Download - 46303206 Bahan Ajar Skb
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Bahan Ajar Studi Kelayakan Bisnis FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA
2 0 0 9
DAFTAR ISIContent and Stage Feasibility Study.
Materi ini dilengkapi dengan lampiran Reading yang diunduh dari sumber google.Lampiran tsb. merupakan satu kesatuan
dari isi kuliah SKB ini untuk memperdalam penguasaan materi SKB..
1.PENDAHULUAN(1). 1.1.Bisnis : 1.1.1.Teori HuGes dan Kapoor(1),1.1.2. Teori Brown dan Pretrello,(1) 1.1.3. Trend Bisnis(1) 1.1.4. Pentingnya Bisnis(3). 1.2.
Kelayakan Bisnis : 1.2.1.Konsep Kelayakan.(4) 1.2.2. Kelayakan Bisnis.(5). 1.3. Studi kelayakan Bisnis (6): 1.4. Tujuan Studi Kelayakan(9): 1.5. Aspek Studi Kelayakan Bisnis (10) : 1.5.1. Aspek Teknik( 11), 1.5.2. Aspek Pasar.( 13) 1.5.3.
Aspek Manajemen.(15) 1.5.4. Aspek Finansial(17), 1.6.Penilaian Kelayakan Bisnis : (1)1.6.1. Payback Period(19) ARR(20),1.6.3. NPV(20),1.6.4.P.I (21).,1.6.5.IRR(22).,
1.7.Tahapan Studi Kelayakan Bisnis(23): 1.8. Fokus Utama Studi Kelayakan Bisnis(24).: 1.8.1.Kebutuhan dan Sumber Dana(25), 1.8.2.Cash Flow(27), 1.8.3.Cost
of Capital(32) ,1.8.4. Interest During Contruction (33), 1.8.5. Peramalan dan Metodenya (34),1.8.6.Resiko Investasi (38).
.Reading : Keunggulan NPV(Lampiran).
DR. AdNYANA SUDIBYA
1
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. PENDAHULUAN.
1.1. Bisnis
1.1.1. Teori Hughes dan Kapoor
Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungkan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Orang yang berusaha menggunakan
uang dan waktunya dengan menanggung resiko, dalam menjalankan kegiatan
bisnis disebut entreprenaur. Untuk menjalankan kegiatan bisnis maka
entreprenaur harus mengkombinasikan empat macam sumber yaitu: material,
human, financial dan informasi.
1.1.2. Teori Brown dan Petrello
DR. AdNYANA SUDIBYA
2
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Menyatakan bahwa bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan
masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh
laba. Laba ialah penerimaan bisnis yang jumlahnya lebih besar daripada biaya
yang sudah diperhitungkan untuk menghasilkan barang dan jasa.
1.1.3. Trend Bisnis.
Perkembangan bisnis yang dikenal saat ini merupakan bisnis berskala
global. Di dalam Pengantar Bisnis diuangkapkan bahwa, pada masa lalu,
kegiatan bisnis ini dilakukan pada tingkat keluarga secara tertutup. Keluarga-
keluarga pada saat itu menanam tanaman guna memenuhi kebutuhan bahan
makanan, membuat pakaian sendiri, membuat rumah sendiri dengan bantuan
tetangga dan sebagainya. Usaha mereka terbatas hanya pada bidang yang
sangat kecil. Pada saat itu belum terpikirkan oleh mereka untuk membuat
usaha yang bersifat komersial, dengan meminjam modal untuk produksi
berskala besar.
Kemudian muncul revolusi industri yang membawa perubahan secara
drastis dan sangat penting. Adanya mesin uap menimbulkan perubahan pada
pertanian yang tadinya menggunakan bajak, dengan tenaga sapi, kerbau,
sekarang diganti dengan traktor dan buldozer yang bertenaga luar biasa.
DR. AdNYANA SUDIBYA
3
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Kemudian muncul pula tenaga kerja yang mulai menerima upah, dengan
demikian penghasilan keluarga bertambah dan mereka mampu membeli barang
lain, yang dibuat oleh orang lain pula. Akhirnya ekonomi bertumbuh pesat dan
memberi peluang berkembangnya pabrik – pabrik, perdagangan besar,
perdagangan eceran dan perusahaan jasa baik perorangan ataupun persekutuan
dengan menggunakan skill, teknologi dan sistem manajemen yang semakin
efisien.
Sekarang ini dalam zaman globalisasi, dunia yang transparan dapat
dilihat bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional,
multinasional, perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa, yang berebut
menguasai pasar dunia dalam bidang barang dan jasa, juga dapat dilihat
bagaimana hebatnya perang dagang / ekonomi antara Jepang dan Amerika
dalam menguasai pasar barang – barang elektronik, jam, kamera dan film, serta
mobil.Demikian pula antara Jepang dan Korea Selatan, yang berebut menguasai
pasar mobil di Indonesia.
Oleh sebab itu, negara kita jangan sampai ketinggalan, hanya menjadi
bahan rebutan pasaran negara asing saja. Harus dimulai mengembangkan dan
mencurahkan perhatian untuk tanggap akan informasi bisnis, sebagai orang –
orang bisnis yang jeli dan terampil, bukan hanya laki – laki saja, tetapi juga
kaum wanitanya sebagai wanita pengusaha. Semakin banyak kita mengetahui
DR. AdNYANA SUDIBYA
4
STUDI KELAYAKAN BISNIS
seluk beluk dunia bisnis, semakin banyak peluang kita untuk berhasil dan
menggali keuntungan dari pengalaman – pengalaman tersebut.
1.1.4. Pentingnya bisnis ?
Bisnis dianggap penting karena konsep bisnis mengandung arti
pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan pencarian keuntungan untuk
kelangsungan hidup, bisnis dan kehidupan. Dalam buku Pengantar Bisnis
diungkapkan, bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan yang serba
beraneka, dan kebutuhan ini harus dipenuhi, yaitu berupa kebutuhan akan
makanan, pakaian dan perumahan, dalam istilah populernya, kebutuhan akan
sandang, pangan dan papan, mulai dari bentuk sederhana, sampai ke bentuk
yang mewah, canggih dan sangat mahal dengan segala perlengkapannya.
Semua kebutuhan ini dipenuhi melalui kegiatan bisnis. Jadi salah satu tujuan
utama dari bisnis ialah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs dan
wants) manusia. Tujuan lain dari bisnis ialah memperoleh keuntungan ,
sehingga mereka berani memikul resiko menanam modal dalam kegiatan
bisnis.
1.2. Kelayakan Bisnis.
1.2.1. Konsep Kelayakan.
Konsep kelayakan di bidang bisnis diukur dari return yang lebih besar
di masa yang akan datang dikaitkan dengan penanaman modal yang dilakukan.
DR. AdNYANA SUDIBYA
5
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Return ini selalu dihubungkan dengan konsep waktu, yaitu kapan sebuah
investasi menghasilkan pengembalian investasi yang ditanamkan. Oleh sebab
itu konsep kelayakan itu diletakkan pada pengertian : (1) berapa perkiraan
pendapatan di masa datang, (2) berapa perkiraan biaya yang dihabiskan selama
masa tersebut, (3) berapa tingkat keuntungan yang dihasilkan (4) berapa lama
keuntungan tersebut dapat mengembalikan investasi yang ditanamkan.
Melekatnya konsep waktu dalam dimensi kelayakan menekankan
pentingnya pemahaman dan pengenalan metode peramalan, atau metode
memperkirakan pendapatan di masa datang, atau memperkirakan biaya yang
dihabiskan. Umumnya istilah ini dikenal dengan expected revenue, atau
expected expense. Istilah lain yang sering dipergunakan adalah income
projection, cost dan expense projection, cash flow projection dan lain
sebagainya. Terminologi ini tidak baku karena lebih banyak menggunakan
standar konsep general accepted accounting principle (prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum)
1.2.2. Kelayakan Bisnis.
Kelayakan bisnis adalah sebuah konsep penilaian terhadap kemampuan
investasi di dalam menghasilkan pendapatan. Investasi secara umum diartikan
sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk memulai
usaha, membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil dan sebagainya) atau aktiva
DR. AdNYANA SUDIBYA
6
STUDI KELAYAKAN BISNIS
keuangan (saham, obligasi, reksadana, wesel dan sebagainya) dengan tujuan
untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang.
Gitman (2000) berpendapat bahwa investasi (jangka panjang) atau pengeluaran
modal (capital expenditure) adalah komitmen untuk mengeluarkan dana
sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan
menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua tahun atau lebih.
Pengeluaran yang manfaatnya akan diterima dalam waktu satu tahun atau
kurang disebut pengeluaran operasi (operating or revenue expenditure).
Harianto dan Sudomo (1998) menyatakan bahwa investasi secara
sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
atau lebih dari assets selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi. Sedangkan Suratman
(2001) menyebutkan bahwa investasi pada prinsipnya adalah penggunaan
sumber keuangan atau usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang
menginginkan keuntungan darinya. Narendra (2004) berpendapat bahwa
investasi merupakan kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh individu
atau kelompok (badan) dengan tujuan mencari keuntungan. Selain itu, investasi
merupakan kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan benefit (Sudibya,
2004).
DR. AdNYANA SUDIBYA
7
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Dari beberapa tinjauan atas pengertian yang telah diuraikan sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa bisnis membutuhkan investasi, dan oleh karena itu
dapat merupakan kegiatan yang dikategorikan sebagai penggunaan sumber
dana pada saat sekarang untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa
yang akan datang. Seberapa lama investasi dalam bisnis tersebut menghasilkan
return (pengembalian), dan seberapa besar dana yang dihasilkan itu
dibdaningkan dengan nilai investasi dapat disebut dengan kelayakan bisnis.
1.3. Studi Kelayakan Bisnis
Dari beberapa buku teks/refrensi, studi kelayakan ditulis dengan judul
studi kelayakan proyek, studi kelayakan investasi, studi pembiayaan investasi
proyek, dan ada juga yang menulis dengan tajuk studi kelayakan bisnis. Umar
(2003) membedakan pengertian studi kelayakan bisnis dengan studi kelayakan
proyek. Proyek diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan
dengan jelas. Pengertian ini memberi perspektif yang berbeda dengan studi
kelayakan bisnis. Sebab, studi kelayakan bisnis merupakan pengkajian
(research, analyisis dan decision) terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak bisnis yang dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan. Namun demikian setiap rencana bisnis tidak terhindarkan
DR. AdNYANA SUDIBYA
8
STUDI KELAYAKAN BISNIS
masuknya konsep proyek. Oleh karena itu, konsep dan istilah proyek dalam
studi kelayakan bisnis, harus diletakkan sebagai bagian dari bisnis. Sebab,
investasi di bidang bisnis, sering diartikulasikan dengan istilah proyek.
Maksudnya, bisnis memerlukan adanya investasi proyek yaitu upaya
menanamkan faktor produksi langka pada proyek tertentu (baru atau
perluasan), pada lokasi tertentu, dalam jangka menengah atau panjang (Sutojo,
2002). Masih menurut Sutojo, dikemukakan bahwa faktor-faktor produksi
tersebut dapat berbentuk antara lain : (1) dana, (2) kekayaan alam, (3) tenaga
ahli dan terampil, (4) teknologi tingkat madya atau tingkat tinggi.
Pemerintah juga melakukan investasi, akan tetapi berbeda dengan
investasi perusahaan, yang mendasarkan investasi untuk tujuan mencari untung,
investasi pemerintah didasarkan kepada pertimbangan lain, yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, investasi pemerintah
selalu dinamakan investasi sosial karena kebanyakan dari pembelanjaan
investasinya digunakan untuk menciptakan modal tetap sosial atau social
overhead capital. Investasi seperti itu meliputi jalan raya, pelabuhan dan
irigasi, mendirikan sekolah dan rumah sakit (Sudibya, 2004).
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh sebab itu perlu
dilakukan studi kelayakan secara hati-hati untuk menghindari kerugian dalam
DR. AdNYANA SUDIBYA
9
STUDI KELAYAKAN BISNIS
jangka panjang. Sutojo (2002) berpendapat bahwa ada beberapa manfaat yang
ingin dicapai para investor dalam melakukan kegiatan investasi, yaitu : (1)
manfaat finansial, seperti memperoleh keuntungan, atau likuiditas keuangan,
(2) manfaat makro ekonomi, misalnya menigkatkan jumlah perdagangan
ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, penghematan pengeluaran devisa, (3)
manfaat politis, sosial, budaya dan sebagainya. Menurut Sutojo (2000) ada
beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk menilai apakah rencana investasi
proyek cukup sehat, yaitu : (1) jenis dan jumlah manfaat yang dapat diperoleh
dari investasi proyek pada masa yang akan datang, misalnya, manfaat yang
dapat diperoleh antara lain adalah peningkatan keuntungan, peningkatan
efisiensi operasi bisnis, penurunan harga pokok penjualan produk, peningkatan
mutu produk, (2) adanya kemungkinan menyewa barang modal (leasing, hire
purchase), (3) jumlah dana yang diperlukan untuk investasi proyek,
dibdaningkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Hal itu diperlukan terlebih-
lebih karena jumlah dana yang diperlukan secara absolut atau dalam jumlah
persentase dari seluruh harta yang dimiliki perusahaan cukup besar,(4)
kemungkinan mendapat bantuan keuangan dari dalam (misalnya penerbitan
saham baru atau pinjaman pemegang saham), atau dari luar perusahaan
(misalnya kredit bank) dengan biaya dan persyaratan yang memadai, (5)
berbagai macam konsekwensi yang dihadapi perusahaan sebagai akibat dari
DR. AdNYANA SUDIBYA
10
STUDI KELAYAKAN BISNIS
keputusan mereka melakukan investasi atau memilih peralatan produksi
tertentu, termasuk teknologi yang dipergunakan untuk mengoperasikan perlatan
produksi tersebut.
1.4. Tujuan Studi Kelayakan
Tujuan studi kelayakan adalah melaporkan dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya meruapakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan
dan Muhammad, 2000). Menurut Sofyan (2003), konsep studi kelayakan adalah
alat yang secara sadar dirancang untuk merealisasikan temuan-temuan baru
atau usaha-usaha baru dan pengembangan dari usaha yang sudah ada secara
obyektif didasarkan pada penilaian yang didukung oleh data yang lengkap dan
dijamin keabsahannya, serta dikaji dan dibahas oleh para ahli yang memiliki
kompetensi untuk tujuan tersebut. Hasil dari suatu studi kelayakan bisnis adalah
laporan tertulis, yang menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak
direalisasikan (Sutojo, 2000). Jadi studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui
apakah suatu rencana bisnis layak atau tidak untuk direalisasikan.
1.5. Aspek Studi Kelayakan
Aspek studi kelayakan bisnis terdiri dari pilar empat sehat, yaitu sehat
finansial, sehat pemasaran, sehat aspek produksi, dan sehat aspek sumber daya
manusia. Dari semua kebijakan yang diambil oleh manajemen, kinerja
keuangan yang mampu menampilkan ikhtisar konsekuensi ekonomi terukur,
DR. AdNYANA SUDIBYA
11
STUDI KELAYAKAN BISNIS
sehingga aspek keuangan tetap menjadi elemen penilaian paling penting
( Haming dan Basalamah, 2003). Menurut Sutojo (2002), hal-hal yang perlu
dikaji dalam studi kelayakan proyek meliputi empat aspek utama, yaitu : pasar,
teknis, manajemen, finansial. Namun demikian pengkajian aspek-aspek dalam
studi kelayakan tidak selalu dilakukan secara keseluruhan, tergantung dari jenis
proyeknya. Proyek investasi dapat berupa proyek pengembangan dan proyek
baru. Proyek pengembangan tidak perlu dilakukan pengkajian semua aspek,
sementara itu proyek baru sangat perlu pengkajian seluruh aspek. Husnan dan
Muhammad (2000) berpendapat bahwa ada enam aspek dalam studi kelayakan,
yaitu : (1) aspek pasar dan pemasaran, (2) aspek teknis dan produksi, (3) aspek
keuangan, (4) aspek manajemen, (5) aspek hukum, (6) aspek ekonomi dan
sosial. Untuk proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara
mendalam, tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek
perlu diteliti. Umar (2003) berpendapat bahwa ada 9 aspek dalam studi
kelayakan, yaitu : (1) aspek pemasaran, (2) aspek teknik dan teknologi, (3)
aspek manajemen, (4) aspek sumber daya manusia, (5) aspek keuangan, (6)
aspek politik, ekonomi dan sosial, (7) aspek lingkungan industri, (8) aspek
yuridis (legal), (9) aspek lingkungan hidup
Berdasarkan pendapat diatas, aspek yang digunakan dalam buku ajar ini
hanya mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, manajemen, dan
DR. AdNYANA SUDIBYA
12
STUDI KELAYAKAN BISNIS
keuangan karena memiliki implikasi langsung terhadap aspek keuangan,
meskipun aspek-aspek lain memiliki implikasi tapi tidak terlalu materiality.
1.5.1. Aspek Teknis.
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai
dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penafsiran
biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Menurut Sutojo (2002 : 71),
aspek teknis meliputi : 1) pemilihan lokasi yang meliputi: faktor kelancaran
pemasaran produk, faktor kelancaran dan efisiensi pengadaan bahan baku,
kondisi infrastruktur publik dan lingkungan sosial, serta rencana pembangunan
pemerintah pusat dan daerah, 2) pemilihan letak proyek, meliputi biaya
pengadaan tanah, kelancaran pemasaran produk, perbdaningan kondisi
infrastruktur publik dan suasana sosio ekonomis masing-masing tempat, dan
biaya yang harus ditanggung dalam persiapan dan pembangunan proyek di
masing-masing tempat. Penentuan lokasi proyek penting dilakukan karena
terkait erat dengan fasilitas pendukung setelah proyek berjalan. Menurut
Husnan dan Muhammad (2000) ada dua variabel yang diperlukan dalam
pemilihan lokasi yaitu variabel primer dan sekunder. Variabel primer antara
lain ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air,
tenaga kerja dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel sekunder meliputi
DR. AdNYANA SUDIBYA
13
STUDI KELAYAKAN BISNIS
derajat keringnya tanah dan kemapuan tanah menyangga bangunan,
mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik, cukup tersedia
angin untuk mengeluarkan asap pabrik (jika ada) dari daerah pemukiman,
cukup dekat dengan sistem transportasi masyarakat. Umar (2003) berpendapat
bahwa aspek teknis meliputi : (1) pemilihan strategi produksi, (2) pemilihan
dan perencanaan produk, (3) rencana kualitas, (4) pemilihan teknologi, (5)
pencana kapasitas produksi, (6) perencanaan letak pabrik, (7) perencanaan
tataletak (layout), (8) perencanaan jumlah produksi, (9) manajemen persediaan,
(10) pengawasan kualitas produk
1.5.2. Aspek Pasar.
Secara umum pasar adalah tempat berlangsungnya pertukaran barang
atau jasa antara penjual dan pembeli. Pendapat lain menjelaskan bahwa pasar
adalah sekumpulan pembeli aktual dan potensial sebagai produk. Sukirno
(2002) mendefinisikan pasar sebagai suatu institusi yang pada umumnya tidak
berwujud secara fisik, yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang.
Suatu pasar timbul karena adanya permintaan dan penawaran akibatnya muncul
peluang pasar, pesaing serta pangsa pasar yang harus diraih oleh si penjual atau
produsen. Potensi pasar harus dilihat dan dievaluasi sebelum produk itu ada.
Potensi pasar akan menentukan posisi ada tidaknya pasar yang akan dimasuki
serta tingkat harga yang ditawarkan. Menurut Stanton dalam Umar (2003),
DR. AdNYANA SUDIBYA
14
STUDI KELAYAKAN BISNIS
pasar merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Kottler
(2002) berpendapat bahwa secara tradisional pasar adalah tempat fisik dimana
para pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang. Para ahli
ekonomi menggambarkan pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang
melakukan transaksi atas sebuah produk atau produk kelompok tertentu (pasar
perumahan atau bahan makanan). Menurut Sutojo (2002), fokus evaluasi aspek
pasar dan pemasaran produk yang akan dihasilkan proyek yang akan dibangun
meliputi :
1. Memperoleh gambaran apakah pada masa yang akan datang, terdapat
cukup permintaan pasar yang dapat menyerap barang atau jasa yang
akan dihasilkan.
2. Memperoleh gambaran bagaimana suasana persaingan di pasar pada
masa yang akan datang, siapa saja perusahaan pesaing, dan apakah
produk yang akan dihasilkan mampu memperoleh pangsa pasar (market
share yang memadai)
3. Memperoleh gambaran tentang prospek pengembangan faktor ekstern
perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana
persaingan di pasar.
DR. AdNYANA SUDIBYA
15
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Umar (2003) berpendapat ada tiga kegiatan yang dilakukan perusahaan setelah
pemilihan ciri-ciri pasar bagi rencana produk, yaitu :
1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada dasarnya
2. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen potensial, seperti
perihal sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk-produk
sejenis.
3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran
Permintaan merupakan jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang
mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di
pasar pada berbagai tingkat harga (Umar, 2003).
1.5.3. Aspek manajemen
Aspek manajemen juga merupakan aspek yang penting karena tanpa
didukung oleh sumber daya manusia yang jujur, dedikatif dan profesional,
suatu proyek tidak akan berhasil untuk dilaksanakan. Menurut Sutojo (2002),
aspek manajemen meliputi :
1) Kebutuhan tenaga kerja, yaitu rencana kebutuhan tenaga kerja,
kebutuhan pada tahap pra-produksi, kebutuhan pada tahap operasional.
2) Sumber pengadaan tenaga kerja yang berasal dari induk atau anak
perusahaan, daerah sekitar lokasi dan tempat proyek, serta sumber
DR. AdNYANA SUDIBYA
16
STUDI KELAYAKAN BISNIS
tenaga kerja international-individual expert, sub-contracting, technical
assistances, management assistances.
3) Program training, meliputi: intensitas pelaksanaan program training
teknis/ keterampilan (untuk seluruh bagian atau hanya untuk seksi-seksi
tertentu), peserta training (tenaga kerja langsung, supervisor, manajer),
pelaksanaan training oleh lembaga pendidikan teknis atau oleh proyek
itu sendiri dengan mendatangkan tenaga pelatih, atau perusahaan
mendirikan unit pendidikan sendiri (untuk proyek-proyek besar), waktu
penyelenggaraan training, dan komponen biaya training (gaji, dan
jaminan sosial karyawan selama training, biaya perjalanan, makan dan
akomodasi, training fee, tenaga pengajar, dan training materials.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) aspek manajemen meliputi
manajemen pembangunan proyek dan manajemen operasi proyek. Manajemen
pembangunan proyek mengulas tentang perencanaan pelaksana proyek, sistem
dan jadwal pelaksanaan proyek, pengkaji masing-masing aspek, dsb. Sementara
manajemen operasi mengemukakan tentang bentuk organisasi / badan usaha
yang dipilih struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan serta
ketenagakerjaan. Menurut Umar (2003) aspek manajemen meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan (actuating), dan pengendalian
(controling). Sementara aspek sumber daya manusia meliputi :
DR. AdNYANA SUDIBYA
17
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Perencanaan SDM, misalnya memilih manajer proyek, memilih tim
proyek.
2. Analisis pekerjaan yang merupakan suatu proses untuk menentukan isi
suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dijelaskan kepada orang lain.
3. Rekruitmen, seleksi, dan orientasi
Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-
banyaknya calon tenaga kerja yang sesuai dengan lowongan yang
tersedia.
Seleksi pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan
guna lebih menjamin bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang
dianggap paling tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan serta jumlah
yang dibutuhkan.
Orientasi merupakan tahap untuk memperkenalkan pegawai baru
kepada situasi kerja dan kelompok kerjanya yang baru.
4. Produktivitas, yaitu sebagai perbdaningan antara hasil (output) yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
5. Pelatihan dan pengembangan
6. Prestasi kerja
7. Kompensasi
8. Perencanaan karier
DR. AdNYANA SUDIBYA
18
STUDI KELAYAKAN BISNIS
9. Keselamatan dan kesehatan kerja
10. Pemberhentian
1.5.4. Aspek finansial
Evaluasi aspek keuangan rencana investasi proyek menurut Sutojo (2002)
mencakup beberapa hal berikut :
1. Penyusunan anggaran investasi, yaitu jumlah dana yang dibutuhkan
untuk membangun dan mengoperasikan proyek
2. Struktur pembiayaan proyek yang akan dibangun
3. Perkiraan jumlah standar biaya produksi
4. Kemampuan proyek menghasilkan keuntungan
5. Analisis Break Even Point
Husnan dan Muhammad (2000) berpendapat ada lima metode yang biasa
digunakan untuk menilai aspek keuangan, yaitu :
1. Metode Average Rate of Return
2. Metode Payback period
3. Metode Net Present Value
4. Metode Internal Rate of Return
5. Metode Profitability Index
Menurut Umar (2003 : 178), aspek keuangan meliputi :
1. Kebutuhan dana dan sumbernya
DR. AdNYANA SUDIBYA
19
STUDI KELAYAKAN BISNIS
2. Aliran kas
3. Biaya modal
4. Initial dan operational cashflow
5. Analisis Kepekaan (Sensitivity analysis)
6. Penilaian dan pemilihan investasi
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis
adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan, dengan membdaningkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan
menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus ( Umar, 2003).
1.6. Penilaian Kelayakan (Feasibility Study)
Menurut Sutojo (2000), penilaian kelayakan dapat dilakukan dengan
mempergunakan dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode
discounted cash flow. Dalam metode konvesional dipergunakan dua macam
tolak ukur profitabilitas, yaitu : Payback Period dan Average Rate of Return,
sedangkan dalam metode discounted cash flow dipergunakan tiga macam tolok
ukur profitabilitas, yaitu : Net Present Value, Internal Rate of Return dan
Profitability Index.
DR. AdNYANA SUDIBYA
20
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Pada umumnya terdapat lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk
dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu :
1.6.1 . Payback Period (PP)
Menurut Umar (2003), Payback Period merupakan suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows). Adapun
rumus Payback Period adalah sebagai berikut :
Payback Period = tahun……. …………………...(2)
Keterangan :
I0 = Investasi awal
CF = Proceeds / kas masuk bersih
Kriteria Penilaian :
Jika hasil perhitungan payback period lebih cepat dari maksimum payback
period, maka usulan investasi dapat diterima.
1.6.2. Average Rate of Return (ARR)
Menurut Bambang Riyanto (2001), metode Average Rate of Return atau
Accounting Rate Return menunjukkan persentase keuntungan netto sesudah
pajak dihitung dari ”average investment” atau ”initial investment”. Apabila
ARR lebih besar daripada ”minimum accounting rate of return” maka usul
investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau lebih kecil, usulan
DR. AdNYANA SUDIBYA
21
STUDI KELAYAKAN BISNIS
investasi tersebut ditolak. Adapun rumus untuk menghitung ARR adalah
sebagai berikut :
ARR = ……………………………………….(3)
1.6.3 . Net Present Value (NPV)
Merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang
dari penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas
terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu
ditentukan tingkat bunga yang relevan dengan rumus :
NPV = ………………………………………….(4)
Keterangan : CFt = aliran kas pertahun pada periode tI0 = Investasi awalK = suku bunga (discount rate)
Kriteria Penilaian :
- Jika NPV > 0, usulan proyek diterima
- Jika NPV < 0, usulan proyek ditolak
- Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima atau
ditolak.
1.6.4. Profitability Index (PI)
DR. AdNYANA SUDIBYA
22
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Menurut Sutojo (2002) profitability index atau benefit-cost ratio proyek
adalah cara lain lagi untuk mengukur profitabilitas rencana investasi barang
modal. Dalam metode ini dihitung perbdaningan antara jumlah seluruh
present value cash inflows yang akan dikumpulkan proyek, dengan jumlah
dana yang diperlukan untuk membangun proyek tersebut. Adapun rumus
untuk menghitung PI adalah sebagai berikut :
Profitability Index = ………………………(5)
Jika PI bernilai positif, maka investasi layak untuk dijalankan. Sebaliknya
jika bernilai negatif, investasi tidak layak untuk dijalankan.
1.6.5. Metode Internal rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang atau
penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumus :
…………………………………………….......…
(6)
Keterangan :
t = tahun ke
n = jumlah tahun
I0 = Investasi awal
DR. AdNYANA SUDIBYA
23
STUDI KELAYAKAN BISNIS
CF = arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Kriteria Penilaian :
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari Rate of Return yang
ditentukan maka usulan investasi dapat diterima.
1.7. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis.
Evaluasi kelayakan rencana investasi proyek atau bisnis dilakukan
dalam dua tahap (Sutojo, 2002), yaitu :
1. Evaluasi pendahuluan (pre- evaluation study)
Evaluasi pendahuluan bertujuan untuk mencari tahu apakah ada faktor atau
faktor- faktor penghambat kritis (the critical factors) yang dapat
menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun.
Keputusan yang dapat diambil dari hasil evaluasi pendahuluan dapat berupa
pembatalan rencana investasi atau meneruskan evaluasi rencana investasi
proyek ke tahap berikutnya, yaitu studi kelayakan proyek. Pembatalan
rencana investasi dilakukan apabila diketahui bahwa faktor kritis yang
bakal menghambat jalannya operasi proyek, kemungkinan besar tidak dapat
diatasi. Faktor penghambat tersebut biasanya berupa hambatan pemasaran
produk yang akan dihasilkan proyek, atau hambatan teknis/ teknologi.
2. Studi kelayakan proyek
DR. AdNYANA SUDIBYA
24
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Fokus utama studi kelayakan proyek terpusat pada empat aspek, yaitu :
1) Pasar dan pemasaran barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek
2) Produksi teknis dan teknologis
3) Manajemen dan sumber daya manusia
4) Keuangan dan ekonomi
Aspek- aspek yang menjadi fokus evaluasi dalam studi kelayakan rencana
investasi proyek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Dengan
demikian dalam mengevaluasi aspek penelitian tertentu, para pelaksana
studi kelayakan proyek tidak boleh mengabaikan hasil temuan aspek yang
lain. Kesimpulan tentang kelayakan proyek yang direncanakan harus
didasarkan pada integrasi hasil temuan semua aspek.
1.8. Fokus Utama Studi Kelayakan Bisnis.
Fokus utama dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek keuangan
karena keputusan kelayakan bisnis (feasible) bertumpu pada alur keuangan.
Aspek studi kelayakan lainnya, harus memberi data yang mendukung aliran
keuangan tersebut. Misalnya, ketika sebuah proyek hotel menetapkan room rate
per day sama dengan $ 69, maka aspek pasar dan pemasaran harus mampu
memberi dasar kajian yang kuat mengenai harga jual tersebut, dan bagaimana
menjualnya. Demikian juga ketika hotel memproyeksikan kenaikan pendapatan
pertahun, misalnya 20% dengan kenaikan tarip kamar $5 setiap tahun, proyeksi
DR. AdNYANA SUDIBYA
25
STUDI KELAYAKAN BISNIS
dan perkiraan angka tersebut harus disertai dengan kajian peramalan yang
memiliki asumsi akurat. Demikian sebaliknya, jika ditetapkan nilai investasi
kamar hotel dinyatakan sebesar Rp.2.500.000,- per meter persegi maka nilai
investasi tersebut harus didukung dengan data perhitungan dari aspek teknik
dan produksi yang real dan akurat. Begitu juga terhadap biaya operasional,
proyek harus mampu mendeskripsikan satuan biaya yang harus dikeluarkan
secara lengkap dan terinci berdasarkan kajian dari seluruh aspek studi
kelayakan yang dilakukan.
Oleh sebab itu, berdasarkan deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa
aspek keuangan merupakan fokus utama yang menjadi insprirasi untuk
melakukan studi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan produksi, aspek
manajemen dan organisasi, dan aspek ekonomi lainnya. Fokus utama aspek
keuangan memerlukan perhitungan yang berhubungan dengan sub aspek
keuangan sebagai berikut :
1.8.1. Kebutuhan dan sumber dana
Untuk melaksanakan suatu proyek tentu diperlukan dana yang cukup
besar agar dapat mendukung keberhasilan dari proyek tersebut. Selanjutnya
pemilihan sumber dana pada dasarnya bertujuan untuk memilih sumber dana
yang pada akhirnya bisa memberikan kombinasi dengan biaya terendah, dan
tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang
DR. AdNYANA SUDIBYA
26
STUDI KELAYAKAN BISNIS
mensponsori proyek tersebut. Menurut Husnan dan Muhammad ( 2000 : 194)
ada enam sumber dana yang utama, yaitu : modal sendiri, saham biasa atau
saham preferen, obligasi, kredit bank, leasing, dan project finance. Selanjutnya
menurut Sutojo (2002), jumlah dana yang diperlukan untuk membangun dan
mengoperasikan proyek dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengadaan barang modal atau
modal tetap (fixed investment) .
Merupakan dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pra-investasi,
pengadaan tanah, infrastruktur, gedung dan prasarana bangunan, mesin dan
peralatan, kendaraan, sarana telekomunikasi, meubel dan perlatan kantor
lainnya, produksi percobaan dan bunga kredit selama pembangunan proyek
(interest during construction). Pada pos modal tetap mana anggaran
investasi terpusat, ditentukan oleh bidang usaha atau sektor usaha proyek
masing-masing (Sutojo, 2002).
b. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal kerja awal neto
(net initial working capital).
Merupakan dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi
proyek setelah pembangunannya selesai. Pada banyak sektor usaha, dana
tersebut dipergunakan untruk membiayai persediaan bahan baku dan bahan
DR. AdNYANA SUDIBYA
27
STUDI KELAYAKAN BISNIS
pembantu, piutang dagang dan persediaan uang di kas kantor perusahaan
dan di bank (Sutojo, 2002 : 102).
Menurut Husnan dan Muhammad (2000), ada dua jenis kebutuhan dana, yaitu :
1) Kebutuhan dana untuk aktiva tetap yang diperlukan untuk investasi bisa
diklasifikasikan sebagai berikut : a) aktiva tetap berwujud seperti biaya-
biaya pendahuluan dan bangunan, b) aktiva tetap tidak berwujud seperti
biaya-biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi. Untuk menaksir
kebutuhan dana aktiva tetap, digunakan informasi tentang kebutuhan fisik
dan harga-harga.
2) Kebutuhan dana untuk modal kerja, meliputi : kas, surat berharga, piutang,
persediaan, dsb.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kebutuhan fisik dapat didasarkan atas rancangan
garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap atau didasarkan atas
pengalaman dengan proyek yang sama atau agak berbeda di tempat lain.
Sementara itu, harga didasarkan atas harga yang masih berlaku, harga di waktu
lalu maupun perkiraan harga.
1.8.2. Aliran kas (Cash Flow)
Arus kas sangat penting untuk diperhatikan karena kelayakan sebuah
rencana investasi diukur pada nilai sekarang arus kasnya. Kesimpulan terhadap
kelayakan investasi tergantung pada kemampuan dalam melakukan penaksiran
DR. AdNYANA SUDIBYA
28
STUDI KELAYAKAN BISNIS
terhadap arus kas yang akan diterima dan dikeluarkan pada waktu yang akan
datang sepanjang usia ekonomis proyek. Laporan arus kas adalah laporan yang
menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan perusahaan
terhadap arus kas selama satu periode akuntansi (Brigham dan Houston, 2001).
Laporan ini memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori, yaitu :
1) Aktivitas operasi, yang mencakup laba bersih, penyusutan, dan perubahan
aktiva lancar serta kewajiban lancar selain kas dan utang jangka pendek.
2) Aktivitas investasi, yang mencakup investasi dalam atau menjual aktiva
tetap.
3) Aktivitas pembiayaan, yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun
berjalan dengan menerbitkan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang
atau saham termasuk pembayaran deviden atau kas yang digunakan untuk
pembelian kembali saham atau obligasi.
Menurut Brigham dan Houston (2001) langkah yang paling penting dan paling
sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasi arus kas proyek,
pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih tahunan setelah proyek
dijalankan, hal ini disebabkan karena banyaknya variabel, individu, dan
departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Langkah awal dalam estimasi
arus kas adalah mengidentifikasi arus kas yang relevan, yaitu arus kas khusus
yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan. Husnan dan
DR. AdNYANA SUDIBYA
29
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Muhammad (2000), juga mengatakan bahwa komponen aliran kas
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Aliran kas permulaan (Initial Cashflow)
Aliran kas permulaan merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk investasi
(outlay) pada awal periode.
2) Aliran kas operasional (Operastional Cashflow)
Merupakan aliran kas yang timbul selama opersai proyek. Adapun cara
menaksir aliran kas operasional yang benar adalah : Laba setelah pajak
ditambah penyusutan dan bunga yang dikalikan dengan (1-t).
3) Aliran kas terminal (Terminal Cashflow)
Pada umunya terdiri dari aliran kas yang diperoleh pada waktu proyek
tersebut berakhir. Pada umunya initial cashflow bernilai negatif, sedangkan
operational cashflow dan terminal cashflow bernilai positif. Aliran kas
tersebut harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak.
Menurut Haming dan Basalamah (2003) arus kas dapat dibedakan dari tiga
sudut pandang, yaitu :
1) Menurut jenis transaksi kas :
a) Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas menurut jenis
transaksinya mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Arus kas
keluar dapat digolongkan menjadi :
DR. AdNYANA SUDIBYA
30
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Pengeluaran investasi, yaitu arus kas yang ditujukan untuk membiayai
kegiatan pembangunan atau pengadaan proyek. Arus kas ini lazim
disebut arus kas awal.
2. Pengeluaran operasi, yaitu arus pengeluaran kas yang ditujukan untuk
membiayai kegiatan operasi proyek sesudah memasuki fase operasi
komersial.
3. Pengeluaran non operasi, yaitu arus pengeluaran kas yang ditujukan
untuk membiayai kegiatan yang tidak berhubungan dengan operasi
proyek, tetapi tetap berhubungan dengan organisasi atau perusahaan.
Misalnya : biaya pelayanan tamu perusahaan, seminar atau lokakarya
tertentu.
4. Pengeluaran investasi baru, yaitu arus pengeluaran kas yang ditujukan
untuk membiayai pembangunan proyek baru, daerah pemasaran baru,
dan sebagainya.
b) Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya
mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Arus kas masuk dapat
digolongkan menjadi :
1. Penerimaan operasi, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari
kegiatan penjualan atas keluaran proyek (selling revenue). Arus kas
ini lazim disebut arus kas penerimaan hasil penjualan.
DR. AdNYANA SUDIBYA
31
STUDI KELAYAKAN BISNIS
2. Penerimaan non operasi, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari
kegiatan bukan operasi proyek, sekalipun sudah memasuki fase
operasi komersial. Misalnya : penerimaan deviden, kupon ,dan jasa
giro atas dana proyek yang diinvestasikan sementara, atau hasil
penjualan aktiva tetap proyek yang tidak dipergunakan lagi.
3. Penerimaan nilai sisa proyek, yaitu arus penerimaan kas yang berasal
dari aktiva tetap proyek, yaitu arus penerimaan kas yang berasal dari
aktiva tetap proyek pada akhir usia ekonomis proyek.
2) Menurut sifat arus kas
1. Arus kas bruto (total), yaitu arus penerimaan kas yang bersifat
totalitas sebelum memperhitungkan beban pengeluaran kas yang
terkait dengan penerimaan itu. Arus kas bruto dapat pula disebut gross
margin.
2. Arus kas neto (bersih), yaitu arus penerimaan kas sesudah
memperhitungkan biaya-biaya yang harus dipikul ( net benefit).
3. Arus kas bersih sesudah pajak (net incme cashflow) adalah arus kas
yang diperoleh dari penjumlahan antara laba bersih dengan akumulasi
penyusutan dan bunga setelah pajak.
3) Menurut saat terjadinya arus kas
1. Arus kas awal (initial cashflow)
DR. AdNYANA SUDIBYA
32
STUDI KELAYAKAN BISNIS
2. Arus kas proyek berjalan (going-concern cashflow)
3. Arus kas terminal (terminal cashflow)
Dari semua tipe arus kas tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
macam arus kas yang penting dalam analisis kelayakan investasi, yaitu : arus
kas awal, arus kas bersih sesudah pajak, dan arus kas terminal.
1.8.3. Biaya modal ( Cost of Capital )
Penggunaaan sumber dana perusahaan pada saat merencanakan
investasi menimbulkan biaya modal. Biaya modal menurut Husnan dan
Muhammad (2000) adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena
menggunakan sumber dana tertentu. Biaya modal sering dipakai sebagai tingkat
keuntungan yang layak dari proyek itu atau sering juga disebut sebagai cut off
rate.
Ada dua macam biaya modal, yaitu :
1. Biaya modal individual, yang terdiri dari :
a. Biaya utang (Cost of debt), yaitu biaya yang kita tanggung karena kita
menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman.
b. Biaya saham preferen, yaitu biaya yang harus ditanggung akibat dari
adanya biaya emisi saham.
DR. AdNYANA SUDIBYA
33
STUDI KELAYAKAN BISNIS
c. Biaya saham biasa, yaitu tingkat keuntungan minimal yang harus
diperoleh suatu investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri, agar
harga saham perusahaan tersebut tidak turun.
d. Biaya laba ditahan, yaitu biaya yang ditanggung perusahaan akibat dari
adanya pembagian laba ditahan dan pengeluaran saham baru.
2. Biaya Modal rata-rata tertimbang, yaitu biaya yang
timbul akibat dari adanya pinjaman modal dan penggunaan modal sendiri,
sehingga cut off rate nya sebesar biaya modal baik dari utang maupun dari
modal sendiri (dari perusahaan yang menggunakan utang).
Menurut Umar (2003), ada beberapa sumber dana, yaitu :
1. Biaya utang
2. Biaya modal sendiri
Biaya modal sendiri dapat dibagi atas biaya saham preferen, biaya saham biasa,
dan biaya laba ditahan.
1.8.4. IDC ( Interest During Construction )
Untuk membangun proyek skala menengah dan besar biasanya investor
membutuhkan bantuan pinjaman dari bank umum atau lembaga keuangan non-
bank. Menjadi kebiasaan dalam dunia perbankan, kreditur akan memberi
kelonggaran kepada investor untuk selama masa pembangunan proyek,
menanggunakan pembayaran bunga kredit. Bunga yang ditangguhkan
DR. AdNYANA SUDIBYA
34
STUDI KELAYAKAN BISNIS
pembayarannnya itu disebut bunga selama masa pembangunan proyek (interest
during construction period - IDC), dan dimasukkan dalam anggaran investasi
(Sutojo, 2000 : 9). Jumlah bunga kredit yang ditunda sama dengan jumlah saldo
kredit terutang dalam waktu penundaan dikalikan dengan persentase suku
bunga kredit per tahun (Sutojo, 2002).
1.8.5. Peramalan dan metodenya.
Salah satu syarat agar pemasaran produk / jasa yang ditawarkan dapat
diterima oleh pasar adalah tersedianya jumlah permintaan pasar yang cukup
untuk dapat menyerap produk / jasa tersebut. Untuk mendapatkan gambaran
apakah pada masa yang akan datang terdapat cukup permintaan pasar dan
memperoleh gambaran pesaing adalah dengan cara menelaah terlebih dahulu
perkembangan permintaan produk / jasa melalui peramalan jumlah permintaan.
Menurut Sutojo (2002), menyatakan bahwa penyusunan perkiraan
jumlah permintaan produk pada masa operasi proyek nantinya dilakukan dalam
tiga tahap, yaitu : melakukan riset pasar dan pemasaran, menyusun demand
forecast product dengan mempergunakan metode demand forecast dan
menyusun demand forecast final yang akan dipergunakan sebagai bahan
masukan evaluasi aspek pemasaran dan kegunaan yang lain. Riset pasar dan
pemasaran dilakukan dengan menganalisa data sekunder yang berhasil
dikumpulkan selama studi kelayakan proyek maupun dengan melakukan
DR. AdNYANA SUDIBYA
35
STUDI KELAYAKAN BISNIS
pengamatan dan wawancara dengan sumber data dan informasi yang kredibel
serta pengumpulan data primer lainnya.
Lebih lanjut Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa ada
beberapa metode peramalan yang dapat digunakan, yaitu :
a. Metode Pendapat
b. Metode Tes / Eksperimen
c. Metode Survey
d. Metode Time Series
e. Metode Regresi Korelasi
f. Metode Input Output
Peramalan yang berjangka waktu panjang digunakan metode time series dan
metode regresi korelasi. Metode regresi korelasi berdasarkan pada hubungan
sebab akibat antara dua variabel yang nampak dalam persamaan regresi,
sedangkan korelasi merupakan alat bantu untuk mengetahui intensitas
hubungan antara variabel bersangkutan. Metode time series semata-mata
berdasarkan pada data dan keadaaan masa lampau, hasil peramalan akan cukup
akurat jika keadaan masa datang cukup stabil dalam arti tidak banyak berbeda
dengan keadaan masa lampau. Beberapa metode yang digunakan adalah :
metode trend linear, metode moving average, metode smoothing
(penghalusan). Teknik peramalan dalam jangka waktu menengah dan panjang
DR. AdNYANA SUDIBYA
36
STUDI KELAYAKAN BISNIS
menggunakan metode trend, yaitu persamaan linear, kuadrat, dan logaritme
linear (simple eksponential) dan hanya menggunakan pendekatan kuadrat
terkecil (least squared).
a. Metode pendapat
Metode pendapat pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
mendalam dengan pelaku bisnis yang relevan dengan prediksi bambu (
Depth Interview).
b. Metode Trend Linier
Metode ini digunakan jika diagram scatter dari data masa lalu yang tersedia
cenderung merupakan garis lurus (Husnan dan Muhammad, 2000). Fungsi
persamaan dari metode ini adalah :
Y = a + bx ………………………………..……..(7)
Dimana koefisien a dan b dapat diperoleh dengan :
a = ………………………………………(8)
b = ...............................................................(9)
Jika = 0 ............................................................(10)
Keterangan :
Y = variabel permintaan masa tertentu (misalkan satu tahun)
a = variabel permintaan rata-rata pada waktu lampau
DR. AdNYANA SUDIBYA
37
STUDI KELAYAKAN BISNIS
b = nilai trend perubahan permintaan dari satu waktu ke waktu berikutnya
X = proyeksi yang dicari
n = jumlah data
c. Metode Trend Kuadratik
Metode ini digunakan jika diagram scatter dari data masa lalu yang tersedia
cenderung berbentuk parabola (Husnan dan Muhammad, 2000 : 50). Fungsi
persaman dari metode ini adalah :
Y = a + bX + cX2 ...........................................................(11)
Dimana koefisien a, b dan c diperoleh dengan :
a = ………………………………(12)
b = ……………………………....(13)
c =
……………………………(14)
Jika = 0 .................................................(15)
c. Metode Trend Simple Exponential
Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan
perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung
naik (Husnan dan Muhammad, 2000). Fungsi persamaan dari metode ini
DR. AdNYANA SUDIBYA
38
STUDI KELAYAKAN BISNIS
adalah : Y1 = abx yang dapat diubah dalam fungsi logaritma : log Y1 = log a
+ (log b)X, jika = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan
persamaan :
Log a = ………………………………………(16)
log b = ............................................................(17)
Sedangkan hasil peramalan dilakukan dengan mencari arti logaritma dari
hasil peramalan dengan fungsi logaritma tersebut.
1.8.6. Resiko investasi
Dalam analisis kelayakan investasi dari suatu proyek bisnis, layak atau tidak
didasarkan pada hasil telaah proyeksi arus kas bersih sesudah pajak yang
diestimasikan akan diterima di masa mendatang selama usia ekonomis proyek.
Waktu yang akan datang merupakan sebuah perkiraan dan penuh
ketidakpastian sehingga tidak ada satupun jaminan yang pasti bahwa itu benar-
benar akan sama. Perubahan kondisi akan datang harus dapat diestimasikan
secara akurat, dan kemudian diterjemahkan ke dalam proyeksi arus kas untuk
menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan. Kondisi masa datang
dibedakan menjadi : kondisi pasti, kondisi penuh risiko, dan kondisi
ketidakpastian. Kondisi penuh risiko (risk condition) didefinisikan sebagai
keadaan masa datang dimana kejadian yang mungkin itu menuju pada beberapa
DR. AdNYANA SUDIBYA
39
STUDI KELAYAKAN BISNIS
alternatif yang diketahui nilai pengharapannya. Kondisi ketidakpastian
(uncertainty condition) adalah kondisi masa datang, dimana kejadian yang
mungkin itu memiliki berbagai alternatif peristiwa yang tidak diketahui nilai
pengharapannya. Kondisi yang pasti (certainty) merupakan kondisi yang
dihadapi dimana pada kondisi itu, jenis kejadian beserta hasil atau akibatnya
diketahui dengan pasti. Dalam studi kelayakan, kondisi masa datang yang
selalu diperhitungkan adalah kondisi yang mengdanung risiko (risk condition),
artinya evaluator proyek dianggap telah memiliki informasi yang lengkap
mengenai proyek yang sedang dikaji (Haming dan Basalamah, 2003).
Menurut Husnan dan Muhammad (2000), risiko digambarkan dengan
stdanar deviasi ( ) dengan rumus sebagai berikut :
…………………………………………………
(18)
Dimana :
n = Jumlah observasi
Xi = nilai observasi ke-i
X = nilai rata-rata
= penjumlahan
Pada garis besarnya ada dua pendekatan untuk memasukkan faktor
resiko dalam berinvestasi, yaitu : mengukur resiko dalam bentuk ketidakpastian
DR. AdNYANA SUDIBYA
40
STUDI KELAYAKAN BISNIS
arus kas dan menggunakan konsep hubungan yang positif antara resiko dengan
tingkat keuntungan yang dianggap layak ( Suad Husnan dan Pudjiastuti, 2002 ).
1.9. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis.
Tahapan studi kelakan bisnis dimulai dengan ide bisnis, kemudian
dilanjutkan dengan membuat perhitungan investasi yang diperlukan. Ide bisnis
yang akan dikembangkan tersebut dilanjutkan dengan penilaian terhadap pasar
dengan membuat analisis demand.
Berikutnya, seluruh kebutuhan investasi yang diperlukan dan biaya-
biaya yang berhubungan dengan pasar dan men deliver-nya ke pasar (tindakan
pemasaran)melalui organisasi dan manajemen yang telah didisain sebelumnya,
diperoleh hasil perhitungan dengan melakukan analisis biaya. Hasil yang
diperoleh dipertemukan dengan perkiraan pendapatan sehingga diperoleh
perkiraan arus kas (estimated cash flow).
Proyeksi cash flow dihubungkan dengan investasi awal (initial
investment) akan menghasilkan proyeksi arus kas yang sudah di-discounted
unruk mendapatkan hasil perhitungan kas nilai sekarang (net present cash
flow). Aliran cash flow menjadi dasar dalam menghitung tngkat kelayakan
proyek.
Skematika dasar dalam alur studi kelayakan bisnis dapat digambarkan
sebagai Stage Feasibility Study berikut ini :
DR. AdNYANA SUDIBYA
41
INVESTASI BISNIS
ANALISISDEMAND
ANALISISBIAYA
ESTIMATEDCASH FLOW
INITIALINVESTMENT
CASH FLOWPROJECTION
PAYBACK METHODS
MIN
RATE OF DISCONTO
DISCOUNTED CASH FLOW
NET PRESENT VALUE
DITERIMANPV > 0
DITOLAKNPV < 0
STUDI KELAYAKAN BISNIS
DAPTAR PUSTAKA
DR. AdNYANA SUDIBYA
42
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Dewa Gede Narendra. 2004. Analisis Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Ekspor Furniture PT. Bamboo Road Indonesia. Tesis Magister Manajemen Universitas Udayana, Bali.
Gitman, L.J. 2000. Principles of Managerial Finance. 9th ed. Addison Wesley, Reading Massachusetts.
Haming, M., dan Basalamah, S. 2003. Studi Kelayakan Investasi : Proyek dan Bisnis. Jakarta : PPM.
Husnan, S., Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, S. dan Pudjiastuti, E. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Indriyanto, N., dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE.
Kottler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jakarta : PT. Prehalindo.
Rustiono Budi Satoto. 2005. Analisis Kelayakan Investasi Apotek Kimia Farma 82 Kartika Plaza Kuta Unit Bisnis Area Bali PT. Kimia Farma Apotek (Persero). Tesis Magister Manajemen Universitas Udayana, Bali.
Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sudibya, Adnyana. 2004. Evaluasi Proyek : Persaingan , Kegagalan Pasar, dan Eksternalitas. Modul Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Keempat. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S.2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sutojo, S. 2002. Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik dan Kasus. Edisi baru. Jakarta : PT. Damar Mulia Pustaka.
DR. AdNYANA SUDIBYA
43
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Sutojo, S. 2000. Pembiayaan Investasi Proyek (Capital Budgeting). Edisi Pertama. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
DR. AdNYANA SUDIBYA
44