JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 86
JUPERMIKJurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatanhttp://stikara.ac.id/jupermik/index.php/JK
REDESAIN MAP REKAM MEDIS DAN SPO PENGISIANNYA DIPUSKESMAS NANGA LEBANG
Winalda Chandra1, Joni Herman1
1Prodi Perekam dan Informasi Kesehatan, STIKes Kapuas Raya Sintang, Indonesia
Info Artikel Abstrak
Sejarah artikel :Diterima :07 Agustus 2020Disetujui:22 Agustus 2020Dipublikasi:30 September 2020
Kata Kuci: RedesainMap, SPO
Penggunaan dari map rekam medis adalah untuk melindungi formulir rekam medis darikerusakan, dan sebagai tempat untuk menyimpan formulir pelayanan pasien dari pasienmendaftar pertama kali hingga menjadi pasien inaktif. Dalam penggunaan map rekammedis diperlukan suatu aturan, aturan tersebut berupa SPO (Standar ProsedurOperasional). Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan beberapa permasalahan yangterjadi berkaitan dengan desain map dan panduan dalam pengisiannya diantarannyamasih terdapat kekurangan item dari aspek isi, fisik maupun anatomi, map yang dipiliholeh Puskesmas Nanga Lebang adalah desain map alternatif 2 yang terbuat dari kertaskonstruk dengan latar belakang berwarna kuning. Ukuran satu muka map yaitu 23x34cm, yang sesuai dengan kondisi rak penyimpanan dengan berbentuk portrait.Divider/tab tidak diberikan alternatif pilihan hanya saja menyesuaikan dengan warnamap yang terpilih.. Metode perancangan menggunakan Corel Draw X5. Tujuan dariperancangan ini adalah untuk meredesain map rekam medis dan SPO PengisiannyadiPuskesmas Nanga Lebang. Hasil perancangan ini adalah tiga gambar alternatif untukdesain map rekam medis dan SPO Pengisian Map Rekam Medis diPuskesmas NangaLebang. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perancangan ini menghasilkanmap rekam medis dan SPO pengisiannya sesuai dengan kebutuhan diPuskesmas NangaLebang. Sebaiknya hasil rancangan map dan SPO pengisiannya diaplikasikandiPuskesmas Nanga Lebang.
REDESIGN MEDICAL RECORD MAP AND FILLING SOP IN THE NANGA LEBANGCOMMUNITY HEALTH CENTER
Keywords: Map
Redesign, SOP
Abstract
The use of medical record folders is to protect medical record forms from damage, andas a place to store patient service forms from patients registering for the first time untilthey become inactive patients.In the use of medical records folder required a rule, therule is in the form of SOP (Standard Operating Procedure). Based on the preliminarystudy, it was found several problems that occurred related to the design of the map andthe guidance in filling it among which there were still lack of items in terms of content,physical and anatomical, the map chosen by the Nanga Lebang Health Center was analternative map design 2 made from construct paper with a background yellow.Thesize of one face map is 23x34 cm, which corresponds to the condition of the portraitrack. Divider / tab is not given an alternative choice, it just adjusts to the selectedfolder color. The design method uses Corel Draw X5. The purpose of this design is toredesign the medical record folder and the filling SOP at the Nanga Lebang PublicHealth Center. The results of this design are three alternative images for the design ofthe medical record folder and the SOP for Medical Record Map Filling in NangaLebang Health Center. From this study it can be concluded that this design produced amedical record and SOP filling map according to the needs of the Nanga LebangHealth Center. It is recommended that the results of the draft map and the SOP fillingbe applied to the Nanga Lebang Community Health Center.
Alamat Korespodensi:Joni herman
STIKes Kapuas Raya Sintang, Kalimantan Barat, IndonesiaEmail : [email protected]
© 2020 STIKes Kapuas Raya Sintang
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 87
PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia no. 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang
telah ditentukan secara mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanan namun tidak
mencakup aspek pembiayaan.
Menurut Permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
Map rekam medis pasien adalah bagian
sampul atau pembungkus yang digunakan
sebagai pelindung map tersebut agar
melindungi formulir-formulir medis atau
formulir riwayat pasien dari pasien berobat
hingga pasien dinyatakan sembuh oleh petugas
medis yang ada di dalamnya agar formulir
tersebut tidak tercecer, tidak rusak, robek,
terlipat dan sebagainya. Semua riwayat pasien
hendaknya dijadikan satu dalam datu kesatuan
yang utuh pada map (folder)agar semua lembar
rekam medis seorang pasien menjadi satu
riwayat yang utuh dan hal tersebut dapat
mempermudah penyimpanan, pencarian juga
pemindahan pada berkas rekam medis di rak
penyimpanan.
Dapat disimpulkan bahwa rekam medis
merupakan media komunikasi yang penting.
Sebagai media komunikasi, perlu adanya alat
pengendali agar penyampaian komunikasi
tersebut dapat berjalan sesuai dengan aturan
yang ada. Aturan atau panduan tersebut
berupa SPO (Standart Operating
Procedure).Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 Tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
BAB I pasal 1 ayat 11 Standar Prosedur
Operasional adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dilakukan
untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin
tertentu yang memberikan langkah yang benar
dan terbaik berdasarkan consensus bersama
untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan
fungsi pelayanan yang dibuat oleh fasilitas
pelayanan kesehatan berdasarkan standar
profesi.
Menurut Tjipto Atmoko (2011),
Standar Prosedur Operasional merupakan
suatu pedoman atau acuan untuk melakukan
tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
perkinerja lembaga pemerintah berdasarkan
indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Tujuan adanya SPO agar proses kerja rutin
terlaksakan dengan efisisen, efektif, konsisten,
seragam, dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
telah dilakukan di Puskesmas Nanga Lebang
pada tanggal 07 Oktober 2019, penggunaan
map rekam medis di Puskesmas Nanga Lebang
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 88
perlu dilakukan perbaikan/desain ulang
(redesain)pada map rekam medis dan
berhubungan dengan SPO belum terdapat SPO
yang mengatur tentang pengisian map rekam
medis. Alasannya masih terdapat kekurangan
item dari aspek isi, fisik maupun anatomi pada
map rekam medis yang digunakan dan juga
belum terdapat peringatan Rahasia atau
Confidential , belum ada tahun kunjungan
terakhir pasien berobat, map yang digunakan
Puskesmas Nanga Lebang cenderung memiliki
bahan yang mudah rusak, dan kurangnya sistem
pengidentifikasian rekam medis yaitu dengan
kode warna serta tidak adanya pembatasan
bagian (divider/tab) yang berfungsi sebagai
pembeda antara formulir IGD, Rawat Jalan
(RJ), dan Rawat Inap (RI), dari hal tersebut
map rekam medis yang sudah ada di Puskesmas
Nanga Lebang belum sesuai dengan ketentuan
atau syarat dalam pembuatan map rekam
medis.
METODE
Metode penelitian ini dengan
menggunakan metode perancangan yaitu
dengan aplikasi Corel Draw X5 dan Microsoft
Office Word 2007. Subjek dalam penelitian ini
yaitu petugas pendaftaran, penanggung jawab
rekam medis dan kepala puskesmas nanga
lebang. Sedangkan objeknya yaitu desain map
rekam medis dengan menggunakan kode warna
dan SPO pengisian map rekam medis di
puskesmas nanga lebang.
Teknik pengumpulan datanya
menggunakan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Sedangkan untuk alat
pengumpulan datanya yaitu dengan pedoman
wawancara, checklist observasi, checklis
dokumentasi dan alat perekam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan terhadap map rekammedis di puskesmas nanga lebang sebagaiberikut :
Gambar 1. Map rekam medis di puskesmasnanga lebang
Aspek Fisik1. Bahan yang digunankan saat ini :
Kertas karton
2. Bentuk map yang dipakai : Potrait
3. Ukuran pada map : 23x34 cm
4. Warna pada map : Orange
Aspek Anatomi
1. Kepala ( Heading ) : Logo puskesmas, logo
kabupaten sintang, logo puskesmas
tempunak, alamat puskesmas, kode pos, dan
email puskesmas.
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 89
2. Pendahuluan ( Intoduction ) : Rekam Medis
Perintah ( Instruction ) :
1. Tidak boleh dibawa keluar puskesmas
kecuali atas permintaan pengadilan
2. Kembalikan rekam medis ke petugas
pendaftaran maksimal 2x24 jam setelah
pasien pulang dari ruang perawatan
3. Kembalikan rekam medis secepatnya
keruang rekam medis setelah digunakan
4. Apabila rekam medis dipindahkan
ketempat lain, harap segera
diberitahukan kepada petugas rekam
medis yang ada diruangan rekam medis
5. Badan ( Body ) : Identitas pelayanan
kesehatan seperti alamat pemberi
layanan, nama pasien, nomor rekam
medis, tanggal lahir, dan alamat pasien.
6. Spasi ( Spacing ) : spasi pada kolom
nomor rekam medis.
7. Garis ( Rules ) : nomor rekam medis,
klom alergi dan tulisan perhatian. Huruf
Times New Roman, dan Calibri.
8. Penutup ( Close ) : Tidak ada
Aspek Isi
1. Kelengkapan item : Nomor rekam medis,
nama lengkap, tanggal lahir, alamat,
kolom alergi, dan tulisan perhatian.
2. Logo : kabupaten sintang
2. Rancangan desain map rekam medisdengan kode warna
Dalam proses pengembangan
rancangan map rekam medis, peneliti
menganalisa kebutuhan dengan
mewawancarai petugas pendaftaran,
penanggung jawab rekam medis dan kepala
puskesmas nanga lebang.
Dari hasil wawancara tersebut dapat
diketahui bahwa perancang akan mendesain
map rekam medis dengan menggunakan
kode warna dan sesuai dengan kebutuhan di
puskesmas nanga lebang perencang juga
akan membuat SPO pengisian map rekam
medis. Berikut adalah warna-warna yang
digunakan:
0 = ungu, 1 = kuning, 2 = hijau tua, 3 =
orange, 4 = biru muda, 5 = coklat, 6 =
kemerahan, 7 = hijau muda, 8 = merah, 9 =
biru tua.
Warna-warna tersebut yang akan
digunakan untuk kode warna adalah 2 angka
digit terakhir karena di puskesmas nanga
lebang menggunakan sistem penjajaran
secara langsung straight numerical filing.
Berikut adalah rancangan desain map rekam
medis dan SPO pengisian map rekam medis
Gambar 2. desain map rekam medis
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 90
Gambar 3. pembatas bagian
Desain Map
1. Map rekam medis didesain dengan posisi
berdiri atau portrait karena menyesuaikan
dengan kebutuhan map rekam medis di
Puskesmas Nanga Lebang.
2. Bahan folder kertas konstruk sesuai dengan
pertimbangan kekuatan kertas.
3. Ukuran lebar 23 cm dan panjang 34 cm.
4. Penomoran angka akhir menggunakan
kode warna untuk 2 digit terakhir pada
nomor rekam medis hal tersebut untuk
memberikan warna tertentu pada sampul
untuk mencegah kesalahan
penyimpanan/misfile map rekam medis dan
mempercepat pencarian map rekam medis,
garis-garis warna dengan posisi yang
berbeda pada pinggiran map, menciptakan
bermacam-macam posisi warna yang
berbeda-beda untuk setiap seksi
penyimpanan rekam medis, jika ada
perbedaan dalam kombinasi warna dalam
satu seksi penyimpanan rekam medis
menunjukan bahwa adanya kesalahan dalam
penyimpanan map rekam medis. Contoh:
01-04-16 angka akhir diberi warna kuning
dan kemerahan.
5. Dalam map rekam medis perancang juga
menambahkan penjepit kertas/fastener agar
formulir rekam medis tersusun dengan rapi
dan tidak tercecer.
6. Nomor rekam medisnya di bagian ujung
lidah belakang map agar lebih mudah dalam
pengambilan maupun penyimpanan begitu
juga dengan proses pencarian map rekam
medis.
7. Pada berkas rekam medis pasien di
Puskesmas Nanga Lebang belum adanya
pembatas bagian divider/tab antara formulir
IGD, RJ, dan RI tidak hanya map perancang
juga mendesain pembatas bagian hanya saja
tidak memiliki alternatif desain hanya
mengikuti warna map yang terpilih oleh
Puskesmas Nanga Lebang karena yang
terpilih yaitu desain map alternatif 2 yang
berwarna kuning maka untuk pembatas
bagian menyesuaikan warna kuning juga.
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p
Komponen-komponen yang ada pada desainmap rekam medis (folder)Komponen fisik1. Bahan
Bahan kertas yang digunakan adalah kertas
konstruk.
2. Bentuk
Bentuk folder ini yaitu berbentuk persegi
panjang dengan penyimpanan berdiri atau
horizontal.
3. Ukuran
Ukuran lebar 23 cm dan panjang 34 cm
sesuai dengan ukuran standar folder.
4. Warna
Desain map rekam medis ini menggunakan
kertas konstruk dengan berbahan dasar
warna kuning
Aspek anatomi
1. Kepala (Heading)
Heading pada desain map rekam medis
ini ditunjukkan pada identitas Puskesmas
yaitu logo, nama Puskesmas Nanga Lebang
dan item “Rahasia” atau “Confidential”.
2. Pendahuluan (Introduction)
Identitas desain map rekam medis
menggunakan nama pemilik berkas
Puskesmas Nanga Lebang serta alamat yaitu
Jl.Senibung, Desa Nanga Lebang,
Kecamatan Kelam PermaiEmail:
[email protected] kode pos 78656
3. Perintah (Instruction)
Perintah pada desain map rekam medis
ini yaitu perintah pada pengisian tahun
kunjungan terakhir yaitu dengan cara
menceklist, pengisian nama pasien, jenis
kelamin pasien, alamat pasien, alergi obat
dan nomor rekam medis.
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841
komponen yang ada pada desain
Bahan kertas yang digunakan adalah kertas
Bentuk folder ini yaitu berbentuk persegi
panjang dengan penyimpanan berdiri atau
Ukuran lebar 23 cm dan panjang 34 cm
sesuai dengan ukuran standar folder.
rekam medis ini menggunakan
kertas konstruk dengan berbahan dasar
Heading pada desain map rekam medis
ini ditunjukkan pada identitas Puskesmas
yaitu logo, nama Puskesmas Nanga Lebang
“Confidential”.
Identitas desain map rekam medis
menggunakan nama pemilik berkas
Puskesmas Nanga Lebang serta alamat yaitu
Jl.Senibung, Desa Nanga Lebang,
Kecamatan Kelam PermaiEmail:
[email protected] kode pos 78656
Perintah pada desain map rekam medis
ini yaitu perintah pada pengisian tahun
kunjungan terakhir yaitu dengan cara
menceklist, pengisian nama pasien, jenis
kelamin pasien, alamat pasien, alergi obat
4. Isi (Body)
Desain map rekam medis dibuat dengan
posisi berdiri atau horizontal dengan
mempertimbangkan:
Type style (jenis huruf)
Jenis huruf yang digunakan pada desain
map rekam medis yaitu
Arial. Nama institusi dicetak menggunakan
huruf tebal dengan jenis
berbeda.
Cara pencatatan
Cara pencatatan pada desain map rekam
medis dengan tulisan tangan dan
menggunakan spidol tinta hitam.
Aspek isi
1. Kelengkapan item
Item-item yang tercantum pada
rancangan map rekam medis di Puskesmas
Nanga Lebang yaitu identitas sarana
pelayanan kesehatan disertai dengan logo,
tulisan “Rahasia” atau “Confidential”,
pasien, alamat, alergi, nomor rekam medis,
tahun kunjungan terakh
untuk dokumen rekam medis itu sendiri.
PKMNANGALEBANG
Standar Prosedur OperasionalPengisian Map Rekam Medis
No.Dokumen
Tanggal
Terbit
Pengertian Map rekam medis adalah mapdigunakan untuk menyimpanformulir pelayanan kesehatan yangdiberikan kepada pasien
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
91
ap rekam medis dibuat dengan
posisi berdiri atau horizontal dengan
(jenis huruf)
Jenis huruf yang digunakan pada desain
map rekam medis yaitu Arial Black dan
. Nama institusi dicetak menggunakan
huruf tebal dengan jenis ukuran huruf yang
Cara pencatatan pada desain map rekam
medis dengan tulisan tangan dan
menggunakan spidol tinta hitam.
item yang tercantum pada
rancangan map rekam medis di Puskesmas
Nanga Lebang yaitu identitas sarana
pelayanan kesehatan disertai dengan logo,
“Confidential”, nama
pasien, alamat, alergi, nomor rekam medis,
tahun kunjungan terakhir dan perhatian
untuk dokumen rekam medis itu sendiri.
Standar Prosedur OperasionalPengisian Map Rekam Medis
No.Revisi
Halaman
Di TetapkanKepala Puskesmas,
Map rekam medis adalah map yangdigunakan untuk menyimpanformulir pelayanan kesehatan yangdiberikan kepada pasien
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 92
Tujuan 1. Melindungi formulir pelayanankesehatan pasien
2. Membedakan formulir pasien satudengan yang lain
3. Memudahkan pencarian danpenyimpanan dokumen rekammedis pasien
Kebijakan
Kebijakan Puskesmas
Prosedur
1. Petugas menyiapkan map rekammedis dan kode warna
2. Petugas memberikan nomorrekam medis baru di kolom yangterletak
3. Petugas menceklis tahunkunjungan
4. Petugas menyiapkan kode warnadengan ketentuan sebagai berikut:0 = Ungu1 = Kuning2 = Hijau Tua3 = Orange4 = Biru Muda5 = Coklat6 = Kemerahan7 = Hijau Muda8 = Merah9 = Biru Tua
5. Kode warna diberikan padabagian nomor rekam medis dandisesuaikan dengan sistempenjajaran yang digunakan
6. Petugas memberikan kode warnasesuai 2 angka akhir nomor rekammedis jika menggunakan sistempenjajaran Terminal Digit Filing,2 angka tengah jika menggunakansistem penjajaran Middle DigitFiling, dan 2 angka awal jikamenggunakan sistem penjajaranStraight Numerical Filing
7. Kolom Alergi diisi oleh dokter,bidan ataupun perawat danpetugas kesehatan lain
8. Petugas menuliskan NIK dannomor BPJS (jika ada) padaberkas isian rekam medis
9. Petugas menulis identitas pasienseperti nama lengkap pasien,nama KK nama KK dan alamat,nomor telp yang dapat dihubungipada kolom yang tersedia padaberkas isian rekam medis
10. Petugas menulis tanggal
lahir/umur pasien pada kolomyang tersedia pada berkasisisan rekam medis
11. Petugas memberikan kolomjenis kelamin pasien padakolom yang tersedia di maprekam medis.
UnitKerja
Bagian Rekam Medis
Gambar 4. SPO Pengisian Map rekam medis
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
dari observasi dan wawancara kepada petugas
rekam medis, petugas pendaftaran dan kepala
puskesmas, redesain map rekam medis di
Puskesmas Nanga Lebang dilakukan
berdasarkan aspek pertimbangan yang mana
sudah dibuat sesuai dengan teori yang ada dan
dianalisa berdasarkan kebutuhan pengguna di
Puskesmas Nanga Lebang. Prinsip dalam
merancang desain map harus memperhatikan
bahan kertas yang digunakan adalah kertas
yang dapat dipakai dengan baik atau kertas
yang kuat agar map tersebut tahan lama dalam
periode penyimpanan map rekam medis di
Puskesmas, pengguna map harus memahami
bahasa yang digunakan.
Desain map rekam medis yang
digunakan yaitu dengan menggunakan aplikasi
Corel Draw X5 adalah software atau aplikasi
desktop computer yang digunakan unuk
membuat atau melakukan edistor garis vektor.
Aplikasi corel draw focus pada editor gambar
sehingga banyak dipakai oleh pengguna di
bidang advertising, desain visual dan bidang
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 93
lainnya yang memerlukan format visualisasi
aplikasi ini juga memiliki banyak kelebihan
seperti :
1. Hasil gambar vector yang kualitasnya lebih
baik
2. Banyak dukungan format import dan export
dan
3. Mudah digunakan juga terdapat banyak
tool.
Dokumen rekam medis yang lengkap
merupakan salah satu indikator dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan dimana
menurut Huffman (1994) berkas rekam medis
pasien yang baik dan benar adalah rekam medis
pasien yang memiliki data continue
(berkesinambungan) atau data yang teratur
dimana di dalam map rekam medis tersebut
terdapat riwayat perjalanan penyakit pasien
sejak awal pasien terssebut berobat hingga
akhir perawatan diberikan/atau dikatakan
pasien sembuh dan diperbolehkan untuk
pulang, maupun sejak pasien mendaftar
pertama kali hingga pasien menjadi pasien
inaktif. Kesinambungan data rekam medis
merupakan satu hal yang mutlak dipenuhi
dalam menjaga nilai rekam medis yang baik
untuk mendukung kesehatan yang maksimal
juga mutu pelayanan kesehatan dan semua
formulir rekam medis pasien harus disimpan
dalam map rekam medis yang utuh, salah satu
fungsi map rekam medis adalah untuk
menyatukan semua lembar rekam medis juga
melindungi lembar-lembar rekam medis
didalamnya agar tidak rusak juga dilengkapi
dengan fastener agar formulir rekam medis
tidak tercecer. Maka rekam medis sudah sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 269/MENKES/PER/III/2008.
Berdasarkan hasil observasi maupun
wawancara yang sudah dilakukan di Puskesmas
Nanga Lebang diketahui bahwa belum terdapat
mengenai langkah-langkah dalam pengisian
map rekam medis pasien atau Standar Prosedur
Operasional (SPO) Pengisian Map Rekam
Medis, sehingga perancang bukan hanya
mendesain map saja tetapi juga membuat SPO
pengisiannya agar dapat membantu petugas
dalam pengisian map rekam medis, SPO
Pengisian Map Rekam Medis dirancang dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Office Word
2007 dengan menggunakan kertas HVS ukuran
A4 21 cm x 29,7 cm, rancangan SPO Pengisian
Map Rekam Medis sudah dibuat berdasarkan
teori yang ada dan berdasarkan kebutuhan map
rekam medis yang perancang antara lain
terdapat logo, nama Puskesmas, nomor
dokumen, nomor revisi, halaman, tanggal
terbit, tanda tangan yang menetapkan SPO
tersebut, terdapat juga pengertian map rekam
medis, tujuan dari adanya map rekam medis,
kebijakan, dan prosedur atau langkah-langkah
dalam pengisian map rekam medis seperti
petugas menyiapkan map rekam medis , pada
map yang dibuat menggunakan sistem
pengindentifikasian rekam medis yaitu dengan
kode warna terdapat penjelasan disetiap angka
yang mencantumkan kode warna, petugas
memberikan kode warna yang digunakan
untuk setiap 2 digit terakhir pada nomor rekam
medis. Prinsip dalam merancang desain SPO
Pengisian Map Rekam Medis harus
memperhatikan dan juga memahami bahasa
JUPERMIK Volume 3 Nomor 2 September 2020
JUPERMIK (Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan), p-ISSN 2615-8833, e-ISSN 2615-8841 94
yang digunakan agar dapat memahami oleh unit
kerja yang terkait.
Program yang digunakan untuk desain
SPO adalah menggunakan Microsoft office
word. Format SPO yang digunakan sesuai
dengan lampiran Surat Edaran Direktur
Pelayanan Medik Spesialistik Nomor
YM.00.02.2.2.837 tertanggal 1 Juni 2001, dan
format yang digunakan adalah format minimal
yang mana tidak diberi materi tambahan.
Komponen yang paling diutamakan dalam SPO
tersebut adalah mengenai kode warna yang
mana merupakan item baru dalam desain map
yang dibuat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Mendesain map rekam medis alternatif 2
yang terbuat dari kertas konstruk dengan latar
belakang berwarna kuning. Ukuran satu muka
map yaitu 23x34 cm, yang sesuai dengan
kondisi rak penyimpanan dengan berbentuk
portrait dan memperhatikan dari aspek fisik,
anatomi dan isi. Divider/tab tidak diberikan
alternatif pilihan hanya saja menyesuaikan
dengan warna map yang terpilih. Kemudian,
merancang SPO Pengisian Map Rekam Medis
karena di Puskesmas belum ada SPO
pengisiannya, dengan adanya SPO tersebut
dapat membantu petugas dalam pengisian map
rekam medis pasien dengan benar.
Disarankan kepada pihak Puskesmas
dapat menerapkan desain map dan SPO
Pengisian map yang sudah di rancang sesuai
dengan teori untuk dapat digunakan di
Puskesmas guna untuk meningkatkan kualitas
dokumen rekam medis di Puskesmas Nanga
lebang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih peneliti haturkan
kepada pihak yang mendukung atau terlibat
dalam penelitian. Kepada Kepala Puskesmas
Nanga Lebang yang telah mengizinkan berjalan
nya penelitian diwilayah kerja puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko, Tjipto. (2011). Standar OperasionalProsedur (SOP) dan AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah.Bandung:Unpad.
Huffman, Edna K. (1994). Health InformationManagement. Physicians Record .Illinois:Company.
Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004Tentang Kebijakan Dasar PuskesmasSE Dirjen Yanmed RI NomorHK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995Tentang Petunjuk Teknis PengadaanFormulir Rekam Medis Dasar danPemusnahan Arsip Rekam Medis diRumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No. 75 tahun 2014 tentangPuskesmas.
Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor269/MENKES/PER/III/2008. Tentangrekam medis
Permenkes No.2052/MENKES/PER/X/2011Tentang Izin Praktik dan PelaksanaanPraktik Kedokteran