Download - ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT
- 1 - BIOKIMIA
ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi jenis-jenis karbohidrat dengan reagen molish,
benedict, seliwanoff dan iodin
Menganalisis jenis-jenis karbohidrat yang terdapat dalam contoh
2. PRINSIP PERCOBAAN
uji molish : dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat
uji benedict : reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam
suasana alkalis
uji seliwanoff : perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil
fulfural.
Uji iodine : kondensasi iodine dengan karbohidrat membentuk kompleks warna
yang khas
3. DASAR TEORI
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon, hidrogen dan
oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau
gugus keton.
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat, yaitu :
Monosakarida, atau disebut gula sederhana, terdiri dari satu unit
polihidroksi aldehid atau keton.
Oligosakarida, terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang
digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
Polisakarida, terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan
unit monosakarida.
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam
glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun.
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai
rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan
dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-
benzena) dalam asam clorida.
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 2 - BIOKIMIA
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang
terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam
keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam
air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi
glukosa.
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas
pda residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi.
Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses
hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan
fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi
tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa
mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan.
Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa
dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisi dapat juga dibantu dengan bantuan enzim amilase.
Karbohidrat secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan beberapa uji. Karbohidrat
memberikan reaksi positif dengan uji molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa
karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul
cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural
dengan -naftol dalam pereaksi molish.
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya
ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange
atau merah bata serta adanya endapan.
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau
disebut juga ketosa. Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asm
levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus
keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,
sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.
4. ALAT DAN BAHAN
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 3 - BIOKIMIA
a. ALAT
Gelas kimia
Pemanas
Tabung
reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Erlenmeyer
b. BAHAN
Larutan
glukosa 1 %
Larutan
fruktosa 1 %
Larutan
galaktosa 1 %
Larutan
laktosa 1 %
Larutan
sukrosa 1 %
Larutan
amilum 1 %
HCl 6 N
NaOH 6 N
Reagen molish
Reagen
benedict
Reagen
seliwanoff
Reagen iodin
H2SO4 pekat
5. CARA KERJA
a. Uji Molish
Menambahkan 2 tetes reagen molish ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang telah berisi larutan karbohidrat
Menambahkan H2SO4 pekat dengan hati-hati dan perlahan-lahan melalui dinding
tabung reaksi sampai terbentuk warna merah atau ungu.
a. Uji Benedict
Menambahkan 8 tetes larutan karbohidrat ke dalam masing-
masing tabung yang telah berisi 5 ml reagen benedict dan kocok
Memanaskan semua tabung selama 5 menit lalu dinginkan
b. Uji Seliwanoff
Menambahkan 3 tetes larutan karbohidrat ke dalam masing-masing tabung
yang telah berisi 3 ml reagen seliwanoff
Memanaskan semua tabung hingga terlihat warna pada beberapa tabung
tersebut.
c. Uji Iodin
3 ml amilum dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi
Menambahkan 2 tetes air pada tabung I
Menambahkan 2 tetes HCl 6 N pada tabung II
Menambahkan 2 tetes NaOH 6 N pada tabung III
Memanaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan
6. SKEMA KERJA
Uji Molish
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 4 - BIOKIMIA
Uji Benedict
Uji Iodin
Uji Seliwanoff
7. TABEL PENGAMATAN
Uji Molish
NO PERLAKUAN PENGAMATAN KETERANGAN
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 5 - BIOKIMIA
1
2
3
4
5
6
Glukosa + reagen molish+ H2SO4
Fruktosa + reagen molish+ H2SO4
Galaktosa + reagen molish+ H2SO4
Laktosa + reagen molish+ H2SO4
Sukrosa + reagen molish+ H2SO4
Amilum + reagen molish+ H2SO4
BeningUngu
BeningUngu
BeningUngu
BeningUngu
BeningUngu
BeningUngu
Timbul panas
Uji Benedict
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1
2
3
4
5
6
Glukosa + reagen benedict + pemanasanSetelah didinginkan
Fruktosa + reagen benedict + pemanasanSetelah didinginkan
Galaktosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkanLaktosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkanSukrosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkanAmilum + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkan
Endapan merah bataEndapan merah bata
Endapan merah bata Endapan merah bata
Merah keruh di perm cairan
biruEndapan merah bata
Endapan merah batabiru
tidak ada endapanBiru
Tidak ada endapan
Uji Seliwanoff
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1
2
3
4
5
6
Glukosa + reagen seliwanoff + pemanasan
Fruktosa + reagen seliwanoff + pemanasan
Galaktosa + reagen seliwanoff + pemanasan
Laktosa + reagen seliwanoff + pemanasan
Sukrosa + reagen seliwanoff + pemanasan
Amilum + reagen seliwanoff + pemanasan
Bening bening
Bening Merah cherry
Bening Bening
Bening Bening
Bening Orange
Bening Bening
Uji Iodin
TABUNG PERLAKUAN PENGAMATAN
I
II
III
Amilum + air+ iodin
+ pemanasanAmilum + HCl
+ iodin+ pemanasan
Amilum + NaOH+ iodin
+ pemanasan
Putih keruhHitam kehijauan
Hitam kehijauanPutih keruh
Biru tuaEndapan biru
Putih keruhBiru hilang/putih keruh
Bening
8. PEMBAHASAN
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 6 - BIOKIMIA
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis-jenis karbohidrat dengan
beberapa uji yaitu uji molish, uji benedict, uji seliwanoff dan uji amilum.
Uji Molish
Uji molish dilakukan dengan menambahkan reagen molish pada masing-masing larutan
karbohidrat yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, sukrosa dan amilum. Pereaksi molish
terdiri atas larutan -naftol dalam alkohol. Pada penambahan reagen ini, tidak ada perubahan
yang amat berarti dan tetap memberikan warna seperti asalnya yaitu bening (kecuali untuk
amilum warna aslinya agak putih keruh). Setelah dilakukan penambahan H2SO4 secara hati-
hati, terjadi perubahan warna larutan karbohidrat menjadi warna ungu. Hal ini dikarenakan
terjadi reaksi kondensasi antara -naftol pada reagen molish dengan furfural. Furfural sendiri
merupakan hasil dehidrasi pentosa (ribosa). -naftol juga bereaksi dengan senyawa
hidroksimetil furfural yang merupakan hasil dehidrasi heksosa (glukosa dan fruktosa). Timbul
panas pada larutan merupakan efek dari penambahan H2SO4 yang memiliki konsentrat tinggi.
Reaksi yang terjadi untuk ribosa sebagai berikut:
Uji molish memberikan hasil pula untuk senyawa aldehid dan keton yang tidak termasuk ke
dalam karbohidrat. Walaupun uji ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan
sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat.
Uji Benedict
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium
sitrat. Uji ini dilakukan dengan menambahkan reagen benedict ke dalam larutan karbohidrat
dan dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahan pada beberapa
larutan, yaitu glukosa, fruktosa, dan laktosa. Perubahan ini berupa terbentuknya endapan
merah bata pada larutan tersebut. Proses pendinginan ketiga larutan ini tidak mempengaruhi
perubahan pada endapan. Sedangkan larutan yang lain berwarna biru yang merupakan warna
asli dari reagen benedict. Galaktosa sendiri mengalami sedikit perubahan setelah dipanaskan
yaitu terdapat warna merah pada bagian permukaan larutan dan setelah didinginkan warna ini
menghilang. Galaktosa merupakan salah satu karbohidrat yang mengandung gugus aldehid.
Dalam pengujian terhadap galaktosa, tidak terjadi perubahan yang diharapkan seperi glukosa,
fruktosa dan laktosa. Hal ini mungkin dikarenakan tabung reaksi telah terkontaminasi oleh
senyawa lain sehingga tidak menghasilkan endapan seperti halnya karbohidrat lain yang
mengandung gugus keton dan aldehid.
Adanya endapan merah bata merupakan hasil dari reduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion
Cu+ oleh gugus aldehid dan keton bebas. Endapan ini berupa Cu2O. Karbohidrat yang bisa
menimbulkan endapan ini adalah karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton
seperti glukosa, fruktosa dan laktosa seperti yang tertulis pada tabel pengamatan.
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 7 - BIOKIMIA
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah.
Uji Seliwanoff
Perekasi seliwanoff merupakan larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam HCl. Pada
pengujian yang dilakukan dengan penambahan pereaksi seliwanoff ke dalam larutan karbohidrat,
tidak memberikan perubahan yang berarti (warna larutan tetap bening). Setelah dilakukan
pemanasan, terjadi perubahan warna pada dua larutan, yaitu pada fruktosa yang menghasilkan
warna merah cherry dan pada sukrosa yang menghasilkan warna orange. Warna merah cherry
diakibatkan oleh larutan resorsinol pada pereaksi seliwanoff yang bereaksi dengan fruktosa.
Reaksinya dimulai dengan diubahnya fruktosa menjadi hidroksimetil furfural yang selanjutnya
bereaksi dengan resorsinol.
Pereaksi seliwanoff merupakan pereaksi spesifik untuk
mengetahui adanya gugus keton pada suatu karbohidrat. Karena
hanya fruktosa yang mempunyai gugus keton, maka hanya
fruktosa yang bereaksi positif terhadap pereaksi seliwanoff.
Pada sukrosa sendiri perubahan warna orange mungkin
diakibatkan oleh reaksi antara larutan resorsinol dengan fruktosa
yang merupakan salah satu pembentuk sukrosa selain glukosa.
Uji Amilum
Pada uji iodine, disiapkan tiga tabung yang masing-masing telah berisi amilum dan diberikan
perlakuan yang berbeda untuk tiap tabungnya. Untuk tabung I, amilum ditambahkan dengan
air. Tidak terjadi perubahan yang berarti pada penambahan air ini. Butir-butir amilum atau
biasa disebut pati, tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan,
akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. Maka pada langkah selanjutnya dilakukan
pemanasan. Sebelumnya melakukan pemanasan, terlebih dahulu menambahkan iodine pada
larutan tersebut. Hasil sebelum dan setelah dilakukan pemanasan, warna tetap hitam
kehijauan. Warna hitam kehijauan yang dihasilkan merupakan akibat dari kondensasi antara
iodine dengan karbohidrat. Pada tabung II dengan menambahkan HCl pada larutan amilum,
memberikan hasil yang sama setelah ditambahkan dengan iodin dan dipanaskan yaitu
menghasilkan perubahan warna menjadi biru tua sebelum pemanasan dan endapan biru
setelah dilakukan pemanasan. Perubahan warna menjadi biru tua dan menghasilkan endapan
biru setelah dipanaskan merupakan hasil dari kondensasi iodin dengan karbohidrat. Dalam
larutan ini, HCl membantu mempercepat proses kondensasi iodine terhadap karbohidrat. Untuk
tabung III dengan menambahkan NaOH pada larutan amilum, tidak memberikan hasil yang
amat berarti. Buktinya setelah ditambahkan iodine larutan masih tetap putih keruh dan setelah
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 8 - BIOKIMIA
dipanaskan larutan malah menjadi bening. Hal ini mungkin disebabkan NaOH menghambat
proses kondensasi iodin terhadap amilum.
9. KESIMPULAN
Uji molish memberikan hasil positif pada glukosa, fruktosa, galaktosa,
laktosa, sukrosa dan amilum. Uji positif ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu.
Uji benedict memberikan hasil positif pada glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.
Uji seliwanoff memberikan hasil positif pada fruktosa. Uji positif ditandai
dengan perubahan warna menjadi merah cherry.
Uji amilum memberikan hasil positif pada amilum yang ditambahkan
dengan air dan amilum yang ditambahkan dengan HCl. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya endapan biru.
10. DAFTAR PUSTAKA
Harun, Ifriany.2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Pontianak :FKIP UNTAN.
Keenan, Kleinfelter, and Wood.1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Page, David S.1989. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL