaha Kecil
Sudarman, Ari.1989. Pengantar Ekonomi Mikro. BPFE UGM: Yogyakarta.
Biro Pusat Statistik.2009. Kabupaten Pati Dalam Angka 2009. Penerbit: BPS.
Pati.
Boediono.1996. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis. Penerbit BPFE UGM: Yogyakarta.
Coelli, Timothy J,Ds Persada Rao, Christopher J O’donnell,George E
Batesse.2005. An Intorduction To Efficiencyand Productivity Analysis.
Springer: New York.
Hadinata, Ivan dan Manurung Adler H (2000) “Penerapan Data Envelopment
Analysis (DEA) untuk mengukur Efisiensi Kinerja Reksadana Saham”.
Hendra Adiyatna.2001. Audit Kinerja Efisiensi Produksi Agro Industri Minuman
Teh.
Himawan Arif Sutanto. Data Envelopment Analysis (DEA). 21 April 2009.
Martosudarmo dan Ranoemiharjo.1992. Rekayasa Tambak. Penerbit PT.Penebar
Swadaya: Jakarta
Mubyarto.1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES: Jakarta.
Mudjiman, Ahmad.1991. Budidaya Bandeng di Tambak. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Murtidjo, Bambang.2002. Bandeng. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Nicholson, Walter.1994. Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Pindick, Robert.2007. Mikro Ekonomi. Penerbit PT. Indeks: Jakarta.
Riyanto, Guntur. 2009. Analisis Efisiensi Industri Gula Perbandingan Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Disertasi Program Doktor Ekonomi FE
UNIBRA: Malang.
Salvatoer, Dominick.1995. Teori Mikro Ekonomi edisi ke 3. Erlangga: Jakarta.
Soekartawi.1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. Penerbit LP3ES: Jakarta.
Sugiarto, dkk. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Sukirno, Sadono.2005. Mikroekonomi teori pengantar. PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
2
LAMPIRAN
Ketrangan variable: X1 : Luas Lahan X2 : Benih X3 : Pupuk X4 : Pakan Tambahan
X5 : Pestisida X6 : Tenaga Kerja Y : Output
Output maximisation radial model will be used Table of efficiencies (radial) 59.10 HA 60.50 FA 64.60 LB 64.86 EC 66.73 GC 68.57 WA 69.14 BA 69.38 LA 69.44 TB 69.59 CC 72.18 JB 73.85 AA 75.68 HC 76.19 IC 76.19 SB 77.58 PB 77.94 KA 78.55 KC 78.62 RC 78.83 UC 79.01 DB 79.01 UB 79.17 HD 79.25 OC 80.00 DC 81.25 OB 81.77 MA 82.35 VC 84.62 PA 84.82 PC 85.00 RA 86.30 VA 87.61 GA 87.93 EB 88.07 CD 88.12 AC 88.18 GB 89.08 UA 89.16 NB 89.35 AB 89.55 SC 90.00 AD 91.19 IB 91.22 ED 91.97 JC 92.00 BB 92.99 OA 93.18 HB 93.87 DA 94.46 ID 94.74 FC 94.74 LC 94.74 TC 94.74 YA 94.79 NA 94.81 XC 95.14 CA 95.17 IA 96.30 TA 96.97 KB 97.30 MD 99.06 KD 99.13 BC 100.00 BD 100.00 CB 100.00 DD 100.00 EA 100.00 FB 100.00 FD 100.00 GD 100.00 JA 100.00 JD 100.00 LD 100.00 MB 100.00 MC 100.00 NC 100.00 ND 100.00 OD 100.00 QB 100.00 QC 100.00 RB 100.00 SA 100.00 VB 100.00 WB 100.00 WC 100.00 XA 100.00 XB 100.00 YB
3
Table of target values Targets for Unit HA efficiency 59.10% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 16.7% 83.3% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1353.8 69.2% 59.1% Targets for Unit FA efficiency 60.50% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 116.7 41.7% 58.3% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.7 16.7% 83.3% -TK 15.0 13.5 10.0% 90.0% +PROD 600.0 991.7 65.3% 60.5% Targets for Unit LB efficiency 64.60% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 12.6% 87.4% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 17.8 11.0% 89.0% +PROD 1000.0 1548.1 54.8% 64.6% Targets for Unit EC efficiency 64.86% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 1.6% 98.4% -BBT 20000.0 19687.5 1.6% 98.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 681.3 31.9% 68.1% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 2312.5 54.2% 64.9% Targets for Unit GC efficiency 66.73% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 2.0% 98.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 650.0 650.0 0.0% 100.0% -PT 1450.0 560.9 61.3% 38.7%
4
-PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 2247.8 49.9% 66.7% Targets for Unit WA efficiency 68.57% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 383.3 23.3% 76.7% -PEST 2.0 1.6 20.8% 79.2% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1166.7 45.8% 68.6% Targets for Unit BA efficiency 69.14% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 6.0% 94.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 475.0 52.5% 47.5% -PEST 3.0 2.8 8.3% 91.7% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1446.4 44.6% 69.1% Targets for Unit LA efficiency 69.38% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.9 35.4% 64.6% -TK 16.0 12.9 19.4% 80.6% +PROD 800.0 1153.1 44.1% 69.4% Targets for Unit TB efficiency 69.44% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 3.0 0.0% 100.0% -BBT 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 600.0 25.0% 75.0% -PT 1000.0 780.0 22.0% 78.0% -PEST 5.0 3.3 34.0% 66.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 3600.0 44.0% 69.4% Targets for Unit CC efficiency 69.59% radial
5
VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 1.8% 98.2% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.6 17.9% 82.1% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1149.5 43.7% 69.6% Targets for Unit JB efficiency 72.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 11.5% 88.5% -BBT 20000.0 13281.3 33.6% 66.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 363.5 27.3% 72.7% -PEST 1.5 1.5 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1385.4 38.5% 72.2% Targets for Unit AA efficiency 73.85% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.2% 95.8% -BBT 15000.0 14375.0 4.2% 95.8% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 462.5 53.8% 46.3% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1625.0 35.4% 73.8% Targets for Unit HC efficiency 75.68% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.5% 99.5% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.0 34.8% 65.2% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 900.0 1189.3 32.1% 75.7% Targets for Unit IC efficiency 76.19% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 14500.0 3.3% 96.7% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0%
6
-TK 15.0 13.7 8.3% 91.7% +PROD 800.0 1050.0 31.3% 76.2% Targets for Unit SB efficiency 76.19% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 10000.0 33.3% 66.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.8 12.5% 87.5% -TK 16.0 14.0 12.5% 87.5% +PROD 1000.0 1312.5 31.3% 76.2% Targets for Unit PB efficiency 77.58% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.7% 95.3% -BBT 20000.0 14296.9 28.5% 71.5% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.5 1.1 55.6% 44.4% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1031.3 28.9% 77.6% Targets for Unit KA efficiency 77.94% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 14517.0 3.2% 96.8% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.0 33.1% 66.9% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1667.9 28.3% 77.9% Targets for Unit KC efficiency 78.55% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.8 0.8 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.6 48.1% 51.9% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 891.1 27.3% 78.6% Targets for Unit RC efficiency 78.62% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0%
7
-BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.2 41.9% 58.1% -TK 15.0 11.5 23.3% 76.7% +PROD 1000.0 1271.9 27.2% 78.6% Targets for Unit UC efficiency 78.83% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.9 2.7% 97.3% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1268.6 26.9% 78.8% Targets for Unit DB efficiency 79.01% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.7 43.7% 56.3% -TK 20.0 12.5 37.5% 62.5% +PROD 1000.0 1265.6 26.6% 79.0% Targets for Unit UB efficiency 79.01% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 10000.0 33.3% 66.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.7 43.7% 56.3% -TK 16.0 12.5 21.9% 78.1% +PROD 1000.0 1265.6 26.6% 79.0% Targets for Unit HD efficiency 79.17% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 473.7 40.8% 59.2% -PT 1000.0 484.2 51.6% 48.4% -PEST 3.0 2.1 29.8% 70.2% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2526.3 26.3% 79.2%
8
Targets for Unit OC efficiency 79.25% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 13917.2 7.2% 92.8% -PPK 350.0 350.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 1.9 5.8% 94.2% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1261.8 26.2% 79.2% Targets for Unit DC efficiency 80.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 1000.0 620.0 38.0% 62.0% -PEST 3.0 2.6 13.3% 86.7% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2500.0 25.0% 80.0% Targets for Unit OB efficiency 81.25% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.6 20.0% 80.0% -BBT 20000.0 14000.0 30.0% 70.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 20.4 2.9% 97.1% +PROD 1300.0 1600.0 23.1% 81.3% Targets for Unit MA efficiency 81.77% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 621.2 37.9% 62.1% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1400.0 1712.1 22.3% 81.8% Targets for Unit VC efficiency 82.35% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 0.8 15.0% 85.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0%
9
-PT 250.0 250.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.5 50.0% 50.0% -TK 15.0 10.0 33.3% 66.7% +PROD 700.0 850.0 21.4% 82.4% Targets for Unit PA efficiency 84.62% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 19545.5 2.3% 97.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 3.2 20.5% 79.5% -TK 30.0 21.3 29.1% 70.9% +PROD 2000.0 2363.6 18.2% 84.6% Targets for Unit PC efficiency 84.82% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 19994.1 0.0% 100.0% -PPK 650.0 650.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.1 28.8% 71.2% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2358.0 17.9% 84.8% Targets for Unit RA efficiency 85.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 750.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 22.8 8.8% 91.2% +PROD 2000.0 2352.9 17.6% 85.0% Targets for Unit VA efficiency 86.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 14933.3 0.4% 99.6% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1969.9 15.9% 86.3% Targets for Unit GA efficiency 87.61% radial
10
VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 621.2 37.9% 62.1% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1712.1 14.1% 87.6% Targets for Unit EB efficiency 87.93% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 19.6 2.1% 97.9% +PROD 1500.0 1705.9 13.7% 87.9% Targets for Unit CD efficiency 88.07% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 4.7% 95.3% -BBT 20000.0 19062.5 4.7% 95.3% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 677.1 32.3% 67.7% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2270.8 13.5% 88.1% Targets for Unit AC efficiency 88.12% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 0.8 21.0% 79.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.0 50.8% 49.2% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 794.3 13.5% 88.1% Targets for Unit GB efficiency 88.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 2.9% 97.1% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 330.8 33.8% 66.2%
11
-PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 12.0 12.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1134.1 13.4% 88.2% Targets for Unit UA efficiency 89.08% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.8 40.3% 59.7% -TK 20.0 15.6 22.1% 77.9% +PROD 1200.0 1347.1 12.3% 89.1% Targets for Unit NB efficiency 89.16% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 183.3 8.3% 91.7% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 1.6 18.3% 81.7% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1345.8 12.2% 89.2% Targets for Unit AB efficiency 89.35% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1121.2 25.3% 74.7% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2462.1 11.9% 89.4% Targets for Unit SC efficiency 89.55% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 5.6% 94.4% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 491.7 1.7% 98.3% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1675.0 11.7% 89.6% Targets for Unit AD efficiency 90.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED
12
-LLH 2.0 1.5 25.0% 75.0% -BBT 20000.0 15000.0 25.0% 75.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 466.7 53.3% 46.7% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 17.0 17.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1666.7 11.1% 90.0% Targets for Unit IB efficiency 91.19% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 681.8 31.8% 68.2% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2193.2 9.7% 91.2% Targets for Unit ED efficiency 91.22% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 154.4 80.7% 19.3% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.0 66.6% 33.4% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 877.0 9.6% 91.2% Targets for Unit JC efficiency 91.97% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 0.7 32.6% 67.4% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 1.3 35.5% 64.5% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 761.1 8.7% 92.0% Targets for Unit BB efficiency 92.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 500.0 9.1% 90.9% -PT 500.0 400.0 20.0% 80.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 21.0 16.0% 84.0%
13
+PROD 2300.0 2500.0 8.7% 92.0% Targets for Unit OA efficiency 92.99% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.4 18.8% 81.2% -TK 20.0 16.5 17.5% 82.5% +PROD 1700.0 1828.1 7.5% 93.0% Targets for Unit HB efficiency 93.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 10205.3 15.0% 85.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.0 19.6% 80.4% -TK 15.0 14.2 5.2% 94.8% +PROD 1200.0 1287.9 7.3% 93.2% Targets for Unit DA efficiency 93.87% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 22.0 18.8 14.7% 85.3% +PROD 1800.0 1917.6 6.5% 93.9% Targets for Unit ID efficiency 94.46% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 451.1 9.8% 90.2% -PEST 2.0 1.8 10.0% 90.0% -TK 17.0 17.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1905.6 5.9% 94.5% Targets for Unit FC efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.4 31.3% 68.7% -BBT 18000.0 13750.0 23.6% 76.4%
14
-PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 458.3 38.9% 61.1% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit LC efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 8.3% 91.7% -BBT 18000.0 13750.0 23.6% 76.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 458.3 54.2% 45.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit TC efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.4 31.3% 68.7% -BBT 20000.0 13750.0 31.3% 68.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 458.3 8.3% 91.7% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit YA efficiency 94.74% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 8.3% 91.7% -BBT 15000.0 13750.0 8.3% 91.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 458.3 54.2% 45.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1583.3 5.6% 94.7% Targets for Unit NA efficiency 94.79% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 27.6 7.8% 92.2% +PROD 2300.0 2426.5 5.5% 94.8%
15
Targets for Unit XC efficiency 94.81% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.4 29.5% 70.5% -BBT 20000.0 14109.6 29.5% 70.5% -PPK 350.0 171.2 51.1% 48.9% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 1.8 40.9% 59.1% -TK 13.0 13.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1582.2 5.5% 94.8% Targets for Unit CA efficiency 95.14% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 1.6% 98.4% -BBT 20000.0 19687.5 1.6% 98.4% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1300.0 681.2 47.6% 52.4% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2312.5 5.1% 95.1% Targets for Unit IA efficiency 95.17% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 2.2 45.9% 54.1% -TK 25.0 22.0 12.0% 88.0% +PROD 2400.0 2521.9 5.1% 95.2% Targets for Unit TA efficiency 96.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 230.0 230.0 0.0% 100.0% -PT 1200.0 916.2 23.6% 76.4% -PEST 4.0 3.1 23.0% 77.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2596.1 3.8% 96.3% Targets for Unit KB efficiency 96.97% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.7% 95.3% -BBT 20000.0 14296.9 28.5% 71.5% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0%
16
-PEST 2.5 1.1 55.6% 44.4% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1031.3 3.1% 97.0% Targets for Unit MD efficiency 97.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.3 1.0 22.2% 77.8% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 8.3 16.9% 83.1% +PROD 800.0 822.2 2.8% 97.3% Targets for Unit KD efficiency 99.06% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 377.0 52.9% 47.1% -PT 700.0 454.0 35.1% 64.9% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1817.0 0.9% 99.1% Targets for Unit BC efficiency 99.13% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 18882.4 5.6% 94.4% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 24.3 2.8% 97.2% +PROD 2000.0 2017.6 0.9% 99.1% Targets for Unit BD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -TK 11.0 11.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED
17
-LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% Targets for Unit DD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit EA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 3.0 0.0% 100.0% -BBT 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% -PPK 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 100.0 100.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0%
18
+PROD 600.0 600.0 0.0% 100.0% Targets for Unit GD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.5 2.5 0.0% 100.0% -BBT 25000.0 25000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 900.0 900.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 550.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit LD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0%
19
-PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1700.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ND efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PPK 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0%
20
Targets for Unit QB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit QC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% Targets for Unit RB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit SA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% Targets for Unit VB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0%
21
-PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.2 1.2 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PPK 1400.0 1400.0 0.0% 100.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -TK 27.0 27.0 0.0% 100.0% +PROD 2400.0 2400.0 0.0% 100.0% Targets for Unit YB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0%
22
-BBT 9000.0 9000.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0%
23
Ketrangan harga variable: PX1 : Harga Luas Lahan PX2 : Harga Benih PX3 : Harga Pupuk PX4 : Harga Pakan Tambahan
PX5 : Harga Pestisida PX6 : Harga Tenaga Kerja PY : Harga Output
Output maximisation radial model will be used Table of efficiencies (radial) 78.95 TB 80.00 BA 85.71 IC 86.29 OB 86.67 AA 86.67 LA 90.91 PB 91.97 MA 92.96 UB 93.33 GC 93.33 HA 93.57 LB 94.17 EC 94.55 PC 96.67 HD 96.81 SC 97.32 VA 97.69 UA 97.80 DB 98.58 AD 98.61 BB 98.63 RA 98.67 IA 99.26 AB 99.29 FC 99.30 UC 99.56 EB 100.00 AC 100.00 BC 100.00 BD 100.00 CA 100.00 CB 100.00 CC 100.00 CD 100.00 DA 100.00 DC 100.00 DD 100.00 EA 100.00 ED 100.00 FA 100.00 FB 100.00 FD 100.00 GA 100.00 GB 100.00 GD 100.00 HB 100.00 HC 100.00 IB 100.00 ID 100.00 JA 100.00 JB 100.00 JC 100.00 JD 100.00 KA 100.00 KB 100.00 KC 100.00 KD 100.00 LC 100.00 LD 100.00 MB 100.00 MC 100.00 MD 100.00 NA 100.00 NB 100.00 NC 100.00 ND 100.00 OA 100.00 OC 100.00 OD 100.00 PA 100.00 QB 100.00 QC 100.00 RB 100.00 RC 100.00 SA 100.00 SB 100.00 TA 100.00 TC 100.00 VB 100.00 VC 100.00 WA 100.00 WB 100.00 WC 100.00 XA 100.00 XB 100.00 XC 100.00 YA 100.00 YB Table of target values Targets for Unit TB efficiency 78.95% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 2.8 8.3% 91.7%
24
-PLLH 18000000.0 16500000.0 8.3% 91.7% -BBT 30000.0 27500.0 8.3% 91.7% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 753.3 5.8% 94.2% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 1000.0 950.0 5.0% 95.0% -PPT 2000.0 1433.3 28.3% 71.7% -PEST 5.0 4.7 6.7% 93.3% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 29.7 1.1% 98.9% -PTK 40000.0 40000.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 3166.7 26.7% 78.9% +PPROD 13000.0 16666.7 28.2% 78.0% Targets for Unit BA efficiency 80.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 15.5% 84.5% -PLLH 9000000.0 7345238.1 18.4% 81.6% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 19.0 68.4% 31.6% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 641.7 35.8% 64.2% -PPT 4600.0 2333.3 49.3% 50.7% -PEST 3.0 2.5 16.7% 83.3% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1250.0 25.0% 80.0% +PPROD 12000.0 15000.0 25.0% 80.0% Targets for Unit IC efficiency 85.71% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.0 33.3% 66.7% -PLLH 7500000.0 5000000.0 33.3% 66.7% -BBT 15000.0 8000.0 46.7% 53.3% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 1000.0 25.0% 80.0% +PPROD 12000.0 14000.0 16.7% 85.7% Targets for Unit OB efficiency 86.29% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.7 16.7% 83.3% -PLLH 12000000.0 9426356.6 21.4% 78.6%
25
-BBT 20000.0 15666.7 21.7% 78.3% -PBBT 50.0 19.4 61.2% 38.8% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3300.8 28.2% 71.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 18.8 10.5% 89.5% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1506.6 15.9% 86.3% +PPROD 12000.0 13907.0 15.9% 86.3% Targets for Unit AA efficiency 86.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.4 4.8% 95.2% -PLLH 9000000.0 8423076.9 6.4% 93.6% -BBT 15000.0 13846.2 7.7% 92.3% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 884.6 11.5% 88.5% -PPT 4600.0 1144.2 75.1% 24.9% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 14.3 10.8% 89.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1384.6 15.4% 86.7% +PPROD 13000.0 15000.0 15.4% 86.7% Targets for Unit LA efficiency 86.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5371794.9 10.5% 89.5% -BBT 8000.0 7371.8 7.9% 92.1% -PBBT 20.0 18.1 9.3% 90.7% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 497.4 0.5% 99.5% -PPT 4600.0 1628.2 64.6% 35.4% -PEST 3.0 2.4 20.9% 79.1% -PPEST 60000.0 50000.0 16.7% 83.3% -TK 16.0 13.7 14.3% 85.7% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 923.1 15.4% 86.7% +PPROD 13000.0 15000.0 15.4% 86.7% Targets for Unit PB efficiency 90.91% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 13.3% 86.7% -PLLH 9000000.0 6800000.0 24.4% 75.6% -BBT 20000.0 11400.0 43.0% 57.0%
26
-PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 240.0 20.0% 80.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.5 1.4 44.0% 56.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 880.0 10.0% 90.9% +PPROD 12000.0 13200.0 10.0% 90.9% Targets for Unit MA efficiency 91.97% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 949.4 5.1% 94.9% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 47777.0 4.4% 95.6% -TK 20.0 16.2 18.9% 81.1% -PTK 30000.0 28666.2 4.4% 95.6% +PROD 1400.0 1522.3 8.7% 92.0% +PPROD 13000.0 14135.2 8.7% 92.0% Targets for Unit UB efficiency 92.96% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5654813.0 5.8% 94.2% -BBT 15000.0 8851.6 41.0% 59.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2116.2 54.0% 46.0% -PEST 3.0 2.1 31.5% 68.5% -PPEST 50000.0 43781.9 12.4% 87.6% -TK 16.0 14.1 12.1% 87.9% -PTK 30000.0 26269.2 12.4% 87.6% +PROD 1000.0 1075.8 7.6% 93.0% +PPROD 12000.0 12909.3 7.6% 93.0% Targets for Unit GC efficiency 93.33% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.6 21.7% 78.3% -PLLH 10000000.0 9133928.6 8.7% 91.3% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 25.4 57.7% 42.3%
27
-PPK 650.0 107.1 83.5% 16.5% -PPPK 1200.0 160.7 86.6% 13.4% -PT 1450.0 933.0 35.7% 64.3% -PPT 2000.0 1000.0 50.0% 50.0% -PEST 3.0 2.1 28.9% 71.1% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 15.7 21.7% 78.3% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1607.1 7.1% 93.3% +PPROD 14000.0 15000.0 7.1% 93.3% Targets for Unit HA efficiency 93.33% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.1 26.8% 73.2% -PLLH 9000000.0 5785714.3 35.7% 64.3% -BBT 10000.0 8571.4 14.3% 85.7% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 357.1 28.6% 71.4% -PPT 4600.0 1803.6 60.8% 39.2% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 11.0 26.8% 73.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 857.1 7.1% 93.3% +PPROD 14000.0 15000.0 7.1% 93.3% Targets for Unit LB efficiency 93.57% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 14.1% 85.9% -PLLH 9000000.0 6610804.0 26.5% 73.5% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 21.5 57.0% 43.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 465.4 61.2% 38.8% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2023.8 56.0% 44.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 13.1 34.5% 65.5% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1068.7 6.9% 93.6% +PPROD 14000.0 14961.9 6.9% 93.6% Targets for Unit EC efficiency 94.17% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 3.3% 96.7% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 19203.5 4.0% 96.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0%
28
-PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 599.6 40.0% 60.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.2 26.7% 73.3% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 17.3 17.5% 82.5% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1592.9 6.2% 94.2% +PPROD 14000.0 14867.3 6.2% 94.2% Targets for Unit PC efficiency 94.55% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 3.2% 96.8% -PLLH 11000000.0 11000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 18747.3 6.3% 93.7% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 650.0 624.0 4.0% 96.0% -PPPK 1200.0 1064.6 11.3% 88.7% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.5 16.6% 83.4% -PPEST 50000.0 47880.9 4.2% 95.8% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2115.3 5.8% 94.6% +PPROD 13000.0 13749.1 5.8% 94.6% Targets for Unit HD efficiency 96.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.8 9.7% 90.3% -PLLH 10000000.0 9999467.7 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 17503.5 12.5% 87.5% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 457.0 42.9% 57.1% -PPPK 1200.0 1146.8 4.4% 95.6% -PT 1000.0 518.5 48.2% 51.8% -PPT 1000.0 999.7 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 47784.0 4.4% 95.6% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 28670.4 4.4% 95.6% +PROD 2000.0 2068.8 3.4% 96.7% +PPROD 13000.0 13447.0 3.4% 96.7% Targets for Unit SC efficiency 96.81% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.3 10.0% 90.0% -PLLH 7500000.0 7064479.5 5.8% 94.2% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 33.0 34.1% 65.9% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1083.5 9.7% 90.3%
29
-PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.8 6.8% 93.2% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 17.8 11.2% 88.8% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1549.4 3.3% 96.8% +PPROD 13000.0 13744.3 5.7% 94.6% Targets for Unit VA efficiency 97.32% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 8713712.9 3.2% 96.8% -BBT 15000.0 13668.6 8.9% 91.1% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 786.3 34.5% 65.5% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3259.2 29.1% 70.9% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 18.3 8.4% 91.6% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1746.9 2.8% 97.3% +PPROD 14000.0 14385.8 2.8% 97.3% Targets for Unit UA efficiency 97.69% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5823042.3 2.9% 97.1% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 859.5 28.4% 71.6% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2908.7 36.8% 63.2% -PEST 3.0 2.6 12.6% 87.4% -PPEST 50000.0 49009.1 2.0% 98.0% -TK 20.0 16.2 18.8% 81.2% -PTK 30000.0 29405.5 2.0% 98.0% +PROD 1200.0 1228.4 2.4% 97.7% +PPROD 14000.0 14331.6 2.4% 97.7% Targets for Unit DB efficiency 97.80% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 5459459.5 9.0% 91.0% -BBT 10000.0 8603.6 14.0% 86.0% -PBBT 60.0 46.3 22.9% 77.1% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0%
30
-PPT 4600.0 3927.9 14.6% 85.4% -PEST 3.0 2.8 7.1% 92.9% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 13.5 32.7% 67.3% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1022.5 2.3% 97.8% +PPROD 14000.0 14315.3 2.3% 97.8% Targets for Unit AD efficiency 98.58% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 4.2% 95.8% -PLLH 10000000.0 9885075.4 1.1% 98.9% -BBT 20000.0 19155.7 4.2% 95.8% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 549.8 45.0% 55.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 47889.1 4.2% 95.8% -TK 17.0 16.0 5.7% 94.3% -PTK 30000.0 28733.5 4.2% 95.8% +PROD 1500.0 1521.6 1.4% 98.6% +PPROD 14000.0 14201.4 1.4% 98.6% Targets for Unit BB efficiency 98.61% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 2.5% 97.5% -PLLH 12000000.0 11408450.7 4.9% 95.1% -BBT 20000.0 19211.3 3.9% 96.1% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 480.3 12.7% 87.3% -PPPK 1200.0 1081.7 9.9% 90.1% -PT 500.0 439.4 12.1% 87.9% -PPT 4600.0 4245.1 7.7% 92.3% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 20.3 18.8% 81.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2332.4 1.4% 98.6% +PPROD 14000.0 14197.2 1.4% 98.6% Targets for Unit RA efficiency 98.63% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.8 9.4% 90.6% -PLLH 12000000.0 10866480.0 9.4% 90.6% -BBT 20000.0 17592.9 12.0% 88.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 750.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3067.9 33.3% 66.7%
31
-PEST 3.0 2.9 2.3% 97.7% -PPEST 50000.0 49707.4 0.6% 99.4% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2027.7 1.4% 98.6% +PPROD 14000.0 14194.1 1.4% 98.6% Targets for Unit IA efficiency 98.67% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 11820200.5 1.5% 98.5% -BBT 20000.0 19054.5 4.7% 95.3% -PBBT 60.0 27.1 54.9% 45.1% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1081.0 9.9% 90.1% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 3911.5 15.0% 85.0% -PEST 4.0 2.4 40.2% 59.8% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 21.8 12.8% 87.2% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2400.0 2432.4 1.4% 98.7% +PPROD 14000.0 14189.1 1.4% 98.7% Targets for Unit AB efficiency 99.26% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.9 2.6% 97.4% -PLLH 12000000.0 11686567.2 2.6% 97.4% -BBT 20000.0 19477.6 2.6% 97.4% -PBBT 20.0 15.5 22.4% 77.6% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1000.0 33.3% 66.7% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 2.9 3.5% 96.5% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 28.4 5.2% 94.8% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2216.4 0.7% 99.3% +PPROD 14000.0 14104.5 0.7% 99.3% Targets for Unit FC efficiency 99.29% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 1.7 16.8% 83.2% -PLLH 10000000.0 9264285.7 7.4% 92.6% -BBT 18000.0 16642.9 7.5% 92.5% -PBBT 20.0 17.1 14.4% 85.6% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 750.0 750.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 1216.4 39.2% 60.8% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0%
32
-PPEST 50000.0 47857.1 4.3% 95.7% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 28928.6 3.6% 96.4% +PROD 1500.0 1510.7 0.7% 99.3% +PPROD 14000.0 14100.0 0.7% 99.3% Targets for Unit UC efficiency 99.30% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 1.4% 98.6% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1054.8 12.1% 87.9% -PT 500.0 120.8 75.8% 24.2% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 49714.5 0.6% 99.4% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 29828.7 0.6% 99.4% +PROD 1000.0 1007.0 0.7% 99.3% +PPROD 14000.0 14098.1 0.7% 99.3% Targets for Unit EB efficiency 99.56% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 8438750.0 6.2% 93.8% -BBT 15000.0 14437.5 3.7% 96.3% -PBBT 50.0 31.6 36.9% 63.1% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 2314.8 49.7% 50.3% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 18.8 6.2% 93.8% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1506.6 0.4% 99.6% +PPROD 14000.0 14061.3 0.4% 99.6% Targets for Unit AC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0%
33
-TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit BC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit BD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 11.0 11.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0%
34
-PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2200.0 2200.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit CD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0%
35
+PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit DA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% -PTK 35000.0 35000.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit DC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 22.0 22.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit DD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0%
36
+PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit EA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PLLH 18000000.0 18000000.0 0.0% 100.0% -BBT 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 40000.0 40000.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ED efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.7 0.7 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 600.0 600.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0%
37
Targets for Unit FB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit FD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 100.0 100.0 0.0% 100.0% -PPPK 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 600.0 600.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit GA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 1000.0 78.3% 21.7% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 15.0 25.0% 75.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0%
38
Targets for Unit GB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 12.0 12.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit GD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit HB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit HC efficiency 100.00% radial
39
VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 900.0 900.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit IB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ID efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 17.0 17.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED
40
-LLH 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PLLH 15000000.0 15000000.0 0.0% 100.0% -BBT 25000.0 25000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 900.0 900.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 40000.0 40000.0 0.0% 100.0% +PROD 3000.0 3000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit JD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0%
41
-PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 550.0 550.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 8000000.0 11.1% 88.9% -BBT 20000.0 15000.0 25.0% 75.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 200.0 33.3% 66.7% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.5 1.0 60.0% 40.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 0.8 0.8 0.0% 100.0% -PLLH 4000000.0 4000000.0 0.0% 100.0%
42
-BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 400.0 400.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit KD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PBBT 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PPK 800.0 800.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1800.0 1800.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit LC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 18000.0 18000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit LD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0%
43
-PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 8000.0 8000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit MD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.3 1.3 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0%
44
-PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit NC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 450.0 450.0 0.0% 100.0%
45
-PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1700.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit ND efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 8000000.0 8000000.0 0.0% 100.0% -BBT 12000.0 12000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1700.0 1700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 7500000.0 7500000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 350.0 350.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0%
46
-PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit OD efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 7000.0 7000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit PA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 30.0 30.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit QB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0%
47
-PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 21.0 21.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit QC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit RB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit RC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 200.0 200.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0%
48
-PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit SA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 26.0 26.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2300.0 2300.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit SB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 600.0 600.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit TA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 230.0 230.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 4.0 4.0 0.0% 100.0%
49
-PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2500.0 2500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit TC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit VB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 25.0 25.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit VC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 5000000.0 5000000.0 0.0% 100.0% -BBT 6000.0 6000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 250.0 250.0 0.0% 100.0% -PPT 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0%
50
-TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 700.0 700.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 800.0 800.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit WC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.2 1.2 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 10000.0 10000.0 0.0% 100.0% -PBBT 10.0 10.0 0.0% 100.0% -PPK 1400.0 1400.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 700.0 700.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 2.5 2.5 0.0% 100.0% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 14.0 14.0 0.0% 100.0%
51
-PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 60000.0 60000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2000.0 2000.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 12000000.0 12000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 300.0 300.0 0.0% 100.0% -PPPK 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 4600.0 4600.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 27.0 27.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 2400.0 2400.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit XC efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PLLH 10000000.0 10000000.0 0.0% 100.0% -BBT 20000.0 20000.0 0.0% 100.0% -PBBT 50.0 50.0 0.0% 100.0% -PPK 350.0 350.0 0.0% 100.0% -PPPK 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% -PT 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 3.0 3.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 13.0 13.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0%
52
+PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 13000.0 13000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit YA efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.5 1.5 0.0% 100.0% -PLLH 9000000.0 9000000.0 0.0% 100.0% -BBT 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% -PBBT 20.0 20.0 0.0% 100.0% -PPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPPK 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PPT 1000.0 1000.0 0.0% 100.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 15.0 15.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1500.0 1500.0 0.0% 100.0% +PPROD 15000.0 15000.0 0.0% 100.0% Targets for Unit YB efficiency 100.00% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -LLH 1.0 1.0 0.0% 100.0% -PLLH 6000000.0 6000000.0 0.0% 100.0% -BBT 9000.0 9000.0 0.0% 100.0% -PBBT 60.0 60.0 0.0% 100.0% -PPK 500.0 500.0 0.0% 100.0% -PPPK 1300.0 1300.0 0.0% 100.0% -PT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PPT 0.0 0.0 0.0% 0.0% -PEST 2.0 2.0 0.0% 100.0% -PPEST 50000.0 50000.0 0.0% 100.0% -TK 16.0 16.0 0.0% 100.0% -PTK 30000.0 30000.0 0.0% 100.0% +PROD 1200.0 1200.0 0.0% 100.0% +PPROD 14000.0 14000.0 0.0% 100.0%
53
DAFTAR PERTANYAAN
“Analisis Efisiensi Teknis, Alokatif, dan Ekonomi Usaha Tambak Bandeng
Di Kabupaten Pati”
Yanuar Arif (F0105093)
A. Data Pribadi Responden:
1. Nama :.............................................................
2. Umur :.............................................................
3. Pekerjaan :.............................................................
4. Pekerjaan sampingan :.............................................................
5. Pendidikan terakhir :.............................................................
6. Tanggungan keluarga :.............................................................
7. Alamat :.............................................................
..............................................................
B. Jenis, Status Dan Luas Lahan Garapan Yang Dipakai Untuk Satu
Kali Masa Tanam Bandeng:
1. Jenis lahan tambak: a. tambak layah =......................Ha
b. tambak biasa =.......................Ha
c. tambak sawah =........................Ha
2. Status dan luas lahan
a. Milik sendiri =...........Ha Rp……………../th
54
b. Sewa =...........Ha Rp……………../th
c. Pinjaman keluarga =...........Ha Rp……………../th
C. Bahan dan alat produksi tambak bandeng
1. Bibit
a. Saudara biasanya membeli bibit dari kota:
1. pati
a. Nener =......................ekor. Rp............../ekor
b. Gelondongan =......................ekor. Rp............../ekor
2. lamongan
a. Nener =......................ekor. Rp............../ekor
b. Gelondongan =......................ekor. Rp............../ekor
3. ..................... =......................ekor. Rp............../ekor
2. Pupuk
a. Urea =.....................kg. Rp.............../kg
b. TSP =.....................kg. Rp.............../kg
c. NPK =.....................kg. Rp.............../kg
d. ........................ =.....................kg. Rp.............../kg
e. ........................ =.....................kg. Rp.............../kg
3. Pakan tambahan
a. Pelet =.....................kg. Rp.............../kg
b. Karak =.....................kg. Rp.............../kg
55
c. Roti busuk =.....................kg. Rp.............../kg
d. ................. =.....................kg. Rp.............../kg
e. .................. =.....................kg. Rp.............../kg
4. Pestisida
a. Dosban =.....................lt Rp.............../lt
b. Thiodan =.....................lt Rp.............../lt
c. Decis =.....................lt Rp.............../lt
d. desinon =.....................lt Rp.............../lt
e. ....................... =.....................lt Rp.............../lt
f. ....................... =.....................lt ` Rp.............../lt
5. Pengeringan lahan
Apakah setelah panen bandeng, saudara melakukan pengeringan lahan
tambak?
a. Tidak
b. Ya, berapa hari?...............hari
Perlakuan apa saja yang saudara lakukan, pada saat pengeringan lahan
tambak?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………
56
6. Sirkulasi Air
Apakah tambak bandeng saudara mendapatkan sirkulasi air laut secara
langsung?
a. Ya,
Dalam 2 minggu, berapa kali saudara mengalirkan air laut ke
dalam tambak saudara?..................hari.
b. Tidak
Jika saudara menggunakan mesin disel, berapa banyaknya
bahan bakar yang saudara gunakan selama satu kali masa
panen?
= .................lt =Rp............................../lt
D. Kebutuhan Tenaga Kerja Produksi
Jumlah orang Upah setiap TK/hari Jam kerja/hari
1. Pengolahan tanah
2. Penunggu
3. Pemupukan
4. Panen
.............org
.............org
.............org
.............org
Rp......................
Rp......................
Rp......................
Rp......................
……....jam
………jam
………jam
………jam
Selain bapak memakai tenaga kerja upahan, apakah bapak juga
memakai tenaga kerja sendiri?
a. Ya, berapa orang?.......
57
b. Tidak.
E. Produksi Bandeng Untuk Satu Kali Masa Panen
1. Berapa jumlah produksi bandeng yang diperoleh pada saat
panen?.....................kg
Harga Rp......................./kg.
2. Apakah saudara mendapatkan keuntungan tambahan dari ikan-ikan
lain selain bandeng pada saat panen?
a. Ya, berapa jumlahnya.....................kg Harga
Rp......................./kg.
b. tidak
3. Berapa bulan sekali masa panen tambak bandeng saudara?.........bln.
F. Kondisi Petani Tambak Bandeng
1. Sampai saat ini Sdr/Bpk/Ibu sudah menjadi petani selama................th
2. Apakah selama menjadi petani pernah mengikuti kursus/pelatihan atau
penyuluhan-penyuluhan :
a. Ya, misalnya..........................................................................
b. Tidak
3. Kesulitan apa saja yang saudara temui selama menjadi petani tambak
bandeng?
............................................................................................................
............................................................................................................
58
4. Apa yang menjadi faktor penyebab gagal panen?
............................................................................................................
............................................................................................................
5. Menurut anda, bagaimana prospek usaha tambak bandeng ini?
............................................................................................................
............................................................................................................
G. Total Pendapatan, Total Biaya Lain-Lain, dan Faktor Produksi Lain-
Lain Yang Belum Tercantum di Atas.
Jumlah
1. Total Pendapatan
(Total Revenue)
2. Total biaya lain-lain:
a. Pajak
b. Iuran irigasi
c. Iuran bersih desa
d. ………………..
e. ………………..
f. ………………..
3. Faktor produksi lain-lain:
a. ………………..
Rp………………………….
Rp…………………………./th
Rp…………………………./th
Rp…………………………./th
Rp…………………………./th
Rp…………………………./th
Rp…………………………./th
…… …………………….
…… …………………….
59
b. ………………..
c. ………………..
d. ……………….
…… …………………….
…… …………………….