ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN
USAHATANI KACANG TANAH DI DESA BONTOMANAI
KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
NURFADILA HARDIYANTI
105961112117
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAN MAKASSAR
2021
ii
ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN
USAHATANI KACANG TANAH DI DESA BONTOMANAI
KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
NURFADILA HARDIYANTI
105961112117
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata satu
(S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto” adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 31 Juli 2021
Nurfadila hardiyanti
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Analisis Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto”. Shalawat serta salam tak
lupa pula penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari zaman gelap gulita ke zaman terang benderang ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana
bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Dalam pelaksanaan mulai dari awal sampai selesainya penulisan skripsi
ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuannya baik secara langsung
maupun tidak langsungnyang sangat bermanfaat bagi penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Terisitimewa kepada Kedua Orang Tua penulis yang senantiasa memberikan
motivasi, do’a dan dukungannya kepada penulis, beserta keluarga yang telah
membantu sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik.
2. Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. selaku Dekan fakultas pertanian, universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku Ketua Program Studi Agribisnis,
fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Ibu Ir. Hj. Nailah, M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Akbar, S.P., M.Si.
selaku Pembimbing II yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Jumiati, S.P., M.M selaku penguji I dan Bapak Ardi Rumallang,
S.P.,M.M selaku Penguji II atas kritikan dan masukan sehingga penulis bisa
lebuh baik dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh pegawai dan staff yang telah membantu dalam hal administrasi.
7. Teman-teman seperjuangan Juliana, Nurul Fadila Rasyid, Asnidar, Rismawati,
Lismawati, Zulaihah, Nia Rahmadani, Hasnah, dan teman-teman yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas dukungannya dan
semangat yang diberikan.
8. Teman-teman diluar kampus, Kak Pio, Kak Mica, Kak Debby, Kak Dio, dan
yang paling terkhusus Rulmadani Ramadhan Halik, terima kasih atas dukungan
dan semangatnya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kata-kata yang
kurang berkenab. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
umumnya.
Makassar, 31 Juli 2021
Nurfadila Hardiyanti
viii
ABSTRAK
NURFADILA HARDIYANTI. 105961112117. Analisis Determinan Produksi
dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Bontomanai Kecamatan
Rumbia Kabupaten jeneponto. Dibimbing oleh NAILAH dan AKBAR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan produksi dan tingkat
pendapatan usahatani kacang tanah di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan
Juni sampai Juli 2021. Populasi petani kacang tanah di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto sebanyak 50 orang petani kacang tanah,
dari jumlah tersebut dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
sampel jenuh.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dan analisis pendapatan, dimana peneliti menggunakan lima
variabel independen dalam model persamaan linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor luas lahan, benih, tenaga
kerja, modal, dan pengalaman bertani secara bersama-sama dan secara persial
berpengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah. Dan pendapatan yang
diterima oleh petani kacang tanah sebesar 15.780.312/Ha permusim/orang.
ix
ABSTRAC
NURFADILA HARDYANTI. 105961112117. Analysis of Determinants of
Production and Income of Peanut Farming in Bontomanai Village, Rumbia
District, Jeneponto Regency. Supervised by NAILAH and AKBAR.
This study aims to determine the determinants of production and the level
of income of peanut farming in Bontomanai Village, Rumbia District, Jeneponto
Regency. This research was carried out for two months, from June to July 2021.
The population of peanut farmers in Bontomanai Village, Rumbia District,
Jeneponto Regency was 50 peanut farmers, of which samples were taken using
saturated samples.
The data analysis technique used in this study is multiple regression
analysis and income analysis, where the researcher uses five independent
variables in the linear equation model.
The results showed that the factors of land area, seeds, labor, capital, and
farming experience together and partially had a significant effect on peanut
production. And the income received by peanut farmers is 15.780.312/Ha per
season/person.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRAC ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1 Analisis Determinan ............................................................................. 6
2.2 Teori Produksi ...................................................................................... 9
2.3 Penerimaan dan Pendapatan ................................................................. 10
2.4 Usahatani Kacang tanah ....................................................................... 11
2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ..................................................... 14
2.6 Kerangka Pikir ...................................................................................... 16
2.7 Hipotesis ............................................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 18
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 18
xi
3.2 Teknik Penentuan Sampel .................................................................... 18
3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 18
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 19
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................ 20
3.6 Definisi Oprasional .............................................................................. 23
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................. 25
4.1 Keadaan Geografis .............................................................................. 25
4.2 Keadaan Demografis ........................................................................... 25
4.3 Keadaan Pertanian............................................................................... 28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 30
5.1 Identitas Responden ............................................................................ 30
5.2 Benih Kacang Tanah Yang Digunakan ............................................... 34
5.3 Hasil Uji Menggunakan Analisis Regresi Linear ............................... 34
5.4 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang tanah .................................... 38
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 40
6.1 Kesmpulan .......................................................................................... 40
6.2 Saran ................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41
LAMPIRAN ..................................................................................................... 44
DOKUMENTASI ............................................................................................ 75
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 76
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
Tabel 1. Produksi dan Ekspor Kacang Tanah 2014-2018 ................................ 2
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di
Kabupaten Jeneponto tahun 2016-2020 .............................................. 2
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasrkan Jenis Kelamin .................................... 25
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur .................................. 26
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................ 27
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................... 28
Tabel 7. Umur Responden................................................................................ 30
Tabel 8. Tingkat pendidikan Responden .......................................................... 31
Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ......................................... 32
Tabel 10. Pengalaman Usahatani Responden .................................................. 33
Tabel 11. Jumlah Luas Lahan Responden........................................................ 33
Tabel 12. Uji Koefisien Determinasi R2 .......................................................... 34
Tabel 13. Hasil Analisis Menggunakan Regresi Linear Berganda Hasil Uji
Secara Simultan atau Bersama-sama .............................................. 34
Tabel 14. Hasil Uji Secara Parsial Menggunakan Analisis Regresi
Linear Berganda ............................................................................. 35
Tabel 15. Analisis Pendapatan Usahatani Kacang TanahDi Desa
BontomanaiKecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto .................. 39
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
Gambar 1. Kerangka pikir ........................................................................... 16
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian ............................................................... 75
Gambar 3. Wawancara bersama Petani Kacang Tanah Di Desa
Bontomanai .............................................................................. 75
Gambar 4. Wawancara bersama Petani Kacang Tanah Di Desa
Bontomanai .............................................................................. 75
Gambar 5. Melepaskan kulit dan Menyortir Kacang Tanah ....................... 75
1
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu
diragukan lagi, prioritas utama diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi
yang dititik beratkan pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan
untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan
kebutuhan industri dalam negri, meningkatkan pendapatan petani, memperluas
kesempatan kerja dan mendorong pemerataan pendapatan berusaha (Soekartawi,
2013).
Pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai kedudukan strategis
yang berbasis pada tanaman pangan dan holtikultura. Sektor ini melibatkan tenaga
kerja terbesar dalam kegiatan produksinya, dan juga merupakan bahan pangan
pokok pada konsumsi nasional. Ditinjau dari sisi bisnisnya, kegiatan ekonomi
yang berbasis tanaman pangan dan holtikultura merupakan kegiatan bisnis
terbesar dan tersebar luas di seluruh Indonesia (Saragih, 2001). Komoditi
unggulan yang di kembangkan pada sektor tanaman pangan salah satunya adalah
kacang tanah, bahkan angka produksinya menempati urutan kedua setelah kedelai
(Suprapto, 2000).
Kacang tanah dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai
bahan sayuran, saus, dan digoreng atau direbus. Sebagai bahan industri dapat
dibuat keju, mentega, sabun, dan minyak. Daun kacang tanah dapat digunakan
untuk pakan ternak dan pupuk. Hasil sampingan dari pembuatan minyak berupa
2
bungkil dapat dijadikan oncom dengan bantuan fermentasi jamur (Suprapto, 2000
Dalam Liska dkk, 2013).
Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang dapat diekspor. Rata-rata
ekspor kacang tanah selama tahun 2014-2018 sebesar 616,6 ton. Sejauh ini
Indonesia berhasil mengekspor kacang tanah ke Malaysia, Arab Saudi, Amerika
Serikat, Kanada, Inggris, dan Belanda (Adhyasta, 2019). Data ekspor kacang
tanah dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1. Produksi, Ekspor Kacang Tanah 2014-2018
Tahun Produksi (ton) Ekspor (ton)
2014 638.896 15
2015 605.449 2.709
2016 570.477 220
2017 493.445 107
2018 513.167 32
Sumber : Buletin Konsumsi Pangan Vol 9 No 2, 2018.
Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil kacang tanah
diantaranya tersebar di kabupaten Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng, Takalar dan
dikabupaten lainnya (SulSel Dalam Angka, 2017). Di kabupaten Jeneponto
produksi kacang tanah cenderung mengalami fluktuasi hal itu dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Kabupaten
Jeneponto tahun 2016-2020
No. Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1. 2016 466 577,84
2. 2017 167 243,77
3. 2018 628 8.282
4. 2019 3.687 18.557
5. 2020 1.234 1.462,68
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto, 2017-2021
Dapat dilihat dari Tabel di atas, produksi kacang tanah di Kabupaten
Jeneponto mengalami fluktuasi karena selama ini masyarakat melakukan proses
3
produksi tanpa memperhatikan lebih jelas faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi tersebut dan terkesan hanya mengikuti trend. Padahal menurut Suprapto
(2000) ada beberapa hal yang menjadi kendala produksi diantaranya berupa
pengolahan lahan yang kurang optimal sehingga drainasenya buruk dan struktur
tanah padat, pemeliharaan tanaman yang kurang optimal, serangan hama dan
penyakit, penanaman varietas yang berproduksi rendah, mutu benih yang rendah
dan kekeringan.
Dalam pengembangan kacang tanah pemerintah melakukan perluasan area
dengan cara merubah pola tanam petani, meningkatkan sarana produksi, dan
memberikan benih bermutu kepada petani. Tetapi strategi tersebut belum mampu
mendongkrak hasil produksi. Berdasarkan penelitian Kolo dan Kune (2016)
mengatakan bahwa faktor modal, luas lahan, pengalaman usahatani, dan
pendidikan petani dapat berpengaruh terhadap produksi usahatani kacang tanah.
Tingkat produksi kacang tanah akan berpengaruh terhadap tingkat
pendapatan petani yang diharapkan mampu memperbaiki kesejahteraan petani.
Baik pendapatan petani menurun atau meningkat, petani cenderung tidak
melakukan kegiatan analisis terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan selama
kegiatan usahatani. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Determinan produksi dan Pendapatan
Usahatani Kacang tanah di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah luas lahan, benih, tenaga kerja, modal, dan pengalaman berusahatani
berpengaruh terhadap tingkat produksi usahatani kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto?
2. Berapa pendapatan usahatani kacang tanah di Desa Bontomanai Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui luas lahan, benih, tenaga kerja, modal, dan pengalaman
berusahatani berpengaruh terhadap tingkat produksi usahatani kacang tanah
di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
2. Untuk mengetahui jumlah pendapatan usahatani kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten jeneponto.
1.4 Kegunaan penelitian
1. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan rekomendasi mengenai
determinan produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam Pengambilan keputusan pemerintah
dipembangunan pada masa yang akan datang guna meningkatkan
produktivitas pertanian dan dapat menjadi pengetahuan dan sumbangan
5
pemikiran dari peneliti untuk petani mengenai determinan produksi usahatani
kacang tanah.
2. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya terkait penelitian ini dapat
dijadikan acuan
3. Untuk memperluas wawasan tentang analisis pendapatan dan determinan
produksi usahatani.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Determinan
Keberhasilan suatu usahatani, dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor
intenal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara internal
diantaranya petani pengelola itu sendiri, lahan (tanah), modal, kemampuan dan
jumlah keluarga sedangkan yang menjadi faktor eksternal berupa pengadaan
sarana dan prasarana, aspek pemasaran, fasilitas kredit dan sarana penyuluhan
bagi petani. Adapun lima unsur pokok dalam usahatani yang sering disebut
sebagai faktor-faktor produksi yaitu :
a. Tanah
Tanah usahatani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan, dan sawah.
Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, membeli,
menyewa, bagi hasil (menyakap), pemberian Negara, warisan atau wakaf.
Penggunaan tanah dapat diusahakan secara monokultur maupun polikultur atau
tumpangsari (Hermanto, 1988).
Lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil
pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani, besar
kecilnya produksi dari usahatani dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang
digunakan (Mubyarto, 1989).
b. Benih
Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah
benih. Benih tanaman sangat berperan dalam pengembangan bidang pertanian.
Benih adalah faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman. Benih dengan
kualitas baik dan seragam akan menghasilkan produk dengan kualitas tinggi.
7
Dalam pertanian modern, benih/benih berperan sebagai paket keunggulan
teknologi bagi petani dan konsumen lainnya (Soekartawi, 2003).
c. Tenaga Kerja
Jenis tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-
anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat
kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan. Tenaga ini dapat
berasal dari dalam dan luar keluarga (Hermanto, 1988).
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam
proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas
tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja, ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
(Akbar H, 2015).
d. Modal
Modal dalam usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi serta
pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal diperoleh dari
milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit bank, pelepas uang/family/tetangga),
hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa (Hermanto, 1988).
e. Pengelolaan atau Manajemen (skill)
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana
yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik dan ekonomis
8
perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil. Prinsip teknis
tersebut meliputi perilaku cabang usaha yang diputuskan, perkembangan
teknologi, tingkat teknologi yang dikuasai, dan cara budidaya dan alternative cara
lain berdasar pengalaman orang lain. Prinisip ekonomis antara lain penentuan
perkembangan harga, kombinasi cabang usaha, pemasaran hasil, pembiayaan
usahatani, penggolongan modal dan pendapatan serta tercermin dari keputusan
yang diambil agar resiko tergantung pada perubahan social serta pendidikan dan
pengalaman petani (Hermanto, 1988).
Faktor manajemen salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman
berusahatani. Pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh dalam
menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah
menerapkan inovasi daripada petani pemula atau petani baru, sehingga inovasi
tersebut akan berdampak pada tingkat produksi (Soekartawi, 2003).
Dalam istilah ekonomi faktor produksi kadang disebut dengan input
dimana macam input atau faktor produksi ini perlu diketahui oleh produsen.
Antara produksi dengan faktor prouksi terdapat hubungan yang kuat secara
matematis, hubungan tersebut dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :
Y = f (X1, X2,………Xi,…….Xn)
Dimana :
Y : Tingkat produksi (output) dipengaruhi oleh faktor X
X : Berbagai input yang digunakan atau variable yang mempengaruhi Y
Dengan fungsi produksi seperti di atas, maka hubungan Y dan X dapat
diketahui sekaligus hubungan X1, X2,……Xi,……Xn juga dapat diketahui
(Soekartawi, 1990).
9
2.2 Teori Produksi
Teori produksi menggambarkan tentang keterkaitan diantara faktor-faktor
produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Teori produksi dapat
dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi dan tingkat produksi yang diciptakan.
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, dan jumlah produksi
disebut output (Nurwahidah, 2021).
Dalam kaitannya dengan pertanian, produksi merupakan esensi dari suatu
perekonomian. Untuk berproduksi diperlukan sejumlah input, dimana umumnya
input yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya kapital, tenaga kerja,
dan teknologi. Dengan demikian terdapat hubungan antara produksi dan input,
yaitu output maksimal yang di hasilkan dengan input tertentu atau disebut fungsi
produksi (Sadono Sukirno, 2000).
Fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri
dari tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam teori ekonomi,
menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi
(tanah, modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja
yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Hubungan
antara faktor-faktor produksi dengan tingkat output yang dihasilkan apabila input
yang digunakan adalah tenaga kerja, modal, dan kekayaan alam dapat dirumuskan
melalui persamaan berikut ini (Amini Pali, 2016).
Q = f (K, L, R, T)………….
Dimana :
Q : Jumlah Produksi
10
K : Jumlah Stok Modal
L : Jumlah Tenaga Kerja dan Ini Meliputi Berbagai Jenis Tenaga Kerja dan
Keahlian Keusahawan
R : Kekayaan Alam
Fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah input dan jumlah output,
suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output)
dengan faktor-faktor produksi (Input). Analisis fungsi produksi sering digunakan,
untuk mengetahui informasi sumber daya yang terbatas seperti tanah, tenaga
kerja, dan modal dapat dikelola dengan baik agar produksi maksimum dapat
diperoleh. Oleh karena itu dalam fungsi produksi dikenal istilah faktor
ketidaktentuan (uncertainty) dan resiko (risk). Besarnya tingkat faktor
ketidaktentuan ini akan menentukan besarnya resiko yang dihadapi (Soekartawi,
2003).
2.3 Teori Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan,
maupun tahunan, kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan
berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang
telah dikeluarkan (Sukirno, 2006).
Pendapatan meliputi pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan
bersih. Pendapatan kotor adalah nilai produksi komoditas pertanian secara
keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pengeluaran total usahatani adalah
nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi,
tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani, pemisahan pengeluaran
11
terkadang sulit dilakukan secara pembukaan yang tidak lengkap dan juga adanya
biaya bersama dalam produksi. Cara yang dilakukan adalah memisahkan
pengeluaran usahatani menjadi pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap
(Nurwahidah, 2021).
Profit (pendapatan) digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat
pendapatan yang diperoleh dari menggunakan rumus (Hisky, 2015):
𝛑 = 𝐓𝐑 − 𝐓𝐂
Dimana :
π (profit) : Pendapatan
TR (total revenue) : Total Penerimaan
TC (total cost) : Total Biaya
2.4 Usahatani Kacang Tanah
Usahatani merupakan cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin
(Suratiyah, 2006).
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengorganisasian dan
pengoperasian di unit usahatani di pandang dari sudut efisiensi dan pendapatan
yang kontinyu (Efferson, 2001).
Usaha tani biasa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif
apabila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (kuasai)
sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut
12
mengahasilkan keluaran (output). Tersedianya sarana atau faktor produksi (input)
belum berarti produktifitas yang diperoleh petani akan tinggi. Namun, bagaimana
petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting.
Efisiensi teknis akan tercapai bila penati mampu mengalokasikan faktor produksi
sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapatkan
keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi
efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi
pada harga murah dan menjuak hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu
meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat ditekan tetapi
harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi
harga atau melakukan efisiensi ekonomi (Soekartawi, 2002).
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) berasal dari benua Amerika,
diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di Negara-negara Bolivia, Peru dan
Brizilia sekarang. Tanaman ini sudah diusahakan oleh bangsa Indian Inca dan
Indian Maya di Amerika Selatan sejak 1500 sebelum Masehi. Di benua Asia,
kacang tanah mula-mula ditanam di India dan China, diperkirakan sejak abad VI.
Tanaman kacang tanah mula-mula ditanam di Indonesia diperkirakan sejak akhir
abad XV. Rumpfius, seorang penjajah Belanda, telah menemukan kacang tanah di
Maluku pada tahun 1640. Tanaman ini tidak memiliki nama asli, sehingga
namanya lebih menunjukkan diskripsi tanamannya, memberi petunjuk bahwa
tanaman ini memang bukan tanaman asli Indonesia (Sumarno, 2015).
Kacang tanah adalah tanaman palawija, yang tergolong dalam family
Leguminoseas sub-famili Papilionoideae, genus Arachis dan Hypogea. Sebagai
tanaman pangan, kacang tanah menduduki peringkat ketiga setelah padi dan
13
kedelai. Sedangkan dalam komoditas kacang-kacangan, kacang tanah menduduki
peringkat kedua setelah kedelai (Kasno & Harnowo, 2014).
Kacang tanah (Arachis hypgea L.) merupkan tanaman pangan yang
mendapatkan prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya
setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan
pangan, bahan baku industry dan pakan ternah. Produktivitas kacang tanah di
Indonesia baru mencapai 1,20 ton/ha, jauh lebih rendah dibandingkan potensi
hasilnya yang mencapai 2,5 ton/ha. Kacang tanah bagi masyarakat Indonesia
merupakan sumber protein nabati kedua terbesar setelah kedelai. Namun, produksi
kacang tanah di Indonesia belum optimal karena teknik produksi yang belum
memadai dan minimnya penggunaan benih unggul. Dampaknya kebutuhan dalam
negri yang meninhkat tidak bisa dipenuhi sehingga volume impor kacang tanah
menjadi tinggi (Hadisumitro, 2002).
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K,
lesitin, kolin, dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah jauh lebih
tinggi dari daging, telur, dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan
banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue. Kacang tanah juga
dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam
mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali
seminggu dinyatakan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja
meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resiko penyakit
jantung coroner (BPS Sulawesi Selatan, 2014).
14
2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
No. Judul
Penelitian
Metode Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis
Pendapatan
dan
Kelayakan
Usahatani
Kacang
Tanah di
Lahan Sawah
Tadah Hujan
di Desa
Masago
Kecamatan
Patimpeng
Kabupaten
Bone. Andi
Ferawati dan
Akbar Syam
(2019)
Metode analisis
data yang
digunakan pada
penelitian ini
adalah analisis
pendapatan
dengan rumus
Pd = TR – TC,
Rumus Biaya
TC = TVC +
TFC, Rumus
Penerimaan TR
= Y. PY, dan
Analisis
Kelayakan
dengan rumus
R/C = 𝑇𝑅
𝑇𝐶
Analisis pendapatan dalam usahtani
diperlukan untuk mengetahui selisih besarnya
hasil produksi yang diperoleh dengan
besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan
selama satu tahun pemeliharaan. Melalui
analisis pendapatan ini petani dapat membuat
suatu rencana berkaitan dengan
pengembangan usaha yang dikelolanya.
Untuk dapat menganalisa pendapatan dari
usahatani kacang tanah maka sebelumnya
harus diketahui semua komponen pengeluaran
selama proses produksi serta penerimaan yang
diperoleh dari hasil penjualan hasil
produksi.Semua komponen pengeluaran dan
penerimaan dihitung dalam jangka waktu satu
tahun pemeliharaan (365 hari).
2. Faktor-
Faktor yang
Mempengaru
hi Produksi
Usahatani
Kacang
Tanah di
Desa Sunsea
Kecamatan
Naibenu
Kabupaten
Timor
Tengah
Utara.
Kristina
Kolo dan
Simon Juan
Kune (2016)
Untuk
mengetahui
gambaran umum
usahatani
digunakan
metode analisis
deskriptif
kualitatif. Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
menpengaruhi
produksi kacang
tanah digunakan
Cobb-Douglass
sesuai petunjuk
Faktor Modal, Luas lahan, Benih, tenaga
kerja, pengalaman usahatani, pendidikan
petani secara bersama- sama (simultan)
berpengaruh nyata terhadap produksi kacang
tanah. secara sendiri- sendiri (parsial) faktor
luas lahan, benih memiiki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap produksi
usahatani kacang tanah. sedangkan
pngalaman usahatani, pendidikan, modal,
tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap
produksi usahatani kacang tanah.
3. Analisa
Faktor-Faktor Yang
Mempengaru
hi Produksi
Usahatani
Kacang
Tanah Di
Metode analisis
yang digunakan adalah metode
fungsi Cobb-
Douglas.
Untuk
mengetahui
pengaruh faktor
Hasil analisis data menghasilkan nilai
sigifikasi R2 65,5323%. Dengan uji F, nilai probabilitas Fhitung adalah 0,000003 < α =
0,05. Hal ini berarti secara keseluruhan faktor
produksi luas lahan dan benih berpengaruh
signifikan terhadap hasil produksi kacang
tanah. Dengan uji t, faktor produksi luas lahan
dan benih berpengaruh signifikan terhadap
15
Desa
Karanghajo,
Kecamatan
Glenmore,
Kabupaten
Banyuwangi.
Abdul
Hamid
(2011)
luas lahan,
tenaga kerja,
benih, obat-
obatan,
pupuk,
pendidikan dan
pengalaman
petani sebagai
variabel bebas
terhadap
produksi kacang
tanah sebagai
variabel terikat
dengan
menggunakan
Uji R2, Uji
F dan Uji t.
terhadap produksi kacang tanah karena nilai
probabilitas thitung masing-masing faktor
produksi tersebut lebih kecil dari α = 0,05
(0.0001<0,05) dan (0.0000<0,05) sedangkan
faktor tenaga kerja, obat-obatan, pupuk,
pendidikan dan pengalaman petani tidak
berpengaruh signifikan terhadap produksi
kacang tanah dengan nilai probabilitas
thitunglebih besar dari α = 0,05
(0,7168>0,05), (0,2702>0,05),
(0,0913>0,05),(0,9091>0,05)
dan (0,2887>0,05).
4. Analisis
Faktor-
Faktor Yang
Mempengaru
hi
Pendapatan
Usahatani
Kacang
Tanah Di
Kecamatan
Kuala
Kabupaten
Nagan Raya.
Leni Julianti
(2012)
Data yang akan
di analisis
ditabulasikan
dalam bentuk
Tabelis, sesuai
dengan
kebutuhan
analisis. Analisis
yang akan
digunakan
adalah model
regresi
linier berganda
Hasil analisis fungsi pendapatan usahatani
menjelaskan bahwa secara
serempak uji "F" variabel-variabel bebas X1,
X2, X3, X4 dan X5mempunyai
hubungan sangat nyata dengan variabel terikat
(Y) pada tingkat
kepercayaan 95%. Dimana F-cari= 53.166
dan F-Tabel diperoleh 2,62
berarti F-cari > F-Tabel maka terima hipotesis
alternatif dan tolak hipotesis
nol. Artinya pendapatan usahatani kacang
tanah di Kecamatan Kuala
Kabupaten Nagan Raya, mempunyai
hubungan sangat nyata dengan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang erat
hubungannya dengan proses
produksi. jumlah produksi, penggunaan luas
lahan, pupuk, pendidikan dan
pengalaman.
5. Analisis
Produksi dan
Pendapatan
Usahatani
Kacang
tanah Di desa Pondan
Kecamatan
Lamala
Kabupaten
Banggai.
Zaedar
Data primer
dikumpulkan
melalui
kuisioner yang
telah dibuat
terlebih dahulu yang memuat
daftar
pertanyaan yang
dibutuhkan
dalam
penelitian. Data
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
kacang tanah adalah luas lahan (X1), benih
(X2),
tenaga kerja (X3) dan pengalaman usahatani
(X4). Dari empat variabel independen (X)
yang diteliti hanya satu variabel yang tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel
dependen (Y)
yakni variabel penggunaan tenaga kerja (X3),
sedang variabel luas lahan (X1), benih (X2)
dan
16
A.Dg.Masese yang diperoleh
diklasifikasikan,
ditabulasi, dan
diolah sesuai
dengan alat
analisis yang
dipakai yaitu
analisis fungsi
Cobb Douglas
pengalaman usahatani (X4) berpengaruh
nyata terhadap penambahan produksi
usahatani
kacang tanah di Desa Pondan Kecamatan
Lamala. Pendapatan untuk kacang tanah di
Desa Pondan Kecamatan Lamala rata-rata
responden Rp.
3.742.816,67 atau 4.924.758,77/Ha. Dengan
total biaya rata-rata responden Rp.
5.314.933,33/Ha.
2.6 Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini dikembangkan suatu konsep atau kerangka pikir
dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Dengan
adanya kerangka pikir ini maka tujuan yang akan dicapai oleh peneliti dalam
penelitian akan lebih terarah karena telah berkonsep secara jelas.
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Pendapatan dan Determinan Produksi
Usahatani Kacang Tanah di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten
jeneponto.
Usahatani Kacang Tanah
Faktor Produksi
Produksi (Y)
(Kg)
Pendapatan
X1
Luas Lahan
(Ha)
X3
Tenaga Kerja
(HOK)
X2
Benih (Kg)
X4
Modal (Rp)
X5
Pengalaman
Bertani (thn)
17
2.7 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : Luas lahan, benih, tenaga kerja, modal, dan pengalaman berusahatani
diduga berpengaruh terhadap tingkat produksi kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
Ha : Luas lahan, benih, tenaga kerja, modal, dan pengalaman berusahatani
diduga tidak berpengaruh terhadap tingkat produksi kacang tanah di
Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
18
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten jeneponto. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan sengaja (purposive) dan melihat kondisi bahwa lokasi tersebut
merupakan salah satu daerah yang mayoritas petaninya juga menanam tanaman
palawija salah satunya kacang tanah. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan,
mulai dari bulan Juni sampai Juli 2021.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi petani ini adalah petani kacang tanah yang berjumlah 50 petani.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam
penelitian. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah
sampling jenuh. Menurut Sugiono (2001), sampling jenuh yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Penulis memilih
teknik sampling jenuh karena jumlah populasi yang relative kecil yaitu 50 petani
kacang tanah di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif.
1. Data kuantitatif, merupakan data yang diinput kedalam skala pengukuran
statistic. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa
alami, melainkan dalam bentuk numeric/angka.
19
2. Data kualitatif, merupakan data yang mencakup hampir data non
numeric/bukan angka data ini dapat menggunakan kata-kata untuk
menggambarkan fakta dengan menggunakan kuisioner atau observasi
langsung ke lokasi penelitian Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani kacang tanah,
diamati, dicatat, untuk pertama kali.
2. Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui studi pustaka dan instansi
setempat seperti Kantor Desa dan Kantor BPP yang akan diolah (referensi-
referensi, buku-buku teks, hasil penelitian yang relevan).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai faktor-faktor produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah.
Wawancara dilakukan hanya untuk mendapatkan informasi yang tidak bisa
didapatkan dari tempat lain, seperti laporan, dokumen pemerintahan.
2. Observasi, dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan observasi
partisipatif tipe partisipasi aktif (direct participation). Dalam hal ini, peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari petani yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi langsung membuat
peneliti berbaur didalam masalah yang sedang diteliti.
20
3. Kuesioner, yakni teknik pengumpulan data dan informasi dengan
menyebarkan angket menyangkut faktor-faktor produksi dan pendapatan
usahatani kacang tanah.
4. Dokumentasi, yaitu peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian.
3.5 Teknik Analisis Data
Adapun analisis yang digunakan untuk memperkirakan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat produksi pada penelitian ini digunakan model
regresi berganda, untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi faktor-faktor
luas lahan, benih, pupuk, modal, dan tenaga kerja terhadap jumlah produksi
usahatani kacang tanah. Persamaan umum regresi linear berganda adalah sebagai
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y : Variabel Dependen Produksi Kacang Tanah (Kg)
a : Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 : Koefisien Variabel Independen
X1, X2, X3, X4, X5 : Variabel Independen
e : Kesalahan (error term)
X1 : Luas lahan (Ha)
X2 : Benih (Kg)
X3 : Tenaga kerja (HOK)
X4 : Modal (Rp)
X5 : Pengalaman berusahatani (tahun)
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari
variable independen dengan variable dependen dalam penelitian yang dilakukan,
yaitu dengan cara:
21
a. Uji Serentak (uji Fhitung), pengujian F ini dilakukan dengan membandingkan
nilai F hasil perhitungan dengan F Tabel, maka kita menerima hipotesis
alternative yang menyatakan bahwa semua variable independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variable dependen. Prosedur
pengujian uji F adalah sebagai berikut :
1. Membuat hipotesa nol (H0) dan hipotesa alternative (Ha),
2. Menghitung nilai F hitung dengan rumus :
Fn = 𝑹𝟐 :𝒌
( 𝑰− 𝑹𝟐):(𝒏−𝒌−𝒍)
Dimana :
R2 = Koefisien Determinan
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah Sampel
3. Mencari nilai kritis (F Tabel) : df (k – l. n – k)
Dimana k = Jumlah Parameter Termasuk Intersep
4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada
perbandingan F hitung dan F Tabel.
Jika F hitung > F Tabel, maka H0 ditolak dan Hi di terima
Jika F hitung < F Tabel, maka H0 diterima dan Hi di tolak
b. Pengujian persial ( Uji t), penguji secara persial menggunakan uji t yang
merupakan uji pengaruh signifikan variable independen terhadap variable
dependen secara individual. Uji signifikan adalah proses dimana hasil sampel
digunakan untuk menentukan keputusan untuk menerima atau menolak Ho
berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data. Prosedur uji t adalah
sebagai berikut ( Agus Widarjono, 2007) :
22
1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
2. Menghitung t dengan rumus :
t = (𝒃𝒊−𝒃𝒊∗)
𝒔𝒃𝒊
keterangan :
bi : Koefisien bebas ke-i
bi* : Nilai dari hipotesis nol
sbi : Simpangan baku dari variable bebas ke-i
3. Mencari nilai kriteria t dari Tabel t dengan df + n – k dan α yang tertentu
4. Keputusan untuk menerima atau menolak H0 didasarkan perbandingan t
hitung dan Tabel (nilai krits).
Jika t hitung > t Tabel, maka H0 ditolak dan Hi diterima
Jika t hitung < t Tabel, maka H0 diterima dan Hi ditolak
c. Uji koefisien determinansi (R2), dalam analisis regresi dikenal suatu ukuran
yang dapat dipengaruhi untuk keperluan tersebut, yang dikenal dengan
koefisien determinan. Nilai koefisien determinan merupakan suatu ukuran
yang menunjukkan besar dumbangan dari variabel independen terhadap
variabel dpenden, atau dengan kata lain koefisien determinan menunjukkan
variasi turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linier X, bila nilai
koefisien determinan yang diberi symbol R2 mendekanti angka I, maka
variabel independen makin mendekati hubungan dengan variabel dependen
sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut dapat
dibenarkan (Gujarati, 1997). Dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS,
dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.
23
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui
besarnya pendapatan usahatani kacang tanah secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Rumus analisis pendapatan :
π = TR – TC
TR = P . Q
TC = FC + VC
Keterangan :
π = Pendapatan (Rp/musim tanam)
TR = Total penerimaan (total revenue)
TC = Total biaya (total cost)
FC = Biaya tetap (fixed cost)
VC = Biaya variabel (variable cost)
Q = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
P = Harga Y
3.6 Definisi Oprasional
Definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Produksi kacang tanah (Y) adalah jumlah produksi yang diperoleh dari hasil
usahatani kacang tanah dalam sekali panen dihitung dalam (Kg) di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
2. Luas lahan ( X1) adalah luas panen pada setiap kali panen yang dihitung
dalam (Ha) di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
3. Benih (X2) adalah jumlah pemakaian benih kacang tanah yang digunakan
pada sekali musim. Satuan yang digunakan adalah kilogram (Kg).
24
4. Tenaga kerja (X3) adalah banyaknya orang yang mengelola dan
menggerakkan segala kegiatan dalam proses produksi jagung yang dihitung
berdasarkan hari kerja.
5. Modal (X4) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli sarana produksi
serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung.
6. Pengalaman bertani (X5) adalah seberapa lama petani dalam berusahatani
kacang tanah dalam tahun.
7. Ho atau hipotesa nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
8. Ha atau hipotesa alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.
9. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan.
Tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai
dengan tingkat tertentu.
10. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume
kegiatan atau aktivitas maka semakin tinggi pula total biaya variabel.
11. Penerimaan (Rp) merupakan hasil perkalian dari jumlah produksi dengan
harga persatuan.
12. Pendapatan (Rp) adalah jumlah yang diterima oleh petani dari hasil
pengurangan jumlah penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan selama
berusahatani.
25
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Keadaan Geografis
Desa Bontomanai merupakan salah satu Desa di Kecamatan Rumbia
yang berjarak 28 km dari Kabupaten Jeneponto. Luas Desa Bontomanai sebesar
11,87% dari Kecamatan Rumbia atau seluas 6,92km2 dibagi menjadi 7 Dusun dan
14 RK dan terdiri atas wilayah pemukiman seluas 1,87 km2, luas perkebunan
sebanyak 2,92 km2, dan wilayah persawahan seluas 2,13 km2.
Secara administratif wilayah Desa Bontomanai mempunyai batas-batas
sebagai berikut :
- Bagian Utara : Desa Bontocini
- Bagian Selatan : Desa Rumbia
- Bagian Timur : Desa Pallantikang
- Bagian Barat : Kabupaten Gowa
Adapun keadaan iklim di Desa Bontomanai tidak jauh berbeda dengan
kodisi iklim di desa lainnya di Kecamatan Rumbia. Pada musim kemarau yang
berlangsung antara bulan Juli hingga pertengahan bulan Desember dan musim
hujan antara pertengahan bulan Desember hingga bulan Juni dan memiliki suhu
harian berkisar antara 25-33oC. Wilayah Desa Bontomanai merupakan daerah
dataran tinggi dengan ketinggian 300 – 370 mdpl.
4.2. Keadaan Demografis
4.2.1. Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
Jumlah penduduk Desa Bontomanai sebanyak 2.082 jiwa yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 979 jiwa dan perempuan sebanyak 1.103 jiwa dan
26
jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 522 KK. Perincian untuk jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Laki-laki 1.027 49
2. Perempuan 1.055 51
Jumlah 2.082 100
Sumber : Kantor Desa Bontomanai, 2021
Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
terbesar didominasi oleh perempuan dengan persentase 51% karena angka
kelahiran di Desa Bontomanai lebih banyak yang lahir berjenis kelamin
perempuan di bandingkan berjenis kelamin laki-laki dimana persentase laki-
laki sebesar 49%.
4.2.2. Penduduk Berdasarkan Usia
Dalam analisis demografis, struktur umum pendidikan dibedakan
menjadi 3 bagian yang terdiri dari kelompok umur muda dibawah umur 15
tahun, kelompok umur produktif usia 15 sampai 64 tahun dan kelompok umur
tua usia 65 tahun keatas. Jumlah penduduk di Desa Bontomanai berdasarkan
tingkat usia dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.
27
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
No. Usia (Tahun) Laki-laki
(Jiwa)
Perempuan
(Jiwa)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1. 0-12 bln 17 37 54 3
2. 1-5 68 75 143 7
3. 6-10 147 150 297 14
4. 11-15 100 104 204 10
5. 16-20 90 72 162 8
6. 21-25 74 75 149 7
7. 26-30 111 114 225 11
8. 31-35 69 58 127 6
9. 36-40 77 77 154 7
10. 41-45 100 106 206 10
11. 46-50 55 93 148 7
12. 51-55 40 64 104 5
13. 56-60 45 21 66 3
14. >60 34 9 43 2
Jumlah 1.027 1.055 2.082 100
Sumber : Kantor Desa Bontomanai, 2021
Berdasarkan Tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa umur dengan jumlah
persentase terbanyak adalah pada umur 4-8 Tahun dengan persentase 14%, dan
persentase umur dengan jumlah terendah berada pada umur 60-65 dengan
persentase 2%.
4.2.3. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sebagai daerah penelitian pada umumnya sumber mata pencaharian
penduduk di Desa Bontomanai adalah sektor pertanian, selain itu sebagian
masyarakat juga bermata pencaharian sebagai pedagang, PNS, sopir, dan
penyedia jasa.
28
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Petani 955 46
2. Pedagang 103 5
3. PNS 212 10
4. Sopir 70 3
5. Penyedia Jasa 742 36
Jumlah 2.082 100
Sumber : Kantor Desa Bontomanai, 2021
Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berdasarkan mata pencaharian dengan jumlah terbanyak yaitu petani dengan
total 955 jiwa dengan persentase 46%, sedangkan untuk mata pencaharian yang
paling sedikit yaitu sopir dengan jumlah persentase 3%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian terbanyak di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto adalah petani.
4.2.4. Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses pembangunan, karena
tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi segala aktivitas kehidupan baik
yang sifatnya pribadi maupun yang umum. Jumlah penduduk Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto berdasarkan tingkat pendidikan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Belum/Tidak Sekolah 1.132 54
2. SD 295 14
3. SMP/ MTs 235 10
4. SMA/Aliyah 215 11
5. Mahasiswa 163 8
6. Sarjana 42 3
Jumlah 2.082 100
Sumber : Kantor Desa Bontomanai, 2021
29
Tabel 6 menunjukkan bahwa penduduk penduduk yang tidak sekolah
atau belum sekolah memiliki tingkat persentase tertinggi yaitu 54%,
selanjutnya penduduk yang berada di sekolah dasar memiliki tingkat persentase
14%, disusul oleh penduduk di tingkat SMP sebanyak 10%, lalu SMA
sebanyak 11%, Mahasiswa sebanyak 8%, dan yang telah sarjana sebanyak 3%.
Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan di Desa Bontomanai kurang
maju. Menurut data yang diperoleh bahwa pendidikan kurang maju
dikarenakan kurangnya fasilitas pendidikan dan juga banyak penduduk yang
tidak melanjutkan tingkat pendidikan selanjutnya dikarenakan kurangnya biaya
dan beberapa orang tua lebih mengharuskan anak-anaknya untuk bekerja
sebagai petani keluarga.
4.3. Kondisi Pertanian
Keberhasilan sektor pertanian mengangkat perekonomian masyarakat
didukung oleh ketersediaan pengembangan berbagai komoditas. Besarnya
kontribusi sumberdaya alam dalam pengembangan sektor pertanian dapat dilihat
dari luas lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai komoditas
pertanian.
Adapun kondisi pertanian pada sektor tanaman pangan, perkebunan dan
kehutanan di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto antara
lain sebagai berikut.
4.3.1 Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang diusahatanikan di Desa Bontomanai Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto meliputi padi, jagung, umbi-umbian dan kacang-
kacangan. Luas lahan padi pada tahun 2019 yaitu seluas 283 Ha, luas panen
30
jagung seluas 367 Ha, luas panen umbi-umbian sebesar 16,60 Ha, dan luas
panen kacang-kacangan seluas 15,50 Ha.
4.3.2 Perkebunan
Tanaman perkebunan di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto terdiri dari kopi, kemiri, kakao, jambu mete, dan kapok.
Tercatat luas lahan untuk tanaman kopi seluas 97 Ha, luas lahan kemiri adalah
13 Ha, luas lahan kakao adalah seluas 8 Ha, luas lahan jambu mete seluas
25,89 Ha, dan luas lahan kapok adalah seluas 14,5 Ha.
31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah petani kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Karakteristik responden
dalam penelitian ini meliputi : umur, tingkat pendidikan, dan tanggungan
keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan.
5.1.1 Umur
Umur merupakan faktor penentu dalam segala aktivitas masing-masing
responden guna memaksimalkan tenaga kerja dan modal yang digunakan
selama proses berusahatani. Dalam bidang pertanian tingkat umur merupakan
faktor penting, karena semakin muda umur seorang petani maka kekuatan
untuk bekerja lebih maksimal. Pada umumnya petani yang berusia muda
mempunyai ketahanan fisik yang lebih besar jika dibandingkan dengan petani
yang sudah berumur lebih tua. Secara rinci deskripsi umur responden pada
wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 7. Umur Responden Usahatani Kacang Tanah di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
35 – 39 2 4
40 – 44 16 32
45 – 49 7 14
50 – 54 10 20
55 – 59 6 12
60 – 64 4 8
65 – 69 5 10
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 7 di atas. Dapat dilihat bahwa umur antara 40 – 44
tahun merupakan jumlah umur yang tertinggi yaitu 16 orang atau 32%. Pada
32
umur tersebut petani masih dalam kategori produktif yang artinya petani masih
mampu bekerja secara maksimal dalam mengelola dan memproduksi. Tingkat
umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi petani kacang tanah
dalam upaya pengelolaan usahataninya.
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden merupakan jenjang pendidikan yang
formal yang telah dilalui responden yang mana digunakan untuk mengelola
usaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang ditempuh responden
maka sekamin mampu dia mengatasi kendal-kendala yang dihadapi dalam
melakukan proses usahatani tersebut. Hasil penelitian yang telah diperoleh
berdasarkan tingkat pendidikan petani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden Usahatani Kacang Tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
Tingkat pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD 25 50
SMP 23 46
SMA 2 4
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Pada Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto dengan persentase
tertinggi adalah penduduk dengan tingkat SD dengan persentase 50%,
selanjutnya persentase terbesar kedua yaitu tingkat SMP dengan persentase
46%, dan persentase yang paling rendah yaitu tingkat SMA dengan persentase
4%. Dilihat dari tingkat persentase pendidikan petani kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto dapat dinyatakan bahwa
untuk mendapatkan ilmu tidak hanya didapatkan melalui tingginya tingkat
33
pendidikan sekolah, akan tetapi petani bisa menambah ilmu melalui kegiatan
penyuluhan yang diselenggarakan oleh kelompok tani dan juga dari
pengalaman petani itu sendiri.
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga yang dimaksud disini adalah keseluruhan anggota
keluarga yang memiliki beban hidup bagi usahatani yang bersangkutan.
Anggota ini dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga. Jumlah
anggota keluarga usahatani akan berpengaruh bagi usahatani dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani, karena
anggota keluarga usahatani merupakan sumber tenaga kerja dalam
usahataninya terutama anggota keluarga yang produktif selain itu jumlah
anggota keluarga merupakan salah satu potensi yang sangat menentukan dalam
pengingkatan produksi dan pendapatan usahatani.
Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Usahatani Kacang Tanah di
Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
Jumlah Tanggungan Keluarga
(Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 2 4
2 11 22
3 13 26
4 13 26
5 7 14
6 4 8
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa, jumlah tanggungan keluarga
yang paling banyak berada pada 3 dan 4 dengan jumlah 13 orang dengan
persentase 26%, hal ini dikarenakan dalam kegiatan usahatani di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto dibantu oleh anggota
34
keluarga, sehingga semakin banyak tanggungan keluarga maka semakin
berkurang pula jumlah upah untuk biaya tenaga kerja.
5.1.4 Pengalaman Usahatani
Pengalaman usahatani dapat dilihat dari lamanya seorang petani
menekuni suatu usahatani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka
semakin besar pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup
besar akan berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan
cara yang lebih tepat untuk usahatani kacang tanah secara efektif dan efisien.
Tabel 10. Pengalaman Usahatani Responden Kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
Pengalaman Usahatani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
20 – 24 2 4
25 – 29 9 18
30 – 34 13 26
35 – 39 7 14
40 – 44 8 16
45 – 49 6 12
50 – 54 5 10
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Tabel 10 menunjukkan bahwa pengalaman usahatani responden
tertinggi adalah 30-34 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau 26%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani erat hubungannya dengan
keinginan untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan kegiatan
usahataninya dan juga dapat mempengaruhi pola pikir sehingga petani dapat
lebih berhati-hati dalam mengelola usahataninya.
5.1.5 Luas Lahan
Luas lahan yang dimiliki oleh petani sangat berpengaruh terhadap
tingkat produksi usahataninya. Lahan juga merupakan salah satu faktor utama
dalam usahatani karena lahan atau tanah merupakan media tumbuh bagi
35
tanaman. Adapun luas lahan yang dimiliki oleh petani kacang tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut.
Tabel 11. Jumlah Lahan Yang Diusahakan Responden Kacang Tanah di Desa
Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
0,24 – 0,26 23 46
0,27 – 0,29 - -
0,30 – 0,32 3 6
0,33 – 0,35 13 26
0,36 – 0,38 - -
0,39 – 0,41 - -
0,42 – 0,44 11 22
jumlah 50 100
Sumber : Data Setelah Diolah, 2021
Pada Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa, luas lahan paling banyak
berada pada luas lahan 0,24 – 0,26 Ha dengan jumlah jiwa sebesar 23 orang
dengan persentase 46%. Hal ini dikarenakan beberapa petani kacang tanah juga
memiliki lahan persawahan sehingga lebih fokus mengembangkan lahan
persawahan dibandingkan lahan tanam kacang tanah.
5.2 Benih Kacang tanah Yang Digunakan
Benih kacang tanah yang digunakan oleh petani dalam melakukan
usahataninya adalah jenis kacang tanah garuda. Jenis benih ini merupakan benih
yang diminati oleh petani karena benih ini merupakan benih yang tahan terhadap
penyakit layu, karat, dan daun bercak. Selain itu varietas kacang tanah ini juga
memiliki keunggulan seperti jumlah polong yang sebagian besar berbiji dua, dan
juga dapat ditanam didataran rendah maupun sedang.
5.3 Hasil Uji Menggunakan Analisis Regresi Linear
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh luas lahan
(X1), benih (X2), tenaga kerja (X3), modal (X4), dan pengalaman bertani (X5)
terhadap produksi (Y). alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan
36
program SPSS For Windows Release 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95% atau
0,05. Berdasarkan perhitungan, maka dapat diperoleh hasil :
5.3.1 Uji Koefisien Determinasi R2
Tabel 12. Uji Koefisien Determinasi R2
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 0.995a 0.990 0.989 7.11115
Dari Tabel 12 di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis statistik di peroleh
nilai R2 sebesar 0,990 menunjukkan bahwa variabel luas lahan, benih, tenaga
kerja, modal, dan pengalaman bertani dapat mempengaruhi produksi sebesar 99%
sedangkan 1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian
ini.
5.3.2 Hasil Uji Secara Simultan Menggunakan Analisis Regresi Linear
Berganda
Tabel 13. Hasil Analisis Menggunakan Regresi Linear Berganda Hasil Uji Secara
Simultan Atau Bersama-Sama.
Model Sum Of Square Df Mean Square F Sig
Regression
Residual
224084.810
2225.010
5
44
4417.162
50.568
886.268 .000
Total 226310.820 49
Dari Tabel 13 di atas nilai Fhitung adalah 886.268 dengan tingkat signifikan
0,000, sedangkan nilai Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah
2,420. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil uji F menunjukkan
bahwa nilai dari Fhitung 886.268 > FTabel 2,420 dan nilai signifikansi FTabel 0,000 <
0,05 dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri
dari luas lahan, benih, tenaga kerja, modal, dan pengalaman bertani berpengaruh
37
secara signifikan pada produksi kacang tanah di Desa Bontomanai Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto.
5.3.3 Hasil Uji Secara Parsial Menggunakan Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil pada analisis linear berganda dengan menggunakan
SPSS, maka uji statistik t sebagai berikut :
Tabel 14. Hasil Uji Secara Parsial Menggunakan Analisis Regresi Linear
Berganda.
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
(Constrant)
LUAS LAHAN
BENIH
TENAGA KERJA
MODAL
PENGALAMAN
BERTANI
100.153
105.782
27.059
15.323
.220
-374
10.917
90.152
14.350
5.241
.306
.185
1.086
.306
.186
.035
-.047
9.174
11.678
4.168
2.924
3.462
-2.106
.000
.000
.038
.005
.001
.052
Berdasrkan koefisien regresi dari masing-masing variabel, maka
persamaan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kacang tanah sebagai
berikut :
Y = 100,153 + 105,782 X1 + 27,059 X2 + 15,323 X3 + 220 X4 + (-374) X5
Y = Produksi (Kg)
X1 = Luas Lahan (Ha)
X2 = Benih (Kg)
X3 = Tenaga Kerja (HOK)
X4 = Modal (Rp)
X5 = Pengalaman Bertani (Tahun)
38
Berdasarkan hasil regresi menunjukkan nilai konstanta sebesar 100,153
yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat nilai rata-rata produksi
kacang tanah pada petani meningkat ketika variabel independen tetap sama.
Adapun pengaruh variabel faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
kacang tanah adalah sebagai berikut
Pada Tabel 14 hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel luas
lahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi karena dari hasil
analisis regresi variabel luas lahan terhadap produksi yaitu Thitung 11.678 > TTabel
2.015 dan nilai t sebesar 0,000 < 0,05 hasil perhitungan luas lahan berpengaruh
nyata terhadap produksi. Berdasarkan koefisien regresi Tingkat pengaruh luas
lahan terhadap produksi dapat dilihat pada hasil regresi linear berganda luas
lahan (X1) senilai 105,782 artinya setiap penambahan 1 ha luas lahan maka akan
mempengaruhi produksi kacang tanah sebesar 10,336 Kg. berhubungan postitif
terhadap pendapatan usahatani. Hasil ini sesuai dengan keadaan lahan di lokasi
penelitian yang menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang digunakan untuk
menanam kacang tanah juga akan meningkatkan jumlah produksi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mubyarti(1989) yang menjelaskan bahwa lahan sebagai salah
satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai
kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani, besar kecilnya produksi dari
usahatani dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.
Hasil uji secara parsial pada benih memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap produksi kacang tanah karena dilihat pada hasil analisis regresi
berganda bahwa Thitung 4.168 > TTabel 2.015 dan nilai t sebesar 0.038 < 0,05 hasil
perhitungan benih berpengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah. Tingkat
39
pengaruh benih terhadap produksi dapat dilihat pada hasil regresi berganda dari
Benih (X2) senilai 27,059 artinya setiap penambahan benih 1 Kg maka produksi
kacang tanah meningkat sebesar 27, 059 kg. berhubungan positif terhadap
pendapatan usahatani. Hal tersebut dapat dibuktikan pada lokasi penelitian
dimana benih yang digunakan yaitu benih varietas garuda juga merupakan
faktor yang dapat meningkatkan hasil produksi dilihat dari bijinya besar dan
padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (2003) yang menyatakan
bahwa benih merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil
produksi tanaman yang dapat berperan dalam pengembangan bidang pertanian
dan juga penentu keberhasilan budidaya tanaman.
Secara parsial tenaga kerja juga berpengaruh terhadap produksi kacang
tanah dapat dilihat dari Tabel analisis regresi yang menunjukkan bahwa Thitung
2.924 > TTabel 2.015 dan nilai t sebesar 0.005 < 0.05 hasil perhitungan tenaga
kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah. Tingkat pengaruh
tenaga kerja terhadap produksi dapat dilihat pada hasil regresi berganda dari
Tenaga Kerja (X3) senilai 15,323 artinya setiap penambahan 1 HOK maka akan
mempengaruhi produksi kacang tanah sebesar 15,323 Kg. berhubungan positif
terhadap pendapatan usahatani. Dari hasil tersebut dibuktikan dengan jumlah
tenaga kerja yang digunakan oleh petani kacang tanah di lokasi penelitian
dimana tenaga kerja yang digunakan akan semakin banyak apabila jumlah luas
lahan juga bertambah. Penambahan tenaga kerja sesuai dengan luas lahan
dimaksudkan untuk mempercepat proses produksi. Sesuai dengan pendapat
Akbar H (2015) bahwa tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu
diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup dan berkualitas
40
karena apabila tenaga kerja tidak diperhatikan dalam kegiatan berusahatani maka
akan terjadi masalah dalam proses produksi.
Secara parsial modal juga berpengaruh secara parsial terhadap produksi
kacang tanah dilihat pada Thitung 3.462 > TTabel 2.015 dan nilai t sebesar 0.001 <
0.05 hasil perhitungan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kacang
tanah. Tingkat pengaruh modal terhadap produksi dapat dilihat pada hasil regresi
berganda dari Modal (X4) senilai 220 artinya setiap penambahan 1 Rp maka akan
mempengaruhi produksi kacang tanah sebesar 220 Kg. berhubungan positif
terhadap pendapatan usahatani. Dari hasil tersebut dapat dibuktikan pada lokasi
penelitian dimana seluruh petani tentunya menggunakan modal awal untuk
memulai usahataninya baik itu modal berupa warisan keluarga atau modal
pinjaman atau kredit dari bank. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hermanto
(1988) yang menyatakan bahwa modal dalam usahatani digunakan untuk membeli
sarana produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi.
Secara parsial pengalaman bertani juga berpengaruh secara parsial
terhadap produksi kacang tanah dilihat pada Thitung 2.106 > TTabel 2.015 dan nilai
t sebesar 0.052 < 0.05 hasil perhitungan pengalaman bertani berpengaruh nyata
terhadap produksi kacang tanah. Tingkat pengaruh pengalaman bertani terhadap
produksi dapat dilihat pada hasil regresi berganda dari Pengalaman Bertani (X5)
senilai 374 artinya setiap penambahan 1 tahun maka akan mempengaruhi
produksi kacang tanah sebesar 374 Kg. Berhubungan terhadap pendapatan
usahatani. Dari hasil tersebut dapat dilihat pada lokasi penelitian dimana petani
kacang tanah sudah berusahatani selama 20-45 tahun, pengalaman petani kacang
41
tanah di Desa Bontomanai lebih banyak melalui kegiatan langsung hal tersebut
dikarenakan masih kurangnya sosialisasi atau penyuluhan mengenai kacang
tanah di Desa Bontomanai. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Soekartawi
(2003) yang menyatakan bahwa Pengalaman seseorang dalam berusahatani
berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani
akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula atau petani baru,
sehingga inovasi tersebut akan berdampak pada tingkat produksi
5.4 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Tanah
Usahatani adalah kegiatan manusia dalam mengelola sumber daya alam
dengan memperoleh produksi yang dapat meningkatkan pendapatan petani kacanh
tanah. Pendapatan usahatani kacang tanah diperoleh dari selisih antara penerimaan
dan biaya yang dikeluarkan dalam produksi usahatani kacang tanah yang dihitung
dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan adalah hasil dari penjualan usahatani
kacang tanah.
Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan usahatani kacang tanah per
satu kali musim tanam di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto dapat dilihat pada Tabel selanjutnya.
Tabel 15. Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
No. Uraian Nilai Rata-Rata
1.
Biaya Tetap Rp.1.317.125
Biaya Variabel Rp.2.562.000
Total Biaya Rp.3.879.125
2.
Harga Rp.17.000
Produksi 1.156,4Kg
Total Penerimaan Rp.19.659.437
3. Pendapatan Rp.15.780.312
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.
42
Berdasarkan Tabel 15 di atas menujukkan bahwa rata-rata produksi petani
kacang tanah sebanyak 1.156,4 kg/Ha dengan rata-rata harga satuan sebesar Rp.
17.000/Kg dan penerimaan yang diperoleh petani kacang tanah rata-rata Rp.
19.659.437/Ha. Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp.
2.562.000/Ha, yang terdiri dari biaya benih Rp. 1.386.937,5/Ha setiap musim
tanam (MT) dan tenaga kerja Rp. 1.175.000/Ha.
Sedangkan pada biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani kacang tanah
sebesar Rp. 1.317.125/Ha, yang terdiri dari nilai penyusutan alat-alat yang
digunakan dalam usahatani kacang tanah seperti cangkul sebesar Rp. 346.500/Ha,
parang sebesar Rp. 187.500/Ha, skop sebesar Rp. 76.250/Ha, sabit sebesar Rp.
115.625/Ha, linggis sebesar Rp. 91.250/Ha, dan biaya pajak sebesar Rp.
500.000/Ha/tahun. Jadi total biaya dari keseluruhan yang dikeluarkan petani
kacang tanah sebesar Rp. 3.879.125/Ha setiap musim tanam dan total pendapatan
yang diterima oleh petani kacang tanah sebesar Rp. 15.780.312/Ha/musim/orang.
43
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian Analisis Determinan Produksi
dan Tingkat Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut :
1. Secara simultan seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap produksi
kacang tanah, sedangkan secara parsial seluruh variabel berpengaruh
signifikan terhadap produksi kacang tanah, tetapi variabel luas lahan sangat
berpengaruh nyata karena memiliki nilai signifikan 0,000 dengan tingkat
kepercayaan 95%.
2. Pendapatan yang diterima oleh petani kacang tanah di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto sebesar Rp.
15.780.312/Ha/musim/orang.
6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto, peneliti memberikan saran kepada Pemerintah ataupun
Badan Penyuluh Pertanian setempat agar melakukan kegiatan sosialisasi dan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas produksi kacang tanah dan menambah
pendapatan petani. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian yang
berkaitan dengan judul ini agar sekiranya melakukan penelitian dengan variabel
lain seperti faktor iklim, demografi, dan faktor produksi lainnya, serta melakukan
uji kelayakan usahatani.
44
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono.(2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia
FE UII.
Aksi Agraris Kansius. 2008. Kacang Tanah Kanisius, Jakarta.
Adhyasta, Dirgantara. 2019. Menggebrak, Kacang Tanah Indonesia Tembus
Pasar Dunia, http://economy.okezone.com/read/2019/09/03/320
/2100152/menggebrak-kacang-tanah-indonesia-tembus-pasar-dunia.Di
akses 02 Mei 2021.
Amini Pali. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Usahatani Jagung di Desa Bontoksassi Kecamatan Galesong Selatan
Kabupaten Takalar. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negri Alauddin, Makassar.
Anwar Hidayat, 2017. Teknik Sampling Dalam Penelitian, https://www
.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html. Dia
kses 04 Juni 2021.
BPS Sulawesi Selatan. 2014. Luas Panen Produksi dan Rata Rata Produksi
Kacang Hijau Menurut Kabupaten/Kota. Diakses melalui
http://sumut.bps.go.id pada tanggal 17 April 2021
BPS. 2017. Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka. BPS Sulawesi Selatan.
Didik Harnawo, Fachrur Rozi, dan Asanto Kasno, 2015. Prospek Bio-Industri
Kacang Tanah di Indonesia. Monografi Balitkabi no. 13, Balai
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Indonesia.
Efferson.2001.Teori Ilmu Usahatani. Bumi Aksara, Jakarta.
Gujarati, Damodar .1997. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain.
Erlangga: Jakarta.
HABIB, Akbar. Analisis faktor–faktor yang mempengaruhi produksi
jagung. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 2015, 18.1.
Hadisumitro, L.M. 2002. Membuat Kompos. Jakarta: Penebar Swadaya
Haridi, M. Dan Rahmi Zulhidiani. 2009. Komponen Hasil dan Kandungan K
Empat Kultivar Kacang Tanah Pada Empat Taraf Pemupukan di
45
Lahan Lebak. Fakultas Pertanian. Universitas Lambung Mangkurat.
ISSN 0854- 2333.
Hermanto, F. 1988. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kasno, A. dan Harnowo, D. 2014. Karakteristik Varietas Unggul Kacang Tanah
dan Adopinya Oleh Petani. Balai Penelitian Tananaman Aneka
Kacang dan Ubi. Iptek Tanaman Pangan 9(1) : 13 – 23.
Kartasapoetra, G.2009. Marketing Produk Pertanian Dan Industri yang
Diterapkan di Indonesia. Bina Aksara, Jakarta.
Kolo, Kristina, and Simon Juan Kune. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Kacang Tanah di Desa Sunsea, Kecamatan
Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara." Agrimor 1.03 (2016): 39-
41.
Mubyarto 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Nurwahidah. 2021. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan
Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah di Desa Rato
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Muhammadiyah, Makassar.
Rumagit, Grace AJ, Oktavianus Porajouw, and Rizky Mirah. "Pendapatan
Usahatani Kacang Tanah di Desa Kanonang II Kecamatan
Kawangkoan." AGRI-SOSIOEKONOMI 7.2 (2011): 22-28.
Riska, 2014. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kacang tanah Di desa
Boya Baliase Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Jurnal Agroland
21(1) : 49-54 April 2014. Universitas Tadulako, Palu.
Risnawati, Risnawati. Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Jeneponto. Diss. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.
Simamora, Liska, Thomson Sebayang, and Asmi Tiurland Hutajulu. "Analisis
Produksi dan Pendapatan USAhatani Kacang Tanah di Kabupaten
Tapanuli Utara (Studi Kasus: Desa Banuaji IV, Kecamatan
Adiankoting)." Journal of Agriculture and Agribusiness
Socioeconomics 2.5 (2013): 15065.
Saragih. 2001. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan
Ekonomi Berbasis Pertanian. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor
46
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari
Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan, Jakarta : Prenada Media Group.
Sumarno 2015. Monografi Kacang Tanah. Balikabi Litbang Pertanian.
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wpcontent/uploads/2017/01/3._
monograf_kacang-tanah_2015_Sumarno_29-39.pdf. Diakses 16 April
2021.
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi : Dengan Pokok Bahasan Analisis
Cobb Douglas. Rajawali Pers : Jakarta.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
CobbDouglas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 250 hal. Boediono
dalam Ramadhan, 2010.
Soekartawi. 2013. Agribisnis; Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali
Pers. Ed-1. Cet-10.
Sri Wahyuningsih, S.Si. 2018. Konsumsi dan Neraca Penyediaan-Penggunaan
Kacang Tanah : Buletin Konsumsi Pangan Volume 9 Nomor 2. Setjen
Kementrian Pertanian.
Trustinah. 2009. Plasma nutfah kacang tanah: Keragaman dan potensinya untuk
perbaikan sifat-sifat kacang tanah. Buletin Palawija 18: 58-65.
47
L
A
M
P
I
R
A
N
48
Lampiran 1. Koesioner Penelitian.
Analisis Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang
Tanah Di Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto
a) Identitas Petani Responden.
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Tanggungan Keluarga :
b) Faktor Produksi
1. Lahan
- Bagaimana status lahan yang digunakan?
- Berapa luas lahan yang digarap?
- Jika lahan disewakan berapa biaya sewa lahan?
- Bagaimana jenislahannya?
2. Benih
- Jenis benih apa yang digunakan dalam sekali panen?
- Berapa jumlah benih yang digunakan dalam sekali panen?
- Berapa harga benih yang digunakan?
3. Tenaga Kerja
- Berapa banyak tenaga kerja yang digunakan dalam sekali panen?
- Berasal dari mana tenaga kerja yang digunakan?
- Berapa upah yang diberikan kepada tenaga kerja dalam sekali panen?
4. Modal
- Berasal dari mana modal yang digunakan untuk berusahatani?
- Apa saja jenis modal yang digunakan?
- Berapa modal yang dikeluarkan dalam sekali panen?
5. Pengalaman Bertani
- Sejak umur berapa responden menjadi petani kacang tanah?
- Berasal dari mana ilmu yang diterapkan selama berusahatani?
49
c) Penerimaan dan Biaya
a) Penerimaan
No. Luas Lahan
(ha)
Total
Produksi
(Kg)
Nilai
Produksi
(Kg/Rp)
Harga
(Rp)
Jumlah
Penerimaan
1. Biaya Tetap
a) Penyusutan Alat
No. Jenis Alat Jumlah
Nilai
Baru
(Rp)
Nilai
Sekarang
(Rp)
Lama
Pemakaian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b) Pengeluaran Lain-lain
1) Pajak :
2) …...... : Rp……………./musim
3) ……… : Rp……………./musim
4) ……… : Rp……………./musim
2. Biaya Variabel
a) Penggunaan benih
No. Varietas Benih Jumlah fisik
(Kg)
Jumlah
penggunaan
(kg/ha)
Harga (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah
50
b) Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga
No. Jenis Kegiatan Jumlah
Orang
Waktu
Kerja
(Hari)
Upah
Kerja
Jumlah
Upah/HOK
(Rp)
1. Pengolahan Lahan
2. Penanaman
3. Pemupukan
4. Panen
Jumlah
c) Biaya Tenaga kerja Dalam Keluarga
No. Jenis Kegiatan Jumlah
Orang
Waktu
Kerja
(Hari)
Upah
Kerja
Jumlah
Upah/HOK
(Rp)
1. Pengolahan Lahan
2. Penanaman
3. Pemupukan
4. Panen
Jumlah
d) Upah Tenaga Kerja Mesin
No. Jenis mesin Jumlah
Fisik Harga (Rp) Jumlah (Rp
1.
2.
3.
4.
Jumlah
e) Biaya Lain-lain
51
Lampiran 2. Hasil Output SPSS
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .995a .990 .989 7.11115
a. Predictors: (Constant), PENGALAMAN BERTANI, BENIH, TENAGA
KERJA, MODAL, LUAS LAHAN
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 224085.810 5 44817.162 886.268 .000a
Residual 2225.010 44 50.568
Total 226310.820 49
a. Predictors: (Constant), PENGALAMAN BERTANI, BENIH, TENAGA KERJA, MODAL, LUAS
LAHAN
b. Dependent Variable: PRODUKSI
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 100.153 10.917 9.174 .000
LUAS LAHAN 105.782 90.152 1.086 1.677 .000
BENIH 27.059 14.350 .306 4.168 .038
TENAGA KERJA 15.323 5.241 .184 2.924 .005
MODAL .220 .306 .035 3.462 .001
PENGALAMAN BERTANI -.375 .187 -.047 -2.106 .052
a. Dependent Variable: PRODUKSI
52
Lampiran 3. Identitas Responden Petani Kacang Tanah di Desa Bontomanai
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
No
. Nama
Umur
(Thn)
Tingkat
Pendidi
kan
Tanggun
gan
Keluarga
Luas
Lahan
(Ha)
Pengalaman
Bertani
(Tahun)
Status
Lahan
1. Dg. Soma 57 SD 5 0.25 45 Milik Sendiri
2. Ahmad Dg Amang 45 SMP 4 0.35 33 Milik Sendiri
3. Sade 62 SD 4 0.32 45 Milik Sendiri
4. Pina 40 SMP 3 0.24 25 Milik Sendiri
5. Hj. Kanang 43 SMP 2 0.25 28 Milik Sendiri
6. H. Ngiri 45 SMP 4 0.25 30 Milik Sendiri
7. Naharia 42 SMP 3 0.25 30 Milik Sendiri
8. Sari Dg. Langi 55 SD 2 0.34 45 Milik Sendiri
9. Imran 37 SMA 1 0.35 20 Milik Sendiri
10. Salaming 40 SMP 3 0.24 25 Milik Sendiri
11. Saripuddin Mile 55 SD 5 0.35 43 Milik Sendiri
12. Dg. Rabai 52 SD 4 0.35 40 Milik Sendiri
13. Masjaya 65 SD 6 0.42 53 Milik Sendiri
14. Simbung 62 SD 4 0.42 50 Milik Sendiri
15. Rahman Lallo 40 SMP 2 0.25 25 Milik Sendiri
16. Aspar 40 SMP 3 0.25 25 Milik Sendiri
17. Dg. Mina 43 SMP 4 0.35 30 Milik Sendiri
18. Saso 52 SD 6 0.35 40 Milik Sendiri
19. T Dg. Likku 41 SMP 3 0.24 28 Milik Sendiri
20. Baha Dg. Bulu 47 SMP 5 0.24 35 Milik Sendiri
21. Tama 42 SMP 3 0.25 25 Milik Sendiri
22. Mustari 45 SMP 2 0.25 32 Milik Sendiri
23. Sudarni Dg. Puji 53 SD 6 0.32 40 Milik Sendiri
24. Neneng Dg. Caya 53 SD 3 0.32 38 Milik Sendiri
25. Rewa 42 SMP 2 0.24 30 Milik Sendiri
26. Samari Dg. Baji 65 SD 5 0.42 53 Milik Sendiri
27. Gappar 63 SD 4 0.42 50 Milik Sendiri
28. Maubi Dg. Bone 50 SD 5 0.35 35 Milik Sendiri
29. Dahlan Lallo 52 SD 3 0.35 37 Milik Sendiri
30. Maupa Dg. Ngeppe 41 SMP 2 0.25 28 Milik Sendiri
31. Misi dg. Tata 41 SMP 3 0.25 29 Milik Sendiri
32. Rusli 35 SMA 1 0.25 23 Milik Sendiri
33. Rustang Dg. Nawang 55 SD 4 0.35 41 Milik Sendiri
34. Saharuddin 60 SD 6 0.42 48 Milik Sendiri
35. Rabainna 65 SD 5 0.42 48 Milik Sendiri
36. Lahasan Nai 65 SD 2 0.42 50 Milik Sendiri
37. Sanai 44 SMP 2 0.25 32 Milik Sendiri
38. H. Saparuddin 46 SMP 4 0.25 34 Milik Sendiri
39. H. Sampara 44 SMP 3 0.25 30 Milik Sendiri
40. Idris 53 SD 2 0.35 41 Milik Sendiri
41. Mantang 42 SMP 3 0.25 30 Milik Sendiri
42. H. Sanggu 50 SD 4 0.35 35 Milik Sendiri
43. Yoddin 65 SD 3 0.42 48 Milik Sendiri
44. Hj. Ada 45 SMP 2 0.25 30 Milik Sendiri
45. Sanne Lili 45 SMP 4 0.25 33 Milik Sendiri
53
46. H. Amir 44 SMP 3 0.25 32 Milik Sendiri
47. Intang 55 SD 4 0.42 40 Milik Sendiri
48. Emi Sulastri 53 SD 5 0.42 40 Milik Sendiri
49. Raba Dg. Caya 55 SD 4 0.42 38 Milik Sendiri
50 Sukardi 50 SD 2 0.35 38 Milik Sendiri
Jumlah 2.481 174 15,82 1.803
Rata-Rata 49,62 3,48 0,32 36,06
54
Lampiran 4. Tabel Jumlah Benih
No. Benih
Nilai (Rp) Jumlah (Kg) Harga (Rp/Kg)
1. 33 13.000 429.000
2. 40 13.000 520.000
3. 39 13.000 507.000
4. 26 13.000 338.000
5. 29 13.000 377.000
6. 22 13.000 286.000
7. 27 13.000 351.000
8. 25 13.000 325.000
9. 37 13.000 481.000
10. 28 13.000 364.000
11. 41 13.000 533.000
12. 39 13.000 507.000
13. 47 13.000 611.000
14. 44 13.000 572.000
15. 29 13.000 377.000
16. 27 13.000 352.000
17. 39 13.000 507.000
18. 37 13.000 481.000
19. 29 13.000 377.000
20. 29 13.000 377.000
21. 30 13.000 390.000
22. 27 13.000 351.000
23. 35 13.000 455.000
24. 37 13.000 481.000
25. 27 13.000 351.000
26. 41 13.000 533.000
27. 44 13.000 572.000
28. 35 13.000 455.000
29. 36 13.000 468.000
30. 24 13.000 312.000
31. 29 13.000 377.000
32. 27 13.000 351.000
33. 38 13.000 494.000
34. 45 13.000 585.000
35. 40 13.000 520.000
36. 41 13.000 533.000
37. 30 13.000 390.000
38. 29 13.000 377.000
39. 23 13.000 299.000
40. 35 13.000 455.000
41. 27 13.000 351.000
42. 40 13.000 520.000
43. 47 13.000 611.000
55
44. 28 13.000 364.000
45. 26 13.000 338.000
46. 25 13.000 325.000
47. 41 13.000 533.000
48. 45 13.000 585.000
49. 49 13.000 637.000
50. 39 13.000 507.000
Jumlah 1.707 650.000 22.191.000
Rata-Rata 34,02 13.000 443.820
Per Ha 106,31 40.625 1.386.937,5
56
Lampiran 5. Jumlah Tenaga Kerja Usahatani Kacang Tanah
Responden
Luas
Lahan
(Ha)
Tenaga Kerja
(Orang) Upah (Rp) Nilai (Rp)
1. 0.25 3 100.000 300.000
2. 0.35 4 100.000 400.000
3. 0.32 4 100.000 400.000
4. 0.24 3 100.000 300.000
5. 0.25 3 100.000 300.000
6. 0.25 3 100.000 300.000
7. 0.25 3 100.000 300.000
8. 0.34 4 100.000 400.000
9. 0.35 4 100.000 400.000
10. 0.24 3 100.000 300.000
11. 0.35 4 100.000 400.000
12. 0.35 4 100.000 400.000
13. 0.42 5 100.000 500.000
14. 0.42 5 100.000 500.000
15. 0.25 3 100.000 300.000
16. 0.25 3 100.000 300.000
17. 0.35 4 100.000 400.000
18. 0.35 4 100.000 400.000
19. 0.24 3 100.000 300.000
20. 0.24 3 100.000 300.000
21. 0.25 3 100.000 300.000
22. 0.25 3 100.000 300.000
23. 0.32 4 100.000 400.000
24. 0.32 4 100.000 400.000
25. 0.24 3 100.000 300.000
26. 0.42 5 100.000 500.000
27. 0.42 5 100.000 500.000
28. 0.35 4 100.000 400.000
29. 0.35 4 100.000 400.000
30. 0.25 3 100.000 300.000
31. 0.25 3 100.000 300.000
32. 0.25 3 100.000 300.000
33. 0.35 4 100.000 400.000
34. 0.42 5 100.000 500.000
35. 0.42 5 100.000 500.000
36. 0.42 5 100.000 500.000
37. 0.25 3 100.000 300.000
38. 0.25 3 100.000 300.000
39. 0.25 3 100.000 300.000
40. 0.35 4 100.000 400.000
41. 0.25 3 100.000 300.000
42. 0.35 4 100.000 400.000
57
43. 0.42 5 100.000 500.000
44. 0.25 3 100.000 300.000
45. 0.25 3 100.000 300.000
46. 0.25 3 100.000 300.000
47. 0.42 5 100.000 500.000
48. 0.42 5 100.000 500.000
49. 0.42 5 100.000 500.000
50. 0.35 4 100.000 400.000
Jumlah 15,82 188 5.000.000 18.800.000
Rata-Rata 0,32 3,76 100.000 376.000
Rata-
Rata/Ha 1 11,75 312.500 1.175.000
58
Lampiran 6. Modal Usahatani
Responden Luas Lahan (Ha) Modal (Rp)
1. 0.25 5.500.000
2. 0.35 5.500.000
3. 0.32 5.250.000
4. 0.24 4.500.000
5. 0.25 5.000.000
6. 0.25 4.500.000
7. 0.25 4.500.000
8. 0.34 5.500.000
9. 0.35 4.500.000
10. 0.24 4.000.000
11. 0.35 5.500.000
12. 0.35 5.500.000
13. 0.42 6.500.000
14. 0.42 6.500.000
15. 0.25 5.000.000
16. 0.25 5.000.000
17. 0.35 5.650.000
18. 0.35 5.500.000
19. 0.24 4.350.000
20. 0.24 4.350.000
21. 0.25 4.500.000
22. 0.25 4.500.000
23. 0.32 5.250.000
24. 0.32 5.000.000
25. 0.24 4.000.000
26. 0.42 6.500.000
27. 0.42 6.500.000
28. 0.35 5.500.000
29. 0.35 5.500.000
30. 0.25 4.500.000
31. 0.25 4.500.000
32. 0.25 4.500.000
33. 0.35 5.500.000
34. 0.42 6.500.000
35. 0.42 6.500.000
36. 0.42 6.500.000
37. 0.25 5.000.000
38. 0.25 4.500.000
39. 0.25 4.500.000
40. 0.35 5.500.000
41. 0.25 4.500.000
42. 0.35 5.500.000
43. 0.42 6.500.000
44. 0.25 4.500.000
59
45. 0.25 4.500.000
46. 0.25 4.500.000
47. 0.42 6.500.000
48. 0.42 6.500.000
49. 0.42 6.500.000
50. 0.35 5.500.000
Jumlah 15,82 262.850.000
Rata-Rata 0,32 5.257.000
60
Lampiran 7. Tabel Penyusutan Alat
Cangkul
Responden Jumlah
(Unit) Nilai Baru (Rp)
Nilai
Sekarang
(Rp)
Lama
Pemakaian
(thn)
NPA (Rp)
1. 2 168.000 88.000 2 80.000
2. 3 252.000 132.000 2 120.000
3. 3 252.000 132.000 2 120.000
4. 2 168.000 88.000 2 80.000
5. 2 168.000 88.000 2 80.000
6. 2 168.000 88.000 2 80.000
7. 2 168.000 88.000 2 80.000
8. 3 252.000 132.000 2 120.000
9. 3 252.000 132.000 2 120.000
10. 2 168.000 88.000 2 80.000
11. 3 252.000 132.000 2 120.000
12. 3 252.000 132.000 2 120.000
13. 3 252.000 132.000 2 120.000
14. 3 252.000 132.000 2 120.000
15. 2 168.000 88.000 2 80.000
16. 2 168.000 88.000 2 80.000
17. 3 252.000 132.000 2 120.000
18. 3 252.000 132.000 2 120.000
19. 2 168.000 88.000 2 80.000
20. 2 168.000 88.000 2 80.000
21. 2 168.000 88.000 2 80.000
22. 2 168.000 88.000 2 80.000
23. 3 252.000 132.000 2 120.000
24. 3 252.000 132.000 2 120.000
25. 2 168.000 88.000 2 80.000
26. 3 252.000 132.000 2 120.000
27. 3 252.000 132.000 2 120.000
28. 3 252.000 132.000 2 120.000
29. 3 252.000 132.000 2 120.000
30. 2 168.000 88.000 2 80.000
31. 2 168.000 88.000 2 80.000
32. 2 168.000 88.000 2 80.000
33. 3 252.000 132.000 2 120.000
34. 3 252.000 132.000 2 120.000
35. 3 252.000 132.000 2 120.000
36. 3 252.000 132.000 2 120.000
37. 2 168.000 88.000 2 80.000
38. 2 168.000 88.000 2 80.000
39. 2 168.000 88.000 2 80.000
40. 3 252.000 132.000 2 120.000
41. 2 168.000 88.000 2 80.000
42. 3 252.000 132.000 2 120.000
43. 3 252.000 132.000 2 120.000
44. 2 168.000 88.000 2 80.000
45. 2 168.000 88.000 2 80.000
61
46. 2 168.000 88.000 2 80.000
47. 3 252.000 132.000 2 120.000
48. 3 252.000 132.000 2 120.000
49. 3 252.000 132.000 2 120.000
50. 2 168.000 88.000 2 80.000
Jumlah 131 10.584.000 5.544.000 100 5.040.000
Rata-Rata 2,62 211.680 110.880 2 100.800
Rata-
Rata/Ha 8,1 661.500 346.500 350.000
62
Linggis
Responden Jumlah
(Unit) Nilai baru (Rp)
Nilai
Sekarang
(Rp)
Lama
Pemakaian
(Tahun)
NPA (Rp)
1. 1 50.000 20.000 2 15.000
2. 2 100.000 40.000 2 30.000
3. 1 50.000 20.000 2 15.000
4. 1 50.000 20.000 2 15.000
5. 1 50.000 20.000 2 15.000
6. 1 50.000 20.000 2 15.000
7. 2 100.000 40.000 2 30.000
8. 2 100.000 40.000 2 30.000
9. 2 100.000 40.000 2 30.000
10. 1 50.000 20.000 2 15.000
11. 2 100.000 40.000 2 30.000
12. 2 100.000 40.000 2 30.000
13. 2 100.000 40.000 2 30.000
14. 2 100.000 40.000 2 30.000
15. 1 50.000 20.000 2 15.000
16. 1 50.000 20.000 2 15.000
17. 1 50.000 20.000 2 15.000
18. 2 100.000 40.000 2 30.000
19. 1 50.000 20.000 2 15.000
20. 1 50.000 20.000 2 15.000
21. 1 50.000 20.000 2 15.000
22. 1 50.000 20.000 2 15.000
23. 2 100.000 40.000 2 30.000
24. 1 50.000 20.000 2 15.000
25. 1 50.000 20.000 2 15.000
26. 2 100.000 40.000 2 30.000
27. 2 100.000 40.000 2 30.000
28. 1 50.000 20.000 2 15.000
29. 2 100.000 40.000 2 30.000
30. 1 50.000 20.000 2 15.000
31. 1 50.000 20.000 2 15.000
32. 1 50.000 20.000 2 15.000
33. 2 100.000 40.000 2 30.000
34. 2 100.000 40.000 2 30.000
35. 2 100.000 40.000 2 30.000
36. 2 100.000 40.000 2 30.000
37. 1 50.000 20.000 2 15.000
38. 1 50.000 20.000 2 15.000
39. 1 50.000 20.000 2 15.000
40. 2 100.000 40.000 2 30.000
41. 1 50.000 20.000 2 15.000
42. 2 100.000 40.000 2 30.000
43. 2 100.000 40.000 2 30.000
44. 1 50.000 20.000 2 15.000
45. 1 50.000 20.000 2 15.000
46. 1 50.000 20.000 2 15.000
47. 2 100.000 40.000 2 30.000
63
48. 2 100.000 40.000 2 30.000
49. 2 100.000 40.000 2 30.000
50. 1 50.000 20.000 2 15.000
Jumlah 73 3.650.000 1.460.000 100 1.095.000
Rata-Rata 1,46 73.000 29.200 2 21.900
Rata-
Rata/Ha 4,56 228.125 91.250 68.437
64
Skop
Responden Jumlah
(Unit) Nilai baru (Rp)
Nilai
Sekarang
(Rp)
Lama
Pemakaian
(Tahun)
NPA (Rp)
1. 1 50.000 20.000 2 15.000
2. 1 50.000 20.000 2 15.000
3. 1 50.000 20.000 2 15.000
4. 1 50.000 20.000 2 15.000
5. 1 50.000 20.000 2 15.000
6. 1 50.000 20.000 2 15.000
7. 1 50.000 20.000 2 15.000
8. 1 50.000 20.000 2 15.000
9. 1 50.000 20.000 2 15.000
10. 1 50.000 20.000 2 15.000
11. 1 50.000 20.000 2 15.000
12. 1 50.000 20.000 2 15.000
13. 2 100.000 40.000 2 30.000
14. 2 100.000 40.000 2 30.000
15. 1 50.000 20.000 2 15.000
16. 1 50.000 20.000 2 15.000
17. 1 50.000 20.000 2 15.000
18. 1 50.000 20.000 2 15.000
19. 1 50.000 20.000 2 15.000
20. 1 50.000 20.000 2 15.000
21. 1 50.000 20.000 2 15.000
22. 1 50.000 20.000 2 15.000
23. 1 50.000 20.000 2 15.000
24. 1 50.000 20.000 2 15.000
25. 1 50.000 20.000 2 15.000
26. 2 100.000 40.000 2 30.000
27. 2 100.000 40.000 2 30.000
28. 1 50.000 20.000 2 15.000
29. 1 50.000 20.000 2 15.000
30. 1 50.000 20.000 2 15.000
31. 1 50.000 20.000 2 15.000
32. 1 50.000 20.000 2 15.000
33. 1 50.000 20.000 2 15.000
34. 2 100.000 40.000 2 30.000
35. 2 100.000 40.000 2 30.000
36. 2 100.000 40.000 2 30.000
37. 1 50.000 20.000 2 15.000
38. 1 50.000 20.000 2 15.000
39. 1 50.000 20.000 2 15.000
40. 1 50.000 20.000 2 15.000
41. 1 50.000 20.000 2 15.000
42. 1 50.000 20.000 2 15.000
43. 2 100.000 40.000 2 30.000
44. 1 50.000 20.000 2 15.000
45. 1 50.000 20.000 2 15.000
46. 1 50.000 20.000 2 15.000
47. 2 100.000 40.000 2 30.000
65
48. 2 100.000 40.000 2 30.000
49. 2 100.000 40.000 2 30.000
50. 1 50.000 20.000 2 15.000
Jumlah 61 3.050.000 1.220.000 100 915.000
Rata-Rata 1,22 61.000 24.400 2 18.300
Rata-
Rata/Ha 3,81 190.625 76.250 57.187
66
Parang
Responden Jumlah
(Unit) Nilai baru (Rp)
Nilai
Sekarang
(Rp)
Lama
Pemakaian
(Tahun)
NPA (Rp)
1. 1 60.000 40.000 2 20.000
2. 2 120.000 80.000 2 40.000
3. 2 120.000 80.000 2 40.000
4. 1 60.000 40.000 2 20.000
5. 1 60.000 40.000 2 20.000
6. 1 60.000 40.000 2 20.000
7. 1 60.000 40.000 2 20.000
8. 2 120.000 80.000 2 40.000
9. 2 120.000 80.000 2 40.000
10. 1 60.000 40.000 2 20.000
11. 2 120.000 80.000 2 40.000
12. 2 60.000 40.000 2 20.000
13. 2 120.000 80.000 2 40.000
14. 2 120.000 80.000 2 40.000
15. 1 60.000 40.000 2 20.000
16. 1 60.000 40.000 2 20.000
17. 2 120.000 80.000 2 40.000
18. 2 120.000 80.000 2 40.000
19. 1 60.000 40.000 2 20.000
20. 1 60.000 40.000 2 20.000
21. 1 60.000 40.000 2 20.000
22. 1 60.000 40.000 2 20.000
23. 2 120.000 80.000 2 40.000
24. 2 120.000 80.000 2 40.000
25. 1 60.000 40.000 2 20.000
26. 2 120.000 80.000 2 40.000
27. 2 120.000 80.000 2 40.000
28. 2 120.000 80.000 2 40.000
29. 2 120.000 80.000 2 40.000
30. 1 60.000 40.000 2 20.000
31. 1 60.000 40.000 2 20.000
32. 1 60.000 40.000 2 20.000
33. 2 120.000 80.000 2 40.000
34. 2 120.000 80.000 2 40.000
35. 2 120.000 80.000 2 40.000
36. 2 120.000 80.000 2 40.000
37. 1 60.000 40.000 2 20.000
38. 1 60.000 40.000 2 20.000
39. 1 60.000 40.000 2 20.000
40. 2 120.000 80.000 2 40.000
41. 1 60.000 40.000 2 20.000
42. 2 120.000 80.000 2 40.000
43. 2 120.000 80.000 2 40.000
44. 1 60.000 40.000 2 20.000
45. 1 60.000 40.000 2 20.000
46. 1 60.000 40.000 2 20.000
47. 2 120.000 80.000 2 40.000
67
48. 2 120.000 80.000 2 40.000
49. 2 120.000 80.000 2 40.000
50. 2 60.000 40.000 2 20.000
Jumlah 77 4.500.000 3.000.000 100 1.500.000
Rata-Rata 1,54 90.000 60.000 2 30.000
Rata-
Rata/Ha 4,81 281.250 187.500 93.750
68
Sabit
Responden Jumlah
(Unit) Nilai baru (Rp)
Nilai
Sekarang
(Rp)
Lama
Pemakaian
(Tahun)
NPA (Rp)
1. 1 40.000 25.000 2 15.000
2. 2 80.000 50.000 2 30.000
3. 1 40.000 25.000 2 15.000
4. 1 40.000 25.000 2 15.000
5. 1 40.000 25.000 2 15.000
6. 1 40.000 25.000 2 15.000
7. 1 40.000 25.000 2 15.000
8. 2 80.000 50.000 2 30.000
9. 2 80.000 50.000 2 30.000
10. 1 40.000 25.000 2 15.000
11. 2 80.000 50.000 2 30.000
12. 2 80.000 50.000 2 30.000
13. 2 80.000 50.000 2 30.000
14. 2 80.000 50.000 2 30.000
15. 1 40.000 25.000 2 15.000
16. 1 40.000 25.000 2 15.000
17. 2 80.000 50.000 2 30.000
18. 2 80.000 50.000 2 30.000
19. 1 40.000 25.000 2 15.000
20. 1 40.000 25.000 2 15.000
21. 1 40.000 25.000 2 15.000
22. 1 40.000 25.000 2 15.000
23. 1 40.000 25.000 2 15.000
24. 1 40.000 25.000 2 15.000
25. 1 40.000 25.000 2 15.000
26. 2 80.000 50.000 2 30.000
27. 2 80.000 50.000 2 30.000
28. 2 80.000 50.000 2 30.000
29. 2 80.000 50.000 2 30.000
30. 1 40.000 25.000 2 15.000
31. 1 40.000 25.000 2 15.000
32. 1 40.000 25.000 2 15.000
33. 2 80.000 50.000 2 30.000
34. 2 80.000 50.000 2 30.000
35. 2 80.000 50.000 2 30.000
36. 2 80.000 50.000 2 30.000
37. 1 40.000 25.000 2 15.000
38. 1 40.000 25.000 2 15.000
39. 1 40.000 25.000 2 15.000
40. 2 80.000 50.000 2 30.000
41. 1 40.000 25.000 2 15.000
42. 2 80.000 50.000 2 30.000
43. 2 80.000 50.000 2 30.000
44. 1 40.000 25.000 2 15.000
45. 1 40.000 25.000 2 15.000
46. 1 40.000 25.000 2 15.000
47. 2 80.000 50.000 2 30.000
69
48. 2 80.000 50.000 2 30.000
49. 2 80.000 50.000 2 30.000
50. 2 80.000 50.000 2 30.000
Jumlah 74 2.960.000 1.850.000 100 1.110.000
Rata-Rata 1,48 59.200 37.000 2 22.200
Rata-
Rata/Ha 4,62 185.000 115.625 69.375
70
Lampiran 10. Tabel Biaya Pajak
Responden Luas Lahan
(Ha)
Pajak
(Rp/Tahun)
1. 0.25 160.000
2. 0.35 160.000
3. 0.32 160.000
4. 0.24 160.000
5. 0.25 160.000
6. 0.25 160.000
7. 0.25 160.000
8. 0.34 160.000
9. 0.35 160.000
10. 0.24 160.000
11. 0.35 160.000
12. 0.35 160.000
13. 0.42 160.000
14. 0.42 160.000
15. 0.25 160.000
16. 0.25 160.000
17. 0.35 160.000
18. 0.35 160.000
19. 0.24 160.000
20. 0.24 160.000
21. 0.25 160.000
22. 0.25 160.000
23. 0.32 160.000
24. 0.32 160.000
25. 0.24 160.000
26. 0.42 160.000
27. 0.42 160.000
28. 0.35 160.000
29. 0.35 160.000
30. 0.25 160.000
31. 0.25 160.000
32. 0.25 160.000
33. 0.35 160.000
34. 0.42 160.000
35. 0.42 160.000
36. 0.42 160.000
37. 0.25 160.000
38. 0.25 160.000
39. 0.25 160.000
40. 0.35 160.000
41. 0.25 160.000
42. 0.35 160.000
43. 0.42 160.000
71
44. 0.25 160.000
45. 0.25 160.000
46. 0.25 160.000
47. 0.42 160.000
48. 0.42 160.000
49. 0.42 160.000
50. 0.35 160.000
Jumlah 15,82 8.000.000
Rata-Rata 0,32 160.000
Rata-
Rata/Ha 1 500.000
72
Lampiran 11. Jumlah Produksi dan Penerimaan Kacang Tanah
Responden Produksi
(Kg)
Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. 310 17.000 5.270.000
2. 412 17.000 7.004.000
3. 355 17.000 6.035.000
4. 295 17.000 5.015.000
5. 300 17.000 5.100.000
6. 300 17.000 5.100.000
7. 310 17.000 5.270.000
8. 395 17.000 6.715.000
9. 415 17.000 7.055.000
10. 300 17.000 5.100.000
11. 415 17.000 7.055.000
12. 412 17.000 7.004.000
13. 470 17.000 7.990.000
14. 465 17.000 7.905.000
15. 300 17.000 5.100.000
16. 300 17.000 5.100.000
17. 412 17.000 7.004.000
18. 412 17.000 7.004.000
19. 290 17.000 4.930.000
20. 295 17.000 5.015.000
21. 300 17.000 5.100.000
22. 310 17.000 5.270.000
23. 352 17.000 5.984.000
24. 355 17.000 6.035.000
25. 295 17.000 5.015.000
26. 465 17.000 7.905.000
27. 465 17.000 7.905.000
28. 415 17.000 7.055.000
29. 415 17.000 7.055.000
30. 310 17.000 5.270.000
31. 310 17.000 5.270.000
32. 310 17.000 5.270.000
33. 412 17.000 7.004.000
34. 460 17.000 7.820.000
35. 465 17.000 7.905.000
36. 465 17.000 7.905.000
37. 300 17.000 5.100.000
38. 310 17.000 5.270.000
39. 310 17.000 5.270.000
40. 412 17.000 7.004.000
41. 310 17.000 5.270.000
42. 412 17.000 7.004.000
43. 465 17.000 7.905.000
73
44. 300 17.000 5.100.000
45. 300 17.000 5.100.000
46. 310 17.000 5.270.000
47. 465 17.000 7.905.000
48. 465 17.000 7.905.000
49. 465 17.000 7.905.000
50. 412 17.000 7.004.000
Jumlah 18.503 850.000 314.551.000
Rata-Rata 370,06 17.000 6.291.020
Rata-
Rata/Ha 1,156,4 19.659.437,5
74
Lampiran 12. Tabel Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Responden Biaya Tetap
(Rp)
Biaya Variabel
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
1. 353.000 729.000 1.082.000
2. 482.000 920.000 1.402.000
3. 437.000 907.000 1.344.000
4. 353.000 638.000 991.000
5. 353.000 677.000 1.030.000
6. 353.000 586.000 939.000
7. 373.000 651.000 1.024.000
8. 482.000 725.000 1.207.000
9. 482.000 881.000 1.363.000
10. 353.000 664.000 1.017.000
11. 482.000 933.000 1.415.000
12. 442.000 907.000 1.349.000
13. 502.000 1.111.000 1.613.000
14. 502.000 1.072.000 1.574.000
15. 353.000 677.000 1.030.000
16. 353.000 652.000 1.005.000
17. 462.000 907.000 1.369.000
18. 482.000 881.000 1.363.000
19. 353.000 677.000 1.030.000
20. 353.000 677.000 1.030.000
21. 353.000 690.000 1.043.000
22. 353.000 651.000 1.004.000
23. 457.000 855.000 1.312.000
24. 437.000 881.000 1.318.000
25. 353.000 651.000 1.004.000
26. 502.000 1.033.000 1.535.000
27. 502.000 1.072.000 1.574.000
28. 462.000 855.000 1.317.000
29. 482.000 868.000 1.350.000
30. 353.000 612.000 965.000
31. 353.000 677.000 1.030.000
32. 353.000 651.000 1.004.000
33. 482.000 894.000 1.376.000
34. 502.000 1.085.000 1.587.000
35. 502.000 1.020.000 1.522.000
75
36. 502.000 1.033.000 1.535.000
37. 353.000 690.000 1.043.000
38. 353.000 677.000 1.030.000
39. 353.000 599.000 952.000
40. 482.000 855.000 1.337.000
41. 353.000 651.000 1.004.000
42. 482.000 920.000 1.402.000
43. 502.000 1.111.000 1.613.000
44. 353.000 664.000 1.017.000
45. 353.000 638.000 991.000
46. 353.000 625.000 978.000
47. 502.000 1.033.000 1.535.000
48. 502.000 1.085.000 1.587.000
49. 502.000 1.137.000 1.639.000
50. 378.000 907.000 1.285.000
Jumlah 21.074.000 40.992.000 62.066.000
Rata-Rata 421.480 819.840 1.241.320
Rata-
Rata/Ha 1.317.125 2.562.000 3.879.125
76
Lampiran 13. Tabel Pendapatan Petani
Responden Penerimaan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
1. 5.270.000 1.082.000 4.188.000
2. 7.004.000 1.402.000 5.602.000
3. 6.035.000 1.344.000 4.691.000
4. 5.015.000 991.000 4.024.000
5. 5.100.000 1.030.000 4.070.000
6. 5.100.000 939.000 4.161.000
7. 5.270.000 1.024.000 4.246.000
8. 6.715.000 1.207.000 5.508.000
9. 7.055.000 1.363.000 5.692.000
10. 5.100.000 1.017.000 4.083.000
11. 7.055.000 1.415.000 5.640.000
12. 7.004.000 1.349.000 5.655.000
13. 7.990.000 1.613.000 6.377.000
14. 7.905.000 1.574.000 6.331.000
15. 5.100.000 1.030.000 4.070.000
16. 5.100.000 1.005.000 4.095.000
17. 7.004.000 1.369.000 5.635.000
18. 7.004.000 1.363.000 5.641.000
19. 4.930.000 1.030.000 3.900.000
20. 5.015.000 1.030.000 3.985.000
21. 5.100.000 1.043.000 4.057.000
22. 5.270.000 1.004.000 4.266.000
23. 5.984.000 1.312.000 4.672.000
24. 6.035.000 1.318.000 4.717.000
25. 5.015.000 1.004.000 4.011.000
26. 7.905.000 1.535.000 6.370.000
27. 7.905.000 1.574.000 6.331.000
28. 7.055.000 1.317.000 5.738.000
29. 7.055.000 1.350.000 5.705.000
30. 5.270.000 965.000 4.305.000
31. 5.270.000 1.030.000 4.240.000
32. 5.270.000 1.004.000 4.266.000
33. 7.004.000 1.376.000 5.628.000
34. 7.820.000 1.587.000 6.233.000
35. 7.905.000 1.522.000 6.383.000
77
36. 7.905.000 1.535.000 6.370.000
37. 5.100.000 1.043.000 4.057.000
38. 5.270.000 1.030.000 4.240.000
39. 5.270.000 952.000 4.318.000
40. 7.004.000 1.337.000 5.667.000
41. 5.270.000 1.004.000 4.266.000
42. 7.004.000 1.402.000 5.602.000
43. 7.905.000 1.613.000 6.292.000
44. 5.100.000 1.017.000 4.083.000
45. 5.100.000 991.000 4.109.000
46. 5.270.000 978.000 4.292.000
47. 7.905.000 1.535.000 6.370.000
48. 7.905.000 1.587.000 6.318.000
49. 7.905.000 1.639.000 6.266.000
50. 7.004.000 1.285.000 5.719.000
Jumlah 314.551.000 62.066.000 252.485.000
Rata-Rata 6.291.020 1.241.320 5.049.700
Rata-
Rata/Ha 19.659.432,5 3.879.125 15.780.312
78
Lampiran 14. Tabel Faktor Produksi Usahatani kacang Tanah
Responden Produksi
(Y)
Luas
Lahan
(X1)
Benih
(X2)
Tenaga
Kerja
(X3)
Modal (X4) Pengalaman
Bertani
(X5)
1. 310 0.25 33 3 5.500.000 45
2. 412 0.35 40 4 5.500.000 33
3. 355 0.32 39 4 5.250.000 45
4. 295 0.24 26 3 4.500.000 25
5. 300 0.25 29 3 5.000.000 28
6. 300 0.25 22 3 4.500.000 30
7. 310 0.25 27 3 4.500.000 30
8. 395 0.34 25 4 5.500.000 45
9. 415 0.35 37 4 4.500.000 20
10. 300 0.24 28 3 4.000.000 25
11. 415 0.35 41 4 5.500.000 43
12. 412 0.35 39 4 5.500.000 40
13. 470 0.42 47 5 6.500.000 53
14. 465 0.42 44 5 6.500.000 50
15. 300 0.25 29 3 5.000.000 25
16. 300 0.25 27 3 5.000.000 25
17. 412 0.35 39 4 5.650.000 30
18. 412 0.35 37 4 5.500.000 40
19. 290 0.24 29 3 4.350.000 28
20. 295 0.24 29 3 4.350.000 35
21. 300 0.25 30 3 4.500.000 25
22. 310 0.25 27 3 4.500.000 32
23. 352 0.32 35 4 5.250.000 40
24. 355 0.32 37 4 5.000.000 38
25. 295 0.24 27 3 4.000.000 30
26. 465 0.42 41 5 6.500.000 53
27. 465 0.42 44 5 6.500.000 50
28. 415 0.35 35 4 5.500.000 35
29. 415 0.35 36 4 5.500.000 37
30. 310 0.25 24 3 4.500.000 28
31. 310 0.25 29 3 4.500.000 29
32. 310 0.25 27 3 4.500.000 23
33. 412 0.35 38 4 5.500.000 41
34. 460 0.42 45 5 6.500.000 48
35. 465 0.42 40 5 6.500.000 48
36. 465 0.42 41 5 6.500.000 50
37. 300 0.25 30 3 5.000.000 32
38. 310 0.25 29 3 4.500.000 34
39. 310 0.25 23 3 4.500.000 30
40. 412 0.35 35 4 5.500.000 41
41. 310 0.25 27 3 4.500.000 30
79
42. 412 0.35 40 4 5.500.000 35
43. 465 0.42 47 5 6.500.000 48
44. 300 0.25 28 3 4.500.000 30
45. 300 0.25 26 3 4.500.000 33
46. 310 0.25 25 3 4.500.000 32
47. 465 0.42 41 5 6.500.000 40
48. 465 0.42 45 5 6.500.000 40
49. 465 0.42 49 5 6.500.000 38
50. 412 0.35 39 4 5.500.000 38
Jumlah 18.503 15,82 1.707 188 262.850.000 1.803
Rata-Rata 370,06 0,32 34,02 3,76 5.257.000 36,06
80
DOKUMENTASI
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3. Wawancara Bersama Petani Kacang Tanah di Desa Bontomanai
Gambar 4. Melepaskan Kulit dan Menyortir Kacang Tanah
81
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian
82
Lampiran 16. Surat izin Penelitian
83
Lampiran 17. Kartu Kontrol Pembimbing Utama
84
Lampiran 18. Kartu Kontrol Pembimbing Pendamping
85
Lampiran 19. Hasil Uji Turnitin
86
87
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ujung Pandang tanggal 19 maret
1999 dari ayah Syaripuddin, S.P dan ibu Rifawati. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
ayah dan ibu. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah
mulai dari TK Sejati pada tahun 2004-2005, dilanjutkan ke
tingkat sekolah dasar (SD) Negeri Bontokamase pada tahun
2006-2011, lalu pada tingkat sekolah menegah pertama (SMP) Negeri 2 Gowa
2012-2014, dan sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Gowa pada tahun 2015-
2017. Pada saat SMP penulis mengikuti ekstrakurikuler Osis, Taekwondo, dan
Organisai IT. Saat SMA penulis mengikuti ekstrakurikuler IT, dan Rohis. Pada
tahun 2017 penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah makassar.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti organisasi
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sebagai anggota. Dan penulis juga pernah
magang di Balit Serealia Maros selama empat puluh hari.