Download - 96496110 Askep Keluarga Dg Asma
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.I DENGAN SALAH SATU ANGGOTA
KELUARGA MENDERITA ASMA DI RT 02 DUKUH VI SONOSEWU
NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Nama : Leni Erwati
NIM : (1509 063)
YAYASAN KEPERAWTAN YOGYAKARTA
AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.I DENGAN SALAH SATU ANGGOTA
KELUARGA MENDERITA ASMA DI RT 02 DUKUH VI SONOSEWU
NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
Nama : Leni Erwati
NIM : (1509 063)
Dengan ini disahkan sebagai laporan kegiatan
Praktek Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga pada tanggal . . .
Dukuh VI Sonosewu Pembimbing Pendidikan
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Prakek Keluarga dengan judul ”Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn.I dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Asma Di RT 02 Dukuh
VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta.
Laporan ini di sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktek Keluarga program Diploma III
Keperawatan Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta.
Dalam menyusun Laporan Praktek Keluarga ini penulis banyak mendapat bimbingan dari pihak-pihak
terkait.tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Nuryandari, SKM.M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta
2. Ibu Wahyu Ratna, SKM.M.Kes selaku pembimbing praktek keluarga
3. Bapak Andang Supriyanto, selaku ketua RT 01 yang telah memberikan tempat untuk singgah
selama praktek keluarga ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
4. Semua pihak dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan, sehingga dapat terselesaikan Laporan Praktek Keluarga ini.
Penulis menyadari keterbaatasan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam penyusunan
Laporan praktek Keluarga ini sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Laporan Praktek Keluarga ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dapat digunakan
sebagai wacana tambahan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan keluarga.
Bantul, Mei 2012
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangAsma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada
sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya
terjadi sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002).
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia, dengan sekitar 300
juta penduduk dunia adalah penyandang asma. Penyakit asma masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di
Negara maju dan Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab
kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO pada tahun 2005
menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena asma dan saat ini penderita asma di
dunia sebanyak 300.000.000 . Beban penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari
4 orang penderita asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang
menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena kekambuhan asma. Sementara orang
dewasa risiko kehilangan hari kerja selama lebih dari 6 hari karena asma mencapai 19,2%. Di
Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah
penderita pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005
mencatat 225.000 orang meninggal karena asma. Prevalensi asma di Indonesia untuk daerah
pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5%. Di Yogyakarta sendiri angkanya sekitar 16,4%.
Jumlah penderita Asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul
Yogyakarta mencapai 12 %. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, karena penanganan
kasus asma belum maksimal. Oleh karena itu, penulis lewat praktek keperawatan keluarga ini
mencoba untuk memberikan asuhan keperawatan kepada penderita asma semaksimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga Tn.I dengan gangguan
sistem peernafasan: asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta
wilayah kerja Puskesmas Kasihan II.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa menengetahui dan mampu:
a. melakukan pengkajian pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga
menderita asma
b. melakukan analisa data pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga
menderita asma
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota
keluarga menderita Asma
d. Menyusun perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota
keluarga menderita asma
e. Melakukan tindakan/implementasi keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu
anggota keluarga menderita asma
f. Melakuan evaluasi pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota keluarga menderita
asma
BAB IITINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan bahwa keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam keluarga terdapat ikatan
perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan
peran masing-masing serta keterkaitan emosional.
Menurut Burges (1963) dalam Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2007),
memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau
jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami istri, peran sebagai ayah dan ibu,
peran sebagai anak laki-laki dan anak perempuan.
d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
12
Menurut Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga adalah dua atau lebih dari
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi sama lain di dalam peranannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, menyebutkan tipe keluarga terdiri dari :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
( kandung atau angkat).
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari stu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seseorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan mengejar karir atau
pendidikan.
b. Tipe Keluarga non Tradisional
1) The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersamabdalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri
(marital partners)
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagai sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan
satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetap berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan Keluarga
menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.
Dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga Suprajitno (2004) menyatakan tentang
struktur keluarga, gambaran keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat
sekitarnya, dan empat elemen struktur keluarga, yaitu :
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-
ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain
(pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2008) dalam bukunya Penuntun Praktis
Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan Fungsi keluarga menurut Friedman (1986)
adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai
antar anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk menambah kebutuhan seluruh anggota
keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah keluarga.
5. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga
menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan keluarga, tahap-tahap perkembangan
kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah delapan model perkembangan
siklus kehidupan keluarga, yaitu: :
a. Tahap I : Keluarga pemula (Beginning family)
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga
yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang
kehubungan baru yang intim. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap
siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Biasanya orang tua
tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga.
Kekawatiran akan hilang dalam beberapa hari karena ibu dan bayi mulai saling
mengenal.
Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga,
yaitu :
a. Membentuk unit muda sebagai yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam
keluarga).
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebutuhan
anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran-peran
orang tua dan kakek serta nenek
c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah
Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika
anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari tiga atau lima orang, keluarga
menjadi lebih majemuk. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap
siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak
yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
hubungan orang tua dan anak).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan
berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Tugas-tugas perkembangan
keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun, anak masih tinggal dirumah hingga
berumur 19-20 tahun. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
b. Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c. Berkomunikasi trbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan
rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong ketika akhirnya anak terakhir
meninggalkan rumah. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus
kehidupan keluarga, yaitu :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun.
Orang tua memasuki usia 45-55. Tugas-tugas perkembangan siklus kehidupan keluarga,
yaitu :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua
lansia dan anak-anak.
c. Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus brlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasangan lain yang meninggal. Tugas-tugas
perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, pengumpulan data dalam proses keperawatan dilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi visual melalui
indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang dikumpulkan harus obyektif
dan harus dicatat apa adanya (bukan penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan
dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data, dan dapat
dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik khusus, dan otoritas yang
kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan seperti data
dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lainnya
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta
pemeriksaan tanda-tanda vital.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara terperinci, proses keperawatan
yaitu :
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena
itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam
merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dari American Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, menyatakan
beberapa hal yang perlu dilakukan pada pengkajian, yaitu::
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga) merupakan modal
utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk
dengan menerapkan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga
menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, dan
menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang menjadi jaringan
perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap
sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat
mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling
mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, data yang
dikajian dalam asuhan keperawatan keluarga yaitu :
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spritual
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian,
yaitu :
1) Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak klien dan keluarga untuk menukar
pikiran dan perasaan.
2) Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi. Observasi adalah mengamati
perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
3) Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
a) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. Observasi
dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan,dan penciuman sebagai suatu
alat untuk mengumpulkan data.
b) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan jari adalah suatu
instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang :
temperatur, tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
c) Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri
kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.
d) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatn
Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
a) Nama KK, Alamat dan telpon
b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
c) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
e) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status ekonomi keluarga
ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
g) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengar radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai oleh keluarga,
misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja, balita, maka tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah lansia (bila lansia ikut dengan
keluarga) tetapi bila tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan remaja.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, pencegahan penyakit, pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak suami maupun isteri.
Lingkungan
e) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber
air minum yang digunakan serta denah rumah.
f) Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat.
g) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
h) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan
masyarakat.
i) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut keluarga, misalnya
keluarga menerapkan aturan agar setiap anggota keluarga sudah berada
dirumah sebelum magrib.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambaran anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga
dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan,
sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
5) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu ± 6 bulan.
- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
apabila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
b. Analisa data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan Kesehatan Keluarga menyatakan
tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3) Karateristik keluarga
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, perumusan
diagnosis keperawatan menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara
jelas dan sesingkat mungkin.
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status
kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang ditemukan sebagai
komponen pandukung terhadap diagnosis keperawatan actual dan risiko.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah.
a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) sebagai
berikut :
NO Kriteria Skor
Bobot1 Sifat Masalah
Tidak/kurang sehatAncaman kesehatan-Krisis atau keadaan sejahtera
321
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubahDengan mudahHanya sebagianTidak dapat
210
2
3 Potensial masalah untuk dicegahTinggiCukupRendah
321
1
4 Menonjolkan masalahMasalah berat, harus segera ditanganiAda masalah, tetapi tidak segera ditanganiMasalah tidak dirasakan
21
0
1
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor yang diperolehSkor tertinggi
x Bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua criteria skor tertinggi adalah 5.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang
segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan masalah
dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani
masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan atau
tenaga
c) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan, dan
waktu
d) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat
3) Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria potensi masalah
bisa dicegah adalah sebagai berikut :
a) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah,
prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah masalah. Umumnya makin berat
masalah tersebut makin sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah
sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan
potensi masalah bisa dicegah
c) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau
rawan, hal ini menambah masalah bisa dicegah
4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal ini yang perlu
diperhatikan dalam memeberikan skor pada cerita ini, perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani segera,
maka harus diberi skor tinggi.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :
a. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
b. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
c. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi
sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
d. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang keadaan individu,
keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari kelompok diagnosis
keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul atau timbul karena
suatu kejadian atau situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan
bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memperlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat.
c. Daiagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno (2004) menggunakaan
aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang
dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas
pelayanaan kesehatan.
c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Rumusan problem pada diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Ca
Mamae yang mengacu pada buku Rencana Asuhan Keperawatan Doenges edisi 3 adalah :
a. Menagement regimen teraupetik tidak efektif
b. Cemas
c. Nyeri akut
d. Kurang pengetahuan
e. Risiko tinggi infeksi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis keperawatan keluarga
menggunakan lima sekala ketidak kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
dan keperawatan, yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena :
1) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
2) Rasa takut akibat maslah yang diketahui
3) Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan tindakan,
disebabkan karena :
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan
kurangnya sumberdaya keluarga
4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5) Ketidakcocokan pendapat dari keluarga
6) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari tindakan yang dilakukan
8) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan
9) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan
c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena :
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang dibutuhkan
3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga
5) Sikap negatif terhadap penyakit
6) Konflik individu dalam keluarga
7) Sikap dan pandangan hidup
8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang kondusif yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena :
1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab atau
wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
2) Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
4) Konflik personal dalam keuarga
5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6) Sikap dan pandangan hidup
7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada
kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
e. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara
kesehatan, disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
5) Rasa takut pada akibat tindakan
6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
3. Perencanaan
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi
atau mengoreksi maslah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan. Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.
Kualitas rencana keperawatan dapat menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan,
yaitu :
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa
yang menyeluruh tentang masalah.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Memilih tindakan yang tepat.
4) Pelaksanaan tindakan.
5) Penilaian hasil tindakan.
e. Dibuat secara tertulis.
Menurut Friedman dalam Bailon dan Maglaya (1978) proses dalam pengembangan rencana
keperawatan keluarga menyangkut penggunaan metode solving atau pemecahan masalah yang
terdiri dari beberapa bagian :
a. Menentukan masalah
b. Sasaran dan tujuan
c. Rencana tindakan
d. Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
4. Pelaksanaan
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatn
Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah,
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan yang menjadi sehat
dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungklin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengendalikan
fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan
fasilitas tersebut.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatn
Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan
keperawatan keluarga antara lain :
a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi konseling,
suportif, dan pendidikan kesehatan.
b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau terciptanya suatu
kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup
sehat.
c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara keluarga dan
perawat dalam kesepakan dalam asuhan keperawatan.
e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui langkah
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi)
f. Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan merencanakan
perawatan yang berpusat pada keluarga.
g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik
keperawatan, yaitu :
a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesi lain.
b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan yang
memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau
dokter.
c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan secara
tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan Nursalam
(2008).
Dalam Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi
kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan :.
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status kesehatan klien
pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi.
6. Dokumentasi
Menurut Nursalam 2008 dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, perawat mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai pada “medical
record“. Penggunaan istilah yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari
salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan keperawatan lebih lanjut. Dokumentasi
keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam
melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. Kegunaan dokumentasi adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim kesehatan
lainnya.
b. Sebagai dokumentasi resmi dalam system pelayanan kesehatan.
c. Dapat digunakan alat bahan penelitian dalam bidang keperawatan.
d. Sebagai alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan keperawatan.
e. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan yang
diberikan terhadap pasien.
Keterampilan standar dokumentasi merupakan ketrampilan untuk dapat memenuhi dan
melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan dengan tepat. Keterampilan tersebut
antara lain keterampilan dalam memenuhi standar dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawata.
a. Dokumentasi pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan
untuk mengumpulkan informasi dari klien, membuat data dasar tentang klien,dan
membuat catatan tentang respon kesehatan klien.
Jenis dokumentasi pengkajian :
1) Pengkajian awal (Initial Assesment)
Pengkajian awal dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.
2) Pengkajian kontinue (Ongoing Assesment)
Pengkajian kontinue merupakan pengembangan data dasar. Informasi yang diperoleh
dari pasien selama pengkajian awal dan informasi tambahan (berupa tes diagnostic
dan sumber lain) diperlukan untuk menegakan diagnosis.
3) Pengkajian ulang
Data pengkajian ulang merupakan pengkajian yang didapat dari informasi selama
evaluasi.
b. Dokumentasi diagnosis keperawatan
Dalam melakukan pencatatan diagnosis keperawatan digunakan pedoman yaitu :
1) Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah risiko.
2) Catat diagnosis keperawatan risiko dan risiko tinggi ke dalam masalah atau format
diagnosis keperawatan.
3) Gunakan istilah diagnosis keperawatan yang dibuat dari sumber- sumber diagnosis
keperawatan.
4) Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi.
c. Dokumentasi rencana keperawatan
Dokumentasi rencana keperawatan merupakan catatan keperawatan tentang penyusunan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Secara umum pedoman untuk rencana
keperawatan yang efektif adalah sebagai berikut :
1) Sebelum menulis, cek sumber informasi data.
2) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti.
3) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur, dan kriteria hasil sesuai dengan identifikasi
masalah.
4) Memulai instruksikan perawatan harus menggunakan kata kerja seperti catat,
informasikan dan lain- lain.
5) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau tidak
jelasnya tulisan.
d. Dokumentasi implementasi
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh perawat.
Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan kriteria
hasil dari tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaboratif. Beberapa pedoman yang
dipakai dalam pencatatan intervensi keperawatan adalah:
1) Gunakan deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang telah dikerjakan.
2) Berikan keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor lingkungan pasien dalam
memberikan intervensi keperawatan.
3) Catat waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam memberikan intervensi.
4) Catat prosedur yang tepat.
e. Dokumentasi evaluasi
Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap
tujuan yang dicapai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk
mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan.
1) Pendokumentasian dengan menggunakan DAR
Semua masalah klien diidentifikasi dalam catatan keperawatan dan terlihat pada
rencana keperawatan. Kolom focus dapat berisi : D: (data) masalah klien
A : (action) tindakan
R : respon klien
Merupakan system dokumentasi dengan konstruksi data tindakan dan evaluasi dimana
setiap diagnose keperawatan diidentifikasi dalam catatan perawatan, terkait pada
rencana keprawatan atau setiap daftar masalah dari setiap catatan perawat dengan suau
diagnose keperawatan.
2) Pendokumentasian dengan menggunakan SOAPIE :
S : Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien
O : Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan
A : Assement adalah analisa masaklah klien
P : Planning of action adalah rencana tindakan
I : Implementasi adalah pelaksanaan tindakan
E : Evaluasi adalah penilaian dari pelaksanaan tindakan
C. Konsep Penyakit Asma
1. Pengartian
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot
polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi
berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami
inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
2. Penyebab
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
-Reaksi antigen-antibodi
-Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
-Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
-Fisik : cuaca dingin, perubahan temperature, kelelahan
-Iritan : kimia
-Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
-Emosional : takut, cemas dan tegang
-Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi, 2001 : 7)
-
3. Tanda Dan Gejala
a. Stadium dini
1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
2) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
3) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
4) Whezing belum ada
5) Belum ada kelainan bentuk thorak
6) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
7) BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b) Whezing
c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d) Penurunan tekanan parsial O2
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4) Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
4. Patofisiologo / Pathways
Spasme otot Sumbatan Edema Inflamasi bronchus mukus dinding bronchus
Mk : Tak efektif Obstruksi sal nafas Alveoli tertutup bersihan ( bronchospasme ) jalan nafas
Hipoksemia Mk : Gg Pertuka ran gas
Penyempitan jalan Asidosis metabolik nafas
Peningkatan kerja Mk : Kurang pengetahuan pernafasan
Peningkatan kebut Penurunan oksigen masukan oral
Hyperventilasi Mk : Perub nutrisi
kurang dari kebutuhan tbh
Retensi CO2
Asidosis respirato
5. Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Uji provokasi bronkus
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan cosinofit total
Uji kulit
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Foto dada
Analisis gas darah
6. Pengkajian
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Pulsus paradoksus > 10 mm
l. Dehidrasi
m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
7. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi secret,
sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
- Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
- Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
- Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi
8. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
Kaji/pantau frekuensi pernafasan
Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan
otot bantu
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan minimum
Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan
air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
Berikan obat sesuai indikasi
Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
b. Kerusakan pertukaran gas
Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat
KH :
- Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang
normal dan bebas gejala distres pernafasan
- Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi
Intervensi
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir,
ketidak mampuan bicara/berbincang
Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk
bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi
individu.
Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
Awasi tanda vital dan irama jantung.
Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
c. Ketidakseimbangan nutrisi nutrisi kurang dari tubuh
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kh : -Menunjukan peningkatan BB
-Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan /
mempertahanka berat yang tepat.
Intervensi :
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.
Avskultasi bunyi usus.
Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi
kecil tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
Timbang BB sesuai induikasi.
Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.
d. Kurang pengetahuan
Tujuan : Pengetahuan miningkat
KH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan
menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program
pengobatan.
Intervensi:
- Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
- Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
- Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak
diinginkan
- Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien
atau orang terdekat
- Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Oleh : Leni Erwati
NIM : 1509 063
Hari/tanggal : Rabu/ 9 Mei 2012
Jam : 16.00 WIB
Sumber Data : Pasien, keluarga Pasien
Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksan Fisik, Studi Dokumentasi
A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama : Tn.I
b. Umur : 35 th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir : SLTA
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta
h. Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 4
2. Daftar Anggota Keluarga
No Nama Umur Agama L/P Hubungan
Dengan
KK
Pendidikan Pekerjaan Ket
1.
2.
3.
4.
Ny.I
An.S
An.T
An.M
29 th
7 th
3 th
2 th
Islam
Islam
Islam
Islam
P
L
P
L
Istri
Anak
Anak
Anak
SLTA
SD
-
-
IRT
Pelajar
-
-
3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir
Keluarga Tn.I mengatakan dalam enam bulan terahir tidak ada anggota keluarga yang
meninggal dunia.
4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan dirinya berserta istri dan anaknya tinggal dalam satu rumah.
5. Struktur dan Tipe Keluarga
a. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn.I berlangsung baik dan dilakukan tiap hari.biasanya
membicarakan tentang masalah pekerjaan dan sekolah anaknya. Dalam
berkomunikasi bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dan tidak
mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.I saling menyayangi dan saling mendukung sebagai kekuatan dan
kekompakan dalam membantu pengobatan dan kebutuhan anak-anaknya. Ny.I
mengatakan setiap ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan secara
bersama-sama, tetapi Ny.I yang paling sering mengambil keputusan.
3) Struktur peran keluarga
Tn.I sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai wiraswasta. Ny.I bekerja
sebagai ibu rumah tangga. An.S saat ini masih duduk di bangku kelas satu SD,
sedangkan kedua anaknya masih belum sekolah.
4) Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama dan
mengharapkan anaknya kelak menjadi anak yang taat dalam menjalankan ibadah
dan berharap kelak menjadi anak yang sukses.
b. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.T merupakan tipe keluarga Nuclear Family yaitu keluarga inti yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak usia sekolah:
memenuhi kebutuhan sekolah anak, membimbing anak untuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memiliki rumah sendiri.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan.
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa penyakit asma merupakan suatu masalah dan
penyakit keturunan yang bisa kapan saja kambuh. Keluarga Tn.I mengatakan
bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh,
sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh. Keluarga
Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain. Keluarga Tn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya
tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan
secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung
diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. Berbeda dengan
An.M, keluarga Tn.I mengaku bila Tn.I mendapat serangan asma tidak
langsung periksa ke dokter, melainkan dengan cara istirahat dan mengolesi
minyak di dadanya. Ny.I mengatakan sering menyarankan periksa ke pelayanan
kesehatan kalau kambuh tetapi Tn.I tidak mau.
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit
Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur
bayam dengan lauk telur. Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang
makan telur. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun
jajan ya cuma es krim. Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah
sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Obat An.M
masih tampak belum habis. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin
kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-
kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya. An.M tampak asyik berlarian
kesanan kemari dengan kakak-kakaknya
4) Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering
merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus. Disamping
itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung
kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki
ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga
cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
5) Ketidamampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit langsung
periksa ke dokter. Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya belum memiliki
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
b. Fungsi Biologis
Tn.I berusia 35 tahun dan Ny.E berusia 29 tahun merupakan usia produktif yang
sudah dikaruniai 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan. Keluarga Tn.I
mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak ingin menambah
momongan lagi
c. Fungsi Ekonomis
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan
Tn.I membuka usaha jualan pulsa untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan Tn.I tidak menentu.
d. Fungsi Psikologis
Keluarga Tn.I mengatakan walaupun kehidupan keluarganya kurang mencukupi
tetapi masing-masing anggota keluarga merasa nyaman, saling perhatian, dan saling
menyayangi.
e. Fungsi Pendidikan
Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya sudah menjalankan fungsi pendidikan
dengan menyekolahkan anaknya yang masih duduk di bangku kelas satu SD.
f. Fungsi Agama
Keluarga Tn.I mengatakan seluruh anggota keluarganya beragama Islam. Keluarga
Tn.I mengaku jarang mengerjakan sholat 5 waktu.
g. APGAR keluarga
Hasil pengkajian APGAR keluarga bernilai 7 . Nilai 7-10 mengindisikan bahwa
keluarga memiliki fungsi yang baik.
8. Sistim Pendukung Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan jumlah anggota keluarga yang sehat berjumlah 5 orang.
Keluarga Tn.I mengatakan jarak antara rumah dengan Puskesmas ± 800 meter dan dapat
ditempuh dengan sepeda motor.
9. Genogram
stroke Liver
29 th 35 th asma
7 th 3 th 2 th asma
Keterangan
: laki-laki : klien
: perempuan : garis pernikahan
: laki-laki meninggal : garis keturunan
: perempuan meninggal : tinggal serumah
10. Status Kesehatan Keluarga Inti
a. Status kesehatan anggota keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian hari Rabu, 9 Mei 2012 didapatkan data kesehatan:
1) Tn.I
Kepala Tn.I berbertuk mesochepal, rambut lurus, kulit kepala tidak berketombe,
visus 6/6, tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva tampak berwarna merah,
sclera tampak berwarna putih, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada
secret yang keluar, murkosa bibir tidak ada stomatitis, bibir tampak lembab,
telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari telinga, tampak
tato pada leher, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. Terlihat
pergerakan dinding dada. Tidak tampak ketinggalan gerak saat bernafas, tidak teraba
nyeri tekan, perkusi terdengar sonor, auskultasi bunyi nafas terdengar vesikuler.
Tidak tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah. Tampak tato pada tangan
kanan. Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 5.
Tn.I pada saat ini dalam keadaan sehat, tidak dalam kondisi kambuh asmanya.
Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 120/80 mmHg TB : 170 cm=1,7 m
Nadi : 80 x/menit BB : 68
Suhu : 36,2°C IMT :68
(1,7) ²=23,5
RR : 20 x/menit Status Gizi Baik
2) Ny.I
Kepala berbertuk mesochepal, rambul lurus, kulit kepala tidak berketombe,
rambut tampak rontok, rambut kering, visus 6/6 dan tidak menggunakan kaca
mata, sclera tampak berwarna putih, konjungtiwa tampak pucat, tidak tampak
cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada secret yang
keluar, mukosa bibir tidak ada stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang
tanggal, telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari
telinga, tidak teraba pembesarn kelenjar tyroid dan limfe, tidak tampak kelemahan
pada kedua anggota gerak. Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 130/80 mmHg TB :148 cm=1,48 m
Nadi : 82 x/menit BB : 57 kg
RR : 18 x/menit IMT : 57
(1,48) ²=27,02
Status gizi Obesitas
3) An.S
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tampak
caries gigi bagian atas
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital:
Nadi : 80 x/menit TB : 110 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 17 kg
Suhu : 36,5°C Z score : 17−22,9
26,5−22,9=¿-1,6
Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)
4) An.T
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak
tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit TB : 80 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 11 kg
Suhu : 36°C Z score: 11−13,9
15,5−13,9=1,8
Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)
5) An.M
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak
tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest, tidak sesak nafas
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung tambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 90 x/menit TB : 60 cm
Respirasi : 25 x/menit BB : 10 kg
Suhu : 36°C Z score: 10−12,6
13,9−12,6=2
Status Gizi baik (-2 SD s/d +2 SD)
b. Penyakit yang diderita
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I menderita Asma sejak kecil, sedangkan An.M
menderita asma sejak usia 5 bulan.
c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan
Keluarga Tn.I mengatakan An.M dan Tn.I menderita asma. Keluarga Tn.I
mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit jantung, Dm,
maupun Hipertensi.
d. Anggota keluarga yang menderita cacat
Keluarga Tn.I mengtakan di dalam keluaganya tidak ada yang menderita cacat baik
psikis maupun fisik.
e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular
Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti kusta, TBC, Hepatitis.
f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan apabila keluarganya ada yang sakit langsung periksa ke
dokter. Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak rutin periksa ke dokter hanya
waktu sakit saja baru periksa. Keluarga Tn.I mengatakan saat An.M sakit baru minum
obat dan diberikan secara teratur sesuai anjuran dokter. Keluarga Tn.I mengatakan
tidak berani memberikan obat warung saat keluarganya sakit.
11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mmempunyai hobby
khusus.
12. Hubungan Antar Anggota Keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan hubungan dengan suami, anak-anak, dan anggota keluarga
yang lain terjalin harmonis.
13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan bila dalam keluarganya ada masalah diselesaikan dengan jalan
musyawarah bersama, tetapi paling banyak pengambil keputusan diambil oleh ibu.
14. Kebiasaan Anggota Keluarga
a. Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga
Tn.I
Tn.I makan 2 kali/hari , waktu makan teratur, porsi satu piring penuh. Jenis
makanan yang dimakan nasi, sayur, lauk-pauk. Tn.I tidak memiliki alergi
terhadapa makanan.
Ny.I
Ny.I makan 2 kali/hari mengabiskan satu piring. Ny.I tidak mempunyai alergi
makanan ataupun makanan pantangan. Ny.I mengatakan setiap hari membeli
sayur yang sudah siap untuk dimakan. Ny.I menyimpan makanan di atas meja
dalam keadaan tertutup dengan tudung saji.
An.S
Keluarga Tn.I mengatakan An.S makan 3 kali/hari dan menghabiskan satu piring
rata dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk. Keluarga Tn.I mengatakan
tidak ada masalah dengan makan An.S
An.T
Keluarga Tn.I mengatakan An.T makan 3 kali/hari dan menghabiskan 3 sendok.
Keluarga Tn.I mengatakan An.T lebih suka ngemil. Keluarga mengatakan An.T
susah mkan.
An.M
Keluarga Tn.I mengatakan An.M makan tiga kali sehari dengan porsi cukup. Jenis
makanan yang dimakan yaitu nasi , sayur bayam dan tempe. Ny.I mengatakan
An.M paling sering makan bakso dan lauk telur. Keluarga Tn.I mengatakan An.M
tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun makanan pantangan. Keluarga
mengatakan An.M tidak susah makan
b. Minum keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan secara rutin mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas per
hari, air putih tersebut diperoleh dari sumur gali dan direbus hingga masak
sebelumya.
c. Pola istirahat
Keluarga ny.I mengatakan An.T dan An.M tidur dari jam 23.00 wib- 06.00 WIB.
Keluarga Tn.I mengatakan kedua anaknya yang kecil-kecil memang sering tidur larut.
Ny.I mengatakan An.S dan An.M sering tidur siang sekitar 2 jam. Keluarga Tn.I
mengatakan kedua An.I dan An.M kalau siang hari dikurung di rumah. Keluarga
mengatakan tidak ada masalah pada pola istirahat anggota keluarga Tn.I yang lain.
d. Rekreasi
Keluarga Tn.I mengatakan tidak merencanakan waktu khusus untuk rekreasi karena
Tn.I bila ada waktu libur lebih dimanfaatkan untuk istirahat.
e. Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn.I mengatakan waktu senggang di gunakan untuk istirahat dan nonton
televisi bersama suami dan anaknya.
f. Pola eliminasi
Masing-masing anggota keluarga BAB 1x/hari, keluarga Tn. A tidak mengeluhkan
masalah pada pola BAB. BAK masing-masing anggota keluarga kurang lebih 4
hingga 5 kali/hari. Keluarga Tn. A tidak ada yang mengeluhkan pada pola BAK.
g. Higine perorangan
Keluarga Tn.I mengatakan semua anggota keluarga mandi 2 kali sehari,
menggunakan sabun mandi, setiap anggota keluarga rutin menggosok gigi 2 kali
sehari pada saat mandi. Kebiasaan keluarga mencuci rambut 3 kali dalam seminggu.
h. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan
Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I mempunyai kebiasaaan merokok.
B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
1. Penghasilan
a. Penghasilan utama
Keluarga Tn.I mengatakan sumber penghasilan utama diperoleh dari Tn.I yang bekerja
sebagai wiraswasta dengan penghasilan rata-rata Rp. 700.000 per bulan. Sedangkan
Ny.I bekerja sebagai ibu rumah tangga.
b. Penghasilan sampingan/tambahan
Keluarga Tn.I mengatakan keluarganya tidak memiliki penghasilan tambahan
c. Jumlah penghasilan dalam keluarga
Jumlah penghasilan dalam keluarga Rp700.000,00-Rp1.000.000,00.
2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan
a. Biaya kebutuhan pokok : Rp 600.000,00
b. Biaya pendidikan anak : Rp 45.000,00
c. Biaya kesehatan : Rp ……-……….
d. Biaya pakaian : Rp …… -…………
e. Biaya rekreasi : Rp ……-…………
f. Biaya perbaikan rumah : Rp ……-…………
g. Tabungan : Rp 20.000,00
h. Biaya tak terduga : Rp ……-…………
3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Keluarga Tn.I mengatakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dirasa kurang.
4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan pengelolaan keuangan dalam keluarga dipegang oleh suami.
Ny.I mengatakan setiap harinya dijatah Rp.20.000,00 oleh suami.
5. Keadaan ekonomi
Pendapatan ekonomi keluarga Tn.I sangatlah kurang. Ny.I mengatakan sudah tidak
membeli beras karena sudah mendapat raskin(beras untuk keluarga miskin) dari
pedukuhan, sedangkan untuk biaya sekolah An.S mendapat dana BOS(Bantuan
Operasional Sekolah). Barang-barang yang dimiliki Keluarga Tn.I adalah sebuah sepeda
motor, kulkas, TV, tabungan.
6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat
Ny.I mengatakan sebelum mempunyai An.M, rajin ikut kegiatan PKK. Tetapi semenjak
An.M lahir, Ny.I berhenti ikut kegiatan PKK karena terlalu sibuk mengurusi anak-anak dan
rumah tangga. Keluarga Tn.I mengatakan hubungan keluarga dengan ketua RT, ketua KK
LKMD, ketua RW, dan anggota masyarakat terjalin harmonis. Keluarga Tn.I mengatakan
Tn.I aktif ikut kegiatan Ronda. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat sering dilakukan di
rumah tokoh masyarakat.
7. Pendidikan
No Nama
Anggota
Keluarga
Pendidikan
Formal
Pendidikan Non
Formal
Tamat/belum
tamat/tidak
tamat
Ket
1.
2.
3.
Tn.I
Ny.I
An.S
SLTA
SLTA
SD
-
-
-
Tamat
Tamat
Belum tamat
-
-
-
8. Budaya
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya asli keturunan jawa, sedangkan suaminya keturunan
Tiong Hoa. Keluarga Tn.I mengatakan tidak adat istiadat dari masing-masing kebudayaan
yang bertentangan dengan kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Indonesia. Disekitar tempat tinggal Tn.I kebanyakan berasal dari suku Jawa.
9. Agama/Spiritual Keluarga
Keluarga Tn.I mengaku beragama Islam dan tidak taat beribadah. Keluarga Tn.I
mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun kepercayaaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Rumah
a. Luas pekarangan dan bangunan
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki pekarangan. Luas bangunan rumah 12 m² .
b. Status kepemilikan : numpang tempate saudara
c. Jenis rumah : dipetak-petak
d. Jenis bangunan : permanen
e. Atap rumah : genteng
f. Langit-langit : ternit
g. Lantai rumah : keramik
h. Ventilasi : tidak ada
i. Jendela : tidak mempunyai jendela.
j. Pencahayaan : sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
k. Penerangan malam hari : sumber penerangan dari lampu PLN
l. Pembagian ruang : - kamar tidur :
- dapur :
- WC :
m. Denah rumah
U
dapur
WC
Sumur gali kamar
2. Perabot rumah
Keluarga Tn.I mengatakan alat-alat masak menggunakan kompor gas. Keluarga Tn.I
mengatakan tempat penyimpanan peralatan dapur diletakkan di rak kecil. Perabot rumah
tangga sudah tertata rapi.
3. Pengelolaan Sampah
Keluarga Tn.I mengatakan cara pembuangan sampah langsung di tempat pembuangan
sampah akhir. Tetapi sebelum di buang di tempat pembuangan sampah akhir, keluarga Tn.I
mengatakan sampah-sampah di masukkan tempat pembuangan sampah sementara yang
terletak di depan rumah. Jarak tempat pembuangan sampah dengan sumber air minum ± 2
meter.
4. Sumber Air
Sumber air keluarga Tn.I berasal dari sumur gali. Jarak sumber air minum dengan bak
penampungan limbah (septic tank) ± 6 meter. Tidak tampak pencemaran air, kualitas air
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
5. Jamban Keluarga
Keluarga Tn.I memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa latrine. Letak jamban
berada di luar rumah. Jarak jamban dengan sumber air minum kurang dari 10 meter dan
tidak terawat.
6. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada bak penampungan
limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan sumber air minum kurangg dari 10
meter. Letak di belakang rumah.
7. Kandang Ternak
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki kandang ternak.
8. Kamar mandi
Keluarga Tn.I memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi, terletak di luar rumah,
tempat penampungan air menggunakan ember dengan kondisi terbuka dan dikuras tiap
hari.
9. Halaman rumah
Keluarga Tn.I tidak memiliki halaman rumah.
10. Lingkungan rumah
Rumah keluarga Tn.I berada di perbatasan antara kota dengan desa. Jarak dengan tetangga
berhimpitan, suasana ramai, lokasi dekat rumah.
11. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan
a. Fasilitas pendidikan : SD
Jarak dari rumah : 2 km
b. Fasilitas perdagangan : warung
Jarak dari rumah : 100 m
c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas
Jarak dari rumah : ± 800 m
d. Fasilitas peribadatan : masjid
Jarak dari rumah : ± 500 m
e. Fasilitas lainnya : terminal
Jarak dari rumah : ± 5 km
D. KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Keluarga Berencana
Keluarga Tn.I merupakan pasangan usia subur. Umur Tn.I saat ini 35 tahun, sedangkan
Ny.I berumur 29 tahun. Keluarga Tn.I mengatakan menjadi aseptor KB dan sebelumnya
pernah mendengar KB dari bidan. Keluarga Tn.I mengatakan jenis alat kontrasepsi yang
digunakan adalah KB suntik. Tempat pemsangan di bidan. Keluarga Tn.I mengatakan
kontrol alat KB secara teratur setiap 1 bulan. Ny.I mengatakan mengeluhkan sering
pusing-pusing akibat dari alat KB yang digunakan.
2. Balita
a. Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
Keluarga Tn.I mempunyai 2 balita An.T berumur 3 tahun dan An.S berumur 2 tahun.
Keluarga Tn.I mengatakan tidak rutin kunjungan ke posyandu. Ny.I mengatakan waktu
An.T dan An.M diperiksan ke bidan status gizinya baik, tetapi saat diperiksakan ke
posyandu balita status gizinya buruk. Sehingga keluarga Tn.I mengatakan malas untuk
memeriksakan anaknya ke posyaandu balita. Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya
sakit baru periksa. Kedua balita mempunyai KMS dan diisi oleh bidan dan kader.
Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS pada bulan Agustus tahun 2011
normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah. Perhitungan Status Gizi
balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik . Status kesehatan
An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat. Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita
sudah diberikan tablet vitamin A. Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan
pantangan pada kedua balita. Keluarga mengatakan tahu tentang perkembangan anak,
tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara
walaupun tidak jelas
b. Status Imunisasi Bayi dan Balita
Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap
No Nama Umur Status imunisasi Keterangan
BCG Polio DPT Hepatitis Campak Lain-
lain1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. An.T 3 th lengkap
2. An.M 2 th lengkap
: sudah diberikan
E. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL
1. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn.I menggatakan nyaman berada di tempat tinggalnya saat ini,dan merasa bahagia
dengan kondisi keluarga merasa aman dan tenang.
2. Pemenuhan status social
Keluarga Tn.I mengatakan diterima baik oleh masarakat sekitar, dan keluarga selalu aktif
dalam kegiatan masyarakat.
3. Riwayat kesehatan mental keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa.
4. Gangguan mental pada anggota keluarga
Keluarga Tn.I mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang merasa bersalah, gagal,
kecewa atau tertekan. Keluarga Tn I mengatakan An.S dan An.T sering bertengkar. Ny.I
beranggapan bahwa menurut kebudayaan Cina kedua anaknya berbeda shio sehingga sering
bertengkar.
5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa tidak ada yang menonjol seperti agresif, ekstrim, peminum
alkohol, suka melamun, suka menyendiri, senang pergi tanpa tujuan, suka menangis tanpa
sebab, ataupun suka mencuri tanpa sengaja.
6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Tn.I berharap dengan adanya petugas kesehatan yang berkunjung ke rumah dapat
membagi ilmu dan pengetahuan bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita asma.
F. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH
1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga Tn.I menyadari bahwa ada salah satu anggota keluarga yang menderita Asma yaitu
An.M. Keluarga mengatakan Asma dapat mengancam jiwa karena dulu ada saudara Tn.I
yang meninggal disebabkan oleh asma. Keluarga beranggapan bahwa asma merupakan
penyakit keturunan yang sewaktu-waktu bisa kambuh dan berbahaya sehingga harus
ditangani segera.
Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil, sehingga sangat perlu sekali
inormasi tentang kesehatan balita.
Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada masalah jika tidak mempunyai jendela ataupun
ventilasi, karena dulu pernah dibuat ventilasi di atas rumah, tetapi suhu di dalam rumah
terasa panas sehingga sekarang ditutup lagi.
2. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah
Keluarga Tn.I mengatakan menerima keadaan An.M yang sakit anemia, tetapi Ny.I juga
berusaha untuk meningkatkan status kesehatan dengan cara memanfaatkan sumber-sumber
kesehatan yang ada.
II. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma
sejak berumur 5 bulan.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg . Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.
DO:- Terapi yang sudah diberikan Salbuven 3x25 mg- Nadi : 90 x/menit, Respirasi :25 x/menit, Suhu : 36 °C- Status Gizi Baik
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau
menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain.
DO:
- KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke
pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO: -
Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering
mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan
telur.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,
Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
kalaupun jajan ya cuma es krim.- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan
kakak-kakaknya
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok
aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M
DS:- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan
tablet vitamin A.- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan
pada kedua balita.- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah
diimunisasi dasar lengkap
DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS
Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I
normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg
DS
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan
sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih
kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga
terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga
cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Langit-langit tertutup ternit
- Ventilasi tidak ada
- Jendela tidak mempunyai jendela.
- Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke dalam
rumah
Risiko terjadinya TBC di keluarga Tn.M
III. SKALA PRIORITAS
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah:
Deficit
3/3 x1 1 - Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti.
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah: sebagian
1/2 x2 1 Factor pendukung:
- Jarak puskesmas dengan
rumah ± 800 meter
- ada yang mengantar An.M ke
tempat pelayanan kesehatan
- keluarga Tn.I mempunyai
sepeda motor.
- Pendidikan terakhir keluarga
Tn.I adalah SMA sehingga
mempengaruhi penyerapan
informasi
Factor penghambat:
- sumber dana untuk
kesehatan tidak ada
- keluarga Tn.I belum
memiliki Jamkesmas
3 Kemungkinan masalah
dapat dicegah:tinggi
3/3 x 1 1 - Dengan mengurangi factor
pencetus serangan asma
seperti kelelahan, terhindar
dari batuk pilek, rumah tidak
berdebu, tidak ada yang
merokok di dalam rumah
diharapkan Asma tidak
kambuh lagi
- Dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat untuk
penderita asma, diharapkan
asma dapat terkontrol
4. Menonjolnya masalah :
masalah berat, harus
segera ditangani
2/2 x 1 1 Keluarga beranggapan bahwa
asma merupakan penyakit
keturunan yang sewaktu-waktu
bisa kambuh dan berbahaya
sehingga harus ditangani segera
Jumlah 4
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah: krisis 1/3 x 1 1/3 - Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .
Kemungkinan masalah
dapat diubah:sebagian
1/2 x2 1 Factor pendukung:- Keluarga mengatakan tahu
tentang perkembangan anak, tetapi hanya sedikit seperti perkembangan anak usia 2 tahun sudah bisa berbicara walaupun tidak jelas
- Jarak puskesmas dengan
rumah ± 800 meter
- keluarga Tn.I mempunyai
sepeda motor.
- Pendidikan terakhir keluarga
Tn.I adalah SMA sehingga
mempengaruhi penyerapan
informasi
Factor penghambat
- sumber dana untuk
kesehatan tidak ada
- keluarga belum mempunyai
Jamkesmas
Kemungkinan masalah
dapat dicegah:tinggi
3/3 x1 1 Dengan motivasi dan dukungan
keluarga Tn.I untuk rajin ke Posyandu
balita tiap bulan, diharapkan status
tumbuh kemban balita lebih meningkat
lagi
Menonjolnya masalah :
Merasa ada masalah dan
segera ditangani
2/2 x 1 1 Keluarga Tn.I menyadari bahwa anaknya masih kecil-kecil, sehingga sangat perlu sekali informasi tentang kesehatan balita.
Jumlah 3 1/3
NO KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN
Sifat Masalah: ancaman 2/3 x1 2/3 Rumah yang pengap, tidak ada
ventilasi udara, dan tidak dapat
jendela dapat berisiko terjadi
penyakit TBC
Kemungkinan masalah
dapat diubah:sulit
0x2 0 Factor pendukung
- Saudara Tn.I bila datang ke
rumah Tn.I sering
menasehati kapan mau sehat
kalau rumah seperti ini
seperti tidak ada jendela,
ventilasi, dan terasa pengap
Factor penghambaat
- sumber dana keluarga
untukpembangunan rumah
tidak ada
- status kepemilikan rumah
numpang
- kelurga Tn.I belum tahu
bahwa kondisi rumah tidak
ada ventilasi, jendela, dan
pengap dapat menyebabkan
timbulnya penyakit TBC
Kemungkinan masalah
dapat dicegah:tinggi
3/3 x1 1 Dengan keluarga memberi
ventilasi di atas atap, risiko
terjadinya penyakit TBC dapat
dicegah
Menonjolnya masalah :
Tidak merasa ada
maslah
0/2 x1 0 Keluarga Tn.I mengatakan tidak ada
masalah jika tidak mempunyai jendela
ataupun ventilasi, karena dulu pernah
dibuat ventilasi di atas rumah, tetapi
suhu di dalam rumah terasa panas
sehingga sekarang ditutup lagi.
jumlah 3 2/3
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
berhubungan dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek
asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga
langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain.
DO:
KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentang pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang
sehat untuk penderita asma.
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara
rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke
dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO:-
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam
dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es
krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven
3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari
dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol,
terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-
kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:
- Obat An.M masih tampak belum habis
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai
dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di
dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat
mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki
ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya
matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
2. Risiko terjadinya TBC di keluarga Tn.M ditandai dengan :
DS :
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan,
akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa
pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung
masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Langit-langit tertutup ternit
- Ventilasi tidak ada
- Jendela tidak mempunyai jendela.
- Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet vitamin A.
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada kedua balita.
- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap
DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas garis merah,
sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi
baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn.I
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Rencana Tindakan
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan:a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal
penyakit asma pada An.M ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahu pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota keluarga yang lain.
DO:KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
Tupan:Keefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma di Keluarga Tn.ITupen 1:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.I mampu mengenal penyakit asma dengan kriteria hasil:- Mampu
menjelaskan tentang penyakit asma
- Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang asma, bagaimana cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi.
- Evaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit asma, cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibMelakukan kontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.30Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang asma, bagaimana cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.00 wibEvaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit asma, cara merawat penderita asma dan jenis makanan yang dikonsumsi
TtdLeni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:- Ny.I mengatakan bahwa”
sekarang saya sudah tahu mbak tentang penyakit asma”.
- Ny.I mengatakan paham setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang tentangg penyakit asma, Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma dengan benar
O:- Ny.I tampak mampu
menjelaskan kembali tentangg penyakit asma, Mampu menjelaskan tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma dengan benar
- Ny.I tampak mengangguk anggukkan kepala
- Ny.I tampak antusias mengikuti pendidikan kesehatan
- Ny.A menerima leflet yang diberikan
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M teratasiP:Hentikan intervensi
Ttdleni
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak
diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO: -
Tupen 2:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.I mampu mengambil keputusan dengan kriteria hasil:- Keluarga
mengatakan mau membawa An.M rutin control, tidak hanya ketika sakit.
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Diskusikan dengan keluarga pentingnya control rutin
- Berikan reinforcement terhadap sikap yang positif yang diungkapkan keluarga untuk rutin periksa tidak hanya ketika sakit
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 18.30 wib- Diskusikan dengan
keluarga pentingnya control rutin
- Berikan reinforcement terhadap sikap yang positif yang diungkapkan keluarga untuk rutin periksa tidak hanya ketika sakit
TtdLeni
Rabu, 17 Mei 2012Jam 19.00 wibS:- Ny.I mengatakan akan
membicarakan dengan suami untuk rutin control ke dokter tidak hanya sakit
O:- Ny.S tampak
menganggukkan kepala- Tn.S tmpak sedang tidak
berada di rumah
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M teratasiP:Hentikan intervensi
Ttd leni
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan
kemari dengan kakak-kakaknya
Tupen 3:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan selama satu minggu diharapkan keluarga mampu merawat Ny.I dengan criteria hasil:- Keluarga Tn.I
mampu menyiapkan makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita asma.
- An.M mampu mengkonsumsi makanan yang boleh dan tidak boleh bagi penderita asma.
- Keluarga mampu memonitor dan menjaga aktivitas An.M agar tidak kelelahan
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M
- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan
- Mengevaluasi apakan An.M makan sesuai yang dianjurkan.
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.45 wib- Motivasi keluarga untuk
menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M
- Menganjurkan keluarga untuk memonitor aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan
TtdLeni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:Ny.I mengatakan akan menyiapakan makanan yang sebaiknya dikonsusi oleh anaknya.Ny.I mengatakan akan lebih mengawasi aktivitas anaknya agar jangan sampai kelelahan.O:- Wajah Ny.I tampak rileks- An.M tampak sedang
mencoret-coret buku dan tidak tampak kelelahan
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi sebagianP:Lanjutkan intervensi- Kontrak waktu dengan
keluarga- Motivasi keluarga untuk
menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi An.M
- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga
aktivitas anak setiap hari agar jangan sampai kelelahan
- Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
Ttdleni
d. Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah
seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
Tupen 4:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan selama satu minggu diharapkan keluarga Tn.I mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M dengan criteria hasil:- Tn.I tidak
merokok di dalam rumah
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah
- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 17 Mei 2012Jam 10.50 wib- menjelaskan pentingnya
rumah yang sehat untuk penderita asma
- mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah
ttdleni
Kamis,, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:
- Ny.I mengatakan akan menasehati Tn.I untuk tidak merokok bila sedang berada dekat dengan An.M
- Ny.I mengatakan akan lebih menjaga rumahnya lagi supaya terlihat bersih
O:- Perabot rumah tangga
tidak tampak rapi- Rumah terasa pengap
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi sebagianP:Lanjutkan intervesi- Kontrak waktu dengan
keluarga- Jelaskan pentingnya
rumah yang sehat untuk penderita asma
- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk tidak merokok di dalam rumah
- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
Ttdleni
No Hari/tanggal Diagnosa keperawatan SOAPIE Paraf1 Jum’at/18 Mei
2012Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:DS:- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling
sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari dokter
Jam 10.00 wibS:
- Ny.I mengatakan An.M masih tertidur.
O:An.M tampak sedang tidur.
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi sebagian
P:- Kontrak waktu dengan keluarga- Motivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi
An.M- Anjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap hari
agar jangan sampai kelelahan- Evaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:- Obat An.M masih tampak belum habis- An.M tampak asyik berlarian kesanan
kemari dengan kakak-kakaknya
I:Jam 10.00 wib
- Kontrak waktu dengan keluarga- Memotivasi keluarga untuk menyiapkan makanan yang sebaiknya
dikonsumsi An.M- Menganjurkan keluarga untuk memonitor dan menjaga aktivitas anak setiap
hari agar jangan sampai kelelahan- Mengevaluasi apakah An.M makan sesuai yang dianjurkan
E:Jam 11.00 wib.
S:- Ny.I mengatakan sudah menyiapkan sayur bayam, lauk tempe, dan buah
jeruk bagi keluarganya khususnya An.M.- Ny.I mengatakan dari tadi pagi tidak meminum es krim- Ny.I mengatakan An.M sudah makan 1 kkali dan menghabiskan satu porsi
O:- Di meja makan tampak sayur bayam, lauk tempe, dan buah jeruk- An.M tampak sedang tidur
A:Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi
P:Hentikan intervensi
TtdLeni
TtdLeni
2 Jum’at/18 Mei 2012
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga
Jam 10.00 wibS:Ny.I mengatakan sudah rumahnya belum memiliki ventilasiO:Rumah masih terasa pengapA:
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi sebagian
P:
mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Ventilasi tidak ada- Tidak mempunyai jendela- Sinar matahari tidak masuk ke dalam
rumah
- Kontrak waktu dengan keluarga- Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma- Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma- Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah- Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk
tidak di dalam rumah- Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
I:Jam 10.15 WIB
- Kontrak waktu dengan keluarga- Menjelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma- Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma- Menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah- Menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan
untuk tidak merokok di dalam rumah- Mengevaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
E:Jam 11.00 wib
S :- Ny.I mengatakan suaminya sudah merokok di luar rumah
O :- perabotan tampak sudah tertata rapi- rumah tampak pengap- rumah terasa bebas rokok
A :Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M teratasi
P :Hentikan intervensi
TtdLeni
Ttdleni
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Rencana Tindakan
2. Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.M ditandai dengan :DS :
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:- Luas bangunan rumah 12 m²- Langit-langit tertutup ternit- Ventilasi tidak ada- Jendela tidak mempunyai jendela.- Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke
dalam rumah
Tupan:Tidak terjadi penyakit TBC di keluarga Tn.ITupen:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan pengetahuan keluarga Tn.I meningkat dengan criteria hasil:- Mampu
menjelaskan penyebab terjadinya penyakit TBC
- Keluarga tn.I mau membuat ventilasi udara atau jendela
Kontrak waktu dengan keluarga
Jelaskan kepada keluarga Tn.I tentang penyebab timbulnya penyakit TBC
Diskusikan dengan keluarga Tn.I untuk membuat ventilasi udara ataupun jendela
Rabu, 16 Mei 2012Jam 20.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
Ttdleni
Kamis, 16 Mei 2012Jam 11.00 wib- Jelaskan kepada keluarga
Tn.I tentang penyebab timbulnya penyakit TBC
Diskusikan dengan keluarga Tn.I untuk membuat ventilasi udara ataupun jendela
Ttdleni
-
Kamis,, 17 Mei 2012Jam 11.30 wibS:
- Ny.I mengatakan sudah paham tentang penyebab timbulnya penyakit TBC
- Ny.I mengatakan akan mendiskusikan dengan keluarganya untuk membuat venilasi udara
O:- Ny.I tampak menjawab
pertanyaan dengan benar- Kondisi rumah terasa
pengap, tidak ada ventilasi udara dan jendela
A:Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.M teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
Kontrak waktu dengan keluarga
Jelaskan kepada keluarga Tn.I tentang penyebab timbulnya penyakit TBC
Diskusikan dengan keluarga Tn.I untuk membuat ventilasi udara ataupun jendela
Ttd leni
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi EvaluasiTujuan Rencana Tindakan
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I ditandai dengan:DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan tablet vitamin A.
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan pada kedua balita.
- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah diimunisasi dasar lengkap
DO:- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M
pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.- Pertumbuhan dan perkembangan An.T
sesuai KMS normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahunBB=60 cmTB=10 kg
Tupan:Tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I tetap meningkatTupen:Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 2 kali kunjungan dalam satu minggu diharapkan pengetahuan keluarga Tn.I tentang tumbuh kembang balita meningkat dengan criteria hasil:
- Mampu menjelaskan tubuh kembang pada balita
- Ny.I mau rutin ke posyandu balita tiap bulan
- Pertumbuhan dan perkembangan balita sesuai dengan perkembangan balita
- Kontrak waktu dengan keluarga
- Kaji pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang balita
- Beri pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang balita
- motivasi keluarga untuk memantau tumbuh kembang balita
- Motivasi keluarga untuk mengunjungi posyandu balita setiap bulan
-
Kamis, 17 mei 2012Jam 11.00 wibKontrak waktu dengan keluarga
TtdLeni
Kamis, 17 mei 2012Jam 18.40 wib- Mengkaji pengetahuan
keluarga tentang tumbuh kembang balita
- Memberi pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang balita
- Motivasi keluarga untuk mengunjungi posyandu balita setiap bulan
Ttdleni
-
Kamis, 17 Mei 2012Jam19.00 wibS:
- Ny.I mengatakan paham tentang tumbuh kembang balita
- Ny.I mengatakan bahwa,”ya besok mbak sya ke posyandu balita
O:- Ny.A tampak antusias
mengikuti pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang balita
- Ny.A telah mendapatkan leaflet
A:Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I teratasi
P:Hentikan intervensi
Ttdleni
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan kasus yang dilaporkan pada bab III di banding
dengan teori. penulis akan menguraikan beberapa kesenjangan yang ditemukan pada pelaksanaan asuhan
keperawatan tersebut dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, impleentasi, dan
evaluasi
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari penerapan proses keperawatan. Kelengkapan data sangat
diperlukan sebelum menentukan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Praktek
keperawatan keluarga dimulai tanggal 7-19 Mei 2012 di dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan
Bantul Yogyakarta. Walaupun sebenarnya praktek keperawatan keluarga bersamaan dengan praktek
keperawatan komunitas. Sasaran dari Praktek keperawatan keluarga ini adalah sebuah keluarga di
suatu wilayah yang perlu dibina karena ada masalah kesehatan. Berbeda sekali dengan ilmu
keperawatan yang lain yang sasarannya adalah individu. Proses asuhan keperawatan keluarga ini
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Oleh karena
itu penulis memulai proses keperawatan dari pengkajian.
Pengkajian dilakukan di rumah keluarga Tn.I yang anggota keluarganya menderita Asma.
Pengkajian dimulai pada hari rabu tanggal 9 Mei 2012. pengkajian menggunakan questioner yang
sudah diberikan dari kampus. metode pengkajian yang dilakukan kali ini dengan cara wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentsi. dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif
dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari keluarga Tn.I dengan cara wawancara dengan
menggunakan pertanyaan, sedangkan data obyektif di peroleh dengan melakukan observasi dan
pemeriksaan fisik.
Dalam teori penyebab asma adalah asap, debu, cuaca dingin, alergi, kelelahan, influenza keturunan
dan yang penulis temui dalam melakukan pengkajian penyebab asma pada AN.M adalah kelelahan.
Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta yang ditemukan di lapangan
mengenai penyebab asma. Selain itu, dari tanda dan gejala yang tampak pada An.M sama dengan
yang ada pada teori yang menyatakan bahwa tanda dan gejala asma adalah batuk, sesak nafas, suara
nafas wheezing. Tetapi ada juga kesenjangan yang penulis temukan pada rumah Tn.I diantaranya
kondisi rumah yang kurang sehat dan tidak adanya ventilasi.
Pada saat pengkajian penulis menemukan factor pendukung dan factor penghambat. factor
pendukungnya antara lain Ny.I sangat kooperatif dan kerjasama saat dilakukan pengkajian, rumah
keluarga Tn.I tidak jauh dari posko sehingga sangat mudah dijangkau dengan jalan kaki. Sedangkan
untuk factor penghambatnya adalah Tn.I terlihat tidak suka bila ada petugas kesehatan yang datang ke
rumah dan sulitnya mencari waktu yang tepat untuk pengkajian.
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang terdapat pada teori diantaranya adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan
pertukaran gas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi (Nanda, 2007).
Tetapi setelah dilakukan pengkajian dan penentuan prioritas masalah pada keluarga Tn.I khususnya An.M,
masalah keperawatan yang muncul sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan karena tidak ada data yang
mendukung munculnya masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan pertukaran gas,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi. Tetapi untuk penyebabnya sudah
sesuai dengan fungsi perawatan keluarga antara lain ketidakmampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, ketidakmampuan menciptakan lingkungan yang kondusif, dan ketidakmampuan memanfaatkan sumber-
sumber kesehatan. Berdasarkan pengkajian dan penentuan prioritas masalah, maka ditentukan diagnosa
sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I brhubungan
dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M Risiko
terjadinya TBC di keluarga Tn.I
2. Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.I
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I penulis tidak ditemukan factor
penghambat, tetapi menemukan factor pendukung seperti terdapat data-data dari hasil pengkajian yang
menunjang untuk merumuskan diagnosa keperawatan serta terdapat referensi yang dapat membantu
penulis dalam merumuskan masalah diagnosa keperawatan.
C. Intervensi
setelah mengetahui masalah yng ada pada keluarga Tn.I khususnya An.M maka tahap selanjutnya
adalah menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah. dalam membuat
rencana asuhan keperawatan ini tidak lepas dari keikutsertaan keluarga dalam memecahkan masalah
sesuai dengan tujuan dari perencanaan tersebut yaitu mencari jalan efisien bagi masala yang dihadapi
oleh keluarga. penyusunan perencanaan dilakukan sesuai dengan teori, yaitu menitikberatkan pada
lima tugas keluarga yaitu:
1. ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyait asma
2. ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk pengobatan
3. ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit asma
4. keidakmampuan keluarga menciptkan lingkungan yang sehat bagi penderita asma
5. keluarga mampu menggunakan sumber-sumber kesehatan
Dalam membuat perencanaan penulis juga menemukan factor pendukung dan penghambat. Faktor
pendukung tersebut adalah ketersediaan referensi yang cukup tentang asma sehingga penulis dapat
menyusun intervensi yang akan dibuat. Perencanaan yang dilakukan penulis adalah memberikkan
pendidikan kesehatan tentang asma, mendiskusikan tentang pengambilan keputusan untuk rutin
berobat, serta bagaimana merawat dan menciptakan lingkungan bagi penderita asma. sedangkan untuk
factor penghambatnya adalah kurangnya pengetahuan keluarga Tn.I untuk memahami masalah asma
D. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan asuhan keperawatan untuk masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen
Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I, yang sudah penulis lakukan adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang asma dan perawatannya. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan
pada tanggal 17 Mei 2012. Penulis juga menemukan factor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Factor pendukungnya antara lain adanya antusias dari keluarga
Tn.I untuk mendengarkan dan menerima pendidikan kesehatan dan adanya rasa ingin tahu dari
keluarga Tn.I tentang penyakit asma. Sedangkan factor penghambatnya adalah waktu pelaksanaan
kurang efektif karena tidak seluruh anggota keluarga ikut dalam pendidikan kesehatan tentang asma.
E. Evluasi
Tahap akhir yang penulis lakukan adalah membandingkan antara tingkat keberhasilan dari tindakan
keperawatan yang telah penulis lakukan dengan tujuan dari tindakan keperawatan. sebagian tujuan
telah tercapai, tetapi masih ada tujuan yang belum tercapai.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga dapat memberikan data yang sesuai
untuk permasalahan keluarga
2. diagnosa keperawatan dalam keluarga ditentukan bersama-sama dengan keluarga sesuai
dengan munculnya permasalahan dalam keluarga
3. penyusunan perencanaan dilakukan dengan menetapkan prioritas, menetapkan tujuan,
sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keluarga.
4. tindakan keluarga ditentukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
5. evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP secara operasional.
B. Saran
1. kepada rekan-rekan khususnya Akademi Keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi harus lebih teiliti dan lebih cermat lagi.
2. kepada keluarga agar mampu melaksanakan kelima tugas keluarga dengan baik
3. kepada Akper”YKY” dapat menyediakan referensi terbaru tentang asuhan keperawatan
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Bailon & Maglaya 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga, Jakarta
Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta
Jhonson & Leny, 2010, Keperawatan Keluarga, Muha Medika : Yogyakarta
Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta
Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC