MAKALAH
SOSIOLOGI
“Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi”
Di susun oleh :
1. Nessri Meryani
2. Suharyono
3. Tita Triyanti
4. Faisal
5. Jeni Putri Afruliana
6. Meri
Dosen pembimbing :
Wery Gusmansyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkulu (STAIN)
Kota Bengkulu
Tahun Ajaran 2011/2012
1
MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI
A. Pengantar
Masalah-masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema lainnya
di dalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat
dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut
bersifat social karena bersangkut paut dengan hubungan antar manusia dan di dalam
kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normative. Hal ini di namakan masalah
karena bersangkutan dengan gejala-gejala yang menggangu kelanggengan dalam
masyarakat.
Setiap masyarakat mempunyai ukuran yang berbeda mengenai hal ini seperti
misalnya soal gelandangan merupakan masalah sosial nyata yang di hadapi kota-kota
besar di Indonesia. Akan tetapi, belum tentu masalah tadi di anggap sebagai masalah
sosial di tempat lainnya.
Masalah-masalah sosial menyangkut nilai-nilai social yang mencakup pula
segi moral. Karena untuk dapat mengklasifikasikan sebagai maslah sosial, harus di
gunakan penilaian sebagai pengukurannya. Apabila suatu masyarakat menganggap
sakit jiwa, bunuh diri, perceraian, sebagai masalah sosial masyarakat tersebut tidak
semata-mata menunjuk pada tata kelakuan yang menyimpang. Akan tetapi, sekalian
juga mencerminkan ukuran-ukuran umum mengenai segi moral.
B. Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian
Acapkali di bedakan antara dua macam persoalan yaitu antara masalah
masyarakat (scientific or sociental problems) dengan problema social (ameliorative
or social problems)1. Masalah social menyangkut nilai-nilai social dan moral.
Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang
1Samuel Koening, man and society, the basic teacher of sociology, (New York: Barners & Noble Inc. 1957), Hlm. 302.
2
immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, masalah-
masalah sosial tak akan mungkin di telaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran
masyarakat mengenai apa yang di anggap baik dan apa yang di anggap buruk.
Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batasa tertentu menyangkut nilai-nilai
social dan moral, yang terpokok adalah aspek ilmiahnya.2
Pendapat bahwa masalah sosial adalah bagian dari sosiologi. Sebenarnya
masalah sosial merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya,
problema tadi memang sewajarnya timbul apabila tidak di inginkan adanya
hambatan-hambatanterhadap penemuan-penemuan baru atau gagasan baru. Masalah
sosial merupakan akibat interaksi sosial antara individu, antara individu dengan
kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adat
istiadat, tradisi, dan ideologi, yang di tandai dengan suatu proses sosial yang
disosiatif.
Petunjuk terjadinya masalah sosial:
1. Simple rates
2. Composite indexes
3. Komposisi penduduk
4. Social distance
5. Partisipasi sosial
C. Klasifikasi Masalah Sosial dan sebab-sebabnya
Masalah social timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau
kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis,
biopsikologis, dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang
2 Robert A. Nisbet “ the study of social problems” dalam contemporary social problems and introduction to the sociology of Deviant Behavior and social Disorbanization, (New York-chichago-burliname: Robert K merton and Robert A Nisbett, (ed), Harrcourt Brace & world Inc, 1961), Hlm. 12.
3
bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental,
serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial.
Klasifikasi yang berbeda mengadakan pengolahan atas dasar kepincangan-
kepincangan dalam warisan fisik (physical heritage), warisan biologis, warisan sosial,
dan kebijakan sosial. Di dalam kategori pertama dapat di masukkan masalah sosial
yang di sebabkan adanya pengurangan atau pembatasan-pembatasan sumber alam.
Ketegori kedua mencakup persoalan-persoalan penduduk, misalnya bertambah atau
berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran, termasuk golongan kategori warisan
social. Di dalam kebijaksanaan social dapat di masukkan hal-hal seperti misalnya,
perencanaan ekonomi, perencanaan sosial dll.
Klasifikasi yang terakhir tersebut di atas memiliki daya cakup yang lebih luas
daripada klasifikasi yang pertama, akan tetapi, suatu persoalan tertentu tidak selalu
merupakan bagian dari suatu kategori yang tertentu pula. Suatu perncanaan ekonomis
misalnya, menyangkut soal penduduk, sumber alam. Masalah dapat di sebabkan
karena adanya kebijakan sosial yang baru sehubungan dengan adanya kemajuan-
kemajuan di bidang teknologi. Hubungan antara aspek-aspek tersebut selalu ada
karena aspek-aspek dalam masyarakat, di dalam keadaan yang wajar, merupakan
suatu integrasi yang mempunyai hubungan yang saling memengaruhi.
D. Ukuran-Ukuran Sosiologis terhadap Masalah social
1. Kriteria Utama
Suatu masalah sosial adalah tidak adanya penyesuaian antara ukuran-ukuran
dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
Unsur-unsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang
mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya
4
kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
2. Sumber-Sumber Sosial Masalah Sosial
Penyataan tersebut sering kali di artikan secara sempit yaitu masalah sosial
merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber
langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab
terpenting masalah sosial haruslah bersifat sosial.
3. Pihak-pihak yang Menetapkan Apakah Suatu Kepincangan Merupakan
Masalah Sosial atau Tidak
Ukuran di atas relative sekali. Mungkin di katakana bahwa orang banyaklah
yan harus menentukannya, atau segolongan orang berkuasa saja atau lain-lainnya.
Dalam masyarakat, merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat
menjadi pemimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai
kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang-orang lain untuk membuat
serta menentukan kebijakan sosial.
Kenyataan demikian, sebagaimana di uraikan di atas, akan menyulitkan suatu
penelitian dan bahkan akan membuat penelitian menjadi gagal.
E. Beberapa Masalah Sosial Penting
1. Kemiskinan
Kemiskinan di artikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mantal, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
5
2. Kejahatan
Berdasarkan sosiologi, kejahatan di sebabkan karena kondisi-kondisi dan
proses social yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya.3
Analisis terhadap kondisi dan proses-proses tersebut menghasilkan 2 kesimpulan,
yaitu
1. Terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dengan variasi organisasi-
organisai social di mana kejahatan tersebut terjadi.
2. Para sosiologi berusaha untuk menentukan proses-proses yang menyebabkan
seseorang menjadi penjahat.
3. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan
sosialnyaa.
Secara sosiologis bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah
a. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan
walaupun dalam hal ini secara yuridis dan sosial belum terbentuk
suatu keluarga, bentuk ini dapat di golongkan sebagai disorganisasi
keluarga sebab ayah gagal dalam mengisi peranan sosialnya dan
demikian juga halnya dengan keluarga pihak ayah maupun pihak ibu.
b. Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan sebab perceraian,
perpisahan meja dan tempat tidur.
3 Donald R. Gressey, “Crime” dalam Contemporary Social Problems, Hlm. 53 dan seterusnya.
6
3. Peperangan
Peperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulit di pecahkan
sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Peperangan merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga
kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali di
akhiri dengan suatu akomudasi.
4. Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat
A. Pelacuran
pelacuran dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan
diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan upah.
B. Alkoholisme
masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pad
umumnya tidak berkisar pada apakah alcohol boleh atau di larang di pergunakan.
persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, di mana, kapan, dan
dalam kondisi yang bagaimana.
C. Homoseksualitas
secara sosiologis, homoseksual adalah seseorang yang cenderung
mengutamakan orang yang sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual.
Homoseksualitas merupakan sikap tindak atau pola perilaku para homoseksual. Pria
yang melakukan sikap tindak demikian de sebut homoseksual, sedangkan lesbian
merupakan sebutan bagi wanita yang berbuat demikian. Hal yang berbeda dengan
homoseksual adalah transeksual.
7
6. Masalah Kependudukan
Indonesia terdiri dari beberapa ribu pulau besar dan kecil. Menurut sensus
1961, jumlah penduduk Indonesia adalah 97.018.829 orang. Pada akhir 1971, jumlah
tersebut meningkat menjadi 119 juta.
Masalah-masalah di atas perlu di tanggulangi, karena pembangunan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan rakyat harus di sertai dengan pengaturan pertumbuhan
jumlah penduduk, melalui program keluarga berencana atau transmigrasi. Tujuan
utama suatu proses pembangunan adalah untuk secara bertahap meningkatkan
produktivitas dan kemakmuran penduduk secara menyeluruh.
7. Masalah Lingkungan Hidup
Apabila seseorang membicarakan lingkungan hidup, biasanya yang di
pikirkan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik
sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup.
Lingkungan hidup tersebut biasanya di bedakan dala kategori-kategori sebagai
berikut.
1. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
2. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang
berupa organism yang hidup.
3. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individu maupun
kelompok yang berada di sekitar manusia.
8. Birokrasi
Pengertian Birokrasi menunjukan pada suatu organisasi yang di maksudkan
untuk mengerahkan tenaga dengan teratur dan terus-menerus untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Atau dengan kata lain, birokrasi merupakan organisasi yang bersifat
8
hierarkis, yang di tetapkan secara rasional untuk mengordinasikan pekerjaan orang-
orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas admistratif.4
Ciri-ciri dan cara terlaksananya adalah :
a. Adanya ketentuan tegas dan resmi mengenai kewenangan yang di
dasarkan pada peraturan-peraturan umum, yaitu ketentuan-ketentuan
hukum dan administrasi
1. Kegiatan sehari-hari untuk kepentingan birokrasi di bagi secara tegas
sebagai tugas yang resmi.
2. Peraturan-peraturan yang sistematis di susun untuk kelangsungan
pemenuhan tugas-tugas tersebut dan pelaksanaan hak-hak hanya
orang-orang yang memenuhi persyaratan umum saja yang dapat di
pekerjakan
b. Prinsip pertingkatan dan drajat wewenang merupakan system yang tegas
perihal hubungan atasan dengan bawahan di mana terdapat pengawasan
terhadap bawahan oleh atasannya.
c. Pelaksanaan birokrasi dalam bidang-bidang tertentu memerlukan latihan
dan keahlian khusus.
Dengan memerhatikan cirri-ciri yang telah di uraikan oleh Max Weber seperti
di atas,maka dapat di katakana bahwa birokrasi paling sedikit mencakup 5 unsur :
a. Organisasi
b. Pengerahan tenaga
c. Sifat yang teratur
d. Bersifat terus menerus
e. Mempunyai tujuan
4Henry Pratt Fairchild and 100 authorities, Dictionary of sociology and Related Sciences, Littleefield, Adam, & Co., 1976, Hlm. 29.
9
F. Pemecahan Masalah Sosial
Berbagai usaha telah di lakukan manusia untuk melakukan manusia untuk
mengatasi masalah sosial, berbagai analisis dan metode telah di terapkan. Akan
tetapi, tidak ada hasil yang memuaskan. Dewasa ini di temukan cara-cara analisis
yang lebih efektif walaupun metode-metode lama yang terbukti tidak efektif belum
dapat di hilangkan begitu saja. Hal ini di sebabkan ilmu social pada umumnya belum
sanggup menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan maslah social tidak
di rasakan dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya
perlu di catat bahwa pasti ada reaksi terhadap metode-metode yang baru karena
masalah social menyangkut nilai—nilai dan perasaan social. Akan tetapi, walaupun
ada kekurangan-kekurangan, penelitian terhadap masalah social berkembang terus.
G. Perencanaan Sosial (Social Planning)
Menurut Sosiologi, suatu Perencanaan sosial harus di dasarkan pada
pengertian yang mendalam tentang bagaimana kebudayaan berkembang dari taraf
yang rendah ke taraf yang modern dan kompleks di mana di kenal industry,
peradaban kota. Selain itu, harus pula ada penegrtian terhadap hubungan manusia
dengan alam sekitar, hubungan antara golongan-golongan dalam masyarakat dan
pengaruh-pengaruh penemuan-penemuan baru terhadap masyarakat dan kebudayaan.
Suatu perncanaan social haruslah di dasarkan pada spekulasi atau idam-
idaman pada keadaan yang sempurna. Perencanaan sosial, dari sudut sosiologi,
merupakan alat untuk mendapatkan perkembangan sosial, dengan jalan menguasai
serta memanfaatkan kekuatan alam dan sosial serta mensiptakan tata tertib sosial,
melalui mana perkembangan masyarakat terjamin kelangsungannya. Selain itu,
perencanaan social bertujuan pula untuk menghilangkan atau membatasi
keterbelakangan unsure-unsur kebudayaan material atau teknologi.
10
Menurut George A. lundberg, ketidaksanggupan untuk memecahkan masalah
sosial di sebabkan:
1. Kurangnya pengertian terhadap sifat hakikat masyarakat dan kekuatan-
kekuatan yang membentuk hubungan antar manusia.
2. Kepercayaan bahwa masalah sosial dapat di atasi dengan semata-mata
mendasarkannya pada suatu keinginan untuk memecahkan persoalan tadi,
tanpa mengadakan penelitian-penelitian yang mendalam dan objektif.5
H. Tokoh-tokoh yang Memengaruhi Perkembangan Ilmu
Sosiologi
1. Auguste Comte (1798-1857)
Merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama member nama pada ilmu
tersebut ( yaitu dari kata-kata socius dan logos). Perkembangan tersebut pada
hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan pikiran
manusia, yaitu :
a. Tahap teologis
b. Tahap metefisis
c. Tahap Positif
2. Herbert Spencer (1820-1903)
Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga,
politik, agama, pengendalian sosial, dan industry. Spencer menganggap penting
5George A. Lunberg, “can Science Solve Problems” dalam reading in Sociology di edit oleh Alfred Mc Clung Lee, cet ke 5, Barnes & Noble, (New York,1960), Hlm. 397-406.
11
penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat-
masyarakat
Hasil karyanya yang terkenal yaitu;
a. Social Statistics (1850)
b. Principles of psychology (1955)
c. Principles of ethics (1893)
3. Emile Durkheim (1858-1917)
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam
masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama
yaitu L’annee Sociologique, dia mengklasifikasi pembagian sosiologi atas :
a. Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok
manusia
b. Sosiologi agama
c. sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, sosiologi
sosial, perkawinan dan keluarga.
I. Manfaat Penelitian sosiologis bagi pembangunan
1. Pengantar
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan
yang di lakukan secara segaja berdasarkan suatu rencana tertentu.
Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, baik secara spiritual, maupun material.
12
2. Cara Melangsungkan pembangunan
Pembangunan untuk mencapai tujaun tertentu itu, dapat di lakuakn melalui
cara-cara tertentu:
a. Structural, yang mencakup perencanaan, pembentukan, dan evaluasi
terhadap lembaga-lembaga social, prosedurnya serta pembangunan
secara material.
b. Spiritual, yang mencakup watak dan pendidikan dalam penggunaan
cara-cara berfikir secara ilmiah.
c. Structural dan spiritual.
3. Syarat yang di perlukan
Masyarakat harus aktif memecahkan masalah-masalah dan memilki sikap
terbuka bagi pikiran-pikiran dan usaha-usaha baru.
Di sampig itu, di perlukan adanya kelompok-kelompok yang kreatif atau
minoritas pemimpin-pemimpin yang kreatif, serta massa yang kritis.
4. Tahap-tahap Pembangunan
Dalam tahap evaluasi di adakan analisis terhadap efek pembangunan social.
Kiranya sulit membayangkan keberhasilan pembangunan apabila tidak di adakan
evaluasi terhadap apa yang telah di capai sebab mengadakan pembangunan tidaklah
cukup apabila hanya di landasi iktikad baik dan semangat saja. Usaha lainnya sangat
di perlukan untuk mengidentifikasikan apa yang kurang, apa yag macet, apa yang
mundur, dan apa yang telah merosot. Hal-hal tersebut memerlukan pengadaan,
pembetulan, penambahan, pelancaran, dan peningkatan secara proporsional.
13
Oleh karena itu, sering di katakana bahwa dalam melaksanakan pembangunan
dapat di pergunakan berbagai cara, baik sebagai alternative, maupun secara
akumulatif.
5. Penelitian Sosiologis
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang di landaskan pada analisis
dan konstruksi. Analisis dan konstruksi di lakukan secara metodologis, sistematis,
dan konsisten. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu
manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang di hadapinya dalam
kehidupan
Berbagai jenis penelitian sosiologis seperti:
a. Penelitian murni, yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan secara teoretis
b. Penelitian yang terpusatkan pada masalah, yang bertujuan untuk
memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan teori.
c. Penelitian terapan, yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang
di hadapi masyarakat atau pemerintah.
6. Manfaat Penelitian Sosiologis bagi Pembangunan
Perencanaan pembangunan di perlukan data yang relative lengkap mengenai
masyarakat yang akan di bangun:
a. Pola innteraksi sosial, yang sangat penting untuk menciptakan suasana
yang mendukung pembangunan.
b. Kelompok-kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat.
c. Kebudayaan yang berintik pada nilai-nilai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto,Soerjono.sosiologi suatu pengantar.jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2012.
15