Download - Akh Lak Tercel A
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab
yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia
atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang
Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak yang baik itu dapat
diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala
perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah
Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti
firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk
manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”.
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki,
sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati
yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi
orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai
contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam
Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana alam di
darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang
demikian) karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan
buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kami simpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan nanimah ?
2. Apa saja contoh-contoh ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah?
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
1
3. Bagaimana cara menghindari ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah?
3. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui definisi ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah baik secara
bahasa maupun istilah beserta dalilnya.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah?
3. Untuk membiasakan diri menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan
namimah.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANANIAH
1. Pengertian ananiah
Kata ananiah berasal dari bahasa arab انا yang berarti aku. Ananiah berarti sebangsa aku
atau keakuan. Secara istilah, ananiah berarti sikap keakuan, sikap mementingkan diri sendiri,
kurang memerhatikan orang lain. dalam bahasa Indonesia, sikap seperti itu disebut egois. Sikap
ananiah terkait erat dengan sikap takabur. Dalam kehidupan sehari-hari sikap ananiah sering kali
kita jumpai, baik pada diri remaja maupun orang dewasa. Sudah barang tentu sikap ananiah tidak
disukai dalam pergaulan karena cenderung meremehkan atau tidak menghargai orang lain.
2. Bentuk-bentuk Ananiah
Ananiah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Bentuk-bentuk sikap ananiah yang dapat
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a. Selalu ingin menang dalam pembicaraan bersama teman.
b. Kurang menghargai pendapat orang lain, walaupun benar.
c. Menonjolkan kemampuan dirinya di hadapan sesame manusia.
d. Susah menerima saran dan/atau kritik orang lain.
3. Larangan Bersikap Ananiah
Islam melarang umatnya bersikap ananiah dna mendidik umatnya agar pandai-pandai
menghormati orang lain sebagaimana wajarnya. ‘Aisyah r.a. berkata sebagai berikut.
مسلم . رواه زلهم منا س النا ينزل ان وسلم عليه الله صلى الله رسول نا امر
Artinya :
Rasulullah saw.menyuruh kita agar kita menghormati manusia (orang lain) sesuai dengan
kedudukannya. (H.R. Muslim dari ‘Aisyah)
Diriwayatkan pula Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut.
الترمذى . رواه سنه عند يطكرمه من له الله قيض اال لسنه شيحا ب شا اكرم ما
Artinya :
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
4
Tidaklah seorang anak muda yang memuliakan orang tua karena ketuaannya, melainkan Allah
akan mengadakan baginya orang yang akan memuliakan dia setelah tuanya. (H.R. at-Tirmizi
nomor 1945 dari Anas bin Malik)
Apabila kita sebagai generasi muda mau menghormati yang tua, ingsya Allahkelak
(setelah tua) akan dihormati pula oleh yang muda. Dengan demikian, hadis di atas sebagai
motivasi bagi kita untuk menghormati orang lain (terutama yang lebih tua).
Walaupun pada hadis diatas dikatakan menghormati orang tua karena ketuaannya, berarti
bahwa selain orang tua tidak dihormati. Semua wajib dihormati sebagaimana diri kita ingin
dihormati. Salah satu bentuk menghormati orang lain ialah menjaga diri agar tidak bersikap
ananiah atau egois.
4. Dampak Negatif Ananiah
Setiap larangan agama pasti berdampak negatif apabila dilanggar. Adapun dampak
negatif ananiah yang akan dirasakan pelakunya sendiri, antara lain:
a. Tidak disukai dalam pergaulan karena dia meremehkan orang lain.
b. Menurunkan martabatnya sehingga lambat laun yidak disukai orang.
c. Terisolir dari pergaulan masyarakat lingkungannya.
5. Menghindari Sikap Ananiah
Menghindari sikap ananiah terkadang tidak mudah karena sudah menjadi watak. Namun
demikian, apabila ada kemauan yang sunggguh-sungguh niscaya akan memperoleh hasil juga.
Adapun cara umtuk menghilangkan sifat ananiah, antara lain:
a. Menghindari diri untuk tidak selalu menang dalam pembicaraan
b. Tidak menganggap bahwa pendapatnya sendiri yang paling benar
c. Belajar menghargai orang lain sebagaimana dirinya ingin dihargai.
B. GADAB
1. Pengertian Gadab
Gadab berasal dari bahasa arab -يغضب غضبا –غضب yang berarti merasa (perasaan)
sangat tidak senang dan panas (karena dihina, diperlakukan kurang baik) dan sebagainya. Rasa
tidak senang dan panas tersebut mungkinkarena dihina, disakiti hatinya atau dirampas haknya.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
5
Akibatnya, menimbulkan kekecewaan. Apabila kekecewaan cukup mendalam akhirnya
dilampiaskan dengan kemarahan.
2. Bentuk-bentuk Gadab
Orang yang marah darahnya memanas sehingga memengaruhi seluruh syarafnya. Darah
yang mengalir ke kepala memengaruhi seluruh syaraf dikepala sehingga wajahnya memerah.
Kemarahan seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk
a. Pandangan mata yang tajam dengan mata memerah dan jarang berkedip
b. Wajah cemberut dan mudah terpancing emosinya
c. Susah diajak berbicara baik-baik
d. Terkadang melontarkan kata-kata yang kasar yang tidak enak didengar
e. Bertindak anarkis, merusak sesuatu yang ada disekelilingnya
f. Mengancam terhadap orang yang menyebabkan kecewa.
3. Larangan Gadab
Gadab atau Marah termasuk sikap yang kurang terpuji. Islam mendidik umatnya agar
bersikap sabar tidak mudah marah, kecuali apabila sudah keterlaluan. Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah dinyatakan sebagai berikut.
ال قال مرارا د فرد تغضب ال قال صني او سلم و عليه الله صلى للنبي قال رجال ان
رى . البخا رواه تغضب
Artinya:
Sesungguhnya seorang lelaki berkata (meminta nasihat kepada Rasulullah saw), “Ya
Rasulullah, nasihatilah aku! Sabdanya, “Janganlah engkau marah!” lalu beliau mengulanginya
beberapa kali, dan sabdanya, “janganlah engkau marah!” (H.R. al-Bukhari nomor 5651 dari
Abu Huraiah)
Orang yang mampu mengendalikan dirinya (tidak marah) telah memiliki tanda-tanda
sebagai orang yang takwa, yang dijanjikan Allah akan memperoleh janah. Firman-Nya sebagai
berikut.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
6
Artinya:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa; (yaitu) orang yang
berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahny dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Ali
‘Imran/3 :133-134)
4. Dampak Negatif Gadab
Sebagaimana akhlak mazmudah yang lain, gadab pun berdampak negatif, baik bagi diri
sendiri maupun orang lain. adapun dampak negatif gadab, antara lain sebagai berikut.
a. Bagi pelakunya sendiri
a. Tidak dapat berpikir secara tenang dalam menghadapi persoalan
b. Mudah terkena tekanan batin apabila hal itu sering terjadi.
c. Susah menerima kebenaran dan saran karena emosinya sedang memuncak.
b. Bagi orang lain
a. Tidak dapat diajak berkomunikasi secara baik
b. Menimbulkan kekhawatiran apabila melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Perilaku menghindari gadab
Setiap orang mempunyai pembawaan emosional yang berbeda. Ada yang tergolong sabar dan
ada pula yang tergolong kurang sabar atau pemarah. Sungguhpun demikian, pembawaan tersebut
dapat diubah sedikit demi sedikit. Adapun cara mengurangi gadab, antara lain.
a. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa setiap orang pasti berbuat salah.
b. Menyadari bahwa dirinya juga pernah berbuat salah kepala orang lain.
c. Marah tidak dapat menyelesaikan masalah secara baik.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
7
d. Marah tidak disukai dalam pergaulan.
e. Memperbanyak bergaul dengan banyak orang karena kemarahan sering terhadap karena
dilihat orang lain.
C. HASAD
1. Pengertian hasad
Kata hasad berasal dari bahasa arab yang berarti iri hati, dengki. Iri hati berarti merasa
kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atau mendapatkan suatu kesenangan.
Iri adalah salah satu bentuk gangguan mental. Dikatakan gangguan mental karena hati orang
yang iri senantiasa gelisah jika melihat orang lain melihat orang lain mendapatkan kesenangan.
Semakin sering melihat orang lain senang, semakin gelisah pula hatinya.
Apabila iri tidak dapat dikendalikan lagi, muncullah perbuatan yang amat buruk, yakni
dengki. Dengan demikian, dengki merupakan akibat adanya sifap iri.
2. Larangan Bersifat Hasad
Islam mendidik umatnya agar menjauhi sifat hasad. Allah swt. Berfirman sebagai
berikut.
32. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
8
pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.(Q.S an-Nisa :4)
Keadaan manusia berbeda-beda, ada yang miskin ada pula yang kaya. Orang yang miskin
tidak boleh mengangan-angan (iri) terhadap yang kaya. Semakin mengangan-angan kekayaan,
seseorang semakin dalam rasa irinya. Allah Yang Maha Bijaksana telah mengatur segala sesuatu
sesuai kehendak-Nya yang mutlak. Pada akhir ayat diatas, kita disuruh berusaha dan memohon
karunia Allah swt. Sesuai kemampuan yang ada. Rasulullah saw bersabda sebagai berikut.
داود . ابو رواه الحطب ر النا كل تأ كما ت الحسنا كل يأ الحسد ن فا والحسد كم ايا
Artinya :
Jagalah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan, sebagaimana api
yang memakan kayu bakar. (H.R.Abu Dawud nomor 4257 dari Abu Hurairah)
Maksud hadis diatas ialah bahwa apabila seseorang memiliki sifat hasad, sifat tersebut
dapat merusak pahala kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya. Rusaknya pahala kebaikan
yang telah dilakukan diibaratkan seperti rusaknya kayu bakar yang termakan api. Pada hadis
yang lain, Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut.
نوا وكو بعض بيع على بعضكم يبع بروال تدا وال غضوا تنا وال جشوا تنا ال سدواو تحا ال
مسلم . رواه نا اخوا الله د عبا
Artinya :
Janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling melakukan najas, janganlah kamu
saling membenci, janganlah kamu saling membelakangi, dan janganlah sebagian dari kamu
menjual jualan orang lain. Jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara…” (H.R.
Muslim nomor 4650 dari Abu Hurairah)
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
9
Pada hadis diatas terdapat beberapa larangan, yakni tidak boleh :
a. Saling mendengki (bersifat hasad)
b. Melakukan najas(pura-pura menawar barang dengan harga yang tinggi, dengan maksud
agar orang lain berani membeli dengan harga yang tinggi)
c. Saling membenci terhadap sesama manusia
d. Saling menbelakangi (saling memalingkan wajah sebagai pertanda tidak suka)
e. Menjual barang yang masih menjadi jualan orang lain (belum resmi menjadi miliknya
sendiri)
Selain beberapa larangan, terdapat satu perintah, yani berusaha menjadi hamba Allah yang
bersaudara.
3. Bentuk-Bentuk perbuatan Hasad
Bentuk-bentuk perbuatan hasad cukup banyak, misalnya sebagai berikut.
a. Seorang siswa sangat berambisi untuk mencapai peringkat pertama dikelasnya. Apa yang
didambakan ternyata meleset karena peringkat pertama diraih temannya. Ia kecewa dan
iri terhadap teman yang mendapat peringkat pertama. Ketika waktu istirahat tiba, ia tidak
keluar kelas, setelah semua siswa keluar, ia mengambil buku milik teman yang mendapat
peringkat pertama tadi dan dilemparkan kekebun di belakang sekolah.
b. Seorang warga dikampung berjualan makanan. Kebetulan warungnya tidak selaris
warung tetanggannya yang laris itu. Pada suatu malam ketika kebanyakan orang sedang
lelap tidur, ia dating ke warung tetangganya tadi. Ia menaruh kotoran di sekitar warung
dengan harapan orang segan jajan diwarung tersebut.
4. Dampak Negatif Perbuatan Hasad
Setiap perbuatan buruk pasti berdampak negative. Adapun dampak perbuatan hasad,
antara lain sebagai berikut.
a. Bagi pelakunya sendiri
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
10
1) Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya.
2) Menyiksa batinnya sendiri karena semakin banyak orang yang mendapatkan kesenangan
semakin gusar hatinya. Itulah sebabnya ada ungkapan orang yang memakan hatinya
sendiri.
3) Tercela dalam pandangan Allah swt. Maupun sesama manusia.
b. Bagi orang lain
Hasad yang dilakukan terhadap seseorang akan menimbulkan kekecewaan. Hati yang
kecewa memengaruhi raut wajah (cemberut, susah) sehinggga hal irtu akan menganggu
hubungan persaudaraan. Semakin banyak orang yang hasad semakin rusak pula hubungan
persaudaraan dalam kehidupan masyarakat.
5. Perilaku menghindari Hasad
Hasad adalah penyakit hati yang susah dicari penyembuhannya. Kendatipun demikian,
apabila ada kemauan yang sungguh-sungguh sifat buruk tersebut dapat dijauhi. Adapun cara
untuk menghilangkan hasad, antara lain sebagai berikut.
a. Rajin mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan, misalnya lewat siaran radio, televisi
maupun yang lain agar memperoleh siraman rohani.
b. Rajin mendatangi majelis-mejelis ilmu, terutama pengajian.
c. Memperbayak bergaul dengan orang-orang saleh dan mengurangi bergaul dengan orang-
orang talih.
d. Melatih diri untuk dapat menerima kenyataan hidup yang dialami.
D. GIBAH
1. Pengertian gibah
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dengar orang yang membicarakan kejelekan
orang lain dengan tujuan menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan
tersebut memang dilakukan orangnya, maka pembicaraan itu disebut gibah.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
11
2. Bentuk-bentuk Gibah
Sesuai dengan pengertian diatas, gibah hanya berbentuk umpatan atau gunjingan dengan
orang lain. Gibah dapat dilakukan oleh dua orang, dapat pula oleh beberapa orang. Mugkin
dilakukan sekali, mungkin pula dilakukan berkali-kali.
Jika dilihat dari caranya, gibah dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi dua orang
atau lebih, dapat pula dilakukan secara terbuka oleh banyak orang.
3. Larangan Gibah
Islam mendidik umatnya agar menjauhi kebiasaan Gibah. Allah swt berfirman sebagai
berikut.
12. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah……….(Q.S
al-Hujurat/49:12)
Pada ayat diatas Allah bertanya, “Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging
sudaranya yang telah mati?” pertanyaan tersebut bukan semata-mata, melainkan berisi larangan
agar kita tidak menggunjing seseorang. Ayat diatas menggambarkan betapa buruknya
menggunjing seseorang sehingga diumpamakan memakan daging saudaranya yang telah mati
(mayat).
Dalam rangka memberi bimbingan kepada umatnya agar tidak suka mengginjing
Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
12
ستره من و مة القيا م يو ت با كر من بة كر عنه الله فرج بة كر مسلم عن فرج من و
مة . القيا يوم الله
رى البخا رواه
Artinya :
…..Barang siapa membebaskan kesukaran seorang muslim, Allah akan membebaskan dia dari
satu kesukaran di antara kesukaran-kesukaran pada hari kiamat. Barang siapa menutupi (cacat)
seorang muslim, Allah akan menutupi (cacat)-nya kelak di hari kiamat. (H.R. al-Bukhari nomor
2262 dari Abdullah bin Umar)
4. Dampak Negatif Gibah
Seperti halnya akhlak mazmumah yang lain, gibah berakibat buruk dalam kehidupan
masyarakat. Adapun dampak negatif gibah antara lain sebagai berikut.
1) Menjatuhkan nama baik orang yang digunjing dalam pandangan masyarakat karena
masyarakat telah menilai dia sebagai orang yang jelek (walaupun belum tentu)
2) Rusaknya hubungan persaudaraan antara yang digunjing dan masyarakat lingkungannya.
3) Menimbulkan pertikaian apabila orang yang digunjing mengerti dan tidak mampu
menahan emosi.
5. Perilaku Menghindari Gibah
Setiap muslim dan muslimat harus berusaha untuk menghindari gibah. Adapun cara
untuk menghindari gibah antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan.
b. Membiasakan untuk mawas diri, melihatbkesalahan sendiri di masa lalu.
c. Mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain.
d. Memperbanyak pergaulan dengan sesamanya sehingga gosip dapat terkurangi.
e. Tidak mudah mempercayai berita yang tidak jelas sumber kebenarannya.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
13
f. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang saleh dan taat beribadah.
g. Berusaha menghentikan atau mengalihkan pembicaraan yang menjurus gibah.
E. NAMIMAH
1. Pengertian Namimah
Namimah berarti mengadu domba, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang
(yang belum tentu benar)kepada orang lain dengan maksud agar terjadi perselisihan antara
keduanya. Bisa jadi, cerita yang disampaikan bersifat timbal-balik (ketika bertemu A,
menceriritakan B, tetapi ketika bertemu B, menceritakan A). sudah pasti perbuatan seperti ini
sangat tercela, baik dalam pandangan agama maupun sesame menusia.
2. Bentuk-bentuk namimah
Sesuai dengan pengertian diatas, namimah hanya berupa ucapan atau cerita, baik
dilakukan oleh seorang maupun bersama orang lain. namimah bisa berawal dari rasa iri karena
melihat seseorang (yang difitnah) mempererat hubungannya dengan fitnah. Lazimnya, orang
yang suka memfitnah juga suka mengadu domba.
3. Akibat buruk namimah
Akibat buruk namimah, antara lain sebagai berikut.
a. Bagi pelakunya sendiri
1) Rasa tidak tenang karena adanya kekhawatiran akan terbongkar kejahatannya.
2) Terancam tidak akan masuk ke janah sebagaimana ditegaskan Rasulullah saw. Dalam
sabdanya berikut ini.
رى . البخا رواه ت قتا الجنة خل يد ال
Artinya :
Tidak akan masuk ke janah orang yang mengadu domba (H.R. Bukhari nomor 5596 dari
hammam)
b. Bagi orang lain
1) Munculnya rasa benci antara kedua belah pihak yang diadu domba
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
14
2) Rusaknya hubungan antara dua pihak yang diadu domba
3) Terjadinya pertikaian antara kedua belah pihak jika masing-masing tak mampu
mengendalikan dirinya.
4) Rusaknya kehidupan bermasyarakat apabila kedua belah pihak mencari pendukung
5) Kekacauan masyarakat sehingga tidak dapat hidup tenang.
4. Larangan Namimah
Islam secara tegas terhadap umatnya berbuat namimah. Apabila mendengar suatu berita,
hendaknya bersikapnya hati-hati, tidak terlalu mudah percaya. Allah swt. Berfirman sebagai
berikut.
6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Sering terjadi seseorang terlanjur berbuat yang kurang terpuji gara-gara berita yang
diterima dari seseorang. Setelah diteliti, ternyata berita yang diterima tadi bohong. Akhirnya,
orang tersebut menyesali perbuatannya.
Ayat diatas menyuruh kita agar tidak mudah mempercayai suatu berita yang belum jelas
kebenarannya. Kita diwajibkan untuk tabayun (mencari kejelasan) terhadap kebenaran tersebut.
5. Perilaku Menghindari Namimah
Setiap muslin dan muslimat wajib menghindarkan diri dari namimah. Adapun cara
menghindarkan diri namimah, antara lain sebagai berikut.
a. Tidak terlampau mudah menerima suatu berita apabila tidak jelas kebenaraanya.
b. Mengadakan tabayun (kejelasan suatu berita) apabila mendengar berita dari seseorang,
terutama orang yang belum jelas baik kepribadiaannya.
c. Berusaha menghentikan atau mengalihkan pembicaraan yang cenderung menjelek-
jelekkan seseorang.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
15
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Ananiah ialah sikap ingin menonjolkan dirinya, kurang menghargai orang lain. Ananiah
amat dekat dengan sikap takabur yang amat tidak disukai dalam pergaulan. Cara
menghindarinya ialah mengendalikan diri untuk selalu menang dalam pembicaraan.
Ghadab berarti perasaan sangat tidak senang atau panas karena suatu sebab, misalnya
dihina atau diperlakukan secara tidak baik. Cara menghindarinya yaitu senantiasa
menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekurangan, kelebihan, dan kesalahan.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
16
Hasad ialah iri hati, dengki jika melihat orang lain melihat suatu kesenangan. Islam
melarang umatnya berbuat hasad, karena dapat merusak pahala amal baik sebagaimana
rusaknya kayu yang terbakar api. Cara menghindarinya ialah memperbanyak bergaul
dengan orang-orang saleh.
Ghibah ialah emnbicarakan kejelekan orang lain. Diibaratkan seperti memakan daging
saudaranya yang telah mati. Cara menghindarinya yaitu sering mawas diri, berusaha
menghentikan/mengalihkan pembicaraan yang menjurus ghibah.
Namimah berarti mengadu domba, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang
(yang belum tentu benar)kepada orang lain dengan maksud agar terjadi perselisihan
antara keduanya. Cara menhindarinya ialah tidak mudah mempercayai suatu berita
apabila tidak jelas kebenaraanya dan berusaha untuk tabayun (kejelasan suatu berita)
apabila mendengar suatu berita dari seseorang
LATIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar!
1.Akhlak yang dimiliki seseorang dapat menentukan.......
a. Harga dirinya
b. Harga dirinya dan orang lain
c. Kedudukannya
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
17
d. Derajatnya dalam hidup ini
2. Orang yang ananiah kurang memperhatikan...........
a. Perasaan orang lain
b. Keuntungan diri sendiri
c. Perasaaan orang lain
d. Nasib orang lain
3. Bergaul dengan orang yang ananiah tidak menyenangkan kerena.....
a. Tidak diberi kesempatan untuk menang
b. Kurang bebas dalam mengatakan sesuatu
c. Dia selalu membatasi kesempatan bicara orang lain
d. Tidak memperoleh penghargaan secara wajar darinya
4. Islam melarang umatnya memiliki sifat/sikap ananiah. Larangan memiliki sikap ananiah
berarti perintah untuk memiliki sifat/sikap........
a. Tenggang rasa/tasamuh
b. Terus terang dan tegas
c. Mendiri, tidak tergantung orang lain
d. Kepribadian terpuji
5. Sifat ananiah amat dekat dengan sikap.........
a. Toleran
b. Tenggang rasa
c. Takabur
d. Tasamuh
6. Seseorang dapat digolongkan mengalami gangguan mental apabila....
a. Terlampau mudah marah karena hal yang sepele
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
18
b. Sering marah karena suatu sebab
c. Tidak sadarkan diri
d. Memarahi saudara/keluarganya sendiri
7. Menurut Q.S Ali Imran ayat 133-134, mampu mengendalikan diri (tidak marah) dinyatakan
sebagai ciri/tanda orang yang.......
a. Beriman
b. Takwa
c. Jauh dari nar
d. Beriman
8. Orang yang sedang marah sulit diajak berfikir secara dingin/tenang karena.....
a. Darahnya mendingin (beku) sehingga mempengaruhi syaraf otaknya
b. Dikuasai oleh keinginannya yang terhalang
c. Darahnya memanas sehingga mempengaruhi syaraf otaknya
d. Kehilangan keseimbangan diri
9. Orang yang menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan yang
berbeda, biasanya mudah untuk.......
a. Memaafkan kesalahan orang lain
b. Meminta maaf atas kesalahannya
c. Menyadari kondisinya sendiri
d. Mengetahui secara jelas kesalahan sendiri
10. Dengki adalah perbuatan buruk yang muncul karena adanya.....
a. Pengaruh lingkungan yang negatif
b. Orang yang lebih sejahtera
c. Sifat negatif
d. Sifat iri
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
19
11. Rasulullah saw menyatakan bahwa dengki merusak pahala kebaikan sebagaimana........
a. Api yang tersiram air dingin
b. Daun yang dimakan ulet
c. Api yang menghanguskan kayu bakar
d. Panas setahun dihapuskan hujan sehari
12. Tujuan gibah adalah…..
a. Memuaskan hatinya sendiri
b. Menjatuhkan nama baik orang lain
c. Menyakitkan orang lain
d. Memperoleh sanjungan atas dirinya
13. Seseorang akan mudah menghindari gibah apabila…..
a. Sering mengigat keburukan yang telah dilakukan dirinya sendiri
b. Mau mengingat-ingat kebaikan yang dilakukan sendiri
c. Tidak melihat perbuatan buruk yang dilakukan pihak lain
d. Tidak mau mengetahui perbuatan yang dilakukan seseorang
14. Adapun memakan daging saudaranya yang telah mati adlah perumpamaan bagi orang
yang……
a. Menggunjing
b. Memfitnah
c. Digunjing
d. Dendam
15. Sifat/sikap namimah amat dekat kaitannya dengan…..
a. Menggunjing
b. Ananiah
c. Tamak dan rakus
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
20
d. Memfitnah
16. Tujuan awal dilakukannya namimah ialah
a. Mencari nama baik di kalangan masyarakat
b. Perbedaan pendapat antara dua orang yang diadu domba
c. Terputusnya hubungan persahabatan antara dua orang yang diadu domba
d. Terputusnya hubungan persaudaraan antara yang mengadu domba dan salah satu pihak
yang diadu domba
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!
1. Senangkah engkau bergaul dengan orang yang ananiah? Mengapa?
2. Orang yang marah biasanya mukanya tampak memerah. Mengapa demikian?
3. Bagaimanakah seharusnya sikap kita apabila melihat orang lain memperoleh kesenangan?
4. Perintah apakah yang terdapat dalam Q.S al-Hujurat ayat 6?
5. Bagaimanakah perumpamaan yang dibuat Allah terhadap orang yang gibah?
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
21
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim,T.Darsono. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak Jilid 2 untuk Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah. Solo: Tiga Serangkai.
Multahim, dkk. 2007. Agama Islam 2 Penuntun Akhlak. Ciawi-Bogor: Yudhistira.
Disusun oleh : Sri Kusumawati dan Gatot, 2009, Pendidikan Agama Islam, semester V,
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
22